keefektifan model pembelajaran …lib.unnes.ac.id/26423/1/full.pdfkeefektifan model pembelajaran...
TRANSCRIPT
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD DAN NHT BERBANTUAN ALAT PERAGA
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DI SMA EFATA SOE
KABUPATEN TTS
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan
Oleh
Nonci M. Uki
0402513103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
i
ii
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“ Kekuatan TUHAN nyata dalam hidup kita saat kita menghadapi masalah tanpa
putus asa”
Tesis ini dipersembahkan kepada:
1. Almamater tercinta Universitas Negeri Semarang
2. STKIP SoE
3. Keluarga tercinta
iv
ABSTRAK
Uki, N.M. 2015. “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan
NHT Berbantuan Alat Peraga Sistem Pernapasan Manusia Di SMA Efata
SoE Kab. TTS” Tesis, Program Studi pendidikan ilmu pengetahuan alam,
program pascasarjana, Universitas negeri semarang. Pembimbing I Prof.
Dr. Priyantini Widiyaningrum, M.S., pembimbing II Dr. Ir. Dyah. R.
Indriyanti, M.P.
v
ABSTRACT
Uki, N.M. 2015. " The effectiveness of Cooperative Learning STAD and NHT
Models Assisted with Learning Tools about Human Respiratory System in Efata
Senior High School, SoE, TTS" Department of natural science education, Thesism
graduate programs, Semarang State University. Supervisor I Prof. Dr. Priyantini
Widiyaningrum, M.S. supervisor II Dr. Ir. Rini Dyah Indriyanti , M.P.
Keywords: Learning tools, learning outcomes, motivation, NHT, STAD
The observation results in some schools in Timor Tengah Selatan (TTS) shows
that student learning results obtained are still below the minimum completeness
criteria ( KKM ). This is because the limitless of teachers’ in selecting appropriate
methods in learning process, and there are many teachers who do not utilize the
learning medium so the students feel bored and ultimately affect the students’
motivation and learning outcomes. This study aimed to analyze the effectiveness
of cooperative learning STAD model, NHT and Conventional assisted with
learning tools toward students’ motivation and learning outcomes about human
respiratory system. The method used is Quasi- Experiment with design
Nonequivalent control group design involving three classes, which use the model
of STAD, NHT and Conventional. The data were analyzed using ANOVA test
one lane at α = 0.05. The results showed that the average results of the study
group STAD (36.47), NHT group (41.20) and Conventional (34.84) , show
significant differences at the 0.05 significance level . The use of cooperative
learning model NHT assisted with learning tools is more effectively improve
students’ learning outcomes compared with STAD and conventional models. The
average students’ motivation STAD class ( 50.20 ) , class NHT ( 52.07 ) and
Conventional ( 50.11 ) , did not show a difference at a significance level of 0.05
thus be concluded that all three models applied learning did not affect students'
motivation .
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan NHT
Berbantuan Alat Peraga Sistem Pernapasan di SMA Efata SoE Kabupaten TTS”.
Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan sebelum memulai penelitian
dalam meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan IPA
Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian tesis
ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para
pembimbing: Prof. Dr. Priyantini Widiyaningrum, M.S (Pembimbing I) dan Dr.
Ir. Dyah Rini Indriyanti M.P (Pembimbing II) yang telah meluangkan waktu dan
pemikiran untuk penyusunan tesis ini.
Ucapan terimakasih peneliti sampaikan pula kepada semua pihak yang
telah membantu selama proses penyelesaian studi, diantaranya:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Direksi pascasarjana Universitas Negeri Semarang atas dukungan kelancaran
yang diberikan bagi pebulis dalam menempuh studi.
3. Ketua Program studi IPA Universitas Negeri Semarang yang menyediakan
kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
4. Ketua STKIP SoE dan seluruh citivitas akademika yang telah mendukung
penulis dalam menyelesaikan studi dan pelaksanaan penelitian.
5. Ketua Yayasan Perguruan Tinggi SoE yang mengijinkan penulis mengikuti
program perkuliahan pada Pascasarjana Unnes.
6. Ketua Yayasan Victory Kupang yang telah memberikan bantuan biaya
perkuliahan bagi penulis selama masa studi di Pascasarjana Unnes.
7. Teman-teman mahasiswa S2 program studi Pendidikan IPA Konsentrasi
Biologi Reguler Pascasarjana Universitas Negeri Semarang atas segala
vii
bantuan dan kebersamaan selama menempuh pendidikan di program studi
Pendidikan IPA.
8. Teman-teman S2 dari STKIP SoE atas segala motivasi dan dukungannya
selama perkuliahan di Semarang.
9. Orang tua tercinta Bapak Mesakh Uki, Ibu Yuliana Uki Sanam, Kak Mel
bersama Kak Uce, Amon, Anja & yang terkasih kak Sisko, terimakasih atas
doa dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan studi di program
magister.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan program magister
di Pascasarja Universitas Negeri Semarang
Penulis sadar bahwa dalam tesis ini mungkin masih terdapat kekurangan,
baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil tesis ini
bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, November 2015
Nonci M. Uki
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………
PERNYATAAN KEASLIAN………………………………..
MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………..
ABSTRAK……………………………………………………...
ABSTRACT…………………………………………………...
PRAKATA……………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………..
DAFTAR TABEL……………………………………………
DAFTAR GAMBAR………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………
1.1 Latar Belakang……………………………………………..
1.2 Identifikasi Masalah………………………………………
1.3 Cakupan Masalah…………………………………………
1.4 Rumusan Masalah………………………………………...
1.5 Tujuan Penelitian…………………………………………
1.6 Manfaat Penelitian………………………………………….
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS,
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS……
2.1 KajianPustaka……………………………………………
2.2 Kerangka Teoritis…………………………………………..
2.3 Kerangka Berpikir…………………………..........................
2.4 Hipotesis Penelitian……………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN…………………………..
3.1 Desain Penelitian…………………………………………….
3.2 Populasi dan Sampel………………………………………...
3.3 Variabel Penelitan……………………………….…………..
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data…………………..
3.5 Teknik Analisis Data………………………………………...
I ii
iii
iv
v
vii
ix
xi
xii
xiii
xiv
1
1
4
5
6
6
7
8
8
10
21
22
23
23
23
24
24
25
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………….. 33
4.1 Hasil Penelitian………………………………………………. 33
4.2 Pembahasan………………………………………………….. 39
BAB V PENUTUP……………………………………………… 46
5.1 Simpulan…………………………………………………... 46
5.2 Saran…………………………………………………………. 46
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………. 47
LAMPIRAN…………………………………………………… 51
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Pola Rancangan Penelitian…………………………………. 23
3.2 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ………………… 25
3.3 Kriteria Indeks Gain………………………………………… 30
4.1 Rata-rata Nilai Pretest dan Postest dari Kelas STAD, NHT
dan Konvensional…………………………………………… 32
4.2 Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Antara Nilai Postets –
pretest pada kelas STAD, NHT dan Konvensional………… 33
4.3. Perbedaan Rata-rata N-Gain Nilai Kognitif Siswa………… 34
4.4 Rata-rata Total Skor Sikap Siswa……………………………... 35
4.5 Uji Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT dan
Konvensional terhadap Sikap Siswa………………………….. 37
4.6 Rata-Rata Total Skor Psikomotorik Siswa……………………. 37
4.7 Uji Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT dan
Konvensional terhadap Psikomotorik Siswa…………………. 38
4.8 Analisis Data Deskriptif Motivasi Belajar Siswa…………… 39
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir 21
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus………………………………………………………………... 52
2. Lembar Validasi Silabus………………………………………………. 55
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)…………………………… 59
4. Lembar Validasi RPP………………………………………………… 87
5. Bahan Ajar……………………………………………………………. 91
6. Lembar Validasi Bahan Ajar…………………………………………. 118
7. Lembar Kerja Siswa (LKS)…………………………………………… 122
8. Lembar Validasi LKS…………………………………………………. 130
9. Alat evaluasi…………………………………………………………….. 133
10. Skor Hasil Uji Coba Soal……………………………………………… 139
11. Uji Validitas Dan Releabilitas Soal……………………………………. 142
12. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Dan Tingkat Kesukaran Soal……… 145
13. Hasil Akhir Pretest……………………………………………………… 146
14. Hasil Akhir Postest…………………………………………………….. 151
15. Uji Homogenitas dan Normalitas Nilai Pretest dan Postest…………… 156
16. Uji Anova Satu JalurNilai Pretest dan Posttest………………………… 157
17. Nilai Akhir Selisih Posttest-Pretest…………………………………….. 158
18. Homogenitas dan Normalitas selisih Nilai Posttest-Pretest…………….. 161
xiii
19. Anova Satu Jalur Selisih Nilai Posttest-Pretest…………………………
20. Uji Beda Rata-Rata Selisih Nilai Posttest-Pretest Menggunakan Post
162
Hoc……………………………………………………………………… 163
21. Perhitungan N-Gain untuk Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa….
164
22. Angket Motivasi Belajar Siswa………………………………………….
168
23. Skor Motivasi Belajar Siswa…………………………………………….
170
24. Normalitas, Homogenitas dan Rata-Rata, Motivasi Belajar siswa……...
174
25. Angket Sikap Siswa……………………………………………………...
176
26. Skor Hasil sikap Siswa…………………………………………………..
178
27. Normalitas, Homogenitas dan Rata-Rata, Hasil Sikap Siswa…………..
182
28. Uji Beda Rata-Rata Sikap Siswa………………………………………... 183
29. Angket Psikomotorik Siswa……………………………………………..
184
30. Skor Hasil Psikomotorik Siswa………………………………………….
185
31. Normalitas, Homogenitas dan Rata-Rata Psikomotorik siswa………….
188
32. Uji Beda Rata-Rata Psikomotorik Siswa………………………………...
189
33. Analisis Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT dan Konvensional
Terhadap Psikomotorik Siswa…………………………………………... 190
34. Foto-foto Penelitian……………………………………………………... 193
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil observsi di beberapa sekolah di Kabupaten Timor Tengah
Selatan (TTS) menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa masih
di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). Hal ini disebabkan karena
sarana prasarana dalam proses pembelajaran yang kurang memadai,
keterbatasan kreativitas guru dalam memilih metode yang tepat dalam proses
pembelajaran, keterbatasan guru dalam mengembangkan berbagai strategi
pembelajaran yang menarik siswa untuk belajar, dan masih banyak guru yang
belum memanfaatkan media pembelajaran sehingga siswa merasa bosan dan
pada akhirnya berpengaruh pada motivasi dan hasil belajar siswa. Oleh
Karena itu, guru diharapkan untuk menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi serta menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran sehingga
dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar secara mandiri dan bekerja
sama dengan peserta didik yang lain.
Materi sistem pernapasan pada manusia merupakan materi yang
bersifat abstrak dan berkaitan dengan mekanisme serta proses yang terjadi di
dalam tubuh, sehingga sulit bagi siswa untuk memahami materi tersebut.
Oleh karena itu, untuk membantu siswa dalam memahami materi sistem
pernapasan pada manusia maka dalam proses pembelajarannya diperlukan
bantuan alat peraga.
1
2
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga merupakan suatu
rangkaian kegiatan untuk menyampaikan materi pelajaran yang bertujuan
memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif belajar, sehingga
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan serta menumbuhkan motivasi
siswa untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi seperti bertanya
terhadap sesuatu yang belum dipahami.
Alat peraga dapat menjelaskan/menunjukkan/membuktikan
konsep-konsep atau gejala-gejala yang dipelajari. Pemanfaatan alat peraga
diharapkan mampu mengurangi kesulitan yang dialami siswa dan membantu
guru dalam pembelajaran sehingga penyampaian konsep lebih bermakna dan
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarinya,
dengan demikian akan tercipta suatu proses pembelajaran yang berkualitas.
Hasil observasi di SMA Efata SoE dalam pembelajaran biologi
terutama materi sistem pernapasan pada manusia, ternyata proses
pembelajarannya berpusat pada buku paket yang sudah ada, belum
memanfaatkan media pembelajaran berupa alat peraga dan kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas dalam proses
pembelajaran sehingga motivasi dan hasil belajar siswa rendah.
Katili (2009) mengemukakan bahwa kebiasaan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran masih cenderung menggunakan metode
konvensional yaitu guru sebagai pusat pembelajaran. Guru cenderung
menulis di papan tulis, ceramah, dan siswa mencatat, sehingga motivasi dan
hasil belajar siswa di bawah KKM yang sudah ditentukan.
3
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
perlu adanya perubahan pendekatan pembelajaran yang semula teacher
centered menjadi student centered. Pembelajaran secara klasikal yang berubah
menjadi pembelajaran kooperatif, bertujuan untuk memaksimalkan kerja
sama antar siswa dengan latar belakang dan kemampuan yang heterogen
dalam kelompok-kelompok kecil. Oleh karena itu, guru diharapkan
mengurangi dominasi di dalam kelas, siswa harus aktif berpartisipasi
menemukan dan membentuk sendiri pengetahuannya. Ada berbagai model
pembelajaran kooperatif, di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Student Team Achievement Division (STAD ) dan pembelajaan kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT).
Metode STAD merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif yang sederhana untuk permulaan bagi guru yang menggunakan
pendekatan kooperatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher centered
menjadi student centered. Hal ini didukung oleh pendapat Slavin (2008) yang
menyatakan bahwa pada model STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar
beranggota 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, dan
jenis kelamin. Guru menyajikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam tim
dan memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran
tersebut. Kemudian, seluruh siswa diberikan tes tentang materi tersebut, pada
saat tes siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu.
4
Metode NHT yang merupakan metode belajar kelompok yang
diawali dengan pemberian nomor kepada setiap anggota kelompok, nomor-
nomor tersebut yang akan menjadi identitas siswa dalam proses pembelajaran.
Ciri khas dari NHT yaitu guru hanya menunjuk siswa dengan menyebutkan
salah satu nomor yang mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya. Hal ini merupakan upaya sangat baik untuk meningkatkan
tanggung jawab individu dalam diskusi kelompok, serta adanya saling
ketergantungan antara sesama individu dalam kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian Balfakih (203) menyimpulkan bahwa
hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe STAD lebih baik
dari pada dengan model konvensional. Sedangkan hasil belajar siswa yang
menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih baik dari pada dengan model
konvensional (Jamalong 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dan NHT
memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada dengan model
konvensional (Sunandar 2008). Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan
penelitian tentang keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
NHT berbantuan alat peraga sistem pernapasan manusia di SMA Efata Soe
Kabupaten TTS. Dari kedua model ini, manakah yang lebih efektif dalam
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan khususnya di SMA Efata SoE
sebagai berikut;
a. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran biologi pada
materi sistem pernapasan pada manusia
b. Hasil belajar siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM).
c. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga
siswa menjadi malas dan jenuh.
d. Kurangnya pemanfaatan alat peraga dalam proses pembelajaran
1.3 Cakupan Masalah
Untuk menghindari perbedaan penafsiran, maka perlu diberikan
cakupan masalah sebagai berikut:
a. Keefektivan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu, besarnya pengaruh
penerapan metode pembelajaran STAD dan NHT berbantuan alat peraga
dilihat dari hasil belajar kognitif siswa.
b. Model pembelajaran STAD lebih menekankan kepada pembentukan
kelompok. Kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk
menyelesaikan suatu permasalahan.
c. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan ciri utamanya penomoran
dengan adanya penomoran maka siswa akan merasa bertanggungjawab
atas anggota kelompoknya.
6
d. Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar,
dimana alat peraga membuat materi ajar yang abstrak menjadi
konkrit.Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga
mekanisme pernapasan pada manusia dan alat peraga untuk mengetahui
efek rokok bagi kesehatan, yang akan dibuat oleh siswa.
1.4 Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga,
lebih efektif dari pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan alat peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada
materi sistem pernapasan pada manusia?
b. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga,
lebih efektif dari pada model konvensional terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia ?
c. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga,
lebih efektif dari pada model konvensional terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia ?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
a. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan alat peraga dengan model NHT berbantuan alat peraga
7
terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan
pada manusia.
b. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan alat peraga dengan model konvensional terhadap motivasi dan
hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia.
c. Menganalisis keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
berbantuan alat peraga dengan model konvensional terhadap motivasi dan
hasil belajar siswa pada materi sistem pernapasan pada manusia.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai pertimbangan
dalam pemilihan model pembelajaran sebagai upaya untuk menyajikan
materi pelajaran agar lebih menarik.
b. Bagi siswa, pengembangan proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan NHT berbantuan alat
peraga diharapkan dapat memberikan sumbangan bermanfaat untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA
BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmayanti dan Amaria
(2013) tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STADpada
materi koloid, menunjukkan bahwa, rata-rata ketuntasan belajar siswa
mengalami peningkatan dari pretest ke posttestyaitu sebesar 35% menjadi
80%. Respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD
sebesar 78% yang dinyatakan kuat. Kemampuan guru mengelola model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mendukung peningkatan ketuntasan
belajar siswa. Guru yang mampu mengelola model pembelajaran kooperatif
dengan baik membuat siswa bersemangat dan mengalami proses belajar
dengan maksimal, sehingga ketuntasan belajar siswa pun meningkat. Hal ini
didukung oleh penelitian Lailiyah et al. (2013) yang menunjukkan bahwa
ketuntasan klasikal siswa meningkat seiring dengan meningkatnya
kemampuan guru mengelola model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Penelitian yang dilakukan oleh Balfakih (2003) tentang
STADdengan menggunakan dua kelompok, kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen dilakukan di provinsi Timur
dengan hasil 8, 97 poin, sedangkan kelompok kontrol dilakukan di provinsi
Utara dengan hasil 8,75 poin. Dari data yang diperoleh terdapat perbedaan
antara group kontrol dan group eksperimen. Dat (2013) menyimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif efektif dalam meningkatkan tingkat prestasi
8
9
akademik siswa dan meningkatkan sikap positif siswa terhadap matematika di
sekolah menengah Vietnam.
Siregar (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan
nilai rata-rata postestdi kelas eksperimen sebesar 77,4. Sedangkan di kelas
kontrol diperoleh nilai rata-rata postest sebesar 69,9. Artinya terdapat
perbedaan rata-rata nilai postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Selain meningkatkan hasil belajar siswa, model pembelajaran kooperatif tipe
NHT ternyata dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini ditunjukkan
dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, diperoleh bahwa
aktivitas siswa mengalami peningkatan yang positif.
Menurut Tiya dan Anggo (2012), model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dapat meningkatkan penguasaan konsep matematika siswa pada
pokok bahasan statistika dan hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan
peningkatan yang signifikan, dengan nilai rata-rata 34,83 menjadi 55,00 pada
akhir siklus 1, pada akhir siklus II 77,67, dan pada akhir siklus III 80,83.
Menurut Jamalong (2012), hasil belajar siswa sebelum
diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak ada satu pun
siswa yang mencapai tingkat ketuntasan. Setelah diterapkan metode kooperatif
tipe NHT pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang mencapai
ketuntasan sebanyak 11 siswa (34,38%) dan pada siklus II terdapat 20 siswa
(54,82%) yang mencapai ketuntasan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa model
10
kooperatif tipe NHT sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Intani (2009), hasil belajar dapat ditingkatkan dengan model
pembelajaran NHT, hal ini ditunjukan oleh rata-rata nilai tes akhir siklus I dari
64,11 menjadi 68,4% dan pada siklus 2 ketuntasan belajar klasikal meningkat
dari 68,4% menjadi 77,5%.
Menurut Anidityas et al. (2012) hasil penelitinnya menunjukkan
bahwa keaktifan siswa termasuk kategori sangat baik yaitu sebesar 93%.
Secara klasikal ketuntasan belajar siswa termasuk dalam kriteria sangat baik
yakni sebesar 89,58%, serta tanggapan siswa selama proses pembelajaran
termasuk kriteria sangat baik, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat
peraga sistem pernapasan manusia dapat mengoptimalkan kualitas belajar
siswa.
Menurut Prasetyarini et al. (2013), hasil penelitian menunjukan
bahwa pemanfaatan alat peraga IPA dapat meningkatkan pemahaman konsep
fisika siswa. Hal ini ditandai dengan meningkatnya pemahaman konsep fisika
siswa pada tiap siklus.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut maka perlu
dilakukan penelitian bagaimana keefektifan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan NHT berbantuan alat peraga terhadap motivasi dan hasil
belajar siswa SMA.
2.2 Kerangka Teoretis
2.2.1 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2008) adalah
pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas
11
dijadikan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang
untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Menurut Riyanto
(2010) bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik, sekaligus
keterampilan sosial. Sementara itu, Hayati (2002) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling
berinteraksi.
Pembelajaran sistem kooperatif, siswa belajar bekerja sama
dengan anggota lainnya. Model pembelajaran kooperatif siswa memiliki
dua model tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan
membantu sesama anggota kelompok kecil dan mereka melakukan
seorang diri (Rusman, 2011). Model pembelajaran kelompok adalah
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-
kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan (Riyanto, 2010). Disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri atas 4-5 orang siswa dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen.
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri yaitu: a)
setiap anggota memiliki peran, b) terjadi hubungan interaksi langsung
diantara siswa, c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas
12
belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, d) guru membantu
mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, e)
guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya
tiga tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap individu, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim,
2000).
Teori yang menjadi pendukung model pembelajaran kooperatif
adalah: 1) teori psikologi kognitif (Piaget dan Vygotsky), dan 2) teori
psikologi sosial (Dewey, Thelan, Allport, dan Lewin)
1. Teori psikologi kognitif
a. Teori Piaget
Pieget memandang bahwa setiap anak memiliki rasa ingin
tahu bahwa yang mendorongnya untuk berinteraksi dengan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkunan sosialnya.
Piaget meyakini bahwa pengalaman secara fisik dan
pemanipulasian lingkungan akan mengembangkan
kemampuannya. Ia juga mempercayai bahwa interaksi sosial
dengan teman sebaya, khususnya dalam mengemukakan ide dan
berdiskusi akan membantunya memperjelas hasil pemikirannya
dan menjadikan hasil pemikirannya lebih logis. Melalui pertukaran
ide dengan teman lain, seorang anak yang sebelumnya memiliki
subjektif terhadap sesuatu yang diamati akan merubah
13
pemikirannya menjadi objektif. Aktivitas berpikir anak seperti itu
terorganisasi dalam suatu struktur kognitif (mental) yang disebut
dengan scheme atau pola berpikir (patterns of behavior or thinking)
Riyanto (2010).
b. Teori Vygotsky
Vygotsky dalam memandang perkembangan kognitif anak
secara akuisisi (sistem isyarat) terjadi dalam sekuen tahapan yang
invarian untuk setiap anak sebagaimana disampaikan oleh Piaget.
Namun, Vygotsky berbeda dalam memandang perkembangan
kognitif anak. Ia meyakini bahwa perkembangan kognitif anak
terkait sangat kuat dengan masukan dai orang lain. Vygotsky
mendasarkan karyanya pada dua ide utama. Pertama,
perkembangan intelektual dapat dipahami hanya bila ditinjau dari
konteks pengalaman historis dan budaya anak. Kedua,
perkembangan bergantung pada sistem-sistem isyarat (sign system)
dimana ia tumbuh (Hayati, 2002).
Teori Vygotsky mempunyai dua implikasi utama dalam
pembelajaran yaitu, perlunya pengelola pembelajaran secara
kooperatif dengan pengelompokan peserta didik secara heterogen
dari sisi kemampuan akademik, dan pendekatan pembelajaran yang
menekankan pentingnya scaffolding, dengan menekankan
pentingnya tanggung jawab peserta didik pada tugas belajarnya
(Hayati, 2002).
14
2. Teori psikologi sosial
a. Teori John Dewey dan Herbert Thelan
Teori John Dewey menyatakan bahwa, kelas seharusnya
merupakan cermin dari masyarakat luas dan berfungsi sebagi
laboratorium belajar dalam kehidupan nyata. Dewey menegaskan
bahwa guru perlu menciptakan sistem sosial yang bercirikan
demokrasi dan proses ilmiah dalam lingkungan belajar peserta
didik dalam kelas. Tanggung jawab utama guru adalah memotivasi
peserta didik untuk belajar secara kooperatif dan memikirkan
masalah-masalah sosial yang penting setiap hari. Bersamaan dalam
aktivitasnya memecahkan masalah dalam kelompoknya, peserta
didik belajar prinsip-prinsip demokrasi melalui interaksi dengan
peserta didik lain (Arends, 1997).
b. Teori Gordon Allport
Allport berpandangan bahwa hukum saja tidaklah cukup
untuk mengurangi kecurigaan dan meningkatkan penerimaan
secara baik antar kelompok. Pandangan Allport dikenal dengan the
nature of prejudice. Untuk mengurangi kecurigaan dan
meningkatkan penerimaan satu sama lain adalah dengan jalan
mengumpulkan mereka (antar suku atau ras) dalam satu lokasi,
kontak langsung dan dapat bekerja sama (Arends, 1997).
15
c. Teori Kurt Lewin
Lewin sangat tertarik pada masalah-maslah pergerakan
yang dinamis dalam kelompok (group dynamic movement),
terutama tentang resolusi konflik sosial yang terjadi di antara
peserta didik. Dalam suatu kelompok, ada dua kemungkinan yang
dapat terjadi, yaitu mendorong penerimaan sosial atau
meningkatkan jarak/ketegangan sosial. Banyak hasil penelitian
Lewin yang mengetengahkan pentingnya partisipasi aktif dalam
kelompok untuk mempelajari keterampilan baru, mengembangkan
sikap baru, dan memperoleh pengetahuan (Rusman, 2011)
2.2.2 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari
pembelajaran kooperatif yang sederhana. Pembelajaran ini peserta didik
akan belajar bersama dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
untuk mengusai materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Slavin
(2008) gagasan utama dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah untuk memotivasi peserta didik supaya dapat saling mendukung
dan membantu satu sama lain dalam mengusai kemampuan yang diajarkan
oleh guru. Komponen-komponen dalam model pembelajaran kooperatif
tipe STAD menurut Slavin (2008) yaitu: a) presentasi kelas, b) tim, yang
terdiri dari 4-5 orang yang heterogen, c) kuis, dilakukan setelah satu atau
dua periode penyampaian materi dan satu atau dua periode praktikum tim,
16
d) skor kemajuan individual, e) rekognisi tim, tujuan dari pemberian skor
adalah memberi penghargaan pada tiap-tiap kelompok.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut
Slavin (2008) adalah sebagai berikut: a) persiapan,b) menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa,c) menyajikan/menyampaikan informasi,d)
mengorganisasikan siswa dalam kelompk-kelompok belajar, guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 orang,
e) membimbing kelompok bekerja dan belajar,f) evaluasi,g) memberikan
penghargaan.
Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai
beberapa keunggulan yaitu: a) siswa aktif membantu dan memotivasi
untuk berhasil bersama, b) berinteraksi secara aktif dan positif sehingga
kerja sama antar kelompok menjadi lebih baik, c) membantu siswa untuk
menjalin pertemanan yang lebih banyak, d) siswa bekerja sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Selain keunggulan tersebut metode
pembelajaran STAD juga memiliki kekurangan yaitu model pembelajaran
STAD ini memerlukan kemampuan khusus guru, dimana guru dituntut
sebagai fasilitator, motivator dan evaluator (Slavin, 2008)
2.2.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu tipe
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan
bertanggung jawab penuh dalam memahami materi pelajaran baik seara
kelompok maupun individual. Hal inisejalan dengan pendapat Lie (2004)
17
bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa
untuk meningkatan semangat kerja sama mereka.
Metode pembelajaran NHT mempunyai beberapa keunggulan
yaitu: a) siswa terlibat secara aktif dalam proses belajarnya, b) dapat
melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, c) siswa yang pandai dapat
mengajari siswa yang kurang pandai, d) tidak ada siswa yang
mendominasi dalam kelompok. Selain keunggulan tersebut metode
pembelajaran NHT juga memiliki kekurangan-kekurangan yaitu: a)
kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru, b) tidak
semua anggota kelompok dipanggil oleh guru, Trianto (2011). Adapun
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu: a) pembagian
kelompok dan penomoran, b) mengajukan pertanyaan, c) berpikir
bersama, d) menjawab, e) tanggapan, f) kesimpulan
2.2.4 Pembelajaran Konvensional
Metode pembelajaran konvensional adalah metode
pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah,
karena sejak dulu metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran konvensional
yang dimaksud adalah metode belajar yang lebih banyak digunakan guru
18
dalam pembelajaran konvensional adalah metode ekspositori, kegiatan
guru yang pertama adalah menerangkan dan siswa mendengarkan atau
mencatat apa yang telah disampaikan guru (Suprijono, 2009).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan pembelajaran biologi secara konvensional adalah suatu kegiatan
belajar mengajar yang selama ini kebanyakan dilakukan oleh guru lebih
mendominasi kelas dengan metode ekspositori, dan siswa hanya
menerima apa-apa saja yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa
menjadi pasif dalam belajar, dan belajar siswa kurang bermakna karena
lebih banyak hafalan.
2.2.5 Motivasi Belajar
Membahas mengenai motivasi tentu tidak lepas dari kata motif.
Motif adalah keadaan didalam orang yang mendorong untuk melakukan
aktivitas dan penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan didasari
adanya suatu kebutuhan (Hamalik, 1995). Menurut Sardiman (2007),
motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
atau mendesak. Menurut Sagala (2003) motivasi adalah motif atau hal
yang sudah menjadi aktif pada saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan terasa sangat mendesak. Dimyati & Mudjiono (2006)
19
motivasi adalah dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan
perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
adalah usaha keras yang dilakukan oleh masing-msing individu untuk
meningkatkan kecakapan diri dalam semua aktivitas. Dalam diri individu
motivasi belajar akan menumbuhkan jiwa kompetisi yang sehat, akan
menumbuhkan individu-individu yang bertanggung jawab dan dengan
motivasi belajar yang tinggi juga akan membentuk individu menjadi
pribadi yang kreatif, sehingga dapat mencapai kemajuan yang teramat
cepat.
Adapun fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman
(2007) yaitu: 1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi, 2) menentukan arah
perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, 3) menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Berdasarkan Fathurrohman dan Sutikno (2007) terdapat beberapa
cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu: 1) menjelaskan
tujuan kepada peserta didik, 2) hadiah, 3) saingan/kompetisi, 4) pujian,
5) hukuman, 6) membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk
belajar, 7) membentuk kebiasaan belajar yang baik , 8) membantu
kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual maupun kelompok,
20
9) menggunakan metode yang bervariasi, 10) menggunakan media
pembelajaran yang baik, serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.2.6 Hasil Belajar
Belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang setelah
melakukan aktivitas tertentu. Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari
segi hasil, proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik
pula, Pupuh dan Sobry (2009). Menurut Syah (2004) dalam psikologi,
belajar juga menguraikan tentang karakteristik perubahan sebagai hasil
belajar yaitu: 1) perubahan intensional, 2) perubahan positif aktif, 3)
perubahan efektif fungsional.
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa, yang dapat diamati dan ukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan Hamalik (2005). Ada tiga aspek yang
harus dinilai untuk mengetahui beberapa besar pencapaian kompetensi,
yaitu:
a. Ranah kognitif, merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan
kegiatan mental atau otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang
proses berfikir, mulai dari tingkatan rendah sampai yang tinggi, yakni
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.
b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada
penguasaan dan pemilihan kecakapan proses atau metode. Pada ranah
afektif terdapat lima jenjang yang terdiri dari, penerimaan atau
21
perhatian, tangapan, penilaian, pengorganisasi, dan karakteristik
terhadap suatu atau beberapa nilai.
c. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam ranah psikomotorik terdiri dari
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreativitas atau keaslian.
2.3 Kerangka Berpikir
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, akan
menggunakan alur berpikir yang terdapat pada Gambar 2.1 di bawah ini :
Kondisi Awal Guru Masih
Menggunakan Metode
Ceramah
Motivasi & Hasil
Belajar Rendah
STAD Tindakan NHT
Meningkatkan:
Kognitif
Hasil Belajar Afektif
Psikomotorik
Motivasi Belajar
Kondisi Akhir Yang Efektif Metode NHT
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
22
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini yaitu :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga lebih
efektif dari pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
lata peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem
pernapasan pada manusia.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga lebih
efektif dari pada model pembelajaran konvensional berbantuan lata
peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem
pernapasan pada manusia.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan alat peraga lebih
efektif dari pada model pembelajaran konvensional berbantuan lata
peraga terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada materi sistem
pernapasan pada manusia.
3.1 Desain Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian menggunakan Quasi Experimental.Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen untuk
membandingkan perlakuan belajar mengajar pada kelas imen dan kelas
kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control
Group Design, Sugiyono (2012).
Tabel 3.1 Pola rancangan penelitian
Kelompok Pre test Perlakuan Post test
E O X1 O
K
O
O
X2
X3
O
O
Sumber: (Sugiyono, 2012)
Keterangan :
E : kelas eksperimen
K : kelas kontrol
O : soal pre test dan soal post test
X1 : pengajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
STAD berbantuan alat peraga
X2 : pengajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
NHT berbantuan alat peraga
X3 : pembelajaran konvensional
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X1 SMA Efata
Soe yang terdiri dari empat kelas yang berjumlah 90 siswa.
23
24
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Cluster
randomsampling diambil 3 kelas yang berjumlah 60 siswa, untuk
menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas IPA1
mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, kelas IPA2 mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT sedangkan kelas IPA3 dengan pembelajaran
konvensional.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan NHT berbantuan alat peraga.
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar
siswa kelas XI SMA Efata SoE pada materi sistem pernapasan pada
manusia.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian mengenai jenis data,
teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan.
Tabel 3.2. Teknik dan instrumen pengumpulan data
No Data Teknik Instrumen pengumpulan data
1 Hasil belajar
Kognitif Tes Soal pilhan ganda
25
Afektif 2 Psikomotorik
Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
3 Motivasi
Angket
Observasi
Nilai postest
kurang nilai
pretest
Angket
Lembar angket
Lembar observasi
Analisis Gain
Lembar angket
3.5 Teknik Analisa Data
3.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan data hasil belajar siswa sebelum
perlakuan, untuk mengetahui sampel yang diteliti berdistribusi normal atau
tidak. Setelah dilakukan uji normalitas ketiga sampel menggunakan SPSS
maka nilai sig.= 0,133 > 0,05 maka data ketiga sampel berdistibusi
normal, Lampiran 36.
3.5.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas menggunakan data hasil belajar siswa sebelum
perlakuan, dengan tujuan untuk mendapatkan asumsi bahwa sampel yang
digunakan berawal dari kondisi yang sama atau homogen.
Hipotesis untuk uji homogenitas adalah:
H0 : ��2 = ��2
( varians populasi adalah homogen),1 2
H1 : ��2 ≠ ��
2 ( varians populasi adalah tidak homogen)1 2
Dengan statistik uji 𝐹 = � � �� � � �� ���� �
�������������
Kriteria pengujian : Tolak H0 jika F ≥ F1/2 α (v1,v2) dengan F ½ α
(v1,v2)didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ½ α, sedangkan derajat
kebebasan v1
26
Setelah dilakukan uji homogenitas ketiga sampe menggunakan
SPSS maka nilai sig. = 0,756 > 0,05 maka data ketiga sampel berdistribusi
homogen, Lamppiran 36.
3.6 Analisis Instrumen Soal
a. Validitas
Untuk menentukan validitas tiap soal (item) digunakan rumus
product moment (Arikunto, 2006) sebagai berikut.
N XY – X Y rxy =
N X2 – X 2 N Y2 – Y 2
Keterangan : rxy = Korelasi produk moment N = Banyak peserta tes X = Skor item soal Y = Skor total.
X2
= Jumlah kuadrat skor item
Y2
= Jumlah kuadrat skor total
XY = Jumlah perkalian skor item dan skor total
Kriteria korelasi adalah sebagai berikut:
0,80 < rxy≤ 1,00 = sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,79 = tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,59 = cukup 0,20 < rxy ≤ 0,39 = rendah
Setelah dilakukan uji validitas instrumen diperoleh data yang valid
sebanyak 27 dari 40 soal. Perhitungan dan dasar penentuan kriteria
validitas butir soal terdapat pada Lampiran 12.
b. Releabilitas
27
)
Penghitungan reliabilitas skor tes dilakukan untuk mengetahui
tingkat ketepatan dan keajegan skor tes. Pada penelitian ini reliabilitas
diukur dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson K-R 20 karena alat
evaluasi berbentuk tes pilihan ganda (Arikunto, 2006).
n r11 = ( �2 −Σ pq
( )n −1 �2
Keterangan: r11 : Reliabilitas instrumen n : Banyaknya butir soal p : Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah(q=1-p) Σpq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q S
2 : Varians total
Kriteria reliabilitas soal adalah sebagai berikut.
0,81 < r ≤ 1,00 = sangat tinggi
0,71 < r ≤ 0,90 = tinggi
0,41 < r ≤ 0,70 = cukup
0,21 < r ≤ 0,40 = rendah
0,00 < r ≤ 0,20 = sangat rendah
Setelah dilakukan uji releabilitas dengan SPSS 16 dihasilkan nilai sebesar
0.854 yang memenuhi kriteria sangat tinggi (Lampiran 12)
c. Taraf Kesukaran
Soal dapat dikatakan baik apabila soal tersebut merupakan soal
yang tidak terlalu sukar atau tidak terlalu mudah yang dapat dilihat melalui
nilai indeks kesukaran soal. Indeks kesukaran soal adalah bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besar indeks kesukaran
antara 0,00 sampai 1,00. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi).
Kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut:
0,00 < P ≤ 0,30 = Sukar
0,31 < P ≤ 0,70 = Sedang
28
0,71< P≤ 1, 00 = Mudah
Rumus mencari P menurut Arikunto (2012) untuk tes pilihan
ganda adalah: 𝑃 = �
𝐽𝑆
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan berhasil
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Setelah dilakukan uji taraf kesukaran untuk setiap butir soal
sebanyak 27 soal termasuk kategori sedang (Lampiran 13).
d. Daya Pembeda
Untuk menghitung besarnya daya beda soal harus menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Selururuh siswa test dibagi dua yaitu kelas atas dan kelas bawah,
b. Seluruh pengikut tes diurutkan mulai dari skor teratas sampai
terbawah
c. Menghitung indeks diskriminasi soal dengan rumus:
𝐷 = � � −
� � = 𝑃 − 𝑃
𝐽 � 𝐽 � � �
Keterangan:
JA= banyaknya peserta kelompok atas JB= banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar. BB= Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar. PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D = Daya pembeda soal Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
0,00 < D ≤ 0,20 = Jelek
0,21 < D ≤ 0,40 = Cukup
0,41 < D ≤ 0,70 = Baik
29
0,71 < D ≤ 1,00 = Sangat Baik
Setelah dilakukan uji daya pembeda soal diperolah hasil sebanyak 21
soal kategori cukup dan 6 soal kategori baik (Lampiran 13).
3.7 Analisis Hasil Belajar
3.7.1 Analisis Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif yang dihitung adalah selisih antara nilai
Posttest – nilai Pretest. Berdasarkan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
diperoleh signifikansi hasil belajar kognitif model pembelajaran STAD,
NHT, Konvensional berturut-turut (0,158), (0,079), (0,106) > 0,05 artinya
H0 diterima dan Ha ditolak, maka disimpulkan bahwa ketiga data
berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas atau uji kesamaan varians rata-
rata hasil belajar kognitif diperoleh signifikansi ketiga model pembelajaran
0,266 > 0,05 maka disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif ketiga model
pembelajaran berdistribusi homogen. Hasil belajar kognitif siswa
berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji anavo satu jalur,
Lampiran 19.
3.7.2 Analisis Hasil Belajar Afektif (Sikap)
Data sikap siswa terhadap model pembelajaran diperoleh dari
angket dan diukur menggunakan Rating Scale dengan perincian: skor 1 =
sangat tidak setuju, skor 2 = tidak setuju, skor 3 = setuju , skor 4 = sangat
setuju. Data sikap siswa dianalisis menggunakan uji anova satu jalur.
3.7.3 Analisis Hasil Belajar Psikomotorik (Keterampilan)
30
Data psikomotorik atau keterampilan diukur menggunakan Rating
Scale, dengan perincian : skor 1 = sangat tidak setuju, skor 2 = tidak
setuju, skor 3 = setuju, skor 4 = sangat setuju. Data hasil belajar
psikomotorik dianalisis menggunakan uji anova satu jalur.
3.8 Analisis Gain
Analisis gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif
siswa sebelum dan setelah perlakuan diberikan.
Skor postes − Skor pretes g = Skor maksimum − Skor pretes
Keterangan:
Spost : skor tes akhir Spre : skor tes Smaks : skor maksimum
Tabel 3.3 Kriteria indeks Gain
Batasan Kategori
0,7 < g ≤ 1 Tinggi
0,3 < g ≤ 0,7 Sedang
0,0 < g ≤ 0,3 Rendah
3.9 Uji Keefektifan
Uji keefektifan digunakan untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, NHT dan Konvensional terhadap sikap dan
psikomotorik siswa, digunakan uji statistik regresi linear sederhana.
𝑌 = � + �𝑥
Keterangan: 𝑌 = subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
31
� = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)
� = angkah arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila
(-) maka arah garis turun.
𝑥 = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Dengan hipotesis:
H0 : b = 0, tidak ada pengaruh linear variabel bebas terhadap variabel terikat.
Ha : b ≠ 0, ada pengaruh linear variabel bebas terhadap variabel terikat.
Uji keefektifan dengan regresi linear sederhana bias menggunakan
aplikasi SPSS dengan pertimbangan SPSS dapat mempermudah dalam
mengoperasikan dan mudah menjalankannya.
3.10 Analisis Motivasi Belajar Siswa
Data motivasi belajar siswa diukur menggunakan Rating Scale,
dengan perincian : skor 1 = sangat tidak setuju, skor 2 = tidak setuju, skor 3 =
setuju, skor 4 = sangat setuju. Data motivasi belajar siswa dianalisis
menggunakan uji anova satu jalur.
3.11 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dimaksudkan untuk menjawab hipotesis yang telah
diajukan. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji anova satu jalur untuk
membandingkan rataan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan uji anava satu jalur. Hipotesis yang akan diuji adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara motivasi dan hasil belajar kognitif siswa
yang diajar dengan metode STAD, NHT dan Konvensioanl.
32
H1 : Terdapat perbedaan antara motivasi dan hasil belajar kognitif siswa yang
diajar dengan metode STAD, NHT dan Konvensioanl.
Ho diterima jika F hitung < F tabel, sebaliknya tolak Ho jika F hitung > F
tabel. Pada penggunaan SPSS sudah memfasilitasi nilai signifikan yang dapat
digunakan untuk menolak dan menerima hipotesis nol. Terima Ho jika
sig>5% jika sebaliknya Ho ditolak.
Dengan menerima Ho berarti rataan dari kelas eksperimen1, kelas
eksperimen2 dan kelas kontrol adalah sama. Sebaliknya dengan menolak Ho
dan menerima H1 berarti rataan minimal salah satu kelompok berbeda. Jika
H1 diterima dilakukan uji lanjut Post Hoc menggunakan SPSS. Dalam uji
tersebut akan melihat sepasang-sepasang apakah ada perbedaan antara ketiga
perlakuan yang diberikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL PENELITIAN
4.1.1Hasil belajar Kognitif
Hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah diberikan
perlakuan dengan kooperatif tipe STAD, NHT, dan Konvensional
disajikan pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Rata-rata Nilai Kognitif Pretest dan Postest dari Kelas
STAD, NHT dan Konvensional
Perlakuan
STAD NHT Konvensional
Pretest Postest Pretest Postest Pretest Postest
Jumlah siswa
Rata-
30
40,17
30
76,57
30
41,93
30
82,80
30
39,83
30
73,27
rata
Tabel 4.1 menunjukan bahwa skor rata-rata sebelum perlakuan
(Pretest) lebih rendah dibandingkan rata-rata setelah perlakuan (Postest).
Uji rata-rata menggunakan uji anava satu jalur untuk mengetahui apakah
kemampuan awal siswa dari ketiga perlakuan sama atau tidak. Hasil
analisis rata-rata data pretest diperoleh nilai F = 0.037; df = 2; P = 0,964,
nilai P > 0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa
kemampuan awal siswa antara kelas yang diajar dengan metode STAD,
NHT dan Konvensional tidak berbeda nyata, Lampiran 17.
Perbedaan hasil belajar kognitif siswa ketiga kelas, dilakukan uji
statistik antara selisih nilai Postest – Pretest disajikan pada tabel 4.2.
33
34
Tabel 4.2 Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Antara Nilai
PostetsKurang Nilai Pretest pada kelas STAD, NHT
dan Konvensional
Model Jumlah Rata-rata
Pembelajaran siswa
STAD 30 36,47a
NHT 30 41,20b
Konvensional 30 34,84c
Keterangan:
Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukan ada
berbeda nyata menurut uji beda Tukey pada taraf signifikansi α =
0,05.
Hasil belajar kognitif siswa ketiga kelas penelitian berdistribusi
normal dan mempunyai variansi yang homogen (Lampiran 19), maka untuk
pengujian perbedaan rata-rata menggunakan uji parametrik. Uji statistik
yang digunakan adalah uji anova satu jalur dengan taraf signifikansi α =
0,05. Berdasarkan hasil uji anova diperoleh nilai F = 8,743; df = 2; P =
0,000, nilai P < 0,05 maka nilai rata-rata hasil belajar kognitif ketiga model
pembelajaran berbeda secara signifikan. Hasil belajar siswa kognitif salah
satu kelas berbeda dengan yang lain maka dilanjutkan uji Post-Hocuntuk
mengetahui perbedaan ketiga model pembelajaran (Lampiran 21).
Berdasarkan hasil uji Post Hocdengan menggunakan uji Tukey
diperoleh nilai sebagai berikut:
Hasil uji beda antara model STAD dan NHT diperoleh nilai P = 0,000 <
0,05, sehingga dapt dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan hasil
belajar kognitif model pembelajaran STAD dengan NHT. Hasil uji beda
antara model STAD dengan Konvensional diperoleh nilai P = 0,037 < 0,05
35
ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan peningkatan hasil
belajar kognitif model pembelajaran NHT dengan Konvensional. Hasil uji
beda antara model NHT dengan Konvensional diperoleh nilai P = 0,000 <
0,05 hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan peningkatan
hasil belajar kognitif model pembelajaran NHT dengan Konvensional
(Lampiran 21).
Ketiga model pembelajaran berbeda secara signifikan maka
untuk membuktikan perbedaan rata-rata ketiga model pembelajaran dapat
dilihat pada Lampiran 21. Jadi disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan hasil belajar kognitif model pembelajarn STAD, NHT, dan
Konvensional. Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa
diperoleh model pembelajaran NHT lebih efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dari model STAD dan Konvensional.
4.1.2 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif
Peningkatan hasil belajar kognitif siswa dapat dibuktikan dengan
analisis gain (Lampiran 22). Perbedaan rata-rata nilai ketiga kelas perlakuan
disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Perbedaan Rata-Rata N-Gain Nilai Kognitif Siswa
Model
Pembelajaran
Jumlah
siswa
Rata-rata Kriteria
NHT 30 0,70 Tinggi
STAD 30 0,62 Sedang
Konvensional 30 0,57 Sedang
36
Tabel 4.3 menunjukan bahwa berdasarkan analisis gain diperoleh
model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan
STAD dan konvensional, dilihat dari kriteria N-Gain.
4.1.1.2 Hasil Belajar Afektif (Sikap)
Berdasarkan hasil uji statistik skor rata-rata hasil belajar afektif
siswa pada kelas STAD, kelas NHT, dan kelas Konvensional menggunakan
uji Anova dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Rata-Rata Total Skor Sikap Siswa
Model
Pembelajaran Jumlah
siswa
Rata-rata
Total Std.
Devision
Skor
STAD 30 66,17a 6,908
NHT 30 68,57b 4,918
Konvensional 30 54,80c 2,917
Keterangan:
Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukan ada
berbeda nyata menurut uji beda Tukey pada taraf signifikansi α =
0,05.
Dari Tabel 4.4 menunjukan bahwa berdasarkan hasil uji anova satu
jalur diperoleh nilai F = 60,930; df = 2; P 0,000, nilai P < 0,05 maka
disimpulkan bahwa nilai rata-rata sikap siswa terhadap model pembelajaran
yang digunakan berbeda secara signifikan. Hasil belajar siswa afektif
(sikap) salah satu kelas berbeda dengan yang lain maka dilanjutkan uji Post-
Hoc untuk mengetahui perbedaan ketiga model pembelajaran disajikan pada
Lampiran 29. Data hasil belajar afektif siswa dilanjutkan dengan uji regresi
untuk menentukan keefektifan model pembelajaran yang digunakan
37
terhadap sikap siswa (Lampiran 34). Hasil uji keefektifan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, STAD dan Konvensional terhadap
siskap siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Uji Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT, dan
Konvensional Terhadap Sikap Siswa
MODEL PEMBELAJARAN STAD NHT Konvensional
Signifikansi 0,000 0,000 0,000
A 77,533 82,333 70,967
B 11,367 13,767 2,400
R Square 0,55 0,75 0,40
Tabel 4.5 berdasarkan hasil analisis regresi menunjukan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap sikap siswa lebih efektif
dari pada model pembelajaran STAD dan konvensional.
4.1.1.3 Hasil Belajar Psikomotorik (Keterampilan)
Berdasarkan hasil uji statistik skor rata-rata hasil belajar
psikomotorik kelas STAD, kelas NHT dan kelas konvensional setelah
dianalisis menggunakan uji anova dapat disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.6 Rata-Rata Total Skor Psikomotorik Siswa
Deskriptif
Model
Pembelajaran Jumlah
Siswa Rata-rata
Total Std.
Devision
Skor
STAD 30 23,57a 4,15
NHT 30 26,73b 2,24
Konvensional 30 20,23c 4,91
38
Keterangan:
Huruf yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukan ada
berbeda nyata menurut uji beda Tukey pada taraf signifikansi α =
0,05.
Dari Tabel 4.6 berdasarkan hasil uji anova satu jalur diperoleh nilai
F = 20,507; df = 2; P = 0,000, nilai P < 0,05 maka disimpulkan bahwa nilai
rata-rata psikomotorik siswa selama proses pembelajaran berbeda secara
signifikan. Hasil belajar siswa psikomotorik (keterampilan) salah satu kelas
berbeda dengan yang lain maka dilanjutkan uji Post-Hoc untuk mengetahui
perbedaan ketiga model pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 33. Data
hasil belajar psikomotorik siswa dilanjutkan dengan uji regresi untuk
menentukan keefektifan model pembelajaran yang digunakan terhadap
psikomotorik siswa (Lampiran 35). Hasil uji keefektifan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT, STAD dan Konvensional terhadap
Psikomotorik siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Uji Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT, dan
Konvensional Terhadap Psikomotorik Siswa
Model Pembelajaran NHT STAD Konvensional
Signifikansi 0,000 0,000 0,000
A 44,500 33,233 38,000
B 12,133 6,500 5,633
R Square 0,54 0,42 0,27
Tabel 4.7 berdasarkan hasil analisis regresi menunjukan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap psikomotorik siswa lebih
efektif dari pada model pembelajaran STAD dan konvensional.
39
4.1.1.4 Motivasi Belajar
Analisis skor motivasi belajar siswa pada kelas STAD, kelas NHT,
dan kelas konvensional setelah dianalisis menggunakan uji anova satu jalur
disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Analisis Data Deskriptif Motivasi Belajar Siswa
Deskriptif
Model
Pembelajaran Jumlah
Siswa Rata-rata
Total Std.
Devision
Skor
STAD 30 50,20a 6,025
NHT 30 52,07a 4,226
Konvensional 30 50,11a 5,191
Keterangan:
Huruf yang sama dalam kolom menunjukan tidak berbeda nyata menurut uji
beda tukey pada taraf signifikansi α = 0,05.
Data dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa ketiga model pembelajaran
tidak berbeda nyata.
4.2 Pembahasan
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dibuktikan dengan analisis
gain. Terlihat pada Tabel 4.3 menunjukan bahwa rata-rata peningkatan
hasil belajar kognitif siswa yang diajar dengan metode NHT memiliki
peningkatan yang lebih efektif dibandingkan dengan kelas STAD dan
Konvensional. Hal ini dimungkinkan karena pada saat proses
pembelajaran kooperatif pada tahap diskusi, kelompok STAD dan
konvensional siswa cenderung melakukan keributan dalam kelompoknya
sehingga, hanya beberapa siswa yang melakukan diskusi dalam
40
kelompoknya. Kelompok NHT pada pembelajaran kooperatif adalah
penomoran dimana guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili
kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang mewakili
kelompoknya tersebut. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa
dan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab
individual dalam diskusi kelompok. Keterlibatan total semua siswa
tentunya akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar kognitif juga tidak terlepas dari
penggunaan media pengajaran berupa alat peraga sederhana pada materi
sistem pernapasan. Penggunaan alat peraga sederhana, siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran. Selain itu siswa lebih termotivasi untuk
belajar karena pembelajaran yang tidak monoton. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sudjana (2000) bahwa media pengajaran dalam proses belajar
menyebabkan pengajaran lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinan siswa menguasai dan mencapai
tujuan pengajaran serta membuat pengajaran lebih menarik perhatian siswa
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Hasil belajar yang diperoleh dimungkinkan dipengaruhi oleh
adanyan faktor eksternal yang berupa media pembelajaran dan lingkungan
yang mendukung. Kondisi internal siswa pun mempengaruhi hasil belajar
misalnya jika siswa mempunyai kondisi fisik yang baik, emosional yang
baik, dan kemampuan bersosialisasi yang baik maka siswa tersebut tidak
akan mengalami kesulitan dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti
41
pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tercapainya hasil belajar
siswa yang optimal dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh kondisi
internal serta eksternal siswa. hal tersebut sesuai dengan pendapat Anni et
al (2005), bahwa kondisi eksternal seperti variasi pembelajaran dan
lingkungan belajar serta kondisi internal yang mencakup fisik, kemampuan
intelektual, emosional dan kondisi sosial akan mempengaruhi kesiapan,
proses, dan hasil belajar.
Hasil uji regresi menunjukan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe NHT terhadap sikap siswa lebih efektif dibandingkan
dengan model pembelajaran STAD dan Konvensional, dilihat dari
persentase setiap model pembelajaran (Tabel 4.5).
Hal ini dimungkinkan karena pada kelas NHT dengan penomoran
menjadikan siswa lebih aktif dan bertanggungjawab dengan segala
aktivitasnya. Pengajaran kooperatif lebih menekankan pembelajaran yang
berpusat pada siswa (student centered learning) disertai unsur-unsur
penanaman sikap siswa antara lain, jujur, peduli, disiplin, tanggung jawab,
berani, menghargai, aktif, percaya diri, dan kerjasama dalam kelompok.
Campbell (2013) menyatakan nilai-nilai moral atau sikap siswa harus
benar-benar menyatu dan diterapkan dalam keseharian siswa dan juga
didalam kelas. Sikap, aktif, berani dan tanggung jawab siswa pada
kegiatan diskusi presentasi terlihat dengan banyak siswa yang terlibat aktif
bertanya, menjawab pertanyaan maupun memberikan tanggapan terkait
materi sistem pernapasan pada manusia. Hal ini didukung pernyataan
42
Rustaman (2005) yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif dan menarik
dapat merangsang tumbuhnya sikap ilmiah, jujur, kerja sama dan
bertanggung jawab.
Hasil uji regresi menunjukan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe NHT terhadap psikomotorik siswa lebih efektif
dibandingkan dengan model pembelajaran STAD dan Konvensional,
dilihat dari persentase setiap model pembelajaran (Tabel 4.7). Hal ini
disebabkan karena pada kelas NHT siswa benar-benar siap mengikuti
kegiatan praktikum dengan menggunakan alat peraga sederhana.
Motivasi belajar siswa pada ketiga perlakuan tidak berbeda nyata
(Tabel 4.8). Hal ini dimungkinkan karena ketiga kelas perlakuan baik itu
kelas STAD, NHT dan Konvensional, ternyata siswa memiliki motivasi
yang tinggi untuk belajar namun tidak dapat meningkatkan hasil belajar
kognitif. Hal ini dibuktikan dengan pengisian angket oleh siswa, setelah
dianalisis ternyata siswa tertarik untuk belajar, mengerjakan tugas, dan
selalu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, sehingga rata-rata
siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Tercapainya hasil
belajar kognitif siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang
digunakan dalam kelas.
Berdasarkan hasil uji Post Hocuntuk mengetahui kelompok yang
berbeda signifikan pada hasil kognitif siswa serta menjawab ketiga
hipotesis maka hipotesis yang pertama adalah signifikansi antara model
STAD dan NHT diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05 artinya ada perbedaan
43
yang signifikan antara model STAD dan NHT. Untuk membuktikan
perbedaan rata-rata kedua model pembelajaran dilihat dari rata-rata analisis
deskriptif model pembelajaran STAD dan NHT adalah 36,47 dan 41,20,
sehinga disimpulkan bahwa pada rumusan masalah pertama model
pembelajaran kooperatif tipe NHT efektif meningkatkan hasil belajar siswa
dibandingkan dengan model STAD. Hal ini didukung penelitian Nugroho
(2011) menyimpulkan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif dari pada
pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada konsep laju reaksi.
Hipotesis yang kedua adalah signifikansi antara model
pembelajaran STAD dengan Konvensionaldiperoleh nilai sig. 0,037 < 0,05
artinya ada perbedaan yang signifikan antara model STAD dengan
Konvensional. Untuk membuktikan perbedaan rata-rata kedua model
pembelajaran dapat dilihat dari rata-rata analisis deskriptif kedua model
pembelajaran STAD dengan Konvensional adalah 36,47 dan 34,84 sehingga
disimpulkan bahwa pada rumusan masalah kedua model pembelajaran
STAD efektif meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibandingkan
konvensional. Hal ini didukung oleh penelitian Aziz et al(2006) yang
menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan
memanfaatkan alat peraga sederhana dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, serta kemampan
kerja sama siswa.
44
Hipotesis yang ketiga adalah signifikansi antara model NHT
dengan Konvensional diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05 artinya ada
perbedaan hasil belajar yang signifikan. Untuk membuktikan perbedaan
rata-rata pada kedua model pembelajaran dilihat dari analisis deskriptif
statistik kedua model pembelajaran adalah 41,20 dan 34,84 sehingga
disimpulkan bahwa pada rumusan ketiga model pembelajaran NHT efektif
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dibandingkan Konvensional. Hal
ini didukung oleh penelitian Siregar (2012) yang mengatakan bahwa
pengaruh yang signifikan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT terhadap hasil belajar siswa. sejalan dengan penelitian Muis et al
(2011) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Rata-rata peningkatan yang signifikan untuk hasil belajar kognitif,
afektif, dan psikomotorik terjadi pada kelas NHT. Perbedaan hasil belajar
ini terjadi karena adanya siswa yang betul-betul siap dengan metode yang
digunakan dikelas dan ada juga siswa yang tidak siap dengan metode yang
digunakan. Pengamatan pada kelompok STAD dan Konvensional dimana
siswa belum terbiasa terpisah dengan sahabat karibnya sehingga
menyulitkan mereka untuk bisa bekerja sama bahkan mereka cenderung
untuk mengharapkan. Hal ini didukung oleh pernyataan Slavin (2008)
menjelaskan kendala utama dalam kooperatif adalah pitfals(lubang
perangkap) yaitu beberapa siswa saja yang secara personal bertanggung
jawab dalam kelompok sedangkan anggota lainnya mengikuti, sehingga
45
penyebaran tanggung jawab tidak merata dan adanya saling ketergantungan
dalam kelompok sehingga hanya beberapa siswa saja yang serius dalam
diskusi kelompok. Pitfalsterjadi pada kelompok STAD dan Konvensional
karena hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam pembelajaran.
Metode NHT yang digunakan selama penelitian ini dampak
positif tentunya menguntungkan bagi siswa. Berdasarkan pengamatan
peneliti seluruh siswa terlibat aktif pada saat diskusi karena langkah-langkah
yang digunakan dalam model pembelajaran NHT adalah penomoran dimana
guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa
memberitahu terlebih dahulu siapa yang mewakili kelompoknya tersebut.
Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa dan upaya yang
sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi
kelompok.
Penelitian ini juga menunjukan bahwa, hasil belajar siswa yang
diberikan perlakuan NHT lebih efektif dibandingkan dengan kelompok
STAD dan Konvensional terlihat dari nilai kognitif, psikomotorik dan
afektif siswa. Sementara motivasi belajar siswa dari ketiga model
pembelajaran tidak berbeda secara signifikan, artinya ketiga model
pembelajaran tidak mempengaruhi motivasi belajar siswa. Hal ini
dibuktikan dengan pengisian angket oleh siswa, setelah dianalisis ternyata
siswa tertarik untuk belajar, mengerjakan tugas, dan selalu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru, sehingga rata-rata siswa memiliki
46
motivasi yang tinggi untuk belajar. Tercapainya hasil belajar kognitif
siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan dalam kelas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa: Model
pembelajaran kooperatif tipe NHT paling efektif dari pada model STAD dan
Konvensional. Ketiga model pembelajaran tidak berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil kajian dalam penelitian ini, maka disarankan hal-hal
berikut:
1. Bagi guru mata pelajaran IPA dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT berbantuan alat peraga sebagai metode alternativ
dalam pelaksanaan pembelajaran Biologi.
2. Masih kurangnya penelitian-penelitian yang terkait penggunaan model
NHT dan STAD berbantuan alat peraga untuk itu disarankan bagi peneliti
yang lain bisa mengembangkan model pembelajaran ini dan bisa juga
diterapkan untuk pembelajaran materi Biologi yang lain.
47
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah., Wati, O., & Husnil, K. 2011. Penggunaan Alat Peraga dari Bahan
Bekas dalam Menjelaskan Sistem Respirasi Manusia di MAN Sawang
Kabupaten Aceh Selatan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi
Edukasi3(2): 51-55.
Anidityas, N. A., Nur, R. U., Priyantini, W. 2012. Penggunaan Alat Peraga Sistem
Pernapasan Manusia Pada Kualitas Belajar Siswa SMP Kelas VIII. Unnes
Science Education Journal, Usej 1(2).
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej.
Anni CT., Rifa’i A. E., Purwanro & Purnomo D. 2005. Psikologi Belajar.
Semarang.
Arends, R. I. 1997. Clasroom Instruction and Management. New York: Mc Graw
Hill
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
Aziz A., Yulianti D., & Handayani L. 2006. Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif dengan Memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika (Materi Tata
Surya) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kerja Sama Siswa. Jurnal
Pend. Fisika Indonesia, Vol. 4, No. 2.
Balfakih, M.A. N. 2003. The effectiveness of student team achievement division
(STAD) for teaching high school chemistry in the United Arab Emirates.
Journal of Chemistry Education 2 (3): 605-624.
Campbell, E. 2003. The Ethical Teacher. New York: Open University Press.
Dat, V. T. 2013. Effects of student teams achievement division (STAD) on
academic achievement, and attitudes of grade towords mathematics.
International Journal of Science, (2) : 2305-3925.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohman, Pupus dan Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: PT Refika Aditama.
Hadianto U. 2009. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif dengan Group
Investigation terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi
Berprestasi. Tesis.
Hamalik, O. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hayati, N. 2002. Model Cooperative Learning. Jakarta: Erlangga
48
49
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya Press.
Intani, N. D. 2009. Implementasi Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas
VIII SMP N 40 Semarang tahun ajaran 2008/2009. Skripsi. Semarang:
Fakultas Ekonomi UNNES.
Jamalong, A. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Model Kooperatif
Numbered Heads Together (NHT) di Kelas X SMA Negeri 1 Beduai
Kabupaten Sanggau.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 18 (4).
Karyadi., Joko, W., &Muhsin. 2012. Keefektifan Metode Pembelajaran
Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswapada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Fungsi Konsumsi dan
Fungsi Tabungan. Economic Education Analysis Journal, 1 (1): 2252-
6544. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj.
Katili, N. 2009. Pengembangan perangkat berorientasi model pembelajaran
langsung pada pokok bahasan sistem pernapasan pada manusia di kelas V
SD N Ketiteng I Gayungan Surabaya. Jurnal Inovasi, 6 (3): 543.
Lailiyah., Rochmatul., Muliatna., & I Made. 2013. Penerapan MPK Tipe STAD
(Students Teams Achievement Divisions) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa XI TKR SMKN 3 Buduran-Sidoarjo.Jurnal Pendidikan
Teknik Mesin, (online), 01 (02), (http://ejournal.unesa.ac.id).
Lie, A.2004.CooperativeLearningMempraktikkanCooperativeLearningdi
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
Muiz A., Aminudin PP., & Naparin A. 2011. Meningkatkan Proses dan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 11 Banjarmasin pada Konsep
Sistem Gerak dengan Menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe
Number Head Together. Jurnal Wahana-Bio, Vol.V
Nugroho E. A. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Anntara Model Pembelajaran
NHT (Numbered Head Together) dengan STAD (Student Team
Achievment) pada Konsep Laju Reaksi. Skripsi. Jakarta: FITK: UIN
Prasetyarini, A., Siska,D.F., &Wakhid, R. A. 2013. Pemanfaatan Alat Peraga IPA
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa SMP Negeri
1 BulusPesantren Kebumen. Jurnal Radiasi. 2 (1).
Pupuh, F., &Sobry, M. 2009. Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
50
Rachmayanti, M. & Amaria. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Students Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Materi Koloid.
Unesa Journal of Chemistry Education 2 (3): 119-128.
Riduwan. 2003. Dasar-dasar statistik. Alfabeta: Bandung.
Riyanto,Y. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Rustaman, N. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri
dalam Pendidikan Sains. Makalah Seminar Nasional II Himpunan Ikatan
Sarjana dan Pemerhati IPA Indonesia. FPMIPIPA UPI.
Sagala, S. 2003. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Saraswati,I. D. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(Student Team Achievement Division) untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Manajemen Perkantoran (Studi
Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
Muhammadiyah 2 Malang).Skripsi. Malang: FIS UNM.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Siregar, F.A. 2012. Pengaruh model kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri Medan. Jurnal Pendidikan Fisika. 1 (1):
2252-732x.
Sudjana N. 2000. CBSA . Dasar-dasar Proses Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru
Algeandra.
--------------. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
Slavin,R.E.2008.CooperativeLearningTeoriRisetdanPraktis.Bandung:Nusa
Media.
Sukestiyarno, Y. L. 2012. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang :
UNNES.
Sunandar. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Minat dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas V SDN. Jurnal Varia Pendidikan. 20 (2).
Suprijono A. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: PustakaPelajar
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
51
Syah, M. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tiya, K., & Anggo, M. 2012.Meningkatkan penguasan konsep matematika pokok
bahasan statistika dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada
siswa.
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inofatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
LAMPIRAN
52
SILABUS
Nama sekolah : SMA Efata SoE Mata pelajaran : Biologi Kelas/semester : XI/II Alokasi waktu : 6 x 2 JP Standar kompetensi : 3 Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia, kelainan dan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada
saling temas
Kompetensi dasar
Kompetensi sebagai hasil belajar
Indikator Materi pokok Kegiatan pembelajaran Penilaian Alokasi waktu
Sumber Bahan Alat
3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta
kelainan/pen
yakit yang
dapat terjadi
pada sistem
pernapasan
pada
manusia
Mengidentifikasi organ-organ yang terlibat dalam sistem pernapasan manusia
Membuat alat peraga mekanisme pernapasan manusia
Mengidentifikasi
perbedaan
pernapasan dada
dan pernapasan
perut
Membuat alat peraga efek rokok bagi kesehatan
Mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia
struktur dan fungsi alat-alat pernapasan alat
pernapasan manusia
berupa hidung,
laring, faring,
trakea, paru-
paru (bronkus,
bronkiolus) yang
membangun system
yang khas
Mengamati sistem pernapasan untuk menemukan struktur alat-alat pernapasan manusia.
Mengkaji dari berbagai literature dengan kerja kelompok untuk menemukan contoh hubungan struktur dan fungsi alat-alat pernapasan
Jenis tagihan Tugas individu, tugas
kelompok,
ulangan
Observasi
Sikap ilmiah
dalam
mengamati
percobaan dan
diskusi
Tes
Pemahaman
tentang konsep
pernapasan
pada manusia
6 x 2 jp Sumber Buku Biologi
SMA
kelas XI
Alat
Laptop,
LCD
Bahan
LKS
Botol
bekas
untuk
pembuat
an alat
peraga
53
Melakukan
demontrasi tentang mekanisme pernapasan yang terjadi pada manusia
Menjelaskan
perbedaan
pernapasan perut
dan pernapasan
dada
Menjelaskan pertukaran gas O2
dan CO2
Menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume pernapasan
Mekanisme
pernapasan pada
manusia
Pernapasan
dilakukan secara
inspirasi dan
ekspirasi yang
terjadi karena
adanyan perbedaan
tekanan udara pada
rongga dada.
Mengkaji organ yang terlibat dalam mekanisme pernapasan melalui bimbingan guru
Menganalisis
menggunakan alat
peraga untuk
mengetahui
mekanisme
pernapasan pada
manusia
Menganalisis efek rokok bagi kesehatan
Kelainan dan penyakit yang terjadi Beberapa kelainan atau penyakit
antara lain
faringitis,
tonsillitis, diferti,
dll
Mengamati efek rokok bagi paru-paru dan kesehatan
54
55
56
57
58
59
Lampiran 3.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KOOPERATIF TIPE NHT
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Sistem Pernapasan pada Manusia
Pertemuan ke- : 1 (pertama)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator
1. Menjelaskan sistem pernapasan pada manusia
2. Menjelaskan struktur dan organ-organ pernapasan pada manusias
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan sistem pernapasan pada manusia
2. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi alat-alat
pernapasan pada manusia
3. Siswa dapat menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
C. Materi Ajar : Terlampir
1. Sistem pernapasan
2. Organ-organ sistem pernapasan
D. Metode Pembelajaran
Model : Kooperatif tipe NHT
Metode : informasi, diskusi, percobaan
60
Pendekatan pembelajaran : autentik
E. Sumber/ Alat
a. Sumber
Buku Biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
b. Alat
Laptop
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe NHT
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulsai
pembelajaran dengan
salam dan doa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memotivasi siswa
“ada yang perna
melihat orang yang
baru selesai
berolahraga?
Memulai
pembelajaran dengan
menjawab salam dan
doa
Siswa mendengarkan
dan mencatat tujuan
pembelajaran
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
5 menit
Fase 2: Pembagian
kelompok dan
penomoran
Guru membentuk kelompok belajar, tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor
Siswa berpindah tempat duduk berkumpul bersama teman kelompoknya dan menerima nomor yang dibagikan guru
10 menit
Kegiatan Inti Fase 3:
Mengajukan
pertanyaan
Elaborasi
Guru mengajukan pertanyaan “apakah yang akan terjadi jika salah satu organ pernapasan kita terganggu (sakit)
Siswa menjawab pertanyaan guru.
15 menit
61
Fase 4: Berpikir bersama
Fase 5:
Menjawab
Fase 6:
Tanggapan
Guru membagikan
LKS kepada siswa
sebagai bahan
diskusi dan
presentasi
Guru membimbing
dan mengawasi
jalannya diskusi
Eksplorasi
Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk kelompok tertentu dimana nomor yang dipangil mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru menunjuk
siswa lain dengan
nomor yang
berbeda dari
kelompok lain
untuk menanggapi
atau menambahkan
pernyataan dari
kelompok
sebelumnya.
Konfirmasi
Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang belum dimengerti
Siswa menerima LKS
yang dibagikan Guru
Siswa berpikir
bersama untuk
mengerjakan LKS
yang dibagikan oleh
guru secara
berkelompok
Siswa dari kelompok
tertentu melaporkan hasil diskusi kelompoknya
Siswa dari kelompok lain menanggapi atau menambahkan.
Harapan guru ada
siswa yang bertanya
mengenai materi yang
belum dimengerti
40 menit
15 menit
10 menit
Kegiatan penutup Fase 7:
Kesimpulan
Guru bersama-sama
siswa merumuskan
kesimpulan mengenai
materi hasil diskusi
Guru menutup
Siswa bersama-sama
guru menyimpulkan
materi.
62
pelajaran dengan
Guru
menginformasikan
materi yang akan
dipelajari siswa pada
pertemuan berikutnya
“mekanisme
pernapasan ”.
Siswa mendengarkan
dan mencatat materi
yang harus dipelajari
di rumah untuk
pertemuan
selanjutnya.
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
1. Sikap : angket
2. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
Pedoman penilaian
jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
Nilai akhir = ����� ℎ ���� ������
���� ��������
𝑥 100%
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Mekanisme Pernapasan
Pertemuan ke- : II (dua)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator
1. Melakukan percobaan sederhana menggunakan alat peraga tentang
mekanisme pernapasan manusia
2. Menjelaskan pernapasan dada dan pernapasan perut
3. Menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
4. Menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara pernapasan
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia melalui
percobaan sederhana menggunakan alat peraga
2. Siswa dapat menjelaskan perbedaan pernapasan perut dan pernapasan dada
3. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
4. Siswa dapat menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara
pernapasan
C. Materi Ajar : Terlampir
Mekanisme pernapasan
64
D. Metode Pembelajaran
Model : kooperatif tipe NHT
Metode : informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
E. Sumber/ Bahan/ Alat
1. Sumber
Buku Biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
2. Bahan
Bahan dari internet yang relevan
Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk percobaan ( toples,
gunting, dll)
3. Alat
Laptop
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe NHT
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai pembelajaran dengan salam dan doa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memotivasi siswa “ada yang perna melihat orang yang baru selesai berolahraga?
Memulai
pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa mendengarkan dan mencatat tujuan pembelajaran
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
5 menit
Fase 2: Pembagian
kelompok dan
penomoran
Guru membentuk
kelompok belajar, tiap
kelompok
Siswa berpindah
tempat duduk
berkumpul
10 menit
65
beranggotakan 4-5
orang, setiap siswa
dalam kelompok akan
mendapatkan nomor
bersama teman kelompoknya dan
menerima nomor
yang dibagikan
guru
Kegiatan Inti Fase 3:
Mengajukan
pertanyaan
Elaborasi
Guru memanggil salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi mengenai mekanisme pernapasan manusia .
Guru mengajukan
pertanyaan “apakah
yang akan terjadi
pada balon karet
saat membran karet
ditarik? Mengapa
terjadi demikian
Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru
Siswa menjawab pertanyaan guru.
15 menit
Fase 4: Berpikir bersama
Fase 5:
Menjawab
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing
dan mengawasi
jalannya diskusi
Eksplorasi
Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk kelompok tertentu dimana nomor yang dipangil mempresentasikan hasil diskusinya.
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru
Siswa berpikir
bersama untuk
mengerjakan LKS
yang dibagikan
oleh guru secara
berkelompok
Siswa dari
kelompok tertentu
melaporkan hasil
diskusi
kelompoknya
40 menit
15 menit
66
Fase 6: Tanggapan
Guru menunjuk siswa lain dengan nomor yang berbeda dari kelompok lain untuk menanggapi atau menambahkan pernyataan dari kelompok sebelumnya.
Konfirmasi
Guru menanyakan kepasa siswa mengenai materi yang belum dimengerti
Siswa dari kelompok lain menanggapi atau menambahkan.
Harapan guru ada
siswa yang
bertanya mengenai
materi yang belum
dimengerti
10 menit
Kegiatan penutup Fase 7:
Kesimpulan
Guru bersama-sama
siswa merumuskan
kesimpulan mengenai
materi hasil diskusi
Guru menutup pelajaran
dengan Guru
menginformasikan
materi yang akan
dipelajari siswa pada
pertemuan berikutnya
“kelainan pada sistem
pernapasan”.
Siswa bersama-
sama guru
menyimpulkan
materi.
Siswa
mendengarkan dan
mencatat materi
yang harus
dipelajari di rumah
untuk pertemuan
selanjutnya.
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
1. Sikap : angket
2. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
67
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
����� ℎ ���� ������Nilai akhir =
���� ��������
𝑥 100%
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Kelainan atau penyakit pada sistem pernapasan pada
manusia
Pertemuan ke- : III (tiga)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator
1. Melakukan percobaan menggunakan alat peraga tentang efek rokok bagi
paru-paru dan kesehatan
2. Mengetahui kandungan di dalam rokok
B. Tujuan pembelajaran
1. Melalui demonstrasi siswa dapat mengetahui efek asap rokok
2. Melalui diskusi dan studi literatur siswa dapat mengetahui kandungan zat-
zat yang terdapat di dalam sebatang rokok
3. Melalui demonstrasi dan diskusi siswa dapat menganalisi keterkaitan dari
efek asap rokok terhadap paru-paru dan kesehatan
69
4. Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan memiliki kesadaran dan
perubahan perilaku dalam menyikapi segla sesuatu yang berhubungan
dengan rokok
C. Materi ajar : terlampir
Gangguan pada sistem pernapasan
D. Metode pembelajaran
Model : kooperatif tipe NHT
Metode : informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
E. Sumber/ bahan/ alat
a. Sumber
Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
b. Bahan
Bahan dari internet yang relevan
Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk demonstrasi ( botol,
sebatang rokok, dll)
c. Alat
Laptop
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe NHT
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaika
n tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai
pembelajaran dengan
salam dan doa
Guru menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
“pernah melihat ini
(dengan menunjuan
sebatang rokok) apa
Memulai
pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
5 menit
70
namanya? Dikelas ini
apa ada yang sudah
pernah menghisapnya
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
“hari ini kita akan
belajar dan
mengetahui apakah
ada efek yang dapat
ditimbulkan oleh asap
rokok ini terhadap
paru-paru dan
kesehatan.”
Siswa
mendengarkan dan
mencatat tujuan
pembelajaran
Fase 2: Pembagian
kelompok dan
penomoran
Guru membentuk kelompok belajar, tiap kelompok beranggotakan 4-5 orang, setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor
Siswa berpindah tempat duduk berkumpul bersama teman kelompoknya dan menerima nomor yang dibagikan guru
10 menit
Kegiatan Inti Fase 3:
Mengajukan
pertanyaan
Elaborasi
Guru memanggil salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi mengenai baha rokok bagi kesehatan
Guru memberikan
instruksi dengan
jalannya
demonstrasi
Guru mengajukan
pertanyaan “apa
yang akan terjadi
dengan kapas
setelah udara
ditiupkan dalam
botol?
Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan oleh guru
Dengan tekun dan
tanggung jawab
siswa mengikuti
arahan dari guru
Siswa menjawab pertanyaan guru.
15 menit
Fase 4: Berpikir bersama
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing dan mengawasi
Siswa menerima LKS yang dibagikan Guru
Siswa berpikir bersama untuk
40 menit
71
jalannya diskusi mengerjakan LKS
yang dibagikan oleh
guru secara
berkelompok
Fase 5: Menjawab
Fase 6:
Tanggapan
Eksplorasi
Guru memanggil salah satu nomor secara acak untuk kelompok tertentu dimana nomor yang dipangil mempresentasikan hasil diskusinya.
Guru menunjuk
siswa lain dengan
nomor yang
berbeda dari
kelompok lain
untuk menanggapi
atau menambahkan
pernyataan dari
kelompok
sebelumnya.
Konfirmasi
Guru menanyakan kepada siswa mengenai materi yang materi yang belum dimengerti
Siswa dari kelompok tertentu melaporkan hasil diskusi kelompoknya
Siswa dari
kelompok lain
menanggapi atau
menambahkan.
Harapan guru, ada
siswa yang bertanya
mengenai materi
yang belum
dimengerti
15 menit
10 menit
Kegiatan penutup Fase 7:
Kesimpulan
Guru bersama-sama siswa merumuskan kesimpulan mengenai materi hasil diskusi
Guru mengadakan
post test secara
tertulis untuk
mengetahui
kemampuan siswa
Siswa bersama-sama guru menyimpulkan materi.
Siswa mengerjakan soal post test
72
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
1. Sikap : angket
2. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
Nilai akhir = ����� ℎ ���� ������
����� ��������
𝑥 100%
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KOOPERATIF TIPE STAD
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Sistem Pernapasan Pada Manusia
Pertemuan ke- : 1 (pertama)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
A. Indikator
1. Menjelaskan sistem pernapasan pada manusia
2. Menjelaskan struktur dan organ-organ pernapasan pada manusias
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan sistem pernapasan pada manusia
2. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi alat-alat
pernapasan pada manusia
C. Materi Ajar : Terlampir
1. Sistem pernapasan
2. Organ-organ sistem pernapasan
D. Metode Pembelajaran
Model : Kooperatif Tipe STAD
Metode : informasi, Diskusi, Percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
74
E. Sumber/ Alat
c. Sumber
Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
d. Alat
Laptop
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatif Tipe STAD
Tahap Tingkah laku Aloka si
waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1 :
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai pembelajaran dengan salam dan doa
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Guru memberikan
motivasi “ada yang perna melihat orang yang baru selesai berolahraga?
Memulai pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa mendengarkan
dan mencatat tujuan
pembelajaran
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengaitkan peristiwa yang diketahui dari lingkungan sekitar
5 menit
Fase 2 : Menyajikan
informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa mengenai sistem pernapasan dan perlunya pernapasan
Siswa memperhatikan dan mencatat informasi penting yang disampaikan guru
10 menit
Fase 3 : Mengorganisasi
siswa kedalam
kelompok-
kelompok belajar
Membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen
Siswa berpindah tempat duduk bersama kelompoknya
15 menit
Kegiatan inti Fase 4 :
Membimbing
kelompok belajar
dan bekerja
Eksplorasi
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing dan mengawasi
Siswa menerima LKS
yang dibagikan Guru
Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan
40
menit
75
jalannya diskusi
Elaborasi
Guru menunjuk siswa yang akan melakukan presentasi hasil diskusinya di depan kelas
Guru meminta siswa yang lain memberikan tanggapan atau penjelasan tanbahan
Konfirmasi
Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dan diskusi kelas yang di lakukan siswa
Guru memberikan
pertanyaan tentang
materi yang telah
didiskusikan
oleh gur secara berkelompok
Siswa maju
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan
kelas
Siswa memberikan
tanggapan atau
memberikan penjelasan
tambahan jika ada
yangperlu ditambahkan
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa menjawab
pertanyaan yang di
berikan guru
Kegiatan penutup Fase 5:
Memberikan
penghargaan
Guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang
mendapatkan kelompok
terbaik
Guru memberikan
motivasi kepada
kelompok lain yang
belum mendapat
peringkat kelompok
terbaik
Guru menginformasikan
materi yang akan
dipelajari siswa pada
pertemuan berikutnya
“Mekanisme
Pernapasan”.
Siswa yang memperoleh
peringkat kelompok
terbaik maju ke depan
kelas untuk menerima
penghargaan
Siswa mendengarkan
motivasi yang
disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan
dan mencatat materi
yang harus dipelajari di
rumah untuk pertemuan
selanjutnya.
10
menit
76
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
4. Sikap : Angket
5. Pengetahuan : Tes Tertulis (Pilihan Ganda)
6. Keterampilan : Lembar Observasi
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
Nilai akhir = ����� ℎ ���� ������
���� ��������
𝑥 100%
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Mekanisme Pernapasan
Pertemuan ke- : II (dua)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
H. Indikator
1. Melakukan percobaan sederhana menggunakan alat peraga tentang
mekanisme pernapasan manusia
2. Menjelaskan pernapasan dada dan pernapasan perut
3. Menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
4. Menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara pernapasan
I. Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat menjelaskan mekanisme pernapasan pada manusia melalui
percobaan sederhana menggunakan alat peraga
5. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan proses inspirasi dan ekspirasi
6. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan pertukaran gas O2 dan CO2
7. Siswa dapat menjelaskan frekuensi pernapasan dan volume udara
pernapasan
J. Materi Ajar : Terlampir
Mekanisme pernapasan
78
K. Metode Pembelajaran
Model : kooperatif tipe STAD
Metode : informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
L. Sumber/ Bahan/ Alat
a. Sumber
Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
b. Bahan
Bahan dari internet yang relevan
Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk percobaan ( toples,
gunting, dll)
c. Alat
Laptop
M. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe STAD
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai
pembelajaran dengan
salam dan doa
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
Guru memberikan
motivasi “ada yang
pernah melihat orang
yang baru selesai
berolahraga?
Memulai pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa mendengarkan
dan mencatat tujuan
pembelajaran
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
5 menit
Fase 2 : Menyajikan
informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa mengenai sistem pernapasan dan
perlunya pernapasan
Siswa memperhatikan dan mencatat informasi penting yang disampaikan guru
10 menit
79
Fase 3: Mengorganisasi
siswa kedalam
kelompok-
kelompok belajar
Guru memanggil salah satu siswa untuk melakukan demonstrasi mengenai mekanisme pernapasan manusia sebagai bahan diskusi dan pengerjaan LKS
Guru menginstruksikan kepada siswa untuk duduk bersama kelompoknya seperti pada pertemuan pertama
Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan
Siswa berpindah tempat
duduk bersama
kelompoknya
15 menit
Kegiatan inti Fase 4:
Membimbing
kelompok belajar
dan bekerja
Fase 5:
Evaluasi
Eksplorasi
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing
dan mengawasi
jalannya diskusi
Elaborasi
Guru menunjuk siswa yang akan melakukan presentasi hasil diskusinya di depan kelas
Guru meminta
siswa yang lain
memberikan
tanggapan atau
penjelasan
tambahan
Konfirmasi
Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan siswa
Guru memberikan pertanyaan tentang
Siswa menerima
LKS yang
dibagikan Guru
Siswa mengerjakan
LKS yang
dibagikan oleh gur
secara
berkelompok
Siswa maju
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan
kelas
Siswa memberikan
tanggapan atau
memberikan penjelasan
tambahan jika ada
yangperlu ditambahkan
Siswa memperhatikan
dan mendengarkan
penjelasan guru
Siswa menjawab pertanyaan guru
50
menit
80
yang telah
didiskusikan
Kegiatan penutup Fase 6:
Memberikan
penghargaan
Guru memberikan
penghargaan kepada
kelompok yang
mendapatkan
kelompok terbaik
Guru memberikan motivasi kepada kelompok lain yang belum mendapat peringkat kelompok terbaik
Guru
menginformasikan
materi yang akan
dipelajari siswa pada
pertemuan berikutnya
“kelainan pada sistem
pernapasan”.
Siswa yang memperoleh
peringkat kelompok
terbaik maju ke depan
kelas untuk menerima
penghargaan
Siswa mendengarkan
motivasi yang disampaikan oleh guru
Siswa mendengarkan
dan mencatat materi
yang harus dipelajari di
rumah untuk pertemuan
selanjutnya.
10
menit
G. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
1. Sikap : angket
2. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
3. Keterampilan : lembar observasi
81
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
Nilai akhir = ����� ℎ ���� ������
���� ��������
𝑥 100%
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA Efata SoE
Kelas / semester : XI IPA/ 2 (genap)
Mata pelajaran : Biologi
Topik : Penyakit/kelainan pada Sistem Pernapasan
Pertemuan ke- : III (tiga)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia,
kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya pada Salingtemas.
Kompetensi Dasar : 3.4Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem pernapasan pada manusia.
H. Indikator
1. Melakukan percobaan menggunakan alat peraga tentang efek rokok bagi
paru-paru dan kesehatan
2. Mengetahui kandungan di dalam rokok
I. Tujuan pembelajaran
5. Melalui demonstrasi siswa dapat mengetahui efek asap rokok
6. Melalui diskusi dan studi literatur siswa dapat mengetahui kandungan zat-
zat yang terdapat di dalam sebatang rokok
7. Melalui demonstrasi dan diskusi siswa dapat menganalisi keterkaitan dari
efek asap rokok terhadap paru-paru dan kesehatan
8. Melalui pembelajaran ini siswa diharapkan memiliki kesadaran dan
perubahan perilaku dalam menyikapi segla sesuatu yang berhubungan
dengan rokok
J. Materi ajar : terlampir
Gangguan pada sistem pernapasan
83
K. Metode pembelajaran
Model : kooperatif tipe STAD
Metode : informasi, diskusi, percobaan
Pendekatan pembelajaran : autentik
L. Sumber/ bahan/ alat
d. Sumber
Buku biologi kelas XI, karangan Purnomo et al. 2009. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
e. Bahan
Bahan dari internet yang relevan
Bahan-bahan bekas yang dapat digunakan untuk demonstrasi ( botol,
sebatang rokok, dll)
f. Alat
Laptop
M. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Menggunakan Model
Kooperatit Tipe Stad
Tahap Tingkah laku Alokasi waktu Guru Siswa
Kegiatan awal Fase 1:
Guru
mengucapkan
salam
Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi
siswa
Memulai
pembelajaran
dengan salam dan
doa
Guru menyampaikan
apersepsi “ pernah
melihat ini (dengan
menunjukkan
sebatang rokok)?apa
namanya?dikelas ini
apa da yang sudah
pernah
menghisapnya??”
Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
“hari ini kita akan
Memulai pembelajaran
dengan menjawab
salam dan doa
Siswa menjawab
pertanyaan guru
dengan mengaitkan
peristiwa yang
diketahui dari
lingkungan sekitar
Siswa mendengarkan
dan mencatat tujuan
pembelajaran
5 menit
84
belajar dan
mengetahui apakah
ada efek yang dapat
ditimbulkan oleh
asap rokok ini
terhadap paru-paru
dan kesehatan.”
Fase 2: Menyajikan in
formasi
Guru meminta perwakilan siswa untuk maju ke depan untuk mendemonstrasikan bahaya rokok
Guru memberikan instruksi dengan jalannya demonstrasi
Perwakilan siswa maju kedepan untuk melakukan demonstrasikan
Dengan tekun dan tanggung jawab siswa mengikuti arahan dari guru
10 menit
Fase 3: Mengorganisasi
siswa kedalam
kelompok-
kelompok belajar
Membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen
Guru memberikan
sebuah kasus
permasalahan
kepada siswa
dengan pertanyaan
yang berkaitan
dengan hasil
demonstrasi
Siswa berpindah tempat duduk bersama kelompoknya
Siswa mendengarkan
kasus yang
diungkapkan oleh guru
Siswa dapat
menanyakan kepada
guru hal-hal yang
belum dipahami
15 menit
Kegiatan inti Fase 4:
Membimbing
kelompok belajar
dan bekerja
Elaborasi
Guru membagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi dan presentasi
Guru membimbing
dan mengawasi
jalannya diskusi
Eksplorasi
Guru menunjuk siswa yang akan melakukan presentasi hasil diskusinya di
Siswa menerima LKS
yang dibagikan Guru
Siswa mengerjakan
LKS yang dibagikan
oleh gur secara
berkelompok
Siswa maju
mempresentasikan hasil
diskusinya di depan
kelas
50
menit
85
Fase 5:
evaluasi
depan kelas Guru meminta
siswa ynag lain
memberikan
tanggapan atau
penjelasan
tanbahan
Konfirmasi
Guru mengevaluasi hasil kerja kelompok dan diskusi kelas yang dilakukan siswa
Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah didiskusikan
Siswa memberikan
tanggapan atau
memberikan penjelasan
tambahan jika ada
yangperlu ditambahkan
Siswa mendengarkan penjelasan guru
Siswa menjawab pertanyaan guru
Kegiatan penutu Fase 6:
Memberikan
penghargaan
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan kelompok terbaik
Guru
memberikan
motivasi kepada
kelompok lain
yang belum
mendapat
peringkat
kelompok
terbaik
Guru
mengadakan
post test secara
tertulis untuk
mengetahui
kemampuan
siswa
Siswa yang memperoleh peringkat kelompok terbaik maju ke depan kelas untuk menerima penghargaan
Siswa mendengarkan
motivasi yang
disampaikan oleh guru
Siswa mengerjakan
soal post test
10 menit
86
N. Penilaian Hasil Belajar
Teknik penilaian
4. Sikap : angket
5. Pengetahuan : tes tertulis (pilihan ganda)
6. Keterampilan : lembar observasi
Pedoman penilaian
Jawaban salah diberi skor nol (0)
Jawaban benar diberi skor satu (1)
����� ℎ ���� ������Nilai akhir =
���� ��������
𝑥 100%
87
88
89
90
91
Lampiran 5 Bahan Ajar
A. Sistem Pernapasan
Coba perhatikan orang yang selesai berolahraga seperti pada gambar
di bawah. Orang yang selesai berolahraga akan tampak kelelahan dan
frekuensi pernapasannya semakin cepat. Sekarang, cobalah kita menghirup
dan menghembuskan napas secara perlahan. Apa yang kita rasakan di dalam
rongga dada saat menghirup dan menghembuskan napas??
Gambar 1orang yang selesai berolahraga
Bernapas merupakan salah satu ciri makluk hidup. Semua makluk
hidup melakukan proses ini, demikian juga manusia. ketika bernapas, kita
menghirup oksigen (O2) dan menghembuskan karbon dioksida (CO2). Kita harus
menghirup udara karena udara mengandung O2yang dibutuhkan oleh setiap sel-
sel penyusun tubuh manusia terutama sel-sel otak. Tanpa O2 sel otak akan rusak
hanya dalam beberapa menit. Oksigen digunakan untuk pembakaran zat-zat
makanan (protein, lemak, karbohidrat) dalam sel-sel tubuh. Pembakaran itu
menghasilkan energy serta karbon dioksida. Energi inilah yang digunakan
manusia untuk malakukan kegiatan sehari-hari. Untuk lebih jelas kita akan
mempelajari mengenai pernapasan atau proses pertukaran gas dalam tubuh.
Didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam organ penyusun sistem
pernapasan.
92
Faring
Laring
Trakea
Paru-paru
Bronkus
B. Organ-Organ Pernapasan Manusia
Sistem pernapasan pada manusia meliputi semua struktur yang
menghubungkan udara ke dan dari paru-paru. Organ-organ pernapasan terdiri
dari, hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus dan paru-
paru (lihat gambar 2)
Hidung
Mulut
Epiglotis
Bronchioles
Alveolus
Bronkiolus
Pembuluh Darah
Pembuluh Darah
Diafragma
Tepi Membran Pleura
Kapiler
https://padamara88.wordpress.com/ayo-belajar/alat-pernapasan-2/ Gambar 2. Struktur organ pernapasn
Organ pernapasan utama pada manusia paru-paru.Kita dapat
memahami struktur dan fungsi organ-organ pernapasan pada manusia
dengan mempelajari materi berikut.
1. Hidung
Hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan indra pembau.
Hidung terdiri atas lubang hidung dan rongga hidung (lihat gambar 3).
93
Setiap manusia mempunyai dua lubang hidung secara normal, di mana
lubang hidung tersebut berhubungan dengan rongga hidung. Pada rongga
hidung terdapat selaput lendir atau membran mukus dan rambut halus
yang disebut rambut hidung atau sillia.Rambut hidung dan selaput lender
berfungsi untuk menyaring kotoran yang masuk melalui hidung bersama
dengan udara pernapasan. Kotoran tersebut dapat berupa debu dan
kuman. Pernakah kamu bersin? Jika lubang hidung kemasukan kotoran
maka maka selaput lender akan terangsang sehingga menimbulkan rasa
geli. Oleh karena itu, terjadilah bersin sehingga kotoran akan terbawah
keluar.
(http://marina-putri.blogspot.com/2012_04_01_archive.html)
Gambar 3. Struktur rongga hidung
Di rongga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau ujung-
ujung saraf pembau. Ujung-ujung saraf pembau ini timbul bersama
dengan rambut-rambut halus pada selaput lendir yang berada di dalam
rongga hidung bagian atas. Pernahkah kamu sakit flu? Saat menderita flu,
dapatkah kamu mencium bau dengan baik? Tentu saja kamu tidak dapat
mencium bau dengan baik. Mengapa demikian? Karena selaput hidung
yang membengkak dan berlendir menyebabkan indra pembau tertutup
oleh lendir. Akibatnya, indra pembau tidak dapat menerima rangsang bau
dengan baik. Jika kamu sakit flu, maka apa yang akan kamu lakukan agar
hidungmu dapat berfungsi normal kembali.
94
2. Faring
Faring merupakan suatu jalur berbentuk menyerupai pipa yang
berfungsi sebagai tempat masuknya makanan, minuman, maupun udara
(lihat gambar 4). Diujung faring terdapat epiglotis. Ketika kamu menelan
sesuatu, epiglotismu akan melipat kebawah, menggerakkan makanan
ataupun minuman untuk masuk kedalam esofagus, bukan ke jalan udara.
Faring dibagi menjadi tiga wilayah yaitu nasofaring (di belakng rongga
hidung), orofaring (di belakang rongga bukal) dan laryngopharynx (belakng
laring). Hanya udara yang melewati dari hidung melalui nasofaring,
sedangkan makanan dari mulut ke orofaring dan laryngopharynx hanya
mengijinkan perjalanan udara masuk ke paru-paru.
Gambar 4. Faring (http://www.biologi-sel.com/2013/06/fungsi-faring.html)
3. Laring
Laring merupakan saluran udara tempat melekatnya pita suara
(lihat gambar 5). Laring terdiri atas dua pasang jaringan yang terlipat
secara horizontal. Pita suara menghasilkan suara dengan cara menekan
udara di antara pita suara tersebut sehingga pita suara bergetar dan
menghasilkan suara. Ketika kita berbicara, otot-otot pita suara menegang
dan mengendor, menghasilkan suara yang berbeda. Otak
mengkoordinasikan gerakan otot-otot di tenggorokan, lidah, pipi, dan bibir
ketika kita berbicara dan atau bernyanyi.
95
Gambar 5. Struktur laring
(http://www.sridianti.com/fungsi-laring-padamanusia.html)
4. Trakea
Trakea (batang tenggorokan) merupakan pipa yang panjangnya
kira-kira 9 cm (lihat gambar 6). Trakea tersusun atas enam belas sampai
dua puluh cincin-cincin tulang rawan yang berbentuk C. cincin-cincin
tulang rawan ini dibagian belakangnya tidak tersambung yaitu di tempat
trakea menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk mempertahankan
agar trakea tetap terbuka. Cincin-cincin tulang rawan diikat bersama oleh
jaringan fibrosa dan jaringan otot. Trakea dilapisi oleh selaput lendir yang
dihasilkan oleh epitelium bersilia. Silia-silia pada sel-sel epitel ini bergerak
ke atas kearah laring sehingga dengan gerakan ini debu dan butir-butir
halus lainnya yang ikut masuk saat menghirup napas dapat dikeluarkan.
Trakea bercabang dua membentuk bronkus.
96
Gambar 6. Trakea (http://f-forum10.nstars.org/t97-trakea-trachea)
5. Bronkus
Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang jumlahnya
sepasang, yaitu satu menuju ke paruh-paruh sebelah kanan dan yang satu
lagi menuju ke sebelah kiri (lihat gambar 7). Tempat percabangan ini
disebut bifurkase. Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trakea dan
dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus yang sebelah kiri lebih panjang
dan sempit serta kedudukannya lebih mendatar dari pada yang kekanan.
Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru sebelah kanan
lebih mudah terserang penyakit. Bronkus sebelah kanan bercabang
menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang
menjadi dua bronkiolus.
97
https://extraordinarnee.files.wordpress.com/2013/09/respiratory.jpg gambar 7. Struktur Bronkus
6. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis
dan salurannya lebih kecil dibandingkan dengan bronkus. Semakin kecil
salurannya, semakin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal
dinding fibrosa dengan lapisan sel epitel bersilia. Setiap bronkiolus
terminal (terakhir) bermuara ke dalam seberkas kantung-kantung kecil
mirip anggur yang disebut alveolus lihat (gambar 7). Dalam hal ini alveolus
dapat disebut sebagai unit fungsional paru-paru.
7. Paru-paru beserta alveolinya
Organ yang berperan penting dalam pernapasan adalah paru-
paru. Paru-paru merupakan organ tubuh yang terletak pada rongga dada,
tepatnya di atas sekat diafragma (lihat gambar 8). Paru-paru terdiri atas
dua bagian yaitu, paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru dibungkus
oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Pada paru-paru
terdapat gelembung-gelembung halus kecil yang disebut alveolus.
Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan yang
berupa gelembung-gelembung udara. Dindingnya tipis, lembab, dan
berlekatan erat dengan kapiler-kapiler darah. Alveolus terdiri dari satu lapis
sel epiteium pipih dan disinilah darah hampir bersentuhan dengan udara.
merupakan perluasan daerah permukaan yang berperan penting dalam
98
pertukaran gas antara O2 dari udara bebas ke sel-sel darah dan CO2 dari
sel-sel darah ke udara.
Oksigen yang terdapat pada alveolus berdifusi menembus dinding
alveolus, lalu menembus dinding kapiler darah yang mengelilingi alveolus.
Setelah itu, oksigen masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh
hemoglobin yang terdapat di dalam sel darah merah sehingga terbentuk
oksihemoglobin (HbO2). Akhirnya oksigen diedarkan oleh darah keseluruh
tubuh. Setelah sampai ke dalam sel-sel tubuh, oksigen dilepaskan dari
darah sehingga oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Oksigen ini
digunakan untuk oksidasi.
Karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi sel sebagai zat sisa
diangkut oleh plasma darah melalui pembuluh darah menuju ke paru-
paru. Sesampai di alveolus, CO2 menembus diinding pembuluh darah dan
dinding alveolus. Dari alveolus, karbondioksida akan disalurkan menuju
hidung untuk dikeluarkan. Jadi proses pertukaran gas sebenarnya
berlangsung di alveolus.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/struktur-dan-fungsi-alveolus.html)
Gambar 8. Struktur paru-paru dan alveolus
99
No Nama organ
pernapasan
Fungsinya
1 Rongga hidung a……..
b. ……..
2 …… Persimpangan jalan
napas dengan jalan
makanan
3 …… ……
4 …… ……
5 ……. ……
6 …… ……
7 …… ……
TUGAS KELOMPOK
Perhatikan gambar 9 dan sebutkan secara urut organ-organ penyusun
sistem pernapasan pada manusia, kemudian lengkapilah tabel di bawah.
Gambar 9. Organ pernapasan
C. MEKANISME PERNAPASAN
pernapasan sangat terkait dengan proses bernapas. Bernapas
merupakan aktivitas pokok setiap makluk hidup. Udara yang kita hirup sat
bernapas, dapat masuk ke dalam paru-paru karena nadanya mekanisme
pernapasan. Nah, untuk mengetahui mekanisme pernapasan lebih lanjut,
terlebih dahulu kita membuat mekanisme pernapasan menggunakan alat
peraga dan diskusikan bersama teman kelompok masing-masing.
100
KEGIATAN PRAKTIKUM
MENGAMATI MEKANISME PERNAPASAN PADA MANUSIA
TUJUAN : MENGUJI MEKANISME PERNAPASAN PADA MANUSIA
Alat dan Bahan
E A B
C D
Gambar 10. Alat dan bahan untuk membuat peraga pernapasan (a. Cutter/gunting; b. balon; c. pipa; d. perikat dan plastik;
e. toples)
Cara kerja
1. Potong/gunting bagian bawah toples
2. Lubangi tutupan toples sesui dengan ukuran pipa
3. Sambungkan pipa dengan penyambung pipa yang berbentuk “T”
4. Pasang balon pada kedua ujung pipa
5. Masukan pipa yang sudah terpasang balon kedalam toples
6. Gunting sebagian plastic dan letakan dibagian bawah toples yang sudah
dipotong
7. Untuk memastikan model yang kita hasilkan berfungsi dengan baik
maka tariklah plastic kebagian bawah
101
t peraga pernapasan
lat seperti pada gambar 11
ernapas. Tarik membran kar
Gambar 11. Rangkaian ala
Setelah diperoleh a , gunakan alat
tersebut untuk memahami proses b et ke bawah
kemudian lepaskan lagi. Amati keadaan balon yang ada di dalam toples,
pada saat membran karet ditarik ke bawah. Jika toples diumpamakan sebagai
rongga dada, balon sebagai paru-paru, dan membran karet sebagai
diafragma, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
Pertanyaan :
1. Apakah yang akan terjadi pada balon karet saat membran karet ditarik ke
bawah? Mengapa terjadi demikian?
2. Bagaimana pula keadaannya setelah membran karet dikembalikan pada
kedudukan semula? Mengapa terjadi demikian?
3. Berdasarkan model yang telah didemonstrasikan, apakah yang
menyebabkan rongga dada menjadi lebih besar?
4. Menurut anda, bagaimanakah mekanisme inspirasi dan ekspirasi?
5. Tuliskan kesimpulan anda dari kegiatan diatas dan presentasikan di depan
kelas.
Selama bernapas, aliran udara dari udara bebas ke paru-paru dan
sebaliknya ditentukan oleh perubahan tekanan udara dalam ronga paru-paru,
rongga dada, dan rongga perut. Perubahan tekanan disebabkan oleh terjadinya
102
perubahan volume setiap ruangan. Perubahan volume setiap ruangan ini diatur
oleh otot-otot pernapasan yaitu otot antar tulang rusak, otot diafragma, dan otot
diding perut.Berdasarkan otot yang berperan aktif pada proses pernapasan,
pernapasan pada manusia dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan
pernapasan perut.
1. Pernapasan dada
Gambar 12. Mekanisme pernapasan dada
Apabila kita menghirup dan menghembuskan udara (inspirasi dan
ekspirasi) menggunakan pernapasan dada, otot yang di gunakan yaitu otot
antar tulang rusuk. Otot ini terbagi menjadi dua bentuk, yakni otot antar
tulang rusuk luar dan otot antar tulang rusuk dalam.
Saat terjadi inspirasi, otot antar tulang rusuk luar berkontraksi,
sehingga tulang rusuk menjadi terangkat. Akibatnya, volume rongga dada
membesar. Membesarnya volume ronga dada menjadikan tekanan udara
dalam rongga dada menjadi kecil/berkurang, sedangkan tekanan udara bebas
tetap. Dengan demikian, udara bebas akan mengalir menuju paru-paru
melewati saluran pernapasan.
103
Saat terjadi ekspirasi, otot antar tulang rusuk dalam berkontraksi
(mengkerut/mengendur), sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi
semula, sehingga rongga dada mengecil. Pada saat rongga dada mengecil,
tekanan rongga dalam rongga dada menjadi meningkat, sedangkan tekanan
udara di luar tetap. Dengan demikian, udara yang berada dalam rongga paru-
paru menjadi terdorong ke luar.
2. Pernapasan perut
Gambar 13. Mekanisme pernapasan perut. Berbeda dengan pernapasan dada, pernapaan perut menggunakan
otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Mekanisme pernapasan dada
tetap melalui dua fase, yakni inspirasi dan ekspirasi.
Fase inspirasi pada pernapasan perut terjadi apabila otot diafragma
berkontraksi (mengkerut), sehingga posisi diafragma mendatar. Hal itu
menyebabkan volume rongga dada menjadi lebih besar, sehingga tekanan
udara di dalam rongga dada mengecil, namunvolume udara luar tetap.
Penurunan tekanan udara ini menjadikan paru-paru mengembang, sehingga
udara di luar tubuh masuk ke dalam paru-paru.
104
Sementara itu, fase ekspirasi terjadi apabila otot diafragma
berelaksasi (mengendur) dan otot dinding perut berkontraksi. Akibat yang di
timbulkan ialah terdesaknya ronga perut kearah diafragma, sehingga keadaan
diafragma cekung (melengkung ke atas) ke rongga dada. Akibatnya, volume
rongga dada mengecil dan tekanan udaranya meningkat, Sehingga udara
dalam rongga paru-paru ke luar tubuh.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!!!
Mengapa saat perut kita terlalu kenyang maka kita smenjadi sulit
bernapas? Apa hubungannya dengan mekanisme pernapasan?
D. Mekanisme pertukaran gas O2 dan CO2
Bernapas merupakan kegiatan mengambil dan mengeluarkan udara
pernapasan melalui paru-paru. Arti yang lebih khusus yaitu pertukaran gas
yang terjadi antara sel dengan lingkungannya. Pada pernapasan langsung,
pengambilan udara pernapasan dilakukan secara langsung oleh permukaan
tubuh dan pada pernapasan tidak langsung melalui saluran pernapasan.
Manusia bernapas secara langsung, artinya udara pernapasan tidak berdifusi
langsung melalui seluruh permukaan kulit. Selaput tipis tempat
berlangsungnya difusi gas tersebut terlindung di bagian dalam tubuh, berupa
gelembung paru-paru (alveolus). Pernapasan atau pertukaran gas pada
manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu pernapasan luar (eksternal) dan
pernapasan dalam (internal).
1. Pernapasan luar (eksternal)
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut
akan masuk ke dalam paru-paru. Udara yang masuk terkandung oksigen,
oksigen akan berdifusi ke darah dan diikat darah yaitu oleh hemoglobin
105
(Hb). Ikatan antara oksigen dan hemoglobin diikat darah menjadi
oksihemoglobin (HbO2). Pada saat yang sama, CO2 yang terkandung
dalam darah dilepaskan. Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida
antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan
pernapasaneksternal.
Saat darah masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar
karbondioksida yang diangkut akan berbentuk ion bikarbonat atau (HCO-
3). Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus) karena ada
perbedaan tekanan parsial antara gas O2 dan CO2 dalam darah dan O2 dan
CO2 dalam alveolus. Tekanan parsial gas yang berbeda membuat oksigen
dan kerbondioksida berdifusi antara darah dan udara.
Tekanan parsial oksigen pada udara yang kita hirup akan lebih
besar di bandingkan tekanan parsial oksigen pada alveolus paru-paru.
Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi dari pada
konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan
berdifusi menuju darah pada laveolus paru-paru.
Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih
besar dibandingkan tekanan parsial karbondioksida pada udara.
Akibatnya, korbondioksida pada darah berdifusi menuju udara dan akan di
bawah keluar tubuh lewat hidung.
2. Pernapasan dalam (Internal)
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya
pertukaran gas pada pernapasan internal berlangsung di dalam jaringan
tubuh. Proses pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan sel-sel jaringan
berlangsung dalam proses respirasi seluler. Setelah oksihemoglobin
(HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya
menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan di gunakan dalam
proses metabolisme sel.
106
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga
melalui proses difusi. Proses difusi ini terjadi karena adanya perbedaan
tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara darah dan cairan
jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah
dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya, konsentrasi
oksigen dalam cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen
dalam darah mengalir menuju cairan jaringan. Sementara itu, tekanan
karbondioksida pada darah lebih rendah dari pada cairan jaringan.
Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi
ke dalam darah.
Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan
berikatan dengan hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).
Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma
darah dan bergabung dengan air dan menjadi asam karbonat (H2CO3).
CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar
tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10% saja. Sisanya yang berupa
ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam darah berikatan dengan ion
Na+ dan K+ membentuk senyawa bikarbonat (KHCO3 dan NaHCO3).
Senyawa bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai buffer atau larutan
penyanga. Lebih tepatnya, senyawa tersebut berperan penting dalam
menjaga stabilitas pH darah.
BAHAN DISKUSI
Selama ini, mungkin kita sering mendengar atau bahkan melihat peristiwa
orang tenggelam. Banyak sekali orang yang tenggelam meninggal dunia.
Mengapa orang yang tenggelam dapat meninggal dunia dan apa kaitannya
dengan difusi O2 dan CO2?? Diskusikanlah bersama teman-teman anda!
E. Frekuensi pernapasan
107
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan di otak,
sedangkan aktivitas saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus (rangsangan)
berupa adanya peningkatan kadar karbon dioksida (CO2) dalam darah. Pada
umumnya, manusia mampu bernapas antara 15-18 kali setiap menit.
Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis
kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh dan kegiatan tubuh.
a. Umur
Bayi dan balita memiliki frekuensi bernapas lebih banyak dibanding orang
dewasa. Hal ini disebabkan volume paru-paru yang relatif kecil dan sel-sel
tubuh sedang berkembang sehingga membutuhkan banyak oksigen. Orang
tua juga memiliki frekuensi napas lebih banyak karena kontraksi otot-otot
dada dan diafragma tidak sebaik saat masih mudah, sehingga udara
pernapasan lebih sedikit.
b. Jenis kelamin
Frekuensi pernapasan wanita pada umumnya lebih banyak dari laki-laki.
Hal ini disebebkan wanita pada umumnya memiliki volume paru-paru
lebih kecil dari laki-laki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.
c. Suhu tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh, semakin cepat frekuensi pernapasannya. Hal
ini berhubungan erat dengan peningkatan proses metabolism tubuh.
d. Posis tubuh
Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi pernapasan. Pada
tubuh yang berdiri, otot-otot kaki akan berkontraksi sehingga diperlukan
tenaga untuk menjaga tubuh tetap tegak berdiri. Untuk itu diperlukan
banyak oksigen dan diproduksi banyak karbon dioksida. Pada posisi tubuh
berdiri frekuensi pernapasannya meningkat.
Pada posisi duduk atau tiduran, beban berat tubuh disanggah oleh
sebagian besar bagian tubuh sehingga terjadi penyebaran beban. Hal ini
108
mengakibatkan jumlah energi yang diperlukan untuk menyangga tubuh
tidak terlalu besar sehingga frekuensi pernapasannya juga rendah
e. Kegiatan tubuh
Orang yang banyak melakukan kegiatan memerlukan lebih banyak
energy dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan kegiatan
(santai/tidur). Oleh karena itu, tubuh lebih banyak memerlukan oksigen
untuk oksidasi biologi dan lebih banyak memproduksi zat sisa. Tubuh perlu
meningkatkan frekuensi pernapasan agar dapat menyediakan oksigen
yang lebih banyak.
Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang ada
diotak disebutpons varolli danmedulla oblongata. Saraf pernapasan ini
juga dipacu oleh peningkatan kadar karbondioksida yang ada di dalam
darah. Kita dapat menahan napas sementara waktu, tetapi bila kadar
karbon dioksida dalam darah naik maka akan timbul rangsangan untuk
segera menghirup udara pernapasan dalam-dalam. Ketika darah melalui
alveolus, kandungan kadar karbon dioksidanya sama dengan di alveolus.
Darah kemudian mencapai medulla oblongata yang mengandung sel-sel
yang sangat peka terhadap konsentrasi karbon dioksida dalam darah. Jika
kandungan karbon dioksida ini naik di atas normal, medulla oblongata
menggapainya dengan meningkatkan banyak impuls saraf dan laju impuls
saraf yang mengontrol aksi otot-otot pernapasan (otot diafragma dan otot
interkosta). Akibatnya ialah peningkatan pertukaran udara dalam paru-
paru yang mengembalikan konsentrasi karbon dioksida dalam alveolus
dengan cepat dan kemudian mengembalikan konsentrasi karbon dioksida
darah ke konsentrasi normal. Seberapa banyak jumlah udara yan dapat
masuk ke dalam tubuh kita? Berikut ini akan dijelaskan mengenai volume
udara pernapasan.
F. Volume Udara Pernapasan
109
volume udara pernapasan dapat diukur menggunakan respirometer. Secara
garis besar, volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
a. Volume tidal yaitu volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang
besarnya lebih kurang 500 cc atau 500 mL.
b. Volume cadangan inspirasi atau udara komplementer yaitu volume udara
yang masih bisa dimasukan secara maksimal setelah bernapas (inspirasi)
biasa, yang besarnya lebih kurang 1.500 cc atau 1.500 mL.
c. Volume cadangan ekspirasi atau udara suplementer yaitu volume udara
yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan
napas (ekspirasi) biasa, yang besarnya lebih kurang 1.500 cc.
d. Volume sisa/residu yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam paru-
paru setelah mengeluarkan napas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya
lebih kurang 1.000 cc atau 1.000 mL.
e. Kapasitas vital yaitu volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal
mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang
sebesarnya lebih kurang 3.500 cc. jadi kapasitas vital adalah jumlah dari
volume tidal + volume cadangan inspirasi = volume cadangan ekspirasi.
f. Volume total paru-paru yaitu, volume udara yang dapat ditampung paru-
paru semaksimal mungkin, yang besarnya lebih kurang 4.500 cc. jadi
volume udara total paru-paru adalah jumlah dari volume sisa + kapasitas
vital.
110
Gambar 14. Grafik volume udara pernapasan pada manusia
Volume udara pernapasan setiap orang berbeda-beda. Hal ini
disebabkan karena setiap orang memiliki volume paru-paru yang berbeda-
beda juga. Volume paruh-paru selain dipengaruhi oleh faktor genetik, juga
dipengaruhi oleh latihan. Para atlet, perenang dan orang yang berlatih yoga
memiliki volume paru-paru yang lebih besar. Orang yang tinggal di dataran
tinggi yang kadar oksigennya rendah cenderung memiliki volume paru-paru
lebih besar.
Dalam keadaan biasa, manusia mengisap dan mengeluarkan udara
pernapasan kurang lebih 500 cc. bila setengah liter ini telah dihembuskan,
maka dengan mengerutkan otot perut kuat-kuat, masih dapat
menghembuskan satu setengah liter udara cadangan di dalam paru-paru.
Sebaliknya, sesudah menghirup udara setengah liter, kita masih dapat
menghirup kuat-kuat satu setengah liter udara lagi. Jadi, jumlah udara yang
terdapat dalam sistem pernapasan yaitu antara tiga setengah dan setengah
liter. Jumlah pernapasan sekian itu dapat dimanfaatkan secara teratur oleh
para olahragawan yang terlatih. Meskipun ada 500 cc udara yang dapat kita
hirup dalam keadaan biasa, tetapi 350 cc yang dapat sampai di gelembung
111
paru-paru, sedangkan yang 150 cc lainnya hanya sampai di saluran
pernapasan saja.
G. Gangguan pada sistem pernapasan
Gangguan pada sistem pernapasan biasanya disebabkan oleh
kelainan dan penyakit yang menyerang alat-alat pernapasan. Beberapa jenis
kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan sebagai berikut:
1. Asfiksi, yaitu kelainan atau gangguan dalam pengangkutan oksigen ke
jaringan atau gangguan penggunaan oksigen oleh jaringan.
Penyebabnya dapat terletak di paru-paru, pembuluh darah, atau dalam
jaringan tubuh. Misalnya seseorang yang tenggelam, alveolusnya terisi
air; orang yang menderita pneumonia, alveolusnya terisi cairan limfa;
serta orang yang keracunan karbon monoksida dan asam sianida, Hbnya
tercemar oleh zat racun tersebut. Keracunan karbon monoksida dan
asam sianida terjadi karena kedua zat ini memiliki afinitas terhadap
hemoglobin lebih besar dari pada oksigen.
2. Penyempitan atau penyumbatan saluran napas, dapat disebabkan oleh
pembengkakan kelenjar limfa, misalnya polip (di hidung) dan amandel
(di tekak), yang menyebabkan penyempitan saluran pernapasan
sehingga menimbulkan kesan wajah bodoh dan sering disebut wajah
adenoid. Penyempitan ini dapat pula terjadi karena saluran
pernapasannya yang menyempit akibat alergi, misalnya pada asma
bronkiale.
3. Anthrakosis, yaitu kelainan pada alat pernapasan yang disebabkan oleh
masuknya debu tambang. Jika yang masuk debu silikat disebut silicosis.
4. Bronkitis, terjadi karena peradangan bronkus.
5. Pleuritis, yaitu peradangan selaput (pleura) karena pleura mengalami
penambahan cairan intrapleura, akibatnya timbul rasa nyeri saat
bernapas.
112
6. Tuberculosis (TBC), yaitu penyait paru-paru karena mycobacterium
tuberculosis, tandanya berbentuk bintik-bintik kecil pada dinding
alveolus.
7. Pneumonia atau logensteking, yaitu penyakit radang paru-paru yang
disebabkan Diplococus Pneumoniae.
8. Penyakit diptheri, misalnya diphteri tekak, tenggorokan, dan hidung.
Penyakit ini biasa menyerang saluran pernapasan anak bagian atas.
9. Faringitis, yaitu infeksi pada faring oleh bakteri dan virus. Gejalanya
adalah kerongkongan terasa nyeri saat menelan.
10. Tonsillitis, yaitu radang karena infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil.
Gejalanya yaitu tenggorokan sakit, sulit menelan, suhu tubuh naik,
demam, dan otot-otot terasa sakit.
11. Kanker paru-paru, biasa diderita oleh perokok. Kanker ini disebabkan
oleh adanya tumor ganas yang terbentuk didalam epitel bronkiolus.
12. Asma, yaitu gangguan pada rongga saluran pernapasan yang diakibatkan
oleh berkontraksinya otot polos pada trakea. Hal ini akan
mengakibatkan penderita sukar bernapas.
Bila terjadi gangguan pada saluran pernapasan, perlu diberikan
pertolongan segera. Pertolongan tersebut harus disesuaikan dengan jenis
penyebabnya seperti uraian berikut:
1. Pada penderita pernapasan yang disebebkan infeksi, perlu diberikan
antibiotika. Tujuannya adalah mematikan kuman penyebab infeksi.
2. Bila bagian paru-paru ada yang terluka, maka paru-paru tersebut harus
diisterahatkan dengan cara mengisi udara steril pada celah antarpleura.
3. Pada penderita gangguan pernapasan akibat tenggelam atau shock
karena sengatan arus listrik, pusat pernapasannya sering terhenti
sementara sehingga gerakan bernapas juga sering terhenti untuk
sementara waktu. Untuk mengatasinya, perlu diberikan pernapasan
113
buatan. Dalam keadaan darurat, pernapasan buatan sering diberikan
dengan bantuan mulut.
Kita telah mengetahui bahwa polusi udara dapat menganggu sistem
pernapasan kita. Asap rokok juga merupakan salah satu penyebab terjadinya
polusi udara yang dapat menggangu sistem pernapasan. Untuk lebih jelasnya
lakukan percobaan berikut ini.
PERCOBAAN
MENGAMATI DAMPAK ASAP ROKOK TERHADAP PARU-PARU
TUJUAN : MENGUJI EFEK ROKOK BAGI KESEHATAN
Alat dan Bahan
A B C D E F
Gambar 15. Alat dan bahan; a) mangkuk, b) botol, c) sebatang rokok, d) gunting, e) korek api, f) kapas
114
Cara kerja :
1. Membuat lubang kecil pada bagian bawah botol.
2. Menyumbat lubang tersebut menggunakan kapas.
3. Mengisi botol dengan air sampai penuh.
4. Menutup bagian mulut botol dengan plastisin, pastikan tidak ada
lubang antara plastisin dengan mulut botol.
5. Membuat lubang ditengah-tengah mulut botol yang telah ditutup
dengan plastisin menggunakan pensil.
6. Memasukkan rokok di mulut botol yang sudah dilubangi tadi,
kemudian rapatkan pastikan tidak ada lubang udara diantaranya.
7. Menyalakan rokok dengan korek api, kemudian buka sumbat pada
lubang di bagian bawah botol.
8. Mengamati apa yang terjadi dengan bagian dalam botol yang
ruangannya ditinggalkan oleh air
9. Memastikan air sudah keluar semua dari botol dan digantikan oleh
asap rokok.
10. Membuka plastisin dan rokok yang ada di mulut botol, dan dimulut
botol digantikan dengan kapas yang masih putih bersih
11. Meniupkan udara masuk kedalam botol melalui lubang yang terdapat
di bagian bawah botol dengan sekuat-kuatnya.
12. Perhatikan apa yang terjadi dengan kapas setelah udara ditiupkan
kedalam botol
13. Jadilah alat peraga seperti pada gambar 16
115
bar 16. Rangkaian alat peraga
Gam
Pertanyaan :
a. Bayangkan jika tabung dan kapas diibaratkan ruang paru-paru dan
alveolus, apa yang menempel di dalamnya jika asap rokok masuk?
b. Bayangkan pula jika kejadian itu berlangsung terus menerus
dalam waktu yang lama, apa yang akan terjadi dalam paru-paru?
c. Apa kesimpulan anda dari kegiatan tersebut?
Telah dibahas berbagai macam cara mengatasi gangguan-
gangguan saluran pernapasan. Sekarang sudah banyak ditemukan berbagai
macam teknologi untuk mengatasi gangguan pernapasan. Misalnya, pada
penderita tetanus akut saluran pernapasannya mengalami penyumbatan.
Oleh karena itu, pada penderita dibuatkan lubang pernapasan bantuan pada
trakea disebut trakeotomi.
selain itu, orang-orang yang mengalami kecelakaan misalnya
tenggelam, sengatan arus listrik, atau serangan jantung, memerlukan
oksigen untuk bertahan hidup. Oleh karena itu pernapasan normal tidak
cukup menyediakan oksigen, maka digunakan alat bantu pernapasan. Alat
bantu pernapasan ini berupa tangki berisi oksigen yang dimampatkan yang
mendorong oksigen memasuki paru-paru korban. Pulmotor merupakan alat
yang digunakan untuk memberikan pernapasan buatan. Masih banyak
teknologi yang telah ditemukan untuk mengatasi kelainan-kelainan yang
terjadi pada system pernapasan. Bagi penderita asma biasanya diperlukan
gas spray untuk mengatasi serangan asma.
116
H. Bahaya Rokok bagi Kesehatan
Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, karena orang yang
merokok berpeluang besar terkena kanker paru-paru, kanker tenggorokan,
kanker lidah, emfisema, dan bronchitis. Merokok juga dapat menyebabkan
penyakit saluran pernapasan kronis, kadang-kadang dikaitkan dengan
hilangnya nafsu makan, rasa mual, napas pendek, ketidakteraturan detak
jantung, dan sering membawa kematian. Tiga bahan utama yang paling
berbahaya bagi kesehatan dalam asap rokok yaitu:
1. Nikotin, adalah cairan bening yang menjadi kecokelatan jika terpapar
udara. Nikotin dalam jumlah kecil mempunyai pengaruh menenangkan,
tetapi dapat menyebabkan radang saluran pernapasan. Dalam jumlah
besar nikotin sangat berbahaya, misalnya 20-5mg nikotin dapat
menyebabkan pernapasan berhenti. Pengaruh lainnya adalah dapat
menaikkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung, dan
menyebabkan ketagihan.
2. Karbon monoksida, adalah gas beracun yang tidak berbau. Asap rokok
mengandung CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm. Daya afinitas
(daya ikat) CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi dari pada
afinitas oksigen terhadap hemoglobin. Akibatnya, bila manusia menghirup
udara yang mengandung CO dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan
darah kekurangan oksigen bahkan kehabisan oksigen. Akhirnya dapat
mengakibatkan kematian karena darah hanya mengikat CO dalam bentuk
COHb. Efek selanjutnya dapat menyebabkan jaringan pembuluh darah
menyempit dan mengeras yang akhirnya dapat mengakibatkan para
perokok menderita penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.
3. Tar, adalah komponen sisa dari asap rokok sesudah nikotin dan tetesan-
tetesan cairannys dihilangkan. Dalam sebatang rokok dapat menghasilkan
10-30 mg tar. Tar dapat menyebabkan resiko terhadap timbulnya kanker
(karsinogen).
117
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo., Sudjino., Trijoko., & Suwarno, H. 2009. Buku Biologi Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
Rikky, F., Agus, M. H., & Umar, R. 2009. Buku Biologi Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
Sri, W., Siti, N. R., & Zubedi. 2009. Buku Biologi Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/struktur-dan-fungsi-
alveolus.html
http://marina-putri.blogspot.com/2012_04_01_archive.html
http://www.biologi-sel.com/2013/06/fungsi-faring.html
http://www.sridianti.com/fungsi-laring-padamanusia.html
http://f-forum10.nstars.org/t97-trakea-trachea
https://extraordinarnee.files.wordpress.com/2013/09/respiratory.jpg
https://padamara88.wordpress.com/ayo-belajar/alat-pernapasan-2/
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
Lampiran 11 Skor Hasil Uji Coba Soal
Subyek Skor Butir Soal Jlh Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
S-01 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 7
S-02 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 5
S-03 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 7
S -04 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 7
S-05 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 4
S-06 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 6
S-07 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 5
S-08 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 6
S-09 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 10
S-10 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9
S-11 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 6
S012 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 8
S-13 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 6
S-14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 4
S-15 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 7
S-16 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 7
S-17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4
S-18 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 7
S-19 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 6
S-20 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 10
S-21 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 6
S-22 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 6
139
S-23 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 8
S-24 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 8
S-25 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 7
S-26 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 7
S-27 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 6
S-28 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 7
S-29 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 5
KODE Skor Butir Soal Jlh Skor 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
S-01 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 5
S-02 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 3
S-03 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 10
S -04 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 8
S-05 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 10
S-06 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 5
S-07 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 4
S-08 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 7
S-09 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 8
S-10 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 7
S-11 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 4
S012 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 9
S-13 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6
S-14 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 8
S-15 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8
S-16 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
140
S-17 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 9
S-18 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5
S-19 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 5
S-20 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 8
S-21 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 5
S-22 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4
S-23 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 7
S-24 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 7
S-25 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3
S-26 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 9
S-27 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 5
S-28 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6
S-29 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 5
141
142
Lampiran 12 Uji Validitas dan Releabilitas Soal Uji Coba
Item-Total Statistics
Nomor
soal
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
1 13.03
32.320
.098
.773
2 13.31 30.436 .430 .758
3 13.52 34.259 -.283 .785
4 13.52 30.044 .631 .752
5 13.17 30.291 .452 .757
6 13.72 33.064 .000 .771
7 13.69 32.936 .044 .772
8 13.45 31.970 .172 .769
9 13.59 31.108 .468 .759
10 13.24 31.404 .346 .766
11 13.38 31.887 .373 .770
12 13.45 30.613 .446 .758
13 13.31 30.007 .511 .754
14 13.38 30.172 .500 .755
15 13.62 33.672 -.196 .779
16 13.62 32.458 .144 .770
17 13.38 31.101 .320 .763
18 13.24 32.761 .008 .777
143
19 13.07 34.924 -.366 .792
20 13.41 33.894 -.192 .784
21 13.21 30.956 .327 .763
22 13.52 31.044 .403 .760
23 13.31 30.507 .416 .759
24 13.45 31.185 .329 .763
25 13.14 30.480 .421 .758
26 13.34 31.163 .301 .764
27 13.45 30.470 .475 .757
28 13.31 30.222 .470 .756
29 13.24 31.761 .182 .769
30 13.52 31.116 .387 .761
31 13.52 31.044 .403 .760
32 13.45 30.756 .416 .759
33 13.24 32.118 .319 .772
34 13.38 30.958 .348 .762
35 13.45 30.685 .431 .759
36 13.55 34.328 -.313 .785
37 13.45 31.256 .315 .763
38 13.31 31.865 .368 .770
39 13.21 32.527 .048 .775
40 13.10 30.882 .353 .762
144
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.771
40
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.854
27
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nilai Validitas
0.098 0.430 - .283
0.631 0.452 0.000 0.044 0.172 0.468 0.346 0.373 0.446 0.511 0.500 -.196 0.1 44
0.320 0.0 08
-.366 -.192
Kriteria TV V TV V V TV TV TV V V V V V V TV TV V TV TV TV
Daya Pembeda
- 0.29 - 0.43 0.29 - - - 0.43 0.29 0.29 0.43 0.29 0.29 - - 0.36 - - -
Kriteria - C - B C - - - B C C B C C - - C - - -
Tingkat Kesukaran
- 0.50 - 0.61 0.57 - - - 0.68 0.46 0.43 0.57 0.68 0.68 - - 0.43 - - -
Kriteria - Sdg - Sdg Sdg - - - Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg - - Sdg - - -
Nomor Soal
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nilai Validitas
0.327 0.403 0.41 6
0.329 0.421 0.301 0.475 0.47 0
0.182 0.387 0.403 0.416 0.319 0.348 0.43 1
-.313 0.315 0.368 0.048 0.353
Kriteria V V V V V V V V TV V V V V V V TV V V TV V
Daya Pembeda
0.29 0.29 0.29 0.50 0.36 0.43 0.43 0.29 - 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29 - 0.29 0.29 - 0.29
Kriteria C C C B C B B C - C C C C C C - C C - C
Tingkat Kesukaran
0.43 0.61 0.61 0.43 0.50 0.39 0.54 0.68 - 0.43 0.54 0.54 0.43 0.46 0.57 - 0.43 0.46 - 0.46
Kriteria Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg - Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg - Sdg Sdg - Sdg
145
Lampiran 14. Hasil Akhir Pretest
Kelas STAD
KODE Skor Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 SA Na
S-10 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 10 37
37
40
37
37
37
40
40
44
40
40
40
40
40
37
37
44
37
51
40
s-02 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 10
s-03 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 11
s-04 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 10
s-05 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10
S-05 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 10
S-07 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 11
S-08 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 11
S-09 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 12
S-10 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 11
S-11 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 11
S-12 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 11
S-13 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 11
S-14 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 11
S-15 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 10
S-16 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 10
S-17 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12
S-18 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 10
S-19 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 14
S-20 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 11
146
S-21 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 10 37
44
44
37
40
40
40
40
51
37
S-22 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 12
S-23 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 12
S-24 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10
S-25 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 11
S-26 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 11
S-27 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 11
S-28 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 11
S-29 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 14
S-30 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 10
Kelas NHT
KODE skor butir soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 SA NA
S-10
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
12
44
s-02 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 11 40
s-03 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 12 44
s-04 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 11 40
s-05 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 12 44
S-05 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 11 40
S-07 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 12 44
147
S-08 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 12 44
S-09 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 11 40
S-10 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 12 44
S-11 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 11 40
S-12 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 12 44
S-13 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 11 40
S-14 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10 37
S-15 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 11 40
S-16 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 12 44
S-17 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 11 40
S-18 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 10 37
S-19 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 12 44
S-20 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 12 44
S-21 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 12 44
S-22 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 12 44
S-23 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 12 44
S-24 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 11 40
S-25 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 12 44
S-26 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 12 44
S-27 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 11 40
S-28 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 12 44
S-29 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 11 40
S-30 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 11 40
148
Kelas Konvensional
KODE Skor Butir Soal
NA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 SA
S-10 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 10 37
s-02 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9 33
s-03 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 11 41
s-04 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 9 33
s-05 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 10 37
S-05 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 11 41
S-07 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 11 41
S-08 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 11 41
S-09 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 12 44
S-10 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10 37
S-11 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 10 37
S-12 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10 37
S-13 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 10 37
S-14 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 11 41
S-15 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 12 44
S-16 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 12 44
S-17 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 11 41
S-18 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10 37
S-19 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 10 37
S-20 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 9 33
S-21 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 37
149
S-22 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 10 37
S-23 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 11 41
S-24 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 13 48
S-25 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 10 37
S-26 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 10 37
S-27 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 10 37
S-28 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 9 33
S-29 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 11 41
S-30 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 10 37
150
Lampiran 15. Hasil Akhir Postest
Kelas STAD
KODE Skor Butir Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 SA NA
S-10 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 21 77
s-02 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 20 74
s-03 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 20 74
s-04 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 20 74
s-05 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 74
S-05 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 21 77
S-07 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 20 74
S-08 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23 85
S-09 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22 81
S-10 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 20 74
S-11 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 21 77
S-12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 21 77
S-13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 21 81
S-14 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 20 74
S-15 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 21 77
S-16 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 20 74
S-17 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 85
S-18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 22 81
S-19 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 21 81
S-20 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 21 77
151
S-21 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 20 74
S-22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 20 74
S-23 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 20 74
S-24 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 21 77
S-25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 20 74
S-26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 81
S-27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 21 81
S-28 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 20 74
S-29 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19 70
S-30 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 70
Kelas NHT
KODE Skor Butir Soal
2 4 5 9 10 11 12 13 14 17 21 22 23 24 25 26 27 28 30 31 32 33 34 35 37 38 40 SA NA
S-10 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 21 77
s-02 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24 88
s-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 92
s-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 23 85
s-05 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 20 74
S-05 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 22 81
S-07 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 88
S-08 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 85
S-09 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 22 81
S-10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 23 85
152
S-11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 22 81
S-12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 23 85
S-13 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 22 81
S-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 88
S-15 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 22 81
S-16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 22 81
S-17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23 85
S-18 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23 85
S-19 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 23 85
S-20 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 22 81
S-21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 24 88
S-22 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 21 77
S-23 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 21 77
S-24 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 21 77
S-25 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22 81
S-26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 88
S-27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 22 81
S-28 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 22 81
S-29 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 21 77
S-30 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 24 88
153
Kelas Konvensional
KODE Skor Butir Soal
2 4 5 9 10 11 12 13 14 17 21 22 23 24 25 26 27 28 30 31 32 33 34 35 37 38 40 SA NA
S-10 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 19 70
s-02 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 20 74
s-03 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 70
s-04 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 21 77
s-05 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 21 77
S-05 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 21 77
S-07 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 20 74
S-08 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 20 74
S-09 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 19 70
S-10 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 74
S-11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 19 70
S-12 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 19 70
S-13 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 20 74
S-14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 20 74
S-15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 21 77
S-16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 20 74
S-17 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 20 74
S-18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 21 77
S-19 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 19 70
S-20 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 19 70
154
S-21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 20 74
S-22 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 20 74
S-23 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 74
S-24 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 19 70
S-25 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 19 70
S-26 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 21 77
S-27 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 20 74
S-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 20 74
S-29 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 19 70
S-30 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 20 74
155
Lampiran 16. Uji Normalitas dan Homogenitas Nilai Pretest dan PostestHasil
Belajar Kognitif Siswa
Test of Homogeneity of Variances
Pretest
Levene Statistik
df1
df2
Sig.
.374 2 87 .689
Test of NormalityPretest
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
STAD
NHT
Konvensional
.318 30 .000 .746 30 .000
.342 30 .000 .730 30 .000
.249 30 .000 .873 30 .002
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
Postest
Levene Statistik
df1
df2
Sig.
4.565 2 87 .551
Tests of Normality Postest
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
STAD
NHT
Konvensional
.100 30 .200 .878 30 .930
.192 30 .106 .932 30 .057
.163 30 .102 .801 30 .108
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 17. Uji Anova Satu Jalur Nilai Pretest dan PostestHasil Belajar
Kognitif Siswa
Anova
Pretest Sum Of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups
Within Groups
Total
194.422
916.700
1111.122
2
87
89
97.211
10.537
.037 .964
Deskriptif
Pretest
Jumlah
siswa
Rata-
rata
Std.
Devision
Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum
Maximum Lower Bound
Upper Bound
STAD
NHT
Konvensional
Total
30
30
30
90
40.17
41.93
38.33
40.14
3.733
2.363
3.477
3.533
.682
.431
.635
.372
38.77
41.05
37.03
39.40
41.56
42.82
39.63
40.88
37
37
33
33
51
44
48
51
Anova
Postest Sum of Squares
Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1406.289 2 703.144 51.405 .000
Within Groups 1190.033 87 13.679
Total 2596.322 89
Deskriptif
Postest
Jumlah
siswa
Rata-
rata
Std.
Devision
Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum
Maximum Lower Bound
Upper Bound
STAD
NHT
Konvensional
Total
30
30
30
90
76.57
82.80
73.27
77.54
3.866
4.390
2.612
5.401
.706
.801
.477
.569
75.12
81.16
72.29
76.41
78.01
84.44
74.24
78.68
70
74
70
70
85
92
77
92
Lampiran 18. Nilai Akhir Selisih Posttest – Pretest
Kelas STAD
Posttes STAD
Pretest STAD
NA
74 37 37
74 37 37
74 40 34
74 37 37
74 37 37
74 37 37
74 40 34
85 40 45
81 44 37
74 40 34
77 40 37
77 40 37
81 40 41
74 40 34
81 37 44
74 37 37
85 44 41
81 37 44
81 51 30
77 40 37
74 37 37
74 44 30
74 44 30
81 37 44
74 40 34
81 40 41
81 40 41
74 40 34
70 51 19
70 37 33
Kelas NHT
Posttest NHT
Pretest NHT
NA
81 44 37
88 40 48
92 44 48
85 40 45
74 44 30
81 40 41
89 44 45
89 44 45
81 40 41
85 44 41
81 40 41
85 44 41
81 40 41
88 37 51
81 40 41
81 44 37
85 40 45
85 37 48
85 44 41
81 44 37
88 44 44
77 44 33
77 44 33
77 40 37
81 44 37
89 44 45
81 40 41
81 44 37
77 40 37
88 40 48
Kelas Konvensional
Posttest Kontrol Pretest Kontrol NA
70 37 33
74 33 37
70 40 30
77 33 44
81 37 44
70 40 30
73 40 33
70 40 30
70 44 26
81 37 44
70 37 33
70 37 33
81 37 44
74 40 34
77 44 33
74 44 30
74 40 34
74 37 37
70 37 33
70 33 37
81 37 44
81 37 44
74 40 34
74 48 26
70 37 33
81 37 44
74 37 37
74 33 41
70 40 30
81 37 44
Lampiran 19. Uji Normalitas dan Homogenitas Selisih Hasil Belajar Postest -
Pretest
Test of Homogenity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.345 2 87 .266
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Model Pembelajaran
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
STAD NHT
Konvensional
.193 30 .158 .895 30 .106
.151 30 .079 .954 30 .214
.192 30 .106 .880 30 .103
Lampiran 20. Anova satu jalur selisih nilai hasil belajar Posttest – Pretest
ANOVA
Sum of
Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Between
Groups
512.089
2
256.044
8.743
.000
Within Groups 2547.733 87 29.284
Total 3059.822 89
Descriptives
Model
Pembelajaran
Jumlah
Siswa
Rata-
Rata
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum
Maximum Lower
Bound
Upper
Bound
STAD 30 36.47 5.277 .963 34.50 38.44 19 45
NHT 30 41.20 5.068 .925 39.31 43.09 30 51
Konvensional
30
35.87
5.859 1.07
0
33.68
38.05
26
44
Total 90 34.84 5.863 .618 36.62 39.07 19 51
Lampiran 21. Uji Beda Rata-Rata Selisih Nilai Postest - Pretest Menggunakan Uji
Post Hoc
(I) Kelas
(J) Kelas
Mean
Difference (I-
J)
Std.
Error
Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Tukey
HSD
STAD NHT -.086* .019 .000 -.13 -.04
Konvensional .048* .019 .037 .00 .09
NHT STAD .086* .019 .000 .04 .13
Konvensional .134* .019 .000 .09 .18
Konvensional STAD -.048* .019 .037 -.09 .00
NHT -.134* .019 .000 -.18 -.09
Lampiran 22. Perhitungan N-Gain (nilai posttest - nilai pretest) untuk Peningkatan
Hasil Belajar Kognitif
Kelas STAD
Postest STAD
Pretest STAD
NA Skor Max
N-Gain Rata- Rata
77 37 44 100 0.70 0.62
74 37 37 0.59
74 40 34 0.57
74 37 37 0.59
74 37 37 0.59
77 37 44 0.70
74 40 34 0.57
85 40 45 0.75
81 44 37 0.66
74 40 34 0.57
77 40 37 0.62
77 40 37 0.62
81 40 41 0.68
74 40 34 0.57
77 37 44 0.70
74 37 37 0.59
85 44 41 0.73
81 37 44 0.70
81 51 30 0.61
77 40 37 0.62
74 37 37 0.59
74 44 30 0.54
74 44 30 0.54
77 37 44 0.70
74 40 34 0.57
81 40 41 0.68
81 40 41 0.68
74 40 34 0.57
70 51 19 0.39
70 37 33 0.52
Kelas NHT
Postest NHT
Pretest NHT
NA Skor Max
N- Gain
Rata- Rata
77 44 33 100 0.59 0.70
88 40 48 0.80
92 44 48 0.86
85 40 45 0.75
74 44 30 0.54
81 40 41 0.68
88 44 44 0.79
85 44 41 0.73
81 40 41 0.68
85 44 41 0.73
81 40 41 0.68
85 44 41 0.73
81 40 41 0.68
88 37 51 0.81
81 40 41 0.68
81 44 37 0.66
85 40 45 0.75
85 37 48 0.76
85 44 41 0.73
81 44 37 0.66
88 44 44 0.79
77 44 33 0.59
77 44 33 0.59
77 40 37 0.62
81 44 37 0.66
88 44 44 0.79
81 40 41 0.68
81 44 37 0.66
77 40 37 0.62
88 40 48 0.80
Kelas Konvensional
Posttest Kontrol
Pretest Kontrol
NA Skor Max
N-gain Rata- Rata
70 37 33 100 0.52 0.57
74 33 41 0.61
70 40 30 0.50
77 33 44 0.69
77 37 44 0.69
77 40 30 0.50
74 40 34 0.57
74 40 34 0.57
70 44 26 0.46
74 37 44 0.56
70 37 33 0.52
70 37 33 0.52
74 37 44 0.56
74 40 34 0.57
77 44 33 0.69
74 44 30 0.54
74 40 34 0.57
77 37 44 0.56
70 37 33 0.52
70 33 37 0.55
74 37 44 0.56
74 37 44 0.70
74 40 34 0.57
70 48 26 0.50
70 37 33 0.52
77 37 44 0.56
74 37 37 0.59
74 33 41 0.61
70 40 30 0.50
74 37 44 0.70
Lampiran 23. KISI-KISI INSTRUMEN YANG DIPERLAKUKAN UNTUK
MENGUKUR MOTIVASI BELAJAR SISWA.
Variabel Indikator No. item instrumen
Motivasi belajar
1. adanya dorongan dalam belajar
1-5
2. menunjukan keaktifan 6-10
3. senang mencari dan memecahkan soal-soal
11-15
4. dapat mempertahankan pendapatnya
16-20
Lampiran 24 Skor Motivasi Siswa
Kelas Eksperimen1 (STAD)
Kode Skor Butir Soal Total Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R-01 4 1 3 2 2 3 4 4 4 4 3 4 2 2 1 4 3 1 3 2 56
R-02 4 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 1 4 1 64
R-03 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 70
R-04 3 2 3 2 2 4 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 1 49
R-05 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 62
R-06 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 64
R-07 4 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 59
R-08 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 4 2 57
R-09 4 1 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 1 3 1 65
R-10 3 1 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 1 63
R-11 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 58
R-12 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 66
R-13 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 70
R-14 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 1 2 1 57
R-15 3 2 3 3 2 2 2 4 3 2 2 1 4 4 3 3 3 2 2 2 52
R-16 4 1 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 1 4 1 63
R-17 3 1 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 1 4 1 62
R-18 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 4 47
R-19 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 2 1 2 65
R-20 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 3 1 4 2 66
R-21 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 56
R-22 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 2 1 67
170
R-23 4 1 3 1 1 3 3 4 4 1 4 4 2 4 3 4 4 1 4 1 56
R-24 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 4 3 1 2 2 59
R-25 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 66
R-26 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 2 65
R-27 4 3 4 1 2 4 2 4 4 4 1 2 1 1 4 3 3 1 4 1 53
R-28 4 3 2 3 1 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 1 60
R-29 4 2 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 69
R-30 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 1 4 4 68
Kelas Eksperimen2 (NHT)
Kode Skor Butir Soal Total Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R-01 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 62
R-02 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 1 3 1 65
R-03 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 2 1 1 49
R-04 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 1 4 1 65
R-05 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 1 4 3 67
R-06 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 55
R-07 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 2 3 4 1 60
R-08 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 3 2 66
R-09 4 2 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 4 1 3 1 60
R-10 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 56
R-11 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 1 4 3 70
R-12 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 1 62
R-13 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 72
R-14 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 2 4 3 3 4 1 3 1 59
171
R-15 3 2 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 3 4 2 2 1 62
R-16 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 69
R-17 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 2 62
R-18 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 2 66
R-19 3 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 2 1 1 1 57
R-20 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 1 4 1 66
R-21 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 1 4 1 63
R-22 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 1 4 2 63
R-23 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 1 4 1 58
R-24 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 1 1 67
R-25 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 1 2 2 2 64
R-26 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 3 48
R-27 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 60
R-28 3 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 1 4 2 1 3 2 59
R-29 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 2 3 1 59
R-30 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 54
Kelas Kontrol (Konvensional)
Kode Skor Butir Soal Total Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R-01 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 1 2 3 65
R-02 3 2 4 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 67
R-03 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 58
R-04 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
R-05 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 58
R-06 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 4 54
172
R-07 4 3 4 4 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 1 4 4 1 4 1 63
R-08 4 2 3 1 1 4 4 3 4 3 3 2 1 1 4 4 3 1 2 3 53
R-09 3 4 4 1 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 46
R-10 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 1 60
R-11 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 1 4 3 1 4 1 63
R-12 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 4 4 1 3 1 66
R-13 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 59
R-14 4 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 2 1 4 4 1 2 1 57
R-15 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 1 50
R-16 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 52
R-17 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 57
R-18 3 3 3 2 1 2 2 4 3 3 2 4 2 2 4 3 3 2 3 1 52
R-19 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 1 59
R-20 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 64
R-21 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 2 3 2 60
R-22 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 2 4 1 66
R-23 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 1 67
R-24 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 58
R-25 4 2 4 2 4 3 3 3 3 3 1 4 3 1 4 3 3 3 4 4 61
R-26 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 3 2 64
R-27 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 63
R-28 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 1 3 1 66
R-29 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 1 3 1 59
R-30 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 1 3 1 59
173
174
Lampiran 25. Normalitas, Homogenitas dan Skor Rata-Rata Motivasi Siswa
Test of Normality
Model Pembelajaran
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Motivasi
STAD
.127
30 .200*
.936
30
.071
NHT
.154
30
.067
.958
30
.276
KONVENSIONAL
.133
30
.189
.957
30
.253
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Motivasi
Based on Mean
1.377
2
87
.258
Based on Median
1.351
2
87
.264
Based on Median and with
adjusted df
1.351
2
73.575
.265
Based on trimmed mean
1.423
2
87
.247
ANOVA
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Motivasi
Between Groups
73.165
2
36.583
1.353
.264
Within Groups
2352.241
87
27.037
Total
2425.406
89
175
Descriptives
Motivasi
Model
Pembelajaran
Jumlah
Siswa
Rata-
rata
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum
Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
STAD 30 50.20 6.025 1.100 47.95 52.45 33 64
NHT 30 52.07 4.226 .772 50.49 53.64 41 60
Konvensional 30 50.11 5.191 .948 48.17 52.05 40 58
Total 90 50.79 5.220 .550 49.70 51.89 33 64
176
177
Lampiran 27 Skor Hasil Afektif (Sikap)
Kelas Eksperimen1 (STAD)
Kode Skor Butir Soal Total Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R-01 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 70
R-02 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 4 2 3 4 71
R-03 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 57
R-04 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 65
R-05 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61
R-06 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 59
R-07 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 64
R-08 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 66
R-09 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 1 2 3 57
R-10 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 61
R-11 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 76
R-12 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 76
R-13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 61
R-14 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 65
R-15 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 58
R-16 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 58
R-17 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 1 3 3 3 61
R-18 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 1 3 1 4 59
R-19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 59
R-20 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 71
R-21 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 3 75
R-22 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 77
178
R-23 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 76
R-24 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 66
R-25 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 74
R-26 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
R-27 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 76
R-28 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 66
R-29 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 65
R-30 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 68
Kelas Eksperimen2 (NHT)
Kode Skor Butir Soal Total Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R-01 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 78
R-02 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 70
R-03 4 3 4 3 3 3 2 3 1 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 52
R-04 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 67
R-05 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62
R-06 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 68
R-07 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 2 2 65
R-08 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 2 3 67
R-09 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 79
R-10 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 67
R-11 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 65
R-12 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 69
R-13 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 68
R-14 4 3 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 1 3 3 67
179
R-15 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 67
R-16 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 73
R-17 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 73
R-18 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 68
R-19 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 63
R-20 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 75
R-21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 62
R-22 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 71
R-23 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 73
R-24 4 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 60
R-25 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 65
R-26 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 71
R-27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 77
R-28 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 69
R-29 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 72
R-30 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 64
Kelas Kontrol (Konvensional)
Kode Skor Butir Soal Total Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
R-01 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 54
R-02 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 51
R-03 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 53
R-04 4 3 3 4 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 1 1 2 3 3 51
R-05 4 4 3 4 3 1 4 2 1 1 3 4 2 3 3 3 3 2 2 4 56
R-06 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 4 53
180
R-07 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 57
R-08 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 58
R-09 4 4 2 4 3 2 3 2 1 1 1 4 2 3 3 1 3 3 4 4 54
R-10 4 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 1 2 2 2 3 4 53
R-11 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 57
R-12 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 3 1 4 2 3 56
R-13 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 55
R-14 4 4 3 4 3 2 4 1 1 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 4 55
R-15 3 2 2 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 1 4 2 2 2 3 4 49
R-16 4 4 3 4 3 2 3 3 2 1 2 4 3 2 3 1 3 1 4 4 56
R-17 4 3 2 4 3 1 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 50
R-18 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 58
R-19 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 57
R-20 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2 1 2 4 51
R-21 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 57
R-22 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 56
R-23 3 3 3 4 1 1 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 51
R-24 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 1 3 4 2 1 2 3 4 4 53
R-25 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 62
R-26 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 58
R-27 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 54
R-28 4 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 55
R-29 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 57
R-30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 57
181
182
Lampiran 28. Normalitas, Homogenitas dan Rata-rata Sikap Siswa
Tets of Normality
Model
Pembelajaran
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistik df Sig. Statistik df Sig.
Sikap STAD .155 30 .064 .929 30 .047
NHT .120 30 .200* .965 30 .403
Konvensional .123 30 .200* .962 30 .342
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variances
Sikap Siswa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
11.009 2 86 .233
ANOVA
Sikap Siswa Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups
3236.797
2
1618.398
60.930
.000
Within Groups 2284.305 86 26.562
Total 5521.101 88
Sikap
Deskriptif
Model
Pembelajaran
Jumlah
Siswa
Rata-
rata
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum
Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
STAD 29
66.17
6.908
1.283
63.54
68.80
56
78
NHT 30 68.57 4.918 .898 66.73 70.40 60 79
Konvensional 30 54.80 2.917 .533 53.71 55.89 49 62
Total 89 63.15 7.921 .840 61.48 64.81 49 79
183
Lampiran 29. Uji Beda Rata-Rata Sikap Siswa Menggunakan Uji Lanjut Tukey
Multiple Comparisons
(I) Kelas
(J) Kelas
Mean
Differenc
e (I-J)
Std.
Error
Sig.
95%
Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Tukey HSD STAD NHT -2.400* 1.323 .002 -5.55 .75
Konvensional 11.367* 1.323 .000 8.21 14.52
NHT STAD 2.400* 1.323 .002 -.75 5.55
Konvensional 13.767* 1.323 .000 10.61 16.92
Konvensio
nal
STAD -11.367* 1.323 .000 -14.52 -8.21
NHT -13.767* 1.323 .000 -16.92 -10.61
*. The mean difference is significant at the 0.05
level.
184
185
Kode
Percobaan I Percobaan II Total Skor Skor Butir Soal Skor Butir Soal
1 2 3 4 1 2 3 4
R-01 3 2 3 4 3 2 2 4 23
R-02 3 3 3 3 4 2 2 3 23
R-03 4 2 2 4 4 2 2 4 24
R-04 4 3 3 4 3 3 3 3 26
R-05 4 3 4 3 4 3 4 4 29
R-06 3 2 4 3 4 3 3 4 26
R-07 4 1 3 2 3 3 3 3 21
R-08 3 2 3 3 3 2 3 3 22
R-09 4 1 3 2 3 2 2 2 19
R-10 3 2 4 4 3 2 4 3 25
R-11 4 2 2 3 4 2 3 3 23
R-12 3 3 3 4 4 3 4 4 28
R-13 4 3 3 4 4 3 3 3 27
R-14 3 3 3 3 4 2 4 4 26
R-15 3 1 2 2 4 2 3 2 19
R-16 4 2 4 4 4 2 3 4 27
R-17 4 3 3 3 4 3 4 3 27
R-18 3 3 3 2 4 2 3 4 24
R-19 4 3 3 3 3 2 3 3 24
R-20 4 2 3 4 4 2 4 3 26
R-21 3 2 3 2 3 2 2 2 19
R-22 4 3 4 4 4 3 4 4 30
R-23 4 3 4 4 4 4 4 4 31
R-24 3 2 4 4 4 2 4 3 26
R-25 4 1 3 2 4 2 3 3 22
R-26 3 2 3 3 3 2 3 4 23
R-27 4 3 3 4 3 2 2 2 23
R-28 3 3 4 4 4 3 4 4 29
R-29 4 2 3 4 4 2 3 3 25
R-30 3 2 4 4 3 2 4 4 26
Lampiran 31 Skor Hasil Psikomotorik (keterampilan)
Kelas Eksperimen1 (STAD)
186
Kelas Eksperimen2 (NHT)
Kode
Percobaan I Percobaan II Total Skor Skor Butir Soal Skor Butir Soal
1 2 3 4 1 2 3 4
R-01 4 3 3 3 4 2 3 3 25
R-02 4 3 4 2 4 2 3 3 25
R-03 4 3 3 3 4 2 3 3 25
R-04 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-05 4 3 4 2 4 2 4 4 27
R-06 4 3 3 3 4 3 3 3 26
R-07 4 3 3 3 4 3 3 3 26
R-08 4 2 3 3 4 2 3 3 24
R-09 4 3 4 4 4 3 4 4 30
R-10 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-11 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-12 4 2 3 3 4 2 3 3 24
R-13 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-14 4 3 3 3 4 2 3 3 25
R-15 4 2 3 3 4 2 3 3 24
R-16 4 3 3 3 4 2 3 3 25
R-17 4 3 3 4 4 3 3 4 28
R-18 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-19 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-20 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-21 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-22 4 2 3 3 4 2 3 3 24
R-23 4 3 4 4 4 3 4 4 30
R-24 4 2 3 3 4 2 3 3 24
R-25 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-26 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-27 4 3 4 2 4 3 4 4 28
R-28 4 2 3 3 4 2 3 3 24
R-29 4 2 3 3 4 3 4 4 27
R-30 4 3 3 2 4 2 3 3 24
187
Kelas Kontrol (Konvensional)
Kode
Percobaan I Percobaan II Total Skor Skor Butir Soal Skor Butir Soal
1 2 3 4 1 2 3 4
R-01 4 2 3 3 4 2 3 3 24
R-02 3 1 2 2 4 2 2 2 18
R-03 3 1 2 2 3 1 2 2 16
R-04 4 3 3 4 4 3 3 4 28
R-05 4 3 4 4 4 3 4 4 30
R-06 3 1 2 2 4 2 2 2 18
R-07 3 2 3 3 3 2 3 3 22
R-08 3 2 2 2 3 2 2 3 19
R-09 4 3 3 4 4 3 3 4 28
R-10 3 2 2 3 3 2 2 3 20
R-11 3 2 2 3 3 2 2 2 19
R-12 3 2 3 3 3 2 3 3 22
R-13 3 2 2 3 3 2 2 3 20
R-14 4 2 3 4 4 2 3 3 25
R-15 3 2 2 2 4 2 3 3 21
R-16 3 2 3 3 4 2 3 3 23
R-17 4 2 3 3 4 2 3 3 24
R-18 3 2 2 2 3 2 2 3 19
R-19 3 2 3 3 4 2 3 3 23
R-20 3 1 2 2 4 2 2 3 19
R-21 3 2 3 3 4 2 3 3 23
R-22 3 2 3 3 4 2 3 3 23
R-23 4 2 3 3 4 3 3 3 25
R-24 3 2 2 2 3 2 2 3 19
R-25 3 1 2 2 4 2 2 3 19
R-26 3 1 2 2 4 2 2 2 18
R-27 3 1 2 2 4 1 2 2 17
R-28 3 2 2 2 4 1 2 2 18
R-29 3 2 2 2 4 2 2 2 19
R-30 3 3 3 3 4 4 4 4 28
188
Lampiran 32. Normalitas, Homogenitas dan Rata-Rata Psikomotorik
Test of Normality
Psikomotorik (Keterampilan) Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Model Pembelajaran
Statist
ic
df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
STAD .138 30 .148 .946 30 .128
NHT .214 30 .173 .886 30 .388
Konvensional .245 30 .435 .871 30 .181 a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
Psikomotorik (Keterampilan)
Levene Statistic df1 df2 Sig.
14.146 2 87 .528
ANOVA Psikomotorik (Keterampilan)
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups
633.889
2
316.944
20.507
.000
Within
Groups
1344.600
87
15.455
Total 1978.489 89
Deskriptif
Model
Pembelajaran
Jumla
h
Siswa
Rata-
rata
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum
Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
STAD 30 23.57 4.150 .758 22.02 25.12 17 31
NHT 30 26.73 2.243 .409 25.90 27.57 24 32
Konvensional 30 20.23 4.911 .897 18.40 22.07 14 30
Total 90 23.51 4.715 .497 22.52 24.50 14 32
189
Lampiran 33. Uji Beda Rata-Rata Hasil Psikomotorik Siswa
Multiple Comparisons
(I)
Kelas
(J) Kelas
Mean
Differe
nce (I-
J)
Std.
Error
Sig.
95%
Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Tukey HSD STAD NHT -3.133* .984 .006 -5.48 -.79
Konvensional 3.167* .984 .005 .82 5.51
NHT STAD 3.133* .984 .006 .79 5.48
Konvensional 6.300* .984 .000 3.95 8.65
Konven
sional
STAD -3.167* .984 .005 -5.51 -.82
NHT -6.300* .984 .000 -8.65 -3.95
*. The mean difference is significant at the
0.05 level.
190
Lampiran 35. Analisis Regresi Model Pembelajaran STAD, NHT dan
Konvensional terhadap Psikomotorik Siswa
ANOVAb
NHT
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
2208.267 1 2208.267 70.283 .000a
1822.333 58 31.420
4030.600 59
a. Predictors: (Constant), Psikomotorik
b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Coefficientsa
NHT
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
Psikomotorik
44.500 2.288
19.446 .000
12.133 1.447 .740 8.384 .000
a. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Model Summaryb
NHT
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .740a .548 .540 5.605
a. Predictors: (Constant), Psikomotorik
b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
191
ANOVAb
STAD
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
633.750 1 633.750 43.488 .000a
845.233 58 14.573
1478.983 59
a. Predictors: (Constant), Psikomotorik
b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Coefficientsa
STAD
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
Psikomotorik
33.233 1.558
21.324 .000
6.500 .986 .655 6.595 .000
a. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Model Summaryb
STAD
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .655a .429 .419 3.817
a. Predictors: (Constant), Psikomotorik
b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
192
ANOVAb
Konvensional
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
476.017 1 476.017 21.759 .000a
1268.833 58 21.876
1744.850 59
a. Predictors: (Constant), Psikomotorik
b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Coefficientsa
Konvensional
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
Psikomotorik
38.000 1.909
19.901 .000
5.633 1.208 .522 4.665 .000
a. Dependent Variable: ModelPembelajaran
Model Summaryb
Konvensional
R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .522a .273 .260 4.677
a. Predictors: (Constant), Psikomotorik
b. Dependent Variable: ModelPembelajaran
193
Lampiran 37. Foto-Foto Penelitian
Praktek Mekanisme Pernapasan Menggunakan Alat Peraga
194
Praktek Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Menggunakan Alat Peraga
195
Diskusi Kelompok
196
197