kelompok 8: desi muji hartanti (14144600178) · pdf filepancasila bukan merupakan ideologi...
TRANSCRIPT
Kelompok 8:
Desi Muji Hartanti (14144600178)
Nurul Hasanah (14144600202)
Novi Trisna Anggrayni (14144600199)
Okta Rina Dwi Surya Saputri (14144600205)
Riana Asti Fitriani (14144600213)
Rizma Alifatin (14144600176)
Paradigma adalah kerangka berpikir atau cara pandang seseorang terhadap suatu pokok persoalan maupun cabang ilmu pengetahuan yang ada dalam kehidupan. Paradigma juga berarti suatu tolok ukur, konsep dasar, kerangka acuan dalam menghadapi masalah dan intelektualitas dalam kehidupan. Kata paradigma sendiri berasal dari bahasa Latin “paradigma”yang berarti suatu model atau pola, dan dari bahasa Yunani “paradeigma” yang terdiri dari kata para dan deikyang berarti membandingkan, bersebelahan (para) dan memperlihatkan (deik).
Pembangunan adalah gerak yang penuh semangat dalam melaksanakan proses
perubahan dan terencana yang dilakukan oleh suatu bangsa untuk memajukan
negerinya.
Pancasila sebagai paradigma pendidikan merupakan salah
satu aspek yang penting untuk membangun pendidikan di
Indonesia.
Pendidikan:
usaha dasar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan atau keahlian dalam kesatuan organisasi harmonis
dinamis, di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup.
Pendidikan sebagai bagian dari ilmu humaniora
memperlihatkan proses yang terus menerus mengarah pada
kesempurnaan, yang semakin manusiawi. Salah satu agenda
penting dalam upaya mengatasi krisis dalam kehidupan bangsa
kita adalah melalui pendidikan karakter, pendidikan nilai,
pendidikan moral, pendidikan akhlak, pendidikan budi pekerti.
Pasal 31
1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Pancasila bukan merupakan ideologi yang kaku dan tertutup, namun lebih bersifat dinamis dan antisipatik. Dengan demikian, pancasila mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi (IPTEK) yaitu dengan tetap memperhatikan dinamika aspirasi masyarakat.
Kemampuan ini tidak berarti bahwa pancasila dapat mengubah nilai-nilai dasar yang terkandung, tetapi lebih menekankan pada kemampuan dalam mengartikulasikan suatu nilai menjadi aktivitasnya dalam pemecahan masalah yang terjadi (inovasi teknologi canggih).
PANCASILA DALAM PERKEMBANGAN IPTEK
1. Sila pertama mengenai hakikat ketuhanan. Artinya ilmu pengetahuan
dan teknologi tidak melampaui atau menyisihkan hakikat Tuhan sebagai pencipta semesta. Kita hanya bertugas memelihara dan mengembangkan apa yang telah disediakan oleh Tuhan.
Contohnya, pemakaian robot-robot di pabrik-pabrik besar sebagai pengganti tenaga manusia untuk mengerjakan tugas dalam pembuatan suatu mesin. Cara kerja robot tersebut sama seperti kerja manusia. Namun pada kenyataannya, kiat justru seperti menuhankan alat-alat ini karena bisa memenuhi apa yang kita inginkan.
2. Sila kedua mengenai kemanusiaan yang adil dan beradab. Artinya, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus sesuai dengan kemanusiaan, layak tidaknya untuk diterapkan dalam kehidupan.
Contohnya tentang pelegalan aborsi.Memang hal ini memudahkan bagi wanita yang memiliki masalah pada rahim untuk mengandung memiliki pilihan antara mempertahankan kandungannya atau tidak. Proses ini kurang berperikemanusiaan karena tidak memberi hak untuk calon generasi hidup.
PANCASILA DALAM PERKEMBANGAN IPTEK
3. Sila ketiga mengenai persatuan Indonesia. Masuknya era globalisasi
baik ilmu pengetahuan maupun teknologi jangan sampai membuat
kesenjangan kita untuk hidup bermasyarakat, bersatu, dan berpadu
dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Contohnya, masuknya teknologi canggih seperti HP, laptop,
internet yang digunakan sebagai media komunikasi jarak jauh tanpa
harus bertatap muka.Efek globalisasi ada positif dan
negatifnya.Positifnya, kita bisa berkembang dan lebih maju.Namun
negatifnya, hal ini juga dapat membuat kesenjangan sosial dalam
masyarakat karena dengan adanya teknologi tersebut, kita bisa
berkomunikasi jarak jauh.
PANCASILA DALAM PERKEMBANGAN IPTEK
4. Sila Keempat mengenai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, meminta kita
membuka kesempatan yang sama bagi semua warga untuk dapat
mengembangkan IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai
kemampuan dan keperluan masing – masing.
5. Sila terakhir yaitu mengenai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, IPTEK didasarkan pada keseimbangan keadilan dalam
kehidupan kemanusiaan.
PANCASILA DALAM PERKEMBANGAN IPTEK
Contoh dari sila keempat dan kelima dapat dilihat dengan
adanya perkembangan teknologi komunikasi yang mempermudah
meluasnya berbagai informasi. Serta bertambahnya pengetahuan dan
wawasan karena dulu komputer, internet dan handphone merupakan
peralatan yang sangat canggih dimana hanya orang – orang tertentu
yang mampu membeli dan menggunakannya, namun karena
perkembangan IPTEK yang semakin merata dan adil, peralatan
elektronik tersebut menjadi benda yang menjamur dimana tidak hanya
orang – orang tertentu yang mampu menggunakannya. Sehingga tidak
ada lagi monopoli IPTEK
PANCASILA DALAM PERKEMBANGAN IPTEK
Dalam UUD 1945 BAB XA tentang hak asasi manusia Pasal 28C yang berbunyi:
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapatkan pendidikan dan
memperoleh mnfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa peran pancasila sebagai paradigma
pendidikan dan pengembangan IPTEK belum
sepenuhnya terimplementasikan dengan baik.
Hal ini terbukti dengan adanya nilai-nilai
pancasila yang belum diterapkan sesuai
harapan. Adanya banyak faktor yang
mempengaruhi seperti ekonomi, kesenjangan
sosial, serta wilayah yang sulit untuk dicapai
menjadi masalah penting yang harus dievaluasi.
SARAN
Pemerintah perlu mengevaluasi kembali dalam pembuatan kebijakan-kebijakan terkait pendidikan dan pengembangan IPTEK dan harus disesuaikan dengan nilai-nilai pancasila agar penerapan sesuai dengan yang dicita-citakan tanpa menghilangkan unsur-unsur nilai luhur bangsa kita. Sebagai rakyat pun kita juga perlu sadar paradigma pancasila, bagaimana menerapkan nilai-nilai pancasila dengan baik serta mengerti pentingnya hidup sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman dengan pancasila.