kenaikan bbm

25
Kenaikan BBM ―PRO dan Kontra ny‖ "Masyarakat Harus Mengerti Kenapa BBM Naik". Sebenarnya ini merupakan salah satu kebijakan makro ekonomi yang merupakan langkah terakhir pe untuk mengahadapi kondisi makro ekonomi saat ini. Sementara permasala masyarakat menganai kenaikan harga merupakan dampak mikro ekonomi dal jangka pendek. Beberapa alasan sekaligus kondisi saat ini yang yang pemerintah untuk menaika...n harga BBM: 1. Subsisdi BBM di Indonesia sangat sudah sangat besar. Seharusnya le bermanfaat jika digunakan untuk biaya pembangunan lain seperti listri 2. Subsidi BBM lebih dinikamti oleh orang kaya yang punya mobil ketim rakyat miskin seperti tukang ojek, bajai dll 3. Harga minyak dunia yang terus meningkat membuat keuangan negara ak makin tertekan. 4. Subsidi BBM akan menambah beban utang Negara akibat menutupi subsi BBM. Harga BBM Dinaikkan untuk Selamatkan Ekonomi Indonesia atau Ekonomi Cukong Minyak ? Rencana pemerintah menaikkan harga BBM tanggal 1 April 2012 bukan lan utama, akan tetapi harus menjadi pilihan yang terakhir setelah pemeri melakukan langkah-langkah yang lebih efektif dari pada sekedar menaik BBM guna mengatasi ekonomi Indonesia. Betulkah kenaikan harga BBM itu selamatkan ekonomi Indonesia atau hanya memperbaiki ekonomi para cuko cukong minyak saja?. Yang sangat menyedihkan bagi bangsa ini kalau keputusan menaikkan har karena adanya intervensi pihak asing ke dalam pemerintahan Indonesia memaksa pemerintah untuk mencabut subsidi BBM di masyarakat. Hal itu boleh terjadi, pemerintah harus mempunyai sikap yang tegas dan percay dalam mengambil suatu keputusan demi harkat dan martabat bangsa dan n Fungsi sumber kekayaan alam telah diatur dalam konstitusi kita UUD 45 ayat 2 dan 3 yang berbunnyi : cabang cabang produksi yang penting bagi negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, Bumi da kekayaan alam yang terkadung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipe untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, kata anggota Komisi XI Muhamma Firdaus di komplek DPR RI Senayan Jakarta. Menurut Muhammad Firdaus, terlalu besar resiko sosial politik yang ha

Upload: hendra-kusuma-dupawa

Post on 21-Jul-2015

268 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kenaikan BBM PRO dan Kontra ny "Masyarakat Harus Mengerti Kenapa BBM Naik". Sebenarnya ini merupakan salah satu kebijakan makro ekonomi yang merupakan langkah terakhir pemerintah untuk mengahadapi kondisi makro ekonomi saat ini. Sementara permasalahan masyarakat menganai kenaikan harga merupakan dampak mikro ekonomi dalam jangka pendek. Beberapa alasan sekaligus kondisi saat ini yang yang menjadi alsan pemerintah untuk menaika...n harga BBM: 1. Subsisdi BBM di Indonesia sangat sudah sangat besar. Seharusnya lebih bermanfaat jika digunakan untuk biaya pembangunan lain seperti listrik. 2. Subsidi BBM lebih dinikamti oleh orang kaya yang punya mobil ketimbang rakyat miskin seperti tukang ojek, bajai dll 3. Harga minyak dunia yang terus meningkat membuat keuangan negara akan makin tertekan. 4. Subsidi BBM akan menambah beban utang Negara akibat menutupi subsidi BBM. Harga BBM Dinaikkan untuk Selamatkan Ekonomi Indonesia atau Ekonomi Cukong Minyak ? Rencana pemerintah menaikkan harga BBM tanggal 1 April 2012 bukan langkah utama, akan tetapi harus menjadi pilihan yang terakhir setelah pemerintah melakukan langkah-langkah yang lebih efektif dari pada sekedar menaikkan harga BBM guna mengatasi ekonomi Indonesia. Betulkah kenaikan harga BBM itu akan selamatkan ekonomi Indonesia atau hanya memperbaiki ekonomi para cukongcukong minyak saja?. Yang sangat menyedihkan bagi bangsa ini kalau keputusan menaikkan harga BBM karena adanya intervensi pihak asing ke dalam pemerintahan Indonesia serta memaksa pemerintah untuk mencabut subsidi BBM di masyarakat. Hal itu tidak boleh terjadi, pemerintah harus mempunyai sikap yang tegas dan percaya diri dalam mengambil suatu keputusan demi harkat dan martabat bangsa dan negara. Fungsi sumber kekayaan alam telah diatur dalam konstitusi kita UUD 45 pasal 33 ayat 2 dan 3 yang berbunnyi : cabang cabang produksi yang penting bagi negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkadung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, kata anggota Komisi XI Muhammad Firdaus di komplek DPR RI Senayan Jakarta. Menurut Muhammad Firdaus, terlalu besar resiko sosial politik yang harus di

tanggung pemerintah kalau mengambil keputusan menaikkan BBM, tanpa memperhatikan kondisi masyarakat saat ini. Naiknya harga BBM tentu akan menyebabkan naik pula harga-harga barang kebutuhan pokok yang akan menyebabkan tingginya tingkat Inflasi, paparnya. Sebelum naikkan BBM pemerintah harus lakukan langkah-langkah efektif, pertama pemerintah menghitung kembali besaran BBM bersubsidi kepada masyarakat betulkah subsidi yang telah diberikan selama ini telah tepat sasaran, kedua mengkaji ulang kembali semua kontrak karya dengan para penambang, ketiga pemerintah melakukan amandemen UU migas yang lebih banyak menguntungan pihak pengontrak, keempat pemerintah harus melakukan reformasi birokrasi agar para investor mau menanamkan modalnya di Indonesia, kelima kontrak karya yang harus dibuat pemerintah dengan pihak penambang harus bersifat B to B dan bukan G to G, keenam pemerintah harus mencari sumur bor baru dan tidak lagi mengandalkan sumur yang ada sudah tua sehingga dapat meningkatkan produksi BBM, ketujuh lakukan penghematan anggaran terhadap program-program yang tidak prioritas di setiap Kementerian dan Lembaga, kedelapan siapkan terlebih dahulu semua infrastruktur sebelum pemerintah lakukan konversi BBM ke bahan bakar gas, ungkap Muhammad Firdaus politisi dari Partai Keadilan Sejahtera. Pemberian kompensasi pengurangan subsidi energi dengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), raskin, subsidi siswa miskindan subsidi transportasi umum perlu mejadi pertimbangan pemerintah, karena sifatnya hanya sementara dan tidak banyak pengaruhnya di masyarakat yang bebannya semakin berat, kata Muhammad Firdaus anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Timur 2 Pasuruan dan Probolinggo. Kenaikan Harga BBM Masih Terbuka untuk Ditunda Tribunnews.com - Selasa, 20 Maret 2012 15:24 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Anggota Badan Anggaran DPR, Ecky Awal Muharam mengatakan rencana kenaikan harga BBM masih terbuka untuk ditunda. Pemerintah sebelumnya berencana akan menaikkan harga BBM subsidi sebesar Rp1.500 per liter tanggal 1 April mendatang.

Sebaiknya terkait dengan rencana kenaikan harga BBM, Pemerintah harus mau menghitung ulang terkait dengan tiga hal. Pertama menaikkan Tax ratio, kedua melakukan effisiensi belanja rutin, ketiga mempercepat realisasi pembangunan infrastuktur konversi dari BBM ke gas, ujar Ecky kepada Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (20/3/2012). Ecky mengatakan polemik rencana kenaikan harga BBM sekarang telah menimbulkan biaya yang besar bagi masyarakat. Kenaikan harga BBM menurut Ecky bukan sekedar kenaikan harga saja tetapi lebih terkait kepada kebijakan pemerintah yang lain terkait sektor energi dan keuangan negara yang dinilai masih belum optimal. Kemudian lanjut Ecky tax ratio saat ini baru mencapai 12,1 persen dari target sebesar 14 persen. Tinggal bagaimana pengawasan yang diperketat agar tidak menimbulkan kebocoran. Target pajak kok enggak pernah tercapai? Ketinggian dalam menetapkan capaiannya atau pengawasannya yang kurang sehingga terjadi kebocoran, tanya Ecky. Sedangkan dari sisi effisiensi Ecky menambahkan, kalau mau dipelototin satu-satu, belanja birokrasi kita masih sangat besar. Kemampuan kita melakukan effisiensi sampai 10 persen saja kita mampu menghemat sebesar 50 trilyun. Bahkan untuk dilakukan pemotongan sampai 15 persen juga masih bisa. Tinggal bagaimana kemauan dari pemerintah, tutup Politisi PKS ini.

Artikel By ACEH COMMUNITY On POLEMIK KENAIKAN HARGA BBM 1 APRIL 2012 - Baca Juga Berita Sebelumnya : 1. 2. 3. 4. 5. Apakah Dunia Islam Akan Bersatu ?Mungkinkah Dunia Islam Bersatu? Berapakah Jumlah Mesjid Di Amerika Serikat ? Badai Tornado di Amerika Serikat Video Guru Tabrak Murid TK di Medan | Youtube Isi Undang-Undang SOPA dan PIPA dan Voting Protes

POLEMIK KENAIKAN HARGA BBM 1 APRIL 2012 SBB : Kendati Pemerintah berencana akan menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1

April 2012 mendatang namun dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) mulai dirasakan oleh masyarakat bawah. Hal itu dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Addin Jauharudin. "Dampak kenaikan BBM sudah dirasakan oleh masyarakat bawah, dari mulai kenaikan bahan-bahan pokok juga kelangkaan premium, belum lagi adanya mata rantai mafia yang mengambil keuntungan dari isu kenaikan BBM ini," ucapnya melalui keterangan persnya, Senin (5/3/2012). Kata Addin, setiap kali BBM akan dinaikan, asumsi dan logika pemerintah tidak pernah berubah, dari dahulu selalu bersandar pada kenaikan minyak dunia, dan semakin beratnya beban subsidi yang harus ditanggung oleh negara. Addin menambahkan, ada beberapa alasan klasik pemerintah untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Yang pertama Harga minyak dunia melebihi angka USD.100, dan yang kedua asumsi harga minyak di APBN 2011 pada angka USD80 per barel, dan jika harga minyak mencapai USD100 per barel, dibutuhkan tambahan subsidi sebesar Rp64 triliun," tambahnya. Tahun 2012, kata Addin, anggaran subsidi BBM Rp123 triliun dan listrik Rp45 triliun dengan asumsi harga minyak mentah dunia USD90, dan setiap kenaikan harga minyak mentah dunia sebesar USD1 akan menambah beban subsidi BBM dan listrik sebesarRp3,2 triliun. "Alasan pemerintah di atas adalah alasan yang sama pada setiap kenaikan BBM, yang membedakan hanya angka-angkanya saja. Persoalannya, apakah logika pemerintah ini benar sepenuhnya ataukah ada manipulasi?," tegasnya. Kata Addin, bahwa beban subsidi BBM yang bersumber dari APBN begitu banyak, tetapi ini semua demi hajat hidup rakyat banyak. "Subsidi merupakan tanggung jawab negara, dan negara kita bukan negara kapitalis, tetapi negara Indonesia, berasaskan pancasila, dimana kepentingan hajat hidup rakyat banyak harus dibantu dan dipenuhi atau disubsidi oleh negara," lanjutnya. Kata Addin, pemerintah seharusnya mencari solusi alternatif yang cerdas dan mendasarkan pada kepentinan nasional, bukan kepentingan asing. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia mencatat, beberapa hal yang seharusnya

pemerintah lakukan untuk meningkatkan Pendapatan Negara dari sektor Migas tanpa harus mencabut atau mengurangi subsidi, yaitu Windfall Profit Tax atau pajak tambahan atas keuntungan perusahaan minyak akibat lonjakan harga minyak mentah dunia, mengevaluasi dan memangkas Cost Recovery atas biaya nonoperasional dan CSR kontraktor kontrak kerja sama dengan cara merenegosiasi semua kontrak kerja sama, memangkas alur perdagangan minyak dalam rangka ekspor-impor, menerapkan pajak tambahan kepada kendaraan roda empat pribadi atas penggunaannya terhadap BBM Bersubsidi.

Selain itu, menambah kapasitas kilang Pertamina sesuai dengan spesifikasi minyak mentah Indonesia dan mengharuskan semua kontraktor asing menjual semua jatah minyaknya kepada Pertamina agar diproses di dalam negeri dan untuk kebutuhan domestik, mempersiapkan infrastruktur BBG dalam jangka 1 tahun untuk seluruh Indonesia, menciptakan iklim investasi yang ramah untuk kebutuhan eksplorasi agar ada penemuan baru dan tambahan cadangan minyak bumi. "Dengan argumentasi diatas tadi, maka kenaikan BBM harus di tolak, karena tidak mencerminkan asas keadilan dan keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil. Tidak ada yang dilakukan oleh pemerintah, kecuali hanya bersandar pada alasanalasan klasik," tutupnya. Sumber: http://www.acehsaya.com/2012/03/polemik-kenaikan-harga-bbm-1-april2012.html#ixzz1pjFH3rg4

Wapres Berperan Jadi Dosen Paparkan Kenaikan Harga BBM Tribunnews.com - Selasa, 20 Maret 2012 16:30 WIB

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA Tampaknya latar belakang dosen masih mendarah daging dalam diri Wakil Presiden Boediono. Dalam "sidang kabinet" bersama para awak media, Selasa (20/3/2012), dengan agenda bahasan Penyesuaian Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi, Boediono menyatakan kerinduan kembali menjadi dosen. Saya ingin jadi dosen. Kalau dengan gambar bisa, dari pada kata-kata, demikian Wapres yang pernah tercatat menjadi dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Baik, teman-teman, saya ingin sampaikan satu hal. Sekarang ini wacana mengenai penyesuaian harga BBM dikaitkan dengan APBN-P dan program-program yang mendukung dan sebagainya." "Saya ingin menggaris bawahi satu hal. Upaya kita menyesuaikan ini adalah untuk penyesuaian APBN-P kita. Sebenarnya yang kita inginkan adalah untuk mengobati satu hal ini, demikian Boediono menjelaskan kepada para stafnya dan awak media, di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (20/3/2012). Layaknya seorang dosen, Boediono yang mengenakan kemeja safari berwarna putih, berdiri, dan memegang alat tulis menuju ke papan tulis yang telah tersedia. Saya gambar ya, demikian ucapnya. Untuk menjelaskan alasan kenaikan harga BBM subsidi, Wapres pun memakai ilustrasi dengan gambar. BBM bersubidi itu gambarnya seperti ini. Ini suatu tabung, dan ada krannya, lanjutnya menerangkan. Lebih lanjut, ia menjelaskan BBM bersubdisi dimasukkan dalam tabung dan distribusikian kepada masyarakat dengan harga Rp 4.500. Ditegaskannya, kalau ini aliran masuk dan aliran keluar seimbang, maka sistemnya stabil. Tapi, imbunya, kalau tidak seimbang, maka tidak akan stabil. Kenapa tidak seimbang? tanyanya. Karena harga di dalam negeri Rp 4.500 per liter itu jauh di bawah harga keekonomiannya. Kalau harga minyak mentah harga keekonomiannya Rp 8.000 ke atas. Harga jualnya bisa lebih tinggi dari itu, karena ada distribusinya, jelasnya.

Ditegaskannya, di negara-negara tetangga Indonesia, seperti Taiwan, Filipina, Timor Leste, dan negara lainnya, harga BBM berada di antara Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per liter. Akibatnya apa? ada yang bocor di sini, ujarnya sambil menjelaskan pada gambar adanya kebocoran pada tabung. Ini adalah BBM subsidi yang tidak digunakan untuk sasaran, apakah itu untuk industri yang harusnya membayar keekonomian, apakah itu diselundupkan keluar. Karena itu bedanya sangat menguntungkan. Siapa yang tidak akan senang melihat ini (selisih harga jual dalam negeri dan keekonomian, harga dunia). Jadi ini banyak yang melihat penyimpangan, untuk yang subsidi. Semakin besar itu (besaran kuota BBM), ya semakin besar bocornya. Kalau kita jokin berapapun ya larinya ke sini, jelasnya. Ditegaskannya, bahwa penyesuaian harga BBM dilakukan untuk menekan terjadinya penyimpangan distribusi, penyelundupan BBM. Jadi intinya yang ingin saya sampaikan, ada kebocoran, apa yang kita lakukan untuk menyesuaikan harga BBM untuk keekonomian. Itu untuk mengurangi ini, demikian ia menjelaskan.

Jelang Kenaikan Harga BBM, 14 Ribu Polisi Dikerahkan Nasional / Rabu, 21 Maret 2012 11:31 WIB Metrotvnews.com, Jakarta: Sebanyak 14.000 personel kepolisian dikerahkan untuk mengamankan berbagai dampak kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 April nanti. Aparat kepolisian akan disebar untuk mengawal demonstrasi, dan mengawasi kemungkinan terjadinya penimbunan BBM. "Dibagi dua, yang pertama adalah penanganan dalam kaitan demo-demo yang muncul akibat kebijakan kenaikan BBM. Kedua, pengamanan SPBU-SPBU yang ada di Jabotabek," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto usai Rapat Kerja Teknis Divisi Humas di gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (21/3). Menurut Rikwanto, nantinya setiap SPBU akan dijaga polisi. Tujuannya mengawasi kelancaran distribusi BBM dengan menggandeng Pertamina untuk kerja sama. Dengan begitu, kelangkaan bisa dihindari dan tak memunculkan keresahan masyarakat.

"Jangan sampai SPBU harusnya stok masih ada, sudah dikatakan habis. Kita juga menginformasikan kepada Pertamina apabila salah satu SPBU sudah kehabisan BBM, dan antrean masih panjang. Kita bisa call ke pertamina untuk kemungkinan ditambah kuota," jelas Rikwanto. Selain itu, kata Rikwanto, polisi juga akan mengawasi maraknya penimbunan BBM, salah satunya dengan memodifikasi tangki BBM kendaraan agar memuat lebih banyak. Polisi akan menindak pihak-pihak yang memanfaatkan situasi jelang kenaikan BBM. "Kadang yang terjadi di lapangan, ada oknum masyarakat yang memodifikasi tangki kendaraan yang tadinya kapasitas 60-70 liter dimodifikasi bisa 200 liter. Ini yang kita awasi. Kita jelaskan juga kepada operator SPBU, kita wanti-wanti jangan sampai kendaraan bus, pickup, truk, over daripada yang semestinya," jelas Rikwanto.(IKA) Tolak Kenaikan Harga BBM dan Tawarkan Solusi, PKS Surati SBY Nasional 21/3/2012 | 28 Rabbi al-Thanni 1433 H Please wait Oleh: Tim dakwatuna.com Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/03/19517/tolak-kenaikan-harga-bbmdan-tawarkan-solusi-pks-surati-sby/#ixzz1pjGftilh dakwatuna.com Jakarta. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengirim surat kepada Presiden SBY terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Intinya PKS masih menolak kenaikan harga BBM. Kita sudah mengirim surat kepada Presiden, seharusnya sudah sampai tiga hari lalu. Intinya kita menolak kenaikan harga BBM, kata Sekjen PKS, Anis Matta, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/3/2012). Menurut Anis, masih ada solusi lain untuk mengatasi kenaikan harga minyak dunia selain menaikkan harga BBM. Secara fiskal, Anis menerangkan, masih memungkinkan untuk tidak menaikkan harga BBM. Syaratnya, ada keinginan dari pemerintah.

Semua ini secara fiskal masih manageable, masih bisa diutak-atik kalau kita pengen, jelas Anis. Dalam suratnya ke Presiden, Anis menjelaskan, PKS menawarkan beberapa solusi menghemat anggaran pemerintah selain menaikkan harga BBM. Solusi tersebut diantaranya adalah penghematan belanja pegawai pemerintah, pemanfaatan dana sisa lebih pembiayaan (Silpa), dan efisiensi serapan anggaran. Utamanya, masih menurut Anis, pemerintah harus menyiapkan strategi kebijakan energi yang tepat untuk menghadapi kelangkaan minyak bumi di masa depan. Pemerintah dinilai Anis selalu terlambat bereaksi untuk menyikapi kenaikan harga minyak dunia. Paket kebijakan energinya harus diperbaiki dan ini yang tidak dilakukan selama 7 tahun pemerintahan SBY. Seharusnya pemerintah melakukan kebijakan yang fundamental. Misal kita tak punya strategic reserve, seperti bulog kan punya cadangan beras, minyakkan bisa dibuat begitu, jelasnya. (trq/gun/Ahmad Toriq/DTC) Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/03/19517/tolak-kenaikan-harga-bbmdan-tawarkan-solusi-pks-surati-sby/#ixzz1pjGm1IBR Kenaikan harga BBM adalah pelanggaran UU APBN 2012

Antri Bensin karena harga BBM Naik Kenaikan harga BBM, Bahan Bakar Minyak akan diumumkan hari ini. Ada beberapa opsi dari pemerintah maupun DPR. Namun menurut ahli ekonomi Tony Prasetyantono, kenaikan harga BBM entah mau naik Rp. 1.000 atau Rp. 1.500 kesemuanya akan mencekik rakyat banyak. Bagaimanapun kenaikan harga BBM adalah murni kebijakan pemerintah, siapa yang bisa disalahkan hanyalah pemerintah. Menteri ESDM Jero Wacik dengan jelas sudah mengatakan dan di rekam oleh media-media mainstream seperti ini: "BBM memang terpaksa harus naik karena situasi dunia seperti ini. Kalau tidak dilakukan nanti ekonomi kita yang hancur," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Miniral Jero Wacik di Kantor Kepresidenan, Senin (5/3/2012). "Sudah diajukan kemarin, suratnya oleh Menteri Keuangan tanggal 29 Februari (2012), kemudian naik 1.500 berarti menjadi 6.000. Angka 6.000 ini pernah kita alami selama 3 tahun, jadi bukan angka baru sebenarnya. Jadi biar masyarakat nggak kaget lagi," Kata Jero Wacik. Opsi-opsi kenaikan harga BBM bersubsidi yang subsidinya semakin kecil dan hanya biar dianggap negara masih peduli dengan rakyat adalah: 1. Opsi pertama kenaikan harga BBM sebesar 1.500 rupiah per liter dikatakan oleh menteri ESDM Jero Wacik: "Opsi pertama, kenaikan harga jual eceran premium dan solar sebesar Rp 1.500 per liter. Jadi naik Rp 1.500 menjadi Rp 6.000," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik, dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Selasa ( 28/2/2012 ). 2. Opsi kedua adalah kenaikan sebesar berapapun harga minyak internasional, Pemerintah akan memberikan subsidi sebesar 2.000 rupiah per liter Opsi kedua adalah pemerintah tetap memberikan subsidi kepada harga eceran BBM dengan maksimal Rp 2.000 per liter untuk BBM jenis premium

dan solar. Dengan opsi kedua ini maka berapapun harga minyak mentah dunia, harga eceran BBM akan tetap dapat subsidi. Maksudnya, kata Jero, pemerintah tidak akan kesulitan menghadapi fluktuasi harga minyak mentah dunia. Sementara itu banyak anggapan dan serangan dari DPR maupun partai politik yang ingin mencari nama agar dianggap membela rakyat namun hanya sekedar mencari pencitraan seperti misalnya dengan mengatakan Pemerintah dan Presidennya si Susilo Bambang Yudhoyono sudah melenceng jauh dari amanat UU APBN 2012 yang hanya mengamanatkan pembatasan konsumsi BBM subsidi di Pulau Jawa dan Bali. Bahkan pasal 7 ayat (6) secara gamblang menyatakan harga eceran BBM subsidi tidak mengalami kenaikan. Sumber racikan dari Tribunnews Foto milik Antara Read more: Kenaikan harga BBM adalah pelanggaran UU APBN 2012 | horizon inspirasi http://bolosrewu.blogspot.com/2012/03/kenaikan-harga-bbm-adalahpelanggaran.html#ixzz1pjJDIfCr Under Creative Commons License: Attribution Share Alike

Kenaikan Harga BBM Akan Mengurangi Jumlah Rakyat Miskin..! OPINI | 19 March 2012 | 23:20 Dibaca: 82 Kompasianer menilai menarik Komentar: 1 1 dari 1

Saya pernah menayangkan sebuah tulisan di Kompasiana dengan judul Kenaikan Harga BBM Bikin Rakyat Lebih Sehat Koq!, Nah sebagai pelengkap tulisan itu, saya ingin menuliskan pula fakta - fakta yang menunjukan bahwa kenaikan harga BBM yang akan dimulai tanggal 1 April 2012 nanti itu sebenarnya tidak sebagaimana apa yang disampaikan oleh para pengamat yang pada pinter yang sering berbicara di TV, bahwa kenaikan BBM akan meningkatkan jumlah angka rakyat miskin, atau angka kemiskinan. Padahal yang sebenarnya Kenaikan harga BBM itu dapat MENGURANGI JUMLAH RAKYAT MISKIN. Terserah Anda

mau percaya atau enggak, Tapi yang jelas kita akan menemukan fakta-fakta sebagai berikut : Fakta Pertama, Jika harga BBM naik , rakyat miskin yang tadinya bisa naik bis atau naek angkot, karena tak mampu lagi bayar ongkos akhirnya sekarang jadi jalan kaki, nah karena saking asyiknya jalan kaki, ditambah mikirin beban kehidupannya, dijalan dia ketabrak metromini yang ngebut karena nguber setoranakhirnya meninggalberarti rakyat miskin berkurang . Fakta Kedua, Jika harga BBM naik, rakyat miskin yang tadinya makan sehari sekali dengan lauk-pauk yang memenuhi syarat asal ada sudah sempurna, karena BBM naik sembako otomatis bertambah mahal , makanya cuma bisa makan 3 hari sekalitentunya mereka lama - lama gizi buruk dan akhirnya meninggalberarti rakyat miskin berkurang Fakta Ketiga, Jika harga BBM naik, rakyat miskin jadi stress mikirinnya, sampaisampai dia lupa makan dan minum, akhirnya meninggal jugarakyat miskin berkurang Fakta Keempat, Rakyat miskin yang kelaparan, karena dia kepepet, dan saking kepepetnya tersebut akhirnya dia nyuri ayam tetangga, tertangkap akhirnya digebukin sampai meninggal rakyat miskin berkurang . Fakta Kelima, Rakyat miskin karena gak setuju keputusan pemerintah yang menaikan harga BBM, diajak aktifis LSM atau mahasiswa untuk demo besarbesaran, karena demonya anarkhis, lalu ditembakin sama polisi, nah yang luka pasti gak bisa berobat, cepat mati, bahkan mungkin ada yang langsung mati di lokasi demoyang pasti akhirnya meninggal juga..rakyat miskin berkurang. Fakta Keenam, Rakyat miskin kan dapat BLT atau BLSM, nah karena itu pemberian uang gratis, karena ingin menikmati pemberian itu dia belikan rokok, dia ingin menikmati setiap hisapannya tersebut diatas pohon, dari ketinggian, saking keasyikan mereka sampai tertidur dan jatuh deh dari atas pohon dan akhirnya meninggal..rakyat miskin berkurang.

Fakta Ketujuh, Rakyat miskin memanfaatkan uang BLT atau BLSM itu untuk persediaan segala kebutuhan, termasuk untuk persediaan gas, nah biar bisa menghemat dan tahan lama, dia oplos tuh gas 13 kilo nya, lalu pas lagi dipake masak, tabung gasnya meledukAkhirnya meninggal juga..rakyat miskin berkurang. Jika melihat fakta-fakta diatas, apalagi jika locus kejadiannya menyebar di seluruh Indonesia, maka sebenarnya kenaikan harga BBM sangatlah effektif untuk mengurangi jumlah angka rakyat miskin di republik tercinta Indonesia yang dahulu kala dikenal sebagai negeri yang kaya raya. Dimana tongkat kayu dan batu saja dapat menjadi tanaman, berbagai sumberdaya alam dan hasil tambang berlimpah. Termasuk BBM itu. Jadi tak ada salahnya jika kita semua rakyat Indonesia bersatu padu mendukung keputusan pemerintahan SBY untuk menaikan harga BBM, karena dengan itu pak presiden kan bisa bagi-bagi uang sebesar 150.000 selama 9 bulan untuk rakyat miskin, sehingga dengan itu nantinya Partai Demokrat akan memenangkan kembali pemilu dan generasi penerus pak SBY, entah itu anaknya atau besannya nanti bisa lagi jadi Presiden Republik Indonesia, menggantikan beliau. Gitu kan??. Nah Jika Kompasianers ingin menambahkan fakta-fakta lainnya, Silahkan..Salam Kompasiana.

Kota - Senin, 19 Mar 2012 07:15 WIB Sekretaris Fraksi PDS DPRD Medan, Budiman Panjaitan: Kenaikan Harga BBM Tak Cerminkan Keadilan Medan, (Analisa). Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 April 2012, menimbulkan keprihatinan mendalam mengingat kenaikan BBM akan berdampak besar terhadap kehidupan rakyat khususnya lapisan bawah. Keprihatinan ini disampaikan Sekretaris Fraksi Partai Damai Sejahtera (F-PDS) DPRD, Kota Medan, Budiman Panjaitan, yang menilai kenaikkan harga BBM akan menyengsarakan rakyat. Kenaikan harga BBM tentu akan mempersulit kehidupan rakyat Indonesia terutama masyarakat berpenghasilan rendah. "Karena kenaikan harga BBM otomatis akan berdampak kepada kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat. Baru rencana naik saja, harga kebutuhan pokok sudah bergerak naik," ungkap Budiman kepada wartawan di Medan, Jumat (16/3). Menurut Budiman, alasan kenaikkan harga BBM oleh pemerintah dari dulu tidak

pernah berubah, yaitu berdasarkan kenaikan harga minyak dunia. "Di tengah himpitan ekonomi, sesungguhnya menaikkan harga BBM tidaklah mencerminkan asas keadilan dan keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil," ungkap Wakil Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Kota Medan ini. Politisi yang kini duduk di Komisi D DPRD Medan juga menilai, jika harga minyak dunia tinggi menjadikan beban negara semakin berat akibat subsidi besar, harusnya sudah diantisipasi sebelumnya. Tentunya pemerintah dapat melakukan upaya-upaya untuk penghematan anggaran. "Subsidi membengkak karena harga minyak dunia naik menjadi alasan pemerintah untuk mengurangi subsidi. Dinilai pemerintah tidak pernah serius dan malas untuk mencari solusi untuk masyarakatnya. Kalau pemerintah serius, kami kira permasalahan ini bisa ditangani dengan berbagai cara. Jadi jangan subsidi yang jadi kambing hitam," ungkapnya. Kebijakan Diterangkan Budiman, kebijakan mengurangi subsidi hanya bisa dilakukan dengan mengurangi pemakaian BBM, tapi solusi yang diambil pemerintah untuk itu tidak ada. "Tidak pernah kita dengar program penghematan BBM dilakukan dengan serius secara massal dan berkesinambungan. Sesungguhnya masalah kenaikan harga BBM ini akan terus muncul karena pemerintah tidak pernah memikirkan solusi jangka panjang," tegasnya. Kalau hanya menaikkan harga BBM untuk mengatasi keuangan negara itu bukan hal baru lagi, itu hanya jalan pintas dan cara gampang. Pemerintahan yang dulu juga melakukan itu, mencari solusi-solusi jangka pendek. Budiman berpendapat, pemerintah semestinya tidak terpengaruh dengar persaingan pasar minyak global, dan harus mengevaluasi produksi minyak yang terus menurun dari tahun ke tahun. Dikatakannya, subsidi adalah tanggung jawab negara karena sistem ekonomi Indonesia adalah ekonomi Pancasila, dan bukan ekonomi kapitalis. Dalam ekonomi Pancasila kepentingan hajat hidup rakyat banyak harus dibantu dan dipenuhi oleh negara. Jika beban subsidi membengkak, tinggal bagaimana pemerintah mengaturnya. Sektor pengeluaran mana yang harus dikurangi untuk

menutupi subsidi itu, menghemat anggaran. "Termasuk di antaranya mengurangi porsi belanja pegawai dalam struktur APBN, serta meninjau rencana pengeluaran yang kurang mendesak lainnya demi rakyat Indonesia. Kenaikan harga BBM bisa dihindari dengan menejemen anggaran yang baik dan subsidi BBM tetap dibutuhkan sesuai dengan amanat konstitusi kita," tegasnya. Dalam menanggulangi dampak tingginya subsidi, Budiman berpendapat, pemerintah mestinya juga mencari solusi alternatif yang cerdas dan mendasarkannya pada kepentingan nasional. Mengobati hati rakyat dengan program Bantuan Langsung Masyarakat Sementara (BLMS) sejenis Bantuan Langsung Tunai (BLT), seperti mencari pembenaran atas kebijakan menaikan harga BBM. "BLT itu bukan solusi yang baik di tengah naiknya harga bahan makanan yang dipicu oleh kenaikan harga BBM. "Karena nilai nominal BLT yang diterima warga bila dibandingkan dengan harga-harga yang meroket sangat tidak tidak sebanding," ujar Budiman. Menurut dia, memberikan BLT saat BBM naik, itu akan sia-sia. Begitu diterima, besoknya sudah habis. BLT tidak akan mampu menggantikan dampak yang terjadi akibat kenaikan harga BBM pada masyarakat miskin, baik langsung maupun tidak langsung. "Jika pemerintah mau jujur dan berkeinginan membuat BLT untuk masyarakat, jangan dibarter dengan kenaikan harga BBM. Jangan uang pengurangan subsidi sumbernya. Apalagi jumlah BLT itu tak berpengaruh apa-apa untuk menghadapi harga-harga yang selangit," tegasnya. (sug)

home > Berita Aktual >> Daerah 21 Maret 2012 | 09:57 wib Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Industri Diwaspadai 0 0

KUDUS, suaramerdeka.com - Sikap pemerintah yang semakin mempertegas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada awal bulan depan membuat pelaku usaha mulai mewaspadai dampak kebijakan tersebut. Salah satu yang dikaji yakni kelangsungan usaha dan berbagai komponen di dalamnya, bila harga komiditas vital itu dinaikkan. Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Kudus Hamidin menyatakan, kenaikan memang tidak dapat dihindari, tapi yang lebih penting adalah menyikapi dampak dari kenaikan BBM subsidi tersebut, meskipun untuk industri tidak mengalami kenaikan. "Kalangan industri harus lebih pintar melakukan upaya-upaya strategis untuk mengimbangi dampak kenaikan," katanya Rabu (21/3). Ditambahkannya, ada empat hal yang dapat dilakukan untuk menyikapi kondisi seperti itu. Hal yang pertama yakni penghematan atau pembatasan pengeluaran. Penghematan bahan baku dengan tetap menjaga kualitas produk tentunya harus dilakukan dengan melakukan terobosan atau alternatif bahan pengganti. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu dan penting benar mulai dibatasi, khususnya penggunaan mobil operasional, pembelian kebutuhan harian dan pendukung produksi yang harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Langkah kedua, yakni dengan pengaturan jam kerja. Ditambahkannya, upaya pekerja menjadi salah komponen biaya yang dikeluarkan perusahaan. Beban biaya atas komponen ini tidak kecil dan sangat berpengaruh terhadap fundamental Perusahaan. "Pengaturan jam kerja sesuai kebutuhan dengan memperhatikan ketentuan upah yang berlaku, akan memberikan kontribusi dan meringankan beban biaya perusahaan," imbuhnya. Langkah ketiga, berupa diversifikasi produk. Untuk memberikan tambahan penghasilan, perusahaan dapat melakukan pengembangan dan pembuatan produkproduk baru. Diversifikasi ini menjadi alternatif perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dengan biaya produksi yang tidak besar. Upaya keempat yakni meningkatkan kemampuan daya produksi. Dengan nilai produksi yang sekarang dan dampak kenaikan BBM, mau tidak mau berpengaruh pada pengurangan pendapatan perusahaan. "Semua itu perlu dilakukan agar perusahaan dapat bertahan," tandasnya.

( Anton WH / CN26 / JBSM )

Kurtubi: segera naikkan harga BBM Selasa, 20 Maret 2012 21:17 WIB | 1873 Views Jakarta (ANTARA News) - Pengamat energi Kurtubi mengatakan, pemerintah dan DPR mesti segera mengambil kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi agar tidak terlalu lama menimbulkan ketidakpastian. "Jangan tunggu terlalu lama, karena berdampak negatif seperti aksi demo, spekulasi harga barang, dan penimbunan BBM," katanya dalam suatu diskusi di Jakarta, Selasa. Menurut dia, dana penghematan sebagai akibat kenaikan harga BBM mesti untuk infrastruktur dan bukan bantuan langsung. Dana penghematan, lanjutnya, diperuntukkan bagi pembelian bus baru, gerbong kereta api, jalan baru khususnya di kampung-kampung, dan transportasi massal seperti kereta bawah tanah. Alokasi lain dana penghematan adalah mempercepat pembangunnan infrastruktur gas terutama angkutan umum. "Jadi, tiap hari tidak bertemu kemacetan terutama di Ibukota Jakarta," kata Direktur Center for Petroleum and Energy Economics Studies (CPEES) itu. Sementara ekonom Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pemerintah mesti mengambil kebijakan yang hati-hati dan benar pascakenaikan harga BBM 1 April 2012 Menurut dia, pemerintah perlu mengantisipasi penurunan popularitas yang terjadi saat ini, berpotensi menimbulkan kerawanan sosial. Karenanya, pemerintah mesti mengelola bantuan langsung dengan baik, sehingga tidak malah menimbulkan permasalahan.

Selanjutnya, Kepala Danareksa Research Institute itu mengatakan, perlunya pemerintah menggelontorkan dana APBN untuk pembangunan khususnya infrastruktur. Lalu, terkait inflasi, Yudhi memperkirakan bisa melambung hingga di atas delapan persen pada 2012, meski akan kembali menjadi 5- 5,5 persen pada April 2013. "Karenanya, BI (Bank Indonesia) harus mengambil kebijakan yang tepat, jangan malah terus menaikkan suku bunga," ujarnya. Demikian pula, lanjutnya, pemerintah mesti menekan harga-harga melambung khususnya beras dengan mengefektifkan peran Bulog mengintervensi pasar. "Ekonomi bisa jatuh kalau tidak diambil kebijakan ekonomi benar," ujarnya. Sedangkan Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Rieke Diah Pitaloka mengatakan, pihaknya tetap menolak kenaikan harga BBM. "Kami masih punya opsi lain," katanya. Ia mencontohkan, inefisiensi APBN dalam hal penelitian yang bisa menghabiskan anggaran hingga ratusan miliar rupiah. Apalagi, lanjutnya, dampak kenaikan harga BBM akan langsung dirasakan rakyat kecil. "Karenanya, Rabu (21/3) besok, saya bersama ribuan buruh akan berdemo ke Istana menolak kenaikan harga BBM," ujarnya. (T.K007/R010) Editor: Ruslan Burhani COPYRIGHT 2012 Misteri Biaya Alfa Dalam Kenaikan Harga Bensin

Oleh Herry Gunawan | Newsroom Blog Sel, 20 Mar 2012

1 Email Cetak

Rencana pemerintah menaikkan harga bensin sudah seperti tayangan opera sabun. Partai politik baik mendukung maupun menolak tampil garang. Sementara itu, pemerintah tampil melankolis. Terimalah kenaikan harga ini, sungguh kami tidak diuntungkan... Bahwa kenaikan harga bensin harus dilakukan karena beban anggaran sudah begitu berat, kita semua sudah tahu. Bahwa rencana ini sudah berimbas langsung ke masyarakat lapisan bawah, juga sudah kita tahu. Begitu pula penimbunan bensin yang dilakukan pihak yang berharap untung dari selisih harga lama dan baru. Ketika harga bensin benar-benar naik pada 1 April nanti, bisa dipastikan dampak nyata akan dirasakan masyarakat. Mereka makin dalam merogoh kocek. Sementara, pemerintah merasa masalah sudah selesai dengan rencana memberikan santunan tunai. Namun ada hal lebih penting yang perlu dijelaskan mengapa harga bensin harus naik. Bukan sekadar akibat kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional. Tapi juga perlu dipaparkan komposisi harga bensin yang dikatakan jadi beban pemerintah itu. Jangan-jangan ada yang tambun di tengah penderitaan warga. Selama ini, komposisi yang digunakan adalah harga produksi dasar yang dipengaruhi oleh harga minyak mentah internasional. Pemerintah menetapkan harga pasti dalam APBN, yang saat ini sebesar $ 105 per barel. Kemudian ditambah pajak sebesar 15 persen, plus biaya alfa: ongkos distribusi dan keuntungan. Dengan subsidi bensin Rp 104 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan untuk 40 juta kiloliter atau 40 miliar liter, maka subsidi per liternya sebesar Rp 2.600. Sementara ongkos produksi (harga dasar) dengan patokan patokan yang baru sebesar Rp 5.947 per liter dari rasio patokan harga per barel terhadap 158,9 liter (1 barel).

Dengan asumsi ini, maka harga tanpa subsidi semestinya adalah Rp 8.547 per liter. Jika bensin akan dijual seharga Rp 6.000, maka biaya alfa plus pajak adalah Rp 2.547 per liter atau 30 persen. Nah, karena pajak sudah ditetapkan sebesar 15 persen, berarti biaya alfa juga 15 persen. Di sinilah masalahnya: pemerintah selalu menyebut biaya alfa ada di kisaran 10 persen. Lalu ke mana selisih 5 persennya? Ini setara Rp 5,2 triliun, lho. Ke mana biaya ini? Pemerintah harus menjelaskan soal ini lebih detail kepada publik agar tidak menimbulkan prasangka tidak baik. Jangan sampai, upaya pemerintah mengurus kesejahteraan warganya malah dicurigai menguntungkan pihak-pihak tertentu. Apalagi, kalau mau mengacu pada contoh di negara maju seperti Amerika, jelas biaya kita jauh lebih mahal. Pemerintah Amerika secara terbuka memperlihatkan komponen biaya harga bahan bakarnya di situs resmi: Energy Information Administration. Di situ disebutkan, komponen harga per galon terdiri atas distribusi dan pemasaran atau alfa (6 persen), biaya dasar dari kilang (6 persen), dan pajaknya (12 persen). Berarti biaya alpha plus pajak 24 persen, sementara di Indonesia dengan asumsi harga tadi, mencapai 30 persen. Nah, jangan-jangan selisih ini merupakan inefisiensi. Tapi mungkin saja ada komponen biaya lain yang tidak pernah disampaikan pemerintah. Di sinilah pentingnya membuka secara transparan, termasuk apakah benar komponen alfa seperti yang selama ini disebut yaitu sebesar 10 persen. Jangan sampai ada kecurigaan yang tidak sehat. Herry Gunawan adalah mantan wartawan dan konsultan, kini sebagai penulis dan pendiri situs inspiratif: http://plasadana.com

REZIM SBY MENAIKKAN BBM dg MEMBOHONGI RAKYAT >> SBY berencana menaikkan BBM dg alasan mengurangi SUBSIDI BBM dari APBN (akibat harga migas di pasar dunia naik terus). FAKTAnya di sektor BBM (perdagangan Migas) APBN kita SURPLUS sebesar Rp. 97,955 Trilyun.

berikut hasil analisanya (analisa kwik kian gie & Anggito Abimanyu) 1. Pertamina memperoleh hasil penjualan BBM premium sebanyak 63 Milyar liter deng2. Pertamina harus impor dari Pasar Internasional Rp. 149,887 Trilyun 3. Pertamina membeli dari Pemerintah Rp. 224,546 Trilyun 4. Pertamina mengeluarkan uang untuk LRT 63 Milyar Liter @Rp.566,- = Rp. 35,658 Trilyun 5. Jumlah pengeluaran Pertamina Rp. 410,091 trilyun 6. Pertamina kekurangan uang, maka Pemerintah yang membayar kekurangan ini yang di Indonesia pembayaran kekurangan ini di sebut SUBSIDI 7. Kekurangan yang dibayar pemerintah (SUBSIDI) = Jumlah pengeluaran Pertamina dikurangi dengan hasil penjualan Pertamina BBM kebutuhan di Indonesia = Rp. 410,091 trilyun Rp. 283,5 Trilyun = Rp. 126,591 trilyun 8. Tapi ingat, Pemerintah juga memperoleh hasil penjualan juga kepada Pertamina (karena Pertamina juga membeli dari pemerintah) sebesar Rp. 224,546 Trilyun. *Catatan Penting: hal inilah yang tidak pernah disampaikan oleh Pemerintah kepada masyarakat 9. Maka kesimpulannya adalah pemerintah malah kelebihan uang, yaitu sebesar perolehan hasil penjualan ke pertamina kekurangan yang dibayar Pemerintah (subsidi) = Rp. 224,546 Trilyun Rp. 126,591 Trilyun = Rp. 97,955 Trilyun "Artinya, APBN tidak jebol justru saya jadi bertanya, dimana sisa uang keuntungan SBY menjual BBM sebesar Rp. 97,955 Trilyun".

Kenaikan Harga BBM Tiga Bentuk Kompensasi BBM untuk Pekerja Kris R Mada | Nasru Alam Aziz | Kamis, 22 Maret 2012 | 10:14 WIB

BATAM, KOMPAS.com -- Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, menyiapkan tiga bentuk kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bagi para pekerja. Kompensasi itu akan dibahas lebih lanjut dengan perwakilan pekerja. Wali Kota Batam Ahmad Dahlan mengatakan, kompensasi yang diberikan di luar unsur pengupahan. Sebab, tidak mungkin mengusulkan kenaikan upah minimum kota (UMK) yang baru berlaku tiga bulan. Kompensasi itu antara lain untuk mempermudah transportasi. Dinas Perhubungan Batam akan menata ulang rute transportasi umum. Penataan itu untuk memudahkan angkutan dari tempat tinggal ke tempat kerja. "Penataan ini untuk menekan ongkos transportasi," ujar Ahmad, Kamis (22/3/2012) di Batam. Pemerintah juga akan memperbanyak pemukiman pekerja di sekitar pusat-pusat industri. Dengan tempat kerja lebih dekat, beban biaya transportasi bisa ditekan pula. Selain itu, akan diupayakan penyediaan bahan kebutuhan pokok lebih murah dari harga pasaran. Jika pekerja terlokalisasi, distribusi sembako murah akan lebih mudah.

Harga BBM Harus Beda Jauh dengan Gas Ester Meryana | Tri Wahono | Rabu, 21 Maret 2012 | 17:31 WIB JAKARTA, KOMPAS.com Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Widjajono Partowidagdo, berharap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tetap seperti yang diusulkan pemerintah dalam RUU APBNPerubahan 2012 yakni Rp 1.500 per liternya. "Dengan anggaran BBM naik segitu itu, maka masyarakat bisa pindah ke energi lain," ujar Widjajono kepada Kompas.com, di DPR, Jakarta, Rabu (21/3/2012). Ia menjelaskan, harga BBM bersubsidi sebesar Rp 6.000 per liternya akan mendorong masyarakat beralih ke gas.

Dengan harga BBM sebesar itu, Widjajono berpendapat, selisihnya akan besar dengan energi lainnya seperti bahan bakar gas. Saat ini harga BBG sendiri memang lebih murah yakni Rp 4.100 per liter, namun tidak terlampau jauh dengan harga premium. "Karena kalau harga BBM-nya bedanya sedikit ya susah orang untuk pindah," tambah dia. Hal ini sesuai dengan roadmap untuk beralih dari BBM ke gas yang lebih efisien. Untuk diketahui saja, pemerintah belum memutuskan berapa besar kenaikan harga BBM bersubsidi hingga saat ini. Pembahasan terkait itu masih berlangsung di Badan Anggaran DPR RI. Keputusan pembahasan diharapkan bisa dihasilkan per akhir Maret ini lantaran pemerintah telah berencana untuk menaikkan harga BBM per 1 April nanti.

Istana: Tak Ada Gunanya Lakukan Tindak Anarkis Hindra Liu | Tri Wahono | Rabu, 21 Maret 2012 | 15:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara Presiden Julian Aldrin Pasha meminta para peserta aksi demonstrasi penentang kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dilakukan secara damai. Aksi demonstrasi diminta tak mengganggu ketertiban umum. "Kita harapakan tidak terjadi. Tidak ada gunanya melakukan aksi anarkis. Apalagi sampai yang sifatnya merusak. Bahwa ada aksi unjuk rasa, itu adalah hal yang wajar dan bisa diterima dalam demokrasi kita," kata Julian kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (21/3/2012). Pemerintah, sambung Julian, mengakui adanya resistensi masyarakat terkait kebijakan yang dilakukan menyusul meroketnya harga minyak mentah dunia. Resistensi disebabkan masyarakat belum menyadari sepenuhnya alasan pemerintah menaikkan harga BBM. "Bagaimanapun, rasionalisasi kenaikan harga BBM sudah dijelaskan berkali-kali. Memang sekarang ada yang lebih mengintensifkan pemahaman agar alasan rasional terhadap kenaikan harga BBM dapat dimengerti," kata Julian.

Aksi unjuk rasa menentang kenaikkan harga BBM dilakukan ribuan buruh di depan Istana Negara, Jl. Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Setidaknya 4.000 petugas gabungan dari kepolisian hingga TNI mengawal aksi tersebut. "Ya 4000 pasukan gabungan dari Polda Metro Jaya," ujar Kepala Kepolisian Resort Jakarta Pusat, Komisaris Besar Angesta Romano Yoyol kepada Kompas.com di lokasi aksi, Rabu.

Kredit Motor Terlalu Mudah, BI Naikan DP Liputan 6 Rab, 21 Mar 2012 Liputan6.com, Jakarta: Kebijakan kenaikan uang muka (down payment) sebesar 25 persen untuk kredit kendaraan roda dua oleh Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan dipastikan akan memberatkan masyarakat. BI menyebut mudahnya masyarakat mendapat motor dengan kredit sebagai salah satu alasannya. Mudahnya masyarakat mendapat kredit memicu kredit konsumsi yang berlebihan. Kepala Biro Pengaturan Perbankan BI Filianingsih Hendarta mengatakan kondisi yang terjadi adalah masyarakat dengan mudahnya membeli motor dengan uang muka yang rendah. Tetapi ternyata mereka sulit untuk membayar cicilan. Agen penjual sepeda motor dan perusahaan pembiayaan mengatakan syarat uang muka minimal 25 persen untuk membeli motor bisa menurunkan penjualan sekitar 30 persen. Maklum, saat ini membeli dengan kredit motor cenderung mudah. Dengan uang muka Rp 500 ribu, konsumen bisa membawa pulang motor impian. Pembatasan uang muka juga berlaku pada mobil dan rumah yaitu minimum 30 persen. Untuk rumah berlaku untuk rumah berukuran minimum tipe 70. Peraturan ini berlaku Juni mendatang. Bank atau perusahaan pembiayaan yang melanggar akan diberi sanksi yang terberat dihentikan dari bisnis perbankan.(JUM)

Inilah Alasan Harga BBM Harus Naik Ester Meryana | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Jumat, 23 Maret 2012 | 06:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Bambang Brodjonegoro, mengemukakan sejumlah alasan kenapa pemerintah mengusulkan opsi kenaikan harga bahan minyak (BBM) bersubsidi. Salah satunya adalah perkembangan harga keekonomian BBM bersubsidi yang jauh dari harga yang berlaku saat ini. "Bahwa harganya dengan Rp 4.500 per liter melihat perkembangan terakhir di mana harga solar keekonomian sudah Rp 9.390 per liter pada bulan Maret, kemudian pertamax Rp 9.200 per liter dan premium keekonomian Rp 9.018 per liter," ujar Bambang dalam rapat di Badan Anggaran DPR, Kamis (22/3/2012) malam. Jika kondisi harga keekonomian yang telah melambung, maka selisihnya pun semakin besar dengan harga yang berlaku saat ini. Misalnya saja, kata Bambang, harga premium keekonomian yang telah dua kali lipat dari harga sekarang. Ini berarti besaran subsidi per liternya mencapai lebih dari Rp 4.500. Ia pun menyebutkan, realisasi harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) dan volume minyak mentah siap jual (lifting) antara Desember 2011 hingga Februari 2012 terjadi selisih hingga 29,2 persen dengan target pemerintah. "Bahkan kalau kita melihat dua bulan pertama tahun ini deviasi harga ICP dibandingkan asumsi yang kita pasang di APBN 2012 sudah mencapai 32,3 persen. Demikian juga lifting yang berada di bawah sasaran," tambah Bambang. Dengan kondisi-kondisi itu maka pemerintah merasa penting untuk mengeluarkan kebijakan terkait harga BBM. Bambang mengatakan, harga BBM ini menjadi jangkar untuk menyelamatkan APBN tahun ini dan juga menyehatkan APBN ke depannya. Jika harga BBM tidak disesuaikan, maka defisit APBN bisa mencapai 3,6 persen. "Tentunya ada constraint dari UU Keuangan Negara yang menyatakan bahwa defisit tidak boleh lebih dari 3 persen," sebutnya. Harga BBM, lanjut dia, akan menjadi kunci penting untuk mendorong diversifikasi energi dari BBM ke sumber energi lain. Untuk itu harga BBM pun harus lebih mahal dari harga energi lainnya, seperti bahan bakar gas, supaya masyarakat bisa menggunakan energi selain BBM. Bambang juga menyebutkan, kebijakan harga BBM adalah bagian dari upaya redistribusi pendapatan. Dikatakannya, jika dilihat dari besar rupiah maka subsidi BBM cenderung dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas yang seharusnya tidak menikmati subsidi tersebut. "Sebagai bagian dari kebijakan harga BBM tersebut, penghematan yang bisa dihasilkan dari pengurangan subsidi BBM bisa dipakai untuk meng-upgrade atau memperbaiki infrastruktur," pungkas dia.