kelompok 3 kelainan lidah

22
TUGAS ORAL MEDICINE-1 KELAINAN PADA LIDAH Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Ria Puspasari (04031181320011) 2. Suci Kurniati (04031181320012) 3. Dina Anisa (04031181320013) 4. Marisa Yesika (04031181320014) 5. Diedi Melinda (04031181320015) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015

Upload: hasmila-devi

Post on 18-Feb-2016

352 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

bm

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 3 Kelainan Lidah

TUGAS ORAL MEDICINE-1

KELAINAN PADA LIDAH

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Ria Puspasari (04031181320011)

2. Suci Kurniati (04031181320012)

3. Dina Anisa (04031181320013)

4. Marisa Yesika (04031181320014)

5. Diedi Melinda (04031181320015)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Kelompok 3 Kelainan Lidah

A. Anatomi Lidah Normal

Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel

skuamosa berlapis. Fungsinya terutama pada penelanan, pengecapan dan bicara. Dorsum lidah

mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk papilla-papila. Ada 4 tipe :

papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata dan foliata. Papila poliformis adalah yang

terkecil, tetapi juga paling banyak. Papila tersebut adalah batang-batang ramping, seperti

rambut bertanduk, yang dapat tampak merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat

iritasi yang dialaminya setiap hari. Berlawanan dengan papilafiliformis, papilla fungipormis

lebih sedikit jumlahnya, warnanya merah lebih cerah dan diameternya lebih lebar papilla

tersebut juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila fungipormis tidak bertanduk , berbentuk

bulat atau jamur dan sedikit menonjol. Papila ini paling banyak terdapat ditepi lateral dan

ujung anterior dari lidah. Kadang-kadang papilla fungipormis mengandung pigmentasi coklat,

terutama melanoderm.

Papila yang terbesar adalah papilla sirkuvalata yang tampak sebagai papula-papula

merah muda 2 sampai 4 mm. Papila tersebut dikelilingi oleh suatu parit yang sempit dan juga

berisi kuncup-kuncup pengecap. Papilla-papila ini banyaknya 8 sampai 12 dan tersusun dalam

suatu deretan berbentuk V disepanjang ujung-ujung sulkus disisi posterior dorsum lidah.

Papilla-papila tersebut secara anatomis membagi lidah dalam 2 bagian yang tidak sama, 2/3

anterior dan 1/3 posterior.

Pada sisi lateral dari daerah posterior lidah, terdapat papila foliata. Papilla-papila ini

adalah seperti daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Kadang-kadang

jaringan limfoid hipertrofi berkerut (tonsil lingual) yang meluas ke dalam daerah ini dari akar

dorsal posterior lidah yang disebut papilla foliata. Plika fimbriata adalah penonjolan-

penonjolan linear pada permukaan ventral lidah. Kadang-kadang plika fimbriata tersebut

mempunyai pigmentasi coklat.

Gambar 1. Papila-papila pada lidah

Page 3: Kelompok 3 Kelainan Lidah

Gambar 2. Lidah normal

B. Kelainan dan Penyakit Lidah

Banyak kondisi yang dijumpai pada lidah termasuk kedalam istilah “anomali lidah”.

Beberapa kelainan tersebut tidak menunjukkan gambaran yang berarti yang cukup sering

terjadi sehingga dapat dianggap sebagai suatu variasi normal. Beberapa kelainan

menunjukkan kondisi klinis yang nyata pada lidah, pada beberapa kasus, dapat membantu

untuk menentukan sejumlah kelainan yang diturunkan, dan sekelompok kondisi lainnya yang

membuktikan bahwa kelainan lidah dapat disebabkan oleh kelainan perkembangan.

1. Fissured tongue

Fissured tongue disebut juga lingua fissurata, lingua plicata, scrotal tongue dan grooved

tongue. Fissured tongue merupakan malformasi klinis berupa alur-alur atau lekukan-lekukan

pada permukaan dorsal dari dua per tiga anterior lidah. Dorsum lidah pecah-pecah, lateral

oblique, sagital, transversal. Ada berbagai pola, panjang, dan dalam dari fisura.. Bagian lidah

yang berfisur tidak memperlihatkan adanya papila-papila yang normal. Penyebabnya tidak

diketahui dengan jelas, diduga kuat merupakan kelainan yang diturunkan. Kondisi ini

biasanya asimtomatis, kecuali bila sisa-sisa makanan terkumpul di dalam fisur, dapat

menyebabkan iritasi fokal, sensitif terhadap makanan pedas, dan menimbulkan halitosis yang

terkadang diikuti dengan rasa agak perih atau tidak nyaman seperti agak nyeri. Kekerapan

terjadinya fissured tongue adalah sama untuk laki-laki dan perempuan. Fissured tongue

bertambah parah seiring pertambahan usia, begitu juga jumlah, lebar, dan kedalaman fisur.

Page 4: Kelompok 3 Kelainan Lidah

Gambar 3. Fissured tongue

2. Ankiloglosia (Tongue Tie)

Frenulum lingualis normalnya melekat pada lidah dan tuberkel genial dari mandibula. Jika

frenulum tidak melekat dengan tepat ke lidah dan tuberkel genial, tetapi melekat pada dasar

mulut dari gusi lingual atau ujung ventral dari lidah, maka keadaan itu disebut “ankiloglosia”

atau “tongue tie”. Keadaan congenital ini ditandai oleh frenulum lingualis yang pendek dan

salah posisi, serta lidah yang tidak dapat dijulurkan atau ditarik masuk. Perlekatan dapat

sebagian atau seluruhnya. Perlekatan sebagian lebih umum. Jika keadaan tersebut parah, maka

dapat mengganggu bicara. Koreksi bedah (frenektomi) dan terapi wicara diperlukan jika

bicaranya terganggu atau jika direncanakan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan.

Ankiloglosia terjadi dengan kekerapan yang diperkirakan satu kasus setiap 1000 kelahiran.

Gambar 4. Ankiloglosia

Page 5: Kelompok 3 Kelainan Lidah

3. Varikositas lidah (phlebektasia)

Varikositas lidah atau pelebaran vena adalah temuan umum pada orang tua. Penyebab

pelebaran vaskuler ini adalah penyumbatan vena oleh benda asing internal seperti plak, atau

hilangnya elastisitas dinding vaskuler sebagai akibat penuaan. Varikositas intraoral paling

umum timbul superficial pada permukaan ventral lidah dari dua pertiga anterior lidah dan

dapat meluas ke tepi lateralnya. Varikositas bisa mengenai pria atau wanita secara seimbang.

Varikositas tampak sebagai pertumbuhan noduler berfluktuasi, merah, biru, sampai ungu.

Varises individual dapat menonjol dan melintir atau kecil dan berupa titik. Palpasi tidak

menimbulkan sakit, tetapi dapat menyebarkan dari pembuluhnya, serta meratakan

permukaannya. Jika banyak vena-vena lidah yang menonjol, maka keadaan itu disebut

“phlebektasia lingual” atau “caviar tongue”. Bibir dan sudut bibir adalah daerah yang sering

terkena phlebektasia. Tidak ada perawatan yang diperlukan untuk keadaan ini.

4. Hairy tongue

Hairy tongue adalah pemanjangan secara abnormal dari papila-papila filiformis yang

membuat dorsum lidah tampak seperti berambut.Perubahan pada papila ini terutama

berdampak pada middorsum lidah yang seringkali menjadi berubah warna. Pemanjangan

papila ini dapat berwarna putih, kuning, coklat atau hitam. Perubahan warna tersebut

merupakan akibat dari faktor-faktor intrinsik (organisme-organisme kromogenik)

dikombinasikan dengan faktor-faktor ekstrinsik (warna makanan dan tembakau).Penyebab

terjadinya hairy tongue tidak diketahui secara pasti. Perokok berat, terapi antibiotik, oral

hygiene yang buruk, terapi radiasi dan perubahan pH mulut meningkatkan kemungkinan

terjadinya hairy tongue. Hairy tongue lebih sering terjadi pada pria terutama yang berusia di

atas 30 tahun dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia

Gambar 5. Hairy tongue

Page 6: Kelompok 3 Kelainan Lidah

5.Scalloped Tongue (Crenated Tongue)

Merupakan suatu keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan pada tepi lateral

lidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral atau terisolasi pada daerah

dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada lidah

mencetak pola tertentu, yang tampak sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi seperti

kerang yang putih dan menimbul. Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan yang menyebabkan

tekanan abnormal pada lidah seperti gerakan gesek dari lidah terhadap gigi dan diastema,

kebiasaan menjulurkan lidah, menghisap lidah dan lidah yang membesar. Scalloped tongue

dapat dijumpai dalam kaitan dengan kelainan sendi temporomandibular, keadaan-keadaan

sistemik seperti akromegali dan amiloidosis serta kelainan-kelainan genetic seperti sindrom

down dan juga pada pasien yang normal. Keadaan tersebut sama sekali tidak berbahaya dan

tanpa gejala. Perawatan seringkali diarahkan untuk menghilangkan kebiasaan.

Gambar 6. Scalloped tongue

6. Makroglosia

Merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan lidah yang membesar secara

abnormal. Untuk menilai ukuran lidah, maka lidah harus sama sekali beristirahat. Tinggi

normal dari dorsum lidah harus sama dengan bidang oklusal dari gigi-gigi bawah; tepi lateral

dari lidah harus berkontak, tetapi tidak menumpuk dengan tonjol lingual gigi-gigi bawah.

Lidah yang melebar melebihi dimensi ini disebut membesar.

Makroglosia dapat congenital maupun dapatan. Makroglosia congenital dapat disebabkan

oleh hipertrofi otot-otot idiopatik, hemihipertrofi otot-otot, tumor jinak, hamartoma atau kista.

Page 7: Kelompok 3 Kelainan Lidah

Hipertrofi otot idiopatik seringkali berkaitan dengan defisiensi mental atau dapat merupakan

bagian dari suatu sindrom seperti sindrom Bechwith Wiedemann. Makroglosia dapatan dapat

merupakan akibat dari pembesaran pasif lidah jika gigi-gigi bawah hilang. Dalam kasus ini

pembesaran dapat setempat atau difus, tergantung pada ukuran daerah tak bergigi. Penyakit

sistemik seperti akromegali, kretinisme dan amiloidosis atau neoplasma ganas yang menutup

aliran limfatik dan membuat lidah bengkak dapat menyebabkan makroglosia. Indicator dari

lidah membesar adalah kesulitan bicara, gigi-gigi yang menggeser, maloklusi atau scalloped

tongue. Seringkali daerah lidah yang bersangkutan menunjukkan papilla-papila fungiformis

yang membesar. Jika lidah membesar tersebut menggangu fungsi, maka dianjurkan untuk

menghilangkan penyebab utamanya dan/atau koreksi secara bedah.

Gambar 7. Makroglosia

7. Hairy Leukoplakia

Leukoplakia adalah suatu temuan benar-bener mirip leukoplakia yang menunjukan

infeksi dan immunosupressi dari human immune deficiency virus (HIV-HTL V-III). Lesi ini

terutama terletak pada tepi lateral lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal dan

ventralnya. Rupa-rupanya berasal dari virus karena virus virus epstein barr telah diidentifikasi

ada di dalam sel-sel epitel yang terkena. Dinamakan hairy leukoplakia karena kupasan seperti

rambut dari lapisan permukaan parakeratotik terbukti ada secara histologis. Candida albicans

seringkali dihubungkan dengan lesi ini.

Hairy leukoplakia menimbulkan lipatan-lipatan tegak vertikal yang putih pada sisi lateral

lidah. Pada awalnya lesi-lesi tersebut mempunyai lipatan-lipatan agal putih dan lekuk-lekuk

merah muda disekitarnya yang saling bergantian sehingga membuatnya tampak seperti bak

Page 8: Kelompok 3 Kelainan Lidah

cucidengan lirik putih vertikal yang khas. Lirik-lirik tersebut akhirnya bergabung untuk

membentuk plak-plak putih yang khas atau bercak-bercak berkerut putih tebal yang luas.

Lesi-lesi besar biasanya tidak mempunyai gejala . tepi-tepinya tidak berbatas jelas dan tidak

hilang dengan gosokan. Kejadian bilateral adalah biasa, tetapi lesi-lesi unilateral juga

mungkin. Lesi hairy leukoplakia telah tercatat dijumpai dipalatum dan mukosa pipi. Obat-

obatan antivirus dapat mengurangi ukuran lesinya, tetapi kurang membantu dalam mengubah

proses HIV-nya.

Gambar 8. Hairy leukoplakia

8.Geographic tongue

Geographic tongue merupakan suatu kelainan pada permukaan lidah berupa daerah

kemerahan, tidak berpapila dengan penipisan epitel dorsal lidah, biasanya dikelilingi zona

sempit dari papila yang beregenerasi, berwarna lebih putih dari daerah yang dikelilinginya.

Etiologinya tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan berhubungan dengan stress

emosional, defisiensi nutrisi, herediter, dan hormonal. Lesi ini biasanya sembuh dengan

sendirinya dan muncul kembali di tempat lain. Biasanya kelainan ini asimtomatis, tetapi rasa

terbakar atau iritasi pada lidah umumnya terjadi, terutama akibat makanan yang panas atau

pedas. Ketidaknyamanan yang muncul akibat geographic tongue hilang dan timbul serta

dapat memburuk pada saat-saat tertentu ketika wanita sedang haid atau selama kehamilan.

Page 9: Kelompok 3 Kelainan Lidah

Gambar 9. geographic tongue

9. Median Rhomboid Glossitis

Pada awalnya median rhomboid glossitis ini merupakan cacat pertumbuhan dari turunnya

tuberkulum impar yang tidak tuntas. Tapi, seiring perjalanan waktu median rhomboid

glossitis ini dipercaya sebagai suatu akibat akhir dari menetapnya infeksi candida albicans

dalam kaitannya dengan factor lain, seperti merokok dan perubahan pH dalam mulut. MRG

ini seringkali mengenai pria dewasa usia pertengahan dan jarang terjadi pada anak-anak.

Pasien diabetic, supresi imun dan pasien yang baru saja selesai mendapat antibiotic spectrum

luas mempunyai prevalensi lebih tinggi terhadap MRG.

MRG adalah bercak licin, gundul, merah, seperti daging tanpa papilla filiformis. Lama

kelamaan lesi tersebut menjadi bergranula, bulat menonjol dan keras. Lokasi yang paling

sering terjadi MRG adalah bagian tengah dorsum lidah, tepat dianterior papilla sirkumvalata.

Ukuran dan bentuk lesi MRG ini bervariasi, tetapi sering tampak oval dan belah ketupat 1 –

2,5 cm, berbatas jelas dengan tepi tidak teratur, tetapi bulat. Keadaan ini umumnya tanpa

gejala. Kadang dijumpai lesi kandidal eritematosa palatum diatas lesi lidah tersebut.

Perawatan dari MRG ini dengan obat-obatan anti monilia . MRG tahap akhir biasanya

tanpa gejala tapi sulit sembuh dengan antifungal.

Page 10: Kelompok 3 Kelainan Lidah

Gambar 10. Median rhomboid glossitis

10.Bald tongue

Bald tongue merupakan kelainan lidah yang mempunyai gambaran klinis berupa tidak

adanya papila filiformis pada lidah yang mengakibatkan permukaan lidah menjadi licin dan

berwarna merah yang disertai rasa sakit.Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi

pengecapan dan dapat juga menimbulkan sensasi terbakar pada lidah.Atropi papilla lidah

dapat disebabkan oleh trauma kronis, defisiensi nutrisi dan abnormalitas hematologi, dan

obat-obatan. Namun dapat juga dijumpai atropi papilla lidah pada pasien tanpa adanya

penyebab tertentu.Pada pasien lanjut usia, atropi papilla lidah dianggap sebagai perubahan

akibat pertambahan usia.

Gambar 11. Bald tongue

Page 11: Kelompok 3 Kelainan Lidah

11. Coated tongue

Coated tongue atau lidah berselaput merupakan penampilan klinis pada dorsum lidah yang

tampak seperti tertutup oleh suatu lapisan biasanya berwarna putih atau warna lain sesuai

dengan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Selaput ini terdiri dari papila filiformis

yang memanjang sehingga memberikan gambaran seperti selaput tebal pada lidah dan akan

menahan debris serta pigmen yang berasal dari makanan, minuman, rokok, dan permen.

Gambar 12. Coated tongue

12. Anemia

Anemia adalah suatu keadaan terganggunya pengiriman oksigen kejaringan-jaringan tubuh

yang diakibatkan oleh defisiensi dalam sel-sel darah merah, hemoglobin atau volume darah

total. Dasar penyebab dari anemia meliputi bertambahnya kerusakan sel-sel darah merah

akibat dari hemolisis, bertambahnya kehilangan darah akibat dari pendarahan, dan

berkurangnya produksi sel-sel darah merah akibat dari keadaan defisiensi nutrisi dan supresi

sumsum tulang. Anemia bukanlah suatu diagnosis akhir, tetapi merupakan suatu tanda dari

penyakit yang menjadi dasarnya. Jadi penyebab dari anemia harus selalu dicari. Defisiensi

besi adalah tipe anemia yang paling umum, seringkali mengenai wanita usia pertengahan dan

anak-anak usia belasan tahun. Defisiensi vitamin B12 dan asam folat juga akan menyebabkan

anemia dan memberi tanda-tanda oral dari keadaan tersebut.

Anemia menimbulkan perubahan-perubahn khas dalam penampilan membran mukosa

mulut. Manifestasi-manifestasi ini, meskipun mengarahkan ke anemia, tetapi tidak membantu

membedakan tipe anemia yang menyebabkan tanda-tanda yang terlihat tersebut. Analisis

morfologis sel darah merah dianjurkan untuk dapat diagnosis yang lebih akurat.

Page 12: Kelompok 3 Kelainan Lidah

Manifestasi intraoral dari anemia paling menonjol pada lidah. Dorsum lidah pada

awalnya tampak pucat dengan papila-papila filiformis yang rata. Atrofi yang berlanjut dari

papila mengakibatkan suatu permukaan tanpa papila-papila, yang tampak licin, kering, dan

mengkilat. Keadaan ini ini secara umum disebut sebagai “bald tongue”. (lidah gundul). Pada

tahap akhir tampak lidah yang seperti daging atau merah padam, mungkin disertai dengan

aphthae oral.

Penderita anemia mungkin mengeluh bahwa lidahnya terasa sakit (gliosodinia) atau

terbakar (glosopirosis). Bibir dapat menjadi tipis dan tegang, sedangkan lebar mulut dapat

tampak sempit. Tanda-tanda klinis yang lain berkaitan dengan anemia mencakup keilitis

angularis, ulserasi aphtosa, difagia, erytema, dan erosi mukosa, pucat, napas pedek, letih,

pening, dan nadi yang tak teratur. Penderita defisiensi vitamin B12 dapat mengeluh turunya

berat badan, lemah, gangguan neurologik seperti kebas dan pegal pada ekstremitas-

ekstremitas adn sulit berjalan. Terapi harus diarahkan untuk mengoreksi penyebab dasarnya.

Perbaikan sesudah terapai tercermin pada perubahan- perubahan dalam penampilan mulutnya.

Gambar 13. Anemia defisiensi besi

13. Serostomia

Terganggunya fungsi saliva sehingga menyebabkan mulut menjadi kering. Manifestasi

berkurangnya saliva dapat ringan dan tanpa keluhan atau bahkan parah dengan banyak

keluhan dari pasien . serostomia dapat disebabkan oleh factor usia, anemia, avitaminosis,

dehidrasi, diabetes, stress emosional, halangan mekanis, pembedahan, penyakit kolagen

vascular, dysplasia ektodermal, parotitis, penyakit mikulizc, skelerosis multiple, sindrom

sjorgen, AIDS, dan radiasi kepala dan leher. Banyak obat terutama antihistamin, antidepresi,

Page 13: Kelompok 3 Kelainan Lidah

antihipertensi, jantung, dekongestan dan obat yang memblokir ganglion dan penenang juga

akan menyebabkan serostomia.

Serostomia ringan bebas gejala dan tampak normal. Pada kasus moderat, lidah

kering ,merah, pucat, dan atrofi dengan permukaan dorsal lidah berkerut dan licin. Pada

keadaan parah lidahnya dapat tanpa kehilangan papilla, pecah-pecah dan meradang.

Mukosanya tampak kering, mengkilat dan lengket,sedangkan bibir tampak pecah-pecah.

Dapat juga dijumpai rasa terbakar, perubahan dalam pengecapan. Melanjutnya serostomia

dapat menyebabkan halitosis, lesi karies multiple, kesulitan bicara, pengunyahan dan retensi

gigi tiruan pun ikut terganggu.serostomia kronis memerlukan dukungan multiphase jangka

panjang seperti pelembab, saliva buatan, pilocarpine, perawatan flourida, intruksi OH, dan

konseling nutrisi.

Gambar 14. Serostomia

14. Tumor Sel Granular (Mioblastoma Sel Granular)

Merupakan tumor jaringan lunak jinak yang jarang terjadi , terdiri atas sel oval yang

mempunyai sitoplasma granular yang ekstrem. Pada area oral sering terjadi di permukaan

dorsal lateral lidah, dan jarang pada area ventral lidah.

Tumor sel granular dapat terjadi pada semua usia dan ras, tetapi jarang pada wanita. Lesi

ini biasanya terdiri atas nodula submukosa tanpa gejala, soliter, berbentuk kubah dan secara

klinis ditutupi jaringan yang normal, kuning atau putih. Permukaanya berulserasi jika terkena

trauma. Tumor sel granular seringkali tidak bertangkai, berbatas jelas, keras pada tekanan,.

Pertumbuhannya sangat perlahan tanpa sakit. Lesi yang lebih besar dapat memperlihatkan

daerah sentral yang sedikit cekung.

Page 14: Kelompok 3 Kelainan Lidah

Tumor sel granular ditandai dengan hyperplasia pseudo epiteliomatosa, dan secara

histologist menyerupai karsinoma epidermoid dan epulis congenital. Eksisi local yang

konservatif merupakan perwatan yang disukai dan membuat lesi ini tidak cenderung kambuh

lagi.

Gambar 15. Tumor sel granular

15. Tiroid Lidah

Tiroid lidah adalah suatu nodula tidak biasa dari jaringan tiroid yang dijumpai tepat di

posterior fotramen cecum pada sepertiga posterior lidah. Terjadi jika jaringan embrionik dari

tiroid tidak berpindah ke permukaan anterolateral dari trakea. Jaringan tiroid yang menetap

terjadi jauh lebih sering pada wanita daripada pria (perbandingannya adalah 4:1 ) dan dapat

terjadi pada usia berapa pun. Jika jaringan sisa menjadi kistik, maka keadaan tersebut menjadi

kista duktus tiroglosus.

Tiroid lidah adalah masa menimbul tanpa gelaja, yang biasanya ukuran diameternya

kira-kira 2 cm. bertambahnya vaskularisasi permukaan adalah suatu tanda yang mencolok.

Perdarahan, disfagia, disfonia, gejala-gejala hipotiroidisme dan (jarang) sakit dapat berkaitan

dengan keadaan tersebut. Lesi tersebut dapat dibedakan degan lesi-lesi yang sama dengan

memastikan letaknya yang khas di papilla sirkumvalata dan dengan memakai pengamatan

radionuklid. Biopsi seharusnya ditunda sampai dipastikan bahwa ada sisa kelenjar tiorid dan

berfungsi baik. Pada lebih dari 50% pasien dengan tiroid yang salah tempat, maka tiroid lidah

adalah satu-satunya jaringan tiroid yang aktif

Gambar 16. Tiroid Lidah

Page 15: Kelompok 3 Kelainan Lidah

16. Kista Blandin-Nuhn (Kista Retensi Mukus Lingual)

Kelenjar-kelenjar Blandin-Nuhn adalah kelenjar liur tambahan pada permukaan

ventral dan lidah terdiri atas campuran elemen serosa dan mucus. Jika trauma pada ventral

lidahmengakibatkan ekstravasasi liur ke dalam jaringan-jaringan di sekitarnya, maka terjadi

pembengkakan tanpa sakit yang relative kecil, yang disebut kista Blandin-Nuhn. Kista

kelenjar liur tambahan yang yang tidak sering ini terletak dekat ujung permukaan ventral

lidah. Tepi-tepinya meninbul dan berbatas jelas, permukaan mukosanya tampak merah muda

dan lesinya lunak serta berfluktuasi. Jika superficial, kista tersubut mempunyai tanda-tanda

seperti balon dan dasarnya bertangkai. Lesi-lesi yang lebih dalam mempunyai dasar yang tak

bertangkai. Meskipun biasanya akibat dari trauma, suatu kista Blandin-Nuhn dapat congenital.

Kista-kista ini jarang melebihi 1 cm diameternya. Perawatannya adalah biopsy eksisi dan

jarang kambuh.

Gambar 17. Kista Blandin-Nuhn

Page 16: Kelompok 3 Kelainan Lidah

Daftar Pustaka

Langlais, Robert P. 2012. Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Hipokrates:

Jakarta.

Scully Crispian. 1999. Handbook of Oral Disease Diagnosis and Management. Martin

Dunitz Ltd. London

Scully.C, Cawson.R.A, 1991. Atlas Bantu Kedokteran Gigi : Penyakit Mulut. Hipokrates :

Jakarta.

Lynch, Malcolm A. 1992. Oralmedicine:diagnosis and treatment. J.Blippincott company.