kelebihan dan kekurangan linux ubuntu tugas sobj
TRANSCRIPT
Kebutuhan Hardware :
2. Spesifikasi Minimum
Ubuntu dapat dijalankan dengan spesifikasi minimum hardware
seperti berikut ;
• Memiliki processor dengan kecepatan proses 300 MHz
• Memiliki RAM 64 MB
• Minimal memiliki 4 GB disk space (untuk full installation dan swap
space)
• Memiliki VGA graphics card dengan resolusi 640x480 pixels
• PC mendukung CD-ROM drive atau juga network interface card
(NIC)
3. Spesifikasi Minimum Hardware yang Direkomendasikan
Maksud dari spesifikasi minimum yang direkomendasikan yaitu,
linux Ubuntu akan berjalan dengan baik dan nolmal bila dilakukan
pada spesifikasi minimum hardware sebagai berikut ;
• Memiliki processor dengan kecepatan proses 700 MHz
• Memiliki 384 MB RAM
• Minimal memiliki 8 GB disk space
• Mendukung Vga graphical card dengan resolusi 1024x768 pixels
• PC mendukung akan sound card adapter
• Dan juga PC mendukung akan koneksi internet
Note : Gunakanlah CD instalasi 64-bit agar penginstalan ubuntu
dapat lebih optimal.
Distro Linux Ubuntu :
Kelebihan Ubuntu :
3D Interface
Salah satu hal yang dibanggakan oleh Microsoft pada Windows
Vista adalah interface barunya, Aero. Sayangnya, Aero dapat
membuat komputer yang berspesifikasi tinggi berjalan lambat.
Laptop dengan memori 2 GB pun akan terasa lambat. Ini
disebabkan Windows Vista menuntut spesifikasi hardware yang
tinggi.
Sebetulnya sebelum Windows Vista di rilis, Ubuntu telah mampu
menampilkan interface 3D. Pada versi Ubuntu 7.04, banyak orang
yang mengatakan bahwa interface Ubuntu (Beryl) justru lebih
menawan daripada Aero – dan hanya membutuhkan spesifikasi
komputer yang tidak terlalu tinggi.
Kompatibilas
Ubuntu kompatibel dengan hampir semua perangkat keras terbaru.
Untuk mendapatkan daftar lengkap mengenai hardware apa saja
yang telah didukung oleh Ubuntu, silahkan kunjungi alamat
https://wiki.ubuntu.com/HardwareSupport. Pada halaman tersebut,
anda dapat melihat tabel yang berisi data kompatibilitas suatu
hardware terhadap Ubuntu.
Banyak orang yang terkejut ketika menemukan bahwa Ubuntu
dapat menemukan semua perangkat keras yang ada dikomputer
mereka secara otomatis dan mengkonfigurasinya sehingga siap
pakai. Bahkan berbagai W-LAN ccard, yang biasanya jarang
dikenali, kini sudah terdeteksi secara otomatis. Dengan update
yang tergolong cepat, Ubuntu siap untuk mendukung hardware-
hardware baru yang ada di pasaran. Patch kecil yang disediakan
secara berkala baik secara resmi maupun dari pihak ketiga akan
selalu disediakan untuk membantu kompatibilitas Ubuntu dengan
hardware terkini.
Kemudahan Migrasi
Sejak versi Ubuntu 7.04, Ubuntu sudah menyertakan Migration Tool.
Feature ini sudah menjadi tool default. Utility akan membantu anda
dalam memindahkan data anda dari Windows ke Ubuntu dengan
sangat mudah.
Selain itu, Ubuntu juga memberikan website khusus dengan alamat
https://help.ubuntu.com/community/SwitchingToUbuntu. Di
halaman ini tertera artikel yang membantu anda dalam melakukan
migrasi, baik dari Windows Mac OS, maupun dari distro Linux
lainnya. Pada halaman ini, anda juga dapat melihat aplikasi-aplikasi
padanan di Ubuntu untuk aplikasi populer yang biasa digunakan di
Windows dan Mac OS.
Advance Linux
Walaupun sederhana pada awalnya, Ubuntu juga dapat
dikonfigurasikan menjadi sangat canggih. Dalam proses instalasi
suatu program, Ubuntu memiliki sedikit perbedaan dibandingkan
Windows. Ubuntu, seperti Debian, menggunakan package
management system berbasis ‘Apt’ (Advance Packaging Tool). Apt
merupakan sistem manajemen paket yang memudahkan pengguna
dalam mengelola suatu software. Apt akan melakukan otomatisasi
dalam pengabilan, kofigurasi, serta instalasi dari suatu paket
software.
Pada umumnya, paket-paket software pada Ubuntu diambil dari
suatu wadah penyedia software yang dinamakan “Repository”.
Pada umumnya, Repository Ubuntu berisi pustaka software yang
disediakan pada suatu server tertentu Untuk elakukan instalasi, Apt
akan mendownload file yang dibutuhkan dari suatu repository,
mengkonfigurasikannya sesuai sistem, lalu meng-install-nya pada
komputer pengguna. Dengan sistem ini, pengguna tidak perlu repot
lagi dalam meng-install sebuah software yang diinginkannya.
Otomatisasi ini yang menjadi salah satu daya tarik Ubuntu.
Bagi yang familiar dengan SUS (Software Update Service) dan
WSUS (Windows Software Update Service) dari Microsoft, Apt
memiliki nyaris semua kemampuan SUS – dan lebih banyak lagi.
Tidak itu saja, Apt telah ada jauh sebelum SUS sehingga telah
terbukti sangat reliable dan efisien.
Untuk perawatan server dan desktop dalam jumlah besar, Apt
sangat membantu menghemat waktu dan tenaga anda. Proses
administrasi yang user-friendly akan meringankan beban seorang IT
Support dalam mengelola komputer berbasis Ubuntu.
Dengan puluhan ribu pustaka softwaregratis yang tersedia di
repository-nya, dan berbasiskan distro Debian yang sangat
fleksibel, Ubuntu siap menjadi apa saja yang anda inginkan.
Multimedia studio, advance Unix server, central server computing,
render farm, develoment workstation, dan lain-lainnya,
kemungkinan besar Ubuntu dapat melakukannya. Bahkan Google
pun menggunakan Ubuntu di kantornya.
Mudah Didapatkan
Ubuntu bisa didapatkan dengan berbagai cara. Anda bisa men-
download-nya langsung dari berbagai lokasi di seluruh dunia
(termasuk Indonesia), memesan secara gratis melalui
http://shipit.com, atau memesan dari berbagai distributor Linux di
Indonesia. Untuk lebih detailnya silahkan baca pada boks “Website
Ubuntu”.
Less Is More
Kelebihan Ubuntu yang terbesar justru adalah kesederhanaannya.
Pada suatu perusahaan pernah dilakukan sebuah eksperimmen:
satu lantai kantor dimigrasikan ke Ubuntu pada hari Minggu secara
diam-diam. Hari Senin pagi, staf kantor di lantai tersebut
menemukan bahwa komputer mereka telah berubah dari Windows
menjadi Ubuntu semua.
Tim dari departemen IT yang sebetulnya telah siap sedia untuk
membantu mereka menjadi terkejut ketika ternyata telpon mereka
tidak berdering. Lebih terkejut lagi ketika menemukan bahwa para
staf tersebut telah kembali bekerja seperti biasa!
Ini adalah kesaksian luar biasa terhadap feature user-friendliness
dari Ubuntu. Bayangkan, pengguna komputer yang awam dapat
terus bekerja dengan Ubuntu dalam waktu singkat, setelah selama
bertahun-tahun hanya menggunakan sistem operasi Windows.
Bahkan, mereka justru lebih senang dan nyaman karena kini
mereka tidak lagi mengalami masalah yang disebabkan oleh virus
dan spyware. Kini, mereka dapat mengerjakan pekerjaan mereka
dengan tenang tanpa gangguan lagi.
Spec Hardware Yang Ramah
Sistem Operasi Ubuntu ini merupakan salah satu OS yang tidak
membutuh spesifikasi hardware yang tinggi. Coba anda bandingkan
dengan OS buatan Microsoft dengan spesifikasi hardware yang
sama atau lebih, Ubuntu ini akan terasa ringan dipakai sehingga
meminimalisir Hang atau Crash, dan tidak perlu dipusingkan
dengan menunggu pada saat awal bootingnya dengan start up
seperti keluarga windows.
Kekekurangan Ubuntu :
Fitur Standard
Setelah proses instalasi selesai, sistem operasi ubuntu tidak
sepenuhnya bisa dipakai langsung oleh pengguna. Dalam
pemakaiannya ada beberapa fitur yang harus kita tambahkan
sendiri setelah proses instalasi, seperti saat pengguna akan
memutar mp3 file, untuk menjalankan file tersebut sang pengguna
harus menambahkan plugin untuk mp3 tersebut. Namun jika ingin
di install secara offline, anda harus mempunyai CD/DVD Repository
yang berisi segala kebutuhan yang terdapat di dalamnya.
Koneksi Internet
Dalam penginstalan software – software tambahan dan pluginnya,
ubuntu sangat memerlukan koneksi internet. Ubuntu yang telah
kita install terhubung dengan mirror untuk installasi tambahan,
update dsb. Pada saat kita akan menambahkan aplikasi
kedalamnya melalui Synaptic Package Manager, atau install manual
melalui Terminal, kita akan melewati mirror site yang terdaftar di
OS tersebut, kemudian didownloadlah aplikasi tersebut.
Tidak User Friendly
Mungkin inilah salah satu kekurangan ubuntu yang paling mengena
dipara penggunanya. Dari segi penempatan menu, management
file & propertiesnya, aplikasi – aplikasi di dalamnya dll, akan
membuat kaku para penggunanya karena ketidakbiasaan dalam
menjalankannya (mungkin efek dari penerapan pendidikan yang
mengenalkan product Microsoft semenjak bangku sekolah). Dalam
menggunakannya mungkin akan dibanding – bandingkan dengan
OS yang sering mereka pakai sebelumnya. Dalam administrasinya
seperti konfigurasi, installasi dsb secara default Ubuntu masih
menggunakan file teks dan memerlukan terminal (console).
Langkah penginstalan linux ubuntu :
Spesifikasi minimal perangkat keras yang dapat digunakan untuk
Ubuntu Server 10.10 adalah sebagai berikut:
1. Processor : x86 / AMD64
2. Memori : 128MB
3. Hard Disk
o Sistem Dasar : 500MB
o Semua Tugas : 1GB
Pada kesempatan ini saya menggunakan komputer yang memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
1. Processor : Pentium 4
2. RAM : 512 MB
3. Hard Disk : 50GB
Berikut ini akan dijelaskan langkah demi langkah dalam melakukan
instalasi Ubuntu Server 10.10:
Nyalakan komputer yang akan diinstalkan Ubuntu Server
10.10 dan pastikan CD instalasi Ubuntu Server 10.10 sudah
ada dalam CD-ROM dari komputer tersebut.
Masuk ke pengaturan BIOS dari komputer untuk mengatur firt
boot agar langsung membaca CD-ROM dengan menekan
tombol F2 atau Del atau F12 (masing-masing komputer
berbeda). Maka akan muncul jendela pengaturan. Masuk ke
tab Boot dan geser CD-ROM ke urutan paling atas. Lalu tekan
F10untuk keluar dan menyimpan pengaturan.
Komputer akan restart dan kembali melakukan booting. Untuk
kali ini pengguna tidak menekan apapun, biarkan saja sampai
muncul jendela yang mengharuskan pengguna untuk memilih
salah satu bahasa yang akan digunakan untuk interface
Ubuntu Server 10.10 dan bukan bahasa dalam instalasi. Pada
kesempatan ini saya menggunakan English.
Setelah memilih bahasa, pengguna akan diteruskan ke
tampilan jendela utama. Pengguna diharuskan memilih salah
satu dari enam pilihan yang ada. Karena disini saya akan
melakukan instalasi, maka saya memilih pilihan yang
pertama, yaitu Install Ubuntu Server.
Jendela selanjutnya pengguna akan dihadapkan lagi pada
pemilihan bahasa. Namun untuk bahasa yang akan dipilih
pada tahap ini adalah bahasa yang digunakan untuk proses
instalasi. Disini saya masih tetap menggunakan English.
Langkah berikutnya adalah menentukan negara. Pada
tampilan awal dari jendela pemilihan negara, tidak terdapat
pilihan Indonesia, jadi saya memilih Other kemudian memilih
Asia lalu memilih Indonesia.
Selanjutnya pengguna akan ditanyakan apakah ingin
melakukan tes pada papan ketik (keyboard) yang digunakan,
saya menjawab No, karena saya merasa tidak perlu
melakukannya.
Masih berhubungan dengan papan ketik yang digunakan,
tahap selanjutnya pengguna harus menentukan jenis papan
ketik yang digunakan. Rata-rata papan ketik yang beredar di
Indonesia adalah papan ketik dengan standar USA. Untuk itu
saya memilih USA sebagai Origin of the Keyboard dan
Keyboard Layout.
Langkah selanjutnya adalah menentukan primary network
interface. Karena pada tutorial ini saya menggunakan dua
buah ethernet card yang saya pasangkan di komputer, maka
Ubuntu Server akan menanyakan manakah ethernet card
yang menjadi primary. Saya memilih eth0 yang menjadi
primary ethernet card.
Setelah menentukan primary network interface, Ubuntu
Server akan langsung mencari DHCP (Dynamic Host
Configuration Protocol) yang terkoneksi ke network interface
Ubuntu Server. Karena Ubuntu Server belum terkoneksi
dengan jaringan apapun, saya menekan Cancel.
Selanjutnya pengguna dihadapkan pada tahap penentuan
konfigurasi jaringan. Saya akan melakukan konfigurasi
jaringan pada saat setelah Ubuntu Server 10.10 ini selesai
diinstal, jadi untuk tahap ini saya memilih Do not configure
the network at this time.
Proses selanjutnya adalah memasukkan nama host dari
server yang akan dibangun ini. Disini saya memberikan nama
server01. Pemberian nama hostini tidak membenarkan
adanya spasi.
Selanjutnya pengguna diharuskan memilih zona waktu (time
zone) sesuai dengan kota pengguna. Karena pada langkah
sebelumnya saya sudah memilih Indonesia sebagai negara
saya, maka disini terdapat empat pilihan yaitu: Jakarta,
Pontianak, Makasar, Jayapura, dan terdapat satu pilihan
Select from worldwide listjika zona waktu yang diinginkan
tidak ada yang sesuai. Pada tutorial ini saya memilih Jakarta,
karena sesuai dengan zona waktu saya berada.
Langkah selanjutnya adalah menetukan metode dalam
memberikan partisi hard disk. Pada tutorial ini saya
menggunakan metode Manual, karena saya ingin
menentukan partisi sendiri.
Proses berikutnya adalah melakukan partisi hard disk, karena
sebelumya saya memilih melakukan partisi secara manual.
Pilih hard disk yang akan dipartisi atau dibagi. Pada tutorial ini
hard disk yang saya gunakan dikenal dengan nama SCSI3
(0,0,0) (sda).
Setelah dipilih maka akan muncul dialog yang menanyakan
apakah pengguna akan membuat partition table yang baru
atau akan menggunakan yang lama. Pada tutorial ini saya
memilih Yes karena saya akan membuat partition table yang
baru dan menghapus yang lama.
Selanjutnya masih dalam tahap melakukan partisi hard disk.
Pada langkah ini pengguna diharuskan membuat sebuah
partisi baru dengan memilih hard disk kosong yang telah
dibuat partition table-nya dan berstatus FREE SPACE dan
belum memiliki format. Pada tutorial, ini pertama kali saya
akan membuat partisi swap, dimana partisi ini digunakan
untuk membantu kerja RAM pada komputer apabila sewaktu-
waktu RAM tidak sanggup menangani kerja yang
berlangsung.
Tampilan berikutnya yang muncul adalah pertanyaan apa
yang akan dilakukan oleh pengguna untuk free space ini.
Karena tujuannya adalah untuk membuat partisi yang baru,
saya memilih Creat a new partition.
Setelah itu pengguna diwajibkan untuk memasukkan
kapasitas dari partisi yang akan dibuat, yaitu partisi swap.
Dalam membuat partisi swap terdapat formulasi yang bisa
dijadikan acuan, yaitu apabila RAM berkapasitas lebih kecil
1GB maka jumlah swap yang disarankan adalah 2 x jumlah
RAM, sedangkan jika RAM lebih besar atau sama dengan 1GB
maka jumlah partisi swap yang disarankan adalah 1 x jumlah
RAM. Namun aturan ini hanya berlaku untuk RAM yang
tergolong berukuran kecil, apabila RAM yang digunakan
sudah tergolong berkapasitas besar, maka partisi swap tidak
perlu terlalu besar. Pada kesempatan ini saya menggunakan
RAM sebesar 512MB, jadi kapasitas swapyang saya berikan
adalah sebesar 1 GB.
Pengguna akan ditanya lagi terkait tipe dan lokasi dari partisi.
Untuk tipe saya menggunakan Primary dan untuk lokasi, saya
meletakkannya pada posisi Beginning.
Langkah berikutnya adalah melakukan pengaturan dari partisi
swap. Pada Use as, saya memilih swap area karena memang
partisi ditujukan untuk swap. Pilih Done setting up the
partition yang menandakan pengaturan swaptelah selesai.
Berikutnya adalah membuat partisi untuk sistem. Langkah-
langkah yang dilalui hampir sama dengan membuat partisi
swap yang diawali dari nomor 17, yaitu dengan memilih
partisi yang berstatus FREE SPACE dan belum memiliki format
file system, setelah itu pilih Create a new partition.
Kemudian memberikan kapasitas yang akan digunakan oleh
partisi tersebut, karena saya ingin menggunakan semua
partisi sisa dari swap tadi (41,9 GB), maka saya langsung saja
menekan tombol Enter. Sedangkan untuk tipe dan lokasi
masih sama dengan swap, yaitu bertipe Primary dan lokasi
Beginning.
Untuk pengaturan partisi (Partition settings) hal yang
dilakukan yaitu: pada Use as saya menggunakan JFS
journaling file system. Pada Label saya memasukkan SYSTEM.
Label digunakan untuk penamaan, jadi bisa apa saja yang
diinginkan pengguna. Kemudian pilih Done setting up the
partitionyang artinya pengaturan partisi sistem sudah selesai.
Pembagian partisi hampir selesai dilakukan. Selanjutnya saya
memilih Finish partitioning and write changes to disk untuk
menyelesaikan pembagian partisi hard disk. Ubuntu Server
akan memperlihatkan summary dari pembagian partisi yang
sudah dilakukan, dalam tampilan ini pengguna juga akan
ditanya apakah ingin menerapkannya kedalam hard disk,
agar hard disk segera dapat digunakan saya menjawab
Yesdan instalasi sistem dasar pun dilakukan.
Selanjutnya pengguna akan dihadapkah pada proses
pemberian user dan password. Untuk yang pertama dilakukan
adalah pemberian nama lengkap dari pengguna yang akan
menggunakan sistem. Pada tutorial ini saya memasukkan
nama saya yaitu Adam Kurniawan Mrg. Selanjutnya
memasukkan user yang akan digunakan sebagai user login.
Untuk ini saya memasukkan adamkurniawan. Proses
berikutnya memasukkan password yang akan digunakan
untuk masuk ke sistem sebanyak dua kali. Kemudian Ubuntu
Server menanyakan apakah pengguna ingin melakukan
enskripsi terhadap home direcorty pengguna. Pada praktek ini
saya menjawab No.
Proses berikutnya Ubuntu Server akan menanyakan apakah
pengguna ingin melakukan pembaharuan otomatis
menggunakan internet atau tidak. Pada tutorial ini saya
memilih No automatic update karena saya merasa tidak perlu
melakukannya.
Tahap berikutnya adalah memilih peragkat lunak apa saja
yang ingin dipasangkan di Ubuntu Server. Secara default
Ubuntu Server 10.10 menyediakan perangkat lunak yang
biasanya berjalan di server. Perangkat lunak yang disediakan
oleh Ubuntu Server adalah sebagai berikut: DNS server, LAMP
server, Mail server, OpenSSH server, PostgreSQL database,
Print server, Samba file server, Tomcat Java server, dan
Virtual Machine host. Untuk tutorial ini agar tidak terjadi loss
dependecy, maka saya memilih semuanya, karena apabila
sewaktu-waktu ada dari perangkat lunak diatas yang
dibutuhkan untuk keperluan yang tidak diduga,
administratortidak repot melakukan instalasi kembali.
Setelah menekan tombol Enter, maka instalasi pun dimulai.
Ditengah-tengah proses instalasi pengguna akan diminta
memasukkan password untuk MySQL sebanyak dua kali.
Masukkan password yang dinginkan dan dianggap aman.
Masih pada proses instalasi perangkat lunak, kembali
pengguna akan ditanya apakah ingin melakukan konfgurasi
Postfix atau tidak. Postfix sendiri adalah perangkat lunak yang
digunakan untuk Mail server. Pada kesempatan ini saya
memilih No configuration. Proses instalasi dilanjutkan.
Setelah proses instalasi perangkat lunak selesai, pengguna
akan kembali dihadapkan pada pilihan apakah pengguna
ingin melakukan instalasi GRUB boot loader. Pada tutorial ini
saya memilih Yes.
Setelah Grub Loader selesai diinstal, maka itu menandakan
bahwa instalasi Ubuntu Server sudah selesai dilakukan. Selain
itu ditandakan juga dengan munculnya tampilan baru Finish
the installation. Pilih Continue, maka komputer akan
melakukan restart, dan jangan lupa mengubah kembali
fisrboot-nya ke hard drive.
Setelah first boot diubah ke hard drive dan maka setelah
selesai booting akan langsung muncul tampilan awal dari
Ubuntu Server 10.10 yang langsung meminta pengguna
untuk login dengan tampilan CLI (Command Line Interface).
Read more: http://myblogiky.blogspot.com/2010/12/spesifikasi-
minimum-hardware-pada_23.html#ixzz2EAnDkirx