kerangka acuan kegiatan ( k a k ) · jalan raya klampok banjarnegara nomor 48 km. 29 telepon ......
TRANSCRIPT
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
( K A K )
BIAYA OPERASIONAL PELATIHAN
APBD PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2018
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TENGAH
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
BALAI LATIHAN KERJA PERTANIAN DAN TRANSMIGRASI
Jalan Raya Klampok Banjarnegara Nomor 48 KM. 29 Telepon (0286) 479005. 479006 Faximili 479006 BANJARNEGARA 53474
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
( K A K )
PELATIHAN BIDANG
PERTANIAN DAN UKM
TAHUN 2018
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
PELATIHAN DI BIDANG PERTANIAN DAN UKM
SKPD : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jawa
Tengah.
UNIT KERJA : BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov. Jateng di Klam-
pok, Banjarnegara.
PROGRAM : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
SASARAN PROGRAM : Meningkatnya kompetensi, daya saing dan produktivitas
tenaga kerja
KEGIATAN : Pelatihan di Bidang Pertanian dan UKM
I. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
- UU No 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.
- Peraturan Pemerintah Nomnor 71 tahun 1991 tentang Pelatihan Kerja
- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 86 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Disnakertanduk Provinsi
Jawa Tengah.
b. Gambaran Umum
Sesuai dengan tupoksinya, BLK Pertanian Klampok merupakan UPTD Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bertugas memberikan layanan pelatihan kerja
di bidang pertanian kepada masyarakat untuk membekali dan meningkatkan
kompetensi kerja masyarakat dan warga calon transmigran.
Jenis pelatihan yang diselenggarakan terkelompok dalam 7 kejuruan dan 1
bidang yaitu : Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Mekanisasi Pertanian,
Pengolahan Hasil Pertanian, Keramik dan bidang ketransmigrasian.
Pada tahun 2015, BLK Pertanian Klampok melatih 703 orang peserta pelatihan
dalam 47 paket pelatihan. Dan pada tahun 2016 ini, BLK Pertanian Klampok
mendapatkan anggaran dari APBD dan APBN untuk melaksanakan 82 paket
pelatihan. Sedangkan pada tahun 2017 akan melatih sebanyak 44 paket yang
tersedia dari anggaran APBN dan APBD Provinsi Jawa Tengah termasuk Pelatihan
Bidang Ketransmigrasian.
Berdasarkan data-data yang ada, kondisi BLKP dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Tengah di Klampok Klampok dilihat dari 4 aspek yang dianalisis adalah sebagai
berikut:
1) Aspek Akses
Pada tahun 2015, jumlah masyarakat yang mendaftar adalah 864 orang
dengan 56,11% laki-laki dan 43,89% perempuan. Senangkan pada tahun 2016,
jumlah masyarakat yang mendaftar adalah 671 orang dengan 65,28 % laki-laki
dan 31,74 % perempuan.
Hal ini menunjukkan bahwa jumlah masyarakat perempuan yang mengakses
layanan pelatihan lebih sedikit dari jumlah laki-laki yang mengakses layanan
pelatihan.
2) Aspek Partisipasi
Dari calon peserta yang mendaftar, yang berhasil dilayani (ditindaklanjuti
dengan pelatihan) adalah sebanyak 100 % dari pendaftar kelompok dan 0,00%
dari pendaftar individu.
Pada 2015, perbandingan prosentase peserta laki-laki dan perempuan
adalah 56,11% : 43,89%. Pada Pebruari 2016, perbandingan prosentasenya
menjadi 61,67% : 23,33%.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang
belum dapat mengakses layanan pelatihan dari BLKP dan perbandingan
prosentase peserta laki-laki dan perempuan mulai ada perubahan menuju
keseimbangan dari tahun ke tahun. Namun demikian, partisipasi peserta
perempuan masih di bawah partisipasi peserta laki-laki.
3) Aspek Kontrol
Dari kuisioner terhadap 16 orang peserta pelatihan, diketahui bahwa peserta
baik laki-laki maupun perempuan tidak memiliki kewenangan untuk memilih jenis
pelatihan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
4) Aspek Manfaat
Dari hasil monitoring pasca pelatihan tahun 2011 diketahui bahwa
prosentase lulusan yang telah bekerja adalah 78,99% laki-laki dan 90,91%
perempuan dari lulusan laki-laki dan lulusan perempuan yang diambil datanya.
Pada tahun 2012, dari 74 orang lulusan yang termonitor, 33,8% (yang
terdiri dari 21 laki-laki dan 4 perempuan) telah bekerja mandiri, dan 18,9%
(yang terdiri dari 12 laki-laki dan 2 perempuan) bekerja sebagai PNS dan swasta.
Data tersebut menunjukkan bahwa proses monitoring belum berjalan efektif
dan hasilnya menunjukkan bahwa prosentase lulusan perempuan yang bekerja
masih sangat sedikit.
Dari analisis situasi di atas, beberapa faktor yang ditengerai menjadi penyebab
kesenjangan gender adalah sebagai berikut:
1) Program Pelatihan
- Jenis pelatihan di BLK banyak secara umum diminati oleh laki-laki. Belum
banyak program pelatihan yang dapat menjaring minat perempuan untuk
mengikuti pelatihan, kecuali bidang Pengolahan Hasil Pertanian.
- Jumlah jenis pelatihan yang ditawarkan terlalu banyak sehingga pendaftar
yang masuk terdistribusi ke banyak jenis pelatihan. Ini membuat jumlah
pendaftar pada setiap jenis pelatihan terkadang tidak memenuhi kuota.
- Penentuan jenis pelatihan berdasarkan minat pemohon, dan kurang
mempertimbangkan aspek peluang usaha dan potensi sumber daya yang
dimiliki individu.
Sehingga untuk diterapkan terkadang tidak sesuai dengan peluang pasar dan
peserta tidak dapat memulai usaha karena tidak memiliki sumber daya yang
dibutuhkan.
- Durasi pelatihan per hari yang relatif panjang (8 jam pelatihan per hari)
terkadang menyebabkan calon peserta sulit untuk meninggalkan kegiatannya
yang lain, misalnya kegiatan di rumah. Hal ini terjadi misalnya pada ibu-ibu
rumah tangga yang masih memiliki tanggung jawab di rumah.
2) Mekanisme Identifikasi, Pemasaran dan Rekruitmen
- Mekanisme identifikasi, pemasaran program pelatihan, dan rekruitmen
peserta oleh BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov. Jateng di Klampok banyak
dilakukan melalui kerja sama dengan Kantor Kecamatan atau Desa, dengan
meminta bantuan perangkat kecamatan atau desa untuk menyosialisasikan
program pelatihan, dan rekruitmen peserta pelatihan ke masyarakat di
wilayah terkait tanpa disertai kontrol yang cukup dari BLK Pertanian dan
Transmigrasi Prov. Jateng di Klampok. Kurangnya pengawasan ini membuat
informasi program pelatihan tidak tersampaikan secara efektif ke seluruh
masyarakat dan rekruitmen kurang tepat sasaran.
- Selain itu, proses identifikasi, pemasaran, dan rekruitmen yang dilakukan
BLKP Klampok baru ditindaklanjuti dengan pelatihan pada tahun berikutnya
membuat hasil pendataan calon peserta tidak valid, sehingga saat pelatihan
akan dilaksanakan banyak calon peserta yang terdaftar pada tahun lalu sudah
tidak dapat direkruit untuk mengikuti pelatihan.
3) Lingkup sasaran/pemasaran
- Banyak permohonan pelatihan diajukan melalui/oleh satu desa atau kelompok
tani dengan jumlah calon peserta yang diajukan hanya sejumlah kebutuhan
peserta untuk satu paket pelatihan (16 orang) sehingga seleksi tidak berjalan
efektif untuk mendapatkan peserta yang benar-benar berminat dan
memenuhi persyaratan.
4) Minat peserta
- Peserta yang kurang berminat mengikuti pelatihan, namun direkruit untuk
mengikut pelatihan, pada akhirnya sulit untuk mengembangkan ketrampilan
yang diperoleh.
5) Peran Perempuan dalam Rumah Tangga
- Perempuan yang telah menikah dan berkeluarga, biasanya memiliki peran
cukup besar di rumah tangga. Ini membuat mereka harus membagi waktu
antara tanggung jawab di rumah tangga dengan mengikuti program
pelatihan. Jika dirasa berat untuk meninggalkan peran di rumah tangga,
mereka enggan untuk mengikuti pelatihan.
- Tanggung jawab di rumah tangga juga membuat mobilitas perempuan tidak
sebebas laki-laki.
6) Pendampingan pasca pelatihan yang kurang tuntas
- Setelah selesai pelatihan, bagi lulusan diberikan pendampingan untuk
memulai usaha, tetapi pelaksanaannya tidak tuntas , sehingga sering
kesulitan untuk memulai usaha jika menemui kesulitan akan mudah
menyerah.
7) Belum adanya kelompok usaha
- Bagi beberapa kelompok masyarakat, misalnya perempuan, memulai usaha
sendiri dirasa lebih berat dibandingkan memulai usaha bersama kelompok.
Tidak adanya kelompok membuat keberhasilan lulusan dalam
bekerja/berwirausaha menjadi lebih kecil.
II. KEGIATAN
Kegiatan : Pelatihan di Bidang Pertanian dan UKM
a. Uraian Kegiatan :
Rincian Kegiatan / Aktivitas ( Sub kegiatan ) :
a) Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
b) Penyusunan Program Pelatihan Unggulan
c) Pemasaran Program dan Rekruitmen Peserta Pelatihan
d) Pelaksanaan Pelatihan
e) Pendampingan dan Monitoring Lulusan Pelatihan.
b.Indikator Kinerja
Indikator Kegiatan :
a) Jenis pelatihan yang dibutuhkan dan akan dilaksanakan di suatu daerah sasaran
b) Program Pelatihan Unggulan akan dilaksanakan di daerah yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat sasaran
c) Jumlah masyarakat yang mengetahui program pelatihan dan jumlah peserta
yang mendaftar program pelatihan.
d) Jumlah peserta yang telah kompeten
e) Jumlah wirausaha atau kelompok usaha dari lulusan pelatihan
c.Batasan Kegiatan
a) Maksud dan Tujuan
Tujuan dari kegiatan pelatihan di bidang pertanian dan UKM tahun 2016 ini
adalah untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja pertanian
dan UKM di daerah sasaran dengan mempertimbangkan kesetaraan gender
sehingga seluruh kelompok masyarakat memperoleh kesempatan yang sama
untuk meningkatkan dirinya di bidang pertanian.
b) Cara pelaksanaan kegiatan
Pelatihan dilaksanakan dengan sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi. Kegiatan
dimulai dari identifikasi kebutuhan pelatihan di suatu daerah sesuai dengan
minat, kebutuhan masyarakat, potensi daerah dan peluang kerja atau peluang
usaha yang ada di daerah. Hasil dari identifikasi pelatihan adalah jenis pelatihan
yang ditetapkan untuk diberikan kepada masyarakat.
Kemudian setelah diperoleh jenis pelatihan yang dibutuhkan masyarakat,
program pelatihan tersebut disusun beserta dengan perangkat latihan seperti
modul atau diktat.
Setelah itu, pemasaran program dilakukan di daerah sasaran untuk menyebarkan
informasi tentang pelaksanaan pelatihan dan cara pendaftaran. Diharapkan
masyarakat mengetahui tentang kegiatan pelatihan tersebut dan mendaftarkan
diri dan diseleksi untuk dipilih peserta pelatihan.
Pelatihan dilaksanakan di BLK Pertanian dan Transmigrasi di lokasi peserta,
tergantung sifat pelatihan, ketersediaan sumber daya dan karakteristik peserta
pelatihan.
Setelah pelatihan selesai, dilakukan pendampingan dan monitoring pasca
pelatihan terhadap lulusan. Pendampingan diarahkan pada pembentukan
kelompok usaha, fasilitasi dengan pihak terkait untuk pengembangan usaha dan
konsultasi permasalahan usaha.
Waktu Pelaksanaan: Bulan Oktober 2018,
c) Tempat pelaksanaan kegiatan
Kecamatan pada kabupaten/kota yang memiliki tingkat kemiskinan dan
pengangguran tinggi (berdasarkan data PPLS dan BPS). Kabupaten yang
dimaksud adalah:
1). Kabupaten Purbalingga
2). Kabupaten Banjarnegara
3). Kabupaten Banyumas
d) Pelaksana dan penanggungjawab
Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala BLKP, dan pelaksana kegiatan adalah
Inastruktur tim pada Seksi Pelatihan dan Seksi Pemasaran yang berasal dari BLK
Pertanian dan Transmigrasi yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala BLK.
e) Jadwal
Bulan Oktober 2018.
f) Biaya sebear Rp. 429.903.000,- ( Empat ratus dua puluh sembilan juta sembilan
ratus tiga ribu rupiah ).
(terlampir dalam RKA)
Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan:
- Identifikasi Kebutuhan Pelatihan,
- Penyusunan Program Pelatihan Unggulan ,
- Pemasaran Program Pelatihan dan Rekrutmen Peserta Pelatihan
- Pelaksanaan Pelatihan
- Pendampingan dan Monitoring Lulusan Pelatihan
Waktu Pelaksanaan: Bulan Oktober 2018.
Banjarnegara, Januari 2017.
Penanggung Jawab Kegiatan
KEPALA BLK PERTANIAN DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH
Ir. HUDI HARYANTO, MM Pembina Tk. I.
NIP. 19601013 198603 1 009
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
( K A K )
PELATIHAN PERTANIAN SEKTOR ROKOK
TAHUN 2018
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
PELATIHAN PERTANIAN SEKTOR ROKOK
SKPD : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Tengah
UNIT KERJA : BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov.Jateng di Klampok
PROGRAM : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
SASARAN PROGRAM : Meningkatnya kompetensi, daya saing dan produktivitas
tenaga kerja
KEGIATAN : Pelatihan Pertanian Sektor Rokok
I. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
- UU No 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.
- Peraturan Pemerintah Nomnor 71 tahun 1991 tentang Pelatihan Kerja
- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 86 tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Disnakertanduk Provinsi Jawa Tengah
b. Gambaran Umum
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Jawa Tengah. Dengan
kontribusi 20,1% pada GDP (BPS, 2013) dan serapan tenaga kerja hingga 4,24 juta
jiwa, sektor pertanian patut mendapat perhatian dalam pengembangan ekonomi dan
sumber daya tenaga kerjanya.
Salah satu komoditas pertanian unggulan yang terus menjadi primadona petani
di beberapa daerah di Jawa Tengah adalah tembakau. Beberapa kabupaten di Jawa
Tengah merupakan penghasil tembakau terbaik di Indonesia bahkan dunia.
Keuntungan dari usaha tembakau membuat komoditas ini diminati oleh banyak
masyarakat dan menyerap banyak sekali tenaga kerja, mulai dari pengadaan bibit,
budidaya, pengolahan hingga perdagangannya.
Namun dinamika industri rokok dan tembakau yang menuai banyak kontroversi
perlu disikapi dengan bijaksana. Kebijakan yang dibuat terkait dengan produk
tembakau dan peredarannya perlu diiringi dengan langkah-langkah dan pendekatan
khusus kepada para stakeholder yang terlibat di dalamnya, terutama buruh dan
petani.
Balai Latihan Kerja (BLK) Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah
melalui tugas pokok dan fungsinya ingin berkontribusi dalam mengembangkan sumber
daya manusia tenaga kerja yang terlibat di komoditas tembakau. Petani dan buruh
yang selama ini bekerja di usaha komoditas tembakau memerlukan pembinaan,
pembekalan, dan peningkatan kompetensi di bidang-bidang pertanian selain
tembakau. Pelatihan diarahkan pada pembinaan dan pembekalan peserta dengan
kompetensi-kompetensi usaha budidaya tanaman-tanaman unggulan yang memiliki
prospek menarik serta cocok diusahakan di daerah asal peserta. Diharapkan dengan
pembinaan dan pembekalan semacam ini, petani dan buruh tidak lagi tergantung
dengan komoditas tembakau.
III. KEGIATAN
Kegiatan : Pelatihan Pertanian Sektor Rokok
a. Uraian Kegiatan :
Rincian Kegiatan / Aktivitas (Sub kegiatan):
1. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan,
2. Penyusunan Program Pelatihan Unggulan ,
3. Pemasaran Program dan Rekruitmen Peserta Pelatihan,
4. Pelaksanaan Pelatihan,
5. Pendampingan dan Monitoring Lulusan Pelatihan.
b.Indikator Kinerja
Indikator Kegiatan :
1. Jenis pelatihan yang dibutuhkan dan akan dilaksanakan di suatu daerah sasaran
2. Program Pelatihan Pertanian sektor rokok yang akan dilaksanakan di daerah
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasaran
3. Jumlah masyarakat yang mengetahui program pelatihan dan jumlah peserta
yang mendaftar program pelatihan.
4. Jumlah peserta yang telah kompeten
5. Jumlah wirausaha atau kelompok usaha dari lulusan pelatihan
c.Batasan Kegiatan
1. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari kegiatan pelatihan di bidang pertanian sektor rokok tahun 2018, ini
adalah untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja pertanian di
daerah sasaran dengan mempertimbangkan kesejahteraan daerah sehingga
seluruh kelompok masyarakat memperoleh kesempatan yang sama untuk
meningkatkan dirinya di bidang pertanian.
2. Cara pelaksanaan kegiatan
Pelatihan dilaksanakan dengan sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi. Kegiatan
dimulai dari identifikasi kebutuhan pelatihan di suatu daerah sesuai dengan
minat, kebutuhan masyarakat, potensi daerah dan peluang kerja atau peluang
usaha yang ada di daerah. Hasil dari identifikasi pelatihan adalah jenis pelatihan
yang ditetapkan untuk diberikan kepada masyarakat.
Kemudian setelah diperoleh jenis pelatihan yang dibutuhkan masyarakat,
program pelatihan tersebut disusun beserta dengan perangkat latihan seperti
modul atau diktat.
Setelah itu, pemasaran program dilakukan di daerah sasaran untuk menyebarkan
informasi tentang pelaksanaan pelatihan dan cara pendaftaran. Diharapkan
masyarakat mengetahui tentang kegiatan pelatihan tersebut dan mendaftarkan
diri dan diseleksi untuk dipilih peserta pelatihan.
Pelatihan dilaksanakan di BLK Pertanian dan Transmigrasi dan di lokasi peserta,
tergantung sifat pelatihan, ketersediaan sumber daya dan karakteristik peserta
pelatihan.
Setelah pelatihan selesai, dilakukan pendampingan dan monitoring pasca
pelatihan terhadap lulusan. Pendampingan diarahkan pada pembentukan
kelompok usaha, fasilitasi dengan pihak terkait untuk pengembangan usaha dan
konsultasi permasalahan usaha.
Waktu Pelaksanaan: Dari bulan Maret s/d September 2018.
3. Tempat pelaksanaan kegiatan
Kecamatan pada kabupaten/kota yang memiliki tingkat kemiskinan dan
pengangguran tinggi (berdasarkan data PPLS dan BPS). Kabupaten yang
dimaksud adalah:
1). Kabupaten Wonosobo
2). Kabupaten Temanggung
3). Kabupaten Kebumen
4). Kabupaten Purworejo
4. Pelaksana dan penanggungjawab
Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala BLKP dan Transmigrasi, dan
pelaksana kegiatan adalah Instruktur dan tim Seksi Pelatihan dan Seksi
Pemasaran yang berasal dari BLK Pertanian dan Transmigrasi yang ditunjuk
berdasarkan SK Kepala BLK Pertanian dan Transmigrasi, Prov. Jateng di
Klampok.
5. Jadwal
Maret s/d September 2018.
6. Biaya sebear Rp. 1.650.000.000,- ( Satu milyar enam ratus lima puluh juta
rupiah )
(terlampir dalam RKA)
Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan:
- Identifikasi Kebutuhan Pelatihan
- Penyusunan Program Pelatihan Pertanian Sektor Rokok
- Pemasaran Program Pelatihan dan Rekrutmen Peserta Pelatihan
- Pelaksanaan Pelatihan
- Pendampingan dan Monitoring Lulusan Pelatihan
Waktu Pelaksanaan: Maret s/d September 2018.
Banjarnegara, Januari 2017.
Penanggung Jawab Kegiatan
KEPALA BLK PERTANIAN DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH
Ir. HUDI HARYANTO,MM Pembina Tk. I
NIP. 19601113 198603 1 009
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
( K A K )
PENINGKATAN PERAN DAN FUNGSI BLKP DAN TRANSMIGRASI MELALUI ISO 9001 ; 2015
TAHUN 2018
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
PENINGKATAN PERAN DAN FUNGSI BLKP DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI JAWA TENGAH DI KLAMPOK
MELALUI ISO 9001;2015
SKPD : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Jateng.
UNIT KERJA : BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov. Jateng di
Klampok
PROGRAM : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
SASARAN PROGRAM : Meningkatnya kompetensi, daya saing dan produktivitas
tenaga kerja
KEGIATAN : Peningkatan Peran dan Fungsi BLK Pertanian dan Trans-
migrasi Prov. Jateng di Klampok melalui ISO 9001-
2015.
I. LATAR BELAKANG
a. Dasar Hukum
- UU No 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 43 tahun 1999
- Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 1991 tentang Pelatihan Kerja
- Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 86 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Disnakertrans Provinsi
Jawa Tengah.
- Keputusan Kepmenpan No. 1 Tahun 1993 tentang Pedoman Tata Laksana
Pelayanan Umum
- Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Umum
- Petikan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah.
c. Gambaran Umum
Sesuai dengan tupoksinya, BLK Pertanian dan Transmigarsi Prov. Jateng di
Klampok merupakan UPTD Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang bertugas
memberikan layanan pelatihan kerja di bidang pertanian kepada masyarakat untuk
membekali dan meningkatkan kompetensi kerja masyarakat dan pelatihan bagi
warga calon transmigran.
Jenis pelatihan yang diselenggarakan terkelompok dalam 7 kejuruan: Pertanian,
Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Mekanisasi Pertanian, Pengolahan Hasil
Pertanian, Keramik serta bidang ketransmigrasian.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya maka perlu adanya
acuan yang mendasari seluruh kegiatan menejemen di Balai Latihan Kerja Pertanian
dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Klampok.
Dasar kegiatan menejemen yang akan mendukung pelayanan Balai Latihan Kerja
Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa tengah di Klampok adalah menerapkan
Program ISO, yang berawal dengan Program ISO 9001 – 2008 pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, BLK Pertanian Klampok dengan Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah Provinsi Jawa Tengah melaksanakan program ISO 9001-2008 dengan
pedoman mutu yang berisi persyaratan mutu dan penerapan Sistem Manajemen
Mutu BLK Pertanian Klampok.
Pada tahun anggaran 2018 ini BLK Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa
Tengah di Klampok mengajukan anggaran dari APBD untuk tetap melaksanakan
Program Peningkatan peran dan fungsi BLKP melalui ISO 9001 – 2015.
Berdasarkan data-data yang ada, kondisi BLK Pertanian dan Transmigrasi Prov.
Jateng di Klampok dilihat dari 4 aspek yang dianalisis adalah sebagai berikut:
5) Aspek Akses
Aspek ini berkaitan dengan tanggung jawab dari Kepala Balai, Manajemen
Represntative / WMM, Kasie dan Kassubbag Tata Usaha.
6) Aspek Partisipasi
Aspek ini berkaitan dengan keterlibatan seluruh pegawai di Balai Latihan
Kerja Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Klampok, dalam
rangka melaksanakan
Kegiatan administrasi perkantoran dengan Sistem Manejemen Mutu ISO. Untuk
Melaksanakannya telah diambil komitmen bersama.
7) Aspek Kontrol
Sebagai aspek kontrol maka penjabaran, penerapan Kebijakan Pemerintah
tentang Pelayanan BLK Pertanian Prov.Jateng di Klampok didasarkan atas
Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah & Perundang-undangan sebagai berikut
:
3.1. Perda No. 6 Tahun 2008 tentang : Organisasi dan Tata Kerja Dinas Da-
Erah.
3.2. Pergub Jawa tengah No. 46 Tahun 2008, tentangb : Organisasi dan Ta-
Ta Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi
Dan Kependudukan Provinsi Jawa Tengah.
Disamping itu BLK Pertanian Provinsi Jawa Tengah, menetapkan,
mendokumentasikan, menerapkan, memelihara dan memperbaiki secara
berkesinambungan Sistem Manajemen Mutu ( ISO 9001 ; 2008 ) yang pada
Tahun 2017 mulai diterapkan Sistem Manajemen Mutu ( ISO 9001;2015 ).
8) Aspek Manfaat
Aspek Manfaat ini memberikan pedoman penjelasan tentang fokus BLK
Pertanian dan Transmigrasi terhadap Kebutuhan dan Keinginan pelanggan pada
penerapan Sistem Manajemen Mutu Balai Latihan Kerja Pertanian dan
Transmigrasi Prov. Jateng di Klampok. Aspek ini terdiri dari beberapa hal yang
menyangkut :
4.1. Tanggung Jawab :
- Kepala BLK Pertanian dan Transmigrasi :
Memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditetapkan dan dipenuhi dengan
tujuan tercapainya kepuasan pelanggan,
- Manajemen Representative :
Mensosialisasikan persyaratan pelanggan kepada pegawai dan instruktur.
- Kasie Pemasaran, Kasie Pelatihan dan Instruktur :
a. Memberi masukan tentang kebuthan dan keinginan pelanggan kepada
Kepala BLK Pertanian dan Transmigrasi,
b. Memastikan Persyaratan pelanggan dipenuhi.
c. Memastikan semua kegiatan yang dilakukan pegawai dan instruktur
adalah untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
Dari hal-hal tersebut makan harus tersedia dokumen terkait, yang berupa :
1. Prosedur Identifikasi Pelatihan
2. Prosedur Pemantapan dan Persiapan Pelatihan
3. Prosedur Pelaksanaan Pelatihan
4. Prosedur Monitoring Pasca Pelatihan
IV. KEGIATAN
Kegiatan : Peningkatan Peran dan Fungsi BLK Pertanian Provinsi Jawa Te-
ngah melalui ISO 9001;2015
b. Uraian Kegiatan :
Rincian Kegiatan / Aktivitas ( Sub kegiatan ) :
f) Penyusunan Sasaran Mutu 2017
g) Koordinasi dan Konsultasi
h) Perbaikan Prosedur
i) Pembuatan Profil BLK Pertanian dan Transmigrasi
j) Audit Internal
k) Pendampingan Konsultan
l) Rapat Tinjauan Manajemen
m) Audit Eksternal ( Resertifikasi )
n) Training Manajemen dan Motivasi
b.Indikator Kinerja
Indikator Kegiatan :
f) Output : Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja ( Pegawai Balai
Latihan Kerja Pertanian dan Transmigrasi Prov.Jateng di Klampok
sebanyak 44 orang, terdiri atas 42 orang PNS dan 2 orang Harlep )
g) Outcome : Terlaksananya Sertifikasi ISO 9001;2015
c.Batasan Kegiatan
g) Maksud dan Tujuan
Tujuan dari kegiatan ISO 9001;2015 adalah meningkatkan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja atau pegawai Balai Latihan Kerja Pertanian dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Klampok.
h) Cara pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakann secara :
- Inhouse Training
Waktu Pelaksanaan: Dari bulan Juli s/d Desember 2018,
i) Tempat pelaksanaan kegiatan
Kegiatan dilaksanakan di :
- Balai Latihan Kerja Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di
Klampok
- Tempat tertentu yang dinilai menunjang kegiatan motivasi fisik dan mental
pegawai
j) Pelaksana dan penanggungjawab
Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala BLKP dan Transmigrasi , dan
pelaksana kegiatan adalah tim ISO yang berasal dari BLK Pertanian dan
Transmigrasi dan Konsultan ISO yang ditunjuk berdasarkan SK Kepala BLK dan
berdasarkan Surat Perintah Kerja Kegiatan yang dimaksud.
k) Jadwal
Juli s/d Desember 2018.
l) Biaya sebear Rp. 75.000.000,- ( Tujuh puluh lima juta rupiah ).
(terlampir dalam RKA)
Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan:
- Penyusunan Rencana Kegiatan
- Penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran
- Pelaksanaan Kegiatan
- Evaluasi Kegiatan
- Pembuatan Laporan Kegiatan ISO oleh Wakil Manajemen Mutu yang disahkan
oleh Kepala BLK Pertanian dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah di Klampok
sebagai Top Manajemen.
Waktu Pelaksanaan: Dari bulan Januari s/d Desember 2018,
Banjarnegara, Januari 2017.
Penanggung Jawab Kegiatan
KEPALA BLK PERTANIAN DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH
Ir. HUDI HARYANTO, MM Pembina Tk. I.
NIP. 19601113 198603 1 009