keratosis seboroik

Upload: mutiarairianda

Post on 15-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

referat

TRANSCRIPT

KERATOSIS SEBOROIK

KERATOSIS SEBOROIKKasus

Seorang wanita, Ny.N usia 41 tahun dengan keluhan bintik-bintik kehitaman pada hampir seluruh wajah yang timbul sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu. Bintik-bintik tersebut mula-mula kecil seperti tahi lalat, namun lama kelamaan bertambah besar dan bertambah banyak. Bintik- bintik kehitaman tersebut tidak nyeri tetapi kadang-kadang terasa gatal dan mengganggu penampilan. Riwayat orang tua menderita penyakit yang sama, riwayat pengobatan sebelumnya disangkal,riwayat menderita keluhan yang sama sebelumnya disangkal. Status dermatologi :

Lokasi

: regio fasialis

Effloresensi: papul hiperpigmentasi, batas tegas, permukaan tidak rata dan datar,

konsistensi lunak, multipel, tersebar di seluruh wajah Diagnosis :Keratosis seboroik

Diagnosis Banding :

Nevus verukosa

Terapi :

- Elektrodesikasi ringan- Ciprofloksasin 2 x 500 mg- Asam mefenamat 3 x 500 mg

- Antibiotik topikal (asam fusidat krem)Tindakan :

Pasien dioles anestesi topikal estesia (campuran lidokain 25 mg dan prilokain 25 mg) tebal dan oklusif pada lesi selama 1 jam sebelum tindakan

Setelah 1 jam pasien terlentang di meja tindakan

Anestesi topikal dibersihkan, kemudian dilakukan elektrodesikasi dengan arus yang minimal agar tidak membuat hipopigmentasi kulit wajah, setelah itu bersihkan dengan kasa steril yang dibasahi larutan NaCl fisiologis

Setiap lesi dilakukan elektrodesikasi sampai seluruhnya bersih

Setelah itu setiap lesi dioles dengan antibiotik topikal (asam fusidat krem)

Diskusi :

Keratosis seboroik (kutil senilis, veruka seboroik, papiloma sel basal) merupakan tumor kulit jinak yang tergolong kedalam tumor epitelial benigna. Penyebab dari keratosis seboroik ini belum diketahui secara pasti tetapi diduga faktor genetik, paparan sinar matahari, dan infeksi merupakan faktor pencetus. Perkembangan keratosis seboroik diduga berhubungan dengan epidermal growth factor dan melanosit pada epidermis yaitu dimana ditemukan adanya peningkatan TNF- dan endotelin-converting enzyme .

Keratosis seboroik merupakan tumor epidermal benigna yang paling sering terjadi dan dikatakan pada kebanyakan orang trumor ini tumbuh paling sedikit satu dalam kehidupan manusia. Keratosis seboroik paling banyak timbul pada usia sekitar 30 tahun dan meningkat sesuai pertambahan usia.

Meskipun terdapat bermacam-macam varian dari keratosis seboroik, lesi awal biasanya berbatas`tegas, datar, berwarna terang atau kecoklatan, seiring dengan perkembangannya, tumbuh menjadi polipoidal dengan permukaan yang tidak rata atau verukosa atau mempunyai gambaran stuck-on (menempel) sebagai gambaran morfologinya yang polipoid. Penonjolan folikular merupakan salah satu ciri khas dari keratosis seboroik. Hal ini dapat disebabkan sumbatan folikuler yang pucat dengan lesi yang lebih gelap atau sumbatan folikular yang berwarna hitam atau coklat dengan lesi yang pucat. Keratosis seboroik dapat muncul pada semua permukaan non mukosa, dan lesi yang multipel dapat membentuk gambaran seperti Christmast tree sesuai dengan lipatan kulit atau garis Blaschkos. Warna lesi bervariasi mulai dari putih hingga berwarna hitam.

Oleh karena melanoma, karsinoma sel basal dan keganasan kulit yang lain pernah dilaporkan berkembang dari keratosis seboroik, sehingga kita perlu mengevaluasi lesi keratosis seboroik yang pertumbuhannya cepat, simptomatik atau lesi dengan gambaran yang tidak khas.

Berdasarkan gambaran klinik dan histopatologinya, ditemukan beberapa varian keratosis seboroik antara lain :

1. Keratosis seboroik yang umum

Berupa lesi klasik, papul dengan permukaan yang verukosa, dengan kista pseudohorn, konfigurasi mujshroom-like, tumor terdiri dari sel-sel basaloid uniform. Kista keratin lebih menonjol dapat berupa folikuler atau ekstrafolikuler. Gambaran histopatologi menunjukkan adanya hiperkeratosis, akantosis dan papillomatosis. Tampak adanya peningkatan jumlah melanosit yang menyebabkan lesi tampak berwarna lebih gelap atau berwarna coklat gelap. Keratosis seboroik biasanya asimptomatik tetapi dapat terasa gatal.2. Skin tag

Berbentuk bulat dengan diameter 1-2 mm, papul bertangkai yang biasa timbul pada tempat yang bergesekan. Axilla, daerah inframamma dan leher merupakan predileksi yang tersering. Regresi spontan dapat terjadi.3. Keratosis seboroik retikuler

Keratosis seboroik retikuler dikenal juga dengan nama adenoid keratosis seboroik. Secara histologi tampak kista horn yang berukuran kecil diantara sel basofilik.4. Keratosis stukko

Keratosis stukko digambarkan sebagai lesi yang verukosa, hiperkeratotik, dan digitata. Lesi biasanya berdiameter 1-3 mm, permukaan datar, berwarna putih hingga gelap.

5. Keratosis seboroik klonal

Secara histopatologi tampak lesi keratinosit basofilik pada intraepitelial dengan berbagai macam ukuran dengan campuran melanosit

6. Keratosis seboroik iritasi

Keratosis seboroik yang terjadi setelah iritasi mekanik atau iritasi kimiawi atau adanya keterlibatan respon imun. 7. Keratosis seboroik dengan atipik skuamosa

Beberapa skuamosa atipik dapat tampak pada keratosis seboroik. Perubahan keratosis seboroik benigna menjadi carcinoma in situ pernah dilaporkan. Perkembangan KS menjadi karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa jarang terjadi.

8. Melanoakantoma

Melanoakantoma dikenal juga dengan nama keratosis seboroik berpigmen. Bentuk ini merupakan bentuk jinak, keratosis seboroik yang pertumbuhannya lambat yang menyerupai melanoma dan terdapat pada badan, kepala, atau leher pada individu yang berusia lanjut.9. Dermatosis papulosa nigra

10. Tanda Leser-Trelat

Gambaran histopatologi ditemukan 3 bentuk yaitu :

- Pada bentuk hiperkeratotik ditemukan hiperkeratosis, papillomatosis, dan sedikit akantosis. Pada beberapa lesi terdapat perluasan ke atas dari papila yang diikuti peninggian epidermis sehingga memberikan gambaran seperti menara gereja church spire. Pada lesi lainnya di beberapa tempat terlihat invaginasi stratum korneum yang tebal pada epidermis yang disebut pseudohorn cyst.- Pada bentuk akantotik gambaran histopatologi berupa hiperkeratosis dan papillomatosis ringan dan epidermis yang sangat tebal. Banyak dijumpai invaginasi stratum korneum yang pada penampang melintang terlihat pula pseudohorny cyst

Disamping itu terlihat pula horny cyst sesungguhnya yaitu yang dimulai sebagai focus ortokeratosis pada lesi yang kemudian melebar.- Pada bentuk adenoid terdapat sejumlah saluran halus dari sel-sel epidermis yang membentang dari epidermis sampai ke dermis. Pada bentuk adenoid murni tidak ditemukan Horny cyst maupun pseudohorny cyst

Lesi keratosis seboroik baik yang bersifat simptomatik maupun secara kosmetik mengganggu penampilan membutuhkan terapi. Pilihan terapi antara lain destruksi dengan bedah beku, elektrodesikasi yang diikuti dengan kuretase, kuretase yang diikuti dengan desikasi, atau laser ablasi yang dilaporkan sangat efektif untuk pengobatan keratosis seboroik terutama untuk lesi dengan permukaan datar (flat) karena resiko pigmentasi paska inflamasi sangat rendah dibandingkan dengan bedah beku atau elektrodesikasi. Pilihan terapi lain yaitu fluourasil topikal dan dermabrasi.Keratosis seboroik

Sebelum elektrocauter

Setelah elektrocauter

PAGE 1