keputusan direktur jenderal tanaman pangan …sakip.pertanian.go.id/admin/file/rencana...

56
1

Upload: others

Post on 17-Dec-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

1

Page 2: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

1

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

NOMOR :

TENTANG

REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DIREKTORAT SEREALIA TAHUN 2015 - 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, ,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan capaian

pembangunan pertanian melalui

peningkatan kualitas akuntabilitas kinerja

Kementerian Pertanian telah ditetapkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor

09/Permentan/RC.020/3/2016 Tentang

Rencana Strategis Kementerian Pertanian

Tahun 2015-2019 dan telah dilakukan

perubahan dengan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor

42/Permentan/RC.020/11/2017;

b. bahwa untuk meningkatkan capaian

pembangunan pertanian melalui

peningkatan kualitas, akuntabilitas

kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan telah ditetapkan

Keputusan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan Nomor 86/HK.310/C/9/2018

tentang Perubahan Atas Keputusan

Page 3: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

2

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Rencana

Strategis Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan Tahun 2015-2019;

c. bahwa sesuai dengan huruf a dan b di atas

dan untuk memberikan efektivitas kinerja

di lingkungan Direktorat Serealia, perlu

ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal

Tanaman Pangan tentang revisi Rencana

Strategis Direktorat Serealia Tahun 2015-

2019;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992

tentang Sistem Budidaya

Tanaman (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1992 Nomor 46,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3478);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004

tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4400);

Page 4: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

3

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-UndangNomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2012 Nomor 227,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5360);

7. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013

tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Petani (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 131,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5433);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995

tentang Perlindungan Tanaman Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1995

Nomor 12, TambahanLembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3586);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun

1995 tentang Perbenihan Tanaman

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3616);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4614);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008

tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Page 5: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

4

Pembantuan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4816);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4890);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,

Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5165);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun

2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5423);

15. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015

tentang Kementerian Pertanian (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 85);

16. Keputusan Presiden Nomor 7/TPA Tahun

2017 tentang Pemberhentian dan

Pengangkatan dari dan dalam Jabatan

Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan

Kementerian Pertanian;

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

249/PMK. 02/2011 tentang Pengukuran

dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian

Page 6: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

5

Negara dan Lembaga (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

938);

18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

190/PMK. 05/2012 tentang Tata Cara

Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun

2012 No 1191);

19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang

Pedoman Budidaya Tanaman Pangan Yang

Baik dan Benar (Good Agriculture

Practices);

20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

64/Permentan/OT.130/12/2013 Sistem

Pertanian Organik;

21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

41/Permentan/ OT.140/3/2014 Pedoman

Perencanaan Pembangunan Pertanian

Berbasis e-Planning;

22. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian;

23. Peraturan Menteri Pertanian

Nomor 42/Permentan/RC.020/11/2017

tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Pertanian Nomor

09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pertanian

Tahun 2015-2019;

24. Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor

43/Permentan/RC.020/11/2017 tentang

perubahan atas peraturan Menteri

Pertanian Nomor

Page 7: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

6

68/Permentan/RC.020/12/2016 tentang

Indikator Kinerja Utama di lingkungan

Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019;

25. Peraturan Menteri Pertanian Nomor

33/PER/SM.060/I/7/2017 tentang

penumbuhan dan pengembangan Kelompok

Usaha Bersama Petani Muda;

26. Peraturan Menteri Menteri Pertanian Nomor

18/Permentan/RC.040/4/2018 Tentang

Pedoman Pengembangan Kawasan

Pertanian Berbasis Korporasi Petani;

27. Keputusan Menteri Pertanian Nomor

472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi

Kawasan Pertanian Nasional.

28. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/2016

tentang Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015 –

2019;

29. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

86/HK.310/C/9/2018 tentang Perubahan

atas Keputusan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

tentang Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-

2019.

Page 8: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

7

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal

a.n. DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, DIREKTUR SEREALIA

BAMBANG SUGIHARTO NIP 196410161989031002

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:

1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan;

2. Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan;

3. Kepala Bagian Perencanaan Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan;

4. Kepala Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi Sekretariat

Ditjen Tanaman Pangan

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Mengubah sebagian Rencana Strategis Direktorat

Serealia Tahun 2015 – 2019, sebagai berikut:

1. BAB II sehingga menjadi seperti tercantum

pada lampiran yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur

Jenderal ini.

2. BAB III sehingga menjadi seperti tercantum

pada lampiran yang merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur

Jenderal ini;

KEDUA

KETIGA

:

:

Ketentuan lain dalam Rencana Strategis

Direktorat Serealia tahun 2015-2019 sebelumnya

dinyatakan masih tetap berlaku.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Page 9: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

8

Page 10: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

i

Kata Pengantar

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Serealia 2015-2019 merupakan acuan

dan arah dalam melaksanakan upaya pengembangan komoditi serealia selama

lima tahun ke depan (2015-2019).

Guna mencapai target yang telah ditetapkan tentunya tidak mudah, karena

dihadapkan pada kondisi permasalahan dan tantangan yang tidak ringan,

disamping itu gerak dinamika lingkungan strategis baik internasional, regional dan

lokal semakin kompleks. Guna menghadapi kondisi tersebut maka diperlukan

penerapan budidaya yang lebih baik, baik terkait pengolahan / pengelolaan lahan,

perbenihan, infrastuktur dan sarana pendukung, introduksi teknologi budidaya

yang terbaru serta kelembagaan, dll. Dalam implementasinya di lapangan

tentunya membutuhkan kerjasama dan komitmen dari para pelaku di lapangan

dan disesuaikan dengan karakteristik dan potensi di daerah masing-masing.

Renstra serealia ini merupakan revisi pertama dari renstra serealia sebelumnya.

Revisi ini merupakan penyesuaian terhadap struktur organisasi Direktorat

Serealia yang baru, sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

:43/Permentan/ OT.010/ 8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian, Pasal 300 menyebutkan bahwa Direktorat Serealia mempunyai tugas

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

peningkatan produksi padi, jagung, dan serealia lain. Perubahan mendasar dari

renstra sebelumnya adalah pada aspek fokus/sistem pengelolaan produksi

serealia, dimana akan dikelompokkan pada dua kelompok yaitu kelompok

intensifikasi dan ekstensifikasi. Diharapkan dengan perubahan ini maka dapat

lebih mendorong dan mengakselerasi gerak dan langkah para pelaku

pembangun pertanian di lapangan guna mendukung pencapaian target produksi

komoditi serealia.

Akhirnya semoga dokumen Renstra Serealia 2015-2019 ini dapat bermanfaat

untuk mendorong pencapaian target produksi yang telah ditetapkan. Semoga

Tuhan YME berkenan memberikan perlindungan dan ridho-Nya atas semua

upaya yang telah kita kerjakan.

Direktorat Serealia

Page 11: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .................................................................. 1

1.2.Potensi dan Permasalahan ................................................ 3

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN ORGANISASI

2.1.Visi ..................................................................................... 6

2.2.Misi .................................................................................... 6

2.3.Indikator Tujuan ................................................................. 7

2.4.Kinerja Produksi Padi Jagung Tahun 2005-2014 .............. 8

2.5.Sasaran Produksi Padi dan Jagung Tahun 2015-2019 ..... 9

2.6.Organisasi ......................................................................... 11

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1.Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ............................... 16

3.2.Arah Kebijakan Pengembangan Serealia .......................... 18

3.3. Strategi dan Langkah Operasional Peningkatan Produksi

Serealia ............................................................................. 26

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT SEREALIA

4.1.Program dan Kegiatan Direktorat Serealia ........................ 32

4.2.Dukungan Pendanaan ....................................................... 34

BAB V MANAJEMEN BERBASIS KINERJA

5.1.Perencanaan ..................................................................... 36

5.2.Pengorganisasian .............................................................. 36

5.3.Monitoring, Evaluasi, Pengawasan dan Pengendalian ...... 39

BAB VI PENUTUP ............................................................................. 41

LAMPIRAN ...................................................................................... 42

Page 12: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Perkembangan Produksi Padi dan Jagung dari Tahun

2005-2014 ................................................................................. 8

Tabel 2.Perkembangan Luas Panen Padi dan Jagung Tahun

2005-2014 ................................................................................. 9

Tabel 3.Perkembangan Produktivitas Padi dan Jagung Tahun

2005-2014 ................................................................................. 9

Tabel 4.Sasaran Produksi Padi dan Jagung Tahun 2015-2019 ........ 10

Tabel 5.Sasaran Strategis Luas Tanam, Luas Panen,

Produktivitas dan Produksi Padi dan Jagung

Tahun 2015-2019 ..................................................................... 11

Page 13: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Budidaya Serealia ......................... 34

Lampiran 2. Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Padi Tahun 2015 .................................... 35

Lampiran 3. Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Padi Tahun 2016 .................................... 36

Lampiran 4. Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Padi Tahun 2017 .................................... 37

Lampiran 5. Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Padi Tahun 2018 .................................... 38

Lampiran 6. Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Padi Tahun 2019 .................................... 39

Lampiran 7. Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Jagung Tahun 2015 ............................... 40

Lampiran 8. Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Jagung Tahun 2016 ............................... 41

Lampiran 9. Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Jagung Tahun 2017 ............................... 42

Lampiran 10.Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Jagung Tahun 2018 ................................ 43

Lampiran 11.Sasaran Luas Tanam, Panen, Produktivitas

dan produksi Jagung Tahun 2019 ................................ 44

Page 14: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Strategis Direktorat Serealia 2015 – 2019 edisi Revisi merupakan

turunan dari Renstra Ditjen Tanaman Pangan serta Renstra Kementerian

Pertanian sebagai wujud dari Permentan Nomor 19/Permentan/HK.140/4/2015

tanggal 6 April 2015 khususnya Pasal 2 Ayat 1 bahwa Renstra Kementerian

Pertanian merupakan dasar dari renstra unit kerja eselon I dan eselon II.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang

saat ini memasuki tahap ke-3 (2015-2019) sebagai kelanjutan dari RPJMN tahap

ke-2 (2010-2014) yang telah berakhir. RPJMN tahap ke-3 (2015-2019) sektor

pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi sektor

pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang

PDB, penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama

pendapatan rumah tangga perdesaan, serta penyedia bahan pakan dan

bioenergi.

Upaya mencapai target sukses pembangunan pertanian pada RPJMN tahap-2

(2010-2014) yang meliputi (1) peningkatan swasembada berkelanjutan padi dan

jagung dan swasembada kedelai, gula dan daging sapi, (2) peningkatan

diversifikasi pangan, (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan

(4) peningkatan kesejahteraan petani melalui strategi yang dikemas dalam 7

Gema Revitalisasi yang meliputi (1) revitalisasi lahan, (2) revitalisasi perbenihan

dan perbibitan, (3) revitalisasi infrastruktur pertanian, (4) revitalisasi SDM petani,

(5) revitalisasi permodalan petani, (6) revitalisasi kelembagaan petani, dan (7)

revitalisasi teknologi dan industri hilir. Sampai saat ini telah banyak capaian yang

diwujudkan meskipun masih perlu ditingkatkan.

Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian

nasional semakin nyata. Selama periode 2010-2014, rata-rata kontribusi sektor

pertanian terhadap PDB mencapai 10,26 % dengan pertumbuhan sekitar 3,90 %.

Page 15: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

2

Pada periode yang sama, sektor pertanian menyerap angkatan kerja terbesar

walaupun ada kecenderungan menurun. Pada tahun 2014 sektor pertanian

menyerap sekitar 35,76 juta atau sekitar 30,2 % dari total tenaga kerja. Nilai Tukar

Petani (NTP) meningkat sangat pesat. Walaupun sempat menurun pada tahun

2013, namun NTP melonjak dari sebesar 101,78 pada tahun 2010 menjadi

106,52 pada tahun 2014. Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin di

perdesaan yang sebagian besar bergerak di sektor pertanian menurun dari

sekitar 19,93 juta pada tahun 2010 menjadi 17,14 juta pada tahun 2014.

NAWA CITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan

pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia

sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya

secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan

bangsa dalam hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri,

(2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan

menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan

kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang

secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara

luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Sasaran pembangunan pertanian ke depan perlu disesuaikan terkait dengan

cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar

guna mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan

mencermati hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir dan perubahan

paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP 2015-2045, maka sasaran

strategis Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 adalah (1) Pencapaian

swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi gula dan

daging , (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai

tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor,

(4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5) peningkatan

pendapatan keluarga petani, serta (6) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah

yang baik.

Page 16: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

3

Dengan sasaran strategis tersebut, maka Kementerian Pertanian menyusun dan

melaksanakan 7 Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian untuk

Kedaulatan Pangan (P3KP) meliputi (1) peningkatan ketersediaan dan

pemanfaatan lahan, (2) peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian, (3)

pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan

petani, (5) pengembangan dan penguatan pembiayaan, (6) pengembangan dan

penguatan bioindustri dan bioenergi, serta (7) penguatan jaringan pasar produk

pertanian.

Sebagai salah satu bagian dari pembangunan pertanian, komoditi tanaman

pangan khsusunya padi dan jagung memegang peranan yang sangat penting dan

strategis, oleh karena itu dalam upaya pengamanan komoditas tanaman pangan,

pemerintah setiap tahunnya selalu menempatkan sebagai hal utama dalam

setiap perencanaan pembangunan. Komoditas tanaman pangan diupayakan

selalu tersedia dalam keadaan cukup, hal ini untuk memenuhi kebutuhan pangan,

pakan, dan industri dalam negeri, dimana setiap tahunnya cenderung meningkat

seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri.

Pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup merupakan salah satu hak bagi

manusia yang paling azasi dan juga menjadi salah satu faktor penentu bagi

perwujudan ketahanan nasional. Sehubungan dengan itu, kekurangan pangan

yang terjadi secara meluas di suatu negara akan menyebabkan kerawanan

ekonomi, sosial, dan politik yang dapat menggoyahkan stabilitas suatu negara.

1.2. Potensi dan Permasalahan

Pembangunan periode 2015-2019 pada dasarnya merupakan kelanjutan dan

peningkatan pelaksanaan pembangunan pada periode sebelumnya. Agar

pembangunan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan memenuhi

target sasaran yang ditetapkan.

Potensi pengembangan padi dan jagung masih sangat besar. Masih tersedia

areal pertanian dan lahan potensial belum termanfaatkan secara optimal seperti

lahan kering/rawa/lebak/pasang surut/gambut yang merupakan peluang bagi

Page 17: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

4

peningkatan produksi padi dan jagung. Potensi sumberdaya ini harus dirancang

dengan baik pemanfaatannya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan

petani. Disamping itu, kondisi lahan yang secara umum subur dan iklim yang

mendukung merupakan peluang yang sangat menguntungkan untuk

pembangunan tanaman pangan.

Indonesia dengan luas wilayah daratan 192 juta hektar mempunyai potensi yang

sangat besar disektor pertanian terutama tanaman pangan, khususnya

pengembangan padi dan jagung. Luas kawasan budidaya sekitar 123 juta hektar

(64,6 persen dari luas daratan) berpotensi sebagai kawasan pertanian sebesar

101 juta hektar. Dari areal tersebut yang sudah terolah sampai saat ini sebesar

25,6 juta ha lahan sawah, dan untuk lahan kering tanam semusim 25,3 juta ha

dan lahan kering tanaman tahunan 50,9 juta ha. Dengan demikian potensi

perluasan untuk kawasan pertanian adalah sebesar 54 juta hektar dengan

komposisi; 36 juta hektar dapat digunakan untuk tanaman pangan/perkebunan

dan merupakan lahan kering, 15 juta hektar sesuai untuk areal persawahan dan

3 juta hektar untuk lahan peternakan. (Siswono Yudo Husodo, 2006)

Berdasarkan data BPS tahun 2013, data luas baku Indonesia untuk lahan sawah

seluas 8,112 juta hektar. Berdasarkan jenis pengairan adalah 1) irigasi seluas

4,819 juta hektar, yaitu di pulau Jawa seluas 2,442 juta hektar dan luar Jawa

seluas 2,377 juta hektar; 2) non irigasi seluas 3,292 juta hektar, yaitu di pulau

Jawa seluas 789 ribu hektar dan luar Jawa seluas 2,503 juta hektar. Di Indonesia

luas lahan tegal/kebun yaitu 11,877 juta hektar, lahan ladang/huma seluas 5,273

juta hektar, dan lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 14,214 juta

hektar.

Kondisi ini mengindikasikan untuk pengembangan sub sektor tanaman pangan

khususnya pengembangan padi dan jagung dengan program penambahan baku

lahan dapat diarahkan ke daerah-daerah di luar pulau Jawa. Potensi

pengembangan untuk areal irigasi memungkinkan di pulau Sumatera dan

Sulawesi. Selain itu untuk penumbuhan kantong-kantong produksi dapat juga

dikembangkan pada lahan non irigasi (tadah hujan, pasang surut, lebak dan

polder) yang banyak terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan

Page 18: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

5

untuk lahan yang sementara tidak diusahakan masih banyak terdapat di Papua

seluas 5,329 juta hektar.

Berdasarkan hasil evaluasi atas pembangunan pertanian tanaman pangan

khususnya Direktorat Budidaya Serealia yang telah dilaksanakan sampai saat ini,

persoalan mendasar yang diperkirakan masih dihadapi sektor pertanian di masa

yang akan datang, khususnya jangka waktu 2014 -2019, mencakup aspek

seperti: kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, infrastruktur, sarana

prasarana, lahan dan air; kepemilikan lahan; sistem perbenihan dan perbibitan

nasional; akses petani terhadap permodalan kelembagaan petani dan penyuluh;

keterpaduan antar sektor, dan kinerja pelayanan birokrasi pertanian. Secara lebih

lengkap, permasalahan mendasar tersebut di atas diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global

2. Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air

3. Status dan luas kepemilikan lahan (17,62 juta KK < 0.5 Ha)

4. Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal

5. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku

bunga usahatani

6. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian

7. Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian.

Page 19: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

6

II. VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN ORGANISASI

2.1. Visi

Visi Direktorat Serealia tahun 2015 - 2019, yaitu ”Tercapainya Target Produksi

Komoditi Serealia khususnya Padi dan Jagung yang cukup dan

berkelanjutan”

Makna produksi dapat dilihat dari dua pespektif yaitu jumlah (kuantitas) dan mutu

(kualitas). Produksi dalam arti jumlah merupakan hasil (dalam satuan ton) yang

dicapai melalui pemanfatan lahan pertanaman, peningkatan produktivitas, dan

pengamanan potensi kehilangan hasil produksi. Sedangkan produksi dalam arti

mutu merupakan standar tertentu yang dapat dikonsumsi secara layak bagi

manusia maupun kebutuhan industri. Cukup berarti jumlah yang dapat disediakan

setelah mempertimbangkan kebutuhan konsumsi, kebutuhan perdagangan, dan

kebutuhan cadangan (stok). Dalam hal ini, jika kebutuhan dapat dipenuhi secara

total dari produksi dalam negeri maka disebut sebagai swasembada.

Berkelanjutan berarti memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan

kebutuhan generasi masa depan.

Untuk mewujudkan visi ini, Direktorat Serealia diupayakan sebagai penggerak

sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki. Upaya sinkronisasi, mobilisasi,

koordinasi, dan integrasi menjadi sangat penting dilakukan untuk mendorong

pencapaian visi sesuai dengan sasaran (target) yang ditetapkan.

2.2. Misi

Direktorat Serealia mengemban misi yang harus dilaksanakan yaitu :

”Meningkatkan perluasan penerapan budidaya komoditi serealia yang tepat

dan berkelanjutan”. Terkait hal tersebut, maka beberapa hal yang harus

dilakukan oleh Direktorat Serealia adalah :

1. mewujudkan birokrasi Direktorat Serealia yang profesional dan

berintegritas,

Page 20: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

7

2. meningkatkan perluasan penerapan budidaya komoditi serealia yang tepat

dan berkelanjutan,

3. mendorong dan berkoordinasi terkait mengembangkan sistem penyediaan

benih yang efisien, efektif, dan berkelanjutan,

4. mendorong dan berkoordinasi penanganan pascapanen tanaman

pangan,

5. mendorong dan berkoordinasi pengamanan produksi tanaman pangan

berkelanjutan, dan

6. berkoordinasi dan mendorong peran serta instansi dan stakeholder terkait

serta masyarakat dalam pembangunan komoditi serealia yang

berkelanjutan.

2.3. Indikator Tujuan

Dalam melaksanakan koordinasi pembangunan komoditas Serealia, Direktorat

Serealia mempunyai tugas mensukseskan pencapaian visi dan misi dengan

tujuan : Meningkatkan produktivitas melalui peningkatan luas areal penerapan

budidaya tanaman pangan khususnya padi dan jagung yang tepat dan

berkelanjutan untuk peningkatan produksi dalam rangka mencapai kemandirian

pangan.

Berkaitan dengan implementasi visi dan misi tersebut, Direktorat Serealia

menetapkan tujuan dan indikatornya sebagai berikut :

Page 21: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

8

Tabel 1. Tujuan dan Indikator Tujuan Direktorat Serealia

Ket : Sesuai Indikator Kinerja Utama

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Serealia dimaksudkan untuk

memberikan arah kegiatan Direktorat Serealia secara sistimatis dan terencana

sampai dengan lima tahun kedepan, dan juga sebagai dasar perencanaan

tahunan, sehingga di harapkan dapat menghasilkan perencanaan yang

berkesinambungan, sinergis, terpadu dan akuntabel. Sebagai suatu dokumen

perencanaan resmi, Renstra disusun dengan tujuan sebagai berikut:

a. Merumuskan kebijakan strategis, program dan kegiatan sub-sektor

pertanian tanaman pangan khususnya Direktorat Serealia yang akan

dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun (2015-2019);

b. Menjabarkan kebijakan strategis sub-sektor pertanian tanaman pangan

khususnya Direktorat Serealia ke dalam program dan kegiatan

berdasarkan indikator dan sasaran yang akan dicapai;

2.4. Kinerja Produksi Padi Jagung Tahun 2005-2014

Capaian produksi komoditas pertanian selama tahun 2005-2014 telah

menunjukkan prestasi yang baik, antara lain : peningkatan produksi padi dari

54,15 juta ton GKG pada tahun 2005 menjadi 70,85 Juta ton GKG tahun 2014,

No TujuanIndikator

TujuanTarget 2017 Target 2018 Target 2019

1 Meningkatkan

produktivitas tanaman

pangan khususnya padi

dan jagung

Angka

produktivitas

padi dan

jagung

-Produktivitas

padi ton/ha

-Produktivitas

jagung 5,156

ton/ha

-Produktivitas

padi 5,272 ton/ha

-Produktivitas

jagung 5,19

ton/ha

-Produktivitas

padi ton/ha

-Produktivitas

jagung 5,19

ton/ha

2 Meningkatkan luas

areal penerapan

budidaya tanaman

khususnya padi dan

jagung yang tepat dan

berkelanjutan

Angka luas

panen

-Luas panen padi

15,50 juta ha

-Luas panen

5,042 juta ha

jagung

-Luas panen padi

15,65 juta ha

-Luas panen

jagung 5,78 juta

ha

-Luas panen padi

15,85 juta ha

-Luas panen

jagung 6,346 juta

ha

3 Peningkatan produksi

dalam rangka mencapai

kemandirian pangan

Angka

Produksi padi

dan jagung

Produksi padi

81,2 juta ton

Produksi Jagung

26 juta ton

Produksi padi

82,50 juta ton

Produksi Jagung

30 juta ton

Produksi padi 84

juta ton

Produksi Jagung

33 juta ton

Page 22: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

9

rata-rata peningkatan produksi padi tahun 2015-2014 mencpai 3,07% per tahun.

Produksi jagung juga memperlihatkan peningkatan yang cukup baik khususnya

pada periode 2005-2014 yaitu mencapai 5,22%. Produksi jagung tahun 2005

mencapai 12,43 juta ton pipilan kering menjadi 19,01 juta ton.

Tabel 1. Perkembangan Produksi Padi dan Jagung dari Tahun 2005 - 2014

Peningkatan produksi padi terjadi karena selama periode tahun 2005-2014

didorong oleh peningkatan luas panen setiap tahunnya 1,55 % yaitu dari luas

panen 11.84 Juta ha pada tahun 2005 meningkat menjadi 13.57 Juta ha pada

tahun 2014. Selain peningkatan luas panen sebagai salah satu pendorong

peningkatan produksi padi, juga didukung oleh peningkatan produktivitas padi.

Selama kurun waktu 2005-2014 terjadi peningkatan produktivitas pada periode

tersebut dengan peningkatan setiap tahunnya sebesar 1,49%, yaitu dari

produktivitas 45,74 ku/ha pada tahun 2005 meningkat menjadi 52,21 ku/ha pada

tahun 2014.

Sementara peningkatan produksi jagung terjadi karena luas panen selama

periode 2005-2014 dengan peningkatan setiap tahunnya 0,68% yaitu dari luas

panen 3.67 juta ha pada tahun 2005 meningkat menjadi 3.84 juta ha pada tahun

2014.Selain peningkatan luas panen, juga didukung oleh peningkatan

produktivitas jagung pada periode tersebut dengan peningkatan setiap tahunnya

sebesar 4,36 %, yaitu dari produktivitas 33,88 ku/ha pada tahun 2005 meningkat

menjadi 49,54 ku/ha pada tahun 2014.

Page 23: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

10

Tabel 2. Perkembangan Luas Panen Padi dan Jagung, Tahun 2005 - 2014

Tabel 3. Perkembangan Produktivitas Padi dan Jagung, Tahun 2005 - 2014

1.3. Sasaran Produksi Padi dan Jagung Tahun 2015-2019

Empat Sukses Keberhasilan Kementerian Pertanian adalah: a) mewujudkan

pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; b) mewujudkan

peningkatan diversifikasi pangan; c) mewujudkan peningkatan nilai tambah; serta

d) mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani. Pencapaian keempat sasaran

(target) tersebut diharapkan dapat memberikan dampak kinerja yang signifikan

bagi pemenuhan kebutuhan nasional terutama ketahanan pangan nasional.

Selain itu dampak kinerja pembangunan tanaman pangan juga diharapkan dapat

mengurangi jumlah kemiskinan dan meningkatkan pendapatan bagi negara.

Fungsi dari program pemerintah hanya berupa stimulan untuk menggerakkan

kekuatan ekonomi tanaman pangan secara nasional. Mengacu pada Empat

Sukses Keberhasilan Pembangunan Pertanian, ditetapkan sasaran

pembangunan tanaman pangan sebagai berikut:

Page 24: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

11

a) Mewujudkan swasembada padi secara berkelanjutan

b) Mewujudkan swasembada jagung secara berkelanjutan

Dari Empat Sukses Keberhasilan Pembangunan Pertanian yang berhubungan

secara langsung dan menjadi tanggungjawab Direktorat Serealia adalah:

Mewujudkan swasembada padi secara berkelanjutan dan mewujudkan

swasembada jagung secara berkelanjutan. Pendekatan yang dilakukan dalam

rangka mencapai sasaran tersebut adalah melalui Penerapan Pengelolaan

Tanaman dan Sumberdaya Terpadu. Dalam pelaksanaan gerakan ini diharapkan

nantinya dilakukan pengawalan yang ketat dengan memberdayakan seluruh

petugas dilapangan serta koordinasi instansi terkait.

Tabel 4. Sasaran Produksi Padi dan Jagung Tahun 2015-2019

*) Sesuai angka RPJMN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan serealia maka ditetapkan sasaran

strategis berupa target luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi

dan jagung tahun 2015-2019 sebagai berikut :

2015 2016 2017 2018 2019

1 Padi 73.445 76.226 78.132 80.085 82.078 3,06

2 Jagung 20.314 21.354 22.360 23.485 24.700 5,25

Sasaran Produksi (Ribu Ton)No Komoditas

Pertumbuhan

(%/tahun)

Page 25: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

12

Tabel 5. Sasaran Strategis Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi dan Jagung Tahun 2015-2019

Dari hasil revisi ini, selama periode 2015-2019 tersebut produksi padi dan jagung

diharapkan naik rata-rata 2,82 persen dan 8,30 persen. Sasaran tersebut

ditetapkan dengan terjadinya swasembada padi dan jagung.

Agar posisi swasembada dapat berkelanjutan, maka target peningkatan

produksinya harus dipertahankan minimal sama dengan pertumbuhan

permintaan dalam negeri. Dengan kondisi pertambahan jumlah penduduk secara

nasional rata-rata sebesar 1,49 persen per tahun, permintaan bahan baku industri

dalam negeri, kebutuhan stok nasional dalam rangka stabilitas harga,

pemenuhan peluang ekspor, serta pertumbuhan industri hilir dalam negeri yang

semakin pesat maka target produksi sebagaimana tersebut di atas dianggap

relevan.

Strategi untuk mencapai swasembada padi secara berkelanjutan, yaitu akan

dilakukan melalui: 1) percepatan peningkatan produktivitas padi sawah, padi

rawa/lebak dan padi gogo dengan fokus pada lokasi yang masih mempunyai

produktivitas dibawah rata-rata nasional/provinsi/kabupaten, dan 2) perluasan

areal tanam terutama untuk padi gogo dan padi rawa/lebak melalui pemanfaatan

lahan peremajaan Perhutani dan Inhutani maupun pembukaan lahan/cetak

sawah. Adapun untuk mencapai swasembada jagung secara berkelanjutan,

2015 2016 2017 2018 2019

1 Padi 14,804 14,782 15,065 15,365 15,670 15,980 1,97

2 Jagung 4,136 4,245 4,800 5,308 6,084 6,680 12,02

1 Padi 14,309 14,288 14,561 15,500 15,649 15,850 2,65

2 Jagung 3,997 4,019 4,561 5,042 5,780 6,346 12,12

1 Padi 52,80 51,40 52,35 52,39 52,72 53,00 0,77

2 Jagung 51,70 50,54 52,62 51,56 51,9 52,00 0,74

1 Padi 75,551 73,445 76,226 81,200 82,500 84,000 3,43

2 Jagung 20,667 20,314 24,000 26,000 30,000 33,000 12,97

Produktivitas (Ku/ Ha)

No Uraian Baseline

ARAM I 2015

Tahun Rerata per

Tahun

Luas Tanam (Juta Ha)

Luas Panen (Juta Ha)

Produksi (Juta Ha)

Ket = Sasaran 2017-2019 sesuai IKU

Page 26: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

13

maka strategi yang akan dikembangkan utamanya adalah meningkatkan

komposisi pertanaman jagung hibrida.

1.4. Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :43/Permentan/ OT.010/

8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Pasal 300

menyebutkan bahwa Direktorat Serealia mempunyai tugas Melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

produksi padi, jagung, dan serealia lain (Struktur Organisasi Direktorat Serealia

terlampir).

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 300, Direktorat

Serealia menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi irigasi

dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi irigasi dan rawa,

padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan

produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung

dan serealia lain;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan produksi

padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung dan

serealia lain;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta jagung

dan serealia lain; dan

f. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Serealia.

Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut dilakukan dalam Direktorat Serealia yang

terdiri dari 3 Sub Direktorat dan ditambah Subbagian Tata Usaha dan Kelompok

Jabatan Fungsional, yaitu:

a. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa;

b. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering;

c. Subdirektorat Jagung dan Serealia Lain;

Page 27: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

14

d. Subbagian Tata Usaha; dan

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Secara rinci pelaksanaan tugas dan fungsi dari masing-masing Subdirektorat

terdiri dari :

1. Subdirektorat Padi Irigasi dan Rawa

Tugas dan fungsinya :

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan intensifikasi

dan ekstensifikasi padi irigasi dan rawa, serta pemberdayaan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan intensifikasi

dan ekstensifikasi padi irigasi dan rawa, serta pemberdayaan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi padi irigasi dan

rawa, serta pemberdayaan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

intensifikasi dan ekstensifikasi padi irigasi dan rawa, serta

pemberdayaan; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

intensifikasi dan ekstensifikasi padi irigasi dan rawa, serta

pemberdayaan.

1.1. Seksi Intensifikasi Padi Irigasi dan Rawa mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusun dan pelaksanaan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

serta bimbingan teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan

kegiatan di bidang peningkatan intensifikasi padi irigasi dan

rawa.

1.2. Seksi Ekstensifikasi Padi Irigasi dan Rawa, dan Pemberdayaan

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan

kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

serta bimbingan teknis, supervisi, evaluasi, dan pelaporan

kegiatan di bidang peningkatan ekstensifikasi Padi Irigasi dan

Rawa, serta pemberdayaan.

2. Subdirektorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering

Page 28: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

15

Tugas dan fungsinya :

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan intensifikasi

dan ekstensifikasi padi tadah hujan dan lahan kering, serta

pemberdayaan;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan intensifikasi

dan ekstensifikasi padi tadah hujan dan lahan kering, serta

pemberdayaan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di

bidang peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi padi tadah hujan

dan lahan kering, serta pemberdayaan;

d. Pemberi bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

intensifikasi dan ekstensifikasi padi tadah hujan dan lahan kering, serta

pemberdayaan; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

intensifikasi dan ekstensifikasi padi tadah hujan dan lahan kering, serta

pemberdayaan.

2.1. Seksi Intensifikasi Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta bimbingan teknijs, supervisi, evaluasi dan

oelaporan kegiatan di bidang peningkatan intensifikasi padi tadah

hujan dan lahan kering.

2.2. Seksi Ekstensifikasi Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering, dan

Pemberdayaan mempuntai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, supervisi,

evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

ekstensifikasi padi tadah hujan dan lahan kering, serta

pemberdayaan.

3. Subdirektorat Jagung dan Serealia Lain

Tugas dan fungsinya :

a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan intensifikasi

dan ekstensifikasi jagung dan serealia lain, serta pemberdayaan;

Page 29: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

16

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan intensifikasi

dan ekstensifikasi jagung dan serealia lain, serta pemberdayaan;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi jagung dan

serealia lain, serta pemberdayaan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan

intensifikasi dan ekstensifikasi jagung dan serealia lain, serta

pemberdayaan; dan

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bigang peningkatan

intensifikasi dan ekstensifikasi jagung dan serealia lain, serta

pemberdayaan.

3.1.Seksi Intensifikasi Jagung dan Serealia Lain mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta

bimbingan teknis, supervisi, evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang peningkatan intensifikasi jagung dan serealia lain.

3.2.Seksi Ekstensifikasi Jagung dan Serealia Lain, dan

Pemberdayaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, sipervisi,

evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan

ekstensifikasi jagung dan serealia lain, serta pemberdayaan.

4. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan

kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat

menyurat, serta kearsipan Direktorat Serealia.

5. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

a. Kelompok Jabatan Fungsional tediri atas jabatan fungsional

Pengawas Mutu Hasil Pertanian dikoordinasikan oleh pejabat

fungsional senior yang ditujukan Direktur Serealia.

Page 30: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

17

b. Direktur Serealia menempatkan pejabat fungsional Pengawas Mutu

Hasil Pertanian pada unit kerja eselon III sesuai tugas jabatan

fungsional.

c. Jumlah pejabat fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

d. Jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Page 31: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

18

III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Untuk mencapai program peningkatan produksi produktivitas dan mutu hasil

tanaman pangan yang telah ditetapkan, maka arah kebijakan difokuskan pada:

(1) peningkatan produktivitas dan mutu hasil pertanian komoditi andalan ekspor,

potensial untuk ekspor dan substitusi impor; dan (2) mendorong pengembangan

industri pengolahan terutama di perdesaan serta peningkatan ekspor hasil

pertanian. Terkait hal tersebut, maka Kementerian Pertanian menyusun dan

melaksanakan Tujuh Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian

untuk Kedaulatan Pangan (P3KP) sebagai berikut :

1. Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan

2. Peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian

3. Pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit

4. Penguatan kelembagaan petani

5. Pengembangan dan penguatan pembiayaan pertanian

6. Pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergi

7. Penguatan jaringan pasar produk pertanian

Selain tujuh strategi utama, terdapat Sembilan Strategi Pendukung sebagai

berikut :

1. Penguatan dan peningkatan kapasitas SDM pertanian

2. Peningkatan dukungan perkarantinaan

3. Peningkatan dukungan inovasi dan teknologi

4. Pelayanan informasi publik

5. Pengelolaan regulasi

6. Pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi

7. Pengelolaan perencanaan

8. Penataan dan penguatan organisasi

9. Pengelolaan sistem pengawasan

Page 32: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

19

Kedaulatan pangan dicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah pangan

secara mandiri, yang perlu didukung dengan: (i) ketahanan pangan, terutama

kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; (ii) pengaturan

kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri; dan (iii)

mampu melindungi dan mensejahterakan pelaku utama pangan, terutama petani

dan nelayan. Untuk tetap meningkatkan dan memperkuat kedaulatan pangan,

sasaran utama prioritas nasional bidang pangan pertanian periode 2015-2019

adalah:

1. Tercapainya peningkatan ketersediaan pangan yang bersumber dari

produksi dalam negeri. Produksi padi diutamakan ditingkatkan dalam rangka

swasembada agar kemandirian dapat dijaga. Produksi jagung ditargetkan

untuk memenuhi kebutuhan keragaman pangan dan pakan lokal.

2. Terwujudnya peningkatan distribusi dan aksesibilitas pangan yang didukung

dengan pengawasan distribusi pangan untuk mencegah spekulasi, serta

didukung peningkatan cadangan beras pemerintah dalam rangka

memperkuat stabilitas harga.

3. Tercapainya peningkatan kualitas konsumsi pangan sehingga mencapai skor

Pola Pangan Harapan (PPH) sebesar 92,5 (2019).

4. Terbangunnya dan meningkatnya layanan jaringan irigasi untuk

menggantikan alih fungsi lahan.

Arah kebijakan umum kedaulatan pangan dalam RPJMN 2015-2019 adalah:

pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan

peningkatan produksi pangan pokok, stabilisasi harga bahan pangan,

terjaminnya bahan pangan yang aman dan berkualitas dengan nilai gizi yang

meningkat serta meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha pangan. Arah

kebijakan Pemantapan Kedaulatan Pangan tersebut dilakukan dengan 5 strategi

utama, meliputi:

1. Peningkatan ketersediaan pangan melalui penguatan kapasitas produksi

dalam negeri, yang meliputi komoditas padi, jagung, kedelai, daging, gula,

cabai dan bawang merah.

Page 33: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

20

2. Peningkatan kualitas Distribusi Pangan dan Aksesibilitas Masyarakat

terhadap Pangan.

3. Perbaikan kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat

4. Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan dilakukan terutama

mengantisipasi bencana alam dan dampak perubahan iklim dan serangan

organisme tanaman dan penyakit hewan.

5. Peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan.

3.2. Arah Kebijakan Pengembangan Serealia

Komoditi serealia khususnya beras dan jagung merupakan komoditas pangan

strategis yang masih terus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah

mengingat merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Meskipun upaya meningkatkan produksi dan produktivitas padi terus dilakukan

oleh pemerintah, permasalahan ketersediaannya belum teratasi dengan baik.

Pemecahan masalah terhadap peningkatan produksi padi dilakukan melalui

program intensifikasi dan ekstensifikasi. Program tersebut dilakukan melalui

penyediaan input, penyediaan teknologi, sarana air, pemasaran hasil dan lain

sebagainya yang memungkinkan untuk lebih menggairahkan para petani

berusahatani yang lebih optimal, sehingga pada akhirnya peningkatan produksi

dan produktivitas padi dan jagung akan terjadi.

3.2.1. Intensifikasi Pertanian

Intensifikasi pertanian merupakan usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan

pertanian yang sudah tersedia. Dalam pelaksanaan intensifikasi pertanian

akan fokus pada upaya panangan masalah terkait pengelolaan tanah,

pengadaan bibit unggul, penanaman, pemupukkan, pemberantasan hama

serta penyakit pada tanaman, pemanenan dan kegiatan selama pasca

panen.

Page 34: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

21

1. Perbenihan

Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan mutu hasil

ditempuh melalui penggunaan benih varietas unggul bersertifikat.

Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat diharapkan selalu

meningkat dari tahun ke tahun.

Permasalahan yang mendasar adalah ketersediaan benih unggul

bersertifikat belum mencukupi apabila hanya mengandalkan potensi

aktual sumber benih yang ada saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan

akan varietas unggul bersertifikat selain dipenuhi oleh kelembagaan

perbenihan milik pemerintah/BUMN, juga dipenuhi oleh produsen benih

milik swasta baik dalam bentuk Badan Hukum maupun perseorangan

serta penangkar benih.

Terkait perbenihan, maka beberapa upaya yang perlu dilakukan antara

lain : a) perbaikan/penataan kelembagaan perbenihan mulai dari tingkat

pusat sampai daerah; b) melindungi dan memelihara sumberdaya

genetik nasional untuk pengembangan varietas unggul baik nasional

maupun lokal; c) memperkuat pengawasan benih; d) pemberdayaan

penangkar benih di daerah guna pemenuhan kebutuhan benih pada

daerah tersebut; e) mendorong peran swasta dalam pengembangan

industri perbenihan

2. Pengelolaan Lahan Secara Tepat dan Terencana

Setelah memperoleh bibit unggul, langkah selanjutnya yakni mengelola

tanah untuk dipakai dalam penyemaian bibit dan media tumbuh

kembang bibit hingga proses pemanenan. Untuk mengelola lahan

pertanian dapat ditempuh melalui cara modern dan konvensional

(tradisional/manual). Cara modern dapat ditempuh dengan

menggunakan cara mekanik yakni menggunakan traktor yang sudah

modern, sedangkan cara manual/konvensional dapat dilakukan dengan

menggunakan alat seperti cangkul. Metode tradisonal menggunakan

Page 35: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

22

cangkul memiliki kelemahan yakni sangat tidak efisien dan

membutuhkan waktu cukup lama untuk menggarap lahan pertanian.

Terkait upaya pengelolaan lahan maka upaya yang dapat dilakukan

antara lain ; a) membangun database yang lengkap dan akurat terkait

dengan potensi sumberdaya lahan yang ada; b) perlindungan terhadap

lahan pangan produktiv dan menekan laju konversi lahan pertanian

dengan mengefektifkan Undang-Undang No 41/2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan; c) upaya

mengoptimalkan lahan terlantar/ lahan tidak diusahakan/ lahan tidur,

kawasan hutan yang telah dilepas dan belum dimanfaatkan, atau izin

pemanfaatan lahan hutan yang masih dalam kawasan hutan; d) upaya

mempertahankan kesuburan tanah maupun memperbaiki kondisi lahan

marginal melalui penerapan sistem pemupukan beribang dan

diintegrasikan dengan pupuk organik.

3. Pengelolaan Air

Pengaturan pasokan air yang dialirkan ke lahan-lahan pertanian sangat

penting untuk membuat struktur dan komponen tanah menjadi lembab

dan berair sehingga akan memberikan nutrisi dan menjaga tanaman

agar tetap sehat, tidak layu, dan kelangsungan hidupnya terjaga dengan

baik. Sebaiknya gunakan air secukupnya dan berdasarkan kebutuhan

untuk dialiri di lahan pertanian. Umumnya pemberian air tidak boleh

melebih titik layu lahan. Dan pasokan air yang cukup di atas lahan

sangat penting untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, serta meningkatkan produktivitas panen nantinya.

Terkait upaya pembangunan infrastruktur sarana pengairan, maka

Kementerian Pertanian akan memprioritaskan pada pembangunan

jaringan irigasi tingkat usahatani, jaringan irigasi desa, jaringan irigasi

tersier dan kuarter guna mendukunga upaya perluasan areal tanam.

Sementara untuk infrastruktur jaringan irigasi primer dan sekunder

Page 36: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

23

diharapkan Kementerian Pekerjaan Umum dapa menyediakan

infrastruktur tersebut.

4. Pemberian Pupuk Sesuai Dosis Yang Tepat

Penggunaan pupuk merupakan salah satu input yang sangat penting

dalam peningkatan produktivitas hasil tanaman pangan. Pupuk yang

digunakan oleh rumah tangga petani antara lain adalah pupuk

anorganik, pupuk organik, kombinasi pupuk anorganik dan organik.

Peluang untuk meningkatkan produksi dan produktivitas komoditi

tanaman pangan khususnya padi dan jagung masih bisa ditingkatkan

bila rumah tangga petani yang belum menggunakan pupuk tersebut bisa

dikurangi jumlahnya.

Beberapa hal yang penting terkait dengan pelaksanaan kebijakan

subsidi pupuk berperan penting adalah: (1) penetapan alokasi

kebutuhan pupuk dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk (HET) bersubsidi

per tahunnya; (2) penetapan produsen pupuk bersubsidi (bersama

kementerian BUMN) dan menilai kebenaran data/dokumen

pembayaran subsidi pupuk yang diajukan oleh produsen; dan (3)

penyaluran dana subsidi kepada produsen pupuk. Sementara itu, di

dalam distribusi pupuk, Kementerian Perdagangan sangat berperan di

dalam menetapkan mekanisme pengadaan dan penyaluran pupuk

bersubsidi, serta melakukan pengawasan di dalam pengadaan dan

penyaluran pupuk bersubsidi.

Beberapa permasalahan dalam penyaluran pupuk bersubsidi adalah

pada Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang belum valid,

di mana terdapat indikasi penggelembungan (mark- up) luas lahan dan

jumlah petani. Pada aspek penyaluran/distribusi, penjualan pupuk

dengan harga di atas HET, penjualan pupuk kepada petani yang tidak

terdaftar dalam RDKK, tidak dipasangnya spanduk pengumuman harga,

penyaluran pupuk yang tidak sesuai dengan DO (Delivery order),

keterlambatan distribusi, kelangkaan, penggantian kemasan,

Page 37: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

24

penimbunan, penjualan di luar wilayah distribusi, dan terdapat pengecer

yang tidak resmi. Sedangkan terkait aspek pengawasan, Komisi

Pengawas Pupuk dan Pestisida (KPPP) di tingkat

Berbagai upaya telah dikembangkan Kementerian Pertanian untuk

memecahkan masalah yang terkait dengan pupuk. Untuk peredaran

pupuk, dengan pengembangan sistem penyaluran tertutup terus

diupayakan perbaikan dalam distribusi. Terkait dengan bentuk subsidi

kepada petani, selama tahun 2010-2011 telah dilakukan pengkajian

yang komprehensif terhadap pemberian subsidi pupuk. Uji coba

pemberian subsidi langsung kepada petani sebagai pengganti subsidi

kepada pabrik pupuk belum sepenuhnya berhasil dengan baik,

sehingga subsidi kepada pabrikan terus dilakukan.

5. Perlindungan dari OPT dan DPI

Perlindungan tanaman pangan merupakan bagian penting dalam

pengamanan produksi untuk menjaga kuantitas, kualitas dan kontinuitas

hasil yang berkaitan erat dengan penanganan gangguan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan pengaruh Dampak Perubahan Iklim

(DPI) mulai pra panen sampai dengan pascapanen.

Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi perlindungan

tanaman dan kompleksnya permasalahan di lapangan, operasional

pengendalian OPT di lapangan mengacu pada sistem Pengendalian

Hama Terpadu (PHT). Agar strategi pengendalian OPT dapat

terlaksana dengan baik, salah satu faktor yang mendapat perhatian

adalah pemberdayaan sumberdaya manusia melalui Sekolah Lapangan

Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT). Dari SLPHT ini diharapkan

dapat diwujudkan kemandirian petani dalam pengambilan keputusan di

lahan usahataninya.

Proses usahatani tanaman pangan sangat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, di antaranya adalah iklim/cuaca. Unsur iklim/cuaca yang sangat

Page 38: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

25

penting pengaruhnya terhadap keberhasilan sistem usahatani di daerah

tropis (Indonesia khususnya) adalah curah hujan sebagai sumber air

utama. Tetapi pada keadaan ekstrim, curah hujan yang sangat

berlebihan pada musim hujan dapat menimbulkan bencana alam banjir,

dan sebaliknya jumlah curah hujan yang sangat kurang pada musim

kemarau dapat menimbulkan bencana alam kekeringan. Kedua jenis

bencana alam tersebut, dapat menimbulkan penurunan produksi

dengan intensitas dan luasan yang berbeda-beda pada setiap

tahunnya. Secara umum, petani melakukan usahataninya hanya

berdasarkan kebiasaan pada kondisi iklim yang normal.Mereka

umumnya tidak memiliki kemampuan menganalisa serta memanfaatkan

data informasi iklim. Sehingga bila terjadi perubahan iklim secara

ekstrim seperti curah hujan kurang atau lebih dari normal, petani tidak

mampu berbuat banyak. Kondisi iklim/cuaca yang sangat

fluktuatif/ekstrim saat ini dipengaruh perubahan iklim global, selain

perubahan agroekosistem yang mempengaruhi keadaan iklim mikro.

OPT dan DPI merupakan faktor pembatas produksi tanaman pangan.

Gangguan OPT dan DPI berupa banjir dan kekeringan baik secara

langsung maupun tidak langsung berpotensi dapat menurunkan

kuantitas dan kualitas hasil.Perkembangan OPT di lapangan berkorelasi

positif dengan penerapan teknologi budidaya tanaman yang kurang

tepat, seperti penggunaan verietas yang tidak tepat, pemupukan tidak

berimbang dan penggunaan pestisida kurang bijaksana. Selain itu,

kondisi perubahan iklim global menyebabkan sulitnya menentukan

waktu dan pola tanam yang secara tidak langsung berpengaruh

terhadap perkembangan OPT. Tingkat kerusakan tanaman

berdasarkan intensitas serangan dari ringan sampai dengan puso

adalah hama (16-90 persen), dan penyakit (11-75 persen).

3.2.2. Ekstensifikasi Pertanian

Page 39: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

26

Ekstensifikasi pertanian adalah perluasan areal pertanian ke wilayah yang

sebelumnya belum pernah dimanfaatkan. Program ekstensifikasi memiliki

sasaran terhadap lahan-lahan seperti lahan hutan, lahan gambut, lahan

rawa, serta lahan marginal lainnya. Dalam peristilahan internasional

dikenal dengan “agricultural (land) espansion”. Ekstensifikasi pertanian

bertujuan untuk mengatasi permasalahan kurangnya lahan produktif.

Berikut beberapa upaya ekstensifikai yang dapat diterapkan dalam upaya

mendukung peningkatan produksi komoditas serealia, antara lain ;

1. Perluasan Lahan Pertanian dengan pemanfaatan areal hutan

2. Perluasan lahan pertanian dengan pemanfaatan lahan kering atau

lahan marginal

3. Perluasan lahan pertanian dengan pemanfaatan lahan gambut / rawa

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan pengelokaan produksi serealia guna

mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan. Khususnya komoditi

serealia berupa padi dan jagung, maka Direktorat Serealia Tentunya tidak dapat

dipisahkan dengan dukungngan program dankegiatan dari unit eselon II lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan seperti : program dan kegiatan

Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan dari Direktorat

Perbenihan. Program dan kegiatan Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan

dari Direktorat Pascapanen Tanaman Pangan, program dan kegiatan Penguatan

Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu

Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI) dari Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan, program dan kegiatan Dukungan Manajemen

dan Teknis dari Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Program dan

kegiatan Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem

Mutu Laboratorium Pengujian Benih oleh Balai Besar Pengembangan Pengujian

Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH): serta kegiatan

Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan oleh

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT):

Seluruh kegiatan utama di atas dikemas ke dalam suatu bentuk pendekatan

berupa Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Pengelolaan Tanaman Terpadu

adalah suatu pendekatan dalam budidaya tanaman yang menekankan pada

pengelolaan tanaman, lahan, air dan organisme pengganggu tumbuhan secara

Page 40: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

27

terpadu yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas

tanaman secara berkelanjutan dan efisiensi produksi dengan memperhatikan

sumber daya, dan kemampuan yang ada. PTT menekankan pada prinsip

partisipatori yang menempatkanpengalaman, keinginan, dan kemampuan petani

dalam menerapkan suatu teknologi. Adapun komponen teknologi dalam PTT

tersebut adalah terkait dengan :

1) Benih varietas unggul bermutu dan bersertifikat.

2) Pengelolaan tanah secara sempurna sesuai dengan kondisi tanah.

3) Penanaman tepat waktu serta cara tanam dengan tepat.

4) Pengaturan tata air dengan baik.

5) Penggunaan pupuk secara berimbang.

6) Pengendalian OPT dengan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

7) Penanganan panen dan pascapanen dengan baik.

Pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya peningkatan produktivitas yang

merupakan tugas dan fungsi pokok Direktorat Serealia dan salah satu upaya

untuk muwujudkannya adalah melalui penerapan teknologi yang sesuai dengan

spesifik lokasi. Teknologi pertanian di tingkat petani harus berbasis teknologi

modern, dengan teknologi yang baik maka diharapkan terjadi efisiensi tenaga

kerja, penghematan biaya produksi, percepatan dalam pelaksanaan usaha tani

(pengolahan tanah, penanaman, pengendalian hama sampai dengan pasca

panen) dan mutu hasil yang baik sehingga dapat bersaing di pasar.

Spesifik lokasi merupakan metode dalam menyikapi keberagaman geografis

wilayah Indonesia. Dengan mengacu pada spesifik lokasi diharapkan dapat

meminimalisir kendala-kendala yang ada dilapangan, misalnya cuaca/iklim, jenis

tanah, karakteristik air, faktor sumberdaya manusia.

Dengan keterpaduan teknologi modern dan spesifik lokasi diharapkan seluruh

permasalahan dan kendala dapat tertangani secara cepat dan tepat. Efek yang

sangat diharapkan adalah dengan meningkatnya kesejahteraan petani sebagai

tujuan/goal dalam pembangunan pertanian secara umum.

3.3. Strategi dan Langkah Operasional Peningkatan Produksi Serealia

Page 41: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

28

Tugas pokok dan fungsi Direktorat Budidaya Serealia yaitu: Peningkatan

Produksi dan Produktivitas komoditas serealia. Kebijakan dan strategi Program

Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk

Mencapai Swasembada padi dan jagung Tahun 2015 - 2019 secara rinci dapat

dijabarkan sebagai berikut.

1). Peningkatan Produktivitas

Saat ini, sudah cukup banyak tersedia paket teknologi tepat guna yang

dapat dimanfaatkan oleh petani untuk meningkatkan kuantitas, kualitas dan

produktifitas aneka produk pertanian.Berbagai varietas berdaya produksi

tinggi; teknologi produksi pupuk dan produk bio; alat dan mesin pertanian;

serta aneka teknologi budidaya, pasca panen dan pengolahan hasil

pertanian sudah banyak dihasilkan para peneliti di lembaga penelitian,

masyarakat petani dan swasta. Namun demikian, berbagai paket teknologi

ini masih belum sepenuhnya dapat diadopsi oleh masyarakat petani, karena

berbagai keterbatasan yang dihadapi dan dimiliki petani seperti: proses

diseminasi, kelembagaan dan skala usaha, keterampilan serta tingginya

biaya untuk menerapkan teknologi.

Para petani didorong untuk meningkatkan produktivitas yang dilaksanakan

secara terencana dan berkelanjutan melalui peningkatan mutu intensifikasi

dengan menerapkan rekayasa ekonomi, rekayasa sosial dan teknologi maju

yang efisien dan spesifik lokasi, serta didukung oleh penerapan alat dan

mesin pertanian dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Dalam mengembangkan penerapan teknologi dilakukan pewilayahan

berdasarkan tingkat produktivitas dan penerapan teknologi yang ada.

Akselerasi penerapan teknologi diarahkan pada daerah-daerah yang tingkat

produktivitasnya relatif rendah. Bagi daerah-daerah yang produktivitasnya

telah relatif tinggi dimantapkan dengan fokus pengembangan diarahkan

kepada aspek rekayasa sosial, ekonomi dan kelembagaan.

Peningkatan produktivitas tersebut dilakukan melalui penggunaan benih

bermutu dari varietas unggul, pemupukan berimbang dan penggunaan

Page 42: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

29

pupuk organik, pengaturan pengairan dan tata guna air, penggunaan alat

mesin pertanian, dan perbaikan budidaya

Benih Bermutu dari Varietas Unggul

Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul difasilitasi melalui

pembinaan produsen benih untuk dapat menghasilkan benih secara 6

(enam) tepat, yaitu tepat waktu, mutu, varietas, jumlah, lokasi dan harga.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan

benih bermutu dari varietas unggul adalah: (a) inventarisasi stok dan

penangkaran benih yang terdapat di masing-masing daerah dalam setiap

skala waktu tertentu, (b) pemanfaatan stok benih yang ada secara optimal,

(c) pembinaan kepada produsen/penangkar benih agar proses produksi

benih terlaksana secara berkelanjutan.

Pemupukan Berimbang dan Pupuk Organik

Untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan kualitas hasil

dilakukan pemupukan berimbang, baik antara pupuk anorganik maupun

dengan pupuk organik, sehingga perbandingan penyerapan unsur hara oleh

tanaman dilakukan secara seimbang. Rekomendasi dosis pemupukan

berimbang berpedoman kepada dosis anjuran spesifik lokasi yang dinamis.

Perhatian perlu pula diberikan kepada tanah yang mengalami kekurangan

(defisiensi) unsur seperti Zn, Mg, Ca dan laln-lain, yaitu dengan

memanfaatkan potensi pupuk organik seperti limbah pertanian/kompos,

kotoran hewan, dan pupuk hayati lainnya, sehingga struktur, tekstur dan pH

tanah menjadi lebih baik dan tanaman dapat tumbuh dengan subur.

Pengairan

Pengembangan jaringan irigasi dan tata guna air sesuai kebutuhan

pengairan usahatani, dilakukan berkoordinasi dengan Kementerian

Pekerjaan Umum, dan instansi terkait lainnya sehingga penyediaan air bagi

Page 43: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

30

pertanaman dapat terjamin sesuai dengan kebutuhan. Penyediaan air

irigasi/pengairan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman

pangan, yang dilakukan melalui perbaikan saluran-saluran yang

rusak/bocor maupun melalui penerapan sistem hemat air seperti sistem leb,

pengairan bertahap (intermittent irigation) serta meningkatkan kerjasama

dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Pengembangan bangunan

konservasi dan pengelolaan sumberdaya air seperti embung, sumur

resapan, bendung, cekdam dan lainnya dapat dimanfaatkan secara merata

sepanjang tahun.

Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)

Pengembangan alat mesin pertanian (termasuk didalamnya peningkatan

SDM pengguna alsintan dalam menerapkan teknologi alsintan) dan

pengembangan usaha pelayanan jasa alsintan dari prapanen sampai

dengan pascapanen dilakukan untuk mendorong percepatan pengolahan

lahan, efisiensi usaha tani, peningkatan kualitas dan peningkatan nilai

tambah dan daya saing produk pertanian tanaman pangan yang dihasilkan.

Penyediaan traktor dan pompa air perlu dilanjutkan dengan penyediaan

alsin penanam karena percepatan pengolahan lahan juga harus diikuti

dengan percepatan proses tanam. Dalam hal ini termasuk fasilitasi

penyediaan alat pascapanen yang dapat mengurangi kehilangan hasil dan

meningkatkan mutu hasil tanaman pangan.

Perbaikan Budidaya

Perbaikan budidaya dilakukan dalam upaya penanggulangan fluktuasi

produksi yang terjadi selama ini yang bersifat musiman, dan ditempuh

dengan pembinaan terhadap pengaturan pola, waktu dan cara tanam yang

sesuai untuk mengatur distribusi panen yang lebih merata sepanjang tahun.

Ini akan menjamin penyediaan produksi secara merata sepanjang tahun

dan peningkatan produktivitas, sehingga mengurangi fluktuasi harga dan

menyediakan lapangan kerja yang merata. Upaya-upaya yang perlu

dilakukan dalam perbaikan budidaya antara lain: (a) perencanaan pola, tata,

Page 44: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

31

waktu dan cara tanam yang tepat sesuai dengan rekomendasi BPTP

setempat, (b) pengaturan distribusi panen yang lebih merata, (c) penerapan

cara tanam yang sesuai anjuran teknologi baru, (d) peningkatan populasi

tanaman dengan pengaturan jarak tanam, (e) penerapan pemupukan

berimbang, (f) perluasan penggunaan benih padi/jagung hibrida bermutu,

dan (g) penyiapan lahan dengan teknologi tanpa olah tanah (TOT).

2). Perluasan Areal Tanam

Pengembangan tanaman pangan terutama jagung dengan pelaksanaan

Perluasan Areal Tanam, dilakukan melalui: (1) optimalisasi pemanfaatan

lahan; (2) cetak sawah baru;

Optimalisasi Lahan

Optimalisasi pemanfaatan lahan dilaksanakan melalui upaya :

a. peningkatan indeks pertanaman (IP) baik IP 100 menjadi IP 200 atau IP 200

menjadi IP 300, maupun IP 0 menjadi IP 100 atau IP 200 pada sawah irigasi,

tadah hujan, lahan kering maupun lahan lebak serta pasang surut;

b. penanaman tanaman sela/intercropping di lahan perkebunan, kehutanan

maupun hortikultura. Tanaman sela dapat diusahakan 3-5 tahun atau lebih,

sepanjang tajuk tanaman pokok belum menaungi. Sedangkan pada tanaman

pokok sejenis kelapa rakyat, tanaman sela dapat dilakukan sepanjang tahun.

Untuk lahan transmigrasi, tanaman pangan dapat diusahakan pada lahan

pekarangan, lahan usaha utama maupun lahan usaha ke dua baik secara

monokultur maupun tumpang sari.

Cetak Sawah Baru

Cetak sawah baru, dilakukan melalui pembukaan lahan pada berbagai

tipologi lahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam cetak sawah baru

adalah: (1) ada inisiatif dari petani/pemuka masyarakat, (2) melakukan

survai, investigasi dan desain, (3) status kepemilikan lahan jelas, (4)

menghindari vegetasi hutan berat/hutan lindung, (5) pengairan/ketersediaan

air terjamin, dan (6) mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat.

Page 45: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

32

Dalam rangka pencapaian sasaran produksi komoditas serealia sebagai bagian

dari kedaulatan pangan nasional, maka disusun langkah operasional peningkatan

produksi padi dan jagung. Target swasembada dari komoditas serealia tersebut

menjadi penting dalam rangka pemenuhan kebutuhan nasional dengan

mengedepankan produksi dalam negeri dan kemandirian didalam menentukan

kebijakan nasional di bidang pangan.

Dalam Permentan No. 48/Permentan/ OT.140/10/2006 tentang Budidaya

Tanaman Pangan yang Baik dan Benar, Budidaya Tanaman Pangan yang Baik

dan Benar atau Good Agriculture Practices (GAP). Tujuan GAP adalah (1)

Meningkatkan mutu hasil tanaman pangan termasuk keamanan konsumsi

tanaman pangan; (2) Meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing tanaman

pangan; (3) Memperbaiki efisiensi penggunaan sumber daya alam; (4)

Mempertahankan kesuburan lahan, kelestarian lingkungan dan sistem produksi

yang berkelanjutan; (5) Mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap

mental yang bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan, kesehatan dan

keamanan diri dan lingkungan; (6) Meningkatkan peluang dan daya saing

penerimaan oleh pasar internasional maupun domestik; (7) Memberi jaminan

keamanan terhadap konsumen.

Langkah operasional peningkatan produksi komoditas serealia terbagi dua yaitu

peningkatan luas tanam dan peningkatan produktivitas.

a. Peningkatan luas penanaman, melalui:

• Pencetakan lahan baku sawah baru dan pemanfaatannya/Optimasi

lahan;

• Pemanfaatan lahan kering dan lahan terlantar;

• Peningkatan indeks pertanaman (IP);

• Penerapan pola tumpangsari.

b. Peningkatan produktivitas, melalui:

• Penerapan pengelolaan tanaman terpadu padi dan jagung;

• Penyediaan benih unggul padi dan jagung

Page 46: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

33

• Subsidi dan penyediaan pupuk

• Bantuan pengolahan pupuk

• Pemberdayaan penangkar menuju kemandirian benih

• Bantuan alat dan mesin

• Pengembangan jaringan

• Dukungan peralatan pasca panen

• Penerapan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

• Penerapan pengendalian hama dan penyakit

• Pemanfaatan kalender tanam

Page 47: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

34

IV. PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT SEREALIA

4.1. Program dan Kegiatan

Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu Program Peningkatan

Produksi, Produktivitas, dan Mutu Hasil Tanaman Pangan.

Upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman serealia (padi, jagung,

gandum, sorgum dan komoditas alternatif lainnya) dilakukan dengan upaya

mendorong peningkatan produktivitas maupun perluasan areal tanam

(peningkatan indeks pertanaman) Indikator yang hendak dicapai adalah: (1) Luas

pengembangan padi dan jagung yang meningkat produksi dan produktivitasnya,

pengembangan, pembinaan dan pengawalan. Kegiatan tersebut dilakukan

melalui penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, peningkatan populasi

tanaman, penerapan teknologi yang memicu peningkatan produksi seperti

teknologi pengaturan jarak tanam, pemupukan berimbang dan organik, perbaikan

tataguna air/system pengairan, serta pemeliharaan yang lebih intensif.

Seluruh kegiatan utama di atas dikemas ke dalam suatu bentuk pendekatan

Pengelolaan Tanaman dan sumberdaya Terpadu (PTT). Pengelolaan Tanaman

Terpadu adalah suatu pendekatan dalam budidaya tanaman yang menekankan

pada pengelolaan tanaman, lahan, air dan organisme pengganggu tumbuhan

secara terpaduyang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan

produktivitas tanaman secara berkelanjutan dan efisiensi produksi dengan

memperhatikan sumber daya, dan kemampuan yang ada. PTT menekankan

pada prinsip partisipatori yang menempatkan pengalaman, keinginan, dan

kemampuan petani dalam menerapkan suatu teknologi.Adapun komponen

teknologi dalam PTT tersebut adalah terkait dengan :

a. Benih varietas unggul bermutu dan bersertifikat.

b. Pengelolaan tanah secara sempurna sesuai dengan kondisi tanah.

c. Penanaman dengan teknologi Jarwo (jajar legowo) tepat waktu serta cara

tanam dengan tepat.

d. Pengaturan tata air dengan baik.

e. Penggunaan pupuk secara berimbang.

Page 48: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

35

f. Pengendalian OPT dengan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

g. Penanganan panen dan pascapanen dengan baik.

Operasional peningkatan produktivitas dan produksi komoditi padi maupun

dilapangan, selain dilakukan melalui pelaksanaan Gerakan Pengembangan

Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu, maka untuk

mempertahankan pencapaian sasaran produksi, pembinaan melalui gerakan

peningkatan produksi dan produktivitas juga dilakukan pada areal-areal di luar

areal program PTT padi dan jagung. Areal peningkatan produksi difokuskan pada

areal yang produktivitasnya masih lebih rendah dari rata-rata produktivitas

nasional. Dengan Gerakan Pengembangan PTT diharapkan terbina kawasan-

kawasan andalan untuk pengembangan padi dan jagung, yang berfungsi sebagai

pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus

sebagai tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan

manajemen kelompok, sertasebagai percontohan bagi kawasan lainnya.

Untuk menjamin keberhasilan penerapan di lapangan perlu dilakukan

pengawalan dan pendampingan secara intensif oleh Penyuluh Pertanian,

Peneliti, POPT,PBT dan Mantri Tani. Penguatan kelembagaan ditumbuh

kembangkan berdasarkan semangat untuk memajukan usaha dan

mensejahterakan masyarakat di perdesaan, baik untuk kegiatan produktif

maupun konsumtif. Materi yang dibahas pertemuan kelompopk terkait penguatan

kelembangaan kelompok sehingga mengarah ke perkembangan manajemen

usaha tani yang baru antara lain: 1) pemakaian benih/bibit unggul bermutu, 2)

pemupukan berimbang, 3) pengendalian hama terpadu, 4) penerapan teknologi

alsin, 5) pengairan, dan 6) hal-hal lain yang berkaitan dengan peningkatan

produktivitas.

4.2. Dukungan Pendanaan

Dukungan pembiayaan berasal dari berbagai sumber seperti APBN, APBD,

pinjaman/hibah luar negeri, swasta, kredit (perbankan, koperasi), swadaya

petani/kelompok tani, serta pembiayaan lainnya. Dukungan dana dari berbagai

Page 49: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

36

sumber tersebut, diperlukan guna memperluas cakupan kegiatan-kegiatan dalam

program yang telah ditetapkan.

Sumber anggaran yang tersedia dari APBN tidak hanya mengandalkan dari dana

yang disediakan oleh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian saja, tetapi harus

menggali dan disinkronkan dengan sumber pendanaan APBN dari Kementerian

dan lembaga lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Tenaga

Kerja danTransmigrasi, Kementerian Kehutanan, Kementerian Koperasi Usaha

Kecil danMenengah, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan

Lembaga terkaitlainnya.

Pemanfaatan anggaran yang berasal dari APBD provinsi maupun kabupaten/kota

juga tidak hanya mengandalkan anggaran yang dialokasikan untuk sektor

pertanian (sub sektor tanaman pangan) saja, tetapi harus menggali dan

disinergikan dengan sumber pembiayaan dari instansi dan lembaga terkait lain

yang ada di daerah.Terlebih lagi pada era otonomi daerah saat ini. Sumber-

sumber pembiayaan pembangunan sebagian besar telah dialokasikan ke daerah

baik melalui Dana AlokasiUmum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana

Perimbangan maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sumber pendanaan lain yang perlu digali dan disinergikan dalam mendukung

program pembangunan adalah dana yang berasal dari swasta dan lembaga

keuangan/perkreditan termasuk swadaya petani. Sumber pendanaan ini memiliki

potensi yang sangat besar untuk mendukung pelaksanaan pembangunan. Oleh

sebab itu Pemda harus mampu menggali dan memanfaakan sumber dana

tersebut untuk mendukung pelaksanaan pembangunan seoptimal mungkin.

Sumber pendanaan yang tersedia pada lembaga keuangan/perkreditan seperti

KKP, KUK, KIK, kredit koperasi, micro finance, dan skimkredit lainnya dapat

memfasilitasi agar para petani/kelompok tani dapat dengan mudah mengakses

dan memanfaatkan sumber pendanaan tersebut. Disamping itu, sumber

pendanaan pembangunan lainnya yang cukup potensial adalah yang berasal dari

swasta dalam bentuk kerjasama kemitraan atau sistem avalis.

Page 50: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

37

Pendanaan swasta baik yang bersumber dari kredit usaha komersial perbankan,

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing

(PMA) seyogyanya dapat ditingkatkan melalui promosi investasi oleh instansi

pertanian di pusat, provinsidan atau kabupaten/kota.Promosi tersebut didasarkan

pada potensi dan prospek pembangunan pertanian di daerah. Kredit usaha

komersial perbankan sepenuhnya tergantung pada kelayakan kredit setiap unit

usaha. Prinsip yang harus dianut dalam pendanaan swasta adalah public private

partnership, yaitu kerjasama usaha yang saling memperkuat, saling

membesarkan dansaling menguntungkan antara industri besar dengan petani

dalam membentuk manajemen rantai pasokan (supply chain management).

Sumber pendanaan lain yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan pertanian

adalah yang bersumber dari CoorporateSocial Responsibility (CSR), yaitu bagian

dari keuntungan usaha

swasta dan BUMN/BUMD.

Peran yang lebih besar dalam pembangunan pertanian seyogyanya menjadi

kewenangan pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kotamelalui APBD

Provinsi/Kabupaten/Kota (termasuk di dalamnya Dana Alokasi Khusus) yang

diperuntukkan bagi: (1) penyediaan infrastruktur dasar dan infrastruktur pertanian

yang tidak diminati swasta dan tidak mampu dibangun dan dipelihara oleh

masyarakat petani; (2)pengembangan kapasitas kelembagaan pelayanan dasar

di bidang pertanian yang meliputi pelayanan pengembangan sumberdaya

manusia, teknologi, permodalan, pasar dan informasi pasar; dan (3)mengatasi

hambatan dalam pemasaran produk pertanian.Penyediaan infrastruktur dasar

dan infrastruktur pertanian dari hulu sampai hilir meliputi: jaringan irigasi,

embungembung,sumur dalam (artesis), jaringan jalan produksi dan jalan

pemasaran ke industri pengolahan, pusat perbibitan masyarakat, laboratorium

serifikasi benih/bibit, peralatan pengolah tanah serta gudang/silo.

Page 51: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

38

V. MANAJEMEN BERBASIS KINERJA

5.1. Perencanaan

Dalam manajemen pelaksanaanprogram dan kegiatan pada Direktorat Budidaya

Serealia, maka proses perencanaan yang dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

berikut: (1) Identifikasi permasalahan, (2) perumusan alternatif kebijakan, (3)

pengkajian alternatif, (4) penentuan alternatif dan rencana, (5) pengendalian

pelaksanaan program dan kegiatan, dan (6) penilaian hasil pelaksanaan program

dan kegiatan.

5.2. Pengorganisasian

Untuk pembangunan komoditas serealia, Direktorat Serealia mendukung Dirjen

Tanaman Pangan. Dalam Pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran

dilakukan oleh satuan kerja, berupa :Satuan Kerja Pusat yaitu satuan kerja yang

kewenangan dan tanggung jawabnya melakukan kegiatan pengelolaan anggaran

dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah satuan kerja di

provinsi yang melaksanakan tugas dekonsentrasi dan satuan kerja di

provinsi/kabupaten/kota yang melaksanakan tugas pembantuan.

Tugas Pemerintah Pusat adalah memfasilitasi, menyusun pedoman, standar,

criteria dan prosedur penyelenggaraan pengembangan komoditas serealia, serta

melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan.

Sedangkan tugas Pemerintah Daerah di provinsi adalah melakukan pembinaan,

pengawasan dan penyusunan petunjuk pelaksanaan (Juklak) serta

mengkoordinasi kegiatan pengembangan serealia antar kabupaten/kota

diwilayahnya. Sementara Kabupaten/Kota tugasnya adalah menyusun Petunjuk

Teknis(Juknis) dan menyelenggarakan pengembangan komoditas serealia di

wilayah kerjanya.

Guna mendukung pelaksanaan kegiatan utama pengembangan komoditas

serealia baik untuk tingkatpusat, provinsi, dan kabupaten/kota, maka

Kewenangan pemerintah pusat adalah menetapkan kebijakan, menyusun

Page 52: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

39

perencanaan nasional, sebagai sumber penyediaan data dan informasi, norma,

kriteria, strategi, standar teknis, kajian serta pengembangan model. Peran

pemerintah pusat juga melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas sub sektor di

tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, serta melakukan monotoring evaluasi

pelaksanaan program dan kegiatan.Pemerintah provinsi mempunyai

kewenangan menetapkan kebijakan yangdilaksanakan, menyusun

perencananan dan petunjuk pelaksanaan serta melakukan koordinasi lintas

sektor, lintas sub sektor dan lintas wilayah tingkat provinsi serta melakukan

monitoring evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan.Kewenangan dari

pemerintah kabupaten/kota adalah menyusun perencanaan, petunjuk teknis

pelaksanaan, menyediakan fasilitas penunjang, melakukan koordinasi dan

pelaksanaan di tingkat kabupaten/kota, serta melakukan monitoring evalusi

pelaksanaan program dan kegiatan.

Peran serta masyarakat, petani, kelompok tani, maupun dunia usaha

pengembangan komoditi serealian sangat penting untuk keberhasilan

pengembangan komoditi serealia.

Dalam melaksanakan kegiatan guna pengembangan komoditas serealia,

Direktorat serealia peran serta masyarakat, petani/kelompok tani maupun dunia

usaha menjadi sangat penting, selain itu memerlukan pula dukungan dan

kerjasama dari instansi di lingkup Kementerian Pertanian maupun di luar

Kementerian Pertanian.

Dukungan dari lingkup kementerian pertanian seperti Direktorat Jenderal

Prasarana dan Sarana Pertanian berupa Perbaikan dan penyediaan infrastruktur

pertanian (pengelolaan jaringan irigasi dan jalan produksi), Perluasan dan

pengelolaan lahan pengembangan komoditi serealia, Pembiayaan pertanian

agribisnis, pupuk, pestisida, serta alat mesin pertanian panen dan pascapanen.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian berupa dukungan subsidi bunga

modal investasi, penjaminan kredit pertanian, koordinasi dan

penyiapankebijakan, rencana dan program pembangunan pertanian, koordinasi

dan penyusunan anggaran pembangunan pertanian, pelaksanaan reformasi

birokrasi, pelaksanaan penyusunan regulasi, bantuan hukum, informasi publik.

Page 53: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

40

Direktorat Perbeniihan Ditjen Tanaman Pangan berupa penguatan kelembagaan

perbenihan komoditas tanaman pangan, penyediaan varietas unggul bermutu,

pengembangan teknologi tepat guna dibidang budidaya, perbenihan. Pusat Data

dan Sistem Informasi Pertanian berupa dukungan penyediaan sistem informasi

pertanian, dan penyediaan data informasi pertanian serta data dukung lainnya

yang diperlukan. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pertanian berupa dukungan pengembangan sumber daya manusia melalui

pelatihan, magang kepada pemandu lapang, kontak tani atau petani komoditas

serealia dan dukungan eselon I dan II lingkup Kementerian Pertanian lainnya.

Selain dukungan yang berasal dari lingkup Kementerian Pertanian,

pengembangan komoditi serealian juga memerlukan dukungan dari luar

Kementerian Pertanian. Seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

dan Kementerian Keuangan terkait perumusan kebijakan makro yang berpihak

pada sub sektor tanaman pangan khususnya, seperti subsidi benih, bunga kredit,

penjaminan, perpajakan, investasi serta kebijakan lain yang berpihak kepada

petani. Kementerian Dalam Negeri terkait mengkoordinasikan program yang

didanai dari Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan dengan program yang

didanai APBN. Kementerian Pekerjaan Umum terkait pengawasan penetapan

Rencana Tata Ruang dan Wilayah dan tata guna lahan pertanian,

pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur jaringan jalan, waduk, embung,

jaringan irigasi primer dan sekunder serta infrastruktur sumberdaya air.

Kementerian Perdagangan terkait kebijakan penetapan aturan non tariff

komoditas pertanian impor, pengawasan terhadap penerapan izindistribusi dan

peredaran/ penggunaan pupuk an-organik, pestisida dan alat mesin pertanian,

menjamin efisiensi distribusi pangan dan sarana produksi, penataan kerjasama

pemasaran internasional di Negara tujuan ekspor, mengantisipasi gejolak harga

pangan menjelang panen raya, musim kemarau dan hari-hari besar, Pengawasan

terhadap perdagangan illegal, Penyebaran informasi perkembangan hargaharian

komoditas sub-sektor tanaman pangan, pemasaran serta pengawasan distribusi

pupuk dan pestisida. Badan Meteorologi, Klimatologi danGeofisika (BMKG)

terkait Kebijakan untuk menata jaringan dan melayani penyediaan informasi

prakiraan perubahan dan anomali iklim serta bencana alam yang berpotensi

Page 54: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

41

mengancam produksi komoditas serealia. Perum BULOG terkait kebijakan

penyerapan hasil panen petani (terutama gabah di saat panen raya) secara

maksimal, menyiapkan cadangan pangan yang cukup, stabilisasi harga pangan

pada tingkatan harga yang wajar bagi petani produsen dan masyarakat

konsumen, memberdayakan usaha kelompok tani yang mampu bekerja sama

langsung dalam pemasaran produk pertanian yang dihasilkannya. Serta

dukungan dari kementerian lainnya, termasuk perguruan tinggi.

5.3. Monitoring, Evaluasi, Pengawasan, dan Pengendalian

Dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan komoditas serealia, Direktorat

Serealia akan menyusun standar dan prosedur monitoring, evaluasi,

pengawasan, dan pengendalian. Monitoring, evaluasi, pengawasan dan

pengendalian wajib dilakukan oleh pemerintah Pusat dalam hal ini DIrektorat

Serealia, maupun oleh Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Monitoring ditujukan untuk memantau proses pelaksanaan dan kemajuan yang

telah dicapai dari setiap kegiatan. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala

dan berjenjang sesuai dengan tahapan kegiatan. Monitoring bisa dilakukan

sebelum kegiatan di mulai (ex-ante), saat dilakukan kegiatan (on-going), dan

setelah dilakukan kegiatan (ex-post). Ketaatan, kelengkapan, dan kelancaran

pelaporan akan dijadikan pertimbangan pengalokasian anggaran pada tahun

berikutnya.

Evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran dilakukan dengan

pendekatan indikator kinerja menggunakan alat ukur kerangka kerja logis

(masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak). Indikator kinerja ini digunakan

untuk meyakinkan apakah kinerja organisasi menunjukkan kemajuan dalam

rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Pada sistem penganggaran berbasis kinerja, kegiatan pengawasan fungsional

pembangunan pertanian masih tetap dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal

Kementerian Pertanian.Sedangkan pengawasan melekat dilakukan Pejabat di

lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Pengawasan ini dapat dilakukan

Page 55: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

42

setiap saat selama proses manajemen berlangsung. Pengawasan fungsional

terhadap program, kegiatan dan anggaran pembangunan tanaman pangan juga

dilakukan secara eksternal oleh aparatur pengawasan seperti BPK, BPKP dan

Bawasda.Pengawasan yang dilakukan berupa pemeriksaan, pengujian,

pengusutan dan penilaian terhadap pengelolaan program, kegiatan dan

anggaran yang telah dialokasikan.

Page 56: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN …sakip.pertanian.go.id/admin/file/Rencana Strategis... · 2018. 10. 11. · 2 Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016

43

VI. PENUTUP

Peningkatan produksi komoditas serealia pada periode lima tahun ke depan

(2015 -2019), harus didukung dengan seluruh instansi lain baik dalam lingkup

pertanian ataupun di luar pertanian, stakeholder serta masyarakat petani secara

keseluruhan. Upaya yang dilakukan adalah dengan mebuat/menetapkan suatu

kebijakan yang mengakomodir seluruh masyarakat pertanian untuk dapat

bersama-sama mendukung tercapainya swasembada padi dan jagung

Rencana strategis budidaya serealia diharapkan dapat menjadi acuan untuk

seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan, mengkoordinasikan dan

mensinergikan serta mengimplementasikan kegiatan secara tepat dan cepat

untuk terwujudnya tujuan yang ditetapkan

Keberhasilan seluruh kegiatan Budidaya Serealia untuk meningkatkan

produktivitas perlu adanya keselarasan dari stakeholder dalam pelaksanaan

kegiatan, maka dari itu diperlukan perencanaan yang strategis untuk dapat

diimplementasikan pada setiap lini/level kepentingan.