kelompok kepentingan politik auto saved)

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pribadi maupun masyarakat memiliki kepentingan yang harus dicapai dan dipertahankan bagi kelangsungan kehidupannya, baik dalam keluarga, masyarakat, ataupun Negara. Dalam rangka mencapai dan mempertahankan kepentingan ini, tentu saja memerlukan kerja keras perjuangan, yang semuanya harus bersentuhan dengan individu atau masyarakat maupun yang lebih luas lagi yaitu Negara dan pihak Internasional. Untuk semua itu memerlukan kekuatan dan dukungan dari semua pihak, sehingga memperoleh tanggapan yang serius dari masyarakat atau pihak tertentuyang menjadi tujuan dari kepentingan tersebut. Bentuk kekuatan yang memiliki daya daya dukung tersebuat adalah kekuatan yang didalamnya berisi dua atau lebih orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama juga. Bentuk kekuatan tersebut disebut juga dengan organisasi yang berdiri dan mengatasnamakan dirinya sebagai organisasi kepentingan berupa Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ), Organisasi Masyarakat ( Ormas ), dan organisasi lainnya. Hal yang melatarbelakangi lahirnya kelompok kepentingan ini adalah adanya dominasi individu, masyarakat, Negara, dan Negara 1

Upload: ratna-unah

Post on 04-Jul-2015

3.025 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap pribadi maupun masyarakat memiliki kepentingan yang harus dicapai dan

dipertahankan bagi kelangsungan kehidupannya, baik dalam keluarga, masyarakat, ataupun

Negara.

Dalam rangka mencapai dan mempertahankan kepentingan ini, tentu saja memerlukan kerja

keras perjuangan, yang semuanya harus bersentuhan dengan individu atau masyarakat maupun

yang lebih luas lagi yaitu Negara dan pihak Internasional.

Untuk semua itu memerlukan kekuatan dan dukungan dari semua pihak, sehingga

memperoleh tanggapan yang serius dari masyarakat atau pihak tertentuyang menjadi tujuan dari

kepentingan tersebut. Bentuk kekuatan yang memiliki daya daya dukung tersebuat adalah

kekuatan yang didalamnya berisi dua atau lebih orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan

bersama juga.

Bentuk kekuatan tersebut disebut juga dengan organisasi yang berdiri dan mengatasnamakan

dirinya sebagai organisasi kepentingan berupa Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ),

Organisasi Masyarakat ( Ormas ), dan organisasi lainnya.

Hal yang melatarbelakangi lahirnya kelompok kepentingan ini adalah adanya dominasi

individu, masyarakat, Negara, dan Negara lain yang memiliki kekuatan yang besar terhadap

individu, masyarakat, Negara, dan Negara lain yang lemah (terbelakang, baru, berkembang)

1

Page 2: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

1.2 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah – satu tugas

kelompok mata kuliah Sistem Politik Indonesia pada khususnya, serta untuk mengetahui tentang

peranan dan fungsi kelompok kepentingan ( Civil Society ) yang ada di Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Makalah tentang “ Kelompok Kepentingan ( Civil Society ) dalam Sistem Politik di

Indonesia “ , mencakup beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Apa penyebab terbentuknya kelompok kepentingan dalam duni politik?

2. Bagaimana klasifikasi tentang kelompok kepentingan tersebut?

3. Sebutkan beberapa tujuan serta saluran artikulasi kelompok kepentingan yang ada ?

4. Bagaimana revitalisasi integrasi kelompok kepentingan tersebut?

1.4 Sistematika Penulisan

Karya tulis ini terdiri dari tiga Bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan, yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,

dan sistematika penulisan.

Bab II : Pembahasan, berisikan tentang penyebab terbentuknya, sifat, tujuan, saluran

artikulasi, klasifikasi, serta revitalisasi kelompok kepentingan.

Bab III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

2

Page 3: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penyebab Terbentuknya Kelompok Kepentingan Serta Definisinya

Dengan beranggapan bahwa suara satu orang ( misalnya dalam pemilihan umum ) sangat

kecil pengaruhnya, terutama dinegara – negara yang penduduknya berjumlah besar. Melalui

kegiatan menggabung diri dengan orang lain menjadi suatu kelompok, diharapkan tuntutan

mereka akan lebih didengar oleh pemerintah. Dalam aktivitasnya menyangkut tujuan yang lebih

terbatas, dengan sasaran yang monolitis dan intensitas usaha yang tidak berlebihan serta

mengeluarkan dana dan tenaga untuk melaksanakan tindakan politik di luar tugas partai politik.

Dalam pendapat Gabriel Almond, setiap sistem politik haruslah memiliki fungsi dan

struktur politik tertentu. Fungsi politik  ialah fungsi input dan fungsi output. Dalam masyarakat

politik modern terdapat struktur–struktur politik, salah - satunya adalah kelompok kepentingan.

Suatu Kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah dapat menguntungkan maupun

merugikan masyarakat. Kepentingan dan kebutuhan rakyat dapat dipenuhi namun dapat pula

terabaikan dan tidak terpenuhi. Oleh karena itu rakyat berkepentingan dan perlu memperhatikan

kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh pemerintahnya. Oleh sebab di atas, mereka dapat

mengartikulasikan kepentingan dan kebutuhan mereka kepada pemerintah melalui kelompok-

kelompok yang mereka bentuk bersama atas dasar kepentingan yang sama. Kelompok-kelompok

yang dibentuk atas dasar persamaan kepentingan inilah yang kemudian  disebut kelompok

kepentingan.

Dalam penjelasan menurut Gabriel Almond, kelompok kepentingan adalah suatu

organisasi yang bertujuan dan berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah, tanpa

menghendaki untuk duduk di jabatan publik. Kelompok kepentingan ini berbeda dengan partai

politik, karena tujuan partai politik adalah menduduki jabatan publik, sedangkan kelompok

kepentingan bertujuan untuk memperjuangkan suatu kepentingan dan mempengaruhi lembaga –

lembaga politik agar mendapatkan keputusan yang menguntungkan masyarakat serta

3

Page 4: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

menghindarkan keputusan yang merugikan. Secara sederhana yang dimaksud dengan kelompok

kepentingan (interents group) ialah sejumlah orang yang memiliki kesamaan sifat, sikap,

kepercayaan dan /atau tujuan, yang sepakat mengorganisasikan diri untuk melindungi dan

mencapai tujuan.

Sepanjang sejarah, kelompok kepentingan selalu ada beriringan dengan keberadaan

negara atau pemerintahan yang ada. Bahkan, dalam sistem politik kerajaan sekalipun, kelompok

kepentingan juga ada. Meski dalam kapasitas dan intensitas kegiatan yang minimalis, akibat

represi kerajaan yang cenderung despotis. Kelompok kepentingan dalam sistem negara yang

menganut demokrasi, seperti Indonesia, mendapatkan ruang yang cukup luas. Namun, sayangnya

ruang ini kerap kali tidak digunakan secara efektif dan maksimal akibat benturan kepentingan

pada kelompok kepentingan itu sendiri.

Kelompok – kelompok kepentingan muncul pertama kali pada awal abad ke – 19. Dulu

disebut kelompok penekan ( pressure group ), akan tetapi karena muncul anggapan bahwa tidak

semua kelompok kepentingan mangadakan penekanan, dewasa ini masyarakat lebih cenderung

memakai istilah “ Kelompok Kepentingan “. Organisasi internal lebih longgar dibanding dengan

partai politik. Mereka juga tidak memperjuangkankan kursi dalam parlemen, mereka

memfokuskan diri pada satu masalah – maslah yang lebih spesifik.( Miriam Budiarjo, hal : 383 )

Kelompok kepentingan berbeda dengan partai politik dan kelompok penekan (pressure

group). Kelompok kepentingan, sesuai dengan namanya memusatkan perhatian pada bagaimana

mengartikulasikan kepentingan tertentu kepada pemerintahan, sehingga pemerintah menyusun

kebijakan yang menampung kepentingan kelompok.

Jadi,kelompok kepentingan lebih berorientasi kepada proses perumusan kebijakan umum

yang dibuat pemerintah. Kelompok penekan secara sengaja mengelompokan diri untuk suatu

tujuan khusus setelah itu bubar dan secara khusus pula berusaha mempengaruhi atau menekan

para penjabat pemerintah untuk menyetujui tuntutan mereka. Dengan demikian, perbedaannya

lebih pada cara dan sasaran.

Sedangkan perbedaan antara kelompok kepentingan dengan partai politik ialah, dalam

masyarakat begitu banyak kelompok yang memiliki kepentingan yang berbeda,. Fungsi ini

dilakukan oleh partai politik. Fungsi lain yang membedakan partai politik dan kelompok

kepentingan terletak pada partai politik yang berfungsi pula untuk mencari dan mempertahankan

4

Page 5: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

kekuasaan melalui pemilihan umum dan cara-cara lain yang sah sebagai sarana untuk

memperjuangkan alternative kebijakan umum menjadi keptusan politik.

2.2. Sifat, Tujuan, Dan Saluran Artikulasi Kelompok Kepentingan

Sifat lembaga ini antara lain adalah sebagai berikut:

a. Independen

Yaitu bahwa dalam menjalankan visi, misi, tujuan, program, sarana dan lain sebagainya

dilakukan secara bebas dengan tanpa ada intervensi pihak lain.

b. Netral

Yaitu bahwa dalam menjalankan eksistensinya, tidak tergantung pihak lain.

c. Krisis

Yaitu bahwa dalam menjalankan eksistensinya dilakukan berdasarkan pada data, fakta,

dan analisi yang mendalam yang dilakukan dengan metode teknik analisi yang shahih.

d. Mandiri

Yaitu bahwa dalam menjalankan eksistensinya dilakukan dengan konsep dari, oleh, dan

untuk masyarakat itu sendiri yang ditujukan bagi kesejahtraan masyarakat luas.

Adapun tujuan dari pembentukan kelompok kepentingan adalah sebagai berikut :

a. Untuk melindungi kepentingannya dari adanya dominasi dan penyelewengan dari

pemerintah atau Negara.

b. Untuk menjadi wadah dalam pemberdayaan masyarakat dan kehidupannya.

c. Untuk menjadi wadah pengawasan dan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas serta

fungsi pemerintah dan Negara.

5

Page 6: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

d. Untuk menjadi wadah kajian dan analisis bagi aspek –aspek pembangunan nasional

dalam semua bidang kehidupan.

Saluran untuk menyatakan pendapat dalam masyarakat berpengaruh besar dalam

menentukan luas dan efektifnya tuntutan kelompok kepentingan. Saluran artikulasi yang paling

penting adalah sebagai berikut :

Demonstrasi dan Tindakan Kekerasan

Merupakan salah – satu sarana untuk menyatakan tuntutan atau kepentingan. Sarana ini

banyak digunakan oleh kelompok anomik.

Hubungan Pribadi

Merupakan salah – satu sarana penyampaian kepentingan melalui media keluarga,

sekolah, hubungan kedaerahaan, sebagai perantara kepada elit politik.

Perwakilan Langsung

Sarana ini bersifat resmi, seperti Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif serta lembaga resmi

lainnya.

Saluran Formal dan Institusional Lainnya

Sarana ini meliputi media masa cetak, elektronik, televisi ( formal ) dan partai politik

( institusional ) lainnya.

2.3. Klasifikasi Kelompok Kepentingan

Kelompok kepentingan diklasifikasikan menjadi beberapa tipe sesuai dengan berbagai

patokan. Misalnya menurut jenis kegiatan, dikenal dengan berbagai macam kelompok

kepentingan, seperti; profesi,okupasi,keagamaan,kegemaran,lingkungan hidup,kepemudaan,dan

kewanitaan,adapun kepentingan berdasarkan lingkungan kepentingan yang diartikulasikan,

6

Page 7: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

dikenal adanya kelompok kepentingan yang memperjuangkan kepentingan yang terbatas, seperti:

petani, guru, buruh, dan peawai negri; tetapi ada pula kelompok kepentingan yang

memperjuangkan kepentingan yang berlingkup luas seperti lembaga bantuan hukum dan

lembaga konsumen.

Kelompok - kelompok kepentingan berbeda-beda jenisnya, antara lain: dalam hal

struktur, gaya,sumber pembiayaan, dan basis dukungannya. Perbedaan-perbedaan ini sangat

mempengaruhi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial suatu bangsa. Walaupun kelompok-

kelompok kepentingan juga diorganisir berdasarkan keanggotaan, kesukuan, ras, etnis, agama

atau pun berdasarkan issue-issue kebijakan, kelompok-kelompok kebijakan, kelompok-

kelompok kepentingan yang paling kuat, paling besar, dan secara finalsial paling mampu adalah

kelompok yang berdasarkan pada bidang pekerjaan atau profesi, terutama karena kehidupan

sehari-hari dan karier seseoranglah yang paling cepat dan yang paling langsung dipengaruhi oleh

kebijaksanaan atau tindakan pemerintah.

Gabriel A Almond dalam Interest Group and Interest Articulation-nya (Boston: Little

Brown and Company, 1974) dan Bingham Powell (1978) menyebutkan setidaknya ada empat

kelompok kepentingan dalam kehidupan politik, yaitu :

1. Kelompok Anomik

Kelompok ini terbentuk dalam unsur masyarakat secara spontan dan hanya seketika, dan

tidak memiliki nilai-nilai dan norma yang mengatur. Kelompok kepentingan ini dapat terjadi

secara mendadak dan tidak bernama. Dan, karena tidak memiliki nilai-nilai dan norma-norma

yang mengatur, kelompok ini sering tumpang tindih (overlap) dengan bentuk-bentuk partisipasi

politik non-konvensional, seperti demonstrasi, kerusuhan, tindak kekerasan politik, dan

seterusnya.

Sehingga, apa yang dianggap sebagai kelompok anomik ini mungkin saja tidak lebih dari

tindakan kelompok-kelompok terorganisasi yang menggunakan cara-cara non-konvensional

atau kekerasan. Aktivitas pada umumnya berupa aksi-aksi demonstrasi atau aksi-aksi bersama.

Kelompok ini memiliki identitas yang tidak jelas.

7

Page 8: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

Apabila kegiatannya tidak dikendalikan, dapat menimbulkan keresahan dan kerusuhan

yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat serta stabilitas nasional. Untuk

mencegah dampak buruk aktivitas kelompok ini, pemerintah mengeluarkan UUD No.9 Tahun

1998 tentang hak mengeluarkan pendapat dimuka umum.

Tetapi kita harus hati-hati menilai, sebab seringkali yang nampak anomik itu kadang-

kadang merupakan tindakan yang direncanakan secara teliti oleh kelompok kepentingan yang

terogranisir.

2. Kelompok Non- Assosiasional

Berwujud kelompok-kelompok keluarga dan keturunan atau etnik, regional, status, dan

kelas yang menyatakan kepentingan tidak secara kontinyu. Jarang terorganisir secara rapi dan

kegiatannya bersifat kadang kala. Kelompok kepentingan ini tidak didirikan secara khusus dan

kegiatannya juga tidak dijalankan secara teratur atau berkesinambungan, tetapi aktivitasnya

hanya kelihatan dari luar apabila masyarakat memerlukan dan dalam keadaan mendesak.

Yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini, dapat berwujud masyarakat setempat

tinggal, masyarakat sekelurahan (trah Jawa), masyarakat seasal pendidikan, masyarakat

paguyuban, masyarakat patembayan,dsb.

Secara teoretis, kegiatan kelompok non-asosiasional ini terutama merupakan ciri

masyarakat belum maju, di mana kesetiaan kesukuan atau keluarga-keluarga aristokrat

mendominasi kehidupan politik, dan kelompok kepentingan yang terorganisasi dan fokus tidak

ada atau masih lemah.

Tetapi dalam Negara-negara industri maju pun, kelompok non-assosiasional seperti

keluarga-keluarga berpengaruh, tokoh-tokoh local atau regional, dan pamimpin-pemimpin agama

seringkali menerapkan pengaruh yang walaupun kadangkala lebih besar dari pada pengaruh

perkumpulan professional serikat buruh,dan sebagainya.

8

Page 9: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

3. Kelompok Institusional

Kelompok yang bersifat formal dan memiliki fungsi-fungsi politik atau sosial lain di

samping artikulasi kepentingan. Kelompok kepentingan tersebut pada umumnya terdiri atas

berbagai kelompok manusia berasal dari lembaga yang ada, dengan tujuan untuk

memperjuangkan kepentingan-kepentingan orang-orang yang menjadi anggota lembaga yang

dimaksudkan..

Karenanya organisasi-organisasi seperti partai politik, korporasi bisnis, badan legislatif,

militer, birokrasi, dan ormas-ormas keagamaan sering kali mendukung kelompok ini atau

memiliki anggota-anggota yang khusus bertanggung jawab melakukan kegiatan lobi. Sebagai

kelompok yang formal seperti itu, kelompok ini bisa menyatakan kepentingannya sendiri

maupun mewakili kepentingan dari kelompok-kelompok lain dalam masyarakat. Jika kelompok

institusional ini sangat berpengaruh, biasanya akibat dari basis organisasinya yang kuat.

Tetapi , baik sebagai badan hukum maupun sebagai kelompok-kelompok lebih kecil

dalam badan hukum itu (seperti fraksi-fraksi badan legislative,klik-klik di level perwira militer,

klik-klik departemen, dan klik-klik ideologis dalam birokrasi) kelompok semacam ini bisa

menyatakan kepentingannya sendiri maupun mewakili kepentingan dari kelompok-kekompok

lain dalam masyarakat. Misalnya Dharma Wanita, KORPRI, dan organisasi profesi lainnya

4. Kelompok Assosiasional

Kelompok ini menyatakan kepentingan dari suatu kelompok khusus, memakai tenaga

profesional, dan memiliki prosedur baku untuk merumuskan kepentingan dan tuntutan.

Kelompok kepentingan khusus yang didirikan memperjuangkan kepentingan-kepentingan

tertentu dari masyarakat atau dari golongan, namun masih mencakup beberapa yang luas. Yang

termasuk kelompok ini adalah ormas. Kelompok khusus ini memakai tenaga professional yang

bekerja penuh dan memiliki prosedur teratur untuk memutuskan kepentingan dan tuntutan.

9

Page 10: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

Kelompok meliputi serikat buruh, kamar dagang atau perkumpulan usahawan dan

industrialis, paguyuban etnik, persatuan-persatuan yang diorganisir oleh kelompok-kelompok

agama, dan sebagainya. Studi-studi menunjukan bahwa kelompok kepentingan asosional bila

diizinkan berkembang cenderung untuk menentukan perkembangan dari jenis-jenis kelompok

kepentingan yang lain.

Kelompok kepentingan juga dapat diklasifikasikan menurut realitas social yang ada di

Indonesia , yaitu berupa :

1. Organisasi Kemasyarakatan

Adalah organisasi yang anggotanya meliputi anggota masyarakat yang memiliki ideology ,

garis perjuangan ( platform ) serta komitmen yang sama dalam mencapai tujuan yang sama pula.

Contohnya yaitu :

MKGR ( Musyawarah Keluarga Gotong Royong ),

KOSGORO,

SOKRI, dan lain – lain.

2. Ormas Berdasarkan Agama

Didirikan untuk mengartikulasikan kepentingan masyarakat atau komunitas agama terhadap

masyarakat, bangsa dan Negara yang berkaitan dengan perlindungan dan kesejahteraan.

Contonnya :

Nahdhatul Ulama,

Muhammadiyah,

Parmusi,

10

Page 11: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

KWI,

Parisade Hindu Dharma, dan lain –lain.

3. Ormas Berdasarkan Kepemudaan

Didirikan untuk mengartikulasikan kepentingan masyarakat atau komunitas agama terhadap

masyarakat, bangsa, dan bangsa yang dapat berkaitan dengan perlindungan dan kesejahteraan .

Contohnya :

KNPI ( Komite Nasional Pemuda Indonesia ),

PII ( Pelajar Islam Indonesia,

HIMI ( Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia )

4. Ormas Berdasarkan Sosial Kedaerahan

Didirikan untuk mengartikulasi kepentingan masyarakat atau komunitas social kedaerahaan

guna membangun kebersamaan dan perlindungan serta kesejahteraan. Contohnya :

Paguyuban Masyarakat Asal Bima,

Paguyuban Masyarakat Asal Wonosobo dan lainnya.

5. Ormas Berdasasarkan Profesi

Didirikan untuk mengartikulasi kepentingan masyarakat atau komunitas sesama profesi guna

membangun kebersamaan dan perlindungan serta kebersamaan. Contonnya :

Aliansi Jurnalistik Indonesia ( AJI ) ,

11

Page 12: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

PERHUMAS,

Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ) ,

Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia ( ISKI ),

Forum Rektor Indonesia ( FRI ) , dan lain- lain.

Selain diklasifikasikan menurut realitas social, kepentingan politik juga dapat dilihat dari

orientasinya yaitu berupa Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ). LSM di Indonesia dapat

dibagi kedalam lima paragdigma antara lain :

1 . LSM Penganut Paradigma Kesejahteraan

Lembaga ini berpandangan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat

adalah kekuatan yang berada diluar kendali manusia, tujuannya menolong mengurangi

penderitaan mereka melalui kegiataan berbentuk derma, sedekah, atau santunan.

2 . LSM Penganut Paradigma Modernisasi

LSM ini memandang bahwa keterbelakangan, termasuk kemiskinan yang di sebabkan

oleh rendah nya pendidikan, penghasilan, keterampilan, dan juga kesehatan. Cenderung

konservatif, menghindari konflik, melakukan perubahan secara fungsional dan mendukung

pemerintah. Contoh nya : PKBI, lakpesdam (NU), BINA SWADAWA, dan LP3M.

3 . LSM Penganut Paradigma Reformasi

Berpandangan bahwa perubahan social masih menganut pendekatan fungsional dan

cenderung mengindari konflik, mengarah ke reformasi yang bertujuan menata kembali dan

merampingkan pemerintahan. Contohnya : wahana lingkungan hidup (WALHI).

4 . LSM Penganut Paradigma Liberasi atau Pembebasan

Berpandangan bahwa penyebab keterbelakangan adalah penindasan atau ekploitasi dan

pembodohan rakyat. Karen aitu mereka menentang semua bentuk penindasan. Contohnya :

LP3ES dan P3M.

12

Page 13: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

5 . LSM Penganut Paradigma Transformasi

Menganggap bahwa sumber keterbelakangan dan kemiskinan adalah ketidak adilan

tatanan social, ekonomi, dan politik. Contohnya : YLBHI dan IN fight.

2.4. Revitalisasi Integrasi Kelompok Kepentingan

Kelompok - kelompok kepentingan di atas tampaknya berjalan sendiri-sendiri. Seringnya

malah bergesekan dan berbenturan. Padahal, bisa jadi visinya sama. Dalam kasus demonstrasi

yang akhir-akhir ini marak di negeri ini, misalnya, yang menyuarakan pemberantasan korupsi

hingga ke akar-akarnya, yang bergerak hanya kelompok anomik dan asosiasional. Kelompok ini

kurang begitu didukung oleh kelompok institusional seperti KPK, karena KPK sendiri sering kali

membawa misi atau kepentingan lain di luarnya. Secara institusi, KPK menyebut dirinya

independen. Tetapi, faktanya, institusi ini kerap kali mandul ketika berbenturan dengan

kepentingan kekuasaan.

Kelompok kepentingan berbeda dengan partai politik. Meski tidak cukup mudah untuk

membedakannya, karena partai politik antara lain juga memiliki kepentingan atas kebijakan

pemerintah. Secara sederhana, Gabriel A Almond, misalnya, membedakan dua hal ini: kelompok

kepentingan adalah setiap organisasi yang berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah tanpa,

pada waktu yang sama, berkehendak memperoleh jabatan publik. Sebaliknya, partai politik

benar-benar bertujuan untuk menguasai jabatan-jabatan publik. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa tujuan kelompok kepentingan bukan untuk meraih kekuasaan, sementara partai

politik untuk meraih kekuasaan.

Kelompok kepentingan merupakan suara-suara di luar pagar kekuasaan dan partai yang

mengkritisi kebijakan pemerintah karena kebijakan itu secara langsung berkaitan dengan

kehidupan mereka. Maka, integrasi di antara kelompok kepentingan ini, meski ada cukup banyak

perbedaan pada masing-masing jenis kelompok itu, perlu direvitalisasi agar benar-benar menjadi

kekuatan konstruktif dan menjadi kekuatan oposisi rakyat yang sesungguhnya.

13

Page 14: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

Kelompok anomik perlu memperkuat basis dengan kelompok non-asosiasional,

institusional, dan asosiasional sekaligus, untuk bersama-sama menggalang kekuatan rakyat

(people power) yang berorientasi konstruktif bagi bangsa dan negara. Akan sangat sulit

mencapai tujuan jika kelompok-kelompok kepentingan itu saja sudah berpecah

Beberapa hal penting lain yang secara signifikasi dapat mempengaruhi hasil akhir

kegiatan kelompok kepentingan ialah

Dari sisi internal organisasi, seperti; lingkungan keanggotaan, loyalitas anggota (menjadi

anggota dari berbagai organisasi atau tidak), lingkup kegiatan, dan derajat ke dalam

kegiatan. Dari segi cara an sarana yang digunakan untuk memperjuangkan tuntutan, dapat

ilihat,seperti: sifat teknik-teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan kelompok,

bentuk tuntutan yang diajukan (terinci jelas atau umum dan kabur).

Dari segi eksternal organisasi, hal-hal seperti: derajat kesesuaian dan ketaatan tujuan dan

kegiatan kelompok dengan norma-norma dan kebiasaan budaya politik yang berlaku,

derajat kelembagaan kegiatan dan prosedur yang diikuti kelompok telah mengikuti pola

yang ada atau berubah-ruba, dan derajat kemampuan kelompok memelihara akses

komunikasi langsung dengan pemerintah yang hendak dipengaruhi,akan sangat

mempengaruhi keberhasilan atau hasil, akhir dari pada pencapaian tujuan kelompok

kepentingan.

Namun yang tak dapat ditinggalkan begitu saja ialah artikulasi kepentingan dalam konteks

perjuangan kelompok kepentingan dalam rangka menjembatani kepentingan-kepentingan warga.

Oleh karena itu, warga Negara atau setidak-tidaknya wakil dari suatu kelompok harus berjuang

mengangkat kepentingan dan tuntutan kelompoknya, agar dapat dimasukan kedalam agenda

kebijakan Negara.

14

Page 15: Kelompok Kepentingan Politik Auto Saved)

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan tentang kelompok kepentingan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

Kelompok kepentingan merupakan suatu wadah atau organisasi sosial masyarakat

untuk menyalurkan aspirasi atau kritikan dalam dunia politik. Kelompok ini bersifat

independen dan terbuka bagi semua lapisan masyarakat untuk membantu

mempermudah kepentingan kelompok tersebut.

Bentuk artikulasi yang paling umum di dalam system politik adalah pengajuan

permohonan secara individual kepada para anggota dewan (legislative), atau kepada

kepala pemerintah, Kepala Daerah, dan seterusnya.

Kelompok kepentingan yang ada untuk lebih mengefektifkan tuntutan dan kepentingan

kelompoknya, mengelompokan kepentingan, kebutuhan dan tuntutan kemudian

menyeleksi sampai dimana hal tersebut bersentuhan dengan kelompok yang

diwakilinya.

3.2 Saran

Meskipun kelompok kepentingan sangat membantu masyarakat dalam hal penyaluran

tuntutan masalah politik, namun harus dilandasi dengan bentuk artikulasi yang paling tepat dan

tidak merugikan orang lain terutama dalam hal penyaluran tuntutan yang ada, apalagi sampai

terjadi kekerasan ataupun tindakan perusakan dalam demonstrasi yang dilakukan.

Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarnakan keterbatasan pengetahuan

yang dimiliki penyusun. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun guna peningkatan kemajuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

15