kementerian koordinator bidang perekonomian …...sejalan dengan perkembangan industri 4.0,...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
DISEMINASI
OUTLOOK
PEREKONOMIAN
INDONESIA 2019
1
K e y n o t e S p e e c h
1 0 J U L I 2 0 1 9I P B I N T E R N A T I O N A L C O N V E N T I O N A L C E N T E R
D I S A M P A I K A N O L E H :
S U S I W I J O N O M O E G I A R S OS E K R E T A R I S K E M E N K O P E R E K O N O M I A N
DISEMINASI OUTLOOK PEREKONOMIAN INDONESIA 2019
Memberikan masukan, pendapat, pemikiran terhadapperumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perekonomian
Diseminasi, sosialisasi dan penyampaian kebijakan-kebijakan di bidang perekonomian, kerjasama untuk menjelaskan kebijakan
kepada mahasiswa, masyarakat, media dan dunia usaha
Pemerintah(Kemenko Ekon) Akademisi (FEB)
1
2
KERJASAMA & SINERGI ANTARA PEMERINTAH (KEMENKO PEREKONOMIAN) DENGANAKADEMISI, UNIVERSITAS, PENILITI, KAMPUS UNTUK:
DISEMINASI bertujuan
▪ Perkembangan Perekonomian
Global
DITERBITKAN
Mei dan November
2
1 Perkembangan Perekonomian Domestik
Tantangan dan Peluang Perekonomian Indonesia
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi &Sektoral 2019
4
OUTLINE BUKU
KebijakanPrioritas dan PercepatanEkspor
52 3 4 5
PERISTIWA PENTING DI TAHUN 2018
• Kebijakan perdagangan AS yang mengenakan tarif impor tambahanterhadap mitra dagang (Trade War).
• Geopolitik dan ketidakpastiankebijakan (Brexit).
• Normalisasi Kebijakan moneter AS.
• Moderasi pertumbuhan KawasanEropa dan Tiongkok.
EKONOMI GLOBAL TERTEKAN
▪ Amerika Serikat (AS) mampu tumbuh2,9% didorong oleh ekspansi fiskaldan peningkatan investasi.
▪ Moderasi ringan pada negara maju:kawasan Eropa (1,8%), Jepang(0,8%), dan Tiongkok (6,6%).
PASAR GLOBAL DAN KOMODITAS
TAHUN 2019 PERTUMBUHAN DI DUNIA DIPERKIRAKAN KONVERGEN
SEBESAR 3,3%
▪ Perdagangan global masih diliputiketidakpastian.
▪ Pasar komoditas akan mengalamipemulihan seperti komoditasminyak, aluminium, tembaga, nikel dan komoditas pertanian.
3
2.9 %
2.7 %2.6%Jan’
19
Jun’19
BANK DUNIA
Apr ’19
3.7 %
3.5 %
3.3%Okt’18
Apr ’19
IMF
Jan ’19
OECD
3.3 %
3.2 %Mar’19
Mei’19
• WorldBank memangkas proyeksi pertumbuhan
ekonomi dunia tahun 2019 dari 2,7% menjadi 2,6%.
• OECD mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun
2019 dari 3,3% menjadi 3,2%
• IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi
dunia tahun 2019 dari 3,5% menjadi 3,3%.
• Peningkatan ketidakpastian perekonomian global
KETIDAKPASTIAN PEREKONOMIAN GLOBAL MENINGKAT
PERTUMBUHAN EKONOMI DOMESTIK SEMAKIN BERKUALITAS
4
• Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren peningkatan yang semakin positif di tengah ketidakpastian perekonomian global
• Tingkat inflasi rendah dan terkendali sesuai dengan target yang ditetapkan dalam APBN
• Kualitas pertumbuhan semakin baik ditandai dengan tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran dan rasio gini yang menurun
Pertumbuhan Ekonomi
4.88
5.035.07
5.17
2015 2016 2017 2018
Inflasi
8.36
3.35 3.02 3.61 3.13
2014 2015 2016 2017 2018
Tingkat Kemiskinan (%)
Tingkat Pengangguran (%)
Rasion Gini (%)
11.229.66
Mar'15 Sep'15 Mar'16 Sep'16 Mar'17 Sep'17 Mar'18 Sep'18
5.81
5.01
Feb'15 Aug'15 Feb'16 Aug'16 Feb'17 Aug'17 Feb'18 Ags'18 Feb'19
0.408
0.384
Mar-15 Sep-15 Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar'18 Sep-18
IKLIM INVESTASI DI INDONESIA SEMAKIN BAIK
5
Sumber: Investor Relations Unit – Republic of Indonesia
• Pada 31 Mei 2019, S&P meningkatkan peringkat Rating Indonesia satu tingkat menjadi “BBB” dengan Outlook Stabil
• Indonesia mendapat investment-grade pada level BBB dengan Outlook Stabil dari seluruh Rating Agencies
DAYA SAING INDONESIA SEMAKIN MENINGKAT
6
The Economist: Indonesia rounds out the top five of Asian economies that can look forward to increased investment spending (January 2019)
22.5
26.3
31.9
34.2
36.4
38.5
39.2
39.8
48.1
48.7
58.3
Myanmar
South Korea
Philippines
Malaysia
Japan
Thailand
Singapore
Vietnam
Indonesia
India
China
IMF: Indonesia enjoys large investment relative to peers within the region
31.6933.45
25.46 25.0322.84
26.57
31.46 33.42 24.33 27.5 23.4 27.48
31.5633.65
24.66
28.49
24.12
28.37
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
India Indonesia Malaysia Philippines Thailand Vietnam
Tota
l In
vest
me
nt
/ G
D (
%)
2017 2018 2019e
Sumber: • The Economist – Asia Business Outlook Survey 2018• IMF World Economic Outlook, Database April 2019• https://www.imd.org
• Indonesia masih memiliki daya tarik sebagai negara tujuan investasi berdasarkan penilaian The Economist dan IMF
• Berdasarkan penilaian IMD World Competitiveness Yearbook (WCY), peringkat daya saing Indonesia naik 11 peringkat dariperingkat #43 menjadi peringkat #32 pada tahun 2019, dan menjadi negara dengan peningkatan tertinggi di Asia Pasifik
ASUMSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI TAHUN 2019 & 2020
7
Asumsi Indikator Makro Ekonomi dan Sasaran Pembangunan Ekonomi Tahun 2020 KEM PPKF*) telahdisepakati oleh Pemerintah bersama Komisi XI dan Komisi VII DPR RI
ASUMSI MAKRO
APBN 2019 5,3 3,5 5,3 15.000 70 775 1.225
KEM PPKF 2020*) 5,2 - 5,5 2,0 - 4,0 5,0-5,5 14.000 - 14.500 60-70 695-840 1.191-1.300
Tingkat
Kemiskinan
8,5 - 9,0 %
Tingkat
Pengangguran
4,8 - 5,1 %
Rasio Gini
0,375 – 0,380
SASARAN
PEMBANGUNAN
EKONOMI 2020
Sumber: Kementerian Keuangan
PertumbuhanEkonomi
Inflasi Nilai Tukar Harga MinyakMentah
Lifting Minyak Lifting GasTingkat BungaSPN 3 Bulan
Keterangan : *) Kesepakatan Pemerintah dengan Banggar DPR RI
TANTANGAN DAN PELUANG
8
Bonus Demografi
Tantangan perekonomian indonesia tahun 2019 masih cukup besar namun menjadi peluang yang dapat
dimanfaatkan.
Fokus : PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR
Kemampuan Indonesia untuk memanfaatkan peluang tersebut melalui :
DINAMIKA PERUBAHAN GLOBAL YANG SANGAT CEPAT
(Perubahan geopolitik, kebijakanekonomi dan moneter,
perkembangan teknologi dll)
1 KETIDAKPASTIAN PEREKONOMIAN GLOBAL YANG TERUS MENINGKAT
(Perang dagang, fluktuasi hargakomoditi, normalisasi kebijakan
moneter dll)
2 PROYEKSI PERTUMBUHAN GLOBAL MENURUN
Proyeksi pertumbuhan perekonomianglobal yang cenderung terus menurun di
tahun 2019-2020
3
Sumber daya alamyang melimpah
Pasar domestikyang cukup besar
Keluar dari middle income trap
Mengatasi Defisit NeracaPerdagangan - TransaksiBerjalan (CAD).
Tema RKP 2020: “Peningkatan SDM untuk Pertumbuhan Berkualitas”
Optimalisasi hasilPembangunan infrastruktur
Peningkatan SDM
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG EKONOMI
9
✓ PDB tinggi, Inflasi rendah
✓ Tingkat Pengangguran,
tingkat kemiskinan, dan
Gini Rasio
Pertumbuhan
Ekonomi
Berkualitas
Perbaikan Iklim Usaha : OSS dan
simplifikasi perijinan
JANGKA PENDEK
Fasilitasi Insentif Perpajakan
Kebijakan Peningkatan Ekspor
Pendidikan & Pelatihan Vokasi
Pengembangan Pariwisata
SINKRONISASI KEBIJAKAN
JANGKA MENENGAH PANJANG
TRANSFORMASI EKONOMI
Peningkatan saving
melalui inklusi
keuangan
36% 44% 52% 60% 68% 75%
2014 2015 2016 2017 2018 2019
PROYEKSI INDEKS KEUANGAN INKLUSIF GLOBAL FINDEX
Pembangunan
Infrastruktur
dan SDM
Peningkatan
Investasi dan
Ekspor
UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKUALITAS, KEBIJAKAN PEMERINTAH DILAKUKAN DENGAN MENDORONG INVESTASI DAN EKSPOR
•Jangka pendek: Perbaikan iklim usaha melalui OSS, Insentif fiskal, Vokasi, Peningkatan ekspor dan Pengembangan pariwisata•Jangka menengah dan panjang : Pengembangan infrastruktur dan SDM, Melakukan transformasi ekonomi dengan memanfaatkaninfrastruktur yang telah dibangun, serta meningkatkan saving melalui inklusi keuangan.
KEBIJAKAN PENINGKATAN EKSPOR, INVESTASI DAN PERPAJAKAN (1/3)
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN DAN BERKUALITAS MEMBUTUHKAN TEROBOSAN KEBIJAKAN UNTUK MENDORONG PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR. TEROBOSAN YANG TELAH DILAKUKAN:
10
PERUBAHAN IKLIM BERUSAHA MELALUI ONLINE SINGLE SUBMISSION (OSS)
OSS merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh pelayanan perizinan berusaha yang menjadi kewenangan Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, atau Bupati/Walikota yang dilakukan melalui elektronik.
• Memberikan kemudahan perizinan berusaha.
• Memberikan kepastian hukum bagi investor.
• Meningkatkan investasi baik PMDN maupun PMA.
• Meningkatkan industri dan kinerja ekspor.
• Menciptakan lapangan pekerjaan.
oss bertujuan
1
2
3
4
5
KONSEP PERIZINAN
Perorangan 45% (187,706)
Non-Perorangan* 55% (231,378)
Jenis Usaha:
Jenis Penanaman ModalPMDN 95% (381,686)
PMA 5% (20,783)
Skala UsahaNon-UMKM 38%(158,802)UMKM 62% (260,293)
SISTEM OSS v.1.0 (sejak 9 Juli 2018 s.d. sekarang)
PERKEMBANGAN SISTEM OSS:
Satu identitas perizinan
berusaha(NIB)
Satu format izin berusaha
Diterbitkanberdasarkan
Komitmen PelakuUsaha
Pemenuhan komitmendiselesaikan di K/L dan/atau Pemda.
Menggunakan satu portal
nasional
1
KEBIJAKAN INSENTIF FISKAL: T/H, T/A & INSENTIF FISKAL LAINNYA (2/3)
11
25 Wajib Pajak
Jumlah RencanaInvestasi
Rp 290,6 Triliun
Jumlah Tenaga KerjaTerserap 18.001
17 Lokasi Usaha
8 Asal Negara Investor
Tax Holiday
Capaian T/H (Juni 2019)Tax Allowance
• Pengurangan PPh neto (30% dari nilai penanaman modal)
• Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat
• Pengenaan PPh atas dividen: 10% atau sesuai P3B (mana yang lebih rendah)
• Kompensasi kerugian yang lebih panjang dari 5 thn (maks 10 thn)
• Perluasan cakupan T/A: 145 KBLI →184 KBLI
Investment Allowance & Super Deduction
• Insentif Investment Allowance:✓Untuk industri padat
karya• Insentif Super Deduction:✓Untuk kegiatan vokasi
dan litbang
PPN & PPnBM
• Perubahan tarif PPnBM untuk
kendaraan bermotor
• Insentif PPN Dibebaskan untuk
impor dan/atau penyerahan barang
kena pajak tertentu yang bersifat
strategis
• Insentif PPN Tidak Dipungut untuk
impor dan penyerahan alat
angkutan tertentu dan penyerahan
jasa kena pajak terkait alat angkutan
tertentu
Keterangan PMK 150/2018
WP yang dapat
diberikan T/H
Penanaman modal baru pada Industri Pionir
dengan nilai investasi minimal Rp 500 miliar
• 18 sektor
• 169 KBLI
Persentase
pengurangan T/H
• 100% (untuk Tax Holiday)
• 50% (untuk Mini Tax Holiday)
Jangka Waktu
Tax Holiday:
▪ Investasi Rp500 M s.d. < Rp1 T –> 5 tahun
▪ Investasi Rp1 T s.d. < Rp5 T –> 7 tahun
▪ Investasi Rp5 T s.d. < Rp15 T –> 10 tahun
▪ Investasi Rp15 T s.d < Rp30 T –> 15 tahun
▪ Investasi minimal Rp30 T –> 20 tahun
Mini tax holiday:
▪ Investasi Rp100 M s.d. < Rp500 M
Masa Transisi• 50% selama 2 tahun (untuk tax holiday)
• 25% selama 2 tahun (mini tax holiday)
Proses Otomasi, diputuskan dengan Sistem OSS
TAX HOLIDAY
KEBIJAKAN KEK DAN SEKTOR UNGGULAN EKSPOR (3/3)
12
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) INDUSTRI BERORIENTASI EKSPOR
KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
▪ 4 KEK diresmikan tahun 2019: KEK Tanjung Kelayang KEK Bitung, KEK Morotai, serta KEK MBTK.
▪ 2 KEK yang ditargetkan beroperasi akhir tahun 2019 : KEK Sorong dan KEK Tanjung Api-Api.
Hingga Semester I Tahun 2019 telah beroperasi 10 KEK:
Industri Prioritas pada Roadmap Industri 4.0
Makanan & Minuman
Tekstil dan Pakaian
Elektronik Otomotif Kimia
Industri Lainnya
Hasil Sumber Daya Alam(Pertambangan, Perkebunan &
Hortikultura, Kehutanan, dan Perikanan)
Pariwisata
Sejalan dengan perkembangan Industri 4.0, Pemerintah telah menetapkan 5 industri prioritas yang didorong untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Selain industri prioritas di atas, Pemerintah juga mengembangkan industri lainnya seperti hilirisasi produk dan peningkatan nilai tambah pada sektor pertambangan, perkebunan, holtikultura, perikanan, dan kehutanan.Sumatera Utara
PROGRAM PRIORITAS DAN PROGRAM REGULER - KEMENKO PEREKONOMIAN
13
1. Pengembangan Skema
Pembiayaan Inovatif untuk
Pengembangan Ekonomi
Daerah dan Sektor Riil
2. Penyusunan Regulasi yang
Mendukung Pengembangan
Ekonomi Daerah dan Sektor
Riil
3. Koordinasi Kebijakan
terkait Restrukturisasi/
Privatisasi
4. Sinergi Sistem Pembayaran
5. Penguatan Sinergi
Pengendalian Sektor Jasa
6. Pemantauan
Perkembangan Ekonomi
Daerah dan Sektor Riil
7. Penyempurnaan regulasi
terkait PKLN (Revisi
Keppres 52/1972 dan
Keppres 39/1991)
8. Koordinasi Kebijakan
terkait Penambahan
Penyertaan Modal Negara
(PMN)
Deputi I
9. Implementasi
penyaluran KUR
untuk dryer,
peternakan, dan
perikanan.
10. Pengendalian Alih
Fungsi Lahan
Sawah.
11. Pengembangan
industri rumput laut
12. Pengembangan
komoditas
berorientasi ekspor.
13. Peremajaan karet
rakyat.
Deputi II
25. DMO Batubara
26. EITI
27. Ketenagalistrikan
35 GW,
28. EBT
29. Perubahan Iklim,
30. Perizinan LH
31. Perhutanan Sosial,
32. Karhutla
33. Kilang Minyak,
34. Harga Gas
Deputi III
Deputi IV
14. Pengembangan
ekonomi kreatif
15. Peningkatan
daya saing
ekonomi
kawasan
16. Pengembangan
kewirausahaan
17. Peningkatan
daya saing
Koperasi dan
UMKM
18. Ketenagakerjaan
19. Peningkatan
Ekspor
20. Fasilitasi
Perdagangan
Internasional
21. Penguatan Pasar
Dalam Negeri
dan Tertib Usaha
Deputi V
35. Infrastruktur Sumber Daya
Air
36. Pengembangan FTZ BBK;
37. Sistem Transportasi
Multimoda (Jalan, Kereta
Api, Bandara, Pelabuhan);
38. Telematika dan Utilitas
(Broaband, Pengelolaan
Sampah, Smart City,
Mitigasi bencana);
39. Penataan Ruang dan
Kawasan Strategis
Ekonomi (Perencanaan
Penataan Ruang,
Percepatan Pembangunan
Kota Baru, Kawasan
Industri Prioritas,
Kawasan Perbatasan
Negara);
40. Perumahan, Pertanahan,
dan Pembiayaan
Infrastruktur (Tapera,
Rumah untuk ASN, TNI,
Polri, Bank Tanah, KPBU)
Deputi VI
Deputi VII
22. Pembentukan Pusat
MEA dan Seknas
KESR
23. Pelatihan Database
Untuk Analisa
Perdagangan
Internasional
24. Diplomasi Ekonomi
Sebagai Upaya
Memperbaiki Neraca
Perdagangan
40 Program Reguler Tahun 2020
26 Program Prioritas Tahun 2020
1. KUR2. SNKI 3. TPIP4. Insentif
Fiskal
5. StabilisasiHargaPangan
6. Kluster BisnisPertanian
7. PeremajaanSawit Rakyat
8. ReformaAgraria
9. MandatoriB20
10. TPPI
11. E-commerce12. Ekonomi
KemitraanUmat
13. Vokasi
14. OSS15. Relaksasi DNI16. Industri Ekspor17. EoDB18. Pengembangan
Logistik
19. One Map Policy 20. KPPIP21. Kawasan Ekonomi
Khusus22. Ketahanan
Mitigasi Bencana
23. Perundingan PerdaganganBebas
24. Sengketa PerdaganganWTO
25. Kerja Sama EkonomiInternasional
26. Joint Credit Mechanism
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN AKAN MELAKSANAKAN 26 PROGRAM PRIORITAS DAN 40 PROGRAM REGULER PADA TAHUN 2020*
* : PP dan PR bersifat dinamis, sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis dan tuntutan perubahan
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA
14
TERIMA KASIHI P B I N T E R N A T I O N A L C O N V E N T I O N A L C E N T E R