kementerian desa, pembangunan daerah...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN 3
SURAT NOMOR : 046.I/DPPMD/VII/2017
TANGGAL : 07 JULI 2017
PETUNJUK TEKNIS
PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS
DALAM PEMBANGUNAN DESA
LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN
DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL DASAR
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
2017
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………………. 1
II. TAHAPAN KEGIATAN GSC LOKASI BLM KEGIATAN …………………………………………………. 3
A. PELAKSANAAN KEGIATAN DIMASYARAKAT ………………………………………………........ 3
B. PERENCANAAN KEGIATAN ……………………………………………………………………………….. 5
C. PELAKSANAAN KEGIATAN ………………….……………………………………………………………... 20
III. MONITORING BULANAN TERHADAP PENCAPAIAN UKURAN KEBERHASILAN ………….. 20
IV. RAPAT BULANAN PELAKU DESA ……………………………………………………………………………. 20
V. PERTEMUAN BULANAN KELOMPOK SASARAN PROGRAM …………………………………… 21
VI. REVISI KEGIATAN …………………………………………………………………………………………………….. 21
VII. PENGGATIAN PELAKU DESA ………………………………………………………………………………… 23
VIII. KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANTAR DESA (PAD) …………………………………………………… 23
IX. PEMERIKSAAN / AUDIT EKSTERNA ………………………………………………………………………….. 24
X. AUDIT INTERNAL …………………………………………………………………………………………………. 24
XI. MUSYAWARAH DESA PERTANGGUNGJAWABAN ………………………………………………… 25
XII. MUSYAWARAH DESA SERAH TERIMA (MDST) ………………………………………………………. 25
XIII. PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT KABUPATEN DAERAH ………………………………. 26
XIV. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN ……………………………………………………….. 31
XV. PENUTUP ……………………………………………………………………………………………………………. 34
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 1
PETUNJUK TEKNIS
PENGINTEGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS
DALAM PEMBANGUNAN DESA
LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN
I. PENDAHULUAN
Dengan telah ditetapkannya UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa diyakini akan memberikan
pengaruh yang besar dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan di Desa.
Tujuan pengaturan desa ini diharapkan dapat : (1) Mendorong prakarsa, gerakan dan
partisipasi masyarakat untuk mengembangkan potensi dan asset desa guna kesejehteraan
bersama; (2) Membentuk Pemerintahan Desa yang professional, efisien, efektif terbuka serta
bertanggungjawab; (3) Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat guna
mempercepat perwujudan kesejahteraan umum; (4) Memajukan perekonomian masyarakat
desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; (5) Memperkuat masyarakat
sebagai subyek pembangunan. Dengan disyahkannya UU Desa No. 6 Tahun 2014 dan
ditindaklanjuti dengan disediakannya Dana Desa akan berdampak pada keberadaan
program-program dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang selama ini telah masuk ke
Desa seperti Generasi Sehat dan Cerdas atau GSC.
Secara prinsip pelaksanaan GSC cukup relevan dan sangat potensial mendukung
diterapkannya UU Desa. Dalam kerangka transisi pelaksanaan UU Desa, GSC bisa dipandang
sebagai Program Pemerintah yang ditugaskan kepada Desa dengan kewenangan
pengaturan oleh Pemerintah tetapi dengan kewenangan pengurusannya dilakukan oleh
Desa.
Sehubungan GSC fokus pada pemberdayaan dan penguatan masyarakat, sekaligus
mendukung frontline service providers, maka strategi institutionalisasi kelembagaan dan
integrasi proses yang selama ini dibangun menjadi bagian di dalam sistem regular
sebagaimana diamanatkan di dalam UU Desa. Hal ini dilakukan untuk menjamin
keberlanjutan pola-pola pembangunan partisipatif yang berpihak pada layanan dasar
pendidikan dan kesehatan tetap terus berjalan dan membudaya. Sejalan dengan penetapan
prioritas penggunaan Dana Desa dan tercantumnya PSD sebagai salah satu prioritas yang
ditetapkan oleh Kemendesa PDTT, maka diharapkan alokasi dana kegiatan PSD terjamin dan
memadai.
Dalam rangka mengawal efektivitas implementasi UU Desa serta mendorong peningkatan
kualitas pelayanan sosial dasar di desa yang lebih mandiri dan berkelanjutan, Pelaksanaan
GSC menitikberatkan pada pengintegrasian GSC dalam sistem pembangunan desa dan
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 2
merupakan bagian dari pencapaian transformasi GSC menuju fase integrasi dan
pengarusutamaan pelayanan sosial dasar yang akan dilaksanakan di seluruh lokasi GSC.
Pengintegrasian GSC dalam sistem pembangunan desa ini juga dimaksudkan untuk
mendukung pelaksanaan kebijakan program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi seperti penggunaan data IDM dalam perencanaan
pembangunan desa, pelembagaan pembangunan desa dengan target mengurangi jumlah
desa tertinggal dan meningkatkan jumlah desa mandiri dengan berpijak pada 3 pilar (tri
matra) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, yaitu: (i) Jaring Komunitas
Wiradesa, (ii) Lumbung Ekonomi Desa, dan (iii) Lingkar Budaya Desa.
Pelembagaan pembangunan desa merupakan langkah strategis dalam mendukung program
prioritas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa sebagai upaya optimalisasi
akses dan kualitas pelayanan dasar untuk mendorong keberlanjutan program di tingkat
pemerintah daerah dan desa.
Fasilitator GSC bersama Pendamping Desa memastikan terjadinya tahapan perencanaan
pembangunan desa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Dalam
pelaksanaan tahapan yang berintegrasi dengan pembangunan desa harus tetap dilakukan
penilaian secara simultan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memasuki tahapan kegiatan program adalah:
a. Pastikan data sasaran terutama yang belum dapat layanan dan hasil capaian skoring
indikator keberhasilan desa tahun sebelumnya sudah tersedia.
b. Pastikan Daftar masalah dan gagasan hasil diskusi terarah kelompok sasaran sudah
tersedia.
c. Lakukan konfirmasi kepada peserta, apakah ada perubahan terhadap data sasaran
yang belum dapat layanan, misalnya masih ada yang belum terdaftar.
d. Gunakan data sasaran yang belum dapat layanan dan daftar masalah gagasan hasil
diskusi kelompok perempuan sebagai bahan diskusi dengan peserta, bentuk kegiatan
yang perlu dilakukan untuk menangani sasaran yang belum dapat layanan ini.
e. Lanjutkan dengan membahas perumusan kegiatan lainnya dengan melihat hasil
skoring tahun atau siklus sebelumnya. Indikator yang hasil skoringnya belum terpenuhi
menjadi prioritas berikutnya.
f. Lanjutkan dengan membahas perumusan kegiatan lainnya, terutama upaya untuk
menjawab permasalahan yang dimunculkan pada saat diskusi kelompok perempuan
serta upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan kesehatan
ibu-anak.
g. Lakukan identifikasi pelaku-pelaku di masyarakat yang memiliki keahlian dalam bidang
kesehatan dan pendidikan.
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 3
II. TAHAPAN KEGIATAN GSC LOKASI BLM KEGIATAN
A. PELAKSANAAN KEGIATAN DI MASYARAKAT
Tahapan pelaksanaan kegiatan di masyarakat mencakup serangkaian upaya membangun
kesadaran kritis masyarakat akan pentingnya perubahan perilaku, penguatan kelembagaan
lokal dan sistem pembangunan desa yang luhur, mengakar, mandiri dan terintegrasi. Dalam
pelaksanaannya, tahapan kegiatan GSC di tingkat masyarakat disusun untuk memperkuat
sistem pembangunan di desa serta diarahkan pada pengarusutamaan isu-isu pelayanan
sosial dasar secara sistematis dan terorganisir sebagai implementasi UU Desa.
Perencanaan penggunaan BLM Kegiatan dilakukan bersamaan atau melekat pada tahapan
proses perencanaan pembangunan desa sebagaimana yang telah diamanahkan dalam UU
Desa.
Guna mendukung pelaksanaan integrasi GSC dalam perencanaan pembangunan desa, maka
pelatihan pelaku yang dibiayai melalui DOK Pelatihan Masyarakat agar memuat materi
tentang pengarusutamaan PSD, pelembagaan pembangunan desa dan penguatan kapasitas
posyandu.
Tahapan pelaksanaan GSC yang berintegrasi dengan perencanaan pembangunan desa
disajikan dalam bentuk alur sebagai berikut :
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 4
KE
CA
MA
TA
N
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JULIJUNI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER
MusrenbangcamDaftar Usulan
RKP Desa
MAD ALDA
MD Penetapan
Musrenbang Kab
Penetapan Tim Penyusun
Rancangan RKP
Penyusunan Rancangan RKP
Musrenbang RKP
Penyusunan Rancangan APBDesa
Evaluasi RAPBDesa
Penetapan APBDesa
D E
S A
D U
S U
N
MD ST
ALUR TAHAPAN LOKASI BLM KEGIATAN
Musdes
Pencermatan
RPJMDesa
Lokakaya/Festifal PSD/Gelar Budaya
Rapat Perumusan
Penetapan Tim
Penyusun
RPJMDesa
Penyusunan RAB & Desain
Review RPJMDes dan PKD
Rapat Prioritas
Hasil Perencanaan Tahun sebelumnya
Pagu Indikatif dan
Informasi Kegiatan
MD PJ min 2x
Pelaksanaan Kegiatan, Monitoring Bulanan
TPMD & KPMD menjadi bagian Tim Penyusun RKP
TPMD dan KPMD menjadi bagian Tim Penyusun RPJMDesa
DTKS menjadi salah satu pola
PKD
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 5
Penjelasan Tahapan Pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas ke Dalam Pembangunan
Desa Pada Lokasi yang teralokasikan BLM Kegiatan:
B. PERENCANAAN KEGIATAN
Bulan Januari – Februari :
1. Persiapan dan Orientasi
Persiapan dan sosialisasi merupakan kegiatan persiapan dan pengenalan proses fasilitasi
penyesuaian. Kegiatan ini bisa juga diartikan review kegiatan tahun sebelumnya dan
persiapan perbaikan tahun berikutnya.
a. Menginventarisasi data kependudukan.
b. Mengidentifikasi sarana prasarana pendidikan (SD/MI,SMP/MTs,Sekolah Terbuka
yang setara SD/SMP, paket A, paket B, dan lain-lain).
c. Mengidentifikasi sarana prasarana pelayanan kesehatan, seperti; Posyandu, Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan Puskesmas Pembantu (Pustu) serta kader-
kader kesehatan atau kader posyandu yang ada di desa-desa.
d. Menginventarisasi program-program pendidikan/kesehatan yang telah atau sedang
berjalan di desa/kecamatan.
e. Jarak rata-rata pusat dusun ke SD/MI yang ada di desa/dusun tersebut.
f. Jarak rata-rata pusat dusun ke SMP/MTs terdekat yang melayani masyarakat desa
tersebut.
g. Jarak rata-rata pusat dusun-dusun ke Puskesmas atau Pustu (yang terdekat dengan
desa).
h. Mengidentifikasi jumlah petugas kesehatan (bidan) yang ditempatkan untuk melayani
masyarakat desa.
i. Mengidentifikasi jumlah tenaga pendidikan (guru) yang ditempatkan untuk melayani
masyarakat desa.
j. Menginventarisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)
k. Menerima informasi tentang Indeks Desa Membangun (IDM) dilokasi
Pelaksana dan penanggungjawab:
Fasilitator Kecamatan dan KPMD
Keluaran :
Data Profil desa
Form 1 tentang Data Layanan Kesehatan & Pendidikan
Form 5A tentang data dasar kependudukan
Form 5B tentang Rekapitulasi Hasil Pemetaan Sosial untuk sasaran yang belum
dapat layanan tingkat desa
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 6
2. MAD Alokasi Dana dan Sosialisasi Perencanaan Tahun berikutnya
Musyawarah antar Desa merupakan forum untuk menentukan alokasi dana BLM
Kegiatan 80 % berdasarkan jumlah sasaran dan tingkat kesulitan Desa dan 20%
berdasarkan hasil penilaian capaian keberhasilan yang akan diterima oleh masing-
masing desa. Adapun agenda MAD Alda sebagai berikut :
a. Membahas dan menetapkan jumlah sasaran program dari masing-masing desa
sebagai dasar pembagian dana BLM Kegiatan untuk tahun Anggaran berjalan
b. Menyampaikan hasil pencapaian ukuran keberhasilan program dari masing-masing
desa, dihitung selama 6 (enam) bulan periode bulan Juli sampai dengan Desember
tahun sebelumnya.
c. Membahas dan menetapkan alokasi BLM Kegiatan ke masing-masing desa, sesuai
rumus/cara perhitungan alokasi dana setiap desa, termasuk alokasi 20% untuk
penghargaan desa berdasarkan hasil capaian indikator keberhasilan.
d. Melakukan evaluasi pengelola kegiatan ditingkat kecamatan dan dapat ditetapkan
kembali sebagai pengelola kegiatan berikutnya.
e. Menyepakati kegiatan yang tidak terdanai BLM Kegiatan tahun berjalan akan
dimasukan dalam dokumen RKPDesa tahun anggaran berikutnya
f. Pemaparan Konsep tahapan pelaksanaan dan penyampaian teknis penyesuaian
Generasi Sehat dan Cerdas ke dalam pembangunan desa oleh Fasilitator Kecamatan.
g. Kesepakatan bersama antar desa untuk menjalankan kegiatan Generasi Sehat dan
Cerdas.
h. Kesepakatan kerjasama antar desa pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas serta
lembaga pengelola kegiatan Generasi Sehat dan Cerdas antar desa.
i. Evaluasi kinerja pelaku program (fasilitator dan pelaku masyarakat).
j. Rencana penggunaan dana DOK tahun berjalan
k. Sosialisasi Indeks Desa Membangun (IDM)
l. Menyepakati jadwal Musdes Penetapan Kegiatan dan Sosialisasi Desa
Waktu pelaksanaan :
Pelaksanaan MAD Alda dilakukan pada bulan Januari-Februari tahun berjalan atau
setelah penetapan RKPDesa masing-masing.
Penyelenggara :
Badan Kerjasama Desa dan PjOK difasilitasi oleh FK dan Faskab.
Peserta :
Wakil dari masing-masing desa yang terdiri dari : Kepala Desa, Ketua BPD, 2 orang
KPMD dan 3 orang TPMD. Dalam musyawarah ini juga dihadiri oleh Perwakilan dari
Puskesmas dan Cabang Dinas Pendidikan dan pelaku program di kecamatan (Camat,
BKAD, UPK, Pokja, BPUPK) serta anggota masyarakat lainnya yang berminat.
Keluaran :
Hasil perhitungan pencapaian ukuran keberhasilan dari masing- masing desa
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 7
(dihitung selama 12 (dua belas) bulan periode bulan Januari sampai dengan
Desember tahun sebelumnya) (Form 16)
Alokasi dana per desa (Form 7A) dan perhitungan bonus desa (Form 7B)
Catatan dan rekomendasi dari penyedia layanan diberikan ke desa.
Hasil musyawarah dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dalam lampiran
formulir (Form 4A dan 7C).
Hasil evaluasi kinerja pelaku program
Kesepakatan seluruh desa melalui keputusan bersama Kepala Desa untuk
mengintegrasikan pelaksanaan GSC dengan pembangunan desa termasuk pelaku
GSC di desa maupun kecamatan.
RKTL penyaluran dana dan pelaksanaan kegiatan tahun berjalan.
Jadwal kegiatan musyawarah desa sosialisasi.
Dokumen rencana penggunaan Dana Operasional Kegiatan (DOK) diteruskan
dengan penerbitan Surat Penetapan Camat (SPC)
Bulan Februari sampai dengan Maret :
1. Rapat Prioritas
Rapat prioritas merupakan pertemuan untuk merumuskan kembali, menyusun
prioritas (termasuk untuk mereka yang belum mendapatkan layanan) dan membuat
rekomendasi kegiatan yang akan dikerjakan secara swadaya, didanai dengan BLM
Kegiatan atau dari sumber dana lainnya, setelah berkonsultasi dan mendapatkan
masukan dari dinas terkait pada saat lokakarya. Agenda Rapat prioritas diantaranya
sebagai berikut :
a. Menyempurnakan rumusan kegiatan yang dapat memenuhi ukuran keberhasilan
berdasarkan masukan dari hasil MAD Alokasi Dana.
b. Menyusun prioritas kegiatan untuk mereka yang belum mendapatkan
layanan dan kegiatan lainnya dalam rangka pencapaian ukuran keberhasilan serta
menjadi kebutuhan masyarakat untuk diajukan pembiayaannya melalui BLM
Kegiatan tahun berjalan.
c. Membuat rekomendasi kegiatan yang akan didanai melalui BLM Kegiatan untuk
tahun berikutnya, melalui Dana Desa, ADD atau sumber lainnya yang akan masuk
dalam dokumen rancangan RKPDesa. Lebih lanjut tentang penyusunan prioritas
usulan lihat Penjelasan PTO 4 tentang TPMD.
Catatan: Rapat prioritas merupakan bagian dari proses Penyusunan Rancangan
RKPDesa yang dapat dilakukan berulangkali sesuai kebutuhan dan harus selesai
sebelum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan penetapan
RKPDesa paling lambat akhir bulan September. Rapat penyusunan rancangan RKPDesa
biasanya dilakukan dengan agenda: (a).Pencermatan pagu indikatif desa,
(b).Penyelarasan rencana program/kegiatan yang masuk ke desa. (c). Pencermatan skala
prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan desa selama 1 (satu) tahun kedepan
sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMDesa. (d).Menyusun daftar usulan
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 8
pelaksana kegiatan.
Waktu Pelaksanaan :
Pelaksanaan Rapat Prioritas dilaksanakan mulai bulan Februari setelah pelaksanaan
MAD Alda.
Penyelenggara :
TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa difasilitasi oleh KPMD dan FK
Peserta :
TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa
Keluaran :
Rekomendasi dan prioritas kegiatan untuk kegiatan yang akan dibiayai BLM
Kegiatan tahun berjalan, Tahun berikutnya dan sumber dana lainnya (Form 9A
terisi)
Berita Acara hasil rapat prioritas (Form 4A).
Daftar usulan kegiatan yang masuk dalam rancangan RKPDesa
Penulisan Proposal dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Setelah ada prioritas kegiatan yang disusun dalam rapat prioritas kegiatan, tahap
selanjutnya, yaitu Penulisan Proposal dan pembuatan RAB dengan menggunakan
formulir sebagaimana Form 10A dan Form 10B. Sebelum melakukan penulisan
proposal, harus dilakukan pemuktahiran data sasaran (Form 5A) yang tidak akan
berpengaruh terhadap pengalokasian dana desa. Penulisan proprosal dan RAB
dilakukan bersama oleh TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa dengan difasilitasi
oleh KPMD.
Penulisan proposal dan RAB Desain tahun berjalan harus selesai paling lambat
akhir bulan Maret. Untuk kegiatan yang akan diusulkan tahun berikutnya,
penulisan RAB Desain bisa dilakukan secara paralel dengan perencanaan tahun
berikutnya.
2. Musyawarah Desa Penetapan Usulan dan Sosialisasi kegiatan perencanaan tahun
berikutnya
Musyawarah desa penetapan usulan diadakan untuk klarifikasi dan sosialisasi
rekomendasi hasil rapat prioritas tentang kegiatan yang telah diprioritaskan berdasarkan
masukan dari hasil MAD Alokasi Dana, serta untuk mengesahkan atau menetapkan
usulan kegiatan yang akan dibiayai melalui BLM Kegiatan tahun berjalan untuk
selanjutnya disyahkan melalui Surat Penetapan Camat (SPC). Melalui Musdes ini
sekaligus untuk memilih dan menetapkan pelaksana kegiatan. Agenda pembahasan
dalam musyawarah desa penetapan usulan antara lain :
a. Penyampaian rekomendasi oleh TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa tentang
rumusan kegiatan dan prioritas usulan kegiatan yang telah dibahas pada saat rapat
prioritas kegiatan.
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 9
b. Pembahasan rekomendasi TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa.
c. Pengesahan dan penetapan usulan (lengkap dengan RAB Desain) yang akan
dikerjakan dan didanai melalui BLM Kegiatan tahun berjalan. Kegiatan yang tidak
terdanai dalam BLM Kegiatan tahun berjalan perlu dimasukan dalam dokumen
RKPDesa bersama dengan kegiatan lain melalui berbagai sumber pendanaan; Dana
Desa, ADD, swadaya atau sumber lainnya.
d. Memilih dan menetapkan 3 orang (minimal 2 orang perempuan) sebagai
Pelaksana Kegiatan, diteruskan dengan penerbitan Surat Keputusan Kepala Desa
e. Kesepakatan kesiapan Masyarakat mengikuti GSC
f. Penyampaian kebijakan program dan integrasi GSC dalam perencanaan
pembangunan reguler desa termasuk pengintegrasian pelaku program dalam
perencanaan pembangunan reguler.
g. Pemilihan dan penetapan KPMD dan TPMD (pelaku lama dapat ditetapkan kembali
atas dasar kinerja baik dan kesepakatan musyawarah) diteruskan dengan penerbitan
Surat Keputusan Kepala Desa
h. Menyepakati jadwal pelaksanaan DTKS dan review RPJM Desa
i. Rencana pertemuan dengan kelompok penerima program bidang kesehatan atau
pendidikan, sesuai jenis kegiatan yang didanai;
j. Rencana monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan;
k. Sosialisasi hasil Indeks Desa Membangun (IDM) sebagai basis perencanaan
pembangunan desa.
Waktu Pelaksanaan :
Pelaksanaan Musyawarah Penetapan Usulan setelah Rapat Prioritas dan Penyusunan
RAB dan Desain Kegiatan selesai dibuat.
Penyelenggara :
TPMD difasilitasi oleh Pemerintah Desa dan didampingi oleh KPMD dan FK
Peserta :
Terbuka bagi seluruh warga desa, tokoh masyarakat, tokoh adat, perangkat desa,
lembaga desa seperti; BPD, PKK, LPM atau sebutan lainnya dan harus melibatkan
perempuan dan kelompok masyarakat miskin dan mereka yang selama ini tidak
mendapat layanan (non user).
Keluaran :
Daftar kegiatan yang akan didanai (Form 9B), untuk BLM Kegiatan tahun berjalan.
Daftar anggota Pelaksana Kegiatan (PK) yang telah disyahkan
Berita Acara Musyawarah Desa (Form 4A)
Surat pernyataan kesanggupan masyarakat mengikuti GSC
Penetapan TPMD dan KPMD diteruskan dengan penerbitan Surat Keputusan Kepala
Desa
RKTL pelaksanaan Kegiatan
Jadwal pelaksanaan DTKS dan Pencermatan ulang RPJMDesa
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 10
Jadwal monitoring bulanan
Dalam bulan Februari-Maret diselenggarakan Musrenbang Kecamatan sebagaimana
diatur dalam sistem perencanaan pembangunan reguler.
Tugas Fasilitator Dan Pelaku GSC dalam Musrenbang Kecamatan:
1. FK berkoordinasi dengan Pendamping desa dan Tim Penyelenggaraa
Musrenbang menginventarisasi DU RKPDesa
2. Memastikan pelaku GSC di Desa maupun Kecamatan terlibat secara aktif dalam
pelaksanaan
3. Melakukan advokasi atas kegiatan GSC dan layanan sosial dasar lainnya
dibahas dan diputuskan menjadi usulan kegiatan.
Musyawarah Rencana Pembangunan Kecamatan (Musrenbang Kecamatan)
Musrenbang Kecamatan merupakan forum musyawarah antar para pemangku
kepentingan untuk membahas dan menyepakati langkah-langkah penanganan
program kegiatan prioritas yang tercantum dalam Daftar Usulan Rencana Kegiatan
Pembangunan Desa/Kelurahan yang diintegrasikan dengan prioritas pembangunan
daerah kabupaten/kota di wilayah kecamatan.
Tujuan penyelenggaraan Musrenbang RKPD kabupaten/kota di kecamatan antara lain:
a. Membahas dan menyepakati usulan rencana kegiatan pembangunan
desa/kelurahan yang menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah
kecamatan yang bersangkutan.
b. Membahas dan menyepakati kegiatan prioritas pembangunan di wilayah
kecamatan yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa.
c. Menyepakati pengelompokan kegiatan prioritas pembangunan di wilayah
kecamatan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD kabupaten/kota.
Hasil Musrenbang Kecamatan dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan
rancangan Renja SKPD.
Peserta musrenbang kecamatan terdiri atas para kepala desa dan lurah, delegasi
musrenbang desa, delegasi kelurahan, pimpinan dan anggota DPRD kabupaten/kota
asal daerah pemilihan kecamatan bersangkutan, perwakilan SKPD, tokoh masyarakat,
keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan termarginalkan dan
pemangku kepentingan lainnya skala kecamatan.
Beberapa keluaran yang dihasilkan dari Musrenbang Kecamatan adalah :
Berita Acara Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan.
Daftar Urutan Prioritas Kegiatan per bidang serta SKPD yang diharapkan dapat
menindaklanjuti.
Delegasi yang akan mengikuti forum SKPD
Daftar Hadir Peserta Musrenbang Kecamatan
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 11
Bulan Maret sampai dengan Juni :
1. Diskusi Terarah Kelompok Sasaran (DTKS) bersamaan dengan Pengkajian Keadaan
Desa (PKD) dan Review RPJMDes
Diskusi Terarah Kelompok Sasaran (DTKS) merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh
TPMD dan/atau Tim review RPJMDesa/RKPDesa dan KPMD dalam rangka membahas
dan mendiskusikan masalah, potensi, dan kebutuhan bidang kesehatan ibu-anak dan
pendidikan dasar dalam upaya memenuhi ukuran keberhasilan program serta menjadi
bagian dalam pelaksanaan Pengkajian Kondisi Desa (PKD) pengarusutamaan kegiatan
layanan sosial dasar.
Materi pembahasan dalam DTKS antara lain :
a. Sosialisasi program dan perencanaan pembangunan desa.
b. Sosialisasi pelembagaan pembangunan desa.
c. Pembahasan Peta sosial dusun.
d. Pendataan sasaran program.
e. Pendataan anggota masyarakat yang tidak atau belum mendapatkan layanan (Form
2) termasuk daftar sasaran yang tidak atau belum mendapatkan layanan.
f. Pencermatan ulang RPJMDesa untuk menetapkan usulan kegiatan-kegiatan yang
diprioritaskan dalam RKPDesa terkait dengan layanan sosial dasar.
g. Monitoring bulanan
Waktu Pelaksanaan :
DTKS dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni
Penyelenggara :
TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa
Peserta :
Jumlah Peserta antara 15 – 20 orang setiap DTKS dengan komposisi peserta berasal dari
Penduduk di dusun, terutama sekali mereka yang termasuk dalam sasaran program,
masyarakat yang belum mendapat layanan, kelompok terpinggirkan, kelompok rentan.
Dilakukan berulangkali dalam kelompok-kelompok diskusi yang berbeda.
Keluaran :
a. Daftar identifikasi masalah dan gagasan (Form 8)
b. Daftar sasaran (Form 2) dan peta sosial yang telah di perbaiki berdasarkan klarifikasi
dengan peserta diskusi
c. Kesepakatan bentuk pelembagaan pembangunan desa.
d. Peta sosial
e. Daftar masalah dan gagasan
f. Daftar usulan kegiatan yang diprioritaskan dalam dokumen rancangan RKPDesa
g. Daftar usulan kegiatan yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dalam tahun
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 12
berjalan melalui mekanisme perubahan APBDesa (contoh terjadi kejadian luar biasa
kasus gizi buruk)
h. Daftar potensi desa
i. Berita Acara hasil DTKS
2. Rapat Perumusan/Pra Musyawarah Desa Percermatan Ulang RPJMDesa
Rapat perumusan atau pra musyawarah desa Pencermatan Ulang RPJMDesa merupakan
pertemuan TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa untuk merumuskan rencana
kegiatan yang dinilai dapat memenuhi keberhasilan dan priortas dalam rancangan
RKPDesa dengan agenda antara lain :
a. Melakukan rekapitulasi hasil DTKS
b. Melakukan rekapitulasi Daftar sasaran program (Form 2)
c. Melakukan Rekapitulasi hasil pemetaan sosial untuk sasaran yang belum mendapat
layanan (Form 5B)
d. Melakukan penggabungan Peta sosial desa (penggabungan dari peta sosial dusun)
e. Melakukan pengisian Form 8, Daftar Identifikasi Masalah dan Gagasan hasil diskusi
terarah kelompok perempuan
f. Menetapkan jumlah sasaran program berdasarkan hasil pemetaan sosial sebagai
dasar pengalokasian jumlah dana desa
g. Menetapkan sasaran program yang belum mendapatkan layanan
h. Merumuskan kesesuaian gagasan kegiatan hasil diskusi terarah dari kelompok-
kelompok sasaran di dusun dengan seluruh ukuran keberhasilan
i. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan ukuran keberhasilan untuk
dibawa ke lokakarya dengan penyedia layanan pendidikan dan kesehatan di tingkat
kecamatan
j. Sosialisasi pelembagaan pembangunan desa.
k. Menetapkan 3 wakil dari TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa untuk ikut
dalam Lokakarya Kemitraan.
l. Rancangan usulan kegiatan prioritas rancangan RKPDesa
m. Berita Acara Hasil Rapat Perumusan (Form 4A)
Waktu pelaksanaan :
Setelah pelaksanaan DTKS selesai dilakukan dan dapat dilakukan berulang kali
Penyelenggara :
TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa difasilitasi oleh KPMD dan FK
Peserta :
a. TPMD
b. Tim Review RPJMDesa/RKPDesa
c. KPMD
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 13
Keluaran :
a. Tersosialisasikannya perlunya pelembagaan pembangunan desa.
b. Rancangan data dasar kependudukan di desa (Form 5A)
c. Ditetapkannya rekapitulasi sasaran yang belum mendapatkan layanan (Form 5B)
d. Daftar kegiatan yang sesuai dengan ukuran keberhasilan dan untuk mereka yang
belum mendapatkan layanan (form 8 terisi lengkap)
e. Daftar usulan prioritas rancangan RKPDesa hasil Pencermatan ulang RPJMDesa
f. Berita Acara Rapat Perumusan
3. Musyawarah Desa Pencermatan ulang RPJMDesa
Musyawarah Desa Pencermatan Ulang RPJMDesa merupakan musyawarah ditingkat desa
yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan difasilitasi oleh
pemerintah desa dalam rangka percermatan ulang RPJMDesa dan menetapkan hasil
keputusan Tim Perumus dengan agenda antara lain :
a. Mencermati ulang dokumen RPJMDesa
b. Pembahasan dan penetapan hasil rapat perumusan oleh Tim perumus
c. Pengarusutamaan usulan kegiatan layanan sosial dasar.
Waktu pelaksanaan :
Paling lambat akhir bulan juni tahun berjalan (DTKS dan Rapat Perumusan telah selesai)
Penyelenggara :
BPD difasilitasi Pemerintah Desa didampingi oleh FK dan KPMD
Peserta :
a. Seluruh anggota BPD
b. Pemerintah Desa
c. TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa
d. KPMD
e. Tokoh Adat
f. tokoh agama;
g. tokoh masyarakat;
h. tokoh pendidik;
i. perwakilan kelompok tani;
j. perwakilan kelompok nelayan;
k. perwakilan kelompok perajin;
l. perwakilan kelompok perempuan;
m. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak; dan
n. perwakilan kelompok masyarakat miskin.
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 14
Keluaran :
a. Rancangan data dasar kependudukan di desa (Form 5A)
b. Ditetapkannya rekapitulasi sasaran yang belum mendapatkan layanan (Form 5B)
c. Daftar kegiatan yang sesuai dengan ukuran keberhasilan dan untuk mereka yang
belum mendapatkan layanan (form 8 terisi lengkap)
d. Daftar usulan prioritas rancangan RKPDesa
e. Berita Acara Musyawarah
Tugas dan Peran Fasilitator GSC dan pelaku GSC di desa dalam Musyawarah
Desa Pencermatan RPJMDesa:
Pra Musdes Pencermatan :
1. Memastikan hasil DTKS telah tersedia dan direkapitulasi yang meliputi :
a. Hasil pemetaan sosial untuk sasaran yang belum mendapat layanan (Form
5B)
b. Peta sosial desa sebagai penggabungan dari peta sosial dusun
c. Memastikan Form 8, Daftar Identifikasi Masalah dan Gagasan hasil diskusi
terarah kelompok perempuan lengkap
d. Menetapkan jumlah sasaran (masyarakat) yang belum mendapatkan layanan
pendidikan maupun kesehatan
e. Adanya rumusan gagasan kegiatan hasil diskusi terarah dari kelompok-
kelompok sasaran di dusun dengan layanan sosial dasar.
f. Adanya rumusan kegiatan yang sesuai dengan layanan sosial dasar untuk
dibawa ke SKPD ditingkat kecamatan maupun kabupaten.
g. Memastikan pelaku GSC hadir dan terlibat dalam Musyawarah Desa
Pencermatan RPJMDesa
2. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa, BPD dalam persiapan Musyawarah
Desa Pencermatan RPJMDesa, meliputi:
a. Penyampaian hasil DTKS, Rapat Perumusan atau MAD Alda menjadi bagian
agenda pembahasan prioritas usulan dalam pencermatan RPJMDesa.
b. Daftar pelaku GSC yang diundang hadir dalam Musyawarah Desa
Pencermatan RPJMDesa
3. Berkoordinasi dengan Pendamping Desa tentang agenda Musyawarah Desa
Pencermatan RPJMDesa
Pelaksanaan Musdes Pencermatan
1. Memastikan hasil DTKS, Rapat Perumusan atau MAD Alda dibahas dalam
Musyawarah Desa Pencermatan RPJMDesa
2. Memastikan pelaku GSC hadir dan aktif dalam Musyawarah Desa Pencermatan
RPJMDesa
3. Memastikan usulan kegiatan layanan sosial dasar menjadi prioritas usulan
RKPDesa
4. Mensosialisasikan pelembagaan pembangunan desa.
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 15
4. Lokakarya dan Festival Desa
Lokakarya merupakan penyampaian informasi dinas layanan mengenai upaya-upaya
yang dilakukan oleh para penyedia layanan untuk mengatasi masalah pendidikan dan
kesehatan. Lokakarya ini juga merupakan media konsultasi bagi desa-desa kepada
penyedia layanan, tentang kegiatan- kegiatan yang telah dibahas dan diusulkan
masyarakat. Penyedia layanan mencermati apakah rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan desa memenuhi hal-hal berikut :
a. Bermanfaat bagi ibu atau anak-anak sasaran program, terutama mereka yang
masuk dalam penduduk miskin,
b. Berpotensi tinggi untuk memenuhi ukuran keberhasilan program,
c. Mendesak untuk dilaksanakan,
d. Potensi keberlanjutannya tinggi.
e. Tidak tumpang tindih dengan kegiatan dinas layanan.
Lokakarya dengan penyedia layanan pada dasarnya juga merupakan proses koordinasi
di tingkat kecamatan sekaligus sebagai uji silang antara rencana kegiatan desa
dengan program dari dinas atau instansi terkait agar tidak terjadi tumpang tindih
pendanaan. Agar pelaksanaan lokakarya lebih efektif, maka salinan Form 8 (Daftar
Identifikasi Masalah dan Gagasan) hasil rapat perumusan gagasan dari desa-desa sudah
dikirimkan ke Dinas Pendidikan atau Kesehatan tingkat kecamatan jauh hari sebelum
pelaksanaan lokakarya untuk dipelajari dan diberikan catatan-catatan terhadap rencana
kegiatan desa tersebut. (Pada Form 8 untuk menuliskan hasil perumusan gagasan,
ditambahkan satu kolom “catatan penyedia layanan” di sebelah kanan sebagaimana form
terlampir)
Pelaksanaan lokakarya dapat diiringi dengan kegiatan pameran, festifal budaya,
pemberian penghargaan, bazar dan lain-lain.
Bulan Juli sampai dengan September :
1. Penyusunan Rancangan RKPDesa
Pelaksanaan penyusunan rancangan RKPDesa adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh Tim Penyusun Rancangan RKPDesa guna menyusun rancangan RKPDesa yang akan
disampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPDesa.
Agenda Tim Penyusunan rancangan RKPDesa diantaranya sebagai berikut :
a. Pencermatan pagu indikatif desa
b. Penyelarasan rencana program/kegiatan yang masuk ke desa
c. Pencermatan skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan desa selama 1
(satu) tahun kedepan sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMDesa
d. Menyusun daftar usulan pelaksana kegiatan.
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 16
e. Daftar usulan Pelaksana Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan penyusunan Rancangan RKPDesa dilaksanakan pada bulan Juni sampai
dengan September sebelum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Desa penetapan RKPDesa, paling lambat akhir bulan September.
Penyelenggara :
Tim Penyusun RKPDesa
Peserta :
Tim Penyusun RKPDesa
Keluaran :
a. Daftar usulan kegiatan yang masuk dalam rancangan RKPDesa
b. Pagu indikatif desa (format pagu indikatif)
c. Kegiatan pembangunan yang akan masuk ke desa (format kegiatan pembangunan
yang masuk desa)
d. Daftar usulan Pelaksana Kegiatan
e. Rancangan RKPDesa dan Daftar Usulan RKPDesa
f. Berita Acara Hasil penyusunan rancangan RKPDesa beserta lampirannya
Peran dan Tugas Fasilitator dan Pelaku GSC didesa dalam Penyusunan RKPDesa
Pra Penyusunan RKPDesa :
1. Melakukan advokasi kepada masyarakat desa dan pemerintah desa tentang
pemenuhan Layanan Sosial Dasar di desa
2. Berkoordinasi dengan Kepala desa agar Pelaku GSC di desa menjadi anggota Tim
Penyusun RKPDesa
3. Memastikan dokumen usulan kegiatan GSC dan Layanan Sosial Dasar telah ada
dan lengkap.
4. Berkoordinasi dengan pelaku GSC untuk menjadi anggota Tim Penyusun
RKPDesa
5. Melakukan inventarisasi atas pagu indikatif dan informasi kegiatan yang masuk ke
desa
6. Melakukan verifikasi dan validasi RAB dan Desain Usulan Kegiatan GSC dan
Layanan Sosial Dasar
Pelaksanaan penyusunan RKPDesa:
1. Memastikan pelaku GSC di Desa menjadi anggota Tim Penyusun RKPdesa
2. Memastikan pelaku GSC aktif dalam penyusunan RPKDesa
3. Penyampaian IDM sebagai dasar penyusunan prioritas kegiatan dalam RKPDesa
4. Memastikan usulan kegiatan layanan sosial dasar dibahas dan menjadi prioritas
kegiatan dalam RKPDesa
5. Memastikan pelaku GSC diusulkan menjadi calon Pelaksana Kegiatan APBDesa
Paska Penyusunan RKPDesa
1. Inventarisasi dokumen Rancangan RKPDesa
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 17
2. Bersama Pendamping Desa berkoordinasi dengan Kepala Desa dan Sekretaris
Desa untuk penyusunan rancangan RKPDesa.
2. Musyawarah Rencana Pembangunan Desa
Musyawarah Rencana Pembangunan adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Pemerintah Desa dalam rangka pembahasan dan penetapan RKPDesa.
Musrenbang ini membahas agenda diantaranya :
a) Pembahasan rancangan RKPDesa yang meliputi :
1) rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
2) pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
b) Prioritas program dan kegiatan yang didanai:
1) pagu indikatif Desa;
2) pendapatan asli Desa;
3) swadaya masyarakat Desa;
4) bantuan keuangan dari pihak ketiga; dan
5) bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah
kabupaten/kota.
c) Penilaian prioritas program dan kegiatan berdasarkan pada :
1) peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan Desa;
2) peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;
3) pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan
kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia;
4) pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif;
5) pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi;
6) pendayagunaan sumber daya alam;
7) pelestarian adat istiadat dan sosial budaya Desa;
8) peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan
kebutuhan masyarakat Desa; dan
9) peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga kemasyarakatan Desa.
d) Rancangan Daftar Usulan RKPDesa
Waktu Pelaksanaan :
Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa dilakukan setelah rancangan
RKP selesai, paling lambat bulan September tahun berjalan.
Penyelenggara :
Pemerintah Desa
Peserta :
a. Kepala Desa
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 18
b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
c. Unsur masyarakat, yang terdiri dari :
1) tokoh adat;
2) tokoh agama;
3) tokoh masyarakat;
4) tokoh pendidikan;
5) perwakilan kelompok tani;
6) perwakilan kelompok nelayan;
7) perwakilan kelompok perajin;
8) perwakilan kelompok perempuan;
9) perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan
10) perwakilan kelompok masyarakat miskin.
11) unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat
Keluaran :
a. Penetapan RKPDesa
b. Penetapan Daftar Usulan RKPDesa
c. Rancangan APBDesa (RAPBDesa)
d. Berita Acara musrenbang
e. Peraturan Desa tentang RKPDesa
Peran dan Tugas FK dan Pelaku GSC dalam MusrenbangDesa RKP
Pra Musrenbang:
1. Memastikan dokumen hasil penyusunan Rancangan RKPDesa telah selesai dan
lengkap
2. Memastikan usulan kegiatan GSC dan layanan Sosial Dasar masuk dalam
dokumen Rancangan RKPDesa
3. Berkoordinasi dengan Kepala Desa terkait dengan rancangan Peraturan Desa
tentang RKPDesa
Pelaksanaan Musrenbang:
1. Tersosialisasikannya pelembagaan pembangunan desa.
2. Memastikan pelaku GSC terlibat secara aktif dalam Musrenbang
3. Memastikan usulan kegiatan GSC dan Layanan Sosial Dasar disepakati menjadi
RKPDesa
4. Memastikan pelaku GSC di Desa menjadi calon Pelaksana Kegiatan APBDesa
terutama menjadi calon pelaksana kegiatan GSC dan Layanan Sosial Dasar.
Paska Musrenbang:
1. Melakukan inventarisasi hasil keputusan Musrenbang
2. Inventarisasi Peraturan Desa tentang RKPDesa tahun berikutnya
3. Koordinasi dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa tentang penyusunan
RAPBDesa
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 19
Bulan Juli sampai dengan September :
1. Penyusunan RAPBDesa dan Penetapan Peraturan Desa tentang APBDesa
Atas dasar hasil musrenbang RKPDesa, Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan
Desa APBDesa berdasarkan RKPDesa tahun berkenaan. Selanjutnya Kepala Desa
menyampaikan rancangan Peraturan Desa APBDesa kepada BPM untuk dibahas dan
disepakati bersama.
Penetapan Rancangan Peraturan Desa APBDesa paling lambat bulan Oktober tahun
berjalan.
Peran dan Tugas FK dan Pelaku GSC di Desa dalam penyusunan RAPBDesa
Penyusunan RAPBDesa disusun oleh Sekretaris Desa berdasarkan RKPDesa yang telah
disepakati dalam Musrenbang.
Peran dan tugas FK dan Pelaku GSC:
1. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa dan Sekretaris desa untuk
memastikan hasil-hasil keputusan Musrenbang masuk dalam RAPBDesa
2. Inventarisasi dokumen RAPBDesa
2. Evaluasi APBDesa
Setelah Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) APBDesa disepakati bersama oleh Kepala
Desa dan BPD, selanjutnya Kepala Desa paling lambat dalam waktu 3 (tiga) hari sejak
kesepakatan bersama disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk dievaluasi.
Bupati dalam waktu paling lama 20 (dua puluh) hari sejak diterima, menetapkan hasil
evaluasi atas Raperdes. Selanjutnya atas hasil evaluasi Bupati, Raperdes dinyatakan
berlaku atau terdapat perbaikan.
Peran dan Tugas FK dan Pelaku GSC di Desa dalam Evaluasi APBDesa
1. Berkoordinasi dengan Camat dan Aparat Kecamatan yang menjadi Tim Verifikasi
RAPBDesa
2. Memberikan masukan sebagai bahan dalam verifikasi RAPBDesa
Rangkaian kegiatan di atas dilakukan sebagai dasar pendekatan integrasi perencanaan
pembangunan desa, yang pada tahun berikutnya dikembangkan melalui beberapa
intervensi lanjutan dalam lingkup fasilitasi:
1. Penguatan kelembagaan posyandu
2. Peningkatan kapabilitas penerima manfaat
3. Peningkatan kualitas RPJMDesa
4. Penggalangan potensi sumberdaya kemitraan
5. Penyiapan dan implementasi kegiatan pelayanan lanjutan
6. Pelembagaan pembangunan desa
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 20
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pelaksanaan Kegiatan
Penyiapan Dokumen Pencairan Dana ke KPPN
Sebagai persiapan pelaksanaan kegiatan, pelaku program di tingkat desa dan
kecamatan menyiapan dokumen-dokumen untuk keperluan pencairan dana BLM
Kegiatan yang akan diajukan ke KPPN, yaitu rekapitulasi usulan dari seluruh desa, Surat
Penetapan Camat (SPC-Form 20A)) tentang usulan yang akan didanai program, Surat
Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) antara UPK dengan Pelaksana Kegiatan dan
dokumen-dokumen pencairan dana lainnya (Form 3B). Penerbitan SPC berdasarkan
Hasil Musyawarah Desa Penetapan Kegiatan.
Untuk melaksanakan kegiatan, desa-desa mengajukan pencairan dana ke UPK sesuai
dengan kebutuhannya. Besar dana untuk setiap pengajuan pencairan berdasarkan
Rencana Penggunaan Dana (RPD, Form 23) yang diajukan oleh Pelaksana Kegiatan.
Selain RPD, pelaksana kegiatan juga menyerahkan Laporan Penggunaan Dana (LPD,
Form 23) dan bukti-bukti penggunaan dana sebelumnya ke UPK untuk mendapatkan
pencairan berikutnya. UPK akan melihat kesesuaian dana yang telah diterima oleh desa
dengan progres atau kemajuan kegiatan yang terjadi di lapangan. Penjelasan lengkap
mengenai mekanisme pencairan dan penyaluran dana sebagaimana pada PTO
Penjelasan 5 Pendanaan dan Administrasi Generasi Sehat dan Cerdas.
Dalam tahap pelaksanaan kegiatan juga akan diadakan pengadaan bahan dan alat.
Proses pengadaan bahan dan alat merujuk pada PTO Generasi Sehat dan Cerdas
Penjelasan Pengadaan Barang dan Jasa oleh Masyarakat.
III. MONITORING BULANAN TERHADAP PENCAPAIAN UKURAN
KEBERHASILAN
Pada setiap bulannya, FK bersama KPMD dan tim kerja TPMD akan melakukan monitoring
tingkat pencapaian desa dalam memenuhi seluruh ukuran keberhasilan, yaitu dengan
merekapitulasi kartu perolehan layanan kesehatan ibu anak, pemantauan kesehatan dan
daftar hadir siswa untuk pemantauan bidang pendidikan. Hasil dari rekapitulasi ini akan
diberikan kepada TPMD sebagai bahan evaluasi rutin terhadap pencapaian seluruh ukuran
keberhasilan pada saat rapat bulanan pelaku desa.
IV. RAPAT BULANAN PELAKU DESA
Selama tahap pelaksanaan, TPMD bersama KPMD dan pelaku desa lainnya mengadakan
rapat bulanan untuk membahas dan mengevaluasi hasil setiap pencapaian indikator pada
bulan tersebut. Rapat bulanan sebaiknya diselenggarakan pada awal bulan berikutnya. Hasil
monitoring bulanan dari FK terhadap pencapaian ukuran keberhasilan merupakan bahan
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 21
dalam rapat ini. Dalam rapat bulanan ini juga untuk evaluasi terhadap kinerja anggota TPMD,
pelaksana kegiatan dan KPMD.
V. PERTEMUAN BULANAN KELOMPOK SASARAN PROGRAM
Selama tahap pelaksanaan, kelompok sasaran program yang telah dibentuk melakukan
pertemuan bulanan untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan berbagi
pengalaman diantara mereka. Dalam pertemuan ini, kelompok sasaran juga harus membawa
formulir perolehan layanan, buku KIA, KMS untuk dikumpulkan perolehan layanan yang
sesuai pada bulan tersebut. Pertemuan kelompok sasaran dilakukan diakhir bulan.
VI. REVISI KEGIATAN
Dalam proses perencanaan kegiatan yang berawal dari Musdus, Pendataan Sasaran Program,
Focus Interes Group Discusion (Diskusi Terarah Kelompok Sasaran-DTKS), Rapat TPMD,
sangat memungkinkan terjadi perubahan terhadap kondisi awal/revisi baik terhadap
Pemanfaat, Kegiatan maupun Volume. Demikian juga dari hasil monitoring dan rapat
evaluasi bulanan jika diperlukan adanya perubahan oleh sebab kekeliruan di lapangan,
kejadian luar biasa (wabah) terhadap sasaran program atau terjadinya bencana alam dan
lain-lain, maka bisa dilakukan revisi kegiatan. Kondisi ini tidak dapat dihindari, sehingga perlu
di pahami penyebab, teknis maupun administrasi revisi kegiatan. Pemahaman yang baik
tentang revisi kegiatan ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kesalahan prosedur,
kesalahan intervensi maupun penyimpangan dana.
a. Penyebab Revisi Kegiatan
Revisi Kegiatan dapat dilakukan bilamana ada 6 penyebab seperti dibawah ini :
1) Terjadi Perubahan Harga ( harga naik maupun turun )
Perubahan harga barang/material ini sering sekali terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan, yang mana dapat terjadi harga barang lebih tinggi maupun lebih rendah
dari harga Rencana Anggaran Biaya (RAB).
2) Selisih harga Hasil Lelang :
Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa, terjadi selisih harga penawaran
terhadap harga RAB (Rencana Anggaran Biaya). Harga lelang biasanya lebih kecil
dari harga RAB.
3) Terjadi Kesalahan perencanaan (data pemanfaat tidak akurat dan jenis kegiatan
tidak berkualitas/tidak sesuai tujuan dan indikator program)
Pada saat pelaskanaan kegiatan data pemanfaat tidak akurat atau jumlah pemanfaat
yang tercantum pada RAB tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya. Atau bisa
saja ditemukan usulan kegiatan yang tidak menjawab akar masalah dan tidak sesuai
indikator program, dimana usulan kegiatan ini perlu di koreksi.
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 22
4) Terjadi Perubahan Pemanfaat (dari Bayi menjadi balita, atau Ibu Hamil ke bayi dll).
Pada saat pelaksanaan kegiatan, sering terjadi perubahan pada sasaran program
yang sudah menjadi pemenfaat, misalnya Ibu hamil sudah melahirkan dan menjadi
bayi, bayi menjadi balita, atau juga kasus Gizi buruk sudah tertangani dan menjadi
Gizi baik dan lain-lainnya.
5) Kegiatan yang direncanakan ternyata sudah dibiayai oleh Program lain pada saat
pelaksanaan kegiatan
Pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung, pemanfaat yang didanai oleh
Generasi Sehat dan Cerdas sudah di danai oleh program pemerintah atau program
sejenis. Misalnya Transportasi Guru atau Bidan sudah di danai oleh program
pemerintah, maka perlu direvisi kegiatan tersebut agar tidak tumpang tindih.
6) Kejadian Luar biasa ( Force majeour / Bencana Alam ) :
Pada saat pelaksanaan kegiatan terjadi kejadian luar biasa, misalnya terjadi bencana
banjir dan merusak material untuk pemenfaat yang sudah dibelanjakan oleh
Pelaksana Kegiatan (PK).
b. Mekanisme /Prosedur Revisi Kegiatan :
1) Mengidentifikasi kegiatan/pekerjaan yang direvisi (Jenis Revisi)
2) Pembahasan Revisi Kegiatan dilakukan pada Forum Rapat Pelaku Desa (TPMD, FD
dan PK ) bersama FK dan secara terbuka ada pemberitahuan kepada masyarakat
3) Dibuat Berita Acara (BA) Pelaksanaan Revisi Kegiatan, Daftar Hadir dan Notulen
Rapat, BA Revisi Kegiatan serta RAB Revisi
4) BA Revisi kegiatan di tembuskan ke Fasilitator Kabupaten
c. Administrasi Pendukung Revisi Kegiatan :
1) BA Musyawarah Desa Revisi, Notulen dan Daftar hadir
2) BA Revisi kegiatan (Form terlampir)
3) RAB (Rencana Anggaran Biaya) detail
4) Kronologis Revisi (jika perlu)
d. Penting diperhatikan :
1) Dalam revisi kegiatan, jenis kegiatan pengganti harus benar-benar menjawab
kebutuhan masyarakat sebagaimana yang telah dihasilkan melalui Diskusi Terarah
Kelompok Sasaran.
2) Revisi kegiatan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan yang berbeda, tetapi tetap
harus mendorong peningkatan pencapaian ukuran keberhasilan Program.
3) Memprioritaskan Pemanfaat Non User (belum dapat layanan).
4) Perubahan atau revisi tanpa adanya Berita Acara Revisi merupakan kelalaian atau
pelanggaran.
5) Perubahan kegiatan akibat revisi di cantumkan pada Form 9c diakhir kegiatan
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 23
Form Berita Acara Revisi Kegiatan
Generasi Sehat dan Cerdas
BERITA ACARA REVISI KEGIATAN
GENERASI SEHAT DAN CERDAS
No Kegiatan Yang
Direvisi
Kondisi Sebelum
Direvisi
Kondisi Setelah
Direvisi
Alasan Revisi
Dibuat oleh : Diverifikasi oleh : Mengetahui :
(TPMD) (KPMD) (PK)
(FK)
(PJOK)
VII. PENGGANTIAN PELAKU DESA
Pelaku desa seperti TPMD, pelaksana kegiatan dan KPMD dimungkinkan untuk diganti
dengan orang lain apabila yang bersangkutan dinilai tidak mampu atau lalai melaksanakan
tugasnya. Penggantian pelaku desa berdasarkan atas rekomendasi hasil rapat evaluasi
bulanan, dan dilakukan melalui proses musyawarah desa dengan mengangkat kembali
calon-calon yang telah ada berdasarkan peringkat tertinggi pada saat pemilihan pelaku
desa.
VIII. KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANTAR DESA (PAD)
Selama tahapan pelaksanaan kegiatan, akan dilaksanakan proses pemeriksaan secara
eksternal dari orang luar desa maupun secara internal oleh pelaku program itu sendiri,
melalui kunjungan pemeriksaan antar desa.
Tujuan pemeriksaan antar desa adalah untuk mendorong transparansi dan
pertanggungjawaban pengelolaan dana program, terutama kesesuaian perhitungan capaian
desa terhadap ukuran keberhasilan, serta membantu kesiapan desa menghadapi pemeriksa-
pemeriksa yang datang ke desa untuk melakukan audit (audit eksternal).
Beberapa hal dilakukan dalam pelaksanaan kunjungan pemeriksaan antar desa:
a. Setiap desa memeriksa dan diperiksa oleh desa lain. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
berputar. Contoh mekanisme pemeriksaan di kecamatan dengan 4 desa yaitu: Desa 1
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 24
memeriksa Desa 2, Desa 2 memeriksa Desa 3, Desa 3 memeriksa desa 4, dan Desa 4
memeriksa Desa1.
b. Kunjungan pemeriksaan antar desa akan dilakukan setiap 4 bulan sekali selama
pelaksanaan kegiatan dengan memutar komposisi pemeriksaannya berbeda dengan
komposisi pemeriksaan sebelumnya. Misalnya: Desa 1 memeriksa desa 3, desa 2
memeriksa desa 4, desa 3 memeriksa desa 1, dan desa 4 memeriksa desa 2.
c. Dalam kunjungannya, tim suatu desa akan memeriksa hal-hal berikut:
Laporan kegiatan kesehatan dan pendidikan yang dilakukan,
Jumlah bukti layanan kesehatan yang telah ditandatangai oleh bidan/petugas
kesehatan dan dibandingkan dengan pemeriksaan yang dicatat di dalam buku
KIA/KMS (Form 13),
Jumlah layanan kegiatan konseling perawatan kehamilan dan gizi serta kegiatan
pengasuhan dan pemenuhan gizi balita,
Dalam PAD ke-1 dilihat jumlah awal siswa putus sekolah. Pada PAD ke-1 tahun
berikutnya dilihat jumlah sisa putus sekolah yang kembali bersekolah (termasuk
anak yang berkebutuhan khusus)
Tim pemeriksa akan memberikan hasil pemeriksaannya kepada pengelola kegiatan
desa yang diperiksa, dengan tembusan ke FK. Selanjutnya hasil pemeriksaan
tersebut akan menjadi bahan pertimbangan pada saat proses penilaian kegiatan.
Catatan
Hasil kunjungan pemeriksaan antar desa dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana
dalam lampiran formulir (Form 4A)
IX. PEMERIKSAAN/AUDIT EKSTERNAL
Audit eksternal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar, seperti dari BPKP, misi
supervisi dari program, dan lain-lain. Mekanisme audit dilakukan baik secara acak maupun
diarahkan pada lokasi/ kejadian tertentu.
X. AUDIT INTERNAL
Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh internal pelaku program untuk
memberikan penilaian ketaatan terhadap pelaksanaan program yang di atur dalam petunjuk
teknis, panduan-panduan dan kebijakan lain yang dibuat Program Generasi Sehat dan
Cerdas.
Pelaksanaan Audit internal dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Audit Internal dan Panduan Pelaksanaan Audit Internal Generasi Sehat dan Cerdas dan
dalam hal ini diatur melalui SOP dan Panduan Audit Internal tersendiri.
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 25
XI. MUSYAWARAH DESA PERTANGGUNGJAWABAN
Musyawarah desa pertanggungjawaban merupakan forum untuk penyampaian
laporan pertanggungjawaban keuangan dan hasil pelaksanaan kegiatan oleh
Pengelola Kegiatan (PK) kepada masyarakat desa. Musyawarah Pertanggungjawaban
dilakukan secara bertahap minimal dua kali dilaksanakan bersamaan dengan musyawarah
tahapan perencanaan.
Agenda yang dibahas dalam musyawarah pertanggungjawaban diantaranya :
a. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan
oleh pelaksana kegiatan kepada forum musyawarah desa (Form LP2K dan Realisasi Fisik
dan Biaya, Form 27B).
b. Pembahasan laporan hasil pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan, untuk
memastikan bahwa penggunaan dana sesuai dengan peruntukannya.
c. Laporan TPMD tentang pelaksanaan kegiatan dan hasil pencapaian indikator
keberhasilan kepada forum musyawarah desa
d. Penyampaian rencana kegiatan bulan berikutnya dan rencana kegiatan
pengembangan.
Waktu Pelaksanaan :
Disarankan bisa bersamaan dengan pelaksanaan musyawarah desa lainnya.
Penyelenggara :
BPD difasilitasi oleh Pemerintah Desa didampingi oleh KPMD
Peserta :
BPD, Pemerintah Desa, TPMD, PK dan masyarakat lainnya
Keluaran :
Form 4A, Berita Acara Hasil Musyawarah
XII. MUSYAWARAH DESA SERAH TERIMA (MDST)
Musyawarah Desa Serah Terima (MDST) merupakan bentuk pertanggungjawaban
Pelaksana Kegiatan selaku pengelola dana dan kegiatan di tingkat desa. Kegiatan MDST
bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari sehingga hasil kegiatan
yang telah dilaksanakan dapat diterima oleh masyarakat. Kegiatan MDST dilaksanakan bila
pelaksanaan kegiatan dan keuangan telah mencapai 100%. Form-form yang digunakan
dalam tahapan ini sama dengan yang dipakai dalam form-form dalam kegiatan Musyawarah
Pertanggungjawaban. Hasil MDST dituangkan dalam berita acara.
a. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan
oleh pelaksana kegiatan kepada forum musyawarah desa (Form LP2K dan Realisasi Fisik
dan Biaya, Form 27B)
b. Pembahasan laporan hasil pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan, untuk
memastikan bahwa penggunaan dana sesuai dengan peruntukannya
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 26
c. Laporan TPMD tentang pelaksanaan kegiatan dan hasil pencapaian indikator
keberhasilan kepada forum musyawarah desa
d. Pertanggungjawaban Dana Operasional Desa
e. Penyampaian laporan realisasi dan biaya
f. Laporan penyaluran dan penggunaan dana
Waktu Pelaksanaan:
Kegiatan MDST dilakukan secara bersamaan dengan agenda musyawarah di desa lainnya
Penyelenggara:
BPD difasilitasi oleh Pemerintah Desa didampingi oleh KPMD
Peserta:
BPD, Pemerintah Desa, TPMD, PK dan masyarakat lainnya
Keluaran:
Form 4A, Berita Acara Hasil Musyawarah
XIII. PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT KABUPATEN DAERAH
Tahapan kegiatan di tingkat Kabupaten merupakan serangkaian kegiatan fasilitasi, mediasi
dan advokasi perencanaan pembangunan di tingkat kabupaten yang bertujuan untuk
mendorong keberpihakan anggaran dan kebijakan terhadap isu-isu peningkatan kualitas
pelayanan sosial dasar bagi masyarakat miskin. Untuk itu maka fasilitator GSC di tingkat
kabupaten berkewajiban untuk terlibat dalam proses perencanaan pembangunan daerah,
mampu melakukan fungsi-fungsi lobi, negosiasi dan advokasi, serta mendorong komitmen
daerah yang lebih nyata terhadap pengarusutamaan pelayanan sosial dasar.
Selain itu, pendampingan terhadap pemerintah daerah difokuskan pada para pelaku yang
terkait langsung dengan pelayanan sosial dasar bidang pendidikan dan kesehatan (seperti
Bappeda, Dinas PMD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Forum Multistakeholders)
dalam rangka mendorong terwujudnya pengintegrasian perencanaan pembangunan desa
dengan sistem perencanaan di daerah melalui Rencana Aksi Daerah bidang Pelayanan Sosial
Dasar (RAD PSD), sehingga prioritas usulan peningkatan kualitas pelayanan sosial dasar
dapat terpenuhi secara berkesinambungan. Rangkaian kegiatan GSC di tingkat kabupaten
diharapkan dapat terus berlanjut dalam sebuah siklus yang menjadi bagian penting dalam
sistem perencanaan pembangunan di daerah.
Pelaksanaan kegiatan GSC lokasi BLM Kegiatan di tingkat pemerintah daerah memiliki peran
strategis untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah serta
memastikan terjadinya keberlanjutan upaya peningkatan kualitas pelayanan sosial dasar
secara komprehensif. Untuk itu maka beberapa agenda utama yang didorong dapat terjadi
melalui pelaksanaan kegiatan di tingkat pemerintah daerah meliputi:
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 27
1. Persiapan dan Orientasi Perencanaan Desa
2. Penyusunan RAD PSD
3. Penguatan Musrenbang Kabupaten
4. Mendorong efektivitas Forum SKPD
5. Mendorong terlaksananya hearing DPRD
6. Penyusunan regulasi daerah terkait pelayanan sosial dasar
7. Menggalang potensi jejaring kemitraan
Adapun tahapan kegiatan GSC di lokasi BLM Kegiatan yang dilakukan di tingkat kabupaten
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan dan Orientasi Perencanaan Desa
Dalam mendorong upaya pemenuhan layanan dasar oleh semua pihak perlu dilakukan
konsolidasi semua pihak dalam menyusun aktifitas perencanaan secara integral dan
sinergis, untuk itu perlu dilakukan persiapan dan sosialiasi dengan baik pada semua
tingkatan pemerintahan. Di Kabupaten perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Identifikasi data layanan dasar
- Identifikasi rencana kerja SKPD tahun berjalan
- Menginventarisasi program-program pendidikan/kesehatan yang telah atau sedang
berjalan di desa/kecamatan
- Sosialisasi skenario integrasi GSC dalam perencanaan desa
- Menyusun bersama dengan SKPD dan pihak terkait dengan perencanaan desa
- Sosialisasi Indeks Desa Membangun (IDM) dan kebijakan program lainnya.
Keluaran :
- Adanya kesepahaman atas pengarusutamaan PSD dalam perencanaan
pembangunan daerah
- Teridentifikasikannya rencana kerja SKPD terkait dengan layanan dasar terutama
bidang pendidikan dan kesehatan
- Ditetapkannya jadwal perencanaan desa di tingkat Kabupaten.
2. Penyusunan Rencana Aksi Daerah Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar.
Dalam pelaksanaan pelayanan sosial dasar yang meliputi bidang 1) pelayanan sosial
dasar; 2) kesejahteraan masyarakat; 3) adat dan budaya; 4) perlindungan sosial; 5) akses
informasi masyarakat desa; termasuk didalamnya memperkuat instrumen Generasi Sehat
dan Cerdas sebagai peta jalan (road map) bagi keterpenuhan hak dan kebutuhan dasar
masyarakat Desa perlu dijabarkan oleh daerah dalam bentuk RAD PSD sesuai dengan
kondisi dan permasalahan serta kemampuan daerah masing-masing.
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 28
Dengan rencana aksi tersebut diharapkan pihak-pihak terkait di kabupaten memiliki
komitmen dan kejelasan dalam perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan
untuk peningkatan pelayanan sosial dasar.
Tujuan :
Penyusunan RAD PSD ditujukan untuk memberikan panduan bagi daerah untuk
menyusun dokumen rencana aksi keberpihakan seluruh pemangku kepentingan
pelaksanaan kebijakan pelayanan sosial dasar di desa.
Dokumen yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAD PSD
a. Data Indeks Desa Membangun (IDM)
b. RPJMD
c. Renstra SKPD
d. Renja SKPD
Langkah Penyusunan RAD PSD
Penyusunan RAD PSD dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penetapan Tim Pengarah dan Kelompok Kerja, Tim dapat menggunakan struktur
yang ada atau membentuk yang baru yang terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PMD,
Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Camat, Kepala Desa, unsur Perguruan Tinggi,
Lembaga Non Pemerintah dll.
2. Melakukan sidang pleno pertama untuk membahas langkah-langkah penyusunan
3. Masing-masing Pokja menyusun draft RAD PSD dengan tahapan :
a. Identifikasi tujuan, target dan indikator capaian IDM masing-masing wilayah
b. Menetapkan program dan kegiatan/tindakan prioritas terkait dengan
pencapaian peningkatan layanan sosial dasar.
c. Menetapkan indikator dan target pencapaiannya terkait dengan
kegiatan/tindakan yang dilakukan dalam pencapaian masing-masing target.
d. Menetapkan alokasi anggaran yang dibutuhkan dan sumber pendanaan dalam
pelaksanaan program, kegiatan dan tindakan yang dilakukan.
4. Melaksanakan sidang pleno kedua antar pokja dengan menyajikan draft RAD PSD
(narasi dan matrik) untuk dibahas secara lintas pokja (workshop)
5. Penyempurnaan dan finalisasi draft RAD PSD berdasarkan masukan hasil sidang
pleno kedua.
6. Pengesahan RAD PSD dalam bentuk Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala
Daerah.
7. Sosialisasi RAD PSD kepada seluruh pemangku kepentingan.
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 29
Pembiayaan
Seluruh kebutuhan pembiayaan dalam rangka proses penyiapan dan pelaksanaan RAD
PSD menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan dana dari penyesuaian alokasi
workshop Kabupaten dari Dana Urusan Bersama GSC.
Pengorganisasian
Organisasi penyusunan RAD PSD terdiri dari Tim Pengarah dan Kelompok Kerja masing-
masing bidang, dengan tugas dan susunan anggota sebagai berikut :
Tim Pengarah : Tim Pengarah terdiri dari unsur pimpinan daerah yang memberikan
arahan terhadap penyusunan RAD PSD, dengan susunan Tim Pengarah terdiri atas :
- Penanggung Jawab : Kepala Daerah
- Sekretaris : Kepala Bappeda
- Anggota : Kepala Dinas Terkait
Kelompok Kerja, merupakan tim teknis yang bertanggung jawab dalam proses
penyusunan RAD PSD. Organisasi masing-masing kelompok kerja terdiri dari Ketua,
Sekretaris, dan Anggota.
Kelompok Kerja RAD PSD dibentuk sesuai dengan kebutuhan pembidangan kegiatan
Peningkatan Layanan Sosial Dasar.
Uraian Tugas
1. Tim pengarah :
a. memberikan arahan dalam pelaksanaan koordinasi penyusunan RAD PSD;
b. memberikan arahan dan masukan kepada tim teknis (Kelompok Kerja) mengenai
substansi penyusunan pedoman RAD PSD;
c. memberikan arahan mengenai kebijakan yang diharapkan dalam menyusun
rekomendasi untuk penyusunan RAD PSD;
d. menyampaikan laporan kegiatan penyusunan pedoman RAD PSD kepada
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
2. Kelompok Kerja :
a. bertanggung jawab terhadap kegiatan penyusunan RAD PSD sesuai dengan
bidang tugasnya;
b. membuat jadwal dan rencana kerja kegiatan kelompok kerja sesuai dengan
bidang tugasnya;
c. melakukan pencarian, pengumpulan bahan, data dan informasi yang dibutuhkan
termasuk melakukan studi kepustakaan dan wawancara kepada pihak terkait
dalam rangka penyusunan RAD PSD;
d. melakukan analisa situasi layanan sosial dasar di tingkat kabupaten dan upaya-
upaya yang telah dilakukan;
e. melakukan identifikasi faktor-faktor penentu pencapaian IDM sesuai dengan
bidang tugasnya;
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 30
f. menyusun RAD PSD sesuai dengan sistematika dan diserahkan kepada
sekretariat tim pengarah untuk dikonsolidasikan dengan hasil pokja lainnya;
g. sosialisasi RAD PSD kepada seluruh pemangku kepentingan di daerah.
Mekanisme Kerja
1. Tim pengarah mengadakan rapat sesuai keperluan selama penyusunan RAD PSD;
2. Pokja mengadakan rapat sesuai dengan keperluan selama penyusunan RAD PSD;
3. Kepala Bappeda sebagai sekretaris tim pengarah bertugas untuk mengkonsolidasikan
RAD PSD hasil pokja;
4. Draft yang sudah disusun oleh tim RAD PSD dikonsultasikan dengan Bupati untuk
ditetapkan.
3. Penguatan Musrenbang Kabupaten
Musrenbang Kabupaten adalah tahapan akhir perencanaan di tingkat kabupaten.
Hasil‐hasil Musrenbang dimaksud akan disusun menjadi Rancangan APBD. Oleh sebab
itu, harus dilakukan berbagai upaya untuk memastikan prioritas usulan yang
dihasilkan Musrenbang kecamatan diserap oleh SKPD teknis serta memastikan dokumen
RAD PSD sebagai dasar RKPD. Agenda yang harus dilakukan, antara lain :
1. Mendorong Pemerintah Kabupaten membentuk peraturan daerah tentang
Pelayanan Sosial Dasar, pro aspirasi masyarakat desa.
2. Melakukan pendekatan/upaya politis agar kalangan DPRD mendukung aspirasi
masyarakat desa dalam Musrenbang Kabupaten.
3. Mempersiapkan dan membekali utusan kecamatan yang akan mengikuti
Musrenbang Kabupaten.
4. Mendorong Efektivitas Forum SKPD
Forum SKPD yang diselenggarakan sebelum pelaksanaan Musrenbang Kabupaten,
dimaksudkan untuk menyelaraskan Renja SKPD dengan hasil‐hasil Musrenbang
Kecamatan. Hasil dari Forum SKPD dimaksud sebagai bahan pembahasan pada
Musrenbang Kabupaten. Untuk mengoptimalkan proses dan hasil Forum SKPD, maka
dalam kerangka kerja pengintegrasian perlu dilakukan pembaharuan pola
pembahasan dalam Forum SKPD dengan melibatkan secara aktif perwakilan masyarakat.
5. Mendorong Terlaksananya Hearing DPRD
a. Dengan kewenangan yang dimiliki di bidang anggaran, legislasi, dan pengawasan,
maka DPRD kabupaten memiliki fungsi dan peran yang signifikan (menentukan)
dalam merumuskan kebijakan pembangunan, peraturan perundangan dan
pendayagunaan anggaran daerah.
b. Agar kewenangan yang dimiliki DPRD tersebut dapat mendukung integrasi
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 31
program, maka masyarakat harus intensif menyampaikan aspirasi kepada anggota
DPRD kabupaten agar kebijakan publik lebih responsif dan berpihak kepada aspirasi
masyarakat.
c. Untuk tujuan tersebut, masyarakat harus difasilitasi melakukan hearing atau dengar
pendapat dengan kalangan DPRD (Anggota, Komisi, Fraksi dan Pimpinan DPRD).
d. Memastikan pengawalan usulan oleh Anggota DPRD.
Usulan kegiatan yang sudah diproses melalui Musrenbang Desa sampai dengan
Musrenbang Kabupaten, perlu dikawal pada tahap pembahasan RAPBD pada
sidang‐sidang DPRD. Dengan demikian, perlu dilakukan berbagai upaya untuk
memastikan DPRD mengawal usulan kegiatan yang dihasilkan melalui proses
perencanaan partisipatif (Musrenbang) serta mengalami penyelarasan sebelumnya
dengan jalur teknokratis dan politis. Efektivitas pengawalan dimaksud terlihat dari
seberapa banyak usulan kegiatan hasil Musrenbang Desa terserap dalam APBD
Dalam konteks implementasi UU Desa, maka seluruh tahapan GSC di lokasi BLM Kegiatan ini
memiliki peran strategis dalam:
1. Memastikan setiap Desa mampu menyusun RPJMDesa, RKPDesa dan APBDesa secara
partisipatif serta dilakukan pencermatan ulang dari tingkat basis melalui Pengkajian
Keadaan Desa (PKD);
2. Memastikan isu-isu pokok pelayanan sosial dasar hasil PKD masuk dalam daftar usulan
RKPDesa;
3. Pengalokasian prioritas dana desa untuk kegiatan pelayanan sosial dasar;
4. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam advokasi pembangunan di desa dan
kecamatan;
5. Mewujudkan kemandirian kelembagaan lokal dalam peningkatan pelayanan sosial dasar
secara keberlanjutan; dan
6. Penguatan modal sosial dan pembelajaran kepranataan berbasis lokal.
XIV. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
Untuk mendalami efektivitas proses tahapan serta hasil kegiatan maka diperlukan
pengendalian dalam bentuk pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Pemantauan, evaluasi dan
pelaporan merupakan sebuah kegiatan terpadu dalam rangka pengendalian suatu program
yang dilakukan secara sistematis dan periodik sebagai upaya peningkatan capaian kinerja
GSC. Hal tersebut penting dilakukan untuk meninjau kembali kegiatan yang sedang berjalan
dan yang sudah dilaksanakan melalui proposal kegiatan dan pelaporan hasil kegiatan agar
dapat mendorong pencapaian target keberhasilan program.
Kegiatan pemantauan lebih terfokus pada pengawasan kegiatan yang sedang dilaksanakan.
Pemantauan dilakukan dengan cara memperoleh informasi secara reguler berdasarkan
indikator tertentu untuk mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai
dengan rencana dan prosedur yang telah disepakati. Indikator pemantauan mencakup esensi
aktivitas dan target yang ditetapkan pada awal perencanaan program. Apabila pemantauan
ini dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam menjaga proses pelaksanaan kegiatan
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 32
tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program), dan memberikan informasi
kepada pengelola program bilamana terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai
masukan dalam melakukan evaluasi.
Sedangkan evaluasi lebih tertuju pada penilaian terhadap hasil suatu program. Evaluasi
dilakukan secara periodik merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan,
menganalisis, dan menafsirkan data untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan
suatu program, serta untuk mengetahui komponen program mana yang berhasil dan mana
yang tidak berhasil. Hal ini dapat dipakai sebagai bahan koreksi untuk perbaikan ataupun
pengambilan keputusan dalam menentukan arah kebijakan program mendatang. Evaluasi
dapat dilakukan secara formative (dilakukan selagi program masih berjalan) dengan tujuan
untuk memperbaiki strategi pelaksanaan program, ataupun secara summative yang
dilakukan setelah program selesai sebagai bahan pembelajaran bagi pelaksanaan program
sejenis di masa mendatang.
Dan pelaporan merupakan produk akhir hasil kegiatan yang disusun secara sistematis dan
periodik untuk menggambarkan capaian hasil kegiatan, realitas kendala dan tantangan, serta
rekomendasi dan rancangan kegiatan tindaklanjut yang diperlukan.
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada pelaksanaan GSC di lokasi BLM Kegiatan
adalah sebagai berikut:
a. Pemantauan/Monitoring
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas
objektif program serta memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran
dengan melibatkan perhitungan atas apa yang dilakukan serta melibatkan pengamatan
atas kualitas dari layanan yang diberikan.
Beberapa jenis pemantauan/monitoring yang dilakukan dapat berupa:
1. Pemantauan oleh masyarakat yang dilakukan secara mandiri dan partisipatif, baik
yang terkait langsung dengan program maupun oleh unsur lainnya seperti LSM,
perguruan tinggi dan sebagainya. Pemantauan oleh masyarakat ini dapat dilakukan
dan dibahas hasilnya melalui instrumen khusus sebagai bahan evaluasi, diskusi-
diskusi homogen maupun heterogen yang rutin dan terarah, serta pengawasan
proses kegiatan dari BLM Kegiatan maupun DOK.
2. Pemantauan oleh pemerintah tingkat pusat dan daerah sebagai pengendali program
dan katalisator pemberdayaan masyarakat melalui program yang dilaksanakan untuk
memastikan sasaran dapat tercapai dengan mematuhi prinsip-prinsip yang
diberlakukan. Secara berkala, akan diturunkan misi supervisi, monitoring bersama dan
kunjungan lapangan oleh pejabat pemerintah serta unsur terkait lainnya (lembaga
donor, konsultan, dan sebagainya) ke lokasi program.
3. Pemantauan oleh konsultan/fasilitator di tingkat pusat dan daerah yang
bertanggungjawab terhadap pendampingan program hingga di tingkat masyarakat
desa, untuk memantau perkembangan keuangan dan memastikan kegiatan sesuai
rencana masyarakat dan target program sekaligus menyampaikan laporan kinerja
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 33
proyek secara periodik. Selain itu audit internal juga dilakukan untuk mengetahui
akuntabilitas pelaksanaan program.
Mekanisme pemantauan harus berbasis data dan berorientasi pada target
keberhasilan dengan menggunakan instrumen khusus serta pelaporan yang
menjelaskan temuan positif dan negatif serta rekomendasi yang aplikatif dan setiap
triwulan diterbitkan surat edaran terkait identifikasi tren temuan dan kemajuan
penanganannya agar dapat meminimalisir temuan sejenis yang berulang.
Pelaksanaan pemantauan dilakukan secara dinamis dan kondisional, namun harus
terkoordinasi dengan Satker GSC di tingkat daerah serta harus dilakukan wrap up
meeting yang diikuti oleh Satker dan fasilitator pengendali di tingkat kabupaten dan
kecamatan untuk mendiskusikan beberapa hasil temuan sebelum dibuat kesimpulan
oleh tim monitoring dan laporannya disampaikan kepada parapihak terkait.
Pemantauan dan uji petik hasil kegiatan dilakukan sesuai kebutuhan dan
permasalahan pendampingan yang dihadapi di lapangan. Kewajiban atas pemantauan
dan uji petik hasil kegiatan yang dilakukan oleh konsultan/fasilitator pada setiap
tahapan kegiatan di tingkat pusat sebanyak 1% desa, di tingkat provinsi sebanyak 5%
desa, di tingkat kabupaten sebanyak 30% desa, dan di tingkat kecamatan sebanyak
100% desa. Kecamatan dan desa lokasi kunjungan yang dilakukan oleh pusat dan
provinsi harus sama dengan yang telah dikunjungi oleh Fasilitator tingkat kabupaten
dalam 3 bulan terakhir.
4. Pemantauan/pemeriksaan oleh Auditor Independen sebagai petugas yang memiliki
wewenang dalam pemeriksaan seluruh program yang bersumber dari pemerintah.
Untuk menjamin akuntabilitas pelaksanaan program, lembaga donor mewajibkan
adanya pemeriksaan oleh auditor independen yang dilakukan secara berkala setiap
tahun. Selain itu, dari pihak pemerintah secara berkala maupun insidentil melakukan
pemeriksaan melalui Badan Pengawas Keuangan (BPK), Inspektorat dan Badan
Pengawas Daerah.
b. Evaluasi
Evaluasi adalah penggunaan metode penelitian sosial yang secara sistematis
menginvestigasi efektifitas program serta menilai kontribusi program terhadap
perubahan (goal/objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau perluasan
program (rekomendasi). Evaluasi dilaksanakan dengan mereview laporan dan
mewawancarai sejumlah pihak yang terkait dengan program. evaluasi lebih banyak
mengacu pada dokumen program dan pendapat pelaksana program.
Evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan GSC di lokasi BLM Kegiatan meliputi:
1. Evaluasi Keluaran (Output), yaitu evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana
peningkatan akses layanan kesehatan dan pendidikan yang terjadi dengan
membandingkan kondisi saat ini setelah berjalannya program (tahunan)
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Dasar pengukuran dan evaluasi ini dari
Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 34
hasil survey dasar (baseline survei) yang telah dilakukan oleh Satker Generasi Sehat
dan Cerdas Pusat. Evaluasi ini dapat dilakukan berbagai pihak, baik penangung jawab
program maupun pihak-pihak lain secara independen.
2. Evaluasi Dampak (Impact), yaitu untuk mengetahui keberhasilan program perlu
dilakukan evaluasi dampak. Evaluasi dampak biasanya dilakukan di pertengahan atau
akhir program yang dilakukan oleh Satker/Lembaga donor melalui lembaga/pihak
yang independen.
3. Studi Khusus (Tematik), yaitu Untuk mempertajam hasil pemantauan dan evaluasi
juga dilakukan studi/survey khusus (tematik). Survey ini bisa dilakukan oleh pengelola
program maupun oleh pihak ketiga.
c. Pelaporan
Agar dapat diperoleh laporan yang lengkap dan informatif, maka materi pelaporan yang
disajikan minimal harus memperlihatkan 6 (enam) hal penting, yaitu :
1) Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan;
2) Pencapaian sasaran dan atau target dari kegiatan yang sedang dilaksanakan;
3) Gambaran kemajuan dari pelaksanaan kegiatan pada saat laporan dibuat;
4) Target dan realisasi biaya dari kegiatan yang sedang dilaksanakan;
5) Kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk tindak lanjutnya; dan
6) Gambaran dan atau tingkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program.
Pelaporan konsultan/fasilitator disampaikan secara periodik setiap bulan kepada pihak di
atasnya untuk diverifikasi dan dapat menjadi dasar evaluasi kinerja.
XV. PENUTUP
Panduan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan GSC di lokasi BLM Kegiatan agar dapat
berjalan efektif dan mencapai target yang diharapkan. Bila terdapat hal-hal yang belum
dimuat dalam panduan ini akan diatur kemudian.
Plt. DIREKTUR JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA,
TAUFIK MADJID, S.Sos, M.Si
Pembina Utama Muda NIP. 19710701.199903.1.0130