kementerian koordinator bidang perekonomian … · merupakan mesin pertumbuhan ekonomi, dan...
TRANSCRIPT
1
Bandung, 12 November 2018
Oleh:I Ktut Hadi Priatna, SH, LLM
Kepala Biro Hukum, Persidangan, dan HumasKemenko Perekonomian
PELAKSANAAN SISTEM ONLINE SINGLE
SUBMISSION&
POKOK POKOK PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN
2018
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
PERTUMBUHAN EKONOMI TW. 2 -2018
0,1
1,0
1,2
1,8
1,8
2,7
2,8
3,2
3,6
3,7
4,1
5,4
7,9
10,2
13,0
13,6
19,8
3,9
7,1
7,6
8,9
9,2
3,1
5,7
4,9
7,2
6,1
3,0
8,6
2,2
5,7
5,2
4,8
4,0
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial
Pengadaan Listrik dan Gas
Jasa Perusahaan
Jasa lainnya
Real Estate
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
Jasa Pendidikan
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial…
Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Transportasi dan Pergudangan
Pertambangan dan Penggalian
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda…
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan
Industri Pengolahan
YoY
Distribusi
PDB berdasarkan Lap. Usaha Tw. 2-2018 (%yoy)
Source: BPS 3
5,124,94 4,93
5,05
4,82 4,74 4,77
5,17
4,92
5,185,01 4,94 5,01 5,01 5,06
5,195,06
5,27
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2014 2015 2016 2017 2018
5.075.034.885.015.56 5.17
KONSUMSI LNPRT
EKSPOR
PMTBKONSUMSI RUMAH TANGGA
KONSUMSI PEMERINTAH
IMPOR
5,14 %YoY (growth)
55,43 % (dist.)
5,26 %YoY (growth)
8,50 % (dist.)
15,17 %YoY (growth)
20,87 % (dist.)
5,87 %YoY (growth)
31,15 % (dist.)
7,70 %YoY (growth)
20,35 % (dist.)
8,71 %YoY (growth)
1,21 % (dist.)
PDB berdasarkan Pengeluaran Tw. 2-2018 (%yoy)
Di tengah tingginya ketidakpastian ekonomi global, fundamental ekonomi Indonesia masihbaik. Pada Tw2-2018 ekonomi Indonesia masih meningkat sebesar 5,27% (yoy).
4
PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA
Groos Domestic Bruto 2013 – 2018*
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Indonesia Thailand Vietnam Malaysia
5
PERINGKAT EODB
Indonesia telah melakukan
peningkatan yang signifikan
selama 2 tahun terakhir.
Indonesia berada di peringkat
ke-72 di antara 190 negara
dalam kemudahan Berusaha,
menurut peringkat tahunan
Bank Dunia terbaru.
Peringkat Indonesia meningkat
menjadi 72 dalam Laporan DB
2018 dari 106 pada tahun 2016
(melompati 34 posisi).
Ease of Doing Business Rank year 2009 – 2018*
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
106
91
72
0
20
40
60
80
100
120
140
Indonesia Thailand Vietnam Malaysia
*year of EODB Report
KEDUDUKAN INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA ASIA TENGGARA & NEGARA TOP PERFORMER ASIA DALAM DB 2019
BRUNEI DARUSSALAM
CAMBODIA
INDONESIA
LAO PDR
MALAYSIA
MYANMAR
PHILIPPINES
SINGAPORE
THAILAND
VIETNAM
TIMOR LESTE
PERINGKAT DB 2019 PERUBAHAN
55
138
73
154
15
171
124
2
27
69
178
↑1
↓3
↓1
↓13
↑8
=
↓11
=
↓1
↓1
=
REFORMASI
3 area
1 area
3 area
1 area
6 area
2 area
3 area
2 area
4 area
3 area
1 area
6
INDIA
CHINA
77
46
↑ 23
↑ 32
6 area
7 area
Skor DTF Indonesia dalam DB
2019 adalah67.96
Rerata SkorDTF negara
Asia Tenggara dalam DB
2019 adalah63.88
Skor DTF India 67.23
Skor DTF Cina 73.64
Source: BKPM, 2018
2013 2014 2015 2016 2017 2018(Target)
FDI DDI
399.2463.1
545.4612.8
692.8
765.0
↑16.0%
↑17.8%
↑12.4%↑13.1%
Realisasi Investasi di Indonesia 2013-2017
(Miliar Rupiah)
PMA PMDN
Rank Country US$ mn Share
1 Singapore 8,441 26%
2 Japan 4,996 15%
3 China, P.R. 3,361 10%
4 Hong Kong 2,116 7%
5 South Korea 2,024 6%
6 US 1,992 6%
7 Netherlands 1,489 5%
8 Malaysia 1,213 4%
9 Mauritius 1,056 3%
10 British V. I. 844 3%
Total 127 Countries 32,239 100%
FDI Country Origin in 2017
185.3IDR billion (US$ 13.7
Milyar)Investment Realization
+11.8%Investment Growth
Pertumbuhan Investasi(yoy)
+ 11.0%Domestic Investment (PMDN) Growth (yoy)
+12.4%Foreign Investment (PMA) Growth (yoy)
Realisasi Investasi
of Q1 and Q2 2018
Realisasi investasi di kuartal pertama dari 2018 tumbuh 11,8% y-o-y, namun, realisasi investasi di kuartal kedua tahun
2018 sedikit turun. Singapura, Republik Rakyat Cina dan Jepang adalah Indonesia atas tiga investor pada 2017.
13
176.3IDR billion (US$ 13.2
Milyar)Investment Realization
+3.1%Investment Growth(yoy)
+ 32.1%Domestic Investment (PMDN) Growth (yoy)
-12.9%Foreign Investment (PMA) Growth (yoy)
Q1-2018 Q2-2018
PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI
Untuk Peningkatan PDB
• Industri manufaktur masih
merupakan mesin pertumbuhan
ekonomi, dan berperan dalam
aktivitas ekonomi global.
• Kontribusi industri terhadap PDB
Indonesia merupakan posisi ke 4
di dunia pada tahun 2015.
Korea
China
Jerman
Indonesia
Mexico
Japan
India
Italia
29%
27%
23%
22%
19%
19%
16%
16%
Kontribusi terhadap PDB
Sumber: United Nations, Industrial Development Organization, 2016
Kontribusi (%) Pertumbuhan (%)
Pertumbuhan PDB Nasional 2017
Sumber: BPS
POSISI DAN KONTRIBUSI INDUSTRI
Industri Pengolahan masih mendominasi kontribusi
terhadap pertumbuhan PDB Nasional pada tahun 2017
sebesar 20,16%, namun di satu sisi pertumbuhan Industri
Pengolahan masih terus berada dibawah pertumbuhan PDB
Nasional.
99
4,15
24,65
-40,0
-30,0
-20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
01/2
014
04/2
014
07/2
014
10/2
014
01/2
015
04/2
015
07/2
015
10/2
015
01/2
016
04/2
016
07/2
016
10/2
016
01/2
017
04/2
017
07/2
017
10/2
017
01/2
018
04/2
018
07/2
018
Pertumbuhan Nilai Ekspor Impor (%yoy)
Ekspor Impor
-40,0-30,0-20,0-10,0
0,010,020,030,040,050,060,0
01
/20
11
06
/20
11
11
/20
11
04
/20
12
09
/20
12
02
/20
13
07
/20
13
12
/20
13
05
/20
14
10
/20
14
03
/20
15
08
/20
15
01
/20
16
06
/20
16
11
/20
16
04
/20
17
09
/20
17
02
/20
18
07
/20
18
Pertumbuhan Volume dan Harga Ekspor (%yoy)
Volume Ekspor Harga Ekspor
-40,0
-30,0
-20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
01
/20
11
06
/20
11
11
/20
11
04
/20
12
09
/20
12
02
/20
13
07
/20
13
12
/20
13
05
/20
14
10
/20
14
03
/20
15
08
/20
15
01
/20
16
06
/20
16
11
/20
16
04
/20
17
09
/20
17
02
/20
18
07
/20
18
Pertumbuhan Volume dan Harga Impor (%yoy)
Volume Impor Harga Impor
Sumber: BPS
PERTUMBUHAN EKSPOR IMPOR
10
INSENTIF FISKAL
KEBIJAKAN PERDAGANGAN
PENINGKATAN SDM MELALUI
VOKASI
ONLINE SINGLE
SUBMISSION (OSS)
OSS mengintegrasikan seluruh pelayanan perizinan berusaha yang menjadi kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, atau Bupati/Walikota yang dilakukan melalui elektronik
• Program Pemagangan• Link and Match Pendidikan Vokasi
dan dunia usaha, • Penerapan Standar Kompetensi
Kerja oleh LSP• Peningkatan kelembagaan
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
• Tax Holiday, Pengurangan PPhBadan 100% untuk industri pionir
dengan jangka waktu tertentu
• Penurunan tarif PPh Final UMKM dari 1% menjadi 0,5%
• Kebijakan menekan defisit neracaperdagangan melalui
pengendalian impor dan B20
• Upaya mendorong ekspor di pasar-pasar Non-tradisional
Indonesia seperti: Asia Selatan, Afrika dan Amerika Latin.
KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENDORONG PEMERATAAN EKONOMI DAN IKLIM INVESTASI
PERFORMANCE OF BUSINESS ACTIVITIES
*) Approximate Number
Source: BI
The business activity performance in Q2 2018 was higher on year on year basis, reflected in the total
Weighted Net Balance (SBT). Manufacturing industry sector performance also increased based on the PMI
index. In Q3 2018, the business activities performance is expected to further increase.
11
2,14,8 5,8 4,8
8,2
21,1
11,9
18,4 17,4
20,9
11,2
5,1
13,2 14,3
17,7
11,1
3,0 3,1
7,4
2014 2015 2016 2017 2018
Weighted Net Balance –SBT (%)
Q1 Q2 Q3 Q4
2,81
1,01
3,96
0,21
1,35
3,93
2,05
3,73
1,82
20,89
0,40
1,01
3,43
0,34
1,94
3,81
1,50
3,47
1,82
17,73
Agriculture, Livestock, Forestry, & Fishery
Mining and quarrying
Manufacturing Industry
Electricity, Gas and Water Supply
Construction
Trade, Hotel and Restaurant
Transport & Communication
Financial, real estate and business services
Services
Total
Weighted Net Balance –SBT (%)
Q3 2018 Q2 2018
48,6
52,4
49,5
48,9
45,0
50,3
46,5
48,2
46,7
52,4
48,7
50,9
47,9
51,7
50,5
48,8
50,1
52,4
51,8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III*
2014 2015 2016 2017 2018
Prompt Manufacturing Index (PMI)
13
PKE I-XV tidak maksimal karena masih terhambat perizinan
berusaha. Teridentifikasi >500 elemen data pemohon perizinan
dalam layanan publik di Indonesia
Seorang Warga/Badan Usaha harus menuju banyaklembaga Pemerintah
Satu Lembaga Pemerintahharus melayani banyakwarga/badan usaha
LoketPTSP
DPU
PolPP
Bank
Kemendag
BKPMKLH
Kemenperin
Pajak
Asosiasi
Kecamatan
Kelurahan
Bea Cukai
ESDM
Kehutanan
13
“Rumit, Lama, Tidak Pasti, dan Boros”
Kebijakan Percepatan Pelaksanaan Berusaha14
Tahap II berjalan paralel dengan Tahap I
PERATURAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 91 TAHUN 2017
TENTANG
PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHAPerizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik (Sistem OSS)
TA
HA
P 1
TA
HA
P 2
PEMBENTUKAN SATGAS K/L/D:
mengidentifikasi seluruh perizinan kegiatan sektor
mengawal dan menyelesaikan hambatan perizinan
Penerapan Sistem CHECKLIST di KEK, FTZ, Kawasan Industri,
KSPN* yang telah beroperasi
REFORMASI REGULASI di Pusat dan Daerah
Uji Coba Sistem & Pelaksanan
Penyusunan Arsitektur
dan Peta Jalan Sistem OSS
Penerapan DATA SHARING untuk perizinan
*) KSPN: Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional
Struktur Pengawalan OSS
SATGAS Nasional bertanggung jawab terhadap
pemantauan proses perizinan berusaha dan
melaporkannya kepada Presiden.
SATGAS Leading Sector wajib: (1) mengawal
dan membantu penyelesaian setiap perizinan
berusaha; (2) mengidentifikasi perizinan yang
perlu direformasi; (3) melaporkan kegiatan
berusaha dan permasalahannya kepada
SATGAS Nasional.
SATGAS Provinsi, Kab/Kota adalah SATGAS
yang bertanggung jawab terhadap pelayanan
perizinan berusaha yang menjadi tanggung
jawabnya.
SATGAS Pendukung adalah SATGAS yang
memberikan dukungan untuk penyelesaian
perizinan usaha sektor atau daerah.
16
MENDORONG INVESTASI :
Prinsip Dasar
OSS merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh pelayanan perizinan berusaha yang menjadi
kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, atau Bupati/Walikota yang dilakukan melalui
elektronik.
2
3
45
6
1
Pengawasan
dibantu/dilakukan oleh
Profesi Bersertifikat.
Terintegrasi dengan
seluruh K/L/D
Menggunakan IT dan dapat diakses dan
digunakan dengan mudah oleh seluruh
masyarakat/pelaku usaha.
Kepercayaan kepada Pelaku
Usaha untuk memenuhi
standar (melalui komitmen).
Perizinan terstandardisasi
(nasional dan/atau
internasional)
Memastikan terpenuhinya aspek
Keselamatan, Kesehatan, Keamanan, dan
Lingkungan (K3L).
O N L I N E S I N G L E S U B M I S S I O N ( O S S )
Untuk Sistem OSS:
1. Dilaksanakan lebih mudah (user friendly), baik untuk PMDN & PMA. Sehingga, dapat meningkatkan dan
memperluas investasi.
2. Dioperasionalkan secara permanen oleh BKPM. 17
Arahan Presiden
• Mengaktifkan Satuan Tugas K/L/D (amanat Perpres 91/2017).
• K/L/D tetap memproses perizinan yang tidak dicakup di dalam sistem OSS.
• K/L/D menyederhanakan proses penyelesaian komitmen perizinan
berusaha.
Menyesuaikan bisnis proses perizinan dan nomenklatur PAD dengan sistem OSS
(Perubahan Perda).
• Seluruh K/L agar segera menyelesaikan NSPK.
• BKPM segera mengoperasionalkan sistem OSS.
• Mendagri mengatur kembali fungsi, organisasi, SDM, dan pendanaan untuk
PTSP dalam menunjang sistem OSS. (menyediakan layanan mandiri, layanan
berbantuan, layanan prioritas, dan klinik berusaha).
PEMDA
K/L/D
K/L
18
Statistik Sistem OSS
Sistem OSS melayani lebih dari 1000 registrasi per-hari
dan menerbitkan NIB lebih dari 700 per-hari.
Sistem OSS memberikan layanan 24/7 (tetap
menerbitkan perizinan berusaha pada hari Sabtu,
Minggu, dan hari libur)
Sistem OSS Telah Berjalan
*Data Tanggal 21 Oktober 2018.
Jumlah Total Rata-Rata
(Per Hari)
Registrasi 131.542 1.253
Aktivasi akun 101.568 967
Nomor Induk Berusaha (NIB) 82.825 789
Izin Usaha 61.179 583
Izin Komersial/Operasional 49.079 467
0
500
1000
1500
2000
2500
9 J
uli
11
Ju
li
13
Ju
li
15
Juli
17
Ju
li
19
Ju
li
21
Ju
li
23
Ju
li
25
Ju
li
27
Ju
li
29
Ju
li
31
Ju
li
2 A
gt
4 A
gt
6 A
gt
8 A
gt
10
Agt
12
Agt
14
Agt
16
Agt
18
Agt
20
Agt
22
Agt
24
Agt
26
Agt
28
Agt
30
Agt
1-S
ep
3-S
ep
5-S
ep
7 S
ep
t
9 S
ep
t
11
Se
pt
13
-Se
p
15
-Se
p
17
-Se
p
19
-Se
p
21
-Se
p
23
-Se
p
25
-Se
p
27
-Se
p
29
-Se
p
01
Okt
03
Okt
05
Okt
07
Okt
09
Okt
11
Okt
13
Okt
15
Okt
17
Okt
19
Okt
21
Okt
Nomor Induk Berusaha (NIB) Izin Usaha
19
JENIS PENANAMAN MODAL
Pelaku usaha yang mengurus perizinan
didominasi oleh Non-Perorangan.
Dari sisi skala usaha, lebih dominan pelaku usaha
UMKM daripada Non-UMKM.
Lebih ¾ jenis penanaman modal adalah PMDN,
sisanya merupakan PMA.
60%
40% Non-Perorangan*49.295
Perorangan32.765
12%
88%
JENIS USAHA
PMDN 71.219
PMA 9.789
61%
39% UMKM 49.927
Non UMKM 32.133
SKALA USAHA
Sistem OSS Telah Berjalan (2)Statistik Sistem OSS
*Non-perorangan: PT, Perum, Badan Usaha Yayasan, BUMD, BHMN, CV, Firma, Koperasi, Lembaga Penyiaran, BLU.
Operasional Sistem OSS
Sistem OSS Launching 9 Juli 2018 melibatkan 25 K/L, 34
Provinsi, 514 Kab/Kota, 12 KEK, 4 FTZ, dan 87 Kawasan
Industri.
Validasi data identitas pelaku usaha dalam tahap awal dilakukan
melalui konfirmasi ke sistem: Ditjen AHU, Ditjen Dukcapil, dan
Ditjen Pajak, Imigrasi.
Operasional sistem OSS didukung oleh sistem Ditjen AHU,
Ditjen Dukcapil, Ditjen Pajak, Ditjen Bea & Cukai, BKPM,
Kemendag, INSW, Kementan, dan Kemen. PUPR.
Operasional pelayanan berbantuan (OSS Lounge di Kemenko
Perekonomian) didukung oleh SDM BKPM
Kemenko Perekonomian secara regular (2x/minggu) melakukan
bimtek kepada pemda, K/L, pelaku usaha, notaris dan law firm.
20
Menggunakan satu portal nasional,
satu identitas perizinan berusaha
(NIB), dan satu format izin berusaha
(Izin Usaha dan Izin
Operasional/Komersial);
Konsep Perizinan melalui OSS
Perizinan Berusaha diterbitkan
berdasarkan Komitmen yang harus
dipenuhi oleh Pelaku Usaha;
Pemenuhan komitmen diselesaikan di
K/L dan/atau Pemda.
Sistem pelayanan online berbasis-web
2 Weeks
21
Pelaku Usaha
Notaris
INSW
Dir. DukcapilNIK
Dir. PajakNPWP
SPIPISE BKPM
BPJSKesehatan
BPJSKetenagakerjan
AHU ONLINE
Peran Notaris :Sebagai suporting ataufasilitator pelaku usahauntuk meregistrasipendataan perusahaan kedalam sistem OSS
Peran Notaris
Imigrasi
Perubahan Bisnis Proses Perizinan Berusaha22
Izin Usaha
• Izin Usaha
Sektoral
(otomatis)
•SIUP (otomatis)
Komitmen & Compliance
Komitmen & Compliance
• SNI Wajib (14 hari)
• SNI Sukarela (14
hari)
• CPOB (35 hari)
• CPOTB (35 hari)
• CPAKB (5 hari)
• Izin Lingkungan (UKL-
UPL) - (12 hari)
• Pemenuhan Standar
IMB (Standar Komposit
atau per Bagian (SNI)) -
(30 hari)
• Pemenuhan Standar
SLF (3 hari)
Izin Komersial/
Operasional
• Izin Edar
(Pendaftaran):
Pangan
Obat
Suplemen
Kosmetika
Obat Tradisional
Alat Kesehatan
•Sertifikasi/ Lisensi
Pendaftaran
•Pengesahan
Badan Usaha
•Nomor Induk
Berusaha (NIB)**
•NPWP
•BPJS
• Izin Lokasi
•Fasilitas Fiskal*
•RPTKA*
* Sesuai kebutuhan investor
** NIB berlaku sebagai TDP & API
Keterangan:
• Baru ada 40 Perda RDTR . UKL-UPL: Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup -Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
PERIZINAN BERUSAHA PADA DAERAH YANG MEMILIKI RDTR ATAU KAWASAN (KEK, KI, FTZ)
Perubahan Bisnis Proses Perizinan Berusaha23
* Sesuai kebutuhan investor
** NIB berlaku sebagai TDP & API
Izin Usaha
• Izin Usaha
Sektoral
(otomatis)
•SIUP
(otomatis)
Komitmen & Compliance
Komitmen & Compliance
• SNI Wajib
• SNI Sukarela
• CPOB
• CPOTB
• CPAKB
• Perizinan Lingkungan
(UKL-UPL/Amdal )
• Pemenuhan Standar
IMB (Standar
Komposit atau per
Bagian (SNI))
• Pemenuhan Standar
SLF
Izin Komersial/
Operasional
• Izin Edar
(Pendaftaran):
Pangan
Obat
Suplemen
Kosmetika
Obat
Tradisional
Alat
Kesehatan
•Sertifikasi/
Lisensi
Pendaftaran
•Pengesahan
Badan Usaha
•Nomor Induk
Berusaha
(NIB)**
•NPWP
•BPJS
• Izin Lokasi
•Fasilitas
Fiskal*
•RPTKA*
Izin Lokasi
PERIZINAN BERUSAHA PADA DAERAH YANG BELUM MEMILIKI RDTR
Gambaran Sistem Dalam Proses Pelayanan Perizinan Berusaha Melalui OSS,Layanan OSS tersedia secara cloud di http://oss.go.id
24
AHU - NPWP
Proses validasi pengesahan badan hukum di Kemenkum HAM yang terintegrasi dengan sistem NPWP dari Ditjen Pajak.
ADMINDUK – NIK
Proses validasi atas investor perorangan berdasar data NIK KTP-el dan KK.
INSW
Proses perizinan komersial terkait impor/ekspor, logistik dan Cross Border Trade Facilitation.
Sistem
Lainnya Yang
Terintegrasi
didalam OSS
OSS
Pemrosesan Pendaftaran, Checklist Compliance/Komitmen atas Izin Usaha, Penerbitan Izin Usaha, Checklist Compliance/Komitmen
atas Izin Komersial, Notifikasi atas semua Izin.
OSS
K/L SiCANTIK(kominfo)
SPIPISE(BKPM)
DPMPTSP SKPD
SektorInvestasi/ berusahayang didelegasikan/
BKO
Pelaku Usaha lainnya
Investasi/Urusan Urusan
Investor
Delegasi
Delegasi
Investasi (Pasal 30 ayat(7) UU 25/2017)
Pemrosesan Izin
Komersial di
PTSP Daerah/KLPengawasan &
Pengendalianinvestasi
• Kemenko Perekonomian dan BKPM seringkali hadir diminta menjadinarasumber dan memberikan bimbingan teknis terkait OSS dariPemda, Kementerian/Lembaga, Notaris/PPAT, dan Pelaku Usaha. Bahkan OSS Lounge di Kantor Kemenko Perekonomian seringmelayani Pemda, Kementerian/ Lembaga, Notaris/PPAT, dan PelakuUsaha yang berkonsultasi.
• Tutorial OSS bagi Pelaku Usaha pun sudah dipublikasi kan melaluiyoutube:
https://www.youtube.com/channel/UCJb11VbwcTpdS6RpJYIVbJw
25
Pokok-Pokok PP Nomor 24 Tahun 20188
PP Nomor 24 Tahun 2018, mengatur ketentuan mengenai:
Jenis, pemohon, dan penerbit perizinan
Pengaturan kembalifungsi K/L/P
Reformasi Perizinan Kelembagaan, pendanaan dan
sistem OSS
Insentif/disinsentifOSS
Penyelesaianperizinan melalui
OSS
Sanksi
Pengelompokan Jenis Perizinan Berusaha
2
8
28
Pengelompokan Jenis Perizinan Berusaha :
1. Izin Usaha; dan
2. Izin Komersial atau Operasional.
Seluruh perizinan berusaha yang diaturdalam peraturan perundang-undangansektor, dikelompokan sebagai Izin Usaha atau Izin Komersial atau Operasional.
Siapa Pemohon Perizinan Berusaha (Pasal 6):
1. Pelaku Usaha Perseorangan.
2. Pelaku Usaha Non Perseorangan:
a. Perseroan Terbatas;
b. Perusahaan Umum;
c. Perusahaan Umum Daerah;
d. Badan Hukum Lainnya Yang Dimiliki Oleh Negara;
e. Badan Layanan Umum;
f. Lembaga Penyiaran;
g. Badan Usaha Yang Didirikan Oleh Yayasan;
h. Koperasi;
i. Persekutuan Komanditer (Commanditaire Vennootschap);
j. Persekutuan Firma (Venootschap Onder Firma);
k. Persekutuan Perdata
2
9
29
Siapa Penerbit Perizinan Berusaha (Pasal 18 & 19):
1. Perizinan Berusaha diterbitkan oleh menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai kewenangannya yang pelaksanaannya wajib dilakukan melalui Lembaga OSS.
2. Lembaga OSS berdasarkan ketentuan dalam PP Nomor 24 Tahun2018 untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, bupati/wali kota menerbitkan Perizinan Berusaha.
3. Penerbitan Perizinan Berusaha oleh Lembaga OSS dilakukan dalambentuk Dokumen Elektronik yang disertai dengan Tanda TanganElektronik.
4. Dokumen Elektronik berlaku sah dan mengikat berdasarkan hukumserta merupakan alat bukti yang sah.
3
0
30
Pelaku Usaha melakukan
Pendaftaran
Lembaga OSS menerbitikan Izin
Usaha dan penerbitanIzin Komersial atau
Operasionalberdasarkan Komitmen
Pelaku Usaha melakukanpemenuhan Komitmen
Izin Usaha danpemenuhan Komitmen
Izin Komersial atauOperasional
Pelaku Usaha melakukan
pembayaran biaya
Lembaga OSS fasilitasi
K/L/D melakukan pengawasanatas pemenuhan Komitmen Izin
Usaha dan pemenuhanKomitmen Izin Komersial atau
Operasional dan pelaksanaannyaoleh Pelaku Usaha
1. Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran.
2. Lembaga OSS menerbitikan Izin Usaha dan penerbitan Izin Komersial atau Operasional berdasarkan Komitmen.
3. Pelaku Usaha melakukan pemenuhan Komitmen Izin Usaha dan pemenuhan Komitmen Izin Komersial atauOperasional.
4. Pelaku Usaha melakukan pembayaran biaya (PNBP atau Pajak/Retribusi Daerah).
5. Lembaga OSS melakukan fasilitasi kepada Pelaku Usaha (terutama UMKM) untuk mendapatkan PerizinanBerusaha melalui Sistem OSS.
6. Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah melakukan pengawasan atas pemenuhan Komitmen Izin Usaha dan pemenuhan Komitmen Izin Komersial atau Operasional, pembayaran, dan pelaksanaannya. 3
1
31
Pelaksanaan Pendaftaran pada Sistem OSS (Pasal 21 – 30):
1. Pendaftaran dilakukan dengan cara mengakses laman OSS dan melakukan pengisian data yang diperlukan.
2. Lembaga OSS menerbitkan Nomor Induk Berusaha (NIB) yang merupakan identitas berusaha dan digunakan oleh PelakuUsaha untuk mendapatkan Izin Usaha dan Izin Komersial atauOperasional termasuk untuk pemenuhan persyaratan IzinUsaha dan Izin Komersial atau Operasional.
3. NIB berlaku juga sebagai TDP, API, dan hak akses kepabeanan.
4. Pelaku Usaha yang telah mendapatkan NIB ssekaligusterdaftar sebagai peserta jaminan sosial kesehatan dan jaminan sosial ketenagakerjaan serta mendapatkanpengesahan RPTKA ((dalam hal Pelaku Usaha akanmempekerjakan tenaga kerja asing) serta mendapatkaninformasi mengenai fasilitas fiskal yang akan didapat.
3
2
32
Pelaksanaan Pendaftaran pada Sistem OSS (Pasal 21 – 30):
3
3
33
TDP • Tanda Daftar Perusahaan
API
• AngkaPengenalImpor(APIP/APIU)
akseskepabea
nan
• dahulu nomorindukkepabeanan
PENDAFTARAN
Syarat Pendaftaran
1. Perorangan
a. Nama dan NIK
b. Alamat tempat tinggal
c. Bidang usaha
d. Lokasi penanaman modal
e. Besaran rencana penanaman modal
f. Rencana penggunaan tenaga kerja
g. Nomor kontak usaha dan/atau kegiatan
h. Rencana permintaan faisilitas perpajakan, kepabeanan, dan/atau
fasilitas lainnya
i. NPWP pelaku usaha
2. Non Perorangan
a. Nama dan/atau nomor pengesahan akta pendirian atau nomor
pendaftaran badan usaha
b. Bidang usaha
c. Jenis penanaman modal
d. Besaran rencana penanaman modal
e. Rencana penggunaan tenaga kerja
f. Nomor kontak badan usaha
g. Rencana permintaan fasilitas perpajakan, kepabeanan, dan/atau
fasilitas lainnya
h. NPWP badan usaha
i. NIK penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
Lembaga OSS menerbitkan Izin Usaha berdasarkan Komitmen (Pasal 31-38):
3
4
34
Izin Lokasi, Izin LokasiPerairan, IzinLingkungandan/atau IMB
Izin Usaha berlaku untukseluruhwilayahIndonesia
Izin Usaha dan/atauIzin KomersialBERLAKU setelah pelaku usahamenyelesaikankomitmen dan melakukanpembayaranperizinan berusaha
1 2 3 Kegiatan berusaha di KEK: • Izin Lokasi diberikan langsung
tanpa komitmen.• Izin Lingkungan Tidak
dipersyaratkan, hanya menyusun RKL-RPL rinci berdasarkan RKL-RPL Kawasan.
• IMB tidak dipersyaratkan sepanjang telah ditetapkan pedoman bangunan (estate regulation).
4. Pelaku Usaha yang telahmendapatkan Izin Usaha dapatmelakukan kegiatan:
a. pengadaan tanah;
b. perubahan luas lahan;
c. pembangunan bangunangedung dan pengoperasiannya;
d. pengadaan peralatan atausarana;
e. pengadaan sumber dayamanusia;
f. penyelesaian sertifikasi ataukelaikan;
g. pelaksanaan uji coba produksi(commisioning); dan/atau
h. pelaksanaan produksi.
5. Pelaku Usaha yang telahmendapatkan Izin Usaha namunbelum menyelesaikan:
a. Amdal; dan/atau
b. rencana teknis bangunangedung,
belum dapat melakukan kegiatanpembangunan bangunan gedung.
3
5
35
Penerbitan Izin Komersial atau Operasional (Pasal 39-41):
3
6
36
Lembaga OSS menerbitkan IzinKomersial atau Operasionalberdasarkan Komitmen untuk: a) standar, sertifikat, dan/atau
lisensi; dan/ataub) pendaftaran barang/jasa,sesuai
dengan jenis produk dan/ataujasa yang dikomersialkan oleh Pelaku Usaha melalui sistemOSS.
Lembaga OSS membatalkanIzin Usaha dan/atau IzinKomersial atau Operasionalyang sudah diterbitkan dalamhal Pelaku Usaha tidakmenyelesaikan pemenuhanKomitmen.
Izin Komersial atau OperasionalBERLAKU efektif setelah PelakuUsaha menyelesaikanKomitmen dan melakukanpembayaran biaya PerizinanBerusaha sesuai denganketentuan peraturanperundang-undangan
Pembayaran Biaya Perizinan Berusaha
Pelaku Usaha wajib Melakukan Pembayaran (Pasal 77):
1. Segala biaya Perizinan Berusaha yang merupakan:
a. penerimaan negara bukan pajak;
b. bea masuk dan/atau bea keluar;
c. cukai; dan/atau
d. pajak daerah atau retribusi daerah,
wajib dibayar oleh Pelaku Usaha sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
2. Biaya dibayarkan oleh Pelaku Usaha sebagai bagian dari pemenuhanKomitmen.
3. Pelaku Usaha yang telah melakukan pembayaran biaya mengunggahbukti pembayaran ke dalam sistem OSS.
4. Pelaksanaan pembayaran biaya dapat difasilitasi melalui sistem OSS.
5. Pelaku Usaha yang tidak melakukan kewajiban pembayaran biaya, Izin Usaha dan Izin Komersial atau Operasional yang telah diberikandinyatakan batal.
3
7
37
Pengawasan atas Pelaksanaan Perizinan Berusaha
Wajib dilakukan Pengawasan (Pasal 81-83):
1. Kementerian, lembaga, dan/atau Pemerintah Daerah wajib melakukan pengawasan atas:
a. pemenuhan Komitmen;
b. pemenuhan standar, sertifikasi, lisensi dan/atau pendaftaran; dan/atau
c. usaha dan/atau kegiatan,
2. Dalam hal hasil pengawasan ditemukan ketidaksesuaian atau penyimpangan, kementerian, lembaga, dan/atau Pemerintah Daerah mengambil tindakan berupa:
a. peringatan;
b. penghentian sementara kegiatan berusaha;
c. pengenaan denda administratif; dan/atau
d. pencabutan Perizinan Berusaha,
3. Kementerian, lembaga, dan/atau Pemerintah Daerah dalam melakukan pengawasandapat bekerja sama dengan profesi sesuai dengan bidang pengawasan yang dilakukanoleh kementerian, lembaga, dan/atau Pemerintah Daerah.
4. Menteri, pimpinan lembaga, gubernur dan/atau bupati/wali kota wajib melakukanpengawasan terhadap aparatur sipil negara dalam pelaksanaan Perizinan Berusaha.
5. Aparatur sipil negara yang tidak melaksanakan tugas dan fungsinya dalam pelaksanaanPerizinan Berusaha. 3
8
38
Wajib dilakukan Pengawasan (Pasal 81-83):
3
9
39
Kementerian/Lembaga Pemerintah Daerah Tenaga Professional
Pemenuhan KomitmenPemenuhan standar, sertifikasi, lisensi dan/atau pendaftaran, usaha dan/atau kegiatan
Dalam hal hasil pengawasan ditemukan ketidaksesuaian atau penyimpangan, kementerian, lembaga, dan/atau Pemerintah Daerah mengambil tindakan berupa:
a. peringatan;
b. penghentian sementara kegiatan berusaha;
c. pengenaan denda administratif; dan/atau
d. pencabutan Perizinan Berusaha,
1. Reformasi peraturan Perizinan Berusaha meliputi:
a. pengaturan kembali jenis perizinan, pendaftaran, rekomendasi, persetujuan, penetapan, standar, sertifikasi, atau lisensi yang melingkupi:
1) pengklasifikasian;
2) penghapusan;
3) penggabungan;
4) perubahan nomenklatur; atau
5) penyesuaian persyaratan.
b. penahapan untuk memperoleh perizinan; dan
c. pemberlakuan Komitmen pemenuhan persyaratan.
2. Pemberlakuan Komitmen pemenuhan persyaratan dilakukan untukmelakukan usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Izin Usaha atau IzinKomersial atau Operasional yang telah diterbitkan
4
0
40
Lanjutan …
1. Pelaksanaan Perizinan Berusaha yang belum masuk dalamPP Nomor 24 Tahun 2018 dilaksanakan berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan sektorbersangkutan (c.q. khusus Sektor Pertambangan dan Sektor Perbankan)
2. Menteri dan pimpinan lembaga menyusun dan menetapkan standar Perizinan Berusaha di sektornyamasing-masing berupa Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria (NSPK).
3. Menteri, pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota mencabut dan menyatakan tidak berlaku seluruhperaturan dan/atau keputusan yang mengatur mengenaiNSPK Perizinan Berusaha yang menjadi kewenangannya, yang tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah ini.
4
1
41
Pelaksanaan Reformasi Peraturan dan Perizinan Berusaha pada:
8
Perindustrian
1
Ketenagalistrikan
6
Kesehatan
7
Obat dan Makanan
2
Pertanian
5
Kelautan Dan Perikanan
4
PUPR
11
Komunikasi & Informatika
9
Perdagangan
10
Perhubungan
12
Keuangan
13
Pariwisata
15
Pendidikan Tinggi
16
Keagamaan
17
KetenagaKerjaan
18
Kepolisian
19
Koperasi & UMKM
20
Nuklir
14
Pendidikan dan Kebudayaan
3
LHK
42
No SektorJumlah Izin
Saat Ini
Jumlah Izin
ReformKeterangan
1 Perhubungan
Izin 68 Izin 46 • Terdapat pengintegrasian Izin dan
penghapusan izin
• Terdapat pengintegrasian non-izin dan
penghapusan non-izin. Persetujuan
dikategorikan sebagai izin. Sudah
dikonfirmasi oleh sektor
Non-Izin 129 Non-Izin 73
2 PertanianIzin 26 Izin 12 • 29 Digabungkan*
• Sudah dikonfirmasi oleh sektor Non-Izin 35 Non-Izin 18
3 Kelautan dan Perikanan
Izin 32 Izin 11 • Terdapat pengintegrasian dan penghapusan
Izin. SIUP merupakan izin dasar untuk setiap
sub-sektor
• Terdapat pengintegrasian dan penghapusan
non-izin
• Sudah dikonfirmasi oleh sektor
Non-Izin 47 Non-Izin 33
4Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Izin 15 Izin 5 • 5 Digabung*, 2 diintegrasikan prosesnya
dengan AMDAL dan 3 dihapus
• Sudah dikonfirmasi oleh sektor Non-Izin 8 Non-Izin 3
Non-Izin: Standar, Rekomendasi, Pendaftaran, Sertifikasi dan Penetapan*Digabungkan dengan catatan : Terdapat persyaratan yang berbeda untuk tipe yang berbeda
43
Reformasi Perizinan Berusaha pada Leading Sectors (2)
No SektorJumlah Izin
Saat Ini
Jumlah Izin
ReformKeterangan
5Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Izin 39 Izin 16 • 20 digabung
• Sudah dikonfirmasi oleh sektor untuk
subsektor lingkunganNon-Izin 5 Non-Izin 7
6 PerdaganganIzin 86 Izin 41 • 68 digabung* dan 14 dihapus
• 10 DihapuskanNon-Izin 55 Non-Izin 4
7 PerindustrianIzin 6 Izin 5 • Beberapa izin digabung dan 3 dihapus
• Sudah dikonfirmasi oleh sektorNon-Izin 44 Non-Izin 15
8Komunikasi dan
Informatika
Izin 36 Izin 10 • 32 digabungkan*, 1 diubah menjadi standar
• Sudah dikonfirmasi oleh sektor Non-Izin 1 Non-Izin 8
9 KesehatanIzin 31 Izin 15 • 22 digabungkan*, 3 diubah menjadi standar
dan 6 penambahan standar
• Sudah dikonfirmasi oleh sektorNon-Izin 2 Non-Izin 10
10 PariwisataIzin 1 Izin 1
• Sudah dikonfirmasi oleh sectorNon-Izin 2 Non-Izin 2
Non-Izin: Standar, Rekomendasi, Pendaftaran, Sertifikasi dan Penetapan*Digabungkan dengan catatan : Terdapat persyaratan yang berbeda untuk tipe yang berbeda
No SektorJumlah Izin
Saat Ini
Jumlah Izin
ReformKeterangan
11Pendidikan dan
Kebudayaan
Izin 16 Izin 6 • 2 digabung dan 2 dihapus
• Sudah dikonfirmasi oleh sektorNon-Izin 1 Non-Izin 3
12Riset dan Pendidikan
Tinggi
Izin 5 Izin 3 • 2 dihapuskan
• Sudah dikonfirmasi oleh sektorNon-Izin 0 Non-Izin 0
13 KetenagakerjaanIzin 9 Izin 9 • 2 pendaftaran dihapus
• Sudah dikonfirmasi oleh sektorNon-Izin 4 Non-Izin 2
14 KeuanganIzin 12 Izin 8 • 6 digabung dan 1 dihapus
• Sudah dikonfirmasi oleh sektorNon-Izin 8 Non-Izin 2
15 ESDMIzin 43 Izin 6 • 3 diubah menjadi standar
• Sudah dikonfirmasi oleh sektorNon-Izin 30 Non-Izin 3
16 AgamaIzin 6 Izin 6
• Sudah dikonfirmasi oleh sektorNon-Izin 0 Non-Izin 0
17 Obat dan MakananIzin 12 Izin 11 • 4 digabung dan 3 dihapus
Non-Izin 8 Non-Izin 6 • Sudah dikonfirmasi oleh sektor
Reformasi Perizinan Berusaha pada Leading Sectors (3)
Non-Izin: Standar, Rekomendasi, Pendaftaran, Sertifikasi dan Penetapan
Lembaga Online Single Submission (Pasal 90-96):
1. Kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota menggunakan sistemOSS dalam rangka pemberian Perizinan Berusaha yang menjadi kewenangannya masing-masing.
2. Penggunaan sistem OSS mengikuti standar integrasi sistemOSS.
3. Sistem OSS dikelola oleh Lembaga OSS.
4. Lembaga OSS berwenang untuk:
a. menerbitkan Perizinan Berusaha melalui sistem OSS;
b. menetapkan kebijakan pelaksanaan Perizinan Berusahamelalui sistem OSS;
c. menetapkan petunjuk pelaksanaan penerbitan PerizinanBerusaha pada sistem OSS;
d. mengelola dan mengembangkan sistem OSS; dan
e. bekerja sama dengan pihak lain dalam pelaksanaan, pengelolaan, dan pengembangan sistem OSS.
4
6
46
1. Dalam hal Lembaga OSS (c.q. BKPM) belum dapatmelaksanakan pelayanan Perizinan Berusaha dan pengelolaan sistem OSS sebagaimana dimaksuddalam Peraturan Pemerintah ini, pelayananPerizinan Berusaha dan pengelolaan sistem OSS dimaksud dilaksanakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
2. Pelayanan Perizinan Berusaha dan pengelolaansistem OSS dilaksanakaan sampai denganditetapkannya pengalihan pengelolaan sistemOSS kepada BKPM.
4
7
47
(Pasal 98-99)
1. Menteri, pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/wali kota wajib menyelesaikan hambatan dan permasalahan
dibidangnya dalam pelaksanaan Perizinan Berusaha melalui sistem OSS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Dalam hal peraturan perundang-undangan belum mengatur atau tidak jelas mengatur kewenangan untuk
penyelesaian hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan sistem OSS, menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, dan bupati/wali kota berwenang untuk menetapkan keputusan dan/atau melakukan tindakan yang
diperlukan dalam rangka penyelesaian hambatan dan permasalahan dimaksud sepanjang sesuai dengan Asas-
Asas Umum Pemerintahan yang Baik.
3. Dalam hal terdapat laporan dan/atau pengaduan dari masyarakat kepada menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/wali kota sebagai pelaksana sistem OSS atau kepada Kejaksaan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia
mengenai penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan sistem OSS, penyelesaian dilakukan
dengan mendahulukan proses administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
administrasi pemerintahan.
4. Dalam hal laporan dan/atau pengaduan dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Kejaksaan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan atau Kepolisian Negara Republik Indonesia
meneruskan/menyampaikan laporan masyarakat tersebut kepada menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/wali kota untuk dilakukan pemeriksaan 4
8
48
49
1. Tetap pada meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan nonperizinan kepadamasyarakat.
2. Fokus ke pelayanan untuk semua investasi, baik PMA maupun PMDN yang besar dan kecil.
3. Pelayanan juga termasuk pengawasan izin-izin yang sudah diterbitkan di OSS. lebih detillebih baik PTSP perlu mengawal pelaku usaha untuk memenuhi list komitmen perizinan berusaha
4. DPMPTSP menindaklanjuti komitmen untuk izin lokasi, IMB, izin lingkungan, dan persyaratan untuk izin-izin yang merupakan izin usaha dan izin komersil. Setelah penerbitan, DPMPTSP memberikan notifikasi ke sistem OSS yang menyatakan bahwa list pemenuhan komitmen pelaku usaha yang diurus di PTSP telah selesai.
51
Reward and Punishment untuk Pemda dalam Pelaksanaan OSS
Peran K/L danPemda
Reward
Punishment
PP 28/2018 ttg OSS Pasal 97
Rperpres Penghargaan dan Sanksi(revisi Perpres No 39/2012 tentang
Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi atas Pelaksanaan Anggaran
Belanja K/L)
1. Dalam Rprepres Pengharagaan dan Sanksi termuat dua substansi penghargaan dan sanksi atas Kinerja KementerianNegara/lembaga dan Pemerintah Daerah.
2. Selain kinerja anggaran K/L, khusus untuk Lembaga OSS dan K/L yang melakukan reformasi dan penyelesaian permasalahan perizinanserta pengawalan, pembinaan dan pengawasan perizinan dalam penyelenggaraan suatu perizinan juga dilakukan penilaian yaitu KinerjaPTSP dan Kinerja Kinerja Percepatan Pelaksanaan Berusaha.
3. Salah satu indikator yang dalam Kinerja Pemda yang berdasarkan Kinerja Bidang yaitu Kinerja PTSP dan Kinerja KinerjaPercepatan Pelaksanaan Berusaha.
4. Atas kinerja tersebut sesuai dengan kriteria Penilaian yang dilakukan oleh BKPM dengan berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian,Kemenkeu, dan Kemendagri -> K/L dan Pemda berhak diberikan penghargaan ataupun pengenaan sanksi.
Instansi PENGHARGAAN SANKSI
K/L Antara lain : tambahan anggaran kegiatan Antara lain : disinsentif anggaran
Pemda Antara Lain : DID • Sanksi Administratif sesuai PP mengenaipembinaan dan pengawasan
• Penundaan DAU
Pengenaan Sanksi (Pasal 100-101)
1. Gubernur dan bupati/wali kota yang tidakmemberikan pelayanan dan/atau menerbitkanIzin Komersial atau Operasional sesuai OSSkepada Pelaku Usaha yang telah memenuhipersyaratan berdasarkan ketentuan PeraturanPemerintah ini dan peraturan perundang-undangan terkait dikenai sanksi, berupa:tegurantertulis kepada:
a. gubernur oleh menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahandalam negeri; dan
b. bupati/wali kota oleh gubernur sebagai wakilPemerintah Pusat.
2. Teguran tertulis diberikan sebanyak 2 kali denganjangka waktu masing-masing paling lama 2 Hari.
3. Dalam hal gubernur dan bupati/wali kota tidakmemberikan pelayanan dan/atau menerbitkanIzin Komersial atau Operasional dan tegurantertulis telah disampaikan 2 kali berturut-turut:
a. Menteri Dalam Negeri mengambil alihpemberian Izin Komersial atau Operasionalyang menjadi kewenangan gubernur danmelimpahkannya kepada Lembaga OSS; atau
b. gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusatmengambil alih pemberian Izin Komersialatau Operasional yang menjadi kewenanganbupati/wali kota dan melimpahkannyakepada Lembaga OSS.
4. Menteri, pimpinan lembaga, gubernur,dan/atau bupati/ wali kota mengenakansanksi kepada pejabat yang tidak memberikanpelayanan OSS sesuai standar OSS sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang aparatur sipil negara
52
Insetif dan Disinsentif
5
3
53
1. Pemerintah Pusat dapat menetapkaninsentif atau mengenakan disinsentif bagikementerian/lembaga, pemerintah daerahprovinsi, atau pemerintah daerahkabupaten/kota yang melaksanakanPerizinan Berusaha melalui sistem OSS.
2. Insentif bagi kementerian/lembaga dapatberupa tambahan anggaran dan/ataubentuk lain sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
3. Insentif bagi pemerintah daerah provinsiatau pemerintah daerah kabupaten/kotadapat berupa Dana Insentif Daerahberdasarkan penilaian atas kinerjapelayanan Pelaksanaan Berusaha.
4. Pemberian insentif dilaksanakan sesuaidengan kemampuan keuangan negara
1. Disinsentif bagi kementerian/lembaga dapatberupa pengurangan anggaran dan/atau bentuklain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
2. Disinsentif bagi pemerintah daerah provinsi ataupemerintah daerah kabupaten/kota dapatberupa penundaan DAU dan/atau DBH yangmenjadi hak daerah bersangkutan dan bentuklain sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
3. Penundaan DAU dan/atau DBH dilakukansetelah mempertimbangkan besaran penyaluranDAU/DBHl, sanksi pemotongan dan/ataupenundaan lainnya, serta Kapasitas FiskalDaerah yang bersangkutan
INSENTIF DISINSENTIF
1. Izin Lokasi (Pasal 42-46):
a. Pelaku Usaha wajib menyampaikan permohonan pemenuhan Komitmen Izin Lokasi paling lama 10 Hari sejak
Lembaga OSS menerbitkan Izin Lokasi dengan menyampaikan persyaratan pertimbangan teknis pertanahan
kepada kantor pertanahan tempat lokasi usaha dan/atau kegiatan.
b. Pertimbangan teknis diberikan kantor pertanahan tempat lokasi usaha dan/atau kegiatan dalam jangka waktu paling
lama 10 Hari untuk selanjutnya disampaikan kepada Pemerintah Daerah kabupaten/kota tempat lokasi usaha
dan/atau kegiatan. Dalam hal kantor pertanahan tempat lokasi usaha tidak memberikan pertimbangan teknis dalam
jangka waktu tersebut pertimbangan teknis dianggap telah diberikan sesuai permohonan Pelaku Usaha.
c. Pemerintah Daerah kabupaten/kota tempat lokasi usaha dan/atau kegiatan dalam jangka waktu 2 Hari menyetujui
pemenuhan Komitmen Izin Lokasi, dalam hal kantor pertanahan memberikan persetujuan dalam pertimbangan
teknis atau lebih dari 10 Hari tidak memberikan pertimbangan teknis.
d. Pemerintah Daerah kabupaten/kota tempat lokasi usaha dan/atau kegiatan dalam jangka waktu 2 Hari menolak
pemenuhan Komitmen Izin Lokasi dalam hal kantor pertanahan memberikan penolakan dalam pertimbangan teknis.
e. Dalam hal kantor pertanahan dan/atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota tempat lokasi usaha dan/atau kegiatan
memberikan penolakan, Izin Lokasi dinyatakan batal.
f. Dalam hal Pemerintah Daerah kabupaten/kota tidak memberikan persetujuan dalam jangka waktu tersebut Izin
Lokasi yang diterbitkan oleh Lembaga OSS efektif berlaku 5
4
54
2. Izin Lokasi Perairan (Pasal 47-49):
a. Izin Lokasi Perairan diberikan kepada Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan di sebagian perairan di wilayah
pesisir dan/atau pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil.
b. Pelaku Usaha wajib menyampaikan permohonan pemenuhan Komitmen Izin Lokasi Perairan di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil paling lama 10 Hari sejak Lembaga OSS menerbitkan Izin Lokasi.
c. Pemenuhan Komitmen dilakukan oleh Pelaku Usaha melalui Lembaga OSS dengan menyampaikan persyaratan
Izin Lokasi Perairan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil kepada Menteri Kelautan dan Perikanan atau
pemerintah daerah sesuai kewenangan masing-masing.
d. Menteri Kelautan dan Perikanan atau Pemerintah Daerah dalam jangka waktu paling lama 10 Hari menyetujui atau
menolak pemenuhan Komitmen Izin Lokasi Perairan.
e. Dalam hal Menteri Kelautan dan Perikanan atau Pemerintah Daerah memberikan penolakan, Izin Lokasi Perairan
dinyatakan batal.
f. Dalam hal Menteri Kelautan dan Perikanan atau Pemerintah Daerah tidak memberikan persetujuan atau penolakan
dalam jangka waktu tersebut Izin Lokasi perairan yang diterbitkan oleh Lembaga OSS efektif berlaku.
5
5
55
3. Izin Lingkungan (Pasal 50-71):
a. Pelaku Usaha wajib memenuhi Komitmen Izin Lingkungan yang telah diterbitkan oleh Lembaga OSS dengan
melengkapi UKL UPL atau dokumen Amdal.
b. UKL-UPL:
1) Pelaku Usaha wajib melengkapi UKL-UPL sesuai formulir UKL-UPL.
2) Pelaku Usaha melalui Lembaga OSS mengajukan UKL-UPL paling lama 10 Hari sejak Lembaga OSS
menerbitkan Izin Lingkungan.
3) Pemeriksaan atas UKL-UPL paling lama 5 Hari sejak disampaikan oleh Pelaku Usaha.
4) Dalam hal hasil pemeriksaan tidak terdapat perbaikan UKL-UPL, ditetapkan persetujuan rekomendasi UKL-UPL
dan menyampaikannya kepada Pelaku Usaha melalui sistem OSS.
5) Dalam hal hasil pemeriksaan terdapat perbaikan UKL-UPL, Pelaku Usaha wajib melakukan perbaikan UKL-UPL
paling lama 5 Hari sejak diterimanya hasil pemeriksaan.
6) Berdasarkan perbaikan UKL-UPL ditetapkan persetujuan rekomendasi UKL-UPL dan menyampaikannya kepada
Pelaku Usaha melalui OSS.
7) Penetapan persetujuan rekomendasi UKL-UPL merupakan pemenuhan Komitmen Izin Lingkungan.
5
6
56
c. Dokumen Amdal
1) Pelaku Usaha wajib melengkapi dokumen Amdal.
2) Penyusunan dokumen Amdal harus dimulai dilakukan paling lama 30 Hari sejak Lembaga OSS menerbitkan Izin
Lingkungan.
3) Dokumen Amdal dilakukan melalui kegiatan:
a) penyusunan Andal dan RKL-RPL;
b) penilaian Amdal dan RKL-RPL; dan
c) keputusan kelayakan
4) Penyusunan Andal dan RKL-RPL berdasarkan formulir kerangka acuan.
5) Jangka waktu, penyampaian rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL, penilaian akhir serta penyampaian
hasil penilaian akhir, dan penetapan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup diatur dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
5
7
57
Kembali
d. Penyusunan dokumen Amdal atau UKL-UPL sekaligus dilakukan dengan penyusunan Andal Lalin
Pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan.
d. Izin di bidang pengelolaan lingkungan hidup tersebut diintegrasikan ke dalam Izin Lingkungan
Pelaku Usaha dalam memerlukan izin di bidang pengelolaan lingkungan hidup untuk kegiatan:
1) menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, memanfaatkan, membuang, mengolah, dan/atau
menimbun bahan berbahaya dan beracun, penyusunan dokumen Amdal dilakukan termasuk pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan beracun;
2) pembuangan air limbah ke laut;
3) pembuangan air limbah ke sumber air; dan/atau
4) memanfaatkan air limbah untuk aplikasi ke tanah,
5
8
58
4. IMB dan SLF (Pasal 72-76):
a. Pelaku Usaha melalui Lembaga OSS mengajukan penyelesaian IMB paling lama 30 Hari sejak Lembaga OSS
menerbitkan IMB.
b. Dalam hal IMB memerlukan penyelesaian dokumen Amdal, Pelaku Usaha mengajukan penyelesaian IMB paling
lama 30 (tiga puluh) Hari sejak Komitmen Amdal dipenuhi.
c. Pemenuhan Komitmen IMB dilakukan oleh Pelaku Usaha dengan melengkapi:
1) tanda bukti status kepemilikan hak atas tanah atau tanda bukti perjanjian pemanfaatan tanah;
2) data pemilik bangunan gedung; dan
3) rencana teknis bangunan gedung.
d. Pemerintah Daerah kabupaten/kota menyampaikan surat keterangan rencana kabupaten/kota dalam bentuk digital
ke Lembaga OSS dan Surat keterangan rencana kabupaten/kota tersebut menjadi dasar penyusunan rencana
teknis bangunan gedung untuk kegiatan berusaha.
e. Dalam rangka pengoperasian bangunan gedung pemilik bangunan gedung wajib memiliki sertifikat laik fungsi.
f. Sertifikat laik diterbitkan oleh Lembaga OSS berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi bangunan gedung oleh
profesi ahli bangunan gedung bersertifikat paling lama 3 (tiga) Hari
5
9
59
PENYELESAIAN: Ketidaksesuaian KBLI Pada Sistem OSS dan Sistem SABH Ditjen AHU
6
0
• Ketidaksesuaian terjadi karena Sistem OSS menggunakan KBLI 2017sedangkan SABH menggunakan KBLI sebelum KBLI 2017.
• KBLI merupakan klasifikasi rujukan yang digunakan untukmengklasifikasikan aktifitas/kegiatan ekonomi Indonesia dalambeberapa lapangan usaha/bidang usaha yang dibedakanberdasarkan jenis kegiatan ekonomi yang menghasilkanproduk/output baik berupa barang maupun jasa yang dikeluarkanoleh BPS.
• Solusi: Lembaga OSS akan tetap menerbitkan NIB bagi PT yangbelum menggunakan KBLI 2017 dengan catatan bahwa PT tersebutdalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak terdaftar wajibmenyesuaikan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya sesuaiKBLI 2017 melalui SABH Ditjen AHU sesuai ketentuan peraturanperundang-undangan.