keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan …

231
i KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X SMA SANTO THOMAS AQUINAS DI SUMBA BARAT DAYA TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program Magister Oleh FLAVIANUS MARIO MALO NIM: 161232006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PADA PROGRAM MAGISTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

i

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X

SMA SANTO THOMAS AQUINAS DI SUMBA BARAT DAYA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

pada Program Magister

Oleh

FLAVIANUS MARIO MALO

NIM: 161232006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PADA PROGRAM MAGISTER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

ii

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X

SMA SANTO THOMAS AQUINAS DI SUMBA BARAT DAYA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

pada Program Magister

Oleh

FLAVIANUS MARIO MALO

NIM: 161232006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PADA PROGRAM MAGISTER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

v

PERSEMBAHAN

Tesis ini saya persembahkan kepada:

Tuhan yang maha kuasa karena dengan bimbingan dan penyertaannya saya dapat

menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Kedua orang tua, kakak, adik, sanak saudara, lembaga STKIP Weetebula, dan

teman-teman sekalian yang sudah memberikan motivasi dan materi yang sangat

berharga sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan ini. Terima kasih atas

doa dan dukungannya selama ini. Tuhan memberkati kita semua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

vi

MOTO

Segala tulisan yang diilhami Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk

menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang

dalam kebenaran (Timotius 3:16).

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang

yangmasih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan (Mario Teguh).

Tuhan tahu apa yang kita inginkan, tetapi tuhan memberikan apa yang kita

butuhkan (Flavianus Mario Malo).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

vii

ABSTRAK Malo, Flavianus Mario. (2018). Keefektifan Pembelajaran Menulis Puisi dengan

Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di

Sumba Barat Daya. Tesis. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Program Magister, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan pendekatan konvensional oleh

guru dan siswa cenderung pasif karena guru ceramah tanpa melibatkan siswa dalam proses

pembelajaran. Akibatnya siswa sering mengalami kesulitan ketika menyelesaikan soal

ataupun permasalahan yang diberikan oleh guru itu sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui seberapa tinggi peningkatan

kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat

Daya dengan menggunakan pendekatan kontekstual. (2) mengetahui perbedaan

kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas yang

memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontesktual dan siswa yang

mendapat pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan konvensional.

Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis

penelitian quasi experimental tipe nonequivalent control group design dengan kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tanpa random assignment. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Tomas Aquinas Weetebula, Sumba Barat

Daya yang berjumlah 230 siswa. Berdasarkan teknik Simple Random Sampling ditetapkan

kelas X IPA 3 sebagai kelompok Eksperimen dan kelas X IPA 2 sebagai kelompok kontrol.

Masing-masing kelas berjumlah 30 siswa. Validitas instrumen berupa validitas isi dan

validitas konstruk. Teknik analisis data dengan cara mengelompokkan data berdasarkan

variabel, membuat tabulasi data, dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti. Sebelum

dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan analisis pengaruh perlakuan berupa uji

normalitas dan homogenitas. Pengujian dilakukan menggunakan program IBM SPSS

statistics 13 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukan data berdistribusi

normal dan homogen. Treatment yang terapkan pada kelompok eksperimen menggunakan

pendekatan kontekstual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada peningkatan kemampuan menulis

puisi siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas. (2) ada perbedaan kemampuan menulis

puisi siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas. Hasil analisis menunjukkan harga sig.(2-

tailed) sebesar 0,000 (p<0,05). Rerata pretest ke posttest kelompok eksperimen lebih tinggi

daripada kelompok kontrol. Hasil skor pada kelompok eksperimen yaitu n=30, M=-1,366

,SD=0,278, SE=0,050, dan df=29. Hasil skor pada kelompok kontrol yaitu n=30, M=-

1,040, SD=0,284, SE=0,051, dan df=29. Besar pengaruh (efect zise) penggunaan

pendekatan kontekstual terhadap kemampuan menulis puisi yakni r=0,614 atau sama

dengan 37,6% setara dengan efek besar. Selanjutnya hasil analisis menunjukan perbedaan

kemampuan menulis yang signifikan dengan Harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,000, karena

nilai sig. yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima.

Nilai rata-rata posttest pada kelompok eksperimen (3,227) lebih besar dari rata-rata posttest

pada kelompok kontrol (2,833).

Kata Kunci: pendekatan kontekstual, pendekatan konvensional, kemampuan menulis

puisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

viii

ABSTRACT

Malo, Flavianus Mario. (2018). The Effectiveness of Learning to Write Poetry with a

Contextual Approach in Class X of Santo Thomas Aquinas High School in

Southwest Sumba. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature

Education Master’s Degree Program, Faculty of Teacher Training and Education,

Sanata Dharma University

This research is motivated by the use of conventional approaches by teachers and

students tend to be passive because the teacher lectures without involving students in the

learning process. As a result students often experience difficulties when solving problems

or problems given by the teacher it self

There are two goals of this study. First, to find out the poetry writing skills of the

students of class X of Santo Thomas Aquinas High School in Southwest Sumba using type

so-called contextual approach. Secondly, to reveal the differences of their very poetry

writing skills after experiencing the contextual approach and that of the conventional one.

This research is a quantitative descriptive research using the quasi experimental

of non-equivalent control group design by setting up the experimental group and the

control group selected without random assignment. The population in this study were all

class X students of Tomas Aquinas Weetebula High School, Southwest Sumba, totaling 230

students. Based on the Simple Random Sampling technique, it was determined class X of

Sains 3 as the Experiment group and class X of Sains 2 as the control group. Each class is

30 students. The validity of the instrument is in the form of content validity and construct

validity. Data analysis techniques by grouping data based on variables, tabulating data,

and presenting data for each variable under study. Before analyzing the data, an analysis

of the effect of treatment in the form of a normality and homogeneity test was first carried

out. Tests are carried out using the IBM SPSS statistics 13 program for Windows with a

confidence level of 95% showing data that is normally distributed and homogeneous. The

treatment applied to the experimental group used a contextual approach.

The results show that the t-test of the post-test data in the control group and

experimental group produce t-count value with a Sig. (2-tailed) value of 0.000. Because

the Sig. Value is less than 0.05 (p <0.05). The score results of the experimental group

shows that n=30, M=-1,366 ,SD=0,278, SE=0,050, dan df=29. In the mean time the score

results of the controlled group says that n=30, M=-1,040, SD=0,284, SE=0,051, dan

df=29. So the contextual approach produces r=0,614 or 37,6% of the positive influence

factors. A result, Hnull is rejected while Hi is accepted. This means that there is a

significant difference between the difference in post-test values: the experimental group is

3,227 while te controlled one is 2,833).

Keywords: contextual approach, conventional approach, ability to write poetry.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa atas segala

rahmat dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Sanata

Dharma, Yogyakarta. Selama proses persiapan hingga penulisan tesis ini, penulis

memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni dan Ketua

Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang sudah

memberikan motivasi yang sangat berharga dalam menyelesai studi S2.

3. Dr. Antonius Herujianto, M.A., selaku Dosen pembimbing pertama yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan saran, petunjuk, serta

memotivasi saya dalam penyelesaian tesis ini.

4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku Dosen pembimbing kedua yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengoreksi serta mengarahkan saya

dengan baik dalam penulisan tesis ini.

5. Dr. Sebastianus Widanarto, M.Si., selaku Dosen validator pertama dan Dr.

Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Dosen validator kedua yang telah memberikan

waktu, tenaga, dan masukan yang bermanfaat dalam penyusunan instrumen tes essay

yang baik dan benar.

6. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Sumba Barat Daya yang telah membantu

penulis dalam membuat surat ijin penelitian.

7. Fr. M. Kanisius, BHK. selaku Kepala sekolah SMA St. Thomas Aquinas

Weetebula yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

HALAMAN MOTO .............................................................................................. v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT..........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. xi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................................... xii

DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi

DAFTAR TABEL..............................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5

1.5 Batasan Istilah .................................................................................................. 6

1.6 Sistematika Penyajian ....................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11

2.1 Pendekatan Kontekstual .................................................................................. 11

2.1.1 Komponen-komponen dalam Pembelajaran Kontekstual .......................... 12

2.1.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual ................................................. 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

xiv

2.1.3 Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Pembelajaran menulis puisi dengan

Pendekatan Kontekstual. .......................................................................... 15

2.2 Pendekatan Konvensional ............................................................................ 189

2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konvensional .............................. 22

2.2.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Ceramah ......................... 23

2.3 Hakikat Puisi ................................................................................................ 24

2.3.1 Definisi Puisi ................................................................................................ 24

2.3.2 Unsur-unsur Pembangun Puisi ..................................................................... 25

2.3.3 Kemampuan Menulis Puisi .......................................................................... 33

2.3.4 Aspek-aspek Penilaian dalam Puisi ............................................................. 35

2.3.5 Penilaian Kemampuan Menulis Puisi .......................................................... 35

2.3.6 Kegiatan Menulis Puisi ................................................................................ 33

2.4 Penelitian yang Relevan ................................................................................ 39

2.5 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 456

2.6 Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 50

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 50

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 52

3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 54

3.4. Variabel Penelitian ......................................................................................... 55

3.5 Prosedur Penelitian......................................................................................... 56

3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 74

3.7 Instrumen Penelitian....................................................................................... 76

3.8 Teknik Pengujian Instrumen .......................................................................... 78

3.8.1 Uji Validitas Instrumen ............................................................................... 78

3.9 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 81

3.9.1 Analisis Pengaruh Perlakuan ....................................................................... 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 91

4.1 Implementasi Penelitian .................................................................................. 91

4.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian ...................................................................... 87

4.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ........................................................ 92

4.1.3 Tingkat Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual pada

Kemampuan Menulis Puisi Siswa SMA St.Thomas Aquinas Weetebula . 100

4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................ 103

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 119

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 119

5.2 Implikasi ....................................................................................................... 120

5.3 Saran ............................................................................................................. 120

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112

LAMPIRAN ....................................................................................................... 116

CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Penelitian .................................................... 50

Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian ............................................................. 68

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen ................................................................................ 70

Tabel 3.4 Validitas Instrumen Menulis Puisi ........................................................ 73

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 74

Tabel 3.6 Kriteria untuk Menentukan Besar Efek Perlakuan ............................... 79

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi ........................ 96

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Varians ............................................................ 97

Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menulis Puisi ... 98

Tabel 4.4 Data Pre-test Kelompok Eksperimen ................................................... 98

Tabel 4.5 Data Pre-test Kelompok Kelompok Kontrol ........................................ 99

Tabel 4.6 Hasi Uji Asumsi Homogenitas Varian ................................................ 101

Tabel 4.7 Hasil Uji Siginifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan

Menulis Puisi ...................................................................................... 102

Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan

Menulis Puisi ...................................................................................... 103

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test

pada Kemampuan Menulis Puisi ........................................................ 104

Tabel 4.10 Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan Menulis Puisi ...... 106

Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test

pada Kemampuan Menulis Puis ......................................................... 107

Tabel 4.12 Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.. 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

xvii

DAFTAR GAMBAR

Ganbar 2.1 Literature Map penelitian yang relevan ............................................. 44

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Cohen, 2007: 283)............................................... 49

Gambar 3.2 Desain Pengaruh Perlakuan (Cohen, 2007: 277) ............................. 50

Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ............................................ 80

Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ................................... 80

Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Pre-test ke Post-test ....................... 81

Gambar 3.6 Rumus Gain Score ............................................................................ 81

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rata-Rata pada Gain Score ....................... 102

Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Menulis Puisi ............................... 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penelitian ............................................................................... 117

Lampiran 2. Hasil Validasi Instrumen Tes Essay oleh Ahli ............................... 120

Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli ............................... 128

Lampiran 4. Silabus Kelompok Eksperimen ...................................................... 150

Lampiran 5. Silabus Kelompok Kontrol ............................................................. 154

Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen ........................................................... 157

Lampiran 7. RPP Kelompok Kontrol .................................................................. 166

Lampiran 8. Lembar Observasi Kelas Eksperimen............................................. 173

Lampiran 9. Lembar Observasi Kelas Kontrol ................................................... 179

Lampiran 10. Soal Essay .................................................................................... 184

Lampiran 11. Jawaban Pre-test Siswa Kelompok Eksperimen .......................... 185

Lampiran 12. Jawaban Pre-test Siswa Kelompok Kontrol ................................. 187

Lampiran 13. Jawaban Post-test Siswa Kelompok Eksperimen ......................... 189

Lampiran 14. Jawaban Post-test Siswa Kelompok Kontrol................................ 191

Lampiran 15. Hasil Uji Spss Validitas Intrumen ................................................ 193

Lampiran 16. Hasil Uji SPSS Reliabilitas Instrumen ......................................... 193

Lampiran 17. Tabulasi Nilai Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen ...... 195

Lampiran 18. Tabulasi Nilai Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol ............. 198

Lampiran 19. Tabulasi Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol ......................................................................................... 201

Lampiran 20. Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data ................................. 203

Lampiran 21. Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................. 204

Lampiran 22. Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................ 205

Lampiran 23. Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................ 206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

xix

Lampiran 24. Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test

ke Post-test pada Kemampuan Menulis Puisi ............................. 207

Lampiran 25. Hasil Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan

Menulis Puisi ............................................................................... 208

Lampiran 26. Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test

Kemampuan Menulis Puisi.......................................................... 210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan yang merupakan konteks penelitian dipaparkan

ke dalam lima sub bab, yakni : (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan

penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian.

Enam subbab tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang

Pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan puisi antara lain meliputi

membaca puisi, menyimak puisi, mengapresiasi puisi, dan memproduksi atau

menulis puisi. Keempat kegiatan tersebut, menulis puisi merupakan kegiatan yang

memiliki kesukaran lebih daripada kegiatan lainnya. Seperti diketahui,

keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai

siswa setelah mereka mampu menyimak, berbicara, dan membaca. Keterampilan

menulis mensyaratkan penguasaan berbagai unsur kebahasaan seperti menyimak,

berbicara, dan membaca, selain itu, tulisan tersebut haruslah terjalin sedemikian

rupa menjadi sebuah tulisan yang padu dan runtut, kohesif, serta koheren. Hal ini

tentu saja tidak terlepas dari pengajaran yang dilakukan oleh guru dengan

menggunakan pendekatan atau model yang sesuai dengan karakteristik siswa

sehingga materi yang berikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Perlu diketahui

bahwa terdapat berbagai macam pendekatan pembelajaran, misalnya pendekatan

konvensional, saintifik, konstekstual, konstruktivisme, dan pendekatan proses. Dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

2

Kelima pendekatan tersebut, pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan

yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.

Menurut Nyimas Aisyah (2008: 7.10) “Pendekatan kontekstual adalah sebuah

pendekatan belajar yang membantu siswa melihat makna dari pelajaran mereka

disekolah melalui hubungan antara pelajaran tersebut dengan konteks kehidupan

sehari-hari, baik secara pribadi, sosial, maupun budaya”. Hal ini sependapat dengan

Karwelt (dalam Martinis Yamin, 2011: 194) Pendekatan kontekstual adalah

pendekatan yang dirancang agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan dan

memecahkan masalah dengan cara yang mencerminkan sifat tugas-tugas seperti

didunia nyata. Dari beberapa pendapat yang telah disebutkan, dapat ditarik

kesimpulan bahwa pendekatan kontekstual adalah sebuah pendekatan belajar yang

dirancang untuk dapat membantu siswa memecahkan masalah dengan cara

menghubungkan antara pelajaran yang dipelajari dengan konteks kehidupan sehari-

hari. Kehidupan yang maksudkan di sini adalah dimana siswa berperan sebagai

anggota keluarga, siswa dan warga masyarakat. Dengan konsep ini, hasil

pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Artinya bahwa pendekatan

kontektual menekankan pada dua kemampuan, yakni kemampuan menghubungkan

materi pembelajaran dengan dunia nyata (dirumah, disekolah, maupun di

masayarakat) dan kemampuan aplikatif dalam kehidupan siswa (Ningrum, 2009:

3). Dengan demikian, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bahasa dan

sastra Indonesia pada aspek menulis puisi, baik dari segi berbahasa maupun

bersastra akan membuat pembelajaran lebih bervariasi. Disisi lain, terkait dengan

proses pembelajaran siswa sangat menyadari pentingnya kehadiran guru dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

3

kegiatan pembelajaran. Peran guru bukan sebagai demontrator, melainkan sebagai

pembimbing (fasilitator) bagi kelancaran proses dan pencapaian hasil

pembelajaran. Maka dari itu, peran guru mengembangkan strategi pembelajaran

yang dapat memberdayakan potensi-potensi siswa sangat penting dilaksanakan. Hal

ini bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel

dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari

suatu konteks ke konteks yang lain (Ningrum, 2009: 4).

Berkaitan dengan hal tersebut, materi yang digunakan oleh peneliti adalah

menulis puisi khususnya pada unsur fisik dan batin puisi itu sendiri. Puisi

merupakan suatu bentuk kesusastraan yang paling tua. Puisi juga memiliki bahasa

multidimensional, yang mampu menembus alam pikiran, perasaan, dan imajinasi

manusia. Jadi puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan,

yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu

merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan

dengan menarik dan memberi kesan.

Puisi merupakan karya sastra paling tua dan pertama kali ditulis oleh manusia.

Menurut Herman J. Waluyo (2010: 1) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang

dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu serta pemilihan

kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata dalam puisi benar-benar padat dan terpilih

sehingga sangat indah bila dibaca. Easterling, (2011: 99) berpendapat “Poetry was,

to be sure, the acknowledged “genre of genres” of the time and found a wide

audience among the literate. The prominent literary men of the day, however,were

not taken with the pursuits of literature and poetry alone”. artinya bahwa dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

4

"genre ke genre" puisi diakui pada saat itu dan berkembang pada khalayak luas

khususnya bagi mereka yang terpelajar. Akan tetapi, orang-orang sastra terkemuka

pada zaman itu, pengajaran sastra dan puisi tidak hanya berlaku pada kaum pelajar.

Proses belajar mengajar di sekolah biasanya lebih menekankan pada proses

berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal-soal atau pertanyaan yang membutuhkan

jawaban yang spesifik dan tidak sampai tahap menciptakan. Hal ini tentu saja

berkaitan dengan model atau pendekatan yang digunakan oleh guru. Salah satu

pendekatan yang sering digunakan masih pendekatan konvensional. Pendekatan ini

memperlihatkan bahwa siswa cenderung pasif karena guru ceramah tanpa

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Di dalam kegitan belajar mengajar,

siswa sering menghadapi kesulitan ketika menyelesaikan soal ataupun

permasalahan yang diberikan oleh guru. Kebanyakan dari mereka hanya

mengerjakan sama seperti apa yang dicontohkan oleh guru. Ketika dalam penyajian

soal agak berbeda, maka mereka kesulitan untuk menyelesaiakan soal tersebut.

Cara penyelesaian permasalahan setiap siswa juga terlihat homogen dan tidak ada

yang mengerjakan dengan baik karena takut terjadi kesalahan.

Melihat kondisi di atas sangat memprihatinkan khususnya bagi guru Bahasa

Indonesia dalam menggunakan pendekatan pada pembelajaran dikelas, tentu saja

harus mencari solusi yang baik sehingga siswa tidak pasif dalam pembelajaran.

Solusinya yang ingin diterapkan oleh peneliti adalah dengan menggunakan

pendekatan kontekstual dalam kegiatan menulis puisi. Peneliti berharap dengan

adanya pendekatan baru ini, siswa dapat memilih dan mampu menyelesaikan

permasalahan yang dihadapinya dengan benar khususnya dalam dunia akademik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

5

dan pada akhirnya hasil belajar yang diharapkan dapat optimal sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Terkait dengan hal di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul

keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual pada siswa

kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat Daya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diangkat oleh

peneliti yaitu:

(1) Seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X

SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat Daya pada pembelajaran yang

menggunakan pendekatan kontekstual dan pembelajaran yang menggunakan

pendekatan konvensional?

(2) Apakah ada perbedaan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA

Santo Thomas Aquinas, yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual dan yang diberi pembelajaran dengan pendekatan konvensional?

1.3 Tujuan Penelitian

Berhubungan dengan rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti, maka dapat

dijabarkan tujuan penelitian yakni:

(1) Mengetahui seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa

kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat Daya pada pembelajaran

yang menggunakan pendekatan kontekstual dan pembelajaran yang

menggunakan pendekatan konvensional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

6

(2) Mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA

Santo Thomas Aquinas, yang diberi pembelajaran dengan pendekatan

kontekstual dan yang diberi pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Adapun manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut.

(1) Manfaat teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat membantu dalam pengembangan

pengetahuan khususnya yang terkait dengan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran menulis puisi.

(2) Manfaat praktis

a) Bagi guru

Guru mendapat pengalaman mengenai pendekatan kontekstual pada sebuah

pembelajaran serta dapat menerapkannya dengan baik untuk meningkatkan

kualitas siswa dalam menulis puisi.

b) Bagi peserta didik

Siswa dapat mengembangkan pengetahuannya tentang keterampilan menulis

puisi dengan baik.

c) Bagi sekolah

Sebagai suatu masukan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki

oleh siswa khususnya menulis puisi melalui pendekatan kontekstual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

7

d) Bagi peneliti

Peneliti mendapat pengalaman baru dalam mengelola suatu pembelajaran

khususnya mengenai pendekatan kontekstual serta mengelola kreativitas peserta

menjadi lebih maksimal dalam konteks menulis puisi.

1.5 Batasan Istilah

Peneliti memberikan batasan terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam

penelitian ini. Beberapa istilah itu dapat disusun sebagai berikut.

(1) Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap

proses pembelajaran (Sanjaya, 2008: 127).

(2) Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan

sepenuhnya siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual tidak

hanya untuk mendengarkan dan merekam, tapi belajar adalah proses yang

dialami secara langsung (Andayani, et al, 2015: 191).Terkait dengan penelitian

ini, pendekatan kontekstual akan di eksperimenkan dalam proses pembelajaran

menulis puisi khususnya pada kelompok eksperimen yakni kelas X IPA III yang

berjumlah 30 siswa.

(3) Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan

dengan mengkombinasikan bermacam-macam metode pembelajaran (Basuki

Wibawa dan Farida Mukti, 1992: 5). Terkait dengan penelitian ini, pendekatan

konvensional digunakan dalam proses pembelajaran menulis puisi pada

kelompok kontrol yakni kelas X IPA II yang berjumlah 30 siswa.

(4) Puisi adalah suatu karya sastra yang terdiri dari satu bait empat baris yang

dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

8

kata-kata kias (Waluyo (2003: 1). Hal ini senada dengan (Ollila dan Jantas,

2006:3) mengatakan bahwa poetry is kind of verbal or written language that is

structured rhythmically and is meant to tell a story, or express any kind of

emotion, idea, or state of being. Poetry is used to achieve this artistik expression

in several ways.

(5) Kemampuan menulis puisi merupakan kemampuan yang dimiliki siswa melalui

proses kreatif dalam menuangkan ide dalam bentuk tulisan dengan

memperhatikan struktur fisik atau intrinsik dan batin atau ekstrinsik puisi.

1.6 Sistematika Penyajian

Tesis ini terbagi atas lima bab. Bab 1 berisi pendahuluan. Bab II berisi landasan

teori. Bab III berisi metodologi penelitain. Bab IV berisi hasil penelitian dan

pembahasan Bab V berisi penutup. Kelima sistematika penyajian tersebut akan

diperinci sebagai berikut.

Bab I adalah bab pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.

Enam hal tersebut digunakan sebagai ruang lingkup penelitian.

Bab II adalah bab landasan teori yang memuat teori-teori dan penelitian relevan

yang digunakan oleh peneliti sebagai kerangka berpikir dan pedoman analisis dalam

penelitian. Selain itu, pada bab ini memuat kerangka berpikir yang disajikan dalam

bentuk bagan yang berisi alur berpikir dalam melaksanakan penelitian dan hipotesis

penelitian.

Bab III adalah metodologi penelitian yang memuat jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, prosedur penelitian,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

9

teknik pengumpulan data, intrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan

teknik analisis data.

Pada bab IV ini dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai

keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual. Adapun

hasil penelitian akan dijelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan

peneliti.

Bab V adalah bab penutup yang memuat kesimpulan, implikasi, dan saran.

Kesimpulan berisi ringkasan hasil penelitian dan menjawab rumusan masalah.

Implikasi berisi wujud sumbangsi dari hasil penelitian. Saran berisi masukan

terhadap subjek penelitian dan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

serupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori dalam melakukan penelitian. penjabaran

landasan teori dapat dibagi menjadi enam subbab, yakni: (1) pendekatan

kontekstual, (2) pendekatan konvensional, (3) hakikat puisi, (4) penelitian yang

relevan, (5) kerangka berpikir, dan (6) hipotesis penelitian. Enam subbab tersebut

akan dipaparkan sebagai berikut.

2.1 Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan

sepenuhnya siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual tidak

hanya untuk mendengarkan dan merekam, tapi belajar adalah proses yang dialami

secara langsung. Melalui proses para siswa mengalami perkembangan yang

diharapkan terjadi secara keseluruhan, yang tidak hanya mengembangkan aspek

kognitif, tapi juga aspek afektif dan psikomotor (Andayani, et al, 2015: 191).

Pendekatan dapat di artikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita

terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan

startegi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau

pembelajaran ekspositori sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada

siswa menurunkan strategi pembelajaran discoveri dan inkuiri serta strategi

pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008: 127)

Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata konteks (contex). Conteks

artinya “bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

11

kejelasan makna, situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian”

(Depdiknas dan Elaine, 2007: 591), sehingga kontekstual (contextual) di-artikan

“sesuatu yang berhubungan dengan konteks (contex)”. Sesuai dengan pengertian

tersebut, pembelajaran kontekstual (contextual learning) adalah sebuah

pembelajaran yang dapat memberikan dukungan dan penambahan pemahaman

konsep siswa dalam menyerap materi pembelajaran serta mampu memperoleh

makna dari yang dipelajari dari kejadian yang dialami siswa.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual

merupakan suatu pandangan guru terhadap sebuah pembelajaran di kelas dan

pembelajaran tersebut membawa siswa untuk menyerap materi pembelajaran dan

mampu menghubungkan antara materi pembelajaran dengan pengalaman hidup

sehari-hari.

2.1.1 Komponen-komponen dalam Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan pendidikan yang berbeda,

melakukan lebih dari pada menuntun para siswa dalam menggabungkan subjek-

subjek akademik dengan konteks dalam keadaan mereka sendiri (Johnson “dalam

Kunandar 2007: 64”),. Sistem dalam model pembelajaran kontekstual mencakup

delapan komponen (Johnson, 2007: 65-66) berikut ini:

(1) Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna.

(2) Melakukan pekerjaan yang berarti.

(3) Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri.

(4) Bekerja sama.

(5) Berpikir kritis dan kreatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

12

(6) Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang.

(7) Mencapai standar yang tinggi.

(8) Menggunakan penilaian autentik.

2.1.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual

Prinsip pembelajaran kontekstual merupakan suatu fondasi ketika

pembelajaran kontekstual di terapkan dalam pembelajaran dikelas. Menurut

Andayani, et al ( dalam Suprijono, (2011: 79), a contextual approach or Contextual

Teaching and Learning (CTL) is a concept that helps teachers link between the

material taught with real-world situations and encourages students to make

connections between the knowledge possessed by the application in their lives as

members families and communities. Artinya bahwa pendekatan kontekstual atau

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep yang membantu guru

menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan

mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki

dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Sementara

menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2009: 111), pendekatan kontekstual memiliki

tujuh prinsip utama, yaitu : (1) Konstruktivisme (Construktivism); (2) Menemukan

(Inquiry); (3) Bertanya (Questioning); (4) Masyarakat belajar (Learning

Community); (5) Pemodelan (modeling), (6) Refleksi (Reflection); (7) Penilaian

Otentik (Autlentic Assessment). Pembelajaran kontekstual menurut Sanjaya

(Sugiyanto, 2009: 17) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yakni

kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

13

penilaian sebenarnya. Prinsip pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen,

yaitu:

(1) Kontruktivisme, yaitu pengetahuan siswa dibangun oleh dirinya sendiri atas

dasar pengalaman, pemahaman konsep, persepsi dan perasaan siswa, bukan

dibangun atau diberikan oleh orang lain. Jadi, guru hanya berperan dalam

menyediakan kondisi atau memberikan suatu permasalahan.

(2) Inquiri (menemukan), dalam hal ini sangat diharapkan bahwa apa yang dimiliki

siswa baik pengetahuan dan ketrampilan diperoleh dari hasil menemukan

sendiri bukan hasil mengingat dari apa yang disampaikan guru. Kontekstual

diperoleh melalui tahap observasi (mengamati), bertanya (menemukan dan

merumuskan masalah), mengajukan dugaan (hipotesis), mengumpulkan data,

menganalisa dan membuat kesimpulan.

(3) Bertanya, dalam pembelajaran kontekstual, bertanya dapat digunakan oleh

guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan siswa. Sehingga

siswa pun akan dapat menemukan berbagai informasi yang belum

diketahuinya.

(4) Masyarakat Belajar, hal ini mengisyaratkan bahwa belajar itu dapat diperoleh

melalui kerja sama dengan orang lain. Masyarakat belajar ini dapat kita latih

dengan kerja kelompok, diskusi kelompok, dan belajar bersama.

(5) Pemodelan, agar dalam menerima sesuatu siswa tidak merasa samar atau kabur

dan bingung maka perlu adanya model atau contoh yang bisa ditiru. Model tak

hanya berupa benda tapi bisa berupa cara, metode kerja atau hal lain yang bisa

ditiru oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

14

(6) Refleksi yaitu cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari sebelumnya, atau

apa- apa yang sudah dilakukan dimasa lalu dijadikan acuan berpikir. Refleksi

ini akan berguna agar pengetahuan bisa terpatri dibenak siswa dan bisa

menemukan langkah- langkah selanjutnya.

(7) Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessement) yaitu penilaian yang

sebenarnya terhadap pemahaman konsep siswa. Penilaian yang sebenarnya

tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi kemajuan belajar siswa dinilai dari

proses, sehingga dalam penilaian sebenarnya tidak bisa dilakukan hanya

dengan satu cara tetapi menggunakan berbagai ragam cara penilaian.

Siswono (dalam Nyimas Aisyah. dkk. 2008: 7.10) memberikan

beberapa ciri-ciri pendekatan kontekstual, yaitu : (1) pembelajaran aktif, (2)

multi konteks, (3) kerjasama dan diskursus, (4) berhubungan dengan dunia

nyata: pembelajaran yang menghubungkan dengan kehidupan nyata, (5)

pengetahuan prasyarat, (6) pemecahan masalah, (7) mengarahkan sendiri

(save-direction).

2.1.3 Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi

dengan Pendekatan Kontekstual.

Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual

mengacu pada langkah-langkah pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun

langkah-langkah dalam pembelajaran menulis puisi yakni pembelajaran

pendahuluan, penyampaian materi pembelajaran, memancing siswa agar aktif

dalam pembelajaran, pemberian umpan balik, dan kegiatan tindak lanjut (Gafur,

2003: 6 -7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

15

(1) Pembelajaran Pendahuluan (Pre-instructional Activities).

Pada umumnya kegiatan pembelajaran pendahuluan atau kegiatan awal

dilaksanakan dengan kegiatan apersepsi atau prates. Dalam pembelajaran

kontekstual, selain melaksanakan kegiatan tersebut kegiatan pembelajaran

pendahuluan dikembangkan dengan kegiatan lain yang merupakan penjabaran dari

prinsip “keterkaitan” (relating). Kegiatan ini meliputi: pemberian tujuan, ruang

lingkup materi (akan lebih baik dilengkapi peta konsep yang menggambarkan

struktur atau jalinan antara materi), manfaat atau kegunaan suatu topik baik untuk

keperluan sekarang maupun belajar yang akan datang, manfaat atau relevansinya

untuk bekerja dikemudian hari, dll. Pembelajaran pendahuluan yang melibatkan

kegiatan pre-test, dapat diketahui kesiapan siswa untuk menerima materi

pembelajaran. Siswa yang sudah menguasai pembelajaran diperbolehkan

mempelajari topik berikutnya sedangkan siswa yang belum menguasai topik

pelajaran diberi pembekalan atau matrikulasi. Setelah itu, mereka diperbolehkan

mempelajari topik berikutnya.

(2) Penyampaian Materi Pembelajaran (Presenting Instructional Materials).

Hal yang sangat penting untuk diperkatikan oleh guru penyampaian materi

pembelajaran dalam pembelajaran kontekstual hendaknya jangan terlalu banyak

penyajian yang bersifat “ekspositori (ceramah, dikte), dan deduktif”. Namun

sebaliknya gunakanlah sebanyak mungkin metode penyajian atau presentasi seperti

inquisitory, discovery, diskusi, inventori, induktif, penelitian mandiri”.

Penyampaian materi pembelajaran diupayakan senantiasa menantang siswa untuk

dapat memperoleh “pengalaman langsung, menemukan, menyimpulkan, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

16

menyusun sendiri konsep yang dipelajari”. Sejalan dengan konsep tersebut,

penyampaian materi pelajaran lebih mengarah pada prinsip pengalaman langsung,

penerapan, dan kerjasama. Hal lain yang tidak kalah penting dalam pembelajaran

adalah alat peraga dan alat bantu sebagai alat pemusatan perhatian seperti “paduan

warna, gambar, ilustrasi, penegas visual”. Kaitannya dengan masalah ini guru dapat

memilih dan mengembangkan sendiri alat peraga maupun alat bantu pembelajaran

sesuai dengan kebutuhan.

(3) Memancing Siswa Agar Aktif dalam Pembelajaran (Eliciting Performance).

Siswa merupakan subjek pembelajaran, bukan objek pembelajaran. Oleh

sebab itu, siswalah yang lebih banyak berperan aktif dalam pembelajaran dari pada

guru. Dalam hal ini, guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu

menyiapkan fasilitas dan kondisi pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk

aktif belajar. Untuk dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, guru harus mampu

memancing penampilan siswa (eliciting performance). Hal ini dimaksudkan untuk

membantu siswa dalam menguasai materi atau mencapai tujuan pembelajaran

melalui kegiatan latihan (exercise) dan praktikum. Berdasarkan konsep di atas,

prinsip pembelajaran kontekstual yang di gunakan dalam kegiatan ini adalah

penerapan dan alih pengetahuan. Dengan demikian orientasi kegiatan siswa pada

kegiatan pelatihan dan penerapan konsep dan prinsip yang dipelajari dalam konteks

dan situasi yang berbeda, bukan sekedar kegiatan menghafal.

(4) Pemberian Umpan Balik (Providing Feedback)

Pada umumnya pemberian umpan balik (providing feedback) dilakukan

melalui kegiatan pascates. Hasilnya kemudian diinformasikan kepada siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

17

sebagai bahan umpan balik. Umpan balik itu sendiri diartikan yaitu ” informasi

yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya”. Dalam prinsip

pembelajaran kontekstual tidak dinyatakan secara eksplisit mengenai prinsip

pembelajaran yang mengarah pada kegiatan umpan balik. Namun demikian, secara

inplisit pemberian umpan balik dapat dilaksanakan selama pembelajaran

berlangsung baik dalam bentuk penilaian prates, penilaian proses, maupun pascates.

Bahan umpan balik dapat diambil dari hasil penilaian melalui kegiatan pengamatan

guru terhadap siswa dalam menerapkan prinsip-prinsip belajar kontekstual. Aspek-

aspek yang dinilai antara lain keaktifan siswa, penarikan simpulan, dan penerapan

konsep.

Selain itu umpan balik dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

Siswa diberi tugas mengerjakan soal-soal latihan, lalu diberi kunci jawaban.

Dengan mengetahui kunci jawaban, mereka akan mengetahui apakah jawabannya

benar atau salah. Umpan balik yang baik adalah umpan balik yang lengkap. Jika

salah, siswa diberitahukan kesalahannya, mengapa salah, kemudian dibetulkan.

Jika jawaban siswa benar, mereka diberi konfirmasi agar mereka mantap bahwa

jawabannya benar. Agar siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang benar, ada

baiknya umpan balik diberikan tidak secara langsung (delay feedback) misalnya

“jawaban yang benar anda baca lagi pada halaman 34”. Berdasarkan uraian di atas,

pemberian umpan balik dapat melalui informasi hasil penilaian proses dan hasil

pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan, tugas-tugas, baik individu

maupun kelompok, serta informasi dari hasil penilaian lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

18

(5) Kegiatan Tindak Lanjut (Follow Up Activities).

Kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran kontekstual, merupakan

pembelajaran tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan bentuk kegiatan tindak lanjut

berupa “mentransfer pengetahuan (transfering) dan pemberian pengayaan

(enrichment)”. Sebagaimana prinsip belajar trasfering dalam pembelajaran

kontekstual, siswa akan belajar pada tataran yang lebih tinggi yakni belajar untuk

dapat menemukan dan mencapai strategi kognitif. Kegiatan tindak lanjut berikutnya

yakni “pengayaan yang diberikan kepada siswa yang telah mencapai prestasi sama

atau melebihi dari yang ditargetkan, dan alat peraga diberikan kepada siswa yang

mengalami hambatan atau keterlambatan dalam mencapai target pembelajaran yang

telah ditentukan”. Dengan demikian komponen pembelajaran tindak lanjut

dilaksanakan dengan cara menemukan prinsip pembelajaran alih pengetahuan

(transfering). Jadi,dari uraian diatas pembelajaran kontekstual adalah konsep

mengajar dan belajar yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan

situasi nyata dan yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan

terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Definisi ringkas tetapi padat menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning

adalah proses belajar mengajar yang erat dengan pengalaman nyata.

2.2 Pendekatan Konvensional

Depdiknas (2001: 592) mengatakan bahwa konvesional mempunyai arti

berdasarkan konvensi (kesepakatan) umum (seperti adat, kebiasaan, kelaziman);

tradisional. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas

pendidikan dapat ditentukan oleh proses belajar mengajar, pendekatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

19

pembelajaran sebagaimana kelaziman atau yang bertumpu pada metode yang sudah

umum digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas disebut pendekatan

pembelajaran konvensional. Hal ini sependapat dengan Woolfolk and Nicolich

(1984: 240) menyatakan “The conventional approach is appropriate for teaching

the concepts, certain problem arise.” Artinya bahwa pendekatan

konvensional dilakukan untuk mengajarkan konsep serta masalah yang timbul.

Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang

dilakukan dengan mengkombinasikan bermacam-macam metode pembelajaran.

Dalam praktiknya metode ini berpusat pada guru (teacher centered) atau guru lebih

mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan

berupa metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab. Pendekatan

konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang banyak dilaksanakan di

sekolah saat ini, yang menggunakan urutan kegiatan pemberian uraian, contoh, dan

latihan (Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 1992: 5).

Sumantri dan Johar (2001: 116) mengemukakan bahwa “metode ceramah

adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-

penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Penggunaan metode ceramah sangat

tergantung pada kemampuan guru, karena guru yang berperan penuh dalam metode

ceramah. Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat

informasi (konsep, pengertian, prinsip, dll) yang banyak dan luas. Sedangkan

menurut Djamarah (2006: 97) berpendapat bahwa “cara mengajar dengan ceramah

dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

20

digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang

suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan”.

Bahan pengajaran konvensional atau cermah sangat terbatas jumlahnya,

karena yang menjadi tulang punggung kegiatan instruksional di sini adalah

pengajar. Pengajar menyajikan isi pelajaran dengan urutan model, media dan waktu

yang telah ditentukan dalam strategi instruksional. Kegiatan instruksional ini

berlangsung dengan menggunakan pengajar sebagai satu-satunya sumber belajar

sekaligus bertindak sebagai penyaji isi pelajaran. Pelajaran ini tidak menggunakan

bahan ajar yang lengkap, namun berupa garis besar isi dan jadwal yang disampaikan

diawali pembelajaran, beberapa transparansi dan formulir isian untuk dipergunakan

sebagai latihan selama proses pembelajaran. Peserta didik mengikuti kegiatan

pembelajaran tersebut dengan cara mendengar ceramah dari pengajar, mencatat,

dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar. Pembelajaran dengan

pendekatan konvensional menempatkan pengajar sebagai sumber tunggal

(Subaryana, 2005: 9).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat di simpulkan bahwa

pendekatan konvensional seperti ceramah merupakan suatu pendekatan yang lasim

di gunakan oleh guru dalam sebuah pembelajaran baik di SD, SMP, maupun SMA

seperti ceramah. Keberadaan metode tersebut dapat membantu sebuah

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan oleh guru. Metode

tersebut tentu berkaitan dengan materi yang digunakan guru bersifat dikte kepada

siswa dan siswa hanya menyimak serta mendengarkan penjelasan guru di depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

21

kelas mengenai konseb materi yang berhubungan dengan permasalahan yang

sedang terjadi.

2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konvensional

Sumantri dan Johar (2001: 118) mengemukakan bahwa metode ini

mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangn

metode tersebut, sebagai berikut.

(1) Kelebihan Metode Ceramah

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan. Adapun kelebihan pada

metode ceramah antara lain sebagai barikut.

(a) Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya

pendidikan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik.

(b) Murah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan peralatan dapat

disesuaikan dengan jadwal guru terhadap ketidak- ketersediaan bahan buku

tertulis.

(c) Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari

sumber lain.

(d) Memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh

penghargaan, kepuasaan dan sikap percaya diri dari peserta didik dan peserta

didik pun merasa senang dan menghargai guru bila ceramah guru

meninggalkan kesan dan berbobot.

(e) Ceramah memberikan wawasan yang luas dari sumber lain karena guru dapat

menjelaskan topik dengan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

22

(2) Kekurangan Metode Ceramah

Pada metode ini, ada delapan kekurangan. Adapun kekurangan dalam

metode ceramah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

(a) Dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik.

(b) Minimbulkan verbalisme pada peserta didik.

(c) Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.

(d) Merugikan peserta didik yang lemah dalam ketrampilan mendengarkan.

(e) Menjejali peserta didik dengan konsep belum tentu diingat terus.

(f) Informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan zaman.

(g) Tidak merangsang perkembangan kreatifitas peserta didik.

(h) Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik.

2.2.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Ceramah

Pada umumnya ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni:

persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan kesimpulan. Menurut Sumantri dan Johar

(2001: 120) langkah-langkah metode ceramah yang diharapkan adalah sebagai

berikut:

(1) Guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai.

(2) Guru menyampaikan bahan ceramah.

(3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk diberikan/disediakan tanya jawab

diskusi.

(4) Menyimpulkan hasil ceramah.

(5) Penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan

guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

23

2.3 Hakikat Puisi

Hakikat puisi dapat dibagi menjadi dua yaitu pengertian/definisi puisi dan

unsur-unsur pembangun puisi yang meliputi unsur fisik puisi dan unsur batin puisi.

Adapun defenisi/pengertian puisi dapat dijabarkan di bawah ini.

2.3.1 Definisi Puisi

Secara etimologi, istilah puisi beerasal dari bahasa Yunani poeima

“membuat” atau poeisis “pembuatan” dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau

poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada

dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia sendiri, yang mungkin berisi

pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah

(Aminuddin, 2009: 135). Dengan mengutip pendapat Mc Caulay, Hudson dalam

Aminuddin mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang

menggunakan kata-kata sebagai penyampaian untuk membuahkan ilusi dan

imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam

menggambarkan gagasan pelukisnya.

Menurut Waluyo (2003: 1) puisi adalah karya sastra yang dipadatkan,

dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata

kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan.

Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Karena itu, salah satu usaha

penyair adalah memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi (rima). Ollila

dan Jantas, (2006:3) mengatakan bahwa poetry is kind of verbal or written language

that is structured rhythmically and is meant to tell a story, or express any kind of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

24

emotion, idea, or state of being. Poetry is used to achieve this artistik expression in

several ways.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan hasil karya

yang diungkapkan dalam bentuk tulisan yang didasari atas pengalaman batin

manusia dalam wujud kata-kata, yang bahasanya bersifat prismatik, imajinatif, dan

mengandung makna atau maksud tertentu.

2.3.2 Unsur-unsur Pembangun Puisi

Menurut Aminudin (2002: 71) puisi terdiri dari dua unsur, yaitu struktur

fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret,

bahasa figuratif, versifikasi, tipografi, dan saran retorika sedangkan struktur batin

puisi terdiri dari tema, perasaan, nada, suasana, serta amanat atau pesan yang

terkandung dalam puisi.

(1) Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi meliputi diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa

figuratif, versifikasi, tipografi, dan saran retorika. Struktur fisik puisi tersebut dapat

dijelaskan di bawah ini.

(a) Diksi

Dalam puisi kata-kata sangat besar peranannya. Setiap kata mempunyai

fungsi tertentu dalam menyampaikan ide penyairnya. Aminuddin (2002: 143)

mengemukakan bahwa diksi merupakan pemilihan kata untuk mengungkapkan

suatu gagasan. Kata-kata dalam puisi tidak terletak secara acak, tetapi dipilih, ditata

dan diolah dan diatur penyair secara cermat. Diksi yang baik berhubungan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

25

pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga

mampu mengembangkan dan mengajak daya imajinasi pembaca.

Termasuk pembicaraan diksi ialah tentang denotasi dan konotasi

(Pradopo:2007: 58). Dalam memilih kata-kata supaya tepat dan menimbulkan

gambaran yang jelas dan padat itu penyair mesti mengerti denotasi dan konotasi

sebuah kata. Sebuah kata itu mempunyai dua aspek arti, denotasi artinya menunjuk

dan kono-tasi arti tambahannya. Denotasi sebuah kata adalah definisi kamusnya,

yaitu pe-ngertian yang menunjuk benda atau hal yang diberi nama dengan kata itu,

disebut-kan, atau diceritakan Altenbernd dalam Pradopo (2007: 58-59). Bahasa

denotatif adalah bahasa yang menuju kepada korespondensi satu lawan satu antara

tanda (kata itu) dengan (hal) yang ditunjuk Wellek dalam Pradopo (2007: 58-59).

Pradopo(2007: 59) mengemukakan bahwa kumpulan asosiasi-asosiasi perasaan

yang terkumpul dalam sebuah kata diperoleh dari setting yang dilukiskan itu di-

sebut konotasi.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa diksi

adalah pilihan kata yang digunakan penyair untuk menyampaikan gagasan. Diksi

atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama dalam penulisan puisi.

Diksi atau pilihan kata digunakan penyair untuk menyampaikan makna atau

gagasan dari puisi tersebut.

(b) Pengimajian

Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana

yang khusus, membuat lebih (hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan

dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

26

angan (pikiran), di samping alat kepuitisan yang lain (Pradopo, 2007: 79). Hal ini

sependapat dengan Waluyo (2003: 78) mengemukakan pengertian pengimajian

adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman

sensoris, pendengaran dan perasaan. Baris atau bait puisi mengandung gema suara

(imaji auditif), benda yang nampak (imaji visual), dan sesuatu yang dapat kita

rasakan, raba atau sentuh (imaji taktil).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kata

atau susunan kata yang dapat membuat puisi menjadi lebih hidup. Artinya ketika

pembaca membaca puisi, pembaca ikut merasakan suasana yang diciptakan oleh

penyair.

(c) Kata Konkret

Kata konkret adalah kata-kata yang dapat menyaran pada arti yang

menyeluruh (Waluyo, 2003: 81). Menurut Tarigan (2007: 32), kata konkret atau

kata nyata adalah kata yang kongkrit dan khusus, bukan kata yang abstrak dan

bersifat umum. Dengan kata yang dikonkretkan, pembaca dapat membayangkan

secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Misalnya saja

penyair melukiskan seorang gadis yang benar-benar pengemis gembel. Penyair

mempergunakan kata-kata gadis kecil berkaleng kecil.

(d) Bahasa Figuratif

Pradopo (2007: 61-62) dalam bukunya pengkajian puisi mengemukakan

bahwa unsur kepuitisan yang lain untuk mendapatkan kepuitisan ialah bahasa

figuratif atau bahasa kiasan. Adanya bahasa figuratif atau bahasa kiasan ini

menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

27

dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Hal ini sependapat dengan

Waluyo (2003: 81) bahasa figuratif adalah majas. Dengan bahasa figuratif,

membuat puisi lebih indah, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan

makna untuk melukiskan kesamaan atau kesejajaran makna.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada umumnya bahasa

figuratif dipakai untuk menghidupkan lukisan, untuk mengkonkretkan dan lebih

mengekspresikan perasaan yang diungkapkan. Dengan demikian, pemakaian

bahasa figuratif menyebabkan konsep-konsep abstrak terasa dekat pada pembaca

karena dalam bahasa figuratif oleh penyair diciptakan kekonkretan, kedekatan,

keakrabatan dan kesegaran.

Pradopo (2012: 61-78) mengatakan bahwa adanya bahasa figuratif

menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup,

dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan atau figuratif

ini mengiaskan atau mempersamakan satu hal dengan hal yang lainnya agar

gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup. Adapun jenis bahasa figuratif

dalam sebuah sajak, yakni: (1) perbandingan, (2) metafora, (3) perumpamaan epos,

(4) alegori, (5) personifikasi, (6) metonimia, dan (7) sinekdoke. Majas tersebut

dapat dijelaskan di bawah ini.

(1) Perbandingan

Perbandingan atau perumpamaan (simile) merupakan bahasa kiasan yang

menyamakan satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata

pembanding, seperti: bagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, penaka, se,

dan kata-kata pembanding yang lain. Perumpamaan atau perbandingan ini dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

28

dikatakan bahasa kiasan yang paling sederhana dan paling banyak di pergunakan

dalam sajak.

(2) Metafora

Metafora ini bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak

mempergunakan kata-kata pembanding, seperti bagai, laksana, seperti, dan

sebagainya. Metafora ini melihat sesuatu dengan perantara benda yang lain (Becker

dalam pradopo, 1978: 317). Misalnya, Bumi ini perempuan jalan, Tuhan adalah

warganegara yang modern, dan sorga hanya permainan sebentar.

(3) Perumpamaan Epos

Perumpamaan atau perbandingan epos (epic simile) ialah perbandingan

yang dilanjutkan, atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan

dengan sifat-sifat pembandingnya lebih kanjut dalam kalimat-kalimat atau frase-

frase yang berturut-turut.

(4) Alegori

Allegori ialah cerita kiasan maupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau

lukisan kiasan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Alegori ini banyak

terdapat dalam sajak-sajak pujangga baru. Namun pada waktu sekarang banyak

juga terdapat dalam sajak-sajak indonesia modern. Allegori ini sebenarnya

metafora yang dilanjutkan. Misalnya, “menuju ke laut”.

(5) Personifikasi

Kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati

dibuat dapat berbuat, berfikir, dan sebagainya seperti manusia. Personifikasi ini

banyak dipergunakan para penyair dari dulu hingga sekarang. Personifikasi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

29

membuat hidup lukisan, di samping itu memberi kejelasan beberan, memberikan

bayangan angan yang konkret.

(6) Metonimia

Metonimia ini merupakan bahasa kiasan yang jarang dijumpai

pemakaiannya dibanding metafora, perbandingan, personifikasi, dan sinekdoke.

Metonimia dalam Bahasa Indonesia sering disebut kiasan pengganti nama. Bahasa

ini berupa penggunaan sebuah artribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang

sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut

(Altenberd dalam Pradopo (2012: 77).

(7) Sinekdoke

Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang

penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri (Altenberd dalam

Pradopo, 2012: 78).

(e) Versifikasi

Menurut Waluyo (2003: 90-96) versifikasi meliputi ritma, rima, dan

metrum. Secara umum ritma dikenal sebagai irama, yakni pergantian turun naik

panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Rima adalah

pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi, pada akhir baris puisi atau bahkan

juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Adapun metrum adalah irama yang

tetap, dengan kata lain bahwa pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Hal

ini disebabkan oleh jumlah suku kata yang tetap, tekanan yang tetap, dan alunan

suara menaik dan menurun yang tetap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

30

(f) Tipografi

Tipografi merupakan cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan

bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual (Aminuddin, 2009: 146).

Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan

puisi dengan prosa fiksi dan drama. Baris-baris dalam puisi tidak diawali dari tepi

kiri dan berakhir di tepi kanan, tetapi di sebelah kiri maupun kanan sebuah puisi

tidak harus dipenuhi oleh tulisan, tidak seperti halnya jika menulis prosa, dengan

kata lain tidak ada aturan tertentu yang mengatur tipografi sebuah puisi, akan tetapi

tipografi yang baik dalam puisi adalah tipografi yang sesuai dengan nada, suasana

dan makna puisi.

(g) Sarana Retorika

Sarana retorika merupakan sarana kepuitisan yang berupa muslihat pikiran

(Altenberd dalam Pradopo, 2012: 93). Dengan melihat itu para penyair berusaha

menarik perhatian, pikiran, hingga pembaca berkontemplasi atas apa yang

dikemukakan penyair. Sarana retorika berbeda dengan bahasa kiasan atau figuratif

dan citraan memperjelas gambaran atau mengkonkretkan dan menciptakan

perspektif yang baru melalui perbandingan sedangkan sarana retorika adalah alat

untuk mengajak pembaca berfikir supaya lebih menghayati gagasan yang

dikemukakan.

(2) Struktur Batin Puisi

Struktur batin puisi meliputi tema, nada, perasaan, dan amanat atau pesan

yang terkandung dalam puisi. Struktur batin puisi tersebut dapat dijelaskan di

bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

31

(a) Tema

Menurut Waluyo (2005: 17) tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan

oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Pembaca sedikit

banyak harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema

puisi tersebut. Oleh karena itu, tema bersifat khusus (diacu dari penyair), objektif

(semua pembaca harus menafsirkan sama), dan lugas (bukan makna kias yang

diambil dari konotasinya).

(b) Nada

Menurut Waluyo (2005: 37) nada dalam puisi dapat mengungkapkan sikap

penyair terhadap pembaca. Nada sering dikaitkan dengan suasana, jadi nada berarti

sikap penyair terhadap pokok persoalan dan sikap penyair terhadap pembaca, maka

suasana berarti keadaan perasaan yang ditimbulkan oleh pengungkapan nada dan

lingkungan yang dapat ditangkap oleh panca indera.

Djojosuroto (2005: 26) menambahkan bahwa penghayatan pembaca akan

nada yang dikemukakan penyair harus tepat. Hanya dengan cara demikian tafsiran

atas makna sebuah puisi dapat mendekati ketepatan seperti yang dikehendaki

penyair. Cara menafsirkan puisi diantaranya ialah dengan meninjau bahasa yang

digunakan oleh penyair, yaitu menentukan konteks puisi dengan berdasarkan

hubungan kohesi dan koherensi. Makna puisi tidak hanya ditentukan oleh kata dan

kalimat secara lepas, akan tetapi ditentukan oleh hubungan antara kalimat yang satu

dengan yang lain baik kalimat sebelumnya atau sesudahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

32

(c) Perasaan

Djojosuroto (2005: 26) menyatakan bahwa puisi mengungkapkan perasaan

penyair. Puisi dapat mengungkapkan perasaan gembira, sedih, terharu, takut,

gelisah, rindu, penasaran, benci, cinta, dendam,dan sebagainya. Perasaan yang

diungkapkan penyair bersifat total, artinya tidak setengah-tengah. Oleh karena itu,

penyair mengerahkan segenap kekuatan bahasa untuk memperkuat ekspresi

perasaan yang bersifat total.

(d) Amanat/Pesan

Amanat/pesan yaitu hal-hal yang ingin disampaikan penyair kepada

pembaca lewat puisinya (Alfiah, 2009: 27). Selanjutnya Waluyo (2003: 30)

mengatakan bahwa amanat merupakan apa yang tersirat di balik kata-kata yang

disusun dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa amanat adalah makna yang tersirat yang disampaikan penyair

melalui hasil puisinya.

2.3.3 Kemampuan Menulis Puisi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 707) kemampuan adalah

kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Dalam bidang bahasa kemampuan diartikan

sebagai kecakapan atau keterampilan seseorang untuk memakai bahasa dalam

menulis, membaca, menyimak ataupun berbicara. Selanjutnya Enre (1988: 6)

menyatakan menulis adalah suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yang

dengan sendirinya memainkan peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan.

Hal ini sependapat dengan Tarigan (1994: 3) mengatakan bahwa menulis

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

33

secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dari pendapat di

atas, maka kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,

pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis.

Dalam kegiatan menulis bukan pengetahuan teori yang diperlukan,

melainkan praktek menulis, yaitu dapat diperoleh dengan jalan berguru dan

berlatih. Berlatih menulis merupakan tindak lanjut dari usaha seseorang dalam

upaya menampilkan diri untuk berkreasi dalam bentuk tulisan. Salah satu bentuk

tulisan dalam penelitian ini adalah puisi yang diciptakan oleh siswa kelas X IPA 3

dan kelas X IPA 2 SMA St. Thomas Aquinas Weetebula.

Kemampuan menulis puisi adalah kemampuan berekspresi. Dalam menulis

puisi sangat menonjolkan penekanan pada ekspresi diri secara pribadi. Hal itu

didukung adanya prinsip litentia poetica yaitu kebebasan penyair dalam

mengunakan bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi tidak harus mengikuti

kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku tetapi penulis diberi kebebasan untuk

mengekspresikan kata-katanya sendiri.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi

pada hakikatnya adalah wujud komunikasi secara tidak langsung (bahasa tulis)

yang menekankan pada ekspresi diri, emosi, gagasan, dan ide. Selain itu

kemampuan menulis puisi adalah kecakapan dan keterampilan mengungkapkan

kembali pengalaman manusia baik berupa pikiran, perasaan, persoalan, kesan, dan

semacamnya secara ekspresif dan imajinatif melalui rangkaian kata yang indah

berdasarkan pada struktur fisik dan batinnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

34

2.3.4 Aspek-aspek Penilaian dalam Puisi

Menurut Waluyo (2000: 67), struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi

yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Selanjutnya, bait-bait itu

membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana.

Struktur fisik ini merupakan medium pengungkap struktur batin puisi. Waluyo juga

menyebutkan bahwa struktur fisik puisi terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret,

majas (meliputi lambang dan kiasan), dan versifikasi (meliputi rima, ritma, dan

metrum).

Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menilai kualitas

fisik sebuah puisi ada lima unsur atau kriteria. Struktur batin dalam puisi meliputi

tema, nada, perasaan, dan amanat. Semua unsur tersebut tidak bisa berdiri sendiri,

tetapi merupakan satu kesatuan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain yang

menunjukkan diri secara fungsional.

2.3.5 Penilaian Kemampuan Menulis Puisi

Penilaian kemampuan menulisi puisi menurut Burhan Nugiyantoro (2001:

298-305), dapat dilakukan melalui tes. Hal ini ditegaskan bahwa penilaian terhadap

karangan siswa dapat dilakukan bersifat holistik, impresif, selintas dan analitis,

yakni:

(1) Penilaian Puisi Bersifat Holistik, Impresif dan Selintas.

Penilaian ini merupakan bentuk penilaian yang dilakukan berdasarkan kesan

yang diperoleh dari membaca karangan siswa secara selintas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

35

(2) Penilaian Puisi Bersifat Analitis

Penilaian ini merupakan penilaian berkelanjutan setelah penilaian holistik

di lakukan. Penilaian analitis dilakukan agar dalam memberikan nilai lebih objektif

dan dapat memperoleh informasi lebih rinci tentang kemampuan siswa. Penilaian

dengan pendekatan analitis merinci tulisan dalam kategori tertentu. Pengkategorian

tersebut sangat bervariasi, bergantung pada jenis tulisan itu sendiri. Namun

pengkategorian hendaknya meliputi enam hal, yakni:

(a) Kualitas dan ruang lingkup isi.

(b) Organisasi (susunan) dan penyajian isi.

(c) Gaya dan bentuk bahasa.

(d) Mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, keterampilan tulisan, dan kebersihan

tulisan.

(e) Respon efektif guru terhadap karya tulis.

2.3.6 Kegiatan Menulis Puisi

Konsep pembelajaran dalam dunia pendidikan dewasa ini terus berkembang

seiring dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemahaman

istilah ”pembelajaran” tidak terbatas pada kegiatan guru mengajar atau

membelajarkan siswa di kelas, tetapi telah digunakan untuk kegiatan pembelajaran

yang spesifik, misalnya pembelajaran berbasis kompetensi, pembelajaran

kontekstual, pembelajaran terpadu, pembelajaran tematik, pembelajaran

konvensional, pembelajaran konstuktivis, dan sebagainya. Pembelajaran

merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat

dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

36

berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang

lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru

untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber

belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:

17).

Terkait dengan pembelajaran, kegiatan menulis merupakan salah satu aspek

keterampilan berbahasa yang sangat dibutuhkan, terutama dalam mengungkapkan

ide, pikiran, dan perasaan melalui karangan, baik fiksi maupun nonfiksi. Bahkan,

kehidupan manusia hampir tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menulis. Menulis

adalah rangkaian proses berpikir. Proses berpikir berkaitan erat dengan kegiatan

penalaran. Penalaran yang baik dapat menghasilkan tulisan yang baik pula. Menulis

merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai

mediumnya. Salah satu kegitan menulis dalam penelitian ini yaknik menulis puisi

itu sendiri. Puisi merupakan suatu ekpresi pemikiran yang membangkitkan

perasaan, merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua

itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan

dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi

pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan

(Pradopo, 2012: 7).

Definisi di atas sejalan dengan Zainudin (2013: 19-20) mengemukakan

bahawa Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani “Poem” yang

berarti “membuat” atau “Poeisis” yang berarti “Pembuatan”. Puisi diartikan

“membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

37

menciptakan suatu dunia terendiri yang berisi pesan atau gambaran suasana-

suasana tertentu, baik fisik maupun ilmiah. Puisi adalah pengonsentrasian, yakni

mengonsentrasikan pada dirinya segala kesan perasaan dan pikiran dengan

pengucapan yang padat.

Tema dan amanat puisi itu disusun dalam baris-baris. Setiap baris bertautan

atau berkorespondensi dengan baris-baris berikutnya dan membentuk satu kesatuan

yang disebut bait. Puisi selalu berkembang dari waktu ke waktu akibat terjadinya

evolusi selera dan perubahan konsep keindahan dari para penyair. Pengertian puisi

menuntut pandangan lama, yakni karangan yang terikat oleh bait, baris, jumlah

kata, dan pola persajakan, sedangkan pengertian puisi menurut pandangan puisi

modern itu berdasarkan pada hakikatnya, bukan berdasarkan bentuk formalnya.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak

langsung. Di samping itu, puisi merupakan ucapan masalah yang langsung menuju

kepada esensi sesuatu dengan pilihan kata yang akurat dan dipadatkan.

Gredler (Angkowo (2007: 47) menyatakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan yang relatif dan permanen dari suatu kecenderungan. Selanjutnya

Winkel (Angkowo (2007: 48) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menghasilkan pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap dan perubahan yang bersifat

relatif konstan dan berbekas. Menurut Soemosasmito (dalam Trianto (2009: 20)

suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi lima persyaratan utama

keefektifan pengajaran, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

38

(a) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM.

(b) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.

(c) Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi

keberhasilan belajar) diutamakan.

(d) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan

struktur kelas yang mendukung butir (b), tanpa mengabaikan butir (d).

Dari defenisi tersebut terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua

arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana diantara keduanya terjadi

komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah

ditetapkan sebelumnya.

2.4 Penelitian yang Relevan

(1) Penelitian tentang Pendekatan Kontekstual

Siti Khotijah, Nyoman Dantes, dan Nyoman Tika menelitian tentang

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Ipa

Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siswa Kelas IV Mi Tawakkal

Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan

pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari kemampuan

berfikir kritis pada siswa kelas IV MI Tawakkal Denpasar. Populasi penelitian ini

adalah siswa kelas IV MI Tawakkal Denpasar yang berjumlah 93 orang, dengan

sampel penelitian sebanyak 60 orang. Penelitian ini mengunakan rancangan

faktorial 2x2. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Data

kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA dikumpulkan melalui tes kemudian

dianalisis menggunakan ANAVA dua jalan dan dilanjutkan dengan tes Tukey.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

39

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat perbedaan yang hasil belajar

IPA antara siswa yang mengikuti pendekatan pembelajaran kontekstual dengan

siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) Terdapat pengaruh

interaksi antara pendekatan pembelajaran kontekstual dengan kemampuan berpikir

kritis siswa terhadap hasil belajar IPA, (3) Terdapat perbedaan antara hasil belajar

IPA siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi yang mengikuti

pendekatan pembelajaran kontekstual dengan siswa yang mengikuti model

pembelajaran konvensional, (4) Terdapat perbedaan antara hasil belajar IPA siswa

yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah yang mengikuti pendekatan

pembelajaran kontekstual dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran

konvensional.

Riska Retnasari, Maulana, dan Julia meneliti tentang pengaruh pendekatan

kontekstual terhadap kemampuan koneksi matematis dan motivasi belajar siswa

sekolah dasar kelas IV pada materi bilangan bulat. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa pada materi bilangan

bulat dengan pendekatan kontekstual. Desain penelitian ini menggunakan metode

eksperimen dengan desain pre-test-post-test control group design. Populasi yang

digunakan yaitu seluruh siswa kelas IV SD kelompok papak se-Kecamatan

Sumedang Utara dengan sampel SDN Bendungan II sebagai kelas eksperimen dan

SDN Margamulya sebagai kelas kontrol. Pada penelitian ini diperoleh beberapa

simpulan yaitu: (a) pendekatan kontekstual maupun pendekatan konvensional dapat

meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa secara signifikan, (b)

pendekatan kontekstual lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

40

pendekatan konvensional dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis

siswa, (c) pendekatan kontekstual maupun pendekatan konvensional dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan, (d) pendekatan kontekstual

lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan pendekatan konvensional dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa, dan (e) secara umum siswa memberikan

respon positif terhadap pembelajaran, baik dengan pendekatan kontekstual maupun

konvensional.

Kula ginting meneliti tentang penerapan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa

kelas V SD Negeri 060885 Medan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V

SD Negeri 060885 Medan setelah penerapan pembelajaran CTL. Penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-

masing siklus dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Masing-masing siklus

terdiri atas empat langkah yaitu: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan,

dan (4) Refleksi. Data observasi siswa dan guru dianalisis secara kualitatif dengan

menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan guru, Adapun hasil belajar

siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan

bahwa : (a) penerapan pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dengan peningkatan sebesar 58,17%, (b) penerapan pembelajaran CTL dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa sebesar 19,72%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

41

(2) Penelitian tentang Kemampuan Menulis Puisi

Siti Chodijah meneliti tentang Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi

melalui Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VIII SMP

Harapan Taruna, Bogor). Adapun tujuan dari penelitian tersebut, yaitu untuk

mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi melalui pendekatan

kontekstual pada siswa kelas VIII di SMP Harapan Taruna Bogor. Metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research). Responden

penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor sebanyak 28 siswa.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes menulis. Tes tersebut ditujukan untuk

mengetahui peningkatan siswa dalam menulis puisi.

Hasil penelitian menemukan bahwa terjadi peningkatan keterampilan

menulis puisi siswa kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor. Tes awal menunjukkan

bahwa siswa berada pada interpretasi kurang berhasil dalam menulis puisi dengan

ditunjukkan pada angka 46%. Setelah dilakukan perlakuan pada siklus pertama,

terjadi peningkatan menjadi 61% atau taraf cukup berhasil. Peningkatan terjadi

sebesar 33% antara tes awal dan siklus pertama.

Berdasarkan perkembangan siklus pertama, peneliti melanjutkan perlakuan

di siklus kedua. Hasil siklus kedua mengalami peningkatan cukup signifikan, yaitu

berada di tingkat berhasil pada angka 80%. Peningkatan terjadi sebesar 31,1%

antara siklus pertama dan siklus kedua. Hasil pengamatan melalui format ceklis

guru untuk kegiatan belajar mengajar menunjukkan bahwa pada kegiatan belajar

mengajar siklus pertama sebesar 72,2%, sedangkan siklus kedua sebesar 84%. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

42

pengamatan untuk jurnal riset pada siklus pertama sebesar 73%, sedangkan siklus

kedua 89%.

Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa terjadi peningkatan

keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor melalui

pendekatan kontekstual. Dengan demikian terbukti bahwa pendekatan kontekstual

dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Harapan

Taruna Bogor.

Zainudin meneliti tentang Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bagi

Siswa Kelas IV SDN1 Dongko dengan Metode Praktek. Penelitian Tindakan Kelas

ini dilakukan sebanyak dua siklus telah dinyatakan tuntas baik secara individual

maupun klasikal sesuai dengan yang diharapkan, indikasi peningkatan tersebut

terlihat pada presentase pada pratindakan 33,3% meningkat menjadi 58,3% pada

siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 91,6% pada siklus 2. Metode yang digunakan

adalah metode praktek. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV SDN 1 Dongko

tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 12 orang. Data penelitian

ini dikumpukan dengan menggunakan metode observasi dan tes yang kemudian

dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Dengan peningkatan

tersebut, maka disimpulkan bahwa penggunaan metode praktek dapat

meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas IV SDN 1 Dongko.

Sufia retti, Atmazaki, Novia Juita meneliti peningkatan keterampilan

menulis puisi malalui prinsip-prinsip sugestologi siswa kelas VII.1 SMP N 4 VII

Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini bertujuan untuk: (a)

mendeskripsikan proses peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

43

Melalui Sugestology Principles di kelas VII. I SMP N 4 VII Koto Sungai Sarik dari

Kabupaten Padang Pariaman, (b) untuk menggambarkan beberapa faktor yang

berpengaruh terhadap peningkatan siswa dalam penulisan puisi melalui prinsip

Sugestologi di kelas VII. I SMP N 4 VII Koto Sungai Sarik dari Kabupaten Padang

Pariaman. Jenis penelitian ini adalah tindakan kelas.

Penelitian ini, dilakukan dalam dua siklus dengan empat pertemuan. Setiap

siklus menggunakan empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi atau

evaluasi dan refleksi. Data penelitian ini diperoleh dalam bentuk data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan dari hasil observasi dan catatan lapangan.

Lain diperoleh dari tes kinerja siswa dan kuesioner respon siswa terhadap proses

belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan asas

saran dalam pengajaran menulis puisi sebenarnya dapat meningkatkan

keterampilan menulis puisi.

Hal ini dapat dilihat dari hasil kinerja rata-rata di kelas dalam pra siklus,

rata-rata keterampilan menulis di kelas adalah 63,6%, setelah mengambil tindakan,

terjadi peningkatan keterampilan menulis rata-rata 72,6%, pada detik siklus,

kemampuan menulis mereka meningkat menjadi 82,0%. Beberapa faktor yang

berpengaruh dalam peningkatan keterampilan siswa dalam menulis puisi adalah

tindakan atau perlakuan guru dalam proses belajar mengajar dalam menulis puisi,

sebuah model pengajaran yang tepat digunakan dalam pengajaran menulis puisi,

dan kondisi nyaman diciptakan oleh guru.

Pendidikan di dunia ini banyak menggunakan berbagai macam pendekatan

yang mampu membawa pembelajaran agar lebih efektif dan tujuan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

44

dapat tercapat dengan baik. Penelitian-penelitian relevan yang telah dipaparkan di

atas banyak menggunakan populasi SD dan SMP. Penelitian tersebut terdapat

penelitian yang banyak menggunakan pendekatan kontekstual maupun variabel

kemampuan menulis puisi.

Hasil penelitian menunjukan peningkatan setiap variabel yang diteliti

setelah menerapkan pendekatan kontektual. Paparan di atas dapat dilihat bahwa

belum ada penelitian yang di lakukan di SMA. Maka dari itu, peneliti melakukan

penelitian yang berbeda yaitu suatu penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh

aplikasi pendekatan kontekstual terhadapat kemampuan menulis puisi pada siswa

SMA St. Thomas Aquinas, Sumba Barat Daya. Hal ini diharapkan memberikan

pengetahuan baru terhadap bidang pendidikan. Jenis penelitian ini yakni quasi

eksperimental. Berikut ini dapat dilihat pada literature map dari penelitian relevan

yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Pendekatan Kontekstual Kemampuan Menulis Puisi

Siti Khotijah, Nyoman Dantes, dan Nyoman Tika

(2014).

Pendekatan kontekstual-Hasil belajar IPA

Siti Chodijah (2013)

Peningkatan Keterampilan menulis puisi-

pendekatan kontekstual

Riska Retnasari, Maulana, dan Julia (2016)

Pendekatan kontekstual-kemampaun koneksi

matematis dan motivasi belajar siswa

Zainudin (2013)

Meningkatkan Kemampuan menulis puisi-

metode praktek

Kula ginting (2013)

contextual teaching and learning- meningkatkan

akivitas dan hasil belajar IPS

Sufia retti, Atmazaki, Novia Juita (2013)

Peningkatan keterampilan menulisi puisi-

Prinsip-Prinsip Sugestologi

Yang perlu di teliti:

Pendekatan kontekstual-kemampuan menulis

puisi pada siswa SMA St. Thomas Aquinas

Ganbar 2.1 Literature Map penelitian yang relevan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

45

2.5 Kerangka Berpikir

Pendekatan kontekstual memiliki landasan pada falsafah belajar yakni

konstruktivisme. Konstruktivisme menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar

menghafal, melainkan siswa mengkonstruksi pengetahuan di benaknya.

Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang

terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. Artinya,

pendekatan kontekstual bersifat pragmatis.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai alternatif strategi

belajar, siswa diarahkan belajar melalui 'mengalami', bukan 'menghapal'. Siswa

akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah

diketahui dan dengan kegiatan yang atau peristiwa yang akan terjadi

disekelilingnya. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam kehidupannya,

siswa berperan sebagai: anggota keluarga, siswa, dan warga masyarakat. Dengan

konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Dengan kata

lain, pendekatan kontekstual menekankan pada dua kemampuan, yaitu: (1)

kemampuan menghubungkan materi pembelajaran dengan dunia nyata; dan (2)

kemampuan aplikatif dalam kehidupan siswa.

Dalam konteks pembelajaran, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa

manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana cara mencapainya. Dengan

demikian, mereka menyadari bahwa kegiatan pembelajaran (materi) yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

46

diikutinya berguna bagi kehidupnya. Apabila kondisi tersebut telah terbentuk, maka

siswa akan termotivasi untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga tujuan akan tercapai secara optimal.

Siswa sangat menyadari pentingnya kehadiran guru dalam kegiatan

pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran bukan sebagai demonstrator,

melainkan sebagai pembimbing (fasilitator) bagi kelancaran proses dan pencapaian

hasil belajar. Namun demikian, pendekatan kontekstual lebih mengedepankan

strategi pembelajaran dari pada hasil. Pendapat tersebut berangkat dari asumsi

bahwa apabila kegiatan pembelajaran sesuai kaidah kontekstual, maka tujuan

pembelajaran (hasil) dengan sendirinya akan tercapai. Pendekatan kontekstual

memandang bahwa cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksikan

pemahamannya sendiri secara aktif. Dengan demikian, tidak setiap kebaruan hasil

karya dapat disebut tanggung jawab siswa sebagai landasan konseptual yang

menyertai karya tersebut.

Keterampilan menulis puisi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

siswa dalam sebuah pembelajaran disekolah. Kegiatan ini sering terjadi di bidang

pendidikan khususnya dalam bidang pendidikan bahasa Indonesia. Menulis, suatu

hal yang harus di lakukan oleh siswa dengan adanya kontruksi tertentu dari guru

yang tentu saja berkaitan dengan mata pelajaran sastra (puisi) itu sendiri. Menulis

puisi dapat dilakukan seorang siswa ketika tema telah diketahui. Banyak juga siswa

yang menulis puisi secara langsung tanpa menentukan tema terlebih dahulu. Hal

seperti ini terjadi karena tema sudah tercetak di dalam ingatan siswa secara tidak

sadar. Memilih tema dalam menulis puisi tentunya bisa berasal darimana saja. Salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

47

satu yang sangat bisa membantu saat memilih tema dalam menulis puisi adalah

pengalaman. Siswa bisa menjadikan pengalamannya sebagai tema untuk menulis

puisi. Menulis puisi dengan menjadikan pengalaman pribadi sebagai tema akan

lebih unik karena puisi bisa menjadi media untuk membagi cerita kepada orang lain

dalam bentuk berbeda. Seperti yang kita tahu, umumnya berbagi cerita atau

pengalaman selalu dalam bentuk prosa.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, untuk mengukur kemampuan

menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dibutuhkan pendekatan kontekstual.

Jika pendekatan kontekstual diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

khususnya materi tentang puisi, penerapan pendekatan kontekstual akan

berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Santo Thomas

Aquinas di Sumba Barat Daya.

2.6 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

(1) Penerapan pendekatan kontekstual lebih efektif dari pada penerapan

pendekatan konvensional dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi

siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat Daya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III adalah metodologi penelitian yang memuat, (1) jenis penelitian, (2)

tempat dan waktu penelitian, (3) populasi dan sampel, (4) variabel penelitian, (5)

prosedur penelitian, (6) teknik pengumpulan data, (7) intrumen penelitian, (8) teknik

pengujian instrumen, dan (9) teknik analisis data. Sembilan subbab tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe

nonequivalent control group design dengan kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yang dipilih tanpa random assignment (Cohen, 2007: 282). Dalam

penelitian ini, pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak

dilakukan secara random, karena populasinya berupa kelas. Dari populasi yang

ditetapkan, penentuan kelas yang menjadi sampel untuk kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen diputuskan berdasarkan undian. Kedua kelompok tersebut

diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberi perlakuan

(treatment). Pre-test untuk kedua kelompok tersebut diuji untuk mengetahui

keadaan awal apakah ada perbedaan skor di antara keduanya. Jika tidak ada

perbedaan yang signifikan dari kedua pre-test tersebut, dikatakan bahwa kedua

kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah diberi perlakuan

(treatment), kedua kelompok tersebut diberi post-test. Data diambil melalui pre-

test dan post-test terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

49

Eksperimen O1 X O2

-----------------------------------

Kontrol O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Cohen, 2007: 283)

Keterangan:

O1 : Rerata skor pre-test pada kelompok eksperimen

O3 : Rerata skor pre-test pada kelompok kontrol

X : Perlakuan (treatment) yaitu penerapan pendekatan kontekstual dan kreativitas

O2 : Rerata skor post-test pada kelompok eksperimen

O4 : Rerata skor post-test pada kelompok kontrol

---- :Garis putus-putus menunjukkan bahwa pengelompokan siswa ke dalam

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dilakukan secara random

Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276-277) mengungkapkan

bahwa hasil penelitian dapat diukur dengan membandingkan pre-test dan post-test.

Pengaruh perlakuan dapat dihitung dengan menggunakan tiga langkah, yaitu (1)

skor post-test dikurangi skor pre-test pada kelompok eksperimen menghasilkan

skor 1, (2) skor post-test dikurangi skor pre-test pada kelompok kontrol

menghasilkan skor 2, dan (3) skor 1 dikurangi skor 2. Jika hasilnya negatif maka

efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh, dan sebaliknya jika hasilnya positif

(lebih dari nol) maka kausalnya positif atau ada pengaruh. Berdasarkan penjelasan

tersebut, pengaruh perlakuan (treatment) dalam penelitian ini, menurut Campbell

dan Stanley dihitung dengan menggunakan rumus:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

50

Gambar 3.2 Desain Pengaruh Perlakuan (Cohen, 2007: 277).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.

Pengambilan data penelitian disesuaikan pada kelender akademik pendidikan SMA

St. Thomas Aquinas pada tanggal 17 April 2018 sampai dengan 14 Mei 2018.

Adapun jadwal pengambilan data yang dilaksanakan oleh peneliti di SMA St.

Thomas Aquinas Weetebula, dapat dilihat pada tabel 3.1, berikut.

Tabel 3.1 Jadwal pengambilan data penelitian Hari/tanggal,tahun Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

Selasa, 17 April 2018 - Pre-test

Rabu, 18 April 2018 - Pengertian puisi beserta unsur-

unsur pembangun (diksi dan Imaji)

puisi. (Pertemuan I)

Kamis, 19 April 2018 - Unsur-unsur pembangun puisi “

gaya bahasa, tema, Amanat”

(Pertemuan II)

Jumat, 20 April 2018 - Mengidentifikasidan menganalisis

unsur-unsur pembangun puisi

(pertemuan III)

Senin, 23 April 2018 - Menyusun/menulis puisi

berdasarkan unsur-unsur

pembangun puisi (Pertemuan IV)

Selasa 24 April 2018 - Post-test

Sabtu, 28 April 2018 Pre-test -

Kamis, 3 Mei 2018 Pengertian puisi beserta

unsur-unsur pembangun

(diksi dan Imaji) puisi.

(Pertemuan I)

-

(O2 - O1) - (O4 - O3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

51

Jumat, 4 Mei 2018 Unsur-unsur pembangun

puisi “ gaya bahasa, tema,

Amanat” (Pertemuan II)

-

Jumat, 11 Mei 2018 Mengidentifikasi dan

menganalisis unsur-unsur

pembangun puisi

(pertemuan III)

-

Sabtu, 12 Mei 2018 Menyusun/menulis puisi

berdasarkan unsur-unsur

pembangun puisi

(Pertemuan IV)

-

Senin, 14 Mei 2018 Post-test -

3.3 Populasi dan Sampel

(1) Populasi

Sulistyo (2012: 22) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan

objek yang akan diteliti. Hal ini sependapat dengan Sugiyono (2014: 215)

mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi

adalah objek/subjek dengan kualitas dan karakteristiknya yang akan diteliti oleh

peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Tomas

Aquinas Weetebula, Sumba Barat Daya yang berjumlah 230 siswa.

(2) Sampel

Sugiyono (2014: 118) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan agar hasil kesimpulan

penelitian dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi, maka sampel yang

diambil harus benar-benar representatif (mewakili). Adapun sampel dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

52

penelitian ini adalah kelas X.A dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen

yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan kelas X.B yang

berjumlah 30 siswa, sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model

pembelajaran konvensional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.

Sugiyono, (2012: 93) mengatakan bahwa Simple Random Sampling adalah

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Simple Random

Sampling dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Simple Random

Sampling dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar

bilangan secara acak yang disaksikan oleh guru mitra. Guru mitra merupakan guru

yang mengampuh mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran pada kelompok

eksperimen dan kontrol dilakukan oleh guru yang sama sehingga dapat mengurangi

faktor bias dalam penelitian ini.

3.4. Variabel Penelitian

Menurut Margono (2010: 133) variabel dapat diartikan sebagai

pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih. Hal ini sependapat dengan

Sugiyono (2014: 38) bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai

dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Jenis variabel dalam

penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel

independen disebut juga variabel bebas yang merupakan variabel yang berpengaruh

atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

53

2014: 39). Variabel independen dalam penelitian ini adalah menulis puisi.

Sedangkan variabel dependen juga sering sebut variabel terikat yang merupakan

variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014: 39).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendekatan kontekstual.

3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi, (1) pengukuran sebelum eksperimen, (2)

pelaksanaan ekperimen, dan (3) pengukuran setelah eksperimen. Tiga prosedur ini

dapat dijabarkan sebagai berikut.

(1) Pengukuran Sebelum Eksperimen

Pengukuran sebelum eksperimen dilakukan dengan pre-test yang berupa tes

keterampilan menulis puisi. Pre-test diberikan pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Pre-test dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan

kepada siswa (Sudijono, 2011: 69). Pemberian pre-test bertujuan untuk

mengetahui tingkat keterampilan menulis puisi sebelum diberikan perlakuan.

Selain itu, pre-test juga dilakukan untuk mengetahui keadaan awal kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre-test kedua kelompok kemudian

dianalisis menggunakan rumus Uji-t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

keterampilan menulis puisi antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Adapun kisi-kisi, instrumen tes, dan rubrik penelitian dapat dipaparkan sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

54

a. Kisi-kisi instrumen tes essay kemampuan menulis puisi

Sebuah instrumen yang bagus adalah instrumen yang disusun berdasarkan

kisi-kisi yang menjadi landasan untuk membuat sebuah intrumen. Kisi-kisi

instrumen ini merupakan cerminan dari instrumen yang akan digunakan oleh

peneliti. Adapun kisi-kisi instrumen sebagai berikut.

b. Intrumen tes essay kemampuan menulis puisi

Instrumen yang digunakan oleh peneliti pada pre-test baik kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol adalah instrumen tes essay untuk

memperoleh data mengenai kemampuan menulis puisi siswa berdasakan penilaian

holistik dan analitis. Adapun tujuan dari pemberian pre-test yakni untuk

mengetahui kemampuan awal siswa baik kelompok eksperimen maupun kontrol.

c. Rubrik penilaian instrumen tes essay kemampuan menulis puisi

Rubrik penilaian yang digunakan oleh peneliti bertujuan untuk menilai

instrumen tes essay (pre-test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Variabel Aspek Indikator

Keteram

pilan

Menulis

puisi

a. Diksi

b. Imaji

c. Gaya bahasa

d. Tema/isi

e. Amanat/tuju

an/maksud

(itention)

a. Menggunakan diksi yang tepat, efektif dan

bahasa yang padat

b. Kata - kata yang digunakan menimbulkan

imajinasi yang melibatkan panca indera

b. Terdapat gaya bahasa (majas) dalam puisi

c. Isi mencerminkan tema puisi

d. Mengandung amanat atau pesan dalam puisi

No Tes Essay

1 Buatlah satu puisi dengan tema lingkungan dan puisi tersebut memuat

diksi, imaji, gaya bahasa, tema dan amanat/amanat!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

55

yakni mengenai kemampuan menulis siswa Kelas X SMA St. Thomas Aquinas

Weetebula.

Variabel Aspek Keterangan Kategori Skor

Keterampi

lan

menulis

puisi

Diksi Apabila pilihan kata tepat, efektif

dan bahasa yang digunakan padat

Baik 4

Apabila pilihan kata tepat, efektif,

bahasa yang dipakai belum padat

Cukup baik 3

Apabila Pilihan kata belum tepat,

belum efektif, dan bahasa yang

digunakan tidak padat

Kurang baik 2

Apabila Pilihan kata tidak tepat,

tidak efektif, dan bahasa yang

digunakan tidak padat

Tidak baik 1

Imaji Apabila pengimajian dapat

memberi gambaran yang jelas,

dan melibatkan 4 panca indra

(penciuman,penglihatan,

pendengaran, dan peraba).

Baik

4

Apabila pengimajian memberi

gambaran yang jelas, dan

melibatkan 3 panca indra

Cukup baik

3

Apabila pengimajian memberi

gambaran yang jelas, dan

melibatkan 2 panca indra.

Kurang baik 2

Apabila pengimajian memberi

gambaran yang tidak jelas, dan

melibatkan 1 panca indra.

Tidak baik 1

Gaya

bahasa

Apabila teradapat gaya bahasa,

kreatif dalam mengekspresikan

pikiran yang diungkapkan.

baik

4

Apabila terdapat gaya bahasa,

tetapi belum kreatif

mengekspresikan pikiran yang

diungkapkan.

Cukup baik 3

Apabila terdapat gaya bahasa,

tetapi tidak mengekspresikan

pikiran yang diungkapkan.

Kurang baik 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

56

Apabila tidak terdapat penggunaan

gaya bahasa.

Tidak baik 1

Tema/

isi

Apabila isi puisi mencerminkan

tema dan ide pokoknya jelas.

Baik 4

Apabila isi puisi mencerminkan

tema dan ide pokok jelas.

Cukup baik 3

Apabila isi puisi belum

mencerminkan tema dan ide pokok

belum jelas.

Kurang baik 2

Apabila isi puisi tidak

mencerminkan tema dan tidak

terdapat ide pokok.

Tidak baik 1

Amanat

/ pesan

(itentio

n)

Apabila terdapat pesan yang

tersirat maupun tersurat dalam

puisi serta sesuai dengan tema.

Baik 4

Apabila terdapat pesan yang

tersirat maupun tersurat dalam

puisi tetapi kurang sesuai dengan

tema .

Cukup baik 3

Apabila terdapat pesan yang

tersirat maupun tersurat dalam

puisi tetapi tidak mencerminkan

tema.

Kurang baik 2

Apabila tidak terdapat pesan yang

tersirat maupun tersurat dan tidak

mencerminkan tema.

Tidak baik 1

(2) Pelaksanaan Eksperimen

Berdasarkan hasil pengukuran sebelum eksperimen, maka selanjutnya

dilakukan pemberian perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen. Dalam

proses ini, peneliti tidak terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar.

Artinya, peneliti berada di luar wilayah perlakuan. Guru adalah pihak yang akan

berinteraksi secara langsung dalam proses pembelajaran baik kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol. Pendekatan kontekstual hanya diterapkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

57

kelompok eksperimen, sedangkan di kelompok kontrol mendapat pembelajaran

menulis puisi tanpa menggunakan model tersebut. Adapun tahapan pelaksanaan

penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dijelaskan

sebagai berikut.

(a) Kelompok Kontrol

Tahapan pelaksanaan penelitian pada kelompok kontrol terdiri dari dua

pertemuan yang meliputi apersepsi, guru menerapkan pendekatan konvensional

(ceramah)/kegiatan inti, dan penutup. Adapun langkah-langkah pembelajaran

dengan pendekatan konvensional sebagai berikut.

Pertemuan I

Kegiatan apersepsi

1) Guru memberi salam.

2) Guru mengawali dengan berdoa sebelum pembelajaran dilaksanakan.

3) Guru mengindisikan kelas ke arah pembelajaran yang efektif sebelum

pembelajaran menulis puisi dilaksanakan.

4) Guru mengontrol kehadiran siswa sebelum pembelajaran menulis puisi

dilaksanakan.

5) Guru bertanya kepada siswa tentang puisi.

Contoh: “Apakah ada yang pernah membaca atau menulis puisi?

6) Guru membacakan sebuah puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.

7) Guru mengaitkan materi dengan puisi yang telah di bacakannya serta

menyampaikan tujuan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

58

8) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang puisi yang telah dibacakan

berdasarkan unsur fisik dan batin puisi.

Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi mengenai pengertian puisi serta unsur-unsur

pembangun puisi yakni unsur fisik dan batin puisi.

2) Guru memberi kesempatan kepada siswa dalam rangka tanya jawab mengenai

pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi.

3) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

4) Guru mengondisikan siswa agar masuk dalam kelompok belajar sesuai dengan

pembagiannya.

5) Guru memberikan satu contoh puisi yang berjudul “Lagu Seorang Gerilya”

karya W.S Rendra kepada setiap kelompok belajar.

6) Guru menjelaskan puisi yang berjudul ( Lagu Seorang Gerilya ) berdasarkan

diksi, imaji, gaya bahasa, tema, dan amanat.

Penutup

1) Guru membuat kesimpulan tentang pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun

puisi.

2) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa mengenai materi yang

dipelajari.

3) Guru mengakhiri dengan berdoa sesudah pembelajaran dilaksanakan.

4) Guru memberi salam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

59

Pertemuan II

Kegiatan Apersepsi

1) Guru memberi salam.

2) Guru mengawali dengan berdoa sebelum pembelajaran dilaksanakan.

3) Guru mengindisikan kelas ke arah pembelajaran yang efektif sebelum

pembelajaran menulis puisi dilaksanakan.

4) Guru mengontrol kehadiran siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan.

5) Guru mengingatkan kembali materi tentang puisi.

Contoh: Apa yang dimaksud dengan puisi?

Apa saja unsur-unsur pembangun puisi?

6) Guru mengingatkan kembali materi tentang puisi.

7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis beras kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan kovensional.

Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan kembali secara singkat tentang pengertian puisi dan unsur-

unsur pembangun puisi.

2) Guru memberi kesempatan kepada siswa dalam rangka tanya jawab mengenai

pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi.

3) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

4) Guru mengondisikan siswa agar masuk dalam kelompok belajar sesuai dengan

pembagiannya.

5) Setiap kelompok, diminta untuk membuat satu puisi dengan tema bebas sesuai

dengan unsur pembangun puisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

60

6) Guru mengamati setiap kelompok belajar dalam menulis puisi.

7) Guru membimbing siswa jika mengalami kesulitan dalam menulis puisi.

8) Guru mengomentari hasil karya setiap kelompok belajar berdasarkan unsu-unsur

pembangun puisi.

Penutup

1) Guru membuat kesimpulan tentang pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun

puisi.

2) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa mengenai materi yang

dipelajari.

3) Guru mengakhiri dengan berdoa sesudah pembelajaran dilaksanakan.

4) Guru memberi salam.

(b) Kelompok eksperimen

Tahapan pelaksanaan penelitian pada kelompok eksperimen terdiri dari

dua pertemuan yang meliputi apersepsi, kegiatan inti/guru menerapkan pendekatan

kontekstual (kontruktivisme,inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,

refleksi, penilaian yang sebenarnya), penutup. Adapun langkah-langkah

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai berikut.

Pertemuan I

Kegiatan apersepsi

1) Guru memberi salam.

2) Guru mengawali dengan berdoa sebelum pembelajaran dilaksanakan.

3) Guru melakukan absensi sebelum pembelajaran dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

61

4) Guru mempersiapkan siswa sebelum pembelajaran di mulai.

5) Guru bertanya kepada siswa tentang puisi.

Contoh: “Apakah ada yang pernah membuat atau membaca puisi?

6) Guru membacakan sebuah puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.

7) Guru mengaitkan materi dengan puisi yang telah di bacakannya serta

menyampaikan tujuan pembelajaran.

8) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang puisi yang telah dibacakan guru

mengenai unsur fisik dan batin puisi.

9) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

10) Guru mengondisikan siswa agar masuk dalam kelompok belajar sesuai dengan

pembagiannya.

Kegiatan Inti

Konstruktivisme

1) Guru menjelaskan materi mengenai pengertian puisi serta unsur-unsur

pembangun puisi yakni unsur fisik dan batin puisi.

2) Guru memberikan satu contoh puisi yang berjudul “Lagu Seorang Gerilya”

karya W.S Rendra kepada setiap kelompok belajar.

Pemodelan

1) Dalam kelompok, siswa diminta mengidentifikasi puisi tersebut berdasarkan

unsur pembangun puisi.

Inquiry

1) Siswa menganalisis puisi yang diberikan guru secara berkelompok mengenai

unsur-unsur pembangun puisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

62

Bertanya

1) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang puisi dan unsur-unsur pembangun

puisi yakni unsur batin dan fisik puisi.

2) Unsur-unsur pembangun puisi yakni unsur batin dan fisik puisi.

Masyarakat belajar

1) Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi serta menganalisis puisi

berdasarkan unsur fisik dan batin puisi serta membimbing siswa jika mengalami

kesulitan.

Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessement)

1) Secara berkelompok, siswa mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas,

sedangkan kelompok lain memberi tanggapan.

Refleksi

1) Guru meminta siswa membuat sebuah refleksi tentang materi yang dipelajari.

Penutup

1) Guru memandu siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuntun kepada siswa.

2) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa mengenai materi yang

dipelajari.

3) Guru mengakhiri dengan berdoa sesudah pembelajaran dilaksanakan.

4) Guru memberi salam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

63

Pertemuan II

Kegiatan Apersepsi

1) Guru memberi salam.

2) Guru mengawali dengan berdoa sebelum pembelajaran dilaksanakan.

3) Guru mengontrol kehadiran siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan.

4) Guru mempersiapkan siswa sebelum pembelajaran menulis puisi dimulai.

5) Guru mengingatkan kembali materi tentang puisi.

Contoh: Apa yang dimaksud dengan puisi?

Apa saja unsur-unsur pembangun puisi?

6) Guru mengaitkan materi puisi dengan kehidupan sehari-hari.

7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis beras kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan kontekstual.

8) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

Kegiatan Inti

Kontruktivisme

1) Guru menjelaskan kembali materi tentang puisi serta unsur-unsur pembangun

puisi.

2) Setiap kelompok, diminta untuk membuat satu puisi dengan tema bebas sesuai

dengan unsur pembangun puisi.

Pemodelan

1) Secara berkelompok, siswa diminta untuk mengidentifikasi puisi yang dibuat

baik unsur fisik maupun unsur batin puisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

64

Inquiry (menemukan)

1) Setiap kelompok, diminta mengidentifikasi dan menunjukan unsur pembangun

puisi berdasarkan puisi yang tulis.

Bertanya

1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang puisi yang dibuat sesuai dengan

unsur-unsur pembangun puisi yakni unsur batin dan fisik puisi.

Masyarakat Belajar

1) Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi serta menganalisis puisi yang

telah dikerjakan berdasarkan unsur fisik dan batin puisi serta membimbing siswa

jika mengalami kesulitan.

Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessement)

1) Secara berkelompok, siswa mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas,

sedangkan kelompok lain memberi tanggapan.

2) Secara berkelompok, siswa diminta untuk merevisi hasil temuannya.

Refleksi

1) Guru meminta siswa membuat sebuah refleksi tentang materi yang dipelajari

Penutup

1) Guru memandu siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari

dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuntuk kepada siswa.

2) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa mengenai metari yang

dipelajari.

3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

4) Guru memberi salam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

65

(3) Pengukuran Setelah Eksperimen

Setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen, langkah

selanjutnya adalah memberikan tes akhir (post-test). Post-test dilakukan untuk

mengetahui penguasaan siswa akan materi yang di pelajarinya (Sudijono, 2011:

70). Dari hasil post-test tersebut, akan diketahui perbedaan skor sebelum diberi

perlakuan (pre-test) dengan skor sesudah diberi perlakuan (post-test), apakah

perbandingan skornya mengalami peningkatan, sama, atau justru penurunan.

Adapun kisi-kisi instrumen, instrumen tes, dan rubrik penilain, kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut.

a. Kisi-kisi instrumen tes essay kemampuan menulis puisi

Instrumen yang bagus adalah instrumen yang disusun berdasarkan kisi-kisi

yang manjadi landasan untuk membuat sebuah intrumen. Kisi-kisi instrumen ini

merupakan cerminan dari instrumen yang akan digunakan oleh peneliti. Adapun

kisi-kisi instrumen sebagai berikut.

Variabel Aspek Indikator

Keterampilan

Menulis puisi

a. Diksi

b. Imaji

c. Gaya bahasa

d. Tema/isi

e. Amanat/tujuan/maksud

(itention)

a. Menggunakan diksi yang

tepat, efektif dan bahasa

yang padat

b. Kata-kata yang digunakan

menimbulkan imajinasi

yang melibatkan panca

indera

c. Terdapat gaya bahasa

(majas) dalam puisi

d. Isi mencerminkan tema

puisi

e. Mengandung amanat atau

pesan dalam puisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

66

f. Instrumen tes essay kemampuan menulis puisi

Instrumen yang digunakan oleh peneliti pada pre-test baik kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol adalah instrumen tes essay untuk

memperoleh data mengenai kemampuan menulis puisi siswa berdasakan penilaian

holistik dan analitis. Adapun tujuan dari pemberian pre-test yakni untuk

mengetahui kemampuan awal siswa baik kelompok eksperimen maupun kontrol.

No Tes Essay

1 Buatlah satu puisi dengan tema lingkungan dan puisi tersebut memuat

diksi, imaji, gaya bahasa, tema dan amanat/amanat!

g. Rubrik penilaian tes kemampuan menulis puisi

Rubrik penilaian yang digunakan oleh peneliti bertujuan untuk menilai

instrumen tes essay (post-test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

yakni mengenai kemampuan menulis siswa Kelas X SMA St. Thomas Aquinas

Weetebula.

Variabel Aspek Keterangan Kategori Skor

Keterampilan

menulis puisi

Diksi Apabila pilihan kata tepat, efektif

dan bahasa yang digunakan padat

Baik 4

Apabila pilihan kata tepat,

efektif, bahasa yang dipakai

belum padat

Cukup

baik

3

Apabila Pilihan kata belum tepat,

belum efektif, dan bahasa yang

digunakan tidak padat

Kurang

baik

2

Apabila Pilihan kata tidak tepat,

tidak efektif, dan bahasa yang

digunakan tidak padat

Tidak

baik

1

Imaji Apabila pengimajian dapat

memberi gambaran yang jelas,

dan melibatkan 4 panca indra

Baik

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

67

(penciuman, penglihatan,

pendengaran, dan peraba)

Apabila pengimajian memberi

gambaran yang jelas, dan

melibatkan 3 panca indra

Cukup

baik

3

Apabila pengimajian memberi

gambaran yang jelas, dan

melibatkan 2 panca indra

Kurang

baik

2

Apabila pengimajian memberi

gambaran yang tidak jelas, dan

melibatkan 1 panca indra

Tidak

baik

1

Gaya

bahasa

Apabila teradapat gaya bahasa,

kreatif dalam mengekspresikan

pikiran yang diungkapkan

baik

4

Apabila terdapat gaya bahasa,

tetapi belum kreatif

mengekspresikan pikiran yang

diungkapkan

Cukup

baik

3

Apabila terdapat gaya bahasa,

tetapi tidak mengekspresikan

pikiran yang diungkapkan

Kurang

baik

2

Apabila tidak terdapat

penggunaan gaya bahasa

Tidak

baik

1

Tema/

isi

Apabila isi puisi mencerminkan

tema dan ide pokoknya jelas

Baik 4

Apabila isi puisi mencerminkan

tema dan ide pokok jelas

Cukup

baik

3

Apabila isi puisi belum

mencerminkan tema dan ide

pokok belum jelas

Kurang

baik

2

Apabila isi puisi tidak

mencerminkan tema dan tidak

terdapat ide pokok

Tidak

baik

1

Amanat

/ pesan

(itentio

n)

Apabila terdapat pesan yang

tersirat maupun tersurat dalam

puisi serta sesuai dengan tema

Baik 4

Apabila terdapat pesan yang

tersirat maupun tersurat dalam

Cukup

baik

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

68

puisi tetapi kurang sesuai dengan

tema

Apabila terdapat pesan yang

tersirat maupun tersurat dalam

puisi tetapi tidak mencerminkan

tema

Kurang

baik

2

Apabila tidak terdapat pesan

yang tersirat maupun tersurat dan

tidak mencerminkan tema

Tidak

baik

1

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpuan data yang gunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah menggunakan teknik tes buatan peneliti yakni. Tes merupakan alat atau

prosedur yang gunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,

dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes berfungsi sebagai (a)

sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang akan dan telah mereka

pelajari, (b) untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam kompetensi,

pengetahuan dan keterampilan atau bidang-bidang tertentu, (c) untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan dan memonitor kemajuan belajar peserta didik, dan

sekaligus menentukan keefektifan pembelajaran, (d) untuk menentukan layak

tidaknya peserta didik dinyatakan lulus dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya

(Arikunto ( 2010: 53). Berikut pemetaan intrumen penelitian yang akan digunakan.

Tabel 3.2 Pemetaan Istrumen Penelitian

No Kelompok Variabel Pengukuran data Intrumen

1 Eksperimen dan Kontrol Menulis

Puisi

Pre-test-Post-test Soal

Essay

2 Eksperimen dan Kontrol Pre-test-Post-test Soal

Essay

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

69

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan soal

pre-test dan post-test yang sama kepada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Pre-test dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa

(Sudijono, 2011: 69). Post-test dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa akan

materi yang di pelajarinya (Sudijono, 2011: 70). Pemberian soal pre-test bertujuan

untuk mengukur kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Setelah diperoleh data dari pre-test, kelompok eksperimen diberi

perlakuan (treatment) dengan menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan

kelompok kontrol menggunakan metode tradisional yaitu metode ceramah.

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen selanjutnya diberi post-test yang

bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa setelah mendapat

perlakuan/treetment dan melihat ada atau tidaknya pengaruh perlakuan.

3.7 Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur

variabel penelitian yang akan diteliti (Sugiyono, 2014: 102). Instrumen

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengacu pada dua variabel,

yakni variabel bebas yang berkenaan dengan pendekatan kontekstual siswa dalam

pembelajaran, serta variabel terikat yaitu tentang kegiatan kemampuan menulis

puisi yang lakukan oleh siswa SMA St. Thomas Aquinas Weetebula dalam proses

pembelajaran. Alat untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan

dari subjek penelitian, peneliti menggunakan tes uraian yang disusun oleh peneliti

itu sendiri termasuk uji validasi dan reliabilitas sesuai dengan kompetensi dasar atau

indikator menulis puisi. Uraian adalah bentuk tes subjektif untuk mengukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

70

kemajuan belajar siswa yang memerlukan jawaban bersifat uraian kata atau

pembahasan (Arikunto, 2012: 177).

Penelitian ini menggunakan satu soal essay yang diberikan pada kelompok

eksperimen dan kontrol untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis puisi.

Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tentang menulis puisi dengan

memperhatikan lima aspek yakni diksi, imaji, gaya bahasa, tema, dan amanat. Soal

essay tersebut dibatasi pada KD 4.17. Menulis puisi dengan memerhatikan unsur

pembangunnya. Selain itu, peneliti menggunakan instrumen observasi yang

bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran menulis puisi baik yang

lakukan dengan pendekatan kontekstual maupun pendekatan konvensional di SMA

St. Thomas Aquinas Kelas X. Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan oleh

peneliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen

Variabel Aspek Indikator

Keterampilan

Menulis puisi

a. Diksi

b. Imaji

c. Gaya bahasa

d. Tema/isi

e. Amanat/tujuan/maksud

(itention)

a. Menggunakan diksi yang

tepat, efektif dan bahasa yang

padat

b. Kata - kata yang digunakan

menimbulkan imajinasi yang

melibatkan panca indera

c. Terdapat gaya bahasa (majas)

dalam puisi

d. Isi mencerminkan tema puisi

e. Mengandung amanat atau

pesan dalam Puisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

71

3.8 Teknik Pengujian Instrumen

3.8.1 Uji Validitas Instrumen

Masidjo (2010: 242) mengatakan bahwa validitas suatu tes merupakan taraf

sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya di ukur. Hal ini

senada dengan (Cohen, 2007: 135) bahwa istrumen yang valid mampu mengukur

apa yang hendak diukur. Untuk mengukur validitas instrumen pendekatan

kontekstual terhadap keterampilan menulis puisi dilakukan dengan menggunakan

validitas content dan validitas konstruct.

(1) Validitas Isi (Content Validity)

Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu merepresentasikan cakupan

dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi sesuai dengan bidang yang

bersangkutan (Cohen, 2007: 162). Cohen mengatakan bahwa validitas isi dicapai

dengan penilaian profesional dari para ahli (validator). Validitas isi dalam

penelitian ini diperoleh dari pendapat dua ahli materi yakni Dr. Sebastianus

Widanarto, M.Si dosen ahli penelitian dan evaluasi pendidikan Universitas Sanata

Dharma sebagai dosen validator 1 dan Dr.Yuliana Setyaningsih, M.Pd. dosen

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

sebagai validator 2. Validator 1 berpendapat bahwa soal menulis puisi sudah cukup

baik diujicobakan pada SMA St.Thomas Aquinas Kelas X dengan rating skor 3.

Sedangkan validator 2 memberi saran perbaikan pada soal menulis puisi perlu

disusun lebih jelas dan pada bagian rubrik penilaian tentang diksi dalam

penempatan kata belum dan tidak serta pada bagian tema/isi puisi dengan skala

penilaian 4 dan 3. Validator 2 memberikan penilaian dengan rating skor 3/cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

72

dengan kesimpulan bahwa soal menulis puisi layak digunakan dengan revisi. Total

skor instrumen peniliaian dari kedua validator menunjukan skor 6 yang

menunjukan bahwa soal menulis puisi layak untuk diimplementasikan.

(2) Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris yang dilakukan oleh peneliti

kepada sekolah yang sama tetapi kelas yang berbeda. Penelitian mengujikan soal

tes kepada siswa kelas X IPA 1 SMA St. Thomas Aquinas Weetebula. Sekolah ini

beralamat di jalan bukit sunyi kota weetebula. Pengerjaan soal dilaksanakan pada

Selasa, 16 April 2018 dengan waktu 2 x 45 menit. Jumlah responden adalah 30

siswa. Uji empiris dilakukan minimal 30 siswa atau responden agar mendapat

distribusi data normal (Fielt, 2009: 42).

Setelah diujikan, soal dihitung validitasnya menggunakan rumus korelasi

pearson. Rumus tersebut digunakan karena data berupa interval yang diberi skor 1

sampai 4 (field, 2009: 177). Uji validitas konstruk dilakukan menggunakan

program komputer IBM SPSS Statistics 13.0 for windows untuk mempermudah

perhitungan. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang

digunakan adalah jika harga Sig. (2-tailed)<0,05, suatu item dikatakan valid (field,

2009: 177-178). Hasil uji coba instrumen dan hasil uji validasi dari variabel menulis

puisi dapat dilihat pada Tabel 3.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

73

Tabel 3.4 Validitas Instrumen Menulis Puisi

Tabel 3.4 menunjukan bahwa harga 2-tailed<0,05 untuk variabel dan aspek

menulis puisi dapat dilihat melalui hasil perhitungan uji validitas dengan

menggunakan SPSS 13.0 terhadap 30 responden. Hasil perhitungan dapat diambil

kesimpulan bahwa semua pertanyaan valid, karena korelasi r hitung untuk semua

aspek lebih besar dari r tabel (r hitung>0,361).

(3) Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

2012: 121). Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah

hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang (Priyatno, 2012: 105).

Untuk uji reliabilitas digunakan uji Alpha Cronbach untuk kengukur konsistensi

internalnya dengan program komputer IBM SPSS Statistik 13.0 for Windows pada

tingkat kepercayaan 95% dan level siginifikansi 0,05. Kriteria yang digunakan

adalah jika harga Alpha Cronbach lebih besar dari 0.60, Istrumen dikatakan reliabel

(Nunnally dalam Ghozali, 2009: 46).

Correlations

Total

.635** .000 30

.721** .000 30

.717** .000 30

.707** .000 30

.672** .000 30

1 30

Diksi

Imaji

Majas

Tema

Amanat

Total

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).**.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

74

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Tabel 3.5 menunjukan bahwa hasil analisis diperoleh nilai koefisien

cronbach’s alpha untuk keterampilan menulis puisi sebesar 0,725. Oleh karena

nilai koefisien cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60; maka dapat diambil

kesimpulan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai alat

pengumpulan data.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

mengelompokkan data berdasarkan variabel, membuat tabulasi data, dan

menyajikan data tiap variabel yang diteliti. Analisis data adalah kegiatan

menghitung data secara sistematis dan mendapatkan interpretasi data (Priyatno,

2012: 1). Analisis data disajikan dalam bentuk statistik menggunakan program

IBM SPSS statistics 13 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% (Ghozali,

2009: 46). Selanjutnya, teknik analisis data dilakukan dengan beberapa langkah

sebagai berikut.

3.9.1 Analisis Pengaruh Perlakuan

(1) Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi secara normal atau tidak yang nantinya akan menentukan jenis

analisis statistik selanjutnya (Field, 2009: 144). Dalam penelitian ini belum

Reliability Statistics

.725 5

Cronbach's

Alpha N of Items

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

75

diketahui data berdistribusi normal atau tidak sehingga peneliti menggunakan

analisis non parametrik. Uji normalitas akan dilakukan dengan menggunakan uji

One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data yang diuji normalitasnya adalah data

skor pre-test dan post-test, serta selisih pre-test ke post-test. Jika data terdistribusi

normal, statistik yang digunakan yaitu statistik parametrik. Analisis parametrik

menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang

berbeda, sedangkan untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan

Paired samples t-test (Field, 2009: 325). Jika data terdistribusi tidak normal,

analisis selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik misalnya dengan

Mann-Whitney U test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan

untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan Wilcoxon signed

ranks test (Field, 2009: 345).

Analisis hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Hi = Ada deviasi dari normalitas

Hnull = Tidak ada deviasi dari normalitas

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut

(Field: 2009: 147).

(a) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya data

berdistribusi normal. Teknik analisis yang digunakan selanjutnya yaitu

menggunakan teknik statistik parametrik. Dalam hal ini dapat digunakan

independent samples t-test atau paired samples t-test (Field, 2009: 326).

(b) Jika harga sig (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya data

berdistribusi tidak normal. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

76

non-parametrik Mann-Whitney U test atau Wilcoxon signed ranks test (Field,

2009: 345).

(2) Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama

tentang puisi. Data yang digunakan adalah data skor pre-test pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Karena data pre-test yang diuji dari kelompok yang

berbeda, uji statistik menggunakan cara (1) jika data terdistribusi normal, uji

perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent

samples t-test (Field, 2009: 325). (2) Jika data terdistribusi tidak normal, uji

perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney

U test (Field, 2009: 345).

Sebelum melakukan analisis data, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa

homogenitas varians dengan menggunakan Levene’s test. Jika Sig. < 0,05, berarti

tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan.

Sebaliknya, jika harga Sig. > 0,05, berarti terdapat homogenitas varians pada

kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Analisis data uji perbedaan

kemampuan awal menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pre-test kelompok kontrol

dan skor pre-test kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan rerata skor pre-test kelompok

kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

77

Pengambilan keputusan untuk menyimpulkan uji perbandingan (Priyatno,

2012: 24) sebagai berikut.

(a) Jika Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan

yang signifikan antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test

kelompok eksperimen. Dengan kata lain, keduanya memiliki kemampuan awal

yang tidak sama.

(b) Jika Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-

test kelompok eksperimen. Dengan kata lain, keduanya memiliki kemampuan

awal yang sama.

Kondisi yang ideal untuk dilakukan penelitian eksperimen adalah jika

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang

sama. Artinya kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan

perbandingan.

(3) Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah

penerapan pendekatan kontekstual berpengaruh terhadap menulis puisi. Secara

prinsip digunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O3) yaitu dengan mengurangkan selisih skor

pretest ke post-test pada kelompok eksperimen dengan selisih skor pre-test ke post-

test pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data selisih skor pre-test ke post-test pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan yakni, (a) jika data

terdistribusi normal, uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

78

parametrik Independent samples t-test (Field, 2009: 325). (b) Jika data terdistribusi

tidak normal, uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik non

parametrik Mann-Whitney U test (Field, 2009: 345).

Sebelum melakukan analisis data, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa

homogenitas varians dengan menggunakan uji Levene’s test. Jika Sig. < 0,05,

berarti tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan.

Sebaliknya, jika harga Sig. > 0,05, berarti terdapat homogenitas varians pada kedua

data yang dibandingkan (Field, 2009: 150).

Uji signifikansi pengaruh perlakuan, menggunakan hipotesis statistik sebagai

berikut.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pre-test ke post-test

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pre-test ke post-

test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Santoso, 2012: 100)

adalah sebagai berikut.

(a) Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada

perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke post-test pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain, pendekatan

kontekstual berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi.

(b) Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke post-test pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

79

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain, pendekatan

kontekstual tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi.

(4) Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penerapan pendekatan kontekstual terhadap menulis puisi. Pentingnya

suatu pengaruh ini sering disebut sebagai effect size (ES). Field (2009: 56-57)

mengatakan bahwa effect size merupakan suatu ukuran objektif yang memiliki

standar tertentu untuk mengetahui suatu efek dari suatu perlakuan yang dihasilkan.

Untuk mengetahui effect size digunakan koefisien korelasi Pearson. Tabel di bawah

ini merupakan kriteria untuk menentukan besar efek (Field, 2009: 57).

Tabel 3.6 Kriteria untuk Menentukan Besar Efek Perlakuan

R Efek

0,10 – 0,29 Kecil

0,30 – 0,49 Sedang

0,50 atau lebih Besar

Teknik menghitung persentase pengaruh dapat dihitung koefisien

determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100%

(Field, 2009: 179). Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi

adalah sebagai berikut, jika distribusi data normal, penghitungan harga r dapat

dilakukan dengan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 332):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

80

Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal

Keterangan :

r = besar efek (effect size) yang menggunakan koefisien korelasi Pearson

t = harga uji t

df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)

Jika distribusi data tidak normal dapat menggunakan rumus berikut (Field, 2009:

550).

Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal

Keterangan :

r = besar efek (effect size) yang menggunakan koefisien korelasi Pearson

Z = harga konversi dari standar deviasi dari uji statistik Mann-Whitney

N = jumlah total observasi (dalam hal ini 2 x jumlah siswa)

(5) Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test

Perhitungan persentase peningkatan rerata pre-test ke post-test dilakukan

untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan menulis puisi pada rerata

pre-test ke post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Cara menghitung

presentase yakni skor rerata post-test dikurangi skor rerata pre-test dibagi skor pre-

𝑟 = √𝑡2

𝑡2 + 𝑑𝑓

𝑟 =𝑍

√𝑁

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

81

test dan dikalikan seratus persen. Kemudian untuk mengetahui persentase

peningkatan pre-test ke post-test menggunkan rumus di bawah ini.

Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Pre-test ke Post-test

Untuk mengetahui selisih skor pre-test ke post-test (gain score) dapat

dilakukan dengan perhitungan manual yakni.

Gambar 3.6 Rumus Gain Score

Fraenkel (2012:250-251) mengatakan bahwa gain score diambil lebih 50%

dari skor tertinggi selisi pre-test ke post-test dari kelompok eksperimen dan kontrol.

Frekuensi gain score diperoleh melalui jumlah siswa yang memiliki nilai melebihi

gain score. Grafik pada gain score menunjukan perbandingan yang akurat pada

rerata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(6) Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pre-test ke Post-test

Uji signifikansi peningkatan rerata skor pre-test ke post-test dilakukan

untuk mengetahui terjadi peningkatan skor siswa pada kelompok eksperimen dan

kontrol. Field, (2009: 325) mengatakan bahwa uji signifikansi peningkatan rerata

Frekuensi Gain Score

Persentase Gain Score = x 100%

jumlah siswa

(post-test-pre-test)

peningkatan= x 100%

pre-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

82

pre-test ke post-test dapat dihitung menggunakan rerata hasil pre-test dan post-test

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara jika data

terdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik Paired Samples t-test.

Jika data terdistribusi tidak normal, maka menggunkan statistik parametrik

Wilcoxon Signed Ranks Test (Field, 2009: 345).

Hipotesis statistik yang digunakan yakni:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pre-test dan post-test

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pre-test dan post-

test pada kelompok eksperimen dan kelompk kontrol.

Adapun kriteria yang digunakan peneliti dalam menarik kesimpulan yaitu:

(a) Jika harga sig. (2-tailed) <0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti

terdapat perbedaan antara rerata skor pre-test dan post-test pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

(b) Jika harga sig.(2-tailed) >0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak yang berarti tidak

ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pre-test dan post-test pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

83

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan dikemukakan hasil peelitian dan pembahasan

mengenai keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual.

Adapun hasil penelitian akan dijelaskan deskripsi data dan analisis data yang

dilakukan.

4.1 Implementasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple

Random Sampling. Sugiyono, (2012: 93) mengatakan bahwa Simple Random

Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Simple

Random Sampling dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Simple

Random Sampling dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari

daftar bilangan secara acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol

yang disaksikan oleh guru mitra. Dari hasil undian tersebut di peroleh kelas X IPA

3 sebagai kelas eskperimen dan kelas X IPA 2 sebagai kelas kontrol. Selanjutnya

akan dideskripsikan mengenai populasi penelitian serta pelaksanaan pembelajaran

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

84

4.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini merupakan siswa kelas X SMA St. Thomas Aquinas

tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 60 siswa. Populasi terdiri dari dua kelas

dan kedua kelas tersebut memiliki tingkat prestasi yang sama. Hal ini disebabkan

oleh pembagian kelas yang telah dilakukan pada saat awal masuk sekolah dan di

acak berdasarkan prestasi yang dimiliki oleh setiap siswa.

Sampel pertama dalam penelitian ini adalah kelas X IPA 3 sebagai

kelompok eskperimen yang berjumlah 30 siswa diantaranya 8 laki-laki dan 22

perempuan. Penggolongan kelas ini dilatarbelakangi oleh pengetahuan yang

dimiliki setiap siswa dan memiliki daya serap yang bagus terhadap setiap mata

pelajaran yang diajarkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran pada kelompok

eksperimen menggunakan pendekatan kontekstual.

Sampel kedua dalam penelitian ini adalah kelas X IPA 2 sebagai kelompok

kontrol yang berjumlah 30 siswa diantaranya 12 laki-laki dan 18 perempuan. Rata-

rata siswa tersebut memiliki pengetahuan dan daya serap yang bagus terhadap

seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas X IPA. Pembelajaran pada kelompok

kontrol menggunakan pendekatan tradisional (ceramah).

4.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eskperimen dan

kelompok kontrol mengacu pada materi pokok yakni menulis puisi. Sebelum guru

memberikan pembelajaran tentang menulis puisi terlebih dahulu peneliti

memberikan pre-test pada kelompk eksperimen maupun kelompok kontrol. Pre-

test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

85

tersebut. Pre-test pada kelompok eskperimen dilakukan pada sabtu 28 April 2018

sedangkan kelompok kontrol pada selasa 17 April. Siswa mengerjakan soal pre-test

berjumlah 1 soal esai dengan waktu 2x45 menit. Pembelajaran pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama. Pembelajaran

pada kelompok eksperimen guru menggunakan pendekatan kontekstual, dan

pembelajaran pada kelompok kontrol guru menggunakan pendekatan konvensional

atau ceramah. Dalam pembelajaran peneliti berperan sebagai pengamat atau

observer yang bertugas mengamati serta mendokumentasikan proses pembelajaran

serta membantu mempersiapkan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran menulis

puisi. Berikut deskripsi mengenai implementasi proses pembelajaran pada

kelompok eskperimen dan kelompok kontrol.

(1) Pembelajaran Menulis Puisi Kelompok Eksperimen

Pembelajaran pada kelompok eksperimen, peneliti menggunakan

pendekatan kontekstual. Pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada

kurikulum 2013. Waktu pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan yakni

2x45 menit. Pembelajaran di dalam kelas dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia

selama 4 kali dengan sub materi yang berbeda. Materi pokok yang dipelajari yakni

menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya. Pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada kelompok eksperimen meliputi

tiga kegiatan utama yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Kegiatan awal berisi salam, berdoa, mengondisikan kelas, mengontrol kehadiran

siswa, guru bertanya kepada kepada siswa tentang puisi, guru membacakan sebuah

puisi, guru mengaitkan materi dengan puisi yang dibacakannya, tanya jawab,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

86

pembagian kelompok, dan pengondisian siswa dalam kelompok. Kegiatan inti pada

dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual terdiri dari tujuh langkah

pembelajaran yakni konstruktivisme, pemodelan, inquiri, bertanya, masyarakat

belajar dan penilaian yang sebenarnya. Kegiatan penutup berisi menarik

kesimpulan, motivasi, dan berdoa.

Pertemuan pertama dilakukan pada kamis 3 Mei 2018 pukul 08.45-10.15

WIB membahas tentang pengertian puisi beserta unsur-unsur pembangun dalam

puisi. Kegiatan pembelajaran diawali guru bertanya jawab dengan siswa mengenai

puisi, guru membacakan sebuah puisi yang berjudul Senja di Pelabuhan Kecil , lalu

guru bertanya jawab dengan siswa tentang puisi yang telah dibacakan berdasarkan

unsur fisik dan batin dan membagi siswa ke dalam kelompok serta mengondisikan

siswa masuk dalam kelompok belajar. Sedangkan kegiatan inti diawali dengan

penjelasan guru mengenai pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi, guru

memberikan satu contoh puisi kepada setiap kelompok yang berjudul Lagu Seorang

Gerilya dan dalam kelompok siswa mengidentifikasi dan menganalisis puisi

tersebut berdasarkan unsur fisik dan batin. Guru membimbing siswa dalam

mengidentifikasi dan menganalisis puisi tersebut baik dari unsur fisik maupun

unsur batin jika mengalami kesulitan serta guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk untuk berdiskusi.

Pertemuan kedua dilakukan pada jumat 4 Mei 2018 pukul 12.15-13.45 WIB

yakni melanjutkan pembelajaran tentang hasil identifikasi serta analisis yang

dilakukan oleh setiap kelompok. Sebelum membahas hasil identifikasi dan analisis

dari setiap kelompok, terlebih dahulu guru bertanya jawab dengan siswa mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

87

pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi yakni unsur fisik dan batin puisi.

Hal ini dilakukan oleh guru untuk mengingatkan kepada siswa tentang materi puisi

dan unsur-unsur pembangunnya. Setelah guru menjelaskan secara singkat

mengenai pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi, guru

mempersilahkan setiap kelompok mempresentasikan hasil temuannya di depan

kelas dan kelompok lain memberikan masukan atau tanggapan serta memberi kritik

terhadap hasil diskusi yang dipandu oleh guru. Setelah itu, guru memberikan

kesempatan kepada setiap siswa untuk membuat sebuah refleksi mengenai materi

yang di pelajarinya. Kegiatan diakhiri dengan guru memandu siswa dalam membuat

kesimpulan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan penuntun dan guru

memotivasi siswa serta mengakhirinya dengan berdoa dan salam.

Pertemuan ke tiga dilakukan pada jumat 11 Mei 2018 yang membahas

tentang menciptakan atau menulis sebuah puisi. Kegiatan pembelajaran

dilaksanakan pukul pukul 12.15-13-45 WIB. Kegiatan pembelajaran diawali

dengan memberi salam, berdoa, dan mengontrol kehadiran siswa yang dipandu oleh

guru. Pada kegiatan awal juga guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta

memberikan semangat dengan tepuk tangan. Sebelum melangkah pada kegiatan inti

guru mengingatkan kembali kepada siswa dengan cara bertanya jawab antara guru

dan siswa serta mengaitkan materi puisi dengan kahidupan sehari-hari. Setelah itu,

guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.

Kegiatan inti diawali dengan tahap kontruktivisme. Pada tahap ini guru

menjelaskan kembali materi tentang puisi dan unsur-unsur pembangun puisi secara

singkat. Kemudian guru meminta setiap kelompok untuk membuat satu puisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

88

dengan tema bebas sesuai dengan unsur pembangun puisi. Kegiatan inti kedua

yakni tahap pemodelan. Secara berkelompok, siswa diminta untuk mengidentifikasi

puisi yang dibuat berdasarkan unsur pembangunnya. Kemudian, siswa diberi waktu

untuk berdiskusi tetapi dalam bimbingan guru. Kagiatan inti ketiga yakni inquiry

(menemukan). Setiap kelompok diminta menunjukkan unsur pembangun puisi

berdasarkan puisi yang ditulis oleh kelompok dengan cara menuliskan pada kertas

lain. Kemudian dikumpulkan pada guru. Selanjutnya guru memberikan penegasan-

penegasan terhadap hasil temuan yang dilakukan kelompok belajar. Kegiatan

diakhiri oleh guru dengan mengajak siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran

hari itu.

Pertemuan keempat dilakukan pada Sabtu 12 Mei 2018 pukul 10.45-12.15

WIB yakni melanjutkan pembelajaran tentang hasil temuan setiap kelompok

eksperimen. Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberi salam, berdoa, dan

mengontrol kehadiran siswa yang dipandu oleh guru. Kegiatan inti diawali dengan

tahap bertanya yakni guru dan siswa bertanya jawab mengenai puisi yang dibuat

oleh kelompok ditinjau dari unsur pembangunnya. Kegiatan inti kedua yakni

masyarakat belajar. Siswa dibimbing oleh guru dalam mengidentifikasi dan

menganalisis puisi yang telah dikerjakan oleh setiap kelompok berdasarkan unsur

pembangun puisi dan membimbing siswa jika mengalami kesulitan. Kegiatan inti

ketiga yakni penilaian yang sebenarnya. Secara berkelompok siswa

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok lain

memberi tanggapan yang bersifat positif yang dipandu oleh guru. Setelah itu, guru

meminta setiap kelompok belajar merevisi hasil presentasinya kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

89

dikumpulkan pada guru. Kegiatan inti keempat yakni refleksi. Guru meminta siswa

membuat sebuah refleksi tentang materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru

memberikan penegasan kembali terhadap materi yang telah dipelajari. Kegiatan

diakhiri dengan guru memandu siswa dalam membuat kesimpulan dengan cara

mengajukan pertanyaan penuntun kepada siswa. Guru juga memberikan motivasi

belajar kepada siswa, berdoa dan salam.

Senin, 14 Mei 2018 pukul 08.45-10.15 WIB siswa pada kelompok

eksperimen mengerjakan soal post-test yang bertujuan untuk mengetahui

pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

Langkah berikutnya adalah siswa mengerjakan soal post-test yang dikerjakan oleh

30 siswa yang terdiri dari satu soal uraian.

(2) Pembelajaran Menulis Puisi Kelompok Kontrol

Pembelajaran pada kelompok kontrol, peneliti menggunakan pendekatan

konvensional. Pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada kurikulum 2013.

Waktu pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan yakni 2x45 menit.

Pembelajaran di dalam kelas dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia selama 4 kali

dengan sub materi yang berbeda. Materi pokok dalam pembelajaran ini adalah

menulis puisi.

Pertemuan pertama dilakukan pada Rabu, 18 April 2018 dengan materi

pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi. Pertemuan pertama dilakukan

pada pukul 08.00-09.30 WIB. Proses pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh

guru bahasa Indonesia melalui pertanyaan tentang puisi. Setelah guru bertanya

kepada siswa, guru membacakan sebuah puisi yang berjudul Senja di Pelabuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

90

Kecil dan mengaitkan materi dengan puisi yang telah dibacakannya serta

menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab

mengenai puisi yang telah dibacakan sesuai dengan unsur fisik dan batin dari puisi

tersebut. Kegiatan inti dilaksanakan dengan memberi penjelasan kepada siswa

mengenai pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi. Guru memberi

kesempatan kepada siswa dalam rangka tanya jawab. Selama proses pembelajaran,

guru menggunakan pendekatan konvensional dan mencatat hal-hal penting dipapan

tulis. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah

dipelajari serta guru memberikan motivasi kepada siswa, berdoa, dan salam

penutup.

Pertemuan kedua dilakukan pada kamis 19 April 2018 pukul 12.15-13.45

WIB yakni melanjutkan pembelajaran tentang puisi. Kegiatan pembelajaran diawali

dengan penjelasan guru secara singkat mengenai pengertian puisi dan unsur-unsur

pembangun puisi yakni unsur fisik dan batin. Setelah guru menjelaskan secara

singkat, siswa dibagi menjadi enam kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 siswa.

Guru mengondisikan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan pembagiannya.

Kemudian guru memberikan satu contoh puisi yang berjudul Lagu Seorang Gerilya

kepada setiap kelompok belajar lalu guru menjelaskan puisi tersebut di tinjau dari

unsur diksi, imaji, gaya bahasa, tema, dan amanat dalam puisi tersebut, sedangkan

siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang berkenaan dengan

pembahasan oleh guru. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru

menggunakan metode ceramah dan menuliskan hal-hal penting di papan tulis.

Siswa mendengar penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting yang dijelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

91

guru. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan guru menyimpulkan materi yang telah

dipelajari serta guru memberikan motivasi kepada siswa, berdoa, dan salam

penutup.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Jumat, 20 April 2018, membahas

tentang mencitakan puisi berdasarkan unsur fisik dan batin puisi. Pelaksanaan

pembelajaran dilakukan pada pukul 10.45-12.15 WIB. Kegiatan pembelajaran

diawali dengan guru memberi salam, berdoa, mengondisikan kelas, mengontrol

kehadiran siswa, mengingatkan kembali materi tentang puisi dengen cara tanya

jawab, kemudian guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari serta

menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti diawali dengan penjelasan guru

secara singkat mengenai materi yang telah dipelajari dan memberi kesempatan

kepada siswa dalam rangka tanya jawab mengenai defenisi puisi dan unsur

pembangunnya. Setelah itu, guru mengondisikan siswa masuk ke dalam kelompok

belajar dan setiap kelompok diminta membuat atau menulis sebuah puisi dengan

tema bebas sesuai dengan unsur fisik dan batin puisi. Guru mengamati dan

membimbing siswa jika mengalami kesulitan dalam menulis puisi tersebut.

Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan dan merangkum pembejalaran.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 23 April 2018 dengan

melanjutkan pembelajaran tentang hasil karya setiap kelompok belajar dengan

metode ceramah. Kegiatan pembelajaran diawali dengan tanya jawab guru dan

siswa mengenai karya mereka. Guru memberi pujian kepada kelompok lima karena

hasil karya tersebut sangat bagus dan menjadi tolak ukur bagi kelompok lainnya.

Kemudian guru mengomentari karya kelompok lain terkait diksi, imaji, gaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

92

bahasa, tema, dan amanat dengan memberikan penegasan-penegasan dan setiap

kelompok diminta untuk merevisi hasil karya tersebut lalu dikumpulkan pada

peneliti. Kegiatan pembelajaran diakhiri oleh guru dengan membuat kesimpulan,

memberi motivasi kepada siswa, berdoa , dan salam penutup.

Pertemuan kelima dilaksanakan pada Selasa 24 April 2018 pukul 07.15-

08.45 WIB, siswa pada kelompok kontrol mengerjakan soal post-test yang

bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima perlakuan dengan

pendekatan konvensional (ceramah). Langkah berikutnya adalah siswa

mengerjakan soal post-test yang dikerjakan oleh 30 siswa terdiri dari satu soal

uraian.

4.1.3 Tingkat Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual pada

Kemampuan Menulis Puisi Siswa SMA St.Thomas Aquinas Weetebula

Proses pembelajaran menulis puisi mengacu pada standar kompetensi,

kompetensi dasar, silabus, dan RPP pada kurikulum 2013. Pembelajaran dilakukan

dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada kelompok eksperimen.

Kefektifan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual pada

kelompok eksperimen dapat diketahui melalui uji-t antara skor pre-test dan skor

post-test. Hasil perhitungan dari analisis uji-t diperoleh t hitung 26,894, df=29, dan

nilai p sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Jadi nilai p lebih kecil dari taraf

signifikansi (0,000<0,05). Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menulis puisi

dengn pendekatan kontekstual pada kelompok eksperimen lebih efektif daripada

pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

93

Karakteristik khas yang membedakan pendekatan kontekstual dengan

pendekatan lain bahwa pendekatan tersebut melibatkan siswa sepenuhnya dalam

proses pemelajaran dan juga tidak hanya mendengarkan tetapi juga merekam suatu

materi pembelajaran serta pembelajaran dapat bersifat langsung. selain itu juga,

pendekatan kontekstual menitikberatkan pandangan guru terhadap sebuah

pembelajaran di kelas dan siswa menyerap materi pembelajaran dan dapat

menguhubungkan dengan pengalaman hidup sehari-hari. Pendekatan kontekstual

menyediakan langkah-langkah pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam

berdinamika secara individu maupun kelompok belajar di dalam kelas, terarah

sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif.

Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diawali dengan guru

membacakan sebuah puisi yang berjudul senja di pelabuhan kecil dan siswa

mendengarkan penjelasan guru berkaitan dengan isi puisi di tinjau dari unsur fisik

dan batin. Pada bagian kegiatan inti, guru mengajarkan materi puisi dan unsur

pembangunnya tetapi melibatkan siswa dalam rangka tanya jawab. Setelah guru

menjelaskan materi tersebut, siswa diberi masalah berupa sebuah puisi yang

berjudul lagu seorang gerilya dan siswa secara berkelompok mengidentifikasi serta

menganalisis puisi tersebut berdasarkan unsur fisik dan batin puisi, kemudian setiap

kelompok mempresentasikan hasil analisisnya di depan kelas, melaksanakan revisi

dari hasil presentasi setiap kelompok dan dikumpulkan.

Hasil dari pembelajaran tersebut, siswa diberi kesempatan untuk menulis

sebuah puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya. Pembelajaran dengan

pendekatan konvensional, guru mengajarkan materi seperti pembelajaran yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

94

biasa dilakukan yakn siswa langsung di beri tugas untuk menulis sebuah puisi

dengan tema bebas. Pembelajaran yang berbeda dengan pendekatan konvensional

dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi siswa. Ketertarikan tersebut

memjadikan siswa lebih termotivasi, semangat, memiliki keinginan yang kuat

dalam belajar dan memperoleh baragam kegiatan pembelajaran sehingga minat

siswa untuk membuat atau menulis sebuah puisi sangat kuat. Ketertarikan siswa

dapat dilihat dalam pembelajaran menulis puisi bahwa setiap siswa aktif dalam

belajar, berdiskusi dengan guru, berdiskusi dalam kelompok belajar.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pre-test pada kelompok ekperimen,

siswa masih banyak melakukan kesalahan, baik dari pilihan kata, majas, dan imaji.

Akan tetapi setelah perlakuan, hasil karya siswa terjadi peningkatan dalam

pemilihan judul, diksi, imaji, majas, dan amanat puisi sudah baik sesuai dengan

tujuan pembelajaran. Hasil penulisan puisi pada tahap pre-test kelas eksperimen

tedapat skor terendah 7 dan tertinggi 12, setelah pembelajaran menggunakan

pendekatan kontekstual terdapat skor terendah 14 dan tertinggi 18.

Pada kelompok eksperimen, diketahui bahwa siswa kelas X IPA 3 lebih baik

dan cepat dalam menghasilkan sebuah puisi sesuai dengan ketentuan-ketentuan

yang berlaku, sedangkan pada kelompok kontrol diketahui bahwa siswa kelas X

IPA 2 lebih lambat dalam menghasilkan sebuah puisi karena mereka mengalami

kesulitan dalam memilih kosa kata, imaji, dan majas sehingga proses penulisan

puisi cenderung terlambat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

95

4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini yakni penerapan pendekatan kontekstual

lebih efektif dari pada penerapan pendekatan konvensional dalam meningkatkan

kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas pada

semester genap. Variabel dependen pada hipotesis tesrsebut yaitu pendekatan

kontekstual, sedangkan variabel independen yaitu kemampuan menulis puisi.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel independen terdiri dari satu

soal uraian memuat aspek diksi, imaji, majas, tema, dan amanat.

Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program IBM SPSS

Statistics 13 for windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam hipotesis

tersebut yakni 95%. Adapun tahapan analisis data yang lakukan yaitu (1) uji

normalitas bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak

sehingga dapat digunakan untuk menganalisis selanjutnya dengan menggunakan

statistik parametri atau non-parametrik, (2) uji perbedaan kemampuan awal, (3) uji

signifikansi pengaruh perlakuan, (4) uji besar pengaruh perlakuan, (5) perhitungan

persentase peningkatan rerata pre-test ke post-test, (6) uji signifikansi peningkatan

rerata Pre-test ke post-test..

(1) Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak yang kemudian akan menentukan analisis

selanjutnya (Field, 2009: 144). Data pre-test kelompok ekperimen dan kelompok

kontrol dapat diuji menggunakan One Sample Kolmogrov Smirnov Test. Data yang

diuji normalitasnya adalah data skor pre-test dan post-test, serta selisih pre-test ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

96

post-test. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan bahwa Hnull ditolak

jika harga Sig. 2 Tailed<0,05 (Field, 2009: 326). Hasil uji normalitas kemampuan

menulis puisi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada

Tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorof smirnov

terlihat bahwa nilai signifikansi untuk pretest eksperimen sebesar 0.127, post-test

eksperimen sebesar 0.126, gain eksperimen berdistribusi normal. Analisis

selanjutnya yang digunakan adalah analisis parametrik dengan mean 0.489, pre-test

kontrol sebesar 0.103, post-test kontrol sebesar 0,108 dan pada gain kontrol sebesar

0.233. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan pada masing-masing variabel lebih

besar dari α = 0.05 (p>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa sebaran masing-

masing variabel dalam penelitian ini ggunakan Independent sample t-test untuk

menganalisis data pada kelompok yang berbeda, sedangkan untuk menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

97

data pada kelompok yang sama dengan menggunakan Paired sample t-test ((Field,

2009: 325).

(2) Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilaksanakan untuk mengetahui apakah

kelompok eksperimen dan kelompok mempunyai kemampuan yang sama pada

kemampuan menulis puisi. Pengambilan data di ambil dari rerata pre-test kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan kemampuan awal menggunakan

statistik parametrik Independent sample t-test karena data terdistribusi normal yang

berasal dari dua kelompok yang berbeda ((Field, 2009: 325). Sebelum dilakukan

analisis menggunakan Independent samples t-test terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s

test. Hasil uji asumsi homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Varians

Berdasarkan hasil analisis pada Levene’s test diperoleh nilai sig. untuk uji

homogenitas sebesar 0,198. Karena nilai sig. yang diperoleh lebih besar dari 0,05

(p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa uji homogenitas terpenuhi. Dengan

demikian, statistik Independent sample t-test menggunakan nilai Equel Variances

Assumed (Field, 2009: 340). Kriteria yang dapat digunakan untuk menolak Hnull

adalah Jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Artinya tidak ada perbedaan

Independent Samples Test

1.696 .198 .958 58 .342 .06667 .06957 -.07259 .20592

.958 56.107 .342 .06667 .06957 -.07269 .20602

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Pretest

F Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

t-test for Equality of Means

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

98

yang signifikan antara skor pre-test kelompok eksperimen dan skor pre-test

kelompok kontrol. Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol pada kemampuan menulis puisi dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut.

Tabel 4.3 Hasil uji perbedaan kemampuan awal kemampuan menulis puisi

Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 0,958

dengan nilai sig. sebesar 0,342. Karena nilai sig. yang diperoleh lebih besar dari

0,05 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai pre-

test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan kata lain antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang sama

dalam hal menulis puisi.

Adapun data pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok control

dapat dilihat pada table 4.4 dan 4.5 berikut ini.

Tabel 4.4 Data Pre-Test Kelompok Eksperimen

NO Pre-test KELOMPOK EKSPERIMEN

Rerata Total Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat

1 1 2 1 2 2 1.60 8

2 2 1 2 3 1 1.80 9

3 2 1 2 1 1 1.40 7

4 2 1 1 3 2 1.80 9

5 2 1 2 2 2 1.80 9

6 3 2 3 2 2 2.40 12

7 2 2 3 2 3 2.40 12

Independent Samples Test

1.696 .198 .958 58 .342 .06667 .06957 -.07259 .20592

.958 56.107 .342 .06667 .06957 -.07269 .20602

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Pretest

F Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

t-test for Equality of Means

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

99

8 3 1 2 2 3 2.20 11

9 2 1 1 2 2 1.60 8

10 3 1 1 2 2 1.80 9

11 3 2 1 3 2 2.20 11

12 2 2 2 2 2 2.00 10

13 2 1 1 2 2 1.60 8

14 1 2 1 2 1 1.40 7

15 1 2 1 3 2 1.80 9

16 1 2 1 2 2 1.60 8

17 2 1 2 2 2 1.80 9

18 2 2 1 2 2 1.80 9

19 2 2 2 1 2 1.80 9

20 1 2 2 2 2 1.80 9

21 3 1 2 1 3 2.00 10

22 1 1 2 1 2 1.40 7

23 3 1 2 2 2 2.00 10

24 3 2 3 2 2 2.40 12

25 3 1 2 2 2 2.00 10

26 2 2 2 1 2 1.80 9

27 2 2 2 2 3 2.20 11

28 2 1 1 2 2 1.60 8

29 3 1 1 2 1 1.60 8

30 3 2 2 2 2 2.20 11

Tabel 4.5 Data Pre-Test Kelompok Kontrol

NO Pre-test KELOMPOK KONTROL

Rerata Total Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat

1 1 2 2 2 3 2.00 10

2 1 2 1 2 3 1.80 9

3 2 2 1 2 2 1.80 9

4 2 1 1 2 2 1.60 8

5 2 1 1 3 1 1.60 8

6 1 2 2 2 2 1.80 9

7 3 2 2 2 2 2.20 11

8 2 1 2 1 2 1.60 8

9 2 1 2 2 2 1.80 9

10 1 2 2 1 2 1.60 8

11 1 2 1 2 2 1.60 8

12 2 3 2 3 2 2.40 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

100

13 2 1 2 2 3 2.00 10

14 1 1 2 2 3 1.80 9

15 1 2 2 2 3 2.00 10

16 2 2 1 1 2 1.60 8

17 2 1 1 2 1 1.40 7

18 1 1 2 3 2 1.80 9

19 1 1 2 3 2 1.80 9

20 2 1 1 2 2 1.60 8

21 1 2 2 2 1 1.60 8

22 1 1 2 2 2 1.60 8

23 3 1 1 2 3 2.00 10

24 2 1 3 3 3 2.40 12

25 2 1 2 2 1 1.60 8

26 1 2 2 1 3 1.80 9

27 1 2 1 2 2 1.60 8

28 1 2 2 1 2 1.60 8

29 2 1 2 2 3 2.00 10

30 1 2 1 2 3 1.80 9

(3) Uji Sigifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah

penerapan pendekatan kontekstual berpengaruh terhadap menulis puisi. Secara

prinsip menggunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O3) yaitu dengan mengurangkan selisih

skor pre-test ke posttest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor pretest ke

posttest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data selisih atau gain skor pre-test ke post-test pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun hasil perhitungan “post-test kelompok

eksperimen-pre-test kelompok eksperimen”-“post-test kelompok kontrol-pre-test

kelompok kontrol”. Hasil perhitungan tersebut yakni:

(O2-O1)-(O4-O3) = (3,227 – 1,860) – (2,833 – 1,793)

=1,367 – 1,040

= 0,327

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

101

Hasil dari perhitungan tersebut adalah 0,327 yang berarti positif. Hal ini

berarti, terdapat hubungan kausal yang positif atau terdapat pengaruh perlakuan dari

penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis puisi karena.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah signifikan atau tidak dapat dilakukan dengan

uji independent sample t-test tetapi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Berikut hasil uji

homogenitas verians dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varian

Berdasarkan hasil analisis Levene’s test di atas dengan tingkat kepercayaan

95% diperoleh nilai Sig. untuk uji homogenitas sebesar 0,277. Karena nilai sig.

yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa uji

homogenitas terpenuhi atau siginifikan. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull dalam penelitian ini jika Sig (2-tailed) <0,05 (Santoso, 2012: 100). Hasil uji

signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

pada kemampuan menulis puisi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.

Independent Samples Test

1.202 .277 5.932 58 .000 .39333 .06631 .26060 .52607

5.932 54.373 .000 .39333 .06631 .26041 .52625

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Posttest

F Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

t-test for Equality of Means

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

102

Tabel 4.7 Hasil Uji Siginifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menulis

Puisi

Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh t hitung sebesar 5,932 dengan

nilai Si (2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai sig. yang diperoleh lebih besar dari

0,05 (p>0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya terdapat perbedaan yang

signifikan antara selisih nilai post-test antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol. Dimana nilai rata-rata post-test pada kelompok eksperimen

(3,227) lebih besar dari rata-rata post-test pada kelompok kontrol (2,833).

Kesimpulan dari hasil uji signfikansi pengaruh perlakuan bahwa terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan menulis puisi pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dapat dilihat pada diagram 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rata-Rata pada Gain Skor

(4) Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan atau effect size dilakukan untuk mengetahui

keefektifan penerapan pendekatan kontekstual pada kemampuan menulis puisi

1,040

1,367

0,000

0,500

1,000

1,500

Selisih Kelompok Kontrol Selisih Kelompok Eksperimen

M

e

a

n

Gain Skor

Diagram perbandingan rata-rata pada gain skor

Independent Samples Test

1.202 .277 5.932 58 .000 .39333 .06631 .26060 .52607

5.932 54.373 .000 .39333 .06631 .26041 .52625

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Posttest

F Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

t-test for Equality of Means

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

103

siswa SMA St. Thomas Aquinas Weetebula. Kriteria yang digunakan untuk

menentukan besarnya efek perlakuan menggunaka rumus 𝑟 = √𝑡2

𝑡2+ 𝑑𝑓, untuk

mengetahui presentase pengaruh perlakuan dilakukan dengan menghitung

koefisien determinsi (R²) dengan mengkuadratkan hsil r lalu dikalikan 100%.

Berdasarkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan kemampuan menulis

puisi yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh Uji Sig. (2-tailed)=0,000,

df=54,37, dan t=5,932. Kemudian dapat dilakukan perhitungan manual yang

bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh perlakuan penerapan pendekatan

kontekstual pada kemampuan menulis puisi dengan rumus yang tertera di atas.

Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Menulis

Puisi

Effect size Persentase (%)

𝑟 = √𝑡2

𝑡2+ 𝑑𝑓

𝑟 = √5,9322

5,9322+ 58

𝑟 = √35,188

35,188+58

𝑟 = √35,188

93,188

𝑟 = √0,377

𝑟 = 0,614

𝑅2 = 𝑟2

𝑅2 = 0,6142

𝑅2 = 0,376

Persentase = 𝑅2𝑥 100%

= 0,376 x 100%

= 37,6%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

104

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa besar pengaruh perlakuan pada

kemampuan menulis puisi dengan harga r = 0,614 atau 37,6% dengan keterangan

termasuk efek besar.

(a) Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test

Perhitungan persentase peningkatan rerata pre-test ke post-test dilakukan

untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan menulis puisi pada rerata

pre-test ke post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Cara menghitung

presentase dapat dilakukan oleh peneliti dengan cara manual sesuai dengan rumus

yang tertera pada bab III.

Adapun hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pre-test ke post-

test pada kemampuan menulis puisi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test Ke Post-

test Pada Kemampuan Menulis Puisi

Kelompok eksperimen

Persentase = 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%

= 3,227−1,860

1,860 𝑥 100%

= 1,367

1,860 𝑥 100%

= 0,735 𝑥 100%

= 73,5%

Kelompok control

Persentase = 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%

= 2,883−1,793

1,793 𝑥 100%

= 1,040

1,793 𝑥 100%

= 0,580 𝑥 100%

= 58,0%

Tabel 4.9 menunjukan bahwa persentase peningkatan rerata pre-test ke

post-test baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

105

peningkatan rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Skor mean pre-test pada kelompok eksperimen sebesar 1,860, dan skor mean post-

test sebesar 3,227, persentase peningkatan rerata pre-test ke post-test kelompok

eksperimen sebesar 73,5%, Sedangkan nilai mean pre-test kelompok kontrol

sebesar 1,793, dan skor mean post-test sebesar 2,883, sehingga persentase

peningkatan rerata pre-test ke pos-ttes sebesar 58,0%.

Untuk mengetahui siswa yang mengalami peningkatan skor rerata

dilakukan dengan menggunakan gain score menguji gain score digunakan selisih

skor pre-test ke post-test, lalu dihitung frekuensi jumlah siswa yang memperoleh

nilai di atas gain score yang telah ditentukan. Gain score kurang lebih 50% dari

nilai tertinggi pada selisih pre-test ke post-test kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Pada penelitian ini, peneliti menggunkan gain score ≥ 1,10 untuk

mengetahui serta menentukan persentase siswa yang mencapai kenaikan skor .

adapun perhitungan gain score dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Menulis Puisi

Berdasarkan grafik tersebut, gain score kelompok eksperimen lebih besar

daripada kelompok kontrol. Gain score dengan frekuensi paling banyak pada

kelompok eksperimen yakni 24 siswa. Sedangkan gain score dengan frekuensi

0

5

10

15

0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2,2

F

r

e

k

u

e

n

s

Gain Skor

Grafik Gain Skor Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

106

paling banyak pada kelompok eksperimen yakni 11 siswa. hal ini berarti selisih pre-

test ke post-test kelompok eksperimen lebih dominan karena nilainya lebih besar

daripada selisih skor pre-test ke post-test kelompok kontrol. Adapun tabel

presentase gain score kemampuan menulis puisi sebagai berikut.

Tabel 4.10 Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan Menulis Puisi

Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain skor ≥ 1,10 adalah 24 siswa

Persentase =

𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥1,10

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

= 24

30 𝑥 100%

= 80,0%

Kelompok Kontrol

Frekuensi gain skor ≥ 1,10 adalah 11 siswa

Persentase =

𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥1,10

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

= 11

30 𝑥 100%

= 36,7%

Tabel 4.10 menunjukan bahwa siswa dengan gain score ≥1,50 pada

kelompok eksperimen lebih dominan daripada kelompok kontrol. Hasil

perhitungan diperoleh persentase gain score ≥1,10 pada kelompok eskperimen

sebesar 80,0% sedangkan persentase gain score ≥1,10 pada kelompok kontrol

sebesar 36,7%. Selisih persentase pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yaitu 43,3% yang artinya bahwa penerapan pendekatan kontekstual pada

kelompok eksperimen lebih efektif jika dibandingkan penerapan pendekatan

konvensional (ceramah) pada kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

107

(b) Uji siginifikansi Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test

Uji signifikansi peningkatan rerata skor pre-test ke post-test dapat dihitung

menggunakan rerata hasil pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dengan cara jika data terdistribusi normal maka digunakan uji

statistik parametrik Paired Samples t-test Field, (2009: 325). Jika data terdistribusi

tidak normal, maka menggunakan statistik parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test

(Field, 2009: 345). Adapun tabel hasil perhitungan uji signifikansi peningkatan

rerata pre-test ke post-test pada kemampuan menulis puisi sebagai berikut.

Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pre-test Ke Post-test Pada

Kemampuan Menulis Puisi

Berdasarkan hasil uji signifikansi peningkatan rerata pre-test ke post-test

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bahwa rerata kelompok

eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Hasil perhitungan pada kelompok

eksperimen yaitu n=30, M=-1,366 ,SD=0,278, SE=0,050, dan df=29. Hasil

perhitungan pada kelompok kontrol yaitu n=30, M=-1,040, SD=0,284, SE=0,051,

dan df=29. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pre-test ke post-test diperoleh

nilai sig (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,000, karena nilai

signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05(p<0,05) maka dapat disimpulkan

Paired Samples Test

-1.04000 .28479 .05199 -1.14634 -.93366 -20.002 29 .000Pretest Kontrol -

Posttest Kontrol

Pair

1

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Paired Samples Test

-1.36667 .27834 .05082 -1.47060 -1.26273 -26.894 29 .000Pretest Eksperimen -

Posttest Eksperimen

Pair

1

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

108

bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti terdapat peningkatan rata-rata nilai

pre-test ke post-test pada kelompok eksperimen.

Nilai sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,000, karena nilai

signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05(p<0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi

diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol terdapat

peningkatan rata-rata nilai pre-tes ke post-test. Adapun data atau nilai rata-rata post-

test kelompok eskperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.12

berikut ini.

Tabel 4.12 Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.

No Pre-test

Eksperimen

Post-test

Eksperimen

Gain

Eksperimen

Pre-test

Kontrol

Post-test

Kontrol

Gain

Kontrol

1 1.60 3.20 1.60 2.00 3.00 1.00

2 1.80 3.20 1.40 1.80 2.80 1.00

3 1.40 3.60 2.20 1.80 3.00 1.20

4 1.80 3.60 1.80 1.60 2.40 0.80

5 1.80 3.00 1.20 1.60 2.40 0.80

6 2.40 3.40 1.00 1.80 2.80 1.00

7 2.40 3.40 1.00 2.20 3.40 1.20

8 2.20 3.20 1.00 1.60 2.80 1.20

9 1.60 2.80 1.20 1.80 2.80 1.00

10 1.80 3.20 1.40 1.60 2.80 1.20

11 2.20 3.40 1.20 1.60 2.80 1.20

12 2.00 3.20 1.20 2.40 2.80 0.40

13 1.60 3.00 1.40 2.00 3.00 1.00

14 1.40 3.00 1.60 1.80 2.80 1.00

15 1.80 3.20 1.40 2.00 3.40 1.40

16 1.60 3.00 1.40 1.60 2.80 1.20

17 1.80 3.20 1.40 1.40 3.00 1.60

18 1.80 3.20 1.40 1.80 2.40 0.60

19 1.80 3.40 1.60 1.80 2.80 1.00

20 1.80 3.40 1.60 1.60 2.80 1.20

21 2.00 3.60 1.60 1.60 2.40 0.80

22 1.40 3.00 1.60 1.60 2.40 0.80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

109

23 2.00 3.20 1.20 2.00 3.00 1.00

24 2.40 3.40 1.00 2.40 3.20 0.80

25 2.00 3.60 1.60 1.60 3.20 1.60

26 1.80 3.20 1.40 1.80 2.40 0.60

27 2.20 3.20 1.00 1.60 2.60 1.00

28 1.60 2.80 1.20 1.60 3.20 1.60

29 1.60 3.00 1.40 2.00 3.00 1.00

30 2.20 3.20 1.00 1.80 2.80 1.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

110

BAB V

PENUTUP

Bab V ini mengupas tentang tiga hal, yakni (1) kesimpulan, (2)

implikasi, dan (3) saran. Tiga hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan

Kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Santo Thomas

Aquinas di Sumba Barat Daya pada kelas eksperimen yang menggunakan

pendekatan kontesktual sebesar r=.0,614 atau sama dengan 37,6% setara

dengan efek besar. Hal ini ditunjukan pada hasil analisis menggunakan

Paired simple t-test pada kelompok eksperimen bahwa nilai sig.(2-tailed)

sebesar 0,000 (p<0,05) dengan df=29 dan t= -26,894 maka Hnull ditolak dan

Hi diterima, sedangkan pada kelompok kontrol yang menggunakan

pendekatan konvensional menunjukan bahwa Sig.(2-tailed) sebesar 0,000

dengan df=29 dan t= -20,002 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

terdapat peningkatan yang siginifikan antara rata-rata nilai pre-test ke post-

test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kemampuan

menulis puisi.

Terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X

SMA Santo Thomas Aquinas pada rata-rata post-test kelas eksperimen yang

dilakukan dengan pendekatan kontekstual sebesar 3,227, sedangkan rata-

rata post-test kelas kontrol yang dilakukan dengan pendekatan

konvensional sebesar 2,833.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

111

5.2 Implikasi

Penelitian ini menunjukan bahwa pendekatan kontekstual efektif

digunakan dalam proses pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X

SMA St. Thomas Aquinas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan

kemampuan menulis puisi pada siswa SMA, pendekatan kontekstual dapat

dijadikan sebagai salah satu alternatif dan strategi yang digunakan oleh guru

dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah khususnya SMA

St.Thomas Aquinas Weetebula.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, terdapat beberapa saran

dari peneliti dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa yakni:

(1) Bagi peneliti selanjutnya, dianjurkan untuk melakukan penelitian serupa

yang berkaitan dengan judul tesis tersebut khususnya pada jenjang SMA

yang berbeda.

(2) Guru bahasa Indonesia SMA St. Thomas Aquinas Weetebula dapat

menjadikan pendekatan kontekstual sebagai salah satu pendekatan yang

digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada

pembelajaran menulis puisi sehingga tujuan pembelajaran tercapai

dengan baik.

(3) Bagi siswa SMA St.Thomas Aquinas Weetebula terus meningkatkan

kebiasaan menulis puisi karena dengan menulis dapat membuka

cakrawal pemikiran serta memperkaya pengalaman pribadi khusus

dalam menciptakan sebuah karya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

112

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Alfiah, dkk. (2009). Pengajaran Puisi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Aminuddin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Andayani, Et all. 2015. “The Implementation of Contextual Approach in Solving

Problems Understanding Syntax: Sentence Indonesian at universities

in Surakarta, Indonesia”. Dalam Journal of Education and Practice

ISSN 2222-288X (Online). Vol.6, No.30, hh. 191

Angkowo, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : Gramedia

Widiasarana.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi

Revisi). Jakarta : Rineka Cipta

Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1992). Media Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education.

New York: Routledge.

Chodijah, Siti. (2013). “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui

Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VIII

SMP Harapan Taruna, Bogor)”. Artikel penelitian: Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan,

Maret (2013)

Depdiknas. Elaine B. Johnson, (2007). Contextual Teaching And Learning.

Bandung: MLC.

Depdiknas . (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djibran, Fahd. (2008). Writing is Amazing. Yogyakarta: Juxtapose.

Enre, Fachrudin Ambo. (1988). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:

Depdikbud

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.

Gafur, Abdul. (2003). Mencoba Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Pusat

Perbukuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

113

Gie, The Liang. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Gilstrap, R.L and Martin, W.R. (1975) Current Strategies for Teachers. California,

Santa Monica: Goodyear Publishing Compani Inc

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang:

Universitas Diponegoro

Ginting, Kula. (2013). “Penerapan model pembelajaran contextual teaching and

learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa

kelas V SD Negeri 060885 Medan”. Jurnal Tematik: Volume :

003/No.12/DIKSAS/Desember 2013).

Julia , Riska Retnasari, Maulana. (2016). “Pengaruh pendekatan kontekstual

terhadap kemampuan koneksi matematis dan motivasi belajar siswa

sekolah dasar kelas iv pada materi bilangan bulat”. Jurnal pena ilmiah:

Vol. 1, No. 1 (2016).

Johnson, Elaine. (2007). Contextual Teaching And Learning; Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: MLC.

Kinayati, Djojosuroto. (2005). Puisi Pendekatan dan Pembelajaran. Jakarta:

Nuansa.

Martinis Yamin. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Margono, S. (2003). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Masidjo, I. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Munandar, Utami. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta :

Rineka Cipta.

Mulayan, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat, (2000). Komunitas

Antarkebudayaanaan, Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang

Berbeda Kebudayaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ningrum, E. (2009). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning):

Makalah kegiatan pelatihan dan workshop model-model pembelajaran

dalam persiapan RSBI. Karawang. 23 September

Nyimas Aisyah, dkk. (2008). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.

Jakarta. Depdiknas.

Ngalimun, dkk. (2013). Perkembangan Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember

2016 /ISSN 1979 - 9225 50 dan Pengembangan Kreativitas.

Yogyakarta: Aswaja Presindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

114

Novia Juita, dkk. (2013). “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Malalui

Prinsip-Prinsip Sugestologi Siswa Kelas VII.1 SMP N 4 VII Koto

Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman”. Jurnal Bahasa, Sastra

dan Pembelajaran: Volume 1 Nomor 2, Juni (2013).

Nyoman Tika, dkk. (2014). “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Kritis

pada Siswa Kelas IV MI Tawakkal Denpasar. Jurnal Penelitian

Pascasarjana UNDIKSHA: Vol 4, No 1 (2014).

Pradopo, Rachmad Djoko, (2007). Pengkajian Puisi. Yogyakarta:Gadjah Mada

University Press.

.........................................., (2012). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gaja Mada

University Press.

Poerwanto, Hari. (2008). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif

Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis analisis parametrik dan non parametrik

dengan SPSS dan prediski pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis:

Simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan

menengah. Yogyakarta: Gava Media.

Saifudin, Ahmad Fedyani. (2005) Antropolgi Kontemporer. Suatu Pengantar Kritis

Mengenai Paradigma. Jakarja: Kencana Predana Media Group.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sugiyanto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Mata Padi

Presindo.

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Ke-20. Penerbit

Alfabeta. Bandung.

Sulistyo, J. (2012). 6 Hari jago SPSS 17. Jakarta: Cakrawala.

Subaryana. (2005). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: IKIP PGRI Wates.

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. C.V.

Maulana. Bandung.

Tarigan, Djago.dkk. (2003). Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta:UT.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

115

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana.

Waluyo, Herman J. (2005). Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

.............................. (2003). Apresiasi Puisi Panduan Untuk Pelajar dan

Mahasiswa. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Waluyo, Herman J. (2000). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

Woolfolk, A. E. & Nicolich, L. M. (1984). Educational Psychology for Teachers.

New Jersey: Prentice Hall Inc.

Zainudin, (2013). “Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bagi Siswa Kelas IV

SDN1 Dongko Dengan Metode Praktek”. Dalam Jurnal Tadulako

Online. Volume 4, Nomor 9, halaman 19-20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

116

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

117

Lampiran 1. Surat Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

120

Lampiran 2. Hasil validasi instrumen tes essay oleh ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

128

Lampiran 3 Hasil validasi instrumen observasi oleh ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

150

Lampiran 4. Silabus Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

154

Lampiran 5. Silabus Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

157

Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

166

Lampiran 7. RPP Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

173

Lampiran 8. Lembar Observasi Kelas Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

179

Lampiran 9. Lembar observasi kelas kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

184

Lampiran 10. Soal Essay

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

185

Lampiran 11. Jawaban Pre-test Siswa Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

187

Lampiran 12. Jawaban Pre-test Siswa Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

189

Lampiran 13. Jawaban Posttest Siswa Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

191

Lampiran 14. Jawaban Posttest Siswa Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

193

Lampiran 15. Hasil Uji SPSS Validitas Intrumen

Lampiran 16. Hasil Uji SPSS Reliabilitas Instrumen

Reliability

Correlations

Total

.635** .000 30

.721** .000 30

.717** .000 30

.707** .000 30

.672** .000 30

1 30

Diksi

Imaji

Majas

Tema

Amanat

Total

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Case Processing Summary

30 100.0

0 .0

30 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.725 5

Cronbach's

Alpha N of Items

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

194

Item-Total Statistics

11.7000 5.803 .424 .701

11.6000 5.421 .542 .658

11.6000 5.145 .497 .675

11.5333 5.361 .505 .671

11.4333 5.564 .462 .687

Diksi

Imaji

Majas

Tema

Amanat

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

195

Lampiran 17. Tabulasi Nilai Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen

NO

Pretest EKSPERIMEN (CTL)

Rerata Total

Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat

1 1 2 1 2 2 1.60 8

2 2 1 2 3 1 1.80 9

3 2 1 2 1 1 1.40 7

4 2 1 1 3 2 1.80 9

5 2 1 2 2 2 1.80 9

6 3 2 3 2 2 2.40 12

7 2 2 3 2 3 2.40 12

8 3 1 2 2 3 2.20 11

9 2 1 1 2 2 1.60 8

10 3 1 1 2 2 1.80 9

11 3 2 1 3 2 2.20 11

12 2 2 2 2 2 2.00 10

13 2 1 1 2 2 1.60 8

14 1 2 1 2 1 1.40 7

15 1 2 1 3 2 1.80 9

16 1 2 1 2 2 1.60 8

17 2 1 2 2 2 1.80 9

18 2 2 1 2 2 1.80 9

19 2 2 2 1 2 1.80 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

196

20 1 2 2 2 2 1.80 9

21 3 1 2 1 3 2.00 10

22 1 1 2 1 2 1.40 7

23 3 1 2 2 2 2.00 10

24 3 2 3 2 2 2.40 12

25 3 1 2 2 2 2.00 10

26 2 2 2 1 2 1.80 9

27 2 2 2 2 3 2.20 11

28 2 1 1 2 2 1.60 8

29 3 1 1 2 1 1.60 8

30 3 2 2 2 2 2.20 11

NO

Post Test EKSPERIMEN (CTL)

Rerata Total

Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat

1 3 2 4 4 3 3.20 16

2 4 3 3 3 3 3.20 16

3 4 3 3 4 4 3.60 18

4 3 4 3 4 4 3.60 18

5 3 2 3 3 4 3.00 15

6 3 3 4 3 4 3.40 17

7 4 2 3 4 4 3.40 17

8 3 3 4 3 3 3.20 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

197

9 3 2 3 3 3 2.80 14

10 4 2 4 3 3 3.20 16

11 4 3 3 3 4 3.40 17

12 3 3 3 3 4 3.20 16

13 3 2 3 3 4 3.00 15

14 3 3 2 4 3 3.00 15

15 4 3 2 4 3 3.20 16

16 2 2 3 4 4 3.00 15

17 4 3 2 4 3 3.20 16

18 3 3 3 3 4 3.20 16

19 4 3 4 3 3 3.40 17

20 3 4 3 4 3 3.40 17

21 3 4 3 4 4 3.60 18

22 2 2 3 4 4 3.00 15

23 4 2 4 3 3 3.20 16

24 4 3 3 3 4 3.40 17

25 3 3 4 4 4 3.60 18

26 3 3 3 4 3 3.20 16

27 4 2 3 4 3 3.20 16

28 1 3 3 4 3 2.80 14

29 3 3 2 3 4 3.00 15

30 3 3 3 4 3 3.20 16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

198

Lampiran 18. Tabulasi Nilai Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol

NO

Pretest KONTROL (CERAMAH)

Rerata Total

Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat

1 1 2 2 2 3 2.00 10

2 1 2 1 2 3 1.80 9

3 2 2 1 2 2 1.80 9

4 2 1 1 2 2 1.60 8

5 2 1 1 3 1 1.60 8

6 1 2 2 2 2 1.80 9

7 3 2 2 2 2 2.20 11

8 2 1 2 1 2 1.60 8

9 2 1 2 2 2 1.80 9

10 1 2 2 1 2 1.60 8

11 1 2 1 2 2 1.60 8

12 2 3 2 3 2 2.40 12

13 2 1 2 2 3 2.00 10

14 1 1 2 2 3 1.80 9

15 1 2 2 2 3 2.00 10

16 2 2 1 1 2 1.60 8

17 2 1 1 2 1 1.40 7

18 1 1 2 3 2 1.80 9

19 1 1 2 3 2 1.80 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

199

20 2 1 1 2 2 1.60 8

21 1 2 2 2 1 1.60 8

22 1 1 2 2 2 1.60 8

23 3 1 1 2 3 2.00 10

24 2 1 3 3 3 2.40 12

25 2 1 2 2 1 1.60 8

26 1 2 2 1 3 1.80 9

27 1 2 1 2 2 1.60 8

28 1 2 2 1 2 1.60 8

29 2 1 2 2 3 2.00 10

30 1 2 1 2 3 1.80 9

NO

Post test KONTROL (CERAMAH)

Rerata Total

Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat

1 3 3 2 4 3 3.00 15

2 3 3 2 3 3 2.80 14

3 4 3 2 3 3 3.00 15

4 2 2 2 3 3 2.40 12

5 3 2 2 2 3 2.40 12

6 3 3 2 3 3 2.80 14

7 3 3 3 4 4 3.40 17

8 3 3 2 3 3 2.80 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

200

9 3 3 3 2 3 2.80 14

10 3 3 2 3 3 2.80 14

11 3 3 2 3 3 2.80 14

12 2 3 3 3 3 2.80 14

13 3 3 3 3 3 3.00 15

14 3 3 3 3 2 2.80 14

15 3 3 3 4 4 3.40 17

16 3 3 3 2 3 2.80 14

17 4 3 3 3 2 3.00 15

18 3 2 2 2 3 2.40 12

19 3 2 3 3 3 2.80 14

20 2 3 3 3 3 2.80 14

21 2 3 2 2 3 2.40 12

22 3 2 3 2 2 2.40 12

23 3 3 3 3 3 3.00 15

24 4 3 2 3 4 3.20 16

25 4 3 3 3 3 3.20 16

26 2 3 2 3 2 2.40 12

27 3 3 2 2 3 2.60 13

28 3 4 3 2 4 3.20 16

29 4 3 2 3 3 3.00 15

30 3 2 3 3 3 2.80 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

201

Lampiran 19. Tabulasi Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

No

Pretest

Eksperimen

Posttest

Eksperimen

Gain

Eksperimen

Pretest

Kontrol

Posttest

Kontrol

Gain

Kontrol

1 1.60 3.20 1.60 2.00 3.00 1.00

2 1.80 3.20 1.40 1.80 2.80 1.00

3 1.40 3.60 2.20 1.80 3.00 1.20

4 1.80 3.60 1.80 1.60 2.40 0.80

5 1.80 3.00 1.20 1.60 2.40 0.80

6 2.40 3.40 1.00 1.80 2.80 1.00

7 2.40 3.40 1.00 2.20 3.40 1.20

8 2.20 3.20 1.00 1.60 2.80 1.20

9 1.60 2.80 1.20 1.80 2.80 1.00

10 1.80 3.20 1.40 1.60 2.80 1.20

11 2.20 3.40 1.20 1.60 2.80 1.20

12 2.00 3.20 1.20 2.40 2.80 0.40

13 1.60 3.00 1.40 2.00 3.00 1.00

14 1.40 3.00 1.60 1.80 2.80 1.00

15 1.80 3.20 1.40 2.00 3.40 1.40

16 1.60 3.00 1.40 1.60 2.80 1.20

17 1.80 3.20 1.40 1.40 3.00 1.60

18 1.80 3.20 1.40 1.80 2.40 0.60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

202

19 1.80 3.40 1.60 1.80 2.80 1.00

20 1.80 3.40 1.60 1.60 2.80 1.20

21 2.00 3.60 1.60 1.60 2.40 0.80

22 1.40 3.00 1.60 1.60 2.40 0.80

23 2.00 3.20 1.20 2.00 3.00 1.00

24 2.40 3.40 1.00 2.40 3.20 0.80

25 2.00 3.60 1.60 1.60 3.20 1.60

26 1.80 3.20 1.40 1.80 2.40 0.60

27 2.20 3.20 1.00 1.60 2.60 1.00

28 1.60 2.80 1.20 1.60 3.20 1.60

29 1.60 3.00 1.40 2.00 3.00 1.00

30 2.20 3.20 1.00 1.80 2.80 1.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

203

Lampiran 20. Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 30 30

1.8600 3.2267 1.3667

.29314 .22118 .27834

.214 .215 .152

.214 .215 .152

-.119 -.185 -.148

1.174 1.176 .834

.127 .126 .489

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Pretest

Eksperimen

Posttest

Eksperimen

Gain

Eksperimen

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 30 30

1.7933 2.8333 1.0400

.24344 .28808 .28479

.222 .221 .189

.222 .179 .189

-.180 -.221 -.177

1.218 1.208 1.036

.103 .108 .233

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parametersa,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Pretest

Kontrol

Posttest

Kontrol Gain Kontrol

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

204

Lampiran 21. Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Group Statistics

30 1.8600 .29314 .05352

30 1.7933 .24344 .04445

Kelompok

Eksperimen

Kontrol

Pretest

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Independent Samples Test

1.696 .198 .958 58 .342 .06667 .06957 -.07259 .20592

.958 56.107 .342 .06667 .06957 -.07269 .20602

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Pretest

F Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

t-test for Equality of Means

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

205

Lampiran 22. Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Group Statistics

30 3.2267 .22118 .04038

30 2.8333 .28808 .05260

Kelompok

Eksperimen

Kontrol

Posttest

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Independent Samples Test

1.202 .277 5.932 58 .000 .39333 .06631 .26060 .52607

5.932 54.373 .000 .39333 .06631 .26041 .52625

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

Posttest

F Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

t-test for Equality of Means

Group Statistics

30 1.3667 .27834 .05082

30 1.0400 .28479 .05199

Kelompok

Eksperimen

Kontrol

GainScore

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

Independent Samples Test

.003 .955 4.493 58 .000 .32667 .07270 .18113 .47220

4.493 57.970 .000 .32667 .07270 .18113 .47220

Equal variances

assumed

Equal variances

not assumed

GainScore

F Sig.

Levene's Test for

Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

t-test for Equality of Means

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

206

Lampiran 23. Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Effect size yang diperoleh adalah sebagai berikut:

𝑟 = √𝑡2

𝑡2+ 𝑑𝑓

𝑟 = √5,9322

5,9322+ 58

𝑟 = √35,188

35,188+58

𝑟 = √35,188

93,188

𝑟 = √0,377

𝑟 = 0,614

Persentase pengaruh penerapan perlakuan pada kelompok eksperimen:

𝑅2 = 𝑟2

𝑅2 = 0,6142

𝑅2 = 0,376

Persentase = 𝑅2𝑥 100%

= 0,376 x 100%

= 37,6%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

207

Lampiran 24. Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke

Posttest pada Kemampuan Menulis Puisi

Kelompok eksperimen

Persentase = 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%

= 3,227−1,860

1,860 𝑥 100%

= 1,367

1,860 𝑥 100%

= 0,735 𝑥 100%

= 73,5%

Kelompok kontrol

Persentase = 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%

= 2,883−1,793

1,793 𝑥 100%

= 1,040

1,793 𝑥 100%

= 0,580 𝑥 100%

= 58,0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

208

Lampiran 25. Hasil Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan

Menulis Puisi

Perhitungan Gain Skor

Kelompok Kontrol

Gain

Skor

Frekuensi

0.40 1

0.60 2

0.80 5

1.00 11

1.20 7

1.40 1

1.60 3

Kelompok

Eksperimen

Gain

Skor

Frekuensi

1.00 6

1.20 6

1.40 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

209

1.60 7

1.80 1

2.20 1

Perhitungan Persentase Gain Skor ≥ 1,10

Kelompok Kontrol

Frekuensi gain skor ≥ 1,10 adalah 11 siswa

Persentase = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥1,10

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

= 11

30 𝑥 100%

= 36,7%

Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain skor ≥ 1,10 adalah 24 siswa

Persentase = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥1,10

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%

= 24

30 𝑥 100%

= 80,0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

210

Lampiran 26. Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest

Kemampuan Menulis Puisi

Kelompok eksperimen

Kelompok Kontrol

Paired Samples Statistics

1.8600 30 .29314 .05352

3.2267 30 .22118 .04038

Pretest Eksperimen

Posttes t Eksperimen

Pair

1

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Paired Samples Correlations

30 .442 .014Pretest Eksperimen &

Posttest Eksperimen

Pair

1

N Correlation Sig.

Paired Samples Statistics

1.7933 30 .24344 .04445

2.8333 30 .28808 .05260

Pretest Kontrol

Posttest Kontrol

Pair

1

Mean N Std. Deviation

Std. Error

Mean

Paired Samples Correlations

30 .436 .016Pretest Kontrol &

Posttest Kontrol

Pair

1

N Correlation Sig.

Paired Samples Test

-1.36667 .27834 .05082 -1.47060 -1.26273 -26.894 29 .000Pretest Eksperimen -

Posttest Eksperimen

Pair

1

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

211

Paired Samples Test

-1.04000 .28479 .05199 -1.14634 -.93366 -20.002 29 .000Pretest Kontrol -

Posttest Kontrol

Pair

1

Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean Lower Upper

95% Confidence

Interval of the

Difference

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN …

212

Flavianus Mario Malo lahir di weetebula, Sumba Barat Daya,

NTT pada tanggal 12 Mei 1994. Penulis memulai pendidikan

SD Bondo Kodi pada Tahun 2002 dan lulus pada tahun 2007.

Penulis menempuh Sekolah Menengah pertama di SMP

Negeri 1 Kodi, Sumba Barat Daya dan lulus pada tahun 2009

kemudian melanjutkan SMA St. Thomas Aquinas Weetebula dan lulus pada tahun

2011. Penulis melanjutkan Pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma pada Tahun 2011 dan lulus pada tahun

2015. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Magister Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma pada tahun 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI