khotbah

3
Wa qoola Allahu ta’ala fil qur’anil karim..wal ‘ashri… Hadirin Rahimakumullah! Allah Ta’ala senantiasa menyerukan agar kita menjadi hamba-hamba yang berbahagia di dunia dan di akhirat, dengan cara menaati, patuh, dan mengikuti dengan ikhlas petunjuk dan aturan Dinul Islam. Adapun yang termasuk rahmat Allah dalam Dinul Islam adalah wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sunnahnya untuk menjaga menjaga perkataan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Hadirin Rahimakumullah! Wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut menunjukkan betapa pentingnya menjaga lisan. Dengan lisan, seorang hamba bisa mencapai derajat yang tertinggi, bahkan mendapat karunia yang amat agung di sisi Allah. Namun sebaliknya, karena lisan pula seorang hamba jatuh tersungkur ke dalam jurang kehinaan yang sedalam-dalamnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Upload: novian

Post on 19-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

khotbah jumat

TRANSCRIPT

  • Wa qoola Allahu taala fil quranil karim..wal ashri

    Hadirin Rahimakumullah!

    Allah Taala senantiasa menyerukan agar kita menjadi hamba-hamba yang berbahagia di dunia dan di akhirat, dengan cara menaati, patuh, dan mengikuti dengan ikhlas petunjuk dan aturan Dinul Islam. Adapun yang termasuk rahmat Allah dalam Dinul Islam adalah wasiat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sunnahnya untuk menjaga menjaga perkataan. Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda,

    Hadirin Rahimakumullah!

    Wasiat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tersebut menunjukkan betapa pentingnya menjaga lisan. Dengan lisan, seorang hamba bisa mencapai derajat yang tertinggi, bahkan mendapat karunia yang amat agung di sisi Allah. Namun sebaliknya, karena lisan pula seorang hamba jatuh tersungkur ke dalam jurang kehinaan yang sedalam-dalamnya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

  • "Sesungguhnya seseorang mengucapkan kalimat dari keridhaan Allah yang tidak diperhatikannya, namun Allah mengangkatnya disebabkan kalimat itu beberapa derajat, dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat dari kemurkaan Allah yang tidak di-perhatikannya, sehingga Allah melemparkannya disebabkan kalimat itu ke dalam Neraka Jahanam." (HR. al-Bukhari).

    Hadirin Rahimakumullah!

    Itulah kekuatan lisan dalam menentukan kedudukan dan keselamatan seorang hamba.

    Banyak diantara kita memperoleh kedudukan mulia di dalam masyarakat karena dia selalu berkata yang baik, sopan, membuat orang lain merasa dihargai dan bahkan perkataanya bias memberi manfaat untuk orang lain. Namun banyak juga diantara kita yang memperoleh kehinaan akibat dia tidak bias menjaga perkataannya, suka menghina orang lain berkata kotor, buruk menipu tidak menghargai orang lain dan sebagainya, orang seperti ini sering kali menemui celaka dan dijauhi masyarakat akibat perkataan nya.

    Hadirin Rahimakumullah wa A'azzakumullah!

    Sesungguhnya perkataan yang tidak baik dapat menyebabkan kehancuran dan kesengsaraan di dunia dan di akhirat, semua itu dikarenakan tidak mau mengendalikan lisan atau tidak bisa berkata yang baik. Diantara perkataan tidak baik yang harus kita hindari adalah:

    MENERTAWAKAN ATAU MENGOLOK-OLOK SYARIAT ALLAH, MENGOLOK-OLOK NABI MAUPUN AL-QUR`AN

    Allah mengancam orang-orang yang berbuat demikian dengan cap munafik dan kafir, bahkan orang-orang yang sekedar duduk-duduk bersama mereka ketika mereka sedang mengolok-olok syariat Allah, Rasul-Nya dan al-Qur`an, Allah setarakan kedudukan mereka dengan orang-orang kafir dan munafik di Neraka Jahanam. Allah Taala berfirman, "Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam al-Qur`an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di da-lam jahanam." (An-Nisa`: 140). Hadirin Rahimakumullah wa A'azzakumullah! Yang selanjutnya adalah larangn berbicara ketika khotib sedang berkhotbah. Pada waktu seorang khotib sedang berkhotbah, jamaah sholat jum'at dilarang untuk bicara karena hal tersebut sesuai dengan hadis Nabi :

    Barangsiapa yang berbicara pada saat imam khutbah Jumat, maka ia seperti keledai yang memikul

    lembaran-lembaran (artinya: ibadahnya sia-sia, tidak ada manfaat, pen). Siapa yang diperintahkan untuk diam (lalu tidak diam), maka tidak ada Jumat baginya (artinya: ibadah Jumatnya tidak sempurna, pen). (HR.

    Ahmad 1: 230.)

    Dalam hadits riwayat Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

  • Barangsiapa yang berwudhu, lalu memperbagus wudhunya kemudian ia mendatangi (shalat) Jumat, kemudian (di saat khutbah) ia betul-betul mendengarkan dan diam, maka dosanya antara Jumat saat ini dan Jumat sebelumnya ditambah tiga hari akan diampuni. Dan barangsiapa yang bermain-main dengan tongkat, maka ia benar-benar melakukan hal yang batil (lagi tercela) (HR. Muslim no. 857)

    Oleh karena itu jamaah rahimakumullah setelah dibacakan hadis diatas hendaknya kita bisa menaati dan melaksanakan semuanya, termasuk tidak berbicara sendiri ketika khotib sedang berkhotbah, karena bila kita telah mengetahui laranganya dan malah mengolok2nya dengan tidak melaksanakan atau masih saja berbicara sendiri ketika khotib sedang berkhotbah, maka kita sama seperti orang kafir atau munafik bukan hanya jumat nya yang menjadi sia-sia tapi juga akan dikumpulkan dalam neraka jahannam.

    Kita memohon perlindungan kepada Allah dari berbicara batil dan memohon taufik kepada Allah agar senantiasa berbicara yang benar dan baik. Semoga Allah melembutkan hati kita mengangkat derajat kita dan senantiasa terus meningkatkan derajat kita setinggi-tingginya di dunia dan di akhirat. Amin.