keperawatan gerontik

24
A. Konsep Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukan oleh para ahli. Menurut WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmHg, sementara menurut TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta dan Prof.Dr.Budhi Setianto yang menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmhg ditemukan dua kali atau lebih pada pemerikasaan yang berbeda. ( Sarif La Ode, 2012) Hipertensi merupakan bila tekanan darahnya jauh melebihi batas normal, batas normal tersebut 120/80 mmHg yang berati tekanan sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg. ( Susilo dan Wulandari, 2011) LAPORAN PENDAHULUAN LANSIA KELOLAAN UTAMA OLEH : ELFRIDA SIMAMORA/ 21215032 PROGRAM PROFESI SI KEPERAWATAN STIKES

Upload: elfrida-simamora-skep

Post on 09-Jul-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Keperawatan Gerontik

A. Konsep Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukan oleh para

ahli. Menurut WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila

tekanan darah diatas 160/95 mmHg, sementara menurut TIM

POKJA RS Harapan Kita, Jakarta dan Prof.Dr.Budhi Setianto yang

menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah

sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90

mmHg. Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan

sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih

besar dari 90 mmhg ditemukan dua kali atau lebih pada

pemerikasaan yang berbeda. ( Sarif La Ode, 2012)

Hipertensi merupakan bila tekanan darahnya jauh melebihi batas

normal, batas normal tersebut 120/80 mmHg yang berati tekanan

sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg. ( Susilo dan

Wulandari, 2011)

Hipertensi merupakan jika tekanan darah diantara 140/90 dan 160/

90 mmhg

( Beavers, 2008).

2. Etiologi Hipertensi

Menurut Susilo dan Wulandari ( 2011), faktor- faktor yang

menyebabkan terjadinya hipertensi secara umum. Salah satu saja

mengenai tubuh maka dengan mudah menderita hipertensi :

a. Toksin adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya

dibuang karena bersifat racun. Sisa-sisa pembungan

LAPORAN PENDAHULUANLANSIA KELOLAAN UTAMA

OLEH : ELFRIDA SIMAMORA/ 21215032PROGRAM PROFESI SI KEPERAWATAN STIKES

PERTAMEDIKA

Page 2: Keperawatan Gerontik

didalam saluran darah akan mengahambat kelancaran

peredaran darah. Hal tersebut mengakibatkan jantung

terpaksa bekerja lebih keras untuk membantu perjalanan

darah melalui saluran yang tersumbat. Hal tersebut

mengakibatkan pembesaran jantung dan selanjutnya

mengakibatkan penyakit jantung. Sementara itu tekanan

yang dilakukan terhadap saluran darah akan mengakibatkan

tekanan darah tinggi.

b. Faktor genetik, individu dengan orang tua hipertensi

mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk menderita

hipertensi daripada individu yang tidak mempunyai

keluarga dengan riwayat hipertensi. Baiknya mulai

sekarang memeriksa riwayat kesehatan keluarga sehingga

dapat melakukan antisipasi dan pencegahan.

c. Umur, kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat

seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Individu

yang berumur di atas 60 tahun, 50-60 % mempunyai

tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg.

Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada

orang yang bertambah usia. Bukan berati takut dengan

bertambahnya umur karena proses menua adalah hal yang

alami dan tidak bisa dihindari. Oleh karena itu jagalah dan

rawatlah baik-baik kesehatan. Sebelumnya perawatan

terhadap kesehatan sangatlah mudah dan murah asal tekun

dan mau berusaha untuk disiplin.

d. Jenis kelamin, setiap jenis kelamin memiliki struktur organ

dan hormon yang berbeda, laki-laki mempunyai resiko

yang lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas

kardiovaskuler, biasanya lebih rentan terhadap hipertensi

ketika mereka sudah berumur diatas 50 tahun, sangatlah

penting untuk menjaga kesehatan sejak dini. Terutama

mereka yang memiliki sejarah keluarga tentang penyakit.

Page 3: Keperawatan Gerontik

e. Etnis, setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang

menjadi ciri khas dan pembeda satu dengan lainnnya.

Hipertensi lebih banyak, terjadi pada orang berkulit hitam

dari pada yang berkulit putih. Belum diketahui secara pasti

penyebabnya, tetapi pada orang kulit hitam ditemukan

kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap

vasopresin yang lebih besar.

f. Stres, stres akan meningakatkan resistensi pembuluh darah

perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulus

aktivitas saraf simpatik. Adapun stres ini dapat

berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan

karakteristik personal. Stres tiada hanya memicu

timbulnnya hipertensi, tetapi juga banyak penyakit fisik

berat lainnya yang disebabkan oleh stres. Hidup sehat dan

menggunakan pola pikir sehat merupakan salah satu cara

untuk mengendalikan stres.

g. Kegemukam ( obesitas), kegemukan juga merupakan salah

satu faktor yang menyebabkan timbulnya berbagai macam

penyakit berat, salah satunya hipertensi. Penelitian

epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat

badan denga tekanan darah pada pasien hipertensi. Pada

populasi tak ada peningkatan berat badan seiring umur,

tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai

peningkatan umur, yang sangat mempengaruhi tekanan

darah adalaah kegemukan pada tubuh bagaian atas dengan

peningkatan jumlah lemak pada bagian perut atau

kegemukan terpuat ( obesitas sentral ).

h. Merokok, penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok

menjadai salah satu fakter resiko hipertensi yang dapat

dimodifikasi. Merokok merupakan faktor resiko yang

potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus

Page 4: Keperawatan Gerontik

peningkatan hipertensi khususnya dan penyakit

kardiovaskuler secara umum di Indonesia.

i. Narkoba, mengkonsumsI narkoba jelas tidak sehat.

Komponen-komponen zat adikttif dalam narkoba juga akan

memicu peningkatan tekanan darah, sangatlah penting

untuk menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari

hipetensi.

j. Alkohol, pengguanan alkohol secara berlebihan juga akan

memicu tekanan darah seseorang. Selain tidak bagus bagi

tekanan darah, alkohol juag membuat kecanduan yang akan

sangat menyulitkan untuk lepas, tidak hanya dengan bagi

hipertensi tetapi juga untuk kesehatan secara keseluruhan.

k. Kafein, kandungan kafein selain tidak pada tekanan darah

dalam jangka panjang, pada orang-orang tertentu juga

menimbulkan efek yang tidak baik seperti tidak bisa tidur,

jantung berdebar- debar, sesak nafas dan lain-lain. Kalau

ragu-ragu banyaknya kafein yang boleh dikonsumsi secara

aman sesuai dengan konsidi tubuh maka datanglah ke

dokter dan mintalah nasihat yang bijak.

l. Kurang olah raga, dengan adanya kesibukan yang luar

biasa, manusia pun merasa tidak punya waktu lagi untuk

berolah raga. Akibatnya, kurang gerak dan kurang olah raga

kondisi inilah yang memicu kolesterol tinggi dan juga

adanya tekanan darah yang terus menguat sehingga

memunculkan hipertensi.

m. Kolesterol tinggi, Kandungan lemak yang berlebihan dalam

darah menyebabkan timbulnya kolesterol pada dinding

pembuluh darah. Hal ini dapat membauat pembuluh darah

meyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.

Sudah sangat layak harus mengendalikan kolesterol sedini

mungkin.

Page 5: Keperawatan Gerontik

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada Lansia

Menurut Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi

pada lanjut usia adalah :

a. Renin, Tingginya kadar renin menyebabkan vasokontriksi

dan peningkatan volume darah (akibat meningkatnya

retensi garam dan cairan pada ginjal), mengakibatkan

tingginya kadar tekanan darah.

b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan garam, Dengan

bertambahnya usia semakin sensitif terhadap peningkatan

atau penurunan kadar natrium. Ini menyebabkan penurunan

fungsi ginjal dengan penurunan perfusi ginjal dan laju

filtrasi glomerulus.

c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer

akibat proses menua akan meningkatkan resistensi

pembuluh darah perifer yang mengakibatkan hipertensi

sistolik.

d. Perubahan ateromatous

Akibat proses menua menyebabkan disfungsi endotel yang

berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan substansi

kimiawi lain yang kemudian menyebabkan resorbi natrium

di tubulus ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh

darah perifer dan keadaan lain berhubungan dengan

kenaikan tekanan darah.

4. Gejala Hipertensi

Gejala hipertensi menurut Suslio dan Waulandari ( 2011), pada

sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala

yang khusus. Meskipun secara tidak sengaja, berepa gejala terjadi

bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi padahal

sesungguhnya bukan hipertensi. Gejala yang dimaksusd adalah

sakit kepala, pendarahan dari hidung (mismisan), migren atau sakit

Page 6: Keperawatan Gerontik

kepala sebelah, wajah kemerahan, mata bekunang—kunang, sakit

tengkuk dan kelalahan. Gejala-gejala tersebut bisa saja terjadi pada

penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah

yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak

diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,

sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena

adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang-kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan

kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.

Keadaan ini disebut ensefalopati hipertenis yang memerlukan

penanganan segera. Apabila tidak ditangani keadannya akan

semakin parah dan dapat memicu kematian.

5. Patofisiologi Hipertensi

Patofisiologi menurut Beavers ( 2008), pembuluh darah mirip

dengan tabung karet yang mengalirkan darah terus- menerus, arteri

yang mengalirkan darah keluar dari jantung harus menahan

tekanan yang tinggi ketika darah dipompakan keluar. Jika tekanan

darah lebih tinggi dari biasannya selama bertahun –tahun seperti

pada hipertensi yang tidak diobati, pembuluh darah tersebut

menjadi rusak, lapisan pada arteri menjadi kasar dan tebal, pada

akhirnya terjadi penyempitan sehingga menjadi kurang lentur dari

sebelumnya. Jika arteri menjadi terlalu sempit darah tidak dapat

melaluinya denga benar, dan bagian yang bergantung pada arteri

tersebut untuk mendapatkan darah mengalami kekurangan darah

dan oksigen yang dibutuhkan. Ketika arteri menyempit terjadi

peningaktan kecenderungan darah membeku , yang dapat

menyebabkan penyumbatan total pada arteri sehingga bagian tubuh

yang dialayaninya menjadi mati.

Page 7: Keperawatan Gerontik

6. Komplikasi Hipertensi

Menurut Susilo dan Wulandari (2011), komplikasi hipertensi

anatar lain :

a. Hipertensi merusak ginjal, hipertensi adalah salah satu

penyebab penyakit ginjal kronis. Hipertensi membuat ginjal

harus bekerja lebih keras, akibatnya sel-sel pada ginjal akan

lebih cepat rusak.

b. Hipertensi merusak kinerja otak, kinerja otak juga bisa

terganggu dari adanya hipertensi yang disebabkan oleh

adanya pembentukan lepuh kecil pada pembuluh darah di

otak ( neurisma) yang selanjutnaya akan menyebabkan

terjadinya stroke dan gagal jantung karena terjadinya

penyempitan dan pengerasaan pembuluh-pembuluh darah

yang ada di jantung.

c. Hipertensi merusak kinerja jantung, tekanan darah tinggi

dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan

secara rutin maka hal ini dapat membawa si penderita ke

dalam kasus-kasus serius dan bahkan menyebabkan

kematian.

d. Hipertensi menyebabkan kerusakan mata, karena adanya

gangguan tekanan darah akan menyebabkan perubahan-

perubahan dalam retina pada belakang mata.

Mengungkapakan kerusakan, penyempitan pembuluh-

pembuluh darah kecil, kebocoran darah kecil pada retina,

dan menyebakan terjadinya pembengakakan saraf mata.

Dari jumlah kerusakan, dokter dapaat mengukur keparahan

dari hipertensi, setelah itu akan dilakukan tindakan-

tindakan lanjutan untuk menangani hipertensi tersebut.

e. Hipertensi menyebutkan stroke , hipertnsi yang tidak

terkontrol dapat menyebabkan stroke yang dapat menjurus

pada kerusaan otak dan saraf. Stroke umumnya disebabkan

oleh kebocoran darah atau suatu gumpalan darah dari

Page 8: Keperawatan Gerontik

pembuluh – pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak.

Dan pencegahan yang paling baik untuk komplikasi-

komplikasi hipetensi adalah kontrol tekanan darah.

7. Pencegahan Hipertensi

Hipertensi tidak akan muncul begitu saja. Naiknya tekanan darah,

biasanya merupakan akumulasi dari sikap hidup yang tidak sehat

dan sudah berlangsung dalam waktu yang lama. Sebenarnya untuk

melakukan pencegahan hipertensi dalam berbgai penyakit secara

umum yaitu adanya pola makan sehat dan pola hidup sehat.

Menurut Susilo dan Wulandari (2011) , pencegahan hipertensi

antara lain :

a. Pola makan sehat

Pola makan sehat adalah makan-makanan yang

mengandung kalori dan kebutuhan nutrisi sesuai dengan

keperluan. Oleh karena itu, pola makan sehat masing-

masing orang sebenarnya tidak sama. Untuk mengetahui

pola makan sehat dan beberapa kadar kalori maupun nutrisi

yang diperlukan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter

atau ahli gizi yang dipercaya. Ada beberapa patokan pola

mkaan sehat, yaitu sebagai berikut :

1) Kurangi konsumsi garam dalam makanan sehari-hari.

Jika sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya

menghindari makanan yang mengandung garam.

Pergunakan garam sedikit mungkin atau lebih baik

hindari sama sekali.

2) Konsumsi makanan yang mengandung kalium bahan

tersebut dapat diperoleh dari : pisang, wortel, bayam,

tomat, ikan salmon. Magnesium kandungan magnesium

bisa didapat dari makanan coklat, kedelai, gandum dan

kerang laut. Kalsium bahan tersebut dapat diperoleh

Page 9: Keperawatan Gerontik

dari mkanan nabati sepeeti : kacang-kacangan, biji-

bijian, sayuran hijau, dan dari hewani seperti ikan dan

susu.

3) Kurangi minum-minuman beralkohol, untuk laki-laki

yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang

diizinkan maksimal 30 ml alkohol per hari dan untuk

perempuan 15 ml perhari

4) Makan sayur dan buah-buahan yang berserat tinggi

seperti sayuran hijau, pisang,tomat, wortel, melon dan

jeruk.

5) Kendalikan kadar kolesterol, kurangi makanan yang

mengandung lemak jenuh, tingginya kolesterol dalam

tubuh akan menyebabkan terjadinya plak-plak yang

menyumbat aliran darah, sehingga tekanan darah

makin tinggi.

6) Kendalikan diabetes bila menderita diabetes,

konsumsilah makanan yang sehat. Jangan menggunakan

obat-obatan pengendali diabetes yang memicu

kompilkasi penyakit lainnya, kalau menggunakan obat

tertentu haruslah dengan pengawasan dokter.

7) Tidur yang cukup setiap hari, anatara 6-8 jam setiap

hari, kondisi tubuh yang kurang istirahat akan

menyebabkan tekanan darah naik dan memicu

terjadinya hipetensi.

8) Kurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi

dan perbanyak aktiviatasn fisik untuk mengurangi berat

badan.

9) Konsumsi minyak ikan, karena peningkatan konsumsi

minyak ikan yang mengandung asal lemak ( omega)

dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan

terutama bagi mereka yang menderita diabetes. Suplai

kalisum, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan

Page 10: Keperawatan Gerontik

darah tetapi kalsium juga cukup membantu

mengandalkan tekanan darah.

b. Pola hidup sehat

Menurut Susilo dan Wulandari ( 2011) , untuk

mengendalikan dan mencegah hipertensi, selain pola makan

sehat dilakukan bersamaan pola hidup sehat. Ini sangat

penting karena pola hidup sehat akan membuat sehat secara

keseluruahan, termasuk terhindar dari penyakit hipertensi.

Adapun cara pola hidup sehat adalah sebagai berikut :

1) Melakukan olah raga secara teratur bisa menurunkan

tekanan darah tinggi, seperti : berjalan kaki, bersepeda,

lari santai dan berenang lakukan 30 hingga 45 menit

sehari sebanyak 3 kali seminggu.

2) Jalankan anti stres agar mengurangi stres dan mampu

mengendalikan emosi secara stabil

3) Berhenti merokok juga berperan besar untuk

mengurangi hipertensi. Rokok mengandung banyak

nikotin. Selain buruk bagi tekanan darah, nikotin juga

sangat buruk bagi kesehatan secara umum. Oleh karena

itu, berhenti merokok sebenarnya adalah alasan cepat

dan praktis untuk menghindarkan diri dari berbgai

penyakit. Kalau masih kesulitan untuk berhenti dari

merokok, konsultasikan dengan dokter.

4) Mendekatkan diri pada tuhan sehingga tiap ada

pesoalan besar tidak lansung emosi tinggi.

5) Mengendalikan pola kesehatan secara keseluruhan,

termasuk mengendalikan kadar kolesterol, diabetes,

berat badan dan pemicu-pemicu penyakit lainnya.

6) Pola hidup sehat dan makan sehat ini tetap dapat bisa

dibuat dengan menyenangkan, sesuai dengan keinginan

dan selera masing-masing.

Page 11: Keperawatan Gerontik

8. Pengobatan Hipertensi

Menurut Susilo dan Wulandari ( 2011), apabila seseorang sudah

dinyatakan terkena hipertsnsi makan akan diberikan pengobatan.

Hipertensi secara pasti tidak dapat dioabati tetapi dapat diberikan

pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Alangkah awal

adalah mengubah pola hidup sehat penderita hipertensi dengan

cara-cara berikut ini :

a. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat

badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya

sampai batas ideal.

b. Mengubah pola makan pada penderita diabetes,

kegemukan ( obesitas ) atau kadar kolseterol darah tinggi.

Mengurangi pemakain garam samapai kuarang dari 2,3

gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap ( disertai

dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang

cucup) dan mengurangi alkhohol.

c. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat, penderita

hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya

selama tekanan darah terkendali.

d. Berhenti merokok ini wajib dilakukan, menghentikan

pemakaian alkohol dan narkoba, hidup dengan pola yang

sehat, istirahat dan tidur yang cukup, mengelola stres

dengan baik.

e. Kalau pengobatan dengan pengubahan pola hidup

termasuk tidak mampu mengatasi hipertensi, dapat

memilih pengobatan yang paling sesuai atau yang paling

disenangi, pengobatan bisa dengan pengobatan tradisional

dan pengobatan moderen.

Page 12: Keperawatan Gerontik

9. Pengobatan Tradisional

Menurut Susilo dan Wulandari (2011), berikut ini adalah bahan-

bahan alami yang sudah terbiasa dan terbukti ampuh untuk

mengobati hipertensi :

a. Mengkudu cara mengkonsumsinya bermacam-macam ada

yang suka membuat sebagai jus dengan campuran es dan

gula secukupnya, mengemasnya dalam bentuk jamu

mengkudu kalau mau praktis sekarang ini juga banyak jus-

jus mengkudu kemasan yang tersedia bebas dipasaran.

b. Daun salam, sebagian besar orang menggunakannya

dengan cara direbus dengan air, setelah mendidih diangin-

anginkan. Dalam keadaan hangat, daun salam diangkat, air

rebusan daun salam diminum secara rutin sehari tiga kali.

c. Rumput laut, cara mengkonsumsinya dapat digunakan

sebagai es rumput laut, campuran puding, maupun di jus.

Porsinya dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi

sehingga pengobatan terhadap hipertensi dapat efektif.

d. Mentimun, cara mengkonsusmi dapat dipilih sesuai

dengan kesenangan. Bisa dikonsumsi secara langsung,

dijus, digunakan untuk campuran lalapan, disayur, direbus

dulu dan lain-lain. Pasalnya di konsultasikan dengan

dokter atau ahli gizi sehingga pengobatan terhadap

hipertensi dapat efektif.

e. Temu hitam, temu hitam memiliki khasiat untuk

melancarkan sirkulasi darah dan mencairkan gumpalan

darah sehinggga menurunkasn tekanan darah

f. Bawang putih, cara mengonsumsinya bisa langsung

dikunyah bagi yang suka, bisa dicampurkan dalam makan

mentah dan bisa dicampurkan dalam makanan tertentu.

Konsultasikan dengan dokter agar kkadarnya pas dan

sesuai dengan kondisi hipertensi.

Page 13: Keperawatan Gerontik

g. Jantung pisang, dapat digunakan Untuk mencegah stroke

dan perdarahan otak, jantung dan pembuluh darah,

konsumsilah secukupnya sehinggga dapat membantu

mengatasi hipertensi yang sedang di derita.

10. Pengobatan Moderen

Menurut Susilo dan Wulandari ( 2011), ada beberapa jenis obat-

oabatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi hipertensi,

tetapi penggunaan dan pemakaian haruslah dengan resep dan

pengawasan dokter, mengingat adanya efek samping dan indikasi-

indikasi tertentu yang hanya dimengerti oleh dokter

a. Diuretik tiazide, merupakan obat pertama untuk

mengobati hipertensi, diuretika membantu ginjal

membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume

cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan

darah

b. Pengahambat adrenergik, beta-blocker yang efektif

diberikan kepada penderita hipertensi usia muda, penderita

yang pernah mengalami serangan jantung, penderita

dengan denyut jantung, nyeri dada, mengalami sakit

kepala migren.

c. Anglotensin converting enzyme inhibator ( ace-inhibitor),

obat ini efektif diberikan pada orang kulit putih, hipertensi

usia muda, penderita gagal jantung, penderita dengan

protein dalam air kemih yang disebabkan oleh penyakit

ginjal menahun, pria yang menderita impotensi.

d. Anglotensin II-blocker, obat jenis ini menyebabkan

penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang

mirip dengan ace-inhibator.

e. Antagonisme kalsium, obat ini sangat efektif diberikan

kepada orang-orang kulit hitam, penderita lanjut usia,

Page 14: Keperawatan Gerontik

penderita angina pictorus, denyut jantung yang cepat dan

sakit kepala migren

f. Vasolidator, obat ini lansung menyebabkan melebarnya

pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir selalu

digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi

lainnya.

g. Obat-obat hipertensi lainnya adalah jenis obat-obat

tertentu yang digunakan dalam kondisi khusus. Misalnya

saja hipertensi maligma yang memerlukan obat penurun

tekanan darah dengan segera. Sebagai obat yang segera

bisa menurunkan tekanan darah obat tersebut antara lain

adalah : diazoxide, nitroprusside, nitroglycerin, dan

labetalol. Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan

kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral

( ditelan)

Page 15: Keperawatan Gerontik

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’ rifatul. 2011. Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta :

graha ilmu.

Maryam, R.Siti, dkk. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya.

Jakarta : salemba medika.

Arora. (2008). Lima langkah mencegah dan mengobati tekanan darah

tinggi. Jakarta : Bhauana Ilmu Populer.

Brunner & Suddarth. 2002. Keterampilan Medikal Bedah vol. 2. Jakarta :

EGC

Price & Wilson. 2006. Patofisiologi Edisi 6. Jakarta: EGC