kelompok 5 b1

36
LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN PEMBUATAN PESTISIDA NABATI MENGGUNAKAN DAUN MIMBA (Azadirachta indica) PADA HAMA BELALANG (Phlaeoba fumosa) Disusun Oleh : Kelompok 5 B1 1. Chayang Yanisa Yunika (101011005) 2. Mohammad Nasrullah (101011016) 3. Binti Mahfudhoh (101011024) 4. Nadia Loliana (101011136) Kelas 6B

Upload: nasrullah-mohammad

Post on 29-Dec-2014

182 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Pestisida Nabati Daun Mimba

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 5 B1

LAPORAN

PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI MENGGUNAKAN DAUN MIMBA

(Azadirachta indica) PADA HAMA BELALANG (Phlaeoba fumosa)

Disusun Oleh :

Kelompok 5 B1

1. Chayang Yanisa Yunika (101011005)

2. Mohammad Nasrullah (101011016)

3. Binti Mahfudhoh (101011024)

4. Nadia Loliana (101011136)

Kelas 6B

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2013

Page 2: Kelompok 5 B1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................. iBAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................. 11.2 Rumusan Masalah......................................................................... 11.3 Tujuan........................................................................................... 11.4 Manfaat......................................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI............................................................................ 32.1 Pestisida........................................................................................ 32.2 Daun Mimba................................................................................. 62.3 Belalang........................................................................................ 92.4. Deterjen ...................................................................................... 11

BAB III METODE PRAKTIKUM ........................................................... 123.1 Alat dan Bahan............................................................................. 123.2 Prosedur Kerja.............................................................................. 123.3 Lokasi Praktikum.......................................................................... 133.4 Waktu Pelaksanaan Praktikum..................................................... 143.5 Rincian Biaya............................................................................... 14

BAB IV HASIL PENGAMATAN ........................................................... 15BAB V PEMBAHASAN .......................................................................... 18BAB VI PENUTUP .................................................................................. 20

6.1. Kesimpulan ................................................................................. 206.2. Saran ........................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 21LAMPIRAN.............................................................................................. 23

BAB I

0i

Page 3: Kelompok 5 B1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pestisida nabati merupakan pestisida dengan bahan dasar tanaman

bergetah. Pestisida nabati telah lama digunakan oleh petani dan kini mulai

diminati oleh banyak kalangan karena harganya lebih murah. Selain itu

pestisida kimiawi telah mengakibatkan hama pengganggu tanaman

mengalami mutasi gen sehingga menjadi kebal terhadap beberapa jenis

pestisida.

Pestisida nabati dapat dibuat dengan teknologi sederhana yang mudah

dikerjakan oleh petani atau masyarakat umum. Jenis pestisida ini

dimanfaatkan dalam bentuk larutan, hasil perasan, rendaman, ekstrak dan

rebusan dari bagian tanaman (daun, batang, akar). Adapun jenis tanaman

yang dapat dimanfaatkan misalnya daun Mimba atau Azadirachta indica.

Mimba (Azadirachta indica) merupakan salah satu tumbuhan sumber

bahan pestisida (pestisida nabati) yang dapat dimanfaatkan untuk

pengendalian hama. Penanaman dapat dilakukan melalui stek, cangkok, dan

biji. Bagian tanaman mimba yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati

adalah daunnya. Ekstrak daun mimba mengandung senyawa aktif utama

azadiraktin yang berfungsi sebagai insektisida pada hama belalang.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa definisi dari pestisida nabati?

b. Bagaimana cara memanfaatkan daun Mimba sebagai pestisida nabati

untuk membasmi hama belalang (Phlaeoba fumosa) ?

1.3. Tujuan Praktikum

a. Tujuan Umum

Membuktikan dan menguji pestisida nabati dari daun Mimba (Azadirachta

indica) sebagai pembasmi hama belalang.

b. Tujuan Khusus

1

Page 4: Kelompok 5 B1

1) Mengetahui cara pemanfaatan daun mimba sebagai pestisida nabati

untuk membasmi hama belalang (Phlaeoba fumosa).

2) Mengetahui perbedaan efek pestisida mimba yang diberi deterjen dan

yang tidak.

1.4. Manfaat

1) Dapat memanfaatkan daun mimba sebagai pestisida nabati yang aman bagi

lingkungan untuk membasmi belalang (Phlaeoba fumosa).

2) Dapat mengurangi gangguan hama belalang (Phlaeoba fumosa).

BAB II

2

Page 5: Kelompok 5 B1

DASAR TEORI

2.1. Dasar Teori

2.1.1 Pestisida

a. Definisi

Menurut PP RI No.6 tahun 1995 dalam Soemirat (2005), pestisida

didefinisikan sebagai zat atau senyawa kimia, zat pengatur tubuh dan

perangsang tubuh, bahan lain, serta mikroorganisme atau virus yang

digunakan untuk perlindungan tanaman.. Berdasarkan asal katanya

pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida

berarti pembunuh. Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973

dalam Kementrian Pertanian (2011) pestisida adalah semua zat kimia

atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :

1) Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit

yang merusak tanaman atau hasil-hasil pertanian.

2) Memberantas rerumputan.

3) Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian-

bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.

4) Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan

peliharaan dan ternak.

5) Memberantas dan mencegah hama-hama air.

6) Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad

renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan,

memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu

dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.

Menurut Djojosumarto (2008) pestisida yang digunakan di bidang

pertanian secara spesifik sering disebut produk perlindungan tanaman

(crop protection products) untuk membedakannya dari produk-produk

yang digunakan dibidang lain. Menurut Widianto (2010) selain

efektifitasnya yang tinggi, pestisida banyak menimbulkan efek negatif

3

Page 6: Kelompok 5 B1

yang merugikan. Dalam pengendalian pestisida sebaiknya pengguna

mengetahui sifat kimia dan sifat fisik pestisida, biologi dan ekologi

organisme pengganggu tanaman.

b. Macam

Pestisida terbagi menjadi beberapa jenis menurut sasarannya.

Wudianto membaginya ke dalam beberapa jenis yaitu:

1) Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang

bisa mematikan semua jenis serangga.

2) Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun

dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah

fungsi/cendawan.

3) Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung

bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri.

4) Nermatisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda.

5) Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang

bisa mematikan semua jenis serangga.

6) Pestisida berperan ganda yaitu pestisida yang berperan untuk

membasmi 2 atau 3 golongan organisme pengganggu tanaman.

7) Akarisida atau mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa

kimia yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-

laba.

8) Rodenstisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia

beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang

pengerat, misalnya tikus.

9) Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu :

siput, bekicot serta tripisan yang banyak dijumpai di tambak.

10) Pestisida lain seperti Pisisida, Algisida, Advisida dan lain-lain.

Berdasarkan asal bahan yang digunakan untuk membuat pestisida,

maka pestisida dapat dibedakan ke dalam empat golongan yaitu:

1) Pestisida Sintetik, yaitu pestisida yang diperoleh dari hasil sintesa

kimia, contoh: organoklorin, organofospat, dan karbamat.

4

Page 7: Kelompok 5 B1

2) Pestisida Nabati, yaitu pestisida yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan, contoh: neem oil yang berasal dari pohon mimba.

3) Pestisida Biologi, yaitu pestisida yang berasal dari jasad renik atau

mikrobia, contoh: jamur, bakteri atau virus.

4) Pestisida Alami, yaitu pestisida yang berasal dari bahan alami,

contoh: bubur bordeaux.

c. Pengertian, Cara Kerja dan Manfaat Pestisida Nabati

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari

tumbuh-tumbuhan (buah, biji atau akar). Pestisida mempunyai

beberapa manfaat yang sangat berguna bagi manusia terutama di

bidang pertanian dan perkebunan. Pestisida nabati adalah pestisida

yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang

sebenarnya yang ada di sekitar kita. Penggunaan pestisida nabati selain

dapat mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif murah

apabila dibandingkan dengan pestisida kimia. Cara kerja pestisida

nabati sangat spesifik antara lain :

1) Merusak perkembangan telur, larva dan pupa

2) Menghambat penggantian kulit

3) Mengganggu komunikasi serangga

4) Menyebabkan serangga menolak makan

5) Menghambat reproduksi serangga betina

6) Mengurangi nafsu makan

7) Memblokir kemampuan makan serangga

8) Mengusir serangga

9) Menghambat perkembangan patogen penyakit

Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan

kekurangan . keunggulan dari pestsida nabati diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Murah dan mudah dibuat oleh petani

2) Relatif aman terhadap lingkungan

3) Tidak menyebabkan keracunan pada tanaman

5

Page 8: Kelompok 5 B1

4) Sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama

5) Kompatibel digabungkan dengan cara pengendalian yang lain

6) Menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu

pestisida kimia

Namun pestisida nabati juga mempunyai beberapa kekurangan, antara

lain :

1) Daya kerjanya relatif lambat bila dibandingkan dengan pestisida

sintetik

2) Tidak membunuh jasad sasaran secara langsung, namun ada selang

waktu hingga sasaran mati

3) Tidak tahan terhadap sinar matahari

4) Tidak tahan disimpan sehingga perlu bahan pengawet

5) Kadang-kadang harus disemprotkan berulang-ulang untuk

mendapatkan hasil yang memuaskan

2.1.2. Daun Mimba

a. Deskripsi

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman

mimba menurut Rukmana (2002), adalah sebagai berikut :

Devisio : Spermatophyta

Sub devisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Ordo : Rutales

Famili : Meliaceae

Genus : Azadirachta

Spesies : Azadirachta indica

Berdasarkan literatur yang ada dari famili meliaceae, telah dikenal

tiga tanaman kerabat dekat tanaman mimba yaitu tanaman mindi

(Melia azedarach), suren (Toona sureni) dan Xylocarpos molucensis.

Dibandingkan ketiga jenis tanaman tersebut, akhir-akhir ini tanaman

6

Page 9: Kelompok 5 B1

mimba paling banyak diteliti karena bahan aktif yang terdapat di

dalamnya sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat

tradisional.

b. Karakteristik Mimba

Merupakan pohon yang tingi batangnya dapat mencapai 20 m.

Kulit tebal, batang agak kasar, daun menyirip genap, dan berbentuk

lonjong dengan tepi bergerigi dan runcing, sedangkan buahnya

merupakan buah batu dengan panjang 1 cm. Buah mimba dihasilkan

dalam satu sampai dua kali setahun, berbentuk oval, bila masak

daging buahnya berwarna kuning, biji ditutupi kulit keras berwarna

coklat dan didalamnya melekat kulit buah berwarna putih. Batangnya

agak bengkok dan pendek, oleh karena itu kayunya tidak terdapat

dalam ukuran besar .

Daun mimba tersusun spiralis, mengumpul di ujung rantai,

merupakan daun majemuk menyirip genap. Anak daun berjumlah

genap diujung tangkai, dengan jumlah helaian 8-16. tepi daun

bergerigi, bergigi, beringgit, helaian daun tipis seperti kulit dan

mudah laya. Bangun anak daun memanjang sampai setengah lancet,

pangkal anak daun runcing, ujung anak daun runcing dan setengah

meruncing, gandul atau sedikit berambut. Panjang anak daun 3-10,5

cm.

Helaian anak daun berwarna coklat kehijauan, bentuk bundar telur

memanjanga tidak setangkup sampai serupa bentuk bulan sabit agak

melengkung, panjang helaian daun 5 cm, lebar 3 cm sampai 4 cm.

Ujung daun meruncing, pangkal daun miring, tepi daun bergerigi

kasar. Tulang daun menyirip, tulang cabang utama umumnya hampir

sejajar satu dengan lainnya.

c. Kandungan Mimba

Daun mimba mengandung senyawa-senyawa diantaranya adalah β-

sitosterol, hyperoside, nimbolide, quercetin, quercitrin, rutin,

azadirachtin, dan nimbine. Beberapa diantaranya diungkapkan

7

Page 10: Kelompok 5 B1

memiliki aktivitas antikanker. Daun mimba mengandung nimbin,

nimbine, 6-desacetylbimbine, nimbolide dan quercetin

d. Manfaat Mimba

Daun mimba mempunyai manfaat yang banyak terutama dalam

dunia kesehatan. Penggunaan secara tradisional di Indonesia kurang

populer. Hal ini karena masih rendahnya hasil penelitian yang

mendukung penggunaan mimba sebagai tanaman obat. Tanaman obat

di Indonesia berkembang secara turun-temurun berdasar pengalaman.

Daun Azadirachta indica berkhasiat sebagai obat untuk mengatasi

demam dan untuk menguatkan badan. Untuk obat demam dipakai

kira-kira 10 gram daun segar Azadirachta indica, dicuci, kemudian

direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah hasil rebusan

tersebut dingin, kemudian disaring. Hasil dari saringan tersebut

diminum sekaligus.

Daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) mengandung zat-zat

aktif seperti flavonoid, tanin dan saponin. Flavonoid adalah salah satu

grup dari polivenol alami (Robinson, 1995). Jawetz et al., (1992),

menyatakan fenol dan banyak senyawa fenolik merupakan unsur-

unsur antibakteri yang kuat. Daun mimba mempengaruhi

pertumbuhan Staphylococcus aureus, yaitu salah satu bakteri

penyebab ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) semakin tinggi

konsentrasi dekok daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) maka

akan semakin rendah pertumbuhan bakteri Staphyloccus aureus.

Akibat kerja dari flavonoid, tanin, dan saponin yang terdapat dalam

daun mimba, menyebabkan rusaknya membran sitoplasma

Staphylococcus aureus. Rusaknya membran sitoplasma menyebabkan

ion anorganik yang penting, nukleotida, koenzim, dan asam amino

merembes keluar sel, serta mencegah masuknya bahan-bahan

makanan atau nutrisi yang diperlukan bakteri untuk menghasilkan

energi.

2.1.2 Belalang

8

Page 11: Kelompok 5 B1

a. Karakteristik Belalang

Pada penelitian ini kami menggunakan belalang coklat (Phlaeoba

fumosa). Berikut ini adalah klasifikasi belalang coklat

1) Nama latin : Phlaeoba fumosa

2) Nama umum : Belalang Coklat

3) Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Orthoptera

Family : Acrididae

Genus : Phlaeoba

4) Spesies : Phlaeoba fumosa

b. Ciri-ciri morfologi dari spesimen

Umumnya berwarna coklat, memiliki tiga pasang tungkai, memiliki

kepala tunggal, tubuh terdiri dari toraks, caput, dan abdomen yang

berwarna kuning.

c. Tanaman Inang

1) Tanaman Inang utama : padi, jagung

2) Tanaman Inang alternatif: kacang panjang, kedelai

d. Gejala Serangan

1) Daun mudah rebah

2) Daun berlubang

e. Habitat

Belalang merupakan salah satu serangga yang tergolong hama

penting pada tanaman padi. Belalang ini termasuk serangga herbivor

dalam ordo Ortophera. Serangga ini memakan daun padi dan

membuat tanaman padi sulit berfotosintesis. Mayoritas belalang hidup

di setiap bagian dunia, terutama di hujan tropis basah. Umumnya

banyak dijumpai hidup bergerombol pada tanaman talas, padi,

rerumputan, dan semak-semak. Belalang mengalami metamorfosis

9

Page 12: Kelompok 5 B1

sebagian. Telur-telur diletakan di dalam tanah atau di dalam batang

talas. Telur kemudian menetas dan berkembang menjadi nimfa yang

selalu hidup bergerombol pada tanaman padi atau rerumputan. Setelah

nimfa berkembang sempurna, nimfa-nimfa tersebut berganti fase

menjadi fase dewasa yang telah memiliki sayap sempurna.

f. Kerugian yang Ditimbulkan

Belalang adalah hama rakus yang sangat merugikan, mereka

makan mulai dari daun jati, pisang, padi, jagung hingga tebu. Lima

puluh ekor belalang dewasa dapat menghabiskan makanan setara

dengan seekor sapi dewasa. Belalang merupakan hama penting bagi

tanaman padi. Keberadaan belalang pada sawah padi, dapat

menyebabkan tumbuhan padi tidak tumbuh dengan maksimal dan

dapat mengurangi hasil panen.

Hama belalang menyerang lahan pertanian di Kecamatan Kupang

barat, Kabupaten Kupang. Sekitar 177 hektar padi gogo dan tanaman

lainnya yang tersebar di Desa Tesabela, Sumlili dan Oematnunu,

dilaporkan telah terserang dan kemungkinan besar mengalami gagal

panen. Seperti dilaporkan sebuah media nasional, meluasnya

penyebaran hama belalang diperkirakan akan mengurangi hasil

produksi padi sampai 70 persen dan bisa berdampak buruk pada

ketahanan pangan. Dari tiga desa yang terserang, Desa Tesabela

mengalami kerugian terbesar, 30-40 hektar lahan dalam kondisi kritis.

Serangan hama belalang tersebut telah menambah penderitaan

masyarakat NTT. Sedikitnya, 15 kabupaten mengalami krisis pangan

karena gagal panen akibat kekeringan berkepanjangan sehingga

masyarakat terpaksa mengkonsumsi makanan non beras seperti putak,

biji asam, kacang hutan, jagung, dan ubi-ubian.

Dengan demikian, belalang adalah salah satu hama yang sangat

merugikan bagi petani. Hama ini perlu dibasmi untuk pencapaian

hasil panen yang maksimal bagi para petani. Namun demikian,

pembasmian hama belalang akan lebih efektif dan efisien apabila

10

Page 13: Kelompok 5 B1

menggunakan bahan yang aman bagi lingkungan seperti pestisida

nabati yang terbuat dari daun mimba.

2.1.3. Deterjen

Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk

membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.

Bahan baku untuk pembuatan deterjen ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu

bahan aktif, bahan pengental (filler), dan bahan tambahan (additif). Bahan

aktif yang digunakan adalah jenis surfaktan yang merupakan bahan utama

pembuatan deterjen karena bahan ini mempunyai kemampuan mengikat dan

mengangkat kotoran. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air

dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Setelah

mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan akan konstan walaupun

konsentrasi surfaktan ditingkatkan.

Dalam pembuatan pestisida nabati ini, deterjen berfungsi sebagai

perekat agar pestisida nabati dapat menempel pada permukaan daun

tanaman yang diaplikasikan menggunakan pestisida nabati (Pratama, 2012).

Selain itu deterjen dalam pestisida nabati berfungsi sebagai larutan

penyangga. Fungsinya, untuk mempercepat proses bercampurnya bahan

yang dikandung tanaman dengan air.

11

Page 14: Kelompok 5 B1

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

a. Alat penghancur (penumbuk)

b. Sprayer (7 buah)

c. Tempat untuk menampung larutan (botol)

d. Timbangan

e. Kain furing

f. Botol plastik (7 buah)

3.1.2. Bahan

a. Daun Mimba

b. Air

c. Deterjen

d. Belalang (14 ekor)

e. Rumput

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1. Pembuatan Larutan Pestisida Nabati

Secara umum pembuatan larutan pestisida nabati mimba adalah berikut:

a. Menghaluskan daun mimba segar dengan menggunakan alat yang telah

disediakan.

b. Merendam daun halus di dalam 250 ml air selama semalam (12 jam)

c. Menyaring larutan dengan kain furing

d. Mencampurkan hasil penyaringan dengan detergen lalu diaduk rata.

e. Memasukkan hasil saringan ke dalam botol sprayer

12

Page 15: Kelompok 5 B1

Tabel 2.1. Pembuatan Pestisida Mimba untuk Beberapa Perlakuan

Botol Komposisi

(Air 250 ml)

Tanpa Detergen (1) Dengan Deterjen (2)

X Variabel Kontrol

1 dan 4 Mimba 25 g Mimba 25 g + Deterjen 0,25 g

2 dan 5 Mimba 50 g Mimba 50 g + Deterjen 0,5 g

3 dan 6 Mimba 75 g Mimba 75 g + Deterjen 0,75 g

3.2.2. Prosedur Perlakuan

a. Setelah pestisida nabati daun Mimba jadi, langkah selanjutnya yaitu

memasukkan larutan tersebut ke 7 sprayer sesuai dengan kategori yang

telah ditetapkan

b. Menyiapkan media berupa 7 botol plastik yang permukaannya dilubangi

untuk ventilasi udara

c. Memasukkan rumput secukupnya ke dalam setiap botol plastik

d. Memasukkan belalang sebanyak dua ekor ke setiap botol plastik

e. Setelah belalang dimasukkan, menyemprotkan pestisida nabati daun

Mimba sesuai kategori ke dalam botol 1 sampai 6 sebanyak lima

semprotan. Botol X sebagai variabel kontrol (hanya disemprot air tanpa

penambahan apapun).

f. Penyemprotan pestisida nabati daun mimba diakukan setiap 24 jam sekali

selama 5 hari

g. Menambahkan rumput sebagai makanan belalang sesuai kebutuhan (ketika

rumput sudah habis)

h. Mengamati belalang pada masing-masing botol dan mencatan perubahan

yang terjadi setiap waktu

3.3 Lokasi Praktikum

Lokasi praktikum di Jalan Mulyorejo Utara 175, Surabaya.

13

Page 16: Kelompok 5 B1

3.4 Waktu Pelaksanaan Praktikum

Tabel 2.2 Jadwal Pelaksanaan Praktikum

Maret 2013 April 2013

Kegiatan Minggu

ke 2

Minggu

ke 3

Minggu

ke 4

Minggu

ke 1

Minggu

ke 2

Minggu

ke 3

Minggu

ke 4

Pembuatan

proposal

praktikum

Persiapan

dan

pencarian

alat dan

bahan

Pelaksanaan

Penyusunan

laporan

praktikum

3.5 Rincian Biaya

a. Belalang : Rp 20.000

b. Pembuatan kotak : Rp 20.000

c. Deterjen : Rp 5.000

d. Kain furing : Rp 10.000

Total : Rp 55.000

14

Page 17: Kelompok 5 B1

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Pengamatan dilakukan selama enam hari pengamatan (107 jam) mulai

pada tanggal 19 April 2013 sampai 24 April 2013. Selain diberi perlakuan dengan

menyemprot belalang menggunakan pestisida nabati, belalang juga diberi rumput.

Berikut merupakan hasil pengamatan:

Tabel 4.1. Timeline Perlakuan

Hari ke- Tanggal Jam Perlakuan Keterangan

1 19-Apr-13 21.00 Semprot+rumput

2 20-Apr-13 09.00 Semprot Mati satu (75gr+detergen)

11.30 Mati satu (50gr+detergen)

3 21-Apr-13 09.00 Semprot+rumput

11.50 Mati satu (50gr+detergen)

4 22-Apr-13 07.00 Semprot

19.00 Mati satu (50gr)

5 23-Apr-13 06.00

Mati satu (50gr)

Mati satu (75gr)

06.30 Semprot+rumput

20.00

Mati satu (75gr+detergen)

Mati satu (75gr)

6 24-Apr-13  08.00 Semprot Mati satu (25 gr)

15

Page 18: Kelompok 5 B1

Tabel 4.2. Tabel Pengamatan

Hari

ke-Tanggal jam

Jam

ke-Perlakuan

Kematian Belalang pada Media

X 1 2 3 4 5 6

1 19 april 21.00 0 Semprot+rumput

2 20 april 09.00 12 Semprot 1

11.30 1   1

3 21 april 09.00 36 Semprot+rumput

10.50 37   1

4 22 april 07.00 58 Semprot

19.00 70   1

5 23 april 06.00 81   1 1

06.30 81 Semprot+rumput

20.00 95 1 1

6 24 april 08.00 107 Semprot 1

TOTAL KEMATIAN BELALANG 0 2 1 2 0 2 2

Keterangan Media

X : Kontrol

1 : Disemprot dengan Larutan Mimba 25 gram

2 : Disemprot dengan Larutan Mimba 50 gram

3 : Disemprot dengan Larutan Mimba 75 gram

4 : Disemprot dengan Larutan Mimba 25 gram + detergen 0,25 gram

5 : Disemprot dengan Larutan Mimba 50 gram + detergen 0,5 gram

6 : Disemprot dengan Larutan Mimba 75 gram + detergen 0,75 gram

Berikut merupakan hasil praktikum

1. Pada variabel kontrol tidak ada kematian belalang setelah pengamatan

selama enam hari.

16

Page 19: Kelompok 5 B1

2. Pada perlakuan satu (larutan mimba 25 gram) kematian belalang terjadi

setelah penyemprotan keempat dan kematian belalang ke dua setelah

penyemprotan keenam.

3. Pada perlakuan dua (larutan mimba 50 gran) kematian belalang terjadi

setelah penyemprotan keempat dan belalang lain masih hidup.

4. Pada perlakuan tiga (larutan mimba 75 gram) kematian belalang terjadi

setelah penyemprotan keempat dan kematian belalang ke dua setelah

penyemprotan kelima.

5. Pada perlakuan empat (larutan mimba 25 gram+ deterjen 0,25 gram)

kedua belalang masih hidup.

6. Pada perlakuan lima (larutan mimba 50 gram + deterjen 0,5 gram)

kematian belalang terjadi setelah penyemprotan kedua dan kematian

belalang kedua setelah penyemprotan ketiga.

7. Pada perlakuan enam (larutan mimba 75 gram + deterjen 0,75) kematian

belalang terjadi setelah penyemprotan kedua dan kematian belalang ke dua

setelah penyemprotan kelima.

17

Page 20: Kelompok 5 B1

BAB V

PEMBAHASAN

Pestisida nabati dari daun Mimba ini merupakan insektisida, yaitu

pestisida yang berfungsi untuk membunuh hama serangga. Hasil pengamatan

yang didapat dari praktikum selama enam hari pengamatan (107 jam), diperoleh

hasil kematian belalang sebagai berikut :

1. Perlakuan 1 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 25

gram menyebabkan kematian belalang pada jam ke-81 dan ke-107

2. Perlakuan 2 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 50

gram menyebabkan kematian belalang pada jam ke-70. Satu belalang

hidup hingga akhir pengamatan

3. Perlakuan 3 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 75

gram menyebabkan kematian belalang pada jam ke-81 dan ke-95

4. Perlakuan 4 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 25

gram ditambah 25 gram deterjen tidak menyebabkan kematian belalang

hingga akhir pengamatan

5. Perlakuan 5 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 50

gram ditambah 25 gram deterjen menyebabkan kematian belalang pada

jam ke-14 dan ke-37

6. Perlakuan 6 yaitu pemberian semprotan larutan mimba dengan dosis 75

gram ditambah 0, 5 gram deterjen menyebabkan kematian bellng di jam

ke-12 dan ke-95

Belalang yang mati satu tedapat pada perlakuan 2 yaitu pemberian

semprotan larutan mimba dengan dosis 50 gram. Sementara belalang yang masih

hidup hingga akhir pengamatan adalah perlakuan ke-4 yaitu pemberian semprotan

larutan mimba dengan dosis 25 gram dengan ditambah 0,25 gram deterjen.

Menurut kecepatan waktu terjadinya kematian belalang, perlakuan 6

merupakan yang tercepat dapat membunuh belalang. Sedangkan yang paling

lambat membunuh belalang pada perlakuan 1.

18

Page 21: Kelompok 5 B1

Detergen yang digunakan pada pembuatan pestisida nabati menggunakan

daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) berfungsi sebagai larutan penyangga.

Fungsinya, untuk mempercepat proses bercampurnya bahan (emulsifier).

19

Page 22: Kelompok 5 B1

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan oleh kelompok kami, dapat

disimpulkan bahwa :

a. Pestisida nabati dengan menggunakan daun Mimba (Azadirachta indica

A. Juss) terbukti dapat membunuh belalang (Phlaeoba fumosa)

b. Kematian tercepat terjadi pada larutan pestisida nabati yang ditambahi

larutan deterjen.

c. Meskipun terbukti dapat membunuh hama, namun pestisida nabati

Mimba ini memerlukan waktu yang cukup untuk membunuh belalang.

d. Diperlukan penyemprotan berulang kepada belalang agar tetap

mendapatkan efek yang optimal.

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dalam pemanfaatan daun Mimba sebagai pestisida

alami antara lain:

a. Pestisida nabati sangat rentan terhadap sinar matahari, oleh karena itu

larutan pestisida harus disimpan di tempat teduh dan tidak terkena sinar

matahari langsung.

b. Penyemprotan pada tempat yang terbuka sebaiknya dilakukan pada saat

pagi atau sore hari karena mengiangt sifat pestisida alami yang rentan

terhadap sinar matahari.

c. Penyemprotan pestisida sebaiknya diulangi secara berkala agar efek

pestisida tidak turun.

20

Page 23: Kelompok 5 B1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Tanaman Mimba. Dikutip dari

http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=419. Diakses tanggal 10 Maret

2013.

Anonim. 2012. Morfologi Belalang. Dikutip dari http://d5d.org/morfologi-

belalang#.UTx59mEVi40. Diakses tanggal 10 Maret 2013.

Anonim.2012. Nama Latin Belalang. Dikutip dari http://d5d.org/nama-latin-

belalang#.UTx5_mEVi40. Diakses tanggal 10 Maret 201.

Diana, Wulan. 2009. Dampak Negatif Penggunaan Pestisida di Lingkungan

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1106/1/fp-diana.pdf. Diakses

tanggal 19 mei 2011

Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. PT. Agromedia Pustaka,

Jakarta.

Huda, Syamsul. 2011. Pengendalian Hama Belalang. Dikutip dari

http://syamsulhuda-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-23195-pertanian-

PENGENDALIAN%20HAMA%20BELALANG.html. Diakses tanggal 10

Maret 2013.

Kementrian Pertanian.2011. Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. Jakarta:

Direktorat Jenderal Prasaranan dan Sarana Kementrian Pertania.

Masluhiya, Swaidatul. 2011. Pemanfaatan Daun Mimba (Azadirachta indica).

Dikutip dari http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=397. Diakses tanggal 10

Maret 2013.

Octavianty, Yuke. 2008. Ensiklopedia Serangga. Depok : Penebar Swadaya.

21

Page 24: Kelompok 5 B1

Plantus. 2007. Atasi Hama Belalang secara Organik. Dikutip dari

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/03/02/atasi-hama-belalang-secara-

organik/ .Diakses tanggal 10 Maret 2013.

Pratama, Dodik. 2012. Praktikum Pestisida Nabati.

http://dodikfaperta.blogspot.com/2012/03/praktikum-pestisida-nabati.html.

Diakses tanggal 30 April 2013.

Soemirat, J. 2005. Toksikologi Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Wowiling, Jaeneke. 2010. Pestisida Nabati Mimba ( Azadirachta Indica A.Juss)

Dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt). Dikutip dari

http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDAQFjAA&

url=http%3A%2F%2Fsulut.litbang.deptan.go.id%2Find%2Findex.php

%3Foption%3Dcom_phocadownload%26view%3Dcategory%26id

%3D5%3Aprosiding%26download%3D63%3Apestisida-nabati-mimba-

azadirachta-indica-a.juss-dalam-pengendalian-organisme-pengganggu-

tumbuhan-opt%26start%3D20%26Itemid

%3D1&ei=83o8Uc2yK8WJrAednICQBQ&usg=AFQjCNHdF4zYS2HXixq7

MK59FAD1VekUoA&sig2=6fpA7tm_SGS-

_m33VHQubA&bvm=bv.43287494,d.bmk. Diakses tanggal 10 Maret 2013.

Wudianto, R. 1994. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Penebar Swadaya, Jakarta.

22