kesesuaian gender pada konstruksi kalimat bahasa arab

16
[1285] Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis Dr. Tb. Ace Fahrullah Universitas Padjadjaran [email protected] Judul penelitian ini ‘Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis’. Pada penelitian ini dibahas persesuaian gender pada konstruksi kalimat verbal (jumlah fi’liyah) dan kalimat nominal (jumlah ismiyah) dalam bahasa Arab. Persesuaian gender pada konstruksi kalimat bahasa Arab dalam bahasannya tidak terlepas pada fungsi kalimat tersebut yaitu fungsi subjek dan fungsi predikat. Subjek kalimat ada yang tersurat (tampak) dan ada yang tersirat (tersembunyi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Disamping itu digunakan juga metode simak untuk menyimak secara cermat data tulis. Dalam penelitian ini peneliti berhadapan dengan bahasa tulis, menyimak data tulis yang terdapat dalam buku sumber data, berupa alquran, kitab-kitab berbahasa Arab dan bahan ajar. Penelitian ini tergolong pada kategori penelitian kualitatif Di samping itu digunakan juga metode Agih untuk mendistribusikan rumusan-rumusan yang berkaitan dengan persesuaian gender pada konstruksi kalimat bahasa Arab. Baik persesuaian pada kalimat verbal atau pnn pada kalimat nominal dengan pemarkah masing-masing pada setiap fungsi kalimat baik pada fungsi subjek atau fungsi predikat. Kata Kunci : Persesuaian, fungsi kalimat, nomina, verba dan frasa verba Abstract The title of this study 'Gender Agreement on Arabic Sentence Construction: Morphosyntax Analysis'. This study discusses gender conformity in the construction of verbal sentences (number of fi'liyah) and nominal sentences (number of ismiyah) in Arabic. Gender Agreement in the construction of Arabic sentences in the discussion is not independent of the function of the sentence, that is the subject function and predicate function. There is subject of the sentence is explicit and there is implicit. The method used in this research is descriptive method. Besides, it is also used listening method to listen carefully to written data. In this research, researchers are dealing with written language, listening to written data contained in the data source book, in the form of Qur'an, Arabic books and teaching materials. This research belongs to the qualitative research category. In addition, distribution method is

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

[1285]

Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa

Arab: Analisis Morfosintaksis

Dr. Tb. Ace Fahrullah

Universitas Padjadjaran

[email protected]

Judul penelitian ini ‘Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis’.

Pada penelitian ini dibahas persesuaian gender pada konstruksi kalimat verbal (jumlah fi’liyah) dan

kalimat nominal (jumlah ismiyah) dalam bahasa Arab. Persesuaian gender pada konstruksi kalimat

bahasa Arab dalam bahasannya tidak terlepas pada fungsi kalimat tersebut yaitu fungsi subjek dan

fungsi predikat. Subjek kalimat ada yang tersurat (tampak) dan ada yang tersirat (tersembunyi).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Disamping itu

digunakan juga metode simak untuk menyimak secara cermat data tulis. Dalam penelitian ini peneliti

berhadapan dengan bahasa tulis, menyimak data tulis yang terdapat dalam buku sumber data, berupa

alquran, kitab-kitab berbahasa Arab dan bahan ajar. Penelitian ini tergolong pada kategori penelitian

kualitatif Di samping itu digunakan juga metode Agih untuk mendistribusikan rumusan-rumusan yang

berkaitan dengan persesuaian gender pada konstruksi kalimat bahasa Arab. Baik persesuaian pada

kalimat verbal atau pnn pada kalimat nominal dengan pemarkah masing-masing pada setiap fungsi

kalimat baik pada fungsi subjek atau fungsi predikat.

Kata Kunci : Persesuaian, fungsi kalimat, nomina, verba dan frasa verba

Abstract

The title of this study 'Gender Agreement on Arabic Sentence Construction: Morphosyntax Analysis'.

This study discusses gender conformity in the construction of verbal sentences (number of fi'liyah) and

nominal sentences (number of ismiyah) in Arabic. Gender Agreement in the construction of Arabic

sentences in the discussion is not independent of the function of the sentence, that is the subject function

and predicate function. There is subject of the sentence is explicit and there is implicit.

The method used in this research is descriptive method. Besides, it is also used listening method to listen

carefully to written data. In this research, researchers are dealing with written language, listening to

written data contained in the data source book, in the form of Qur'an, Arabic books and teaching

materials. This research belongs to the qualitative research category. In addition, distribution method is

Page 2: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis | 1286

also used to distribute formulations related to gender agreement in the construction of Arabic sentences,

either in verbal or phrase sentences in the nominal sentence with each marker on each sentence function

either on the subject function or predicate function.In addition, distribution method is also used to

distribute formulas related to gender agreement in the construction of Arabic sentences. Both the

conformity of the verbal sentence or pnn in the nominal sentence with the respective marker on each

sentence function either on the subject function or the predicate function.

Keywords: Conformity, sentence functions, nouns, verbs and verb phrases

1. PENDAHULUAN

Dalam konstruksi kalimat bahasa Arab selalu terjadi persesuaian gender antara predikat

dengan subjek. Gender pada predikat menyesuaikan terhadap gender pada subjek. Dalam kalimat

bahasa Arab persesuaian itu sering terjadi pada tiga unsur, yaitu unsur persona, jumlah, dan gender.

Ketiga unsur tersebut selalu muncul bersamaan dalam konstruksi pada sebuah kalimat bahasa Arab.

Munculnya kesesuaian antara satu kata dengan kata lain dalam sebuah kalimat bahasa Arab

hubungannya saling melengkapi.

Al-Ghulayayni (1984:6), Ibadah ( 2007;11), dan Musthafa Amin (1953.juz I :10, 29 dan 42)

mengemukakan bahwa konstruksi kalimat bahasa Arab terdapat dua konstruksi, yaitu (1) Konstruksi

kalimat verbal (jumlah fi’liyah) (2) Konstruksi kalimat nominal (jumlah ismiyah). Berikutnya Al-

Ghulayayni menjelaskan bahwa fungsi sintaksis yang mengandung persesuaian pada kalimat verbal

predikatnya ditempati oleh verba, sedangkan pada kalimat nominal predikatnya ditempati oleh nomina.

Istilah lain yang digunakan dalam bahasa Arab untuk fungsi sintaksis pada posisi predikat dalam

konstruksi kalimat verbal dan konstruksi kalimat nominal digunakan istilah musnad/ مسند . Adapun

untuk fungsi sintaksis yang menempati posisi subjek pada konstruksi kalimat verbal dan konstruksi

kalimat nominal itu digunakan istilah musnad ilayh / اليه مسند. Thalib (1997:139) dan Wishal

(2003:7) menegaskan bahwa kalimat bahasa Arab itu tersusun atas musnad dan musnad ilayh. Maka

kelas kata yang menempati posisi musnad kelas kata verba, hal itu bila struktur kalimatnya kalimat

verbal, dan selain itu bisa juga yang menempati musnad kelas kata nomina bila strukrtur kalimatnya

kalimat nominal.

Pembahasan kesesuaian gender pada konstruksi kalimat bahasa Arab : analisis morfosintaksis,

kesesuaian atau ‘kesamaan’ dimaknai dari sebuah istilah bahasa Ingris agreement atau concord.

Kridalaksana, (2001: 106) mengemukakan bahwa yang dimaksud kesesuaian yaitu kesepadanan antara

unsur-unsur kalimat dalam jenis/gender, jumlah/numeral, kasus, persona dan sebagainya, misalnya

dalam bahasa Inggris (b.Ing) antara ‘he’ dan ‘goes’ dan antara ‘they’ dan ‘go’. Dalam bahasa Indonesia

dikenal dengan istilah konkordansi penyerapan dari bahasa Inggris. Pendapat Kridalaksana

memperkuat pendapat seorang ahli linguistik lain yang telah disampaikan sebelumnya. Keraf (1990:

Page 3: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

1287 | T b . A c e F a c h r u l l a h

تعزيز دور اللغة العربية في الحضارة والتربية: بين الواقع والمأمول

116) mengemukakan bahwa konkordansi adalah satu kategori gramatikal berupa persesuian antara

kata benda dan kata sifat, atau antara subjek dengan predikat. Semuanya ini menuju kepada pengertian

yang sama yaitu; persesuaian. Persesuaian itu mengandung makna hubungan antara satu kata dengan

kata lain menunjukan tautan gramatik dalam sebuah kalimat. Persesuaian ini bisa terlihat dalam

katagori gramatik seperti jumlah / numeral, gender/jenis, pelaku dan kasusnya. Tamam (1990: 205)

salah seorang linguis Arab mengemukakan bahwa persesuaian dalam bahasa Arab itu terdapat tiga

unsur sebagai berikut ini:

[Yaqtadhiy tawafuqan bayna ajza`in mu’ayyinatin fi al-siyāq fi ba'dhi al-nahawi al-atiyah aw kulliha: (a)

(al-syakhshu) huwa al-takallum wa al-hudur wa al-ghaib (al-syakhshu) -(b) Al –Adad wa huwa Al-Ifrad

wa al-tatsniyah wa al-jam'u (c) Al- Naw’u wa huwa al-tadzkir wa al-ta1nits].

'Sebuah kalimat memiliki ketentuan dalam persesuaian antara bagian-bagian di dalamnya, baik

sebagian atau seluruhnya yaitu dalam hal: (a) Persona, yaitu yang berbicara, yang diajak bicara, dan

yang dibicarakan; (b) Bilangan atau numeralia, yaitu tunggal, dual/ganda, dan jamak dan (c) Gender,

yaitu mudzakkar/maskulin dan mu`annats/feminin (gender)'.

Tamam menjelaskan tentang persesuaian dalam sebuah kalimat bahasa Arab, yaitu terdapatb tiga

unsur atau tiga bagian, terdiri dari persesuaian pesona, numeral, dan gender. Dengan demikian,

pendapat ini mempertegas bahwa dalam kalimat bahasa Arab terdapat unsur persesuaian dalam fungsi

kalimat berupa fungsi predikat dan juga fungsi subjek dalam hal gender, jumlah atau numeralia dan

persona.

Pada bahasan ini penulis hanya akan mengkaji satu unsur kesesuaian saja, yaitu unsur kesesuaian dalam

gender berikut pemarkahnya pada setiap posisi dan fungsi dalam konstruksi kalimat bahasa Arab.

Dalam mengkaji kesesuaian gender pada konstruksi kalimat bahasa Arab: analisis morfosintaksis tidak

lepas dari keterkaitan antara subjek dan predikat atau antara musnad dan musnad ilaih (Wishal,2003:7).

Kalimat verbal atau jumlah filiyah yang predikatnya ditempati kelas kata verba, verba dimarkahi dengan

pemarkah ta ta’nits untuk gender feminin (wanita), sedangkan untuk gender maskulin (pria) tidak

dimarkahi atau tidak terdapat ta ta’nits (ta untuk wanita). Adapun untuk kalimat nominal atau jumlah

ismiyah yang predikatnya ditempati kelas kata nomina, nomina dimarkahi dengan ta juga, dalam bentuk

marbuthah atau ta maftuhah. Hal itu dapat dilihat dalam contoh:

A. Contoh pada konstruksi kalimat verbal yang verbanya bergender feminin sebagai beriku :

No. Teks dan Fungsi Kalimat Trasliterasi, Fungsi dan Gloss

جاءت فاطمة 1

jā`at fātimatun

P S مس مس اليه

Page 4: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis | 1288

jā’at : Verba madhi maklum, mabni fathah, ’(telah) ف فا

datang, Fonem t untuk pemarkah gender wanita

(dia prp seorang), berfunsgsi sebagai predikat

fātimatun : Nomina, takrif, berkasus nominatif,

‘nama diri, gender seorang wanita, dan numeralia

tunggal, berfungsi sebagai subjek.

‘'Fathimah telah datang'.(mg)

Kalimat di atas berkonstruksi kalimat verbal/ جملة فعلية [ jumlah fi’liyah], kalimat yang diawali oleh

kelas kata verba, جاءت [ja-at] ‘telah datang’, bentuk verba fi’l mādhi ‘kala lampau’, bergender feminin

dengan pemarkah sufiks berupa fonem t ta’nits yang terdapat di akhir pada verba tersebut, persona

ketiga, bernumeralia tunggal, berfungsi sebagai predikat, atau istilah bahasa Arab sebagai musnad.

Kelas kata berikutnya, yaitu nomina ,nama diri seorang', nomina (N) takrif' [fathimah] فاطمة

bergender feminin dengan pemarkah sufiks berupa fonem ta marbuthah yang terfapat di akhir pada

nomina tersebut, persona ke-3, bernumeralia tunggal, sebagai musnad ilayh, berfungsi sebagai subjek.

Pada contoh kalimat tersebut terdapat kesesuaian gender dalam predikat dan subjek sama-sama

bergender feminin.

Pemarkah gender pada verba untuk verba kala lampau [fi’l madhi] berbeda posisi dengan pemarkah

verba kala kini, sedang atau akan [fi’l mudhari’]. Pemarkah gender pada verba kala lampu berposisi di

akhir kata, sedang untuk verba kala kini, sedang atau akan pemarkah gendernya berposisi di awal kata.

Pemarkah-pemarkah gender pada setiap posisi dan fungsi pada verba kala lampau saling berkaitan

dengan jumlah atau numeralia dan persona.

B. Contoh pada konstruksi kalimat nominal yang nominanya bergender feminin sebagai beriku :

No. Teks dan Fungsi Kalimat Trasliterasi, Fungsi dan Gloss

تلميذة فاطمة 1

Fathimah tilmidzatun

S P مس اليه مس

Fathimah: Nomina dalam bahasa Arab sebagai م خ

mubtada, takrif, berkasus nominatif, ‘nama diri,

gender feminin (seorang wanita) dengan pemarkah

gendernya, yaitu Fonem t marbuthah di akhir kata

sebagai pemarkah gender wanita berfungsi sebagai

Page 5: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

1289 | T b . A c e F a c h r u l l a h

تعزيز دور اللغة العربية في الحضارة والتربية: بين الواقع والمأمول

subjek atau dalam bahasa Arab sebagai musnad

ilayh

Tilmidzatun : Nomina, non takrif (indefinit),

berkasus nominatif, gender feminin (seorang

wanita) dengan pemarkah gendernya, yaitu tun

berupa ta marbuthah di akhir kata sebagai

pemarkah gender wanita berfungsi sebagai

predikat atau dalam bahasa Arab sebagai musnad

atau istilah lain sebagai khabar.

‘'Fatimah itu seorang siswi'.(mg)

Kalimat di atas berkonstruksi kalimat nominal / kalimat yang ,[jumlah ismiyah ] اسميةجملة

diawali oleh kelas kata nomina, فاطمة [Fathimah] ‘Fathimah, bentuk nomina takrif, berkasus nominatif,

‘nama diri, gender feminin (seorang wanita) dengan pemarkah gendernya, yaitu fonem t marbuthah di

akhir kata sebagai pemarkah gender wanita pada nomina tersebut, persona ke-3, bernumeralia tunggal,

sebagai musnad ilayh, berfungsi sebagai subjek. berfungsi sebagai subjek atau dalam bahasa Arab

sebagai musnad ilayh. Kelas kata berikutnya yaitu تلميذة [tilmiydatun] ‘siswi’ Asal kata tilmydzatun

dari tilmiydzun yang mendapatkan imbuhan ta marbuthah diakhir kata tersebut, sehingga

menunjukkan perubahan gender dari maskulin menjadi feminin. Tilmidzatun, Nomina, nontakrif

(indefinit), berkasus nominatif, gender feminin (seorang wanita) dengan pemarkah gendernya, yaitu

tun berupa ta marbuthah di akhir kata sebagai pemarkah gender wanita berfungsi sebagai predikat

atau dalam bahasa Arab sebagai musnad atau istilah lain sebagai khabar. Pada contoh kalimat tersebut

terdapat kesesuaian gender dalam predikat dan subjek sama-sama bergender feminin.

Pemarkah gender pada konstruksi kalimat nominal, nomina untuk posisi subjek dan posisi predikat atau

dalam struktur musnad ilah dan musnad kalimat di atas pemarkah gendernya yaitu ta marbuthah yang

terdapat di khir kata nomina tersebut.

Beradarkan uraian di atas, sistem persesuaian gender pada konstruksi kalimat bahasa Arab cukup

menarik untuk diteliti, karena di samping mengenal sistem persuaian dalam konstruksi kalimat verbal

dengan berbagai di jumpai pula sistem persesuaian dalam konstruksi kalimat nominal.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini digunakan

sehubungan dengan pertimbangan bahwa metode ini lebih tepat dan akurat untuk merumuskan dan

mendeskripsikan data-data yang didapat, dengan memperhatikan ciri-ciri/sifat-sifat data (lihat

Page 6: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis | 1290

Djajasudarma, 2016: 2). Disamping itu digunakan juga metode simak (Mahsun, 2005:133). Artinya

penulis dalam memperoleh data melakukan simak secara cermat data tulis bukan menyimak seseorang

yang sedang berbicara atau yang sedang bercakap-cakap. Dalam penelitian ini peneliti berhadapan

dengan bahasa tulis, menyimak data tulis yang terdapat dalam buku sumber data, berupa alquran, kitab-

kitab berbahasa Arab dan bahan ajar Data-data yang ditemukan dari sumber data, kemudian dicatat

dan diklasifikasikan sesuai dengan sifat dan karakter dari data tersebut menjadi beberapa bagian atas

unsur-unsur yang membentuk satuan lingual yang dimaksud. Penelitian ini masuk pada kategori

penelitian kualitatif. Data dicatat langsung dari sumber data primer. Di samping itu, dalam penelitian

ini digunakan juga metode Agih dengan teknik bagi unsur langsung atau teknik BUL (Sudaryanto,

1993:31). Metode ini digunakan penulis dalam pendistribusian rumusan-rumusan yang berkaitan

dengan persesuaian gender pada konstruksi kalimat bahasa Arab, baik dalam konstruksi kalimat verbal

ataupun dalam konstruksi kalimat nominal dengan berbagai aspek rumusan pemarkahnya. Metode dan

teknik kajian distribusional, yang alat penentunya unsur bahasa itu sendiri digunakan (lihat

Djayasudarma, 2016; 49). Metode ini digunakan didasarkan pada setiap unsur bahasa yang saling

berhubungan satu sama lain dibentuk satu kesatuan yang padu dalam persesuaian gender pada

konstruksi kalimat bahasa Arab. Data yang sudah dipilah berdasarkan kategori tertentu yang memiliki

unsur keterkaitan dalam persesuaian gender, didistribusikan langsung kepada kelompok data sesuai

dengan klasifikasinya. Kumpulan-kumpulan data tersebut dipilah dan dipilih dengan tenik BUL (Bagi

Unsur Langsung). Data-data yang terkait pada kesesuaian gender pada konstruksi kalimat bahasa Arab

diklasifikasikan berdasarkan kesamaan karakter data masing-masing. Langkah pengumpulan data ini

digunakan beberapa metode dan teknik sebagaimana penulis telah sampaikan di atas, hal itu dilakukan

semata-mata untuk mempermudah dalam membagi dan mendistribusikan satuan-satuan lingual data

untuk menjadi bagian pembahasan. Selain itu, digunakan juga metode untuk mengkaji dan

menganalisis data, yaitu metode padan intralingual. Artinya, data-data yang telah tersedia, dianalisis

dengan cara dihubung-bandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual dengan peran dan fungsinya

masing-masing (lihat Mahsun, 2005:118). Data-data yang terkumpul diberikan ciri-ciri dan tanda-

tanda, serta penomoran untuk mengetahui sejumlah data pada setiap variable, mana data yang telah

tercukupi dan mana data yang belum tercukupi pada setiap variabel tersebut. Untuk memudahkan

dalam memahami data, penulis mendeskripsikan data tersebut sesuai dengan ciri dan tanda yang sama

dalam satu kategori. Peneliti melakukan pembahasan data-data tersebut secara cermat untuk setiap

kategori berikut unsur-unsur yang terkait dalamnya, untuk ditempatkan pada tempat yang semestinya.

Page 7: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

1291 | T b . A c e F a c h r u l l a h

تعزيز دور اللغة العربية في الحضارة والتربية: بين الواقع والمأمول

3. Pembahasan

3.1 Konstruksi Kalimat Verbal

Di tengah pesatnya perkembangan ilmu linguistik modern dewasa ini, para ahli linguistik bahasa Arab

umumnya masih tetap mempertahankan analisis tradisional yang telah ada, mengingat bahasa Arab

(bA) adalah bahasa kitab suci Al-qur’an, gigih dipertahankan kaidah-kaidah klasik yang telah ada, agar

tidak terjadi penyimpangan-penyimpangn makna dalam bahasa tersebut. bA sejak awal

perkembangannya masih tetap eksis hingga saat ini.

Bahasa Arab tergolong bahasa inflektif, artinya secara gramatikal bahwa bA mempunyai sejumlah

perubahan bentuk kata, baik bertalian dengan pembentukan kata baru maupun bertalian dengan

fungsi sintaksis. Setiap kelas kata yang tegabung dalam frasa, klausa dan kalimat terdapat kesesuaian

baik dalam persona, gender, numeralia atau jumlah bahkan dalam kasus. Persesuaian yang terjadi

dalam tataran sintaksis bahasa Arab, ada yang terjadi hanya pada satu unsur persesuaian saja yaitu pada

unsur gender, ada juga terjadi pada dua unsur persesuaian yaitu gender dan numeralia, ada juga yang

terjadi pada tiga unsur persesuaian, yaitu unsur gender, numeralia dan kasus, bahkan ada juga yang

empat unsur persesuaian yaitu persesuaian gender, numeralia, persona dan kasus

Persesuaian gender pada konstruksi kalimat verbal (jumlah fi’liyah) dalam bahasa Arab, subjek ada yang

tersurat (tampak) dan ada yang tersirat (tersembunyi). Subjek yang tersurat artinya subjek tampak

berupa nomina baik berupa ism dhāhir ataupun ism dhamiyr. Sedangkan subjek yang tersirat adalah

subjek yang tidak tampak di dalam konstruksi kalimat tersebut, akan tetapi subjek tersebut melekat

(tersembunyi) pada verba dengan menyesuaikan gender, persona dan jumlah atau numeralianya.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa persesuaian gender dalam konstruksi kalimat bahasa Arab itu

merupakan persesuaian kelas kata dalam sebuah konsruksi kalimat, yakni hubungan antara satu kata

dengan kata yang lainnya terjadi harmonisasi untuk menjadi sebuah konstruksi kalimat yang baik dan

benar. Dalam hal ini, disajikan beberapa contoh kalimat yang terjadi kesesuaian gender di dalam fungsi

predikat dan subjek dengan diuraikan persesuaian tersebut pada konstruksi kalimat verbal (jumlah

fi’liyah) ] yang verbanya verba kala lampau (fi’l madhi) dan verba kini (fi’l mjudhari’) baik yang maklūm

‘aktif’ maupun yang majhūl ‘pasif’.

Perhatikan data (3) kalimat berikut dalam konstruksi kalimat verbal yang verbanya menggunakan verba

lampau bergender maskulin dalam kategori ثلاثيجرد الم [tsulatsial-mujarrad] dengan subjeknya berupa

ism dhahir:

No. Teks dan Fungsi Kalimat Trasliterasi, Fungsi dan Gloss

3

طبخ الخاد م الارز

Thabakha al-khâdimu al-aruzza

P S O ف فا مب

Page 8: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis | 1292

Thabakha: verba madhi maklum lil muta’adiy مس مس اليه

mabni fathah, ‘(telah) memasak, bergender

maskulin untuk (dia laki-laki seorang)’,sebagai

predikat.

Al-khâdimu : nomina, takrif, berkasus nominatif,

bergender maskulin,‘itu pembantu laki-laki,

sebagai subjek.’

Al-aruzza : nomina takrif, berkasus nominatif, ‘itu

nasi’, sebagai objek

‘(Seorang laki-laki) Pembantu itu telah memasak nasi’. (mg)

Kalimat di atas konstruksi kalimat verbal (jumlah fi’liyah), sebuah kalimat yang dimulai dari kelas kata

verba طبخ الخاد م الارز[Thabakha al-khâdimu al-aruzza] ‘Pembantu‘(seorang laki-laki) itu telah

memasak nasi’. Verba طبخ [thabakha] ‘memasak’. verba transitif (fi’il muta’addi) verba yang

membutuhkan objek. Verba kala lampau’, terdiri dari huruf‘ [ fi’l mādhi] الفعل الماض ى [thabakha] طبخ

tha [ط ], ba [ب], dan huruf kha [ artinya (dia seorang lelaki) telah memasak. Verba bentuk ini kategori [ خ

يفعَل pola 3 [tsulatsial-mujarrad] ثلاثيجرد الم عَل-َ yaitu ,[صحيح ] bentuk shahih ,[Fa’AL-a - yaF’ALu] ف

verba yang fa fi’l, ain fi’l dan lam fi’l bukan harf illat, bergender maskulin tidak terdapat pemarkah ta

tanits di akhir kata yang menunjukkan wanita, Verba tersebut berfungsi sebagai predikat, dalam istilah

bA verba طبخ [thabakha] sebagai musnad [ مسند ] ‘penopang’. Sedangkan الخادم [al-khādimu], kelas

kata nomina, takrif (ism ma’rifat ), pemarkah takrif, yaitu partikel al di awal kata. الخادم [al-khādimu]

kelas kata nomina bukan nama diri, bergender maskulin karena tidak terdapat pemarkah wanita berupa

ta marbuthah di akhir kata, bernumeralia tunggal dan berkasus nominatif dengan pemarkah dhammah

di akhir, berupa vokal u , berfungsi sebagai subjek, dalam bA nomina tersebut sebagai fa’il [ فا /فاعل ]

’pelaku’ atau istilah lain sebagai musnad ilayh [ Berikutnya, kelas kata nomina al aruzza ,[ مسند اليه

Dengan demikian pada .[مفعول به] nasi’ nomina, takrif, berfungsi sebagai objek atau ma’ul bih‘ [الارز ]

contoh kalimat tersebut (data 3) terdapat kesesuaian gender antara predikat dengan subjeknya atau

antara musnad dan musnad ilayh sama-sama bergender maskulin, karena tidak terdapat pemarkah

yang menunjukkan wanita berupa sufiks –at (ta marbuthah) di akhir kelas kata nomina yang berfungsi

sebagai subjek dan juga tidak terdapat fonem -t (ta tanits) di akhir kelas kata verba yang berfungsi

sebagai predkat.

Page 9: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

1293 | T b . A c e F a c h r u l l a h

تعزيز دور اللغة العربية في الحضارة والتربية: بين الواقع والمأمول

Contoh lain data (4) pada kalimat berikut dalam konstruksi kalimat verbal yang verbanya menggunakan

verba lampau bergender maskulin dalam kategori tsulatsi al majid fiyh, dengan subjeknya berupa ism

dhahir:

No.

Teks dan Fungsi Kalimat Trasliterasi, Fungsi dan Gloss

4

Aflaha al mujiddu افلح المجد

P S مس مس اليه

ف فا Aflaha : verba madhi maklum, mabni

fathah,‘(telah] menang/berhasil seorang laki’

untuk persona ke-3,numeralia tunggal berfungsi

sebagai predikat.

Al mujiddu : Nomina takrif, fail, berkasus

nominatif, ‘itu pejuang, sebagai subjek.

‘Pejuang itu berhasil’ (mg)

Kalimat di atas konstruksi kalimat verbal (jumlah fi’liyah), yaitu افلح المجد [Aflaha al mujiddu],

sebuah kalimat yang dimulai dari kelas kata verba افلح [Aflaha ] ‘berhasil’. verba intransitif (fi’il lāzim)

verba yang tidak membutuhkan objek. Verba افلح [Aflaha] الفعل الماض ى [fi’l mādhi ] ‘kala lampau’,

terdiri dari huruf fa [ ] dan huruf ha ,[ل] la ,[ ف dan mendapat imbuhan hamzah (prefiks) berupa [ ح

alif [ا] di awal kata artinya (dia seorang lelaki) telah berhasil. Verba bentuk ini kategori ثلاثيد زيالم فيه

[tsulatsial-majid fiyh] pola 1 يفعل - عَلاَف [aF’ALa - yuF ILu], bentuk shahih [ صحيح], yaitu verba yang

fa fi’l, ain fi’l dan lam fi’l bukan harf illat, bergender maskulin tidak terdapat pemarkah ta tanits di akhir

kata yang menunjukkan wanita, Verba tersebut berfungsi sebagai predikat, dalam istilah bA verba افلح

[Aflaha] sebagai musnad [ مسند ] ‘penopang’. Sedangkan المجد [al mujiddu] kelas kata nomina, takrif

(ism ma’rifat ), pemarkah takrif, yaitu partikel al di awal kata. المجد [al mujiddu] kelas kata nomina

bukan nama diri, bergender maskulin karena tidak terdapat pemarkah wanita berupa ta marbuthah di

akhir kata, bernumeralia tunggal dan berkasus nominatif dengan pemarkah dhammah di akhir, berupa

vokal u, berfungsi sebagai subjek, dalam bA nomina tersebut sebagai fa’il [ فا /فاعل ] ’pelaku’ atau istilah

lain sebagai musnad ilayh [ Dengan demikian pada contoh kalimat tersebut (data 3) ,[ مسند اليه

terdapat kesesuaian gender antara predikat dengan subjeknya atau antara musnad dan musnad ilayh

sama-sama bergender maskulin. karena tidak terdapat pemarkah yang menunjukkan wanita berupa

sufiks –at (ta marbuthah) di akhir kelas kata nomina yang berfungsi sebagai subjek dan juga tidak

terdapat fonem -t (ta tanits) diakhir kelas kata verba yang berfungsi sebagai predkat.

Page 10: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis | 1294

Berikutnya, perhatikan kalimat dalam data (5) konstruksi kalimat verbal yang verbanya menggunakan

verba lampau bergender feminin dalam kategori ثلاثيجرد الم [tsulatsial-mujarrad], dengan subjeknya

berupa ism dhahir:

No. Teks dan Fungsi Kalimat Trasliterasi, Fungsi dan Gloss

جاءت الزينبات 5

Jā`at al-zainabāt

P S مس مس اليه

jā’at : Verba madhi maklum, mabni fathah, ’(telah) فا ف

datang, untuk (dia prp seorang), sebagai predikat

Al-zainabāt : ‘kalajengking-kalajengking’, nomina,

takrif, berkasus nominative, numeralia jamak

kategori jamak taksir, sebagai subjek.

'Kalajengking-kalajengking itu telah datang'.(mg)

Kalimat di atas berkonstruksi kalimat verbal (jumlah fi’liyah), الزينبات جاءت [Jā`at al-zainabāt],

sebuah kalimat yang di mulai dari kelas kata verba telah datang’ verba intransitif (fi’il‘ [ja-at] جاءت

lāzim) verba yang tidak membutuhkan objek. Verba kala‘ [ fi’l mādhi] الفعل الماض ى [ja-at] جاءت

lampau’, terdiri dari huruf ja [ ] dan huruf hamzah ,[ا] huruf alif ,[ ج artinya (dia untuk prp) telah [ ء

datang. Verba bentuk ini kategori ثلاثيجرد الم [tsulatsial-mujarrad pola 2 عَلَ-[ Fa’AL-a]ف يفعِل [yaF’ILu]

bentuk ajwaf [اجواف] yaitu verba yang ain fi’l harf illat, bergender feminin karena terdapat pemarkah

ta tanits di akhir kata, ta yang menunjukkan pada gender wanita, benumeralia tunggal. Verba tersebut

berfungsi sebagai predikat, dalam istilah bA verba .’penopang‘ [ مسند ] sebagai musnad [ja-at] جاءت

Sedangkan kata الزينبات [al zaiynabāt] kelas kata nomina, takrif (ism ma’rifat ), pemarkah takrif, yaitu

partikel al di awal kata. kata الزينبات [al zaiynabāt] ‘kalajengking’ kelas kata nomina bukan nama diri,

bergender feminin karena terdapat pemarkah wanita berupa ta maftuhah di akhir kata, bernumeralia

jamak dan berkasus nominatif dengan pemarkah dhammah di akhir, berupa vokal u, berfungsi sebagai

subjek, dalam bA nomina tersebut sebagai fa’il [ فا /فاعل ] ’pelaku’ atau istilah lain sebagai musnad ilayh

[ Dengan demikian pada contoh kalimat tersebut (data 5) terdapat kesesuaian gender ,[ مسند اليه

antara predikat dengan subjeknya atau antara musnad dan musnad ilayh sama-sama bergender

feminin, karena terdapat pemarkah yang menunjukkan wanita berupa sufiks –at (ta maftuhah) ta

untuk kategori jamak yang terdapat di akhir kelas kata nomina yang berfungsi sebagai subjek dan juga

terdapat fonem -t (ta tanits) di akhir kelas kata verba yang berfungsi sebagai predkat.

Page 11: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

1295 | T b . A c e F a c h r u l l a h

تعزيز دور اللغة العربية في الحضارة والتربية: بين الواقع والمأمول

Berikutnya, perhatikan kalimat dalam data (6) konstruksi kalimat verbal yang verbanya menggunakan

verba nonlampau bergender maskulin dalam kategori tsulatsial-mujarrad, dengan subjeknya berupa

ism dhahir:

No. Teks dan Fungsi Kalimat Trasliterasi, Fungsi dan Gloss

ينجح التلميذ 6

[Yanjahu al-tilmiydzu ]

P S مس مس اليه

Yanjahu : Verba mudhar’i maklum, bi dhammah] ف فا

‘(akan) berhasili’, sebagai predikat.

Al-tilmiydzu: Ism (nomina), takrif, mufrad

mudzakkar,’ marfu’um bi dhammah, fail, ‘itu

(seorang) murid. sebagai subjek’.

‘Murid itu sukses /berhasil’ (mg)

Kalimat di atas berkonstruksi kalimat verbal (jumlah fi’liyah) ينجح التلميذ [Yanjahu al-tilmiydzu]

sebuah kalimat yang di mulai dari kelas kata verba berhasil /sukses’verba intransitif‘ [yanjahu] ينجح

(fi’il lāzim) verba yang tidak membutuhkan objek. Verba ينجح [yanjahu] الفعل المضارع [fi’l mudhāri’ ]

‘kala kini atau nonlampau’, terdiri dari huruf dasar na [ ] dan huruf ha ,[ج] huruf ja ,[ ن dan ada [ ح

penambahan huruf ya [ .’mudharaah di awal kata, artinya ‘(dia untuk laki seorang ) akan berhasil [ ي

Verba bentuk ini kategori ثلاثيجرد الم [tsulatsial-mujarrad pola 3 عَلَ-[ Fa’AL-a]ف يفعل [yaF’ALu] bentuk

bentuk shahih [صحيح], yaitu verba yang fa fi’l, ain fi’il dan lam fi’il bukan harf illat, bergender maskulin

karena terdapat pemarkah prefiks ي [ya] harf mudhara’ah di awal kata yang menunjukkan pada

gender maskulin atau pria. Verba tersebut berfungsi sebagai predikat, dalam istilah bA Verba ينجح

[yanjahu] sebagai musnad [ مسند ] ‘penopang’. Sedangkan kata التلميذ [al tilmidzu] 'seorang

murid'kelas kata nomina, takrif (ism ma’rifat ), pemarkah takrif, yaitu partikel al di awal kata. Nomina

bukan nama diri, bergender maskulin karena tidak terdapat pemarkah wanita berupa ta marbuthah di

akhir kata, bernumeralia tunggal dan berkasus nominatif dengan pemarkah dhammah di akhir, berupa

vokal u, berfungsi sebagai subjek, dalam bA nomina tersebut sebagai fa’il [ فا /فاعل ] ’pelaku’ atau istilah

lain sebagai musnad ilayh [ Dengan demikian pada contoh kalimat tersebut (data 6) ,[ مسند اليه

terdapat kesesuaian gender antara predikat dengan subjeknya atau antara musnad dan musnad ilayh,

yaitu sama-sama bergender mskulin, karena tidak terdapat pemarkah yang menunjukkan pada wanita

baik berupa sufiks –at atau ta marbuthah yang terdapat di akhir kelas kata nomina yang berfungsi

sebagai subjek dan juga tidak terdapat fonem -t (ta tanits) di akhir kelas kata verba yang berfungsi

sebagai predkat.

Page 12: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis | 1296

3.2 Konstruksi Kalimat Nominal

Konstruksi kalimat nominal (jumlah ismiyah) sebuah kalimat yang dimulai dengan kelas nomina

sebagai subjek atau dalam istilah bA sebagai mubtada ( musnad ilayh) kemudian diikuti kelas nomina

lainnya sebagai predikat atau dalam bA sebagai khabar (musnad), selain itu bisa juga yang

mengiringinya atau yang mengikutinya kelas verba yang befungsi sebagai predikat atau dalam bA

sebagai khabar (khabar jumlah) atau istilah lain sebagai musnad. Pada kalimat nominal mesti terjadi

kesesuaian gender antara subjek dan predikat, di samping kesesuaian dalam jumlah dan kasusnya.

Perhatikan kalimat dalam data (7) konstruksi kalimat nominal yang nominanya bergender maskulin

dalam kategori nomina musytaq, dengan subjeknya berupa ism ma’rifah ( nomina takrif):

No. Teks dan Fungsi Kalimat Trasliterasi, Fungsi dan Gloss

7

العلم نور

[ Al ‘ilmu nurun]

S P مس اليه مس

, Ism (nomina), ‘(itu) ilmu’ takrif ; [ al ‘ilmu] م خ

numeralia atau jumlah kategori tunggal,

bergender kategori maskulin karena tidak

terdapat pemarkah yang mengarah pada wanita

berupa ta mabuthah. Nominnatif dengan

pemarkah dhammah di akhir , sebagai mubtada,

berfungsi sebagai subjek (musnad ilayh).

nurun: Ism (nomina),’cahaya’, nontakrif

(indefinite), bergender maskulin, numeralia

tunggal ( mufrad)’ Nominnatif dengan pemarkah

dhammah di akhir , sebagai, Khabar, berfungsi

sebagai predikat (musnad). .

‘Ilmu itu cahaya’ (mg)

Kalimat di atas berkonstruksi kalimat nominal (jumlah ismiyah) نور العلم [al ‘ilmu nurun ]

‘Ilmu itu cahaya’ sebuah kalimat yang di mulai dari kelas kata nomina ,Ism (nomina) ; [al-ilmu] العلم

‘(itu) ilmu’ takrif, kategori numeralia tunggal, bergender maskulin karena tidak terdapat ta mabuthah

pemarkah untuk wanita, nominnatif dengan pemarkah dhammah di akhir. العلم [al-ilmu] terdiri dari

tiga huruf dasar, yaitu huruf ain [ ] dan huruf mim ,[ل] huruf lam ,[ ع dan ada prefiks al penambahan [ م

huruf alif lam [ال] di awal kalimat sebagai nomina takrif, artinya ‘ itu ilmu pengetahuan’. Nomina

bentuk seperti ini kategori musytak (nomina yang ada turunannya), posisi sebagai mubtada, berfungsi

Page 13: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

1297 | T b . A c e F a c h r u l l a h

تعزيز دور اللغة العربية في الحضارة والتربية: بين الواقع والمأمول

sebagai subjek atau istilah lain sebagai musnad ilayh [ Sedangkan kata berikutnya, yaitu .[ مسند اليه

cahaya‘. kelas kata nomina bukan nomina nama diri, bentuk indefinit atau nontakrif (ism nakirah)' [نور

tidak terdapat partikel al di awal kata, numeralia tunggal (mufrad), nominnatif dengan pemarkah

dhammah di akhir, bergender maskulin karena tidak terdapat pemarkah wanita berupa ta marbuthah

di akhir kata, sebagai khabar, berfungsi sebagai predikat atau istilah lain sebagai musnad. Dengan

demikian pada contoh kalimat tersebut (data 7) terdapat kesesuaian gender antara predikat dengan

subjeknya atau antara musnad dan musnad ilayh, yaitu sama-sama bergender maskulin, karena tidak

terdapat pemarkah yang menunjukkan pada wanita berupa sufiks –at (ta marbuthah) yang terdapat

di akhir kelas kata nomina yang berfungsi sebagai subjek (mubtada) dan juga tidak terdapat pemarkah

yang menunjukkan pada wanita berupa sufiks –at (ta marbuthah) yang terdapat di akhir kelas kata

nomina yang berfungsi sebagai predikat (khabar)

Berikutnya, perhatikan kalimat dalam data (8) konstruksi kalimat nominal yang nominanya bergender

feminin, kategori nomina musytaq, dengan subjeknya berupa ism ma’rifah ( nomina takrif):

No. Teks dan Fungsi Kalimat Trasliterasi, Fungsi dan Gloss

8

الطالبة ماهرة

[ Al thāibatu māhirun]

S P مس اليه مس

Ism (nomina), ‘(itu) seorang ; [Al thāibatu] م خ

mahasiswi’ takrif , numeralia tunggal, bergender

feminin karena terdapat pemarkah wanita

berupa ta mabuthah. Nominnatif dengan

pemarkah dhammah di akhir , sebagai mubtada,

berfungsi sebagai subjek (musnad ilayh).

māhirun Ism (nomina),’pandai’, nontakrif

(indefinite), bergender feminin, numeralia tunggal

( mufrad)’ Nominnatif dengan pemarkah

dhammah di akhir , sebagai, Khabar, berfungsi

sebagai predikat (musnad). .

Seorang mahasiswi itu pandai (mg)

Kalimat di atas berkonstruksi kalimat nominal (jumlah ismiyah), yaitu [ Al thāibatu māhirun]

‘Seorang mahasiswi itu pandai’ sebuah kalimat yang di mulai dari kelas kata nomina الطالبة [al-

thalibatu] ; Ism (nomina), ‘(itu) seorang mahasiswi’ takrif, kategori numeralia tunggal, nominatif dengan

pemarkah dhammah di akhir. الطالبة [al thalibatu] terdiri dari tiga huruf dasar, yaitu huruf tha [ط],

Page 14: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis | 1298

huruf lam [ل] dan huruf ba [ب], ditambah sufiks alif [ا] antara huruf tha [ط] dan huruf ba [ب] sebagai

perwujudan dari penunut, dan ada juga prefiks al berupa huruf alif lam [ال] di awal kalimat sebagai

pemarkah nomina takrif, di samping itu ada juga sufik tu (ta mabuthah) sebagai pemarkah gender

feminin di akhir kata. Nomina bentuk seperti ini kategori musytak (nomina yang ada turunannya),

nomina dalam posisi sebagai mubtada, berfungsi sebagai subjek atau istilah lain sebagai musnad ilayh

[ pandai’ ( bI adjektif), kelas kata‘ [mahiratun] ماهرة Sedangkan kata berikutnya, yaitu .[ مسند اليه

nomina bukan nomina nama diri, bentuk indefinit atau nontakrif (ism nakirah) tidak terdapat partikel

al di awal kata, numeralia tunggal (mufrad), nominnatif dengan pemarkah dhammah di akhir,

bergender feminin karena terdapat pemarkah wanita berupa ta marbuthah di akhir kata, sebagai

khabar, berfungsi sebagai predikat atau istilah lain sebagai musnad. Dengan demikian pada contoh

kalimat tersebut (data 8) terdapat kesesuaian gender antara predikat dengan subjeknya atau antara

musnad dan musnad ilayh, yaitu sama-sama bergender feminin, dengan pemarkah yang sama sama

menggunakan sufiks –at (ta marbuthah) yang terdapat di akhir kelas kata nomina yang berfungsi

sebagai predikat dan subjek atau mubtada dan khabar.

5. Simpulan

persesuaian gender dalam konstruksi kalimat bahasa Arab itu merupakan persesuaian kelas kata dalam

sebuah kostruksi kalimat, yakni hubungan antara satu kata dengan kata yang lainnya terjadi

harmonisasi untuk menjadi sebuah konstruksi kalimat yang baik dan benar. Dalam hal ini, disajikan

beberapa contoh persesuaian dalam gender pada sebuah kalimat yang didalamnya terjadi fungsi

predikat dan subjek.

a. Konstruksi Kalimat Verbal

Persesuaian yang terjadi dalam tataran sintaksis bahasa Arab bahwa persesuaian dimulai dari satu unsur

persesuaian yaitu pada unsur gender, ada juga terjadi pada dua unsur persesuaian yaitu gender dan

numeralia, ada juga yang terjadi pada tiga unsur persesuaian, yaitu unsur gender, numeralia dan kasus,

bahkan ada juga yang empat unsur persesuaian yaitu persesuaian dalam gender, numeralia, persona

dan kasus. Persesuaian gender pada konstruksi kalimat verbal (jumlah fi’liyah) dalam bahasa Arab,

terjadi persesuaian antara subjek dan predikat, subjek ada yang tersurat (tampak) dan ada yang tersirat

(tersembunyi). Subjek yang tersurat artinya subjek tampak berupa nomina baik berupa ism dhāhir

ataupun ism dhamiyr. Sedangkan subjek yang tersirat adalah subjek yang tidak tampak di dalam

konstruksi kalimat tersebut, akan tetapi subjek tersebut melekat (tersembunyi) pada verba yang menjadi

predikatnya.

b. Konstruksi Kalimat Nominal

Persesuaian gender pada konstruksi kalimat nominal (jumlah ismiyah) dalam bahasa Arab, subjek selalu

takrif lalu diikuti kelas kata nomina dengan kategori gender yang sama, bila subjek bergender maskulin

Page 15: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

1299 | T b . A c e F a c h r u l l a h

تعزيز دور اللغة العربية في الحضارة والتربية: بين الواقع والمأمول

maka predikatnya pun bergender maskulin, demikian pula bila subjeknya begender feminin, maka

predikatnya bergender feminin. Subjek pada kalimat nominal bentuk subjek dimarkahi dengan ta

marbuthah sebagai penanda kelas kata nomina untuk gender wanita. Subjek bisa dari kategori ism

dhahir dan bisa juga dari kategori ism dhamiyr. Untuk predikat bisa dari kategori kelas kata nomina, atau

bisa juga bentuk frasa verbal

Daftar Pustaka

Al Fauzan Abdur Rahman bin Ibrahim dkk. 2003. Al Arabiyah Bayina Yadaiyka. Riyadh. Al Mamlakatu

Al ‘Arabiyatu Al Su’udiyatu : Masyru’u Al “arabiyatu Lijami’i – Muassasah Al waqfi Al Islamiy.

Al-Ghulayayni, Syeh Musthafa. 1984. Jamiu Al Durus Al Lughah Al Arabiyah. Bairut : Al Ashriyah

Shayada

Alwasilah, A.Chaer. 1983. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung : Angkasa.

Al Safi, Fadhil Musthafa. Aqsaam Al Kalam Al Arabiy, Kairo : Nasir Maktabah Al Khaiji.

Al Syaqi, Fadhil Musthafa.1975. Aqsamu Al-Kalam Al Arabi min Haytsu Al Syakli wal wadhifah. Mesir

: Kairo Maktabah Islam.

Ali Jarim dan Musthafa Amin.1954. Al Nahwu Al Wadhih lil Ibtidaiyah wa li Al Tsanawiyah. Mesir :

Darul Ma’arif.

Brinton, Laurel J. 2000. The Stucture of Modern English A linguistic introduction

Amsterdam/Philadelphia: John Benjamin Publishing Company.

Chaer, Abdul 1995. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Agama RI. 1987. Alquran dan Terjemaahannya. Bandung: MQS Publishing.

Djajasudarma, T. Fatimah dan Elvi Citraresmana. 2016. Metodologi & Strategi Penelitian. Bandung.

Fakultas Ilmu Budaya . Universitas Padjadjaran.

English , Houghton Mifflin. 1984 . Grammar and composition. Second course . Massasuchsetts USA :

Houghton Mifflin Company.

Fromkin, Victoria. 2007. An Introduction to Languange. USA: Thomson Higher Education.

Hamzah, Ifit Wishal. 2003. Asasiāt fi Ilmu Al Nahwi. Bairut : Maktabah Dar Ibni Hazm.

Tamam, Hasan. 1990. Manahij Al Bahtsi Al Arabiyah. Kairo : Maktabah Al Anjalu Al Misriyah.

Hasan bin Ahmad .tt. Kitabu al Tashrif . Bangil : Persatuan Islam bahagian Pustaka.

Holes, Clive. 1995. Modern Arabic Structures, Functions and Varieties. London and New York: Longman.

Huddleston, Rodney. 1988. English Grammar and Outline. Unnited Kingdom:The press Syindicate of the

University of Cambridge.

Ibadah, Muhamad Ibrahim,DR. 2007. Jumlah Al ‘Arabiyah Mukawanatiha- anwa’iha- tahliliha. Kairo :

Maktabah Al Adab

Page 16: Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab

Kesesuaian Gender pada Konstruksi Kalimat Bahasa Arab: Analisis Morfosintaksis | 1300

J.A. Haywood and H.M Nahmad.1962, A New Arabic Grammar of Wraitten Language . London : Percy

Lund, Humphries & Co Ltd.

Kridalaksana. 2002. Struktur, Kategori dan Fungsi dalam Teori Sintaksis. Jakarta : Gramedia Pustaka

Utama.

M. Ramlan. 1995. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yoyakatra: Karyono.

__________. 1965. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta : Karyono

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa : Tahapan Strategi, Metode dan Teniknya.

Nadwi, Abdullah Abbasa. 1990, Belajar Mudah Bahasa Al-Qur’an. Bandung :Mizab.

Nur, Tajudin.2008. Verba dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia: Studi Gramatika Kontrastif.

Yogyakarta, Disertasi pada Universitas Gajah Mada.

Qalaty, Ibrahim. 2000. Qishatu Al Arabi, Uslub sahli Manhajiah Mutataurah li Fahmi Al Lughah Al

Arabiyah. Jajair : Maktabah Al Hadi

Quirk, Randolph. 1992. AGrammar of Contemporary English. Singapore : Longman group uk limited

publisher Pte Ltd

Said, Sanuqah. 2010.Binyah Al-Jumlah Al-Arabiyah. Kairo :Ilal Kutub

Sudaryanto 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa : Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan

secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.