khutbah jum'at man

7
ا، نِ ل اَ مْ ع أِ ات ن ي سْ نِ مَ ا، وَ نِ سُ ف ن أِ ورُ رُ ش نِ م ه! بُ وذ ع ن ، وُ هُ ر ف ع ت س ن ه، وُ ن ي ع ت س ن ه، وُ دَ مْ حَ ن له، لَ دْ مَ ح ل أَ ّ ن6 أُ هَ ل يِ اذَ لا هَ ف، ْ لِ لْ ضُ ي ن م ، وُ هَ لَ ّ لِ ضُ م لاَ ف له ل ه أِ دْ هَ يْ نَ م. D هُ ولُ سَ ه ورُ دْ ! ن ع أً دَ ّ مَ حُ مَ ّ ن أُ هد ش ، وأُ هَ لَ L ك يِ رَ ش لاُ هَ دْ حَ وُ له ل لا أ6 أَ هَ ل6 لا أْ ن أُ دَ هْ شَ أ. يً دُ هَ عِ ! تَ تْ نَ مَ وِ هِ ! ابَ حْ صَ أَ وِ هِ لَ ى أَ لَ عَ وٍ دَ ّ مَ حُ م ىَ لَ ع ىِ ّ لَ صD َ ّ مُ هَ ّ ل لَ أَ ونُ مِ لْ سُ مْ مُ تْ تَ أَ لا وِ 6 أَ ّ نُ ت وُ مَ ت لاَ وِ هِ ابَ قُ نَ ّ قَ حَ َ ّ وأ أُ قَ ّ ن وأ أُ نَ مk أَ ن تِ دَ ّ ا ألَ هُ ّ يَ اأَ يلا اَ ! حِ ا رَ مُ هْ نِ مَ ّ ثَ ! بَ ا وَ هَ ! جْ وَ ا رَ هْ نِ مَ قَ لَ حَ وٍ هَ دِ أحَ وٍ سْ فَ نْ نِ مْ مُ كَ قَ لَ ح يِ دَ ّ ألُ مُ كَ ّ ! يَ وأ رُ قَ ّ ن أُ اسَ ّ ن ل ا أَ هُ ّ يَ اأَ ي اً ! نy يِ فَ رْ مُ كْ نَ لَ عَ انَ كَ َ ّ أَ ّ نِ 6 أَ امَ حْ ر ألاَ وِ هِ ! بَ ونُ لَ اءَ سَ ن يِ دَ ّ ألَ َ ّ وأ أُ قَ ّ ن أَ وً اءَ سِ نَ أ وً ر يِ ثَ كْ نَ مَ وْ مُ كَ ! ي وُ نُ ذْ مُ كَ لْ رِ فْ عَ نَ وْ مُ كَ ل اَ مْ عَ أْ مُ كَ لْ حِ لْ ضُ يD أً د يِ دَ لا سْ وَ ق وأُ ل وُ قَ وَ َ ّ وأ أُ قَ ّ ن وأ أُ نَ مk أَ ن تِ دَ ّ ا ألَ هُ ّ يَ اأَ ي* اً م يِ ظَ ع أً رْ وَ قَ ارَ فْ دَ قَ فُ هَ ولُ سَ رَ وَ َ ّ أِ عِ طُ يJamaah Jum’at yang dirahmati Allah, Waktu mengalir begitu cepat. Menit demi menit yang tak terasa, jam demi jam yang seperti berkejaran, lalu bergantilah hari demi hari, hingga kini kita berada di hari Jum'at. Maka patutlah kita bersyukur kepada Allah SWT, Rabb yang telah menganugerahkan semua nikmat. Nikmat Iman, Islam, dan juga fisik yang sehat yang dengannya kita mampu menghadiri shalat Jum'at. Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah, Jum'at adalah hari yang agung. Dalam terminologi hadits, Jum'at disebut sebagai Sayyidul Ayyam: rajanya hari. Hari Jum'at adalah hari terbaik, di mana pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at. Dalam riwayat yang lain kita mengetahui bahwa keistimewaan hari Jum'at adalah karena banyaknya keutamaan pada hari itu. Diantaranya adalah waktu yang mustajabah, diantaranya ketika khatib duduk diantara dua khutbah, diampuninya dosa dengan shalat Jum'at, dan juga keutamaan membaca surat Al-Kahfi pada hari ini.

Upload: iput-syarhil-musthofa

Post on 03-Oct-2015

3 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

khutbah

TRANSCRIPT

. . *

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,Waktu mengalir begitu cepat. Menit demi menit yang tak terasa, jam demi jam yang seperti berkejaran, lalu bergantilah hari demi hari, hingga kini kita berada di hari Jum'at. Maka patutlah kita bersyukur kepada Allah SWT, Rabb yang telah menganugerahkan semua nikmat. Nikmat Iman, Islam, dan juga fisik yang sehat yang dengannya kita mampu menghadiri shalat Jum'at.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,Jum'at adalah hari yang agung. Dalam terminologi hadits, Jum'at disebut sebagai Sayyidul Ayyam: rajanya hari. Hari Jum'at adalah hari terbaik, di mana pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan surga serta dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada hari Jum'at. Dalam riwayat yang lain kita mengetahui bahwa keistimewaan hari Jum'at adalah karena banyaknya keutamaan pada hari itu. Diantaranya adalah waktu yang mustajabah, diantaranya ketika khatib duduk diantara dua khutbah, diampuninya dosa dengan shalat Jum'at, dan juga keutamaan membaca surat Al-Kahfi pada hari ini.

Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum'at, memancarlah cahaya baginya antara dua Jum'at(HR. Baihaqi, dihasankan Al-Albani)

Ketika Al-Qur'an atau hadits menyebutkan hari, maka yang dimaksudkan adalah hari menurut perhitungan qamariyah atau kalender hijriyah. Yaitu dimulai matahari terbenam, hingga matahari terbenam esok harinya. Atau dari Maghrib ke Maghrib. Bukan dari tengah malam seperti dalam kalender masehi.

Maka membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum'at berarti waktunya terbentang antara Maghrib pada Kamis malam Jum'at hingga Jum'at sore sesaat sebelum Maghrib. Artinya, bagi kita yang belum sempat membacanya, masih ada kesempatan untuk hari ini hingga sore nanti.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,Dalam surat Al-Kahfi tersebut, ada sebuah ayat yang menunjukkan perbekalan abadi menuju akhirat, sekaligus mengingatkan kita dari ketertipuan dunia. Dalam kesempatan yang mulia ini, marilah kita mentadabburinya bersama, dalam rangka meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(QS. Al-Kahfi : 46)

Ayat 46 dari surat Al-Kahfi ini menunjukkan kepada kita, mengingatkan bahwa sesungguhnya harta dan anak adalah perhiasan dunia. Keduanya bukan segala-galanya. Namun betapa banyak orang yang tertipu oleh harta. Merasa bahwa harta adalah hal yang paling berharga, yang mampu menjamin masa depan dan kemuliaan. Hingga banyak orang yang terjerumus dalam dosa karena memburu harta dengan cara yang haram. Atau tertipu dengan harta yang telah diperolehnya hingga ia tak lagi mempedulikan Allah yang Maha Pemberi rezeki. Syukur tidak ada, justru kufur yang dipelihara. Maka Al-Qur'an pun menunjukkan kesudahan orang-orang seperti Qarun, yang takabur dengan hartanya. Kekayaannya yang sangat besar, hingga kunci istananya tak mampu dipikul unta justru membuat ia celaka. Qarun beserta hartanya akhirnya ditelan bumi. Barangkali dari sinilah, orang-orang ketika menemukan harta dari dalam tanah menyebutnya sebagai harta karun.

Demikian pula dengan anak. Mereka adalah perhiasan dunia. Seperti harta, di satu sisi ia bisa berbuah surga jika dicari dengan cara halal, disyukuri, ditunaikan kewajiban zakat dan dipakai memperjuangkan agama Allah. Anak merupakan potensi besar bagi manusia untuk mendapatkan pahala. Mulai dari pahala mendidik, memberi nafkah, hingga potensi amal jariyah yang pahalanya takkan terputus kematian kita ketika ia menjadi anak shalih dan mendoakan kita sebagai buah pendidikan islami yang dterimanya.

Namun di sisi lain, sebagai "ziinah" (perhiasan), anak juga bisa mencelakakan. Itulah saat di mana anak hanya dibangga-banggakan sebagai penerus keturunan, tanpa disertai pendidikan Islam hingga kemudian ia menjadi anak durhaka atau malah orangtua yang terseret ke dalam kecelakaan karena anaknya. Misalnya jika demi anak kemudian orangtua menempuh jalan haram dalam memenuhi keinginannya. Atau membanggakan anak laki-laki hingga seakan-akan menjadi harapan tertinggi dalam kehidupan.

Pada periode Makkiyah ada seorang bernama 'Uqbah bin Abi Mu'aith yang memusuhi Rasulullah. Ia menyebut Rasulullah sebagai "abtar" (orang yang terputus) karena semua anak laki-laki Rasulullah wafat di saat kecil. Namun ternyata, sampai hari ini nama Muhammad terus dikumandangkan tanpa putus meskipun semua putra beliau wafat di waktu kecil. Justru Uqbah lah yang menjadi "abtar" (terputus), baik dari rahmat maupun dari kenangan sejarah.

Dalam ayat yang lain disebutkan bahwa anak takkan bermanfaat kecuali bagi orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

*

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,(QS. Asy-Syu'ara : 88-89)

Maka harta dan anak, pada awalnya ia adalah netral. Bisa menjadi sarana ke surga, namun juga bisa menyeret ke neraka ketika kita tidak pandai mengelolanya.

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,Penggalan kedua ayat 46 dari surat Al-Kahfi itulah yang sangat menarik. Bahwa jauh di atas perhatian kita kepada perhiasan dunia berupa harta dan anak-anak, menyibukkan diri dengannya, atau khawatir terhadap keturunan kita, semestinya kita mengutamakanAl-Baqiyatus Shalihah.

tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.(QS. Al-Kahfi : 46)

Apa ituAl-Baqiyatus Shalihah? Secara bahasa artinya adaah amal-amal yang kekal lagi baik, mengekalkan pelakunya berada dalam surga. Amal apa yang dimaksud? Ustman bin Affan dan sahabat lainnya menjelaskan bahwa yang dimaksud denganAl-Baqiyatus Shalihahadalah lima kalimat dzikir:

,

Maha suci Allah,Segala puji bagi AllahTiada Ilah kecuali AllahAllah Maha BesarTiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah

Maka berzikir kepada Allah dengan memperbanyak membaca lima kalimat di atas, merupakan amal yang akan mengekalkan pelakunya di dalam surga hingga pantas menjadi harapan.

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,Sa'id bin Jubair mengungkapkan penjelasan lain mengenaiAl-Baqiyatus Shalihah. BahwaAl-Baqiyatus Shalihahitu tidak lain adalah shalat lima waktu. Maka mereka yang menjaga dan mendirikan shalat lima waktu, dengan berjamaah, niscaya menjadi amal yang akan mengekalkannya di dalam surga yang abadi.

Ibnu Abbas juga menyampaikan bahwaAl-Baqiyatus Shalihahadalah ucapan yang baik. Entah itu zikir maupun dakwa. Entah itu mengajak kepada yang baik atau mencegah dari yang salah.

Sedangkan pendapat yang lebih umum yang kemudian dipilih Ibnu Jarir adalah yang mengatakan bahwa Al-Baqiyatus Shalihahadalah amal shalih secara umum. Ia meliputi ibadah mahdhah seperti shalat lima waktu, bisa berbentuk amal lisan seperti zikir khususnya lima kalimat di atas, bisa pula ucapan yang baik, dakwah dan segala amal yang bisa dikategorikan ibadah; baik khas maupun ammah.

Maka hendaklah kita, seiring dengan nasehat khatib di setiap Jum'at untuk meningkatkan taqwa, kita berupaya memperbanyak amal kesalihan, meningkatkan keimanan, mempertebal keyakinan, menebar manfaat bagi sesama, berinvestasi sebanyak-banyaknyaAl-Baqiyatus Shalihah.

KHUTBAH KEDUA

. *

Jamaah shalat jumat yang dimuliakan Allahada sebuah kisah menarik. Suatu saat, Imam Ghazali ditanya oleh seseorang, wahai imam ghozali, Katanya setan dapat tersingkir oleh zikir kita, tapi mengapa saya selalu berzikir namun setan tak pernah terusir? Imam Ghazali menjawab, Setan itu seperti seekor anjing. Kalau kita hardik, anjing itu akan lari menyingkir. Tapi jika di sekitar diri kita masih terdapat makanan anjing, anjing itu tetap akan datang kembali. Bahkan mungkin anjing itu bersiap-siap mengincar diri kita, dan ketika kita lengah, ia menghampiri kita.

Al Ghazali lalu meneruskan, Begitu pula halnya dengan zikir. Zikir tidak akan bermanfaat jika di dalam hati masih kita sediakan makanan-makanan setan. Ketika sedang memburu makanan, setan tidak akan takut untuk digebrak dengan zikir mana pun. Pada kenyataannya, bukan setan yang menggoda kita tetapi kitalah yang menggoda setan dengan berbagai penyakit hati yang merupakan makanan lezat bagi setan. Zikir harus dimulai setelah kita membersihkan diri kita dari berbagai penyakit hati dan menutup pintu-pintu masuk setan ke dalam diri kita.

Hadirin yang dimuliakan Allah,,Dalam Islam, seluruh amal ada batas-batasnya. Misalnya amalan puasa, kita hanya diwajibkan untuk menjalankannya pada bulan Ramadan saja. Demikian pula amalan haji, kita dibatasi waktu untuk melakukannya. Menurut Imam Ghazali, hanya ada satu amalan yang tidak dibatasi, yaitu zikir. Sebagaimana firman Allah SWT : ( 41)Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab [33]: 41)Dalam amalan-amalan lain selain zikir yang diutamakan adalah kualitasnya, bukan kuantitasnya. Yang penting adalah baik tidaknya amal bukan banyak tidaknya amal itu. Kata sifat untuk amal adalah amalan shaliha bukan amalan katsira. Tapi khusus untuk zikir, Al-Quran memakai kata sifat dzikran katsira bukan dzikran shaliha. Betapa pun jelek kualitas zikir kita, kita dianjurkan untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Karenazikirharus kita lakukan sebanyak-banyaknya, maka tidak ada batasan waktu untuk berzikir. ( 205)Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. ( QS.Al A'raaf, :205 )

Hadirin yang dimuliakan Allah,,Menurut Ibnu Abbas, Dzikir kepada Allah adalah ibadah terbesar dibandingkan dengan ibadah lain. Dzikir merupakan bukti cinta kita kepada Allah. Orang yang mencintai sesuatu tentu ia akan banyak mengingat sesuatu. Bila kita mengaku mencintai Allah, maka tentunya ruh dan jasad kita harus banyak menyebut dan mengingat Allah.

dari Abi Hurairah ra bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: Bahwa Allah SWT akan menerangi rumah orang yang berdzikir hingga rumah itu akan terlihat oleh penduduk langit. Dan sabdanya: Sesungguhnya penghuni langit melihat rumah-rumah ahli dzikir yang diterangi oleh dzikir mereka. Sinar itu bercahaya seperti bintang bagi penduduk bumi. (Al Hadits)

Hadirin yang dimuliakan Allah,,Banyak sekali manfaat berdzikir kepada Allah.. kita harus membuatnya menjadi suatu kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari... membiasakan setiap tarikan nafas kita melafalkan asma Allah disaat suka maupun duka..tentu akan membuat hati kita selalu tentram.. dengan senantiasa mengingat Allah, berarti kita telah menghadirkan Allah di hati kita..dan kita senantiasa merasa diawasi dan dijaga dari perbuatan yang buruk.

.

: