kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam pembuatan soal
TRANSCRIPT
KEMAMPUAN GURU MATA PELAJARAN BIOLOGI DALAM
PEMBUATAN SOAL HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILL)
DI KELAS XI SMA NEGERI 14 BURU SELATAN
DESA WALI KECAMATAN NAMROLE
KABUPATEN BURU SELATAN
SKRIPSI
Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh:
AMINA SEKNUN
NIM. 150302278
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2020
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian oleh Amina Seknun, NIM 150302278 ini sudah diperbaiki dan
disetujui untuk diajukan dalam seminar hasil penelitian.
Pembimbing I
Dr. M. Faqih Seknun, M.Pd.I Ambon, ........................2020
NIP. 19690202 199903 1 003
Pembimbing II
Dr. Muhammad Rijal, M.Pd Ambon, ........................2020
NIP. 19820507 201101 1 004
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
IAIN Ambon
Janaba Renngiwur, M.Pd
NIP. 19800912 200501 2 008
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Amina Seknun
NIM : 150302278
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil-alihan tulisan atau
pikiran orang lain sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di
kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi tersebut merupakan
duplikat, tiruan, plagiat atau dibantu orang lain secara keseluruhan atau sebagian,
maka hasil penelitian dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Ambon, November 2020.
Saya yang menyatakan
Amina Seknun
NIM. 150302278
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
”Selalu Bersyukur Menjalani Kehidupan dan Optimis Mencapai Impian”
(Amina Seknun)
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis dedikasikan kepada:
1. Orang tua Tercinta, Ayahanda dan Ibundaku Tercinta, yang tak pernah
mengenal lelah dalam memberi semangat, motivasi, dukungan dan do’a walau
dalam kondisi apapun sehingga keberhasilan ini dapat tercapai.
2. Saudara-Saudara Tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi, serta
menjadi sumber inspirasi penulis selama mengenyang pendidikan di IAIN
Ambon.
3. Almamaterku tercinta Kampus Hijau IAIN Ambon.
v
ABSTRAK
AMINA SEKNUN, NIM. 150302278. Pembimbing I : Dr. M. Faqih
Seknun, M.Pd.I dan Pembimbing II : Dr. Muhammad Rijal, M.Pd. : Kemampuan
Guru Mata Pelajaran Biologi Dalam Pembuatan Soal HOTS (Higher Order
Thinking Skill) Di Kelas XI SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali Kecamatan
Namrole Kabupaten Buru Selatan, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon, 2020.
Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan salah satu tuntutan
keterampilan dalam pembelajaran abad 21, yaitu berpikir kritis, kreatif,
kolaboratif, dan komunikatif. Soal-soal model HOTS mendorong siswa untuk
melakukan penalaran tingkat tinggi sehingga tidak terpaku hanya pada satu pola
jawaban yang dihasilkan dari proses menghafal, tanpa mengetahui konsep
ilmunya. Dengan demikian, guru sebagai pendidik harus mampu menyusun atau
membuat soal-soal model HOTS sehingga para siswa semakin terbiasa dalam
mengerjakan soal tersebut dan akan meningkatkan kemampuan nalar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru mata pelajaran
biologi dalam pembuatan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di Kelas XI
SMA Negeri 14 Buru Selatan dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan serta
faktor penyebabnya.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tempat pelaksanaan
penelitian adalah di SMA Negeri 14 Buru Selatan, Jln. Trans Namrole Desa Wali
Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Januari sampai Februari 2020. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Sedangkan teknik
analisa data secara deskriptif kualitatif dengan mengacu pada model Milles dan
Huberman meliputi : Reduksi Data (Data Reducation); Penyajian Data (Data
Display) dan Penarikan Kesimpulan (Verification).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan guru mata pelajaran
biologi dalam pembuatan soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di Kelas
XI SMA Negeri 14 Buru Selatan masih rendah. Kendala yang dihadapi antara lain
adalah: 1) Kurangnya pengetahuan dan pengalaman guru biologi dalam
pembuatan soal-soal HOTS; 2) Kebiasaan guru biologi yang hanya mengcopy
paste soal dan jawaban sehingga sulit mengembangkan soal-soal HOTS. Faktor-
faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan guru dalam pembuatan soal-
soal HOTS pada mata pelajaran biologi di SMA Negeri 14 Buru Selatan antara
lain adalah guru kurang mengikuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan
soal-soal HOTS, kemudian sikap guru yang kurang serius dalam upaya
pembuatan soal-soal HOTS, serta kurangnya tekanan dari kepala sekolah maupun
kaur kurikulum bagi para guru dalam upaya pembuatan soal-soal HOTS.
Kata Kunci: Kemampuan Guru, Pembuatan, Soal-soal HOTS.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam, tiada kata yang mampu
mengkhiaskan rasa syukur atas semua yang telah diberikan-Nya dalam mengiringi
derap langkah penulis menyusun lembar demi lembar skripsi ini hingga akhir.
Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw,
sahabat-sahabatnya, serta kaum muslimin yang mengikuti jejaknya yang telah
menunjukkan jalan kebenaran dan diridhai Allah.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pada Jurusan Pendidikan Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ambon. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat
diselesaikan dengan baik, tanpa bantuan, pendapat, dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak mulai dari judul skripsi ini disempurnakan. Pada kesempatan ini
pula perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Orang tua Tercinta, Ayahanda dan Ibundaku Tercinta yang tak pernah
mengenal lelah dalam memberi semangat, motivasi, dukungan dan do’a
walau dalam kondisi apapun sehingga keberhasilan ini dapat tercapai
2. Dr. H. Hasbollah Toisuta, M.Ag selaku Rektor IAIN Ambon, Dr. H.
Mohdar Yanlua, MH selaku Wakil Rektor I, Dr. H. Ismail DP. M.Pd
selaku Wakil Rektor II, dan Dr. Abdullah Latuapo, M.Pd.I selaku Wakil
Rektor III.
vii
3. Dr. Samad Umarella, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Dr. Patma Sopamena, M.Pd.I, M.Pd selaku Wakil Dekan I,
Ummu Sa’idah, M.Pd.I selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Ridhwan Latuapo,
M.Pd.I selaku Wakil Dekan III.
4. Janaba Renngiwur, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi dan
Surati, M.Pd sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi, serta seluruh Staf
Jurusan Pendidikan Biologi.
5. Dr. M. Faqih Seknun, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Dr. Muhammad
Rijal, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Rivalna Riva’i, M.Hum selaku Pimpinan Perpustakaan IAIN Ambon
beserta staf yang telah bersedia menyediakan literatur untuk penulis
selama menyusun skripsi.
7. Wa Atima, M.Pd selaku Kepala Laboratorium MIPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon beserta Staf yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam melakukan praktikum mata kuliah selama
proses perkuliahan.
8. Seluruh Dosen dan Pegawai pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
khususnya Jurusan Pendidikan Biologi IAIN Ambon yang telah mendidik
serta membimbing penulis hingga akhir studi.
viii
9. Saudara-Saudara Tercinta yang selalu memberi semangat dan motivasi,
serta menjadi sumber inspirasi penulis selama mengenyang pendidikan di
IAIN Ambon.
10. Teman-temanku tersayang yang tidak sempat penulis sebutkan satu per
satu namanya dalam skripsi ini, terima kasih telah memberikan banyak
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Atas seluruh amal baik yang telah diberikan, semoga mendapatkan balasan
yang setimpal dari Allah SWT dan semoga karya ini mendapat ridho-Nya serta
bermanfaat bagi penulis pribadi maupun bagi yang memerlukan.
Ambon, November 2020.
P e n u l i s
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
E. Penjelasan Istilah ............................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kompetensi Guru. .......................................................................... 8
B. Pengertian Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills). ............... 13
C. Karakteristik Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills). ............ 15
D. Indikator Soal HOTS ..................................................................... 21
E. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 31
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 31
C. Subjek Penelitian ............................................................................ 31
D. Sumber Data .................................................................................. 32
E. Informan Penelitian ........................................................................ 33
F. Instrumen Penelitian....................................................................... 33
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 34
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 34
Halaman
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kemampuan dan Kesulitan Guru Mata Pelajaran Biologi dalam
Pembuatan Soal-Soal HOTS di Kelas XI SMA Negeri 14 Buru
Selatan ................................................................................................. 37
B. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Guru dalam Pembuatan Soal-
soal HOTS pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 14 Buru
Selatan.. ............................................................................................... 43
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan ........................................................................................ 47
D. Saran ................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pendidikan adalah hak mendasar bagi setiap warga negara Indonesia.
Namun, faktanya masih ada banyak kendala dan tantangan yang harus dilewati,
terutama dari sisi lembaga pendidikan yang masih memerlukan perbaikan dan
dukungan. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan
Budaya Moch. Abduh mengakui, pendidikan di Indonesia masih memiliki
sejumlah permasalahan, baik sarana prasarana maupun jumlah tenaga guru serta
kemampuan dan keseriusan guru dalam mencerdaskan anak bangsa. Untuk
mengatasi berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia, pemerintah terus
berupaya dengan berbagai cara, termasuk beberapa kali melakukan perubahan
kurikulum.1
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
No. 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah pada lampiran I juga menyatakan bahwa salah satu dasar penyempurnaan
kurikulum adalah adanya tantangan internal dan eksternal. Tantangan eksternal
antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan
industri kreatif, budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
1Kiki Sakinah. Potret dan Tantangan Pendidikan Zaman Now. Dimuat dalam Portal
Berita Online REPUBLIKA.CO.ID pada tanggal 12 Januari 2018.
1
2
Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional,
Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan. Penyempurnaan
antara lain dilakukan pada standar isi yaitu mengurangi materi yang tidak relevan
serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi siswa serta diperkaya
dengan kebutuhan siswa untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar
internasional. Penyempurnaan lainnya juga dilakukan pada standar penilaian,
dengan mengadaptasi secara bertahap model-model penilaian standar
internasional. Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu siswa untuk
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills/HOTS), karena berpikir tingkat tinggi dapat mendorong siswa untuk
berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) awalnya dikenal dari konsep
Benjamin S. Bloom dkk. dalam buku berjudul Taxonomy of Educational
Objectives: The Classification of Educational Goals (1956) yang mengategorikan
berbagai tingkat pemikiran bernama Taksonomi Bloom, mulai dari yang terendah
hingga yang tertinggi. Konsep ini merupakan tujuan-tujuan pembelajaran yang
terbagi ke dalam tiga ranah, yaitu Kognitif (keterampilan mental seputar
pengetahuan), Afektif (sisi emosi seputar sikap dan perasaan), dan Psikomotorik
(kemampuan fisik seperti keterampilan).2
Latar belakang digalakkannya pengembangan butir soal-soal HOTS ini
adalah rendahnya kemampuan siswa Indonesia dalam survey yang dilaksanakan
oleh benchmarking internasional seperti PISA dan TIMSS. Belajar berpikir kritis
2Shabrina Alfari Apa Itu Higher Order Thinking Skills (HOTS). dalam
https://blog.ruangguru.com/apa-itu-higher-order-thinking-skills-hots-yang-akan-ada-di-sbmptn-
2019. Diakses tanggal 20 Februari 2019.
3
tidak langsung seperti belajar tentang materi, tetapi belajar bagaimana cara
berpikir kritis dalam penggunaanya untuk memecahkan masalah saling berkaitan
satu sama lain. Keterampilan berpikir siswa dapat dilatihkan melalui kegiatan
dimana siswa diberikan suatu masalah dalam hal ini masalah berbentuk soal yang
bervariasi. Untuk mengembangkan soal HOTS, diperlukan pemahaman terlebih
dahulu tentang HOTS dan cara mengembangkan soal-soal HOTS yang dilengkapi
dengan kata kerja operasional.3
HOTS merupakan salah satu tuntutan keterampilan dalam pembelajaran
abad 21, yaitu berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Soal-soal
HOTS memungkinkan untuk membuat jenis soal yang sama, namun dengan
pertanyaan yang berbeda. Soal-soal model HOTS ini mendorong siswa untuk
melakukan penalaran tingkat tinggi sehingga tidak terpaku hanya pada satu pola
jawaban yang dihasilkan dari proses menghafal, tanpa mengetahui konsep
ilmunya.
Menurut Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan
Budaya Moch. Abduh, siswa di sekolah menengah masih lemah pada kemampuan
berpikir kritis dan memecahkan masalah. Selain itu, mereka juga masih sulit
berpikir dalam pengolahan informasi dan hanya unggul pada pertanyaan atau soal
yang sudah dijumpai. Sementara dari sisi guru, Abduh memaparkan, banyak guru
yang masih rendah dalam kemampuan melakukan penilaian. Umumnya, guru
3Adi Saputra. Pengembangan Butir Soal HOTS (Higher Order of Thinking Skill). Artikel
Ilmiah dalam http://www.oasepembelajaran.com/2015/09/pengembangan-butir-soal-hots-
higher.html. Diakses tanggal 20 Februari 2019.
4
hanya memberi nilai, tapi tidak memberikan evaluasi penilaian atau timbal balik
bagi muridnya.4
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.5 Sedangkan menurut Barinto, guru adalah komponen yang
sangat menentukan dalam keberhasilan suatu pendidikan sebab guru merupakan
ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek
belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, sarana dan
prasarana pendidikan serta kuatnya antusias siswa, tanpa diimbangi dengan
kemampuan guru, maka semuanya akan kurang bermakna.6
Kompetensi merupakan kemampuan yang harus dipupuk dan
dikembangkan melalui berbagai proses pembelajaran, pengalaman, menekuni
pekerjaan dengan sungguh-sungguh, dan bahkan berani mengambil resiko untuk
menghadapi tantangan.7 Kompetensi guru disebut juga kemampuan guru.
Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh seorang guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalannya.8 Menurut Sagala kompetensi yang harus dimiliki oleh
4Kiki Sakinah. Potret dan Tantangan Pendidikan Zaman Now. Dimuat dalam Portal
Berita Online REPUBLIKA.CO.ID pada tanggal 12 Januari 2018. 5Depdiknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 6Barinto. Hubungan Kompetensi Guru Dan Supervisi Akademik Dengan Kinerja Guru
SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED Vol.9 No.2 Tahun
2012. hlm: 201-214. 7Hidayatullah, M. F. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas.
Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, hlm. 21. 8Saragih, A. H. Kompetensi Minimal Seorang Guru Dalam Mengajar. Jurnal Tabularasa
PPS UNIMED Vol 5 No. 1. Tahun 2008.
5
seorang guru adalah sebagai berikut: 1. kompetensi pedagogik, 2. kompetensi
kepribadian, 3. kompetensi sosial dan 4. kompetensi profesional.9
Guru sebagai pendidik harus mampu menyusun atau membuat soal-soal
model HOTS sehingga para siswa semakin terbiasa dalam mengerjakan soal
tersebut dan akan meningkatkan kemampuan nalar siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis berkeinginan untuk
melakukan penelitian skripsi dengan judul “Analisis Kemampuan Guru Mata
Pelajaran Biologi Dalam Pembuatan Soal HOTS (Higher Order Thinking
Skill) Di Kelas XI SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali Kecamatan
Namrole Kabupaten Buru Selatan”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam pembuatan soal-
soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di Kelas XI SMA Negeri 14 Buru
Selatan?
2. Kendala apa saja yang dihadapi guru mata pelajaran biologi dalam pembuatan
soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di Kelas XI SMA Negeri 14
Buru Selatan?
9Sagala, S. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2009, hlm. 31.
6
C. Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam pembuatan
soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di Kelas XI SMA Negeri 14
Buru Selatan.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru mata pelajaran biologi dalam
pembuatan soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di Kelas XI SMA
Negeri 14 Buru Selatan.
D. Manfaat Penelitian.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini akan menambah referensi di bidang pendidikan biologi,
khususnya mengenai kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam
pembuatan soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di SMA Negeri 14
Buru Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.
b. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin menindaklanjuti hasil
penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran biologi khususnya guru
mata pelajaran biologi di SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali Kecamatan
Namrole Kabupaten Buru Selatan dalam pembuatan soal-soal HOTS (Higher
Order Thinking Skill).
7
b. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dan guru-guru lainnya dalam
pembuatan soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill).
E. Penjelasan Istilah.
Untuk memudahkan pemahaman tentang judul yang diambil dalam
penulisan ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat
dalam judul tersebut, yakni:
1. Kemampuan Guru dalam penelitian ini adalah kompetensi atau kesanggupan
guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali
Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan dalam menyusun soal-soal
HOTS (Higher Order Thinking Skill).
2. Soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau kemampuan berpikir
tingkat tinggi adalah instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, yaitu kemampuan berpikir yang
tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk
tanpa melakukan pengolahan (recite), tetapi siswa belajar bagaimana cara
berpikir kritis dalam penggunaannya untuk memecahkan masalah yang saling
berkaitan satu sama lain.10
10KEMENDIKBUD. Modul Penyusunan Soal HOTS. Dit. Pembinaan SMA, Ditjen.
Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017, hlm. 4.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Kualitatif yaitu
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku dengan diamati.23 Secara teoritis metode deskriptif
adalah pencarian data dengan interpretasi yang tepat, bertujuan untuk membuat
gambaran secara sistematik. Jenis penelitian deskriptif kualitatif digunakan dalam
penelitian ini untuk menganalisis kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam
pembuatan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di kelas XI SMA Negeri 14
Buru Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian.
1. Tempat Penelitian.
Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali
Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.
2. Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2020.
C. Subjek Penelitian.
Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran biologi kelas XI SMA
Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.
23Imam Suprayoga dan Tabrani, Metodologi Penelitian Riset dan Sosial (Cet: I Bandung :
Remaja Rosda Karya 2001), hlm. 137.
31
32
D. Sumber Data.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Data Primer.
Data primer merupakan data mentah yang berhubungan langsung dengan
objek yang diteliti dan belum pernah dianalisis oleh siapapun sebelumnya. Data
primer dalam penelitian ini antara lain adalah data-data hasil observasi lapangan
dan hasil wawancara mengenai kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam
pembuatan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di SMA Negeri 14 Buru
Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.
2. Data Sekunder.
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dalam bentuk yang
sudah jadi atau data yang telah ada sebelumnya. Data sekunder juga disebut data
pendukung karena diperoleh dari sumber lain seperti berupa bahan tertulis seperti
arsip, database, surat-surat, rekaman, gambar, atau benda- benda peninggalan
yang berkaitan dengan suatu peristiwa.24 Data sekunder dalam penelitian ini
antara lain berupa dokumen, arsip-arsip maupun laporan yang berkaitan dengan
kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam membuat soal HOTS (Higher
Order Thinking Skill) di kelas XI SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali
Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.
24Ibid., hlm. 133.
33
E. Informan Penelitian.
Informan dalam penelitian ini adalah orang yang memahami dengan baik
tentang masalah yang diteliti, yakni tentang kemampuan guru mata pelajaran
biologi dalam pembuatan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di SMA
Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.
Dengan demikian, maka informan tersebut adalah Kepala Sekolah, Wakasek
Kurikulum, dan guru mata pelajaran biologi kelas XI SMA Negeri 14 Buru
Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan.
F. Instrumen Penelitian.
Untuk membantu peneliti dalam menjawab rumusan masalah maka
instrumen penelitian yang diperlukan adalah:
1. Pedoman Wawancara, yakni acuan yang digunakan dalam melakukan
wawancara, terdiri dari beberapa pertanyaan terkait kemampuan guru mata
pelajaran biologi dalam pembuatan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill)
di SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten
Buru Selatan.
2. Dokumen Soal HOTS (Higher Order Thinking Skill), yakni dokumen atau
arsip-arsip mengenai soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di kelas
XI SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten
Buru Selatan.
34
G. Teknik Pengumpulan Data.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara dan dokumentasi.
1. Wawancara.
Wawancara merupakan komunikasi atau pembicaraan dua arah yang
dilakukan oleh pewawancara dan responden untuk mengetahui informasi yang
relevan dengan tujuan penelitian.25 Wawancara dilakukan terkait kemampuan
guru mata pelajaran biologi dalam pembuatan soal HOTS (Higher Order Thinking
Skill) di SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten
Buru Selatan serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pembuatan soal tersebut.
2. Dokumentasi
Dokumentasi, pada tahap ini peneliti mengumpulkan bukti-bukti penelitian
melalui benda-benda tertulis, buku-buku, dokumentasi, surat penelitian dan lain-
lain.26 Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tertulis tentang aktivitas guru
mata pelajaran biologi dalam pembuatan soal HOTS (Higher Order Thinking
Skill) di SMA Negeri 14 Buru Selatan Desa Wali Kecamatan Namrole Kabupaten
Buru Selatan.
H. Teknik Analisa Data
Metode analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk
memperoleh hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Teknik analisis
25Koentjaningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka
utama, 1997), hlm. 286-287. 26Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Premedia Group,
2003), hlm. 163.
35
yang digunakan dalam penelitian secara deskriptif dan interpretatif, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
observasi lapangan dan wawancara kepada informan yang diharapkan memahami
permasalahan yang diteliti.27
2. Reduksi Data.
Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan mulai dari pengumpulan
data dengan membuat suatu ringkasan, menelusur tema, menulis memo dan
sebagainya yang bertujuan untuk menyisihkan data maupun informasi yang tidak
relevan.28
3. Display Data.
Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi yang tersusun,
untuk memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dalam penyajian data dengan menggunakan metode kualitatif, data
yang disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian yang dilakukan juga dapat
dalam bentuk matriks, diagram, tabel maupun bagan.29
27Ibid., hlm. 70. 28Ibid., hlm. 71. 29Ibid., hlm. 73.
36
4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan.
Merupakan kegiatan akhir dalam melakukan analisis data. Penarikan
kesimpulan yang dihasilkan berupa interpretasi kegiatan, yaitu menemukan
makna dari data yang telah disajikan. Antara data yang disajikan dan penarikan
kesimpulan, dilakukan aktivitas analisis data. Dengan demikian, analisis data
kualitatif merupakan kegiatan yang dilakukan secara berlanjut, berulang dan
terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian
kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya, data yang telah dianalisis dijelaskan
dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada di
lapangan, memberikan pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang kemudian diambil intisarinya.30
30Ibid., hlm. 75.
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam pembuatan soal-soal
HOTS (Higher Order Thinking Skill) di Kelas XI SMA Negeri 14 Buru
Selatan masih rendah.
2. Kendala yang dihadapi guru mata pelajaran biologi dalam pembuatan soal-
soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) di Kelas XI SMA Negeri 14
Buru Selatan antara lain adalah: 1) Kurangnya pengetahuan dan
pengalaman guru biologi dalam pembuatan soal-soal HOTS; 2) Kebiasaan
guru biologi yang hanya mengcopy paste soal dan jawaban sehingga sulit
mengembangkan soal-soal HOTS.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka dapat penulis sampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru mata pelajaran biologi di SMA Negeri 14 Buru Selatan agar
senantiasa selalu mengikuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan soal-
soal HOTS, guru biologi harus memiliki keikhlasan dalam mengajarkan siswa-
siswi SMA Negeri 14 Buru Selatan, sehingga tidak hanya sekedar memenuhi
48
praktek formal dalam pembelajaran, namun benar-benar dengan niat ikhlas
mendidik dan mencerdaskan siswa-siswi di sekolah tersebut.
2. Kepada kepala SMA Negeri 14 Buru Selatan dan Kaur Kurikulum agar
senantiasa memberikan arahan kepada semua guru agar selalu mengikuti
kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan soal-soal HOTS serta mengikuti
kegiatan MGMP di SMA Negeri 14 Buru Selatan.
3. Kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian mengenai peran kepala
sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran biologi dalam
pembuatan soal-soal HOTS di SMA Negeri 14 Buru Selatan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Adi Saputra. Pengembangan Butir Soal HOTS (Higher Order of Thinking Skill).
Artikel Ilmiah dalam http://www.oasepembelajaran.com/2015/09/
pengembangan-butir-soal-hots-higher.html. Diakses tanggal 20 Februari
2019.
Barinto. Hubungan Kompetensi Guru Dan Supervisi Akademik Dengan Kinerja
Guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan. Jurnal Tabularasa PPS
UNIMED Vol.9 No.2 Tahun 2012.
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Premedia
Group, 2003).
Depdiknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Hidayatullah, M. F. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan
Cerdas. (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010).
Imam Suprayoga dan Tabrani, Metodologi Penelitian Riset dan Sosial (Cet: I
Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001).
KEMENDIKBUD. Modul Penyusunan Soal HOTS. (Dit. Pembinaan SMA,
Ditjen. Pendidikan Dasar dan Menengah, 2017).
Kiki Sakinah. Potret dan Tantangan Pendidikan Zaman Now. Dimuat dalam
Portal Berita Online REPUBLIKA.CO.ID pada tanggal 12 Januari 2018.
Koentjaningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1997).
Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdayakarya,
2008).
Sagala, S. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. (Bandung:
Penerbit Alfabeta, 2009).
Saragih, A. H. Kompetensi Minimal Seorang Guru Dalam Mengajar. Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED Vol 5 No. 1. Tahun 2008.
Shabrina Alfari. Apa Itu Higher Order Thinking Skills (HOTS). dalam
https://blog.ruangguru.com/apa-itu-higher-order-thinking-skills-hots-yang-
akan-ada-di-sbmptn-2019. Diakses tanggal 20 Februari 2019.
Sudarwan Danim & Khairil, Profesi Kependidikan, (Cet.III; Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2012).
50
Lampiran 1:
DOKUMENTASI PENELITIAN
Foto 1. Keadaan Gedung dan Lingkungan SMA Negeri 14 Buru Selatan.
Foto 3. Kondisi Sarana dan Prasarana SMA Negeri 14 Buru Selatan.
51
Foto 3. Aktivitas Belajar Mengajar di Ruang Kelas
Foto 3. Wawancara dengan Anita Hatuina
(Guru Biologi dan Wakasek Kurikulum SMA Negeri 14 Buru Selatan)
Foto 4. Wawancara dengan Ny. Halija Solissa, S.Pd
(Guru Mata Pelajaran Biologi
52
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Kepala Sekolah)
No. Informan
I. Pengantar
Wawancara ini semata-mata untuk kepentingan menyelesaikan Skripsi pada
Program Studi Pendidikan Biologi IAIN Ambon, dengan judul “Analisis
Kemampuan Guru Mata Pelajaran Biologi Dalam Pembuatan Soal HOTS
(Higher Order Thinking Skill) Di Kelas XI SMA Negeri 14 Buru Selatan”.
Atas kesediannya menjadi informan dalam penelitian ini saya ucapkan terima
kasih.
II. Identitas Informan
Nama Informan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jabatan : Kepala Sekolah
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
III. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai kemampuan guru mata
pelajaran biologi dalam pembuatan soal HOTS di sekolah ini?
2. Apakah Bapak/Ibu telah berupaya meningkatkan kemampuan guru mata
pelajaran biologi dalam pembuatan soal HOTS di sekolah ini? Seperti apa
upaya tersebut?
3. Menurut Bapak/Ibu, apa saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
pelajaran biologi dalam pembuatan soal HOTS di sekolah ini?
4. Apa pula upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala atau
hambatan tersebut?
53
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Wakasek Kurikulum)
No. Informan
IV. Pengantar
Wawancara ini semata-mata untuk kepentingan menyelesaikan Skripsi pada
Program Studi Pendidikan Biologi IAIN Ambon, dengan judul “Analisis
Kemampuan Guru Mata Pelajaran Biologi Dalam Pembuatan Soal HOTS
(Higher Order Thinking Skill) Di Kelas XI SMA Negeri 14 Buru Selatan”.
Atas kesediannya menjadi informan dalam penelitian ini saya ucapkan terima
kasih.
V. Identitas Informan
Nama Informan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jabatan : Kepala Sekolah
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
VI. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai kemampuan guru mata
pelajaran biologi dalam pembuatan soal HOTS di sekolah ini?
2. Apakah Bapak/Ibu telah berupaya meningkatkan kemampuan guru mata
pelajaran biologi dalam pembuatan soal HOTS di sekolah ini? Seperti apa
upaya tersebut?
3. Menurut Bapak/Ibu, apa saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
pelajaran biologi dalam pembuatan soal HOTS di sekolah ini?
4. Apa pula upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala atau
hambatan tersebut?
54
PEDOMAN WAWANCARA
(Untuk Guru Mata Pelajaran Biologi)
No. Informan
VII. Pengantar
Wawancara ini semata-mata untuk kepentingan menyelesaikan Skripsi pada
Program Studi Pendidikan Biologi IAIN Ambon, dengan judul “Analisis
Kemampuan Guru Mata Pelajaran Biologi Dalam Pembuatan Soal HOTS
(Higher Order Thinking Skill) Di Kelas XI SMA Negeri Wali Desa Wali
Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan”. Atas kesediannya menjadi
informan dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
VIII. Identitas Informan
Nama Informan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jabatan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
IX. Daftar Pertanyaan
1. Menurut Bapak/Ibu, apa yang dimaksud dengan soal HOTS?
2. Apakah Bapak/Ibu paham langkah-langkah penyusunan soal HOTS?
3. Apakah Bapak/Ibu pernah menyusun soal-soal HOTS?
4. Apakah terdapat fasilitas pendukung yang Bapak/ibu gunakan dalam
menyusun soal HOTS? Apa saja fasilitas tersebut?
5. Apakah fasilitas yang ada sudah cukup memadai dan membantu
Bapak/Ibu dalam menyusun soal HOTS?
6. Apa saja kesulitan-kesulitan yang Bapak/Ibu hadapi dalam menyusun soal
HOTS?
7. Apa pula upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala atau
hambatan tersebut?
55
56
57