kelompok 5

19
MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH Dosen Pembimbing : Dr. H. M. Royani M.Pd Disusun Oleh Kelompok 5 Nama : Yulia Ningsih (3061223004) Aida Ariani (3061223028) Endang Sugiarti (3061223036) JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

Upload: khairiahkhairiah

Post on 09-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mmm

TRANSCRIPT

MAKALAHSTRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Dosen Pembimbing :Dr. H. M. Royani M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5Nama :Yulia Ningsih (3061223004)

Aida Ariani (3061223028)Endang Sugiarti (3061223036)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKASEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

(STKIP-PGRI)

BANJARMASIN

2014BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Memecahkan suatu masalah merupakan suatu aktivitas dasar bagi manusia. Kenyataanya menunjukkan, sebagian besar kehidupan kita adalah berhadapan dengan masalah-masalah.kita perlu mencari penyelesainnya. Bila kita gagal dengan suatu cara untuk menyelsaikannya maka kita harus mencoba menyelesaikannya dengan cara lain. Kita harus berani menghadapi maslah untuk menyelesaikannya. Demikian juga pertanyaan merupakan suatu masalah bagi seorang siswa pada suatu saat, tetapi bukan merupakan suatu masalah lagi bagi siswa tersebut pada saat berikutnya, bila siswa tersebut sudah mengetahui cara atau proses mendapatkan penyelesaian masalah tersebut.Jelas kiranya, syarat suatu masalah bagi seorang siswa adalah pertama, pertanyaan yang dihadapkan kepada seorang siswa haruslah dapat dimengerti oleh siswa tersebut, namun pertanyaan itu harus merupakan tantangan baginnya untuk menjawabnya. Kedua, Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab dengan prosedur rutin yang telah diketahui siswa. Karena itu, faktor waktu untuk menyelsaikan masalah janganlah dipandang sebagai hal yang esensial.Adapun tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses terus-menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat. Karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berfikir secara mandiri. Dengan demikian, tidak berlebihan kiranya, bila pemecahan masalah seyogyanya merupakan strategi belajar-mengajar di sekolah-sekolah dan oleh lebih baik lagi sebelum kita mengetahui bagaimana strategi yang harus digunakan maka tidak mengapa jika kita ketahui dahulu tentang masalah.1.2 RUMUSAN MASALAH1. Apa itu masalah?2. Apa itu strategi pembelajaran berbasis masalah?

3. Bagaimana konsep dasar dan karakteristik strategi pembelajaran berbasis masalah?

4. Apa hakikat masalah yang ada dalam strategi pembelajaran berbasis masalah?

5. Apa saja tahapan-tahapan strategi pembelajaran berbasis masalah?

6. Apa keunggulan dan kelemahan dari strategi pembelajaran berbasis masalah?1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

Dalam rangka proses pembelajaran tentu kita sebagai seorang pendidik harus mengetahui strategi pembelajaran seperti apa yang cocok diterapkan dalam proses pembalajaran. Dalam hal ini setelah membahas strategi pembelajaran berbasis masalah ini kita dapat memahami strategi pembelajaran berbasis masalah itu seperti apa, dalam kondisi seperti apa strategi itu cocok diterapkan, dan bagaimana konsep dasar serta karakteristiknya. Selain itu, kita dapat memahami tahapan dalam melaksanakan strategi pembelajaran berbasis masalah serta dapat mengetahui keunggulan dan kelemahannya, agar dalam proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.BAB IIISI2.1 MASALAHMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masalah adalah sesuatu yang harus diselesaiakan. Memecahkan masalah merupakaan aktivitas mental yang tinggi. Perlu diketahui bahwa suatu pertanyaan merupakan masalah bergantung kepada individu dan waktu. Artinnya, suatu pertanyaan merupakan suatu masalah bagi siswa, tetapi mungkin bukan merupakan masalah bagi siswa lain. Pertanyaan yang dihadapkan kepada siswa yang tak bermakna akan bukan merupakan masalah bagi siswa tersebut. Dengan perkataan lain, pertanyaan yang dihadapkan kepada siswa haruslah dapat diterima oleh siswa tersebut. Jadi pertanyaan itu harus sesuai dengan struktur kognitif siswa.2.2 PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHPengajaran berdasarkan masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewey. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2009:91) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dan respon, merupakan hubungan antara dua arah yaitu belajar dan lingkungan. Lingkungan memberikan masukan kepada peserta didik berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari pemecahannya dengan baik.Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah adalah konsep pembelajaran yang membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah yang penting dan relevan (bersangkut paut) bagi peserta didik, dan memungkinkan peserta didik memperoleh penglaman belajar yang lebih realistik (nyata). Pembelajaran berbasis masalah dapat pula dimulai dengan melakukan kerja kelompok antar peserta didik, peserta didik menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan, kemudian menyelesaikan masalahnya di bawah petunjuk fasilitator (guru). Pembelajaran berbasis masalah juga merupakan salah satu strategi pembelajaran dalam konteks kehidupan nyata yang berorientasi pada pemecahan masalah serta mengembangkan pola berfikir kritis, sintetik, dan praktikal dengan memanfaatkan multiple intelegencies untuk membiasakan belajar. (Mukhadis, 2006). Dalam pelaksanaannya, guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis. Dilihat dari aspek psikologi, belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat, maka SPBM merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan pada kenyataan bahwa tiap manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah, dari mulai masalah sederhana sampai kepada masalah yang kompleks. SPBM inilah yang diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari selama ini kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh sebagian guru. Akibatnya manakala siswa menghadapi masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikannya dengan baik. Tidak sedikit siswa yang mengambil jalan pintas, misalnya dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau bahkan bunuh diri hanya gara-gara tidak sanggup menyelesaikan masalah.2.3 KONSEP DASAR DAN KARAKTERISTIK SPBMStrategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Tiga ciri utama dari SPBM adalah sebagai berikut. 1. SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi SPBM ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. SPBM tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui SPBM siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada pembelajaran.3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.Situasi dan kondisi yang tepat diterapkannya SPBM:

1. Guru menginginkan siswa tidak hanya sekadar dapat mengingat materi pelajaran, tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.

2. Guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa.

3. Guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.

4. Guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajaranya.

5. Guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya.Strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik umum berikut ini (Gijbelc et al., 2005; Lam, 2004) (dalam Jacobsen, dkk., 2009; 242) :a. Pelajaran dimulai dengan mengangkat suatu permasalahan atau satu pertanyaan yang nantinya menjadi vocal point untuk keperluan usaha-usaha investigasi peserta didik.

b. Peserta didik memiliki tanggung jawab utama dalam menyelidiki masalah-masalah dan memburu pertanyaan-pertanyaan. Tanggung jawab sangat penting, baik instruksional maupun secara motivasional, karena peserta didik dalam pelajaran-pelajaran berbasis masalah secara literal melakukan learning by doing (Pintrich & Schunk, 2002) (dalam Jacobsen, dkk., 2009; 242-243).c. Guru dalam pembelajaran berbasis masalah berperan sebagai fasilitator. Sebagai kabalikan dari model-model yang lebih beorientasi pada konten (content-oriented models) dimana guru secara aktif menyebarkan informasi. Pembelajaran berbasis masalah justru mengharuskan guru untuk lebih membantu secara tidak langsung dengan mengemukakan masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang probling dan bermanfaat.

2.4 HAKIKAT MASALAH DALAM SPBMMasalah dalam SPBM merupakan masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru dapat mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian SPBM memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Hakikat masalah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran tidak hanya yang bersumber dari buku saja, akan tetapi dapat bersumber dari peristiwa peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 2.5 TAHAPAN-TAHAPAN SPBMBanyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan SPBM. John Dewey menjelaskan 6 langkah SPBM yang dinamakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu :

1) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan

2) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.

3) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

4) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

5) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa untuk mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.

6) Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siwa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan masalah kesimpulan.

David Johnson dan Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM melalui kegiatan kelompok.

1) Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.

2) Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab sebab terjanya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan.

3) Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentsi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.4) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat diterapkan.5) Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan, sedang evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diiterapkan.

Sesuia dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk SPBM yang dikemukakan oleh para ahli, maka secara umum SPBM bisa dilakukan dengan langkah langkah :

a) Menyadari Masalah

Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang tejadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil atau bahkan individual.b) Merumuskan Masalah

Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah yang berkaitan dengan data data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, merinci, dan menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan.

c) Merumuskan Hipotesis

Sebagai prosses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menenntukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.d) Mengumpulkan Data

Sebagai proses berpikir yang empiris, keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada pengalaman.oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahapan ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilih data, kemudian memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami.

e) Menguji Hipotesis

Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungan dengan masalah yang dikaji. Di samping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.f) Menentukan Pilihan Penyelesaian

Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM. Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.2.6 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN SPBM

SPBM memiliki beberapa keunggulan yaitu :a. Pemecahan masalah teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan kemampuan baru bagi siswa.

c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa.d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, pemecahan masalah juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya. Disamping keunggulan SPBM juga memiliki beberapa kelemahan yang meliputi :a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalh yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui program solfing membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.

BAB III

KESIMPULANStrategi Pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) merupakan suatu strategi yang menekankan pada suatu masalah dimana masalah tersebut memiliki labih dari satu jawaban atau penyelesaian. SPBM memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingi dicapai oleh SPBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.Ciri-ciri utama strategi pembelajaran berbasis masalah antara lain SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaian masalah, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah, baik itu proses berpikir deduktif, maupun induktif.Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki keunggulan, salah satunya yaitu pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. Sedangkan salah satu kekurangannya yaitu keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. DAFTAR PUSTAKA

Hudojo. Herman. Pengembangan Kurikulum Dan Pembelajaran Matematika. Universitaas Negeri Malang. Surabaya. 2005.Ngalimun. Strategi Dan Proses Pembelajaran. Aswaja perssindo. Yogyakatra. 2013.

Suprihatiningrum, Jamil. Strategi Pembelajaran Teori Dan Aplikasi. Ar-ruzz media. Yogyakarta. 2013.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenadan Media. Jakarta. 2006.Hamruni. Strategi pembelajaran. Insan madani.

http://Education-mantap.blogspot.nl/2013/06/strategi-pembelajaran-berbasis-masalah.html?m=1