kel 1 manusia makhluk sempurna
DESCRIPTION
manusia sempurnaTRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tentang Manusia
Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah paling sempurna
dibandingkan dengan machluk yang lainya, termasuk diantaranya Malaikat, Jin, Iblis, Binatang,
dllnya. Tetapi kita sendiri sebagai manusia tidak tahu atau tidak kenal akan diri kita sendiri
sebagai manusia. Untuk itu marilah kita pelajari diri kita ini sebagai manusia, Siapa diri kita ini?
Dari mana asalnya? Mau kemana nantinya? Dan yang paling penting adalah bagaimana kita
menempuh kehidupan didunia ini supaya selamat didunia dan achkirat nanti?
Sebenarnya manusia itu terdiri atas 3 unsur yaitu:
1. Jasmani.
Terdiri dari Air, Kapur, Angin, Api dan Tanah.
2. Ruh.
Terbuat dari cahaya (NUR). Fungsinya hanya untuk menghidupkan jasmani saja.
3. Jiwa. (An Nafsun/rasa dan perasaan).Terdiri atas 3 unsur:
o Syahwat/Lawwamah (darah hitam), dipengaruhi sifat Jin, sifatnya adalah:
Rakus, pemalas, Serakah, dll (kebendaan/materialis)-menjadi beban masyarakat.
o Ghodob/Ammarah ( Darah merah ), dipengaruhi oleh sifat Iblis, Sifatnya adalah:
Sombong, Merusak, Angkara murka dll (Menentang)-Menjadi pengacau
masyarakat.
o Natiqoh/Muthmainah (darah Putih), Dipengarui sifat malaikat, Sifatnya adalah:
Bijaksana, Tenang, Berbudi luhur, Berachlak Tinggi dan Mulia- Menciptakan
kedamaian dan kasih sayang.
Alat dari pada Jiwa yaitu otak, yang terdiri atas 3 bagian juga:
1. Akal (timbangan) haq atau bathil
2. Pikir (hitungan) Untung rugi
3. Zikir (ingatan) Ingat Allah
Jadi kalau diibaratkan mobil maka jasmani ini adalah Body daripada mobil sedangkan
Ruh sebagai Aki yang sifatnya hanyalah sebagai yang menghidupkan saja dan Jiwa adalah sopir
atau yang mengendalikan dari pada mobilnya dimana dialah yang bertanggung jawab atas
keselamatan dari pada mobil itu sendiri. Jadi Disini jelaslah bahwa yang dikatakan manusia itu
adalah Jiwanya dimana dialah yang bertanggung jawab atas perbuatanya.
Machluk machluk yang diciptakan Allah ( dimana ada yang menjadi musuh atau lawan manusia
yaitu Iblis dan Jin kafir.)
Ada 6 machluk yaitu:
1. Malaikat, Dari Nur (cahaya) menerangi/mengawasi manusia.
2. Iblis, Dari Nar (Api), sifatnya merusak, merupakan musuh manusia.
3. Jin, Dari asap yang beracun, sifatnya memabukan, merupakan penggoda dan juga
membantu manusia.
4. Tumbuhan, Hanya mempunyai naluri, berfaedah, untuk kebutuhan manusia.
5. Hewan, Syahwat dan ghodob, berfaedah untuk kepentingan manusia.
6. Manusia, Sebagai pengatur alam, pengurus dunia(khalifah rachmatan lil alamin).
Corak corak Manusia:
Mu'min
Kafir
Munafi
Perjalanan Kehidupan Manusia:
1. Alam Arwah/Ruh, Masih didalam alam suci/taqdir ketentuan
2. Alam Rahim, Didalam Kandungan Ibu/Qadarditentukan
3. Alam Dunia/Alam Qodho, Penyelesaian/Untuk sementara
4. Alam Kubur/Alam Barzah, Dalam tahanan alam Kubur/prefentif
5. Alam Mizan, Timbangan Alam dibangkitkanya kembali Manusia
6. Yaumil Ma'lum ( Hari Pengumuman/Keputusan), Sorga bagi yang beramal baik; Neraka
bagi yang beramal buruk
B. Manusia adalah Makhluk ciptaan Allah yang Paling Sempurna
Kesempurnaan, adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai setiap manusia yang hidup
didunia. Berbagai cara dilakukan agar bias terwujud kesempurnaan. Akan tetapi selalu hal yang
kosong yang didapat dari semuanya. Miris memang, pada saat melihat sebagian besar dari kita
tenggelam dalam bayangan kesempurnaan. Tidak saja mereka yang jauh dari agama, mereka
yang dekat dengan agama saja masih begitu sering tenggelam dalam bayangan yang menjebak
ini.
Sebenarnya, Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna.
Hal ini tertuang dalam Al- Qur’an di Surah At-Tin ayat 4 “ Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” . Apa yang terlintas dalam benak
kita saat membaca ayat tersebut. Malukah?. Allah sendiri yang mengatakan bahwa ciptaan-NYA
yang bernama manusia adalah bentuk yang terbaik dari bentuk-bentuk yang lain. Lantas
mengapa dengan berani kita mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna?
Sekarang, siapakah yang menciptakan manusia sehingga berani mengatakan bahwa manusia itu
tidak sempurna? Kita sebagai manusia ataukah Allah sebagai tuhannya manusia.
Bermain dengan ungkapan yang menyangkut dengan ciptaan Allah adalah sebuah hal
yang sebaiknya kita hindari. Hal ini bisa-bisa malah akan menyinggung sisi tauhid. Menyakini
bahwa segala ciptaan Allah tidak ada yang cacat. Segala sistemnya juga tidak ada satupun yang
cacat. Tidak sedikitpun cacat dari sebuah kesempurnaan.
Tidak jarang, sebagian dari kita menginginkan sosok manusia adalah sosok yang tidak
pernah salah, tidak pernah membunuh, tidak pernah menyakiti, tidak bodoh, tidak berkeluh
kesah, tidak miskin, dan lainnya. Bila memang kita menginginkan hal seperti ini maka sebaiknya
baca kembali Al- Qur’an yang tertata rapi dirumah. Dimana Allah banyak menjelaskan sifat-sifat
manusia dan sekaligus lengkap dengan tujuan penciptaannya. Bukankah seperti yang kita ketahui
bersama bahwa yang namanya visi adalah sesuatu tujuan dari sebuah keinginan. Sedangkan misi
adalah tools yang dipakai untuk mencapai visi. Jadi, jika penciptaan manusia visinya adalah
menyembah, mengabdi, dan taat kepada Allah. Maka tools adalah semua yang ada didiri kita
sekaligus lengkap dengan perangkat sistemnya. Baik yang hardware maupun yang software.
Sekali lagi, bagaimana mungkin kita begitu berani mengatakan bahwa manusia itu tidak
sempurna. Manusia sempurna sebagai manusia. Manusia bukan malaikat yang tak punya nafsu
dan selalu berdzikir kepada Allah. Manusia juga bukan syetan yang kerjanya selalu menggoda
dan menjerumuskan temannya kedalam neraka. Tapi manusia adalah manusia. Sesosok makhluk
yang dilengkapi dengan ”qalb” yang dengannya dia bisa menjadi lebih baik dari pada malaikat
manapun. Manusia juga dilengkapi dengan nafsu, yang dengannya pula manusia bisa menjadi
lebih buruk dari syetan. Manusia juga dilengkapi dengan insting dan pikirannya dengan itu dia
menjadi lebih baik dari hewan.
Belum lagi jika kita melihat bagaimana perlengkapan dalam fisiknya. Dimana dengannya
manusia bisa melakukan segala sesuatu yang dapat mendukungnya untuk melakukan tugasnya.
Tugasnya sebagai hamba Allah dan tugasnya sebagai “perpanjangan tangan” Allah dimuka bumi.
Allah memberikan manusia kemampuan ilmu yang dengannya kita bisa bertahap dari ganasnya
lingkungan sekitar. Allah menganugerahi manusia dengan kulit yang denganya dia bisa menjaga
tubuhnya dari serangan bakteri dan cuaca. Belum lagi dengan kegunaannya fisik lainnya. Lalu,
sekali lagi kita mengatakan bahwa manusia ini tidak sempurna. Apakah kita mau bernafas
dengan insang layaknya hewan laut? Cantikkah kita yang bernafas dengan insang? Tampankah
kita bila memiliki tanduk dan berekor layaknya babi hutan?
Mungkin, sifat jelek yang terdapat pada manusia menyebabkan kita mengatakan bahwa
manusia itu tidak sempurna. Tapi perlu kita ketahui dan sadari bahwa sebuah keegoisan adalah
sebuah faktor pendukung untuk mencapai “SURGA”. Lalu emosional juga diperlukan untuk
membuat kita bisa mencintai Allah dengan segenap hati. Sehingga hal ini membuat manusia itu
semakin sadar diri. Bahwa dirinya tidak patut disombongkan. Saking sombongnya sehingga
berani mengantakan bahwa penciptaan manusia tidak sempurna. Sebuah kesombongan yang
mungkin saja bisa menyamakan kita pada musuh bebuyutan yang tidak mau mendengar perintah
Allah saat harus menyembah Nabi Adam as. Atau, kita bisa bersikap seperti malaikat “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui."( al baqarah : 30)
Manusia memiliki semuanya, mulai dari sifat yang jelek, sampai pada sifat yang sangat
mulia. Dan tidak ada lagi makhluk yang sesempurna manusia dimuka bumi sebagai makhluk
yang sempurna. Manusia itu diberikan kebebesan memilih oleh Allah. Memilih sendiri tempat
huninya, gaya huninya, dan menerima semua konsekuensi atas pilihannya. Dan sekali lagi,
semuanya adalah faktor pendukung kesempurnaan manusia. Jikau ada yang cacat maka Allah
menantang kita untuk mencari dimanakah sebuah nikmat itu dapat didustakan oleh kita yang
menamakan manusia. Bukankah manusia itu adalah sebuah kesempurnaan yang sempurna
sehingga mewajibkan kita mensyukuri dengan menuruti segala perintah-NYA. Karena dengan
kesempurnaan tersebutlah Allah membuktikan kepada manusia sebagai tuhannya manusia.
Tuhan jin, Tuhannya malaikat, dan Tuhan segala alam.