kejujuran membawa kebahagiaan - suaramuhammadiyah.id · merayakan idul fitri, 1 syawal ... kapan...
TRANSCRIPT
Kejujuran Membawa Kebahagiaan
DADANG KAHMAD
Hadirin yang berbahagia,
marilah kita panjatkan puji syukur
ke hadhirat Allah SwT, atas
limpahan karunia-Nya yang tiada
terhingga kepada kita sekalian,
terutama nikmat iman dan Islam.
Sehingga di pagi hari yang indah
ini kita berkumpul bersama,
bersimpuh dihadapan Nya
merayakan Idul Fitri, 1 Syawal
1440 H. Sejak tadi malam seluruh kaum
Muslimin di tanah air serentak
mengucapkan takbir, tahmid dan
tahlil, mengagungkan asma Allah
secara bersamaan. Karena pada
tahun ini semua sistem hisab, baik
wujudul hilal maupun imkanu
rukyat sepakat menentukan Idul Fitri jatuh pada hari Rabu
tanggal 05 Juni 2019, karena hilal
satu Syawal sudah wujud dan
memenuhi kriteria Rukyah. Sesungguhnya masalah
penanggalan bulan hijriyah
seharusnya sudah dianggap
selesai jika kaum Muslimin sudah
mempunyai kalender tetap dan
baku. Kapan tepatnya lebaran,
apakah lima tahun ke depan
bahkan duapuluh tahun ke depan
sudah bisa diketahui dengan pasti
melalui sistem hisab. Karena di
zaman modern seperti sekarang
ini teknologi hisab sudah canggih,
ilmu astronomi sudah sedemikian
maju, sehingga peristiwa yang
sifatnya rutin seperti awal bulan
maupun gerhana, sudah dapat
dihitung dengan lebih akurat dan
pasti.
Hadirin yang berbahagia. Shaum
Ramadhan yang baru
lalu, merupakan masa kontemplasi
kita dalam rangka mendekatkan
diri kepada Allah SwT, selama
sebulan kita telah mengabaikan
kehidupan jasmaniah dengan
meninggalkan makan minum di siang hari dan lebih berpihak
kepada kehidupan batiniyah
dengan banyak beribadah,
berdzikir dan muhasabah diri.
Puasa kalau diibaratkan seperti
peralihan bentuk yang dialami
seekor ulat menjadi seekor kupu-
kupu harus menjadi kepompong
terlebih dahulu. Dan jika
kepompong mampu mengubah
ulat bulu hitam menjadi kupu-
kupu yang indah, maka shaum
Ramadhan diharapkan dapat
meningkatkan derajat kita menjadi
mutaqin dan muhsinin Dan di antara hikmah shaum
bulan Ramadhan adalah
menjadikan kita seorang yang
mempunyai sifat atau karakter
jujur. Betapa tidak, puasa itu
dilakukan oleh kaum Muslimin
dengan baik walaupun mereka
tidak ada dalam pengawasan
manusia, tetapi meraka yakin
diawasi oleh Allah SwT, sehingga
mereka melakukannya dengan
kejujuran dari mulai terbit fajar dan
terbenam matahari. Padahal bisa
saja mereka mengaku berpuasa
tetapi di belakang layar mereka
makan dan minum
SUARA MUHAMMADIYAH 11 / 104 | 1 - 15 JUNI 2019 35
sesukanya di siang hari. Dan itu
tidak mereka lakukan karena
mengharap pahala dan ridha
Allah SwT. Kalau karakter jujur selama
berpuasa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari niscaya
akan memberikan dampak positif
bagi kemajuan masyarakat, karena
sumber kemajuan suatu bangsa
atau negara akan tergantung
sejauh mana orang yang terlibat
dan pengelolaan negara itu bersifat
jujur. Sebab jujur itu sumber dari
kebaikan yang akan membawa
kepada kebahagiaan.
Dari ibnu Mas‟ud
Radiyallahu‟anhu ia berkata:
Rasulullah Shalallahu „Alaihi
Wasallam bersabda: “Berlakulah
jujur, karena sesungguhnya
kejujuran itu menuntun kepada
kebaikan, dan kebaikan itu
mengantarkan ke surga. Seseorang
senantiasa bersikap jujur dan
benar-benar suka berlaku jujur
hingga ia akan dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang sangat jujur.
Janganlah berlaku dusta, karena
sesungguhnya dusta itu menuntun
kepada kejahatan, dan kejahatan
itu mengantarkan ke neraka. Seseorang senantiasa berdusta
dan benar-benar suka berdusta
hingga ia akan dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang pendusta.”
(Muttafaqun „alaih). Negara negara Islami yang
telah diliris sebagai hasil penelitian
para ilmuan yaitu beberapa negara
maju di Eropa, seperti Denmark
dan Finlandia. Mereka maju dan
makmur karena penduduknya
menerapkan kejujuran dalam
kehidupan sehari hari mereka, baik
di kalangan elite maupun di kalangan masyarakat bawah.
Sehingga di negara lima besar
yang paling Islami tersebut tingkat
korupsinya nol dan kejahatan yang
berdasarkan penipuan seperti
manipulasi dan Korupsi sangat
rendah sekali sehingga
kemakmuran dapat mereka rasakan
dan kemajuan bangsa dapat
mereka nikmati. Dalam Hadits tersebut di atas,
Rasulullah saw megajarkan bahwa
kejujuran itu sebagai syarat
memperoleh Surga, berarti jika
masyarakat suatu negara
menginginkan hidup makmur
maka tiada lain kejujuran itu harus
menjadi kepribadian seluruh warga
negara. Sebaliknya jika ketidak
jujuran menjadi kepribadian
sebagian besar masyarakat suatu
negara maka negara tersebut tidak
akan mengalami kemakmuran dan
kebahagiaan. Maka jika suatu
negara dirasakan kurang makmur
dan kurang bahagia kemungkinan
disebabkan masyarakatnya kurang
menegakkan kejujuran dalam
kehidupanya. Kita bayangkan jika kita
bangsa Indonesia menerapkan
kejujuran dalam segala hal, mulai
dari penyelenggaraan pemilu yang
jujur, pemerintahan dimana
seluruh aparatnya jujur dan dalam
kehidupan rakyatnya juga jujur.
Saya yakin bangsa Indonesia akan
mengalami kemajuan yang luar
biasa. Adil makmur yang menjadi
cita cita bersama akan kita rasakan.
Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar. Salah satu pelatihan kejujuran
dalam ibadah Puasa adalah
menerapkan kata Imsak dalam
kehidupan nyata kita. Imsak yang
sering kita dengar di bulan
Ramadhan secara harfiah berarti
menahan diri, atau mengendalikan
diri. Selama sebulan penuh kita
dilatih untuk menahan diri dari
yang membatalkan puasa. Suatu
pendidikan yang sangat efektif dan
bermakna. Maka Imsak diharapkan
menjadi kepribadian, dan karakter
Muslimin agar selalu bisa menahan
diri dari perkara yang dilarang oleh
Allah SwT. Pengendalian diri
adalah inti beragama dan hakekat
beragama, juga sikap hidup orang
yang beragama. Pengendalian
emosi, pengendalian hasrat makan
dan minum yang berlebihan,
pengendalian atas keserakahan,
dan pengendalian diri dari
melakukan dosa dan kesalahan.
36 SUARA MUHAMMADIYAH 11 / 104 | 27 RAMADHAN - 11 SAWAL 1440 H
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan untuk menahan diri dari godaan makanan saja ternyata menjadi salah satu kunci untuk menjalani kehidupan yang bahagia. Dengan berusaha untuk menahan diri mendorong seseorang untuk membuat keputusan yang lebih baik dan terhindar kesalahan. Sehingga hati dan pikiran menjadi lebih tenang dan membuat seseorang hidup lebih bahagia.
Sehubungan dengan hal itu, sungguh tepat firman Allah
SwT, Surat Al-Baqarah:188,
ayat terakhir dari perintah puasa,
Dan janganlah kamu memakan
harta milik orang lain di antaramu
dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan jalan dosa,
padahal kamu mengetahui. Penguasaan harta milik orang
lain terjadi karena manusia tidak
mampu menahan diri. Koruptor
adalah orang yang tidak mampu
menahan diri karena serakah.
Penzina adalah orang yang tidak
bisa menahan diri dari dorongan
seksual terhadap pasangan yang
tidak syah. Begitu pula
perampok, pencuri, pengutil, dan
penipu, adalah orang yang tidak
punya kemampuan menahan diri.
Maka berhati hatilah jangan
terangsang oleh kehidupan yang
serba materialistis, penuh dengan
keserakahan, jangan tergiur oleh
iklan yang menarik untuk
memperturutkan hawa nafsu,
penjualan barang mewah di
sekeliling kita. Karena efek dari
didirikannya pusat belanja modern di
mana mana, supaya orang dipompa
untuk boros dan hidup mubadzir.
Sehingga rata rata pengeluaran lebih
banyak dari pada penghasilan, untuk
menutupinya terpaksa mencari
penghasilan tambahan dan banyak di
antaranya melalui jalan yang
dilarang oleh agama dan melahirkan
ketidak jujuran dalam kehidupan.
Allah SwT memberi peringatan
kepada kita suntuk tidak hidup
boros, tidak berlebihan dan
memubadzirkan harta. Al-A'raf 31:
Hai Bani Adam, pakailah
perhiasanmu ketika setiap ke
masjid, dan makan dan minumlah
dan jangan berlebihan,
sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebihan.
Kaum Muslimin yang berbahagia.
Pada tanggal 17 bulan April yang
lalu bangsa Indonesia telah melaksanakan pemilihan umum
untuk memilih presiden dan wakil
presiden dan penetapannya sudah
dilakukan oleh KPU, walaupun
menyisakan ketidak puasan di
kalangan tertentu.
Maka di akhir khutbah ini saya
ingin mengajak hadirin sekalian
marilah kita tetap teguh dalam
keislaman kita. Janganlah terbawa
arus kehidupan dan terombang
ambing oleh keadaan sekeliling
kita. Marilah kita rajut lagi benang
yang pernah kusut, marilah
tegakkan lagi persatuan dan
kesatuan sebagai bangsa
Indonesia. Kembalilah kepada
tugas kita masing masing dengan
penuh kesungguhan dan kejujuran.
Biarlah Allah yang akan
menghukumi siapa yang bersalah.
“fa‟fuu wash fahu hatta ya‟tia
Allah bi amrihi. InnAllaha „ala
kulli syai‟in qodiro” (Qs Al-
Baqarah [2]: 109) Maka maafkanlah dan
biarkanlah mereka, sampai Allah
mendatangkan perintah-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu. Ke depan godaan terhadap
iman dan keislaman kita akan
semakin luar biasa yang didukung
oleh kecanggihan teknologi
informasi. Oleh karena itu
bersabarlah atas cobaan dan
hendaknya kita dan keluarga
selalu berpegang teguh kepada
Al-Qur‟an dan As-Sunnah,
istiqamah dalam menghadapi
kehidupan. Mantapkan ukhuwah
Islamiyah hindari konflik dan
saling menyalahkan sesama umat,
tekunlah melaksanakan ibadah.
Dan ingatlah selalu bahwa hidup
kita ini terbatas, sebentar
waktunya, dan kita akan kembali
ke hadirat-Nya dan
mempertanggungjawabkan atas
segala yang telah kita lakukan Sekian selamat Idul Fitri 1
SUARA MUHAMMADIYAH 11 / 104 | 1 - 15 JUNI 2019 37
Syawal 1440 H. TaqabalAllahu Minna
wa minkum. Maaf lahir batin.
Akhirnya marilah kita
memanjatkan doa ke hadirat Allah
SwT. Mudah mudahan Allah
berkenan mengabulkan doa kita.•
Prof Dr Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2015-2020.
38 SUARA MUHAMMADIYAH 11 / 104 | 27 RAMADHAN - 11 SAWAL 1440 H