kevakuman eksistensi pemuda dalam memperingati hari sumpah pemuda

Upload: akbar-prasetya

Post on 09-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kevakuman Eksistensi Pemuda Dalam Memperingati Hari Sumpah Pemuda

TRANSCRIPT

KEVAKUMAN EKSISTENSI PARA PEMUDA DALAM MEMPERINGATI PERISTIWA SUMPAH PEMUDA Pada 27-28 Oktober 1928 silam, seluruh perwakilan pemuda di tanah air berkumpul dan berikrar. Pada saat itu, para pemuda Indonesia hadir dalam Kongres Pemuda Kedua di Jakarta yang diprakarsai oleh perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI). Pada penutupan kongres kedua ini dibacakan rumusan hasil kongres yang disebut Sumpah Pemuda. Tanggal 28 Oktober menjadi catatan sejarah bagi perjalanan bangsa Indonesia, karena para pemuda mempertaruhkan seluruh jiwa dan raga untuk bangsa Indonesia dan bersatu padu memperkuat diri untuk menuju kemerdekaan pada tahun 1945. Kondisi ketertindasan yang mendorong para pemuda pada saat itu membulatkan tekad untuk berjuang demi mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.Di masa peperangan melawan penjajah ini, para pemuda mendeklarasikan diri dalam Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, yaitu Indonesia. Sayangnya, peristiwa 86 tahun lalu sangat berbeda dengan situasi dan kondisi sekarang. Di mana para pelajar telah lupa akan peristiwa tersebut dan sibuk dengan berbagai kegiatan yang tidak bermanfaat. melakukan aksi tawuran pelajar, narkoba, seks bebas dan berfoya-foya sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi para pemuda.

Sumpah pemuda merupakan awal dari tonggak kelahiran bagi bangsa Indonesia. Di mana selama ratusan tahun mengalami perasaan ketertindasan oleh penjajahan Belanda dan Jepang. Kondisi ini mendorong para pemuda menyatukan barisan depan untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Isi teks Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut: (1) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa sau, bangsa Indonesia; (2) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia; (3) Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Sejatinya, Sumpah Pemuda adalah cikal bakal yang nantinya akan menuju proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.Peristiwa kemerdekaan ini di deklarasikan dengan pembacaan teks proklamasi, hal ini merupakan bukti keberhasilan upaya yang diperjuangkan oleh para pemuda.

Sekarang, Bung! Sekarang! Mala mini juga! kata Chaerul Saleh. Kita kobarkan revolusi yang meluas malam ini juga. Kita mempunyai pasukan Peta, pasukan Pemuda, Barisan Pelopor, bahkan Heiho sudah siap. Dengan satu isyarat Bung Karno seluruh Jakarta akan terbakar. Ribuan pasukan bersenjata sudah siap sedia akan mengepung kota, menjalankan revolusi bersenjata yang berhasil dan menjungkirkan seluruh tentara Jepang. Begitulah permulaan percakapan yang berlangsung pada tanggal 15 Agustus 1945, jam 10 malam antara serombongan pemuda dan Bung Karno di tempat kediamannya, Pegangsaan Timur no. 56. (dikutip dari buku Penculikan, Proklamasi dan Penilaian Sejarah). Pernyataan ini merupakan tekad dan semangat pemuda yang ingin segera mewujudkan kemerdekaan pada 15 Agustus 1945.Pada zaman peperangan dahulu, Sumpah Pemuda dijadikan sebagai momentum awal perjuangan bagi pemuda supaya dapat bersatu untuk merebut kemerdekaan dan terbebas dari kemiskinan dan kebodohan

Namun, kepeloporan pemuda menjadi berkurang tatkala langkah perjuangan diteruskan dan dipegang oleh golongan tua atau golongan lainnya sebagaimana pernah dialami oleh organisasi Budi Utomo. Kuntowijoyo mengungkapkan, Budi Utomo yang semula mempunyai kepemimpinan dari kalangan para pemuda, kemudian jatuh kepada golongan para priayi pemerintahan sehingga kehilangan kepeloporannya. Diakui pula sebagaimana jasa yang diberikan oleh Budi Utomo tetap penting karena banyak memberikan bagi cita-cita kemajuan. Namun, sebagaimana gerakan budaya, Budi Utomo tetap penting karena banyak memberikan sumbangan dalam merumuskan cita-cita kemajuan. Drake dalam bukunya yang berjudul National Integration in Indonesia menjelaskan bahwa perjuangan menghadapi penjajah Belanda selama empat tahun dari 1945 hingga 1949 merupakan saat pertumbuhan solidaritas dan semangat kesatuan bagi sebagian rakyat Indonesia dalam mewujudkan arti kemerdekaan yang sebenarnya dan terpadu terutama pada para pemuda-pemuda bangsa Indonesia.Lalu mengapa semangat juang dan kesadaran integritas nasional tumbuh kuat dalam kepribadian diri bangsa Indonesia, khususnya yang ada pada diri pemuda pada saat itu? Kepeloporan perjuangan pada saat kemerdekaan Indonesia sangat banyak didominasi oleh para pemuda. Oleh karena itu, batasan dan keadaan kejiwaan pemuda pantas diketengahkan dalam hal ini. Erikson seorang psikoanalisis kontemporer dalam bukunya Childhood and Society dan Identity: Youth and Crisis menjelaskan tentang masa adolesensi (usia 19-24) menyebutkan dengan istilah young people. Pemuda menjadi orang dewasa dalam pembentukan dirinya sendiri, di mana karakteristik ini terbentuk selama perkembangan melalui suatu perubahan yang beraneka ragam pada pertumbuhan fisik, kematangan jenis kelamin dan kesadaran sosial.Walaupun demikian, menarik untuk dicermati suatu hal yang dipersoalkan pada dewasa dini adalah kelesuan kaum muda yang seharusnya tidak lesu oleh karena hidupnya sebenarnya sudah cukup terjamin. Sifat-sifat kelesuan pemuda tersebut diantaranya yaitu lesu kerja, senang bermalas-malasan, mengutamakan hiburan, bersemangat bangsawan, lesu dalam kedisiplinan, loyo dalam intelektual, mengabaikan mutu, takut akan mawas diri, menjalani kehidupan yang sangat dangkal, segan mengabdi pada sesama. Jika ditilik dari Viktor Emil Frankl yang merupakan seorang psikiatri dalam bukunya berjudul Mans Search for Ultimate Meaning, hal ini terjadi demikian disebabkan karena para pemuda tersebut mengalami vacuum existence atau kevakuman eksistensi yang disebabkan para pemuda memiliki ketidak bermaknaan dalam hidupnya (meaningless), sehingga dari ketiadaan makna atas hidupnya tersebut para pemuda mengisi waktunya dengan suatu hal yang tidak bermakna dan tidak bermanfaat seperti aksi tawuran, seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang. Karena pada dasarnya motivasi hidup seseorang adalah mencari makna dan tujuan atas hidupnya (The Will to Meaning) untuk menemukan makna hidupnya (The Meaning of Life).Dalam memperingati Sumpah Pemuda ini, peran para pemuda harus terus ditingkatkan dengan mengisi kegiatan-kegiatan positif yang dinama pemuda dapat menemukan makna hidupnya, hal demikian dapat berupa kegiatan yang bermanfaat jangka panjang untuk pembangunan bangsa, kegiatan tersebut seperti menempuh pendidikan setinggi-tingginya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Para pemuda sebagai garda depan penerus bangsa harus memegang teguh amanat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, karena ke depannya akan muncul tantangan-tantangan baru sebagai akibat dari pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan dinamika yang ada pada masyarakat yang sulit untuk diprediksi. Seperti tantangan pada tahun 2015 Indonesia yang akan menghadapi Asean Economic Community (AEC) dimana para pemuda se-Asean dituntut untuk bersaing dalam segi kualitas sumber daya manusia. Dari hal tersebut hendaknya setiap pemuda memiliki mindset apa tujuan makna hidup saya dan dengan hal tersebut apa yang dapat saya berikan untuk bangsa ini, bukan apa yang bisa saya ambil dari bangsa ini.

Peringatan Sumpah Pemuda pada Tahun 2014 merupakan momentum untuk merenungkan dan mengevaluasi kembali perjuangan bangsa ini. Di mana pada tanggal 28 Oktober 1928 yang silam, para pemuda merapatkan barisan dan bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tumpah darah yang satu, bangsa yang satu dan bahasa yang satu, yaitu bahasa Indonesia, demikianlah sumpah yang diikrarkan oleh para pemuda Indonesia. Para pemuda Indonesia harus bangkit dengan niat yang tulus untuk mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan di segala bidang guna meningkatkan kesejahteraan, kemajuan, dan kemakmuran bangsa dan Negara Indonesia. Dengan demikian, memahami dengan baik dan benar akan makna peringatan momentum Sumpah Pemuda ini merupakan modal dasar untuk meneruskan cita-cita bangsa.Oleh:

Akbar Prasetya (201210230311306)

Mahasiswa Psikologi, angkatan 2012