keputusan presiden republik indonesia...
TRANSCRIPT
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOK II TAHUN 1989
*
UNDANC.-UNDANC, REPUBLIK INDONESIA NOMOK 4 TAIIIIN 1990
f
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991
PF.RPTTST AKA AN NASIONAI, RI
1992
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1989
★
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1990
*
PERATURAN PEMER1NTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991
PER PI STAKAAN NAS I ON AL Rl
1992
Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Tcrbitar (KDT)
Indoacsu|Undang-L'ndang. Peraturan. dsb |
Kcpulusan Presiden Republik Indonesia ncmcr 11 tahun 1989, Lndang-Undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 1990. Peraturan Pemcnnlah Republik Indonesia nomor TC la nun 1991. — Jakarta : Perpustakaan Nasional Rl., 1992
52 film.; 18 cm.
ISBN 979-8006-66-6
1. Indonesia - Undang-Undangdanperaluran I. Judul. H. Perpustakaan Nasional.
348.02
PROYEK PEM BINAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL Rl
1992/1993
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR11 TAHUN 1989
TENTANG
PERPUSTAKAAN NAS ION AL
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 1989
TENTANG
PERPUSTAKAAN NASIONAL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
iMenimbang: a. bahwa perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestari bahan pustaka sebagai hasil budava dan noempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengelahuan, teknologi dan kebudayaan dalam raogka mencerdaskan ke- hidupan bangsa dan raenunjang pelaksanaan pcmbaneunan nasional;
b. bahwa sehubungan dengan hal di atas dan un- tuk lebih meningkatkan daya euna dan hasil guna perpustakaan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakai, dipandang perlu mcnetap- kan sualu lembaga yang menaneani perpustakaan secara nasional;
Mengingat : Pasal 4 apt (1) L'ndang-Undang Dasar 1945;
MEMLTUSKAN :
Menetapkan:
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERPUSTAKAAN NASIONAL
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Perpustakaan Nasional, yang dibentuk dcngan Keputusan Pre- siden ini adalah Lcmbaga Pemerintah Non Dcpartemen yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
(2) Perpustakaan Nasional dipimpin oleb seorang Kepala.
Pasal 2
Perpustakaan Nasional raempunyai lugas pokok raembantu Presiden dalam raenyelenggarakan pcngembangan dan perabinaan perpustakaan dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai basil budava dan pelayanan informasi ilmu pcngetahuan, teknologi dan kebudayaan.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Perpustakaan Nasional menyelenggarakan fungsi:
a. mem bantu Presiden dalam merurauskan kcbijaksanaan raenge- nai pcngembangan. perabinaan dan pendayagunaan perpustakaan;
b. melaksanakan pengerabangan tenaga perpustakaan dan kerja- sama antar badan,'lcmbaga termasuk perpustakaan baik di dalam maupun di luar negeri;
6
c. melaksanakan pembinaan atas semua jenis perpustakaan baik perpustakaan di instansi/lembaga Pemerintah ataupun swasta yang ada di pusat dan di daerah;
d. melaksanakan pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan bahan pustaka dari dalam dan luar negeri;
e. melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan dan pclestarian bahan pustaka;
f. melaksanakan penyusunan naskah bibliografi nasional dan katalog induk nasional:
g. melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indek, biblio- grafi, subyek, abstrak, dan penyusunan perangkal lunak biblio- grafi:
h. melaksanakan jasa koleksi rujukan dan naskah;
i. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Presiden;
BAB II
ORGAMSASI
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
PisaM
Perpustakaan Nasional terdiri dari:
1. Kepala;2. Sekretariat;3. Direktorat Pengembangan Tcnaga dan Kerjasama Perpustakaan;
4. Direktorat Bina Sislem Perpustakaan dan Pengendalian;
5. Pusat Jasa Perpustakaan.6. Pusat Deposit dan Konservasi;
7. Perpustakaan Daerab.
7
Bagian Kedua
Kepala
Pasal 5
Kepala raempunyai tugas:
a. memimpin Perpustakaan Nasional sesuai dengan tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional dan membina aparatur Perpustakaan Nasional agar berdava guna dan berhasi! guna;
b. membina perpustakaan lembaga Pemerintah dan swasta di Pu- sat dan Daerah serta raelakukan kerjasama antar badan/lem- baga termasuk perpustakaan baik di dalam maupun di luar negeri;
c. menentukan kebijaksanaao teknis perpustakaan.
Bagian Ketiga
Sekretariat
Pasal 6
(1) Sekretariat adalah unsur pembantu Kepala dalam menyeleng- garakan administrasi uraum yang berada di bawah dan ber- tanggung jawab langsung kepada Kepala.
(2) Sekretariat dipirapin oleh seorang Sekretaris.
Pasal7
Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala dalam melaksanakan pembinaan dan pelayanan administrasi unum untuk menun-jang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Perpustakaan Nasional.
Bagian Keerapat Direktorat
Pasal 8
(1) Direktorat adalah unsur pembantu Kepala dalam menyeleng-
8
garakan pengembangan tenaga perpustakaan, kerjasama per- pustakaan, pembinaan sistem, dan pengendalian perpustakaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala.
(2) Direktorat dipimpin oleh seorang Kepala Direktorat.
Pasal 9
Direktorat Pengembangan Tenaga dan Kerjasama Perpustakaan mempunyai tugas membantu Kepala dal am melaksanakan pembinaan dan pengembangan lenaga perpustakaan, melaksanakan pe- neembangan jaringan informasi. dan kerjasama anlar badan/lem- baga termasuk perpustakaan baik di dalam maupim di luar negeri.
Pasal 10
Direktorat Bina Sistem Perpustakaan dan Pengendalian mempu- nyai tugas membantu Kepala dalam melaksanakan kesislcman di bidang perpustakaan dan pengendalian.
Bagian Kelirna
Pusil
Pasal 11
(1) Pusat adalah unsur penunjang tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional dalam menvelenggarakan jasa perpustakaan, pembinaan deposit dan konservasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala.
(2) Pusat dipimpin oleh seorang Kepala Pusat.
Pasal 12
Pusat Jasa Perpustakaan mempunyai tugas melaksanakan penga- daan koleksi dan pengolahan bahan pustaka serta mcmbcrikan jasa perpustakaan.
9
Pasal 13
Pusat Deposit dan Konservasi mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, penyimpanan dan pclest.tnan terbitan nasional dan international baik yang tercetak niaupun terekam serta melaksa- nakan konservasi.
Bagian Ketnam
Perpustakaan Daerah
Pasal 14
(1) Perpustakaan Daerah adalah satuan organisasi di lingkungan Perpustakaan Nasional yang berada di daerah.
(2) Perpustakaan Daerah dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugas memperhatikan pctunjuk dari Guber- nur selaku Kepala Wilayah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Perpustakaan Nasional.
(3) Pembentukan Perpustakaan Daerah dilakukan dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional setelah mendapat persetujuan tertulis lerlebih dahulu dari Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menleri/Sekre- taris Negara.
BAB III
TATA KERJA
Pasal IS
Semua unsur di lingkungan Perpustakaan Nasional dalam raelak- sanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Perpustakaan Nasional sendiri maupun dalam hubungan antar instansi Pemerintah untuk kesatuan gerak scsuai dengan tugasnya.
10
BAB IV
KEPANGKATAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 16
(1) Kepala Perpustakaan Nasional adalah jabatan eselon la.
(2) Kepala Dirdaorat, Kepala Pusat dan Sekretaris adalah jabatan eselon 11 a
(3) Kepala Perpustakaan Daerah adalah jabatan eselon III
Pasal 17
(1) Kepala Perpustakaan Nasional diangkat dan dibcrhenlikan oleh Presiden.
(2) Pejabat eselon II ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional.
BAB V
ANGGARAN BELANJA
Pasal 18
Sega la pengurusan admimstrasi organisasi, kepegawaian, dan ke- uangan yang bersangkutan dengan pelaksanaan tugas Perpustakaan Nasional dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB VI
KETENTUAN PER^LIHAN
Pasal 19
Sarapai dengan terbentuknya organisasi Perpustakaan Nasional
secara rinci berdasarkan Keputusan Presiden ini, Pusat Pembinaan
Perpustakaan, Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Wilavah
di Ibukota Propinsi yang selama ini merupakan satuan organisasi
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, terhitung sejak pelanti-
kan Kepala Perpustakaan Nasional melaksanakan tugas dan fungsi
Perpustakaan Nasional.
BAR M l
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Perincian tugas, fungsi. susunan organisasi, dan tata kerja Perpus
takaan Nasional diatur lebih lanjut oleh Kepala Perpustakaan Nasional setelah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri/
Sekretaris Negara.
Pasal 21
(1) Terhitung sejak tanggal pelantikan Kepala Perpustakaan Nasional seluruh pegawai. keuangan, dan perlengkapan Pusat Pembinaan Perpustakaan, Perpustakaan Nasional, dan Perpus
takaan Wilayah yang selania ini rnerupakan unit organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dialihkan kepada
Perpustakaan Nasional.
(2) Dengan terbentuknva organisasi Perpustakaan Nasional seeara rind berdasarkan Keputusan Presiden ini, ketentuan tentang Organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang ber- kaitan dengan bidang perpustakaan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1988 beserta peraturan pelaksanaannya,
dinyatakan tidak berlaku.
12
Pasal 22
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tar.gga] 6 Marti 1989
PRESIDHN RUPUBLOC INDONESIA
lid
S O E H A R T O
Salinan scs.ua dengan aslmya
SEKRETAR1AT KABINKr JU
Kepala Biro Hukum dan Perurdang-uiKlangan
tld.
Ilarabang Kcsoaro, SJL, LLM
Disalindan salinan sesuai dengan ashnva
PHRPUSTAKAAN NASIONA1. IU
Sekretans
ltd
Dn. Sockarman, MISNIP 130 163 279
13
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN1990
TENTANG
SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM
16
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.YiOR 4 TAHUN 1990
TENT.ANGSERAH-SIMPAN KARYA CETAK dan karya rek a m
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar 1945 mengama- natkan upava untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudavaan nasional;
b. bahwa karya cetak dan karya rekam merupa- kan salah satu hasil budaya bangsa yang sangat penling dalam menunjang pembangunan nasional pada umumnya, khususnya pembangunan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelilian dan penyebaran infor- masi serta pelestarian kekavaan budava bangsa yang berdasarkan Pancasila;
c. bahwa dalam rangka pemanfaalan hasil budaya
17
bangsa tersebut, karya cetak dan karya rekam perlu dihimpun, disimpan, dipelihara, dan di- lestarikan di suatu tempat tertenlu sebagai ko- leksi national.
d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Undang-undang ten tang Serah-Simpan Karya Celak dan Karya Rekam.
Mengingal : Pasal 5 ayat (1) dan Pa sal 20 ayal Cl) Undang-Un- dang Dasar 1945;
Dengan persetujuan DEW AN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
UNDANG-UNDANG TENTANG SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAiN KARYA REKAM
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini diinaksud dengan:
1. Karya cetak adalah semua jenis terbilan dari setiap karya intc- lektual dan atau artislik yang dicelak dan digandakan dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, pet a. brosur, dan sejcnisnya yang diperuntukkan bagi umum;
2. Karya rekam adalah jenis rekaman dari setiap karya intelektual dan alau artistik yangdirekam dan digandakan dalam bentuk pita, piringan. dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan tek- noloei yang diperuntukkan bagi umum;
3. Penerbit adalah setiap orang, persekutuan, badan hukum baik
18
milik negara maupun swasta yang menerbitkan karya cetak;
4, Pengusaha rekaman adalah setiap orang, persekutuan. badan hukum baik milik negara maupun swasta yang menghasilkan karya rekam;
5. Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang berkedudu- kan di ibukota negara yang mempunyai tugas untuk menghim- pun, menvirapan. melestarikan dan raendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Repu- blik Indonesia;
Gr. Perpustakaan Dae rah adalah perpustakaan yang berkedudukan di ibukota propinsi yang diberi tugas untuk menghimpun, me- nyimpan, melestarikan dan mendayagunakan semua karya ce- lak dan karya rekam yang dihasilkan di daerah.
BAR n
KEWAJIBAN SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM
Pasal 2
Setiap penerbit yang berada di wilayah negara Republik Indonesia, wajib menyerahkan 2 (dua) buah cetakan dari setiap judul karya cetak yang dihasilkan kepada Perpustakaan Nasional, dan sebuab kepada Perpustakaan Daerah di ibukota propinsi yang bersangku- tan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah diterbitkan.
Pasal 3
(1) Setiap pengusaha rekaman yang berada di wilayah negara Republik Indonesia wajib menyerahkan sebuah rekaman dari setiap judul karya rekam yang dihasilkan kepada Perpustakaan Nasional, dan sebuah kepada Perpustakaan Daerah yang ber- sangkutan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah proses rekaman selesai.
(2) Dalam hal karya rekam tersebut raenggunakan bahan baku yang memerlukan penyimpanan secara khusus, maka kewajiban menyerahkan sebagaimana dimaksud dalam aval (1), dilakukan
19
kepada Perpustakaan National atau badan lain yang ditelapkan oleh Pemerintah.
(3) Ketenluan mengenai badan penyimpanan basil re k a man seba- gaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih Lanjut dengan Pe- raturan Pcmerinlah
Pasal 4
Kewajiban serah-sinipan karya cetak dan karya rekam sebagaima- na dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, berlaku pula terhadap setiap warga negara Republik Indonesia yang hasil karvanya diterbil- kan atau direkara di luar negeri.
Pasal5
Kewajiban serah-simpan karya cetak dan karya rekam yang diatur dalam Undang-undang ini bertujuan untuk mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa dalam rangka mcncerdaskan kehidupan bangsa.
Pasal 6
(1) Setiap orang yang memasukkan karya celak dan atau karya rekam mengenai Indonesia dari luar negeri lebih dari 10 (sepu- luh) buah setiap judulnya dengan maksud untuk diperdagang- kan, wajib menyerahkan sebuah setiap judulnya kepada Perpustakaan Nasional, selambat-lambatnya 1 (salu) bulan setelah diterima oleh yang bersangkutan.
(2) Setiap orang yang memasukkan karya cetak dan alau karya rekam mengenai Indonesia dari luar negeri kurang dari 10 (sepuluh) buah setiap judul, tetapi dalam jangka waktu 2 (dua) tahun memasukkan lagi karya yang sama sehingga jumlahnya melebihi 10 (sepuluh) buah, maka berlaku kelentuan pasal 6 ayat (1).
(3) Pclaksanaan kewajiban serah-simpan karya rekam dengan menggunakan bahan baku yang raemcrlukan penyimpanan se- cara khusus, diatur lebih lanjul dengan Peraturan Pemerintah.
20
Pasal 7
Karya cetak dan karya rekam yang diserahkan dan disimpan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini, tidak dicianfaatkan untuk tujuan komersial.
Pasal 8
(1) Setiap penerbit dan pengusaha rekaman wajib menyerahkan daftar judul terbitan atau rekamannya kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah di propinsi yang bersang- kutan sekali setiap 6 (enam) bulan.
(2) Dalam hal karya rekam yang berupa rekaman cent era dan do- kumenter penveraban daftar judul tersebut dilaksanakan kepada Perpustakaan Nasional atau badan lab yang ditetapkan oleh Peraerintah.
(3) Kewajiban menyerahkan daftar karya cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) berlaku pula bagi setiap orang yang memasukkan karya cetak dan atau karya rekam mengenai Indonesia.
Pasal9
Ketentuan pelaksanaan kewajiban serah-simpan karya cetak dan karya rekam diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB 111
PENGELOLAAN HASIL SERAH-SIMPAN
KARYA CETAK DAN KARYA REKAM
Pasal 10
(1) Pengelolaan karya cetak dan karya rekam yang diserahkan untuk disimpan berdasarkan Undang-undang ini dilakukan oleh Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah yang mene- rimanva, atau badan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam hal karya rekam yang berupa film ceritera atau dokumen- ter.
21
4
(2) Kelentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan karva cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat ( lj diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB rv
KETENTUAN PI D ANA
Pasal 11
(1) Barang siapa melanggar kelentuan sebagaimana dimaksud da- lam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4. Pasal 6, dan Pasal 7, dipidana de- nean pidana kurungan selama-selamanya 6 (enam) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp. 5.000.000,00 (Ema juta rupiah).
(2) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (ti- ga) bulan atau pidana denda setinggi-tingginya Rp. 2300 000,00 (dua juta lima ranis ribu rupiah).
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan aval(2) adalah pelanggaran.
Pasal 12
Pelaksanaan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal11, tidak meniadakan kewajiban untuk tetap meqyerahkan karyacetak atau karya rekam yang diatur dalam Undang-undang itu.
BAB V
KETENTUAN LAIN
Pasal13
(1) Ketentuan Bab I sarapai dengan Bab III dalam Undang-undang ini, berlaku pula bagi badan-oadan Pemerintah yane menerbit- kan dan atau memasukkan karya cetak dan karya rekam.
(2) Pelaksanaan kewajiban serah-simpan karva cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
22
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
Undang-undang ini tnulai bcrlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap oranc racngctahuinya, meraennlahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ltd
S O B H A R T ODn-ncangka-t di Jakarta
Pada tanggal 9 Agustus 1990
MEOTEJU/SEKRETAR1S NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
tW
MOERDIONO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1990 NOMOR 48
Salinan sesuai dengan aslinya
SHCRETARIAT KABINIH' R1
Biro Hukum dan Peru ndang-umiar gar
ltd
Bambang Kcsowo, SJL, LEM.
Dtsalindari satinar sesuai dengan aslinya
PERPUSTAKAAN NASIONAL RJ
Sekrelars
tKL
Dit. Sockarman. MLSNIP 130 163 T?9
23
24
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPL’BLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1990
TENTANGSERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM
UMUM
Pembangunan nasional pada hakekatnva adalah pembangu- nan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia selu- ruhnya sebagai pengamalan Pancasila, meliputi pembangunan male riil dan spiritual dengan segala seginva. Maka salah satu upava vang perlu diwujudkan adalah pelestarian dan pemanfaatan hasil karya budaya bangsa.
Karya cetak dan karya rekam pada dasamva merupakan salah satu karya budaya bangsa sebagai perwujudan cipta, rasa, dan karsa manusia. Peranannva sangat penting dalam menunjang pembangunan pada umumnva. khususnya pembangunan pendidikan. penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serla penyebaran informasi.
Mengingat pentingnya peranan karya cetak dan karya rekam tersebut,perlu dilaksanakan pern binaan demi pelestariannva dengan mewajibkan kepada setiap penerbit dan pengusaha rekaman unluk menycrahkan beberapa buah karya cetak dan karya rekamnya guna disimpan di Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah, se- hingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat. Ter- masuk dalam pengertian karya rekam ini adalah film, piringan, pita video dan atau rekaman suara. Karya rekam tersebut wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional atau badan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah unluk disimpan.Dalam rangka inilah Undang-undang tentang Serah-Simpan Kar-
25
ya Cetak dan Karya Rekam disusun dalam usaha menghimpun, melestarikan dan mewujudkan koleksi karya cetak dan karya rekam secara nasional.
Kewajiban serah-simpan karya cetak dan karya rekam ini juga dimaksudkan untuk mewujudkan koleksi karya-karva tersebut sebagai hasil budaya bangsa, sehingga terwujudnva suatu koleksi nasional yang lengkap dan dapat memenuhi keperluan dalam rang- ka pembangunan bangsa dan negara. khususnya dalam usaha me- ningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa
Seiring dengan pemikiran di atas, maka pelestarian dan pe- manfaalan karya cetak dan karya rekam dilaksanakan mclalui 1cm- baga-lembaga tertentu ditingkat pusat dan tingkat daerah. Di sam- ping memperluas jaringan informasi langkah mi juga dimaksudkan untuk lebih mendekatkan karya-karya tersebut sebagai sumber informasi tenlang budaya bangsa kepada masyarakat. Dengan demi- kian kewajiban serah-simpan karya cetak dan atau karya rekam ini juga merupakan salah satu realisasi upaya mencapai sasaran peme- rataan kesempatan memperoleh pendidikan dan penerangan bagi masyarakat.
Dengan kerangka pemikiran ini, maka kewajiban serah-sim- pan karya cetak dan karya rekam tidak hanya ditujukan kepada penerbit atau pengusaha rekaman yang menghasilkan karya cetak dan karya rekam di dalam negeri, tetapi ditujukan pula kepada setiap warga negara Republik Indonesia yang dengan bcrbagai per- timbangan menerbitkan karya-karyanya baik dalam bentuk karya cetak maupun karya rekam di luar negeri.
Dalam upaya untuk memperkaya koleksi nasional, khususnya dengan memperhatikan salah satu tujuan vang akan dicapai mela- lui penvediaan koleksi karya cetak dan karya rekam sebagai salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka kewajiban ini diperluas pula terhadap karya cetak dan karya rekam dari luar negeri mengenai Indonesia vangdimasukkan ke Indonesia.
Masalah lain yang perlu dipertegas adalah kaitan Undang- undang im dengan ketentuan Undang-undang nomor 7 tahun 1971 tentang Kearsipan. Undang-undang yang terakhir ini mempunyai obyek pokok arsip dalam arti naskah. Dengan tetap memperhali-
26
kan ketentuan Undang-undang tersebut, maka pengertian n ask ah pada da&amya dibatasi pada karya-karya yang belum diterbitkan. tidak dipublikasikan dan tidak berwujud buku; maka karya cetak dan karya rekam yang menjadi obyek Undang-undang ini meliputi semua karya akhir dalam bentuk apapun yang dibuat dengan mak- sud diperuntukkan bagi umum.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Karya cetak yang wajib diserahkan untuk disimpan di Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah termasuk ce- takan kedua dan seterusnya yang mengalami perubahan isi dan atau bentuk.
Pengertian penyerahan setiap karya cetak kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah dalam Undang-undang ini tidak meliputi penyerahan hak ciptanya.
Dengan demikian, penyerahan karya cetak dan karya rekam ini hanya untuk disimpan, dilestarikan dan didavaeunakao sesuai dengan tujuan Undang-undang ini. Dalam kaitannya dengan hak cipta, sepenuhnya berlaku ketentuan Undang- undang Hak Cipta. Jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan tersebut dihitung sejak penerbitannya, yaitu sejak saat pertama kali diumumkan kepada masyarakat dengan cara dan bentuk apapun, atau apabila tidak diumumkan sejak pertama kali dipasarkan
Pasal 3
Aval (1)
Mengenai pengertian penyerahan karya rekam dan saat penye- rahannya, lihat pula penjelasan mengenai hal yang sama pada penjelasan Pasal 2.
27
Mengingat penyimpanan karya rekam yang berupa film, ka- set, folo, pirinean, pita, dan yang menggunakan bahan baku yane memerluJcan penyimpanan dan keahlian khusus. maka dimungkinkan untuk menverahkan karya rekam tersebut kepada badan lain yang dikuasai oleh Pemerintah selain Per- puslakaan Nasional yang akan ditetapkan lebih lanjut oleh Pemerintah.
Ayal (2)Cukup jelas
Ayal (3)Cukup jelas
Pasal4
Jangka waktu penyerahan selarabat-lambalnva 3 (tiga) bulan selelah diterbitkan atau setelah proses produksi perekaman selesai.
Pasal 5Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)Yang dimaksud dengan orang dalam ayat ini adalah orang perseorangan, persekutuan, badan hukura baik milik negara ira jpun swasta yang memasukkan karya eelak dan karya rekam ke Indonesia.
Ayat (2)Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 7Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjaga agar pemanfaalan film, lerulama film cerilera yang disimpan di Perpustakaan Nasional atau badan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah
28
berdasarkan Undang-undang ini, tidak merugikan pembuat film yangbersangkutac. Sesuai dengan lujuannya penyimpa- nan ini hanya ditujukan untuk keperluan pelestarian dan ter wujudnva koleksi nasional. Karya rekam ini tidak boleh diper tunjukkan untuk umum dengan memungul biaya. Oleh kare na itu pemanfaatannya hanya dibatasi untuk tujuan pendidi kan, penelitian atau keperluan lain dalam rangka pengembangan budaya bangsa.
Pasal8
Ayat (1)
Kewajiban bagi penerbit atau pengusaha rekaman untuk menyerahkan daftar judul terbilan atau rekamannya kepada Perpustakaan Daerah hanya berlaku bagi penerbit atau pengusaha rekaman yang berada di wilayah yang bersangkulan.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)Cukup jelas
Pasal9
Cukup jelas
Pasal10
Ayat (1)Cukup jelas
Ayat (2)Cukup jelas
Pasal11
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
29
Aval (3)
Cukup jelas
Pasal 12
Sesuai dengan tujuan kewajiban serah-simpan ini, yang pen- ling adalah terwujudnya koleksi nasional karya cetak dan karya rekam. Oleh karena ilu pidana yang diancamkan pada da- samya hanya ditujukan bagi pelanggaran terhadap kewajiban serah-simpan karya cetak dan karya rekam , sedangkan pe- menuhannya tetap harus dilakukan sekalipun pidana telah di- jatuhkan
Pasal13
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan badan-badan Pemerintah adalah De- parlemen. Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi/Tuiggi Negara, Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kejaksaan Agung, Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di luar negeri, Bank Indonesia, termasuk unit-unit kerja seperti proyek yang bekerja secara mandiri tetapi masih tetap berada di dalam lingkup tugas, fungsi dan tanggung jawab lembaga-lembaga tersebut di alas.
Ayal (2)
Cukup jelas
Pasal14
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3418
30
PERATLRAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 70 TAHUN 1991
TENTANC
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1990
TENTANG SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN
KARYA REKAM
PRESIDES
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 70 TAHUN 1991
TENTANG
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH SIM PAN KARYA CETAK
DAN KARYA REKAM
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang- undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Sim- pan Karya Cetak dan Karya Rekam, dipandang perlu mengalur pelaksanaan serah-simpan karya cetak dan karya rekam serta pengelolaannya dengan Peraturan Pemerintah;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam
33
(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3418);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4
TAHUN 1990 TENTANG SERAH-SIMPAN
KARYA CETAK DAN KARYA REKAM
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :
1. Karya cetak adalah semua jenis lerbitan dari setiap karya inte- lekiual dan/atau artistik yang dicetak dan digandakan dalam bentuk buku. majalah, sural kabar, peta, brosur, dan sejenisnya yangdiperuntukkan bagi umum.
2. Karya rekam adalah semua jenis rekaman dari setiap karya in- telektual dan/atau artistik yangdirekam dan digandakan dalam bentuk pita, piringan, dan bentuk lain sesuai dengan perkem- bangan teknologi yang diperuntukkan bagi umum.
3. Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang berkedudu- kan di ibukota Negara yang mempunyai tugas untuk menghim- pun, menyimpan, melestarikan dan mendayagunakan semua karva cetak dan karya rekam yang dihasilkan di wilayah Negara Republik Indonesia.
4. Perpustakaan Daerah adalah perpustakaan yang berkedudukan di ibukota Propinsi yang diberikan tugas untuk menghimpun, menyimpan. melestarikan, dan mendayagunakan semua karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan di Daerah.
5. Penerbit adalah setiap orang. persekuluan, badan hukum, baik
34
milik Negara maupun swasta yang menerbitkan karya cetak.
6. Pengusaha rekaman adalah setiap orang, persekutuan, badan hukum, baik milik Negara maupun swasta yang menghasilkan karya rekam.
7. Koleksi adalah kumpulan bahan pustaka, baik tercetak maupun terekam yang disimpan dan dikelola perpustakaan.
8. Bibliografi adalah daftar bahan pustaka, baik tercetak maupun terekam yang disusun menurut sistem tertentu.
Pasal 2
Untuk kepentingan pendidikan, pengembangac ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian, dan penyebaran informasi serta pelesla- rian hasil budaya bangsa, setiap:
1. penerbit;2. pengusaha rekaman;
3. warga negara Indonesia yang hasil karyanya diterbitkan/dire- kam di luar negeri;
4. orang atau badan usaha yang memasukkan karya cetak dan/ atau karya rekam mengenai Indonesia;
wajib menyerahkan hasil karya cetak atau karya rekamnya kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah, atau badan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
BAB II
PELAKSANAAN SERAH-SIMPAN KARYA CETAK
Pasal3
(1) Setiap penerbit yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia yang menghasilkan karya cetak, wajib menyerahkan karya cetaknya sebanyak 2 (dua) buah setiap judulnya kepada Perpustakaan Nasional dan sebuah kepada Perpustakaan Daerah yang bersangkutan.
(2) Setiap warga Negara Indonesia yang hasil karyanya diterbitkan
35
di luar negeri, wajib menyerahkan 2 (dua) buah setiap judul kepada Perpustakaan Nasional.
(3) Penyerahan hasil karya celak scbagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) selambal-selambatnya 90 (sembilan pu- luh) haii setelah selesai dilerbitkau.
PasalA(1) Setiap orang atau badan yang meraasukkan karya cetak menge-
nai Indonesia ke dalam wilayah Indonesia dengan maksud di- perdagangkan yang jjmlahnya:
a. lebih dari 10 (sepuluh} buah setiap judulnya; atau
b. kurang dari 10 (sepuluh) buah setiap judul, tetapi dalam jang- ka waktu dua tahun memasukkan lagi karya yangsaraa sehing- ga jumlahnya melebihi 10 (sepuluh) buah, wajib raenverah- kan sebuah setiap judulnya kepada Perpustakaan Nasional
(2) penyerahan karya cetak scbagaimana dimaksud dalam ayat (1) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak dikeluarkan dari pabean.
Pasal5
(1) Jenis karya cetak yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah terdiri dari :
a. buku fiksi;b. buku non fiksi;c. buku rujukan;d. karya artistik;e. karya ilmiah yang dipublikasikan;f. majalah;
g. surat kabar;
h.pela;i. brosur;j karya cetak lain yang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan
Nasional.
36
(2) Selain jenis karya cetak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), yang termasuk wajib diserahkan adalab edisi cctakan kedua, keliga dan seterusnya. yang mengalami perubahan isi dan/atau bentuk.
Pasal 6
(1) Karya cetak yang diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah harus memenuhi persyaratan kualitas atau sama dengan yang diedarkan
(2) Karya cetak yang diserahkan tidak dalam bentuk foto kopi
Pasal 7
(1) Penyerahan karya cetak dapat dilakukan secara langsung atau dikirimkan melaiui Pos tercatat kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah.
(2) Pengiriman melaiui Pos sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dengarf cara yang baik dan am an sesuai ketentuan pengiriman karya cetak pada uraumnya.
(3) Pengiriman dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu yang ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini dengan dibuktikan tanggal pengiriman karya cetak tersebut.
(4) Karya cetak yang telah diterima, selanjutnya dicatat oleh Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah yang bersang- kutan dan kepada pengirim diberikan tanda bukti penerimaan
BAB III
PELAKSANAAN SERAH SIM PAN KARYA REKAM
Pasal 8
(1) Setiap pengusaha rekaman yang berada di wilayah Negara Republik Indonesia yang menghasilkan karya rekam dan setiap Warga Negara Indonesia yang hasil karyanya direkam di luar negeri, wajib menyerahkan sebuah karya rekamnya kepada Perpustakaan Nasional dan sebuah kepada Perpustakaan Daerah
37
yang bersangkutan.
(2) Penyerahan hasil karya rekam tersebut selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) ban sejak disebarluaskan atau dipasarkan.
A
Pasal 9
(1) Setiap orang yang raemasukkan karya rekam mengenai Indonesia yang jumlahnya:
a. lebih dari 10 (sepuluh) buah setiap judulnya. atau
b kurang dari 10 (sepuluh) buah setiap judul, tetapi dalam jangka waktu dua tanun memasukkan lagi karya rekam yang sama sehingga jumlahnya melebihi 10 (sepuluh) buah;
wajib menyerahkan sebuah setiap judulnya kepada Perpusta- kaan Nasional.
(2) Penyerahan karya rekam sebagairoana dimaksud dalam ayat <1) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) bari sejak dikeluarkan dari pabean
Pasal 10
(1) Jenis karya rekam yang wajib diseiahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah terdiri atas karya in- telektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk pita atau piringan, seperti film, kaset audio, kaset video, video disk, piringan hitam, disket dan bentuk lain sesuai dengan perkembangan teknologi.
(2) Penyerahan, penyimpanan dan pengelolaan karya rekam beru-
fa film ceritera atau dokumenter diatur dengan Peraturan emenntah tersendiri.
Pasal 11
Karya rekam vang diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/ atau Perpustakaan Daerah harus memenuni persyaratan kualitas.
Pasal 12
(1) Karya rekam yang diserahkan kepada Perpustakaan Nasional
dan/atau Perpustakaan Daerah, dapat dilakukan secara lang- sung atau dapat pula secara tidak langsung melaiui Pos terca- tat.
(2) Pengiriman melaiui Pos, harus dilakukan dengan cara yang baik dan aman sesuai dengan ketentuan pengiriman pos.
(3) Pengiriman karya rekam dilakukan selambal-Iambatnya dalam waktu yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah ini, dengan dibuktikan tanggal pengiriman karya rekam tersebut.
(4) Karya rekam yang telah diterima, dicatat oleh Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah, dan pengirim diberikantan- da bukti penerimaan
BAB IV
PENYERAHAN DAFTAR JUDUL KARYA CETAK DAN KARYA REKAM
Pasal 13
(1) Setiap penerbit di wilayah Negara Republik Indonesia dan setiap orang yang bertaiiggung jawab memasukkan karva cetak mengenai Indonesia ke aalarn wilayah Negara Republik Indonesia, wajib menyerahkan daftar judul karva cetaknya kepada Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah.
(2) Daftar judul sebagaimana dimaksud dalam ayal (I) memuat se- kurang-kurangnya ketcranean judul karva cetak, nama penga- rang/penyusun/peneijeman, nomor cetakan, tempat terbit, nama penerbit, lahun terbit, nomor jilid, jumlah halaman, jenis edisi.
(3) Daftar judul karya cetak sebagaimana dimaksud dalam avat (1) disampaikan kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah yangtversangkutan secara berkala dan sekurang-ku- rangnya 6 (enam) bulan tahun takwin sekali
(4) Daftar judul karya cetak ditandalangani oleh penanggung jawab penerbit atau warga negara Indonesia yang kary anya di- terbitkan di luar negeri atau orang yang bertangguhg jawab memasukkan karva cetak mengenai Indonesia ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia^
39
Pasal 14
(1) Setiap pengusaha rekaman di wilayah Negara Republik Indonesia dan orang yang berlanggung jawab memasukkan karya rekam mengenai Indonesia ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia wajib menyerahkan daftar judul karya rekamnya kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah.
(2) Daftar judul karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat sekurang-kurangnya nama pencipta/komposer/ pengarang/ su I radar a. judul karya rekam, tempat pcrekaman, nama penisahaan rekaman, dan tahun perekaman.
(3) Daftar judul karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (I) disampaikan kepada Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah secara berkala dan sekurang-kurangnya 6(enam) bulan tahun takwim sekali.
(4) Daftar judul karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayal(1) ditandalangani oleh penaeggung jawab rekaman, atau warga negara Indonesia yang karyanya direkam di luar negeri atau orang yang berlanggung jawab memasukkan karya rekam mengenai Indonesia ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
BAB V
PENGELOLAAN KARYA CETAK, KARYA REKAM
DAN DAFTAR JUDUL KARYA CETAK DAN KARYA REKAM
Pasal IS
(1) Pengelolaan karya cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pernerintah ini dilakukan oleh :
a. Perpustakaan Nasional;b. Perpustakaan Daerah.
(2) Kepala Perpustakaan Nasional berlanggung jawab atas pengelolaan karya cetak dan karya rekam yang diserah-simpankan.
(3) Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi
40
penerimaan, penyimpanan, pendavagunaan, pelestarian, penga- wasan atas pelaksanaan serah-simpan karya cetak dan karya rekam.
Pasal16
(1) Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah wajib mem- bcrikan tanda bukti penerimaan karya cetak atau karya rekam yang roemenuhi persyaratan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 8 atau Pasal 1L
(2) Tanda bukti penerimaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) khusus untuk karya cetak memuat keterangan sekurang-kurang- nya judul karya cetak, nama pengarang/penyusun/penerjemah, nomor cetakan, tempat terbil, nama penerbit, tahun terbit, nomor jilid, jumlah. dan jenis edisi.
(3) Tanda bukti penerimaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) khusus untuk karya rekam memuat keterangan sekurang-kurang- nyanama pendpta/komposer/pengaransir/sutradara, judul karya rekam, jumlah rekaman, nama pcrusahaan rekaman dan tahun perekaman.
Pasal 17
(1) Karya cetak dan karya rekam yang diterima oleh Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan Daerah, dicatat, diolah, disimpan, dilestarikan, dan didayagunakan sesuai dengan ketentuan pengelolaan karya cetak dan karya rekam.
(2) Karya cetak dan karya rekam yang karena sifatnya dilarang Pemerintah untuk diedarkan untuk umum, hanya dapat diman- faatkan untuk kepentingan tertentu setelah mendapat i/in khusus dari Kepala Perpustakaan NasionaL
(3) Ketentuan pengelolaan karya cetak dan karya rekam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Kepala Perpustakaan Nasional.
41
Pasal 18
Daftar judul karya cetak dan karya rekam yang diserahkan kepada
Perpustakaan Nasional Perpustakaan Daerah, disusun. disimpan, dan digunakan sebagai alat informasi serta sebagai alat pe manta u
pelaksanaan serah-simpan karya celak dan karya rekam.
Pasal 19
(L) Karya celak dan karya rekam yang telah diserahkan, dirauat
dalam Bibliografi Nasional Indonesia yang diterbitkan oleh
Perpustakaan NasionaL dan Bibliografi Daerah yang dilerbit-
kan oleh Perpustakaan Daerah
(2) Bibliografi Nasional Indonesia dan Bibliografi Daerah diterbit
kan secara berkala sekurang-kurangnya sckaii dalam tiga bulan
dan kuraulasi tahunan.
(3) Bibliografi Nasional Indonesia, Bibliografi Daerah dan kumu- lasi tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayal (2) disampai- kan kepada orang atau badan yang menyerah-simpankan karya cetak dan alau karya rekam.
Pasal 20
(1) Perpustakaan Nasional. dan Perpustakaan Daerah dalam me-
nyelenggarakan pengelolaan, dapat:
a. melakukan pemantauan pelaksanaan serah-simpan karya
celak dan karya rekam yang menjadi tanggung jawabnya;
b. memberi peringatan kepada para wajib serah-simpan karya celak dan karya rekam yang lalai melakukan kewajibannya;
c. mendayagunakan karya cetak dan kary a rekam sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
42
(2) Pendayagunaan karya cetak dan karya rekam scbagaimana dimaksud dalam ayal (1) huruf c harus memperhatikan kese- imbangan antara peningkatan/pengembanganilrau pengetahuan
dan kebudayaan dengan ketentuan peraturan perundang-undang- an yang berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 21
Semua ketentuan yang mengatur serah-simpan karya cetak dan karya rekam yang telah ada pada saat diundangkan Peraturan
Pemerintah ini masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
atau belum diganti berdasarkan Peraturan Pemerintah ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Pelaksanaan teknis ketentuan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut oleh Kepala Perpustakaan Nasional
Pasal 23
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundang
kan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
43
Peraturan Peraerinlab ini dengan penempaiannva dalara Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Dcsember 1991
PRESBJHN REPUBLIK INDONESIA
ltd
S O E H A R T O
Diun<!argkan di Jakarta Pada tanggal 28 Desembcr 1991
MENTERI/SEKRETRAR IS NEGARA REPUBLIK INDONESIA
tld
MOERDIONO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1990 NOMOR 48
Salman scsuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KAIHNirr R1
Kcpala Biro link uni
dan Pcrundarg-uodangan
ltd
llanabaagKcswo,SJ1. I J .M
Disalin dari sahnanscsvsai dengan aslinya
PERPUSIAKAAN NASIONAL RI
Sefcrelaris
nd.
Drs. Sockaiman. MLS NIP 130 163 279
44
FENJEL4SAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 70 TAHUN 1991
TENTANG
PELAKSANAAN UND.1NG-UND.4NG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG SERAH-SIMPAN
KARYA CETAK DAN KARYA REKAM
UMUM
Karya cetalt dan karya rekam mempunyai peranan vang sa- ngat pen ting dalam raenunjang pembangunan pada umumnya. khususnya dalam bidang pendidikan, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penyebaran infer mas: dalam rang- ka peningkatan kecerdasan kehidupan bangsa.
Oleh karena itu semua terbitan dan rekaman hasil budaya bangsa perlu dihimpun dan dilestarikan untuk mem bentuk koleksi nasional yang lengkap. Untuk mewujudkan upaya tersebut, telah diun- dangkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah- Sirapan Karya Cetak dan Karya Rekam.
Agar Undang-undang ini dapat dilaksanakan, perlu dilengka- pi dengan Peraturan Pemerintah yang mengatur tata cara serah- simpan karya cetak dan karya rekam, pengelolaan penerimaan dan penyimpanan karya cetak dan karya rekam serta pelestarian dan pendayagunaan sebagai koleksi nasional.
Peraturan Pemerintah ini dimaksudkan pula sebagai pedo- man bagi mereka yang drwajibkan melaksanakan Undang-undang tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.
45
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Tcrmasuk kewajiban menyerahkan disini bukan hanya yang tercantum dalam ayal ini saja, telapi badan-badan Pemerin- tah vang menerbitkan dan atau memasukkan karya cetak dan karva rekam untuk kepentingan masvarakat umum.
Pasal 3
Ayat (1)
Kewajiban bagi penerbit untuk menyerahkan karya cetak Perpustakaan Daerab hanya berlaku bagi penerbit yang bera- da di wilayah Perpustakaan Daerah yang bersangkutan.
Ayal (2)Cukup jelas
Ayal (3)
Selesai diterbilkan. dalam arti karya cetak tersebut telah sele- sai dan siap untuk dipasarkan/disebarluaskan pada masyara- kat umum.
Pasal 4
Ayat (1)Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Karya cetak yang dimaksud dalam angka ini tidak termasuk: buku keija/buku agenda/buku harian. kartu undangan/kartu
46
ucapan selamat dan sejenis, kartu nama/tanda pengenal, ka- lender/tanggalan, surat-surat, karya ilmiah yang tidak dipu- blikasikan, label/sliker, spanduk, daftar harga, blanko formu- lir, jadwal perjalanan, neraca keuangan dan yang sejenis, laporan yang tidak dipublikasikan, pelbagai jenis karris, ker- tas penutup dinding. kertas bungkus dan yang sejenis, dan la in-lain karya cetak vang bukan karya intelektual dan artis- tik.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Persyaralan kualitas misalnva pcnjilidan. jenis kertas, tulisan jelas, atau kondisi yang memungkinkan wujud karya cetak bisa tab an lama untuk disimpan.
Ayal (2)
Cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Kewajiban bagi pengusaha rekaman dan warga negara Indonesia yang hasil karyanya direkam di luar negeri untuk menyerahkan kaiya rekam kepada Perpustakaan Daerah hanva berlaku bagi mereka yang berada di wilayah Perpustakaan Da- erah yang bersangkutan
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
47
Cukup jelas
Pasal 9
Ayal (I)Cukup jelas
Ayat (2)Cukup jelas
Pasal 10
Ayal (I)
Jenis karya rekam yang tidak lermasuk dalam ayat ini seperti kaset rekaman rapat, film rekaman keluarga, video permain- an, rekaman biru, disket rekaman administrasi kantor, disket permainan, dan yang sejenis
Ayal (2)
Pengaturan secara tersendiri ini mengingat bahwa karva rekam film ceritera atau dokumenter sifatnva memerlukan pe- nanganan secara khusus. Untuk itu perlu adanya sualu badan yang raenyimpan alau mengelola secara khusus pula. Pengaturan lersendiri mi meliputi pengaturan penyimpanan. penyerahan, pengelolaan, dan penetapan badan yang berwe- nang untuk tnenyimpan atau mengelola film ceritera atau film dokumenterPengertian film dokumenter disini adalah film dokumenter yang tidak termasuk untuk diserahkan/disimpan di Arsip Nasional berdasarkan Undang-undang Kearsipan.
Pasal 11
Rekaman yang diserah-simpankan bukan raenipakan rekaman utama tetapi rekaman hasil penggandaan.KuaLitas disini artinya kualitas rekaman, bahan baku, keutu- han. kelengkapan ceritera setelah lulus sensor, atau yang me- mungkinkan bisa tahan lama untuk disimpan.
48
Pasal 12
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (I)Cukup jelas
Pasal IS
Ayal (2) Cukup jelas
Ayal (3)
Cukup jelas
Pasal 16
Ayal (1) Cukup jelas
Ayal (2) Cukup jelas
Ayal (3) Cukup jelas
Pasal 17
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Pasal 18Cukup jelas
Pasal19
Aval {1) Cukup jelas
Ayat (1)Cukup jelas
50
Ayal (3)Cukup jelas
Pasal 20
Ayal (1)Cukup jelas
Ayat (2)
Karya cetak dan karya rekam yang diserahkan kepada Perpustakaan Nasional atau Perpustakaaan Daerah, pada hake- katnya bukan semata-mala untuk disimpan. Namun agar ber- guna bagi pemakainva, maka karya cetak dan karya rekam lersebul dapat didayagunakan oleh masyarakat baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, maupun ke- giatan Iain yang bermanfaat. Untuk itu pendayagunaan dapat dilakukan dengan cara dtpinjamkan misalnya untuk penelitian dengan dibaca, dipelajari, dilihat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendayagunaan yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional atau Perpustakaan Daerah, bukan dalam pe- ngertian yang seluas-luasnya, misalnya untuk dijual. diperba- nyak, atau dipertunjukkan di muka umum dengan memungut biaya, tetapi harus tetap memperhatikan ketentuan perun- dang-undangan yang berlaku, dalam hal ini, misalnya Un- dang-undang Hak Cipta, Undang-undang Pengawasan Ba- rang Cetakan yang dapat membahayakan ketertiban umum
Pasal 21Cukup jelas
Pasal 22Cukup jelas
Pasal 23Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 3457
Ayal (2)Cukup jelas
51
ISBN 979 8006 66 6