keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan …
TRANSCRIPT
i
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X
SMA SANTO THOMAS AQUINAS DI SUMBA BARAT DAYA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
pada Program Magister
Oleh
FLAVIANUS MARIO MALO
NIM: 161232006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PADA PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X
SMA SANTO THOMAS AQUINAS DI SUMBA BARAT DAYA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
pada Program Magister
Oleh
FLAVIANUS MARIO MALO
NIM: 161232006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PADA PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Tesis ini saya persembahkan kepada:
Tuhan yang maha kuasa karena dengan bimbingan dan penyertaannya saya dapat
menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Kedua orang tua, kakak, adik, sanak saudara, lembaga STKIP Weetebula, dan
teman-teman sekalian yang sudah memberikan motivasi dan materi yang sangat
berharga sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan ini. Terima kasih atas
doa dan dukungannya selama ini. Tuhan memberkati kita semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
MOTO
Segala tulisan yang diilhami Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran (Timotius 3:16).
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang
yangmasih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan (Mario Teguh).
Tuhan tahu apa yang kita inginkan, tetapi tuhan memberikan apa yang kita
butuhkan (Flavianus Mario Malo).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK Malo, Flavianus Mario. (2018). Keefektifan Pembelajaran Menulis Puisi dengan
Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di
Sumba Barat Daya. Tesis. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Program Magister, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan pendekatan konvensional oleh
guru dan siswa cenderung pasif karena guru ceramah tanpa melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran. Akibatnya siswa sering mengalami kesulitan ketika menyelesaikan soal
ataupun permasalahan yang diberikan oleh guru itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui seberapa tinggi peningkatan
kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat
Daya dengan menggunakan pendekatan kontekstual. (2) mengetahui perbedaan
kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas yang
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontesktual dan siswa yang
mendapat pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan konvensional.
Penelitian tersebut merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan jenis
penelitian quasi experimental tipe nonequivalent control group design dengan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tanpa random assignment. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Tomas Aquinas Weetebula, Sumba Barat
Daya yang berjumlah 230 siswa. Berdasarkan teknik Simple Random Sampling ditetapkan
kelas X IPA 3 sebagai kelompok Eksperimen dan kelas X IPA 2 sebagai kelompok kontrol.
Masing-masing kelas berjumlah 30 siswa. Validitas instrumen berupa validitas isi dan
validitas konstruk. Teknik analisis data dengan cara mengelompokkan data berdasarkan
variabel, membuat tabulasi data, dan menyajikan data tiap variabel yang diteliti. Sebelum
dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan analisis pengaruh perlakuan berupa uji
normalitas dan homogenitas. Pengujian dilakukan menggunakan program IBM SPSS
statistics 13 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukan data berdistribusi
normal dan homogen. Treatment yang terapkan pada kelompok eksperimen menggunakan
pendekatan kontekstual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada peningkatan kemampuan menulis
puisi siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas. (2) ada perbedaan kemampuan menulis
puisi siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas. Hasil analisis menunjukkan harga sig.(2-
tailed) sebesar 0,000 (p<0,05). Rerata pretest ke posttest kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada kelompok kontrol. Hasil skor pada kelompok eksperimen yaitu n=30, M=-1,366
,SD=0,278, SE=0,050, dan df=29. Hasil skor pada kelompok kontrol yaitu n=30, M=-
1,040, SD=0,284, SE=0,051, dan df=29. Besar pengaruh (efect zise) penggunaan
pendekatan kontekstual terhadap kemampuan menulis puisi yakni r=0,614 atau sama
dengan 37,6% setara dengan efek besar. Selanjutnya hasil analisis menunjukan perbedaan
kemampuan menulis yang signifikan dengan Harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,000, karena
nilai sig. yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima.
Nilai rata-rata posttest pada kelompok eksperimen (3,227) lebih besar dari rata-rata posttest
pada kelompok kontrol (2,833).
Kata Kunci: pendekatan kontekstual, pendekatan konvensional, kemampuan menulis
puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Malo, Flavianus Mario. (2018). The Effectiveness of Learning to Write Poetry with a
Contextual Approach in Class X of Santo Thomas Aquinas High School in
Southwest Sumba. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature
Education Master’s Degree Program, Faculty of Teacher Training and Education,
Sanata Dharma University
This research is motivated by the use of conventional approaches by teachers and
students tend to be passive because the teacher lectures without involving students in the
learning process. As a result students often experience difficulties when solving problems
or problems given by the teacher it self
There are two goals of this study. First, to find out the poetry writing skills of the
students of class X of Santo Thomas Aquinas High School in Southwest Sumba using type
so-called contextual approach. Secondly, to reveal the differences of their very poetry
writing skills after experiencing the contextual approach and that of the conventional one.
This research is a quantitative descriptive research using the quasi experimental
of non-equivalent control group design by setting up the experimental group and the
control group selected without random assignment. The population in this study were all
class X students of Tomas Aquinas Weetebula High School, Southwest Sumba, totaling 230
students. Based on the Simple Random Sampling technique, it was determined class X of
Sains 3 as the Experiment group and class X of Sains 2 as the control group. Each class is
30 students. The validity of the instrument is in the form of content validity and construct
validity. Data analysis techniques by grouping data based on variables, tabulating data,
and presenting data for each variable under study. Before analyzing the data, an analysis
of the effect of treatment in the form of a normality and homogeneity test was first carried
out. Tests are carried out using the IBM SPSS statistics 13 program for Windows with a
confidence level of 95% showing data that is normally distributed and homogeneous. The
treatment applied to the experimental group used a contextual approach.
The results show that the t-test of the post-test data in the control group and
experimental group produce t-count value with a Sig. (2-tailed) value of 0.000. Because
the Sig. Value is less than 0.05 (p <0.05). The score results of the experimental group
shows that n=30, M=-1,366 ,SD=0,278, SE=0,050, dan df=29. In the mean time the score
results of the controlled group says that n=30, M=-1,040, SD=0,284, SE=0,051, dan
df=29. So the contextual approach produces r=0,614 or 37,6% of the positive influence
factors. A result, Hnull is rejected while Hi is accepted. This means that there is a
significant difference between the difference in post-test values: the experimental group is
3,227 while te controlled one is 2,833).
Keywords: contextual approach, conventional approach, ability to write poetry.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa atas segala
rahmat dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univesitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Selama proses persiapan hingga penulisan tesis ini, penulis
memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Seni dan Ketua
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang sudah
memberikan motivasi yang sangat berharga dalam menyelesai studi S2.
3. Dr. Antonius Herujianto, M.A., selaku Dosen pembimbing pertama yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan saran, petunjuk, serta
memotivasi saya dalam penyelesaian tesis ini.
4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku Dosen pembimbing kedua yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengoreksi serta mengarahkan saya
dengan baik dalam penulisan tesis ini.
5. Dr. Sebastianus Widanarto, M.Si., selaku Dosen validator pertama dan Dr.
Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Dosen validator kedua yang telah memberikan
waktu, tenaga, dan masukan yang bermanfaat dalam penyusunan instrumen tes essay
yang baik dan benar.
6. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Sumba Barat Daya yang telah membantu
penulis dalam membuat surat ijin penelitian.
7. Fr. M. Kanisius, BHK. selaku Kepala sekolah SMA St. Thomas Aquinas
Weetebula yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
HALAMAN MOTO .............................................................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT..........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. xi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................................... xii
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xvi
DAFTAR TABEL..............................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
1.5 Batasan Istilah .................................................................................................. 6
1.6 Sistematika Penyajian ....................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 11
2.1 Pendekatan Kontekstual .................................................................................. 11
2.1.1 Komponen-komponen dalam Pembelajaran Kontekstual .......................... 12
2.1.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual ................................................. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.1.3 Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Pembelajaran menulis puisi dengan
Pendekatan Kontekstual. .......................................................................... 15
2.2 Pendekatan Konvensional ............................................................................ 189
2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konvensional .............................. 22
2.2.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Ceramah ......................... 23
2.3 Hakikat Puisi ................................................................................................ 24
2.3.1 Definisi Puisi ................................................................................................ 24
2.3.2 Unsur-unsur Pembangun Puisi ..................................................................... 25
2.3.3 Kemampuan Menulis Puisi .......................................................................... 33
2.3.4 Aspek-aspek Penilaian dalam Puisi ............................................................. 35
2.3.5 Penilaian Kemampuan Menulis Puisi .......................................................... 35
2.3.6 Kegiatan Menulis Puisi ................................................................................ 33
2.4 Penelitian yang Relevan ................................................................................ 39
2.5 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 456
2.6 Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 50
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 50
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 52
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 54
3.4. Variabel Penelitian ......................................................................................... 55
3.5 Prosedur Penelitian......................................................................................... 56
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 74
3.7 Instrumen Penelitian....................................................................................... 76
3.8 Teknik Pengujian Instrumen .......................................................................... 78
3.8.1 Uji Validitas Instrumen ............................................................................... 78
3.9 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 81
3.9.1 Analisis Pengaruh Perlakuan ....................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 91
4.1 Implementasi Penelitian .................................................................................. 91
4.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian ...................................................................... 87
4.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ........................................................ 92
4.1.3 Tingkat Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual pada
Kemampuan Menulis Puisi Siswa SMA St.Thomas Aquinas Weetebula . 100
4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................ 103
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 119
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 119
5.2 Implikasi ....................................................................................................... 120
5.3 Saran ............................................................................................................. 120
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 112
LAMPIRAN ....................................................................................................... 116
CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Penelitian .................................................... 50
Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian ............................................................. 68
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen ................................................................................ 70
Tabel 3.4 Validitas Instrumen Menulis Puisi ........................................................ 73
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 74
Tabel 3.6 Kriteria untuk Menentukan Besar Efek Perlakuan ............................... 79
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi ........................ 96
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Varians ............................................................ 97
Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Kemampuan Menulis Puisi ... 98
Tabel 4.4 Data Pre-test Kelompok Eksperimen ................................................... 98
Tabel 4.5 Data Pre-test Kelompok Kelompok Kontrol ........................................ 99
Tabel 4.6 Hasi Uji Asumsi Homogenitas Varian ................................................ 101
Tabel 4.7 Hasil Uji Siginifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan
Menulis Puisi ...................................................................................... 102
Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan
Menulis Puisi ...................................................................................... 103
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test
pada Kemampuan Menulis Puisi ........................................................ 104
Tabel 4.10 Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan Menulis Puisi ...... 106
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test
pada Kemampuan Menulis Puis ......................................................... 107
Tabel 4.12 Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.. 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Ganbar 2.1 Literature Map penelitian yang relevan ............................................. 44
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Cohen, 2007: 283)............................................... 49
Gambar 3.2 Desain Pengaruh Perlakuan (Cohen, 2007: 277) ............................. 50
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ............................................ 80
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ................................... 80
Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Pre-test ke Post-test ....................... 81
Gambar 3.6 Rumus Gain Score ............................................................................ 81
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rata-Rata pada Gain Score ....................... 102
Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Menulis Puisi ............................... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Penelitian ............................................................................... 117
Lampiran 2. Hasil Validasi Instrumen Tes Essay oleh Ahli ............................... 120
Lampiran 3. Hasil Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli ............................... 128
Lampiran 4. Silabus Kelompok Eksperimen ...................................................... 150
Lampiran 5. Silabus Kelompok Kontrol ............................................................. 154
Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen ........................................................... 157
Lampiran 7. RPP Kelompok Kontrol .................................................................. 166
Lampiran 8. Lembar Observasi Kelas Eksperimen............................................. 173
Lampiran 9. Lembar Observasi Kelas Kontrol ................................................... 179
Lampiran 10. Soal Essay .................................................................................... 184
Lampiran 11. Jawaban Pre-test Siswa Kelompok Eksperimen .......................... 185
Lampiran 12. Jawaban Pre-test Siswa Kelompok Kontrol ................................. 187
Lampiran 13. Jawaban Post-test Siswa Kelompok Eksperimen ......................... 189
Lampiran 14. Jawaban Post-test Siswa Kelompok Kontrol................................ 191
Lampiran 15. Hasil Uji Spss Validitas Intrumen ................................................ 193
Lampiran 16. Hasil Uji SPSS Reliabilitas Instrumen ......................................... 193
Lampiran 17. Tabulasi Nilai Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen ...... 195
Lampiran 18. Tabulasi Nilai Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol ............. 198
Lampiran 19. Tabulasi Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol ......................................................................................... 201
Lampiran 20. Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data ................................. 203
Lampiran 21. Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................. 204
Lampiran 22. Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................ 205
Lampiran 23. Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................ 206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Lampiran 24. Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test
ke Post-test pada Kemampuan Menulis Puisi ............................. 207
Lampiran 25. Hasil Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan
Menulis Puisi ............................................................................... 208
Lampiran 26. Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test
Kemampuan Menulis Puisi.......................................................... 210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan yang merupakan konteks penelitian dipaparkan
ke dalam lima sub bab, yakni : (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan
penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, dan (6) sistematika penyajian.
Enam subbab tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang
Pelajaran bahasa Indonesia yang berkaitan dengan puisi antara lain meliputi
membaca puisi, menyimak puisi, mengapresiasi puisi, dan memproduksi atau
menulis puisi. Keempat kegiatan tersebut, menulis puisi merupakan kegiatan yang
memiliki kesukaran lebih daripada kegiatan lainnya. Seperti diketahui,
keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
siswa setelah mereka mampu menyimak, berbicara, dan membaca. Keterampilan
menulis mensyaratkan penguasaan berbagai unsur kebahasaan seperti menyimak,
berbicara, dan membaca, selain itu, tulisan tersebut haruslah terjalin sedemikian
rupa menjadi sebuah tulisan yang padu dan runtut, kohesif, serta koheren. Hal ini
tentu saja tidak terlepas dari pengajaran yang dilakukan oleh guru dengan
menggunakan pendekatan atau model yang sesuai dengan karakteristik siswa
sehingga materi yang berikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Perlu diketahui
bahwa terdapat berbagai macam pendekatan pembelajaran, misalnya pendekatan
konvensional, saintifik, konstekstual, konstruktivisme, dan pendekatan proses. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kelima pendekatan tersebut, pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.
Menurut Nyimas Aisyah (2008: 7.10) “Pendekatan kontekstual adalah sebuah
pendekatan belajar yang membantu siswa melihat makna dari pelajaran mereka
disekolah melalui hubungan antara pelajaran tersebut dengan konteks kehidupan
sehari-hari, baik secara pribadi, sosial, maupun budaya”. Hal ini sependapat dengan
Karwelt (dalam Martinis Yamin, 2011: 194) Pendekatan kontekstual adalah
pendekatan yang dirancang agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan dan
memecahkan masalah dengan cara yang mencerminkan sifat tugas-tugas seperti
didunia nyata. Dari beberapa pendapat yang telah disebutkan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pendekatan kontekstual adalah sebuah pendekatan belajar yang
dirancang untuk dapat membantu siswa memecahkan masalah dengan cara
menghubungkan antara pelajaran yang dipelajari dengan konteks kehidupan sehari-
hari. Kehidupan yang maksudkan di sini adalah dimana siswa berperan sebagai
anggota keluarga, siswa dan warga masyarakat. Dengan konsep ini, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Artinya bahwa pendekatan
kontektual menekankan pada dua kemampuan, yakni kemampuan menghubungkan
materi pembelajaran dengan dunia nyata (dirumah, disekolah, maupun di
masayarakat) dan kemampuan aplikatif dalam kehidupan siswa (Ningrum, 2009:
3). Dengan demikian, pendekatan kontekstual dalam pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia pada aspek menulis puisi, baik dari segi berbahasa maupun
bersastra akan membuat pembelajaran lebih bervariasi. Disisi lain, terkait dengan
proses pembelajaran siswa sangat menyadari pentingnya kehadiran guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kegiatan pembelajaran. Peran guru bukan sebagai demontrator, melainkan sebagai
pembimbing (fasilitator) bagi kelancaran proses dan pencapaian hasil
pembelajaran. Maka dari itu, peran guru mengembangkan strategi pembelajaran
yang dapat memberdayakan potensi-potensi siswa sangat penting dilaksanakan. Hal
ini bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel
dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari
suatu konteks ke konteks yang lain (Ningrum, 2009: 4).
Berkaitan dengan hal tersebut, materi yang digunakan oleh peneliti adalah
menulis puisi khususnya pada unsur fisik dan batin puisi itu sendiri. Puisi
merupakan suatu bentuk kesusastraan yang paling tua. Puisi juga memiliki bahasa
multidimensional, yang mampu menembus alam pikiran, perasaan, dan imajinasi
manusia. Jadi puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan,
yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu
merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan
dengan menarik dan memberi kesan.
Puisi merupakan karya sastra paling tua dan pertama kali ditulis oleh manusia.
Menurut Herman J. Waluyo (2010: 1) puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu serta pemilihan
kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata dalam puisi benar-benar padat dan terpilih
sehingga sangat indah bila dibaca. Easterling, (2011: 99) berpendapat “Poetry was,
to be sure, the acknowledged “genre of genres” of the time and found a wide
audience among the literate. The prominent literary men of the day, however,were
not taken with the pursuits of literature and poetry alone”. artinya bahwa dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
"genre ke genre" puisi diakui pada saat itu dan berkembang pada khalayak luas
khususnya bagi mereka yang terpelajar. Akan tetapi, orang-orang sastra terkemuka
pada zaman itu, pengajaran sastra dan puisi tidak hanya berlaku pada kaum pelajar.
Proses belajar mengajar di sekolah biasanya lebih menekankan pada proses
berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal-soal atau pertanyaan yang membutuhkan
jawaban yang spesifik dan tidak sampai tahap menciptakan. Hal ini tentu saja
berkaitan dengan model atau pendekatan yang digunakan oleh guru. Salah satu
pendekatan yang sering digunakan masih pendekatan konvensional. Pendekatan ini
memperlihatkan bahwa siswa cenderung pasif karena guru ceramah tanpa
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Di dalam kegitan belajar mengajar,
siswa sering menghadapi kesulitan ketika menyelesaikan soal ataupun
permasalahan yang diberikan oleh guru. Kebanyakan dari mereka hanya
mengerjakan sama seperti apa yang dicontohkan oleh guru. Ketika dalam penyajian
soal agak berbeda, maka mereka kesulitan untuk menyelesaiakan soal tersebut.
Cara penyelesaian permasalahan setiap siswa juga terlihat homogen dan tidak ada
yang mengerjakan dengan baik karena takut terjadi kesalahan.
Melihat kondisi di atas sangat memprihatinkan khususnya bagi guru Bahasa
Indonesia dalam menggunakan pendekatan pada pembelajaran dikelas, tentu saja
harus mencari solusi yang baik sehingga siswa tidak pasif dalam pembelajaran.
Solusinya yang ingin diterapkan oleh peneliti adalah dengan menggunakan
pendekatan kontekstual dalam kegiatan menulis puisi. Peneliti berharap dengan
adanya pendekatan baru ini, siswa dapat memilih dan mampu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapinya dengan benar khususnya dalam dunia akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dan pada akhirnya hasil belajar yang diharapkan dapat optimal sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Terkait dengan hal di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul
keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual pada siswa
kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat Daya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diangkat oleh
peneliti yaitu:
(1) Seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X
SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat Daya pada pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual dan pembelajaran yang menggunakan
pendekatan konvensional?
(2) Apakah ada perbedaan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA
Santo Thomas Aquinas, yang diberi pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dan yang diberi pembelajaran dengan pendekatan konvensional?
1.3 Tujuan Penelitian
Berhubungan dengan rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti, maka dapat
dijabarkan tujuan penelitian yakni:
(1) Mengetahui seberapa tinggi peningkatan kemampuan menulis puisi pada siswa
kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat Daya pada pembelajaran
yang menggunakan pendekatan kontekstual dan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
(2) Mengetahui perbedaan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA
Santo Thomas Aquinas, yang diberi pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dan yang diberi pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Adapun manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut.
(1) Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat membantu dalam pengembangan
pengetahuan khususnya yang terkait dengan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran menulis puisi.
(2) Manfaat praktis
a) Bagi guru
Guru mendapat pengalaman mengenai pendekatan kontekstual pada sebuah
pembelajaran serta dapat menerapkannya dengan baik untuk meningkatkan
kualitas siswa dalam menulis puisi.
b) Bagi peserta didik
Siswa dapat mengembangkan pengetahuannya tentang keterampilan menulis
puisi dengan baik.
c) Bagi sekolah
Sebagai suatu masukan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki
oleh siswa khususnya menulis puisi melalui pendekatan kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
d) Bagi peneliti
Peneliti mendapat pengalaman baru dalam mengelola suatu pembelajaran
khususnya mengenai pendekatan kontekstual serta mengelola kreativitas peserta
menjadi lebih maksimal dalam konteks menulis puisi.
1.5 Batasan Istilah
Peneliti memberikan batasan terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam
penelitian ini. Beberapa istilah itu dapat disusun sebagai berikut.
(1) Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran (Sanjaya, 2008: 127).
(2) Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan
sepenuhnya siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual tidak
hanya untuk mendengarkan dan merekam, tapi belajar adalah proses yang
dialami secara langsung (Andayani, et al, 2015: 191).Terkait dengan penelitian
ini, pendekatan kontekstual akan di eksperimenkan dalam proses pembelajaran
menulis puisi khususnya pada kelompok eksperimen yakni kelas X IPA III yang
berjumlah 30 siswa.
(3) Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan
dengan mengkombinasikan bermacam-macam metode pembelajaran (Basuki
Wibawa dan Farida Mukti, 1992: 5). Terkait dengan penelitian ini, pendekatan
konvensional digunakan dalam proses pembelajaran menulis puisi pada
kelompok kontrol yakni kelas X IPA II yang berjumlah 30 siswa.
(4) Puisi adalah suatu karya sastra yang terdiri dari satu bait empat baris yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
kata-kata kias (Waluyo (2003: 1). Hal ini senada dengan (Ollila dan Jantas,
2006:3) mengatakan bahwa poetry is kind of verbal or written language that is
structured rhythmically and is meant to tell a story, or express any kind of
emotion, idea, or state of being. Poetry is used to achieve this artistik expression
in several ways.
(5) Kemampuan menulis puisi merupakan kemampuan yang dimiliki siswa melalui
proses kreatif dalam menuangkan ide dalam bentuk tulisan dengan
memperhatikan struktur fisik atau intrinsik dan batin atau ekstrinsik puisi.
1.6 Sistematika Penyajian
Tesis ini terbagi atas lima bab. Bab 1 berisi pendahuluan. Bab II berisi landasan
teori. Bab III berisi metodologi penelitain. Bab IV berisi hasil penelitian dan
pembahasan Bab V berisi penutup. Kelima sistematika penyajian tersebut akan
diperinci sebagai berikut.
Bab I adalah bab pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.
Enam hal tersebut digunakan sebagai ruang lingkup penelitian.
Bab II adalah bab landasan teori yang memuat teori-teori dan penelitian relevan
yang digunakan oleh peneliti sebagai kerangka berpikir dan pedoman analisis dalam
penelitian. Selain itu, pada bab ini memuat kerangka berpikir yang disajikan dalam
bentuk bagan yang berisi alur berpikir dalam melaksanakan penelitian dan hipotesis
penelitian.
Bab III adalah metodologi penelitian yang memuat jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, prosedur penelitian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
teknik pengumpulan data, intrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan
teknik analisis data.
Pada bab IV ini dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual. Adapun
hasil penelitian akan dijelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan
peneliti.
Bab V adalah bab penutup yang memuat kesimpulan, implikasi, dan saran.
Kesimpulan berisi ringkasan hasil penelitian dan menjawab rumusan masalah.
Implikasi berisi wujud sumbangsi dari hasil penelitian. Saran berisi masukan
terhadap subjek penelitian dan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori dalam melakukan penelitian. penjabaran
landasan teori dapat dibagi menjadi enam subbab, yakni: (1) pendekatan
kontekstual, (2) pendekatan konvensional, (3) hakikat puisi, (4) penelitian yang
relevan, (5) kerangka berpikir, dan (6) hipotesis penelitian. Enam subbab tersebut
akan dipaparkan sebagai berikut.
2.1 Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan
sepenuhnya siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kontekstual tidak
hanya untuk mendengarkan dan merekam, tapi belajar adalah proses yang dialami
secara langsung. Melalui proses para siswa mengalami perkembangan yang
diharapkan terjadi secara keseluruhan, yang tidak hanya mengembangkan aspek
kognitif, tapi juga aspek afektif dan psikomotor (Andayani, et al, 2015: 191).
Pendekatan dapat di artikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan
startegi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discoveri dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008: 127)
Kata kontekstual (contextual) berasal dari kata konteks (contex). Conteks
artinya “bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kejelasan makna, situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian”
(Depdiknas dan Elaine, 2007: 591), sehingga kontekstual (contextual) di-artikan
“sesuatu yang berhubungan dengan konteks (contex)”. Sesuai dengan pengertian
tersebut, pembelajaran kontekstual (contextual learning) adalah sebuah
pembelajaran yang dapat memberikan dukungan dan penambahan pemahaman
konsep siswa dalam menyerap materi pembelajaran serta mampu memperoleh
makna dari yang dipelajari dari kejadian yang dialami siswa.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual
merupakan suatu pandangan guru terhadap sebuah pembelajaran di kelas dan
pembelajaran tersebut membawa siswa untuk menyerap materi pembelajaran dan
mampu menghubungkan antara materi pembelajaran dengan pengalaman hidup
sehari-hari.
2.1.1 Komponen-komponen dalam Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan pendidikan yang berbeda,
melakukan lebih dari pada menuntun para siswa dalam menggabungkan subjek-
subjek akademik dengan konteks dalam keadaan mereka sendiri (Johnson “dalam
Kunandar 2007: 64”),. Sistem dalam model pembelajaran kontekstual mencakup
delapan komponen (Johnson, 2007: 65-66) berikut ini:
(1) Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna.
(2) Melakukan pekerjaan yang berarti.
(3) Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri.
(4) Bekerja sama.
(5) Berpikir kritis dan kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
(6) Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang.
(7) Mencapai standar yang tinggi.
(8) Menggunakan penilaian autentik.
2.1.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kontekstual
Prinsip pembelajaran kontekstual merupakan suatu fondasi ketika
pembelajaran kontekstual di terapkan dalam pembelajaran dikelas. Menurut
Andayani, et al ( dalam Suprijono, (2011: 79), a contextual approach or Contextual
Teaching and Learning (CTL) is a concept that helps teachers link between the
material taught with real-world situations and encourages students to make
connections between the knowledge possessed by the application in their lives as
members families and communities. Artinya bahwa pendekatan kontekstual atau
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep yang membantu guru
menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan
mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Sementara
menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2009: 111), pendekatan kontekstual memiliki
tujuh prinsip utama, yaitu : (1) Konstruktivisme (Construktivism); (2) Menemukan
(Inquiry); (3) Bertanya (Questioning); (4) Masyarakat belajar (Learning
Community); (5) Pemodelan (modeling), (6) Refleksi (Reflection); (7) Penilaian
Otentik (Autlentic Assessment). Pembelajaran kontekstual menurut Sanjaya
(Sugiyanto, 2009: 17) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yakni
kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
penilaian sebenarnya. Prinsip pembelajaran kontekstual memiliki tujuh komponen,
yaitu:
(1) Kontruktivisme, yaitu pengetahuan siswa dibangun oleh dirinya sendiri atas
dasar pengalaman, pemahaman konsep, persepsi dan perasaan siswa, bukan
dibangun atau diberikan oleh orang lain. Jadi, guru hanya berperan dalam
menyediakan kondisi atau memberikan suatu permasalahan.
(2) Inquiri (menemukan), dalam hal ini sangat diharapkan bahwa apa yang dimiliki
siswa baik pengetahuan dan ketrampilan diperoleh dari hasil menemukan
sendiri bukan hasil mengingat dari apa yang disampaikan guru. Kontekstual
diperoleh melalui tahap observasi (mengamati), bertanya (menemukan dan
merumuskan masalah), mengajukan dugaan (hipotesis), mengumpulkan data,
menganalisa dan membuat kesimpulan.
(3) Bertanya, dalam pembelajaran kontekstual, bertanya dapat digunakan oleh
guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan siswa. Sehingga
siswa pun akan dapat menemukan berbagai informasi yang belum
diketahuinya.
(4) Masyarakat Belajar, hal ini mengisyaratkan bahwa belajar itu dapat diperoleh
melalui kerja sama dengan orang lain. Masyarakat belajar ini dapat kita latih
dengan kerja kelompok, diskusi kelompok, dan belajar bersama.
(5) Pemodelan, agar dalam menerima sesuatu siswa tidak merasa samar atau kabur
dan bingung maka perlu adanya model atau contoh yang bisa ditiru. Model tak
hanya berupa benda tapi bisa berupa cara, metode kerja atau hal lain yang bisa
ditiru oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
(6) Refleksi yaitu cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari sebelumnya, atau
apa- apa yang sudah dilakukan dimasa lalu dijadikan acuan berpikir. Refleksi
ini akan berguna agar pengetahuan bisa terpatri dibenak siswa dan bisa
menemukan langkah- langkah selanjutnya.
(7) Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessement) yaitu penilaian yang
sebenarnya terhadap pemahaman konsep siswa. Penilaian yang sebenarnya
tidak hanya melihat hasil akhir, tetapi kemajuan belajar siswa dinilai dari
proses, sehingga dalam penilaian sebenarnya tidak bisa dilakukan hanya
dengan satu cara tetapi menggunakan berbagai ragam cara penilaian.
Siswono (dalam Nyimas Aisyah. dkk. 2008: 7.10) memberikan
beberapa ciri-ciri pendekatan kontekstual, yaitu : (1) pembelajaran aktif, (2)
multi konteks, (3) kerjasama dan diskursus, (4) berhubungan dengan dunia
nyata: pembelajaran yang menghubungkan dengan kehidupan nyata, (5)
pengetahuan prasyarat, (6) pemecahan masalah, (7) mengarahkan sendiri
(save-direction).
2.1.3 Langkah-langkah dalam Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi
dengan Pendekatan Kontekstual.
Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual
mengacu pada langkah-langkah pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun
langkah-langkah dalam pembelajaran menulis puisi yakni pembelajaran
pendahuluan, penyampaian materi pembelajaran, memancing siswa agar aktif
dalam pembelajaran, pemberian umpan balik, dan kegiatan tindak lanjut (Gafur,
2003: 6 -7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
(1) Pembelajaran Pendahuluan (Pre-instructional Activities).
Pada umumnya kegiatan pembelajaran pendahuluan atau kegiatan awal
dilaksanakan dengan kegiatan apersepsi atau prates. Dalam pembelajaran
kontekstual, selain melaksanakan kegiatan tersebut kegiatan pembelajaran
pendahuluan dikembangkan dengan kegiatan lain yang merupakan penjabaran dari
prinsip “keterkaitan” (relating). Kegiatan ini meliputi: pemberian tujuan, ruang
lingkup materi (akan lebih baik dilengkapi peta konsep yang menggambarkan
struktur atau jalinan antara materi), manfaat atau kegunaan suatu topik baik untuk
keperluan sekarang maupun belajar yang akan datang, manfaat atau relevansinya
untuk bekerja dikemudian hari, dll. Pembelajaran pendahuluan yang melibatkan
kegiatan pre-test, dapat diketahui kesiapan siswa untuk menerima materi
pembelajaran. Siswa yang sudah menguasai pembelajaran diperbolehkan
mempelajari topik berikutnya sedangkan siswa yang belum menguasai topik
pelajaran diberi pembekalan atau matrikulasi. Setelah itu, mereka diperbolehkan
mempelajari topik berikutnya.
(2) Penyampaian Materi Pembelajaran (Presenting Instructional Materials).
Hal yang sangat penting untuk diperkatikan oleh guru penyampaian materi
pembelajaran dalam pembelajaran kontekstual hendaknya jangan terlalu banyak
penyajian yang bersifat “ekspositori (ceramah, dikte), dan deduktif”. Namun
sebaliknya gunakanlah sebanyak mungkin metode penyajian atau presentasi seperti
inquisitory, discovery, diskusi, inventori, induktif, penelitian mandiri”.
Penyampaian materi pembelajaran diupayakan senantiasa menantang siswa untuk
dapat memperoleh “pengalaman langsung, menemukan, menyimpulkan, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
menyusun sendiri konsep yang dipelajari”. Sejalan dengan konsep tersebut,
penyampaian materi pelajaran lebih mengarah pada prinsip pengalaman langsung,
penerapan, dan kerjasama. Hal lain yang tidak kalah penting dalam pembelajaran
adalah alat peraga dan alat bantu sebagai alat pemusatan perhatian seperti “paduan
warna, gambar, ilustrasi, penegas visual”. Kaitannya dengan masalah ini guru dapat
memilih dan mengembangkan sendiri alat peraga maupun alat bantu pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan.
(3) Memancing Siswa Agar Aktif dalam Pembelajaran (Eliciting Performance).
Siswa merupakan subjek pembelajaran, bukan objek pembelajaran. Oleh
sebab itu, siswalah yang lebih banyak berperan aktif dalam pembelajaran dari pada
guru. Dalam hal ini, guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
menyiapkan fasilitas dan kondisi pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk
aktif belajar. Untuk dapat mengaktifkan siswa dalam belajar, guru harus mampu
memancing penampilan siswa (eliciting performance). Hal ini dimaksudkan untuk
membantu siswa dalam menguasai materi atau mencapai tujuan pembelajaran
melalui kegiatan latihan (exercise) dan praktikum. Berdasarkan konsep di atas,
prinsip pembelajaran kontekstual yang di gunakan dalam kegiatan ini adalah
penerapan dan alih pengetahuan. Dengan demikian orientasi kegiatan siswa pada
kegiatan pelatihan dan penerapan konsep dan prinsip yang dipelajari dalam konteks
dan situasi yang berbeda, bukan sekedar kegiatan menghafal.
(4) Pemberian Umpan Balik (Providing Feedback)
Pada umumnya pemberian umpan balik (providing feedback) dilakukan
melalui kegiatan pascates. Hasilnya kemudian diinformasikan kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sebagai bahan umpan balik. Umpan balik itu sendiri diartikan yaitu ” informasi
yang diberikan kepada siswa mengenai kemajuan belajarnya”. Dalam prinsip
pembelajaran kontekstual tidak dinyatakan secara eksplisit mengenai prinsip
pembelajaran yang mengarah pada kegiatan umpan balik. Namun demikian, secara
inplisit pemberian umpan balik dapat dilaksanakan selama pembelajaran
berlangsung baik dalam bentuk penilaian prates, penilaian proses, maupun pascates.
Bahan umpan balik dapat diambil dari hasil penilaian melalui kegiatan pengamatan
guru terhadap siswa dalam menerapkan prinsip-prinsip belajar kontekstual. Aspek-
aspek yang dinilai antara lain keaktifan siswa, penarikan simpulan, dan penerapan
konsep.
Selain itu umpan balik dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
Siswa diberi tugas mengerjakan soal-soal latihan, lalu diberi kunci jawaban.
Dengan mengetahui kunci jawaban, mereka akan mengetahui apakah jawabannya
benar atau salah. Umpan balik yang baik adalah umpan balik yang lengkap. Jika
salah, siswa diberitahukan kesalahannya, mengapa salah, kemudian dibetulkan.
Jika jawaban siswa benar, mereka diberi konfirmasi agar mereka mantap bahwa
jawabannya benar. Agar siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang benar, ada
baiknya umpan balik diberikan tidak secara langsung (delay feedback) misalnya
“jawaban yang benar anda baca lagi pada halaman 34”. Berdasarkan uraian di atas,
pemberian umpan balik dapat melalui informasi hasil penilaian proses dan hasil
pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan, tugas-tugas, baik individu
maupun kelompok, serta informasi dari hasil penilaian lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(5) Kegiatan Tindak Lanjut (Follow Up Activities).
Kegiatan tindak lanjut dalam pembelajaran kontekstual, merupakan
pembelajaran tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan bentuk kegiatan tindak lanjut
berupa “mentransfer pengetahuan (transfering) dan pemberian pengayaan
(enrichment)”. Sebagaimana prinsip belajar trasfering dalam pembelajaran
kontekstual, siswa akan belajar pada tataran yang lebih tinggi yakni belajar untuk
dapat menemukan dan mencapai strategi kognitif. Kegiatan tindak lanjut berikutnya
yakni “pengayaan yang diberikan kepada siswa yang telah mencapai prestasi sama
atau melebihi dari yang ditargetkan, dan alat peraga diberikan kepada siswa yang
mengalami hambatan atau keterlambatan dalam mencapai target pembelajaran yang
telah ditentukan”. Dengan demikian komponen pembelajaran tindak lanjut
dilaksanakan dengan cara menemukan prinsip pembelajaran alih pengetahuan
(transfering). Jadi,dari uraian diatas pembelajaran kontekstual adalah konsep
mengajar dan belajar yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan
situasi nyata dan yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan
terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Definisi ringkas tetapi padat menyatakan bahwa Contextual Teaching and Learning
adalah proses belajar mengajar yang erat dengan pengalaman nyata.
2.2 Pendekatan Konvensional
Depdiknas (2001: 592) mengatakan bahwa konvesional mempunyai arti
berdasarkan konvensi (kesepakatan) umum (seperti adat, kebiasaan, kelaziman);
tradisional. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan. Kualitas
pendidikan dapat ditentukan oleh proses belajar mengajar, pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pembelajaran sebagaimana kelaziman atau yang bertumpu pada metode yang sudah
umum digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas disebut pendekatan
pembelajaran konvensional. Hal ini sependapat dengan Woolfolk and Nicolich
(1984: 240) menyatakan “The conventional approach is appropriate for teaching
the concepts, certain problem arise.” Artinya bahwa pendekatan
konvensional dilakukan untuk mengajarkan konsep serta masalah yang timbul.
Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang
dilakukan dengan mengkombinasikan bermacam-macam metode pembelajaran.
Dalam praktiknya metode ini berpusat pada guru (teacher centered) atau guru lebih
mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan
berupa metode ceramah, pemberian tugas, dan tanya jawab. Pendekatan
konvensional merupakan pendekatan pembelajaran yang banyak dilaksanakan di
sekolah saat ini, yang menggunakan urutan kegiatan pemberian uraian, contoh, dan
latihan (Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 1992: 5).
Sumantri dan Johar (2001: 116) mengemukakan bahwa “metode ceramah
adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-
penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Penggunaan metode ceramah sangat
tergantung pada kemampuan guru, karena guru yang berperan penuh dalam metode
ceramah. Tujuan metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat
informasi (konsep, pengertian, prinsip, dll) yang banyak dan luas. Sedangkan
menurut Djamarah (2006: 97) berpendapat bahwa “cara mengajar dengan ceramah
dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang
suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan”.
Bahan pengajaran konvensional atau cermah sangat terbatas jumlahnya,
karena yang menjadi tulang punggung kegiatan instruksional di sini adalah
pengajar. Pengajar menyajikan isi pelajaran dengan urutan model, media dan waktu
yang telah ditentukan dalam strategi instruksional. Kegiatan instruksional ini
berlangsung dengan menggunakan pengajar sebagai satu-satunya sumber belajar
sekaligus bertindak sebagai penyaji isi pelajaran. Pelajaran ini tidak menggunakan
bahan ajar yang lengkap, namun berupa garis besar isi dan jadwal yang disampaikan
diawali pembelajaran, beberapa transparansi dan formulir isian untuk dipergunakan
sebagai latihan selama proses pembelajaran. Peserta didik mengikuti kegiatan
pembelajaran tersebut dengan cara mendengar ceramah dari pengajar, mencatat,
dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar. Pembelajaran dengan
pendekatan konvensional menempatkan pengajar sebagai sumber tunggal
(Subaryana, 2005: 9).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat di simpulkan bahwa
pendekatan konvensional seperti ceramah merupakan suatu pendekatan yang lasim
di gunakan oleh guru dalam sebuah pembelajaran baik di SD, SMP, maupun SMA
seperti ceramah. Keberadaan metode tersebut dapat membantu sebuah
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan oleh guru. Metode
tersebut tentu berkaitan dengan materi yang digunakan guru bersifat dikte kepada
siswa dan siswa hanya menyimak serta mendengarkan penjelasan guru di depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kelas mengenai konseb materi yang berhubungan dengan permasalahan yang
sedang terjadi.
2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konvensional
Sumantri dan Johar (2001: 118) mengemukakan bahwa metode ini
mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangn
metode tersebut, sebagai berikut.
(1) Kelebihan Metode Ceramah
Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan. Adapun kelebihan pada
metode ceramah antara lain sebagai barikut.
(a) Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya
pendidikan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik.
(b) Murah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan peralatan dapat
disesuaikan dengan jadwal guru terhadap ketidak- ketersediaan bahan buku
tertulis.
(c) Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari
sumber lain.
(d) Memperoleh penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh
penghargaan, kepuasaan dan sikap percaya diri dari peserta didik dan peserta
didik pun merasa senang dan menghargai guru bila ceramah guru
meninggalkan kesan dan berbobot.
(e) Ceramah memberikan wawasan yang luas dari sumber lain karena guru dapat
menjelaskan topik dengan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(2) Kekurangan Metode Ceramah
Pada metode ini, ada delapan kekurangan. Adapun kekurangan dalam
metode ceramah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
(a) Dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik.
(b) Minimbulkan verbalisme pada peserta didik.
(c) Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.
(d) Merugikan peserta didik yang lemah dalam ketrampilan mendengarkan.
(e) Menjejali peserta didik dengan konsep belum tentu diingat terus.
(f) Informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan zaman.
(g) Tidak merangsang perkembangan kreatifitas peserta didik.
(h) Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik.
2.2.2 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Ceramah
Pada umumnya ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni:
persiapan/perencanaan, pelaksanaan, dan kesimpulan. Menurut Sumantri dan Johar
(2001: 120) langkah-langkah metode ceramah yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
(1) Guru untuk menciptakan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai.
(2) Guru menyampaikan bahan ceramah.
(3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk diberikan/disediakan tanya jawab
diskusi.
(4) Menyimpulkan hasil ceramah.
(5) Penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diberikan
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.3 Hakikat Puisi
Hakikat puisi dapat dibagi menjadi dua yaitu pengertian/definisi puisi dan
unsur-unsur pembangun puisi yang meliputi unsur fisik puisi dan unsur batin puisi.
Adapun defenisi/pengertian puisi dapat dijabarkan di bawah ini.
2.3.1 Definisi Puisi
Secara etimologi, istilah puisi beerasal dari bahasa Yunani poeima
“membuat” atau poeisis “pembuatan” dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau
poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada
dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia sendiri, yang mungkin berisi
pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah
(Aminuddin, 2009: 135). Dengan mengutip pendapat Mc Caulay, Hudson dalam
Aminuddin mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang
menggunakan kata-kata sebagai penyampaian untuk membuahkan ilusi dan
imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam
menggambarkan gagasan pelukisnya.
Menurut Waluyo (2003: 1) puisi adalah karya sastra yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata
kias (imajinatif). Kata-kata betul-betul dipilih agar memiliki kekuatan pengucapan.
Walaupun singkat atau padat, namun berkekuatan. Karena itu, salah satu usaha
penyair adalah memilih kata-kata yang memiliki persamaan bunyi (rima). Ollila
dan Jantas, (2006:3) mengatakan bahwa poetry is kind of verbal or written language
that is structured rhythmically and is meant to tell a story, or express any kind of
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
emotion, idea, or state of being. Poetry is used to achieve this artistik expression in
several ways.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan hasil karya
yang diungkapkan dalam bentuk tulisan yang didasari atas pengalaman batin
manusia dalam wujud kata-kata, yang bahasanya bersifat prismatik, imajinatif, dan
mengandung makna atau maksud tertentu.
2.3.2 Unsur-unsur Pembangun Puisi
Menurut Aminudin (2002: 71) puisi terdiri dari dua unsur, yaitu struktur
fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret,
bahasa figuratif, versifikasi, tipografi, dan saran retorika sedangkan struktur batin
puisi terdiri dari tema, perasaan, nada, suasana, serta amanat atau pesan yang
terkandung dalam puisi.
(1) Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi meliputi diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa
figuratif, versifikasi, tipografi, dan saran retorika. Struktur fisik puisi tersebut dapat
dijelaskan di bawah ini.
(a) Diksi
Dalam puisi kata-kata sangat besar peranannya. Setiap kata mempunyai
fungsi tertentu dalam menyampaikan ide penyairnya. Aminuddin (2002: 143)
mengemukakan bahwa diksi merupakan pemilihan kata untuk mengungkapkan
suatu gagasan. Kata-kata dalam puisi tidak terletak secara acak, tetapi dipilih, ditata
dan diolah dan diatur penyair secara cermat. Diksi yang baik berhubungan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pemilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga
mampu mengembangkan dan mengajak daya imajinasi pembaca.
Termasuk pembicaraan diksi ialah tentang denotasi dan konotasi
(Pradopo:2007: 58). Dalam memilih kata-kata supaya tepat dan menimbulkan
gambaran yang jelas dan padat itu penyair mesti mengerti denotasi dan konotasi
sebuah kata. Sebuah kata itu mempunyai dua aspek arti, denotasi artinya menunjuk
dan kono-tasi arti tambahannya. Denotasi sebuah kata adalah definisi kamusnya,
yaitu pe-ngertian yang menunjuk benda atau hal yang diberi nama dengan kata itu,
disebut-kan, atau diceritakan Altenbernd dalam Pradopo (2007: 58-59). Bahasa
denotatif adalah bahasa yang menuju kepada korespondensi satu lawan satu antara
tanda (kata itu) dengan (hal) yang ditunjuk Wellek dalam Pradopo (2007: 58-59).
Pradopo(2007: 59) mengemukakan bahwa kumpulan asosiasi-asosiasi perasaan
yang terkumpul dalam sebuah kata diperoleh dari setting yang dilukiskan itu di-
sebut konotasi.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa diksi
adalah pilihan kata yang digunakan penyair untuk menyampaikan gagasan. Diksi
atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama dalam penulisan puisi.
Diksi atau pilihan kata digunakan penyair untuk menyampaikan makna atau
gagasan dari puisi tersebut.
(b) Pengimajian
Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana
yang khusus, membuat lebih (hidup) gambaran dalam pikiran, dan penginderaan
dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
angan (pikiran), di samping alat kepuitisan yang lain (Pradopo, 2007: 79). Hal ini
sependapat dengan Waluyo (2003: 78) mengemukakan pengertian pengimajian
adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
sensoris, pendengaran dan perasaan. Baris atau bait puisi mengandung gema suara
(imaji auditif), benda yang nampak (imaji visual), dan sesuatu yang dapat kita
rasakan, raba atau sentuh (imaji taktil).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kata
atau susunan kata yang dapat membuat puisi menjadi lebih hidup. Artinya ketika
pembaca membaca puisi, pembaca ikut merasakan suasana yang diciptakan oleh
penyair.
(c) Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang dapat menyaran pada arti yang
menyeluruh (Waluyo, 2003: 81). Menurut Tarigan (2007: 32), kata konkret atau
kata nyata adalah kata yang kongkrit dan khusus, bukan kata yang abstrak dan
bersifat umum. Dengan kata yang dikonkretkan, pembaca dapat membayangkan
secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Misalnya saja
penyair melukiskan seorang gadis yang benar-benar pengemis gembel. Penyair
mempergunakan kata-kata gadis kecil berkaleng kecil.
(d) Bahasa Figuratif
Pradopo (2007: 61-62) dalam bukunya pengkajian puisi mengemukakan
bahwa unsur kepuitisan yang lain untuk mendapatkan kepuitisan ialah bahasa
figuratif atau bahasa kiasan. Adanya bahasa figuratif atau bahasa kiasan ini
menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Hal ini sependapat dengan
Waluyo (2003: 81) bahasa figuratif adalah majas. Dengan bahasa figuratif,
membuat puisi lebih indah, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan
makna untuk melukiskan kesamaan atau kesejajaran makna.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada umumnya bahasa
figuratif dipakai untuk menghidupkan lukisan, untuk mengkonkretkan dan lebih
mengekspresikan perasaan yang diungkapkan. Dengan demikian, pemakaian
bahasa figuratif menyebabkan konsep-konsep abstrak terasa dekat pada pembaca
karena dalam bahasa figuratif oleh penyair diciptakan kekonkretan, kedekatan,
keakrabatan dan kesegaran.
Pradopo (2012: 61-78) mengatakan bahwa adanya bahasa figuratif
menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup,
dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan atau figuratif
ini mengiaskan atau mempersamakan satu hal dengan hal yang lainnya agar
gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup. Adapun jenis bahasa figuratif
dalam sebuah sajak, yakni: (1) perbandingan, (2) metafora, (3) perumpamaan epos,
(4) alegori, (5) personifikasi, (6) metonimia, dan (7) sinekdoke. Majas tersebut
dapat dijelaskan di bawah ini.
(1) Perbandingan
Perbandingan atau perumpamaan (simile) merupakan bahasa kiasan yang
menyamakan satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata
pembanding, seperti: bagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana, penaka, se,
dan kata-kata pembanding yang lain. Perumpamaan atau perbandingan ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
dikatakan bahasa kiasan yang paling sederhana dan paling banyak di pergunakan
dalam sajak.
(2) Metafora
Metafora ini bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak
mempergunakan kata-kata pembanding, seperti bagai, laksana, seperti, dan
sebagainya. Metafora ini melihat sesuatu dengan perantara benda yang lain (Becker
dalam pradopo, 1978: 317). Misalnya, Bumi ini perempuan jalan, Tuhan adalah
warganegara yang modern, dan sorga hanya permainan sebentar.
(3) Perumpamaan Epos
Perumpamaan atau perbandingan epos (epic simile) ialah perbandingan
yang dilanjutkan, atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan
dengan sifat-sifat pembandingnya lebih kanjut dalam kalimat-kalimat atau frase-
frase yang berturut-turut.
(4) Alegori
Allegori ialah cerita kiasan maupun lukisan kiasan. Cerita kiasan atau
lukisan kiasan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Alegori ini banyak
terdapat dalam sajak-sajak pujangga baru. Namun pada waktu sekarang banyak
juga terdapat dalam sajak-sajak indonesia modern. Allegori ini sebenarnya
metafora yang dilanjutkan. Misalnya, “menuju ke laut”.
(5) Personifikasi
Kiasan ini mempersamakan benda dengan manusia, benda-benda mati
dibuat dapat berbuat, berfikir, dan sebagainya seperti manusia. Personifikasi ini
banyak dipergunakan para penyair dari dulu hingga sekarang. Personifikasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
membuat hidup lukisan, di samping itu memberi kejelasan beberan, memberikan
bayangan angan yang konkret.
(6) Metonimia
Metonimia ini merupakan bahasa kiasan yang jarang dijumpai
pemakaiannya dibanding metafora, perbandingan, personifikasi, dan sinekdoke.
Metonimia dalam Bahasa Indonesia sering disebut kiasan pengganti nama. Bahasa
ini berupa penggunaan sebuah artribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang
sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut
(Altenberd dalam Pradopo (2012: 77).
(7) Sinekdoke
Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang
penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri (Altenberd dalam
Pradopo, 2012: 78).
(e) Versifikasi
Menurut Waluyo (2003: 90-96) versifikasi meliputi ritma, rima, dan
metrum. Secara umum ritma dikenal sebagai irama, yakni pergantian turun naik
panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Rima adalah
pengulangan bunyi di dalam baris atau larik puisi, pada akhir baris puisi atau bahkan
juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Adapun metrum adalah irama yang
tetap, dengan kata lain bahwa pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu. Hal
ini disebabkan oleh jumlah suku kata yang tetap, tekanan yang tetap, dan alunan
suara menaik dan menurun yang tetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(f) Tipografi
Tipografi merupakan cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan
bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual (Aminuddin, 2009: 146).
Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan
puisi dengan prosa fiksi dan drama. Baris-baris dalam puisi tidak diawali dari tepi
kiri dan berakhir di tepi kanan, tetapi di sebelah kiri maupun kanan sebuah puisi
tidak harus dipenuhi oleh tulisan, tidak seperti halnya jika menulis prosa, dengan
kata lain tidak ada aturan tertentu yang mengatur tipografi sebuah puisi, akan tetapi
tipografi yang baik dalam puisi adalah tipografi yang sesuai dengan nada, suasana
dan makna puisi.
(g) Sarana Retorika
Sarana retorika merupakan sarana kepuitisan yang berupa muslihat pikiran
(Altenberd dalam Pradopo, 2012: 93). Dengan melihat itu para penyair berusaha
menarik perhatian, pikiran, hingga pembaca berkontemplasi atas apa yang
dikemukakan penyair. Sarana retorika berbeda dengan bahasa kiasan atau figuratif
dan citraan memperjelas gambaran atau mengkonkretkan dan menciptakan
perspektif yang baru melalui perbandingan sedangkan sarana retorika adalah alat
untuk mengajak pembaca berfikir supaya lebih menghayati gagasan yang
dikemukakan.
(2) Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi meliputi tema, nada, perasaan, dan amanat atau pesan
yang terkandung dalam puisi. Struktur batin puisi tersebut dapat dijelaskan di
bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(a) Tema
Menurut Waluyo (2005: 17) tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan
oleh penyair melalui puisinya. Tema mengacu pada penyair. Pembaca sedikit
banyak harus mengetahui latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema
puisi tersebut. Oleh karena itu, tema bersifat khusus (diacu dari penyair), objektif
(semua pembaca harus menafsirkan sama), dan lugas (bukan makna kias yang
diambil dari konotasinya).
(b) Nada
Menurut Waluyo (2005: 37) nada dalam puisi dapat mengungkapkan sikap
penyair terhadap pembaca. Nada sering dikaitkan dengan suasana, jadi nada berarti
sikap penyair terhadap pokok persoalan dan sikap penyair terhadap pembaca, maka
suasana berarti keadaan perasaan yang ditimbulkan oleh pengungkapan nada dan
lingkungan yang dapat ditangkap oleh panca indera.
Djojosuroto (2005: 26) menambahkan bahwa penghayatan pembaca akan
nada yang dikemukakan penyair harus tepat. Hanya dengan cara demikian tafsiran
atas makna sebuah puisi dapat mendekati ketepatan seperti yang dikehendaki
penyair. Cara menafsirkan puisi diantaranya ialah dengan meninjau bahasa yang
digunakan oleh penyair, yaitu menentukan konteks puisi dengan berdasarkan
hubungan kohesi dan koherensi. Makna puisi tidak hanya ditentukan oleh kata dan
kalimat secara lepas, akan tetapi ditentukan oleh hubungan antara kalimat yang satu
dengan yang lain baik kalimat sebelumnya atau sesudahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(c) Perasaan
Djojosuroto (2005: 26) menyatakan bahwa puisi mengungkapkan perasaan
penyair. Puisi dapat mengungkapkan perasaan gembira, sedih, terharu, takut,
gelisah, rindu, penasaran, benci, cinta, dendam,dan sebagainya. Perasaan yang
diungkapkan penyair bersifat total, artinya tidak setengah-tengah. Oleh karena itu,
penyair mengerahkan segenap kekuatan bahasa untuk memperkuat ekspresi
perasaan yang bersifat total.
(d) Amanat/Pesan
Amanat/pesan yaitu hal-hal yang ingin disampaikan penyair kepada
pembaca lewat puisinya (Alfiah, 2009: 27). Selanjutnya Waluyo (2003: 30)
mengatakan bahwa amanat merupakan apa yang tersirat di balik kata-kata yang
disusun dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa amanat adalah makna yang tersirat yang disampaikan penyair
melalui hasil puisinya.
2.3.3 Kemampuan Menulis Puisi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 707) kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Dalam bidang bahasa kemampuan diartikan
sebagai kecakapan atau keterampilan seseorang untuk memakai bahasa dalam
menulis, membaca, menyimak ataupun berbicara. Selanjutnya Enre (1988: 6)
menyatakan menulis adalah suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yang
dengan sendirinya memainkan peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan.
Hal ini sependapat dengan Tarigan (1994: 3) mengatakan bahwa menulis
merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Dari pendapat di
atas, maka kemampuan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,
pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis.
Dalam kegiatan menulis bukan pengetahuan teori yang diperlukan,
melainkan praktek menulis, yaitu dapat diperoleh dengan jalan berguru dan
berlatih. Berlatih menulis merupakan tindak lanjut dari usaha seseorang dalam
upaya menampilkan diri untuk berkreasi dalam bentuk tulisan. Salah satu bentuk
tulisan dalam penelitian ini adalah puisi yang diciptakan oleh siswa kelas X IPA 3
dan kelas X IPA 2 SMA St. Thomas Aquinas Weetebula.
Kemampuan menulis puisi adalah kemampuan berekspresi. Dalam menulis
puisi sangat menonjolkan penekanan pada ekspresi diri secara pribadi. Hal itu
didukung adanya prinsip litentia poetica yaitu kebebasan penyair dalam
mengunakan bahasa. Bahasa yang digunakan dalam puisi tidak harus mengikuti
kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku tetapi penulis diberi kebebasan untuk
mengekspresikan kata-katanya sendiri.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi
pada hakikatnya adalah wujud komunikasi secara tidak langsung (bahasa tulis)
yang menekankan pada ekspresi diri, emosi, gagasan, dan ide. Selain itu
kemampuan menulis puisi adalah kecakapan dan keterampilan mengungkapkan
kembali pengalaman manusia baik berupa pikiran, perasaan, persoalan, kesan, dan
semacamnya secara ekspresif dan imajinatif melalui rangkaian kata yang indah
berdasarkan pada struktur fisik dan batinnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.3.4 Aspek-aspek Penilaian dalam Puisi
Menurut Waluyo (2000: 67), struktur fisik puisi terdiri atas baris-baris puisi
yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Selanjutnya, bait-bait itu
membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana.
Struktur fisik ini merupakan medium pengungkap struktur batin puisi. Waluyo juga
menyebutkan bahwa struktur fisik puisi terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret,
majas (meliputi lambang dan kiasan), dan versifikasi (meliputi rima, ritma, dan
metrum).
Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk menilai kualitas
fisik sebuah puisi ada lima unsur atau kriteria. Struktur batin dalam puisi meliputi
tema, nada, perasaan, dan amanat. Semua unsur tersebut tidak bisa berdiri sendiri,
tetapi merupakan satu kesatuan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain yang
menunjukkan diri secara fungsional.
2.3.5 Penilaian Kemampuan Menulis Puisi
Penilaian kemampuan menulisi puisi menurut Burhan Nugiyantoro (2001:
298-305), dapat dilakukan melalui tes. Hal ini ditegaskan bahwa penilaian terhadap
karangan siswa dapat dilakukan bersifat holistik, impresif, selintas dan analitis,
yakni:
(1) Penilaian Puisi Bersifat Holistik, Impresif dan Selintas.
Penilaian ini merupakan bentuk penilaian yang dilakukan berdasarkan kesan
yang diperoleh dari membaca karangan siswa secara selintas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(2) Penilaian Puisi Bersifat Analitis
Penilaian ini merupakan penilaian berkelanjutan setelah penilaian holistik
di lakukan. Penilaian analitis dilakukan agar dalam memberikan nilai lebih objektif
dan dapat memperoleh informasi lebih rinci tentang kemampuan siswa. Penilaian
dengan pendekatan analitis merinci tulisan dalam kategori tertentu. Pengkategorian
tersebut sangat bervariasi, bergantung pada jenis tulisan itu sendiri. Namun
pengkategorian hendaknya meliputi enam hal, yakni:
(a) Kualitas dan ruang lingkup isi.
(b) Organisasi (susunan) dan penyajian isi.
(c) Gaya dan bentuk bahasa.
(d) Mekanik: tata bahasa, ejaan, tanda baca, keterampilan tulisan, dan kebersihan
tulisan.
(e) Respon efektif guru terhadap karya tulis.
2.3.6 Kegiatan Menulis Puisi
Konsep pembelajaran dalam dunia pendidikan dewasa ini terus berkembang
seiring dengan tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemahaman
istilah ”pembelajaran” tidak terbatas pada kegiatan guru mengajar atau
membelajarkan siswa di kelas, tetapi telah digunakan untuk kegiatan pembelajaran
yang spesifik, misalnya pembelajaran berbasis kompetensi, pembelajaran
kontekstual, pembelajaran terpadu, pembelajaran tematik, pembelajaran
konvensional, pembelajaran konstuktivis, dan sebagainya. Pembelajaran
merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat
dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang
lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru
untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber
belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:
17).
Terkait dengan pembelajaran, kegiatan menulis merupakan salah satu aspek
keterampilan berbahasa yang sangat dibutuhkan, terutama dalam mengungkapkan
ide, pikiran, dan perasaan melalui karangan, baik fiksi maupun nonfiksi. Bahkan,
kehidupan manusia hampir tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menulis. Menulis
adalah rangkaian proses berpikir. Proses berpikir berkaitan erat dengan kegiatan
penalaran. Penalaran yang baik dapat menghasilkan tulisan yang baik pula. Menulis
merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai
mediumnya. Salah satu kegitan menulis dalam penelitian ini yaknik menulis puisi
itu sendiri. Puisi merupakan suatu ekpresi pemikiran yang membangkitkan
perasaan, merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua
itu merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan
dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi
pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan
(Pradopo, 2012: 7).
Definisi di atas sejalan dengan Zainudin (2013: 19-20) mengemukakan
bahawa Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani “Poem” yang
berarti “membuat” atau “Poeisis” yang berarti “Pembuatan”. Puisi diartikan
“membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
menciptakan suatu dunia terendiri yang berisi pesan atau gambaran suasana-
suasana tertentu, baik fisik maupun ilmiah. Puisi adalah pengonsentrasian, yakni
mengonsentrasikan pada dirinya segala kesan perasaan dan pikiran dengan
pengucapan yang padat.
Tema dan amanat puisi itu disusun dalam baris-baris. Setiap baris bertautan
atau berkorespondensi dengan baris-baris berikutnya dan membentuk satu kesatuan
yang disebut bait. Puisi selalu berkembang dari waktu ke waktu akibat terjadinya
evolusi selera dan perubahan konsep keindahan dari para penyair. Pengertian puisi
menuntut pandangan lama, yakni karangan yang terikat oleh bait, baris, jumlah
kata, dan pola persajakan, sedangkan pengertian puisi menurut pandangan puisi
modern itu berdasarkan pada hakikatnya, bukan berdasarkan bentuk formalnya.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah ucapan atau ekspresi tidak
langsung. Di samping itu, puisi merupakan ucapan masalah yang langsung menuju
kepada esensi sesuatu dengan pilihan kata yang akurat dan dipadatkan.
Gredler (Angkowo (2007: 47) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
perubahan yang relatif dan permanen dari suatu kecenderungan. Selanjutnya
Winkel (Angkowo (2007: 48) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menghasilkan pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap dan perubahan yang bersifat
relatif konstan dan berbekas. Menurut Soemosasmito (dalam Trianto (2009: 20)
suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi lima persyaratan utama
keefektifan pengajaran, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
(a) Presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM.
(b) Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara siswa.
(c) Ketetapan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan siswa (orientasi
keberhasilan belajar) diutamakan.
(d) Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan
struktur kelas yang mendukung butir (b), tanpa mengabaikan butir (d).
Dari defenisi tersebut terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua
arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana diantara keduanya terjadi
komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2.4 Penelitian yang Relevan
(1) Penelitian tentang Pendekatan Kontekstual
Siti Khotijah, Nyoman Dantes, dan Nyoman Tika menelitian tentang
Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Ipa
Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siswa Kelas IV Mi Tawakkal
Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan
pembelajaran kontekstual terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari kemampuan
berfikir kritis pada siswa kelas IV MI Tawakkal Denpasar. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas IV MI Tawakkal Denpasar yang berjumlah 93 orang, dengan
sampel penelitian sebanyak 60 orang. Penelitian ini mengunakan rancangan
faktorial 2x2. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Data
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar IPA dikumpulkan melalui tes kemudian
dianalisis menggunakan ANAVA dua jalan dan dilanjutkan dengan tes Tukey.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat perbedaan yang hasil belajar
IPA antara siswa yang mengikuti pendekatan pembelajaran kontekstual dengan
siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional, (2) Terdapat pengaruh
interaksi antara pendekatan pembelajaran kontekstual dengan kemampuan berpikir
kritis siswa terhadap hasil belajar IPA, (3) Terdapat perbedaan antara hasil belajar
IPA siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi yang mengikuti
pendekatan pembelajaran kontekstual dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional, (4) Terdapat perbedaan antara hasil belajar IPA siswa
yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah yang mengikuti pendekatan
pembelajaran kontekstual dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran
konvensional.
Riska Retnasari, Maulana, dan Julia meneliti tentang pengaruh pendekatan
kontekstual terhadap kemampuan koneksi matematis dan motivasi belajar siswa
sekolah dasar kelas IV pada materi bilangan bulat. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa pada materi bilangan
bulat dengan pendekatan kontekstual. Desain penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan desain pre-test-post-test control group design. Populasi yang
digunakan yaitu seluruh siswa kelas IV SD kelompok papak se-Kecamatan
Sumedang Utara dengan sampel SDN Bendungan II sebagai kelas eksperimen dan
SDN Margamulya sebagai kelas kontrol. Pada penelitian ini diperoleh beberapa
simpulan yaitu: (a) pendekatan kontekstual maupun pendekatan konvensional dapat
meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa secara signifikan, (b)
pendekatan kontekstual lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pendekatan konvensional dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis
siswa, (c) pendekatan kontekstual maupun pendekatan konvensional dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa secara signifikan, (d) pendekatan kontekstual
lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan pendekatan konvensional dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa, dan (e) secara umum siswa memberikan
respon positif terhadap pembelajaran, baik dengan pendekatan kontekstual maupun
konvensional.
Kula ginting meneliti tentang penerapan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa
kelas V SD Negeri 060885 Medan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V
SD Negeri 060885 Medan setelah penerapan pembelajaran CTL. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-
masing siklus dilaksanakan dalam empat kali pertemuan. Masing-masing siklus
terdiri atas empat langkah yaitu: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Pengamatan,
dan (4) Refleksi. Data observasi siswa dan guru dianalisis secara kualitatif dengan
menggunakan lembar observasi keaktifan siswa dan guru, Adapun hasil belajar
siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan
bahwa : (a) penerapan pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dengan peningkatan sebesar 58,17%, (b) penerapan pembelajaran CTL dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa sebesar 19,72%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
(2) Penelitian tentang Kemampuan Menulis Puisi
Siti Chodijah meneliti tentang Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi
melalui Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VIII SMP
Harapan Taruna, Bogor). Adapun tujuan dari penelitian tersebut, yaitu untuk
mengetahui peningkatan keterampilan menulis puisi melalui pendekatan
kontekstual pada siswa kelas VIII di SMP Harapan Taruna Bogor. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action research). Responden
penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor sebanyak 28 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan tes menulis. Tes tersebut ditujukan untuk
mengetahui peningkatan siswa dalam menulis puisi.
Hasil penelitian menemukan bahwa terjadi peningkatan keterampilan
menulis puisi siswa kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor. Tes awal menunjukkan
bahwa siswa berada pada interpretasi kurang berhasil dalam menulis puisi dengan
ditunjukkan pada angka 46%. Setelah dilakukan perlakuan pada siklus pertama,
terjadi peningkatan menjadi 61% atau taraf cukup berhasil. Peningkatan terjadi
sebesar 33% antara tes awal dan siklus pertama.
Berdasarkan perkembangan siklus pertama, peneliti melanjutkan perlakuan
di siklus kedua. Hasil siklus kedua mengalami peningkatan cukup signifikan, yaitu
berada di tingkat berhasil pada angka 80%. Peningkatan terjadi sebesar 31,1%
antara siklus pertama dan siklus kedua. Hasil pengamatan melalui format ceklis
guru untuk kegiatan belajar mengajar menunjukkan bahwa pada kegiatan belajar
mengajar siklus pertama sebesar 72,2%, sedangkan siklus kedua sebesar 84%. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pengamatan untuk jurnal riset pada siklus pertama sebesar 73%, sedangkan siklus
kedua 89%.
Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa terjadi peningkatan
keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Harapan Taruna Bogor melalui
pendekatan kontekstual. Dengan demikian terbukti bahwa pendekatan kontekstual
dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Harapan
Taruna Bogor.
Zainudin meneliti tentang Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bagi
Siswa Kelas IV SDN1 Dongko dengan Metode Praktek. Penelitian Tindakan Kelas
ini dilakukan sebanyak dua siklus telah dinyatakan tuntas baik secara individual
maupun klasikal sesuai dengan yang diharapkan, indikasi peningkatan tersebut
terlihat pada presentase pada pratindakan 33,3% meningkat menjadi 58,3% pada
siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 91,6% pada siklus 2. Metode yang digunakan
adalah metode praktek. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV SDN 1 Dongko
tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 12 orang. Data penelitian
ini dikumpukan dengan menggunakan metode observasi dan tes yang kemudian
dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Dengan peningkatan
tersebut, maka disimpulkan bahwa penggunaan metode praktek dapat
meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas IV SDN 1 Dongko.
Sufia retti, Atmazaki, Novia Juita meneliti peningkatan keterampilan
menulis puisi malalui prinsip-prinsip sugestologi siswa kelas VII.1 SMP N 4 VII
Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini bertujuan untuk: (a)
mendeskripsikan proses peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Melalui Sugestology Principles di kelas VII. I SMP N 4 VII Koto Sungai Sarik dari
Kabupaten Padang Pariaman, (b) untuk menggambarkan beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap peningkatan siswa dalam penulisan puisi melalui prinsip
Sugestologi di kelas VII. I SMP N 4 VII Koto Sungai Sarik dari Kabupaten Padang
Pariaman. Jenis penelitian ini adalah tindakan kelas.
Penelitian ini, dilakukan dalam dua siklus dengan empat pertemuan. Setiap
siklus menggunakan empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi atau
evaluasi dan refleksi. Data penelitian ini diperoleh dalam bentuk data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan dari hasil observasi dan catatan lapangan.
Lain diperoleh dari tes kinerja siswa dan kuesioner respon siswa terhadap proses
belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan asas
saran dalam pengajaran menulis puisi sebenarnya dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi.
Hal ini dapat dilihat dari hasil kinerja rata-rata di kelas dalam pra siklus,
rata-rata keterampilan menulis di kelas adalah 63,6%, setelah mengambil tindakan,
terjadi peningkatan keterampilan menulis rata-rata 72,6%, pada detik siklus,
kemampuan menulis mereka meningkat menjadi 82,0%. Beberapa faktor yang
berpengaruh dalam peningkatan keterampilan siswa dalam menulis puisi adalah
tindakan atau perlakuan guru dalam proses belajar mengajar dalam menulis puisi,
sebuah model pengajaran yang tepat digunakan dalam pengajaran menulis puisi,
dan kondisi nyaman diciptakan oleh guru.
Pendidikan di dunia ini banyak menggunakan berbagai macam pendekatan
yang mampu membawa pembelajaran agar lebih efektif dan tujuan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dapat tercapat dengan baik. Penelitian-penelitian relevan yang telah dipaparkan di
atas banyak menggunakan populasi SD dan SMP. Penelitian tersebut terdapat
penelitian yang banyak menggunakan pendekatan kontekstual maupun variabel
kemampuan menulis puisi.
Hasil penelitian menunjukan peningkatan setiap variabel yang diteliti
setelah menerapkan pendekatan kontektual. Paparan di atas dapat dilihat bahwa
belum ada penelitian yang di lakukan di SMA. Maka dari itu, peneliti melakukan
penelitian yang berbeda yaitu suatu penelitian eksperimen untuk melihat pengaruh
aplikasi pendekatan kontekstual terhadapat kemampuan menulis puisi pada siswa
SMA St. Thomas Aquinas, Sumba Barat Daya. Hal ini diharapkan memberikan
pengetahuan baru terhadap bidang pendidikan. Jenis penelitian ini yakni quasi
eksperimental. Berikut ini dapat dilihat pada literature map dari penelitian relevan
yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Pendekatan Kontekstual Kemampuan Menulis Puisi
Siti Khotijah, Nyoman Dantes, dan Nyoman Tika
(2014).
Pendekatan kontekstual-Hasil belajar IPA
Siti Chodijah (2013)
Peningkatan Keterampilan menulis puisi-
pendekatan kontekstual
Riska Retnasari, Maulana, dan Julia (2016)
Pendekatan kontekstual-kemampaun koneksi
matematis dan motivasi belajar siswa
Zainudin (2013)
Meningkatkan Kemampuan menulis puisi-
metode praktek
Kula ginting (2013)
contextual teaching and learning- meningkatkan
akivitas dan hasil belajar IPS
Sufia retti, Atmazaki, Novia Juita (2013)
Peningkatan keterampilan menulisi puisi-
Prinsip-Prinsip Sugestologi
Yang perlu di teliti:
Pendekatan kontekstual-kemampuan menulis
puisi pada siswa SMA St. Thomas Aquinas
Ganbar 2.1 Literature Map penelitian yang relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2.5 Kerangka Berpikir
Pendekatan kontekstual memiliki landasan pada falsafah belajar yakni
konstruktivisme. Konstruktivisme menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar
menghafal, melainkan siswa mengkonstruksi pengetahuan di benaknya.
Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang
terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan. Artinya,
pendekatan kontekstual bersifat pragmatis.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai alternatif strategi
belajar, siswa diarahkan belajar melalui 'mengalami', bukan 'menghapal'. Siswa
akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah
diketahui dan dengan kegiatan yang atau peristiwa yang akan terjadi
disekelilingnya. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam kehidupannya,
siswa berperan sebagai: anggota keluarga, siswa, dan warga masyarakat. Dengan
konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Dengan kata
lain, pendekatan kontekstual menekankan pada dua kemampuan, yaitu: (1)
kemampuan menghubungkan materi pembelajaran dengan dunia nyata; dan (2)
kemampuan aplikatif dalam kehidupan siswa.
Dalam konteks pembelajaran, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa
manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana cara mencapainya. Dengan
demikian, mereka menyadari bahwa kegiatan pembelajaran (materi) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
diikutinya berguna bagi kehidupnya. Apabila kondisi tersebut telah terbentuk, maka
siswa akan termotivasi untuk mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga tujuan akan tercapai secara optimal.
Siswa sangat menyadari pentingnya kehadiran guru dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran bukan sebagai demonstrator,
melainkan sebagai pembimbing (fasilitator) bagi kelancaran proses dan pencapaian
hasil belajar. Namun demikian, pendekatan kontekstual lebih mengedepankan
strategi pembelajaran dari pada hasil. Pendapat tersebut berangkat dari asumsi
bahwa apabila kegiatan pembelajaran sesuai kaidah kontekstual, maka tujuan
pembelajaran (hasil) dengan sendirinya akan tercapai. Pendekatan kontekstual
memandang bahwa cara belajar terbaik adalah siswa mengkonstruksikan
pemahamannya sendiri secara aktif. Dengan demikian, tidak setiap kebaruan hasil
karya dapat disebut tanggung jawab siswa sebagai landasan konseptual yang
menyertai karya tersebut.
Keterampilan menulis puisi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
siswa dalam sebuah pembelajaran disekolah. Kegiatan ini sering terjadi di bidang
pendidikan khususnya dalam bidang pendidikan bahasa Indonesia. Menulis, suatu
hal yang harus di lakukan oleh siswa dengan adanya kontruksi tertentu dari guru
yang tentu saja berkaitan dengan mata pelajaran sastra (puisi) itu sendiri. Menulis
puisi dapat dilakukan seorang siswa ketika tema telah diketahui. Banyak juga siswa
yang menulis puisi secara langsung tanpa menentukan tema terlebih dahulu. Hal
seperti ini terjadi karena tema sudah tercetak di dalam ingatan siswa secara tidak
sadar. Memilih tema dalam menulis puisi tentunya bisa berasal darimana saja. Salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
satu yang sangat bisa membantu saat memilih tema dalam menulis puisi adalah
pengalaman. Siswa bisa menjadikan pengalamannya sebagai tema untuk menulis
puisi. Menulis puisi dengan menjadikan pengalaman pribadi sebagai tema akan
lebih unik karena puisi bisa menjadi media untuk membagi cerita kepada orang lain
dalam bentuk berbeda. Seperti yang kita tahu, umumnya berbagi cerita atau
pengalaman selalu dalam bentuk prosa.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, untuk mengukur kemampuan
menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dibutuhkan pendekatan kontekstual.
Jika pendekatan kontekstual diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya materi tentang puisi, penerapan pendekatan kontekstual akan
berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Santo Thomas
Aquinas di Sumba Barat Daya.
2.6 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
(1) Penerapan pendekatan kontekstual lebih efektif dari pada penerapan
pendekatan konvensional dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi
siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas di Sumba Barat Daya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III adalah metodologi penelitian yang memuat, (1) jenis penelitian, (2)
tempat dan waktu penelitian, (3) populasi dan sampel, (4) variabel penelitian, (5)
prosedur penelitian, (6) teknik pengumpulan data, (7) intrumen penelitian, (8) teknik
pengujian instrumen, dan (9) teknik analisis data. Sembilan subbab tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe
nonequivalent control group design dengan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yang dipilih tanpa random assignment (Cohen, 2007: 282). Dalam
penelitian ini, pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
dilakukan secara random, karena populasinya berupa kelas. Dari populasi yang
ditetapkan, penentuan kelas yang menjadi sampel untuk kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen diputuskan berdasarkan undian. Kedua kelompok tersebut
diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberi perlakuan
(treatment). Pre-test untuk kedua kelompok tersebut diuji untuk mengetahui
keadaan awal apakah ada perbedaan skor di antara keduanya. Jika tidak ada
perbedaan yang signifikan dari kedua pre-test tersebut, dikatakan bahwa kedua
kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah diberi perlakuan
(treatment), kedua kelompok tersebut diberi post-test. Data diambil melalui pre-
test dan post-test terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Eksperimen O1 X O2
-----------------------------------
Kontrol O3 O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Cohen, 2007: 283)
Keterangan:
O1 : Rerata skor pre-test pada kelompok eksperimen
O3 : Rerata skor pre-test pada kelompok kontrol
X : Perlakuan (treatment) yaitu penerapan pendekatan kontekstual dan kreativitas
O2 : Rerata skor post-test pada kelompok eksperimen
O4 : Rerata skor post-test pada kelompok kontrol
---- :Garis putus-putus menunjukkan bahwa pengelompokan siswa ke dalam
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dilakukan secara random
Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276-277) mengungkapkan
bahwa hasil penelitian dapat diukur dengan membandingkan pre-test dan post-test.
Pengaruh perlakuan dapat dihitung dengan menggunakan tiga langkah, yaitu (1)
skor post-test dikurangi skor pre-test pada kelompok eksperimen menghasilkan
skor 1, (2) skor post-test dikurangi skor pre-test pada kelompok kontrol
menghasilkan skor 2, dan (3) skor 1 dikurangi skor 2. Jika hasilnya negatif maka
efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh, dan sebaliknya jika hasilnya positif
(lebih dari nol) maka kausalnya positif atau ada pengaruh. Berdasarkan penjelasan
tersebut, pengaruh perlakuan (treatment) dalam penelitian ini, menurut Campbell
dan Stanley dihitung dengan menggunakan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 3.2 Desain Pengaruh Perlakuan (Cohen, 2007: 277).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.
Pengambilan data penelitian disesuaikan pada kelender akademik pendidikan SMA
St. Thomas Aquinas pada tanggal 17 April 2018 sampai dengan 14 Mei 2018.
Adapun jadwal pengambilan data yang dilaksanakan oleh peneliti di SMA St.
Thomas Aquinas Weetebula, dapat dilihat pada tabel 3.1, berikut.
Tabel 3.1 Jadwal pengambilan data penelitian Hari/tanggal,tahun Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Selasa, 17 April 2018 - Pre-test
Rabu, 18 April 2018 - Pengertian puisi beserta unsur-
unsur pembangun (diksi dan Imaji)
puisi. (Pertemuan I)
Kamis, 19 April 2018 - Unsur-unsur pembangun puisi “
gaya bahasa, tema, Amanat”
(Pertemuan II)
Jumat, 20 April 2018 - Mengidentifikasidan menganalisis
unsur-unsur pembangun puisi
(pertemuan III)
Senin, 23 April 2018 - Menyusun/menulis puisi
berdasarkan unsur-unsur
pembangun puisi (Pertemuan IV)
Selasa 24 April 2018 - Post-test
Sabtu, 28 April 2018 Pre-test -
Kamis, 3 Mei 2018 Pengertian puisi beserta
unsur-unsur pembangun
(diksi dan Imaji) puisi.
(Pertemuan I)
-
(O2 - O1) - (O4 - O3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Jumat, 4 Mei 2018 Unsur-unsur pembangun
puisi “ gaya bahasa, tema,
Amanat” (Pertemuan II)
-
Jumat, 11 Mei 2018 Mengidentifikasi dan
menganalisis unsur-unsur
pembangun puisi
(pertemuan III)
-
Sabtu, 12 Mei 2018 Menyusun/menulis puisi
berdasarkan unsur-unsur
pembangun puisi
(Pertemuan IV)
-
Senin, 14 Mei 2018 Post-test -
3.3 Populasi dan Sampel
(1) Populasi
Sulistyo (2012: 22) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan
objek yang akan diteliti. Hal ini sependapat dengan Sugiyono (2014: 215)
mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi
adalah objek/subjek dengan kualitas dan karakteristiknya yang akan diteliti oleh
peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Tomas
Aquinas Weetebula, Sumba Barat Daya yang berjumlah 230 siswa.
(2) Sampel
Sugiyono (2014: 118) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dan agar hasil kesimpulan
penelitian dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi, maka sampel yang
diambil harus benar-benar representatif (mewakili). Adapun sampel dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
penelitian ini adalah kelas X.A dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen
yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan kelas X.B yang
berjumlah 30 siswa, sebagai kelas kontrol yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Sugiyono, (2012: 93) mengatakan bahwa Simple Random Sampling adalah
pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Simple Random
Sampling dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Simple Random
Sampling dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari daftar
bilangan secara acak yang disaksikan oleh guru mitra. Guru mitra merupakan guru
yang mengampuh mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran pada kelompok
eksperimen dan kontrol dilakukan oleh guru yang sama sehingga dapat mengurangi
faktor bias dalam penelitian ini.
3.4. Variabel Penelitian
Menurut Margono (2010: 133) variabel dapat diartikan sebagai
pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih. Hal ini sependapat dengan
Sugiyono (2014: 38) bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai
dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Jenis variabel dalam
penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen disebut juga variabel bebas yang merupakan variabel yang berpengaruh
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2014: 39). Variabel independen dalam penelitian ini adalah menulis puisi.
Sedangkan variabel dependen juga sering sebut variabel terikat yang merupakan
variabel yang dipengaruhi oleh adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014: 39).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pendekatan kontekstual.
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini meliputi, (1) pengukuran sebelum eksperimen, (2)
pelaksanaan ekperimen, dan (3) pengukuran setelah eksperimen. Tiga prosedur ini
dapat dijabarkan sebagai berikut.
(1) Pengukuran Sebelum Eksperimen
Pengukuran sebelum eksperimen dilakukan dengan pre-test yang berupa tes
keterampilan menulis puisi. Pre-test diberikan pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Pre-test dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan
kepada siswa (Sudijono, 2011: 69). Pemberian pre-test bertujuan untuk
mengetahui tingkat keterampilan menulis puisi sebelum diberikan perlakuan.
Selain itu, pre-test juga dilakukan untuk mengetahui keadaan awal kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre-test kedua kelompok kemudian
dianalisis menggunakan rumus Uji-t untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
keterampilan menulis puisi antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Adapun kisi-kisi, instrumen tes, dan rubrik penelitian dapat dipaparkan sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
a. Kisi-kisi instrumen tes essay kemampuan menulis puisi
Sebuah instrumen yang bagus adalah instrumen yang disusun berdasarkan
kisi-kisi yang menjadi landasan untuk membuat sebuah intrumen. Kisi-kisi
instrumen ini merupakan cerminan dari instrumen yang akan digunakan oleh
peneliti. Adapun kisi-kisi instrumen sebagai berikut.
b. Intrumen tes essay kemampuan menulis puisi
Instrumen yang digunakan oleh peneliti pada pre-test baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol adalah instrumen tes essay untuk
memperoleh data mengenai kemampuan menulis puisi siswa berdasakan penilaian
holistik dan analitis. Adapun tujuan dari pemberian pre-test yakni untuk
mengetahui kemampuan awal siswa baik kelompok eksperimen maupun kontrol.
c. Rubrik penilaian instrumen tes essay kemampuan menulis puisi
Rubrik penilaian yang digunakan oleh peneliti bertujuan untuk menilai
instrumen tes essay (pre-test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Variabel Aspek Indikator
Keteram
pilan
Menulis
puisi
a. Diksi
b. Imaji
c. Gaya bahasa
d. Tema/isi
e. Amanat/tuju
an/maksud
(itention)
a. Menggunakan diksi yang tepat, efektif dan
bahasa yang padat
b. Kata - kata yang digunakan menimbulkan
imajinasi yang melibatkan panca indera
b. Terdapat gaya bahasa (majas) dalam puisi
c. Isi mencerminkan tema puisi
d. Mengandung amanat atau pesan dalam puisi
No Tes Essay
1 Buatlah satu puisi dengan tema lingkungan dan puisi tersebut memuat
diksi, imaji, gaya bahasa, tema dan amanat/amanat!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
yakni mengenai kemampuan menulis siswa Kelas X SMA St. Thomas Aquinas
Weetebula.
Variabel Aspek Keterangan Kategori Skor
Keterampi
lan
menulis
puisi
Diksi Apabila pilihan kata tepat, efektif
dan bahasa yang digunakan padat
Baik 4
Apabila pilihan kata tepat, efektif,
bahasa yang dipakai belum padat
Cukup baik 3
Apabila Pilihan kata belum tepat,
belum efektif, dan bahasa yang
digunakan tidak padat
Kurang baik 2
Apabila Pilihan kata tidak tepat,
tidak efektif, dan bahasa yang
digunakan tidak padat
Tidak baik 1
Imaji Apabila pengimajian dapat
memberi gambaran yang jelas,
dan melibatkan 4 panca indra
(penciuman,penglihatan,
pendengaran, dan peraba).
Baik
4
Apabila pengimajian memberi
gambaran yang jelas, dan
melibatkan 3 panca indra
Cukup baik
3
Apabila pengimajian memberi
gambaran yang jelas, dan
melibatkan 2 panca indra.
Kurang baik 2
Apabila pengimajian memberi
gambaran yang tidak jelas, dan
melibatkan 1 panca indra.
Tidak baik 1
Gaya
bahasa
Apabila teradapat gaya bahasa,
kreatif dalam mengekspresikan
pikiran yang diungkapkan.
baik
4
Apabila terdapat gaya bahasa,
tetapi belum kreatif
mengekspresikan pikiran yang
diungkapkan.
Cukup baik 3
Apabila terdapat gaya bahasa,
tetapi tidak mengekspresikan
pikiran yang diungkapkan.
Kurang baik 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Apabila tidak terdapat penggunaan
gaya bahasa.
Tidak baik 1
Tema/
isi
Apabila isi puisi mencerminkan
tema dan ide pokoknya jelas.
Baik 4
Apabila isi puisi mencerminkan
tema dan ide pokok jelas.
Cukup baik 3
Apabila isi puisi belum
mencerminkan tema dan ide pokok
belum jelas.
Kurang baik 2
Apabila isi puisi tidak
mencerminkan tema dan tidak
terdapat ide pokok.
Tidak baik 1
Amanat
/ pesan
(itentio
n)
Apabila terdapat pesan yang
tersirat maupun tersurat dalam
puisi serta sesuai dengan tema.
Baik 4
Apabila terdapat pesan yang
tersirat maupun tersurat dalam
puisi tetapi kurang sesuai dengan
tema .
Cukup baik 3
Apabila terdapat pesan yang
tersirat maupun tersurat dalam
puisi tetapi tidak mencerminkan
tema.
Kurang baik 2
Apabila tidak terdapat pesan yang
tersirat maupun tersurat dan tidak
mencerminkan tema.
Tidak baik 1
(2) Pelaksanaan Eksperimen
Berdasarkan hasil pengukuran sebelum eksperimen, maka selanjutnya
dilakukan pemberian perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen. Dalam
proses ini, peneliti tidak terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar.
Artinya, peneliti berada di luar wilayah perlakuan. Guru adalah pihak yang akan
berinteraksi secara langsung dalam proses pembelajaran baik kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol. Pendekatan kontekstual hanya diterapkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kelompok eksperimen, sedangkan di kelompok kontrol mendapat pembelajaran
menulis puisi tanpa menggunakan model tersebut. Adapun tahapan pelaksanaan
penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dijelaskan
sebagai berikut.
(a) Kelompok Kontrol
Tahapan pelaksanaan penelitian pada kelompok kontrol terdiri dari dua
pertemuan yang meliputi apersepsi, guru menerapkan pendekatan konvensional
(ceramah)/kegiatan inti, dan penutup. Adapun langkah-langkah pembelajaran
dengan pendekatan konvensional sebagai berikut.
Pertemuan I
Kegiatan apersepsi
1) Guru memberi salam.
2) Guru mengawali dengan berdoa sebelum pembelajaran dilaksanakan.
3) Guru mengindisikan kelas ke arah pembelajaran yang efektif sebelum
pembelajaran menulis puisi dilaksanakan.
4) Guru mengontrol kehadiran siswa sebelum pembelajaran menulis puisi
dilaksanakan.
5) Guru bertanya kepada siswa tentang puisi.
Contoh: “Apakah ada yang pernah membaca atau menulis puisi?
6) Guru membacakan sebuah puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.
7) Guru mengaitkan materi dengan puisi yang telah di bacakannya serta
menyampaikan tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
8) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang puisi yang telah dibacakan
berdasarkan unsur fisik dan batin puisi.
Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan materi mengenai pengertian puisi serta unsur-unsur
pembangun puisi yakni unsur fisik dan batin puisi.
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa dalam rangka tanya jawab mengenai
pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi.
3) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
4) Guru mengondisikan siswa agar masuk dalam kelompok belajar sesuai dengan
pembagiannya.
5) Guru memberikan satu contoh puisi yang berjudul “Lagu Seorang Gerilya”
karya W.S Rendra kepada setiap kelompok belajar.
6) Guru menjelaskan puisi yang berjudul ( Lagu Seorang Gerilya ) berdasarkan
diksi, imaji, gaya bahasa, tema, dan amanat.
Penutup
1) Guru membuat kesimpulan tentang pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun
puisi.
2) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa mengenai materi yang
dipelajari.
3) Guru mengakhiri dengan berdoa sesudah pembelajaran dilaksanakan.
4) Guru memberi salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pertemuan II
Kegiatan Apersepsi
1) Guru memberi salam.
2) Guru mengawali dengan berdoa sebelum pembelajaran dilaksanakan.
3) Guru mengindisikan kelas ke arah pembelajaran yang efektif sebelum
pembelajaran menulis puisi dilaksanakan.
4) Guru mengontrol kehadiran siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan.
5) Guru mengingatkan kembali materi tentang puisi.
Contoh: Apa yang dimaksud dengan puisi?
Apa saja unsur-unsur pembangun puisi?
6) Guru mengingatkan kembali materi tentang puisi.
7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis beras kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan kovensional.
Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan kembali secara singkat tentang pengertian puisi dan unsur-
unsur pembangun puisi.
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa dalam rangka tanya jawab mengenai
pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi.
3) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
4) Guru mengondisikan siswa agar masuk dalam kelompok belajar sesuai dengan
pembagiannya.
5) Setiap kelompok, diminta untuk membuat satu puisi dengan tema bebas sesuai
dengan unsur pembangun puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
6) Guru mengamati setiap kelompok belajar dalam menulis puisi.
7) Guru membimbing siswa jika mengalami kesulitan dalam menulis puisi.
8) Guru mengomentari hasil karya setiap kelompok belajar berdasarkan unsu-unsur
pembangun puisi.
Penutup
1) Guru membuat kesimpulan tentang pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun
puisi.
2) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa mengenai materi yang
dipelajari.
3) Guru mengakhiri dengan berdoa sesudah pembelajaran dilaksanakan.
4) Guru memberi salam.
(b) Kelompok eksperimen
Tahapan pelaksanaan penelitian pada kelompok eksperimen terdiri dari
dua pertemuan yang meliputi apersepsi, kegiatan inti/guru menerapkan pendekatan
kontekstual (kontruktivisme,inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian yang sebenarnya), penutup. Adapun langkah-langkah
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual sebagai berikut.
Pertemuan I
Kegiatan apersepsi
1) Guru memberi salam.
2) Guru mengawali dengan berdoa sebelum pembelajaran dilaksanakan.
3) Guru melakukan absensi sebelum pembelajaran dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4) Guru mempersiapkan siswa sebelum pembelajaran di mulai.
5) Guru bertanya kepada siswa tentang puisi.
Contoh: “Apakah ada yang pernah membuat atau membaca puisi?
6) Guru membacakan sebuah puisi Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.
7) Guru mengaitkan materi dengan puisi yang telah di bacakannya serta
menyampaikan tujuan pembelajaran.
8) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang puisi yang telah dibacakan guru
mengenai unsur fisik dan batin puisi.
9) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
10) Guru mengondisikan siswa agar masuk dalam kelompok belajar sesuai dengan
pembagiannya.
Kegiatan Inti
Konstruktivisme
1) Guru menjelaskan materi mengenai pengertian puisi serta unsur-unsur
pembangun puisi yakni unsur fisik dan batin puisi.
2) Guru memberikan satu contoh puisi yang berjudul “Lagu Seorang Gerilya”
karya W.S Rendra kepada setiap kelompok belajar.
Pemodelan
1) Dalam kelompok, siswa diminta mengidentifikasi puisi tersebut berdasarkan
unsur pembangun puisi.
Inquiry
1) Siswa menganalisis puisi yang diberikan guru secara berkelompok mengenai
unsur-unsur pembangun puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Bertanya
1) Siswa bertanya jawab dengan guru tentang puisi dan unsur-unsur pembangun
puisi yakni unsur batin dan fisik puisi.
2) Unsur-unsur pembangun puisi yakni unsur batin dan fisik puisi.
Masyarakat belajar
1) Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi serta menganalisis puisi
berdasarkan unsur fisik dan batin puisi serta membimbing siswa jika mengalami
kesulitan.
Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessement)
1) Secara berkelompok, siswa mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas,
sedangkan kelompok lain memberi tanggapan.
Refleksi
1) Guru meminta siswa membuat sebuah refleksi tentang materi yang dipelajari.
Penutup
1) Guru memandu siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuntun kepada siswa.
2) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa mengenai materi yang
dipelajari.
3) Guru mengakhiri dengan berdoa sesudah pembelajaran dilaksanakan.
4) Guru memberi salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pertemuan II
Kegiatan Apersepsi
1) Guru memberi salam.
2) Guru mengawali dengan berdoa sebelum pembelajaran dilaksanakan.
3) Guru mengontrol kehadiran siswa sebelum pembelajaran dilaksanakan.
4) Guru mempersiapkan siswa sebelum pembelajaran menulis puisi dimulai.
5) Guru mengingatkan kembali materi tentang puisi.
Contoh: Apa yang dimaksud dengan puisi?
Apa saja unsur-unsur pembangun puisi?
6) Guru mengaitkan materi puisi dengan kehidupan sehari-hari.
7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan garis beras kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual.
8) Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
Kegiatan Inti
Kontruktivisme
1) Guru menjelaskan kembali materi tentang puisi serta unsur-unsur pembangun
puisi.
2) Setiap kelompok, diminta untuk membuat satu puisi dengan tema bebas sesuai
dengan unsur pembangun puisi.
Pemodelan
1) Secara berkelompok, siswa diminta untuk mengidentifikasi puisi yang dibuat
baik unsur fisik maupun unsur batin puisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Inquiry (menemukan)
1) Setiap kelompok, diminta mengidentifikasi dan menunjukan unsur pembangun
puisi berdasarkan puisi yang tulis.
Bertanya
1) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang puisi yang dibuat sesuai dengan
unsur-unsur pembangun puisi yakni unsur batin dan fisik puisi.
Masyarakat Belajar
1) Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi serta menganalisis puisi yang
telah dikerjakan berdasarkan unsur fisik dan batin puisi serta membimbing siswa
jika mengalami kesulitan.
Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessement)
1) Secara berkelompok, siswa mempresentasikan hasil temuannya di depan kelas,
sedangkan kelompok lain memberi tanggapan.
2) Secara berkelompok, siswa diminta untuk merevisi hasil temuannya.
Refleksi
1) Guru meminta siswa membuat sebuah refleksi tentang materi yang dipelajari
Penutup
1) Guru memandu siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuntuk kepada siswa.
2) Guru memberikan motivasi belajar kepada siswa mengenai metari yang
dipelajari.
3) Guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.
4) Guru memberi salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(3) Pengukuran Setelah Eksperimen
Setelah perlakuan diberikan pada kelompok eksperimen, langkah
selanjutnya adalah memberikan tes akhir (post-test). Post-test dilakukan untuk
mengetahui penguasaan siswa akan materi yang di pelajarinya (Sudijono, 2011:
70). Dari hasil post-test tersebut, akan diketahui perbedaan skor sebelum diberi
perlakuan (pre-test) dengan skor sesudah diberi perlakuan (post-test), apakah
perbandingan skornya mengalami peningkatan, sama, atau justru penurunan.
Adapun kisi-kisi instrumen, instrumen tes, dan rubrik penilain, kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut.
a. Kisi-kisi instrumen tes essay kemampuan menulis puisi
Instrumen yang bagus adalah instrumen yang disusun berdasarkan kisi-kisi
yang manjadi landasan untuk membuat sebuah intrumen. Kisi-kisi instrumen ini
merupakan cerminan dari instrumen yang akan digunakan oleh peneliti. Adapun
kisi-kisi instrumen sebagai berikut.
Variabel Aspek Indikator
Keterampilan
Menulis puisi
a. Diksi
b. Imaji
c. Gaya bahasa
d. Tema/isi
e. Amanat/tujuan/maksud
(itention)
a. Menggunakan diksi yang
tepat, efektif dan bahasa
yang padat
b. Kata-kata yang digunakan
menimbulkan imajinasi
yang melibatkan panca
indera
c. Terdapat gaya bahasa
(majas) dalam puisi
d. Isi mencerminkan tema
puisi
e. Mengandung amanat atau
pesan dalam puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
f. Instrumen tes essay kemampuan menulis puisi
Instrumen yang digunakan oleh peneliti pada pre-test baik kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol adalah instrumen tes essay untuk
memperoleh data mengenai kemampuan menulis puisi siswa berdasakan penilaian
holistik dan analitis. Adapun tujuan dari pemberian pre-test yakni untuk
mengetahui kemampuan awal siswa baik kelompok eksperimen maupun kontrol.
No Tes Essay
1 Buatlah satu puisi dengan tema lingkungan dan puisi tersebut memuat
diksi, imaji, gaya bahasa, tema dan amanat/amanat!
g. Rubrik penilaian tes kemampuan menulis puisi
Rubrik penilaian yang digunakan oleh peneliti bertujuan untuk menilai
instrumen tes essay (post-test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
yakni mengenai kemampuan menulis siswa Kelas X SMA St. Thomas Aquinas
Weetebula.
Variabel Aspek Keterangan Kategori Skor
Keterampilan
menulis puisi
Diksi Apabila pilihan kata tepat, efektif
dan bahasa yang digunakan padat
Baik 4
Apabila pilihan kata tepat,
efektif, bahasa yang dipakai
belum padat
Cukup
baik
3
Apabila Pilihan kata belum tepat,
belum efektif, dan bahasa yang
digunakan tidak padat
Kurang
baik
2
Apabila Pilihan kata tidak tepat,
tidak efektif, dan bahasa yang
digunakan tidak padat
Tidak
baik
1
Imaji Apabila pengimajian dapat
memberi gambaran yang jelas,
dan melibatkan 4 panca indra
Baik
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
(penciuman, penglihatan,
pendengaran, dan peraba)
Apabila pengimajian memberi
gambaran yang jelas, dan
melibatkan 3 panca indra
Cukup
baik
3
Apabila pengimajian memberi
gambaran yang jelas, dan
melibatkan 2 panca indra
Kurang
baik
2
Apabila pengimajian memberi
gambaran yang tidak jelas, dan
melibatkan 1 panca indra
Tidak
baik
1
Gaya
bahasa
Apabila teradapat gaya bahasa,
kreatif dalam mengekspresikan
pikiran yang diungkapkan
baik
4
Apabila terdapat gaya bahasa,
tetapi belum kreatif
mengekspresikan pikiran yang
diungkapkan
Cukup
baik
3
Apabila terdapat gaya bahasa,
tetapi tidak mengekspresikan
pikiran yang diungkapkan
Kurang
baik
2
Apabila tidak terdapat
penggunaan gaya bahasa
Tidak
baik
1
Tema/
isi
Apabila isi puisi mencerminkan
tema dan ide pokoknya jelas
Baik 4
Apabila isi puisi mencerminkan
tema dan ide pokok jelas
Cukup
baik
3
Apabila isi puisi belum
mencerminkan tema dan ide
pokok belum jelas
Kurang
baik
2
Apabila isi puisi tidak
mencerminkan tema dan tidak
terdapat ide pokok
Tidak
baik
1
Amanat
/ pesan
(itentio
n)
Apabila terdapat pesan yang
tersirat maupun tersurat dalam
puisi serta sesuai dengan tema
Baik 4
Apabila terdapat pesan yang
tersirat maupun tersurat dalam
Cukup
baik
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
puisi tetapi kurang sesuai dengan
tema
Apabila terdapat pesan yang
tersirat maupun tersurat dalam
puisi tetapi tidak mencerminkan
tema
Kurang
baik
2
Apabila tidak terdapat pesan
yang tersirat maupun tersurat dan
tidak mencerminkan tema
Tidak
baik
1
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpuan data yang gunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah menggunakan teknik tes buatan peneliti yakni. Tes merupakan alat atau
prosedur yang gunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes berfungsi sebagai (a)
sejauh mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang akan dan telah mereka
pelajari, (b) untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam kompetensi,
pengetahuan dan keterampilan atau bidang-bidang tertentu, (c) untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan dan memonitor kemajuan belajar peserta didik, dan
sekaligus menentukan keefektifan pembelajaran, (d) untuk menentukan layak
tidaknya peserta didik dinyatakan lulus dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya
(Arikunto ( 2010: 53). Berikut pemetaan intrumen penelitian yang akan digunakan.
Tabel 3.2 Pemetaan Istrumen Penelitian
No Kelompok Variabel Pengukuran data Intrumen
1 Eksperimen dan Kontrol Menulis
Puisi
Pre-test-Post-test Soal
Essay
2 Eksperimen dan Kontrol Pre-test-Post-test Soal
Essay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan soal
pre-test dan post-test yang sama kepada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Pre-test dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa
(Sudijono, 2011: 69). Post-test dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa akan
materi yang di pelajarinya (Sudijono, 2011: 70). Pemberian soal pre-test bertujuan
untuk mengukur kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Setelah diperoleh data dari pre-test, kelompok eksperimen diberi
perlakuan (treatment) dengan menggunakan pendekatan kontekstual, sedangkan
kelompok kontrol menggunakan metode tradisional yaitu metode ceramah.
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen selanjutnya diberi post-test yang
bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa setelah mendapat
perlakuan/treetment dan melihat ada atau tidaknya pengaruh perlakuan.
3.7 Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian yang akan diteliti (Sugiyono, 2014: 102). Instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengacu pada dua variabel,
yakni variabel bebas yang berkenaan dengan pendekatan kontekstual siswa dalam
pembelajaran, serta variabel terikat yaitu tentang kegiatan kemampuan menulis
puisi yang lakukan oleh siswa SMA St. Thomas Aquinas Weetebula dalam proses
pembelajaran. Alat untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
dari subjek penelitian, peneliti menggunakan tes uraian yang disusun oleh peneliti
itu sendiri termasuk uji validasi dan reliabilitas sesuai dengan kompetensi dasar atau
indikator menulis puisi. Uraian adalah bentuk tes subjektif untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kemajuan belajar siswa yang memerlukan jawaban bersifat uraian kata atau
pembahasan (Arikunto, 2012: 177).
Penelitian ini menggunakan satu soal essay yang diberikan pada kelompok
eksperimen dan kontrol untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tentang menulis puisi dengan
memperhatikan lima aspek yakni diksi, imaji, gaya bahasa, tema, dan amanat. Soal
essay tersebut dibatasi pada KD 4.17. Menulis puisi dengan memerhatikan unsur
pembangunnya. Selain itu, peneliti menggunakan instrumen observasi yang
bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran menulis puisi baik yang
lakukan dengan pendekatan kontekstual maupun pendekatan konvensional di SMA
St. Thomas Aquinas Kelas X. Adapun kisi-kisi instrumen yang digunakan oleh
peneliti dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen
Variabel Aspek Indikator
Keterampilan
Menulis puisi
a. Diksi
b. Imaji
c. Gaya bahasa
d. Tema/isi
e. Amanat/tujuan/maksud
(itention)
a. Menggunakan diksi yang
tepat, efektif dan bahasa yang
padat
b. Kata - kata yang digunakan
menimbulkan imajinasi yang
melibatkan panca indera
c. Terdapat gaya bahasa (majas)
dalam puisi
d. Isi mencerminkan tema puisi
e. Mengandung amanat atau
pesan dalam Puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3.8 Teknik Pengujian Instrumen
3.8.1 Uji Validitas Instrumen
Masidjo (2010: 242) mengatakan bahwa validitas suatu tes merupakan taraf
sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya di ukur. Hal ini
senada dengan (Cohen, 2007: 135) bahwa istrumen yang valid mampu mengukur
apa yang hendak diukur. Untuk mengukur validitas instrumen pendekatan
kontekstual terhadap keterampilan menulis puisi dilakukan dengan menggunakan
validitas content dan validitas konstruct.
(1) Validitas Isi (Content Validity)
Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu merepresentasikan cakupan
dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi sesuai dengan bidang yang
bersangkutan (Cohen, 2007: 162). Cohen mengatakan bahwa validitas isi dicapai
dengan penilaian profesional dari para ahli (validator). Validitas isi dalam
penelitian ini diperoleh dari pendapat dua ahli materi yakni Dr. Sebastianus
Widanarto, M.Si dosen ahli penelitian dan evaluasi pendidikan Universitas Sanata
Dharma sebagai dosen validator 1 dan Dr.Yuliana Setyaningsih, M.Pd. dosen
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma
sebagai validator 2. Validator 1 berpendapat bahwa soal menulis puisi sudah cukup
baik diujicobakan pada SMA St.Thomas Aquinas Kelas X dengan rating skor 3.
Sedangkan validator 2 memberi saran perbaikan pada soal menulis puisi perlu
disusun lebih jelas dan pada bagian rubrik penilaian tentang diksi dalam
penempatan kata belum dan tidak serta pada bagian tema/isi puisi dengan skala
penilaian 4 dan 3. Validator 2 memberikan penilaian dengan rating skor 3/cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dengan kesimpulan bahwa soal menulis puisi layak digunakan dengan revisi. Total
skor instrumen peniliaian dari kedua validator menunjukan skor 6 yang
menunjukan bahwa soal menulis puisi layak untuk diimplementasikan.
(2) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris yang dilakukan oleh peneliti
kepada sekolah yang sama tetapi kelas yang berbeda. Penelitian mengujikan soal
tes kepada siswa kelas X IPA 1 SMA St. Thomas Aquinas Weetebula. Sekolah ini
beralamat di jalan bukit sunyi kota weetebula. Pengerjaan soal dilaksanakan pada
Selasa, 16 April 2018 dengan waktu 2 x 45 menit. Jumlah responden adalah 30
siswa. Uji empiris dilakukan minimal 30 siswa atau responden agar mendapat
distribusi data normal (Fielt, 2009: 42).
Setelah diujikan, soal dihitung validitasnya menggunakan rumus korelasi
pearson. Rumus tersebut digunakan karena data berupa interval yang diberi skor 1
sampai 4 (field, 2009: 177). Uji validitas konstruk dilakukan menggunakan
program komputer IBM SPSS Statistics 13.0 for windows untuk mempermudah
perhitungan. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang
digunakan adalah jika harga Sig. (2-tailed)<0,05, suatu item dikatakan valid (field,
2009: 177-178). Hasil uji coba instrumen dan hasil uji validasi dari variabel menulis
puisi dapat dilihat pada Tabel 3.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 3.4 Validitas Instrumen Menulis Puisi
Tabel 3.4 menunjukan bahwa harga 2-tailed<0,05 untuk variabel dan aspek
menulis puisi dapat dilihat melalui hasil perhitungan uji validitas dengan
menggunakan SPSS 13.0 terhadap 30 responden. Hasil perhitungan dapat diambil
kesimpulan bahwa semua pertanyaan valid, karena korelasi r hitung untuk semua
aspek lebih besar dari r tabel (r hitung>0,361).
(3) Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2012: 121). Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah
hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang (Priyatno, 2012: 105).
Untuk uji reliabilitas digunakan uji Alpha Cronbach untuk kengukur konsistensi
internalnya dengan program komputer IBM SPSS Statistik 13.0 for Windows pada
tingkat kepercayaan 95% dan level siginifikansi 0,05. Kriteria yang digunakan
adalah jika harga Alpha Cronbach lebih besar dari 0.60, Istrumen dikatakan reliabel
(Nunnally dalam Ghozali, 2009: 46).
Correlations
Total
.635** .000 30
.721** .000 30
.717** .000 30
.707** .000 30
.672** .000 30
1 30
Diksi
Imaji
Majas
Tema
Amanat
Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).**.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Tabel 3.5 menunjukan bahwa hasil analisis diperoleh nilai koefisien
cronbach’s alpha untuk keterampilan menulis puisi sebesar 0,725. Oleh karena
nilai koefisien cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60; maka dapat diambil
kesimpulan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpulan data.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
mengelompokkan data berdasarkan variabel, membuat tabulasi data, dan
menyajikan data tiap variabel yang diteliti. Analisis data adalah kegiatan
menghitung data secara sistematis dan mendapatkan interpretasi data (Priyatno,
2012: 1). Analisis data disajikan dalam bentuk statistik menggunakan program
IBM SPSS statistics 13 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% (Ghozali,
2009: 46). Selanjutnya, teknik analisis data dilakukan dengan beberapa langkah
sebagai berikut.
3.9.1 Analisis Pengaruh Perlakuan
(1) Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi secara normal atau tidak yang nantinya akan menentukan jenis
analisis statistik selanjutnya (Field, 2009: 144). Dalam penelitian ini belum
Reliability Statistics
.725 5
Cronbach's
Alpha N of Items
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
diketahui data berdistribusi normal atau tidak sehingga peneliti menggunakan
analisis non parametrik. Uji normalitas akan dilakukan dengan menggunakan uji
One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data yang diuji normalitasnya adalah data
skor pre-test dan post-test, serta selisih pre-test ke post-test. Jika data terdistribusi
normal, statistik yang digunakan yaitu statistik parametrik. Analisis parametrik
menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang
berbeda, sedangkan untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan
Paired samples t-test (Field, 2009: 325). Jika data terdistribusi tidak normal,
analisis selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik misalnya dengan
Mann-Whitney U test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan
untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan Wilcoxon signed
ranks test (Field, 2009: 345).
Analisis hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:
Hi = Ada deviasi dari normalitas
Hnull = Tidak ada deviasi dari normalitas
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut
(Field: 2009: 147).
(a) Jika harga sig (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya data
berdistribusi normal. Teknik analisis yang digunakan selanjutnya yaitu
menggunakan teknik statistik parametrik. Dalam hal ini dapat digunakan
independent samples t-test atau paired samples t-test (Field, 2009: 326).
(b) Jika harga sig (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya data
berdistribusi tidak normal. Teknik statistik yang digunakan adalah statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
non-parametrik Mann-Whitney U test atau Wilcoxon signed ranks test (Field,
2009: 345).
(2) Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang sama
tentang puisi. Data yang digunakan adalah data skor pre-test pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Karena data pre-test yang diuji dari kelompok yang
berbeda, uji statistik menggunakan cara (1) jika data terdistribusi normal, uji
perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent
samples t-test (Field, 2009: 325). (2) Jika data terdistribusi tidak normal, uji
perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney
U test (Field, 2009: 345).
Sebelum melakukan analisis data, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa
homogenitas varians dengan menggunakan Levene’s test. Jika Sig. < 0,05, berarti
tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan.
Sebaliknya, jika harga Sig. > 0,05, berarti terdapat homogenitas varians pada
kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Analisis data uji perbedaan
kemampuan awal menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pre-test kelompok kontrol
dan skor pre-test kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan rerata skor pre-test kelompok
kontrol dan skor pre-test kelompok eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pengambilan keputusan untuk menyimpulkan uji perbandingan (Priyatno,
2012: 24) sebagai berikut.
(a) Jika Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan
yang signifikan antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-test
kelompok eksperimen. Dengan kata lain, keduanya memiliki kemampuan awal
yang tidak sama.
(b) Jika Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor pre-test kelompok kontrol dan skor pre-
test kelompok eksperimen. Dengan kata lain, keduanya memiliki kemampuan
awal yang sama.
Kondisi yang ideal untuk dilakukan penelitian eksperimen adalah jika
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang
sama. Artinya kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan
perbandingan.
(3) Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah
penerapan pendekatan kontekstual berpengaruh terhadap menulis puisi. Secara
prinsip digunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O3) yaitu dengan mengurangkan selisih skor
pretest ke post-test pada kelompok eksperimen dengan selisih skor pre-test ke post-
test pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data selisih skor pre-test ke post-test pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan yakni, (a) jika data
terdistribusi normal, uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
parametrik Independent samples t-test (Field, 2009: 325). (b) Jika data terdistribusi
tidak normal, uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik non
parametrik Mann-Whitney U test (Field, 2009: 345).
Sebelum melakukan analisis data, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa
homogenitas varians dengan menggunakan uji Levene’s test. Jika Sig. < 0,05,
berarti tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan.
Sebaliknya, jika harga Sig. > 0,05, berarti terdapat homogenitas varians pada kedua
data yang dibandingkan (Field, 2009: 150).
Uji signifikansi pengaruh perlakuan, menggunakan hipotesis statistik sebagai
berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pre-test ke post-test
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pre-test ke post-
test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Santoso, 2012: 100)
adalah sebagai berikut.
(a) Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke post-test pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain, pendekatan
kontekstual berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi.
(b) Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke post-test pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain, pendekatan
kontekstual tidak berpengaruh terhadap keterampilan menulis puisi.
(4) Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan pendekatan kontekstual terhadap menulis puisi. Pentingnya
suatu pengaruh ini sering disebut sebagai effect size (ES). Field (2009: 56-57)
mengatakan bahwa effect size merupakan suatu ukuran objektif yang memiliki
standar tertentu untuk mengetahui suatu efek dari suatu perlakuan yang dihasilkan.
Untuk mengetahui effect size digunakan koefisien korelasi Pearson. Tabel di bawah
ini merupakan kriteria untuk menentukan besar efek (Field, 2009: 57).
Tabel 3.6 Kriteria untuk Menentukan Besar Efek Perlakuan
R Efek
0,10 – 0,29 Kecil
0,30 – 0,49 Sedang
0,50 atau lebih Besar
Teknik menghitung persentase pengaruh dapat dihitung koefisien
determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100%
(Field, 2009: 179). Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi
adalah sebagai berikut, jika distribusi data normal, penghitungan harga r dapat
dilakukan dengan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 332):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
Keterangan :
r = besar efek (effect size) yang menggunakan koefisien korelasi Pearson
t = harga uji t
df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)
Jika distribusi data tidak normal dapat menggunakan rumus berikut (Field, 2009:
550).
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
Keterangan :
r = besar efek (effect size) yang menggunakan koefisien korelasi Pearson
Z = harga konversi dari standar deviasi dari uji statistik Mann-Whitney
N = jumlah total observasi (dalam hal ini 2 x jumlah siswa)
(5) Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test
Perhitungan persentase peningkatan rerata pre-test ke post-test dilakukan
untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan menulis puisi pada rerata
pre-test ke post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Cara menghitung
presentase yakni skor rerata post-test dikurangi skor rerata pre-test dibagi skor pre-
𝑟 = √𝑡2
𝑡2 + 𝑑𝑓
𝑟 =𝑍
√𝑁
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
test dan dikalikan seratus persen. Kemudian untuk mengetahui persentase
peningkatan pre-test ke post-test menggunkan rumus di bawah ini.
Gambar 3.5 Rumus Persentase Peningkatan Pre-test ke Post-test
Untuk mengetahui selisih skor pre-test ke post-test (gain score) dapat
dilakukan dengan perhitungan manual yakni.
Gambar 3.6 Rumus Gain Score
Fraenkel (2012:250-251) mengatakan bahwa gain score diambil lebih 50%
dari skor tertinggi selisi pre-test ke post-test dari kelompok eksperimen dan kontrol.
Frekuensi gain score diperoleh melalui jumlah siswa yang memiliki nilai melebihi
gain score. Grafik pada gain score menunjukan perbandingan yang akurat pada
rerata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
(6) Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pre-test ke Post-test
Uji signifikansi peningkatan rerata skor pre-test ke post-test dilakukan
untuk mengetahui terjadi peningkatan skor siswa pada kelompok eksperimen dan
kontrol. Field, (2009: 325) mengatakan bahwa uji signifikansi peningkatan rerata
Frekuensi Gain Score
Persentase Gain Score = x 100%
jumlah siswa
(post-test-pre-test)
peningkatan= x 100%
pre-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pre-test ke post-test dapat dihitung menggunakan rerata hasil pre-test dan post-test
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara jika data
terdistribusi normal maka digunakan uji statistik parametrik Paired Samples t-test.
Jika data terdistribusi tidak normal, maka menggunkan statistik parametrik
Wilcoxon Signed Ranks Test (Field, 2009: 345).
Hipotesis statistik yang digunakan yakni:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pre-test dan post-test
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pre-test dan post-
test pada kelompok eksperimen dan kelompk kontrol.
Adapun kriteria yang digunakan peneliti dalam menarik kesimpulan yaitu:
(a) Jika harga sig. (2-tailed) <0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti
terdapat perbedaan antara rerata skor pre-test dan post-test pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
(b) Jika harga sig.(2-tailed) >0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak yang berarti tidak
ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pre-test dan post-test pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dikemukakan hasil peelitian dan pembahasan
mengenai keefektifan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual.
Adapun hasil penelitian akan dijelaskan deskripsi data dan analisis data yang
dilakukan.
4.1 Implementasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple
Random Sampling. Sugiyono, (2012: 93) mengatakan bahwa Simple Random
Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Simple
Random Sampling dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Simple
Random Sampling dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari
daftar bilangan secara acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang disaksikan oleh guru mitra. Dari hasil undian tersebut di peroleh kelas X IPA
3 sebagai kelas eskperimen dan kelas X IPA 2 sebagai kelas kontrol. Selanjutnya
akan dideskripsikan mengenai populasi penelitian serta pelaksanaan pembelajaran
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
4.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini merupakan siswa kelas X SMA St. Thomas Aquinas
tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 60 siswa. Populasi terdiri dari dua kelas
dan kedua kelas tersebut memiliki tingkat prestasi yang sama. Hal ini disebabkan
oleh pembagian kelas yang telah dilakukan pada saat awal masuk sekolah dan di
acak berdasarkan prestasi yang dimiliki oleh setiap siswa.
Sampel pertama dalam penelitian ini adalah kelas X IPA 3 sebagai
kelompok eskperimen yang berjumlah 30 siswa diantaranya 8 laki-laki dan 22
perempuan. Penggolongan kelas ini dilatarbelakangi oleh pengetahuan yang
dimiliki setiap siswa dan memiliki daya serap yang bagus terhadap setiap mata
pelajaran yang diajarkan oleh guru. Kegiatan pembelajaran pada kelompok
eksperimen menggunakan pendekatan kontekstual.
Sampel kedua dalam penelitian ini adalah kelas X IPA 2 sebagai kelompok
kontrol yang berjumlah 30 siswa diantaranya 12 laki-laki dan 18 perempuan. Rata-
rata siswa tersebut memiliki pengetahuan dan daya serap yang bagus terhadap
seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas X IPA. Pembelajaran pada kelompok
kontrol menggunakan pendekatan tradisional (ceramah).
4.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada kelompok eskperimen dan
kelompok kontrol mengacu pada materi pokok yakni menulis puisi. Sebelum guru
memberikan pembelajaran tentang menulis puisi terlebih dahulu peneliti
memberikan pre-test pada kelompk eksperimen maupun kelompok kontrol. Pre-
test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
tersebut. Pre-test pada kelompok eskperimen dilakukan pada sabtu 28 April 2018
sedangkan kelompok kontrol pada selasa 17 April. Siswa mengerjakan soal pre-test
berjumlah 1 soal esai dengan waktu 2x45 menit. Pembelajaran pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama. Pembelajaran
pada kelompok eksperimen guru menggunakan pendekatan kontekstual, dan
pembelajaran pada kelompok kontrol guru menggunakan pendekatan konvensional
atau ceramah. Dalam pembelajaran peneliti berperan sebagai pengamat atau
observer yang bertugas mengamati serta mendokumentasikan proses pembelajaran
serta membantu mempersiapkan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran menulis
puisi. Berikut deskripsi mengenai implementasi proses pembelajaran pada
kelompok eskperimen dan kelompok kontrol.
(1) Pembelajaran Menulis Puisi Kelompok Eksperimen
Pembelajaran pada kelompok eksperimen, peneliti menggunakan
pendekatan kontekstual. Pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada
kurikulum 2013. Waktu pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan yakni
2x45 menit. Pembelajaran di dalam kelas dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia
selama 4 kali dengan sub materi yang berbeda. Materi pokok yang dipelajari yakni
menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya. Pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada kelompok eksperimen meliputi
tiga kegiatan utama yakni kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan awal berisi salam, berdoa, mengondisikan kelas, mengontrol kehadiran
siswa, guru bertanya kepada kepada siswa tentang puisi, guru membacakan sebuah
puisi, guru mengaitkan materi dengan puisi yang dibacakannya, tanya jawab,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pembagian kelompok, dan pengondisian siswa dalam kelompok. Kegiatan inti pada
dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual terdiri dari tujuh langkah
pembelajaran yakni konstruktivisme, pemodelan, inquiri, bertanya, masyarakat
belajar dan penilaian yang sebenarnya. Kegiatan penutup berisi menarik
kesimpulan, motivasi, dan berdoa.
Pertemuan pertama dilakukan pada kamis 3 Mei 2018 pukul 08.45-10.15
WIB membahas tentang pengertian puisi beserta unsur-unsur pembangun dalam
puisi. Kegiatan pembelajaran diawali guru bertanya jawab dengan siswa mengenai
puisi, guru membacakan sebuah puisi yang berjudul Senja di Pelabuhan Kecil , lalu
guru bertanya jawab dengan siswa tentang puisi yang telah dibacakan berdasarkan
unsur fisik dan batin dan membagi siswa ke dalam kelompok serta mengondisikan
siswa masuk dalam kelompok belajar. Sedangkan kegiatan inti diawali dengan
penjelasan guru mengenai pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi, guru
memberikan satu contoh puisi kepada setiap kelompok yang berjudul Lagu Seorang
Gerilya dan dalam kelompok siswa mengidentifikasi dan menganalisis puisi
tersebut berdasarkan unsur fisik dan batin. Guru membimbing siswa dalam
mengidentifikasi dan menganalisis puisi tersebut baik dari unsur fisik maupun
unsur batin jika mengalami kesulitan serta guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk untuk berdiskusi.
Pertemuan kedua dilakukan pada jumat 4 Mei 2018 pukul 12.15-13.45 WIB
yakni melanjutkan pembelajaran tentang hasil identifikasi serta analisis yang
dilakukan oleh setiap kelompok. Sebelum membahas hasil identifikasi dan analisis
dari setiap kelompok, terlebih dahulu guru bertanya jawab dengan siswa mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi yakni unsur fisik dan batin puisi.
Hal ini dilakukan oleh guru untuk mengingatkan kepada siswa tentang materi puisi
dan unsur-unsur pembangunnya. Setelah guru menjelaskan secara singkat
mengenai pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi, guru
mempersilahkan setiap kelompok mempresentasikan hasil temuannya di depan
kelas dan kelompok lain memberikan masukan atau tanggapan serta memberi kritik
terhadap hasil diskusi yang dipandu oleh guru. Setelah itu, guru memberikan
kesempatan kepada setiap siswa untuk membuat sebuah refleksi mengenai materi
yang di pelajarinya. Kegiatan diakhiri dengan guru memandu siswa dalam membuat
kesimpulan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan penuntun dan guru
memotivasi siswa serta mengakhirinya dengan berdoa dan salam.
Pertemuan ke tiga dilakukan pada jumat 11 Mei 2018 yang membahas
tentang menciptakan atau menulis sebuah puisi. Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan pukul pukul 12.15-13-45 WIB. Kegiatan pembelajaran diawali
dengan memberi salam, berdoa, dan mengontrol kehadiran siswa yang dipandu oleh
guru. Pada kegiatan awal juga guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta
memberikan semangat dengan tepuk tangan. Sebelum melangkah pada kegiatan inti
guru mengingatkan kembali kepada siswa dengan cara bertanya jawab antara guru
dan siswa serta mengaitkan materi puisi dengan kahidupan sehari-hari. Setelah itu,
guru membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
Kegiatan inti diawali dengan tahap kontruktivisme. Pada tahap ini guru
menjelaskan kembali materi tentang puisi dan unsur-unsur pembangun puisi secara
singkat. Kemudian guru meminta setiap kelompok untuk membuat satu puisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
dengan tema bebas sesuai dengan unsur pembangun puisi. Kegiatan inti kedua
yakni tahap pemodelan. Secara berkelompok, siswa diminta untuk mengidentifikasi
puisi yang dibuat berdasarkan unsur pembangunnya. Kemudian, siswa diberi waktu
untuk berdiskusi tetapi dalam bimbingan guru. Kagiatan inti ketiga yakni inquiry
(menemukan). Setiap kelompok diminta menunjukkan unsur pembangun puisi
berdasarkan puisi yang ditulis oleh kelompok dengan cara menuliskan pada kertas
lain. Kemudian dikumpulkan pada guru. Selanjutnya guru memberikan penegasan-
penegasan terhadap hasil temuan yang dilakukan kelompok belajar. Kegiatan
diakhiri oleh guru dengan mengajak siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
hari itu.
Pertemuan keempat dilakukan pada Sabtu 12 Mei 2018 pukul 10.45-12.15
WIB yakni melanjutkan pembelajaran tentang hasil temuan setiap kelompok
eksperimen. Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberi salam, berdoa, dan
mengontrol kehadiran siswa yang dipandu oleh guru. Kegiatan inti diawali dengan
tahap bertanya yakni guru dan siswa bertanya jawab mengenai puisi yang dibuat
oleh kelompok ditinjau dari unsur pembangunnya. Kegiatan inti kedua yakni
masyarakat belajar. Siswa dibimbing oleh guru dalam mengidentifikasi dan
menganalisis puisi yang telah dikerjakan oleh setiap kelompok berdasarkan unsur
pembangun puisi dan membimbing siswa jika mengalami kesulitan. Kegiatan inti
ketiga yakni penilaian yang sebenarnya. Secara berkelompok siswa
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sedangkan kelompok lain
memberi tanggapan yang bersifat positif yang dipandu oleh guru. Setelah itu, guru
meminta setiap kelompok belajar merevisi hasil presentasinya kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
dikumpulkan pada guru. Kegiatan inti keempat yakni refleksi. Guru meminta siswa
membuat sebuah refleksi tentang materi yang telah dipelajari. Selanjutnya guru
memberikan penegasan kembali terhadap materi yang telah dipelajari. Kegiatan
diakhiri dengan guru memandu siswa dalam membuat kesimpulan dengan cara
mengajukan pertanyaan penuntun kepada siswa. Guru juga memberikan motivasi
belajar kepada siswa, berdoa dan salam.
Senin, 14 Mei 2018 pukul 08.45-10.15 WIB siswa pada kelompok
eksperimen mengerjakan soal post-test yang bertujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.
Langkah berikutnya adalah siswa mengerjakan soal post-test yang dikerjakan oleh
30 siswa yang terdiri dari satu soal uraian.
(2) Pembelajaran Menulis Puisi Kelompok Kontrol
Pembelajaran pada kelompok kontrol, peneliti menggunakan pendekatan
konvensional. Pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada kurikulum 2013.
Waktu pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan yakni 2x45 menit.
Pembelajaran di dalam kelas dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia selama 4 kali
dengan sub materi yang berbeda. Materi pokok dalam pembelajaran ini adalah
menulis puisi.
Pertemuan pertama dilakukan pada Rabu, 18 April 2018 dengan materi
pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi. Pertemuan pertama dilakukan
pada pukul 08.00-09.30 WIB. Proses pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh
guru bahasa Indonesia melalui pertanyaan tentang puisi. Setelah guru bertanya
kepada siswa, guru membacakan sebuah puisi yang berjudul Senja di Pelabuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Kecil dan mengaitkan materi dengan puisi yang telah dibacakannya serta
menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru dan siswa bertanya jawab
mengenai puisi yang telah dibacakan sesuai dengan unsur fisik dan batin dari puisi
tersebut. Kegiatan inti dilaksanakan dengan memberi penjelasan kepada siswa
mengenai pengertian puisi dan unsur-unsur pembangun puisi. Guru memberi
kesempatan kepada siswa dalam rangka tanya jawab. Selama proses pembelajaran,
guru menggunakan pendekatan konvensional dan mencatat hal-hal penting dipapan
tulis. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah
dipelajari serta guru memberikan motivasi kepada siswa, berdoa, dan salam
penutup.
Pertemuan kedua dilakukan pada kamis 19 April 2018 pukul 12.15-13.45
WIB yakni melanjutkan pembelajaran tentang puisi. Kegiatan pembelajaran diawali
dengan penjelasan guru secara singkat mengenai pengertian puisi dan unsur-unsur
pembangun puisi yakni unsur fisik dan batin. Setelah guru menjelaskan secara
singkat, siswa dibagi menjadi enam kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 siswa.
Guru mengondisikan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan pembagiannya.
Kemudian guru memberikan satu contoh puisi yang berjudul Lagu Seorang Gerilya
kepada setiap kelompok belajar lalu guru menjelaskan puisi tersebut di tinjau dari
unsur diksi, imaji, gaya bahasa, tema, dan amanat dalam puisi tersebut, sedangkan
siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang berkenaan dengan
pembahasan oleh guru. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru
menggunakan metode ceramah dan menuliskan hal-hal penting di papan tulis.
Siswa mendengar penjelasan guru dan mencatat hal-hal penting yang dijelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
guru. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari serta guru memberikan motivasi kepada siswa, berdoa, dan salam
penutup.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Jumat, 20 April 2018, membahas
tentang mencitakan puisi berdasarkan unsur fisik dan batin puisi. Pelaksanaan
pembelajaran dilakukan pada pukul 10.45-12.15 WIB. Kegiatan pembelajaran
diawali dengan guru memberi salam, berdoa, mengondisikan kelas, mengontrol
kehadiran siswa, mengingatkan kembali materi tentang puisi dengen cara tanya
jawab, kemudian guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari serta
menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti diawali dengan penjelasan guru
secara singkat mengenai materi yang telah dipelajari dan memberi kesempatan
kepada siswa dalam rangka tanya jawab mengenai defenisi puisi dan unsur
pembangunnya. Setelah itu, guru mengondisikan siswa masuk ke dalam kelompok
belajar dan setiap kelompok diminta membuat atau menulis sebuah puisi dengan
tema bebas sesuai dengan unsur fisik dan batin puisi. Guru mengamati dan
membimbing siswa jika mengalami kesulitan dalam menulis puisi tersebut.
Pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan dan merangkum pembejalaran.
Pertemuan keempat dilaksanakan pada Senin, 23 April 2018 dengan
melanjutkan pembelajaran tentang hasil karya setiap kelompok belajar dengan
metode ceramah. Kegiatan pembelajaran diawali dengan tanya jawab guru dan
siswa mengenai karya mereka. Guru memberi pujian kepada kelompok lima karena
hasil karya tersebut sangat bagus dan menjadi tolak ukur bagi kelompok lainnya.
Kemudian guru mengomentari karya kelompok lain terkait diksi, imaji, gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
bahasa, tema, dan amanat dengan memberikan penegasan-penegasan dan setiap
kelompok diminta untuk merevisi hasil karya tersebut lalu dikumpulkan pada
peneliti. Kegiatan pembelajaran diakhiri oleh guru dengan membuat kesimpulan,
memberi motivasi kepada siswa, berdoa , dan salam penutup.
Pertemuan kelima dilaksanakan pada Selasa 24 April 2018 pukul 07.15-
08.45 WIB, siswa pada kelompok kontrol mengerjakan soal post-test yang
bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima perlakuan dengan
pendekatan konvensional (ceramah). Langkah berikutnya adalah siswa
mengerjakan soal post-test yang dikerjakan oleh 30 siswa terdiri dari satu soal
uraian.
4.1.3 Tingkat Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual pada
Kemampuan Menulis Puisi Siswa SMA St.Thomas Aquinas Weetebula
Proses pembelajaran menulis puisi mengacu pada standar kompetensi,
kompetensi dasar, silabus, dan RPP pada kurikulum 2013. Pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada kelompok eksperimen.
Kefektifan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan kontekstual pada
kelompok eksperimen dapat diketahui melalui uji-t antara skor pre-test dan skor
post-test. Hasil perhitungan dari analisis uji-t diperoleh t hitung 26,894, df=29, dan
nilai p sebesar 0,000 pada taraf signifikansi 0,05. Jadi nilai p lebih kecil dari taraf
signifikansi (0,000<0,05). Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menulis puisi
dengn pendekatan kontekstual pada kelompok eksperimen lebih efektif daripada
pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Karakteristik khas yang membedakan pendekatan kontekstual dengan
pendekatan lain bahwa pendekatan tersebut melibatkan siswa sepenuhnya dalam
proses pemelajaran dan juga tidak hanya mendengarkan tetapi juga merekam suatu
materi pembelajaran serta pembelajaran dapat bersifat langsung. selain itu juga,
pendekatan kontekstual menitikberatkan pandangan guru terhadap sebuah
pembelajaran di kelas dan siswa menyerap materi pembelajaran dan dapat
menguhubungkan dengan pengalaman hidup sehari-hari. Pendekatan kontekstual
menyediakan langkah-langkah pembelajaran yang mampu membantu siswa dalam
berdinamika secara individu maupun kelompok belajar di dalam kelas, terarah
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual diawali dengan guru
membacakan sebuah puisi yang berjudul senja di pelabuhan kecil dan siswa
mendengarkan penjelasan guru berkaitan dengan isi puisi di tinjau dari unsur fisik
dan batin. Pada bagian kegiatan inti, guru mengajarkan materi puisi dan unsur
pembangunnya tetapi melibatkan siswa dalam rangka tanya jawab. Setelah guru
menjelaskan materi tersebut, siswa diberi masalah berupa sebuah puisi yang
berjudul lagu seorang gerilya dan siswa secara berkelompok mengidentifikasi serta
menganalisis puisi tersebut berdasarkan unsur fisik dan batin puisi, kemudian setiap
kelompok mempresentasikan hasil analisisnya di depan kelas, melaksanakan revisi
dari hasil presentasi setiap kelompok dan dikumpulkan.
Hasil dari pembelajaran tersebut, siswa diberi kesempatan untuk menulis
sebuah puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya. Pembelajaran dengan
pendekatan konvensional, guru mengajarkan materi seperti pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
biasa dilakukan yakn siswa langsung di beri tugas untuk menulis sebuah puisi
dengan tema bebas. Pembelajaran yang berbeda dengan pendekatan konvensional
dapat menimbulkan daya tarik tersendiri bagi siswa. Ketertarikan tersebut
memjadikan siswa lebih termotivasi, semangat, memiliki keinginan yang kuat
dalam belajar dan memperoleh baragam kegiatan pembelajaran sehingga minat
siswa untuk membuat atau menulis sebuah puisi sangat kuat. Ketertarikan siswa
dapat dilihat dalam pembelajaran menulis puisi bahwa setiap siswa aktif dalam
belajar, berdiskusi dengan guru, berdiskusi dalam kelompok belajar.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pre-test pada kelompok ekperimen,
siswa masih banyak melakukan kesalahan, baik dari pilihan kata, majas, dan imaji.
Akan tetapi setelah perlakuan, hasil karya siswa terjadi peningkatan dalam
pemilihan judul, diksi, imaji, majas, dan amanat puisi sudah baik sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Hasil penulisan puisi pada tahap pre-test kelas eksperimen
tedapat skor terendah 7 dan tertinggi 12, setelah pembelajaran menggunakan
pendekatan kontekstual terdapat skor terendah 14 dan tertinggi 18.
Pada kelompok eksperimen, diketahui bahwa siswa kelas X IPA 3 lebih baik
dan cepat dalam menghasilkan sebuah puisi sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang berlaku, sedangkan pada kelompok kontrol diketahui bahwa siswa kelas X
IPA 2 lebih lambat dalam menghasilkan sebuah puisi karena mereka mengalami
kesulitan dalam memilih kosa kata, imaji, dan majas sehingga proses penulisan
puisi cenderung terlambat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini yakni penerapan pendekatan kontekstual
lebih efektif dari pada penerapan pendekatan konvensional dalam meningkatkan
kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Santo Thomas Aquinas pada
semester genap. Variabel dependen pada hipotesis tesrsebut yaitu pendekatan
kontekstual, sedangkan variabel independen yaitu kemampuan menulis puisi.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel independen terdiri dari satu
soal uraian memuat aspek diksi, imaji, majas, tema, dan amanat.
Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program IBM SPSS
Statistics 13 for windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam hipotesis
tersebut yakni 95%. Adapun tahapan analisis data yang lakukan yaitu (1) uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak
sehingga dapat digunakan untuk menganalisis selanjutnya dengan menggunakan
statistik parametri atau non-parametrik, (2) uji perbedaan kemampuan awal, (3) uji
signifikansi pengaruh perlakuan, (4) uji besar pengaruh perlakuan, (5) perhitungan
persentase peningkatan rerata pre-test ke post-test, (6) uji signifikansi peningkatan
rerata Pre-test ke post-test..
(1) Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak yang kemudian akan menentukan analisis
selanjutnya (Field, 2009: 144). Data pre-test kelompok ekperimen dan kelompok
kontrol dapat diuji menggunakan One Sample Kolmogrov Smirnov Test. Data yang
diuji normalitasnya adalah data skor pre-test dan post-test, serta selisih pre-test ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
post-test. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan bahwa Hnull ditolak
jika harga Sig. 2 Tailed<0,05 (Field, 2009: 326). Hasil uji normalitas kemampuan
menulis puisi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Menulis Puisi
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji kolmogorof smirnov
terlihat bahwa nilai signifikansi untuk pretest eksperimen sebesar 0.127, post-test
eksperimen sebesar 0.126, gain eksperimen berdistribusi normal. Analisis
selanjutnya yang digunakan adalah analisis parametrik dengan mean 0.489, pre-test
kontrol sebesar 0.103, post-test kontrol sebesar 0,108 dan pada gain kontrol sebesar
0.233. Karena nilai signifikansi yang dihasilkan pada masing-masing variabel lebih
besar dari α = 0.05 (p>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa sebaran masing-
masing variabel dalam penelitian ini ggunakan Independent sample t-test untuk
menganalisis data pada kelompok yang berbeda, sedangkan untuk menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
data pada kelompok yang sama dengan menggunakan Paired sample t-test ((Field,
2009: 325).
(2) Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal dilaksanakan untuk mengetahui apakah
kelompok eksperimen dan kelompok mempunyai kemampuan yang sama pada
kemampuan menulis puisi. Pengambilan data di ambil dari rerata pre-test kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan kemampuan awal menggunakan
statistik parametrik Independent sample t-test karena data terdistribusi normal yang
berasal dari dua kelompok yang berbeda ((Field, 2009: 325). Sebelum dilakukan
analisis menggunakan Independent samples t-test terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s
test. Hasil uji asumsi homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Varians
Berdasarkan hasil analisis pada Levene’s test diperoleh nilai sig. untuk uji
homogenitas sebesar 0,198. Karena nilai sig. yang diperoleh lebih besar dari 0,05
(p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa uji homogenitas terpenuhi. Dengan
demikian, statistik Independent sample t-test menggunakan nilai Equel Variances
Assumed (Field, 2009: 340). Kriteria yang dapat digunakan untuk menolak Hnull
adalah Jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Artinya tidak ada perbedaan
Independent Samples Test
1.696 .198 .958 58 .342 .06667 .06957 -.07259 .20592
.958 56.107 .342 .06667 .06957 -.07269 .20602
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Pretest
F Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
yang signifikan antara skor pre-test kelompok eksperimen dan skor pre-test
kelompok kontrol. Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol pada kemampuan menulis puisi dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut.
Tabel 4.3 Hasil uji perbedaan kemampuan awal kemampuan menulis puisi
Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh nilai t hitung sebesar 0,958
dengan nilai sig. sebesar 0,342. Karena nilai sig. yang diperoleh lebih besar dari
0,05 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai pre-
test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan kata lain antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan yang sama
dalam hal menulis puisi.
Adapun data pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok control
dapat dilihat pada table 4.4 dan 4.5 berikut ini.
Tabel 4.4 Data Pre-Test Kelompok Eksperimen
NO Pre-test KELOMPOK EKSPERIMEN
Rerata Total Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat
1 1 2 1 2 2 1.60 8
2 2 1 2 3 1 1.80 9
3 2 1 2 1 1 1.40 7
4 2 1 1 3 2 1.80 9
5 2 1 2 2 2 1.80 9
6 3 2 3 2 2 2.40 12
7 2 2 3 2 3 2.40 12
Independent Samples Test
1.696 .198 .958 58 .342 .06667 .06957 -.07259 .20592
.958 56.107 .342 .06667 .06957 -.07269 .20602
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Pretest
F Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
8 3 1 2 2 3 2.20 11
9 2 1 1 2 2 1.60 8
10 3 1 1 2 2 1.80 9
11 3 2 1 3 2 2.20 11
12 2 2 2 2 2 2.00 10
13 2 1 1 2 2 1.60 8
14 1 2 1 2 1 1.40 7
15 1 2 1 3 2 1.80 9
16 1 2 1 2 2 1.60 8
17 2 1 2 2 2 1.80 9
18 2 2 1 2 2 1.80 9
19 2 2 2 1 2 1.80 9
20 1 2 2 2 2 1.80 9
21 3 1 2 1 3 2.00 10
22 1 1 2 1 2 1.40 7
23 3 1 2 2 2 2.00 10
24 3 2 3 2 2 2.40 12
25 3 1 2 2 2 2.00 10
26 2 2 2 1 2 1.80 9
27 2 2 2 2 3 2.20 11
28 2 1 1 2 2 1.60 8
29 3 1 1 2 1 1.60 8
30 3 2 2 2 2 2.20 11
Tabel 4.5 Data Pre-Test Kelompok Kontrol
NO Pre-test KELOMPOK KONTROL
Rerata Total Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat
1 1 2 2 2 3 2.00 10
2 1 2 1 2 3 1.80 9
3 2 2 1 2 2 1.80 9
4 2 1 1 2 2 1.60 8
5 2 1 1 3 1 1.60 8
6 1 2 2 2 2 1.80 9
7 3 2 2 2 2 2.20 11
8 2 1 2 1 2 1.60 8
9 2 1 2 2 2 1.80 9
10 1 2 2 1 2 1.60 8
11 1 2 1 2 2 1.60 8
12 2 3 2 3 2 2.40 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
13 2 1 2 2 3 2.00 10
14 1 1 2 2 3 1.80 9
15 1 2 2 2 3 2.00 10
16 2 2 1 1 2 1.60 8
17 2 1 1 2 1 1.40 7
18 1 1 2 3 2 1.80 9
19 1 1 2 3 2 1.80 9
20 2 1 1 2 2 1.60 8
21 1 2 2 2 1 1.60 8
22 1 1 2 2 2 1.60 8
23 3 1 1 2 3 2.00 10
24 2 1 3 3 3 2.40 12
25 2 1 2 2 1 1.60 8
26 1 2 2 1 3 1.80 9
27 1 2 1 2 2 1.60 8
28 1 2 2 1 2 1.60 8
29 2 1 2 2 3 2.00 10
30 1 2 1 2 3 1.80 9
(3) Uji Sigifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah
penerapan pendekatan kontekstual berpengaruh terhadap menulis puisi. Secara
prinsip menggunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O3) yaitu dengan mengurangkan selisih
skor pre-test ke posttest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor pretest ke
posttest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data selisih atau gain skor pre-test ke post-test pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun hasil perhitungan “post-test kelompok
eksperimen-pre-test kelompok eksperimen”-“post-test kelompok kontrol-pre-test
kelompok kontrol”. Hasil perhitungan tersebut yakni:
(O2-O1)-(O4-O3) = (3,227 – 1,860) – (2,833 – 1,793)
=1,367 – 1,040
= 0,327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Hasil dari perhitungan tersebut adalah 0,327 yang berarti positif. Hal ini
berarti, terdapat hubungan kausal yang positif atau terdapat pengaruh perlakuan dari
penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis puisi karena.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah signifikan atau tidak dapat dilakukan dengan
uji independent sample t-test tetapi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Berikut hasil uji
homogenitas verians dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varian
Berdasarkan hasil analisis Levene’s test di atas dengan tingkat kepercayaan
95% diperoleh nilai Sig. untuk uji homogenitas sebesar 0,277. Karena nilai sig.
yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa uji
homogenitas terpenuhi atau siginifikan. Kriteria yang digunakan untuk menolak
Hnull dalam penelitian ini jika Sig (2-tailed) <0,05 (Santoso, 2012: 100). Hasil uji
signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
pada kemampuan menulis puisi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Independent Samples Test
1.202 .277 5.932 58 .000 .39333 .06631 .26060 .52607
5.932 54.373 .000 .39333 .06631 .26041 .52625
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Posttest
F Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel 4.7 Hasil Uji Siginifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menulis
Puisi
Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh t hitung sebesar 5,932 dengan
nilai Si (2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai sig. yang diperoleh lebih besar dari
0,05 (p>0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya terdapat perbedaan yang
signifikan antara selisih nilai post-test antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol. Dimana nilai rata-rata post-test pada kelompok eksperimen
(3,227) lebih besar dari rata-rata post-test pada kelompok kontrol (2,833).
Kesimpulan dari hasil uji signfikansi pengaruh perlakuan bahwa terdapat perbedaan
peningkatan kemampuan menulis puisi pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilihat pada diagram 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rata-Rata pada Gain Skor
(4) Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan atau effect size dilakukan untuk mengetahui
keefektifan penerapan pendekatan kontekstual pada kemampuan menulis puisi
1,040
1,367
0,000
0,500
1,000
1,500
Selisih Kelompok Kontrol Selisih Kelompok Eksperimen
M
e
a
n
Gain Skor
Diagram perbandingan rata-rata pada gain skor
Independent Samples Test
1.202 .277 5.932 58 .000 .39333 .06631 .26060 .52607
5.932 54.373 .000 .39333 .06631 .26041 .52625
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Posttest
F Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
siswa SMA St. Thomas Aquinas Weetebula. Kriteria yang digunakan untuk
menentukan besarnya efek perlakuan menggunaka rumus 𝑟 = √𝑡2
𝑡2+ 𝑑𝑓, untuk
mengetahui presentase pengaruh perlakuan dilakukan dengan menghitung
koefisien determinsi (R²) dengan mengkuadratkan hsil r lalu dikalikan 100%.
Berdasarkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan kemampuan menulis
puisi yang telah dilakukan oleh peneliti, diperoleh Uji Sig. (2-tailed)=0,000,
df=54,37, dan t=5,932. Kemudian dapat dilakukan perhitungan manual yang
bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh perlakuan penerapan pendekatan
kontekstual pada kemampuan menulis puisi dengan rumus yang tertera di atas.
Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Menulis
Puisi
Effect size Persentase (%)
𝑟 = √𝑡2
𝑡2+ 𝑑𝑓
𝑟 = √5,9322
5,9322+ 58
𝑟 = √35,188
35,188+58
𝑟 = √35,188
93,188
𝑟 = √0,377
𝑟 = 0,614
𝑅2 = 𝑟2
𝑅2 = 0,6142
𝑅2 = 0,376
Persentase = 𝑅2𝑥 100%
= 0,376 x 100%
= 37,6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa besar pengaruh perlakuan pada
kemampuan menulis puisi dengan harga r = 0,614 atau 37,6% dengan keterangan
termasuk efek besar.
(a) Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test
Perhitungan persentase peningkatan rerata pre-test ke post-test dilakukan
untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan menulis puisi pada rerata
pre-test ke post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Cara menghitung
presentase dapat dilakukan oleh peneliti dengan cara manual sesuai dengan rumus
yang tertera pada bab III.
Adapun hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pre-test ke post-
test pada kemampuan menulis puisi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pre-test Ke Post-
test Pada Kemampuan Menulis Puisi
Kelompok eksperimen
Persentase = 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%
= 3,227−1,860
1,860 𝑥 100%
= 1,367
1,860 𝑥 100%
= 0,735 𝑥 100%
= 73,5%
Kelompok control
Persentase = 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%
= 2,883−1,793
1,793 𝑥 100%
= 1,040
1,793 𝑥 100%
= 0,580 𝑥 100%
= 58,0%
Tabel 4.9 menunjukan bahwa persentase peningkatan rerata pre-test ke
post-test baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
peningkatan rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Skor mean pre-test pada kelompok eksperimen sebesar 1,860, dan skor mean post-
test sebesar 3,227, persentase peningkatan rerata pre-test ke post-test kelompok
eksperimen sebesar 73,5%, Sedangkan nilai mean pre-test kelompok kontrol
sebesar 1,793, dan skor mean post-test sebesar 2,883, sehingga persentase
peningkatan rerata pre-test ke pos-ttes sebesar 58,0%.
Untuk mengetahui siswa yang mengalami peningkatan skor rerata
dilakukan dengan menggunakan gain score menguji gain score digunakan selisih
skor pre-test ke post-test, lalu dihitung frekuensi jumlah siswa yang memperoleh
nilai di atas gain score yang telah ditentukan. Gain score kurang lebih 50% dari
nilai tertinggi pada selisih pre-test ke post-test kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Pada penelitian ini, peneliti menggunkan gain score ≥ 1,10 untuk
mengetahui serta menentukan persentase siswa yang mencapai kenaikan skor .
adapun perhitungan gain score dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Menulis Puisi
Berdasarkan grafik tersebut, gain score kelompok eksperimen lebih besar
daripada kelompok kontrol. Gain score dengan frekuensi paling banyak pada
kelompok eksperimen yakni 24 siswa. Sedangkan gain score dengan frekuensi
0
5
10
15
0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2,2
F
r
e
k
u
e
n
s
Gain Skor
Grafik Gain Skor Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
paling banyak pada kelompok eksperimen yakni 11 siswa. hal ini berarti selisih pre-
test ke post-test kelompok eksperimen lebih dominan karena nilainya lebih besar
daripada selisih skor pre-test ke post-test kelompok kontrol. Adapun tabel
presentase gain score kemampuan menulis puisi sebagai berikut.
Tabel 4.10 Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan Menulis Puisi
Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain skor ≥ 1,10 adalah 24 siswa
Persentase =
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥1,10
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%
= 24
30 𝑥 100%
= 80,0%
Kelompok Kontrol
Frekuensi gain skor ≥ 1,10 adalah 11 siswa
Persentase =
𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥1,10
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%
= 11
30 𝑥 100%
= 36,7%
Tabel 4.10 menunjukan bahwa siswa dengan gain score ≥1,50 pada
kelompok eksperimen lebih dominan daripada kelompok kontrol. Hasil
perhitungan diperoleh persentase gain score ≥1,10 pada kelompok eskperimen
sebesar 80,0% sedangkan persentase gain score ≥1,10 pada kelompok kontrol
sebesar 36,7%. Selisih persentase pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol yaitu 43,3% yang artinya bahwa penerapan pendekatan kontekstual pada
kelompok eksperimen lebih efektif jika dibandingkan penerapan pendekatan
konvensional (ceramah) pada kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
(b) Uji siginifikansi Peningkatan Rerata Pre-test ke Post-test
Uji signifikansi peningkatan rerata skor pre-test ke post-test dapat dihitung
menggunakan rerata hasil pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dengan cara jika data terdistribusi normal maka digunakan uji
statistik parametrik Paired Samples t-test Field, (2009: 325). Jika data terdistribusi
tidak normal, maka menggunakan statistik parametrik Wilcoxon Signed Ranks Test
(Field, 2009: 345). Adapun tabel hasil perhitungan uji signifikansi peningkatan
rerata pre-test ke post-test pada kemampuan menulis puisi sebagai berikut.
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pre-test Ke Post-test Pada
Kemampuan Menulis Puisi
Berdasarkan hasil uji signifikansi peningkatan rerata pre-test ke post-test
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bahwa rerata kelompok
eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Hasil perhitungan pada kelompok
eksperimen yaitu n=30, M=-1,366 ,SD=0,278, SE=0,050, dan df=29. Hasil
perhitungan pada kelompok kontrol yaitu n=30, M=-1,040, SD=0,284, SE=0,051,
dan df=29. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pre-test ke post-test diperoleh
nilai sig (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar 0,000, karena nilai
signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05(p<0,05) maka dapat disimpulkan
Paired Samples Test
-1.04000 .28479 .05199 -1.14634 -.93366 -20.002 29 .000Pretest Kontrol -
Posttest Kontrol
Pair
1
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Paired Samples Test
-1.36667 .27834 .05082 -1.47060 -1.26273 -26.894 29 .000Pretest Eksperimen -
Posttest Eksperimen
Pair
1
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti terdapat peningkatan rata-rata nilai
pre-test ke post-test pada kelompok eksperimen.
Nilai sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,000, karena nilai
signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05(p<0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi
diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol terdapat
peningkatan rata-rata nilai pre-tes ke post-test. Adapun data atau nilai rata-rata post-
test kelompok eskperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut ini.
Tabel 4.12 Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol.
No Pre-test
Eksperimen
Post-test
Eksperimen
Gain
Eksperimen
Pre-test
Kontrol
Post-test
Kontrol
Gain
Kontrol
1 1.60 3.20 1.60 2.00 3.00 1.00
2 1.80 3.20 1.40 1.80 2.80 1.00
3 1.40 3.60 2.20 1.80 3.00 1.20
4 1.80 3.60 1.80 1.60 2.40 0.80
5 1.80 3.00 1.20 1.60 2.40 0.80
6 2.40 3.40 1.00 1.80 2.80 1.00
7 2.40 3.40 1.00 2.20 3.40 1.20
8 2.20 3.20 1.00 1.60 2.80 1.20
9 1.60 2.80 1.20 1.80 2.80 1.00
10 1.80 3.20 1.40 1.60 2.80 1.20
11 2.20 3.40 1.20 1.60 2.80 1.20
12 2.00 3.20 1.20 2.40 2.80 0.40
13 1.60 3.00 1.40 2.00 3.00 1.00
14 1.40 3.00 1.60 1.80 2.80 1.00
15 1.80 3.20 1.40 2.00 3.40 1.40
16 1.60 3.00 1.40 1.60 2.80 1.20
17 1.80 3.20 1.40 1.40 3.00 1.60
18 1.80 3.20 1.40 1.80 2.40 0.60
19 1.80 3.40 1.60 1.80 2.80 1.00
20 1.80 3.40 1.60 1.60 2.80 1.20
21 2.00 3.60 1.60 1.60 2.40 0.80
22 1.40 3.00 1.60 1.60 2.40 0.80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
23 2.00 3.20 1.20 2.00 3.00 1.00
24 2.40 3.40 1.00 2.40 3.20 0.80
25 2.00 3.60 1.60 1.60 3.20 1.60
26 1.80 3.20 1.40 1.80 2.40 0.60
27 2.20 3.20 1.00 1.60 2.60 1.00
28 1.60 2.80 1.20 1.60 3.20 1.60
29 1.60 3.00 1.40 2.00 3.00 1.00
30 2.20 3.20 1.00 1.80 2.80 1.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
BAB V
PENUTUP
Bab V ini mengupas tentang tiga hal, yakni (1) kesimpulan, (2)
implikasi, dan (3) saran. Tiga hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
Kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Santo Thomas
Aquinas di Sumba Barat Daya pada kelas eksperimen yang menggunakan
pendekatan kontesktual sebesar r=.0,614 atau sama dengan 37,6% setara
dengan efek besar. Hal ini ditunjukan pada hasil analisis menggunakan
Paired simple t-test pada kelompok eksperimen bahwa nilai sig.(2-tailed)
sebesar 0,000 (p<0,05) dengan df=29 dan t= -26,894 maka Hnull ditolak dan
Hi diterima, sedangkan pada kelompok kontrol yang menggunakan
pendekatan konvensional menunjukan bahwa Sig.(2-tailed) sebesar 0,000
dengan df=29 dan t= -20,002 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
terdapat peningkatan yang siginifikan antara rata-rata nilai pre-test ke post-
test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kemampuan
menulis puisi.
Terdapat perbedaan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X
SMA Santo Thomas Aquinas pada rata-rata post-test kelas eksperimen yang
dilakukan dengan pendekatan kontekstual sebesar 3,227, sedangkan rata-
rata post-test kelas kontrol yang dilakukan dengan pendekatan
konvensional sebesar 2,833.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
5.2 Implikasi
Penelitian ini menunjukan bahwa pendekatan kontekstual efektif
digunakan dalam proses pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas X
SMA St. Thomas Aquinas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan
kemampuan menulis puisi pada siswa SMA, pendekatan kontekstual dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif dan strategi yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah khususnya SMA
St.Thomas Aquinas Weetebula.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, terdapat beberapa saran
dari peneliti dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa yakni:
(1) Bagi peneliti selanjutnya, dianjurkan untuk melakukan penelitian serupa
yang berkaitan dengan judul tesis tersebut khususnya pada jenjang SMA
yang berbeda.
(2) Guru bahasa Indonesia SMA St. Thomas Aquinas Weetebula dapat
menjadikan pendekatan kontekstual sebagai salah satu pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada
pembelajaran menulis puisi sehingga tujuan pembelajaran tercapai
dengan baik.
(3) Bagi siswa SMA St.Thomas Aquinas Weetebula terus meningkatkan
kebiasaan menulis puisi karena dengan menulis dapat membuka
cakrawal pemikiran serta memperkaya pengalaman pribadi khusus
dalam menciptakan sebuah karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Alfiah, dkk. (2009). Pengajaran Puisi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Aminuddin. (2009). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Andayani, Et all. 2015. “The Implementation of Contextual Approach in Solving
Problems Understanding Syntax: Sentence Indonesian at universities
in Surakarta, Indonesia”. Dalam Journal of Education and Practice
ISSN 2222-288X (Online). Vol.6, No.30, hh. 191
Angkowo, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta : Gramedia
Widiasarana.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
Revisi). Jakarta : Rineka Cipta
Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1992). Media Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education.
New York: Routledge.
Chodijah, Siti. (2013). “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui
Pendekatan Kontekstual (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas VIII
SMP Harapan Taruna, Bogor)”. Artikel penelitian: Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Pakuan,
Maret (2013)
Depdiknas. Elaine B. Johnson, (2007). Contextual Teaching And Learning.
Bandung: MLC.
Depdiknas . (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djibran, Fahd. (2008). Writing is Amazing. Yogyakarta: Juxtapose.
Enre, Fachrudin Ambo. (1988). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:
Depdikbud
Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.
Gafur, Abdul. (2003). Mencoba Pembelajaran Kontekstual. Jakarta: Pusat
Perbukuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Gie, The Liang. (2002). Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.
Gilstrap, R.L and Martin, W.R. (1975) Current Strategies for Teachers. California,
Santa Monica: Goodyear Publishing Compani Inc
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Universitas Diponegoro
Ginting, Kula. (2013). “Penerapan model pembelajaran contextual teaching and
learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa
kelas V SD Negeri 060885 Medan”. Jurnal Tematik: Volume :
003/No.12/DIKSAS/Desember 2013).
Julia , Riska Retnasari, Maulana. (2016). “Pengaruh pendekatan kontekstual
terhadap kemampuan koneksi matematis dan motivasi belajar siswa
sekolah dasar kelas iv pada materi bilangan bulat”. Jurnal pena ilmiah:
Vol. 1, No. 1 (2016).
Johnson, Elaine. (2007). Contextual Teaching And Learning; Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: MLC.
Kinayati, Djojosuroto. (2005). Puisi Pendekatan dan Pembelajaran. Jakarta:
Nuansa.
Martinis Yamin. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.
Margono, S. (2003). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Masidjo, I. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Munandar, Utami. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta :
Rineka Cipta.
Mulayan, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat, (2000). Komunitas
Antarkebudayaanaan, Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang
Berbeda Kebudayaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ningrum, E. (2009). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning):
Makalah kegiatan pelatihan dan workshop model-model pembelajaran
dalam persiapan RSBI. Karawang. 23 September
Nyimas Aisyah, dkk. (2008). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Jakarta. Depdiknas.
Ngalimun, dkk. (2013). Perkembangan Media Prestasi Vol. XVIII No.2 Desember
2016 /ISSN 1979 - 9225 50 dan Pengembangan Kreativitas.
Yogyakarta: Aswaja Presindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Novia Juita, dkk. (2013). “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Malalui
Prinsip-Prinsip Sugestologi Siswa Kelas VII.1 SMP N 4 VII Koto
Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman”. Jurnal Bahasa, Sastra
dan Pembelajaran: Volume 1 Nomor 2, Juni (2013).
Nyoman Tika, dkk. (2014). “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Kritis
pada Siswa Kelas IV MI Tawakkal Denpasar. Jurnal Penelitian
Pascasarjana UNDIKSHA: Vol 4, No 1 (2014).
Pradopo, Rachmad Djoko, (2007). Pengkajian Puisi. Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press.
.........................................., (2012). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gaja Mada
University Press.
Poerwanto, Hari. (2008). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif
Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis analisis parametrik dan non parametrik
dengan SPSS dan prediski pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis:
Simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan
menengah. Yogyakarta: Gava Media.
Saifudin, Ahmad Fedyani. (2005) Antropolgi Kontemporer. Suatu Pengantar Kritis
Mengenai Paradigma. Jakarja: Kencana Predana Media Group.
Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sugiyanto. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Mata Padi
Presindo.
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Ke-20. Penerbit
Alfabeta. Bandung.
Sulistyo, J. (2012). 6 Hari jago SPSS 17. Jakarta: Cakrawala.
Subaryana. (2005). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: IKIP PGRI Wates.
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. C.V.
Maulana. Bandung.
Tarigan, Djago.dkk. (2003). Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta:UT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Waluyo, Herman J. (2005). Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
.............................. (2003). Apresiasi Puisi Panduan Untuk Pelajar dan
Mahasiswa. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Waluyo, Herman J. (2000). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.
Woolfolk, A. E. & Nicolich, L. M. (1984). Educational Psychology for Teachers.
New Jersey: Prentice Hall Inc.
Zainudin, (2013). “Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Bagi Siswa Kelas IV
SDN1 Dongko Dengan Metode Praktek”. Dalam Jurnal Tadulako
Online. Volume 4, Nomor 9, halaman 19-20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 1. Surat Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 2. Hasil validasi instrumen tes essay oleh ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 3 Hasil validasi instrumen observasi oleh ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 4. Silabus Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 5. Silabus Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 6. RPP Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 7. RPP Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 8. Lembar Observasi Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 9. Lembar observasi kelas kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Lampiran 10. Soal Essay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 11. Jawaban Pre-test Siswa Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 12. Jawaban Pre-test Siswa Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Lampiran 13. Jawaban Posttest Siswa Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Lampiran 14. Jawaban Posttest Siswa Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 15. Hasil Uji SPSS Validitas Intrumen
Lampiran 16. Hasil Uji SPSS Reliabilitas Instrumen
Reliability
Correlations
Total
.635** .000 30
.721** .000 30
.717** .000 30
.707** .000 30
.672** .000 30
1 30
Diksi
Imaji
Majas
Tema
Amanat
Total
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Case Processing Summary
30 100.0
0 .0
30 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.725 5
Cronbach's
Alpha N of Items
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
Item-Total Statistics
11.7000 5.803 .424 .701
11.6000 5.421 .542 .658
11.6000 5.145 .497 .675
11.5333 5.361 .505 .671
11.4333 5.564 .462 .687
Diksi
Imaji
Majas
Tema
Amanat
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 17. Tabulasi Nilai Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen
NO
Pretest EKSPERIMEN (CTL)
Rerata Total
Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat
1 1 2 1 2 2 1.60 8
2 2 1 2 3 1 1.80 9
3 2 1 2 1 1 1.40 7
4 2 1 1 3 2 1.80 9
5 2 1 2 2 2 1.80 9
6 3 2 3 2 2 2.40 12
7 2 2 3 2 3 2.40 12
8 3 1 2 2 3 2.20 11
9 2 1 1 2 2 1.60 8
10 3 1 1 2 2 1.80 9
11 3 2 1 3 2 2.20 11
12 2 2 2 2 2 2.00 10
13 2 1 1 2 2 1.60 8
14 1 2 1 2 1 1.40 7
15 1 2 1 3 2 1.80 9
16 1 2 1 2 2 1.60 8
17 2 1 2 2 2 1.80 9
18 2 2 1 2 2 1.80 9
19 2 2 2 1 2 1.80 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
20 1 2 2 2 2 1.80 9
21 3 1 2 1 3 2.00 10
22 1 1 2 1 2 1.40 7
23 3 1 2 2 2 2.00 10
24 3 2 3 2 2 2.40 12
25 3 1 2 2 2 2.00 10
26 2 2 2 1 2 1.80 9
27 2 2 2 2 3 2.20 11
28 2 1 1 2 2 1.60 8
29 3 1 1 2 1 1.60 8
30 3 2 2 2 2 2.20 11
NO
Post Test EKSPERIMEN (CTL)
Rerata Total
Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat
1 3 2 4 4 3 3.20 16
2 4 3 3 3 3 3.20 16
3 4 3 3 4 4 3.60 18
4 3 4 3 4 4 3.60 18
5 3 2 3 3 4 3.00 15
6 3 3 4 3 4 3.40 17
7 4 2 3 4 4 3.40 17
8 3 3 4 3 3 3.20 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
9 3 2 3 3 3 2.80 14
10 4 2 4 3 3 3.20 16
11 4 3 3 3 4 3.40 17
12 3 3 3 3 4 3.20 16
13 3 2 3 3 4 3.00 15
14 3 3 2 4 3 3.00 15
15 4 3 2 4 3 3.20 16
16 2 2 3 4 4 3.00 15
17 4 3 2 4 3 3.20 16
18 3 3 3 3 4 3.20 16
19 4 3 4 3 3 3.40 17
20 3 4 3 4 3 3.40 17
21 3 4 3 4 4 3.60 18
22 2 2 3 4 4 3.00 15
23 4 2 4 3 3 3.20 16
24 4 3 3 3 4 3.40 17
25 3 3 4 4 4 3.60 18
26 3 3 3 4 3 3.20 16
27 4 2 3 4 3 3.20 16
28 1 3 3 4 3 2.80 14
29 3 3 2 3 4 3.00 15
30 3 3 3 4 3 3.20 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 18. Tabulasi Nilai Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol
NO
Pretest KONTROL (CERAMAH)
Rerata Total
Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat
1 1 2 2 2 3 2.00 10
2 1 2 1 2 3 1.80 9
3 2 2 1 2 2 1.80 9
4 2 1 1 2 2 1.60 8
5 2 1 1 3 1 1.60 8
6 1 2 2 2 2 1.80 9
7 3 2 2 2 2 2.20 11
8 2 1 2 1 2 1.60 8
9 2 1 2 2 2 1.80 9
10 1 2 2 1 2 1.60 8
11 1 2 1 2 2 1.60 8
12 2 3 2 3 2 2.40 12
13 2 1 2 2 3 2.00 10
14 1 1 2 2 3 1.80 9
15 1 2 2 2 3 2.00 10
16 2 2 1 1 2 1.60 8
17 2 1 1 2 1 1.40 7
18 1 1 2 3 2 1.80 9
19 1 1 2 3 2 1.80 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
20 2 1 1 2 2 1.60 8
21 1 2 2 2 1 1.60 8
22 1 1 2 2 2 1.60 8
23 3 1 1 2 3 2.00 10
24 2 1 3 3 3 2.40 12
25 2 1 2 2 1 1.60 8
26 1 2 2 1 3 1.80 9
27 1 2 1 2 2 1.60 8
28 1 2 2 1 2 1.60 8
29 2 1 2 2 3 2.00 10
30 1 2 1 2 3 1.80 9
NO
Post test KONTROL (CERAMAH)
Rerata Total
Diksi Imaji Majas Tema/Isi Amanat
1 3 3 2 4 3 3.00 15
2 3 3 2 3 3 2.80 14
3 4 3 2 3 3 3.00 15
4 2 2 2 3 3 2.40 12
5 3 2 2 2 3 2.40 12
6 3 3 2 3 3 2.80 14
7 3 3 3 4 4 3.40 17
8 3 3 2 3 3 2.80 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
9 3 3 3 2 3 2.80 14
10 3 3 2 3 3 2.80 14
11 3 3 2 3 3 2.80 14
12 2 3 3 3 3 2.80 14
13 3 3 3 3 3 3.00 15
14 3 3 3 3 2 2.80 14
15 3 3 3 4 4 3.40 17
16 3 3 3 2 3 2.80 14
17 4 3 3 3 2 3.00 15
18 3 2 2 2 3 2.40 12
19 3 2 3 3 3 2.80 14
20 2 3 3 3 3 2.80 14
21 2 3 2 2 3 2.40 12
22 3 2 3 2 2 2.40 12
23 3 3 3 3 3 3.00 15
24 4 3 2 3 4 3.20 16
25 4 3 3 3 3 3.20 16
26 2 3 2 3 2 2.40 12
27 3 3 2 2 3 2.60 13
28 3 4 3 2 4 3.20 16
29 4 3 2 3 3 3.00 15
30 3 2 3 3 3 2.80 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Lampiran 19. Tabulasi Nilai Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
No
Pretest
Eksperimen
Posttest
Eksperimen
Gain
Eksperimen
Pretest
Kontrol
Posttest
Kontrol
Gain
Kontrol
1 1.60 3.20 1.60 2.00 3.00 1.00
2 1.80 3.20 1.40 1.80 2.80 1.00
3 1.40 3.60 2.20 1.80 3.00 1.20
4 1.80 3.60 1.80 1.60 2.40 0.80
5 1.80 3.00 1.20 1.60 2.40 0.80
6 2.40 3.40 1.00 1.80 2.80 1.00
7 2.40 3.40 1.00 2.20 3.40 1.20
8 2.20 3.20 1.00 1.60 2.80 1.20
9 1.60 2.80 1.20 1.80 2.80 1.00
10 1.80 3.20 1.40 1.60 2.80 1.20
11 2.20 3.40 1.20 1.60 2.80 1.20
12 2.00 3.20 1.20 2.40 2.80 0.40
13 1.60 3.00 1.40 2.00 3.00 1.00
14 1.40 3.00 1.60 1.80 2.80 1.00
15 1.80 3.20 1.40 2.00 3.40 1.40
16 1.60 3.00 1.40 1.60 2.80 1.20
17 1.80 3.20 1.40 1.40 3.00 1.60
18 1.80 3.20 1.40 1.80 2.40 0.60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
19 1.80 3.40 1.60 1.80 2.80 1.00
20 1.80 3.40 1.60 1.60 2.80 1.20
21 2.00 3.60 1.60 1.60 2.40 0.80
22 1.40 3.00 1.60 1.60 2.40 0.80
23 2.00 3.20 1.20 2.00 3.00 1.00
24 2.40 3.40 1.00 2.40 3.20 0.80
25 2.00 3.60 1.60 1.60 3.20 1.60
26 1.80 3.20 1.40 1.80 2.40 0.60
27 2.20 3.20 1.00 1.60 2.60 1.00
28 1.60 2.80 1.20 1.60 3.20 1.60
29 1.60 3.00 1.40 2.00 3.00 1.00
30 2.20 3.20 1.00 1.80 2.80 1.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 20. Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30 30 30
1.8600 3.2267 1.3667
.29314 .22118 .27834
.214 .215 .152
.214 .215 .152
-.119 -.185 -.148
1.174 1.176 .834
.127 .126 .489
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Pretest
Eksperimen
Posttest
Eksperimen
Gain
Eksperimen
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30 30 30
1.7933 2.8333 1.0400
.24344 .28808 .28479
.222 .221 .189
.222 .179 .189
-.180 -.221 -.177
1.218 1.208 1.036
.103 .108 .233
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parametersa,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Pretest
Kontrol
Posttest
Kontrol Gain Kontrol
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
Lampiran 21. Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Group Statistics
30 1.8600 .29314 .05352
30 1.7933 .24344 .04445
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Pretest
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Independent Samples Test
1.696 .198 .958 58 .342 .06667 .06957 -.07259 .20592
.958 56.107 .342 .06667 .06957 -.07269 .20602
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Pretest
F Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Lampiran 22. Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Group Statistics
30 3.2267 .22118 .04038
30 2.8333 .28808 .05260
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
Posttest
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Independent Samples Test
1.202 .277 5.932 58 .000 .39333 .06631 .26060 .52607
5.932 54.373 .000 .39333 .06631 .26041 .52625
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
Posttest
F Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
Group Statistics
30 1.3667 .27834 .05082
30 1.0400 .28479 .05199
Kelompok
Eksperimen
Kontrol
GainScore
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
Independent Samples Test
.003 .955 4.493 58 .000 .32667 .07270 .18113 .47220
4.493 57.970 .000 .32667 .07270 .18113 .47220
Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed
GainScore
F Sig.
Levene's Test for
Equality of Variances
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
t-test for Equality of Means
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
Lampiran 23. Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Effect size yang diperoleh adalah sebagai berikut:
𝑟 = √𝑡2
𝑡2+ 𝑑𝑓
𝑟 = √5,9322
5,9322+ 58
𝑟 = √35,188
35,188+58
𝑟 = √35,188
93,188
𝑟 = √0,377
𝑟 = 0,614
Persentase pengaruh penerapan perlakuan pada kelompok eksperimen:
𝑅2 = 𝑟2
𝑅2 = 0,6142
𝑅2 = 0,376
Persentase = 𝑅2𝑥 100%
= 0,376 x 100%
= 37,6%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 24. Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke
Posttest pada Kemampuan Menulis Puisi
Kelompok eksperimen
Persentase = 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%
= 3,227−1,860
1,860 𝑥 100%
= 1,367
1,860 𝑥 100%
= 0,735 𝑥 100%
= 73,5%
Kelompok kontrol
Persentase = 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑥 100%
= 2,883−1,793
1,793 𝑥 100%
= 1,040
1,793 𝑥 100%
= 0,580 𝑥 100%
= 58,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 25. Hasil Perhitungan Persentase Gain Score Kemampuan
Menulis Puisi
Perhitungan Gain Skor
Kelompok Kontrol
Gain
Skor
Frekuensi
0.40 1
0.60 2
0.80 5
1.00 11
1.20 7
1.40 1
1.60 3
Kelompok
Eksperimen
Gain
Skor
Frekuensi
1.00 6
1.20 6
1.40 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
1.60 7
1.80 1
2.20 1
Perhitungan Persentase Gain Skor ≥ 1,10
Kelompok Kontrol
Frekuensi gain skor ≥ 1,10 adalah 11 siswa
Persentase = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥1,10
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%
= 11
30 𝑥 100%
= 36,7%
Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain skor ≥ 1,10 adalah 24 siswa
Persentase = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑔𝑎𝑖𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥1,10
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100%
= 24
30 𝑥 100%
= 80,0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Lampiran 26. Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Kemampuan Menulis Puisi
Kelompok eksperimen
Kelompok Kontrol
Paired Samples Statistics
1.8600 30 .29314 .05352
3.2267 30 .22118 .04038
Pretest Eksperimen
Posttes t Eksperimen
Pair
1
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
Paired Samples Correlations
30 .442 .014Pretest Eksperimen &
Posttest Eksperimen
Pair
1
N Correlation Sig.
Paired Samples Statistics
1.7933 30 .24344 .04445
2.8333 30 .28808 .05260
Pretest Kontrol
Posttest Kontrol
Pair
1
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
Paired Samples Correlations
30 .436 .016Pretest Kontrol &
Posttest Kontrol
Pair
1
N Correlation Sig.
Paired Samples Test
-1.36667 .27834 .05082 -1.47060 -1.26273 -26.894 29 .000Pretest Eksperimen -
Posttest Eksperimen
Pair
1
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
Paired Samples Test
-1.04000 .28479 .05199 -1.14634 -.93366 -20.002 29 .000Pretest Kontrol -
Posttest Kontrol
Pair
1
Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
95% Confidence
Interval of the
Difference
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
Flavianus Mario Malo lahir di weetebula, Sumba Barat Daya,
NTT pada tanggal 12 Mei 1994. Penulis memulai pendidikan
SD Bondo Kodi pada Tahun 2002 dan lulus pada tahun 2007.
Penulis menempuh Sekolah Menengah pertama di SMP
Negeri 1 Kodi, Sumba Barat Daya dan lulus pada tahun 2009
kemudian melanjutkan SMA St. Thomas Aquinas Weetebula dan lulus pada tahun
2011. Penulis melanjutkan Pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma pada Tahun 2011 dan lulus pada tahun
2015. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma pada tahun 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI