kesiapan sumber daya manusia terhadap penerapan …repository.utu.ac.id/472/1/bab i_v.pdf ·...
TRANSCRIPT
-
KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAPPENERAPAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
DI PUSKESMAS JOHAN PAHLAWANKECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
RISMA LISA
NIM : 08C10104151
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH2013
-
ii
KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAPPENERAPAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
DI PUSKESMAS JOHAN PAHLAWANKECAMATAN JOHAN PAHLAWAN
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
RISMA LISANIM : 08C10104151
Skripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Teuku Umar
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH2013
-
iii
LEMBAR PENGESAHAN
JudulSkripsi : KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIATERHADAP PENERAPAN SISTEM INFORMASIKESEHATAN DI PUSKESMAS JOHANPAHLAWAN KECAMATAN JOHANPAHLAWAN KABUPATEN ACEH BARAT.
NamaMahasiswa : RISMA LISANIM : 08C10104151Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Menyetujui,KomisiPembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
T. Abdullah, SKM, MPH Yarmaliza, SKM
Mengetahui :
DekanFakultasKesehatan Ketua Program StudiMasyarakat IlmukesehatanMasyarakat
Sufyan Anwar, SKM, MARS Marniati, SKM, M.KesNIDN. 0121067602 NIDN. 0104097801
-
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi/Tugas Akhir Dengan judul :
KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENERAPANSISTEM INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS JOHAN
PAHLAWAN KECAMATAN JOHAN PAHLAWANKABUPATEN ACEH BARAT
Yang Disusun Oleh
Nama Mahasiswa : RISMA LISA
NIM : 08C10104151
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal 24 Oktober 2013 danDinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diterima
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. T. Abdullah, SKM, MPH
(Dosen Pembimbing Ketua) ........................................................
2. Yarmaliza, SKM
(Dosen Pembimbing Anggota) .........................................................
3. Sufyan Anwar, SKM, MARS
(Dosen Penguji I) .........................................................
4. Erni Yulisma, SKM
(Dosen Penguji II) .........................................................
Alue peunyareng, 24 Oktober2013Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Marniati, SKM, M.Kes
NIDN. 0104097801
-
v
ABSTRAK
RismaLisa.KesiapanSumberDayaManusiaTerhadapPenerapanSistemInformasiKesehatanDi Puskesmas Johan PahlawanKecamatan Johan PahlawanKabupaten Aceh Baratoleh T. Abdullah, SKM, MPH danYarmaliza, SKM.SistemInformasikesehatanakanmempermudah prosespemeriksaanpengobatandanpelaporanseluruh data yang adamengenaipasien yangakansangatterbantudalam proses penelitiandanpengembangan. Dalamrencanapokokprogram pembangunanJangkapanjangKesehatan (RP3JPK) dinyatakanbahwasystem InformasiKesehatan (SIK)perludikembangkanuntukmenunjangsepenuhnyapelaksaanmanajemendanpengembanganupayakesehatanmelalui program penerapanteknologidari yangsederhanasampai yang mutakhir.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiKesiapanSumberDayaManusiaTerhadapPenerapanSistemInformasiKesehatan DiPuskesmas Johan PahlawanKecamatan Johan PahlawanKabupaten Aceh Barat.Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, pengumpulan datadilakukan mulai tanggal 23sampai dengan 1Oktober 2013 di Puskesmas JohanPahlawan. Populasi padapenelitian iniyaituseluruhpegawaipuskesmasdenganjumlah sampel 79 orang yang diambil dengan teknik Total Sampling. Uji statistikmenggunakan Chi-square test pada taraf signifikan 95%.Hasil penelitian didapatkan bahwa yang pengetahuanbaik (49,4%) dan yang kurang(50,6%). Pendidikan yang tinggi (65,8%) dan yang rendah (34,2%). Masakerjayang lama (68,4%) dan yang baru (31,6%).Penerapan SIK yang baik (59,5%) danyang kurang (40,5%).Dari uji statistik diperoleh adanya hubungan yang bermaknaantara pengetahuan dengan penerapan SIKdimana nilai p-value 0,049 yang berartilebih kecil dari α (0,05),ada hubunganantarapendidikandenganpenerapan SIKdimana p-value 0,027yang berarti lebih kecil dari α(0,05)danadahubunganantaramasakerjadenganpenerapan SIK dimana p-value0,031 yang berartilebihkecildari α (0,05). Dari hasil penelitian ini, penelitimenyarankan kepadapuskesmas agar memberikanpelatihantentang systeminformasikesehatankepadaparapegawaisehingga system informasikesehatan dipuskesmasdapatditerapkandenganbaik.
Kata Kunci :KesiapanSumberDayaManusia, Penerapan SIK, Puskesmas JohanPahlawan.
-
vi
BIODATA PENULIS
Nama : RismalisaJenisKelamin : PerempuanTempatTanggalLahir : Kp. Mesjid, 04 November 1989Agama : IslamStatus : BelumMenikahAlamatRumah : DesaBeureugang
Kecamatan Kaway XVIKabupaten Aceh Barat
Alamat Email :[email protected]
Nama Ayah : Abdullah Hs. (alm)NamaIbu : Zubaidah, S.PdAlamat Orang Tua : DesaBeureugang
Kecamatan Kaway XVIKabupaten Aceh Barat
PendidikanFormal1996- 2002 : SD N Peureumbe2002- 2005 : MTsN1 Peureumbe2005- 2008 : SMA N 2Meulaboh2008 - 2013 : FKM–UTU
Organisasi2009- 2010:Anggota KPUM UTU
-
vii
Sebuah langkah usai sudah, satu cita telah ku gapai, namun itu bukan akhir dariperjalanan melainkan awal dari satu perjuangan...
Ibunda....Dengan Do’a mu menjadikan ku bersemangat dan bias kumelangkah,dengankasih sayangmu yang membuat ku jadi kuat, hingga aku selalu bersabar melaluiberbagai rintangan, kini cita-cita dan harapan telah ku gapai...
Almarhum Ayahnda …
Ayah, walau hanya masa kecil yang bias aku rasakan bersama mu..
Namun disetiap do’a a ku tak pernah luput menyebut nama mu…
Begitu pun do’a yang selalu ayah panjatkan untuk kesuksesanku …
Setitik harapan kuingin menjadi kebanggaan bagimu, ayah …
Untu keluargaku,
Terimakasih atas kasih sayang, motivasi dan dukungannya.Semoga ilmu yang
aku dapat menjadikan aku lebih baik dan dapat membanggakan kalian…
Untuk Bapak T. Abdullah, SKM, MPH, Ibu Yarmaliza, SKM, Bapak Sufyan
Anwar, SKM, MARS dan Ibu Erni Yulisma, SKM, terimakasih atas waktu,
bimbingan, arahan serta kritikan dan sarannya....
Namun kesuksesan ini tak luput dari support dari sahabat-sahabatku, thanks to :
Ayu, linda, shinta, ana, nana, mona, Yusri, dan semua teman-teman FKM-UTU
Let ’08, Begitu pun bagi kalian Dewi, linda Za, Asri, Janah, Yuyun, Rodha dan
bagi best’frend angkatan MTsN yang selalu ada tuk mendukung semua ini,
Terima kasih Semoga persahabatan kita menjadi persaudaraan yang abadi
selamanya…
-
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikanskripsi yang berjudul :“Kesiapan Sumber Daya
Manusia Terhadap Penerapan Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas Johan
Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013”.
Selamapenyusunanskripsiini,
penulistidakluputdarikendala.Kendalatersebutdapatdiatasipenulisberkataadanyaban
-
ix
tuan,
bimbingandandukungandariberbagaipihak.Olehkarenaitupenulisinginmenyampaika
n rasa terimakasihsebesar-besarnyakepada :
Orang tuapenulis, AyahandaAbdullah Hs
(Alm)danIbundaZubaidahatassegala yang telahdiberikan.BapakDrs. Alfian
Ibrahim, MS.SelakuRektorUniversitasTeuku Umar Meulaboh.BapakSufyan
Anwar, SKM, MARS,
selakuDekanFakultasKesehatanMasyarakatUniversitasTeuku Umar
Meulaboh.BapakT. Abdullah, SKM, MPH, selakuPembimbing I yang
telahmeluangkanwaktudalammembimbingpenulisdalammenyusunskripsiini.IbuYar
maliza, SKM, selakupembimbing II yang
telahmembantudanmeluangkanwaktudalammembimbingpenulisdalammenyusunskr
ipsiini.IbuMarniati, SKM, M.Kes, selakuketua program
studiFakultasKesehatanMasyarakatUniversitasTeuku Umar
Meulaboh.PimpinandanseluruhStafPuskesmas Johan Pahlawan yang telah member
izinpenelitiandanmembantupenulisdalammenyelesaikanpenyusunanskripsi.Seluruh
dosendanstafpengajarsertacivitasakademikaFakultasKesehatanMasyarakat
UniversitasTeuku Umar Meulaboh yang telahmemberikandoronganserta saran
kepadapenulisdalammenyelesaikanskripsiini.
Penulismenyadaridalampenulisanskripsiini,
masihbanyakterdapatkekurangandankeganjalan, olehkarenaitu,
penulissangatmengharapkan saran dankritikan yang bersifatmembangun demi
perbaikandanpenyempurnaanskripsiinidimasamendatang.
-
x
Meulaboh, 24Oktober 2013
Penulis
-
xi
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL LUAR ....................................................................... iHALAMAN JUDUL DALAM ................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iiiLEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... ivABSTRAK ................................................................................................... vBIODATA PENULIS .................................................................................. viKATA MUTIARA........................................................................................ viiKATA PENGANTAR.................................................................................. ixDAFTAR ISI................................................................................................. xiDAFTAR TABEL ....................................................................................... xiiiDAFTAR GAMBAR ................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv
BAB IPENDAHULUAN1.1. LatarBelakang........................................................................... 11.2. RumusanMasalah...................................................................... 31.3. TujuanPenelitian ....................................................................... 3
1.3.1 TujuanUmum.............................................................. 31.3.2 TujuanKhusus ............................................................. 3
1.4. ManfaatPenelitian ..................................................................... 31.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................... 31.4.2 Manfaat Aplikatif........................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. SumberDayaManusia ................................................................ 5
2.1.1. Fungsi SDM .................................................................. 72.1.2. Kesiapan SDM ............................................................... 72.1.3. Perencanaan SDM......................................................... 82.1.4. Kebutuhan SDM ........................................................... 9
2.2. SistemInformasi ........................................................................ 132.2.1. SistemInformasiKesehatan.......................................... 132.2.2. Peranan SIK dalamSistemKesehatan .......................... 142.2.3. Upayapengembangan SIK .......................................... 15
2.3. PengertianPuskesmas ................................................................ 182.3.1. KonsepPelaporanKesehatanPuskesmas ...................... 20
2.4 KonsepKomponenInformasiPuskesmas.................................... 212.4.1. Komputerisasi Data .................................................... 212.4.2. KetepatanWaktu.......................................................... 212.4.3. Pelatihan...................................................................... 212.4.4. Kemampuan ................................................................ 222.4.5. PengalamanKerja ........................................................ 23
2.5. KerangkaKonsep ....................................................................... 242.6. Hipotesis.................................................................................... 24
-
xii
BAB III METODELOGI PENELITIAN3.1 JenisdanRancanganPenelitian................................................... 253.2 LokasidanWaktuPenelitian ....................................................... 253.3. PopulasidanSampel.................................................................... 25
3.3.1. Populasi......................................................................... 253.3.2. Sampel .......................................................................... 25
3.4 MetodePengumpulan Data........................................................ 263.4.1. Data Primer ................................................................... 263.4.2. Data Sekunder............................................................... 26
3.5 DefinisiOperasional .................................................................. 273.6. AspekPengukuran ...................................................................... 283.7. Teknik Analisis Data ................................................................. 28
3.7.1. Analisa Univariat .......................................................... 283.7.2. Analisa Bivariat ............................................................ 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ....................................... 304.2. Hasil Penelitian ......................................................................... 32
4.2.1. Analisis Univariat .......................................................... 334.2.2. Analisis Bivariat ............................................................. 35
4.3. Pembahasan .............................................................................. 384.3.1. HubunganPengetahuandengan
Penerapan SIK............................................................... 384.3.2. HubunganPendidikan
DenganPenerapan SIK .................................................. 384.3.3. HubunganMasaKerja
DenganPenerapan SIK .................................................. 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 405.2. Saran ..................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 27
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan UmurPegawai di Puskesmas Johan PahlawanTahun 2013 ....................................... 31
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan PendidikanPegawai di Puskemas Johan PahlawanTahun 2013 ....................................... 31
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi KarakteristikBerdasarkan JenisKelaminPegawai di Puskesmas Johan PahlawanTahun 2013 ...................................... 32
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi KarakteristikBerdasarkan MasaKerjaPegawai di Puskemas Johan PahlawanTahun 2013 ........................................ 32
Tabel 4.5Distribusi Frekuensi Berdasarkan PengetahuanPegawai di Puskemas Johan PahlawanTahun 2013 ........................................ 33
Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Berdasarkan PendidikanPegawai di Puskemas Johan PahlawanTahun 2013 ........................................ 34
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan MasaKerjaPegawai di Puskemas Johan PahlawanTahun 2013 ........................................ 34
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penerapan SIKPegawai di Puskemas Johan PahlawanTahun 2013 ........................................ 34
Tabel 4.9Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan Penerapan SIKPegawai di Puskemas Johan PahlawanTahun 2013......................................... 35
Tabel 4.10Tabulasi Silang Antara Pendidikan Dengan Penerapan SIKPegawai di Puskemas Johan PahlawanTahun 2013......................................... 36
Tabel 4.11Tabulasi Silang Antara MasaKerja Dengan Penerapan SIKPegawai di Puskemas Johan PahlawanTahun 2013 ......................................... 37
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 24
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuisoner
2. Tabelskor
3. Tabel master
4. Frekuensitabledanoutputhasilpengolahandata
5. SuratizinpenelitiandariFakultasKesehatanMasyarakatUniversitasTeuku Umar
6. SuratketerangansudahmelakukanpenelitiandariPuskesmas Johan
PahlawanKecamatan Johan PahlawanKabupten Aceh Barat.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kepmenkes No. 511 Tahun 2002,Menyatakan Strategi Pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) di Era Otonomi Daerah
menegaskan bahwa sasaran pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS) pada akhir tahun 2009 adalah telah tersedia dan dimanfaatkan data
dan informasi kesehatan yang akurat, tepat dan cepat untuk pengambilan
keputusan/kebijakan bidang kesehatan di kabupaten/kota, provinsi dan depkes
dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi. Indikatornya
adalah terintegrasinya data dan informasi dari kabupaten/kota ke dinas kesehatan
provinsi dan depkes (Kepmenkes, 2002).
Sistem Informasi Kesehatan adalah alat yang berupa kesatuan atau
rangkaian kegiatan yang mencakup seluruh jajaran kesehatan diseluruh tingkat
administrasi, yang mampu memberi informasi kepada pengelola untuk proses
pengambilan keputusan dalam perncanaan, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian dan penelitian upaya kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah
suatu tatanan manusia/peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu
proses manajemen puskesmas mencapai sasaran kegiatannya, sumber informasi
utamanya adalah sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas, sedangkan
informasi lain yang ada berperan sebagai pelengkap (Malteser, 2005).Karena inti
setiap pusat pelayanan kesehatan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan
tentang semua kegiatan penyelenggaraan puskesmas dalam bentuk
-
2
sistem Informasi kesehatan. Pencatatan dan pelaporan terhadap penyakit
wabah atau penyakit tertentu lainnya yang dapat menimbulkan wabah dan pasien
penderita menimbulkan wabah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang –
undangan (Malteser, 2005).
Sistem Informasi kesehatan akan mempermudah proses pemeriksaan
pengobatan dan pelaporan seluruh data yang ada mengenai pasien yang akan
sangat terbantu dalam proses penelitian dan pengembangan. Dalam rencana pokok
program pembangunan Jangka panjang Kesehatan (RP3JPK) dinyatakan bahwa
sistem Informasi Kesehatan (SIK) perlu dikembangkan untuk menunjang
sepenuhnya pelaksaan manajemen dan pengembangan upaya kesehatan melalui
program penerapan teknologi dari yang sederhana sampai yang mutakhir (Depkes
RI,2003). Dengan demikian sistem informasi harus dikembangkan dalam rangka
kelancaran proses manajemen intitusi kesehatan diberbagai jenjang administrasi.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.004/MenKes/SK/I/2003 tentang
kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan, disebutkan bahwa dalam
memantapkan sistem manajemen SDM kesehatan perlu dilakukan peningkatan
dan pemantapan perencanaan, pengadaan tenaga kesehatan, pendayagunaan dan
pemberdayaan profesi kesehatan.
Berdasarkan hasil pegamatan yang penulis lakukan di Puskesmas Johan
Pahlawan, ditemukan bahwa dalam pelaksanaan pengelolaan sistem Informasi
kesehatan terdapatbeberapa permasalahan yaitu kurangnya tenaga kerja yang ahli
dalam bidang sistem informasi kesehatan dan kurangnya komputer. Ruangan yang
menggunakan komputer adalah ruang Kartu, ruang poli umum, dan poli anak.
Sedangkan tenaga yang dilatih tentang pengelolaan sistem informasi kesehatan
-
3
tidak lagi bertugas di Puskesmas Johan Pahlawan. Dan yang mengunakan sistem
informasi kesehatan pada pasien JKA, Pasien Jamkesmas dan pasien Askes
dengan pengolahan data secara manual tidak dipisahkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi perumusan masalah
adalah “Adakah Kesiapan Sumber Daya Manusia terhadap Sistem Informasi
Kesehatan di Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis Kesiapan Sumber Daya Manusia terhadap Penerapan
Sistem Informasi Kesehatan di Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan, pendidikan,
masa kerja dengan kesiapan sumber daya manusia terhadap penerapan sistem
informasi kesehatan di Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis.
Sebagai masukan bagi Puskesmas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
tahun 2013. Sehingga masyarakat mengetahui jenis penerapan sistem informasi
kesehatan yang baik bagi kesehatan dirinya.
-
4
1.4.2 Manfaat Teoritis.
1. Sebagai bahan masukan bagi Puskemas Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat. Khususnya dalam masalah kesiapan sumber daya manusia terhadap
penerapan sistem informasi kesehatan yang ada di puskesmas.
2. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Johan Pahlawan. Untuk dapat
memberikan penyuluhan kepada karyawan tentang penerapan sistem
informasi kesehatan yang baik .
3. Sebagai bahan Referensi tambahan dalam perpustakaan kesehatan
masyarakat Universitas Teuku Umar.
-
5
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM kesehatan menurut SKN 2004 adalah tatanan yang menghimpun
berbagai upaya perencanaan, pendidikan, dan pelatihan serta pendayagunaan
tenaga kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Sementara itu,
SDM kesehatan menurut PP No.32/1996 adalah semua orang yang berkerja secara
aktif dibidang kesehatan, baik untuk jenis tertentu yang memerlukan kewenangan
dalam melakukan upaya kesehatan (Adisasmito, 2007).
Tiap perusahaan memiliki suatu sistem untuk mengumpulkan dan
memelihara data yang menjelaskan sumber daya manusia, mengubah data tersebut
menjadi informasi, dan melaporkan informasi itu kepada pemakai. Sistem ini
dinamakan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia( human resource informaton
system), atau HRIS. Semakin populer tetapi tidak menggunakan istilah HRIS
karena masih digunakan secara luas. walau mudah menganggap HRIS sebagai
sistem berbasis komputer, pandangan ini dapat menyesatkan, karena dua alasan.
Pertama, sejumlah besar HRIS tidak berbasis komputer, dan kedua istilah ini juga
diterapkan pada orang-orang yang berkerja dengan komputer. Organisasi SDM
umumnya mencakup suatu seksi HRIS ( human resource informaton system) yang
bertanggung jawab mengelola sistem konseptual dari data dan informasi sumber
daya manusia (McLeod,2004)
-
6
Manajemen mengelola lima jenis utama sumber daya :
1. Manusia
2. Material
3. Mesin (termasuk fasilitas dan energi)
4. Uang
5. Informasi (termasuk data)
Kekayaan yang paling berharga dalam suatu organisasi ialah Sumber Daya
Manusia (SDM). SDM merupakan investasi sangat berharga bagi sebuah
organisasi yang perlu dijaga. Setiap organisasi harus mempersiapkan program
yang berisi kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme
SDM supaya organisasi bisa bertahan dan berkembang sesuai dengan lingkungan
organisasi. Untuk mencapai produktifitas yang maksimum, organisasi harus
menjamin dipilihnya tenaga kerja yang tepat dengan pekerjaan serta kondisi yang
memungkinkan mereka bekerja optimal ( Hadari, 2001)
Menurut Umar (2004) ciri-ciri SDM yang produktif adalah tampak
tindakanya konstruktif, percaya diri, mempunyai rasa tanggung jawab, memiliki
rasa cinta terhadap pekerjaanya, mempunyai pandangan jauh kedepan, dan
mampu menyelesaikan persoalan.
Siagian (2007) mengemukakan bahwa, ada tujuh manfaat dari adanya
pengembangan SDM, yaitu :
1. Peningkatan produktifitas kerja.
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
3. Tersedianya proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
4. Meningkatnya semangat kerja seluruh anggota dalam organisasi
-
7
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen
6. Memperlancarkan jalanya komunikasi yang efektif
7. Penyelesaian konflik secar fungsional
8. Ada sebuah model manajemen SDM yang di kenal yaitu model 7P yang
merupakan ke pendekatan dari Perencanaan–Penerimaan–Pengembangan–
Pembudayaan–Pendayagunaan–Pemeliharaan–Pensiunyang keseluruhanya
menggambarkan siklus kegiatan manajemen SDM mulai dari perencanaan
SDM sampai karyawan memasuki mas pensiun (Ilyas,2001).
2.1.1 Fungsi Sumber Daya Manusia
Struktur organisasi sebagaian besar perusahaan memasukan satu unit yang
bertanggung jawab atas banyak kegiatan yang berhubungan dengan sumber daya
manusia. Istilah personalia awalnya diberikan pada unit ini. Tetapi sekarang
dinamakan Sumber Daya Manusia (SDM), yang mengakui bahwa personil
sebagai sumber yang berharga. SDM dapat merupakan suatu departemen atau
divisi di dalam suatu area fungsional, atau SDM dapat memiliki status fungsional
yang sama seperti pemasaran, manufaktur, keuangan. kita menggunakan istilah
Direktur SDM untuk menjelaskan orang yang bertanggung jawab atas
SDM(McLeod, 2004).
2.1.2 Kesiapan Sumber Daya Manusia
Pada tingkat puskesmas, pengembangan sistem jaringan akan disesuaikan
dengan ketersediaan infrastruktur teknologi, beban kerja puskesmas serta kesiapan
SDM dan organisasional. Sistem komunikasi yang bersifat store and forward
(simpan kemudian kirim) akan menjadi pilihan utama bagi Puskesmas yang tidak
memiliki akses terhadap jaringan Wide Area Network. Oleh karena itu, aplikasi
-
8
sistem informasi puskesmas akan dikembangkan akan berjalan melalui protokol
Internet.
Sebaik apapun sistem yang di bangun dan perangkat yang disiapkan, tidak
akan berarti tanpa SDM yang memadai. Impementasi sistem informasi kesehatan
tidak sekedar merubah alat kerja tapi dari itu Sistem informasi kesehatan
memerlukan perubahan budaya.
2.1.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan SDM kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM
berdasarkan tempat, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan.
Secara garis besar perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dapat
dikelompokan ke dalam tiga kelompok besar sebagai berikut :
1. Perencanaan kebutuhan SDM pada tingkat intitusi
ditujukan pada perhitungan kebutuhan SDM kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit,
poliklinik, dan lain-lain.
2. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan pada tingkat wilayah
untuk menghitung kebutuhann SDM kesehatan berdasarkan kebutuhan di
tingkat wilayah (propinsi/kabupaten/kota) yang merupakan gabungan antara
kebutuhan institusi dan organisasi.
3. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan untuk bencana
Untuk mempersiapkan SDM kesehatan saat prabencana, terjadi bencana, dan
post bencana, termasuk pengelolaan kesehatan pengungsi.
-
9
2.1.4 Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Kebutuhan (demand) atau permintaan akan sumber daya manusia oleh
suatu organisasi adalah merupakan ramalan kebutuhan akan sumber daya manusia
ini bukan sekedar kuantitas atau jumlah saja tetapi juga menyangkut soal kualitas.
Dalam meramalkan kebutuhan sumber daya manusia yang akan datang perlu
memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan organisasi
itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dan harus diperhitungkan dalam
membuat ramalan kebutuhan sumber daya manusia pada waktu yang akan datang
antara lain:
1. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah kondisi lingkungan bisnis yang berada diluar kendali
perusahaan yang berpengaruh pada rencana strategis dan rencana operasional,
sehingga langsung atau tidak langsung berpengaruh pada perencanaan SDM.
Sebab atau alasan terdiri dari:
a. Ekonomi Nasional dan Internasional (Global)
Faktor ini pada dasarnya berupa kondisi dan kecendrungan pertumbuhan
ekonomi dan moneter nasional dan/atau Internasional yang berpengaruh pada
kegiatan bisnis setiap dan semua organisasi atau perusahaan.
b. Sosial, politik dan budaya.
Faktor ini tercermin dalam kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara di wilayah Negara tempat operasional sebuah organisasi atau
perusahaan menjalankan operasional bisnisnya.
-
10
c. Perkembangan ilmu dan teknologi
Perkembangan dan kemajuan Ilmu dan Teknologi berpengaruh pada
kecepatan dan kualitas proses produksi dalam bentuk teknologi untuk mendesain
produk, meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas dan kualitas produk, termasuk
juga teknologi pemberian pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
konsumen. Organisasi yang tidak mampu mengadaptasi kemajuan dan
perkembangan teknologi baru yang canggih dalam melaksanakan pekerjaan, akan
ditinggalkan atau tersisih dalam berkompetisi.
d. Pasar Tenaga Kerja dan Perusahaan pesaing
Pasar tenaga kerja adalah areal geografi yang memiliki persediaan tenaga
kerja yang dibutuhkan (demand) sebuah perusahaan. Dan perusahaan pesaing
adalah hal yang harus dipertimbangkan dalam memprediksi kebutuhan SDM.
2. Faktor internal
Faktor internal adalah kondisi persiapan dan kesiapan SDM sebuah
organisasi/perusahaan dalam melakukan operasional bisnis pada masa sekarang
dan untuk mengantisipasi perkembangannya dimasa depan. Dengan kata lain
faktor internal adalah alasan permintaan SDM, yang bersumber dari kekurangan
SDM didalam organisasi/perusahaan yang melaksanakan bisnisnya, yang
menyebabkan diperlukan penambahan jumlah SDM. Alasan ini terdiri dari:
a.Faktor Rencana Strategik dan Rencana Operasional
Faktor ini merupakan penyebab utama yang terpenting dalam memprediksi
kebutuhan SDM.
-
11
b. Faktor Prediksi Produk dan Penjualan
Sebuah organisasi atau perusahaan harus melakukan prediksi produk yang
akan dihasilkannya dan memprediksi pula produk yang bisa dipasarkan. Prediksi
ini pada dasarnya merupakan prediksi laba yang dapat diraih, dengan
mempergunakan jumlah dan kualitas SDM yang sudah dimiliki oleh
organisasi/perusahaan. Kemungkinan meningkat dan menurunnya produk dan
pemasaran atau laba perusahaan, sangat besar pengaruhnya pada prediksi
kebutuhan SDM.
c. Faktor Pembiayaan SDM
Dalam memprediksi kebutuhan SDM sekurang-kurangnya harus sesuai
dengan kemampuan organisasi/perusahaan membayar upah/gaji tetap sebagai
bagian pembiayaan SDM dari presentase laba yang dapat diraih
organisasi/perusahaan secara berkelanjutan.
d. Faktor Pembukaan Bisnis baru
Pengembangan produk baru akan berdampak diperlukannya penambahan
SDM, karena terjadi penambahan pekerjaan dan bahkan mungkin bertambahnya
jabatan baru. Untuk itu perlu dilakukan prediksi kebutuhan SDM dalam
perencanaan SDM, baik jumlah maupun kualitasnya, yang disebabkan oleh
pengembangan bisnis baru dilingkungan sebuah organisasi/perusahaan.
e. Faktor Desain Organisasi dan Desain Pekerjaan
Semakin banyak unit kerja dalam struktur organisasi, maka semakin
banyak dan semakin bervariasi kualifikasi permintaan dalam perencanaan SDM
sebuah organisasi/perusahaan.
-
12
f. Faktor Keterbukaan dan keikutsertaan para manajer
Pada dasarnya faktor ini berkenaan dengan keterbukaan dan kebijaksanaan
Manajer Puncak. Kebijaksanaan tanpa diskriminasi dengan nilai-nilai demokratis
memungkinkan perencanaan SDM memprediksi jumlah dan kualifikasi
permintaan SDM secara akurat dan obyektif.
3.Persediaan karyawan
Faktor ini adalah kondisi tenaga kerja (SDM) yang dimiliki perusahaan
sekarang dan prediksinya dimasa depan yang berpengaruh pada permintaan tenaga
kerja baru. Kondisi tersebut dapat diketahui dari hasil audit SDM dan Sistem
Informasi SDM (SISDM) sebagai bagian dari Sistem Informasi manajemen (SIM)
sebuah organisasi/perusahaan. Beberapa dari faktor ini adalah:
a. Karyawan yang akan pensiun
Jumlah, waktu dan kualifikasi SDM yang akan pension, yang harus
dimasukkan dalam prediksi kebutuhan SDM sebagai pekerjaan atau jabatan
kosong yang harus dicari penggantinya.
b. Pengunduran diri karyawan
Prediksi jumlah dan kualifikasi SDM yang akan berhenti atau keluar dan
pemutusan hubungan kerja (PHK) sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama
(KKB) atau kontrak kerja, yang harus diprediksi oleh penggantinya untuk mengisi
kekosongan pada waktu yang tepat, baik dari sumber internal maupun eksternal.
c. Kematian, dan sebagainya.
Prediksi yang meninggal dunia. Prediksi ini perlu dilakukan di lingkungan
organisasi atau perusahaan yang telah memiliki SDM dalam jumlah besar yang
seharusnya memiliki Sistem Informasi SDM yang akurat. Prediksi yang
-
13
meninggal dunia dilakukan karena kemungkinan terjadi diluar kekuasaan manusia
atau tidak tergantung usia, sehingga mungkin saja dialami oleh pekerja yang
usianya relatif masih muda.
2.2 Sistem Informasi
2.2.1 Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam suatu
organisasi digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan, sehubungan dengan
hal itu, informasi haruslah berkualitas, menurut Burch dan Grudnitski (1989),
dalam Kadir (2005) kualitas informasi ditentukan oleh tiga faktor, yaitu relevansi,
tepat waktu dan akurasi.
Secara umum pengertian Sistem Informasi Kesehatan adalah gabungan
perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi(mulai
dari pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk
mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan kinerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan selalu diperlukan
dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan
prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan program, pelaksanaan dan
pemantauan hingga proses evaluasi.
Sistem informasi kesehatan (SIK) adalah integrasi antara perangkat,
prosedur dan kebijakan yang di gunakan untuk mengelola siklus informasi secara
sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
-
14
SIK adalah gabungan perangkat dan prosedur yang di gunakan untuk
mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian
umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.
SIK adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di
semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung
manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
2.2.2 Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan
Menurut WHO (2011) Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu
dari komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara. Keenam komponen
(building block) sistem kesehatan tersebut adalah :
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin dan
teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governamce (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan sistem kesehatan nasional, SIK merupakan
bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan
regulasi kesehatan. Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa sistem informasi
kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang
di berikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif
-
15
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua
jenjang. Bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya
data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat di
sajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana
dengan baik.
2.2.3 Upaya Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
Upaya pengembangan SIK harus dimulai dengan kegiatan penilaian secara
menyeluruh kondisi sistem kesehatan yang ada serta kebutuhan terhadap
pengembangan ke depan. Assessment tersebut akan menilai determinan teknis SIK
yang meliputi:
1. Input data: yang mencakup keakuratan dan kelengkapan pencataan dan
pengumpulan data. Di tingkat puskesmas, akurasi dan kelengkapan format
berbagai laporan seperti laporan wabah, laporan obat maupun sistem
informasi tenaga kesehatan perlu dikaji secara mendalam.
2. Analisis, pengiriman dan pelaporan data: meliputi efisiensi, kelengkapan
dan mutunya di semua tingkatan.
3. Penggunaan informasi: meliputi pengambilan keputusan dan tindakan
yang diambil berkaitan dengan kebijakan di tingkat unit pelayanan
perorangan atau masyarakat, program maupun pengambil kebijakan
tingkat tinggi
4. Sumber daya sistem informasi: meliputi ketersediaan, kecukupan dan
penggunaan sumber daya esensial, anggaran, staf yang terdidik dan
terampil, fasilitas untuk penyimpanan data, peralatan untuk komunikasi
-
16
data, penyimpanan, anlaisis dan penyiapan dokumen (fax, komputer,
printer, fotokopi dll)
5. Sistem informasi manajemen dan networking: mencakup koordinasi dan
mekanisme organisasi untuk menjamin penetapan, standarisasi,
pembuatan, pemeliharaan, pembagian (sharing) dan pelaporan data dan
informasi dilaksanakan secara tepat.
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun
komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap Sistem
Informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan
teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis
Komputer (Computer Based Information System).
Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat
menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan
standar yang ditentukan oleh pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan
bersifat interoperable dengan jaringan lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan
mendorong pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam
kluster unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai
komponen sistem di masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan
kemampuan dalam teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel
-
17
universal di dalam Wide Area Network yang efektif, homogen dan efisien
sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan,
mengembangkan dan memelihara pusat penyimpanan data dan informasi
yang menyimpan direktori materi teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara
elektronis data/informasi bagi seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website
dan accesspoint lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat
dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab dan dalam rangka
memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat
dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan
pengembangan manajemen SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen,
penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian
dan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit
organisasi pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang
berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan
dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan
organisasi, untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan
kompetitif.
-
18
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
2.3Pengertian Puskesmas
Puskesmas merupakan suatu unit pelaksanaan fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada masyarakat yang bertempat dalam suatu wilayah tertentu
dalam bentuk kegiatan pokok. Pelayanan yang diberikan meliputi pelayanan
promotif (promosi peningkatan kesehatan), preventif (upaya pencegahan), kuratif
(pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan). (Trihono,2005).
Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi
sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pembinaan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada masyarakat yang bertempat dalam suatu wilayah tertentu
dalam bentuk kegiatan pokok (Azwar,2006).
Menurut Trihono (2005) untuk menilai keberhasilan pelayanan kesehatan
puskesmas ditentukan oleh keberhasilan indikator pelayanan puskesmas, yaitu :
1. Fungsi “ Pusat pembangunan berwawasan kesehatan”. Indikatornya adalah
Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).
2. Fungsi :”pusat pemberdayaan masyarakat” indikatornya terdiri dari dua
bagian, yaitu:
a. Usaha kesehatan berbasis masyarakat, dilihat jumlahnya cukup atau
tidak dan tingkat perkembangannya baik atau tidak.
b. IPKS ( Indeks potensi keluarga sehat), sebuah paket sederhana yang
mempunyai lingkungan sehat dan perilaku sehat.
-
19
3. Fungsi pelayanan kesehatan, yang terdiri dari pelayanan kesehatan
perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat, indikatornya adalah
indeks potensi masyarakat sehat. Ini merupakan gabungan dari cakupan
dan kualitas pelayanan kesehatan dari semua upaya kesehatan yang
dilakukan puskesmas, baik berupa kesehatan wajib dan kesehatan pokok.
Bila ke tiga fungsi ini dijalankan dengan baik, maka akan terjadi perbaikan
lingkungan yang lebih sehat, pergeseran perilaku menjadi perilaku sehat,
cakupan kualitas pelayanan kesehatanmenjadi lebih baik (Trihono,2005).
Dan untuk menerapkan ke tiga fungsi puskesmas tersebut diperlukan
dukungan sistem kesehatan, yaitu :
1. Perbaikan manajemen puskesmas
2. Adanya konseling kesehatan kecamatan atau badan peduli kesehatan
masyarakat, yaitu sebuah wadah masyarakat yang peduli kesehatan di
tingkat kecamatan yang menjadi mitra puskesmas dalam pembangunan
kesehatan masyarakat.
3. Sistem Informasi di puskesmas, yaitu :
a. SIMPUS (sistem Informasi Manajemen Puskesmas), yaitu sebuah
sistem penetapan dan pelaporan seluruh kegiatan puskesmas. Baik
upaya kesehatan wajib dan pokok.
b. SIMAK (Sistem Informasi Manajemen Kesehatan), sebuah sistem
informasi mendukung penerapan manajemen ARRIME (Analisis,
rumusan, rencana, implenmentasi, monitoring dan evaluasi) puskesmas.
c. Pengembangan SIMPUS bertujuan untuk meningkatkan,
mengembangkan dan memantapkan sistem informasi puskesmas
-
20
sehingga mampu memberikan data dan informasi yang akurat, tepat
waktu dan sesuai dengan kebutuhan untuk proses pengambilan
keputusan di berbagai tingkat administrasi.
2.3.1 Konsep Pelaporan Kesehatan Puskesmas
Menurut Effendy (2004) puskesmas memiliki kegiatan pokok yang harus
dilaksanakan dalam memberikan pelayanan kesehatan, sesuai dengan kemampuan
yang ada di puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan biaya atau anggaran
yang tersedia, dimana salah satu kegiatan pokok tersebut adalah kegiatan
pelaporan.
Upaya pelaporan di puskesmas dikenal dengan sistem pencatatan dan
pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), yaitu tata cara pencatatan dan pelaporan
yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan fisik, tenaga sarana
dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh puskesmas
(Effendy,2004).
Menurut Effendy (2004) tujuan umum dilaksananya pelaporan adalah
untuk ketersedian data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mukhtahir
secara periodik dan teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat
melalui puskesmas diberbagai tingkat administrasi. Sedangkan tujuan khusus
dilaksanakannya sistem pelaporan puskesmas adalah :
1. Ketersediaan data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan
pokok puskesmas yang akurat, tepat waktu dan secara teratur.
2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur diberbagai jenjang
administrasi, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
-
21
3. Digunakanya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diberbagai
tingkat administrasi.
2.4Konsep Komponen Informasi Puskesmas
2.4.1 Komputerisasi Data
Dari konteks teknologi informasi dan komunikasi, dapat dikatakan bahwa
berbagai aplikasi sangat potensial sekali diterapkan di pelayanan medik. Akan
tetapi kita harus memperhatikan bahwa hingga saat ini secara cultural pelayanan
medik termasuk yang sudah menerapkan infrastruktur elektronik secara canggih
sebagian transaksi informasi klinis masih berjalan secara face to face. Sehingga
tidak salah bila ada yang mengatakan bahwa keberhasilan sistem informasi di
Rumah Sakit 90 % merupakan masalah social cultural dan hanya 10 % saja yang
merupakan masalah informatika (Admin,2009).
2.4.2 Ketepatan Waktu
Salah satu hambatan dalam penyediaan data adalah ketidak akurat data dan
ketepatan waktu pengiriman laporan. Agar data yang dikumpulkan dapat diolah
sesuai dengan jadwal yang ditentukan, maka pengiriman formulir standar yang
telah diisi dari Rumah Sakit dilakukan paling lambat 15 hari sesudah jangka
waktu data yang dilaporkan (Depkes RI,2003)
2.4.3 Pelatihan
Selain pelatihan dasar, seorang pengelola sistem informasi Manajemen
Rumah Sakit juga harus diberikan pelatihan tentang bagaimana mengelola data
khususnya pengelolaan data, analisa data dan penyajian data, apabila
-
22
menggunakan computer maka pelatihan tentang cara menggunakan software juga
harus diberikan (Depkes RI,2003).
Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, perlu dilakukan
peningkatan ketrampilan pelayanan dalam hal ini tenaga kesehatan, baik dalam
bentuk pelatihan dan pengembangan keterampilan sesuai dengan bidang profesi
masing-masing.
Pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses balajar
untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan diluar sistem pendidikan yang
berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih
mengutamakan praktek dari pada teori (Notoatmodjo,2007).
Siagian (2002) juga mengemukakan pelatihan meerupakan suatu kegiatan
yang bertujuan meningkatkan keahlian ataupun ketrampilan dalam melaksanakan
tugas sekarang atau mempersiapkan seseorang untuk suatu penugasan baru
dimasa yang akan datang.
2.4.4 Kemampuan
Menurut Hasibuan (2007) tenaga kesehatan mempunyai suatu kecakapan,
kemampuan dan ketrampilan, namun hal tersebut belum menjamin produktifitas
kerja yang baik, walaupunmoral kerja dan kedisiplinannya rendah, tenaga
kesehatan baru bermanfaat dan mendukung terwujudnya tujuan suatu perusahaan
jika mereka memiliki keinginan untuk berprestasi. Sedangkan bagi tenaga
kesehatan yang kurang terampil dan tidak terampil mengakibatkan perkerjaan
tidak terselesaikan pada waktunya sehingga tujuan tidak tercapai.Petugas
kesehatan harus memiliki sikap dan perilaku yang positif, sikap dalam perilaku
kesehatan dan petugas-petugas lainya merupakan pendorong atau penguat
-
23
perilaku sehat masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut petugas kesehatan dan
para petugas lain harus memperoleh pendidikan dan pelatihan khusus tentang
pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat
merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Semakin meningkatnya
pelayanan maka semakin merasakan citra yang baik dari puskesmas dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
2.4.5 Pengalaman Kerja
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepata, pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai
upaya memperoleh pengetahuan, hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dengan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya di masa lalu (Notoatmodjo,2007).
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecendrungan pengalaman yang kurang
baik akan berusaha untuk dilupakan seseorang, namun jika pengalaman terhadap
objek tersebut menyenangkan, maka dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat
membentuk sikap positif dalam hidupnya (Mubarak dan Chayatin,2009)
Semua pengalaman pribadi tersebut dapat merupakan sumber
kebenaranya, pengetahuan, namun perlu diperhatikan disini bahwa tidak semua
pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan
benar, untuk dapat menarik kesimpulan dengan benar diperlukan berpikir kritis
dan logis (Notoatmodjo,2007).
-
24
2.5 Faktor-faktor Kesiapan Sumber Daya Manusia Terhadap Penerapan
Sistem Informasi Kesehatan
2.5.1 Pengetahuan
Pengertian lain dari pengetahuan yaitu hasil tau, dan ini terjadi setelah
orang dilakukan pengindraan suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melaui
panca indra manusia yakni, indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi
yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga
dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat
melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek
empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman
pribadi manusia yang terjadi berulang kali. Misalnya, seseorang yang sering
dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan
pengetahuan tentang manajemen organisasi. Pengetahuan tentang keadaan sehat
dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya
seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi
masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan
meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang
bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapanya. Pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pendidikan, media, dan
keterpaparan informasi (Notoatmodjo, 2003).
-
25
2.5.2 Pendidikan
Dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan di masa kerja
depan, perawat harus mempunyai komitmen yang tinggi yang profesi dengan
jalan terus-menerus menambah ilmu melalui pendidikan formal maupun
informal, sampai pada keahlian tertentu. Pengembangan pelayanan keperawatan
yang paling efektif harus didasarkan pada hasil temuan-temuan ilmiah yang dapat
diuji keasliannya. Keadaan tersebut menuntut perawat untuk dapat melakukan
penelitian-penelitian keperawatan. (Nursalam,2001).
Menurut Likert dalam Siagian (2005), bahwa tingkat pendidikan yang
lebih tinggi pada umumnya menyebabkan orang lain mampu dan berusaha
menerima posisi yang bertanggung jawab, latar belakang pendidikan akan
mempengaruhi kerjanya.
2.5.3 Masa Kerja
Seseorang akan mencapai kepuasan tertentu bila sudah mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Semakin lama karyawan berkerja mereka
cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan mereka. Para karyawan yang
relative baru cenderung kurang terpuaskan karena berbagai pengharapan yang
lebih tinggi. Penelitian Suhaeni tahun 2005 menyatakan semakin lama masa kerja
bidan maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki dalam memberikan
pelayanan disbanding dengan bidan yang baru.
-
26
2.6 Kerangka Teoritis
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teoritis
2.7 Kerangka Konsep
Variabel Indenpeden (bebas) Variabel Dependen (Terikat)
2.2 Kerangka Konsep
2.7 Hipotesis
Ha: Ada hubungan antara penegetahuan dengan penerapan sistem informasi
kesehatan
Ha: Ada hubungan antara pendidikan dengan penerapan sistem informasi
kesehatan
Ha: Ada hubungan antara masa kerja dengan penerapan sistem informasi
kesehatan
Pengetahuan
Pendidikan Penerapan SistemInformasi Kesehatan
Masa kerja
Notoatmodjo, 2003- PengetahuanEmi suhaemi (2005)- Masa KerjaNursalam (2001)- Tingkat Pendidikan
Penerapan SIK
-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah bersifat Survey Analitik dengan desain Cross
Sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kesiapan sumber daya
manusia dengan penerapan sistem informasi kesehatan di Puskesmas Johan
Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat (Notoatmodjo,
2005).
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan
Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Baratpada tanggal 23 sampai 1 Oktober 2013.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kesehatan yang
berkerja di puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Aceh Barat sebanyak 79 orang.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini diambil secara total
sampling yaitu dari populasi sebanyak 79 orang. Pengambilan sampel di ambil
pada puskesms johan pahlawan kecamatan johan pahlawan kabupaten aceh barat.
-
28
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data primer
Diperoleh dengan melaksanakan metode wawancara dengan mengunakan
kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan.
3.4.2 Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
-
29
3.5. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Keterangan Variabel Independen1 Pengetahuan Definisi Pengetahuanperawatmengenaikesiapan
sumber dayamanusia dalam penerapansistem informasi kesehatan.
Cara ukur Wawancara/ observasiAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Baik
2. Tidak baikSkala ukur Ordinal
2 Pendidikan Definisi Proses perkembangan ilmu melaluiproses formal sampai keahlian tertentu
Cara ukur Wawancara/ observasiAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Tinggi
2. RendahSkala ukur Ordinal
3 Masa bekerja Definisi Lamanya responden bekerjaCara ukur Wawancara/ observasiAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Baru
2. LamaSkala ukur Ordinal
Variabel Dependen4 Penerapan
sistem informasikesehatan
Definisi Perangkat, prosedur atau kebijakanyang digunakan untuk mengelolasiklus informasi
Cara ukur Wawancara/ observasiAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Baik
2. Tidak baikSkala ukur Ordinal
-
30
3.5 Aspek Pengukuran Variabel
Aspek pengukuran yang digunakan dalam pengukuran variabel dalam
penelitian ini adalah skala Likert yaitu memberikan skor dari nilai tertinggi ke
nilai terendah berdasarkan jawaban responden.
1. Pengetahuan
Baik : Jika responden mendapat skor nilai >50% dari total skor.
Tidak Baik : Jika responden mendapat skor nilai ≤50% dari total skor.
2. Pendidikan
Tinggi : Apabila DIII, S1
Rendah : SMA, SPK
3. Masa kerja
Lama : ≥ 5 Tahun
Baru : 1-5 Tahun
3.7 Tenik Analisa Data
3.7.1. Analisis Univariat
Data dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui distribusi dari variabel-
variabel yang diteliti.
3.7.2 Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hipotesis dengan menentukan
hubungan antara variabel independen (variabel bebas) dengan variabel Dependen
(variabel terikat) dengan menggunakan uji statistic chi-square (X2) (Budiarto,
2001).
-
31
X2=Ʃ ( )Keterangan: X2 = Chi-square
O = Nilai pengamatan
E = Nilai yang diharapkan
Kemudian untuk mengamati derajat hubungan antara variabel tersebut
akan dihitung nilai ood ratio (OR).
Aturan yang berlaku pada Chi–Square adalah :
a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai expected (harapan) kurang dari 5, maka yang
digunakan adalah“Fisher’s Exact Test”
b. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai
sebaiknya“Continuity Correction (a)”
c. Bila tabel lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3, dsb, maka digunakan
uji“Pearson Chi-Square”
d. Uji“Likelihood Ration” dan “Linear-by-Linear Asscaiton”, biasanya
digunakan untuk keperluan lebih spesifik, misalnya analisa stratifikasi pada
bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier dua variabel
katagori, sehingga ke dua jenis ini jarang digunakan.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer untuk
membuktikan hipotesa yaitu dengan ketentuan p value < 0,05 (Ho ditolak)
sehingga disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna (Budiarto, 2001).
-
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Kecamatan Johan Pahlawan merupakan salah satu kecamatan yang berada
dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat, yang memiliki 2 (dua) unit Puskesmas
Induk yang wilayah kerjanya mencakup 21 Desa.
Puskesmas Johan Pahlawan merupakan Puskesmas yang terletak di Kota.
Adapun batasan wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Meureubo
- Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Suak Ribee
- Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI
Secara administrasi pemerintahan luas wilayah kerja Puskesmas Johan
Pahlawan 193,6 Km². Puskesmas Johan Pahlawan berdiri tahun 1992 dengan luas
bangunan 520 m² dan luas tanah 1500 m². Dengan status Puskesmas Rawat Jalan.
Lokasi Puskesmas Johan Pahlawan berada di Jalan Tgk. Dirundeng No. 36
Gampong Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, dengan akses ke Jalan
Nasional ± 200 meter. Jarak tempuh masyarakat ke Puskesmas terdekat 0,5 Km,
terjauh 6 Km. Untuk perhitungan dari Puskesmas ke Ibukota Kabupaten dapat
ditempuh dengan jalan hambatan, sedangkan hubungan antara Puskesmas dengan
desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Johan Pahlawan cukup lancar.
-
33
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Johan Pahlawan.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Umur Pegawai diPuskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan umur pada
kategori dewasa awal sebanyak 22 orang (27,8%), kategori dewasa tengah
sebanyak 36 orang (45,6%) dan kategori dewasa akhir sebanyak 21 orang
(26,6%).
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan pendidikanPegawai di Puskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan
adalah yang berpendidikan Tinggi sebanyak 56 orang (70,9%), yang
berpendidikan Rendah sebanyak 23 orang (29,1%).
No Umur Frekuensi Persentase (%)1. Dewasa awal (21-40 thn) 22 27,8%2. Dewasa tengah (40-60 thn) 36 45,6%3. Dewasa akhir (≥ 61 thn) 21 26,6%
Jumlah 79 100 %
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)1. Tinggi (DIII, SI) 56 70,9%2. Rendah (SMA, SPK) 23 29,1%
Jumlah 79 100 %
-
34
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Jenis KelaminPegawai di Puskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan
adalah yang berpendidikan Tinggi sebanyak 56 orang (70,9%), yang
berpendidikan Rendah sebanyak 23 orang (29,1%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Masa KerjaPegawaidi Puskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Masa Kerja
adalah lama sebanyak 62 orang (78,5%) dan baru sebanyak 17 orang (21,5%).
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, dari tanggal 23 September sampai dengan 1
Oktober2013. Dari data yang dikumpulkan terdapat 79 sampel dari populasi yang
ada. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan diolah komputerisasi dengan
metode uji Chi-square Test
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)1. Perempuan 56 70,9%2. Laki-laki 23 29,1%
Jumlah 79 100 %
No Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)1. Lama (≥ 5 Tahun) 62 78,5%2. Baru (1-5 Tahun) 17 21,5%
Jumlah 79 100 %
-
35
4.2.1 Analisis Univariat
4.2.1.1 Pengetahuan
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Pegawai diPuskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
Sumber: Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan
Pengetahuan, terbanyak berada pada kategori Pengetahuan Kurang dengan jumlah
40 orang (50,6%).
4.2.1.2 Pendidikan
Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Berdasarkan PendidikanPegawaidi PuskesmasJohan Pahlawan Tahun 2013
Sumber : Data Primer Diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Pendidikan,
terbanyak berada pada kategori pendidikan tinggi dengan jumlah 52 orang
(65,8%).
No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)1. Baik 39 49,4 %2. Kurang 40 50,6 %
Jumlah 79 100 %
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)1. Tinggi 52 65,8 %2. Rendah 27 34,2 %
Jumlah 79 100 %
-
36
4.2.1.3 Masa Kerja
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Pegawai diPuskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
Sumber : Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Masa kerja,
terbanyak berada pada kategori Lama dengan jumlah 54 orang (68,4%).
4.2.1.4Penerapan SIK
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penerapan SIK Pegawai diPuskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
Sumber : Data Primer diolah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden yang
menjadi subjek penelitian didapatkan distribusi frekuensi berdasarkan Penerapan
SIK, terbanyak berada pada kategori baik dengan jumlah 47 orang (59,5%).
4.2.2 Analisis Bivariat
4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan dengan Penerapan SIK
Tabulasi silang hubungan antara pengetahuan dengan penerapan SIK di
Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat,
dapat dilihat dari tabel 4.9 di bawah ini:
No Masa Kerja Frekuensi Persentase (%)1. Lama 54 68,4 %2. Baru 25 31,6 %
Jumlah 79 100 %
No Penerapan SIK Frekuensi Persentase (%)1. Baik 47 59,5 %2. Kurang 32 40,5 %
Jumlah 79 100 %
-
37
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan Penerapan SIK diPuskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
No Pengetahuan
Penerapan SIK JumlahUji Statistik
Baik KurangP OR
F % F % F %1. Baik 28 71,8 11 28,2 39 100
0,049 22. Kurang 19 47,5 21 52,5 40 100Jumlah 47 32 79
Dari data Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden,
diketahui responden pada kategori pengetahuan baik dari 39 orang terdapat 28
orang (71,8%) yang penerapan SIK nya baik sedangkanpada kategori pengetahuan
kurang dari 40 orang terdapat 21 orang (52,2%) yang penerapan SIK nya kurang
baik.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% pada df 1, diperoleh nilai p-value 0,049 yang berarti
lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan penerapan SIK.
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu pegawai yang pengetahuannya
baik mempunyai peluang 2 kali untuk meningkatkanpenerapan SIK dibandingkan
dengan pegawai yang pengetahuannya Kurang baik.
4.2.2.2 Hubungan Pendidikan dengan Penerapan SIK.
Tabulasi silang hubungan antara pendidikan dengan penerapan SIK di
Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat,
dapat dilihat dari tabel 4.10 di bawah ini:
-
38
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Pendidikan Dengan Penerapan SIK diPuskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
No Pendidikan
Penerapan SIK JumlahUji Statistik
Baik KurangP OR
F % F % F %1. Tinggi 36 69,2 16 30,8 52 100
0,027 32. Rendah 11 40,7 16 59,3 27 100Jumlah 47 32 79
Dari data Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden,
diketahui responden pada kategori pendidikan tinggi dari 52 orang terdapat 36
orang (69,2%) yang penerapan SIK nya baiksedangkan pada kategori pendidikan
rendah dari 27 orangterdapat 16 orang (59,3%) yang penerapan SIK nya kurang.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% pada df 1, diperoleh nilai p-value 0,027 yang berarti
lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antarapendidikan dengan penerapan SIK.
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu pegawai yang pendidikannya
tinggi mempunyai peluang 3 kali untuk meningkatkanpenerapan SIK
dibandingkan dengan pegawai yang pendidikannya rendah.
4.2.2.3 Hubungan Masa Kerja dengan Penerapan SIK.
Tabulasi silang hubungan antara masa kerja dengan penerapan SIK di
Puskesmas Johan Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat,
dapat dilihat dari tabel 4.11 di bawah ini:
-
39
Tabel 4.11 Tabulasi Silang Antara Masa Kerja Dengan Penerapan SIK diPuskesmas Johan Pahlawan Tahun 2013
No Masa Kerja
Penerapan SIK JumlahUji Statistik
Baik KurangP OR
F % F % F %1. Lama 37 68,5 17 31,5 54 100
0,031 32. Baru 10 40,0 15 60,0 25 100Jumlah 47 32 79
Dari data Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa dari 79 responden,
diketahui responden pada kategori masa kerja lama dari 54 orang terdapat 37
orang (68,5%) yang penerapan SIK nya baik sedangkan pada kategori masa kerja
baru dari 25 orangterdapat 15 orang (60,0%) yang penerapan SIK nya kurang.
Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan
tingkat kepercayaan 95% pada df 1, diperoleh nilai p-value 0,031 yang berarti
lebih kecil dari α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara masa kerja dengan penerapan SIK.
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu pegawai yang masa kerjanya
lama mempunyai peluang 3 kali untuk meningkatkan penerapan SIK
dibandingkan dengan pegawai yang masa kerjanya baru.
-
40
4.3 Pembahasan
4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Penerapan SIK
Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs),
takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru
(misinformations)(Soerjono, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan mempunyai
hubungan dengan penerapan SIK. Hasil penelitian ini yang telah dilakukan
dengan menggunakan uji Chi-square dengan hasil 0,049menunjukkan bahwa nilai
ini lebih kecil dari level of significan α = 0,05 (p-value < 0,05), Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan SIK di
Puskesmas Johan Pahlawan.
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu pegawai yang pengetahuannya
baik mempunyai peluang 2 kali untuk meningkatkan penerapan SIK dibandingkan
dengan pegawai yang pengetahuannya Kurang baik.
4.3.2 Hubungan Pendidikan dengan Penerapan SIK
Soeroso(2002) masih tingginya angkat ketenagaan yang berlatar belakang
pendidikan Sekolah Pendidikan Keperawatan (SPK) jelas merupakan masalah
penting yang dipengaruhi penampilan kerja perawat yang pada akhirnya
menyebabkan belum optimalnya mutu pelayanan kesehatan.Dalam penelitian ini
tingkat pendidikan dibagi dalam dua katagori yaitu katagori tinggi dan rendah.
Pada hasil penielitian ini diperoleh persentase yang memiliki pendidikan tinggi
-
41
70,9% dan yang masih memiliki pendidikan rendah 29,1% hal ini menunjukan
persentase terbesar adalah yang berpendidikan tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pendidikan mempunyai
hubungan dengan penerapan SIK. Hasil penelitian ini yang telah dilakukan
dengan menggunakan uji Chi-square dengan hasil 0,027 menunjukkan bahwa
nilai ini lebih kecil dari level of significan α = 0,05 (p-value < 0,05), Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan penerapan SIK di
Puskesmas Johan Pahlawan.
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu pegawai yang pendidikannya
tinggi mempunyai peluang 3 kali untuk meningkatkan penerapan SIK
dibandingkan dengan pegawai yang pendidikannya rendah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Sueroso (2002) yang menyatakan
bahwa tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh dalam pelayanan
kesehatan.
4.3.3 Hubungan Masa Kerja dengan Penerapan SIK
Seseorang akan mencapai kepuasan tertentu bila sudah mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Semakin lama karyawan berkerja mereka
cenderung lebih terpuaskan dengan perkerjaan mereka.Para karyawan yang relatif
baru cenderung kurang terpuaskan karna berbagai pengharapan yang lebih
tinggi.Penelitian Suhaeni tahun 2005 menyatakan semakin lama masa kerja maka
semakin banyak pengalaman yang dimiliki daalam memberikan pelayanan
dibanding dengan yang baru.
-
42
Dalam penelitian ini lama berkerja pegawai dibagikan dalam dua katagori
lama dan baru. Pada hasil penelitian ini diperoleh yang sudah lama bekerja 78,5%
dan yang baru bekerja 21,5% hal ini menunjukan persen tase terbesar adalah yang
sudah lama bekerja.
Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa masa kerja mempunyai
hubungan dengan penerapan SIK. Hasil penelitian ini yang telah dilakukan
dengan menggunakan uji Chi-square dengan hasil 0,031 menunjukkan bahwa
nilai ini lebih kecil dari level of significan α = 0,05 (p-value < 0,05), Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan penerapan SIK di
Puskesmas Johan Pahlawan.
Intrepretasinya atau Odds Ratio (OR) yaitu pegawai yang masa kerjanya
lama mempunyai peluang 3 kali untuk meningkatkan penerapan SIK
dibandingkan dengan pegawai yang masa kerjanya baru.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhaeni(2005) yang
menyatakan bahwa semakin lama masa kerja maka semakin banyak pengalaman
yang dimiliki dalam memberikan pelayanan dengan yang baru berkerja.
-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Johan Pahlawan
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, Kesiapan Sumber Daya
Manusia Terhadap Penerapan Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas Johan
Pahlawan Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, maka penulis
mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
1. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan penerapan SIK dengan nilai
p-value 0,049 yang berarti lebih kecil dari α 0,05.
2. Adanya hubungan antara pendidikan dengan penerapan SIK dengan nilai
p-value 0,027 yang berarti lebih kecil dari α 0,05.
3. Adanya hubungan antara masa kera dengan penerapan SIK dengan nilai p-
value 0,031 yang berarti lebih kecil dari α 0,05
5.2 Saran-Saran
1. Diharapkan kepada pihak Puskesmas Johan Pahlawan agar melakukan
pelatihan-pelatihan secara berkala demi meningkatkan pengetahuan
pegawai dalam menerapkan sistem informasi kesehatan di Puskesmas.
2. Diharapkan kepada pegawai untuk meningkatkan pengetahuan tentang
penerapan dan pengembangan system informasi kesehatan agar lebih
mudah dalam melakukan pelayanan.
-
44
-
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A. 2006. pengantar Administrasi kesehatan.jakarta :BinapuraAksara
Effendy,2004 dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat edisi 2,jakarta
Hasibuan. 2007.Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta
Ilyas Y.2000. Perencanaan SDM Rumah Sakit Teori, Metode danFormula. Depok : pusat kajian ekonomi kesehatan FKM UI.
Kadir, A. & Triwahyuni,2005. pengenalan teknologi informasi
Kepmenkes No. 511 Tahun 2002. Strategi Pengembangan SistemInformasi Kesehatan Nasional. Jakarta
Malteser, 2005, HIS project 2005-2009, simpus-NAD, nanggroe acehdarusalam. GTZ
Menteri Kesehatan RI No.004 tahun2003. tentang kebijakan dan strategidesentralisasi bidang kesehatan. Jakarta
Mubarak dan chayati, 2009. Ilmu keperawatan komunikasi pengantar ,jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta, RinekaCipta, 2010.
Raymond McLeod,jr Dan George schell 2004, Sistem kesehatanmanajemen.
Siagian S.P 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : bumiAksara.
Siti Geonova, http:// garnismanis blogspot.com / 2012/13/ analisis-permintaan, sumber daya-manusia.html
Soeroso, 2002. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : EGD
Suhaemi Emi, 2005. Etika Keperawatan. Jakarta : EGD
Trihono, 2005. AR.RISMES Manajemen Puskesmas Berbasis ParadigmaSehat, CV Agung seto : Jakarta.
-
Umar, H 2004 Riset Sumber Daya Manusia dan Administrasi. Jakarta,Gramed pustaka utama.
Wiku Adisasmito, 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta : PT Raja Grafindopersada.
www.google.co.id pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Jakarta 21maret 2009. Diunduh juni 2012.
http://sikkotasemarang.wordpress.com/2011/11/24/definisi-sistem-informasi-kesehatan/ diunduh 24 juni 2012
Daftar depan skripsiisi proposalDAFTAR PUSTAKA 2 (Autosaved)