kementerian koordinator bidang politik, hukum, … fileii daftar isi kata pengantar i daftar isi ii...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
JAKARTA, 14 OKTOBER 2010
i
Jakarta, 14 Oktober 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur disampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya atas selesainya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan telah selesai disusun.
Sesuai dengan persetujuan penataan organisasi dan tata kerja dari Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui surat Nomor:
B/1879/M.PAN-RB/08/2010, tanggal 19 Agustus 2010, telah ditetapkan Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor: PER-
367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Dengan demikian, Peraturan Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor: PER-
31/MENKO/POLHUKAM/6/2005 juncto Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik,
Hukum, dan Keamanan Nomor: PER-06/MENKO/POLHUKAM/1/2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tidak
berlaku. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor:
PER-367/MENKO/POLHUKAM/10/2010 merupakan dasar dan pedoman bagi setiap
pejabat atau pegawai di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan diterbitkannya Peraturan ini
diharapkan kinerja pelaksanaan tugas sinkronisasi dan koordinasi di Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dapat ditingkatkan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan-Nya kepada
kita sekalian dalam pengabdian kepada bangsa dan negara.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 2
BAB II Susunan Organisasi 4
BAB III Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan 4
BAB IV Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
5
Bagian Pertama Kedudukan, Tugas, dan Fungsi 5
Bagian Kedua Susunan Organisasi 6
Bagian Ketiga Biro Perencanaan dan Organisasi 6
Bagian Keempat Biro Umum 12
Bagian Kelima Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan 20
BAB V Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
26
BAB VI Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri 26
Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 26
Bagian Kedua Susunan Organisasi 27
Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan
28
Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah
30
Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil
32
Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu
34
Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus 37
BAB VII Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri 39
Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 39
Bagian Kedua Susunan Organisasi 40
iii
Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri
40
Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama ASEAN 42
Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika
45
Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa
47
Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Hubungan Multilateral 49
BAB VIII Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia 51
Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 51
Bagian Kedua Susunan Organisasi 52
Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum 53
Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum
55
Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Penegakan Hukum 57
Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Hukum Internasional 59
Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
62
BAB IX Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara 64
Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 64
Bagian Kedua Susunan Organisasi 65
Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan
65
Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan 67
Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan
70
Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional
72
Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan
74
BAB X Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional 76
Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 76
Bagian Kedua Susunan Organisasi 77
iv
Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara
78
Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa
80
Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi
82
Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara
85
Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat
87
BAB XI Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa 89
Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 89
Bagian Kedua Susunan Organisasi 90
Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan 90
Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi Sosial 93
Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat
95
Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal
97
Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus
99
BAB XII Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur 102
Bagian Pertama Tugas dan Fungsi 102
Bagian Kedua Susunan Organisasi 103
Bagian Ketiga Asisten Deputi Koordinasi Media Massa 103
Bagian Keempat Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika
105
Bagian Kelima Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan
108
Bagian Keenam Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan Aparatur
110
Bagian Ketujuh Asisten Deputi Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi
112
v
BAB XIII Inspektorat 115
BAB XIV Staf Ahli 117
BAB XV Jabatan Fungsional 119
BAB XVI Eselonisasi, Pengangkatan, dan Pemberhentian 120
BAB XVII Tata Kerja 121
BAB XVIII Ketentuan Lain-Lain 124
BAB XIX Ketentuan Penutup 125
LAMPIRAN
Susunan Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Susunan Organisasi Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan s.d. eselon III
Susunan Organisasi Biro Perencanaan dan Organisasi
Susunan Organisasi Biro Umum
Susunan Organisasi Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan
Susunan Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
Susunan Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri
Susunan Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia
Susunan Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara
Susunan Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional
Susunan Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa
Susunan Organisasi Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur
Susunan Organisasi Inspektorat
Surat Menteri Negara PAN dan RB tentang Penataan Organisasi dan Tata Kerja
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN NOMOR: PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN,
Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, dipandang perlu menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009;
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 2 -
Memperhatikan : Surat Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: B/1879/M.PAN-RB/08/2010 tanggal 19 Agustus 2010.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
(2) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 2
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyinkronkan dan mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 3 -
b. koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan;
c. pengendalian penyelenggaraan urusan kementerian sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b;
d. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
e. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; dan
f. pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden.
Pasal 4
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengkoordinasikan:
a. Kementerian Dalam Negeri;
b. Kementerian Luar Negeri;
c. Kementerian Pertahanan;
d. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia;
e. Kementerian Komunikasi dan Informatika;
f. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
g. Kejaksaan Agung;
h. Badan Intelijen Negara;
i. Tentara Nasional Indonesia;
j. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
k. Instansi lain yang dianggap perlu.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 4 -
BAB II
SUSUNAN ORGANISASI
Umum
Pasal 5
Susunan Organisasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas unsur:
a. pemimpin, yaitu Menteri Koordinator;
b. pembantu pemimpin, yaitu sekretariat kementerian koordinator;
c. pelaksana, yaitu deputi kementerian koordinator; dan
d. pengawas, yaitu inspektorat.
BAB III
Unsur Pemimpin
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Pasal 6
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas memimpin Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 5 -
BAB IV
Unsur Pembantu Pemimpin
SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Bagian Pertama
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 7
(1) Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dipimpin oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 8
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 6 -
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 10
Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan terdiri dari:
a. Biro Perencanaan dan Organisasi;
b. Biro Umum; dan
c. Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan.
Bagian Ketiga
Biro Perencanaan dan Organisasi
Pasal 11
Biro Perencanaan dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan rencana program dan anggaran, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana program dan anggaran, penataan organisasi dan tata laksana, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data, serta pengelolaan perpustakaan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 7 -
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Biro Perencanaan dan Organisasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana program dan anggaran;
b. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran;
c. penataan organisasi dan tata laksana;
d. pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data; dan
e. pengelolaan perpustakaan.
Pasal 13
Biro Perencanaan dan Organisasi terdiri dari:
a. Bagian Perencanaan;
b. Bagian Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bagian Organisasi dan Tata Laksana;
d. Bagian Data; dan
e. Bagian Perpustakaan.
Pasal 14
Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penelaahan, pengolahan, dan penyusunan rencana program dan anggaran, serta melaksanakan sinkronisasi rencana program dan anggaran.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bagian Perencanaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan program;
b. penyusunan anggaran; dan
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 8 -
c. sinkronisasi program dan anggaran.
Pasal 16
Bagian Perencanaan terdiri dari:
a. Subbagian Penyusunan Program;
b. Subbagian Penyusunan Anggaran; dan
c. Subbagian Sinkronisasi Program dan Anggaran.
Pasal 17
(1) Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, dan penyusunan rencana program jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, dan stratejik.
(2) Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, pengolahan, penyediaan data anggaran dan pengkoordinasian permintaan revisi anggaran, serta pemrosesan permintaan anggaran belanja Bagian 999.
(3) Subbagian Sinkronisasi Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan sinkronisasi rencana program dan anggaran.
Pasal 18
Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran, serta penyusunan laporan akuntabilitas kinerja.
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bagian Evaluasi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
a. pemantauan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran;
b. evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran; dan
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 9 -
c. penyusunan laporan hasil evaluasi program, kegiatan, dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja.
Pasal 20
Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri dari:
a. Subbagian Monitoring;
b. Subbagian Evaluasi; dan
c. Subbagian Pelaporan.
Pasal 21
(1) Subbagian Monitoring mempunyai tugas melakukan pemantauan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran.
(2) Subbagian Evaluasi mempunyai tugas melakukan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran.
(3) Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan penyusunan laporan pelaksanaan program, kegiatan, dan anggaran, serta laporan akuntabilitas kinerja secara periodik triwulanan dan tahunan.
Pasal 22
Bagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan penataan organisasi, penyempurnaan tata laksana serta pengembangan kinerja organisasi.
Pasal 23
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Bagian Organisasi dan Tata Laksana menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penataan dan evaluasi organisasi;
b. pelaksanaan penyempurnaan tata laksana; dan
c. pelaksanaan pengembangan kinerja organisasi.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 10 -
Pasal 24
Bagian Organisasi dan Tata Laksana terdiri dari:
a. Subbagian Organisasi;
b. Subbagian Tata Laksana; dan
c. Subbagian Pengembangan Kinerja Organisasi.
Pasal 25
(1) Subbagian Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, analisis, dan evaluasi organisasi, penyusunan dan penyajian uraian, klasifikasi, dan spesifikasi jabatan, serta pengolahan data analisis beban kerja.
(2) Subbagian Tata Laksana mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penelaahan, analisis, dan evaluasi serta penyusunan rumusan sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum dan pelayanan publik, standar norma waktu serta pembakuan sarana dan prasarana kerja.
(3) Subbagian Pengembangan Kinerja Organisasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan analisis kinerja organisasi dan penyajian hasil penilaian kinerja organisasi.
Pasal 26
Bagian Data mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data hasil pelaksanaan kegiatan pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Bagian Data menyelenggarakan fungsi:
a. pengumpulan dan kompilasi bahan hasil pelaksanaan kegiatan;
b. pengolahan data hasil pelaksanaan kegiatan; dan
c. penyajian data sebagai penunjang pelaksanaan tugas.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 11 -
Pasal 28
Bagian Data terdiri dari:
a. Subbagian Pengumpulan Data;
b. Subbagian Pengolahan Data; dan
c. Subbagian Penyajian Data.
Pasal 29
(1) Subbagian Pengumpulan Data mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan kompilasi bahan hasil pelaksanaan kegiatan pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Subbagian Pengolahan Data mempunyai tugas melakukan pengolahan bahan hasil pelaksanaan kegiatan pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(3) Subbagian Penyajian Data mempunyai tugas melakukan penyajian dan penyimpanan data sebagai penunjang pelaksanaan tugas semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 30
Bagian Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan administrasi bahan pustaka, pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka, serta pelayanan pustaka.
Pasal 31
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Bagian Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi pustaka;
b. pelaksanaan pengadaan dan pemeliharaan pustaka; dan
c. pelaksanaan pelayanan pustaka.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 12 -
Pasal 32
Bagian Perpustakaan terdiri dari:
a. Subbagian Administrasi Pustaka;
b. Subbagian Pengadaan dan Pemeliharaan Pustaka; dan
c. Subbagian Pelayanan Pustaka.
Pasal 33
(1) Subbagian Administrasi Pustaka mempunyai tugas melakukan pencatatan, pengklasifikasian, dan penataan bahan pustaka.
(2) Subbagian Pengadaan dan Pemeliharaan Pustaka mempunyai tugas melakukan inventarisasi kebutuhan, pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka.
(3) Subbagian Pelayanan Pustaka mempunyai tugas melakukan pelayanan dan penyebarluasan informasi kepustakaan.
Bagian Keempat
Biro Umum
Pasal 34
Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan tata usaha pimpinan, kepegawaian, perlengkapan dan urusan kerumahtanggaan, keuangan, protokol dan pengamanan.
Pasal 35
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Biro Umum menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan administrasi umum dan penatausahaan pimpinan;
b. pengelolaan kepegawaian;
c. pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan, dan kerumahtanggaan;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 13 -
d. pengelolaan administrasi keuangan; dan
e. pelaksanaan keprotokolan dan pengamanan.
Pasal 36
Biro Umum terdiri dari:
a. Bagian Administrasi Umum;
b. Bagian Kepegawaian;
c. Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga;
d. Bagian Keuangan; dan
e. Bagian Protokol dan Pengamanan.
Pasal 37
Bagian Administrasi Umum mempunyai tugas melaksanakan administrasi persuratan, penggandaan, kearsipan, dan tata usaha pimpinan.
Pasal 38
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Bagian Administrasi Umum menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi persuratan;
b. pelaksanaan penggandaan;
c. pelaksanaan kearsipan; dan
d. pelaksanaan tata usaha pimpinan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 14 -
Pasal 39
Bagian Administrasi Umum terdiri dari:
a. Subbagian Persuratan;
b. Subbagian Penggandaan;
c. Subbagian Kearsipan;
d. Subbagian Tata Usaha Menteri Koordinator;
e. Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian Koordinator;
f. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri;
g. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri;
h. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia;
i. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara;
j. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional;
k. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa;
l. Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur; dan
m. Subbagian Tata Usaha Staf Ahli.
Pasal 40
(1) Subbagian Persuratan mempunyai tugas melakukan kegiatan pengadministrasian surat masuk dan surat keluar, tata naskah dan ekspedisi.
(2) Subbagian Penggandaan mempunyai tugas melakukan kegiatan reproduksi, penggandaan dan penjilidan.
(3) Subbagian Kearsipan mempunyai tugas melakukan kegiatan penyusunan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip.
(4) Subbagian Tata Usaha Menteri Koordinator mempunyai tugas melakukan tata usaha Menteri Koordinator.
(5) Subbagian Tata Usaha Sekretaris Kementerian Koordinator mempunyai tugas melakukan tata usaha Sekretaris Kementerian Koordinator.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 15 -
(6) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.
(7) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri.
(8) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia.
(9) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara.
(10) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional.
(11) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa.
(12) Subbagian Tata Usaha Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur mempunyai tugas melakukan tata usaha Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur.
(13) Subbagian Tata Usaha Staf Ahli mempunyai tugas melakukan tata usaha Staf Ahli.
Pasal 41
Subbagian Tata Usaha Pimpinan sebagaimana dimaksud pada Pasal 40 ayat (1) sampai dengan ayat (13), secara administrasi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Administrasi Umum dan secara operasional untuk pelayanan administrasibertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Deputi, dan Staf Ahli.
Pasal 42
Bagian Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan administrasi kepegawaian, pengembangan pegawai, dan kesejahteraan pegawai.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 16 -
Pasal 43
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Bagian Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi kepegawaian;
b. pelaksanaan pengembangan pegawai; dan
c. pelaksanaan kesejahteraan pegawai.
Pasal 44
Bagian Kepegawaian terdiri dari:
a. Subbagian Administrasi Kepegawaian;
b. Subbagian Pengembangan Pegawai; dan
c. Subbagian Kesejahteraan Pegawai.
Pasal 45
(1) Subbagian Administrasi Kepegawaian mempunyai tugas melakukan inventarisasi formasi, menyiapkan proses seleksi, pengangkatan, pemberhentian, dan dokumentasi pegawai.
(2) Subbagian Pengembangan Pegawai mempunyai tugas melakukan penegakan disiplin dan kode etik, pelaporan kehadiran pegawai, pengurusan kepangkatan, jabatan, rotasi dan mutasi serta pendidikan dan pelatihan.
(3) Subbagian Kesejahteraan Pegawai mempunyai tugas melakukan pengurusan administrasi penggajian, pemberian tunjangan, cuti, penghargaan, pelayanan kesehatan, dan pensiun pegawai.
Pasal 46
Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan administrasi pengadaan dan perlengkapan, administrasi barang milik negara dan pemeliharaan kendaraan dinas serta pelayanan kerumahtanggaan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 17 -
Pasal 47
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46, Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi pengadaan barang dan jasa, dan penyiapan alat perlengkapan;
b. pelaksanaan administrasi barang milik negara dan pemeliharaan kendaraan dinas; dan
c. pelayanan kerumahtanggaan.
Pasal 48
Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga terdiri dari:
a. Subbagian Pengadaan dan Perlengkapan;
b. Subbagian Administrasi Barang Milik Negara dan Pemeliharaan Kendaraan Dinas; dan
c. Subbagian Rumah Tangga.
Pasal 49
(1) Subbagian Pengadaan dan Perlengkapan mempunyai tugas melakukan administrasi pengadaan barang dan jasa, penyiapan alat perlengkapan, termasuk distribusi, perawatan sarana dan prasarana, serta pergudangan.
(2) Subbagian Administrasi Barang Milik Negara dan Pemeliharaan Kendaraan Dinas mempunyai tugas melakukan administrasi, penghapusan, dan pelaporan Barang Milik Negara, serta pemeliharaan kendaraan dinas.
(3) Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas melakukan pelayanan kerumahtanggaan, kebersihan, dan urusan dalam lainnya.
Pasal 50
Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan administrasi keuangan, perbendaharaan, akuntansi dan verifikasi.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 18 -
Pasal 51
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi keuangan;
b. pelaksanaan perbendaharaan; dan
c. pelaksanaan akuntansi dan verifikasi.
Pasal 52
Bagian Keuangan terdiri dari:
a. Subbagian Administrasi Keuangan;
b. Subbagian Perbendaharaan; dan
c. Subbagian Akuntansi dan Verifikasi.
Pasal 53
(1) Subbagian Administrasi Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan penyusunan anggaran serta administrasi keuangan.
(2) Subbagian Perbendaharaan mempunyai tugas melakukan kegiatan kebendaharaan, kas, pembukuan, dan pertanggungjawaban keuangan.
(3) Subbagian Akuntansi dan Verifikasi mempunyai tugas melakukan penyusunan neraca keuangan, verifikasi pertanggungjawaban keuangan, dan penyusunan laporan keuangan.
Pasal 54
Bagian Protokol dan Pengamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan acara dan kegiatan keprotokolan, pengamanan, dan kegiatan persandian di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 19 -
Pasal 55
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Bagian Protokol dan Pengamanan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan penyiapan acara dan keprotokolan;
b. pelaksanaan pengamanan; dan
c. pelaksanaan kegiatan persandian.
Pasal 56
Bagian Protokol dan Pengamanan terdiri dari:
a. Subbagian Acara dan Protokol;
b. Subbagian Pengamanan; dan
c. Subbagian Persandian.
Pasal 57
(1) Subbagian Acara dan Protokol mempunyai tugas melakukan penyiapan acara dan kegiatan keprotokolan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Subbagian Pengamanan mempunyai tugas melakukan pengamanan di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(3) Subbagian Persandian mempunyai tugas melakukan kegiatan persandian dan pengelolaan transmisi.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 20 -
Bagian Kelima
Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan
Pasal 58
Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan persidangan, penyiapan materi persidangan, penyusunan risalah dan publikasi persidangan, penyiapan bahan penyusunan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pelaksanaan bantuan hukum serta hubungan kelembagaan.
Pasal 59
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan dan pelaksanaan persidangan;
b. penyiapan materi persidangan;
c. penyusunan risalah dan publikasi persidangan;
d. penyiapan bahan penyusunan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pelaksanaan bantuan hukum; dan
e. pelaksanaan hubungan kelembagaan.
Pasal 60
Biro Persidangan dan Hubungan Kelembagaan terdiri dari:
a. Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan;
b. Bagian Materi Persidangan;
c. Bagian Risalah Persidangan;
d. Bagian Hukum; dan
e. Bagian Hubungan Kelembagaan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 21 -
Pasal 61
Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan jadwal persidangan, dan penyiapan undangan serta konfirmasi kehadiran peserta.
Pasal 62
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan menyelenggarakan fungsi:
a. perencanaan persidangan;
b. penatalaksanaan persidangan; dan
c. pelayanan persidangan.
Pasal 63
Bagian Perencanaan dan Pelaksanaan Persidangan terdiri dari:
a. Subbagian Perencanaan Persidangan;
b. Subbagian Tata Laksana Persidangan; dan
c. Subbagian Pelayanan Persidangan.
Pasal 64
(1) Subbagian Perencanaan Persidangan mempunyai tugas melakukan penyusunan jadwal persidangan, penyusunan daftar peserta, dan penyiapan undangan serta konfirmasi kehadiran.
(2) Subbagian Tata Laksana Persidangan mempunyai tugas melakukan penyiapan ruangan, dan penatalaksanaan persidangan.
(3) Subbagian Pelayanan Persidangan mempunyai tugas melakukan pelayanan persidangan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 22 -
Pasal 65
Bagian Materi Persidangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan materi, notulensi, dan penataan materi persidangan.
Pasal 66
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65, Bagian Materi Persidangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan materi persidangan;
b. penyusunan notulensi persidangan; dan
c. penataan materi persidangan.
Pasal 67
Bagian Materi Persidangan terdiri dari:
a. Subbagian Penyiapan Materi Persidangan;
b. Subbagian Notulensi Persidangan; dan
c. Subbagian Penataan Materi Persidangan.
Pasal 68
(1) Subbagian Penyiapan Materi Persidangan mempunyai tugas melakukan penyiapan materi persidangan.
(2) Subbagian Notulensi Persidangan mempunyai tugas melakukan pencatatan persidangan.
(3) Subbagian Penataan Materi Persidangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan penataan materi persidangan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 23 -
Pasal 69
Bagian Risalah Persidangan mempunyai tugas melaksanakan perekaman dan transkrip persidangan, penyusunan risalah, dan publikasi persidangan.
Pasal 70
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Bagian Risalah Persidangan menyelenggarakan fungsi:
a. perekaman dan transkrip persidangan;
b. penyusunan risalah persidangan; dan
c. penyusunan publikasi hasil persidangan.
Pasal 71
Bagian Risalah Persidangan terdiri dari:
a. Subbagian Rekaman dan Transkrip Persidangan;
b. Subbagian Penyusunan Risalah Persidangan; dan
c. Subbagian Publikasi Persidangan.
Pasal 72
(1) Subbagian Rekaman dan Transkrip Persidangan mempunyai tugas melakukan perekaman dan penyusunan transkrip persidangan.
(2) Subbagian Penyusunan Risalah Persidangan mempunyai tugas melakukan penyusunan risalah persidangan.
(3) Subbagian Publikasi Persidangan mempunyai tugas melakukan penyebaran informasi tentang kegiatan persidangan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 24 -
Pasal 73
Bagian Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang politik, hukum, dan keamanan, serta pemberian bantuan hukum.
Pasal 74
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73, Bagian Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan;
b. pendokumentasian produk hukum; dan
c. pelaksanaan bantuan hukum.
Pasal 75
Bagian Hukum terdiri dari:
a. Subbagian Peraturan Perundang-undangan;
b. Subbagian Dokumentasi Produk Hukum; dan
c. Subbagian Bantuan Hukum.
Pasal 76
(1) Subbagian Peraturan Perundang-undangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang politik, hukum, dan keamanan.
(2) Subbagian Dokumentasi Produk Hukum mempunyai tugas melakukan pengelolaan dokumentasi produk hukum.
(3) Subbagian Bantuan Hukum mempunyai tugas melakukan usaha-usaha bantuan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 25 -
Pasal 77
Bagian Hubungan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan hubungan kelembagaan dengan kementerian dan lembaga, di bawah koordinasi bidang politik, hukum, dan keamanan; lembaga-lembaga negara serta organisasi kemasyarakatan dalam rangka penyelenggaraan persidangan.
Pasal 78
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Bagian Hubungan Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan hubungan dengan kementerian dan lembaga terkait;
b. pelaksanaan hubungan dengan lembaga-lembaga negara; dan
c. pelaksanaan hubungan dengan organisasi kemasyarakatan.
Pasal 79
Bagian Hubungan Kelembagaan terdiri dari:
a. Subbagian Hubungan Kementerian/Lembaga;
b. Subbagian Hubungan Lembaga Negara; dan
c. Subbagian Hubungan Organisasi Kemasyarakatan.
Pasal 80
(1) Subbagian Hubungan Kementerian/Lembaga mempunyai tugas melakukan hubungan dengan kementerian/lembaga di bidang politik, hukum, dan keamanan.
(2) Subbagian Hubungan Lembaga Negara mempunyai tugas melakukan hubungan dengan lembaga-lembaga negara.
(3) Subbagian Hubungan Organisasi Kemasyarakatan mempunyai tugas melakukan hubungan dengan organisasi kemasyarakatan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 26 -
BAB V
Unsur Pelaksana
DEPUTI KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Pasal 81
(1) Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dipimpin oleh Deputi.
(3) Deputi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
BAB VI
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI POLITIK DALAM NEGERI
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 82
Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri, yang selanjutnya disebut Deputi I,mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dalam negeri.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 27 -
Pasal 83
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82, Deputi I menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dalam negeri;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik dalam negeri;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang politik dalam negeri; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 84
Deputi I terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan;
b. Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah;
c. Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil;
d. Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 28 -
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan
Pasal 85
Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang demokrasi dan kelembagaan.
Pasal 86
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85, Asisten Deputi 1/I menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang demokrasi dan kelembagaan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang demokrasi dan kelembagaan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang demokrasi dan kelembagaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.
Pasal 87
Asisten Deputi 1/I terdiri dari:
a. Bidang Penguatan Demokrasi;
b. Bidang Hubungan Kelembagaan Demokrasi.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 29 -
Pasal 88
Bidang Penguatan Demokrasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penguatan demokrasi.
Pasal 89
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, Bidang Penguatan Demokrasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan demokrasi;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan demokrasi;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penguatan demokrasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan.
Pasal 90
Bidang Hubungan Kelembagaan Demokrasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan kelembagaan demokrasi.
Pasal 91
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Bidang Hubungan Kelembagaan Demokrasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan kelembagaan demokrasi;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan kelembagaan demokrasi;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 30 -
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang hubungan kelembagaan demokrasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kelembagaan.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Pasal 92
Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah.
Pasal 93
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92, Asisten Deputi 2/I menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang desentralisasi dan otonomi daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 31 -
Pasal 94
Asisten Deputi 2/I terdiri dari:
a. Bidang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah;
b. Bidang Otonomi Daerah.
Pasal 95
Bidang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah.
Pasal 96
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95, Bidang Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang hubungan pemerintah pusat dan daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
Pasal 97
Bidang Otonomi Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi daerah.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 32 -
Pasal 98
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97, Bidang Otonomi Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi daerah;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi daerah;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang otonomi daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil
Pasal 99
Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang organisasi masyarakat sipil.
Pasal 100
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99, Asisten Deputi 3/I menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang organisasi masyarakat sipil;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang organisasi masyarakat sipil;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 33 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang organisasi masyarakat sipil; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.
Pasal 101
Asisten Deputi 3/I terdiri dari:
a. Bidang Penataan Organisasi Masyarakat Sipil;
b. Bidang Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil.
Pasal 102
Bidang Penataan Organisasi Masyarakat Sipil mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penataan organisasi masyarakat sipil.
Pasal 103
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102, Bidang Penataan Organisasi Masyarakat Sipil menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan organisasi masyarakat sipil;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan organisasi masyarakat sipil;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penataan organisasi masyarakat sipil; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 34 -
Pasal 104
Bidang Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil mempunyai tugas melaksanakanpenyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil.
Pasal 105
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104, Bidang Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang pemberdayaan organisasi masyarakat sipil; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Organisasi Masyarakat Sipil.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Pengelolaan Pemilu
Pasal 106
Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan Pemilu.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 35 -
Pasal 107
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106, Asisten Deputi 4/I menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan Pemilu;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan Pemilu;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan Pemilu; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.
Pasal 108
Asisten Deputi 4/I terdiri dari:
a. Bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden;
b. Bidang Pemilu Kepala Daerah.
Pasal 109
Bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden.
Pasal 110
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 109, Bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 36 -
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu.
Pasal 111
Bidang Pemilu Kepala Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang Pemilu Kepala Daerah.
Pasal 112
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Bidang Pemilu Kepala Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemilu Kepala Daerah;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang Pemilu Kepala Daerah;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang Pemilu Kepala Daerah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 37 -
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Otonomi Khusus
Pasal 113
Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/I, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus.
Pasal 114
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113, Asisten Deputi 5/Imenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.
Pasal 115
Asisten Deputi 5/I terdiri dari:
a. Bidang Otonomi Khusus Aceh;
b. Bidang Otonomi Khusus Papua.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 38 -
Pasal 116
Bidang Otonomi Khusus Aceh mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus Aceh.
Pasal 117
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116, Bidang Otonomi Khusus Aceh menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus Aceh;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus Aceh;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang otonomi khusus Aceh; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus.
Pasal 118
Bidang Otonomi Khusus Papua mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang otonomi khusus Papua.
Pasal 119
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 118, Bidang Otonomi Khusus Papua menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus Papua;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang otonomi khusus Papua;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 39 -
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang otonomi khusus Papua; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus.
BAB VII
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI POLITIK LUAR NEGERI
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 120
Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri, yang selanjutnya disebut Deputi II, mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik luar negeri.
Pasal 121
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120, Deputi IImenyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik luar negeri;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang politik luar negeri;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang politik luar negeri; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 40 -
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 122
Deputi II terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri;
b. Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama ASEAN;
c. Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika;
d. Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Hubungan Multilateral.
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri
Pasal 123
Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/II, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang strategi politik luar negeri.
Pasal 124
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 123, Asisten Deputi 1/II menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang strategi politik luar negeri;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang strategi politik luar negeri;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 41 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang strategi politik luar negeri; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri.
Pasal 125
Asisten Deputi 1/II terdiri dari:
a. Bidang Strategi Politik dan Hukum;
b. Bidang Strategi Pertahanan dan Keamanan.
Pasal 126
Bidang Strategi Politik dan Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan strategi politik luar negeri di bidang politik dan hukum.
Pasal 127
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126, Bidang Strategi Politik dan Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan strategi politik luar negeri di bidang politik dan hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan strategi politik luar negeri di bidang politik dan hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan strategi politik luar negeri di bidang politik dan hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 42 -
Pasal 128
Bidang Strategi Pertahanan dan Keamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan strategi politik luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan.
Pasal 129
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128, Bidang Strategi Pertahanan dan Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan strategi politik luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan strategi politik luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan strategi politik luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Kerjasama ASEAN
Pasal 130
Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama ASEAN, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/II, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama ASEAN.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 43 -
Pasal 131
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Asisten Deputi 2/II menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama ASEAN;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama ASEAN;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama ASEAN; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri.
Pasal 132
Asisten Deputi 2/II terdiri dari:
a. Bidang Kerjasama Regional ASEAN;
b. Bidang Kerjasama Bilateral ASEAN.
Pasal 133
Bidang Kerjasama Regional ASEAN mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama regional ASEAN.
Pasal 134
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133, Bidang Kerjasama Regional ASEAN menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama regional ASEAN;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama regional ASEAN;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 44 -
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kerjasama regional ASEAN; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama ASEAN.
Pasal 135
Bidang Kerjasama Bilateral ASEAN mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama bilateral ASEAN.
Pasal 136
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135, Bidang Kerjasama Bilateral ASEAN menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama bilateral ASEAN;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama bilateral ASEAN;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kerjasama bilateral ASEAN; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama ASEAN.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 45 -
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika
Pasal 137
Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/II, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika.
Pasal 138
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137, Asisten Deputi 3/II menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri.
Pasal 139
Asisten Deputi 3/II terdiri dari:
a. Bidang Kerjasama Asia dan Pasifik;
b. Bidang Kerjasama Afrika dan Timur Tengah.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 46 -
Pasal 140
Bidang Kerjasama Asia dan Pasifik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Asia dan Pasifik.
Pasal 141
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140, Bidang Kerjasama Asia dan Pasifik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Asia dan Pasifik;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Asia dan Pasifik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kerjasama Asia dan Pasifik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika.
Pasal 142
Bidang Kerjasama Afrika dan Timur Tengah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Afrika dan Timur Tengah.
Pasal 143
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142, Bidang Kerjasama Afrika dan Timur Tengah menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Afrika dan Timur Tengah;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 47 -
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Afrika dan Timur Tengah;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kerjasama Afrika dan Timur Tengah; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Asia, Pasifik, dan Afrika.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa
Pasal 144
Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/II, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Amerika dan Eropa.
Pasal 145
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 144, Asisten Deputi 4/IImenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Amerika dan Eropa;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Amerika dan Eropa;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Amerika dan Eropa; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 48 -
Pasal 146
Asisten Deputi 4/II terdiri dari:
a. Bidang Kerjasama Amerika;
b. Bidang Kerjasama Eropa.
Pasal 147
Bidang Kerjasama Amerika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Amerika.
Pasal 148
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 147, Bidang Kerjasama Amerika menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Amerika;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Amerika;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kerjasama Amerika; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa.
Pasal 149
Bidang Kerjasama Eropa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama Eropa.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 49 -
Pasal 150
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 149, Bidang Kerjasama Eropa menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Eropa;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama Eropa;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kerjasama Eropa; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kerjasama Amerika dan Eropa.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Hubungan Multilateral
Pasal 151
Asisten Deputi Koordinasi Hubungan Multilateral, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/II, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan multilateral.
Pasal 152
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151, Asisten Deputi 5/II menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan multilateral;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan multilateral;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 50 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan multilateral; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri.
Pasal 153
Asisten Deputi 5/II terdiri dari:
a. Bidang Hubungan Multilateral PBB;
b. Bidang Hubungan Multilateral Non PBB dan Antar Kawasan.
Pasal 154
Bidang Hubungan Multilateral PBB mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan multilateral PBB.
Pasal 155
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154, Bidang Hubungan Multilateral PBB menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan multilateral PBB;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan multilateral PBB;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang hubungan multilateral PBB; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Hubungan Multilateral.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 51 -
Pasal 156
Bidang Hubungan Multilateral Non PBB dan Antar Kawasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hubungan multilateral non PBB dan antar kawasan.
Pasal 157
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156, Bidang Hubungan Multilateral Non PBB dan Antar Kawasan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan multilateral non PBB dan antar kawasan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hubungan multilateral non PBB dan antar kawasan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang hubungan multilateral non PBB dan antar kawasan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Hubungan Multilateral.
BAB VIII
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 158
Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang selanjutnya disebut Deputi III, mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 52 -
Pasal 159
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158, Deputi III menyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum dan hak asasi manusia;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hukum dan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 160
Deputi III terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum;
b. Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum;
c. Asisten Deputi Koordinasi Penegakan Hukum;
d. Asisten Deputi Koordinasi Hukum Internasional; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 53 -
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Materi Hukum
Pasal 161
Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/III, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang materi hukum.
Pasal 162
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 161, Asisten Deputi 1/IIImenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang materi hukum;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang materi hukum;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang materi hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal 163
Asisten Deputi 1/III terdiri dari:
a. Bidang Materi Hukum Privat;
b. Bidang Materi Hukum Publik.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 54 -
Pasal 164
Bidang Materi Hukum Privat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang materi hukum privat.
Pasal 165
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 164, Bidang Materi Hukum Privat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang materi hukum privat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang materi hukum privat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang materi hukum privat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum.
Pasal 166
Bidang Materi Hukum Publik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang materi hukum publik.
Pasal 167
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166, Bidang Materi Hukum Publik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang materi hukum publik;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 55 -
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang materi hukum publik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang materi hukum publik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Materi Hukum.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum
Pasal 168
Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/III, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan aparatur hukum.
Pasal 169
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 168, Asisten Deputi 2/III menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan aparatur hukum;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan aparatur hukum;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan aparatur hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 56 -
Pasal 170
Asisten Deputi 2/III terdiri dari:
a. Bidang Profesionalisme Aparatur Hukum;
b. Bidang Integritas Aparatur Hukum.
Pasal 171
Bidang Profesionalisme Aparatur Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang profesionalisme aparatur hukum.
Pasal 172
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 171, Bidang Profesionalisme Aparatur Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang profesionalisme aparatur hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang profesionalisme aparatur hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang profesionalisme aparatur hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum.
Pasal 173
Bidang Integritas Aparatur Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang integritas aparatur hukum.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 57 -
Pasal 174
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173, Bidang Integritas Aparatur Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang integritas aparatur hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang integritas aparatur hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang integritas aparatur hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Aparatur Hukum.
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Penegakan Hukum
Pasal 175
Asisten Deputi Koordinasi Penegakan Hukum, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/III, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penegakan hukum.
Pasal 176
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 175, Asisten Deputi 3/III menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penegakan hukum;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penegakan hukum;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 58 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penegakan hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal 177
Asisten Deputi 3/III terdiri dari:
a. Bidang Penyelesaian Kasus Hukum;
b. Bidang Budaya Hukum.
Pasal 178
Bidang Penyelesaian Kasus Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penyelesaian kasus hukum.
Pasal 179
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 178, Bidang Penyelesaian Kasus Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelesaian kasus hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelesaian kasus hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penyelesaian kasus hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penegakan Hukum.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 59 -
Pasal 180
Bidang Budaya Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang budaya hukum.
Pasal 181
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 180, Bidang Budaya Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang budaya hukum;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang budaya hukum;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang budaya hukum; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penegakan Hukum.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Hukum Internasional
Pasal 182
Asisten Deputi Koordinasi Hukum Internasional, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/III, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hukum internasional.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 60 -
Pasal 183
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 182, Asisten Deputi 4/III menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum internasional;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum internasional;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hukum internasional; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal 184
Asisten Deputi 4/III terdiri dari:
a. Bidang Hukum Laut dan Dirgantara;
b. Bidang Hukum Humaniter.
Pasal 185
Bidang Hukum Laut dan Dirgantara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hukum laut dan dirgantara.
Pasal 186
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 185, Bidang Hukum Laut dan Dirgantara menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum laut dan dirgantara;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 61 -
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum laut dan dirgantara;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang hukum laut dan dirgantara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Hukum Internasional.
Pasal 187
Bidang Hukum Humaniter mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang hukum humaniter.
Pasal 188
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 187, Bidang Hukum Humaniter menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum humaniter;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang hukum humaniter;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang hukum humaniter; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Hukum Internasional.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 62 -
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia
Pasal 189
Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/III, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia.
Pasal 190
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 189, Asisten Deputi 5/IIImenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Pasal 191
Asisten Deputi 5/III terdiri dari:
a. Bidang Pemajuan Hak Asasi Manusia;
b. Bidang Perlindungan Hak Asasi Manusia.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 63 -
Pasal 192
Bidang Pemajuan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemajuan hak asasi manusia.
Pasal 193
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 192, Bidang Pemajuan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemajuan hak asasi manusia;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemajuan hak asasi manusia;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang pemajuan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.
Pasal 194
Bidang Perlindungan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang perlindungan hak asasi manusia.
Pasal 195
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 194, Bidang Perlindungan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan hak asasi manusia;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan hak asasi manusia;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 64 -
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang perlindungan hak asasi manusia; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia.
BAB IX
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI PERTAHANAN NEGARA
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 196
Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara, yang selanjutnya disebut Deputi IV, mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan negara.
Pasal 197
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196, Deputi IVmenyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan negara;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan negara;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pertahanan negara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 65 -
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 198
Deputi IV terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan;
b. Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan;
c. Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan;
d. Asisten Deputi Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan.
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan
Pasal 199
Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi
perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang doktrin dan strategi pertahanan.
Pasal 200
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199, Asisten Deputi 1/IV menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang doktrin dan strategi pertahanan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang doktrin dan strategi pertahanan;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 66 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang doktrin dan strategi pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara.
Pasal 201
Asisten Deputi 1/IV terdiri dari:
a. Bidang Doktrin Pertahanan;
b. Bidang Strategi Pertahanan.
Pasal 202
Bidang Doktrin Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang doktrin pertahanan.
Pasal 203
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 202, Bidang Doktrin Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang doktrin pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang doktrin pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang doktrin pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 67 -
Pasal 204
Bidang Strategi Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang strategi pertahanan.
Pasal 205
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 204, Bidang Strategi Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang strategi pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang strategi pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang strategi pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Intelijen Pertahanan
Pasal 206
Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang intelijen pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 68 -
Pasal 207
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 206, Asisten Deputi 2/IV menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang intelijen pertahanan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang intelijen pertahanan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang intelijen pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara.
Pasal 208
Asisten Deputi 2/IV terdiri dari:
a. Bidang Intelijen Pertahanan;
b. Bidang Ancaman Terhadap Negara.
Pasal 209
Bidang Intelijen Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang intelijen pertahanan.
Pasal 210
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209, Bidang Intelijen Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang intelijen pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang intelijen pertahanan;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 69 -
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang intelijen pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan.
Pasal 211
Bidang Ancaman Terhadap Negara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang ancaman terhadap negara.
Pasal 212
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 211, Bidang Ancaman Terhadap Negara menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ancaman terhadap negara;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ancaman terhadap negara;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang ancaman terhadap negara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 70 -
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan
Pasal 213
Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang wilayah perbatasan dan tata ruang pertahanan.
Pasal 214
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 213, Asisten Deputi 3/IV menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang wilayah perbatasan dan tata ruang pertahanan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang wilayah perbatasan dan tata ruang pertahanan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang wilayah perbatasan dan tata ruang pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara.
Pasal 215
Asisten Deputi 3/IV terdiri dari:
a. Bidang Wilayah Perbatasan;
b. Bidang Tata Ruang Pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 71 -
Pasal 216
Bidang Wilayah Perbatasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang wilayah perbatasan.
Pasal 217
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 216, Bidang Wilayah Perbatasan menyelenggarakan:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang wilayah perbatasan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang wilayah perbatasan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang wilayah perbatasan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan.
Pasal 218
Bidang Tata Ruang Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang tata ruang pertahanan.
Pasal 219
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 218, Bidang Tata Ruang Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang pertahanan;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 72 -
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang tata ruang pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional
Pasal 220
Asisten Deputi Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan
koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang potensi pertahanan dan integritas nasional.
Pasal 221
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 220, Asisten Deputi 4/IV menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang potensi pertahanan dan integritas nasional;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang potensi pertahanan dan integritas nasional;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang potensi pertahanan dan integritas nasional; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 73 -
Pasal 222
Asisten Deputi 4/IV terdiri dari:
a. Bidang Potensi Pertahanan;
b. Bidang Integritas Nasional.
Pasal 223
Bidang Potensi Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang potensi pertahanan.
Pasal 224
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 223, Bidang Potensi Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang potensi pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang potensi pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang potensi pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional.
Pasal 225
Bidang Integritas Nasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang integritas nasional.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 74 -
Pasal 226
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225, Bidang Integritas Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang integritas nasional;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang integritas nasional;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang integritas nasional; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Potensi Pertahanan dan Integritas Nasional.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan
Pasal 227
Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/IV, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kekuatan, kemampuan, dan kerjasama pertahanan.
Pasal 228
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 227, Asisten Deputi 5/IVmenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kekuatan, kemampuan, dan kerjasama pertahanan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kekuatan, kemampuan, dan kerjasama pertahanan;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 75 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kekuatan, kemampuan, dan kerjasama pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara.
Pasal 229
Asisten Deputi 5/IV terdiri dari:
a. Bidang Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan;
b. Bidang Kerjasama Pertahanan.
Pasal 230
Bidang Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kekuatan dan kemampuan pertahanan.
Pasal 231
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 230, Bidang Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kekuatan dan kemampuan pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kekuatan dan kemampuan pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kekuatan dan kemampuan pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 76 -
Pasal 232
Bidang Kerjasama Pertahanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kerjasama pertahanan.
Pasal 233
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 232, Bidang Kerjasama Pertahanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama pertahanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kerjasama pertahanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kerjasama pertahanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerjasama Pertahanan.
BAB X
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI KEAMANAN NASIONAL
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 234
Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional, yang selanjutnya disebut Deputi V, mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keamanan nasional.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 77 -
Pasal 235
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 234, Deputi Vmenyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keamanan nasional;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang keamanan nasional;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang keamanan nasional; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 236
Deputi V terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara;
b. Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa;
c. Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi;
d. Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 78 -
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan
Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara
Pasal 237
Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/V, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan konvensional dan kejahatan terhadap kekayaan negara.
Pasal 238
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 237, Asisten Deputi 1/Vmenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan konvensional dan kejahatan terhadap kekayaan negara;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan konvensional dan kejahatan terhadap kekayaan negara;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan konvensional dan kejahatan terhadap kekayaan negara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 79 -
Pasal 239
Asisten Deputi 1/V terdiri dari:
a. Bidang Penanganan Kejahatan Konvensional;
b. Bidang Penanganan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara.
Pasal 240
Bidang Penanganan Kejahatan Konvensional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan konvensional.
Pasal 241
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 240, Bidang Penanganan Kejahatan Konvensional menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan konvensional;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan konvensional;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penanganan kejahatan konvensional; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara.
Pasal 242
Bidang Penanganan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan terhadap kekayaan negara.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 80 -
Pasal 243
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 242, Bidang Penanganan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan terhadap kekayaan negara;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan terhadap kekayaan negara;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penanganan kejahatan terhadap kekayaan negara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Konvensional dan Kejahatan Terhadap Kekayaan Negara.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan
Kejahatan Luar Biasa
Pasal 244
Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/V, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan transnasional dan kejahatan luar biasa.
Pasal 245
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244, Asisten Deputi 2/Vmenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan transnasional dan kejahatan luar biasa;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan transnasional dan kejahatan luar biasa;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 81 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan transnasional dan kejahatan luar biasa; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional.
Pasal 246
Asisten Deputi 2/V terdiri dari:
a. Bidang Penanganan Kejahatan Transnasional;
b. Bidang Penanganan Kejahatan Luar Biasa.
Pasal 247
Bidang Penanganan Kejahatan Transnasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan transnasional.
Pasal 248
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247, Bidang Penanganan Kejahatan Transnasional menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan transnasional;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan transnasional;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penanganan kejahatan transnasional; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 82 -
Pasal 249
Bidang Penanganan Kejahatan Luar Biasa mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kejahatan luar biasa.
Pasal 250
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 249, Bidang Penanganan Kejahatan Luar Biasa menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan luar biasa;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kejahatan luar biasa;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penanganan kejahatan luar biasa; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kejahatan Transnasional dan Kejahatan Luar Biasa.
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi
Pasal 251
Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/V, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidangpenanganan daerah rawan konflik dan kontijensi.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 83 -
Pasal 252
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 251, Asisten Deputi 3/V menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan daerah rawan konflik dan kontijensi;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan daerah rawan konflik dan kontijensi;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan daerah rawan konflik dan kontijensi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional.
Pasal 253
Asisten Deputi 3/V terdiri dari:
a. Bidang Penanganan Daerah Rawan Konflik;
b. Bidang Penanganan Kontijensi.
Pasal 254
Bidang Penanganan Daerah Rawan Konflik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan daerah rawan konflik.
Pasal 255
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 254, Bidang Penanganan Daerah Rawan Konflik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan daerah rawan konflik;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 84 -
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan daerah rawan konflik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penanganan daerah rawan konflik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi.
Pasal 256
Bidang Penanganan Kontijensi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kontijensi.
Pasal 257
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 256, Bidang Penanganan Kontijensi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kontijensi;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kontijensi;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penanganan kontijensi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Daerah Rawan Konflik dan Kontijensi.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 85 -
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara
Pasal 258
Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/V, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidangpenanganan kerjasama dan keamanan negara.
Pasal 259
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 258, Asisten Deputi 4/Vmenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kerjasama dan keamanan negara;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kerjasama dan keamanan negara;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kerjasama dan keamanan negara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional.
Pasal 260
Asisten Deputi 4/V terdiri dari:
a. Bidang Penanganan Kerjasama Kementerian/Lembaga;
b. Bidang Penanganan Keamanan Negara.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 86 -
Pasal 261
Bidang Penanganan Kerjasama Kementerian/Lembaga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan kerjasama kementerian/lembaga.
Pasal 262
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 261, Bidang Penanganan Kerjasama Kementerian/Lembaga menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kerjasama kementerian/lembaga;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan kerjasama kementerian/lembaga;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penanganan kerjasama kementerian/lembaga; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara.
Pasal 263
Bidang Penanganan Keamanan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang penanganan keamanan negara.
Pasal 264
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 263, Bidang Penanganan Keamanan Negara menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan keamanan negara;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 87 -
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanganan keamanan negara;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang penanganan keamanan negara; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Penanganan Kerjasama dan Keamanan Negara.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat
Pasal 265
Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/V, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidangintelijen keamanan dan bimbingan masyarakat.
Pasal 266
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265, Asisten Deputi 5/V menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang intelijen keamanan dan bimbingan masyarakat;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang intelijen keamanan dan bimbingan masyarakat;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang intelijen keamanan dan bimbingan masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keamanan Nasional.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 88 -
Pasal 267
Asisten Deputi 5/V terdiri dari:
a. Bidang Intelijen Keamanan;
b. Bidang Bimbingan Masyarakat.
Pasal 268
Bidang Intelijen Keamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang intelijen keamanan.
Pasal 269
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 268, Bidang Intelijen Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang intelijen keamanan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang intelijen keamanan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang intelijen keamanan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat.
Pasal 270
Bidang Bimbingan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang bimbingan masyarakat.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 89 -
Pasal 271
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 270, Bidang Bimbingan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang bimbingan masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Intelijen Keamanan dan Bimbingan Masyarakat.
BAB XI
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI KESATUAN BANGSA
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 272
Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa, yang selanjutnya disebut Deputi VI, mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa.
Pasal 273
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272, Deputi VImenyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 90 -
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesatuan bangsa;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kesatuan bangsa; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 274
Deputi VI terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan;
b. Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi Sosial;
c. Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat;
d. Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus.
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Wawasan Kebangsaan
Pasal 275
Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang wawasan kebangsaan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 91 -
Pasal 276
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 275, Asisten Deputi 1/VImenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang wawasan kebangsaan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang wawasan kebangsaan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang wawasan kebangsaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa.
Pasal 277
Asisten Deputi 1/VI terdiri dari:
a. Bidang Ideologi Kebangsaan;
b. Bidang Materi Wawasan Kebangsaan.
Pasal 278
Bidang Ideologi Kebangsaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang ideologi kebangsaan.
Pasal 279
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 278, Bidang Ideologi Kebangsaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ideologi kebangsaan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ideologi kebangsaan;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 92 -
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang ideologi kebangsaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan.
Pasal 280
Bidang Materi Wawasan Kebangsaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang materi wawasan kebangsaan.
Pasal 281
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 280, Bidang Materi Wawasan Kebangsaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang materi wawasan kebangsaan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang materi wawasan kebangsaan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang materi wawasan kebangsaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Wawasan Kebangsaan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 93 -
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Harmonisasi Sosial
Pasal 282
Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi Sosial, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang harmonisasi sosial.
Pasal 283
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 282, Asisten Deputi 2/VI menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang harmonisasi sosial;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang harmonisasi sosial;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang harmonisasi sosial; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa.
Pasal 284
Asisten Deputi 2/VI terdiri dari:
a. Bidang Rekonsiliasi dan Komunikasi Sosial;
b. Bidang Budaya dan Kearifan Lokal.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 94 -
Pasal 285
Bidang Rekonsiliasi dan Komunikasi Sosial mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang rekonsiliasi dan komunikasi sosial.
Pasal 286
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 285, Bidang Rekonsiliasi dan Komunikasi Sosial menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang rekonsiliasi dan komunikasi sosial;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang rekonsiliasi dan komunikasi sosial;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang rekonsiliasi dan komunikasi sosial; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi Sosial.
Pasal 287
Bidang Budaya dan Kearifan Lokal mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang budaya dan kearifan lokal.
Pasal 288
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 287, Bidang Budaya dan Kearifan Lokal menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang budaya dan kearifan lokal;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang budaya dan kearifan lokal;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 95 -
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang budaya dan kearifan lokal; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Harmonisasi Sosial.
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat
Pasal 289
Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat.
Pasal 290
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 289, Asisten Deputi 3/VI menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pemberdayaan masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 96 -
Pasal 291
Asisten Deputi 3/VI terdiri dari:
a. Bidang Kelembagaan Masyarakat;
b. Bidang Partisipasi Masyarakat.
Pasal 292
Bidang Kelembagaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kelembagaan masyarakat.
Pasal 293
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 292, Bidang Kelembagaan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan masyarakat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kelembagaan masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat.
Pasal 294
Bidang Partisipasi Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang partisipasi masyarakat.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 97 -
Pasal 295
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 294, Bidang Partisipasi Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang partisipasi masyarakat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang partisipasi masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang partisipasi masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal
Pasal 296
Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang masyarakat kawasan tertinggal.
Pasal 297
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 296, Asisten Deputi 4/VImenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang masyarakat kawasan tertinggal;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang masyarakat kawasan tertinggal;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 98 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang masyarakat kawasan tertinggal; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa.
Pasal 298
Asisten Deputi 4/VI terdiri dari:
a. Bidang Potensi Masyarakat;
b. Bidang Ketahanan Masyarakat.
Pasal 299
Bidang Potensi Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang potensi masyarakat.
Pasal 300
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 299, Bidang Potensi Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang potensi masyarakat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang potensi masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang potensi masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 99 -
Pasal 301
Bidang Ketahanan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang ketahanan masyarakat.
Pasal 302
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 301, Bidang Ketahanan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan masyarakat;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ketahanan masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang ketahanan masyarakat; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Masyarakat Kawasan Tertinggal.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus
Pasal 303
Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/VI, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan wilayah khusus.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 100 -
Pasal 304
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 303, Asisten Deputi 5/VI menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan wilayah khusus;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan wilayah khusus;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan wilayah khusus; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kesatuan Bangsa.
Pasal 305
Asisten Deputi 5/VI terdiri dari:
a. Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Konflik;
b. Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Bencana.
Pasal 306
Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Konflik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan masyarakat pasca konflik.
Pasal 307
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 306, Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Konflik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan masyarakat pasca konflik;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 101 -
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan masyarakat pasca konflik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang pengelolaan masyarakat pasca konflik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus.
Pasal 308
Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Bencana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengelolaan masyarakat pasca bencana.
Pasal 309
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 308, Bidang Pengelolaan Masyarakat Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan masyarakat pasca bencana;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan masyarakat pasca bencana;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang pengelolaan masyarakat pasca bencana; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Wilayah Khusus.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 102 -
BAB XII
DEPUTI
BIDANG KOORDINASI KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN APARATUR
Bagian Pertama
Tugas dan Fungsi
Pasal 310
Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur, yang selanjutnya disebut Deputi VII, mempunyai tugas menyiapkan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan aparatur.
Pasal 311
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310, Deputi VIImenyelenggarakan fungsi:
a. sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan aparatur;
b. penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi, informasi, dan aparatur;
c. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang komunikasi, informasi, dan aparatur; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 103 -
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 312
Deputi VII terdiri dari:
a. Asisten Deputi Koordinasi Media Massa;
b. Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika;
c. Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan;
d. Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan Aparatur; dan
e. Asisten Deputi Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi.
Bagian Ketiga
Asisten Deputi
Koordinasi Media Massa
Pasal 313
Asisten Deputi Koordinasi Media Massa, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 1/VII, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang media cetak, elektronik dan media komunitas cetak dan elektronik.
Pasal 314
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 313, Asisten Deputi 1/VIImenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang media cetak, elektronik dan media komunitas cetak dan elektronik;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 104 -
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang media cetak, elektronik dan media komunitas cetak dan elektronik;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang media cetak, elektronik dan media komunitas cetak dan elektronik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur.
Pasal 315
Asisten Deputi 1/VII terdiri dari:
a. Bidang Media Cetak;
b. Bidang Media Penyiaran.
Pasal 316
Bidang Media Cetak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang informasi dan diseminasi informasi media cetak serta media cetak komunitas.
Pasal 317
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 316, Bidang Media Cetak menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi dan diseminasi informasi media cetak serta media cetak komunitas;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi dan diseminasi informasi media cetak serta media cetak komunitas;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang informasi dan diseminasi informasi media cetak serta media cetak komunitas; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Media Massa.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 105 -
Pasal 318
Bidang Media Penyiaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang informasi dan diseminasi informasi media elektronik serta media elektronik komunitas.
Pasal 319
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 318, Bidang Media Penyiaran menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi dan diseminasi informasi media elektronik serta media elektronik komunitas;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi dan diseminasi informasi media elektronik serta media elektronik komunitas;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang informasi dan diseminasi informasi media elektronik serta media elektronik komunitas; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Media Massa.
Bagian Keempat
Asisten Deputi
Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika
Pasal 320
Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 2/VII, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang telekomunikasi dan informatika.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 106 -
Pasal 321
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 320, Asisten Deputi 2/VIImenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang telekomunikasi dan informatika serta media online komunitas;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang telekomunikasi dan informatika serta media online komunitas;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang telekomunikasi dan informatika serta media online
komunitas; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur.
Pasal 322
Asisten Deputi 2/VII terdiri dari:
a. Bidang Telekomunikasi;
b. Bidang Informatika.
Pasal 323
Bidang Telekomunikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang telekomunikasi.
Pasal 324
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 323, Bidang Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang telekomunikasi;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 107 -
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang telekomunikasi;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang telekomunikasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika.
Pasal 325
Bidang Informatika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang informatika dan media online komunitas.
Pasal 326
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 325, Bidang Informatika menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informatika dan media online komunitas;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informatika dan media online komunitas;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang informatika dan media online komunitas; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Telekomunikasi dan Informatika.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 108 -
Bagian Kelima
Asisten Deputi
Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan
Pasal 327
Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 3/VII, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik serta media center dan kehumasan.
Pasal 328
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 327, Asisten Deputi 3/VIImenyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik serta media center dan kehumasan;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik serta media center dan kehumasan;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik serta media center dan kehumasan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 109 -
Pasal 329
Asisten Deputi 3/VII terdiri dari:
a. Bidang Informasi Publik;
b. Bidang Kehumasan.
Pasal 330
Bidang Informasi Publik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik.
Pasal 331
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 330, Bidang Informasi Publik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang informasi, aspirasi dan opini publik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan.
Pasal 332
Bidang Kehumasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang media center dan kehumasan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 110 -
Pasal 333
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 332, Bidang Kehumasan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang media center dan kehumasan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang media center dan kehumasan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang media center dan kehumasan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Informasi Publik dan Kehumasan.
Bagian Keenam
Asisten Deputi
Koordinasi Pendayagunaan Aparatur
Pasal 334
Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan Aparatur, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 4/VII, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aparatur.
Pasal 335
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 334, Asisten Deputi 4/VII menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 111 -
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pendayagunaan aparatur; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur.
Pasal 336
Asisten Deputi 4/VII terdiri dari:
a. Bidang Kelembagaan, Sumber Daya Manusia Aparatur, dan Ketatalaksanaan;
b. Bidang Pengawasan, Akuntabilitas Aparatur, dan Pelayanan Publik.
Pasal 337
Bidang Kelembagaan, Sumber Daya Manusia Aparatur, dan Ketatalaksanaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, dan ketatalaksanaan.
Pasal 338
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 337, Bidang Kelembagaan, Sumber Daya Manusia Aparatur, dan Ketatalaksanaan menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, dan ketatalaksanaan;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, dan ketatalaksanaan;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, dan ketatalaksanaan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan Aparatur.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 112 -
Pasal 339
Bidang Pengawasan, Akuntabilitas Aparatur, dan Pelayanan Publik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pengawasan, akuntabilitas aparatur, dan pelayanan publik.
Pasal 340
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 339, Bidang Pengawasan, Akuntabilitas Aparatur, dan Pelayanan Publik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, akuntabilitas aparatur, dan pelayanan publik;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, akuntabilitas aparatur, dan pelayanan publik;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang pengawasan, akuntabilitas aparatur, dan pelayanan publik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Pendayagunaan Aparatur.
Bagian Ketujuh
Asisten Deputi
Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi
Pasal 341
Asisten Deputi Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi, yang selanjutnya disebut Asisten Deputi 5/VII, mempunyai tugas merumuskan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang program dan reformasi birokrasi.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 113 -
Pasal 342
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 341, Asisten Deputi 5/VII menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan penyiapan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang program dan reformasi birokrasi;
b. perumusan penyiapan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang program dan reformasi birokrasi;
c. perumusan penyiapan pemantauan, analisis, dan evaluasi serta pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang program dan reformasi birokrasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Aparatur.
Pasal 343
Asisten Deputi 5/VII terdiri dari:
a. Bidang Program Kementerian/Lembaga;
b. Bidang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga.
Pasal 344
Bidang Program Kementerian/Lembaga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang program kementerian/lembaga.
Pasal 345
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 344, Bidang Program Kementerian/Lembaga menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang program kementerian/lembaga;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 114 -
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang program kementerian/lembaga;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang program kementerian/lembaga; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi.
Pasal 346
Bidang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan sinkronisasi dan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan tentang masalah atau kegiatan di bidang pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian/lembaga.
Pasal 347
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 346, Bidang Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian/Lembaga menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan sinkronisasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian/lembaga;
b. penyiapan bahan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian/lembaga;
c. penyiapan bahan pemantauan, analisis, evaluasi, dan penyusunan laporan di bidang pelaksanaan reformasi birokrasi kementerian/lembaga; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Asisten Deputi Koordinasi Program dan Reformasi Birokrasi.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 115 -
BAB XIII
Unsur Pengawas
INSPEKTORAT
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 348
(1) Inspektorat adalah unsur pengawas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan melalui Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.
Pasal 349
(1) Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 349 ayat (1), Inspektorat secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 350
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 349, Inspektorat menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 116 -
d. penyusunan laporan hasil pengawasan; dan
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat.
Pasal 351
Inspektorat terdiri dari:
a. Subbagian Tata Usaha;
b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
Pasal 352
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan tata usaha Inspektorat.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Subbagian Tata Usaha Inspektorat secara administratif berada di bawah pembinaan Inspektur.
Pasal 353
(1) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor mempunyai tugas melaksanakan kegiatan fungsional auditor sesuai dengan rencana dan program yang telah ditentukan.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan Auditor yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dikoordinasikan oleh pejabat fungsional Auditor yang ditunjuk oleh Inspektur.
(4) Jumlah Kelompok Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(5) Jenjang Kelompok Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 117 -
BAB XIV
STAF AHLI
Pasal 354
Staf Ahli adalah unsur pembantu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang merupakan satu kesatuan dalam susunan organisasi Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 355
(1) Staf Ahli terdiri dari:
a. Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi;
b. Staf Ahli Bidang Ketahanan Nasional;
c. Staf Ahli Bidang Wilayah dan Pembangunan Daerah;
d. Staf Ahli Bidang Perekonomian;
e. Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
f. Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup; dan
g. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya.
(2) Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(3) Staf Ahli mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah tertentu sesuai bidang keahliannya.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 118 -
Pasal 356
Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah ideologi dan konstitusi.
Pasal 357
Staf Ahli Bidang Ketahanan Nasional mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah ketahanan nasional.
Pasal 358
Staf Ahli Bidang Wilayah dan Pembangunan Daerah mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah wilayah dan pembangunan daerah.
Pasal 359
Staf Ahli Bidang Perekonomian mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah perekonomian.
Pasal 360
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 119 -
Pasal 361
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Pasal 362
Staf Ahli Bidang Sosial Budaya mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan mengenai masalah sosial budaya.
BAB XV
JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 363
Di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dapat dibentuk jabatan fungsional.
Pasal 364
Pejabat Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 365
(1) Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional sesuai dengan bidang keahliannya dan secara administratif dalam melaksanakan tugasnya dikoordinasikan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 120 -
(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB XVI
ESELONISASI, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 366
(1) Sekretaris Kementerian Koordinator dan Deputi adalah jabatan struktural eselon I.a.
(2) Staf Ahli adalah jabatan struktural eselon I.b atau serendah-rendahnya eselon II.a.
(3) Kepala Biro, Inspektur, dan Asisten Deputi adalah jabatan struktural eselon II.a.
(4) Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III.a.
(5) Kepala Subbagian adalah jabatan struktural eselon IV.a.
Pasal 367
(1) Pejabat struktural eselon I diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(2) Pejabat struktural eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
(3) Pejabat struktural eselon III ke bawah dapat diangkat dan diberhentikan oleh Pejabat yang diberi wewenang oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 368
Pejabat struktural eselon I.a yang dialihtugaskan pada jabatan Staf Ahli tetap diberikan tunjangan eselon I.a.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 121 -
BAB XVII
TATA KERJA
Pasal 369
Dalam melaksanakan tugas, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Deputi, Staf Ahli, dan Inspektur, wajib bekerjasama di bawah pimpinan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Pasal 370
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Deputi, Staf Ahli, Inspektur dan pejabat lain, wajib menerapkan sistem akuntabilitas kinerja aparatur.
Pasal 371
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Deputi, Staf Ahli, Inspektur, dan pejabat lain, wajib menerapkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan maupun dalam hubungan dengan Kementerian dan lembaga lain yang terkait.
Pasal 372
(1) Pelaksanaan koordinasi di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dilakukan melalui:
a. rapat koordinasi Menteri Koordinator atau Rapat Koordinasi Gabungan antar Menteri Koordinator;
b. rapat koordinasi Menteri Koordinator dengan Kementerian dan Lembaga terkait;
c. konsultasi langsung dengan para Menteri dan pimpinan lembaga lain yang terkait;
d. rapat koordinasi tingkat eselon I dengan kementerian dan lembaga terkait;
e. rapat kelompok kerja yang dibentuk oleh Menteri Koordinator;
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 122 -
f. forum-forum koordinasi dan konsultasi; dan
g. rapat koordinasi internal.
(2) Pelaksanaan koordinasi dilakukan secara berkala dan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
(3) Hasil pelaksanaan koordinasi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dilaporkan kepada Presiden.
(4) Hasil pelaksanaan koordinasi Staf Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dilaporkan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan guna dijadikan bahan laporan kepada Presiden dan menjadi bahan tindak lanjut pelaksanaan hasil koordinasi, baik oleh Staf Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan maupun bersama dengan unsur Kementerian dan Lembaga terkait.
Pasal 373
Semua unsur di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan wajib menerapkan sistem pengendalian internal di lingkungan masing-masing.
Pasal 374
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 375
Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya dan laporan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 123 -
Pasal 376
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan organisasi di bawahnya.
Pasal 377
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dapat membentuk perangkat kerja yang bersifat ad-hoc dan non struktural, antara lain:
a. Desk-desk Koordinasi.
Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, sesuai kebutuhan guna membantu melaksanakan langkah-langkah koordinasi untuk mengelola masalah-masalah khusus, bersifat mendesak, lintas sektoral, terkait dengan aspek politik, hukum, keamanan, yang memerlukan penanganan cepat.
b. Pusat Pemantau Krisis.
Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan untuk menghimpun informasi secara cepat, tepat dan akurat tentang suatu kejadian, krisis atau berpotensi krisis yang terjadi di setiap wilayah di seluruh Indonesia.
c. Tim Koordinasi atau Kelompok Kerja.
Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sesuai kebutuhan guna melakukan koordinasi pembahasan atau pengkajian masalah yang bersifat strategis untuk merumuskan saran atau konsep kebijakan, dan pemecahan masalah yang memerlukan penyelesaian bersama yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan.
d. Kelompok atau Satuan Tugas.
1) Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, untuk memantau dan mengatasi situasi krisis di bidang politik, hukum, keamanan, bersifat mendesak atau mendadak dan memerlukan penanganan atau penyelesaian secara cepat.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 124 -
2) Kelompok atau Satuan Tugas merupakan suatu unit penugasan yang profesional dan fleksibel terdiri dari unsur lembaga pemerintahan yang terkait bersangkutan, yang bekerja tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat guna.
e. Tim Pencari Fakta.
Dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan untuk memantau, mencari, menemukan, dan mengevaluasi fakta atau bukti atas suatu masalah yang dianggap perlu atau masalah yang telah menimbulkan keresahan masyarakat dan mengganggu stabilitas nasional.
BAB XVIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 378
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini, maka Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Nomor: Per-31/Menko/Polhukam/6/2005 Juncto Nomor: Per-06/Menko/Polhukam/1/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
Pasal 379
Perubahan atas susunan organisasi dan tata kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pasal 380
Untuk mencapai dayaguna dan hasilguna dalam pelaksanaan tugas, Staf Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan diwajibkan mengadakan evaluasi tentang organisasi, tata kerja serta kinerja Staf beserta analisis atas volume dan beban kerja guna lebih memantapkan tujuan dari tugas dan fungsi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
- 125 -
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 381
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 14 Oktober 2010
MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
DJOKO SUYANTO
SUSUNAN ORGANISASI
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
1. Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi
2. Staf Ahli Bidang Ketahanan Nasional
3. Staf Ahli Bidang Wilayah dan
Pembangunan Daerah
4. Staf Ahli Bidang Perekonomian
5. Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia
dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
6. Staf Ahli Bidang Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup
7. Staf Ahli Bidang Sosial Budaya
Menteri
Koordinator
Sekretariat
Kementerian Koordinator
Inspektorat
Staf
Ahli
Deputi
Bidang Koordinasi
Politik Dalam
Negeri
Deputi
Bidang Koordinasi
Politik Luar
Negeri
Deputi
Bidang Koordinasi
Keamanan
Nasional
Deputi
Bidang Koordinasi
Pertahanan
Negara
Deputi
Bidang Koordinasi
Kesatuan Bangsa
Deputi
Bidang Koordinasi
Komunikasi,
Informasi, dan
Aparatur
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
Deputi
Bidang Koordinasi
Hukum dan Hak
Asasi Manusia
LAMPIRAN I PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
Sekretariat
Kementerian Koordinator
Biro
Perencanaan dan Organisasi
Biro
Umum
Bagian
Administrasi Umum
Bagian
Kepegawaian
Bagian
Perlengkapan dan
Rumah Tangga
Bagian
Protokol dan Pengamanan
Bagian
Keuangan
Bagian
Perencanaan
Bagian
Evaluasi dan Pelaporan
Bagian
Organisasi dan Tata Laksana
Bagian
Perpustakaan
Bagian
Data
Kelompok
Jabatan Fungsional
Biro
Persidangan dan
Hubungan Kelembagaan
Bagian
Perencanaan dan
Pelaksanaan Persidangan
Bagian
Materi Persidangan
Bagian
Risalah Persidangan
Bagian
Hubungan Kelembagaan
Bagian
Hukum
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN II PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
SEKRETARIAT KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
Biro
Perencanaan dan Organisasi
Bagian
Perencanaan
Bagian
Evaluasi dan
Pelaporan
Bagian
Organisasi dan
Tata Laksana
Bagian
Data
Bagian
Perpustakaan
Subbagian
Penyusunan
Program
Subbagian
Penyusunan
Anggaran
Subbagian
Monitoring
Subbagian
Evaluasi
Subbagian
Organisasi
Subbagian
Tata Laksana
Subbagian
Pengumpulan Data
Subbagian
Pengolahan Data
Subbagian
Administrasi
Pustaka
Subbagian
Pengadaan dan
Pemeliharaan
Pustaka
Subbagian
Sinkronisasi
Program dan
Anggaran
Subbagian
Pelaporan
Subbagian
Pengembangan
Kinerja Organisasi
Subbagian
Penyajian Data
Subbagian
Pelayanan Pustaka
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN III PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
BIRO PERENCANAAN DAN ORGANISASI
Biro
Umum
Bagian
Administrasi Umum
Bagian
Kepegawaian
Bagian
Perlengkapan dan
Rumah Tangga
Bagian
Keuangan
Bagian
Protokol dan
Pengamanan
Subbagian
Persuratan
Subbagian
Penggandaan
Subbagian
Administrasi
Kepegawaian
Subbagian
Pengembangan
Pegawai
Subbagian
Pengadaan dan
Perlengkapan
Subbagian
Administrasi Barang
Milik Negara dan
Pemeliharaan
Kendaraan Dinas
Subbagian
Administrasi
Keuangan
Subbagian
Perbendaharaan
Subbagian
Acara dan Protokol
Subbagian
Pengamanan
Subbagian
KearsipanSubbagian
Kesejahteraan
Pegawai
Subbagian
Rumah Tangga
Subbagian
Akuntansi dan
Verifikasi
Subbagian
Persandian
Subbagian TU Pimpinan
(10)
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN IV PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
BIRO UMUM
Biro
Persidangan dan Hubungan
Kelembagaan
Bagian
Perencanaan dan
Pelaksanaan
Persidangan
Bagian
Materi
Persidangan
Bagian
Hukum
Bagian
Risalah
Persidangan
Bagian
Hubungan
Kelembagaan
Subbagian
Perencanaan
Persidangan
Subbagian
Tata Laksana
Persidangan
Subbagian
Penyiapan Materi
Persidangan
Subbagian
Notulensi
Persidangan
Subbagian
Peraturan
Perundang-undangan
Subbagian
Dokumentasi
Produk Hukum
Subbagian
Rekaman dan
Transkrip
Persidangan
Subbagian
Penyusunan Risalah
Persidangan
Subbagian
Hubungan
Kementerian/
Lembaga
Subbagian
Hubungan Lembaga
Negara
Subbagian
Pelayanan
Persidangan
Subbagian
Penataan Materi
Persidangan
Subbagian
Bantuan HukumSubbagian
Publikasi
Persidangan
Subbagian
Hubungan
Organisasi
Kemasyarakatan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN V PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
BIRO PERSIDANGAN DAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Deputi
Bidang Koordinasi
Politik Dalam Negeri
Asisten Deputi
Koordinasi
Demokrasi dan
Kelembagaan
Asisten Deputi
Koordinasi
Desentralisasi dan
Otonomi Daerah
Asisten Deputi
Koordinasi
Organisasi Masyarakat
Sipil
Asisten Deputi
Koordinasi
Pengelolaan Pemilu
Asisten Deputi
Koordinasi
Otonomi Khusus
Bidang
Penguatan
Demokrasi
Bidang
Hubungan
Kelembagaan
Demokrasi
Bidang
Hubungan
Pemerintah Pusat
dan Daerah
Bidang
Otonomi Daerah
Bidang
Penataan Organisasi
Masyarakat Sipil
Bidang
Pemberdayaan
Organisasi
Masyarakat Sipil
Bidang
Pemilu Legislatif
dan Presiden/Wakil
Presiden
Bidang
Pemilu Kepala
Daerah
Bidang
Otonomi Khusus
Aceh
Bidang
Otonomi Khusus
Papua
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN VI PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI POLITIK DALAM NEGERI
Deputi
Bidang Koordinasi
Politik Luar Negeri
Asisten Deputi
Koordinasi
Strategi
Politik Luar Negeri
Asisten Deputi
Koordinasi
Kerjasama ASEAN
Asisten Deputi
Koordinasi
Kerjasama Asia,
Pasifik, dan Afrika
Asisten Deputi
Koordinasi
Kerjasama Amerika
dan Eropa
Asisten Deputi
Koordinasi
Hubungan Multilateral
Bidang
Strategi Politik dan
Hukum
Bidang
Strategi Pertahanan
dan Keamanan
Bidang
Kerjasama Regional
ASEAN
Bidang
Kerjasama Bilateral
ASEAN
Bidang
Kerjasama Asia dan
Pasifik
Bidang
Kerjasama Afrika dan
Timur Tengah
Bidang
Kerjasama Amerika
Bidang
Kerjasama Eropa
Bidang
Hubungan
Multilateral PBB
Bidang
Hubungan
Multilateral Non PBB
dan Antar Kawasan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN VII PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI POLITIK LUAR NEGERI
Deputi
Bidang Koordinasi
Hukum dan Hak Asasi Manusia
Asisten Deputi
Koordinasi
Materi Hukum
Asisten Deputi
Koordinasi
Pemberdayaan
Aparatur Hukum
Asisten Deputi
Koordinasi
Penegakan Hukum
Asisten Deputi
Koordinasi
Hukum Internasional
Asisten Deputi
Koordinasi
Pemajuan dan
Perlindungan
Hak Asasi Manusia
Bidang
Materi Hukum
Privat
Bidang
Materi Hukum
Publik
Bidang
Profesionalisme
Aparatur Hukum
Bidang
Integritas Aparatur
Hukum
Bidang
Penyelesaian Kasus
Hukum
Bidang
Budaya Hukum
Bidang
Hukum Laut dan
Dirgantara
Bidang
Hukum Humaniter
Bidang
Pemajuan
Hak Asasi Manusia
Bidang
Perlindungan
Hak Asasi Manusia
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN VIII PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Deputi
Bidang Koordinasi
Pertahanan Negara
Asisten Deputi
Koordinasi
Doktrin dan Strategi
Pertahanan
Asisten Deputi
Koordinasi
Intelijen Pertahanan
Asisten Deputi
Koordinasi
Wilayah Perbatasan
dan Tata Ruang
Pertahanan
Asisten Deputi
Koordinasi
Potensi Pertahanan
dan Integritas
Nasional
Asisten Deputi
Koordinasi
Kekuatan,
Kemampuan, dan
Kerjasama
Pertahanan
Bidang
Doktrin
Pertahanan
Bidang
Strategi
Pertahanan
Bidang
Intelijen
Pertahanan
Bidang
Ancaman
Terhadap Negara
Bidang
Wilayah
Perbatasan
Bidang
Tata Ruang
Pertahanan
Bidang
Potensi
Pertahanan
Bidang
Integritas Nasional
Bidang
Kekuatan dan
Kemampuan
Pertahanan
Bidang
Kerjasama
Pertahanan
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN IX PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERTAHANAN NEGARA
Deputi
Bidang Koordinasi
Keamanan Nasional
Asisten Deputi
Koordinasi
Penanganan Kejahatan
Konvensional dan
Kejahatan Terhadap
Kekayaan Negara
Asisten Deputi
Koordinasi
Penanganan Kejahatan
Transnasional dan
Kejahatan Luar Biasa
Asisten Deputi
Koordinasi
Penanganan Daerah
Rawan Konflik dan
Kontijensi
Asisten Deputi
Koordinasi
Penanganan
Kerjasama dan
Keamanan Negara
Asisten Deputi
Koordinasi
Intelijen Keamanan
dan Bimbingan
Masyarakat
Bidang
Penanganan
Kejahatan
Konvensional
Bidang
Penanganan
Kejahatan Terhadap
Kekayaan Negara
Bidang
Penanganan
Kejahatan
Transnasional
Bidang
Penanganan
Kejahatan Luar
Biasa
Bidang
Penanganan Daerah
Rawan Konflik
Bidang
Penanganan
Kontijensi
Bidang
Penanganan
Kerjasama
Kementerian/
Lembaga
Bidang
Penanganan
Keamanan Negara
Bidang
Intelijen
Keamanan
Bidang
Bimbingan
Masyarakat
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN X PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI KEAMANAN NASIONAL
Deputi
Bidang Koordinasi
Kesatuan Bangsa
Asisten Deputi
Koordinasi
Wawasan
Kebangsaan
Asisten Deputi
Koordinasi
Harmonisasi Sosial
Asisten Deputi
Koordinasi
Pemberdayaan
Masyarakat
Asisten Deputi
Koordinasi
Masyarakat Kawasan
Tertinggal
Asisten Deputi
Koordinasi
Pengelolaan Wilayah
Khusus
Bidang
Ideologi
Kebangsaan
Bidang
Materi Wawasan
Kebangsaan
Bidang
Rekonsiliasi dan
Komunikasi Sosial
Bidang
Budaya dan
Kearifan Lokal
Bidang
Kelembagaan
Masyarakat
Bidang
Partisipasi
Masyarakat
Bidang
Potensi
Masyarakat
Bidang
Ketahanan
Masyarakat
Bidang
Pengelolaan
Masyarakat Pasca
Konflik
Bidang
Pengelolaan
Masyarakat Pasca
Bencana
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN XI PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI KESATUAN BANGSA
Deputi
Bidang Koordinasi
Komunikasi, Informasi, dan
Aparatur
Asisten Deputi
Koordinasi
Media Massa
Asisten Deputi
Koordinasi
Telekomunikasi dan
Informatika
Asisten Deputi
Koordinasi
Infomasi Publik dan
Kehumasan
Asisten Deputi
Koordinasi
Pendayagunaan
Aparatur
Asisten Deputi
Koordinasi
Program dan
Reformasi Birokrasi
Bidang
Media Cetak
Bidang
Media Penyiaran
Bidang
Telekomunikasi
Bidang
Informatika
Bidang
Informasi Publik
Bidang
Kehumasan
Bidang
Kelembagaan,
SDM Aparatur, dan
Ketatalaksanaan
Bidang
Pengawasan,
Akuntabilitas
Aparatur, dan
Pelayanan Publik
Bidang
Program
Kementerian/
Lembaga
Bidang
Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Kementerian/
Lembaga
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN XII PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
DEPUTI BIDANG KOORDINASI KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN APARATUR
Inspektorat
Subbagian
Tata Usaha
Kelompok
Jabatan Fungsional
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN XIII PERATURAN MENKO POLHUKAM
NOMOR : PER- 367/MENKO/POLHUKAM/10/2010
TANGGAL : 14 OKTOBER 2010
SUSUNAN ORGANISASI
INSPEKTORAT