ketoasidosis diabetik

71
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN KETOASIDOSIS DIABETIK MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat II Dosen Pembimbing : Lilik Pranata, S.Kep., M.Kep Dibuat oleh : Dipresentasikan oleh : 1.Made Kasna ( 3001120025) 4.Mutiara Magdalena ( 3001120031) 2.Monalisa Sitanggang(3001120029) 5.Nyoman Lusiawati ( 3001120033) 3.Melinda Fitriana ( 3001120027) 6.Renalia Sari Nastiti ( 3001120035)

Upload: imam-arni-yusuf

Post on 30-Sep-2015

301 views

Category:

Documents


65 download

DESCRIPTION

Makalah K.A.D

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN KETOASIDOSIS DIABETIK MAKALAHDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas KelompokMata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat II Dosen Pembimbing : Lilik Pranata, S.Kep., M.Kep

Dibuat oleh :

Dipresentasikan oleh :1.Made Kasna ( 3001120025)4.Mutiara Magdalena ( 3001120031)2.Monalisa Sitanggang(3001120029)5.Nyoman Lusiawati ( 3001120033)3.Melinda Fitriana ( 3001120027) 6.Renalia Sari Nastiti ( 3001120035)SEKOLAH TINGGI KESEHATAN PERDHAKI CHARITASPROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PALEMBANGTAHUN AKADEMIK 2014/2015KATA PENGANTARSegala puji serta rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkah dan rahmat-Nyalah serta ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang Asuhan Keperawatan Gawat Darurat pada Pasien dengan Ketoasidosis Diabetik . Dengan harapan makalah ini dapat membantu mahasiswa/i dalam mempelajari mata kuliah Keperawatan gawat darurat II.Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka pengembangan dasar ilmu keperawatan gawat darurat II yang berkaitan dengan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien dengan Ketoasidosis Diabetik.Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan GADAR II secara meluas khususnya tentang kegawatan pada Ketoasidosis Diabetik. Sehinggabesar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna dan masih perlu perbaikan serta penyempurnaan, baik dari segi materi maupun pembahasan. Oleh sebab itu dengan lapang dada penulis akan menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini dimasa mendatang.Demikianlah, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat ikut memberikan sumbangan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Palembang, April 2015 Penulis

DAFTAR ISI Halaman Halam judul iKata pengantar iiDaftar isi iiiBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1BAB II TINJAUAN TEORI2.1.Pengertian 22.2.Patofisiologi3BAB III ASKEP GADAR PADA KETOASIDOSIS DIABETIK3.1. Pengkajian keperawatan 4 3.2. Diagnosa Keperawatan 83.3. Intervensi Keperawatan 93.4. Implementasi keperawatan 173.5 Evaluasi keperawatan 17BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan18 4.2. Saran18Daftar pustaka

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar BelakangKetoasidosis diabetic (KAD) merupakan kegawatan di bidang endokrin yang paling sering dihadapi oleh para dokter dalam praktek sehari-hari. Ketoasidosis diabetikum juga salah satu komplikasi metabolik akut pada diabetes mellitus dengan perjalanan klinis yang berat dalam angka kematian yang masih cukup tinggi.Ketoasidosis diabetikum dapat ditemukan baik pada mereka dengan diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2. Tetapi lebih sering pada diabetes melitus tipe 1.Ketoasidosis diabetik disebabkan oleh penurunan kadar insulin efektif disirkulasi yang terkait dengan peningkatan sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone. Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak dengna Diabetes Melitus tipe 1 (IDDM). Mortalitas terutama berhubungan dengan edema serebri yang terjadi sekitar 57% - 87% dari seluruh kematian akibat KAD.Peningkatan lipolisis, dengan produksi badan keton (hidroksibutirat dan asetoasetat) akan menyebabkan ketonemia dan asidosis metabolik. Hiperglikemia dan asidosis akan menghasilkan diuresis osmotik dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Secara klinis, ketoasidosis terbagi kedalam tiga kriteria yaitu ringan, sedang dan berat yang dibedakan menurut pH serum. Resiko KAD pada IDDM adalah 1-10% per pasien per tahun. Risiko meningkat dengan kontrol metabolik yang jelek atau sebelumnya pernah mengalami episode KAD, anak perempuan yang memasuki masa puber dan remaja, anak dengan gangguan psikiatrik (termasuk gangguan makan), dan kondisi keluarga yang sulit (termasuk status sosial ekonomi rendah dan masalah asuransi kesehatan). Pengobatan dengan insulin yang tidak teratur juga dapat memicu terjadinya KAD.Angka kematian ketoasidosis menjadi lebih tinggi pada beberapa keadaan yang menyertai, seperti : sepsis, syok yang berat, infark miokard akut yang luas, pasien usia lanjut, kadar glukosa darah yang tinggi, uremia, kadar keasaman darah yang rendah. Kematian pada pasien ketoasidosis usia muda, umumnya dapat dihindari dengan diagnosis cepat, pengobatan yang tepat dan rasional, serta memadai sesuai dengan dasar patofisiologinya. Pada pasien kelompok usia lanjut, penyebab kematian lebih sering dipicu oleh faktor penyakit dasarnya.Gejala yang paling menonjol pada ketoasidosis adalah hiperglikemia dan ketosis. Hiperglikemia dalam tubuh akan menyebabkan poliuri dan polidipsi. Sedangkan ketosis menyebabkan benda-benda keton bertumpuk dalam tubuh, pada sistem respirasi benda keton menjadi resiko terjadinya gagal nafas. Oleh sebab itu penanganan ketoasidosis harus cepat, tepat dan tanggap. Mengingat masih sedikitnya pemahaman mengenai ketoasidosis diabetik dan prosedur atau konsensus yang terus berkembang dalam penatalaksanaan ketoasidosis diabetik. Maka, perlu adanya pembahasan mengenai bagaimana metode tatalaksana terkini dalam menangani ketoasidosis diabetik.B. Pengertian KAD adalah keadaan yang ditandai dengan asidosis met abolik akibat pembentukan keton yang berlebihan, sedangkan SHH ditandai dengan hiperos molalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni (American Diabetes Association, 2004).Diabetik ketoasidosis adalah keadaan yang mengancam hidup komplikasi dari diabetes mellitus tipe 1 tergantung insulin dengan criteria diagnostic yaitu glukosa > 250 mg/dl, pH = < 7.3, serum bikarbonat 60 Usia 1-4 : < 20 atau > 30 Usia 5-14 : < 14 atau > 25 Usia > 14 : < 11 atau > 24 -- Kedalaman pernafasan Dewasa volume tidalnya 500 ml saat istirahat Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg -Timing rasio -Penurunan kapasitas vital

Faktor yang berhubungan : --Hiperventilasi --Deformitas tulang -Kelainan bentuk dinding dada --Penurunan energi/kelelahan --Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal - -Obesitas - -Posisi tubuh - -Kelelahan otot pernafasan - -Hipoventilasi sindrom -- Nyeri - -Kecemasan - -Disfungsi Neuromuskuler -- Kerusakan persepsi/kognitif -- Perlukaan pada jaringan syaraf tulang belakang - -Imaturitas Neurologis

NOC : v--Respiratory status : Ventilationv--Respiratory status : Airway patencyv -Vital sign StatusKriteria Hasil :v - Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)v - Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)v - Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)NIC : Airway Management- Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi- Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan - Pasang mayo bila perlu-- Lakukan fisioterapi dada jika perlu- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction- Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan- Lakukan suction pada mayo- Berikan bronkodilator bila perlu- Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.- Monitor respirasi dan status O2

Terapi oksigenv - Bersihkan mulut, hidung dan secret trakeav - Pertahankan jalan nafas yang patenv - Atur peralatan oksigenasiv Monitor aliran oksigenv - Pertahankan posisi pasienv - Onservasi adanya tanda tanda hipoventilasiv -Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring Monitor TD, nadi, suhu, dan RR Catat adanya fluktuasi tekanan darah Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas Monitor kualitas dari nadi Monitor frekuensi dan irama pernapasan Monitor suara paru Monitor pola pernapasan abnormal Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit Monitor sianosis perifer Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3Resiko InfeksiDefinisi : Peningkatan resiko masuknya organisme patogen

Faktor-faktor resiko : - -Prosedur Infasif- -Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari paparan patogen - -Trauma - -Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan - -Ruptur membran amnion- -Agen farmasi (imunosupresan)- -Malnutrisi - -Peningkatan paparan lingkungan patogen -- Imonusupresi - - Ketidakadekuatan imum buatan --Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia, penekanan respon inflamasi)- -Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan sekresi pH, perubahan peristaltik)- -Penyakit kronikNOC : v - Immune Statusv - Knowledge : Infection controlv - Risk controlKriteria Hasil :v - Klien bebas dari tanda dan gejala infeksiv - Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksiv - Jumlah leukosit dalam batas normalv - Menunjukkan perilaku hidup sehat

NIC :Infection Control (Kontrol infeksi)- Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain- Pertahankan teknik isolasiBatasi pengunjung bila perlu- Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien- Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan- Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung- Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat- Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum- Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing - Tingktkan intake nutrisi- Berikan terapi antibiotik bila perluInfection Protection (proteksi terhadap infeksi)- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal- Monitor hitung granulosit, WBC- Monitor kerentanan terhadap infeksi- Batasi pengunjung- Saring pengunjung terhadap penyakit menular- Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko- Pertahankan teknik isolasi k/p- Berikan perawatan kuliat pada area epidema-- Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase- Ispeksi kondisi luka / insisi bedah- Dorong masukkan nutrisi yang cukup- Dorong masukan cairan- Dorong istirahat- Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi- Ajarkan cara menghindari infeksi- Laporkan kecurigaan infeksi- Laporkan kultur positi

4Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik :- -Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal- -Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)--Membran mukosa dan konjungtiva pucat--Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah--Luka, inflamasi pada rongga mulut--Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan-Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan--Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa--Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan--Miskonsepsi--Kehilangan BB dengan makanan cukup--Keengganan untuk makan--Kram pada abdomen-Tonus otot jelek--Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi -Kurang berminat terhadap makanan--Pembuluh darah kapiler mulai rapuh--Diare dan atau steatorrhea--Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)--Suara usus hiperaktif--Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan :Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.NOC :v - Nutritional Status : food and Fluid Intakev - Nutritional Status : nutrient Intake

Kriteria Hasil :v - Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuanv - Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badanv -Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisiv - Tidak ada tanda tanda malnutrisiv - Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelanv - Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC :Nutrition Management - Kaji adanya alergi makanan - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. - Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe - Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C - Berikan substansi gula - Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi - Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) - Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi - Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkanNutrition Monitoring - BB pasien dalam batas normal - Monitor adanya penurunan berat badan - Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan - Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan - Monitor lingkungan selama makan - Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan - Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi - Monitor turgor kulit - Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah - Monitor mual dan muntah - Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht-- Monitor makanan kesukaan - Monitor pertumbuhan dan perkembangan - Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva - Monitor kalori dan intake nuntrisi - Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. - Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

6Kurang pengetahuan

Definisi : Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.

Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.

Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.NOC :v - Kowlwdge : disease processv - Kowledge : health BehaviorKriteria Hasil :v - Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatanv - Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benarv - Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.

NIC :Teaching : disease Process1.1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik 2.2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. 3. 3.Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat 4.4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat 5. 5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat 6.6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat 7.7. Hindari jaminan yang kosong 8.8. Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat 9.9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 1010. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan1111. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 1212. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat 1313. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat1414. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

4. ImplementasiImplementasi adalah tahap pelaksanaan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama klien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan.5. EvaluasiEvaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.BAB IIIPENUTUP

1. Kesimpulan Keto Asidosis Diabetikum (KAD) merupakan salah satu kompliasi akut DM akibat defisiensi hormone insulin yang tidak dikenal dan bila tidak mendapat pengobatan segera akan menyebabakan kematian. Etiologi dari KAD adalah Insulin tidak diberikan dengan dosis yang kurang, keadaan sakit atau infeksi pada DM, manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.Ada tiga gambaran kliniks yang penting pada diabetes ketoasidosis yaitu dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Dehidrasi disebabkan mekanisme ginjal dimana tubuh terjadi hiperglikemia, sehingga ginjal mensekresikan dengan natrium dan air yang disebut poliuri. Kehilangan elektrolit merupakan kompensasi dari defisiensi insulin. Sedangkan asidosis adalah peningkatan pH dan diiringi oleh penumpukan benda keton dalan tubuh. Keadaan ketoasidosis merupakan keadan yang memerlukan banyak pengontrolan dan pemantauan insulin dan cairan elektrolit, karena bila kekurangan atau malah terjadi kelebihan akan mengakibatkan komplikasi yang sulit untuk ditanggulangi. 2. Saran Bila menemukan klien yang DM tetapi belum terjadi KAD berikan informasi tentang KAD dan pencegahan terhadap KAD. Bila menemukan klien dengan KAD, sebaiknya selalu kontrol pemberian insulin dan cairan elektrolit sehingga meminimalkan terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

http://lpkeperawatan.blogspot.com/2014/01/aporan-pendahuluan-ketoasidosis-diabetikum-KAD.html#.VSKDAuGeYhAHyperglycemic crises in patien ts with diabetes mellitus. American Diabetes Association. Diabetes Carevol27 supplement1 2004, S94-S102.Gaglia JL, Wyckoff J, Abrahamson MJ . Acute hyperglycemic cr isis in elderly. Med Cli N Am 88: 1063-1084, 2004.Sikhan. 2009. Ketoasidosis Diabetikum. http://id.shvoong.com. Diakses pada tanggal 17 November 2012.Muhammad Faizi, Netty EP. FK UNAIR RS Dr Soetomo Surabaya. Kuliah tatalaksana ketoasidosis diabetic. http://www.pediatric.com. Diakses pada tanggal 17 November 2012.Wallace TM, Matthews DR. Recent Advance in The Monitoring and management of Diabetic Ketoacidosis. QJ Med 2004; 97 : 773-80.Dr. MHD. Syahputra. Diabetic ketosidosis. www. Library.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 17 November 2010.Samijean Nordmark. Critical Care Nursing Handbook. http://books.google.co.id. Diakses pada tanggal 17 November 2012Elisabeth Eva Oakes, RN. 2007. Diabetic Ketoacidosis DKA. http://intensivecare.hsnet.nsw.gov.au. Diakses pada tanggal 17 November 2012.Kitabchi AE, Fisher JN, Murphy MB , Rumbak MJ : Diabetic ketoacidosis and the hyperglycemic hyperosmolar nonketoti c state. In Joslins Diabetes Mellitus . 13th ed. Kahn CR, Weir GC, Eds. Philadelphia, Lea & Febiger, 1994, p.738770

LAPORAN PENDAHULUAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)

A. PENGERTIAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD) Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat diuresis osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok. Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai dengan dehidrasi, kehilangan elektrolit dan asidosis. Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. KAD adalah keadaan yan g ditandai dengan asidosis met abolik akibat pembentukan keton yang berlebihan, sedangk an SHH ditandai dengan hiperos molalitas berat dengan kadar glukosa serum yang biasanya lebih tinggi dari KAD murni (American Diabetes Association, 2004) Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias dari hiperglikemia, asidosis, dan ketosis yang terlihat terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1. (Samijean Nordmark, 2008) Salah satu kendala dalam laporan mengenai insidensi, epide miologi dan angka kematian KAD adalah belum ditemukannya kesepakatan tentang definisi KAD. Sindroma ini mengandung triad yang terdiri dari hiperglikemia, ketosis dan asi demia. Konsensus diantara para ahli dibidang i ni mengenai kriteria diagnost ik untuk KAD adalah pH arterial 15 X 109 / L) atau ditandai pergeseran kiri mungkin menyarankan mendasari infeksi.6. Gas darah arteri (ABG).pH sering 330 mOsm / kg H2O. Jika osmolalitas kurang dari > 330 mOsm / kg H2O ini, maka pasien jatuh pada kondisi koma.11. FosforJika pasien berisiko hipofosfatemia (misalnya, status gizi buruk, alkoholisme kronis), maka tingkat fosfor serum harus ditentukan.12. Tingkat BUN meningkat.Anion gap yang lebih tinggi dari biasanya.13. Kadar kreatininKenaikan kadar kreatinin, urea nitrogen darah (BUN) dan Hb juga dapat terjadi pada dehirasi. Setelah terapi rehidrasi dilakukan, kenaikan kadar kreatinin dan BUN serum yang terus berlanjut akan dijumpai pada pasien yang mengalami insufisiensi renal.

Tabel Sifat-sifat penting dari tiga bentuk dekompensasi (peruraian)metabolik pada diabetes.Sifat-sifatDiabeticketoacidosis(KAD)Hyperosmolarnon ketoticcoma(HONK)Asidosis laktat

Glukosa plasmaTinggiSangat tinggiBervariasi

KetoneAdaTidak adaBervariasi

AsidosisSedang/hebatTidak adaHebat

DehidrasiDominanDominanBervariasi

HiperventilasiAdaTidak adaAda

b. Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan diagnostik untuk ketoasidosis diabetik dapat dilakukan dengan cara:1. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.2. Gula darah puasa normal atau diatas normal.3. Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.4. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.5. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.6. Aseton plasma: Positif secara mencolok7. As. Lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meninggkat8. Elektrolit: Na normal/menurun; K normal/meningkat semu; F turun9. Hemoglobin glikosilat: Meningkat 2-4 kali normal10. Gas Darah Arteri: pH rendah, penurunan HCO3 (asidosismetabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik11. Trombosit darah: Ht mungkin meningkat, leukositosis, hemokonsentrasi12. Ureum/creatinin: meningkat/normal13. Amilase darah: meningkat mengindikasikan pancreatitis akut

G. DIAGNOSIS KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)Didasarkan atas adanya "trias biokimia" yakni : hiperglikemia, ketonemia, dan asidosis. Kriteria diagnosisnya adalah sebagai berikut : Hiperglikemia, bila kadar glukosa darah > 11 mmol/L (> 200 mg/dL). Asidosis, bila pH darah < 7,3. kadar bikarbonat < 15 mmol/L).Derajat berat-ringannya asidosis diklasifikasikan sebagai berikut : Ringan: bila pH darah 7,25-7,3, bikarbonat 10-15 mmol/L. Sedang: bila pH darah 7,1-7,24, bikarbonat 5-10 mmol/L. Berat: bila pH darah < 7,1, bikarbonat < 5 mmol/L.

H. DIAGNOSIS BANDING KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)KAD juga harus dibedakan dengan penyebab asidosis, sesak, dan koma yang lain termasuk : hipoglikemia, uremia, gastroenteritis dengan asidosis metabolik, asidosis laktat, intoksikasi salisilat, bronkopneumonia, ensefalitis, dan lesi intrakranial.

I. KOMPLIKASI KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)Komplikasi dari ketoasidoisis diabetikum dapat berupa:1. Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )Nefropati diabetik atau ginjal diabetik dapat dideteksi cukup dini. Bila penderita mencapai stadium nefropati diabetik, didalam air kencingnya terdapat protein. Dengan menurunnya fungsi ginjal akan disertai naiknya tekanan darah. Pada kurun waktu yang lama penderita nefropati diabetik akan berakhir dengan gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah. Selain itu nefropati diabetik bisa menimbulkan gagal jantung kongesif.2. Kebutaan ( Retinopati Diabetik )Kadar glukosa darah yang tinggi bisa menyebabkan sembab pada lensa mata. Penglihatan menjadi kabur dan dapat berakhir dengan kebutaan. 3. Syaraf ( Neuropati Diabetik )Neuropati diabetik adalah akibat kerusakan pada saraf. Penderita bisa stres, perasaan berkurang sehingga apa yang dipegang tidak dapat dirasakan (mati rasa).4. Kelainan Jantung.Terganggunya kadar lemak darah adalah satu faktor timbulnya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung. Bila diabetesi mempunyai komplikasi jantung koroner dan mendapat serangan kematian otot jantung akut, maka serangan tersebut tidak disertai rasa nyeri. Ini merupakan penyebab kematian mendadak. 5. Hipoglikemia.Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah sangat rendah. Bila penurunan kadar glukosa darah terjadi sangat cepat, harus diatasi dengan segera. Keterlambatan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang timbul mulai dari rasa gelisah sampai berupa koma dan kejang-kejang.6. Hipertensi.Karena harus membuang kelebihan glokosa darah melalui air seni, ginjal penderita diabetes harus bekerja ekstra berat. Selain itu tingkat kekentalan darah pada diabetisi juga lebih tinggi. Ditambah dengan kerusakan-kerusakan pembuluh kapiler serta penyempitan yang terjadi, secara otomatis syaraf akan mengirimkan signal ke otak untuk menambah takanan darah.

KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)

J. PENATALAKSANAAN MEDIS KETOASIDOSIS DIABETIKUM (KAD)Tujuan penatalaksanaan : 1. Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan (resusitasi dan rehidrasi), 2. Menghentikan ketogenesis (insulin), 3. Koreksi gangguan elektrolit, 4. Mencegah komplikasi, 5. Mengenali dan menghilangkan faktor pencetus.

Airway dan BreathingOksigenasi / ventilasiJalan napas dan pernapasan tetap prioritas utama. Jika pasien dengan kesadaran / koma (GCS