kimfis - koef. distribusi

4
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap (batch), ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula, kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah pelarut sedikit (Khopkar, 2008:106). Hukum distribusi atau partisi. Cukup diketahui berbagai zat- zat tertentu lebih mudah larut dalam pelarut-pelarut tertentu dibandingkan dengan pelarut-pelarut yang lain. Jadi iod jauh lebih dapat larut dalam karbon disulfida, kloroform, atau karbon tetraklorida. Lagi pula, bila cairan-cairan tertentu seperti karbon disulfida dan air, eter dan air, dikocok bersama-sama dalam satu bejana dan campuran kemudian dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Cairan-cairan seperti itu dikatakan sebagai tak-dapat-campur (karbon disulfida dan air) atau setengah-campur (eter dan air), bergantung apakah satu ke dalam yang lain hampir tak dapat larut atau setengah larut. Jika iod dikocok bersama suatu campuran karbon disulfida dan air kemudian didiamkan, iod akan dijumpai terbagi dalam kedua pelarut. Suatu keadaan kesetimbangan terjadi antara larutan iod dalam karbon disulfida dan larutan iod dalam air (Vogel. 1986 : 145) Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam kedua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solutakan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah di kocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi. Koefisien distribusi dinyatakan dengan berbagai rumus sebagai berikut :

Upload: vheevhee-rhiee-sevta

Post on 27-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: kimfis - koef. distribusi

Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap (batch), ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula, kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk pemisahan analitik. Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada banyaknya ekstraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah pelarut sedikit (Khopkar, 2008:106). Hukum distribusi atau partisi. Cukup diketahui berbagai zat-zat tertentu lebih mudah larut dalam pelarut-pelarut tertentu dibandingkan dengan pelarut-pelarut yang lain. Jadi iod jauh lebih dapat larut dalam karbon disulfida, kloroform, atau karbon tetraklorida. Lagi pula, bila cairan-cairan tertentu seperti karbon disulfida dan air, eter dan air, dikocok bersama-sama dalam satu bejana dan campuran kemudian dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Cairan-cairan seperti itu dikatakan sebagai tak-dapat-campur (karbon disulfida dan air) atau setengah-campur (eter dan air), bergantung apakah satu ke dalam yang lain hampir tak dapat larut atau setengah larut. Jika iod dikocok bersama suatu campuran karbon disulfida dan air kemudian didiamkan, iod akan dijumpai terbagi dalam kedua pelarut. Suatu keadaan kesetimbangan terjadi antara larutan iod dalam karbon disulfida dan larutan iod dalam air (Vogel. 1986 : 145)    Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam kedua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solutakan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah di kocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi. Koefisien distribusi dinyatakan dengan berbagai rumus sebagai berikut :            KD = C2/C1 atau KD = Co/Ca(Soebagio. 2002 : 34).

Apabila suatu solute membagi diri diantara dua cairan yang tidak bercampur, makahubungan tertentu antara kedua konsentrasi solute di dalam dua fasa pada keseimbangan.Nernst mengemukakan pernyataan pertama yang jelas tentang hokum distribusi (1891),suatu solute akan membagikan diri antara dua cairan yang tidak bercampur sedemikianrupa hingga perbandingan konsentrasi pada keseimbangan pada suhu tetap adalah tetap.Tapi dalam termodinamika, perbandingan perbandingan aktivitaslah yang seharusnyatetap. Aktivitas suatu zat kimia dalam suatu fasa mempertahankan suatu perbandingan

Page 2: kimfis - koef. distribusi

yang tetap terhadap aktivitas zat sama dalam fasa cair yang lain ( Underwood,1983:451)

PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, yang akan ditentukan adalah koefisien distribusi dari I2

dalam system kloroform-air. Penambahan akuades ini bertujuan supaya I2 mendistribusikan diri diantara dua pelarut yaitu akuades dan kloroform.

Digunakan larutan KI karena I2 akan larut dan terdistribusi dengan baik dalam air yang mengandung I sedangkan dalam air biasanya iod sangat sulit larut ( terdistribusi ). Pada campuran kedua larutan tersebut dilakukan dalam corong pisah yang akan mempermudah dalam melakukan pencampuran Aquades yang ditambahkan dalam ke dalam larutan iod dalam kloroform dikocok. Fungsi pengocokan yaitu mempercepat terjadinya distribusi yang disebabkan karena tumbukan-tumbukan antar partikel campuran yang juga cepat. Pengocokan dilakukan selama satu jam agar I2 dapat terdistribusi secara maksimal. Setelah pengocokan, larutan didiamkan sampai terbentuk dua fase lalu dipisahkan antara lapisan atas dan lapisan bawahnya.

Terbentuknya dua lapian ini disebabkan karena adanya perbedaan sifat kepolaran antara kedua pelarut, dimana air bersifat polar dan klorofrm bersifat nonpolar. Air berada dibagian atas disebabkan karena air memiliki massa jenis yang lebih kecil yaitu 1 g/ ml dibandingkan dengan klorofrm yang memilki masa jenis 1,49 g/ ml.

Lapisan atas iod dalam klorofrm yang berwarna ungu kemudian dipisahkan. Lapisan atas yang berwarna merah bata menandakan bahwa iod telah terdistribusi kedalam pelarut air dan dapat terdistribusi kedalam pelarut air disebabkan karena iod tersebut akan membentuk reasksi kesetimbangan .

Lapisan atas dan lapisan bawah dititrasi dengan menggunakn larutan Na2S2O3 0,1 N. Fungi dari titrasi ini adalah sebagai analisis volumetric untuk menentukan konsentarsi iod dalam kolrofrm.titrasi yang digunakan dalam penentuan koefisien distribusi adalah titrasi iodometri karena iod dalam perobaan berperan sebagai analit. Pada saat mendekati titik akhir titrasi, ditambahkan indicator amilum agar mengetahui titik akhir titrasi. Hal ini dapat diketahui dari perubahan warna yaitu dari biru menjadi bening. Amilum an iod dapat membentuk kompleks dan iod akan

Page 3: kimfis - koef. distribusi

terlepas dari kompleksnya membentuk I- pada saat titik akhir titrasi. Penambahan indicator ini pada saat mendekati titik akhir titrasi karena untuk menghindari agar amilum tidak membungkus iod. Adapun persamaan reaksinya adalah: 2S2O32- + I2 S4O62- + 2I-

Anonim. 2010. Koefisien Distribusi Iod. http://brown132t.blogspot.com. Diakses pada tanggal 18 April 2010.

Mulyani, sry. 2000. Kimia Fisik I .Malang : JICA

Underwood dan Day, 1999. Analisis Kimia Kuantitatif edisi V. Jakarta : Erlangga.

Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.

Soebagio, dkk. 2000. Kimia Analitik II (JICA). Malang : Universitas Negeri Malang.