kelas hexapoda

Upload: intan-hanif

Post on 10-Feb-2018

340 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    1/17

    Kelas hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk .

    Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu

    diperhatikan dalam pengendalian adalah :

    a. Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat

    Ciri-ciri nyamukAedes aegypti

    1. Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik serta berwarna hitam.2. Tidak membentuk sudut 903. Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore4. Hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-kaleng bekas yang bisa

    menampung air hujan

    5. Penularan penyakit dengan cara membagi diri.

    6. Menyebabkan penyakit DBD.

    Ciri-ciri nyamukCulex

    1. Palpi lebih pendek dari pada probocis.2. Bentuk sayap simetris.

    1. Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.2. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.3. Menyebabkan penyakit filariasis4. Warna tubuhnya coklat

    Ciri-ciri nyamukMansonia

    1. Pada saat hinggap tidak membentuk sudut 902. Bentuk tubuh besar dan panjang3. Bentuk sayap asimetris.4. Menyebabkan penyakit filariasis5. Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.6.7. Warna tubuhnya coklat kehitaman

    Ciri-ciri nyamukanopheles

    1. Bentuk tubuh kecil dan pendek2. Antara palpi dan proboscis sama panjang3. Menyebabkan penyakit malaria4. Pada saat hinggap membentu sudut 905. Warna tubunya coklat kehitam6. Bentuk sayap simetris7. Berkembang biak di air kotor atau tumpukan sampah8. Penularan penyakit dengan membagi diri

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    2/17

    Lalat Rumah (Musca domest ica)Lalat rumah (M. domestica) merupakan lalat yang paling umum dikenal orang karena

    lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia. M. domestica berukuran sedangdengan panjang 6-9 mm, berwarna abu-abu, mempunyai empat pita yang berupa garismemanjang pada permukaan toraks (Sembel, 2009).Gambar 1 : Lalat Rumah (Musca domestica)(http://nature.ca/notebooks/english/fly_p1.htm)Mata majemuknya besar, pada bentuk jantan kedua mata majemuk agak berdekatan,tetapi bentuk betina lebih berjauhan. Lalat rumah mengalami metamorfosis sempurna,yaitu telur, larva (maggot), pupa, dan bentuk dewasa (lalat). Lalat rumah menghisapcairan yang mengandung gula atau bahan-bahan yang telah membusuk. Mereka hanyaaktif pada siang hari (Sembel 2009).Selain dapat mengganggu ketentraman dalam rumah, lalat rumah dapat membawa

    sekitar 100 jenis bakteri patogen yang dapat 5

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    3/17

    mengakibatkan penyakit pada manusia. Diantaranya adalah tipoid, paratipoid, kolera,disentri, tuberkulosis, dan kecacingan. Penyakit patogen biasanya terbawa oleh lalatdari berbagai sumber seperti sisa-sisa kotoran, tempat pembuangan sampah, tempatpembuangan kotoran manusia, dan sumber-sumber kotoran yang lain, kemudianpatogen-patogen yang melekat pada mulut dan bagian tubuh lainnya dipindahkan ke

    makanan manusia (Sembel, 2009). Bakteri patogen yang disebarkan oleh lalat adalahantara lain Salmonella typhi, Shigella disentry, Clostridium perfringens, Vibrio cholera(Sharrington, 1994).2.2. Lalat Hijau (Chrysomy a megacephala)Chrysomya megacephala merupakan serangga yang berukuran sedang denganpanjang tubuhnya berkisar antara 8-10 mm. Seperti halnya sebagian besar anggotaDiptera lain, C. megacephalajuga mengalami metamorfosis sempurna yang diawalidengan telur, yang kemudian menjadi larva, pupa dan akhirnya menjadi bentuk dewasa.Telur diletakkan oleh lalat dewasa dalam keadaan berkelompok-kelompok atauonggokan. Selama masa hidupnya lalat betina C. megacephala meletakkan telurnyasebanyak 4-6 kali.Jangka waktu hidup tahap pra dewasa lalat C. megacephala adalah sekitar 8,5 9 haripada suhu 24 28,5oC dengan kelembaban 85 92%, sedangkan tahap dewasanyaberkisar antara 37,6 41,2 hari pada suhu 24 28oC dengan kelembaban 86 94,6%.6

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    4/17

    Bentuk dewasa lalat ini sejak lama dikenal sebagai penggangu pada rumahpemotongan hewan, dan pada tempat-tempat penjualan daging, ikan, manisan, buah-buahan dan berbagai jenis makanan lain di pasar (Sitanggang, 2001).Gambar 2 : Lalat hijau (Chrysomya megacephala)(http://www.peka-indonesia.org/research/10-fakta-istimewa-serangga/)

    2.3. Penyebaran Lalat Rumah dan Lalat HijauMusca domestica dan Chrysomya megacephala merupakan lalat yang tersebar secarakosmopolitan dan bersifat sinantropik yang artinya lalat ini mempunyai hubunganketergantungan yang tinggi dengan manusia karena zat-zat makanan yang dibutuhkanlalat sebagian besar ada pada makanan manusia. Lalat lebih aktif pada tempat yangterlindung dari cahaya dari pada tempat yang langsung terkena cahaya matahari.Penyebaran yang luas dari lalat ini dimungkinkan karena daya adaptasinya yang tinggi(Sitanggang, 2001). 7

    Kepadatan lalat di suatu daerah, sangat dipengaruhi oleh tempat perindukan, cahaya matahari,

    temperatur, kelembaban, tekstur dan warna permukaan yang disenangi untuk istirahat. Tempat

    perindukan lalat biasanya pada kotoran ternak, sampah, material organik, dan saluranpembuangan. Kepadatan lalat akan tinggi jika temperatur antara 20-25oC. Populasi menurun

    apabila temperatur > 45 dan < 10o C. Pada temperatur yang sangat rendah, lalat tetap hidup

    dalam kondisi dorman pada stadium dewasa atau pupa.

    Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur

    b. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal

    Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes A. Pengertian Pinjal

    Pinjal merupakan salah satu parasit yang paling sering ditemui pada hewan

    kesayangan baik anjing maupun kucing. Meskipun ukurannya yang kecil dan kadang

    tidak disadari pemilik hewan karena tidak menyebabkan gangguan kesehatan hewan

    yang serius, namun perlu diperhatikan bahwa dalam jumlah besar kutu dapat

    mengakibatkan kerusakan kulit yang parah bahkan menjadi vektor pembawa penyakit

    tertentu.

    Pinjal yang biasa dikenal kutu loncat atau fleas ada 2 jenis, yaitu kutu loncat pada

    anjing dan kucing, namun di lapangan lebih sering ditemukan kutu loncat kucing yang

    juga dapat berpindah dan berkembang biak pada anjing.

    Pinjal diklasifikasikan ke dalam:Kingdom : Animalia

    Filum : Arthropoda

    Klasis : Insecta

    Ordo : Siphonoptera

    B. Morfologi Pinjal

    Pinjal berukuran kecil dengan panjang 1,5-3,3 mm dan bergerak cepat. Biasanya

    berwarna gelap (misalnya, cokelat kemerahan untuk kutu kucing). Pinjal merupakan

    serangga bersayap dengan bagian-bagian mulut seperti tabung yang digunakan untuk

    menghisap darah host mereka. Kaki pinjal berukuran panjang, sepasang kaki

    belakangnya digunakan untuk melompat (secara vertikal sampai 7 inch (18 cm);

    horizontal 13 inch (33 cm)). Pinjal merupakan kutu pelompat terbaik diantara

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    5/17

    kelompoknya. Tubuh pinjal bersifat lateral dikompresi yang memudahkan mereka

    untuk bergerak di antara rambut-rambut atau bulu di tubuh inang. Kulit tubuhnya

    keras, ditutupi oleh banyak bulu dan duri pendek yang mengarah ke belakang, dimana

    bulu dan duri ini memudahkan pergerakan mereka pada hostnya.

    C. Jenis-jenis Pinjal

    1. Pinjal Kucing (Ctenocephalides felis)

    Klasifikasi:

    a. Domain : Eukaryota

    b. Kingdom : Animalia

    c. Phylum : Arthropoda

    d. Class : Insecta

    e. Ordo : Siphonapteraf. Family : Pulicidae

    g. Genus : Ctenocephalides

    h. Species : C. felis

    Ciri-ciri pinjal kucing:

    a. Tidak bersayap, memiliki tungkai panjang, dan koksa-koksa sangat besar.

    b. Tubuh gepeng di sebelah lateral dilengkapi banyak duri yang mengarah ke

    belakang dan rambut keras.

    c. Sungut pendek dan terletak dalam lekuk-lekuk di dalam kepala.

    d. Bagian mulut tipe penghisap dengan 3 stilet penusuk.

    e. Metamorfosis sempurna (telur-larva-pupa-imago).

    f. Telur tidak berperekat, abdomen terdiri dari 10 ruas.g. Larva tidak bertungkai kecil, dan keputihan.

    h. Memiliki 2 ktinidia baik genal maupun pronatal.

    Perbedaan jantan dan betina:

    a. Jantan : tubuh punya ujung posterior seperti tombak yang mengarah ke atas, antena

    lebih panjang dari betina.

    b. Betina : tubuh berakhir bulat, antena lebih pendek dari jantan.

    http://1.bp.blogspot.com/-Q44tNbE2g28/TeCFKFouOwI/AAAAAAAAB8o/Oq2Kt7YxBj4/s1600/pinjal.PNG
  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    6/17

    2. Pinjal anjing (Ctenocephalides canis)

    Klasifikasi:

    a. Domain : Eukaryota

    b. Kingdom : Animalia

    c. Phylum : Arthropoda

    d. Class : Insecta

    e. Ordo : Siphonapteraf. Family : Pulicidae

    g. Genus : Ctenocephalides

    h. Species : C. canis

    Pinjal pada anjing bersifat mengganggu karena dapat menyebarkan Dipylidium

    caninum. Mereka biasanya ditemukan di Eropa. Meskipun mereka memakan darah

    anjing dan kucing, mereka kadang-kadang menggigit manusia. Mereka dapat hidup

    tanpa makanan selama beberapa bulan, tetapi spesies betina harus memakan darah

    terlebih dahulu sebelum menghasilkan telur.

    3. Pinjal manusia (Pulex irritans)

    Klasifikasi:

    a. Kingdom : Animalia

    b. Phylum : Arthropoda

    c. Class : Insecta

    d. Ordo : Siphonaptera

    e. Family : Pulicidae

    f. Subfamily : Pulicinae

    g. Genus : Pulexh. Species : P. irritans

    Spesies ini banyak menggigit spesies mamalia dan burung, termasuk yang jinak. Ini

    telah ditemukan pada anjing liar, monyet di penangkaran, kucing rumah, ayam hitam

    dan tikus Norwegia, tikus liar, babi, kelelawar, dan spesies lainnya. Pinjal spesies in

    ini juga dapat menjadi inang antara untuk cestode, Dipylidium caninum.

    4. Pinjal tikus utara (Nosopsyllus fasciatus)

    Klasifikasi:

    a. Domain : Eukaryota

    b. Kingdom : Animalia

    c. Phylum : Arthropodad. Class : Insecta

    http://3.bp.blogspot.com/-USVFUW1-ahM/TeCFRTkzlRI/AAAAAAAAB8w/Z7Hf0sbAzdU/s1600/pinjal+jantan+dan+pinjal+betina.PNG
  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    7/17

    e. Ordo : Siphonaptera

    f. Family : Ceratophyllidae

    g. Genus : Nosopsyllus

    h. Species : N. fasciatus

    Fasciatus Nosopsyllus memiliki tubuh memanjang, panjangnya 3 hingga 4 mm.

    Memiliki pronotal ctenidium dengan 18-20 duri tapi tidak memiliki ctenidium genal.Pinjal tikus utara memiliki mata dan sederet tiga setae di bawah kepala. Kedua jenis

    kelamin memiliki tuberkulum menonjol di bagian depan kepala. Tulang paha

    belakang memiliki 3-4 bulu pada permukaan bagian dalam.

    5. Pinjal Tikus Oriental (Xenopsylla cheopis)

    Klasifikasi:

    a. Kingsdom : Animalia

    b. Phylum : Arthropoda

    c. Class : Insecta

    d. Ordo : Siphonaptera

    e. Family : Pulicidae

    f. Genus : Xenopsyllag. Species : X. cheopis

    Xenopsylla cheopis adalah parasit dari hewan pengerat, terutama dari genus Rattus,

    dan merupakan dasar vektor untuk penyakit pes dan murine tifus. Hal ini terjadi

    ketika pinjal menggigit hewan pengerat yang terinfeksi, dan kemudian menggigit

    manusia. Pinjal tikus oriental terkenal memberikan kontribusi bagi Black Death.

    D. Siklus Hidup

    Siklus hidup pinjal terdiri dari 4 tahapan, yaitu:

    1. Tahap Telur

    Seekor kutu betina dapat bertelur 50 telur per hari di hewan peliharaan. Telurnya tidak

    lengket, mereka mudah jatuh dari hewan peliharaan dan menetas dalam dua atau limahari. Seekor betina dapat bertelur sekitar 1.500 telur di dalam hidupnya.

    2. Tahap Larva

    Setelah menetas, larva akan menghindar dari sinar ke daerah yang gelap sekitar rumah

    dan makan dari kotoran kutu loncat (darah kering yang dikeluarkan dari kutu loncat).

    Larva akan tumbuh, ganti kulit dua kali dan membuat kepompong dimana mereka

    tumbuh menjadi pupa.

    3. Tahap Pupa

    Lama tahap ini rata-rata 8 sampai 9 hari. Tergantung dari kondisi cuaca, ledakan

    populasi biasanya terjadi 5 sampai 6 minggu setelah cuaca mulai hangat. Pupa tahap

    yang paling tahan dalam lingkungan dan dapat terus tidak aktif sampai satu tahun.

    4. Tahap DewasaKutu loncat dewasa keluar dari kepompong nya waktu mereka merasa hangat, getaran

    http://4.bp.blogspot.com/-ih7wGY0r7p4/TeCFYfIQ0VI/AAAAAAAAB84/hX0rO4IAVqc/s1600/X++cheopis+jantan+X+cheopis+betina.PNG
  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    8/17

    dan karbon dioksida yang menandakan ada host di sekitarnya. Setelah mereka loncat

    ke host, kutu dewasa akan kawin dan memulai siklus baru.

    Siklus keseluruhnya dapat dipendek secepatnya sampai 3-4 minggu

    Umur rata-rata pinjal sekitar 6 minggu, tetapi pada kondisi tertentu dapat berumur

    hingga 1 tahun. Pinjal betina bertelur 20-28 buah/hari. Selama hidupnya seekor pinjal

    bisa menghasilkan telur hingga 800 buah. Telur bisa saja jatuh dari tubuh kucing dan

    menetas menjadi larva di retakan lantai atau celah kandang. Pertumbuhan larva

    menjadi pupa kemudian berkembang jadi pinjal dewasa bervariasi antara 20-120 hari.

    E. Pengaruh Pinjal terhadap Kesehatan

    Secara kasat mata pinjal agak sulit ditemui bila jumlah populasinya sedikit, namundapat dikenali dari kotorannya yang menempel pada bulu. Kotoran kutu berwarna

    hitam yang sebenarnya merupakan darah kering yang dibuang kutu dewasa. Pinjal

    yang menghisap darah inang juga menimbulkan rasa sangat gatal karena ludah yang

    mengandung zat sejenis histamine dan mengiritasi kulit. Akibatnya hewan terlihat

    sering menggaruk maupun mengigit daerah yang gatal terutama di daerah ekor,

    selangkangan dan punggung.

    Pinjal juga dapat menimbulkan alergi oleh karena reaksi hipersensitivitas terhadap

    antigen ludah pinjal. Pada anjing sering ditandai dengan gigitan secara berlebihan

    sehingga dapat mengakibatkan bulu rontok dan peradangan pada kulit. Kasus flea

    allergy bervariasi tergantung kondisi cuaca terutama terjadi pada musim panas dimana

    populasi kutu meningkat tajam.Penyakit yang berhubungan dengan pinjal:

    Pes. Vektor pes adalah pinjal. Di Indonesia saat ini ada 4 jenis pinjal yaitu:

    Xenopsylla cheopis, Culex iritans, Neopsylla sondaica, dan Stivalus cognatus.

    Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan-hewan rodent (tikus, kelinci).

    Kucing di Amerika juga pada bajing.

    Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent. Kuman-

    kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain

    atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung

    kuman pes tadi, dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain

    atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.

    http://3.bp.blogspot.com/-0oEi9G_e99U/TeCFlU_Ls2I/AAAAAAAAB9A/lcUIa6OV1x4/s1600/siklus+pinjal.PNG
  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    9/17

    Pada no.1 s/d 5, penularan pes melalui gigitan pinjal akan mengakibatkan pes bubo.

    Pes bubo dapat berlanjut menjadi pes paru-paru (sekunder pes).

    Selain pes, pinjal bisa menjadi vektor penyakit-penyakit manusia, seperti murine

    typhus yang dipindahkan dari tikus ke manusia. Disamping itu pinjal bisa berfungsi

    sebagai penjamu perantara untuk beberapa jenis cacing pita anjing dan tikus, yang

    kadang-kadang juga bisa menginfeksi manusia.

    Selain pada manusia pinjal juga dapat mempengaruhi kesehatan hewan peliharaan

    seperti di bawah ini:

    1. Flea Allergy Dermatitis (FAD). Penyakit kulit alergi pinjal. Waktu seekor kutumenggigit hewan peliharaan, ia memasukan ludah ke dalam kulit. Hewan peliharaan

    mendevelop reaksi alergi terhadap ludah/saliva (FAD) yang menyebabkan rasa gatal

    yang amat gatal. Tidak saja hewan peliharaan akan menggaruk atau mengigit-gigit

    berlebihan di daerah ekor, selangkangan atau punggung, jendolan juga akan muncul

    di sekitar leher dan punggung.

    2. Cacing Pita; Dipylidium canium. Cacing pita (tapeworm) disalurkan oleh pinjal

    pada tahap larva waktu makan di lingkungan hewan peliharaan. Telur-telur tumbuh di

    dalam kehidupan yang tidak aktif dalam perkembangan pinjal ini. Jika pinjal ini di

    ingested oleh hewan peliharaan waktu digrooming, cacing pita dan terus menerus

    berkembang menjadi cacing dewasa di usus hewan peliharaan.

    3. Anemia; terjadi pada yang muda, yang tua atau pun yang sakit jika terlalu banyakkutu loncat yang menghisap darahnya. Gejala anemia termasuk, gusi pucat, lemas dan

    lesu pada hewan peliharaan.

    F. Pencegahan

    Langkah-langkah di bawah ini dapat dilakukan untuk mencegah keberadaan pinjal

    yaitu:

    1. Menyedot menggunakan vaccum

    Seringlah menyedot di daerah dimana saja hewan peliharaan kunjungi, khususnya di

    mobil jika sering berpergian, daerah berkarpet, dan perabotan yang sering dikunjungi

    oleh hewan peliharaan supaya semua kutu termasuk telur, dan pupa nya dibersihkan

    sebanyak mungkin.

    2. PencucianCucilah tempat tidur hewan peliharaan, kasur, selimut dan barang lainnya dengan air

    http://2.bp.blogspot.com/-SgmQFht5X94/TeCF6afWlWI/AAAAAAAAB9I/oKSaDBxWbb4/s1600/Bagan+Penularan+PES.PNG
  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    10/17

    panas jika memungkinkan.

    3. Penyemprotan Lingkungan

    Ada beberapa macam spray/semprotan yang tersedia yang bertujuan membunuh kutu

    loncat di lingkungan sekitarnya.

    G. Pengendalian

    Untuk mencegah penyebaran penyebaran penyakit yang disebabkan oleh pinjal makaperlu dilakukan tindakan pengendalian terhadap arthopoda tersebut. Upaya yang dapat

    dilakukan, antara lain melalui penggunaan insektisida, dalm hal ini DDT, Diazinon

    2% dan Malathion 5% penggunan repllent (misalnya, diethyl toluamide dan benzyl

    benzoate) dan pengendalian terhadap hewan pengerat (rodent).

    H. Pengobatan

    Pengobatan dilakukan dengan obat anti kutu. Obat anti kutu hanya membunuh pinjal

    dewasa, pemberian obat anti kutu perlu disesuaikan agar siklus hidup pinjal bisa kita

    hentikan. Pemberian obat perlu diulang agar pinjal dewasa yang berkembang dari

    telur dapat segera dibasmi sebelum menghasilkan telur lagi.

    BAB III

    PENUTUPA. Kesimpulan

    1. Pinjal merupakan salah satu parasit berukuran kecil dan kadang tidak disadari

    pemilik hewan karena tidak menyebabkan gangguan kesehatan hewan yang serius,

    namun perlu diperhatikan bahwa dalam jumlah besar kutu dapat mengakibatkan

    kerusakan kulit yang parah bahkan menjadi vektor pembawa penyakit tertentu.

    2. Beberapa jenis pinjal yaitu: pinjal kucing, pinjal anjing, pinjal manusia, pinjal tikus

    utara, dan kutu tikus oriental.

    3. Penyakit yang berhubungan dengan pinjal ialah Flea Allergy Dermatitis, Cacing

    Pita, Anemia, dan Pes.

    4. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam pencegahan pinjal adalah menyedot

    dengan menggunakan vaccum, pencucian, dan penyemprotan lingkungan.

    5. Adapun pengendalian terhadap pinjal dapat dilakukan dengan langkah IPM, yaitu

    mengidentifikasi masalah hama, mencegah masalah hama, monitor atas kehadiran

    hama, mengatur tingkat toleransi dan tindakan untuk setiap hama populasi, mengelola

    hama masalah, dan Evaluasi dampak dan keberhasilan hama manajemen usaha.

    6. Pengendalian kutu tidaklah cukup hanya dengan sekali pengobatan, karena siklus

    hidup yang pendek dan mudah penularannya.

    c. Ordo Anophera yaitu kutu kepala

    Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    11/17

    PEDIKULOSIS KAPITIS

    I. PENDAHULUANPedikulosis kapitis adalah suatu infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh

    Pediculus humanus var. capitis.1-4 Selain menyerang kulit dan rambut kepala, pedikulosisdapat pula menyerang badan oleh Pediculus humanus var corporis dan menyerang daerah

    pubis oleh Phtyrus pubis.1,5,6

    Penyakit ini dapat ditemukan di seluruh dunia tanpa adanya batasan umur, jenis kelamin, ras,

    status ekonomi & status sosial.7-9 Gejala utama yang sering ditemukan adalah gatal pada

    kulit kepala terutama pada bagian belakang telinga dan tengkuk. Pedikulosis kapitis disebut

    juga kutu kepala atau head lice,10

    II. EPIDEMIOLOGI

    Penyakit pedikulosis kapitis dapat ditemukan di seluruh dunia pada semua usia terutama pada

    anak-anak dan dewasa muda. Insidens tertinggi pada usia sekitar 3 12 tahun. Pedikulosis

    kapitis lebih sering timbul pada wanita dibandingkan pria.7,8Penularan penyakit ini lebih sering melalui kontak kepala dengan kepala, namun dapat juga

    melalui benda-benda seperti sisir, topi, bantal, dan asesoris rambut yang dipakai secara

    bergantian.3,8 Higienitas yang buruk juga dapat meningkatkan resiko terjadinya penyakit ini,

    misalnya jarang membersihkan rambut atau rambut yang panjang pada wanita.5,9,11

    III. ETIOLOGI

    Penyakit pedikulosis kapitis disebabkan oleh parasit subspecies Pediculus humanus var.

    capitis. Parasit ini termasuk dalam golongan filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo

    Phthiraptera, subordo Anoplura, family Pediculidae dan species Pediculus humanus.7,12

    Siklus hidup Pediculus humanus capitis melalui stadium telur, larva, nimfa dan dewasa. Satukutu kepala betina dapat hidup selama 16 hari dan menghasilkan 50 150 telur. Telur

    berbentuk oval dan umumnya berwarna putih atau kuning.13 Telur diletakkan di sepanjang

    rambut dan mengikuti tumbuhnya rambut, yang berarti makin ke ujung makin terdapat telur

    yang lebih matang. Telur kutu membutuhkan 8 9 hari untuk menetas.2,4

    Telur yang menetas akan menjadi nimfa. Bentuknya menyerupai kutu dewasa, namun dalam

    ukuran kecil. Nimfa akan menjadi dewasa 9 12 hari sesudah menetas. Untuk hidup, nimfa

    harus memperoleh makanan berupa darah.2

    Pediculus humanus capitis berbentuk seperti biji wijen dengan panjang sekitar 1 2 mm,

    tidak bersayap, memipih di bagian dorsoventral dan memanjang. Parasit ini memiliki 3

    pasang kaki yang disesuaikan sebagai pengepit rambut dan mulut pengisap kecil di bagian

    anterior yang menjadi bagian untuk mendapatkan darah. Kutu kepala dapat merayap dengan

    cepat, di atas 23 cm/menit. Kutu dewasa dapat bertahan hidup sekitar 30 hari di kepala

    manusia. Kutu dapat mati dalam 1 2 hari setelah jatuh dari rambut.1,14

    Kutu kepala terdiri atas kutu jantan dan betina. Kutu betina dibedakan dengan kutu jantan

    berdasarkan ukuran tubuh yang lebih besar dan adanya penonjolan daerah posterior yang

    membentuk huruf V yang digunakan untuk menjepit sekeliling batang rambut ketika bertelur.

    Kutu jantan memiliki pita berwarna coklat gelap yang terbentang di punggungnya.1

    IV. PATOGENESIS

    Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk rmenghilangkan rasa gatal.

    Sepanjang siklus kehidupannya, larva dan kutu dewasa menyimpan kotorannya di kulit

    kepala, yang akan menyebabkan timbulnya rasa gatal. Selain itu gatal juga ditimbulkan olehliur dan ekskreta dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah. Garukan

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    12/17

    yang dilakukan untuk menghilangkan gatal akan menyebabkan terjadinya erosi dan

    ekskoriasi sehingga memudahkan terjadinya infeksi sekunder.1,9

    V. GAMBARAN KLINIS

    Gejala awal yang dominan adalah rasa gatal pada kulit kepala. Rasa gatal dimulai dari yang

    ringan sampai rasa gatal yang tidak dapat ditoleransi.1,5 Lesi papul yang gatal biasanyaterdapat pada daerah belakang telinga dan bagian tengkuk leher, akibat garukan pada kulit

    kepala akan terjadi erosi dan ekskoriasi. Adanya infeksi sekunder yang berat menyebabkan

    terbentuknya pustul, abses.6

    VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis :

    - Pemeriksaan mikroskop dapat mengkonfirmasi diagnosis. Dengan pemeriksaan mikroskop

    dapat terlihat kutu dewasa dengan 6 kaki, yang tebalnya 1-4 mm, tidak bersayap, berwarna

    abu-abu berkilat sampai merah jika menghisap darah.3,7

    - Pemeriksaan dengan lampu wood pada daerah yang terinfestasi memperlihatkan fluoresensi

    kuning-hijau dari kutu dan telur.3, 4

    Pemeriksaan histologi: Pemeriksaan histologi jarang dilakukan untuk menegakkan diagnosis.

    Hasil dari biopsi memperlihatkan perdarahan intradermal dan infiltrat yang dalam berbentuk

    baji dengan banyak eosinofil dan limfosit.7

    VII. DIAGNOSA

    Diagnosis pedikulosis kapitis dapat ditegakkan melalui inspeksi pada kulit kepala dan

    rambut, dengan menemukan kutu atau telur berwarna abu-abu berkilat. Kutu dan telur

    tersebut dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan mikroskop.1,3

    VIII. DIAGNOSIS BANDING

    a. Dermatitis seboroika

    Dermatitis seboroik memberikan gambaran klinis berupa daerah eritema dan skuama pada

    daerah kepala dan terasa gatal oleh penderita. Dapat dibedakan dengan pedikulosis kapitis

    dengan tidak ditemukannya telur atau kutu pada daerah kepala yang gatal.19,20

    b. Impetigo krustosa

    Impetigo krustosa disebabkan oleh Staphylococcus B hemolyticus ditandai dengan eritema

    dan vesikel yang cepat memecah sehingga jika penderita datang berobat yang terlihat adalah

    krusta tebal berwarna kuning seperti madu.18

    C. Tinea kapitis

    Tinea kapitis adalah dermatofitosis pada kulit dan rambut kepala dimana terdapat kelainan

    berupa lesi bersisik, kemerahan, kerion, dan gatal. Pada pemeriksaan dengan KOH, akan

    didapatkan spora dan hifa yang merupakan elemen jamur yang merupakan penyebab tineakapitis.23, 24

    IX. PENATALAKSANAAN

    1.Pedikulosid

    a. Permethrin(1%)

    Permethrin 1% cream rinse diberikan ke kulit kepala dan rambut. Awalnya rambut dicuci

    dengan shampoo nonconditioner kemudian dikeringkan dengan handuk. Lalu diberikan

    Permethrin 1% cream rinse selama 10 menit kemudian dibilas. Hal ini diperkirakan dapat

    membasmi sekitar 20%-30% dari telur. Tetapi, disarankan agar pemakaiannya diulang

    apabila kutu masih terlihat pada 7-10 hari setelahnya. Permethrin mempunyai keuntungan

    efek toksin yang rendah dan pengobatannya cepat.16,17

    b. PyrethrinPyrethrin diperoleh dari suatu sari alami bunga chrysanthemum. Pyrethrin yang dikombinasi

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    13/17

    dengan piperonyl butoxide adalah neurotoksik untuk kutu tetapi kurang toksik terhadap

    manusia. Produk ini seperti shampoo dimana diberikan pada rambut yang kering dan

    didiamkan selama 10 menit sebelum dibilas. Penggunaan dapat diulang 7-10 hari kemudian

    untuk membasmi kutu kepala yang baru.16,17

    c. Malathion

    Obat malathion organophosphate adalah suatu penghambat cholinesterase dan telahdigunakan selama 20 tahun untuk pengobatan kutu kepala9. Malathion 0,5% atau 1% yang

    digunakan dalam bentuk losio atau spray. Caranya : malam sebelum tidur rambut dicuci

    dengan sabun kemudian dipakai losio malathion, lalu kepala ditutup dengan kain. Keesokan

    harinya rambut dicuci lagi dengan sabun lalu disisir dengan sisir yang halus dan rapat (serit).

    Pengobatan ini dapat diulang lagi seminggu kemudian, jika masih terdapat kutu atau

    telur.1,7,10

    d. Lindane(1%)

    Lindane adalah organochloride yang mempunyai efek toksik terhadap CNS (Central Nervous

    System) apabila penggunaannya tidak benar. Penggunaannya seperti shampoo dan dapat

    didiamkan kurang lebih selama 10 menit dengan pemakaian yang berulang dalam 7-10 hari.

    Dalam beberapa tahun kasus resisten pernah dilaporkan diseluruh dunia. Oleh karena adanyaefek toksik terhadap CNS yang dapat menyebabkan serangan dan kematian,sehingga

    penggunaan lindane terhadap pasien harus dibatasi.16,17

    e. Krotamiton(10%)

    Krotamiton 10% dalam bentuk losion digunakan untuk terapi skabies, dan beberapa

    penelitian menunjukkan krotamiton 10% juga efektif untuk kutu kepala dimana diberikan ke

    kulit kepala dan didiamkan selama 24 jam sebelum dibilas. Aman untuk anak, dewasa, dan

    wanita hamil.16

    f. Ivermectin oral

    Ivermectin adalah suatu agen antiparasitik yang efektif untuk kutu kepala. Ivermectin

    diberikan dengan dosis tunggal secara oral 200 mikrogram/oral dengan dosis pemberian 2

    kali setelah 7-10 hari. Ivermectin tidak boleh diberikan ke anak yang berat badannya kurang

    dari 15 kg. Penggunaaan Ivermectine oral belum diakui oleh FDA ( Food and Drug

    Administration ) sebagai pedikulosid.16

    g. Trimethoprim-sulfamethoxazole oral

    Antibiotik ini biasa juga disebut cotrimoxazole digunakan dalam dosis otitis media, sama

    efektif pemberiannya untuk kutu kepala. Antibiotik ini dapat membasmi simbiosis bakteri

    dalam gerak kutu atau berhubungan langsung dengan efek toksik dari kutu. Penggunaan

    Trimethoprim-sulfamethoxazole belum diakui sebagai pedikulosid oleh FDA (Food and Drug

    Administration).17

    2. Pengobatan Lingkungana. Desinfeksi semua perhiasan kepala, syal, mantel, handuk, dan seprei dengan mesin cuci

    dalam air panas, kemudian keringkan dengan menggunakan panas. Selain itu benda yang

    akan dibersihkan dapat dimasukkan ke dalam sebuah kantong plastik, disemprot dengan

    pedikulosid lalu disimpan 2-4 minggu. Sisir dan sikat harus direndam dalam air panas selama

    5-10 menit. Perabot dan permadani harus dibersihkan dengan penghisap.

    b. Anggota keluarga dan teman sekolah juga harus diobati.

    c. Beritahu para guru sekolah bila ditemukan kasus indeks.25

    X. PENCEGAHAN

    Penyakit ini pada dasarnya dapat dicegah melalui pola hidup yang bersih. Misalnya dengan

    pemberantasan kutu yang berada dilingkungan sekitar. Benda-benda yang terpapar denganpenderita (misalnya, kasur, bantal, linen, handuk, mainan, topi) seharusnya dicuci bila

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    14/17

    memungkinkan kemudian dikeringkan. Air yang digunakan adalah air panas dengan suhu

    lebih dari 50-55C selama paling kurang 5 menit. 8

    Membersihkan lingkungan tempat tinggal akan membantu mengurangi kesempatan untuk

    terpapar kembali dengan kutu kepala. Periksalah setiap orang yang berada didalam

    lingkungan rumah tangga pada saat bersamaan, sebelum membersihkan lingkungan tersebut.

    Bersihkan semua lantai dengan alat penghisap debu, permadani, bantal, karpet, dan semuapelapis meubel yang ada. Semua sisir dan sikat rambut yang digunakan oleh penderita kutu

    kepala harus di rendam dalam air dengan suhu diatas 130F( 540C) , alkohol atau pedikulosid

    selama 1 jam.

    Penjelasan kepada anak-anak terutama tentang cara mencegah penularan melalui penggunaan

    topi, sisir, dan bandana bersama juga dapat dipertimbangkan. Menyediakan tempat

    penyimpanan barang-barang milik anak secara terpisah di dalam ruang kelas juga dapat

    mencegah penyebaran kutu ini.8

    XI. KOMPLIKASI

    Beberapa orang akan berkembang menjadi suatu infeksi sekunder akibat garukan. Adanya

    infeksi sekunder yang berat menyebabkan terbentuknya pustul dan abses.6

    XII. PROGNOSIS

    Baik bila hygiene diperhatikan.1 Kegagalan terapi disebabkan oleh penggunaan shampo yangtidak benar dan reinfestasi parasit.13

    XIII. KESIMPULAN

    Pedikulosis kapitis adalah penyakit pada kulit kepala dan rambut yang disebabkan oleh

    parasit Pediculus humanus capitis. Cara penularan penyakit ini ditularkan melalui kontak

    kepala dengan kepala atau melalui benda-benda seperti sisir, bantal, dan asesoris rambut.

    Manifestasi klinis yang paling sering timbul adalah gatal pada kulit kepala terutama pada

    bagian belakang telinga dan tengkuk leher yang disebabkan oleh saliva dan ekskreta dari kutu

    yang dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

    inspeksi pada kulit kepala dan helaian rambut untuk menemukan kutu yang masih hidup dan

    telurnya. Dengan pemeriksaan mikroskopis dapat ditemukan telur berwarna abu-abu dan

    berkilat. Pengobatan yang dilakukan berupa terapi medikamentosa dan terapi non-

    medikamentosa. Pencegahan dapat dilakukan terutama dengan menjaga higiene rambut,

    pakaian, serta benda-benda yang dapat menjadi media penularan.

  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    15/17

    Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa dan lalat dewasa. Lalat dewasa

    akan menghasilkan telur berwarna putih dan berbentuk oval. Telur ini lalu berkembang menjadi larva (berwarna

    coklat keputihan) di feses yang lembab (basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini keluar dari feses atau

    lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering untuk berkembang menjadi pupa. Dan akhirnya, pupa

    yang berwarna coklat ini berubah menjadi seekor lalat dewasa. Pada kondisi yang optimal (cocok untuk

    perkembangbiakan lalat), 1 siklus hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat dewasa) hanya memerlukan waktu

    sekitar 7-10 hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup selama 15-25 hari.

    http://2.bp.blogspot.com/-NgtIECVDkJ4/TlMWYyLeLhI/AAAAAAAAAFY/WwxAR-nOxuo/s1600/207_lalat3.jpg
  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    16/17

    Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat

    Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria

    Nyamuk aedes sebagai vektor penyakitdemam berdarah

    Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur

    b. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal

    Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pes

    c. Ordo Anophera yaitu kutu kepala

    Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.

    No. Vektor Penyakit

    1. Nyamuk Malaria, filariasis, demam kuning, demam berdarah

    dengue, encephalitis

    2. Lalat Rumah Thypus abdominalis, salmonellosis, cholera,

    dysentry bacillary dan amoeba, tuberculosis,

    penyakit sampar, tularemia, anthrax, frambusia,

    conjunctivitis, demam undulans, trypanosomiasis,

    spirochaeta

    3. Lalat Pasir Leishmaniasis, demam papataci, bartonellosis,

    demam phletobomus4. Lalat Tsetse Trypanosomiasis, penyakit tidur

    http://http/kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/01/pemberantasan-penyakit-demam-berdarah.htmlhttp://http/kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/01/pemberantasan-penyakit-demam-berdarah.htmlhttp://http/kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/01/pemberantasan-penyakit-demam-berdarah.htmlhttp://http/kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/01/pemberantasan-penyakit-demam-berdarah.html
  • 7/22/2019 Kelas hexapoda

    17/17

    5. Lalat Hitam Oncheocerciasis

    6. Tuma Kepala,

    Tuma Badan,

    dan Tuma

    Kemaluan

    Epidemic typhus, epidemic relapsing fever, demam

    parit

    7. Pinjal Penyakit sampar, endemic thypus8. Kissing Bugs Penyakit chagas

    9. Sengkenit Rickettsia, penyakit virus seperti demam berdarah,

    penyakit bakteri dan spirochaeta

    10. Tungau Penyakit tsutsugamushi, demam remiten,

    lymphadenitis, splenomegali

    11. Cyclops Penyakit akibat parasit Diplyllobothrium latum,

    Dracunculus mendinensis, dan Gnasthostoma

    spinigerum