kep 814 tahun 2016
TRANSCRIPT
KEPDIRJEN Nomor KEP-814/PB/2016 tentang PEDOMAN AKSELERASIPEMBANGUNAN ZONA INTEGRITASMENUJU WBK / WBBM DI LINGKUNGAN DITJEN PERBENDAHARAAN
FEBRUARI 2017
Outline
Latar Belakang dan Dasar HukumKondisi Umum Birokrasi di IndonesiaPembangunan Zona Integritas di Lingkup DJPBPelaksanaan Akselerasi Pembangunan Zona
Integritas Menuju WBK/WBBMTimeframe Pelaksanaan
Latar Belakang (1)
1. Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan profesional.
2. Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi, diantaranya adalah penyalahgunaan wewenang, praktek KKN, dan lemahnya pengawasan.
3. Program reformasi birokrasi di Kemenkeu telah dilaksanakan sejak tahun 2007
4. Reformasi birokrasi secara nasional dimulai tahun 2010 dengan diterbitkannya Perpres 81 / 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025
5. Reformasi Birokrasi di Kemenkeu diintegrasikan dengan Reformasi Birokrasi secara nasional
Latar belakang (2)
6. Secara periodik Kemenpan melakukan penilaian kualitas RB di seluruh K/L7. Penilaian RB di level Kementerian melalui PMPRB, sedangkan di level Satker
dilakukan melalui WBK/WBBM8. Sejak tahun 2013, 5 (lima) Unit kerja di DJPB telah memperoleh unit berpredikat
WBK/WBBM9. Arahan Menkeu dan Dirjen Perbendaharaan di Rapimnas DJPB bahwa perlu ada
percepatan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM di lingkungan Ditjen Perbendaharaan pada tahun 2017 sehingga lebih banyak unit vertikal yang memperoleh predikat WBK/WBBM
10. Dalam rangka mempercepat pembangunan Zona Integritas Setditjen Perbendaharaan c.q. Bagian Kepatuhan Internal telah menyusun Kepdirjen tentang akselerasi pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM di lingkungan Ditjen Perbendaharaan.
DASAR HUKUM 5
1.Perpres 81 / 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;
2.Permen PANRB 52/2014 tentang Pedoman Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah
3.Perdirjen Nomor 20/PB/2016 tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Unit Kepatuhan Internal di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan
KONDISI UMUM BIROKRASI DI INDONESIA
Organisasi yang gemuk
Peraturan perundang- undangan overlapping
SDM Aparatur Tidak Kompeten
Tumpang Tindih Kewenangan
Pelayanan publik masih buruk
Pola pikir ruled based
Budaya kinerja belum terbangun
TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI
Pemerintahan terbuka
berbasis IT
Pemerintahan partisipatif
dan melayani
Sumber Daya
Aparatur yang
kompeten dan
kompetitif
Pemerintahan yang
efektif dan efisien
Tujuan Akhir Birokrasi :
1. Bersih dari KKN dan dari Politisasi
2. Akuntabel dan berkinerja
3. Pelayanan Publik Prima
Kebijakan Reformasi BirokrasiPembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, baik di pusat maupun di daerah agar mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang lainnya.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
Perpres No. 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Kebijakan pembangunan di bidang hukum dan aparatur diarahkan pada perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik melalui pemantapan pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Beberapa Peraturan Menteri PAN dan RB tentang Pedoman Pelaksanaan RB
Strategi Reformasi Birokrasi Nasional
3 Sasaran RB1. Terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme;
2. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
8 Area Perubahan di Kementerian, Lembaga dan Pemda
Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran
Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif
SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera
Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
Organisasi
Tatalaksana
PeraturanPerundang-undangan
Sumber daya Manusia aparatur
Pengawasan
Akuntabilitas
Pelayanan publik
Mind set dan culture Set Aparatur
AREA HASIL YANG DIHARAPKAN
10
Reformasi Birokrasi Kementerian KeuanganReformasi Birokrasi
Kementerian Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Reformasi Nasional yang disebabkan adanya krisis ekonomi 1998 yang berimbas di seluruh lapisan kehidupan masyarakat. Pada tataran nasional, era refomasi ditandai dengan diterbitkannya TAP MPR No.XI/1998 tentang penyelenggara negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dan UU No.28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan yang bersih dan bebas KKN.
DEFINISI 12
ZONA INTEGRITAS• predikat yang diberikan kepada instansi
pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik
WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI
13
Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)Merupakan predikat yang diberikan kepada unit kerja pada instansi pemerintah yang memenuhi indikasi bebas dari korupsi dan melayani publik dengan baik
1. Pemberantasan korupsi harus dilakukan melalui PENINDAKAN dan PENCEGAHAN
SINERGIS
2. Untuk mewujudkan WBK, perlu lebih dahulu dilakukan pembangunan Zona
Integritas (ZI), yang didahului dengan pernyataan komitmen bersama untuk
tidak melakukan tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme melalui
penandatanganan dokumen pakta integritas.3. Pembangunan Unit Kerja Zona Integritas (ZI) diharapkan dapat menjadi model
pencegahan korupsi yang lebih efektif, karena pada Unit Kerja ZI inilah dilakukan berbagai upaya pencegahan korupsi secara konkrit dan terpadu.
KENAPA PERLU ZI, WBK DAN WBBM ?
KERANGKA LOGIS PENILAIAN 15
H A S I L ( 4 0 % )P E N G U N G K I T ( 6 0 % )
P E R B A I K A N D A N P E M B E L A J A R A N
PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK
PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS
KKNMAN
AJEM
EN P
ERU
BAH
AN
PENATAAN TATALAKSANA
PEN
ING
KATA
N K
UALI
TAS
PELA
YAN
AN
PUBL
IK
PENATAAN MANAJEMEN SDM
PENGUATAN PENGAWASAN
PENGUATAN AKUNTABILITAS
KINERJA
Nilai persepsi korupsi (survei eksternal)
(15)Presentase
penyelesaian TLHP (5)
Nilai persepsi kualitas pelayanan (survei eksternal)
(20)
RUANG LINGKUP PENILAIAN (1)
Ruang lingkup kegiatan yang dinilai oleh Inspektorat Jenderal mengacu pada Peraturan Menpan dan RB Nomor 52 Tahun 2014, yaitu:
1. Komponen Pengungkit, yang terdiri atas enam area, yaitu:1) Manajemen Perubahan yang terdiri atas 4 sub area dengan 12 pertanyaan;2) Penataan Tatalaksana yang terdiri atas 3 sub area dengan 9 pertanyaan;3) Penataan Sistem Manajemen SDM yang terdiri atas 6 sub area dengan 18 pertanyaan;4) Penguatan Akuntabilitas Kinerja yang terdiri atas 2 sub area dengan 11 pertanyaan;5) Penguatan Pengawasan yang terdiri atas 5 sub area dengan 19 pertanyaan;6) Penguatan Kualitas Pelayanan Publik yang terdiri atas 3 sub area dengan 12 pertanyaan;
NILAI INDIKATOR PENGUNGKIT
NILAI KETERANGANC Kegiatan belum dilaksanakanB Kegiatan telah dilaksanakanA Terdapat inovasi atas kegiatan
NILAI KETERANGAND Kegiatan belum dilaksanakanC Kegiatan dilaksanakan sebagian kecilB Kegiatan dilaksanakan sebagian besarA Kegiatan dilaksanakan seluruhnya
RUANG LINGKUP PENILAIAN (2)
2. Indikator Hasil, yang terdiri atas dua sasaran utama yaitu:1) Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN; dan2) Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat.
SYARAT PENETAPAN WBK/WBBM 19
SYARAT WBK WBBMNilai Total (Pengungkit dan Hasil) minimal 75 85
Nilai komponen hasil “Terwujudnya Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN” minimal 18 18
Nilai sub-komponen “Survei Persepsi Anti Korupsi” minimal 13,5 13,5
Nilai sub-komponen “Persentasi TLHP” minimal 3,5 3,5
Nilai komponen hasil “Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal - 16
PELAKSANAAN AKSELERASIPEMBANGUNAN ZONA INTEGRITASMENUJU WBK / WBBM DI LINGKUNGAN DITJEN PERBENDAHARAAN
Berdasarkan : KEPDIRJEN Nomor KEP-814/PB/2016 S-1252/PB/2017 hal Penetapan KPPN yang Melaksanakan Akselerasi Pembangunan Zona
Integritas di Lingkungan Ditjen Perbendaharaan
No Aktivitas Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt1. Pengajuan KPPN yang ditunjuk
dalam rangka pembangunan ZI menuju WBK/WBBM
2. Pencanangan Pembangunan ZI menuju WBK/WBBM
3. Pelaksanaan Pembangunan ZI menuju WBK/WBBM
4. Laporan KPPN ke Kanwil DJPB5. Validasi dan Verifikasi Laporan
KPPNoleh Kanwil DJPB6. Laporan Kanwil DJPB ke Kantor
Pusat DJPB7. Reviu oleh Kantor Pusat DJPB
dan Itjen
8. Penetapan KPPN berpredikat WBK/WBBM oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
Timeframe Akselerasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM
Tahun 2017
Poin-poin di dalam Ketentuan Kepdirjen ZI (1)
Unit kerja yang akan mengikuti akselerasi pembangunan Zona Integritas adalah hanya dilaksanakan pada KPPN yang diusulkan oleh masing-masing Kanwil Ditjen Perbendaharaan.
Kanwil Ditjen Perbendaharaan dapat mengusulkan minimal 1 (satu) KPPN di unit kerja di wilayahnya.
Tahapan pencanangan sampai dengan pelaksanaan pembangunan Zona Integritas dilaksanakan sampai dengan bulan ke- 6 (enam).
Tahapan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan melalui kegiatan yang dilakukan oleh KPPN (inisiatif) dalam pemenuhan komponen pengungkit dengan didukung oleh bukti/dokumen
KPPN yang melaksanakan pembangunan ZI, menyampaikan laporan perkembangan setiap tiga bulan kepada Kanwil nya masing-masing
Poin-poin di dalam Ketentuan Kepdirjen ZI (2)
Kanwil Ditjen Perbendaharaan melakukan validasi dan verifikasi kelengkapan dan ketepatan laporan sesuai kriteria untuk disampaikan kembali ke KPPN agar ditindaklanjuti penyempurnaannya
Kanwil Ditjen Perbendaharaan mengkonsolidasi dan menyampaikan laporan perkembangan dari Unit kerja kepada Setditjen Perbendaharaan c.q. Bagian Kepatuhan Internal setelah bulan ke-enam (pembangunan berakhir)
Bagian Kepatuhan Internal bersama dengan Itjen Kemenkeu akan melakukan desk review terhadap pemenuhan dokumen pembangunan Zona Integritas untuk dinilai dan diberikan rekomendasi perbaikan yang disampaikan kepada Kanwil dan KPPN terkait
Komponen Pengungkit
Tahapan pelaksanaan pembangunan dilaksanakan melalui pemenuhan dokumen untuk memenuhi komponen pengungkit sesuai Permenpan nomor 52 tahun 2014.
Pemenuhan dokumen yang terdapat pada komponen pengungkit disesuaikan dengan tugas dan fungsi yang ada di KPPN
5% • Manajemen Perubahan5% • Penataan Tata Laksana
15% • Penataan Sistem Manajemen SDM
10% • Penguatan Akuntabilitas Kinerja
15% • Penguatan Pengawasan
10% • Penguatan Kualitas Pelayanan Publik
Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan bertujuan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten mekanisme kerja, pola pikir (mind set), serta budaya kerja (culture set) individu pada unit kerja yang dibangun, menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan ZI.
Manajemen Perubahan
Target yang ingin dicapai
Meningkatnya komitmen jajaran pimpinan dan pegawai unit kerja dalam membangun ZI menuju WBK/WBBM
Terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja pada unit kerja yang diusulkan sebagai ZI menuju WBK/WBBM
Menurunnya risiko kegagalan yang disebabkan kemungkinan timbulnya resistensi terhadap perubahan
Manajemen Perubahan
Indikator Penerapan Manajemen Perubahan
Penyusunan Tim Kerja
Dokumen Rencana Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM
Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM
Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja
Penataan Tata Laksana
Penataan tata laksana bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur pada ZI menuju WBK/WBBM.
Penataan Tata Laksana
Target yang ingin dicapai
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi dalam proses penyelenggaraan manajemen pemerintahan
Meningkatnya efisiensi dan efektivitas proses manajemen pemerintahan
Meningkatnya kinerja
Penataan Tata Laksana
Indikator Penerapan Penataan Tata Laksana
SOP Kegiatan Utama
E-Office
Keterbukaan Informasi Publik
Penataan Sistem Manajemen SDM
Penataan sistem manajemen SDM aparatur bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme SDM aparatur pada ZI menuju WBK/WBBM.
Penataan Sistem Manajemen SDM
Target yang ingin dicapai
Meningkatnya ketaatan terhadap pengelolaan SDM aparaturMeningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan SDM aparatur
Meningkatnya disiplin SDM aparatur
Meningkatnya efektivitas manajemen SDM aparatur
Meningkatnya profesionalisme SDM aparatur
Penataan Sistem Manajemen SDM
Indikator Penerapan Penataan Sistem Manajemen
SDMPerencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan
Organisasi
Pola Mutasi Internal
Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi
Penetapan Kinerja Individu
Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai
Sistem Informasi Kepegawaian
Penguatan Akuntabilitas
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansipemerintah.
Penguatan Akuntabilitas
Target yang ingin dicapai
meningkatnya kinerja instansi pemerintah
meningkatnya akuntabilitas instansi pemerintah
Penguatan Akuntabilitas
Indikator Penguatan Akuntabilitas
Keterlibatan Pimpinan
Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
Penguatan Pengawasan
Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada masing-masing instansi pemerintah.
Penguatan Pengawasan Target yang ingin
dicapai
Meningkatnya kepatuhan terhadap pengelolaan keuangan negara
Meningkatnya efektivitas pengelolaan keuangan negaraMeningkatnya status opini BPK terhadap pengelolaan keuangan negaraMenurunnya tingkat penyalahgunaan wewenang
Penguatan Pengawasan
Indikator Penguatan Pengawasan
Pengendalian Gratifikasi
Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP)
Pengaduan Masyarakat
Whistle Blowing System
Penanganan Benturan Kepentingan
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan publik pada masing-masing instansi pemerintah secara berkala sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Disamping itu, peningkatan kualitas pelayanan publik dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menjadikan keluhan masyarakat sebagai sarana untuk melakukan perbaikan pelayanan publik.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Target yang ingin dicapai
meningkatnya kualitas pelayanan publik (lebih cepat, lebih murah, lebih aman, dan lebih mudah dijangkau)Meningkatnya jumlah unit pelayanan yang memperoleh standardisasi pelayanan internasionalMeningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan publik
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Indikator Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik
Standar Pelayanan
Budaya Pelayanan Prima
Penilaian Kepuasan Terhadap Pelayanan
Parameter Komponen Hasil
Indikator Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) yang dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal
Indikator Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Kepada Masyarakat
menggunakan hasil survei yang dilakukan secara periodik (6 bulan) pada rentang waktu pembangunan yang dilakukan sesuai dengan Kepdirjen No. KEP-261/PB/2016 tentang Pedoman dan Supervisi yang ada di KPPN
Apabila KPPN tersebut belum pernah dilakukan pemeriksaan/audit, maka dapat menggunakan data Tindak Lanjut Laporan Hasil Pembinaan Kanwil Ditjen Perbendaharaan secara periodik, minimal satu tahun sebelumnya.
Tahapan Pengajuan dan Tahapan PencananganSumber Daya yang Cukup
Belum Pernah dapat
Predikat WBK /WBBM
Tidak ada Temuan Audit
Pimpinan dan Pegawai tidak sedang dalam
hukuman apapun
Kanwil mengajukan KPPN untuk mengikuti akselerasi
Pembangunan ZI kepada
Kantor Pusat Penetapan oleh Direktur Jenderal
PerbendaharaanMelakukan deklarasi telah siap melaksanakan
pembangunan Zona Integritas
Tahapan Pembangunan Zona Integritas (KPPN)
Manajemen Perubahan
Penataan Tatalaksana
Penguatan Akuntabilitas
Kinerja
Penataan Sistem Manajemen SDM
Penguatan PengawasanPenguatan
Kualitas Pelayanan Publik
Parameter Komponen Pengungkit
Sesuai Format pada Anak
Lampiran 1a
Mei Agustus
Laporan Perkembangan ke Kanwil
Laporan Akhir ke KanwilPaling lambat
10 hari kerja
- Permenpan nomor 52 tahun 2014
- Kepdirjen 814 tahun 2016
- Softcopy- E-book
Peran Kanwil
Dokumen Pembangunan
ZI
Koordinasi dengan KPPN
Monitoring dan Evaluasi
Validasi dan Verifikasi
Memberikan Dukungan Teknis
KPPN
Menggunakan format Anak Lampiran 1b
Pelaporan Kanwil DJPB ke Kantor Pusat
Agustus
Penyampaian Laporan ZI ke Kantor
Pusat
Sesuai Format pada: Anak Lampiran 2a
Anak Lampiran 2b Mei
Reviu oleh Kantor Pusat DJPB dan Itjen Kemenkeu
Setditjen Perbendaha
raan
Itjen KemenkeuDesk
Review
Feedback
Penetapan Hasil ReviuHasil Desk
Review
5 (Lima) KPPN dengan nilai terbaik akan diusulkan
untuk mengikuti penilaian WBK/WBBM tingkat
nasional oleh Kemenpan-RB
Hasil Reviu ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan
Hal Penting (Manajerial)
1. Pimpinan unit kerja harus memiliki keteladanan yang konsisten.2. Seluruh pejabat/pegawai memiliki semangat yang sama dan memahami urgensi WBK/WBBM
termasuk prosesnya.3. Unit kerja harus mampu meraih dukungan dari external stakeholders (kepuasan dan
integritas).4. Penunjukan PIC (Person in Charged) Kegiatan WBK/WBBM, termasuk staf/pelaksana yang
dedicated, dan tempat yang bisa secara rutin dipakai untuk evaluasi berkas dan diskusi.5. Penataan dokumen fisik yang rapi, menarik, dan terstruktur, serta didukung dengan e-book.6. Pembinaan dan supervisi Kanwil Ditjen Perbendaharaan secara rutin terhadap KPPN.7. Komunikasi yang proaktif dari unit kerja kepada Kanwil dan Kantor Pusat Ditjen
Perbendaharaan.8. Inovasi terkait WBK/WBBM perlu dieksplorasi dengan kreatif.
Hal Penting (Teknis)
1. Memenuhi setiap komponen pengungkit sesuai dengan Permenpan nomor 52 tahun 2014 secara bertahap.
2. Memaksimalkan kelengkapan dokumen dan argumentasi pemenuhan dokumen3. Menyajikan dalam bentuk E-Book, PDF, dan link dokumen dalam LKE serta
dilengkapi dengan buku pelengkap dan video kegiatan4. Menjaga kualitas pengendalian internal dalam rangka menghadapi audit belanja
barang dan modal5. Mempersiapkan sarana dan prasarana (gudang arsip, jalur difable, jalur evakuasi,
perbaikan kamar mandi, FO, dll)6. Melakukan pelayanan dan komunikasi dengan Satuan Kerja dengan lebih intens
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAANSEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL
GEDUNG PRIJADI PRAPTOSUHARDJO I LANTAI 2JALAN LAPANGAN BANTENG TIMUR NOMOR 2-4 JAKARTA 10710
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan