keterampilan menulis deskripsi nilai moral film …
TRANSCRIPT
KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI NILAI MORAL
FILM PENDEK “KETANGEN”
KARYA DEWAN KESENIAN BANGKA BARAT
PADA SISWA KELAS XI SMAN 5 TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Euis Fajriyani Putri Pratiwi
NIM 11160130000021
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
ii
i
ABSTRAK
Euis Fajriyani Putri Pratiwi. 11160130000021. Skripsi. Keterampilan Menulis
Deskripsi Nilai Moral Film Pendek “Ketangen” Karya Dewan Kesenian
Bangka Barat pada Siswa Kelas XI SMAN 5 Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2020/2021. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing
Dr. Hindun, M.Pd. 2020.
Penelitian ini tentang mengetahui keterampilan menulis deskripsi nilai moral film
pendek “Ketangen” karya dewan kesenian Bangka Barat pada siswa kelas XI
SMAN 5 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2020/2021. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPS 3 semester ganjil yang berjumlah 41 siswa. Objek
penelitian ini adalah media film pendek yang berjudul “Ketangen”.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis data
dalam penelitian ini yaitu analisis sebelum ke lapangan, reduksi data, penyajian data
dari hasil reduksi data, dan verifikasi data. Peneliti menggunakan media film
pendek “Ketangen” yang telah diunduh dari YouTube.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai moral pada film pendek “Ketangen”
yakni kesantunan, saling menghormati, saling menghargai, kerja keras, pantang
menyerah, tidak manja, tidak malas dan kesabaran. Di SMAN 5 Kota Tangerang
Selatan ternyata menggunakan media film “Ketangen” pun dalam pembelajaran
paragraf deskripsi dapat mengubah nilai keterampilan menulis siswa sehingga
perolehan rata-ratanya = 69,80. Sebagaimana rinciannya sebanyak 6 siswa
mendapat kategori sangat baik, 8 siswa dengan kategori baik, 4 siswa dengan
kategori cukup baik, dan 3 siswa dengan kategori kurang baik.
Kata Kunci: Nilai moral, media film pendek “Ketangen”, menulis, paragraf
deskripsi.
ii
ABSTRACT
Euis Fajriyani Putri Pratiwi. 11160130000021. Thesis. Writing Skills
Description of the Moral Value of the Short Film "Ketangen" by the West
Bangka Arts Council for Class XI Students of SMAN 5 South Tangerang in the
2020/2021 Academic Year. Department of Indonesian Language and Literature
Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Advisor Dr. Hindun, M.Pd. 2020.
This research is about knowing the skills of writing a description of the moral
values of the short film "Ketangen" by the West Bangka Arts Council in class XI
students of SMAN 5 South Tangerang in the 2020/2021 academic year. The subject
of this research is the students of class XI IPS 3 odd semester, totaling 41 student.
The object of this research is a short film media entitled "Ketangen".
The research method used is descriptive qualitative. Data analysis techniques in
this study are analysis before going to the field, data reduction, data presentation
from the results of data reduction, and data verification. The researcher uses the
short film “Ketangen” which has been downloaded from YouTube.
The results show that the moral values in the short film "Ketangen" are politeness,
mutual respect, mutual respect, hard work, never give up, not spoiled, not lazy and
patience. At SMAN 5, South Tangerang City, it turned out that using the film
"Ketangen" as a medium in learning descriptive paragraphs could change the value
of students' writing skills so that the average acquisition = 69.80. As detailed, 6
students got very good category, 8 students were in good category, 4 students were
in fairly good category, and 3 students were in poor category.
Keywords: Moral values, short film “Ketangen” media, writing, descriptive
paragraph.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Segala puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan ini dengan baik dan lancar.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti
menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan sempurna. Namun,
karena motivasi dan dorongan dari berbagai pihak maka skripsi ini akan dapat
terselesaikan.
Penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
3. Novi Diah Haryati, M.Hum., selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
4. Dr. Hindun, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi peneliti yang
senantiasa sabar dalam membimbing dan menasehati peneliti.
5. Dr. Elvi Susanti, M.Pd. selaku dosen penguji I dan Dra. Mahmudah Fitriyah
ZA, M.Pd., selaku doen penguji II yang telah memberikan arahan untuk
perbaikan skripsi.
6. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
banyak membantu dan mengembangkan ilmu pengetahuan selama menulis
skripsi ini.
7. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah berkenan meminjamkan buku-buku teori untuk kepentingan refrensi
penelitian ini.
iv
8. Kepala sekolah SMAN 5 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan untuk
melakukan penelitian, guru pelajaran Bahasa Indonesia Restuwati, S.Pd
yang telah memberikan waktu untuk meneliti serta membimbing peneliti
selama penelitian berlangsung, dan siswa kelas XI IPS 3 SMAN 5
Tangerang Selatan, yang sudah berkenan untuk dijadikan sasaran penelitian
dalam skripsi ini.
9. Kedua orang tua penulis tercinta Bapak Rojali dan Ibu Isti Hawaroh, yang
telah mendokan penulis sehingga penulis sampai pada tahap ini. Segala
ucapan baik tidak pernah cukup menggambarkan betapa penulis sangat
berterima kasih atas segala doa setulus hati atas doa, jasa, dan pengorbanan
orang tua.
10. Adik-adik penulis, Muhamad Faisal Amien, Muhamad Ali Akbar
Ramadhan, dan Muhamad Arifin Ilham yang selalu memberikan semangat,
dan membantu menjaga suasana hati selalu baik.
11. Teman-teman PBSI angkatan 2016 yang telah menjalankan proses
perkuliahan bersama.
12. Litteu Nur Lailia, Dahlia Novitasi, Farhatun Fitriah, Nur Hikmah Salsabila
Assyifa, Anissa Yuniar, Aida Rahma, terima kasih telah menjadi teman
yang selalu mengingatkan untuk mengerjakan skripsi selalu menyemangati
dan menjadi teman berbagi canda tawa keluh kesah selama perkuliahan
hingga saat ini.
13. Sahabat baik peneliti sejak SMP, Aulia Ramadhanty yang telah menemani
saya mengerjakan skripsi, selalu memberi semangat dan motivasi
14. Semua pihak yang telah memberi kemudahan dan membantu kelancaran
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi yang tidak dapat ditulis satu
per satu.
Peneliti mengharapkan agar semua pihak yang telah tulus memberikan
dukungan, doa, motivasi, dan bantu dalam bentuk apapun terhadap proses
menyelesaikan skripsi ini, mendapatkan balasan kebaikan dari Allah Swt.
Selain itu, semoga Allah Swt. selalu meridhoi apapun yang menjadi cita-cita
serta harapan semua pihak yang membantu peneliti dan semoga Allah Swt
v
.menjadikan segala kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi ladang amal
dan pahala yang terus mengalir.
Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, seperti aspek isi maupun teknik penulisan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikannya.
Peneliti juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan sumber acuan bagi peneliti lain yang memfokuskan penelitiannya di
bidang pendidikan.
Tangerang, 2 Juli 2021
Peneliti
EFPP
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORETIS ........................................................................ 9
A. Nilai Moral ............................................................................................................... 9
B. Media Audiovisual.................................................................................................. 13
C. Film ......................................................................................................................... 19
D. Menulis ................................................................................................................... 21
E. Paragraf Deskripsi .................................................................................................. 23
F. Film Pendek “Ketangen” ........................................................................................ 28
G. Penelitian Relevan .................................................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 32
B. Metode Penelitian ................................................................................................... 32
C. Sumber Data ........................................................................................................... 33
D. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 34
F. Teknik Pengolahan Data ......................................................................................... 39
G. Instrumen Penelitian ............................................................................................... 41
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 47
A. Profil Sekolah ......................................................................................................... 47
1. Sejarah Singkat .................................................................................................... 47
2. Visi, Misi, dan Tujuan .......................................................................................... 48
3. Guru dan Tenaga Kependidikan ........................................................................... 52
4. Siswa .................................................................................................................... 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................... Error! Bookmark not defined.
C. Rekapitulasi Hasil Data Penilaian Siswa ................................................................ 96
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 99
A. Simpulan ................................................................................................................. 99
B. Saran ....................................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 101
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 103
RIWAYAT PENELITI ..................................................................................... 126
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3 1 : Daftar Pertanyaan Wawancara Guru .................................................. 35
Tabel 3 2 : Tabel Instrumen Menulis Teks Deskripsi ........................................... 40
Tabel 3 3 : Kriteria Penilaian Menulis Teks Deskripsi ......................................... 41
Tabel 3 4 : Rentang Tingkat Nilai ......................................................................... 42
Tabel 3 5 : Tingkat Capaian Kerja ........................................................................ 45
Tabel 4 1 : Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan ........................................... 52
Tabel 4 2 : Data Kelas XI IPS 3 ............................................................................ 53
Tabel 4 3 : Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Nilai Tertinggi ........................ 53
Tabel 4 4 : Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Nilai Terendah ........................ 53
Tabel 4 5 : Analisis Data siswa AFS ..................................................................... 56
Tabel 4 6 : Analisis Data Siswa AEM .................................................................. 59
Tabel 4 7 : Analisis Data Siswa AFP .................................................................... 61
Tabel 4 8 : Analisis Data Siswa ADC ................................................................... 62
Tabel 4 9 : Analisis Data Siswa AQ...................................................................... 64
Tabel 4 10 : Analisis Data Siswa CRP .................................................................. 65
Tabel 4 11 : Analisis Data Siswa DA ................................................................... 67
Tabel 4 12 : Analisis Data Siswa DW ................................................................... 69
Tabel 4 13 : Analisis Data Siswa EM ................................................................... 70
Tabel 4 14 : Analisis Data Siswa EPR .................................................................. 72
Tabel 4 15 : Analisis Data Siswa IN ..................................................................... 74
Tabel 4 16 : Analisis Data Siswa JAP ................................................................... 76
Tabel 4 17 : Analisis Data Siswa JAP ................................................................... 78
Tabel 4 18 : Analisis Data Siswa KA ................................................................... 80
Tabel 4 19 : Analisis Data Siswa KA ................................................................... 81
Tabel 4 20 : Analisis Data Siswa MIS .................................................................. 84
Tabel 4 21 : Analisis Data Siswa OC .................................................................... 86
Tabel 4 22 : Analisis Data Siswa RR .................................................................... 88
Tabel 4 23 : Analisis Data Siswa SN .................................................................... 90
Tabel 4 24 : Analisis Data Siswa TSS .................................................................. 91
ix
Tabel 4 25 : Analisis Data Siswa TM ................................................................... 93
Tabel 4 26 : Rekapitulasi Hasil Data Penilaian ..................................................... 96
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Uji Refrensi
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP)
Lampiran 3 : Hasil Wawancara Guru Bahasa Indonesia XI IPS 3
Lampiran 4 : Hasil Wawancara Siswa Kelas XI IPS 3
Lampiran 5 : Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar
Lampiran 6 : Media Film Pendek “Ketangen”
Lampiran 7 : Hasil Teks Deskripsi Siswa
Lampiran 8 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 : Surat Pernyataan Penelitian dari Sekolah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia.
Kemajuan teknologi membuat setiap orang yang hidup di era ini harus
melek teknologi. Dengan teknologi yang semakin canggih menjadikan
seseorang untuk terus belajar dan mempersiapkan diri dalam menghadapi
perkembangan zaman. Masyarakat Indonesia kini memiliki kendala dalam
pendidikan, seperti fasilitas yang kurang memadai di daerah terpencil.
Pengetahuan yang harus terus di asa agar dapat memajukan daerah tersebut,
demi mencerdaskan bangsa dan mengembangkan kemampuan yang ada.
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang harus
dipelajari oleh setiap sekolah, untuk menjadi dasar siswa dalam memahami
pelajaran.
Tugas pendidik menjadikan materi menulis semenarik mungkin,
seperti mengadakan lomba karya tulis di sosial media. Perkembangan dalam
mengembangkan bahan ajar merupakan salah satu cara untuk menjadi guru
yang kreatif dan inovatif, guru mampu memberikan inovasi baru yang
diikuti oleh guru lain, artinya guru tersebut sudah berhasil menjadi guru
yang kreatif, inovatif dalam bidang kependidikan. Guru memiliki target
utama yaitu untuk membuat siswa tetap fokus dalam pembelajaran dengan
untuk menginvoasi bahan ajar. Bahan ajar yang menarik dan menyenangkan
akan memudahkan guru mendapat respon serta fokus siswa. Penelitian ini
dilakukan berdasarkan pengalaman peneliti selama kegiatan PLP
(Pengenalan Lapangan Persekolahan). Peneliti mengamati terdapat berapa
siswa yang mengantuk dan lengah selama proses belajar mengajar, seperti
mengobrol, atau memainkan suatu barang yang mengganggu fokus siswa.
Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa peran
yang dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran media pembelajaran
merupakan sarana fisik untuk menyampaikan materi pelajaran. Gerlach
2
dalam Rusman mengemukakan bahwa media (pembelajaran) itu meliputi
orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang
memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Jadi, dalam pengertian ini media pembelajaran/media pendidikan bukan
hanya alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi
orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan
semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain sebagainya yang
dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap
siswa, serta untuk menambah keterampilan.1
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan
untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini
dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari
proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat
merangsang siswa untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan
penguasaan bidang ilmu yang dipelajarinya. Implementasi pemanfaatan
sumber belajar di dalam proses pembelajaran, yang tercantum dalam
kurikulum saat ini yaitu dalam proses pembelajaran yang efektif adalah
proses pembelajaran yang menggunakan berbagai ragam sumber belajar.2
Media memegang peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran
di kelas. Berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran, bisa juga
dipengaruhi oleh faktor pemilihan media.
Media yang kurang tepat pada kondisi atau waktu pelaksanaan
proses belajar mengajar yang kurang mendukung, (misal pada jam pelajaran
terakhir) bisa menjadi sebab gagalnya pencapaian indikator tujuan
pembelajaran. Belajar akan lebih mudah diterima jika siswa mengalami
sendiri, bukan sekadar mengetahui informasi dari guru. Oleh karena itu,
diperlukan sebuah media yang mampu menjembatani siswa untuk
mengalami proses pembelajaran yang alami dan menyenangkan. Sebuah
1 Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2015), cetakan ke-4, hlm. 170 2 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT Kencana
2013), cetakan ke-6, hlm. 228
3
pembelajaran yang unggul akan secara signifikan meningkatkan kreativitas
siswa dan guru secara seimbang. Canggihnya teknologi memudahkan siswa
untuk menggali pengetahuan yang lebih luas. Pembelajaran yang dilakukan
di kelas secara monoton akan lebih mudah membuat siswa terasa bosan
sehingga penggunaan media film dapat menciptakan pembelajaran yang
lebih menyenangkan. Media film dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa
serta mempertahankan siswa untuk fokus dalam proses belajar mengajar.
Peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan media
audiovisual dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia. Media
audiovisual yang digunakan adalah film pendek yang diunduh peneliti dari
You Tube. Peneliti memilih film pendek dengan judul “Ketangen” yang
disutradarai oleh Silo Sandro. Peneliti melihat terdapat nilai moral yang
terkandung didalamnya. Peneliti ingin siswa menyaksikan film pendek
tersebut, kemudian siswa mendeskripsikan nilai moral yang terdapat pada
film tersebut. Peneliti mengharapkan nilai moral yang terkandung dalam
film pendek “Ketangen” dapat siswa terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai moral yang terdapat dalam film pendek yaitu nilai kesantunan,
saling merhormati dan menghargai, nilai kerja keras, pantang menyerah,
nilai kemandirian, tidak malas dan kesabaran. Nilai moral dalam belajar saat
ini sangat menurun karena diberlakukannya sistem daring dan merdeka
belajar. Menurut peneliti sistem merdeka belajar kurang efisien, karena
banyak siswa yang kurang paham dalam penggunaan sistem daring,
sehingga nilai kejujuran dan sikap disiplin perlahan ikut menurun.
Film pendek dengan judul “Ketangen” ini mengulas cerita tentang
kehidupan seorang ibu dan anak, alur cerita film ini memiliki nilai moral
yang tinggi. Kehidupan dengan keterbatasan menuntut setiap manusia untuk
serba bisa, roda kehidupan tidak selalu di atas seringkali manusia diuji
sehingga merasa benar-benar jatuh, ketika manusia sedang diuji bukan
berarti harus pasrah terhadap takdir Tuhan. Manusia diciptakan dengan akal
dan pikiran, tentunya akal dan pikiran manusia bisa mengubah roda
kehidupan yang tidak layak menjadi layak, dengan manusia terus berusaha,
4
tetap bersemangat, dan terus ingin mencoba. Film yang ditayangkan ini
selain betujuan untuk menarik perhatian siswa, juga dapat diambil pelajaran
kehidupan oleh siswa. Bagaimana perjuangan seorang Ibu yang menghidupi
satu orang anak dengan keterbatasan ekonomi, ketika seorang anak diejek
temannya dan mempengaruhi emosinya, seorang ibu yang terus berjuang
mengubah nasib dengan menabung.
Siswa dapat termotivasi dengan alur cerita yang mudah dipahami
karena alur cerita masih dalam permasalahan kehidupan nyata. Setelah
melakukan pemutaran film pendek “Ketangen”, selanjutnya siswa
menuliskan hasil dari menonton film pendek tersebut. Siswa diminta untuk
mendeskripsikan film pendek tersebut, dan menuliskan nilai moral yang ada
pada film. Guru sering meminta siswa menulis agar mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa.
Keterampilan menulis atau mengarang merupakan salah satu
kegiatan yang produktif bagi siswa. Keterampilan menulis bisa
diperkenalkan dari tingkat sekolah dasar, SMP, dan dilanjutkan pada tingkat
SMA. Belajar menulis dari tingkat dasar, hingga tingkat selanjutnya bisa
dikembangkan dan diasah kembali, sehingga mendapat apresiasi dan
memotivasi teman-temannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa di sekolah adalah motivasi. Motivasi akan
memberi dampak pada hasil belajar siswa, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Setiap siswa mempunyai tujuan dalam beraktivitas,
sehingga ia akan memiliki motivasi yang kuat untuk mencapainya.
Memanfaatkan segala daya upaya akan dilakukan untuk mencapai impian
belajarnya. Artinya, seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar, maka tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.3
Dalam buku karya Roma A. King, menulis membutuhkan sebuah
keahlian dan proses kreatif yang melibatkan penulis, subjeknya, metodenya,
dan pembacanya. Seorang penulis harus memiliki pengertian yang jelas dan
3 Yohanes Joko Saptono, “Motivasi dan Keberhasilan Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan
Agama Kristen, Vol. 1, 2016, hlm.190
5
pemahaman yang tepat tentang isu-isu yang terlibat dalam subjek tujuannya
Ia harus peka terhadap sifat, kebutuhan, dan kapasitas pembacanya. Menulis
dimulai dengan ide yang jelas dibenak penulis dan berakhir ketika ide itu
telah dipahami dan ditanggapi oleh pembaca.4
Pembelajaran paragraf deskripsi tidak bisa dipisah dari pelajaran
bahasa Indonesia, karena itu adalah salah satu materi penting yang harus
dibahas. Paragraf deskripsi adalah suatu paragraf yang mempelajari
bagaimana cara mendeskripsikan suatu hal dengan baik dan benar. Paragraf
deskripsi juga mampu mengasah kemampuan siswa agar dapat menganalisis
suatu hal dan mendeskripsikannya sesuai dengan apa yang terjadi,
terciptanya pemikiran-pemikiran lebih luas, dapat mengembangkan
imajinasi siswa melalui paragraf deskripsi.
Pencapaian untuk menghasilkan karya dari paragraf deskripsi tentu
ada beberapa proses yang mesti ditempuh, seperti melihat di sosial media
bagaimana cara membuat teks deskrispsi yang baik, dan mencoba mengirim
hasil karya tulis kebeberapa media cetak. Menulis dalam prosesnya akan
menggunakan kedua belah otak. Menulis adalah sebuah proses mengait-
ngaitkan antara kata, kalimat, paragraf maupun antara bab secara logis agar
dapat dipahami. Proses ini mendorong seorang peneliti harus berpikir secara
sistematis dan logis sekaligus kreatif.5 Dalam setiap bentuk teks yang
dibuat, tentu peneliti ingin agar pesan (message) yang kita tuangkan dapat
lebih mudah diterima oleh pembaca. Oleh karena itu, bagaimana pesan
harus dikemas menjadi penting untuk dipertimbangkan.6
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Bahasa
Indonesia di SMAN 5 Tangerang Selatan guru sudah menerapkan media
audiovisual, namun guru belum menggunakan media film belum dalam
pembelajaran.
4 Roma A,. King, Jr, Modern American Writer, American Book Company, New York,
hlm. 4 5 Dalman, Keterampilan menulis, (Jakarta:Rajawali Pers,2016), hlm. 5 6 Pardiyono, Pasti Bisa! Ayo Menagarang! Integrated Learning, Text Dan Type Text,
Genre, Retorical Structure, (Yogyakarta: siGma, 2020), cetakan. ke-9, hlm. 1-2
6
Penelitian yang akan dilakukan ini ialah menggunakan media film
pendek dengan judul “Ketangen”. Berdasarkan pengalaman peneliti selama
melakukan kegiatan PLP peneliti memilih objek yang dituju adalah siswa
SMAN 5 Tangerang Selatan, dengan formulasi judul “Keterampilan
Menulis Deskripsi Nilai Moral Film Pendek ‘Ketangen’ Karya Dewan
Kesenian Bangka Barat pada Siswa Kelas XI SMAN 5 Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2020/2021”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
peneliti mengidentifikasi masalah yang muncul pada proses pembelajaran
menulis di sekolah yaitu:
1. Siswa kurang bersemangat dalam kegiatan menulis, salah satunya dalam
menulis paragraf deskripsi.
2. Guru belum menerapkan media film pendek dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
3. Siswa kurang menerapkan nilai moral akibat merdeka belajar.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dibatasi pada
Keterampilan Menulis Deskripsi Nilai Moral Film Pendek “Ketangen”
Karya Dewan Kesenian Bangka Barat pada Siswa Kelas XI SMAN 5
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2020/2021.
Peneliti membatasi kepada nilai moral seperti nilai kesantunan,
nilai saling merhormati dan menghargai, kerja keras, pantang menyerah,
tidak manja, tidak malas dan kesabaran. Penelitian dibatasi menggunakan
media film “Ketangen” dengan durasi 14.59 menit. Penelitian ini berfokus
pada keterampilan menulis paragraf deskripsi. Penelitian dilakukan di SMA
Negeri 5 Tangerang Selatan, kelas XI IPS 3 semester ganjil. Penelitian ini
mempunyai subjek penelitian sebanyak 21 orang dengan perbandingan
jumlah laki-laki enam dan perempuan sebanyak 15 orang.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang .telah diuruikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah siswa kelas XI IPS 3 SMAN 5 Tangerang Selatan tertarik dan
termotivasi ketika menggunakan media audiovisual film pendek
“Ketangen” dalam menulis paragraf deskripsi?.
2. Bagaimana pemanfaatan media audiovisual film pendek “Ketangen”
karya dewan kesenian Bangka Barat pada keterampilan menulis paragraf
deskripsi siswa kelas XI IPS 3 SMAN 5 Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2020/2021?.
3. Bagimana penggunaan media film pendek “Ketangen” terhadap
wawasan siswa mengenai nilai moral, seperti nilai kesantunan, nilai
menghormati dan menghargai, nilai kemandirian?.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Memanfaatkan film pendek “Ketangen” sebagai media pembelajaran
untuk dapat menarik siswa dan meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas XI IPS 3 SMAN 5 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2020/2021.
2. Mendeskripsikan penggunaan media film pendek “Ketangen” pada
pembelajaran menulis paragraf deskripsi tentang nilai moral, siswa
kelas XI IPS 3 SMAN 5 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2020/2021.
3. Mengetahui manfaat media film pendek “Ketangen” terhadap wawasan
siswa mengenai nilai moral, seperti nilai kesantunan, nilai menghormati
dan menghargai, nilai kemandirian.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dengan baik
secara teoretis dan praktis.
1. Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan atau
khazanah keilmuan para praktisi pendidikan dalam menggunakan media
8
pembelajaran, khususnya media audiovisual terhadap keterampilan menulis
paragraf deskripsi pada film pendek “Ketangen”.
2. Praktis
Untuk penelitian ini memiliki manfaat antara lain:
a. Guru.
Informasi untuk guru dalam mengetahui perkembangan siswa
dalam kemampuan menulis melalui media audiovisual terhadap paragraf
deskripsi pada film pendek “Ketangen”.
b. Siswa
Mengembangkan kemampuan siswa yang berkompetensi, dan
berbakat. Mengasah kemampuan atau memotivasi bagi siswa yang kurang
minat pada pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada keterampilan
menulis paragraf deskripsi
9
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Nilai Moral
1. Definisi Moral
Kata “moral” terihat bahwa etimologinya dengan “etika”,
sekalipun bahasa asalnya berbeda.1 Jika sekarang siapapun memandang arti
kata “moral”, perlu disimpulkan bahwa artinya (sekurang-kurangnya arti
yang relevan, di samping arti lain yang tidak perlu disinggung di sini)
“etika” menurut arti pertama tadi, yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang
menjadi pegangan bagi seseorang tidak bermoral. Artinya perbuatan orang
itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam
masyarakat, misal kelompok pemakai narkotika mempunyai moral yang
kurang baik, artinya, mereka berpegang pada nilai dan norma yang tidak
baik “Moralitas” (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti pada
dasarnya sama dengan “moral”, hanya ada nada lebih abstrak. Bicara
tentang “moralitas suatu perbuatan”, artinya, segi moral suatu perbuatan
atau baik buruknya.
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang
berkenaan dengan baik dan buruk.2 Nilai moral tidak terpisah dari nilai-nilai
jenis lainnya. Setiap nilai dapat memperoleh suatu “bobot moral”, bila
diikutsertakan dalam tingkah laku moral. Contoh nilai yang dimaksud
adalah kejujuran dan kesetiaan. Kejujuran, misalnya, merupakan suatu nilai
moral, tapi kejujuran itu sendiri “kosong”, bila tidak diterapkan pada nilai
lain, seperti nilai ekonomis. Kesetiaan merupakan nilai manusiawi lebih
umum, misalnya, cinta antara suami istri. Jadi, nilai-nilai yang disebut
sampai sekarang bersifat “pramoral”. Nilai-nilai itu mendahului tahap
moral, tapi bisa mendapat bobot moral, karena diikutesertakan dalam
tingkah laku moral. Di bawah ini kembali lagi pada sifat khas nilai moral
1 K. Bartens, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 6 2 Ibid, hlm. 7
10
ini. Walaupun nilai moral biasanya menumpang pada nilai-nilai lain, namun
tetap tampak sebagai suatu nilai baru, bahkan sebagai nilai yang paling
tinggi.
Hal tersebut bisa diperlihatkan dengan mempelajari ciri-ciri nilai
moral. Nilai moral mempunyai ciri-ciri antara lain berkaitan dengan
tanggung jawab dan berkaitan dengan hati nurani, selanjutnya yang juga
menjadikan ciri dari nilai moral adalah “mewajibkan”. Contoh nilai moral
yang mewajibkan dalam sehari-hari salah satunya adalah bagaimana cara
menghargai pendapat orang lain, membuang sampah pada tempatnya, dan
mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah memberi. Berikutnya
sebagai bagian dari ciri nilai moral adalah bersifat normal. Bersifat normal
menjadi satu ciri nilai moral, sebab sebagai masyarakat yang baik wajib
mematuhi aturan-aturan yang ada dilingkungan. Contoh sebagai siswa harus
patuh dan hormat kepada orang tua, memiliki sopan santun, dan tidak
menyebabkan kericuhan seperti tawuran di lingkungan masyarakat,
sehingga masyarakat merasa terganggu.
Kenny dalam Burhan Nurgiantoro mengungkapkan bahasa moral,
seperti halnya tema, dilihat dari segi dikhotomi bentuk isi karya sastra yang
merupakan unsur isi. Moral, kadang-kadang, diidentikkan pengertiannya
dengan tema walau sebenarnya tidak selalu menyaran pada maksud yang
sama. Moral dan tema, karena keduanya merupakan sesuatu yang
terkandung, dapat ditafsirkan, diambil dari cerita dapat dipandang sebagai
sesuatu yang memiliki kemiripan. Namun, tema bersifat lebih kompleks
daripada moral di samping tidak memiliki nilai langsung sebagai saran yang
ditujukan kepada pembaca.3
Moral, dengan demikian, dapat dipandang sebagai salah satu wujud
tema dalam bentuk yang sederhana, namun tidak semua tema merupakan
moral. Secara umum moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik
3 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Gajah Mada University Press: 2012),
hlm. 323.
11
buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan
sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila (KBBI, 1994). Istilah “bermoral”,
misalnya: tokoh bermoral tinggi, berarti mempunyai pertimbangan baik dan
buruk. Namun, tidak jarang pengertian baik buruk itu sendiri dalam hal-hal
tertentu bersifat relatif. Artinya, suatu hal yang dipandang baik oleh orang
yang satu atau bangsa pada umumnya, belum tentu sama bagi orang yang
lain, atau bangsa yang lain. Pandangan seseorang tentang moral, nilai-nilai,
dan kecenderungan-kecenderungan, biasanya dipengaruhi oleh pandangan
hidup, way of life, bangsanya.
2. Jenis dan Wujud Pesan Moral
Karya fiksi masing-masing mengandung pesan moral, tentunya
banyak sekali jenis dan wujud ajaran moral yang dipesankan. Dalam sebuah
karya fiksi pun, khususnya novel-novel yang relatif panjang, sering terdapat
lebih dari satu pesan moral untuk tidak mengatakan terdapat banyak pesan
moral yang berbeda. Hal itu belum lagi berdasarkan pertimbangan dan atau
penafsiran dari pihak pembaca yang juga dapat berbeda-beda baik dari segi
jumlah maupun jenisnya. Jenis dan atau wujud pesan moral yang terdapat
dalam karya sastra akan bergantung pada keyakinan, keinginan, dan interes
pengarang yang bersangkutan.4
Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mencangkup masalah, yang
boleh dikatakan, bersifat tak terbatas. Mencakup seluruh persoalan hidup
dan kehidupan, seluruh persoalan yang menyangkut harkat dan martabat
manusia. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu
dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri,
hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial termasuk
hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan
Tuhannya. Jenis hubungan-hubungan tersebut masing-masing dapat dirinci
ke dalam detail-detail wujud yang lebih khusus.5
4 Ibid, hlm. 323 5 Ibid, hlm. 323.
12
Novel tentu saja dapat mengandung pesan moral itu salah satu, dua,
atau ketiganya sekaligus, masing-masing dengan wujud detail khususnya.
Namun demikian, sama halnya dengan adanya beberapa tema dalam sebuah
novel yang terdiri dari tema utama (mayor), dan tema-tema tambahan
(minor), pesan moral pun dapat digolongkan ke dalam utama dan yang
sampingan itu. Persoalan ysng dihadapi pembaca kemudian adalah:
mampukah menemukan dan mengenali pesan-pesan moral itu, dan kalau
mungkin mengambil hikmahnya.
3. Contoh Nilai Moral
Pesan moral yang berupa hubungan cinta kasih anatara orang tua
dengan anak seperti telah dikemukakan, terdapat pada “Tanah Gersang”,
pemimpin dengan bawahan, pemimpin yang sok, terdapat pada Harimau!
Harimau, hubungan suami-istri, kekasih, terdapat dalam “Pada Sebuah
Kapal” dan gairah untuk “Hidup dan untuk Mati”, dan lain-lain. Novel
“Pada Sebuah Kapal” menceritakan adanya ketakharmonisan dalam
kehidupan rumah tangga, antara Sri dengan Charles Vincent, sehingga Sri
melabuhkan cinyanya pada laki-laki lain, Michel. Pesan moral yang lain
ingin disampaikan dapat berupa: memilih jodoh haruslah dipertimbangakan
masak-masak, jangan tergesa-gesa, agar tidak menimbulkan masalah
dikemudian hari: atau: kehidupan suami istri haruslah dilandasi saling
pengertian, sikap lembut, saling membutuhkan, saling menunjukan
perhatian dan ketulushatian, sehingga dapat tercapai keharmonisan rumah
tangga. Dengan demikian, masing-masing, baik suami maupun istri, tidak
akan mencari kebahagiaan di luar rumah. Pesan tersebut terus ditekankan
sebab keretakan rumah tangga Sri diceritakan ulang dalam rumah tangga
michel dengan latar belakang yang mirip. Seperti halnya Sri, Michel pun tak
bahagia dalam kehidupan rumah tangga sebab pasangannya bersikap kasar
dan tidak mengerti dirinya.6
6 Ibid, hlm. 325-326
13
B. Media Audiovisual
1. Pengertian Media Audio Visual
Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti
rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab
mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.7 Media
pendidikan erat kaitannya dengan pemberdayaan teknologi dalam
pendidikan dan teknologi pendidikan. Dalam studi teknologi pendidikan,
ada perbedaan gradual antara alat audiovisual (audiovisual aids) dan media
audiovisual (audiovisual media). Hills dan Hamalik dalam Ishak Abdullhak
dan Deni Darmawan mengungkapkan sebagai berikut.
a. Audio-Visual Aids (AVA) adalah alat-alat yang menggunakan
pengindraan penglihatan dan pendengaran. Suatu pelatihan yang
menggunakan alat melalui kedua sensoris untuk menerima input dapat
mencapai tingkat efektivitas yang tinggi. Alat-alat yang termasuk pada
AVA meliputi: Sound Film, filmstrip, tape/slide, siaran televisi, dan
rekaman video. Perkembangan terakhir ialah mulai dipergunakannya
microprocessor dalam pembelajaran (multimedia) misalnya
pembelajaran berbasis komputer (CAI) dan pelatihan berbasis komputer
(CBT).
b. Media audiovisual pada hakikatnya adalah suatu representasi (penyajian
realitas, terutama melalui pengindraan penglihatan dan pendengaran
yang bertujuan untuk mempertunjukkan pengalaman-pengalaman
pendidikan yang nyata kepada siswa. Cara ini dianggap lebih tepat, cepat,
dan mudah dibandingkan dengan melalui pembicaraan, pemikiran, dan
cerita mengenai pengalaman pendidikan.8
7 Wina Sanjaya, Op.cit, hlm. 211 8 Ishak Abdullhak dan Deni Darmawan, Teknologi Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosakaya, 2015), hlm. 84
14
Dengan demikian media audiovisul menjadi salah satu media yang
menarik untuk dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi guru dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga kegiatan kelas mampu berjalan
dengan efektif, menyenangkan, dan siswa lebih mudah memahami
2. Jenis-Jenis Media Audiovisual
Teknologi dalam pendidikan pada dasarnya mendayagunakan
media audio-elektronik sebagai media komunikasi, untuk meyampaikan
pesan-pesan pendidikan kepada para peserta didik. Pendayagunaan media
tersebut dapat secara mandiri atau kombinasi beberapa media. Keterlibatan
pendidik dalam komunikasi bergantung pada jenis media yang digunakan,
jenis informasi yang disampaikan; metode komunikasi yang dilaksanakan,
pemanfaatan waktu dan tempat secara tepat, serta kemampuan
komunikator/pendidik yang bersangkutan.
Jenis-jenis media audiovisual yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1) Transparansi
Jenis informasi (bagian-bagian penting) ditulis pada lembaran
transparansi tersebut dan disajikan melalui bantuan OHP. Proses
komunikasi audiens disertai dengan penjelasan secara lengkap dan
menyeluruh.
2) Slide
Bahan informasi tersusun dalam satu unit yang dibagi-bagi menjadi
perangkat slide yang disusun secara sistematis dan disajikan secara
beruntutan. Slide satu dengan yang lainnya terlepas-lepas dan tidak
bersuara. Bentuk komunikasi lebih efektif bila disertai dengan penjelasan
lisan atau dibarengi dengan rekaman yang telah disiapkan untuk menunjang
sajian melalui slide tersebut.
3) Filmstrip
Satuan informasi dalam media ini disajikan secara
berkesinambungan, tidak terlepas-lepas, tapi sebagai unit bahan yang utuh.
Media ini tidak bersuara, dan karenanya perlu dibantu dan dilengkapi
15
dengan penjelasan verbal atau dikombinasikan dengan penjelasan melalui
rekaman.
4) Rekaman
Semua bahan infromasi dirancang dan direkam secara lengkap.
Audiens mengikuti sajian sebagaimana halnya mengikuti ceramah:
mencatat hal-hal yang dianggap perlu, menulis pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan hal-hal yang belum jelas.9 Media ini bersifat satu arah dan
dapat digunakan untuk membantumedia lainnya misalnya siaran radio.
5) Siaran Radio
Program siaran radio dapat dipergunakan dlam rangka
pembelajaran jarak jauh. Siaran ini dapat dipergunakan rekaman atau
komunikator. Si pembicara mengajukan informasi/ pelajaran dalam siaran
langsung. Rekaman dan program radio menitikberatkan pada
pendayagunaan segi pendengaran (audio), segi visual diabaikan dan
komunikasi berlangsung satu arah.
6) Film
Mengombinasikan media audiovisual dan media audio. Suatu
rangkaian cerita yang disajikan dalam bentuk gambar pada layar putih
disertai gerakan-gerakan dari para pelakunya. Keseluruhan bahan informasi
disajikan lebih menarik dengan nada dan gaya serta tata warna, sehingga
sajiannya lebih merangsang minat dan perhatian penonton atau penerima
pesan.10
7) Televisi
Program siaran tekevisi lebih unggul dibandingkan dengan siaran
radio dan film, bahkan kedua media tersebut sekaligus digunakan dalam
program siaran TV. Wiayah jangkauannya lebih luas, lebih bervariasi dan
menarik, dapat dirancang secara khusus atau melalui siaran langsung.
Program siaran memuat banyak informasi karena adanya siaran lainnya.
9 Ibid, hlm. 85 10 Ibid, hlm. 86
16
Sistem komunikasi berlangsung satu arah, peningkatan efektivitasnya perlu
diupayakan dengan bantuan komunikasi langsung.
8) Tape atau Video Cassette
Media ini hampir sama dengan rekaman (recording), yakni
meliputi rekaman gambar. Rekaman diputar ulang dan tampak gambar film
yang berombinasi dengan suara. Media ini hampir sama dengan film biasa,
lebih sederhana, dan lebih praktis. Keunggulan yang dimiliki oleh rekaman,
radio, film, dan televisi, juga dimiliki media ini.
9) Laboratorium
Pembelajaran melalui laboratorium juga menggunakan rekaman,
baik rekaman suara maupun rekaman video cassate dalam suasana
laboratorik. Antara komunikator dan audiens dapat berkomunikasi dua arah.
Model laboratorik adalah laboratorium bahasa dan laboratorium pengajaran
mikro.
10) Komputer
Penggunaan komputer dalam komunikasi pembelajaran pada
prinsipnya sama Computerized Assisted Instruction atau CAI.
Kemampuannya menerima informasi, menyimpann dan mengolah serta
memproduksikannya dalam jumlah yang banyak dan jangka waktu yang
lama, serta setiap saat dapat digunakan dan dapat menggandakan informasi
dalam jumlah tak terbatas, merupakan suatu media yang sangat canggih.
Adapun teknik penggunaannya dalam bentuk:
a. Belajar mandiri berdasarkan pada bahan yang telah direkam dalam alat
khusus, yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara
individu dan komputer
b. Menyimpan bahan informasi dalam alat penyimpan pada komputer, yang
pada waktu tertentu dapat diungkapkan kembali dan dipelajari
c. Belajar bahasa komputer yang memiliki ciri khas
d. Belajar dengan bantuan tutor dalam prosedur belajar komputerisasi11
11 Ibid, hlm. 87
17
Perkembangannya hingga saat ini media audivisual yang dikemas
dalam bentuk sistem spesifikasi komputer yang selalu melakukan updating
keterbacaan secara audio dan visual telah diiringi dengan ragam model yang
dikembangkan. Berikut adalah beberapa model pemanfaatan AVA dalam
bentuk komputer yang telah memberikan peruahan pada paradigma proses
pembelajaran, dengan menekankan pada kadar interaktif dan
individualisasi. Model tersebut mulai dari model latihan, tutorial, simulasi
dan permainan.12
Berdasarkan jenis-jenis media audiovisual di atas, peneliti memilih
media film sebagai media yang digunakan dalam penelitian. Media film
dipilih agar siswa lebih mudah menggambarkan alur cerita dan mampu
mengambil pesan dalam cerita.
3. Kegunaan Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, kegunaan media pembelajaran adalah:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)13
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya:
a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realitas, gambar,
film, atau model
b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau highspeed photography
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, foto, maupun secara verbal
e. Objek-objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan
dalam model, diagram, dan lain-lain
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-
lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan
sebagainya)
12 Ibid, hlm. 87 13 Dindin Ridwanuddin, Bahasa Indonesia, cetakan ke-1 , 2015, hlm. 134
18
g. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran
berguna untuk:
a) Menimbulkan kegairahan belajar
b) Memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dengan kenyataan
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.14
3) Sifat unik tiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda,
kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru akan kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila
latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Malash ini dapat
diatasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuannya dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama
b. Mempersamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama
4. Fungsi Media Pembelajaran
Pembelajaran bahasa Indonesia, fungsi media dapat dikhususkan
pada empat keterampilan bahasa, yaitu:
1) Fungsi media dalam pembelajaran menyimak
a. Memotivasi siswa untuk mencari dan mendapatkan sesuatu lebih
banyak dengan mendengarkan
b. Agar siswa merasa bahwa apa yang didengarkan berhubungan dengan
kehidupan nyata
c. Memberi petunjuk tentang makna detil
d. Memberi petunjuk tentang makna pokok
e. Memberi materi non-verbal yang bisa dipahami
2) Fungsi media dalam pembelajaran berbicara
a. Memotivasi siswa untuk berani berbicara
14 Ibid, hlm. 135
19
b. Mengembangkan dalam wicaranya
c. Memberi informasi dalam wicara yang menyangkut objek, tindakan,
peristiwa dan keterkaitannya15
d. Memberi isyarat-isyarat non-verbal dengan aman
3) Fungsi media dalam pembelajaran membaca
a. Memotivasi siswa agar ingin membaca
b. Memberi petunjuk makna detail
c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks
4) Fungsi media dalam pembelajran menulis
a. Memotivasi siswa agar ingin membaca
b. Memberi petunjuk makna detail
c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan isi teks16
C. Film
1. Pengertian Film
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame
di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara
mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hiudp. Film bergerak
dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu.
Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang
bergerak bersama-sama. Dengan suara alamiah atau suara sesuai.
Kemampuan film dan video melukiskan gambar hidup dan suara
memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada umunya
digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan.
2. Keuntungan Film
a. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari
siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.
Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat
menunjukkan objek yang seacara normal tidak dapat dilihat, seperti
cara kerja jantung ketika berdenyut.
15 Ibid, hlm. 135 16 Ibid, hlm. 136
20
b. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang
dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar dalam berwudhu.
c. Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video
menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film
kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau
eltor dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan
makanan dan lingkungan.
d. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat
mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.
Bahkan, film dan video, seperti slogan yang sering didengar, dapat
membawa dunia ke dalam kelas.
e. Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila
dilihat secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku
binatang buas.
f. Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau
kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
g. Kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi fram, film
yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat
ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian
mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup
itu mekar.
3. Keterbatasan Film
a. Pengadaan film dan video umunya memerlukan biaya mahal dan
waktu yang banyak.
b. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus
sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin
disampaikan melalui film tersebut.
21
c. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar yang diinginkan; kecuali film dan video itu
dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.17
D. Menulis
1. Pengertian Menulis
Tarigan dalam E.Kosasih dkk mengemukakan bahwa menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif yang memanfaatkan
grafologi struktur bahasa dan kosakata. Dikatakan aktif produktif karena
kegiatan menulis menghasilkan suatu karya yang berupa ungkapan-
ungkapan ide seseorang, sedangkan ekspresif berarti kemampuan
mengungkapkan maksud, gagasan, perasaan, pengalaman. Menulis adalah
melukis lambang-lambang grafik yang mengungkapkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut.18
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan
dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya, memberi tahu,
meyakinkan, menghibur. Hasil dari proses kreatif menulis ini biasa disebut
dengan istilah tulisan atau karangan. Menulis dan mengarang sebenarya
dua kegiatan ya g sama karena menulis berarrti mengarang (baca: menyusun
atau merangkai, bukan menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun kalimat
menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks yang
mengusung pokok persoalan.
William berpendapat, the Writing Process: An Overview You should
think of writing as an activity that clarifies issues for yourself as well as for
your audience. For most writers, that activity takes time. Remember, clear,
well-organized thoughts do not flow out of a writer's mind onto paper as
17 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, edisi revisi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2014), cetakan ke-17, hlm.50-51 18 E. Kosasih dkk, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka 2014), cetakan ke-1, hlm: 11
22
quickly and easily as they flow from the page into the reader's mind.19
Artinya proses penulisan adalah sebuah tinjauan seorang penulis harus
menganggap menulis sebagai kegiatan yang mengklarifikasi masalah untuk
diri sendiri dan juga untuk pembaca. Bagi kebanyakan penulis, kegiatan itu
membutuhkan waktu. Ingat, pikiran yang jelas dan terorganisir dengan baik
tidak mengalir keluar pikiran penulis ke atas kertas secepat dan semudah
mengalir dari halaman ke dalam pikiran pembaca.
2. Jenis-Jenis Tulisan
Penjelasan tulisan dapat ditinjau dari berbagai segi, antara lain
berdasarkan keobjektifan masalah dan berdasarkan isi dan sifatnya.
Berdasarkan keobjektifan masalah tulisan dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yakni:
a. Tulisan ilmiah
b. Tulisan populer
c. Tulisan fiktif 20
Berdasarkan isi dan sifatnya, tulisan terdiri atas:
a. Naratif, tulisan naratif merupakan sebuah tulisan yang
sebagaian besar berisi cerita. Meskipun di dalamnya terdapat
gambaran-gambaran untuk melengkapi cerita tersebut, namun
secara utuh tulisan tersebut bersifat cerita.21
b. Tulisan deskripsi, berisi gambaran tentang suatu onjek atau
keadaan tertentu yang dijelaskan seolah-olah objek tersebut
terlihat.
c. Tulisan ekspositorik adlah tulisan yang berisi sebuah
pembahasan tentang suatu persoalan beserta penjelasan-
penjelasannya secara terperinci supaya pembaca dapat
memahami persoalan tersebut.
19 William Vesterman, Reading, and Writing Short Arguments, (Boston: Rutgers
University), Fifty Edition, hlm. 24 20 Daeng Nurjamal, Terampil Berbahasa, (Bandung: Penerbit Alfabeta, Anggota Ikatan
Penerbit Indonesia IKAPI), hlm. 69 21 Ibid, hlm. 70
23
d. Tulisan persuasif adalah sebuah tulisan yang berusaha
menonjolkan fakta-fakta mengenai suatu persoalan yang
kemudian fakta-fakta itu dijadikan dasar untuk mempengaruhi
pembaca.
e. Tulisan argumentatif adalah tulisan yang berisi pendapat
tentang suatu persoalan yang didukung dengan sejumlah
argumentasi dengan maksud untuk meyakinkan pembaca atas
pendapat yang dikemukakannya.22
3. Manfaat Menulis
Bernard Percy dalam Nurdin mengemukakan bahwa beberapa
kemanfaatan menulis antara lain:
a. Sarana untuk Mengungkapkan Diri (a Tool for Self Expression)
b. Sarana untuk Pemahaman (a Tool for Undestanding)
c. Membantu Mengembangkan Kepuasan Pribadi, Kebanggaan,
Perasaan Harga Diri (a Tool to Help Developing Personal
Satisfaction, Pride, a Feeling of Self Worth)
d. Meningkatkan Kesadaran dan Penyerapan Terhadap Lingkungan (a
Tool for Incresing Awareness and Perception of Enviroment)
e. Keterlibatan Secara Bersemangat dan Bukannya Penerimaan yang
Pasrah (a Tool for Active Involvement, no Passive Acceptance)
f. Mengembangkan Suatu Pemahaman Tentang dan Kemampuan
Menggunakan Bahasa (a tool for Developing an Understanding of and
Ability to Use the Languange).23
E. Paragraf Deskripsi
1. Definisi Paragraf
Izul dalam Taufiqur Rahman menyatakan bahwa kata deskripsi
berasal dari kata bahasa latin describere yang berarti mengambarkan atau
memerikan sesuatu hal. Dari segi istilah deskripsi adalah suatu bentuk
22 Ibid, hlm. 71 23 Nurudin. Dasar-Dasar Penulisan. (Malang: UMM Press, 2010), cetakan ke-2, hlm. 19-
27
24
karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya,
sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan
merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya.
Shinigami dalam Taufiqur Rahman menjelaskan bahwa deskripsi
adalah yang berisi penggambaran suatu objek, tempat, atau peristiwa
tertentu kepada pembaca secara jelas dan terperinci sehingga pembaca
seolah-olah melihat dan merasakan sendiri apa yang dideskripsikan oleh
penulis. Jadi, berdasarkan uraian di atas deskripsi adlah gambaran mengenai
suatu hal yang dilukiskan dengan kondisi atau keadaan yang sebenarnya
berisi penggambaran suatu objek, tempat, atau peritiwa tertentu sehingga
dapat dirasakan, dilihat, dicium dan didengar, oleh pembaca.24
Keraf dalam Prima Gusti Yandi, menjelaskan bahwa paragraf yang
sering juga disebut alinea adalah bagia wacana bab dalam suatu karangan
yang mengungkapkan satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan
garis baru yang menjorok ke dalam kira-kira lima atau enm ketuk (spasi).
Paragraf dapat juga dilihat sebagai suatu informasi yang memiliki satu
gagasan utama sebagai pengendali. Gagasan utama itu akan menentukan
kalimat mana yang dapat dikelompokkan ke dalam sebuah paragraf dan
informasi mana yang tidak dapat dimasukkan ke dalam paragraf. Dengan
kata lain, gagasan utama dalam sebuah paragraf tersebut.
Paragraf terdiri atas satu kalimat topik beberapa kalimat
pengembangan atau pendukung yang berfungsi memperluas keterangan,
memperjelas, menganalisis, atau menerangkan kalimat topik. Jika dalam
sebuah paragraf hanya terdapat satu kalimat, maka paragraf tersebut dapat
dikatakan tidak ditata dengan baik.25
24 Taufiqur Rahman, Teks Dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan, (Semarang: Pilar
Nusantara, 2017), cetakan ke-1, hlm. 65 25 Prima Gusti Yandi dan Fairul zabadi, Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan,
(Jakarta: PT. Grasindo 2016), hlm.99
25
2. Ciri Paragraf yang Baik
Paragraf dapat dikatakan baik apabila sekurang-kurangnya
memiliki ciri kesatuan, kepaduan, ketuntasan, konsistensi sudut padangan
dan keruntutan
a. Kesatuan
Kesatuan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apabila informasi-
informasi dalam paragraf itu tetap dikendalikan oleh gagasan utama. Agar
hal itu dapat dicapai, penulis harus senantisa mengevaluasi apakah kalimat-
kalimat yang ditulisnya itu berhubungan erat dengan gagaran utama.
b. Kepaduan
Kepaduan dalam sebuah paragraf akan terpenuhi apalabila kalimat-
kalimat yang menyusun paragraf itu terjalin secara logis dan gramatikal, dan
berkaitan satu sama lain unk mendukung gagasan utaama. Untuk
membangun kepaduan kalimat-kalimat dalam paragraf penulis dapat
menggunakan kata kunci dan sinonim, pronomina, kata transisi, dan struktur
yang paralel.
c. Ketuntasan
Ketuntasan di dalam paragraf maksudnya adlah semua yang
diperlukan untuk mendukung gagasan utama tercakup di dalam paragraf itu.
Ketuntasan di dalam paragraf tidak bergantung pada panjang atau
pendeknya paragraf itu, tetapi bergantung pada lengkap atau tidaknya
informasi yang disampikan penulis tentang gagasan utama yang
disampaikannya.26
d. Konsistensi Sudut Pandang
Kekonsistensian sudat pandang di dalam paragraf maksudnya
adalah seorang penulis harus menentukan lebih dahulu sudut pandangnya
terhadap calon pembaca agar ia dapat menulis gaya penulisan yang tepat.
Jika penulis sudut memastikan bahwa pembaca tidak dilibatkan secara
26 Ibid, hlm. 103
26
eksplisit sebagai mtra tutur pilihan itu harus dipertahankan sampai akhir
karangan
e. Keruntutan
Keruntutan dalam paragraf maksudnya adalah menyajikan
informasi secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran penulis. Ada beberapa model urutan penyajian
informasi dalam paragraf, yaitu urutan waktu, urutan tempat, urutan umum
khusus, urutan khusus umum, urutan pertanyaaan jawaban, ururtan jawaban
pertanyaan, dan urutan sebab akibat. Tiap-tiap model itu mempunyai
kelebihannya masing-masing.27
3. Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menggambarkan atau meukiskan sesuatu.
b. Penggambaran objek menggunakan panaindera, seperti penglihatan,
pendengaran, pengecapan, penciuman, dan lain-lain
c. Membuat pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek
yang dideskripsikan.
d. Menjelaskan ciri-ciri objek secara detail.
4. Struktur Teks Deskripsi
Seperti teks-teks lain, teks deskripsi juga memiliki struktur yang
memperlihatkan perbedaan bagian-bagian teks. Struktur teks tersebut,
yaitu:28
a. Identifikasi
Bagian dari identifikasi menjelaskan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan pernyataan umum mengenai objek.
b. Deskripsi bagian
27 Ibid, hlm. 104 28 Ahmad Bahtiar dan Fatimah, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: In
Media, 2014), hlm. 66
27
Berbeda dari identifikasi yang menjelskan tentang hal-hal umum,
pada deskripsi bagian mulai menjelaskan lebih detail tentang objek
tersebut, seperti deskripsi bagian berdasarkan ruang, berdasarkan
anggota bagian-bagian tubuh, berdasarkan proses sesuatu berlangsung,
dan pemfokusan pada objek.
c. Simpulan
Bagian penutup pada teks deskripsi berupa simpulan, saran, atau
kesan penulis terhadap objek tersebut.
5. Langkah-Langkah Menyusun Paragraf Deskripsi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan paragraf
deskripsi, yaitu:29
a. Menentukan tema dan topik karangan
Tentukan tema atau topik apa yang ingin disampaikan melalui
paragraf. Tentunya, peneliti harus menguasai tema atau topik
tersebut.
b. Menetapkan tujuan
Penting adanya tujuan dari penulisan agar sedari awal peneliti
dapat menentukan dan konsisten mau dibawa ke arah mana paragraf
deskripsi tersebut.
c. Mengumpulkan bahan
Agar deskripsi lengkap dan informatif, peneliti harus
mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber. Semakin
lengkap objek yang dideskripsikan, semakin pembaca merasakan
langsung objek tersebut.
d. Menyusun kerangka karangan
Sebelum menulisnya seara lengkap, siapkan kerangka karangan
agar jelas dan runtut urutan-urutan paragraf deskripsi yang akan
dibuat.
e. Menyusun kalimat deskripstif
29 Taufiqur Rahman, Op.Cit., hlm. 67-68.
28
Peneliti perlu memahami kaidah kebahasaan paragraf deskripsi,
agar kalimat yang ditulis adalah benar kalimat deskripsi.
6. Contoh Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi merupakan paragraf yang pernyataannya
bertujuan menggambarkan suatu objek dengan sejelas-jelasnya. Paragraf ini
juga disebut paragraf pemberian . dalam paragraf ini, pembaca seolah-olah
berada dalam suara ruangan dan dapat mencium, mendengar, merasakan
dan melihat segala sesuatu yang terdapat di situ. Contoh paragraf deskripsi
berikut:
Firda menyibak vitrage dengan tangan lemas. Dari
ketinggian kamar di lantai delapan hotel berbintang lima, ia
memandang jendela kaca yang sebagian permukaan luarnya
berimbuan. Nampak di luar sana lidah-lidah laut menghantam garis
pantai, bersebur-debur keras, tapi suaranya tidak mamlu menyusup
ke dalam kamar, hingga kesunyian suite room ini sama sekali tidak
terusik. Sampai suatu ketika terdengar suara seorang pria bertanya
dengan nada lembut.30
F. Film Pendek “Ketangen”
Film pendek bertajuk “Ketangen” besutan Dewan Kesenian Kabupaten
Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meraih penghargaan
“Best Picture” untuk kategori “Short Movie” di ajang Panasonic Young Film
Maker (PYFM) tanun 2019. “Ketangen” mengalahkan hampir 600-an film
dalam ajang tersebut. Film pendek berjudul “Ketangen” diproduksi oleh para
pegiat film yang tergabung dalam komite Cinematografi Dewan Kesenian
Kabupaten Bangka Barat dengan melibatkan pemeran lokal. Film berjudul
“Ketangen”, dalam bahasa Melayu Mentok berarti kereta angin atau sepeda.
Menurut Silo, film “Ketangen”, menceritakan tekad dan keteguhan hati
seorang ibu dalam menepati janji dan manifestasi kerinduan seorang ibu akan
sebuah kenangan. Pada alur kisah diceritakan keinginan tak selalu selaras
30 Ibid, hlm. 112
29
dengan kenyataan, mengambil hikmah dari sebuah kejadian tentu akan
berbeda-beda kepada setiap orang. ”Kami ingin menyampaikan pesan bahwa
kekuatan diri seseorang akan teruji saat obaan datang, apakah kita akan
tenggelam, atau tetap berdiri tegak, terus melangkah maju karena hidup
berjalan,” ujar Silo Sandro. Melalui penghargaan itu diharapkan para seniman
dan pegiat film di daerah lebih semangat dan serius dalam berkarya dan harus
totalitas rela berkorban demi sebuah karya yang maksimal sesuatu harapan.
Festival film dua tahunan PYFM, kali ini hadir dengan tiga kategori.
Kategori pertama adalah kategori Short Movie merupakan produksi
film dengan media konvensional dengan genre drama, komedi, horror, action,
serta dokumenter dengan durasi maksimal 15 menit, sedangkan film pendek
“Ketangen” memiliki durasi selama 14.59 menit. Kategori kedua, online video
merupakan produksi video dengan durasi maksimal 10 menit yang terbagi
dalam 4 genre video yaitu Travel Video, Fashion Film, Music Video, dan
Sketch Comedy. Kategori ketiga adalah Wedding Films yang merupakan
special category tahun ini. Adapun dari ketiga kategori ini akan dipilih total 8
pemenang dengan total hadiah 300 juta rupiah.PYFM 2019 dilaksanakan
selama tiga bulan, mulai 9 Oktober – 29 Desember 2019 dan pengumuman
pemenang digelar pada 18 Januari 2020 di Jakarta. Panasonic Young Film
Maker sudah digelar sejak 2015 sebagai wujud dukungan terhadap kreativitas
masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang berusia 15 hingga 30 tahun.31
G. Penelitian Relevan
Berikut adalah penelitian relevan yang terkait dengan kemampuan
menulis paragraf deskripsi. Pertama, yaitu skripsi yang ditulis oleh Robiatul
Adawiyah, mahasiswa PBSI Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul “Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII
MTs Negeri 8 Jakarta dengan Media Video Wisata Daerah”.32 Penelitian itu
31“Ketangen" produksi Bangka Barat raih penghargaan film terbaik PYFM, diakses dari
https://www.antaranews.com/berita/1255540/ketangen-produksi-bangka-barat-raih-penghargaan-
film-terbaik-pyfm, pada tanggal 16 September 2021, pukul 21:58 WIB 32 Robiatul Adawiyah, “Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII MTs
Negeri 8 Jakarta dengan Media Video Wisata Daerah”, skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2019.
30
dengan penelitian pada skripsi ini sama-sama meneliti teks deskripsi siswa.
Perbedaannya, penelitian itu menggunakan media video wisata daerah, dan
penelitian Robiatul Adawiyah meneliti siswa kelas VII tingkat SMP. Sementara
itu, penelitian ini menggunakan media audiovisual film pendek dengan judul
“Ketangen” dan melakukan penelitian di kelas XI IPS SMAN 5 Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2020/2021 dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Sehubungan dengan itu, hasil penelitian dari skripsi yang
di tulis Robiatul Adawiyah menunjukkan bahwa keterampilan menulis teks
deskripsi pada kelas VII MTs 8 Negeri Jakarta memperoleh nilai pada kategori
sangat baik tidak ada, kategori baik 2 orang atau 6%, kategori ukkup 8 orang
atau 27%, kategori kurang 20 orang atau 66% dan kategori sangat kurang tidak
ada, terdapat 2 siswa yang memperoleh nilai 20 dengan kategori baik.
Kedua, yaitu skripsi yang ditulis oleh Petrus Panggah Pambudi,
mahasiswa Program Studi PBSI Jurusan PBSI Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Paragraf Deskripsi dengan Pendekatan Kooperatif Metode Numbered
Heads Together pada Kelas X Semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016 SMA
Kristen Bentara Wacana Muntilan”.33 Penelitian itu dengan penelitian pada
skripsi ini sama-sama meneliti menulis teks deskripsi. Perbedaannya, penelitian
itu menggunakan metode numbered heads togethers dan metode kuantatif.
Sementara itu penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dan melakukan penelitian di kelas XI IPS SMAN 5 Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2020/2021. Sehubungan dengan itu, hasil penelitian dari
skripsi yang ditulis Petrus Panggah Pambudi menunjukkan pada siklus I
kemampuan menulis meningkat menjadi 75.15, dan pada siklus II mengkat
menjadi 83.84. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kondisi awal 6
orang atau 32%, pada siklus I meningkat menjadi 11 orang atau 55%, dan pada
siklus II menjadi 16 orang atau 84%.
33 Petrus Panggah Pambudi, “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi dengan
Pendekatan Kooperatif Metode Numbered Heads Together pada Kelas X Semester 1 Tahun Ajaran
2015/2016 SMA Kristen Bentara Wacana Muntilan”, skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta,
2016.
31
Ketiga, yaitu skripsi yang ditulis oleh Pius Danardana Tunjung Seta,
mahasiswa PBSI Jurusan PBSI Fakultan Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Yogyakarta dengan judul “Pengembangan Media Film Pendek untuk
Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarakan Kehidupan Siswa Kelas X
Semester II SMA Pius Bakti Utaa Purworejo”.34 Penelitian itu dengan penelitian
skripsi ini sama-sama meneliti siswa SMA menggunakan media audiovisual
film pendek. Perbedaannya, penelitian tersebut menggunakan media film
pendek untuk pembelajaran menulis cerpen pada siswa kelas X SMA.
Sementara itu skripsi ini menggunakan media film pendek dengan judul
Ketangen untuk pembelajaran menulis teks deskripsi dan melakukan penelitian
di kelas XI IPS SMAN 5 Tangerang selatan Tahun Pelajaran 2020/2021.
Sehubung dengan itu, hasil peneltian dari skripsi yang ditulis Pius Danardana
Tunjung Seta menunjukkan bahwa produk media film pendek yang
dikembangkan layak digunakan dalam pembelajaran menulis cerita pendek
kelas X SMA Pius Bakti Bayan Purworejo. Hasil yang dimaksud meliputi (1)
penilaian ahli media sebesar 4,50; (2) penilaian ahli materi sebesar 3,2 dan hasil
penilaianguru sebesar 4,11; dan (3) validasi lapangan yang diawali dengan uji
kelompok kecil sebesar 3,26 dan uji kelompok besar sebesar 2,96.
34 Pius Danardana Tunjung Seta, mahasiswa PBSI Jurusan PBSI Fakultan Bahasa dan Seni
dengan judul “Pengembangan Media Film Pendek untuk Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan
Kehidupan Siswa Kelas X Semester II SMA Pius Bakti Utaa Purworejo”, skripsi pada Universitas
Negeri Yogyakarta, 2016 .
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
yang beralamat di Kompleks Puri Bintaro Hijau Blok F IV Pondok Aren
Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan di Kelas XI IPS data siswa yang
diteliti di semester ganjil pada tahun pelajaran 2020/2021 mulai tanggal 23
September 2020 sampai tanggal 16 Desember 2020. Penelitian di sekolah
ini dilakukan, karena peneliti sudah mengetahui kondisi sekolah.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari generasi.1
Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek yang ilmiah, objek
yang apa adanya, tidak memanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada
saat peneliti memasuki obyek, setelah berada di obyek dan setelah keluar
dari obyek relatif tidak berubah. Kriteria data dalam penelitian kualitatif
adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi
sebagaimana adanya, bukan data yang sekadar yang terlihat, terucap, tetapi
data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut.2
Pengumpulan data dengan teknik trianggulasi adalah pengumpulan
data yang digunakan berbagai sumber dan berbagai teknik pengumpulan
data secara simultan, sehingga dapat diperoleh data yang pasti. Penelitian
kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh
1 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. ALFABETA, 2014), hlm 1 2 Ibid, hlm 2
33
fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Analisis data
yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan
dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Analisis
data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak peneliti menyusun proposal,
melaksanakan pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan
seluruh data.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang
sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang
tampak.3 Bogdan dan Taylor dalam Andi Prastowo mengemukakan
metodologi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.4.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian terdiri dari dua macam, yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer berdasarkan
pendapat Mahmud adalah sumber data pokok yang berlangsung
dikumpulkan peneliti dari subjek penelitian, sedangkan sumber data
sekunder adalah sumber data tambahan yang menurut peneliti menunjang
data pokok.5
Data penelitian ini yaitu paragraf deksripsi yang ditulis oleh siswa
kelas XI IPS 3 SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan. Siswa ditugaskan
membuat paragraf deskripsi dengan objek yang sama, yaitu media film
pendek “ketangen”. Sumber data ini sebagai pemanfaatan media
pembelajaran dalam menulis teks deskripsi.
3 Ibid, hlm 3 4 Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hlm.
22 5 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 151
34
D. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3
tahun pelajaran 2020/2021 di SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
dengan jumlah 41 siswa. Alasan peneliti melakukan penelitian data di kelas
tersebut yaitu berkaitan dengan kelas yang sudah ditentukan oleh guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan adanya izin dari pihak sekolah. Objek
penelitian adalah media film dalam keterampilan menulis paragraf
deskripsi. Adapun media film yang digunakan adalah film pendek judul
“Ketangen”. Media ini digunakan agar siswa dapat fokus pada alur cerita
film dan mengambil pesan yang terkandung dalam pembelajaran.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut M. Djunaidi Ghony dan Fauan Almansur, “Pengumpulan
data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik kondisi yang alami, sumber data primer, dan lebih banyak pada
teknik obserasi yang berperan serta, wawancara, dan dokumentasi.6
Peneliti dalam penelitian ini juga melakukan observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
1. Observasi
Ghony dan Almansur berpendapat bahwa “Metode observasi
adalah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke
lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku,
kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan.7 Observasi
yang dilakukan peneliti dengan memerintahkan siswa untuk membuat
paragraf deskripsi sesuai dengan film pendek “Ketangen” yang
sebelumnya sudah ditayangkan dan disimak. Observasi dilakukan peneliti
melalui Zoom meeting.
6 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 164 7 Ibid, hlm. 165
35
2. Wawancara
Menurut Sugiyono, “Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.”8
Wawancara dilakukan setelah peneliti melakukan pengambilan data yang
berguna untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar Bahasa
Indonesia yang biasa dilakukan oleh guru, tentang penggunaan media
pembelajaran di kelas, serta mengetahui pandangan guru dan siswa terkait
penggunaan media film pendek “Ketangen” yang digunakan saat
pembelajaran materi teks deskripsi di kelas.
Untuk merealisasikan teknik nontes penelitian ini, peneliti
melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Bu
Restuwati. dan dua siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 5 Tangerang Selatan
yang mendapat nilai tertinggi dan terendah terkait pengunaan media film
pendek “ketangen” dalam pembelajaran menulis paragraf deskritif.
Wawancara dilakukan setelah peneliti melakukan observasi kegiatan
belajar mengajar.
Tabel 3 1
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Bahasa Indonesia
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Ibu mengetahui tentang media audio
visual?
“Audio visual, kalau diartikan
audio itukan sesuatu yang bisa
didengar, sedangkan visual
yang bisa dilihat, contohnya
video, televisi bisa juga”
2. Apakah Ibu pernah menggunakan media audio
visual?
“iya, memulai pembelajaran
misalnya setiap KD ya, KD 3.1
itu dimulai sebelum materi
8 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 72.
36
dilengkapi juga dengan itu
audio visual, biasanya sih selain
Ibu buat sendiri Ibu ambil dari
youtube”
3. Apakah media audio visual cocok untuk
digunakan pada materi teks deskripsi?
“cocok kalau menurut Ibu”
4. Bagaimana cara Ibu mengajarkan materi
menulis teks deskripsi?
“yang pertama itu kan karena
kita pembelajaran jarak jauh
agak sulit juga ya, kecuali kalau
pembelajaran langsung. Jadi
yang pertama kalau di SMA 5
pakainya aplikasi schoology
yang sudah tertulis bagian
materin, penugasaan, dan
evaluasinya. Ibu menjelaskan
dulu materinya pengertian, ciri-
ciri dan contoh-contohnya, nah
dilengkapi dengan alamat
website untuk menunjang materi
itu”
5. Menurut Ibu, apa yang menyebabkan ada siswa
yang menonjol dan tidak menonjol dalam
pembelajaran menulis?
“sebenernya ada siswa yang
perhatian dan kurang perhatian
dalam belajar itu pasti ada,
secara nilai dan ada juga karena
latar belakangnya. Apalagi
disaat seperti ini ya kadang ada
yang masih tidur dan kadang
masuk hanya absen, karena
jarak jauh jadi sulit juga untuk
menegur”
37
6. Bagaimana cara Ibu mengatasi permasalahan
tersebut?
“biasanya Ibu tanya dulu kan
ada sebab ada akibat ya, anak
tidur di kelas Ibu tanya kenapa
pasti ada sebabnya, sekarang
karena lagi situasi seperti ini Ibu
menghubungi siswa melalui
media whatsapp”
7. Bagaimana cara Ibu mengajar di situasi
pandemi seperti ini?
“iya itu dengan pembelajaran
jarak jauh, yang sudah
difasilitasi dari sekolah SMA 5
yaitu dengan program
schoology disitu sudah lengkap
sekali, ada materi, absen, tugas
evaluasi semuanya sudah
lengkap disitu. Sebenarnya,
sebelum ada pandemi SMA 5 itu
sudah menggunakannya”
8. Metode apa yang dipilih pada masa pandemi
dalam pembelajaran bahasa indonesia
sekarang?
“ya itu tadi daring dengan
menggunakan media audio
visual”
9. Kendala apa saja yang terjadi saat belajar
online?
“kendalanya ya itu, biasanya
orang tuanya kerja jadi anak
bangunnya kesiangan, tidak ada
yang kasih semangat, kalau di
sekolahkan enak ya bisa ditanya
secara langsung”
10. Bagaimana cara Ibu mengatasi permasalahan
belajar online?
“setiap kelas ibu punya grup
kelas diaplikasi whatsapp
sendiri, jadi Ibu mengatasinya
dengan menghubungi nomor
38
telepon siswa yang sudah ada
digrup kelas jadi bisa langsung
ditegur”
11. Apakah menurut Ibu belajar melalui via digital
efektif?
“kurang, tetap lebih bagus dan
optimal belajar tatap muka”
12. Apakah Ibu pernah menggunakan media film? “belum sampai, karena itu ada
dimateri kelas 12, dan belum
sampai di KD itu, tapi ibu pasti
menggunakan”
13. Menurut Ibu media film itu seperti apa? “kalau film itu tentu waktu
penayangannya lebih panjang,
dan lebih lengkap, sedangkan
kalau sinetron itu bisa
berepisode maksudnya
keesokkannya ada lanjutan dan
ada jeda iklan”
14. Bagaimana pendapat Ibu tentang pembelajaran
menulis paragraf deskripsi melalui media film
pendek “Ketangen”?
“bagus, karena selain menulis
paragraf deskripsi siswa juga
bisa fokus dan lebih mengerti
nilai-nilai yang terkandung pada
filmnya, apalagi film ini
memiliki nilai moral yang
bagus”
15. Menurut Ibu, apakah media film pendek
“Ketangen” efektif dan dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran khususnya untuk
materi menulis teks deskripsi?
“bagus, bagusnya karena tidak
semua keinginan itu bisa
terwujud dilihat dari situasi dan
kondisi kecuali memang orang
tuanya mampu kalau orang
tuanya kurang mampu ya harus
bersabar kalau bisa menabung
39
sendiri agar bisa membeli yang
diinginkan, nah itu juga orang
tua bagus menabung tapi bukan
untuk membeli sepeda anaknya
melainkan untuk masa depan
anaknya”
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono dalam Umar Sidiq menyatakan bahwa
dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Menurut GJ.
Renier dalam Umar Sidiq menjelaskan istilah dokumen dalam tiga
pengertian, pertama dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber,
baim sumber tertulis maupun sumber lisan, kedua dalam arti sempit yaitu
yag meliputi semua sumber tertulis saja, ketiga dalam arti spesifik yaitu
hanya yang meliputi surat-surat resmi dan surat-surat negara, seperti surat
perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah dan sebagainya.9
Dokumentasi dilakukan saat proses belajar mengajar dilakukan
melalui aplikasi Zoom Meeting. Peneliti merekam, dan melakukan tangkap
layar saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
F. Teknik Pengolahan Data
Miles dan Huberman dalam Sugiyono mengemukakan bahwa,
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas analisis data,
yakni data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication.10
Berikut ini pengolahan data menurut Miles dan Huberman:
9 Mahmud, op. Cit.,. hlm. 151 10 Sugiono, op. Cit., hlm. 19
40
1. Data Reduction (Reduksi Data)
2. Data yang telah terkumpul dari lapangan jumlahnya banyak, oleh sebab
itu perlu dicacat secara teliti dan detail. Semakin lama peneliti turun ke
lapangan,maka jumlah data semakin banyak, kompleks, dan rumit. Oleh
karena itu perlu menganalisis data melalui reduksi data. Mereduksi
artinya merangkum, memilih hal-hal pokok, difokuskan pada yang
penting, serta dicari tema dan polanya. Setelah mereduksi data, data akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan11.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data penelitian kualitatif dapat menggunakan tabel,
grafik, phie card, piktogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data, maka
data akan terorganisir, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan lebih
mudah diimplementasikan. Menampilkan data akan memudahkan peneliti
untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah atau dinahami sebelumnya.12
3. Conclusion Drawing/Verification (Verifikasi)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas menjadi lebih
jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.13
Data dari penelitian ini berupa tulisan menulis deskripsi kelas XI
IPS 3 SMA Negeri Tangerang Selatan sesudah menggunakan media
pembelajaran berupa film pendek “Ketangen. Kriteria penilaian terdapat
lima aspek, yaitu 1) Kesesuaian isi, 2) Ketepatan struktur, 3) Ketepatan kata,
4) Ketepatan makna, 5) Ejaan dan tata tulis.
11 Ibid, hlm. 92-93 12 Ibid, hlm. 95 13 Ibid, hlm. 99
41
G. Instrumen Penelitian
Penelitian kualitatif yang menjadi intrumen atau alat penelitian
adalah penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti sebagai intrumen juga
harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan
penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.14
Tabel 3 2
Tabel Instrumen Menulis Teks Deskripsi
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi
2. Ketepatan struktur
3. Ketepatan kata
4. Ketepatan kalimat
5. Ejaan dan tata tulis
6. Nilai Moral
Jumlah skor
Nilai
Jumlah Skor Siswa
Jumlah Skor Maksimal x 100
*Diubahsesuaikan dari Burhan Nurgiyantoro15
Rentang skor penilaian:
5: Sangat Baik
4: Baik
3: Cukup Baik
2: Kurang Baik
14 Ibid, hlm. 59 15 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyrakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, Edisi II, 20016), hlm. 390
42
1: Tidak Baik
Tabel 3 3
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Teks Deskripsi
No. Aspek yang
Dinilai
Kriteria Nilai
1. Kesesuaian Isi Isi atau informasi dalam teks
disampaikan dengan lengkap
5
Isi atau informasi terdapat
sedikit yang tidak disampaikan
4
Isi atau informasi disampaikan
dengan cukup kurang lengkap
3
Isi atau informasi disampaikan
dengan kurang lengkap
2
Isi atau informasi disampaikan
dengan sangat kurang lengkap
1
2. Ketepatan struktur Penulisan struktur teks lengkap 5
Teks hanya memiliki tiga
struktur
4
Teks hanya memiliki dua
struktur
3
Teks hanya memiliki satu
struktur
2
43
Teks yang ditulis tidak memiliki
struktur
1
3. Ketepatan kata Menggunakan kata baku atau
sesuai dengan KBBI.
5
Terdapat maksimal lima
ketidaktepatan penggunaan kata
yang tidak baku atau tidak
sesuai dengan KBBI.
4
Terdapat maksimal tujuh
ketidaktepatan pengunaan kata
yang tidak baku atau tidak
sesuai dengan KBBI.
3
Terdapat maksimal sembilan
ketidaktepatan penggunaan kata
yang tidak baku atau tidak
sesuai dengan KBBI.
2
Terdapat lebih dari sembilan
ketidaktepatan penggunaan kata
yang tidak baku atau tidak
sesuai dengan KBBI
1
4. Ketepatan Kalimat Kalimat yang ditulis tersusun
dengan efektif
5
Kalimat yang ditulis tersusun
terdapat 1 kalimat tidak efektif
4
Kalimat yang ditulis tersusun
terdapat 2 kalimat tidak efektif
3
44
Kalimat yang ditulis tersusun
terdapat tiga kalimat tidak
efektif
2
Kalimat yang ditulis tersusun
terdapat lebih dari tiga kalimat
efektif
1
5. Ejaan dan tata tulis
(penggunaan kata
baku, tanda baca,
penggunaan huruf
kapital)
Ejaan dan tata tulis tidak
terdapat kesalahan.
5
Terdapat 1 ketidaktepatan ejaan
dan tata tulis
4
Terdapat 2 ketidaktepatan ejaan
dan tata tulis
3
Terdapat tiga ketidaktepatan
ejaan dan tata tulis
2
Terdapat lebih dari tiga
ketidaktepatan ejaan dan tata
tulis
1
6. Nilai moral (nilai
kesantunan, saling
menghormati dan
menghargai, nilai
kerja keras, pantang
menyerah, nilai
kemandirian, tidak
malas dan
kesabaran)
Terdapat lebih dari 5 nilai moral
sesuai dalam cerita
5
Terdapat 4 nilai moral sesuai
dalam cerita
4
Terdapat 3 nilai moral sesuai
dalam cerita
3
Terdapat 2 nilai moral sesuai
dalam cerita
2
45
Terdapat 1 nilai moral sesuai
dalam cerita
1
*Telah diubahsesuaikan dari Anas Sudijono16
Teks deskripsi yang dibuat oleh siswa sudah dinilai, tahap
selanjutnya adalah mencari hasil rata-rata kemampuan menulis teks
deskripsi dengan rumus berikut:17
X =Ʃ×
ɴ
Keterangan:
X = Simbol rata-rata hitung (mean)
Ʃ× = Jumlah seluruh skor peserta didik
N = Jumlah peserta didik18
Tabel 3 4
Rentang Tingkat Nilai19
Nilai Angka Nilai Huruf Predikat
80 – 100* A Baik Sekali
66 – 79 B Baik
56 – 65 C Cukup
46 – 55 D Kurang
20 ke 45* E Gagal
*telah diubahsesuaikan
Berdasarkan tabel di atas, siswa mendapat predikat ‘Baik Sekali’
apabila mendapat nilai 80 – 100. Siswa mendapat predikat ‘Baik’ apabila
mendapat nilai 66 – 79. Selanjutnya, siswa mendapat predikat ‘Cukup’
apabila mendapat nilai 56 – 65, predikat ‘Kurang’ untuk siswa yang
16 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2018), cetakan ke- 27, hlm. 80. 17 Burhan Nurgiyantoro, Op, Cit., hlm. 243. 18 Ibid, hlm. 243. 19 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2016), cetakan ke-15, hlm. 35.
46
mendapat nilai 46 – 55. Dan terakhir, predikat ‘Gagal’ untuk siswa yang
mendapat nilai 45 – 20.
Teori yang dikemukakan oleh dua pihak tersebut (Burhan dan Anas
Sudijono), maka peneliti dalam langkah kerja analisis penelitian skripsi ini
menyatu kepada Anas S dengan mengubahsesuaikan sebagaimana judul
yang tertera dalam skripsi.
Tabel 3 5
Tingkat Capaian Kerja
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi
2. Ketepatan struktur
3. Ketepatan kata
4. Ketepatan kalimat
5. Ejaan dan tata tulis
6. Nilai moral
Jumlah skor 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙x100
Nilai Jumlah keseluruhan
Jadi, poin ke-6 peneliti menambahkan aspek penilaian “moral dalam film
ketangen” sebagaimana judul skripsi peneliti, dengan menggunakan penilaian yang
telah diubahsesuaikan. Film ketangen memiliki 7 nilai moral sebagai tolak ukur
penilaian peneliti yaitu kesantunan, saling menghormati, saling menghargai, kerja
keras, pantang menyerah, tidak manja dan tidak malas, kesabaran.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
Profil sekolah terdiri atas sejarah singkat sekolah, moto dan slogan,
visi misi dan data mengenai guru dan siswa. Berikut adalah paparannya:
1. Sejarah Singkat
SMAN 5 Kota Tangerang Selatan berdiri pada tanggal 21 Juni
2002 merupakan kelas jauh dari SMAN 1 Ciputat di Kecamatan Pondok
Aren berdasarkan keputusan kepala Dinas Kabupaten Tangerang nomor:
425/4201/248/Disdik. dan KBM dilaksanakan di SMUN 1 Ciputat,
Kemudian pada tanggal 3 Februari 2004 kelas jauh SMUN 1 Ciputat
menempati gedung baru di Pondok Aren Kabupaten Tangerang sampai saat
ini, sesuai dengan perkembangannya pada tanggal 11 Juni 2004 berdasarkan
SK bupati Nomor 420/kep.170-Huk/2004.
Kemudian berdasarkan Peraturan Wali Kota Tangerang Selatan
Nomor 10 tahun 2009 tentang perubahan nama sekolah pada jenjang
pendidikan SDN, SMPN, SMAN dan SMKN di lingkungan Pendidikan
Kota Tangerang Selatan maka SMAN 1 Pondok Aren berubah menjadi
SMAN 5 Kota Tangerang Selatan.
SMAN 5 Kota Tangerang Selatan pada tahun 2009 menjadi salah
satu Sekolah Standar Nasional (SSN) dalam pelaksanaannya dengan biaya
swadaya. SMAN 5 Kota Tangerang Selatan memiliki tanggal SK Pendirian
pada 15 Maret 2019. Data periodik waktu penyelenggaraan sehari penuh per
5 hari, bersedia menerima dana BOS, belum bersertifikasi ISO, sumber
listrik PL, daya listrik 55000, akses internet telkomsel flash, dan telkom
speedy.
Awal Januari 2014 (semester genap) SMAN 5 Kota Tangerang
Selatan akan melaksanakan Program Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal (PBKL) yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang
tidak bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi khususnya dan merupakan
48
muatan lokal untuk peserta didik yang lain. Pelaksanaan PBKL SMAN 5
Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan pihak luar. Pendidikan
Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) mempersiapkan peserta didik
khususnya kelas XI diberikan keterampilan atau skill untuk beberapa pilihan
diantaranya:
a. Tata Busana
b. Sablon
c. Enterprenuer / Kewirausahaan
2. Visi, Misi, dan Tujuan
a. Visi
“ Terwujudnya Insan yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Mampu Berkarya
dan Berbudaya Lingkungan ”
Indikator pencapaian visi
a) Berakhlak Mulia :
(a) Menjalankan syariat agama
(b) Menghormati orang tua dan guru
(c) Menyayangi sesama dan suka menolong
(d) Jujur
(e) Bertanggung jawab
(f) Amanah
(g) Disiplin
(h) Mandiri
(i) Sportif
(j) Sopan santun
(k) Demokratis
(l) Bekerja keras
(m) Semangat kekeluargaan dan gotong royong
b) Cerdas :
49
(a) Mampu memecahkan masalah
(b) Memperoleh nilai hasil belajar diatas KKM
(c) Memperoleh nilai rata-rata UN diatas 7.5
(d) Mampu berkompetisi dalam bidang akademik dan non akademik
(e) Mampu bersaing masuk perguruan tinggi negeri dan swasta yang
berkualitas
(f) Mampu mengoperasikan aplikasi computer
(g) Mampu berbahasa Inggris lisan dan tulisan dengan nilai TOEFL
min 350.
(h) Mampu berbahasa asing selain bahasa Inggris
(i) Mampu berfikir kreatif dan inovatif
a) Berkarya :
(a) Menghasilkan karya berbasis teknologi
(b) Menghasilkan karya berbasis lingkungan
(c) Menghasilkan karya bernilai ekonomi
b) Berbudaya Lingkungan
(a) Membiaskan prilaku hidup bersih dan sehat
(b) Membiasakan penghematan sumber daya alam (listrik, air, dan
ATK)
(c) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya dan
memisahkan sampah organik dan non organik
(d) Membiasakan peserta didik peduli terhadap lingkungan.
b. Misi
Sekolah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan
dalam misi berikut baik secara akademis maupun non akademis:
a) Meningkatkan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
YME
50
b) Menumbuhkan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan
Santun)
c) Menerapkan kedisiplinan dalam menegakkan peraturan dan tata
tertib
d) Menumbuh kembangkan kepekaan sosial dan solidaritas
e) Menumbuh kembangkan budaya gemar membaca, belajar dan
meneliti
f) Menumbuh kembangkan budaya demokrasi dalam setiap aspek
kehidupan sekolah
g) Menciptakan lingkungan Sekolah yang aman dan nyaman untuk
belajar dan bekerja
h) Menyelenggarakan program pembelajaran berbasis ICT dan
entrepreneur.
i) Menyelenggarakan program pembelajaran pengembangan bahasa
Inggris, bahasa Arab dan bahasa asing lain
j) Menyelenggarakan program bimbingan belajar dan pemantapan
materi pembelajaran
k) Menyelenggarakan program pengembangan bimbingan penyuluhan
dan pelayanan siswa
l) Membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat
m) Menjalin hubungan yang baik antara warga sekolah, stakeholder dan
masyarakat dengan semangat kekeluargaan
n) Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran
o) Mengembangkan seni budaya bangsa khususnya budaya lokal
(daerah)
p) Melakukan penghematan Sumber Daya Alam (Listrik, Air , dan
ATK)
c. Moto
Selain memiliki visi dan misi yang telah disebutkan diatas, SMA
Negeri 5 Tangerang Selatan juga memiliki motto:
51
“ Jadi Orang Penting itu baik , tetapi jauh lebih penting
menjadi orang baik “
“ Disiplin adalah Jiwaku dan Semangat adalah tekadku “
d. Slogan
Selain memiliki visi, misi, dan motto yang telah disebutkan diatas,
SMA Negeri 5 Tangerang Selatan juga memiliki slogan:
“ Semangat yang terbaik untuk mutu terbaik (The Best Spirit for
The Best Quality). ”
“ Bersama-sama kita bisa (Together We Can) “
1. Tujuan Sekolah
a. Menciptakan dan meyelenggarakan proses pendidikan yang
berorientasi pada target pencapaian efektifitas proses pembelajaran.
b. Mewujudkan sistem kepemimpinan yang kuat dalam
mengakomodasikan, menggerakkan dan menyeserasikan semua
sumber daya pendidikan yang tersedia.
c. Mengelola tenaga kependidikan secara efektif berdasarkan analisa
kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kerja, hubungan
kerja, mengelola tenaga kependidikan secara efektif berdasarkan
analisis kebutuhan, perencanaan dan evaluasi kerja.
d. Penanaman budaya mutu kepada seluruh warga sekolah yang
didasarkan pada keterampilan / skill dan profesionalisme menciptakan
sistem kebersamaan melalui team work yang kompak, cerdas,
dinamis, tekun dalam rangka menghasilkan output pendidikan yang
tinggi.
e. Memprioritaskan pelayanan maksimal kepada siswa dalam rangka
meningkatakan hasil belajar siswa dan meminimalisir angka drop out
(keluar) .
f. Menciptakan dan mengembangkan sistem pengelolaan yang
transparan/ terbuka dalam pengambilan keputusan pengelolaan
anggaran dan sebagainya.
52
g. Mengembangkan dan meningkatkan adanya partisipasi seluruh warga
sekolah dan masyarakat/ stake holder dengan dilandasi rasa tanggung
jawab dan dedikasi serta loyalitas yang tinggi.
h. Program peningkatan mutu, kualitas prestasi output siswa dalam
bidang akademik maupun non akademik yang berkelanjutan.
i. Memberi rasa kepuasan dan kenyamanan bagi seluruh warga sekolah
(staf) sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
j. Meningkatkan kegiatan ekskul dalam penjaringan bakat siswa di luar
non akademik.
k. Mengembangkan sistem seleksi menerima siswa baru dan melakukan
pembinaan pada calon siswa baru melalui kegiatan MOP (Masa
Orientasi Peserta Didik).
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
Jumlah seluruh personil SMA Negeri 5 Kota Tangerang Selatan
sebanyak 52 orang, terdiri atas guru 39 orang, karyawan tata usaha 5 orang,
pustakawan 1 orang, Pesuruh 5 orang dan keamanan 2 orang.
Tabel 4 1
Data Tenaga Pendidik & Kependidikan Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Status Kepegawaian
NO Uraian STATUS
Jumlah PNS Non-PNS
1.
Tenaga Guru 35 8
43 Laki-laki 16 4
Perempuan 19 4
2.
Tenaga Tata Usaha 1 4
5 Laki-laki 1 1
Perempuan 0 3
3.
Tenaga Laboran 0 0
0 Laki-laki 0 0
Perempuan 0 0
53
4.
Tenaga Pustakawan 0 1
1 Laki-laki 0 0
Perempuan 0 1
5.
Tenaga Keamanan dan Kebersihan 0 7
7 Laki-laki 0 6
Perempuan 0 1
Jumlah 56
4. Siswa
Jumlah siswa XI IPS 3 pada Tahun Pelajaran 2020/2021
seluruhnya berjumlah 41 orang. Laki-laki berjumlah 16, dan perempuan
berjumlah 25, jika dijumlah keseluruhan 41 siswa.
Tabel 4 2
Data Kelas XI IPS 3
No Tahun Pelajaran
Kelas
Jumlah XI IPS 3
1. 2020– 2021 41 41
Tabel 4 3
Wawancara Siswa Nilai Tinggi (KAM)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa kamu menyukai belajar online? Tidak, soalnya lebih jelas
tatap muka
2. Menurut kamu lebih senang belajar
menggunakan telepon pintar atau laptop?
Laptop, lebih jelas
3. Apakah kamu menyukai ketika
mendapatkan tugas menggunakan aplikasi
atau internet?
Suka saja ka, sudah
biasa sebelum pandemi
sudah menggunakannya juga
54
4. Media apa yang kamu sukai saat belajar
bahasa indonesia?
Media seperti menonton
video atau film, karena tidak
membosankan
5. Sebelumnya pernah atau tidak belajar
menggunakan media video?
Sudah pernah
6. Apakah kamu tertarik jika menggunakan
media pembelajaran saat proses
pembelajaran?
Lumayan tertarik, karena
bisa lebih jelas dalam
memahami
7. Bagaimana tanggapan kamu tentang
pengunaan media film “Ketangen” dalam
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Lebih jelas dalam
memahami dan menulis inti-
intinya dalam membuat
paragraf deskripsi tentang
yang ada di video tersebut,
dan bisa menambah
informasi yang ada dalam
cerita
8. Apakah kamu tertarik dengan penggunaan
media film pendek “Ketangen” dalam
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Tertarik, jadi tidak
membosankan
9. Apakah media film pendek “Ketangen”
membantu kamu dalam memahami
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Sangat membantu karena
menambahkan informasi
baru dari video
10. Apakah kamu memahami tentang menulis
paragraf deskripsi?
Memahami, kalau paragraf
deskripsi tentang
mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu
objek.
55
Tabel 4 4
Wawancara Siswa Nilai Terendah (JAP)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa kamu menyukai belajar online? Suka, jadi lebih santai gitu
2. Menurut kamu lebih senang belajar
menggunakan telepon pintar atau laptop?
Telepon pintar, karena bisa lebih
mudah
3. Apakah kamu menyukai ketika
mendapatkan tugas menggunakan aplikasi
atau internet?
Suka, biasanya mengumpulkan
tugas memang
menggunakan aplikasi
4. Media apa yang kamu sukai saat belajar
bahasa indonesia?
Media menonton
5. Pernah atau tidak dihadirkan media film
dalam pembelajaran bahasa indonesia oleh
guru kalian?
Sudah pernah
6. Apakah kamu tertarik jika menggunakan
media pembelajaran saat proses
pembelajaran?
Tertarik, jadi tidak bosan
7. Bagaimana tanggapan kamu tentang
pengunaan media film “Ketangen” dalam
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Filmnya sangat menarik dan bagus
8. Apakah kamu tertarik dengan penggunaan
media film pendek “Ketangen” dalam
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Tertarik, tetapi selama
pembelajaran daring lebih suka
mencatat karena sinyal
9. Apakah media film pendek “Ketangen”
membantu kamu dalam memahami
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Membantu saya jadi tahu
bagimana kehidupan di Bangka
Belitung
10. Apakah kamu memahami tentang menulis
paragraf deskripsi?
Iya, saya paham
56
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Siwa Keterampilan Menulis Teks Deskripsi
Menggunakan Media Audiovisual (Film Pendek “Ketangen”)
Berdasarkan langkah-langkah analisis data yang telah dijelaskan
sebelumnya, peneliti berhasil mengumpulkan dua puluh satu teks deskripsi dari
total 41 siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 5 Kota Tangerang Selatan. Peneliti
mengumpulkan dua puluh satu teks deskripsi dikarenakan beberapa siswa tidak
masuk kelas dan keterlambatan pengumpulan tugas.
Awal penelitian, peneliti melakukan kegiatan mengajar selama 2 jam,
peneliti mengabsen satu per satu siswa, dari jumlah keseluruhan 41 siswa,
hanya 33 siswa yang hadir masuk zoom kelas, 8 siswa tidak masuk kelas
dengan alasan sakit, dan tidak memiliki paket internet, setelah peneliti
melakukan kegiatan mengajar dan menjelaskan materi, peneliti mememberikan
tugas kepada siswa, dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Selanjutnya
siswa mengirim tugas melalui google class room peneliti memberi waktu
sampai pukul 23.59 WIB.
Pengumpulan tugas yang diterima peneliti hanya 21 siswa dari 33 siswa
yang hadir saat pembelajaran berlangsung, 12 siswa yang tidak mengumpulkan
tugas dengan alasan tidak memiliki paket internet dan ada beberapa siswa yang
mengumpulkan melewati tenggat waktu yang telah ditentukan. Berikut analisis
data peneliti dari setiap siswa untuk menggambarkan hasil kemampuan
keterampilan menulis teks deskripsi siswa secara individual.
Tabel 4 5
Analisis Data Siswa No. 1 (AFS)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
57
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 𝟏𝟕
𝟑𝟎𝑿𝟏𝟎𝟎
Nilai 56
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek pertama, siswa kurang mampu menyampaikan isi dalam
cerita. Aspek penilaian ini diberi skor 1, siswa hanya menyampaikan deskripsi dari
tokoh ibu, terbukti pada paragraf pertama:
“Ibu adalah seorang yg tangguh, pantang menyerah dan juga penyabar.
Ibu adalah seorang yg mempunya karakter pekerja keras dan tidak mudah dalam
menghadapi setiap keadaan hidupnya”
Berdasarkan aspek kedua, ketepatan struktur ada 4 yaitu identifikasi,
klasifikasi, deskripsi, dan penutup. Namun, dalam ketepatan struktur siswa menulis
deskripsi kurang lengkap. Siswa tidak menuliskan judul dalam penulisan paragraf
deskripsi, siswa tidak menuliskan adanya identifikasi pada paragraf deskripsi,
klasifikasi, dan deskripsi, aspek penilaian struktur 1.
Berdasarkan aspek ketiga, siswa mampu menulis paragraf deskripsi
menggunakan kata baku yang ada dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
hanya saja ada beberapa kata yang tidak seharusnya digunakan, terbukti pada
kalimat kedua sebagai berikut:
“Ibu adalah sesosok orang yg paling berjasa dalam hidup.”
Seharusnya:
“Ibu adalah seseorang yang paling berjasa dalam hidup”
Penulisan kata sesosok dalam KBBI ditulis dengan sosok,sedangkan siswa
menulis sesosok orang artinya siswa sudah pemborosan kata dalam penulisan.
Aspek penilaian kata siswa diberi skor 4.
58
Selanjutnya aspek kempat, siswa menulis paragraf deksripsi menggunakan
kalimat efektif, siswa menulis kalimat tersusun sangat baik, efektif, dan mudah
dipahami, aspek penilaian kalimat siswa diberi skor 5. Kelima aspek penilaian
ketepatan ejaan dan tata tulis, siswa menulis kata dengan menyingkatkan kata,
terbukti dalam kalimat pertama, kedua, dan ketiga, yaitu:
“Ibu adalah seorang yg tangguh. Ibu adalah sesosok orang yg paling
berjasa dalam hidup. Ibu adalah seorang yg mempunyai karakter pekerja keras
dan tidak mudak menyerah dalam menghadapi setiap keadaan hidupnya”
Seharusnya:
“Ibu adalah seorang yang tangguh. Ibu adalah seorang orang yang paling
berjasa dalam hidup. Ibu adalah seorang yang mempunyai karakter pekerja keras
dan tidak mudak menyerah dalam menghadapi setiap keadaan hidupnya”
Siswa menyingkat kata yg yang seharusnya ditulis yang. Aspek ketepatan
ejaan dan tata tulis siswa diberi skor 2. Berdasarkan aspek penilaian keenam, siswa
menyampaikan pesan moral dengan baik, siswa menyampaikan 4 nilai moral yaitu
terbukti pada paragraf akhir
“Seorang anak harus bersikap sopan dan ramah terhadap orang tua. Dan
harus bisa memahami keadaan/kesulitan yang terkadang dialami oleh orang tua.
Karena dilubuk hati yang paling dalam orang tua pasti menginginkan
kebahagiaan untuk anaknya”.
Siswa menyampaikan nilai moral kesantunan, saling menghargai,
kesabaran, dan pantang menyerah. Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor
4. Jumlah keseluruhan skor 17
30𝑋100 = 56.
Tabel 4 6
Analisis Data Siswa No. 2 (AEM)
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kerja
59
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 𝟐𝟓
𝟑𝟎𝑿𝟏𝟎𝟎
Nilai 83
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek pertama, siswa dapat menjelaskan isi cerita yang
terdapat dalam video yang telah disimaknya dengan cukup baik, tetapi ada
kesesuaian isi yang belum disampaikan siswa. Aspek penilaian kesesuaian isi siswa
diberi skor 3. Berdasarkan aspek kedua ketepatan struktur, siswa dapat menjelaskan
isi cerita dengan menggunakan struktur yang baik. Sehubungan dengan itu siswa
mampu menjelaskan isi cerita dengan menggunakan struktur yaitu judul, dan
identifikasi. Struktur yang belum lengkap dalam penulisan siswa adalah klasifikasi
dan deskripsi, aspek penilaian ketepatan struktur siswa diberi skor 4.
Berdasarkan aspek ketiga ketepatan kata, dalam penjelasan isi cerita siswa
menulis dengan menggunakan kata baku yang ada dalam KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia), siswa menjelaskan dengan sangat baik, aspek penilaian
ketepatan kata siswa dibberi skor 5. Berdasarkan aspek keempat ketepatan kalimat,
siswa mampu menjelaskan isi cerita dengan baik, tetapi ada sedikit kalimat yang
kurang efektif terbutkti pada kalimat pertama, yaitu:
“Setelah menonton film ini dapat kita simpulkan bahwa, film berjudul
“ketangen” merupakan film pendek yang berlatar belakang di Bangka Barat.”
Seharusnya:
60
“Film ini dapat kita simpulkan, film yang berjudul “ketangen” merupakan
film pendek yang berlatar belakang di Bangka Barat.”
Aspek penilaian ketepatan kalimat siswa diberi skor 4. Selanjutnya aspek
ejaan dan tata tulis siswa dalam menjelaskan isi cerita dengan baik. Sehubungan
dengan itu ada beberapa kata yang ditulis siswa dengan disingkat terbukti pada
paragraf pertama kalimat pertama, yaitu:
“film berjudul “ketangen”merupakan film pendek yg berlatar belakang di
Bangka Barat”
Seharusnya:
“Film berjudul “Ketangen”merupakan film pendek yang berlatar belakang
di Bangka Barat”
Paragraf pertama kalimat ketiga, yaitu:
“film ini melibatkan pemeran lokal, seorang ibu dan anak yg hidup dalam
kesulitan perekonomian.”
Seharusnya:
“Film ini melibatkan pemeran lokal, seorang ibu dan anak yang hidup
dalam kesulitan perekonomian.”
Paragraf kedua kalimat kedua, yaitu:
“sang anak yang tidak memiliki sepeda sehingga terus diejek oleh teman-
temannya karena dirinya yg selalu berjalan kaki ke sekolah”
Seharusnya:
“Sang anak yang tidak memiliki sepeda sehingga terus diejek oleh teman-
temannya karena dirinya yang selalu berjalan kaki ke sekolah”
Paragraf kedua kalimat ketiga, yaitu:
“hal itulah yg membuat sang anak meminta dibelikan sepeda oleh ibunya.”
61
Seharusnya:
“Hal itulah yang membuat sang anak meminta dibelikan sepeda oleh
ibunya.”
Aspek penilaian siswa pada ejaan dan tata tulis diberi skor 4. Berdasarkan
aspek penilaian keenam, siswa menyampaikan nilai moral dengan baik sekali, siswa
menyampaikan 5 nilai moral sesuai dengan penilaian peneliti, yaitu nilai moral
kesabaran, kesantunan, saling menghargai, pantang menyerah, dan kerja keras.
Jumlah keseluruhan skor siswa 25
30x100 = 83.
Tabel 4 7
Analisis Data Siswa No. 3 (AFP)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 25
30x100
Nilai 83
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek pertama, siswa cukup baik dalam menyampaikan isi dan
informasi cerita. Namun, terdapat sedikit isi atau informasi yang tidak ditulis siswa,
sehingga paragraf deskripsi siswa tidak lengkap penulis menemukan isi cerita yang
tidak disampaikan secara rinci. Aspek penilaian isi siswa diberi skor 3. Selanjutnya,
aspek penilaian kedua, struktur yang digunakan siswa baik dalam menulis paragraf
deksripsi, namun penulis menemukan siswa hanya menggunakan 3 struktur dalam
62
tulisan siswa, struktur yang tidak digunakan siswa adalah klasifikasi. Aspek
penilaian struktur siswa diberi skor 4.
Berdasarkan aspek ketiga, penulis tidak menemukan ketidaktepatan
penggunaan kata, artinya siswa sangat baik dalam penggunaan kata pada penulisan
paragraf deskripsi. Aspek penilaian ketepatan kata siswa diberi skor 5. Berdasarkan
aspek penilaian keempat, penulis tidak menemukan kesalahan dalam kalimat, siswa
menjelaskan isi cerita dan informasi dengan sangat baik, mudah dipahami, siswa
menggunakan kalimat yang efisien. Aspek penilaian ketepatan kalimat siswa diberi
skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, penulis tidak menemukan kesalahan
pada ketepatan ejaan dan tata tulis, siswa menulis dengan sangat baik, aspek
penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek
penilaian keenam, peneliti menemukan 3 nilai moral dalam paragraf deskripsi
siswa, yaitu nilai moral kerja keras, pantang menyerah, dan bersabar. Terbukti pada
paragraf terakhir
“Kekuatan diri seorang akan teruji saat cobaan datang, apakah kita akan
atau berdiri tegam, terus melangkah maju karena hidup terus berjalan”
Jumlah keseluruhan skor siswa 25
30x100 = 83.
Tabel 4 8
Analisis Data Siswa No. 4 (ADC)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
63
Jumlah skor 𝟐𝟑
𝟑𝟎𝑿𝟏𝟎𝟎
Nilai 73
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa menulis isi cerita dengan baik,
namun terdapat sedikit informasi yang tidak disampaikan atau kurang lengkap
dalam kesesuaian isi cerita, pada awal kalimat siswa menulis isi cerita dengan baik,
setelah paragraf kedua siswa menulis isi cerita dengan singkat sehingga ada bagian
isi cerita yang terlewati, aspek penilaian isi siswa diberi skor 4. Selanjutnya, aspek
penilaian kedua yaitu struktur, dalam penulisan isi cerita siswa menulis dengan
baik, siswa menulis dengan menggunakan struktur, tetapi ada satu struktur yang
siswa kurang perhatikan yaitu klasifikasi, sedangkan dalam penulisan deskripsi
siswa harus menggunakan empat struktur yaitu: judul, identifikasi, klasifikasi dan
deskripsi. Aspek penilaian struktur siswa diberi skor 4.
Berdasarkan aspek ketiga, siswa menulis deskripsi dengan sangat baik,
siswa menulis dengan menggunakan kata baku yang ada dalam KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia), aspek penilaian kata siswa diberi skor 5. Selanjutnya,
aspek penilaian siswa keempat, siswa menulis kalimat dengan sangat baik, tersusun,
efektif dan mudah dipahami. Aspek penilaian kalimat siswa diberi skor 5.
Aspek penilaian kelima ejaan dan tata tulis siswa terdapat banyak
ketidaktepatan ejaan dan tata tulis yang tidak sesuai dengan PUEBI, terbukti pada
paragraf kedua kalimat kedua yaitu:
“Awalnya soden kesekolah dengan berjalan kaki tetapi teman teman yang
sering meledeknya maka ia ingin cepat memilikinya..”
Seharusnya:
“Awalnya Soden ke sekolah dengan berjalan kaki tetapi teman-teman yang
sering meledeknya maka ia ingin cepat memilikinya..”
64
Siswa menulis kata kesekolah dengan tidak dipisah, sedangkan dalam
PUEBI kata kesekolah harusnya dipisah karena menjelaskan keterangan tempat,
dari kesekolah menjadi ke sekolah. Kata selanjutnya adalah teman teman,
seharusnya siswa menulis disertai tanda penghubung (-), dari teman teman menjadi
teman-teman. Penulisan nama siswa menulis dengan huruf kecil, dalam PUEBI
penulisan nama harus diawali dengan huruf kapital dari soden menjadi Soden.
Aspek penilaian ejaan dan tata tulis siswa diberi skor 2. Berdasarkan aspek
penilaian keenam, peneliti menemukan 3 nilai moral dalam paragraf deskripsi
siswa, yaitu kesantunan, saling mernghargai, dan kesabaran. Aspek penilaian nilai
moral siswa diberi skor 3. Jumlah keseluruhan skor siswa 22
30x100 = 73.
Tabel 4 9
Analisis Data Siswa No. 5 (AQ)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 𝟐𝟏
𝟑𝟎𝐗 𝟏𝟎𝟎
Nilai 70
Deskripsi penilaian
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa sangat kurang baik dalam
menyampaikan isi atau informasi yang disimaknya, penulis tidak menemukan isi
atau infomasi yang didapat pada tulisan siswa. Aspek penilaian kesesuaian isi siswa
diberi skor 1. Selanjutnya, berdasarkan aspek penilaian kedua, siswa menulis hanya
menggunakan 1 struktur yaitu judul, penulis tidak menemukan kelengkapan
65
struktur paragraf deskripsi pada tulisan siswa. Penilaian struktur yang telah
ditentukan ada 4 yaitu judul, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi. Aspek penilaian
ketepatan struktur siswa diberi skor 1.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, siswa menulis dengan sangat baik
penulis tidak menemukan ketidaktepatan kata dalam penulisan siswa. Aspek
penilaian ketepatan kata siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian keempat,
siswa menulis dengan sangat baik, efektif, jelas, dan mudah dipahami. Penulis tidak
menemukan ketidaktepatan kalimat pada paragraf deskripsi siswa. Aspek penilaian
ketepatan kalimat siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian kelima, penulis
tidak menemukan kesalahan pada paragraf deskripsi siswa, ketepatan ejaan dan tata
tulis siswa sangat baik. Aspek penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis siswa diberi
skor 5. Berdasarkan aspek penilaian keenam, peneliti menemukan 4 nilai moral
dalam paragraf deskripsi siswa, yaitu
“Film ketangen adalah seorang anak tidak tahu bagaimana perjuangan
orang tua kita sangat sayang pada kita mereka akan melakukan yang terbaik untuk
kita, dan untuk lingkungan dan teman sekolah. pesan moral yang saya ambil
janganlah kita menganggap remen orang kecil, dan sebagai teman seharusnya
membantu atau minimal memberikan semangat.”
Siswa menulis 4 nilai moral, yaitu kerja keras, kesabaran, saling
menghargai, dan saling menghormati. Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor
4. Jumlah keseluruhan skor siswa 21
30x100 = 70.
Tabel 4 10
Analisis Data Siswa No. 6 (CRP)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
66
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 𝟐𝟐
𝟑𝟎𝐗 𝟏𝟎𝟎
Nilai 73
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek pertama, siswa kurang mampu menyampaikan isi dalam
cerita. Siswa sudah menyampaikan isi cerita secara baik, namun siswa tidak
melanjutkannya atau tidak sampai selesai, siswa hanya menyampaikan sampai
pertengahan film, aspek penilaian isi diberi skor 2. Hal ini terbukti pada paragraf
pertama sebagai berikut:
“Didalam film tersebut terdapat seorang ibu bersama anak laki-lakinya
yang hidup dalam kemiskinan. Ibunya hanya bekerja sebagai penambang timah.
Suatu hari sang anak memaksa kepada ibunya untuk membelika ia sepeda.
Lantaran, ia diejek pleh teman-temannya, serta sering mendapat teguran dari guru
karena terlambat.”
Berdasarkan aspek kedua, siswa cukup baik menyampaikan cerita
menggunakan struktur paragraf deskripsi. Paragraf deksripsi memiliki empat
struktur yaitu: judul, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi. Siswa cukup baik dalam
menggunakan struktur, sehubungan dengan kesesuaian struktur siswa hanya
menggunakan 2 struktur saja yaitu judul dan identifikasi, aspek penilaian sturktur
diberi skor 3 terbukti sebelum penulisan paragraf siswa menuliskan judul sebagai
berikut:
“ketangen.”
Siswa menggunakan struktur identifikasi terbukti pada awal kalimat sebagai
berikut:
“Didalam film tersebut terdapat seorang ibu bersama anak laki-lakinya
yang hidup dalam kemiskinan.”
67
Berdasarkan aspek ketiga, siswa sangat baik dalam penggunaan kata,
penulis tidak menemukan kesalahan pada kata, aspek ketiga diberi skor 5.
Berdasarkan aspek keempat, siswa sangat baik dalam menulis kalimat, penulis tidak
menemukan kesalahan pada kalimat, aspek keempat diberi skor 5. Berdasarkan
aspek kelima, siswa sangat baik dalam ejaan dan tata tulis, penulis tidak
menemukan kesealahan pada ejaan dan tata tulis, aspek kelimat diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, siswa menyapaikan 2 nilai moral dari isi film
pendek yang telah disimak, yaitu nilai moral kesantunan dan kesabaran.
“tidak boleh meminta apa yang kita mau kepada orang tua, terlebih jika
kita tahu kondisi ekonomi orang tua untuk makan saja tidak cukup, ditambah lagi
biaya sekolah, keperluan sehari-hari, dan lain-lain. Jadi, maka dari itu kita tidak
boleh memaksa kepada orang tua. Karena, akan menambah beban orang tua kita.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 2. Jumlah keseluruhan skor
siswa 22
30x100 = 73.
Tabel 4 11
Analisis Data Siswa No. 7 (DA)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 𝟏𝟔
𝟑𝟎𝑿𝟏𝟎𝟎
Nilai 53
Deskripsi penilaian:
68
Berdasarkan aspek penilaian pertama, terdapat isi atau informasi
disampaikan dengan sangat kurang, siswa menulis dengan sangat singkat, kurang
teliti, dan kurang mendeskripsikan isi cerita, aspek penilaian isi siswa diberi skor 1.
Aspek penilaian kedua, siswa dalam mendeskripsikan isi cerita hanya memiliki satu
struktur, yaitu judul di awal. Struktur dalam paragraf deskripsi ada 4 yaitu: judul,
identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi, siswa hanya menuliskan satu struktur judul,
aspek penilaian struktur siswa diberi skor 2.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, siswa mendeksripsikan isi dan
informasi sangat baik, siswa menggunakan kata yang ada dalam KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Aspek penilaian kata siswa diberi skor 5. Selanjutnya,
aspek penilaian keempat siswa, dalam penulisan paragraf siswa menggunakan
kalimat yang efisien, jelas, dan mudah dimengerti, aspek penilaian kalimat siswa
diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian kelima, penulis menemukan ketidaktepatan
penggunaan kata penghubung dan tata tulis yaitu terbukti pada paragraf pertama
kalimat pertama:
“Didalam film tsb terdapat seorang ibu bersama anak laki2nya yg hidup
dalam kemiskinan.”
Seharusnya:
“Film tersebut terdapat seorang ibu bersama anak laki-lakinya yang hidup
dalam kemiskinan”
Awal kalimat siswa menggunakan kata didalam, kata tersebut seharusnyaa
diletakkan di tengah kalimat sebagai penghubung intrakalimat. Kata tsb digunakan
siswa dalam menjelaskan isi cerita, seharusnya siswa menulisnya dengan kata
tersebut tidak disingat. Siswa menyingkat kata laki2 dengan tidak menggunakan
kata hubung dan mengganti pengulangan kata dengan angkat, seharusnya siswa
menulis kata laki2 menjadi laki-laki, di tengah-tengah kata ada tanda penghubung
(-). Penulis menemukan kesalahan tata tulis terbukti pada kalimat ketiga paragraf
pertama, yaitu:
69
“Lantaran ia diejek oleh teman2nya, serta sering mendapat teguran dari
guru karena terlambat.”
Seharusnya:
“Lantaran ia diejek oleh teman-temannya, serta sering mendapat teguran
dari guru karena terlambat.”
Kata teman2nya pada paragraf pertama kalimat ketiga, siswa menulis
teman2nya yang seharusnya teman-temannya ada tanda penghubung di tengah
kalimat, dan tidak menyingkat kata menggunakan angka. Aspek penilaian ejaan dan
tata tulis siswa diberi skor 1. Berdasarkan asoek penilaian keenam, siswa
menyampaikan 2 nilai moral yaitu nilai moral kesantunan, dan kesabaran. Aspek
penilaian nilai moral siswa diberi skor 2. Jumlah keseluruhan skor siswa 16
30x100 =
53.
Tabel 4 12
Analisis Data Siswa No. 8 (DW)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 21
30x100
Nilai 70
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, terdapat isi atau informasi
disampaikan dengan sangat kurang, siswa menulis dengan sangat singkat, kurang
70
teliti, dan kurang mendeskripsikan isi cerita, seharusnya siswa menulis lebih detail,
dan lebih jelas agar mudah dipahami, aspek penilaian isi siswa diberi skor 1.
Selanjutnya, berdasarkan aspek kedua struktur paragraf deskripsi ada 4 yaitu judul,
identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi. Penulis menemukan banyak ketidaktepatan
struktur, siswa menulis paragraf dengan menggunakan 1 struktur yaitu identifikasi,
penulis tidak menemukan judul, klasifikasi, dan deskripsi dalam penulisan
siswa.aspek penilaian ketepatan struktur diberi skor 2
Berdasarkan aspek ketiga, siswa menulis paragraf deskripsi dengan sangat
baik dengan menggunakan kata baku sesuai dengan kamus KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Aspek penilaian ketepatan kata diberi skor 5. Berdasarkan aspek
keempat, siswa menulis dengan sangat baik penulis tidak menemukan kesalahan
dalam penulisan siswa, penggunaan kalimat yang jelas, dan mudah dipahami.
Aspek penilaian ketepatan kalimat siswa diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian kelimat, penulis tidak menemukan kesalahan
dalam penulisan siswa, siswa menulis dengan sangat baik. Ejaan dan tata tulis
sesuai dengan PUEBI dan tidak terdapat kesalahan, aspek penilaian ejaan dan tata
tulis siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian keenam, peneliti mendapati
3 nilai moral dalam paragraf deskripsi siswa, yaitu tidak manja, saling menghargai,
dan kesabaran. Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 3. Jumlah keseluruhan
skor siswa 21
30x100 = 70
Tabel 4 13
Analisis Data Siswa No. 9 (EM)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
71
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 18
30x100
Nilai 60
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penialan pertama, terdapat banyak informasi yang belum
disampaikan dengan tepat sebagaimana video yang telah disimak. Siswa menulis
dengan sangat singkat, kurang teliti, dan kurang mendeskripsikan isi cerita, penulis
tidak menemukan banyak informa si dalam penulisan. Aspek penilaian isi siswa
diberi skor 1. Berdasarkan aspek kedua, struktur paragraf deskripsi siswa
menggunakan 1, seharusnya dalam penulisan paragraf deskripsi ada 4 struktur yaitu
judul, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi. Siswa menggunakan 1 struktur yaitu
deskripsi, siswa tidak menuliskan judul diawal kalimat. Aspek penialain struktur
siswa diberi skor 1.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, penulis menemukan ketidaktepatan
kata terbukti pada paragraf pertama kalimat kedua
“Ibu adalah sosok yang paling bejasa.”
Seharusnya
“Ibu adalah sosok yang paling berjasa.”
Siswa seharusnya ditulis kata “bejasa” menjadi “berjasa”. Aspek penilaian
ketepatan kata siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek keempat siswa menulis
paragraf deskripsi dengan kalimat yang baik, jelas, dan mudah dipahami. Aspek
penilaian ketepatan kalimat siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian kelima
penulis tidak menemukan kesalahan dalam ejaan dan tata tulis siswa, siswa menulis
dengan sangat baik. Aspek penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis siswa diberi skor
5. Berdasarkan aspek penilaian keenam, siswa menyampaikan 3 nilai moral yaitu
nilai moral kesantunan, saling menghargai, bekerja keras.
72
“seorang anak harus sopan dan ramah terhadap orang tua. Dan harus bisa
memahami keadaan/kesulitan yang terkadang dialami oleh orang tua, karena
orang tua akan bekerja keras untuk membuat anaknya bahagia.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 3. Jumlah keseluruhan skor
siswa 18
30x100 = 60.
Tabel 4 14
Analisis Data Siswa No. 10 (EPR)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 22
30x100
Nilai 73
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek pertama, siswa menjelaskan isi cerita dalam
paragraf deskripsi menjabarkan informasi hasil menyimaknya dengan sangat baik.
Aspek penilaian ketepatan isi siswa diberi skor 5. Selanjutnya, aspek penilaian
kedua, penulis tidak menemukan adanya kesalahan dalam penulisan siswa, siswa
menulis sesuai penilaian struktur yang sudah ditentukan. Struktur paragraf deskripsi
ada 4 yaitu judul, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi. Siswa menulis lengkap
struktur, aspek penilaian ketepatan struktur siswa diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, penulis menemukan
ketidaktepatan atau kesalahan penggunaan kata, terbukti pada paragraf pertama
kalimat ketiga, yaitu:
73
“Sebelum pergih kesekolah ibunya sempat menyuruhnya untuk mampir
ketempat service radio”
Seharusnya:
“Sebelum pergi kesekolah ibunya sempat menyuruhnya untuk mampir
ketempat service radio”
Aspek penilaian ketepatan kata siswa diberi skor 4. Berdasarkan
aspek penilaian keempat, siswa menulis dengan sangat baik, kalimat yang ditulis
siswa mudah dipahami, dan efisien. Aspek penilaian kalimat siswa diberi skor 5.
Selanjutnya, aspek penilaian kelima penulis menemukan ketidaktepatan ejaan dan
tata tulis dalam tulisan siswa, terbukti pada paragraf pertama kalimat ketiga, yaitu:
“Sebelum pergih kesekolah ibunya sempat menyuruhnya untuk mampir
ketempat service radio”
Seharusnya:
“Sebelum pergi ke sekolah ibunya sempat menyuruhnya untuk mampir ke
tempat servis radio”. Siswa menulis kata kesekolah seharusnya ke sekolah karena
untuk menjelaskan keterangan tempat siswa seharusnya ke dengan sekolah dipisah.
Siswa menulis kata ketempat seharusnya ke tempat karena untuk menjelaskan
keterangan tempat siswa seharusnya ke dengan tempat dipisah. Aspek penilaian
ketepatan ejaan dan tata tulis siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian
keenam, siswa menyampaikan 2 nilai moral yaitu kesabaran dan saling menghargai.
Seperti paragraf berikut.
“lebih bisa menghargai apapun dan sesederhana apapun hidup kita, dan
tetap bersyukur Tuhan yang memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita
inginkan, kunci utamnya adalah kesabaran, keikhlasan, ketabahan dengan segala
yang kita punya dihidup kita.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 2. Jumlah keseluruhan skor
siswa 22
30x100 = 73.
74
Tabel 4 15
Analisis Data Siswa No. 11 (IN)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 21
30x100
Nilai 70
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa cukup jelas dalam
menjelaskan isi cerita pada paragraf deskripsi, namun ada beberapa informasi yang
tidak disampaikan siswa. Aspek penilaian ketepatan isi siswa diberi skor 3.
Berdasarkan aspek penilaian kedua, penulis menemukan adanya struktur penulisan
paragraf deskripsi yang tidak sesuai, siswa menulis paragraf deskripsi
menggunakan 2 struktur, yaitu klasifikasi dan deskripsi, sedangkan dalam penilaian
penulis struktur paragraf deskripsi ada 4, yaitu judul, identifikasi, klasifikasi, dan
deskripsi. Aspek penilaian ketepatan struktur siswa diberi skor 3.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, penulis tidak menemukan kesalahan
ketepatan kata pada paragraf deskripsi siswa, siswa menulis dengan sangat baik.
Aspek penilaian ketepatan kata siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian
keempat siswa, penulis tidak menemukan kesalahan ketepatan kalimat paragraf
deskripsi siswa, siswa menulis dengan sangat baik. Aspek penilaian ketepatan siswa
diberi skor 4. Selanjutnya berdasarka aspek penilaian kelima, penulis menemukan
75
ketidaktepatan ejaan dan tata tulis, terbukti pada paragraf pertama kalimat kedua,
yaitu;
“anaknya meminta sepeda untuk ia bawa ke sekolah agar dia tidak sering
terlambat ...”
Seharusnya:
“Anaknya meminta sepeda untuk ia bawa ke sekolah agar dia tidak sering
terlambat ...”
Siswa menulis kata anaknya diawal kalimat, seharusnya siswa
menggunakan huruf kapital setelah tanda titik (.), siswa menulis kata anakanya
seharusnya Anaknya. Aspek penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis siswa diberi
skor 4.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, penelti mendapati 2 nilai moral yaitu
kerja keras, dan pantang menyerah, terbukti pada paragraf pertama
Dia mempunyai ibu yang sangat menyayanginya dan ibunya seorang
pekerja keras dia rela melakukan apa saja dan bisa membahagiakan anaknya.
Anaknya meminta sepeda untuk ia bawa ke sekolah agar dia tidak sering terlambat
dan ibunya selalu berusaha untuk meweujudkankeinginan anaknya dia rela
kepanasan demi mengumpulkan pundi-pundi uang dia bekerja apasaja demi
anaknya agar terbeli sebuah sepeda di situ kita dapat lihat bahwa pengorbanan ibu
sangat luar biasa.”
Siswa menyampaikan kalimat ibunya seorang pekerja keras yang artinya
ibunya adalah seorang pekerja keras, siswa juga menyampaikan ibunya rela
melakukan apa saja demi bisa membahagiakan anaknya yang artinya ibunya
seseorang yang pantang menyerah. Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 2.
Jumlah keseluruhan skor siswa 21
30x100 = 70.
Tabel 4 16
76
Analisis Data Siswa No. 12 (JAP)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 23
30x100
Nilai 76
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa menyampaikan isi atau
informasi dengan cukup baik, dan hampir sesuai dengan video yang telah
disimaknya. Namun, siswa hanya menyampaikan sedikit informasi, informasi yang
disampaikan siswa cukup baik, tetapi kurang lengkap. Aspek penilaian kesesuaian
isi siswa diberi skor 3. Selanjutnya, berdasarkan aspek penilaian kedua, siswa
menyampaikan cerita dengan sangat baik, siswa menjelaskan alur cerita
menggunakan 4 penilaian struktur paragraf deskripsi, struktur paragraf deskripsi
ada 4 yaitu judul, identifikasi,klasifikasi, dan deskripsi. Aspek penilaian ketepatan
struktur siswa diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, penulis tidak menemukan
ketidaktepatan kata pada paragraf deskripsi siswa, siswa menulis dengan sangat
baik. Aspek penilaian ketepatan kata siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek
penilaian keempat, penulis tidak menemukan ketidaktepatan kalimat pada paragraf
deskripsi siswa, siswa menulis kalimat menggunakan kata penghubung yang tepat
dan sesuai, kalimat yang ditulis tersusun dengan sangat baik, dan efektif, siswa
menulis teks dengan sangat mudah dipahami. Aspek penilaian ketepatan kalimat
siswa diberi skor 5.
77
Berdasarkan aspek penilaian kelima, penulis menemukan ketidaktepatan
ejaan dan tata tulis pada paragraf deskripsi siswa. Penulis menemukan
ketidaktepatan tata tulis terbukti pada paragraf pertama kalimat ketiga, yaitu
“Sang anak yang tidak memiliki sepeda sendirian di kalangan teman
temannya sehingga terus menerus di ejek karena berangkat sekolah dengan
berjalan kaki.”
Seharusnya:
“Sang anak yang tidak memiliki sepeda sendirian dikalangan teman-
temannya sehingga terus-menerus diejek karena berangkat sekolah dengan
berjalan kaki.”
Siswa menulis kata di kalangan dengan dipisah, seharusnya siswa menulis
kata dikalangan dengan disambung, karena tidak menjelaskan keterangan tempat.
Penulis juga menemukan ketidaktepatan tata tulis pada pengulangan kata teman
temannya, seharusnya siswa menulis kata pengulangan menggunakan tanda
penghubung (-) menjadi teman-temannya. Siswa menulis pengulangan kata terus
menerus tidak menggunakan tanda hubunng (-), seharusnya terus-menerus. Penulis
juga menemukan kesalahan tata tulis pada kata di ejek seharusnya siswa menulis
dengan disambung karena tidak menjelaskan keterangan tempat menjadi diejek.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, siswa menyampaikan 2 nilai moral
yang terdapat pada film pendek ketangen yaitu nilai moral bersabar dan pantang
menyerah. Terbukti pada paragraf terakhhir
“pesan moral yang dapat dipetik adalah bersyukurlah dalam keadaan
apapun, berlilah sesuatu yang kita butuhkan bukan yang kita iginkan. Dalam hidup
pastu selalu ada yang namanya cobaan, atau hal-hal apapun yang dapat membuat
kita sedih.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 2. Jumlah keseluruhan skor
siswa 23
30x100 = 76.
78
Tabel 4 17
Analisis Data Siswa No. 13 (JA)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 16
30x100
Nilai 53
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa tidak menyampaikan isi atau
informasi sesuai sebagaimana yang telah disimaknya. Penulis tidak menemukan
adanya informasi dari paragraf deksripsi siswa. Aspek penilaian kesesuaian isi
siswa diberi skor 1. Selanjutnya, aspek penilaian kedua penulis tidak menemukan
struktur penulisan paragraf deskripsi pada tulisan siswa, siswa tidak memenuhi
standar peniliaian ketepatan struktur paragraf deskripsi yang sudah ditentukan,
paragraf deskripsi ada 4 yaitu judul, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi. Aspek
penilaian ketepatan struktur siswa diberi skor 1.
Berdasarkan aspek ketiga, siswa menulis dengan sangat baik, penulis tidak
menemukan ketidaktepatan kata pada tulisan siswa. Aspek penilaian ketepatan kata
siswa diberi skor 5. Aspek penilaian keempat, siswa menulis dengan sangat baik,
jelas, dan mudah dipahami. Aspek penilaian ketepatan kalimat siswa diberi skor 5.
Selanjutnya aspek penilaian kelima, penulis menemukan ketidaktepatan ejaan dan
tata tullis pada tulisan siswa, terbukti pada paragraf pertama kalimat pertama,
kedua, ketiga, keempat dan kelima
79
“Seorang anak harus bersikap sopan dan Ramah terhadap orang tua. Dan
harus bisa memahami keadaan/kesulitan yang terkadang dialami oleh orang tua.
Karena di lubuk hati yang paling dalam orang tua pasti menginginkan kebahagiaan
untuk anaknya. Karena kesuksesan seseorang bukan karena prestasi yang
diperoleh, bukan pula karena jerih payah sendiri, melainkan karena dibalik itu ada
doa ibu yang tiada henti. Dan jangan lupa surga itu ada ditelapak kaki ibu.”
Seharusnya:
“Seorang anak harus bersikap sopan dan ramah terhadap orang tua, dan
harus bisa memahami keadaan/kesulitan yang terkadang dialami oleh orang tua.
Dilubuk hati yang paling dalam orang tua pasti menginginkan kebahagiaan untuk
anaknya. Kesuksesan seseorang bukan karena prestasi yang diperoleh, bukan pula
karena jerih payah sendiri, melainkan karena dibalik itu ada doa ibu yang tiada
henti. Jangan lupa surga itu ada ditelapak kaki ibu.”
Penulis menemukan ketidak tepatan tata tulis pada kata Ramah siswa
menulis menggunakan huruf kapital, seharusnya siswa menulis ramah. Penulis
menemukan ketidaktepatan kata hubung setalah tanda titik (.) pada kalimat kedua,
ketiga, keempat, dan kelima, siswa menggunakan kata dan dan karena, kata dan
dan karena adalah kata penghubung, siswa bisa menggunakan kata penghubungan
apabila siswa menulisnya setelah tanda koma (,). Aspek penilaian ketepatan ejaan
dan tata tulis siswa diberi skor 1.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, peneliti menemukan 3 nilai moral
pada paragraf deskripsi siswa, yaitu nilai moral kesantunan, kesabaran, dan saling
mnghargai. Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 3.Jumlah keseluruhan
skor siswa 16
30x100 = 53.
Tabel 4 18
Analisis Data Siswa No. 14 (KA)
80
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 21
30x100
Nilai 70
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa cukup baik dalam
menceritakan isi cerita, dan menyampaikan informasi yang telah disimaknya.
Namun, siswa tidak menyampaikan isi atau informasi secara lengkap. Aspek
penilaian kesesuaian isi siswa diberi skor 3. Selanjutnya, aspek penilaian kedua,
ketepatan struktur teks yang digunakan dalam paragraf deskripsi siswa berkategori
baik. Siswa menulis 3 struktur dalam penulisannya yaitu judul, identifikasi dan
deskripsi, siswa tidak menggunakan 1 struktur yaitu klasifikasi. Aspek penilaian
ketepatan struktur siswa diberi skor 4.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, ketepatan kata yang digunakan dalam
paragraf deskripsi siswa berkategori cukup baik, karena terdapat kesalahan kata
dalam penulisan. Terbukti pada kalimat pertama
“nilai moral sikap kepada ortu”
Seharusnya:
“nilai moral sikap kepada orang tua”
Siswa seharusnya tidak menggunakan kata tersebut sebagai singkatan.
Ketidaktepatan kata juga terdapat pada kalimat kedua yaitu:
81
“Di dalam film tersebut terdaoat seorang ibu bersama anak lakinya yang
hidup dalam kemiskinan.”
Seharusnya:
““Di dalam film tersebut terdaoat seorang ibu bersama anak laki-laki yang
hidup dalam kemiskinan.”
Siswa menulis kata “anak lakinya” yang seharusnya “anak laki-lakinya”.
Berdasarkan aspek penilaian keempat, siswa secara keseluruhan menggunakan
kalimat sangat baik, efektif, dan mudah dimengerti. Aspek penilaian ketepatan
kalimat siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian kelima, penulis tidak
menemukan ketidaktepatan ejaan dan tata tulis, siswa menulis dengan sangat baik.
Aspek penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, siswa menyampaikan 2 nilai moral
dalam paragraf terakhir yaitu
“Sebagai anak kita tidak boleh meminta apa yang kita mau kepada orang
tua terlebih jika kita tahu kondisi ekonomi orang tua untuk makan saja tidak cukup.
Ditambah lagi biaya sekolah, kebutuhan sehari-hari.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 2. Jumlah keseluruhan skor
siswa 21
30x100 = 70.
Tabel 4 19
Analisis Data Siswa No. 15 (KAMA)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
82
6. Nilai moral V
Jumlah skor 𝟐𝟔
𝟑𝟎𝐗𝟏𝟎𝟎
Nilai 86
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek pertama, siswa menyampaikan isi atau informasi dengan
sangat baik dan sesuai dengan video yang telah disimak. Siswa melengkapi isi cerita
dengan menjelaskan “ibunya pun bekerja lebih keras lagi untuk mencari uang”
pada akhir kalimat, aspek penilaian isi diberi skor 5. Berdasarkan aspek kedua,
siswa menyampaikan cerita menggunakan struktur paragraf deskripsi sangat baik.
Struktur paragraf deskripsi terdiri dari judul, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi.
Siswa mampu menuliskan cerita sesuai dengan struktur paragraf deskripsi, penulis
tidak menemukan kesalahan pada struktur, aspek penilaian struktur diberi skor 5.
Berdasarkan aspek ketiga, siswa sangat baik dalam penggunaan kata,
penulis tidak menemukan kesalahan pada kata, aspek ketiga diberi skor 5.
Berdasarkan aspek keempat siswa mampu menulis kalimat dengan baik. Namun
penulis menemukan ketidaktepatan kalimat, yaitu pada paragraf pertama kalimat
kedua, sebagai berikut:
“ibunya menyuruhnya untuk mampir ketempat service radio”
Seharusnya:
Siswa menulisnya dengan “ibunya memintanya untuk mampir ketempat
service radio”
Aspek penilaian kalimat diberi skor 4. Berdasarkan aspek kelima siswa
cukup baik penggunaan ejaan dan tata tulis. Namun penulis menemukan kesalahan
pada ejaan dan tata tulis, pada paragraf pertama kalimat ke dua, sebagai berikut:
“ibunya menyuruhnya untuk mampir ketempat service radio”
Seharusnya
“ibunya menyuruhnya untuk mampir ke tempat service radio”
83
Siswa dalam penulisan kata “ketempat” tidak menggunakan jeda
seharusnya siswa menulisnya seperti “ke tempat” karena menjelaskan keterangan
tempat. Penulis juga menemukan kesalahan pada penulisan “service” seharusnya
siswa dapat menulisnya dengan kata “servis”, karena kata “service” tidak ada
dalam KBBI. Penilaian aspek ejaan dan tata tulis diberi skor 3.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, penulis menemukan 4 nilai moral
yang didapati siswa, yaitu nilai moral kerja keras, pantang menyerah, saling
menghargai, dan kesabaran, terbukti pada paragraf kedua kalimat pertama
“Ibu soden harus berjualan kue dan bekerja mencari timah untuk
mengumpulkan uang yang akan dipakai untuk membelli sepeda anaknya.”
Kalimat di atas menjelaskan bahwa ibu Soden adalah seorang pekerja keras.
Nilai moral pantang menyerah terdapat pada paragraf kedua kalimat terakhir
“Ibunyapun berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan uang”.
Nilai moral saling menghargai dan kesabaran terdapat pada paragraf
terakhir
“Lebih bisa menghargao apapun dan sesederhana apapun hidup kita dan
tetap bersyukur.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 4 Jumlah keseluruhan 26
30 x
100 = 86.
Tabel 4 20
Analisis Data Siswa No. 16 (MIS)
No. Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kerja
84
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 24
30x100
Nilai 80
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa menyampaikan isi atau
informasi dengan baik. Namun, isi atau informasi yang disampaikan siswa kurang
lengkap atau terdapat sedikit informasi yang tidak disampaikan siswa. Aspek
penilaian kesesuaian isi siswa diberi skor 4. Berdasarkan aspek penilaian kedua,
penulis tidak menemukan ketidaktepatan struktur pada penulisan siswa, siswa
menulis dengan sangat baik dan sesuai dengan struktur penilaian yang sudah
ditentukan yaitu judul, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi. Aspek penilaian
ketepatan struktur siswa diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, siswa menulis dengan sangat baik,
namun penulis menemukan ketidaktepatan kata terbukti pada paragraf kedua
kalimat kedua
“tetapi karena dia sering diejek oleh teman-temannya, ia jadi ingin cepat-
cepat memiliki sepeda.”
Seharusnya
“tetapi karena dia sering diejek oleh teman-temannya, ia jadi ingin
secepatnya memiliki sepeda.”
Siswa menulis kata “cepat-cepat” seharusnya siswa menulis “secepatnya”,
karena kata “cepat-cepat” adalah pemborosan kata. Aspek penilaian ketepatan kata
85
siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian keempat, siswa secara keseluruhan
sudah menggunakan kalimat yang baik. Namun, penulis menemukan
ketidakefektifan kalimat pada tulisan siswa terbukti pada paragraf kedua
“Awalnya soden masih tetap bersabar. Tetapi karena dia sering diejek oleh
teman-temannya, ia jadi ingin cepat-cepat memiliki sepeda.”
Seharusnya
“Awalnya soden masih tetap bersabar. Karena dia sering diejek oleh
teman-temannya, ia jadi ingin cepat-cepat memiliki sepeda.”
Siswa menulis kata “tetapi” setelah tanda titik, seharusnya tidak
menggunakan kata “tetapi” setelah tanda titik dan langsung menulis kata
“karena”. Aspek penilaian ketepatan kalimat siswa diberi skor 4. Selanjutnya
aspek penilaian kelima, penulis menemukan ketidaktepatan ejaan dan tata tulis
terbukti pada paragraf kedua kalimat pertama
“Awalnya soden masih bersabar.”
Seharusnya
“Awalnya Soden masih bersabar.”
Siswa menulis kata “soden” kalimat pertama, seharusnya siswa
menggunakan huruf kapital pada penulisan nama menjadi “Soden”. Aspek
penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis siswa diberi skor 4. Berdasarkan aspek
penilaian keenam, siswa menyampaikan 2 nilai moral yaitu kesabaran dan saling
menghargai, terbukti pada paragraf terakhir
“Selalu bersyukur atas apa yang kita miliki sekarang dan apapuun yang
diberikan oleh Tuhan, selalu menghargai usaha orang lain.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 2. Jumlah keseluruhan 24
30 x
100 = 80.
Tabel 4 21
86
Analisis Data Siswa No. 17 (OC)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 𝟐𝟔
𝟑𝟎𝐗𝟏𝟎𝟎
Nilai 86
Deskrripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa menyampaikan isi atau
informasi dengan baik, namun ada sedikit isi cerita yang tidak dijelaskan siswa, isi
yang disampaikan kurang detail. Aspek penilaian kesesuaian isi siswa diberi skor
4. Selanjutnya aspek penilaian kedua, penulis tidak menemuka ketidaktepatan
struktur pada paragraf deskripsi siswa, siswa menulis dengan sangat baik, siswa
menjelaskan isi cerita dengan menggunakan struktur paragraf deskripsi yang telah
ditentukan dalam penilaian, yaitu judul, klasifikasi, identifikasi, dan deskripsi.
Aspek penilaian ketepatan struktur siswa diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, penulis tidak menemukan
ketidaktepatan kata dalam penulisan, siswa menulis dengan sangat baik
menggunakan kata sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan penulis yaitu
sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Aspek penilaian ketepatan
kata siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian keempat, penulis tidak
menemukan ketidaktepatan kalimat pada paragraf deskripsi siswa, sisw menulis
dengan sangat baik kalimat yang ditulis tersusun dengan sangat baik, efektif, dan
sesuai dengan isi cerita. Aspek penilaian ketepatan kalimat siswa diberi skor 5.
87
Berdasarkan aspek penilaian kelima, penulis menemukan ketidaktepatan
ejaan dan tata tulis dalam penulisan siswa, terbukti pada paragraf pertama kalimat
ke 3
“Dapat dilihat film ini melibatkan pemeran lokal, seorang ibu dan anak
yang hidup dalam kesulitan perekonomian.”
Seharusnya
“Film ini melibatkan pemeran lokal, seorang ibu dan anak yang hidup
dalam kesulitan perekonomian.”
Siswa menulis kata dapat dilihat pada awal kalimat, seharusnya siswa
menulis awal kalimat dengan kata film ini melibatkan pemeran lokal, seorang ibu
dan anak yang hidup dalam kesulitan perekonomian karena lebih efektif. Aspek
penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis siswa diberi skor 4.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, peneliti mendapati 3 nilai moral yang
disampaikan oleh siswa, yaitu nilai moral kesabaran, kesantunan, dan pantang
menyerang. Nilai moral kesabaran terbukti pada paragraf ke 3 kalimat kedua
“Jangan memaksakannya, lalu selalu bersyukur dalam keadaan apapun”.
Nilai moral kesantunan terbukti pada paragraf ketiga kalimat
terakhir
“Jangan menjadi anak yang durhaka hanya karena keinginannya
tidak terkabulkan.”
Nilai moral pantang menyerah terdapat pada pargraf terakhir kalimat
terakhir
“Terus melangkah maju karena kehidupan tidak akan pernah
berhenti hanya karena menunggu kepasrahanmu.”
Jumlah keseluruhan 26
30 x 100 = 86.
Tabel 4 22
88
Analisis Data Siswa No. 18 (RR)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 17
30x100
Nilai 56
Deskripsi penenilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa menyampaikan isi atau
informasi sangat kurang baik, informasi dan isi dalam cerita tidak disampaikan
dalam tulisan paragraf deskripsi siswa. Aspek penilaian kesesuaian isi siswa diberi
skor 1. Selanjutnya berdasarkan aspek penilian kedua, ketepatan sturktur dalam
paragraf deskripsi siswa sangat tidak baik, karena penulis tidak menemukan adanya
struktur dalam tulisan siswa. Aspek penilaian ketepatan struktur siswa diberi skor
1.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, siswa menulis dengan sangat baik,
siswa menulis dengan menggunakan standar penilaian yang sudah ditetapkan
penulis yaitu menggunakan kata yang sesuai dengan koteks kalimat. Aspek
penilaian ketepatan kata siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian keempat,
penulis tidak menemukan ketidaktepatan kalimat atau kalimat yang kurang efektif
dalam tulisan siswa, siswa menulis dengan sangat baik kalimat yang dituis
tersususn dengan sangat baik, efektif, dan suswau dengan isi cerita. Aspek penilaian
ketepatan kalimat siswa diberi skor 5.
89
Berdasarkan aspek penilaian kelima, penulis menemukan ketidaktepatan
ejaan dan tata tulis pada paragraf deskripsi siswa, terbukti pada paragraf pertama
kalimat kedua
“Dan harus bisa memahami keadaan/kesulitan yg terkadang dialami oleh
orang tua.”
Seharusnya
“Anak seharusnya bisa memahami keadaan atau kesulitan yang sedang
dialami oleh orang tua.”
Penggunaan kata dan diawal kalimat kurang efektif, karena kata dan adalah kata
penghubung. Siswa mengganti kata atau menggunakan garis miring (/), seharusnya
siswa cukup menulis kata atau tanpa mengganti garis miring. Penulis menemukan
adanya kata yang disingkat oleh siswa yaitu kata yg, seharusnya siswa menulis kata
yg menjadi yang. Aspek penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis siswa diberi skor 2.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, peneliti menemukan 3 nilai moral
dalam paragraf deskripsi siswa, yaitu nilai moral kesantunan, saling menghargai,
dan kesabaran terbukti pada paragraf pertama
“Seorang anak harus bersikap sopan dan ramah terhadap orang tua. Dan
harus bisa memahami keadaan/kesulitan yan terkadang diamali oleh orang tua ,
karena dilubuk hati yang paling dalam orang tua pasti menginginkan kebahagiaan
untuk anaknya.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 3. Jumlah keseluruhan 17
30 x
100 = 56.
Tabel 4 23
Analisis Data Siswa No. 19 (SN)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
90
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral
Jumlah skor 16
30x100
Nilai 53
Deskripsi penilaian:
Berdasarkan aspek penilaian pertama, penulis tidak menemukan ketepatan
isi dalam penulisan paragraf deskripsi siswa. Paragraf yang ditulis siswa adalah
informasi latar belakang film tersebut tidak sesuai dengan film yang ditayangkan.
Aspek penilaian kesesuaian isi siswa diberi skor 1. Selanjutnya, berdasarkan aspek
penilaian kedua. Penulis tidak menemukan struktur paragraf yang digunakan siswa,
penilaian struktur paragraf ada 4 yaitu judul, identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi.
Siswa tidak menggunakan struktur paragraf yang sudah ditetapkan. Aspek penilaian
ketepatan struktur siswa diberi skor 1.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, siswa menulis dengan sangat baik,
penulis tidak menemukan kesalahan kata dalam penulisan siswa, siswa menulis
sesuai dengan konteks kalimatnya. Aspek penilaian ketepatan kata siswa diberi skor
5. Berdasarkan aspek penilaian keempat, penulis tidak menemukan kesalahan
ketepatan kalimat siswa, siswa menulis paragraf dengan sangat baik. Siswa
menggunakan kata penghubung yang tepat, kalimat yang ditulis tersusun dengan
sangat baik, efektif, jelas, dan mudah dipahami. Aspek penilaian ketepatan kalimat
siswa diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian kelima, siswa menulis dengan baik, namun
terdapat sedikit ketidaktepatan ejaan dan tata tulis terbukti pada paragraf ketiga
kalimat pertama
“Bangka Belitung mempunyai alam yang indah seperti hutan pantai dan
pulaunya Namun 200 hektar di Bangka Belitung rusak kerusakannya dapat
91
membuat banjir saat musim hujan dan kebakaran hutan saat musim kemarau
kerusakan ini diduga karena berbagai kegiatan seperti penebangan pohon secara
ilegal, penambangan bijih timah secara ilegal, dan Lain-Lain”
Seharusnya
“Bangka Belitung mempunyai alam yang indah seperti hutan pantai dan
pulaunya, namun 200 hektar di Bangka Belitung rusak kerusakannya dapat
membuat banjir saat musim hujan dan kebakaran hutan saat musim kemarau,
kerusakan ini diduga karena berbagai kegiatan seperti penebangan pohon secara
ilegal, penambangan bijih timah secara ilegal, dan Lain-Lain”
Penulis menemukan sedikit ketidaktepatan ejaan dan tata tulis pada tulisan
siswa, siswa menulis kata “Namun” tetapi sebelum kata “Namun” tidak ada tanda
titik (.), seharusnya penggunaan huruf kapital digunakan setalah titik atau diawal
kalimat. Siswa menulis paragraf hanya dengan satu kalimat, dan tidak disertai tanda
koma (,) atau tanda titik (.) Aspek penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis siswa
diberi skor 4. Berdasarkan aspek keenam, peneliti tidak menemukan nilai moral
pada paragraf deskripsi siswa. Aspek penilaian nilai moral siswa tidak ada. Jumlah
keseluruhan 16
30 x 100 = 53.
Tabel 4 24
Analisis Data Siswa No. 20 (TSS)
No. Aspek yang Dinilai
Tingkat Capaian Kerja
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
92
Jumlah skor 26
30x100
Nilai 86
Deskripsi penilaian
Berdasarkan aspek penilaian pertama, siswa menulis paragraf deskripsi
dengan cukup baik, isi atau informasi disampaikan cukup kurang lengkap atau
kurang sesuai denga isi cerita dalam film pendek. Aspek penilaian kesesuaian isi
siswa diberi skor 3. Selanjutnya, berdasarkan aspek penilaian kedua, siswa menulis
dengan baik, namun penulis menemukan sedikit kesalahan dalam penulisan
paragrag siswa, siswa menulis paragraf dengan menggunakan 3 struktur paragraf
deskripsi. Strukur paragraf deskripsi ada 4 yaitu judul, identifikasi, klasifikasi, dan
deskripsi, siswa tidak menggunakan klasifikasi. Aspek penilaian ketepatan struktur
siswa diberi skor 4.
Berdasarkan aspek penilaian ketiga, penulis tidak menemukan kesalahan
dalam penulisan paragraf deskripsi siswa, siswa menulis dengan sangat baik,
menggunakan kata yang sesuai dengan konteksnya. Aspek penilaian ketepatan kata
siswa diberi skor 5. Berdasarkan aspek penilaian keempat, siswa menulis dengan
sangat baik, menggunakan kata penghubung yang tepat, kalimat yang ditulis
tersusun, efektif, jelas dan mudah dipahami. Aspek penilain ketepatan kalimat
siswa diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian kelima, penulis tidak menemukan kesalahan
pada paragraf deskripsi siswa, penulisan ejaan dan tata tulis siswa sangat baik.
Aspek penilaian ketepatan ejaan dan tata tulis siswa diberi skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian keenam, siswa menyampaikan 4 nilai moral
yaitu kesabaran, kesantunan, saling menghargai, kerja keras, dan pantang
menyerah. Nilai moral kesabaran terdapat pada paragaraf kedua kalimat pertama
“Mensyukuri apa yang kita miliki tidak semua keinginan bisa selaras
dengan kenyataan.”
Nilai moral kesantunan terdapat pada paragraf kedua kaimat ketiga
93
“Jangan menuntut dan memaksakan kehendak dengan apa yang kita
inginkan kepada orang tua.”
Nilai moral kerja keras terdapat pada paragraf pertama kalimat kedua
“Hidup dalam perekonomian yang kurang mampu dan hanya bekerja
sebagai penjual kue dan penambang timah.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 5. Jumlah keseluruhan 26
30 x
100 = 86.
Tabel 4 25
Analisis Data Siswa No. 21 (TM)
No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian isi V
2. Ketepatan struktur V
3. Ketepatan kata V
4. Ketepatan kalimat V
5. Ejaan dan tata tulis V
6. Nilai moral V
Jumlah skor 18
30x100
Nilai 60
Deskripsi penilaian
Berdasarkan aspek penilaian pertama, penulis menemukan kesalahan dalam
tulisan siswa, isi atau informasi dalam teks disampaikan dengan kurang baik, isi
atau informasi disampaikan dengan kurang lengkap atau kurang sesuai. Aspek
penilaian kesesuaian isi siswa diberi skor 2. Selanjutnya, berdasarkan aspek
penilaian kedua, siswa menulis paragraf deskripsi dengan cukup baik, namun
penulis menemukan ketidak tepatan struktur, penulis menemukan 2 struktur dalam
tulisan siswa, siswa kurang menggunakan 2 struktur yaitu klasifikasi dan deskripsi.
94
Struktur penilaian paragraf deskripsi ada 4 yaitu judul, identifikasi, klasifikasi, dan
deskripsi. Aspek penilaian ketepatan struktur siswa diberi skor 3.
Berdasarkan aspek penilian ketiga, siswa menulis dengan sangat baik, siswa
menggunakan kata yang sesuai dengan konteks kalimatnya. Aspek penilaian
ketepatan kata siswa diberi skor 5.berdasarkan aspek penilaian keempat, penulis
tidak menemukan kesalahan ketidaktepatan kalimat paragraf deskripsi siswa, siswa
menulis kalimat dengan sangat baik kalimat yang ditulis tersusun dengan sangat
baik, efektif, dan mudah dipahami. Aspek penilaian ketepatan kalimat siswa diberi
skor 5.
Berdasarkan aspek penilaian kelimat, penulis menemukan sangat banyak
ketidaktepatan ejaan dan tata tulis, terbukti pada paragraf pertama kalimat pertama
“Didalam film tersebut terdapat seorang ibu bersama anak laki”nya yang
hidup dalang kemiskinan.”
Seharusnya
“Didalam film tersebut terdapat seorang ibu bersama anak laki-lakinya
yang hidup dalam kemiskinan.”
Penulis menemukan kesalahan pada kata “anak laki”nya” seharusnya
siswa menulisnya menjadi “anak laki-lakinya” dengan menggunakan kata
penghubung dan sesuai dan PUEBI. Penulis menemukan kesalahan tulis pada kata
“dalang” yang seharusnya “dalam”. Penulis menemukan kesalahan tulisan pada
paragraf pertama kalimat kedua yaitu
“Ibunya hanya bekerja sebagai penanabang timah.”
Seharusnya
“Ibunya hanya bekerja sebagai penambang timah.”
Kesalahan tulisan pada kata penanabang seharusnya penambang.
Kesalahan tulisan ditemukan pada paragraf pertama kalimat ketiga yaitu
95
“Suatu hari sang anak memaksa kepada bibunya untuk menabelikan ia
sepeda lantaran ia dielek oleh teman”nya serta sering mendapatkan teguran dari
guru karena terlambat.”
Seharusnya
“Suatu hari sang anak memaksa kepada ibunya untuk membelikan ia sepeda
lantaran ia diejek oleh teman-temannya serta sering mendapatkan teguran dari
guru karena terlambat.”
Penulis menemukan beberapa kesalahan ejaan dalam tulisan siswa salah
satunya pada kata bibunya seharusnya siswa menulisnya menjadi ibunya.
Kesalahan pada kata menabelikan seharusnya siswa menulisnya menjadi
membelikan. Kesalahan pada tulusan kata dielek seharusnya siswa menulisnya
menjadi diejek. Penulis menemukan kesalahan tata tulis pada kata teman”nya
seharusnya siswa menggunakan tanda penghubung (-) sesuai dengan PUEBI
menjadi teman-temannya.
Berdasarkan aspek penilailan keenam, peneliti mendapati 2 nilai moral pada
paragraf deskripsi siswa, yaitu nilai moral tidak manja dan saling menghargai,
terbukti pada paragraf kedua
“Sebagai anak kita tidak boleh memaksa meminta apa yang kita mau
kepada orang tua, terlebih jika kita tahu konsisi ekonomi orang tua, untuk makan
saja tidak cukup ditambah lagi biaya sekolah dan kebutuhan lain.”
Aspek penilaian nilai moral siswa diberi skor 2. Jumlah keseluruhan 18
30 x
100 = 60.
96
C. Rekapitulasi Hasil Data Penilaian Siswa
Tabel 4 26
Rekapitulasi Hasil Data Penilaian
No.
Nama Siswa
Kode Data
Nilai
Kualifikasi
1. Abi Fajar Setiawan AFS 56 Cukup baik
2. Adriel Edward Maximilliano AEM 83 Baik sekali
3. Andra Fadillah Pradana AFP 83 Baik sekali
4. Aprilia Dita Cahyani ADC 73 Baik
5. Aulia Qosanova AQ 70 Baik
6. Clarissa Revalina Putri CRP 73 Baik
7. Dita Aqilah DA 53 Kurang baik
8. Dita Widiawati DW 70 Baik
9. Ega Maharani EM 60 Cukup baik
10. Elizabeth Puji Rahayu EPR 73 Baik sekali
11. Ika Nuralfi IN 70 Baik
12. Janwaryadin Alisa Putra JAP 76 Baik
13. Jingga Amanda Putry JAP 53 Kurang baik
14. Khayla Abdullah KA 70 Baik
15. Kinanta Adelia Maesa Ayu KAMA 86 Baik sekali
16. Muhammad Irsan Saputra MIS 80 Baik sekali
17. Oneng Chosyati OC 86 Baik sekali
18. Rania Rahma RR 56 Cukup baik
19. Siti Nurazizah SN 53 Cukup baik
20. Tsamara Salsabila TS 83 Baik sekali
21. Tegar Mukhtabar TM 60 Cukup baik
Jumlah 1.466
Nilai rata-rata 69,80 Baik
Keterangan:
97
𝑀𝑥 =∑ 𝑥
𝑁
= 1.466
21
= 69,80
Berdasarkan tabel di atas, perolehan nilai rata-rata siswa kelas XI IPS 3
SMAN 5 Tangerang Selatan menulis teks deskripsi dengan menggunakan media
audiovisual film pendek “Ketangen” memperoleh nilai 69,80. Berdasarkan tabel
tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 7 siswa memperoleh nilai di atas KKM
(75) dan 14 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Masing-masing perentase nilai
sebagai berikut:
Sebanyak 6 siswa mendapatkan kategori nilai sangat baik dengan
presentase 6
21 x 100% = 29%.
Sebanyak 8 siswa mendapatkan kategori nilai baik dengan presentase 8
21
x 100% = 38%.
Sebanyak 4 siswa mendapatkan kategori nilai cukup baik dengan
presentase 4
21 x 100% = 19%.
Terakhir, sebanyak 3 siswa mendapatkan lategori nilai kurang baik
dengan presentasi 2
21 x 100% = 14%.
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 6 dari total
21 siswa dengan presentase sebesar 29% mendapatkan nilai dengan kategori baik
sekali. Selanjutnya, sebanyak 8 siswa dari 21 siswa dengan presentasi 38%
mendapatkan nilai dengan kategori baik. Kemudian, sebanyak 4 siswa dari 21 siswa
dengan presentase 19% mendapatkan nilai dengan kategori cukup baik. Terakhir
sebanyak 3 siswa dari 21 siswa dengan presentase 14% mendapatkan nilai dengan
kategori kurang baik.
98
Hasil di atas menunjukkan bahwa media audiovisual film pendek
“Ketangen” dapat dimanfaatkan sebagai stimulasi dalam pembelajaran menulis
deskripsi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari guru bahasa Indonesia SMAN 5
Tangerang Selatan, “Bagus, karena selain menulis paragraf deskripsi siswa juga
bisa fokus dan lebih mengerti nilai-nilai yang terkandung pada filmnya, apalagi
film ini memiliki nilai moral yang bagus. Bagus, bagusnya karena tidak semua
keinginan itu bisa terwujud dilihat dari situasi dan kondisi kecuali memang orang
tuanya mampu kalau orang tuanya kurang mampu ya harus bersabar kalau bisa
menabung sendiri agar bisa membeli yang diinginkan, nah itu juga orang tua bagus
menabung tapi bukan untuk membeli sepeda anaknya melainkan untuk masa depan
anaknya”.1 Siswa menyatakan bahwa mereka tertarik menggunakan media film
pendek “Ketangen”. Hal ini diperkuat oleh pernyataan siswa, “Tertarik, jadi tidak
membosankan Sangat membantu karena menambahkan informasi baru dari video.
Lebih jelas dalam memahami dan menulis inti-intinya dalam membuat paragraf
deskripsi tentang yang ada di video tersebut, dan bisa menambah informasi yang
ada dalam cerita, Sangat membantu karena menambahkan informasi baru dari
video”.
Selanjutnya berdasarakan data pada tabel analisis individual siswa, bisa
disimpulkan bahwa terdapat kelemahan siswa dalam menulis teks deskripsi. Siswa
memiliki kelemahan dalam menyampaikan isi cerita atau informasi secara detail
peristiwa dalam film pendek “Ketangen”, dan kelemahan siswa pada ejaan dan tata
tulis yang belum sesuai dengan PUEBI. Hal ini dikarenakan media yang digunakan
kurang efektif dalam pembelajaran daring yaitu siswa terkendala dengan jaringan,
sinyal, dan kurang fokusnya siswa disebabkan adanya gangguan dari lingkungan,
konsentrasi terganggu, sehingga nilai rata-rata siswa dalam menulis teks deskripsi
dengan menggunakan media film pendek “Ketangen” belum mencapai KKM.
Siswa yang mengumpulkan tugas hanya 21 dari 41 siswa, karena banyak siswa
yang terkendala oleh jaringan dan pengumpulan melebihi batas waktu yang telah
ditentukan pukul 23.59 WIB.
1 Wawancara Pribadi Tatap Muka dengan Restuwati, S.Pd., Tangerang Selatan: 4
Desember 2020 Pukul 17.40 WIB.
99
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa media film pendek “Ketangen” mampu memotivasi
siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi, namun dikarenakan
pembelajaran jarak jauh penggunaan media ini menjadi kurang maksimal
dan kurang efektif. Kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan
memanfaatkan media film pendek “Ketangen” pada siswa kelas XI SMAN
5 Tangerang Selatan tahun pelajaran 2020/2021 belum mampu
meningkatkan keterampilan menulis siswa. Hal ini dibuktikan dengan nilai-
nilai yang diperoleh siswa, yaitu nilai A (80-100) sebanyak 6 siswa, nilai B
(66-79) sebanyak 8 siswa, nilai C (56-65) sebanyak 4 siswa, dan nilai D (46-
55) sebanyak 3 siswa. Nilai rata-rata siswa sebesar 69,80 dengan predikat
baik, dan nilai tersebut masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal). Dengan media film pendek ini siswa dapat mengetahui nilai-nilai
moral kehidupan dan memudahkan siswa dalam menulis paragraf deskripsi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, pembahasan bab IV, dan
simpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang lebih kreatif,
inovatif, dan mampu membangun suasana bagi siswa. Guru harus lebih
aktif mengingatkan tugas siswa, dan terus memberikan motivasi kepada
siswa dimasa pandemi sekarang ini agar siswa terus semangat dalam
belajar.
2. Siswa sebaiknya membiasakan diri untuk sering membaca atau menulis
paragraf deskripsi, dengan sering membaca siswa bisa menambah
wawasan dan lebih bisa mengidentifikasi paragraf deskripsi. Kemudian,
dengan siswa sering menulis paragraf deskripsi siswa akan terbiasa dan
100
merasa terlatih dalam menulis, sehingga akan menghasilkan karya yang
baik.
3. Guru bisa memberikan video-video menarik pada siswa, video yang
berisikan nilai moral dan motivasi agar siswa tidak jenuh dan terus
bersemangat belajar, terlebih di masa pandemi sekarang ini
menyebabkan semangat belajar siswa yang menurun, peran guru sangat
penting sehingga guru harus lebih aktif dan bersabar.
101
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, Ishak dan Deni Darmawan. Teknologi Pendidikan. Cetakan ke-2.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Cetakan ke-17. Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014.
Bahtiar, Ahmad dan Fatimah. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:
In Media, 2014
Bartens, K. Etika.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007
Dalman. Keterampilan Menulis. Edisi 1. Cetakan ke-5. Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2016.
Joko Saptono Yohanes. Motivasi dan Keberhasilan Belajar Siswa.
ejurnal.uki.ac.id, Vol. 1, 2016.
Jr, Roma A,. King. Modern American Writer. American Book Company. New
York.
Kosasih, E., Khaerudin Kurniawan, dan Halimah. Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Cetakan ke-1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014.
Kuntarto, M. Niknik. Cermat Dalam Berbahasa Teliti Dalam Berpikir. Mitra
Wacana Media.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Munadi, Yudhi Munadi. Media Pembelajaran. Jakarta: November 2010
Nurjamal, Daeng, Warta Sumirat, dan Riadi Darwis. Terampil Berbahasa:
Menyusun Karya Tulis Akademik, Memandu Acara (MC-Moderator), dan
Menulis Surat. Cetakan ke-7. Bandung: Alfabeta, 2017.
Nurgiantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press, 2012
___________, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Edisi 2.
Cetakan ke-7. Yogyakarta: BPFE, 2016.
Nurudin. Dasar-Dasar Penulisan. Cetakan ke-2. Malang: UMM Press, 2010.
Pardiyono. Pasti Bisa! Ayo Menagarang! Integrated Learning, Text dan Type
Text, Genre, Retorical Structure. Cetakan ke-9. Yogyakarta: siGma, 2020.
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Rahman, Taufiqur. Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan. Cetakan ke-1.
Semarang: Pilar Nusantara, 2017.
102
Ridwanuddin, Dindin. Bahasa Indonesia. Cetakan ke-1, 2015.
Rusman dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Cetakan ke-3. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Cetakan ke-6.
Jakarta: PT Kencana, 2013.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Cetakan ke-15. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2016.
___________, Pengantar Statistik Pendidikan. Cetakan ke-27. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2018.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-9. Bandung: ALFABETA,
2014.
Vesterman, William Vesterman. Reading, and Writing Short Arguments. Boston:
Rutgers University. Fifty Edition
Yandi, Prima Gusti dan Fairul Zabadi. Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan
Penerapan. Jakarta: PT Grasindo 2016.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMAN 5 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Paragraf Deskripsi
Alokasi waktu : 2 Jam Pelajaran (2x45 menit)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui urutan kejadian suatu peristiwa sesuai dengan struktur teks
deskripsi.
2. Menyusun teks deskripsi dengan memerhatikan penggunaan struktur
teks deskripsi dan kaidah kebahasaan teks deskripsi.
B. Media Pembelajaran, Alat, dan Sumber Belajar
1. WhatsApp (WA), Zoom Meeting (Zoom), Google Classroom (GC)
2. Handphone, Laptop
3. Power Point
4. Internet
5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Siswa Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017.
C. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pendahuluan (10 menit)
1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan memeriksa
kehadiran peserta didik melalui media WA/Zoom.
2. Pesera didik memberikan pendapat tentang pengertian dan struktur teks
deskripsi melalui Zoom/GC
Kegiatan Inti (70 menit)
1. Guru memberikan contoh teks deskripsi.
2. Guru menanyakan video film pendek.
3. Peserta didik menulis teks deskripsi berdasarkan media video film
pendek yang ditayangkan.
Penutup (10 menit)
1. Peserta didik dan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
2. Peserta didik mendengarkan arahan guru untuk pertemuan berikutnya.
3. Untuk memberi penguatan materi yang telah dipelajari, guru
memberikan arahan untuk mencari tahu dipelajari, baik melalui buku-
buku atau internet.
D. Penilaian
1. Sikap : Observasi
2. Pengetahuan : Tes Tulis
3. Keterampilan : Produk
E. Soal Tes
1. Buatlah teks deskripsi berdasarkan video film pendek “ketangen” yang
telah ditayangkan. Tulislah dengan struktur teks deskripsi yang telah
dijelaskan dan berilah judul yang sesuai dengan video film pendek
“ketangen”!
Rabu, 26 Agustus 2020
Guru Mata Pelajaran
Restuwati, S.Pd
Lampiran 3
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Guru Bahasa Indonesia
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Ibu mengetahui tentang media audio
visual?
“Audio visual, kalau diartikan audio
itukan sesuatu yang bisa didengar,
sedangkan visual yang bisa dilihat,
contohnya video, televisi bisa juga”
2. Apakah Ibu pernah menggunakan media audio
visual?
“iya, setiap memulai pembelajaran itu
misalnya setiap KD ya, KD 3.1 itu
dimulai sebelum materi dilengkapi juga
dengan itu audio visual, biasanya sih
selain ibu buat sendiri ibu ambil dari
youtube”
3. Apakah media audio visual cocok untuk
digunakan pada materi teks deskripsi?
“cocok kalau menurut ibu”
4. Bagaimana cara Ibu mengajarkan materi
menulis teks deskripsi?
“yang pertama itukan karena kita
pembelajaran jarak jauh agak sulit juga
ya, kecuali kalau pembelajaran
langsung. Jadi yang pertama kalau di
SMA 5 pakainya aplikasi schoology
yang sudah tertulis bagian materi,
penugasaan, dan evaluasinya. Ibu
menjelaskan dulu materinya pengertian,
ciri-ciri dan contoh-contohnya, nah
dilengkapi dengan alamat website untuk
menunjang materi itu”
5. Menurut Ibu, apa yang menyebabkan ada siswa
yang menonjol dan tidak menonjol dalam
pembelajaran menulis?
“sebenernya ada siswa yang perhatian
dan kurang perhatian dalam belajar itu
pasti ada, secara nilai dan ada juga
karena latar belakangnya. Apalagi disaat
seperti ini ya kadang ada yang masih
tidur dan kadang masuk hanya absen,
karena jarak jauh jadi sulit juga untuk
menegur”
6. Bagaimana cara Ibu mengatasi permasalahan
tersebut?
“biasanya ibu tanya dulu kan ada sebab
ada akibat ya, anak tidur di kelas ibu
tanya kenapa pasti ada sebabnya,
sekarang karena lagi situasi seperti ini
ibu menghubungi siswa melalui media
whatsapp”
7. Bagaimana cara Ibu mengajar di situasi
pandemi seperti ini?
“iya itu dengan pembelajaran jarak jauh,
yang sudah difasilitasi dari sekolah SMA
5 yaitu dengan program schoology disitu
sudah lengkap sekali, ada materi, absen,
tugas evaluasi semuanya sudah lengkap
disitu. Sebenarnya, sebelum ada
pandemi SMA 5 itu sudah
menggunakannya”
8. Metode apa yang dipilih pada masa pandemi
dalam pembelajaran bahasa Indonesia
sekarang?
“ya itu tadi daring dengan menggunakan
media audio visual”
9. Kendala apa saja yang terjadi saat belajar
online?
“kendalanya ya itu, biasanya orang
tuanya kerja jadi anak bangunnya
kesiangan, tidak ada yang kasih
semangat, kalau di sekolahkan enak ya
bisa ditanya secara langsung”
10. Bagaimana cara Ibu mengatasi permasalahan
belajar online?
“setiap kelas ibu punya grup kelas
diaplikasi whatsapp sendiri, jadi ibu
mengatasinya dengan menghubungi
nomor telepon siswa yang sudah ada
digrup kelas jadi bisa langsung ditegur”
11. Apakah menurut ibu belajar melalui via digital
efektif?
“kurang, tetap lebih bagus dan optimal
belajar tatap muka’
12. Apakah ibu pernah menggunakan media film? “belum sampai, karena itu ada dimateri
kelas 12, dan belum sampai di KD itu,
tapi ibu pasti menggunakan”
13. Menurut ibu media film itu seperti apa? “kalau film itu tentu waktu
penayangannya lebih panjang, dan lebih
lengkap, sedangkan kalau sinetron itu
bisa berepisode maksudnya
keesokkannya ada lanjutan dan ada jeda
iklan”
14. Bagaimana pendapat Ibu tentang pembelajaran
menulis paragraf deskripsi melalui media film
pendek “ketangen”?
“bagus, karena selain menulis paragraf
deskripsi siswa juga bisa fokus dan lebih
mengerti nilai-nilai yang terkandung
pada filmnya, apalagi film ini memiliki
nilai moral yang bagus”
15. Menurut Ibu, apakah media film pendek
“ketangen” efektif dan dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran khususnya untuk
materi menulis teks deskripsi?
“bagus, bagusnya karena tidak semua
keinginan itu bisa terwujud dilihat dari
situasi dan kondisi kecuali memang
orang tuanya mampu kalau orang tuanya
kurang mampu ya harus bersabar kalau
bisa menabung sendiri agar bisa
membeli yang diinginkan, nah itu juga
orang tua bagus menabung tapi bukan
untuk membeli sepeda anaknya
melainkan untuk masa depan anaknya”
Jumat, 28 Agustus 2020
Guru Mata Pelajaran
Restuwati, S.Pd
Lampiran 4
Daftar Pertanyaan Wawancara untuk Siswa
Hasil Wawancara Siswa Nilai Tinggi (KAM)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa kamu menyukai belajar online? Tidak, soalnya lebih jelas
tatap muka
2. Menurut kamu lebih senang belajar
menggunakan telepon pintar atau laptop?
Laptop, lebih jelas
3. Apakah kamu menyukai ketika
mendapatkan tugas menggunakan aplikasi
atau internet?
Suka saja ka, sudah
biasa sebelum pandemi
sudah menggunakannya juga
4. Media apa yang kamu sukai saat belajar
bahasa indonesia?
Media seperti menonton
video atau film, karena tidak
membosankan
5. Sebelumnya pernah atau tidak belajar
menggunakan media video?
Sudah pernah
6. Apakah kamu tertarik jika menggunakan
media pembelajaran saat proses
pembelajaran?
Lumayan tertarik, karena
bisa lebih jelas dalam
memahami
7. Bagaimana tanggapan kamu tentang
pengunaan media film “Ketangen” dalam
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Lebih jelas dalam
memahami dan menulis inti-
intinya dalam membuat
paragraf deskripsi tentang
yang ada di video tersebut,
dan bisa menambah
informasi yang ada dalam
cerita
8. Apakah kamu tertarik dengan penggunaan
media film pendek “Ketangen” dalam
Tertarik, jadi tidak
membosankan
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
9. Apakah media film pendek “Ketangen”
membantu kamu dalam memahami
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Sangat membantu karena
menambahkan informasi
baru dari video
10. Apakah kamu memahami tentang menulis
paragraf deskripsi?
Memahami, kalau paragraf
deskripsi tentang
mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu
objek.
Hasil Wawancara Siswa Nilai Terendah (JAP)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apa kamu menyukai belajar online? Suka, jadi lebih santai gitu
2. Menurut kamu lebih senang belajar
menggunakan telepon pintar atau laptop?
Telepon pintar, karena bisa
lebih mudah
3. Apakah kamu menyukai ketika
mendapatkan tugas menggunakan aplikasi
atau internet?
Suka, biasanya mengumpulkan
tugas memang
menggunakan aplikasi
4. Media apa yang kamu sukai saat belajar
bahasa indonesia?
Media menonton
5. Pernah atau tidak dihadirkan media film
dalam pembelajaran bahasa indonesia
oleh guru kalian?
Sudah pernah
6. Apakah kamu tertarik jika menggunakan
media pembelajaran saat proses
pembelajaran?
Tertarik, jadi tidak bosan
7. Bagaimana tanggapan kamu tentang
pengunaan media film “Ketangen” dalam
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Filmnya sangat menarik dan
bagus
8. Apakah kamu tertarik dengan penggunaan
media film pendek “Ketangen” dalam
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Tertarik, tetapi selama
pembelajaran daring lebih
suka
mencatat karena sinyal
9. Apakah media film pendek “Ketangen”
membantu kamu dalam memahami
pembelajaran menulis paragraf deskripsi?
Membantu saya jadi tahu
bagimana kehidupan di
Bangka
Belitung
10. Apakah kamu memahami tentang menulis
paragraf deskripsi?
Iya, saya paham
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
RIWAYAT PENELITI
Euis Fajriyani Putri Pratiwi, lahir di Tangerang, 16
Mei 1997. Anak sulung dari 4 bersaudara ini lahir dari orang
tua bernama Rojali dan Istihawaroh. Kakak dari Muhammad
Faisal Amien, Muhammad Ali Akbar Ramadhan, dan
Muhammad Arifin Ilham ini bertempat tinggal di Jalan H.
Manyur RT 01/05 No. 04, Kelurahan Gondrong, Kecamatan
Cipondoh, Kota Tangerang.
Pendidikan yang ditempuh peneliti dimulai dari RA Himmatul Mujahidin
2003, lalu melanjutkan pendidikan dasar di MI Jamiatul Gulami 2009. Kemudian,
melanjutkan pendidikan menengah di MTs Negeri 8 Jakarta dan lulus tahun 2012.
Setelah itu, peneliti menempuh pendidikan menengah atas di MA At-Tahiyyah
yang lulus tahun 2015. Setamat mengenyam pendidikan selama 12 tahun, peneliti
memutuskan untuk melanjutkan pendidikan formal ke Universitas Muhamadiyah
Tangerang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, namun peneliti hanya sampai semester 2, lalu pindah ke
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah,
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Selama menjalani perkuliahan di kampus, peneliti aktif dalam salah satu
organisasi internal. Penulis pernah menjadi salah satu anggota Himpunan
Mahasiswa Jurusan bagian Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (HMJ PBSI) 2016.
Wanita yang hobi menonton drama ini menyelesaikan S-1 dengan menulis
skripsi yang berjudul, “ Nilai Moral dalam Film Pendek “Ketangen” sebagai Media
Audiovisual dalam Pembelajaran Paragraf Deskripsi SMAN 5 Tangsel Tahun
Pelajaran 2020/2021”.