kegagalan perencanan pembangunan indonesia pak mias
DESCRIPTION
Kegagalan Perencanaan PembangunanTRANSCRIPT
Kegagalan Perencanan Pembangunan Indonesia
Semua negara di dunia ini ingin pembangunanya bisa maju agar bisa terus
mempertahankan eksistensi negaranya. Oleh sebab itu negara membentuk suatu
badan yang khusus menangani dan lebih fokus untuk mencari solusi dan rencana
dalam hal pembangunan negara. Indonesia membentuk suatu lembaga yang
bernama Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) yang mempunyai tujuan untuk
merencanakan pembangunan sekaligus membuat kebijakan-kebijakan
pembangunan negara.
Sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia berjalan panjang. Mulai
dari masa transisi kekuasaan Belanda ke Indonesia, masa orde lama di bawah
kepemimpinan Soekarno, orde baru di bawah kepemimpinan Soeharto hingga
masa reformasi seperti sekarang ini. Dalam perjalananya proses pembangunan di
indonesia mengalami keberhasilan dan kegagalan.
Penyebab kegagalan-kegagalan dalam perencanaan pembangunan di
Indonesia sebenarnya terjadi secara berulang-ulang dari masa ke masa. Faktor-
faktor yang menyebabkan gagalnya perencanaan pembangunan antara lain :
1. Kondisi politik
Kondisi politik memegang peranan penting dalam berhasilnya perekonomian
negara. Pada masa orde lama, kondisi perpolitikan Indonesia seringkali
mengalami fluktuatif. Ditandai dengan bergonta gantinya kabinet yang dalam
kurun 10 tahun bisa berganti kabinet 10 kali, perseturuan antar pemilik
kepentingan politik dan parpol, kurang sinerginya peran eksekutif dengan
legislatif, peraturan undang-undang yang tumpang tindih hingga diterbitkan
perbaikan-perbaikan dll. Kondisi politik yang brurk ini bisa berimbas pada
kondisi perekonomian yang buruk. Kita tentu masih ingat dengan peristiwa 98
dimana terjadi penggulingan kekuasaan Soeharto oleh para mahasiswa.
Perpolitikan yang buruk menyebabkan perekonomian kita jatuh pada saat itu.
Faizal Iqbal Tamsil13/347989/SP/25742
2. Kemampuan dalam mengimplementasikan.
Masalah ini juga merupakan penyakit lama pada perencanaan pembangunan. Kita
banyak melahirkan konseptor-konseptor besar yang ahli dalam merencanakan
pembangunan dan perekonomian seperti Bung Hatta, Prof Emil Salim Sri
Mulyani, Boediono, dll. Tetapi pada hal pengimplementasian langsung di
lapangan menunjukkan hasil yang berbeda dan tidak sesuai konsep. Hal ini juga
dikarenakan karena agent agent di lapangan tidak berkompetensi dengan baik.
Para birokrat khususnya tidak bisa lepas dari jeratan KKN.
3. Tuntutan daerah dalam hal pemerataan pembangunan.
Masalah ini telah terjawab pada masa reformasi yang pada masa sebelumnya tidak
terselenggara dengan baik. Dan hal itu sebagai pemicu lambatnya perekonomian
Indonesia di tingkat daerah. Daerah sekarang diberi kewenangan sendiri untuk
mengurus kepentingannya sesuai dengan diberlakukanya UU No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah yang menjalankan otonomi daerah sesuai dengan
kepentingan mereka. Selain itu keberadaan musrenbang di tingkat desa/kelurahan,
kecamatan, kabupaten hingga provinsi dirasakan sangat tepat. Perencanaan
menggambarkan partisipasi warga dalam merencanakan daerahnya jika
musrenbang itu dilaksanakan dengan baik, dan akan buruk jika musrenbang hanya
dikuasai oleh golongan tertentu yang tidak mencerminkan aspirasi dari seluruh
masyarakat.
4. Pembangunan dilakukan tanpa perencanaan dan kajian yang matang.
Sebagian besar pembangunan di Indonesia baik itu yang bersifat daerah atau
nasional masih dijumpai pembangunan yang mendadak dan tanpa terlebih dahulu
mengkajinya. Tidak mengherankan jika sering terdapat proyek yang sifatnya
tumpang tindih bahkan tambal sulam dengan proyek lainnya.
Oleh karena itu dibutuhkan semua pihak dalam mewujudkan perencanaan
pembangunan yang baik. Kesadaran yang berasal dari diri sendiri untuk
membangun bangsa yang lebih baik merupakan pondasi utamanya.