TAFAQQUH FI AL-DDIN

Rabu, 17 Juli 2013

TEKS KHUTBAH IDUL FITRI 1434 H

PUASA MENCEGAH SERAKAH HARTA

Tim Majlis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Surakarta

وبركاته الله ورحمة عليكم السالم

�َّن� �َح�م�َد� ِإ �َح�م�َد�ُه� لله� ال �ه� َن �ُن �ِع�ي َت ��س ُه� و�َن �ْغ�ِف�ر� َت ��س �ِع�ْو�ُذ� و�َن �الله� و�َن و�ر� ِم�ْن� ب ر� �ا ُش� ُن �ِف�س� �َن �اِت� و�ِم�ْن� َأ /َئ ي �ا، َس� �ُن �ع�م�ال �ْه�َد�ُه� ِم�ْن� َأ الله� َي� �ه� ِم�ِض�َّل� َف�ال �ه� و�ِم�ْن� ل �ل �ِض�ل � َي �ه� َه�اِد�َي� َف�ال ْه�َد�. ل ��ُش �َّن� َأ � َأ �له� َال � ِإ �َال � و�ح�َد�ُه� الله� ِإ �َك� َال ر�َي �ه� ُش� ْه�َد� ل ��ُش �َّن� و�َأ �َد�ُه� ِم�َح�م�َد=ا َأ ع�ْب

�ه� ْو�ل َس� ?ْه�م�. و�ر� ل/م� َص�َّل/ الل �ار�ْك� و�َس� �ه� و�ع�ل�ى ِم�َح�م�َدC ع�ل�ى و�ب �ه� آل ْب ��َد�ى و�ِم�ْن� و�َص�َح �ْه�َد�اُه� اَه�َت �ل�ى ب � ِإ �ْو�م �اِم�ة� َي �ِق�ي �ا. ال � َي Gْها �َي َأ

�ْن� �ِذ�َي �ْوا ال �ِق�ْوا َء�اِم�ُن �ه� ح�َّق� الله� ات �ِق�ات � ت �ْن� و�َال �م�ْو�ت � ت �َال �م� ِإ �َنَت �م�ْو�َّن� و�َأ ل ��ا. ِمGس Gْه�ا َي َي� �اُس� َأ �ِق�ْو�ا الُن �م� ات �ك ب �ِذ�َي� ر� �م� ال �ِق�ك ل ِم/ْن� َخ�

Cٍس��ِف �ْه�ا و�َخ�ل�َّق� و�اح�َد�ٍةC َن ْه�ا ِم�ُن و�َج� �َّث� َز� �ْه�م�ا و�ب = ِم�ُن اَال ا ر�َج� �ر= �ي �ِث اَء= ك �س� �ِق�ْوا و�َن �ِذ�َي� الله� و�ات �ْو�َّن� ال آَء�ل �س� �ه� ت ح�ام� ب �ر� �َأل �َّن� و�ا الله� ِإ

�اَّن� �م� ك �ك �ي =ا ع�ل �ْب ِق�ي �ا. ر� Gْه�ا َي َي� �ْن� َأ �ِذ�َي �ْوا ال �ِق�ْوا َء�اِم�ُن �ْو�ا الله� ات = و�ِق�ْو�ل �َد=ا ِق�ْو�َال َد�َي �ْح�. َس� �ْص�ل �م� َي �ك �م� ل �ك �ع�م�ال �ْغ�ِف�ر� َأ �م� و�َي �ك �م� ل �ك �ْو�ب ُذ�َن

��ِط�ِع� و�ِم�ْن �ه� الله� َي ْو�ل َس� ا َف�اَز� َف�ِق�َد� و�ر� �م=ا َف�ْو�َز= ِم�ا. ع�ِظ�ي� �ِع�َد� َأ �َّن� ب َص�َد�َق� َف�ِإ

� �َح�َد�َيَّث� َأ �اُب� ال �َت ْن� الله� ك �ح�س� �ْه�َد�َي� و�َأ َه�َد�َي� الCَح�م�َد�ر� ِم �ِم�ْور� و�ُش� �َأل �ْه�ا ا �ات َد�َث ��َّل� ِم�َح �ةC و�ك َد�َث ��َد�ع�ة_ ِم�َح �َّل� ب �َد�ع�ةC و�ك �ة_ ب �ل �َّل� َض�ال �ةC و�ك �ل �ار� َف�ي َض�ال الُن .

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Puja dan puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat-Nya, sehingga kita bersama-sama dapat melaksanakan shalat Iedul Fitri, yang merupakan kelanjutan ibadah bulan Ramadhan. Pada hari ini umat Islam di seluruh dunia mengagungkan asma Allah SWT seraya mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid disertai suasana kegembiraan dan penuh kemenangan. Suasana gembira muncul karena kita telah selesai menjalankan ibadah bulan Ramadhan dalam usaha mencapai kemenangan.

Namun kegembiraan yang menyelimuti hati setiap muslim ini, disertai pula rasa sedih dan haru. Kesedihan itu muncul dikarenakan mereka harus berpisah dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah. Apabila kita tengok kondisi pada zaman Rasulullah SAW dan para sahabat, ternyata mereka merasa terharu dan sedih bila harus berpisah dengan tamu agung bulan Ramadhan ini. Sekarang hanya satu harapan kita, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita selama bulan Ramadhan yang baru saja berlalu dan semoga Allah memberi kesempatan kepada kita untuk berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan pada tahun yang akan datang.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Allah SWT telah menciptakan nafsu bagi manusia, sehingga dengan nafsu itu membuatnya dinamis, kreatif, dan inovatif dalam berkarya di muka bumi ini. Dengan nafsu itu pula menjadikan manusia

berbeda dengan malaikat yang senantiasa taat kepada perintah Allah, Rabb semesta alam. Nafsu yang terdapat di dalam diri manusia mempunyai muatan negatif dan positif. Allah berfirman,

�ْه�م�ْه�ا ل� َه�ا َف�َأ �ِق�ْو�اَه�ا َف�ُج�ْور� (8 )و�ت

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaan (QS. Syams: 8).

Dua muatan nafsu tersebut dikenal sebagai dimensi kemalaikatan yang berasal dari alam malaikat dan dimensi kebinatangan dan keserakahan. Dimensi kemalaikatan membawa ke arah kesucian sebagaimana asal penciptaan manusia sehingga dekat kepada Allah. Dimensi ini pula yang membuat manusia tetap pada kemanusiaannya yang gemar membantu, bersilaturrahim dan melakukan berbagai bentuk kebaikan lainnya. Sedangkan, dimensi kebinatangan dapat merubah posisi manusia ke arah negatif. Dimensi ini mendorong manusia untuk melakukan kejahatan kepada orang lain, tega berbuat dzalim, serakah pada kekayaan dan dendam kepada orang lain. Inilah sisi buruk manusia yang jika tidak dikendalikan maka dapat mengantarkannya pada posisi yang sangat rendah dan serakah bahkan melebihi kerendahan dan keserakahan binatang.

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Allah SWT berfirman :

/ْن� َي �اُس� َز� �لُن ْه�ْو�اِت� ح�ُّبG ل اَء� ِم�ْن� الَّش� /س� �يْن� الُن �ُن �ْب �اِط�ير� و�ال �ِق�ُن ٍة� و�ال �ِط�ر� �م�ِق�ُن �ِف�ِض�ة� الِذ�َه�ُّب� ِم�ْن� ال �َّل� و�ال ي �َخ� ْو�ِم�ة� و�ال �م�س� ال

� �ِع�ام �َن �ِث� و�اَأل ��َح�ر �اُع� ُذ�ل�َك� و�ال �اٍة� ِم�َت ي �َح� �ا ال �ي �ه� الَدGَن �َد�ُه� و�الل ُن �م�آُب� ح�س�ْن� ع� (14 )ال

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imron : 14)

Firman Allah tersebut menggambarkan bahwa Allah SWT menciptakan alam sebagai sarana hidup dan mendekatkan diri kepada-Nya. Sayangnya, banyak manusia yang tertipu oleh gemerlap dunia karena dorongan nafsu kebinatangannya sehingga ia lupa hakikat tujuan hidup, tamak dan serakah terhadap alam dan harta.

Rasulullah SAW bersabda :

��ْو �َّن� ل �ْن� َأ ب =ا آِد�م� َال� �ى ِم�اٍلC ِم�ْن� و�اِد�َي �م�ُن �َت �ْن� ل �ي �ْو� و�اِد�َي �َّن� و�ل �ه� َأ �ْن� ل �ي �ى و�اِد�َي �م�ُن �َت =ا ل �ِث �ال � و�َال� َث �م�ُأَل� �ْن� َج�ْو�َف� َي �َال� آِد�م� اب اُب� ِإ Gر� الَت

''Seandainya manusia mendapatkan satu lembah berisi harta, pastilah ia menginginkan dua. Seandainya ia mendapatkan dua, niscaya ia masih menginginkan yang ketiga. dan tidak akan pernah berhenti keinginan tersebut kecuali bila ditimpa kematian." (HR Ahmad).

Keserakahan manusia tidak akan pernah hilang kecuali setelah kematian menjemputnya. Dalam istilah Arab, serakah disebut tamak yang artinya sikap tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah dicapai. Karena ketidakpuasannya itu, segala cara pun ditempuh untuk meraih segala sesuatu yang dikehendakinya.

Kaum Muslimin Rahimakumullah,

Serakah adalah salah satu dari penyakit hati dan mempunyai efek sosial yang berbahaya. Orang yang serakah selalu menginginkan sesuatu lebih banyak, tidak peduli apakah cara yang ditempuh itu dibenarkan oleh syariat atau tidak. Bahkan untuk memenuhi keserakahannya ia tidak peduli walaupun harus mengorbankan kehormatan orang lain bahkan kehormatan dirinya sendiri. Baginya yang terpenting adalah bagaimana kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi. Oleh karena efek bahayanya itu, bila tidak segera dibersihkan, penyakit sosial ini dapat menimbulkan malapetaka. Keserakahan akan membuat mata hati dan pendengaran seseorang menjadi tumpul.

Serakah juga menjadi pintu masuknya setan. Oleh karena itu, apabila sudah masuk ke dalam hati seseorang, maka setan akan menghiasinya dengan sifat-sifat tercela lainnya. Lebih celaka lagi, orang yang serakah selalu menganggap baik apa yang dilakukannya, meski kebanyakan orang melihatnya sebagai suatu keburukan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Serakah ternyata tidak sebatas pada harta benda semata. Ada orang yang serakah kepada wanita ataupun jabatan. Orang yang serakah kepada wanita, akan menjadikan wanita itu sebagai pemuas nafsunya belaka. Orang yang serakah kepada jabatan, akan berusaha mendapatkan apa yang menjadi incarannya dengan segala cara. Ia tidak pernah berpikir apakah cara yang ditempuh itu baik atau buruk. Bila dikaitkan dengan fenomena yang terjadi pada waktu sekarang ini menjadi bukti bahwa keserakahan merusak kehormatan dan harga diri seseorang. Banyak kasus di negeri yang kita cintai ini bermuara pada keserakahan. Kasus-kasus korupsi yang dilakukan di hampir semua lapisan masyarakat, manipulasi, mark up anggaran, suap menyuap, dan segala kejahatan para pejabat dan elite partai, menunjukkan mereka lupa bahwa harta, anak dan wanita dapat menjadi biang cobaan dan ujian. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT :

�م�ْوا �م�ا و�اع�ل �َن �م� َأ �ك ِم�ْو�ال� �م� َأ ِد�ك و�َال�

� �ة_ و�َأ �ُن �َّن� َف�َت �ه� و�َأ �َد�ُه� الل ُن �َج�ر_ ع� (28 )ع�ِظ�يم_ َأ

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. Al-Anfal : 28).

Pada dasarnya, Allah SWT memberikan kesempatan bagi manusia untuk menggali potensi alam dan memanfaatkan harta sebagai sarana kebaikan, bukan menjadikannya sebagai tujuan hidup. Hamparan bumi yang luas, menjadi ladang kehidupan yang harus dikelola dengan baik serta banyak disyukuri. Allah berfirman :

��ِق�َد �م� و�ل �اك �ُن ر�ِض� َف�ي ِم�ك� ��ا اَأل �ُن ِع�ل �م� و�َج� �ك �َش� َف�يْه�ا ل �يال= ِم�ِع�اَي وَّن� ِم�ا ِق�ل �ر� ك ��َّش (10 )ت

Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami jadikan bagimu sumber-sumber kehidupan di muka bumi ini tapi amat sedikitlah yang bersyukur. (QS. Al-A’rof : 10)

Meskipun demikian, Allah tidaklah membiarkan begitu saja hamba-Nya dalam keserakahan. Dia tetap mendidik hamba-Nya agar tetap pada posisi yang mulia, Salah satu bentuk pendidikan yang diberikan Allah kepada manusia agar dapat mengendalikan nafsunya adalah dengan menetapkan bulan Ramadhan sebagai bulan untuk melakukan ibadah puasa khusus bagi umat Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian salah satu hikmah Ramadhan adalah sebagai lembaga pendidikan ruhaniyah bagi manusia sehingga kita dapat mengendalikan diri agar tetap pada posisi sebagai makhluk Allah yang paling mulia.

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Ada tiga hikmah yang dapat diambil terkait dengan ibadah puasa yang mampu mendidik manusia agar tetap menjadi manusia sesungguhnya. Pertama, puasa mendidik manusia untuk jujur dan merasakan kedekatan dengan Allah. Puasa menjadi ibadah yang rahasia, itu pula yang menunjukkan perbedaan Puasa Ramadhan dengan ibadah lainnya. Karena hanya Allah yang tahu apakah seseorang itu puasa atau tidak. Alhasil, orang yang berpuasa akan senantiasa merasakan bahwa dirinya dalam pengawasan Allah, lalu mustahil baginya untuk berbuat sesuatu yang diyakininya sebagai perbuatan yang mengundang murka Allah. Puasa menjadikan pelakunya merasa sangat dekat dengan Allah SWT sehingga ia merasa cukup dan tidak serakah terhadap harta serta hal-hal duniawi.

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Hikmah yang kedua, puasa mendidik manusia untuk meningkatkan kesalehan sosial. Dengan berpuasa, ia akan menyadari apa yang dirasakan oleh si miskin yang selalu lapar. Maka tidak heran, ketika ibadah Ramadhan telah mempengaruhi perilaku kehidupannya maka ia akan santun dan kasih kepada si miskin. Setidaknya, hal itu dibuktikan dengan keikhlasan mengeluarkan zakat fitri bagi kaum fakir dan miskin menjelang datangnya Hari Raya Idul Fitri.

Rasa lapar saat berpuasa mampu meningkatkan ikatan persaudaraan, sehingga ia selalu menghindari diri dari hal-hal yang dapat mengundang pertengkaran antar sesamanya. Pada dasarnya, efek lapar dapat mengikis rasa kesombongan, dimana kesombongan acapkali merusak persaudaraan. Puasa tidak membedakan antara pejabat dengan rakyat, pengusaha dengan pekerja, serta kaya dengan miskin.

Yang ketiga, Puasa mampu mendidik manusia agar senantiasa mensucikan jiwanya. Sebulan penuh umat manusia dididik melalui zikir, baik siang maupun malam hari. Puasa yang penuh kesadaran dan tulus selama bulan Ramadhan pun akan menghapuskan segala kesalahan, kesombongan dan keserakahan

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Demikianlah hikmah luar biasa ibadah Puasa, yang dapat menjadi filter agar hati kita tidak serakah terhadap harta. Akhirnya, seraya memohon ridho dan ampunan Allah, marilah kita berharap semoga selepas Ramadhan, hati kita menjadi hati yang penuh ketenangan, qonaah terhadap keduniaan dan dihilangkan segala keserakahan yang menjerumuskan. Pada hari yang penuh ridho Allah ini, marilah kita saling memaafkan. Dimulai dari keluarga, istri kepada suami dan sebaliknya, antara anak dan orang tua serta meluas ke kerabat, handai taulan dan masyarakat. Kita saling memaafkan untuk bersama-sama membangun hari esok yang lebih baik. Selanjutnya, marilah khutbah pagi ini kita akhiri dengan doa:

�َح�م�َد� ?ه� ال �ل ُب/ ل �ْن� ر� �م�ي �ِع�ال �ٍة� ال �م� و�الْص�ال ال �ا ع�ل�ى و�الس� /ُن �ي �ْب �ه� و�ع�ل�ى ِم�َح�م�َدC َن �ه� ال اب َص�َح�� �ْن� و�َأ �َج�م�ِع�ي ?ْه�م�. ا اْغ�ِف�ر� الل

�ْن� �م�ي ل ��م�س �ل �م�اِت� ل ل ��م�س �ْن� و�ال �ي �م�ْؤ�ِم�ُن ، و�ال �اِت� �م�ْؤ�ِم�ُن �اَء� و�ال ي ��ح �َأل �ْه�م� ا ، ِم�ُن �ِم�ْو�اِت� �َأل �َك� و�ا �َن �ِع_ ِإ م�ي �ُّب_ َس� �ُّب� ِق�ر�َي ي ، ِم�ُج� �ا الَد�ع�ْو�اِت� َي

�َح�اَج�اِت� ِق�اَض�ي� ?ْه�م�. ال �ا اْغ�ِف�ر� الل �ُن �ا ل �ُن �ْو�ب �ا ُذ�َن اَف�ُن ر� ��َس �ا َف�ي و�ِإ ِم�ر�َن� /ْت� َأ �ْب �ا و�َث �ِق�َد�اِم�ُن �ا َأ َن ��ْص�ر � ع�ل�ى و�اَن �ِق�ْو�م �ْن� ال �اَف�ر�َي �ك �ْه�م�. ال لل

� َأ �ا �َن �ل�َك� ِإ َأ ��س �ة� َن ُن �ُج� �ِع�ْو�ُذ� ال �َك� و�َن �ار� ِم�ْن� ب �ْه�م�. الُن لل

� �ا َأ �َن �ل�َك� ِإ َأ ��س �ْه�َد�ى َن Gِق�ى ال �ِع�ِف�اَف� و�الَت �ى و�ال �ْغ�ُن ُب/. و�ال �ي� ر� و�َز�ع�ُن� �َّن� َأ �ر� َأ ك ��ُش َأ

�َك� �ِع�م�َت �ي َن �َت �ِع�م�ْت� ال �َن �َد�َي� و�ع�ل�ى ع�ل�ي� َأ �َّن� و�ال �ع�م�َّل� و�َأ ا َأ �َح= َض�اُه� َص�ال ��ر �ي� ت �ُن ل �ِد�َخ� �َك� و�َأ ح�م�َت �ر� �اِد�ْك� َف�ي ب ْب �ْن� ع� ي �َح� �ا. الْص�ال �ُن ب ر� �ا �ُن �َك� ِم�ْن� آت �َد�َن ح�م�ة= ل َء� ر� �ا و�َه�ي/ �ُن �ا ِم�ْن� ل ِم�ر�َن

� َد=ا َأ ُش� �ا. ر� �ُن ب �ا ر� �ُن �ا َف�ي آت �ي �ة= الَدGَن ُن ٍة� و�َف�ى ح�س� �َخ�ر� �َآل �ة= ا ُن �ا ح�س� �ار� ع�ِذ�اُب� و�ِق�ُن .الُن �َح�اَّن� ْب /َك� َس� ب ُب/ ر� ٍة� ر� �ِع�َّز� �ْص�ِف�ْو�َّن� ع�م�ا ال �م_ َي ال ، ع�ل�ى و�َس� �ْن� �ي ل َس� ��م�ر �َح�م�َد� ال ُب/ لله� و�ال �ْن� ر� �م�ي �ِع�ل ال .