kel9 sist limbik.docx

Upload: naylus-saadah

Post on 02-Jun-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    1/51

    MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

    ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM LIMBIK

    Dosen Pengampu :

    Ria Ramadhani, S. Kep

    Disusun Oleh (Kelompok 9) :

    1. Emy Suryati (NIM. 11620014)

    2. Mayang Suroya (NIM. 11620067)

    3.

    Amanatul Mubtadiah (NIM. 11620078)

    JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

    2014

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    2/51

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Ilmu fisiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai fungsi organ tubuh

    manusia. Oleh karena itu fisiologi lebih menitik beratkan pada fungsi organ tubuh

    maka mahasiswa yang akan mempelajari ilmu fisiologi harus sudah mempunyai

    pengetahuan dasar mengenai anatomi ilmu kimia dan biokimia. Mata kuliah ini

    menitik beratkan pada organisme bersel banyak dimana semua proses vital

    berlangsung dalam kelompok-kelompok sel yang telah berevolusi. Dalam mata

    kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari bagaimana sistem-sistem Didalam tubuh

    berfungsi dan bagaimana masing-masing ikut berperan dalam fungsi tubuh secara

    keseluruhan.

    Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna

    yang tersusun atas berbagai sistem-sistem organ penting yang saling berhubungan

    dan melakukan fungsinnya masing masing. Salah satunya adalah sistem saraf

    (sistema nervousum). Siste saraf merupakan sistem yang sangat penting dalam

    tubuh yang berfungsi sebagai pusat perngendali kerja organ-organ tubuh,

    pengendali tanggapan atau reaksi terhadap keadaan sekitar, dll. Sistem saraf

    mempunyai sifat-sifat unik berkaitan dengan proses berpikir dan fungsi pengaturan

    yang sangat kompleks yang dapat dilakukannya. Sistem ini setiap menit menerima

    berjuta-juta rangsangan informasi yang berasal dari bermacam-macam saraf

    sensorik dan organ sensorik, kemudian menyatukan semuanya untuk menentukan

    respon apa yang akan diberikan tubuh.

    Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks,

    sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf

    mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan

    lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan

    aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka

    terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh

    berfungsi sebagai unit yang dinamis. Dalam sistem inilah berasal segala fenomena

    kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk

    dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    3/51

    merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk

    kepribadian dan tingkah laku individu.

    Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya fungsi dari sistem saraf,

    dimakalah ini penyusun akan membahas tentang anatomi dan fisiologi sistem

    limbik.

    1.2Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu ;

    1. Untuk menjelaskan anatomi dan fiologi hipotalamus dan sistem limbik dalam

    fungsi perilaku

    2.

    Untuk menjelaskan anatomi saraf simpatis dan parasimpatis

    3.

    Untuk menjelaskan sifat-sifat dasar fungsi simpatis dan parasimpatis

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    4/51

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Konsep emosi mencakup perasaan emosional subyektif dan suasana hati

    (misalnya marah, takut, kegemberiaan) plus respon fisik nyata yang berkaitan

    dengan persaanpersaan tersebut. Emosi mempunyai komponen mental dan fisik.

    Ia melimbatkan kognisi, kesadaran akan sensasi dan biasanya penyebabnya; afek,

    perasaan itu sendiri; konasi, desakan bertindak; dan perubahan fisik seperti

    hipertensi, takikardia dan berkeringat. Hypothalamus dan sistem limbik

    berhubungan erat dengan ekspresi emosi dan pembentukan emosi.

    2.1

    Hypothalamus

    Hypothalamus merupakan bagian ujung anterior diechephalon yang terletak

    dibawah sulcus hypothamalus dan di depan nuclei interpedunculares. Hipothalamus

    terletak tepat di bawah talamus dan dibatasi oleh sulcus hipothalamus.

    Hipothalamus berlokasi di dasar diencephalon dan sebagian dinding lateral

    ventrikel III. Hipotalamus meluas ke bawah sebagai kelenjar hipofise yang terletak

    di dalam sela tursika os sfenoid. Hipothalamus ini berkaitan dengan pengaturan

    rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresitingkah laku dan emosi(Sloane, 2004).

    Bagian anterior hipothalamus adalah suatu substansi yang disebut substansi

    abuabu atau substansi grisea yang menyelubungi kiasma optik, yang merupakan

    persilangan dari saraf optik. Sedangkan bagian tengah hipothalamus terdiri dari

    infundibulum (berbentuk batang)kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya

    kelenjar hipofisis(Sloane, 2004).

    Hipothalamus adalah daerah otak yang paling jelas terlibat dalam

    pengaturan langsung lingkungan internal. Contoh : jika kita merasa lapar,

    hipothalamus yang berfungsi sebagai pemberitahu jika kita membutuhkan makan,

    maka dicetuskan rasa lapar. Daerah daerah lain di otak, misalnya korteks

    cerebrum, bekerja secara lebih tidak langsung untuk mengatur lingkungan internal.

    Contoh : jika kita merasa lapar, daerah korteks cerebrum yang akan memberitahu

    kita apa yang harus kita lakukan, lapar harus makan. Bahkan aktivitas perilaku

    volunter ini sangat dipengaruhi oleh hipotalamus, yang sebagai bagian dari sistem

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    5/51

    limbik, berfungsi bersama korteks untuk mengontrol emosi dan perilaku yang

    termotivasi(Sloane, 2004).

    A. Hubungan dengan hypophysis

    Ada hubungan saraf antara hypothalamus dan lobus posterior hypophysis

    serta hubungan vaskular di antara hypothalamus dan lobus anterior. Secara

    embriologi hypophysis posterior muncul sebagian evaginasi lantai ventriculus

    tertius. Sebagian besarnya dibentuk dari ujung akson dari bada sel di dalam nuclei

    supraopticus dan paraventriculares serta berjalan ke hypophysis posterior melalui

    tractus hipothalamohypophysialis. Pembuluh darah porta hypophysialis

    membentuk hubungan vaskular langsung antara hypothalamus dan hypophysis

    anterior. Ranting arteri dan arteria carotis dan circulus Willis membentuk jalinan

    kapiler fenestrasi yang dinamai plexus primer pada permukaan ventral

    hypothalamus. Gelung kapiler juga menembus eminentia medialis. Eminentia

    medialis didefinisikan sebagai bagian hypothalamus ventralis, tempat muncul

    pembuluh darah porta. Daerah ini di luar sawar darah-otak. Gelung kapiler juga

    menembus eminentia medialis. Kapiler mendrainase ke dalam pembuluh porta

    sinusoid hypophysialis yang membawa darah menuruni infundibulum hypophysis

    ke kapiler hypophysis anterior. Sistem ini dimulai dan berakhir di dalam kapilertanpa menuju jantung, sehingga suatu sistem porta sejati(Guyton, 2008).

    B. Hubungan Aferen dan eferen hipothalamus

    Kebanyakan serabut ini tak bermielin. Banyak yang menghubungkan

    hypothalamus ke sistem limbik. Juga ada hubungan penting antara hypothalamus

    dan nuclei di dalam tegmentum mesencephali, pons dan rhombencephalon(Sloane,

    2004).

    Neuron pensekresi norepinefrin bersama badan selnya di dalam

    rhombencephalon berakhir di dalam banyak bagian hypothalamus berbeda. Neuron

    paraventricularis yang mungkin mensekresi oksitosin dan vasopresin kemudian

    diproyeksikan ke rhombencephalon dan medula spinalis. Neuron yang mensekresi

    epinefrin mempunyai badan selnya di dalam hypothalamus ventralis. Ada sistem

    neuron pensekresi dopamin intrahypothalamus, yang mempunyai badan selnyaa di

    dalam nucleus arcuata dan berakhir pada atau dekat kapiler yang membentuk

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    6/51

    pembuluh darah porta di dalam eminentia medialis. Neuron yang mensekresi

    serotonin diproyeksikan ke hypothalamus dari nuclei raphae(Guyton, 2008).

    C. Fungsi hipothalamus

    Fungsi Aferen Dari Area Intergasi

    Regulasi suhu Reseptor dingin kulit; sel

    sensitif suhu di dalam

    hypothalamus.

    Hypothalamus anterior,

    berespon terhadap panas;

    hypothalamus posterior,

    berespon terhadap dingin.

    Kontrol

    neuroendokrin

    Katekolamin

    Rangsangan emosi, mungkin

    melalui sistem limbic

    Hypothalamus dorsomedial

    dan posterior

    Vasopresin Osmoreseptor, reseptor

    volume, lainnya

    Nuclei supraoptici dan

    paraventriculares

    Oksitosin Reseptor raba di dalam

    payudara, uterus, genitalis.

    Nuclei supraoptici dan

    paraventriculares

    Reseptor suhu pada bayi,

    mungkin lainnya.

    Nuclei paraventriculares dan

    area berdekatan

    Hormon

    adrenokortikotropik

    (ACTH)danB-

    lipotropin (B-LPH)

    melalui CRH

    Sistem limbik (rangsangan

    emosi; formatio reticularis

    (rangsangan sistemik); sel

    hypothalamus atau hypophysis

    anterior yang sensitif terhadap

    kadar kortisol darah yang

    bersikulasi; nuclei

    suprachiasmaticus.

    Nuclei paraventriculares

    Hormon perangsang

    folikel (FSH) dan

    hormon luteinisasi

    (LH) melalui LHRH

    Sel hypothalamus sensitif

    estrogen; mata, reseptor raba di

    dalam kulit dan genitalia dari

    spesies berovulasi refleks.

    Area preoptica, area lain

    Prolaktin melalui Reseptor raba di dalam Necleus arcuata, area lain

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    7/51

    PIH dan PRH payudara, reseptor lain yang tak

    diketahui

    (hypothalamus tidak

    menghambat sekresi)

    Hormon

    pertumbuhan

    melalui somatosiatin

    dan GRH

    Reseptor tidak diketahui Nucleus paraventriculares,

    nucleusarcuata

    Perilakunafsu,

    Haus

    Osmoresptor, organ subfornix Hypothalamus superior

    lateralis

    Lapar Sel glukostat sensitif terhadap

    kecepatan penggunaan glukosa

    Pusat kenyang

    ventromedial, pusat lapar

    lateral, juga komponen

    limbic

    Perilaku seks Sel sensitif terhadap estrogen

    dan androgen yang bersikulasi,

    lainnya

    Hypothalamus ventralis

    anterior, ditambah cortex

    piriformis pada pria

    Reaksi pertahanan

    Ketakutan,

    kemarahan

    Orgab indera dan neocortex,

    jaras tak di ketahui

    Difus dalam sitem limbik

    dan hypothalamus

    Kendaliberbagai

    endokrin dan irama

    aktivitas

    Retina melalui serabut

    retinohypothalamicus

    Nuclei suprachiasmaticus

    Table 1.1. fungsi hipotalamus

    D. Hubungan hipothalamus dengan fungsi autonom

    Rangsangan hypothalamus menimbulkan respon autonom, tetapi sedikit

    bukti bahwa hypothalamus dihubungkan dengan regulasi fungsi visera sendiri.

    Agaknya respon autonom yang dicetuskan dalam hypothalamus merupakan bagian

    fenomena lebih rumit seperti kemarahan dan emosi lain(Guyton, 2008).

    1. Sistem Limbik

    Anatomi

    Istilah lobus limbik atau sistem limbik diberikan ke bagian otak yang terdiridari tepi jaringan cortex sekeliling hilus dari hemispherium cerebri dan sekelompok

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    8/51

    struktur profunda berhubungan amygdala, hippocampus dan nuclei septal(Guyton,

    2008).

    Sistem ini merupakan suatu pengelompokan fungsional bukan

    pengelompokan anatomis yang terdiri atas komponen serebrum, diencephalon, dan

    mesencephalon(Guyton, 2008).

    Gambar 2.1 Sistem Limbik, terdiri dari beberapa komponen, seperti talamus, gyrus

    cinguli fornix, amygdala, dan hipokampus.

    (sumber http://hil4ry.files.wordpress.com/2007/07/brain_headborder.jpg)

    Sistem limbik terdiri dari sekelompok struktur dalam cerebrum dan diensefalon

    yang terlibat dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tidak sadar

    (involuntar). Bagianbagian dari sistem limbik(Guyton, 2008) :

    1. gyrus cinguli, girus hipocampus, dan lobus piriformis merupakan bagian

    sistem limbik dalam korteks serebral

    2. forniks dan area septum pada bagian frontal otak dekat bagian radiks bulbus

    olfaktorius adalah sub-kortikal sistem limbik

    3. Bagian-bagian hipothalamus, badan mamilari, nukleus amigladoid, dan beberapa

    nukleus talamius anterior tertentu juga termasuk sistem limbik.

    Korteks Limbik. Bagian dari sistem limbik yang sedikit dimengerti adalah

    cincin korteks limbik, yang mengelilingi struktur subkortikal limbik. Korteks ini

    memiliki fungsi sebagai zona transisional yang dilewati oleh sinyal-sinyal yang

    dijalarkan oleh sisa korteks otak ke dalam sistem limbik dan juga ke arah yang

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    9/51

    berlawanan. Oleh karena itu, korteks limbik berfungsi sebagai area asosiasi

    serebral untuk mengatur perilaku(Guyton, 2008).

    Korteks limbik ini dimulai dari otak area orbito frontalispada permukaan

    ventral lobus frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus subkalosal, kemudian

    melewati ujung atas korpus kolosum ke bagian medial hemisferum serebri dalam

    girus singulata, dan akhirnya berjalan di belakang korpus kolosum dan ke bawah

    menuju permukaan ventromedial lobus temporalis ke girus parahipokampal dan

    unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisferum serebri ada

    sebuah cincin, terutama merupakan paleokorteks, yang mengelilingi sekelompok

    struktur dalam yang sangat berkaitan dengan prilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin

    korteks ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali

    penghubung antara neokorteks dan struktur limbik yang lebih rendah(Guyton,

    2008).

    Histologi

    Cortex limbik merupakan bagian cortex cerebri tertua secara filogenetik.

    Secara histologi ia dibentuk dari jenis primitif jaringan cortex yang dinamai

    alcortex(yang mengelilingi hilus hemispherium) dan cincin kedua dai jenis cortex

    transisional yang dinamai juxtallocortex di antara allocortex dan bagian

    hemispherium cerebri lain. Jaringan cortext bagian hemispherium cerebri lain.

    Jaringan cortex bagian non-limbik lain dari hemispherium dinamai neocortexdan

    merupakan jenis yang berkembang paling tinggi. Luas sebenarnya area allocortex

    dan juxtallocortex telah berubah sedikit sewaktu mammalia berkembang, tetapi

    daerah ini telah dibelakangi oleh pertumbuhan neocortex yang besar sekali, yang

    mencapai perkembangan terbesar dalam manusia(Carnero, 2007).

    Hubungan Aferen dan Eferen

    Fornix menghubungkan hippocampus dengan corpus mamillare, yang

    kemudian berhubungan dengan nuclei anteriores thalami oleh fasciculus

    mamillothalamicus. Nuclei anteriores thalami diproyeksikan ke cprtex cinguli dan

    dari cortex cinguli ada hubungan ke hippocampus, yang melengkapi suatu sirkuit

    tertutup yang rumit ini. Sirkuit ini mula-mula digambarkan oleh Papez dan telah

    dinamai sirkuit Papez(Guyton, 2008).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    10/51

    Hubungan antara struktur dan fungsi

    Dari sifat sistem limbik, salah satunya tak adanya hubungan di antaranya

    dan neocortex. Nauta secara tepat mengatakan bahwa neocortex duduk

    mengangkangi sistem limbik seperti seorang penunggang seekor kuda tanpa

    kendali. Sebenarnya ada sedikit hubungan dan dari sudut pandang fungsional,

    aktivitas neocortex memodifikasi perilaku emosi dan sebalikya. Tetapi salah satu

    sifat emosi bahwa ia tak dapat dihidupkan dan dimatikan semaunya(Guyton, 2008).

    Sifat lain sirkuit limbik adalah pelepasan listrik susulannya yang lama

    setelah perangsangan. Hal ini bisa menjelaskan sebagian fakta bahwa umumnya

    respon emosi memanjang ketimbang menghilang dan lebih lama daripada

    rangsangan yang memulainya(Guyton, 2008).

    Fungsi Limbik

    Percobaan rangsangan dan ablasi menunjukkan bahwa di samping perannya

    dalam penciuman, sistem limbik berhubungan dengan perilaku makan. Bersama

    dengan hypothalamus, ia juga berhubungan dengan perilaku seks, emosi kemarahan

    dan ketakutan serta ketakutan(Guyton, 2008).

    2. Saraf Otonom

    Penataan sistem saraf otonom, seperti sistem saraf somatik, merupakan

    pentaan lengkung refleks. Implus yang dimulai dari reseptor visera dihantarkan

    melalui jalur aferen otonom ke sistem saraf pusat, diintergasikan di situ dalam

    berbagai tingkat, dan diteruskan melalui jaras eferen ke efektor visela. Pengaturan

    ini perlu ditekankan karena komponen-komponen aferen yang berperan penting

    sering diabaikan (Carnero, 2007)

    Susunan anatomik persarafan otonom

    Bagian motorik perifer sistem saraf otonom terdiri atas neuron

    preganglionik dan pascaganglionik. Badan sel neuron preganglionik terletak di

    kolumna grisea intermediolateral (eferen visera) medula spinalis atau di nukleus

    motorik homologus saraf-saraf otak. Akson-aksonnya sebagian besar merupakan

    serat penghantar lambat B mielin. Akson-akson itu bersinaps di badan sel neuron

    pascaganlionik yang terletak di luar sistem saraf pusat setiap akson preganglionik

    terbagi menjadi sekitar 8-9 neuron pascaganglionik. Dengan demikian, persarafan

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    11/51

    otonom bersifat difus. Akson neuron pascaganglionik, yang sebagian besar

    merupakan serat C tak bermielin, berakhir di efektor visera(Carnero, 2007).

    Secara anatomik, persarafan otonom dibagi menjadi 2 komponen : divisi

    simpatis dan parasimpatis sistem saraf otonom. Banyak ahli fisiologi menambahkan

    sistem saraf enterik sebagia bagian ketiga(Carnero, 2007).

    Pusat parasimpatis

    Rangsangan hypothalamus superior anterior kadang-kadang menyebabkan

    kontraksi vesica urinaria, suatu respon parasimpatis. Terutama berdasarkan ini,

    sering dibuat pernyataan bahwa ada pusat parasimpatis di dalam hypothalamus

    anterior. Tetapi kontraksi vesica urinaria dapat juga dibangkitkan oleh rangsangan

    bagian lain hypothalamus dan rangsangan hypothalamus menyebabkan sangat

    sedikit respon parasimpatis lain. Sehingga ada sangat sedikit bukti bahwa ada

    pusat parasimpatis terlokalisata. Perangsang hypothalamus dapat menyebabkan

    aritmia jantung dan ada alasan untuk percaya bahwa ia karena aktivitas serentak

    nervus vagus dan simpatis terhadap jantung(Carnero, 2007).

    Divisi Parasimpatis

    Keluaran kranial divisi parasimpatis mempersarafi struktur visera di kepala

    melalui saraf okulomotor, fasicial dan glosofaingeal, serta strukutur di toraks dan

    abdomen bagian atas melalui saraf vagus. Keluaran sakral mempersarafi visera

    panggul melalui cabang pelvis saraf spinal sakral kedua sampai keempat. Serat

    preganglionik di kedua keluaran tersebut berakhir di neuron pascaganglionik

    pendek yang terletak pada atau dekat struktur visera tersebut(Carnero, 2007).

    Respon Simpatis

    Rangsangan berbagai bagian hypothalamus (terutama area lateral)

    menimbulkan peningkatan tekanan darah, dilatasi pupil, piloreksi dan tanda lain

    pengeluaran noradrenergik difus. Rangsangan yang mencentuskan pola respon ini

    dalam hewan utuh bukan implus regulasi dari visera, tetapi rangsangan emosi,

    terutama kemarahan dan ketakutan. Respon noradrenergik juga dicetuskan sebagai

    bagian reaksi yang menghemat panas(Carnero, 2007).

    Rangsangan listrik voltase rendah pada bagian mediodorsalis hypothalamus

    menyebabkan vasodilatasi dalam otot. Vasokonstriksi penyerta di dalam kulit dan

    tempat lain mempertahankan tekanan darah pada tingkat yang cukup tetap.Observasi ini dan bukti lain menyokong kesimpulan bahwa hypothalamus suatu

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    12/51

    stasiun jalan bagi yang dinamai sistem vasodilator simpatis kolinergik, yang berasal

    di dalam cortex ceberi. Bisa sistem ini yang bertanggung jawab bagi dilatasi

    pembuluh darah otot pada saat awal gerak badan(Guyton, 2008).

    Rangsangan area hypothalamus posterior dan nuclei medialis dorsalis

    menimbulkan peningkatkan sekresi epinefrin dan norepinefrin dari medulla

    adrenalis. Peningkatan sekresi medulla adrenalis merupakan salah satu perubahan

    fisik yang menyertai kemarahan dan ketakutan serta bisa timbul bla sistem

    vasodilator simpatis kolinergik diaktivasi. Telah diklaim bahwa ada pusat

    hypothalamus terpisah bagi pengendalian sekresi epinefrin dan neropinefrin.

    Sekresi diferensial satu katekolamin medulla adrenalis ini atau lainnya timbul

    dalam keadaan tertentu, tetapi kecil peningkatan selektif(Guyton, 2008).

    Divisi Simpatis

    Akson neuron preganglionik simpatis meninggalkan medulla spinalis

    bersama radiks ventralis saraf torakal pertama sampai saraf spinal lumbal ketiga

    atau keempat. Akson-akson ini berjalan melalui ramil komunikans putih ke rantai

    ganglion simpatis paravertebra, dan sebagian besar beraj]khir di badan sel neuron

    pascaganglionik. Akson sebagian neuron pascaganglionik berjalan ke visera dalam

    berbagai saraf simpatis. Sebagaian lain masuk kembali ke dalam saraf spinal

    melalui ramus komunikans kelabu dari rantai ganglion dan disebarkan ke efektor

    otonom di daerah yang dipersarafi oleh saraf-saraf spinal tersebut. Saraf simpatis

    pascaganglionik untuk kepala berasal dari ganglia superior, media dan stelata di

    perluasan kranial rantai ganglion simpatis dan berjalan ke efektor bersama

    pembuluh darah. Sebagian neuron preganglionik berjalan melalui rantai ganglion

    paravertebra dan berakhir pada neuron pascaganglionik yang terletak di ganglion

    kolateral dekat visera tersebut. Sebagian uterus dan saluran kelamin pria

    dipersarafi oleh suatu sistem khusus, neuron noradrenegrik pendek dengan badan

    sel di ganglion yang terletak pada atau dekat organ tersebut, sedangkan serat

    preganglionik untuk neuron pascaganglionik ini kemungkinan berjalan sampai ke

    organnya(Carnero, 2007).

    Transmisi di Ganglion Simpatis

    Setidaknya pada binatang percobaan, respons yang terbentuk di neuron

    pascaganglionik oleh perangsangan neuron preganglionik mencangkup bukan saja

    depolarisasi cepat (ESPS cepat) yang membangkitkan potensial aksi tetapi jugapotesial postsinaptik inhibisi yang beralngsung lama (IPSP lambat), ptensial

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    13/51

    postsinaptik eksitasi yang berlangsung lama (EPSP lambat) serta EPSP lambat

    ikutan. EPSP lambat ikutan tersebut berlangsung sangat lama, beberapa menit,

    bukan milidetik. Respon lambat ini tampaknya mengubah dan mengantur transmsi

    melalui ganglio simpatis. Depolarisasi awal ditimbulkan oleh asetilkolin melalui

    reseptro nikotinik. IPSP lambat mungkin ditimbulkan oleh dopamin, yang

    dihasilkan oleh intereneuron di dalam ganglion. Interneuron ini dirangsang oleh

    penggiatan suatu reseptor muskarinik M1. Interneuron yang mensekresikan

    dopamin merupakan sel-sel kecil yang berfluoresensi kuat (sel-sel SIF) di ganglion.

    Pembentukan IPSP lambat tampaknya tidak diperantarai oleh AMP siklik, sehingga

    diduga bahwa suatu reseptor D2berperan. EPSP lambat ditimbulkan oleh asetilkolin

    yang bekerja pada reseptor muskarinik di membran neuron pascaganglionik. EPSP

    lambat ikutan ditimbulkan oleh GnRH atau suatu peptida yang sangat mirip

    dengannya(Sherwood, 2001).

    Transmisi kimiawi di hubungan otonom

    Transmisi pada hubungan simpatik antara neuron pre dan pascaganglionik

    serta antara neuron pascaganglionik dan efektor otonom diperantarai secara

    kimiawi. Transmiter utama yang berperan adalah asetilkolin dan norepinefrin ,

    meskipun dopamin juga disekresikan oleh interneuron di ganglion simpatis, dan

    GnRH disekresikan oleh sebagian neuron preganglionik. GnRH memerantai

    respons eksitasi lambat. Selain itu, terdapat kontransmiter di neuron otonom, dan

    VIP dilepaskan bersama astetilkolin, sedangkan ATP dan neuropeptida Y bersama

    neropinerfin. VIP menimbulkan bronkodilatasi, dan mungkin terdapat sistem saraf

    nonadrenergik nonkolinegrik yang mensekresi VIP yang terpisah dan mempersarafi

    otot polos bronkus(Sherwood, 2001).

    Ketakutan dan kemarahan

    Ketakutan dan kemarahan dalam sejumlah cara berhubungan erat dengan

    emosi. Manifestasi luar ketakutan, melarikan diri atau reaksi penghindaran pada

    hewan merupakan respon autonom seperti berkeringat dan dilatasi pupil, gemetar

    ketakutan dan memalingkan kepalanya dari sisi ke sisi lain untuk melepaskan diri.

    Reaksi menyerang, berkelahi atau kemarahan pada kucing disertai dengan berdesis,

    menyembur, mengeram, piloereksi, dilatasi pupil serta mencakar dan menggigit

    yang terarah baik. Kedua reaksi dan kadang-kadang campuran keduanya dapat

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    14/51

    dihasilkan oleh rangsangan hypothalamus. Bila seekor hewan terancam, maka

    biasanya ia berusaha melarikan diri. Jika terkepung, seekor hewan bertempur.

    Sehingga reaksi ketakutan dan kemarahan mungkin berhubungan dengan respon

    perlindungan naluriah terhadap ancaman di dalam lingkungan(Sherwood, 2001).

    Divisi kimia sistem saraf otonom

    Berdasarkan mediator kimiawi yang dilepaskan, sistem saraf otonom dapat

    dibagimenjadi divisi kolinegrik dan noradrenegerik. Neuron-neuron yang bersifat

    kolinergik adalah(Sherwood, 2001).;

    1. Semua neuron preganglionik.

    2.

    Neuron pascaganglionik parasimpatis secara anatomik.

    3. Neuron pascaganglionik parasimpatis secara anatomik yang mempersarafi

    kelenjar keringat.

    4. Neuron-neuron yang secara anatomik adalah simpatis yang berakhir pada

    pembuluh darah di otot rangka dan menimbulkan vasodilatasi bila dirangsang

    (saraf vasodilator simpatis).

    Neuron simpatis pascaganglionik lainnya bersifat noradrenergik. Medula

    adrenal sebenarnya merupakan ganglion simpatis yang sel-sel pascaganglioniknya

    telah kehilangan aksonnya dan mensekresikan norepinefrin, epinefrin dan sebagian

    dopamin langsung ke dalam aliran darah. Dengan demikian, neuron preganglionik

    kolinegrik untuk sel-sel ini, menjadi memberikan saraf sekretomotorik pada

    kelenjar ini(Sherwood, 2001).

    Respons organ efektor terhadap implus saraf otonom

    Sifat-sifat umum, pengaruh perangsangan serta-serat saraf pascaganglionik

    noradrenegrik dan kolinegrik terhadap visera. Otot polos di dinding visera yang

    beruang biasanya dipersafari oleh serat-serat noradrenergik dan kolinergik, kegiatan

    di salah satu sistem ini meningkatkan kegiatan intrinsik otot polos, sedangkan

    kegiatan di sistem yang lain, menurunkan kegiatan intriksik tersebut. Meskipun

    demikian, tidak ada peraturan yang seragam mengenai istem mana yang

    merangsang dan mana yang menghambat. Dalam hal otot sfinkter, baik adrenegrik

    maupun kolinegrik bersifat eksitasi, tetapi yang satu menyarafi komponen

    konstriktor sfinkter, sedangkan yang lain menyarafi komponen dilator sfinkter

    (Sherwood, 2001).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    15/51

    Biasanya tidak terdapat astetilkolin dalam peredaran darah, dan pengaruh

    lepas muatan kolinergik lokal pada umumnya tidak nyata dan hanya berlangsung

    sebentar, karena kadar asetilkolinesterase yang tinggi pada ujung-ujung saraf

    kolinegrk. Norepinefrin menyebar lebih jauh dan kerjanya lebih lama daripada

    asetilkolin. Norepinefrin, epinefrin dan dopanmin terdapat dalam plasma. Epinefrin

    dan sebagai dopamin datang dari medula adrenal, tetapi sebagai besar norepinefrin

    dan dopamin juga memasuki peredaran darah, sebagaian dari ujung-ujung saraf

    simpatis dan sebagian dari sel-sel otot polos. Perlu diperhatikan bahwa meskipun

    MAO maupun COMT dihambat, metabolisme norepinefrin tetap berlangsung cepat.

    Namun penghambatan ambilan kembali, memperpanjang waktu paruhnya

    (Sherwood, 2001).

    Lepas muatan kolinergik

    Secara umum, berbagai fungsi yang ditimbulkan oleh kegiatan sistem saraf

    otonom divisi kolinergik adalah yang berkaitan dengan aspek-aspek vegetatif

    kehidupan sehari-hari. Misalnya, kegiatan kolinergik membantu pencernaan dan

    absorpsi makanan dengan meningkatkan kegiatan otot usus halus, meningkatkan

    sekresi lambung dan merelaksasi sfinkter pilorus. Karena itu, dan untuk

    membedakan dengan efek katabolik noradrenergik, divisi kolinergik kadang-

    kadang dinamakan sistem saraf anabolik(Muray, 2009).

    Fungsi VIP yang dilepaskan dari neuron-neuron pascaganglionik kolinergik

    tidak jelas, tetapi terdapat bukti bahwa VIP mempermudah kerja asetilkolin

    postsinaptik. Karena VIP merupakan vasodilator, maka mungkin juga

    meningkatkan aliran darah di organ-organ sasaran(Muray, 2009).

    Lepas muatan noraderenergik

    Divisi noradrenergik melepaskan implus sebagai suatu unit dalam keadaan

    darurat. Pengaruh pelepasan implus ini sangat berarti dalam menyiapkan individu

    mengatasi keadaan darurat, meskipun penting menghindari pemikiran yang salah

    yang berkaitan dengan pernyataan bahwa sistem ini melepaskan impuls untuk

    melaksanakan hal itu. Misalnya, kegiatan noradrenergik menimbulkan relaksasi

    akomodasi dan menyebabkan dilatasi pupil (membiarkan lebih banyak cahaya

    masuk ke dalam mata), mempercepat denyut jantung, dan meningkatkan tekanandarah (memungkinkan perfusi lebih baik pada organ vital dan otot), serta

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    16/51

    menyempitkan pembuluh darah kulit(yang membatasi perdarahan pada luka).

    Kegiatan noradrenergik juga menurunkan ambang di formasi retikular

    (meningkatkan kewaspadaan) dan meningkatkan kadar glukosa plasma serta asam

    lemak bebas (memberikan lebih banyak energi). Berdasarkan berbagai pengaruh

    tersebut, Cannon menamakan kegiatan sistem saraf noradrenergik yang dipicu oleh

    keadaan darurat itu sebagai persiapan untuk lari atau melawan(Muray, 2009).

    Penekanan pada lepas muatan masal pada situasi stres sebaiknya tidak

    merancukan kenyataan bahwa serat sraf otonom noradrenegrik juga melayani

    berbagai fungsi lain. Misalnya, kegiatan tonik noradrenergik pada arterila

    mempertahankan tekanan arteri, dan variasi pada kegiatan tonik ini merupakan

    mekanisme yang mempengaruhi pengaturan umpan balik sinus karotis terhadap

    tekanan darah. Di samping itu, lepas muatan simpatis menurun pada hewan yang

    puasa dan meningkat bila hewan puasa itu diberi makan kembali. Perubhan-

    perubahan ini dapat menerangkan penurunan tekanan darah dan kecepatan

    metabolisme yang disebabkan oleh puasa serta perubahan yang berlawanan akibat

    pemberian makanan(Muray, 2009).

    Vesikel bergranula kecil di neuron-neuron pascaganglionik noradrenegrik

    mengandung ATP dan norepinefrin, sedangkan vesikel bergranula besarmengandung neueopetida Y. Terdapat bukti bahwa rangsang frekuensi rendah

    menyebabkan pelepasan ATP, sedangkan rangsang frekuensi tinggi menyebabkan

    pelepasan neuropeptida Y. Namun, fungsi ATP dan neuropeptida Y yang

    dilepaskan tidak jelas(Muray, 2009).

    Ketakutan

    Reaksi ketakutan dapat dihasilkan dalam hewan sadar dengan merangsang

    hypothalamus dan nuclei amygdaloid. Sebaliknya reaksi ketakutan serta

    manifestasi autonom dan endokrin tak ada dalam keadaan normalnya ia akan

    dibangkitkan bila amygdalae dirusak. Contoh dramatisnya reaksi monyet terhadap

    ular. Monyet normalnya ditakutkan oleh ular. Setelah lobektomi temporalis

    bilateral, maka monyet mendekati ular tanpa ketakutan, mengambilnya dan bahkan

    memakannya(Jack,2002).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    17/51

    Kemarahan dan plasiditas

    Kebanyakan hewan (termasuk manusia) mempertahankan kesimbangan

    antara kemarahan dan lawannya, keadaan emosi yang tanpa nama yang lebih baik

    dinamai disini sebagai plasiditas (tenang). Iritasi utama membuat individu normal

    kehilangan kesabrannya, tetapi rangsangan ringan diabaikan. Pada hewan dengan

    lesi otak tertentu, keseimbangan ini beubah. Sejumlah lesi menimbulkan suatu

    keadaan, tempat kebanyakan rangsangan ringan membangkitkan episode marah

    yang hebat; lainnya menimbulkan keadaan, tempat rangsangan yang

    membangkitkan kemarahan dan paling traumatik gagal mengganggu ketenangan

    abnormal hewan ini(Jack,2002).

    Respon kemarahan terhadap rangsangan ringan terlihat setelah pembuangan

    neocortex dan setelah perusakan nuclei ventralis medialis hypothalamus dan nuclei

    septal pada hewan dengan cortex cerebri utuh. Di pihak lain, perusakan bilateral

    nuclei amygdala dalam kucing menimbulkan kemaraha. Plasiditas yang dihasilkan

    oleh lesi amygdaloid pada hewan diubah ke kemarahan oleh perusakan berikutnya

    atas nuclei ventralis medialis hypothalamus(Jack,2002).

    Kemarahan dapat juga dihasilkan oleh rangsangan suatu area yang meluas

    ke belakangan melalui hypothalamus lateralis ke substansia grisea sentral

    mesencephalon dan respon kemarahan yang biasanya dihasilkan oleh rangsangan

    amygdaloid digagalkan oleh lesi ipsilateral dalam hypothalamus lateralis atau

    mesencephalon rostral(Jack,2002).

    Hormon gonad tampak mempengaruhi perilaku agresif. Pada hewan jantan,

    agresi. Pada hewan jantan, agresi menurun oleh kastrasi dan ditingkatkan oleh

    endrogen. Ia juga dipersiapkan oleh faktor sosial; ia lebih menonjol dalam jantan

    yang hidup bersama betina dan meningkat sewaktu-waktu sesuatu yang asing

    dimasukkan ke dalam wilayah hewan(Jack,2002).

    Mula-mula dianggap bahwa serangan kemarahan dalam hewan dengan lesi

    diencephalon dan prosencephalon hanya menunjukkan manifestasi fisik motorik

    kemarahan, sehingga reaksi ini dinamai pura-pura marah. Sekarang tampak hal

    ini tak tepat. Walaupun serangan kemarahan dalam hewan dengan lesi diencephalon

    diinduksi oleh rangsangan ringan, namun biasanya ia diarahkan dengan ketepatan

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    18/51

    besar pada sumber iritasi. Lebih lanjut, rangsangan hypothalamus yang

    menimbulkan reaksi ketakutan-kemarahan jelas tak memuaskan hewan, karena ia

    menjadi persiapan ('conditioned') melawan tempat percobaan dilakukan dan

    mencoba menghindari rangkaian percobaan. Ia dapat mudah diajarkan menekan

    tuas atau melakukan sejumlah lainnya yang bertindak mencegah rangsangan

    hypothalamus yang menimbulkan manifestasi ketakutan atau kemarahan. Sulit (jika

    bukan tak mungkin) melakukan respon refleks bersyarat ('conditioned reflex') oleh

    rangsangan sistem motorik murni dan juga sulit jika rangsangan yang tidak

    dipersiapkan tidak membangkitkan perasaan menyenangkan. Fakta bahwa

    rangsangan hypothalamus suatu rangsangan kuat tak dipersiapkan bagi

    pembentukan respon penghindaran dipersiapkan dan fakta bahwa respon

    penghindaran sangat menetap, menunjukkan bahwa rangsangan tak menyenangkan.

    Sehingga ada sedikit keraguan bahwa serangan kemarahan mencakup manifestasi

    mental maupun fisik kemarahan dan istilah pura-pura marah harus

    dibuang(Jack,2002).

    Anatomi Fisiologi Sistem Limbik

    Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak

    ibarat kerah baju.limbik secara harfiah diartikan sebagai perbatasan. Sistem

    limbik itu sendiri diartikan keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur tingkah

    laku emosional dan dorongan motivasional. Bagian utama sistem limbik adalah

    hipothalamus dan struktur-strukturnya yang berkaitan. Bagian otak ini sama

    http://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-sistem-limbikhttp://arispurnomo.com/wp-content/uploads/2010/10/anatomy051.jpghttp://arispurnomo.com/anatomi-fisiologi-sistem-limbik
  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    19/51

    dengan yang dimiliki hewan mamalia sehingga sering disebut dengan otak

    mamalia(Jack,2002).

    Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus

    dan kortes limbik. Sistem limbik berfungsimengendalikan emosi, mengendalikan

    hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat rasa

    senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang(Jack,2002).

    Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera.

    Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi. Carl Gustav Jung menyebutnya

    sebagai Alam Bawah Sadar atau ketaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam

    perilaku baik seperti menolong orang, dan perilaku tulus lainnya. LeDoux

    mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia,

    tempat bermuaranya cinta, respek dan kejujuran.

    Sistem Limbik yang terdiri dari Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini

    berperanan sangat penting dan berhubungan langsung dengan sistem otonom

    maupun bagian otak penting lainnya. Karena hubungan langsung sistem

    Limbik dengan sistem otonom, jadinya bila ada stimulus emosi negatif yang

    langsung masuk dan diterima oleh sistem Limbik dapat menyebabkan berbagai

    gangguan seperti : gangguan jantung , hipertensi maupun gangguan saluran cerna.

    Tidak heran saat seseorang marah , maka jantung akan berdetak lebih cepat dan

    lebih keras dan tekanan darah dapat meninggi(Jack,2002).

    http://arispurnomo.com/wp-content/uploads/2010/10/sistem-limbik.jpg
  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    20/51

    Stimulus emosi dari luar ini dapat langsung potong jalur masuk ke sistem

    Limbik tanpa dikontrol oleh bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang

    mampu melihat stimulus tadi secara lebih obyektif dan rasional. Hal ini

    menjelaskan kenapa seseorang yang sedang mengalami emosi kadang perilakunya

    tidak rasional. Permasalahan lain adalah pada beberapa keadaan seringkali emosi

    negatif seperti cemas dan depresi timbul secara perlahan tanpa disadari dan

    individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul gejala fisik , seperti misalnya

    hipertensi(Jack,2002).

    Hipothalamus

    Di sekeliling hipotalamus terdapat terdapat subkortikal lain dari sistemlimbik yang meliputi septum, area paraolfaktoria, epithalamus,

    nukleianteriorthalamus, gangglia basalis hipocampus dan amigdala. Di sekeliling

    area subkortika limbik terdapat korteks limbik, yang terdiri atas sebuah cincin

    korteks serebri pada setiap belahan otak yang dimulai dari area orbitofrontalis pada

    permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus sub kalosal,

    kemudian melewati ujung atas korpus kalosum ke bagian hemisferium serebri

    dalam girus singulata dan akhirnya berjalan ke belakang korpus kalosum dan ke

    bawah menuju permukaan ventro medial lobus temporalis ke girus parahipokampal

    dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisferium serebri

    ada sebuah cincin terutama merupakan paleokorteks yang mengelilingi sekelompok

    struktur dalam yang menagtur perilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin korteks

    limbik ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali

    penghubung antara neokorteks dan struktur limbik lain yang lebih

    rendah(Jack,2002).

    Jalur komunikasi yang penting antara sistem limbik dan batang otak adalah

    berkas otak depan bagian medial (medial forebrain bundle) yang menyebar ke regio

    septal dan orbito frontal korteks serebri ke bawah melalui bagian tengah

    hipotalamus ke formasio retikularis batang otak. Berkas ini membuat serabut-

    serabut dalam dua arah, membentuk garis batang sistem komunikasi. Jalur

    komunikasi yang kedua adalah melalui jaras pendek yang melewati formasio

    retikularis batang otak, thalamus, hipothalamus, dan sebagian besar area lainnya

    yang berhubungan dengan area basal otak(Jack,2002).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    21/51

    Hipotalamus meskipun berukuran sangat kecil hanya beberapa sentimeter

    kubik mempunyai jaras komunika dua arah yang berhubungan dengan semua

    tingkat sistem limbik. Sebaliknya, hipotalamus dan struktur yang berkaitan

    dengannya mengirimkan sinyal-sinyal keluaran dalam tiga arah(Jack,2002) :

    1. ke belakang dan ke bawah menuju batang otak terutama di are

    retikular mesenfalon, pons, dan medula dan dari area tersebut ke

    saraf perifer sistem saraf otonom.

    2. ke atas menuju bagian besar area yang lebih tinggi di diensefalon

    dan serebrum khususnya bagia anterior talamus dan bagian limbik

    korteks serebri.

    3.

    infundibulum hipotalamus untuk mengatur atau mengatur secara

    sebagain dari fungsi sekretorik pada sebagian posterior dan anterior

    kelenjar hipofisis.

    Pengaturan fungsi vegetatif dan fungsi endokrin Hipotalamus

    Pada setiap hipotalamus tampak adanya suatu area hipotalamik lateral yang

    besar. Area ini berguna untuk pengaturan rasa haus, rasa lapar, dan sebagian besar

    hasrat emosional(Jack,2002) :

    1. Pengaturan kardiovaskular menimbulkan efek neurogenik pada sistem

    kardiovaskular yang telah dikenal meliputi kenaikan tekanan arteri,

    penurunan arteri, peningkatan dan penurunan frekuensi denyut jantung.

    2. Pengaturan suhu tubuh. Bagian anterior hipotalamus khususnya area

    preoptik berhubungan dengan suhu tubuh. Peningkatan suhu darah yang

    mengalir melewati area ini meningkatkan aktivitas neuron-neuron suhu.sebaliknya penurunan suhu darah akan menurunkan aktivitasnya.

    3. Pengaturan cairan. Hipotalamus mengatur cairan tubuh melalui dua cara.

    1) dengan mencetuskan sensasi haus yang menyebabkan seseorang atau

    hewan minum air. 2) mengatur ekskresi air ke dalam urine. Di

    hipotalamus bagian lateral terdapat area pusat rasa haus.

    4. Pengaturan kontraktiitas uterus dan pengeluaran air susu oleh payudara.

    Perangsangan nuklei paraventrikular menyebabkan sel-sel neuronnya

    mensekresi hormon oksitosin yang menyebabkan peningkatan

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    22/51

    kontraktilitas uterus serta kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi

    alveoli payudara yang selanjutnya alveoli mengosongkan air susu

    melalui puting susu.

    5.

    Pengaturan gastrointestinal dan hasrat makan. Yang berhubungan

    dengan rasa lapar terdapat di area hipotalamus lateral. Sedangkan pusat

    rasa kenyang terletak di nuklei ventromedial.

    6.

    Pengaturan hipotalamik sekresi hormon endokrin oleh kelenjar hipofisis

    anterior.

    Fungsi perilaku dari hipotalamus dan fungsi limbik yang berkaitan

    (Guyton, 2008) :

    1. Perangsangan hipotalamus lateral pada hewan, tidak hanya merangsang

    timbulnya rasa haus dan nafsu makan, tetapi juga kadangkala

    menyebabkan timbu rasa marah yang sangat hebat dan keinginan untuk

    berkelahi.

    2. Perangsangan nukleus ventromedial menimbulkan rasa kenyang,

    menurunkan nafsu makan, dan hewan juga tenang.

    3. Perangsangan zone tipis dari nuklei paraventrikular, yang terletak sangat

    berdekatan dengan ventrikel ke tiga biasanya menimbulkan rasa takut

    dan reaksi terhukum.

    4. Dorongan seksual terjadi bila ada rangsangan pada hipotalamus

    khususnya sebagian besar bagian anterior dan posterior.

    Beberapa prinsip sebagai bentuk kecerdasan emosi yang diperankan sistem

    limbik antara lain:

    Mempengaruhi sistem belajar manusia. Sistem limbik ini mengontrol

    kemampuan daya ingat, kemampuan merespon segala informasi yang

    diterima pancaindera.

    Mengontrol setiap informasi yang masuk. Sistem limbik ini

    mengontrol setiap informasi yang masuk dan memilih informasi yang

    berharga untuk disimpan dan yang tidak berharga akan dilupakan. Oleh

    karena itu sistem limbik menentukan terbentuknya daya ingat jangka

    panjang yang berguna dalam pelayanan pendidikan anak.

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    23/51

    Otak tidak akan memberikan perhatian jika informasi yang masuk

    mengabaikan sistem limbik. Suasana belajar yang membosankan

    membuat sistem limbik mengkerut dan kehilangan daya kerjanya. Oleh

    karena itu suasana belajar yang menyenangkan akan memberi pengaruh

    positif pada kerja sistem limbik.

    Fungsi spesifik bagian bagian lain sistem limbik

    1. Fungsi hipokampus

    Hipokampus merupakan bagian korteks serebri yang memanjang melipat ke

    dalam untuk membentuk lebih banyak bagian dalamventrikel lateralis. Hipokampus

    merupakan saluran tambahan yang dilewati oleh sinyal sensorik yang masuk, yang

    dapat memulai reaksi perilaku dengan tujuan yang berbeda. Seperti halnya halnya

    pada struktur-struktur limbik lain, perangsangan pada berbagai area dalam

    hipokampus hampir selalu dapat menyebabkan salah satu dari berbagai pola

    perilaku, misalnya rasa marah, ketidak pedulian, atau dorongan seks yang

    berlebihan(Jack,2002 ).

    Hal-hal yang berasal dari ingatan jangka pendek dapat diubah untuk

    disimpan menjadi ingatan jangka panjang oleh hipokampus. Hipokampus (terletak

    diantara lobus temporal otak) dan bagian media lobus temporal (bagian yang

    http://arispurnomo.com/wp-content/uploads/2010/10/limbik1.jpg
  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    24/51

    terletak paling dekat dengan garis tengah badan) juga berperan dalam proses

    penggabungan ingatan (memory consolidation) (Jack,2002 ).

    Untuk mengingat sesuatu, seseorang harus berhasil melaksanakan 3 hal,

    yaitu mendapatkan informasi, menahan/meyimpannya dan mengeluarkannya. Bila

    kita lupa akan sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian mana saja dari ke

    3 proses tersebut. Memory adalah proses aktif, karena ilmu pengetahuan berubah

    terus, selalu diperiksa dan diformulasi ulang oleh pikiran otak kita(Jack,2002 ).

    Ingatan mempunyai beberapa fase yaitu (Jack,2002 ):

    1.

    waktunya sangat singkat (extremely shortterm)/ingatan segera (immediate

    memory) (item hanya dapat disimpan dalam beberapa detik),

    2. Ingatan jangka pendek (short term) (items dapat ditahan dalam beberapa menit),

    ingatan jangka panjang (long term) (penyimpanan berlangsungbeberapa jam

    sampai seumur hidup.

    3. Ingatan jangka panjang dihasilkan oleh perubahan struktural pada system saraf,

    yang terjadi karena aktifasi berulang terhadap lingkaran neuron (loop of neuron).

    Lingakaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus atau hipokampus, kembali

    lagi ke korteks.

    Aktifasi berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan

    menyebabkan synaps diantara mereka secara fungsional berhubungan. Sekali

    terjadi hubungan, maka neuron tersebut akan merupakan suatu kumpulan sel, yang

    bila tereksitasi pada neuron tersebut akan terjadi aktifasi seluruh kumpulan sel

    tersebut.Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh berbagai

    sensasi, pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan seltersebut. Menurut Hebb perubahan struktural tersebut terjadi di sinaps(Jack,2002 ).

    Peran Hipokampus dalam pembelajaran

    Fungsi teoritis hipokampus pada pembelajandapat menyebabkan timbulnya

    dorongan untuk mengubah in gatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang.

    Artinya, hipokampus menjalarkan sinyal-sinyal yang tampaknya membuat pikiran

    berulang-ulang melatih informasi baru sampai menjadi ingatan yang disimpan

    permanaen(Jack,2002 ).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    25/51

    2. Fungsi Amigdala

    Amigdala merupakan kompleks beragam nukleus kecil yang terletak tepat

    di bawah korteks serebri dari tiang (pole) medial anterior setiap lobus temporalis.

    Amigdala mempunyai banyak sekali hubungan dua jalur dengan hipothalamus

    seperti juga dengan daerah sistem limbik lainnya. Amigdala menerima sistem

    neuronal dari semua bagian korteks limbik seperti juga dari neokorteks lobus

    temporalis, parietalis, dan ksipitalis terutama dari area asosiasi auditorik dan area

    asosiasi visual. Oleh karena hubungan yang multiple ini, amigdala disebut

    jendela ,yang dipakai oleh sistem limbik untuk melihat kedudukan seseorang di

    dunia. Sebaliknya, amigdala menjalarkan sinyal- sinyal(Jack,2002 ) :

    1) kembali ke area kortikal yang sama ini,

    2) ke hipokampus,

    3) ke septum,

    4) ke thalamus, dan

    5) khususnya ke hipothalamus.

    Efek perangsangan amigdala hampir sama dengan efek perangsangan

    langsung pada hipothalamus, ditambah dengan efek lain. Efek yang diawali dari

    amigdala kemudian dikirim melalui hipotalamus meliputi : 1) peningkatan dan

    penurunan tekanan arteri, 2) meningkatkan atau menurunkan frekuensi denyut

    jantung 3,) meningkatkan atau menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal, 4)

    defekasi atau mikturisi 5), dilatasi pupil atau kadangkala kontriksi, 6) piloereksi, 7)sekresi berbagai hormon hipofisis anterior terutama hormon gonadotropin dan

    adrenokortikortopik(Jack,2002 ).

    Disamping efek yang dijalarkan melalui hipotalamus ini, persangsangan

    amigdala juga dapat menimbulkan beberapa macam gerakan involunter yakni: 1)

    pergerakan tonik seperti mengangkat kepala atau membungkukkan badan, 2)

    pergerakan melingkar melingkar, 3) kadangkala pergerakan klonik, ritmis, dan

    berbagai macam pergerakan yang berkaitan dengan penciuman dan makan sperti

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    26/51

    menjilat, mengunyah, dan menelan. Selain itu, perangsangan pada nukleo amigdala

    tertentu dapat menimbulkan pola marah, melarikan diri, rasa terhukum, nyeri yang

    sangat, dan rasa takut seperti pola rasa marah yang dicetuskan oleh hipotalamus.

    Fungsi keseluruhan amigdala

    Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat

    bawah sadar. Amigdala juga tampaknya berproyeksi pada jalur sistem limbik

    seseorang dalam berhubungan dengan alam sekitar dan pikiran. Amigdala dianggap

    membuat respon perilaku seseorang sesuai dengan tiap kedaan.

    3. kor teks limbik

    Bagian dari sistem limbik yang sedikit dimengerti adalah cincin korteks

    limbik, yang mengelilingi struktur subkortikal limbik. Korteks ini berfungsi sebagai

    zona transisional yang dilewati oleh sinyal-sinyal yang dijalarkan oleh sisa korteks

    otak ke dalam sistem limbik dan juga ke arah yang berlawanan.

    2.2Anatomi Saraf Simpatis Dan Parasimpatis

    Pada hakikatnya kehidupan manusia berpegang kepada satu prinsip utama,

    suatu keseimbangan dinamis utama dalam tubuh, yakni homeostasis. Banyak sistem

    yang mengatur terjadinya homeostasis ini, mulai dari integumen, sistem endokrin,

    respirasi, sirkulasi, pencernaan, imun, dan lainnya. Perubahan yang senantiasa

    terjadi dalam tubuh mengisyaratkan perlunya suatu sistem pengaturan yang dinamis,

    yang memungkinkan penjagaan keadaan homeostasis. Penyelenggaran ini terutama

    merupakan peran dari sistem saraf otonom (ANS = Autonomic Nervous System)(

    Pearce,2002).

    Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat, dan antara

    keduanya dihubungkan oleh urat-urat saraf aferen (membawa impuls dari reseptor

    menuju saraf pusat ) dan eferen(membawa impuls dari saraf pusat ke efektor) yang

    mempersarafi otot-otot polos, otot jantung, dan berbagai kelenjar. Disebut juga

    susunan saraf tak sadar karena berkenaan dengan pengendalian organ-organ dalam

    secara tidak sadar. Sistem ini melakukan fungsi kontrol, semisal: tekanan arteri,

    motilitas dan sekresi gastrointestinalis, pengeluaran urina, berkeringat, suhu tubuh,

    dll(Pearce, 2002).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    27/51

    Susunan saraf otonom terutama digiatkan oleh pusat-pusat yang terletak di

    dalam medula spinalis, batang otak, dan hipotalamus. Misalnya: medulla spinalis

    bertanggung jawab untuk persarafan otonom yang memengaruhi sistem

    kardiovaskular dan respirasi; hipotalamus berfungsi untuk mengintegrasikan

    persarafan otonom, somatik, dan hormonal (endokrin) dan emosi serta tingkah laku

    (misal: seseorang yang marah meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan laju

    respirasi). Di samping itu, daerah asosiasi prefrontal memengaruhi eksprei

    emosional, seperti wajah yhang menampakkan kesan kemerahan apabila seseorang

    merasa malu(Pearce,2002).

    Refleks Visceral

    Refleks visceral, sama seperti refleks somatik lainnya, terdiri atas komponen

    reseptor, integrasi, dan efektor. Pembeda refleks visceral dengan refleks somatik

    adalah informasi reseptor refleks visceral diterima secara bawah-sadar

    (subconscious). Anda tidak akan pernah tahu kapan pembuluh darah Anda melebar

    (kecuali ketika Anda melihat kulit yang kemerahan). Contoh lain, Anda juga tidak

    akan pernah tahu kapan pupil mata Anda melebar, kecuali Anda melihat ke cermin.

    Informasi-informasi seperti ini tidak diketahui secara sadar, dan merupakan bagian

    dari refleks visceral Meskipun demikian, reseptor refleks ini tidak harus bersifat

    visceral(Pearce, 2002).

    Susunan saraf otonom sering bekerja melalui refleks otonom, yaitu isyarat

    sensoris dari reseptor saraf tepi mengirimkan isyarat ke dalam pusat-pusat medula

    spinalis, batang otak, atau hipotalamus, dan ini sebaliknya mengirimkan respon

    refleks yang tepat kembali ke organ viseral atau jaringan untuk mengatur kegiatan

    mereka. Isyarat autonom dikirimkan ke tubuh melalui sub divisi utama yang

    disebut sistem simpatis dan parasimpatis(Pearce, 2002).

    1. Saraf simpatis

    Sistem syaraf simpatis terletak didepan columna vertebralis dan

    berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut

    serabut syaraf. Sistem simpatis tersebut terdiri dari serangkaian urat kembar yang

    bermuatan ganglionganglion, syaraf tersebut bergerak dari dasar tengkorak yang

    terletak didepan columna vertebralis dan berakhir pada pelvis sebagai ganglion

    coccygeus(Pearce, 2002).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    28/51

    Saraf simpatik terdiri dari urat kembar yang bermuatan ganglion yang

    terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang

    belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion pendek (serabut saraf yang yang

    menuju ganglion) dan serabut post ganglion yang panjang (serabut saraf yang

    keluar dari ganglion). Ganglion tersusun berpasangan dan disebar di daerah(Pearce,

    2002) :

    Leher = tiga pasang ganglion servikal

    Dada = sebelas pasang ganglion torakal

    Pinggang = empat pasang ganglion lumbal

    Pelvis = empat pasang ganglion sakral

    Di depan koksigis = ganglion koksigeus

    Ganglion ini bersambung erat dengan sistem saraf pusat melalui sumsum

    tulang belakang, dengan mempergunakan cabang-cabang penghubung yang

    bergerak keluar dari sumsum tulang belakang menuju ganglion, dan dari ganglion

    masuk menuju sumsum tulang belakang(Pearce, 2002).

    Ganglion simpatis lainnya berhubungan dengan dua rangkaian besar ganglia

    ini, dan bersama serabut-serabutnya membentuk plexus-plexus simpatis(Pearce,

    2002) :

    a. Plexus kardiakterletak dekat dasar jantung serta mengarahkan cabang-

    cabangnya ke jantung dan paru-paru.

    b. Plexus seliaka (coeliac) terletak sebalah belakang lambung, dan

    melayani organ-organ dalam rongga abdomen.

    c. Plexus mesenterikus (hipogatiluus) terletak di depan sakrum dan

    melayani organ-organ dalam pelvis

    Fungsi serabut-serabut saraf simpatis mensarafi otot jantung, otot-otot tak

    sadar semua pembuluh darah, serta semua alat-alat dalam seperti lambung,

    pankreas dan usus. Melayani serabut motorik sekreotik pada kelenjar keringat,

    serabut-serabut motorik pada otot tak sadar dalam kulit, serta mempertahankan

    tonus semua otot, termasuk tonus otot sadar(Pearce, 2002).

    2. Saraf parasimpatis

    Disebut juga Saraf kranial otonom. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf

    yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Saraf

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    29/51

    parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang karena ganglion

    menempel pada organ yang dibantu dan serabut post-ganglion pendek. Saraf ini

    adalah (Pearce, 2002) :

    a.

    Saraf kranial ketiga -> saraf okulo-motorik = serabut yang mencapai serabut

    otot sirkuler pada iris yang merangsang gerakan yang menentukan ukuran

    pupil mata. Berjalan ke sfingter pupil dan muskulus siliaris mata.

    b.

    Saraf kranial ketujuh -> fasial = serabut otot motorik sekretorik mencapai

    kelenjar ludah. Berjalan ke kelenjar lakrimalis, nasal, dan submaksilaris.

    c. Saraf kranial kesembilan -> glosofaringeus = serabut otot motorik sekretorik

    mencapai kelenjar ludah. Berjalan ke kelenjar parotis.

    d. Saraf kranial kesepuluh -> saraf vagus (merupakan serabut saraf otonom

    terbesar, layanannya luas, kira-kira 75 % dari semua serabut saraf) =

    serabut-serabutnya menyebar di sejumlah besar kelenjar dan organ, dan

    sejalan dengan penyebaran serabut simpatis

    Nervus vagus mensuplai saraf parasimpatis ke jantung, paru-paru, esofagus,

    lambung, usus halus, separuh proksimal kolon, hati, kandung empedu, pankreas,

    dan bagian atas ureter (Pearce, 2002).

    Saraf parasimpatik sakral keluar dari sumsum tulang belakang melalui

    daerah sakral. Saraf ini membentuk urat saraf pada alat-alat dalam pelvis, dan

    bersama saraf simpatis membentuk plexus dan mendistribusikan serabut perifer

    mereka ke kolon desenden, rektum, kandung kemih, dan bagian bawah ureter.

    Kelompok parasimpatis juga mensuplai serabut-serabut ke genitalia eksterna untuk

    menyebabkan berbagai reaksi seksual(Pearce, 2002).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    30/51

    Neuron paraganglion sistem simpatis, Neuron paraganglion sistem

    parasimpatis, serabut pascaganglion parasimpatis dan beberapa ujung serabut

    pascaganglion simpatis disebut koligernik, karena mereka mensekresikan

    asetilkolin pada ujung saraf mereka. Sebagian besar ujung pascaganglion saraf

    simpatis mensekresikan norepinefrin. Serabut ini disebut adrenergik(Pearce,

    2002).

    Asetilkolin dan norepinefrin yang disekresikan olehn serabut pascaganglion

    bekerja pada berbagai organ untuk menyebabkan efek parasimpatis atau simpatis.

    Zat-zat ini disebut mediator parasimpatis atau simpatis(Pearce, 2002).

    Norepinefrin dan epinefrin yang disekresikan ke dalam darah oleh medula

    adrenal tetap aktif (10 30 detk) sampai mereka berdifusi ke dalam beberapa

    jaringan tempat mereka dipecahkan oleh enzim, terutama terjadi di dalam hati.

    Asetikolin, norepinefrin, dan epinefrin yang disekresikan oleh susunan saraf

    otonom semuanya merangsang organ efektor dengan bereaksi dengan zat reseptor

    di dalam sel efektor tersebut(Pearce, 2002).

    Tabel: perbedaan simpatis dan parasimpatis

    Pembeda Simpatis Parasimpatis

    Asal serabut

    praganglion

    Medulla spinalis bagian torakal

    dan lumbal

    Batang otak (saraf kranial)

    dan medulla spinalis bagian

    sakral

    Asal serabut

    pascaganglion

    Ganglion symphatetic chain;

    atau ganglion kolateral (kira-

    kira di setengah jarak medulla

    Ganglion terminal (berada

    dekat dengan organ efektor)

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    31/51

    spinalis dengan efektor)

    Panjang Serabut* Pre pendek, termielinasi; Post

    panjang, tak termielinasi

    Pre panjang; Post pendek

    Organ Efektor

    yang DIpersarafi

    Otot jantung, hampir semua

    otot polos, kebanyakan kelenjar

    eksokrin, beberapa kelenjar

    endokrin

    Otot jantung, banyak otot

    polos, hamper semua kelenjar

    eksokrin, beberapa kelenjar

    endokrin

    Neurotransmiter* Pre melepaskan ACh; Post

    melepaskan sebagian besar

    melepaskan norepinefrin,

    sebagian kecil ACh)

    Pre dan post melepaskan

    ACh

    Tipe Reseptor

    untuk

    Neurotransmiter

    Pre dan Post*

    Pre: nikotinik; Post: adrenergik

    1, 1, 2, 2

    Pre: nikotinik; Post:

    muskarinik

    Peranan Fight-or-Flight General Housekeeping

    *Pre adalah serabut preganglion; Post adalah serabut pascaganglion; ACh adalah

    asetilkolin.

    Kegiatan eksitasi dan inhibisi dari perangsangan simpatis dan parasimpatis

    Saraf otonom memberikan efek pada berbagai fungsi viseral tubuh yang

    disebabkan oleh perangsangan saraf simpatis dan parasimpatis. Perangsangan

    simpatis menyebabkan efek eksitasi di dalam beberapa organ tetapi efek inhibisi di

    dalam organ lainnya. Perangsangan parasimpatis menyebabkan eksitasi dalam

    beberapa organ tetapi inhibisi di dalam organ lainnya(Rosyidi, 1996).

    Kebanyakan organ diatur secara dominan oleh salah satu diantara kedua

    sistem tersebut, sehingga kedua sistem tidak bertentangan satu sama lain, kecuali

    dalam kasus tertentu. Kadang, bila perangsangan simpatis merangsang suatu organ

    tertentu, perangsangan parasimpatis menghambatnya. Ini melukiskan bahwa

    kadang kedua sistem bekerja timbal balik(Rosyidi, 1996).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    32/51

    Tabel: Efek simpatis dan parasimpatis, pada organ tubuh:

    Organ Efek stimuli simpatis Efek stimuli parasimpatis

    Mata: pupil

    Muskulus siliaris

    Dilatasi

    Relaksasi ringan

    Kontriksi

    Berkontraksi

    Glandula Vasokonstriksi

    dan sedikit sekresi

    Stimulasi sekresi encer

    Kelenjar keringat Berkeringat

    hebat (kolinergik)

    Tak ada

    Kelenjar apokrin Sekresikental,

    odorifera

    Tak ada

    Jantung : otot Meningkatkan

    kecepatan

    Meningkatkan

    kekuatan kontraksi

    Melambatkan kecepatan

    Menurunkankekuatan

    kontraksi atrium

    Paru-paru:

    bronkus

    Pembuluh darah

    Dilatasi

    Konstriksi ringan

    Konstriksi

    Dilatasi

    Usus: Lumen

    Sfingter

    Berkurangnya

    peristaltik dan tonus

    Meningkatkan tonus

    Meningkatnya peristaltik dan

    tonus

    Relaksasi

    Hati Melepaskan glukosa Sedikit sintesis glikogen

    Kandung empedu Relaksasi Kontraksi

    Ginjal Mengurangi

    pengeluaran

    Tak ada

    Kandung kemih :

    otot detrusor

    Trigonum

    Relaksasi

    Terangsang

    Terangsang

    Relaksasi

    Penis Ejakulasi Ereksi

    Pembuluhdarah

    sistemik:

    Abdominal

    Otot

    Konstriksi

    Konstriksi

    (adrenergik) dan

    dilatasi (kolinergik)

    Tak ada

    Tak ada

    Darah : Koagulasi Meningkat Tak ada

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    33/51

    Glukosa Meningkat Tak ada

    Metabolisme basal Meningkat sampai

    100%

    Tak ada

    Sekresi korteks

    adrenalis

    Meningkat Tak ada

    Aktivitas mental Meningkat Tak ada

    Muskulus arektor

    pili

    Terangsang Tak ada

    Otot-otot rangka Meningkatkan

    glikogenolisis dan

    kekuatan

    Tak ada

    System pengendalian ganda (simpatis dan parasimpatis )

    Cuma sebagian kecil organ dan kelenjar yang memiliki satu sumber

    pelayanan ,yaitu simpatis dan parasimpatis. Sebagian besar organ dan kelenjar

    memiliki pelayanan ganda,yaitu menerima beberapa serabut dari sitem simpatis di

    samping beberapa serabut dari saraf otonom sacral atau cranial(Rosyidi, 1996).

    Keaktifan organ dirangsang oleh sekelompok urat saraf, sementara dilain

    pihak dilambatkan/diberhentikan oleh sekelompok urat lain-dengan kata lain

    masing-masing kelompok bekerja berlawanan. Dengan demikian,penyesuaian

    tepat antara aktivitas dan istirahat tetap dipertahankan, sementara ritme kegiatan

    halus organ-organ dalam,kelenjar,pembuluh darah serta otot tak sadar juga

    dipertahankan(Rosyidi, 1996).

    Dengan demikian,jantung menerima serabut akselerator dari saraf simpatis

    ,dan serabut inhibitor (penghambat) dari vagus.Saluran pencernaan memiliki urat

    saraf akselerator dan inhibitor, yang mempercepat dan memperlambat gerakan

    peristaltic berturut-turut(Rosyidi, 1996).

    Organ Kegiatan ditambah atau

    dirangsang oleh

    Kegiatan diperlambat

    atau dihentikan oleh

    Jantung

    Bronchi

    Lambung

    Simpatis (kecepatan dan

    kekuatan ditambah)

    Vagus (konstriksi)

    Vagus (konstraksi)

    Vagus (kecepatan dan

    kekuatan dikurangi)

    Simpatis (dilebarkan)

    Simpatis (dikendorkan)

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    34/51

    Usus

    Kantong kencing

    Pupil mata (iris)

    Vagus (konstraksi)

    Otonom sacral (konstraksi)

    Otonom cranial ke-3

    (kontraksi)

    Simpatis (dikendorkan)

    Simpatis (dikendorkan)

    Simpatis (dilebarkan)

    2.3Sifat-Sifat Dasar Fungsi Simpatis Dan Parasimpatis

    Serabut-serabut kolinergik dan adrenergik-sekresi asetilkolin atau

    norepinenefrin

    Serabut saraf simpatis dan parasimpatis mensekresikan salah satu dari kedua

    bahan transmiter sinaps ini, asetilkolin atau norepinenefrin. Serabut-serabut yang

    menyekresi asetilkolin disebut serabut kolinergik. Serabut-serabut yang menyekresi

    norepinefrin disebut serabut adrenergik suatu istilah yang berasal dari adrenalin,

    nama lain bagi epinefrin(Guyton, 2008).

    Didalam sistem saraf simpatis dan parasimpatis semua neuron preganglion

    bersifat kolinergik. Bila bahan asetilkolin diberikan pada ganglia, akan

    merangsang neuron postganglion simpatis dan para simpatis. Semua atau hampir

    semua neuron postganglion dari sistem parasimpatis juga bersifat kolinergik.Sebaliknya sebagian besar neuron postganglion simpatis bersifat adrenergik.

    Namun, serabut-serabut saraf yang kekelenjar keringat, ke otot-otot piloerektor

    rambut, dan kesedikit pembuluh darah bersifat kolinergik (Guyton, 2008).

    Jadi, ujung saraf terminal dari sistem parasimpatis semua menyekresikan

    asetilkolin. Sebagian besar ujung saraf simpatis menyekresi norepinefrin namun

    hanya sedikit yang menyekresi asetilkolin. Hormon-hormon ini sebaliknya bekerja

    pada berbagai organ untuk menimbulkan efek simpatis atau parasimpatis yang

    sesuai. Oleh karena itu asetilkolin disebut sebagai transmiter parasimpatis, dan

    norepinefrin disebut sebagai transmiter simpatis(Guyton, 2008).

    Sekresi Asetilkolin Dan Norepinenefrin Oleh Ujung Saraf Postganglion

    Beberapa ujung saraf otonom postganglion, terutama dari saraf parasimpatik

    memang mirip namun ukurannya jauh lebih kecil daripada taut neuromuskular

    skletal. Namun banyak serabut saraf parasimpatis dan hampir semua serabut

    simpatis hanya bersinggungan dengan sel-sel efektor dari organ yang

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    35/51

    dipersarafinya, atau pada beberapa contoh serabut-serabut ini berakhir pada

    jaringan ikat yang letaknya berdekatan dengan sel-sel yang dirangsangnya.

    Ditempat filamen ini menyentuh atau berjalan atau mendekati sel yang akan

    dirangsang, biasanya terdapat suatu bulatan yang membesar yang disebut varises,

    didalam varises ini, vesikel transmiter asetilkolin atau norepinenefrin disintesis dan

    disimpan. Didalam varises ini juga terdapat banyak sekali mitokondria yang

    menyuplai adenosin trifosfat yang dibutuhkan untuk memberi energi pada sintesis

    asetilkolin dan norepinenefrin(Guyton, 2008).

    Bila ada penjalaran potensial aksi disepanjang serabut terminal, proses

    depolarisasi meningkatkan permeabelitas membran serabut saraf terhadap ion

    kalsium, sehingga mempermudah ion-ion tersebut berdifusi keujung saraf atau

    varikositas saraf. Ion kalsium selanjutnya menyebabkan ujung-ujung atau varises

    menyebabkan mengosongkan isinya keluar, jadi bahan transmiter akhirnya

    disekresikan(Guyton, 2008).

    Asetilkolin disintesis pada ujung terminal dan varises serabut saraf

    kolinergik, tempat bahan tersebut disimpan dalam bentuk kepekaan tinggi didalam

    vesikel sebelum akhirnya dilepaskan. Reaksi kimia dasar sintesis ini adalah sebagai

    berikut (Guyton, 2008):

    Asetil-KoA + kolin transferse-metil kolin Asetilkolin

    Begitu disekresikan kedalam jaringan oleh ujung saraf kolinergik, asetilkolin akan

    menetap didalam jaringan selama beberapa detik sementara melakukan fungsi

    transmisi sinyal saraf. Kemudian sebagian besar dipecah menjadi ion asetat dankolin dikatalis oleh enzim asetilkolinesterase yang berikatan dengan kolagen dan

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    36/51

    glikosaminoglikans mirip dengan mekanisme penghacuran asetilkolin yang terjadi

    pada taut neuromuskular diserabut saraf skeletal. Kolin yang terbentuk kemudian

    diangkut kembali keujung saraf terminal tempat bahan ini dipakai berulang-ulang

    untuk sintesis asetilkolin yang baru(Guyton, 2008).

    Sintesis norepinenefrin dimulai dari akso plasma ujung saraf terminal dari serabut

    saraf adrenergik namun disempurnakan didalam vesikel. sekresi tahat-tahap

    dasarnya adalah sebagai berikut(Guyton, 2008):

    1. Tirosin Dopa (hidroksilasi)

    2. Dopa Dopamin (dekarboksilasi)

    3.

    Pengangkutan dopamin menuju vesikel

    4.

    Dopamin Norepinefrin (hidroksilasi

    Pada medula adrenal reaksi ini dilanjutkan satu tahap lagi untuk

    mengalihkan sekitar 80% Norepinefrin menjadi Epinefrin yakni sebagai

    berikut(Guyton, 2008) ;

    5. Norepinefrin Epinefrin metilasi

    Setelah norepinefrin disekresikan oleh ujung-ujung saraf terminal kemudian

    dipindahkan dari tempat sekresinya melalui 3 cara berikut : (1) dengan proses

    transport aktif, diambil kembali kedalam ujung saraf adrenergik sendiri yakni

    sebanyak 50%-80% dari norepinefrin yang disekresikan; (2) berdifusi keluar dari

    ujung saraf menuju cairan tubuh disekelilingnya dan kemudian masuk kedalam

    darah yakni hampir semua sisa norepinefrin yang ada dan (3) dalam jumlah yang

    sedikit dihancurkan oleh enzim (salah satunya monoamin oksidase) yang dapat

    dijumpai diujung saraf dan enzim katekal-0-metil-transferase yang dapat berdifusi

    keseluruh jaringan(Guyton, 2008).

    Biasanya norepinefrin disekresikan secara langsung kedalam jaringan yang

    tetap aktif hanya selama beberapa detik. Hal ini memperlihatkan bahwa proses

    pengambilan kembali norepinefrin dan difusinya keluar dari jaringan berlangsung

    dengan cepat. Namun norepinefrin yang disekresikan kedalam darah oleh medula

    adrenal masih tetap aktif sampai didifusikan kesuatu jaringan. Tempat keduanya

    dapat dihancurkan oleh katekal-0-metil-transferase peristiwa ini terjadi didalam

    hati. Norepinefrin atau epinefrin akan tetapa aktif selama 10-30 detik namun

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    37/51

    aktivitasnya menurun menjadi hilang dalam waktu 1 sampai beberapa

    menit(Guyton, 2008).

    Perangsangan saraf simpatis yang menuju medula adrenal menyebabkan

    pelepasan sejumlah besar epinefrin dan nopinefrin kedalam darah sirkulasi dan

    kedua hormon ini kemudian dibawa kedalam darah serta kesemua jaringan tubuh.

    Ringkasannya perangsangan medula adrenal menyebabkan pelepasan Kedua

    hormon tersebut, yang bersama-sama mempunyai efek hampir sama keseluruh

    tubuh seperti pada perangsangan langsung serabut simpatis hanya saja efek yang

    ditimbulkan lebih lama berlangsung 2-4 menit setelah perangsangan

    selesai(Guyton, 2008).

    Reseptor Pada Organ Efektor

    Sebelum asetilkolin, norepinenefrin atau epinefrin disekresikan pada suatu

    ujung saraf otonom dapat merangsang suatu organ efektor ,bahan transmiter ini

    mula-mula harus berikatan terlebih dahulu dengan reseptor yang lebih spesifik pada

    sel-sel efektor. Reseptor ini terdapat pada bagian dalam membran sel. Terikat

    sebagai kelompok prostetik pada molekul protein yang menembus membran sel.

    Ketika bahan transmiter berikatan pada reseptor hal ini menyebebkan perubahan

    konformasional (bentuk tertentu dari keseluruhan) pada struktur molekul protein.

    Kemudian molekul protein yang berubah ini merangsang atau menghambat sel,

    paling sering dengan (1) menyebabkan perubahan permeabelitas membran sel

    terhadap satu atau lebih ion atau (2) mengaktifkan atau justru mematikan aktivitas

    enzim yang melekat pada ujung protein reseptor lain dimana reseptor ini menonjol

    kebagian dalam sel(Guyton, 2008).

    Reseptor Asetikolin (Reseptor Muskarinik Dan Nikotinik)

    Asetilkoline memiliki dua tipe reseptor, yaitu reseptor muskarinik dan

    nikotinik. Alasan untuk penamaan ini adalah karena bahan muskarin yang

    merupakan sejenis racun dari jamur payung, hanya mengaktifkan reseptor

    muskarinik dan tidak akan mengaktifkan reseptor nikotinik. Asetilkolin

    mengaktifkan kedua jenis reseptor tersebut(Guyton, 2008).

    Reseptor muskarinik ditemukan pada semua sel efektor yang distimulasi

    oleh postganglion kolinergik dari sistem parasimpatis sedangkan reseptor nikotinik

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    38/51

    ditemukan pada ganglia autonom pada sinaps antara preganglion dan postganglion

    dari sistem parasimpatik (reseptor nikotinik juga terdapat pada banayak ujung saraf

    otonom, sebagai contoh pada taut neuromuskular diotot rangka)(Guyton, 2008).

    Pengertian mengenai kedua jenis reseptor ini sangat penting karena dalam

    praktik kedokteran sering dipakai obat-obat spesifik untuk merangsang atau

    menghambat salah satu dari kedua jenis reseptor ini(Guyton, 2008).

    Reseptor Adrenergik-Reseptor Alfa Dan Beta

    Terdapat juga dua jenis utama reseptor adrenergik yakni yang disebut

    reseptor alfa dan reseptor beta dibagi menjadi reseptor beta 1 dan beta 2, karena ada

    bahan kimia tertentu yang hanya memengaruhi reseptor beta tertentu. Terdapat jugapembagian reseptor alfa menjadi reseptor alfa 1 dan alfa 2(Guyton, 2008).

    Norepinefrin dan epinefrin, keduanya disekresikan kedalam darah oleh

    medula adrenal, yanag mempunyai pengaruh perangsangan yang sedikit berbeda

    pada reseptor alfa dan beta. Norepinefrin merangsang reseptor alfa namun kurang

    merangsang reseptor beta. Sebaliknya epinefrin merangsang kedua reseptor ini

    hampir sama kuatnya. Oleh karena itu pengaruh relatif dari norepinefrin dan

    epinefrin pada berbagai organ efektor ditentukan oleh jenis reseptor yang terdapat

    dalam organ tersebut. Bila seluruh reseptor adalah reseptor beta maka epinefrin

    akan menjadi obat peransang yang lebih efektif(Guyton, 2008).

    Tabel diatas menggambarkan distribusi reseptor alfa dan beta dalam

    berbagai organ dan sistem yang diatur oleh saraf simpatis. Perhatikan bahwa fungsi

    utama dari reseptor alfa adalah eksitasi, sedangkan fungsi yang lain adalah inhibisi.

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    39/51

    Demikian juga fungsi utama reseptor beta adalah eksitasi dan fungsi lainnya adalah

    inhibisi. Oleh karena itu reseptor alfa dan betaa ini tidak begitu berkaitan dengan

    peristiwa eksitasi atau inhibisi, namun lebih mirip dengan daya afinitas suatu

    hormon dengan reseptor pada suatu organ efektor tertentu(Guyton, 2008).

    Hormon sintetik yang secara kimiawi mirip dengan epinefrin dan

    norepinefrin, yaitu isopropil dan norepinefrin mempunyai kerja yang sangat kuat

    terhadap reseptor beta, namun sama sekali tidak bekerja pada reseptor alfa(Guyton,

    2008).

    Efek perangsang simpatis dan parasimpatis pada organ spesifik

    a.

    Mata

    Ada dua fungsi mata yang diatur oleh saraf otonom, yaitu ; (1) dilatasi pupil

    dan (2) fokus lensa. Perangsangan simpatis membuat serabut-serabut meridional

    iris berkontraksi sehingga pupil menjadi dilatasi. Sedangkan perangsangan

    parasimpatis mengontraksikan otot-otot sirkular iris sehingga terjadi kontriksi

    pupil(Guyton, 2008).

    Bila ada cahaya yang berlebihan masuk kedalam mata, serabut-serabut

    parasimpatis yang mengatur pupil akan terangsang secara refleks. Ketika refleks

    tersebut akan mengurangi pembukaan pupil dan mengurangi cahaya yang

    membentur retina. Sebaliknya selama periode eksitasi saraf simpatis akan

    terangsang dan pada saat yang bersamaan akan menambah pembukaan

    pupil(Guyton, 2008).

    Kemampuan memfokuskan lensa hampir seluruhnya diatur oleh sistem saraf

    parasimpatis.Normalnya lensa akan dipertahankan tetapi dalam keadaaan rata oleh

    tegangan instrinsik elastik dari ligamen radialnya. Perangsangan parasimpatis

    membuatnya terjadinya kontraksi otot siliaris yaitu serabut-serabut otot polos

    berbentuk seperti cincin yang melingkari ligamen radisi lensa. Kontraksi tersebut

    melepaskan tegangan ligamen tadi dan menyebabkan lensa menjadi lebih konveks.

    Sehingga membuat mata menfokuskan(akan dibicaraka secara mendalam pada

    fungsi mata) (Guyton, 2008).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    40/51

    b.Kelenjar-Kelenjar Tubuh

    Kelenjar nasalis, kelenjar krinalis, saliva dan banyak kelenjar

    gastrointestinal terangsang dengan kuat oleh saraf parasimpatis sehingga

    mengeluarkan banyak sekresi cairan. Kelenjar-kelenjar pencernaan yang paling

    kuat dirangsang oleh parasimpatis adalah yang teletak dibagian atas terutama

    kelenjar didaerak mulut dan lambung. Sebaliknya kelenjar usus halus dan usus

    besar diatur oleh faktor-faktor lokal yang terdapat didalam usus sendiri dan oleh

    sisitem saraf enterik usus serta sedikit oleh saraf otonom(Guyton, 2008).

    Perangsangan simpatis mempunyai pengaruh langsung pada sel-sel kelenjar

    pencernaan dalam menyebabkan pembentukan sekresi pekat yang mengandung

    enzim dan mukus dalam kadar tinggi. Namun merangsang simpatis ini juga

    menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah yang menyuplai kelenjar-kelenjar

    seingga kadang mengurangi kecepatan sekresinya(Guyton, 2008).

    Bila saraf simpatis terangsang, kelenjara keringat mensekresikan banayak

    sekali keringat, tetapi perangsangan pada saraf parasimpatik tidak mengakibatkan

    pengaruh apapun. Namun serabut-serabut parasimpatis yang menuju kesebagian

    besar kelenjar keringat bersifat kalinergik (kecuali bebarapa serabut adrenergik

    yang ketelapak tangan dan telapak kaki). Berbeda dengan hampir semua serabut

    simpatis lainnya yang bersifat adrenergik. Selanjutnya, kelenjar keringat terutama

    dirangsang oleh pusat-pusat dihipotalamus yang biasanya dianggap sebagai pusat

    parasimpatis. Oleh karena itu berkeeringat dapat dianggap sebagai fungsi

    parasimpatis, walau hal ini dikendalikan oleh serabut-serabut saraf yang secara

    anatomis tersebar melalui sistem saraf simpatis(Guyton, 2008).

    Kelenjar apokrin diasila mensekresikan sekret yang kental dan berbau

    sebagai akibat perangsangan simpatis, namun kelenjar ini tidak merespon

    perangsangan para simpatis. Sekresi tersebut sebenarnya berfungsi sebagai pelumas

    untuk memudahkan gerakan bergeser pada permukaan dalam dibawah sendi bahu.

    Kelenjar apokrin walaupun embriologinya berkaitan erat dengan kelenjar

    keringat,tetapi lebih banyak diaktifkan oleh serabut-serabut adrenergik daripada

    serabut-serabut kolinergik dan juga lebih banyak diatur oleh pusat simpatis dalam

    sistem saraf pusat dari pada oleh pusat parasimpatis(Guyton, 2008).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    41/51

    c. Kerja Sistem Syaraf terhadap Jantung dan Pembuluh Darah

    Bagian sistem syaraf yang berperan pada sistem kardiovaskular didominasi

    oleh sistem syaraf otonom. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa sistem

    syaraf otonom terbagi menjadi dua, yaitu syaraf simpatis dan syaraf parasimpatis.

    Berikut ini adalah gambar yang menguraikan mengenai persyarafan simpatis dan

    parasimpatis pada pembuluh darah(Sherwood, 2001).

    Gambar di atas menunjukkan anatomi dari sistem syaraf otonom dalam

    mengontrol sirkulasi. Serat saraf simpatis meninggalkan spinal cord (urat saraf

    tulang belakang) melalui seluruh syaraf spinal thorakal dan melalui satu atau dua

    serat syaraf lumbal yang kemudian memasuki rantai simpatis yang setiap sisinya

    terdapat pada kolumna vertebralis. Terdapat 2 rute untuk memasuki sirkulasi,

    pertama adalah melalui jalur syaraf simpatis yang langsung menginervasi

    vaskularisasi pada organ-organ viseral dan jantung dan yang kedua adalah melalui

    bagian peripheral dari syaraf spinal yang memvaskularisasi daerah-daerah perifer.

    Pada gambar berikutnya, ditunjukkan bahwa distribusi syaraf simpatis pada

    pembuluh darah mencakup arteri, arteriola, vena dan venula. Inervasi pada arteri

    kecil dan arteriola menyebabkan syaraf simpatis mampu menstimulasi pembuluh

    darah arteri untuk meningkatkan resistensi pada aliran darah dan selanjutnya

    menurunkan aliran darah menuju ke jaringan.Inervasi pada pembuluh darah vena,

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    42/51

    memungkinkan stimulasi syaraf simpatis untuk mengurangi volume pada

    pembuluh darah ini. Hal ini akan menyebabkan darah terdorong ke dalam jantung

    dan selanjutnya berperan dalam proses pengaturan pompa jantung, yang akan

    dibahas selanjutnya. Syaraf simpatis pada jantung berperan dalam meningkatkan

    aktivitas jantung, baik dalam hal meningkatkan detak jantung, meningkatkan

    kekuatan dan volume untuk memompa(Sherwood, 2001).

    Meskipun sistem syaraf parasimpatis berperan sangat penting dalam

    pengaturan banyak fungsi autonom dalam tubuh, sebagai contoh untuk mengontrol

    sistem gastrointestinal, parasimpatis juga memiliki peran pada regulasi sirkulasi,

    meskipun tidak sedominan sistem syaraf simpatis. Salah satu efek terpentingnya

    pada sirkulasi adalah mengontrol detak jantung melalui nervus vagus, yang berjalan

    dari batang otak langsung menuju ke jantung. Sistem parasimpatik akan

    menyebabkan penurunan pada detak jantung dan sedikit penurunan pada

    kontraktilitas otot jantung(Sherwood, 2001).

    Pusat yang berperan dalam pengaturan impuls simpatis dan parasimpatis

    pada pembuluh darah terletak di dalam otak yang dikenal sebagai pusat vasomotor

    (Vasomotor center). Pusat vasomotor terletak pada substansi retikular pada medulla

    dan bagian terendah ketiga pada pons. Pusat ini mengirimkan impuls parasimpatis

    melalui nervus vagus ke jantung dan mengirimkan impuls simpatis melaui spinal

    cord dan syaraf simpatis perifer yang selanjutnya akan menuju ke pembuluh darah

    arteri, arteriola, dan vena(Sherwood, 2001).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    43/51

    Dalam kondisi normal, area vasokonstriktor pada pusat vasomotor

    mengirimkan sinyal pada seluruh serat syaraf simpatis ke seluruh tubuh,

    menyebabkan seluruh sinyal tersebar secara kontinu pada syaraf simpatis dengan

    kecepatan 1,5-2 impuls per detik. Impuls inilah yang mengatur status kontraksi

    pada pembuluh darah, yang dikenal sebagai tonus vasomotor (vasomotor tone)

    (Sherwood, 2001).

    Pada saat yang sama, dimana pusat vasomotor mengontrol konstriksi

    pembuluh darah, pusat vasomotor juga mengontrol aktivitas jantung. Bagian lateral

    dari pusat vasomotor mengirimkan impuls eksitatori melalui serat syaraf simpatis

    ke jantung saat tubuh membutuhkan peningkatan detak jantung dan kontraktilitas.

    Sebaliknya, pada saat tubuh membutuhkan penurunan detak jantung, bagian medial

    dari pusat vasomotor mengirimkan sinyal ke nervus vagus yang kemudian akan

    mentransmisikan impuls parasimpatik ke jantung sehingga terjadi penuruna detak

    jantung dan kontraktilitas. Oleh karenanya, pusat vasomotor dapat meningkatkan

    dan menurunkan aktivitas jantung. Detak jantung dan kekuatan kontraksi

    meningkat saat vasokonstriksi terjadi dan penurunan terjadi saat vasokonstriksi

    dihambat(Sherwood, 2001).

    Impuls yang dikirim syaraf simpatis ke jantung akan menyebabkan

    peningkatan detak jantung (efek kronotropik), kecepatan transmisi pada jaringan

    konduktive jantung (efek dromotropik) dan kekuatan kontraksi (efek inotropik).Impuls yg dikirim melalui syaraf simpatis juga dapat menghambat efek dari

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    44/51

    parasimpatis melalui nervus vagus. Kemungkinan melalui pelepasan neuropeptida,

    yang berperan sebagai kotransmiter pada ujung syaraf simpatis(Sherwood, 2001).

    Pada umumnya perangsangan simpatis akan meningkatkan seluruh aktivitas

    jantung keadaan ini tercapai dengan naiknya frrekuensi dan kekuatan kontraksi

    jantung. Perangsanga parasimpatis menimbulkan efek yang berlawanan

    menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi. Akibat atau

    pengaruh ini dapat diungkapkan dengan cara lain, perangsangan simpatis akan

    meningkatkan keefektifan jnatung sebagai pompa yang diperlukan selama kerja

    berat. Sedangkan perangsangan para simpatis menurunkan pemompaan jantung,

    membuat jantung dapat beristirahat diantara aktivitas kerja yang berat(Guyton,

    2008).

    d.Sistem Hantaran Jantung

    Dengan sistem hantaran jantung, maka irama denyut jantung dapat

    dikendalikan agar tetap dalam batas-batas normal. Sistem hantaran jantung diawali

    pada simpul sinoatrial atau simpul sinus yang terdapat di bagian atrium kanan, di

    dekat muara vena cava superior. Simpul sinus normal merupakan primary cardiac

    pacemaker tetapi dalam kondisi tertentu maka pacu jantung (cardiac pacemaker)

    yang terdapat di dalam simpul atrioventrikular atau di sepanjang sistem hantaran

    jantung dapat tetap berdenyut(Sherwood, 2001).

    Sistem hantaran jantung tersebut terdiri dari simpul sinus, preferential

    internodal pathways, simpul atrioventrikular, berkas His dan sistem Purkinje yang

    dapat dipelajari pada gambar berikut ini(Sherwood, 2001).

  • 8/10/2019 kel9 sist limbik.docx

    45/51

    Simpul Sinus dan Pacu Jantung

    Urutan normal bagian fungsional jantung yang berdenyut merupakan

    kontraksi atrium yang disusul dengan kontraksi ventrikel dan akhirnya relaksasi

    jantung. Periode kontraksi dan relaksasi ini terjadi dalam satu siklus jantung.

    Terjadinya denyut jantung akibat suatu sistem hantaran impuls, sangat khusus yang

    dimulai dari pusat pacu jantung (cardiac pacemaker) yang tertinggi di dalam

    atrium dan disebut sebagai simpul sinoatrial atau simpul sinus(Masud, 1989).

    Sistem hantaran (impuls) jantung atau Specialized Conducting System

    (SCS) mampu menghasilkan impuls dan menghantarkan ke seluruh bagian sel otot

    jantung sehingga dimulai depolarisasi bagian-bagian jantung dan disusul kontraksi

    jantung. Pada dasarnya sistem hantaran khusus terdiri dari sel khusus seperti sel

    pacu jantung(sel P), sel Purkinje, sel transisional (sel T) dan myocardium sel. Sel-

    sel tersebut berhubungan satu sama lain melalui membran plasma dan intercalated

    disc. Dan telah bayak diketahui bahwa simpul sinus memiliki tingkat otomatisitas

    yang tertinggi dibandingkan dengan bagian-bagian SCS lainnya, dan selalu

    memproduksi impuls yang baru, sehingga menyebabkan jantung selalu berdenyut

    dengan irama yang ritmik(Masud, 1989).

    Di dalam Sistem Hantaran Khusus, sel-sel khusus yang menghasilkan

    rapid inherent rhythm disebut sebagai sel pacu jantung dan pada keadaan normal

    dominan di bagian simpul sinus. Tetapi pada keadaan tertentu, dengan simpul sinus

    tidak lagi memproduksi impuls, maka bagian lain SCS seperti simpul atrio-

    vetrikular, akan menggantikannya. Dengan ditemukannya simpul sinus oleh Keith

    dan Fl