kimia klinik-urine
DESCRIPTION
Pemeriksaan Urine untuk mengetahui kondisi fungsi ginjal dan bagian-bagiannyaTRANSCRIPT
PEMERIKSAAN URINE
BAB I
PENDAHULUAN
A. MAKSUD PRAKTIKUM
Untuk mengetahui kondisi ginjal dengan melakukan pemeriksaan
fisik urin, sedimen urin(mikroskopik) serta zat organic dalam urin.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk menentukan dan mengetahui kondisi ginjal dengan
melakukan pemeriksaan fisika urin meliputi pH, warna, bobot jenis, dan
sedimen urin (mikroskopik) serta pemeriksaan zat organic yaitu kadar
glukosa darah.
C. PRINSIP PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara
pemeriksaan dan menentukan kondisi kadar kandungan dalam urin saat
normal dan saat tidak normal, sehingga dapat diketahui adanya gangguan
fungsi organ atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DESKRIPSI DATA KLINIK
Pembentukan urine mellibatkan tiga proses utama yaitu filtrasi
glomerolus yang berlangsung di korpuskulum renalis, proses kedua dan
ketiga adalah reabsorbsi tubulus dan sekresi tubular yang berlangsung
ditubulus renalis ( Leon, 2005 ).
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam
glomeruli yang terletak di bagian luar ginjal. Dinding glomeruli inilah yang
bekerja sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air,
garam dan glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan
mengandung banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang
mengelilingi setiap glomelurus (kapsul bowman) dan kemudian di salurkan
di pipa kecil. Tubuli ini terdiri dari bagian proksimal dan distal, yang
letaknnya masing – masing dekat dan jauh dari glomelurus, kedua bagian
ini dihubungi oleh sebuah lengkungan (Henle’s loop). Akhirnya filtrat dari
semua tubuli ditamoung di suatu saluran pengumpul (ductus colligens),
dimana terutama berlangsung penyerapan air kembali. Filtrat – akhir di
salurkan ke kandung kemih dan ditimbun di sini sebagai urin (Tjay, 2008)
Sistem urinaria ( ginjal ) terdiri dari organ – organ yang
memproduksi urine dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini
merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis
(Ethel, 2004).
Karakteristik urin (Ethel, 2004) :
A. Komposisi.
Urin terdiri dari 95 % air dan mengandung zat terlarut berikut :
1. Zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi protein, asam
urat dari katabolisme asam nukleat, dan kreatinin dari proses
penguraian kreatin fosfat dalam jaringan otot.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
2. Asam hipurat adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan
buah.
3. Badan keton yang dihasilkan dalam metabolisme lemak adalah
konstituen normal dalam jumlah kecil.
4. Elektrolit meliputi ion natrium, klor, kalium, amnium, sulfat, fosfat,
kalsium dan megnesium.
5. Hormon atau katabolit hormon ada secara normal dalam urin
6. Berbagai jenis toksin atau zat kimia asing, pigmen,vitamin, atau
enzim secara normal ditemukan dalam jumlah kecil.
7. Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah,
sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat
mengeras dalam tubulus dan dikeluarkan), dan batu ginjal atau
kalkuli.
B. Sifat fisik
1. Warna. Urine encer berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jika
kental. Urine segar biasanya jernih dan menjadi keruh jika
didiamkan.
2. Bau. Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia
jika didiamkan. Bau ini dapat bervariasi sesuai dengan diet,
misalnya setelah makan aspargus. Pada diabetes yang tidak
terkontrol,aseton menghasilkan bau manis pada urine.
3. Asiditas atau alkalinitas. pH urine bervariasi antara 4,8 samapi 7,5
dan biasanya sekitar 6,0 tetapi juga bergantung diet. Ingesti
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas,
sementara diet sayuran meningkatkan alkalinitas.
4. Berat jenis urine berkisar antara 1,001 sampai 1,035 bergantung
pada konsentrasi urin.
C. NILAI RUJUKAN DATA KLINIS
1. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin (Lefever ,1997)
Dewasa : 1,005 - 1,030 gram/ml
Bayi baru lahir : 1,001 – 1,020 gram/ml
Anak : 1,005 – 1,030 gram/ml
` 2. Pemeriksaan pH
Dewasa : 4,5 – 8,0
Bayi baru lahir : 5,0 – 7,0
Anak : 4,5 – 8,0
3. Pemeriksaan Glukosa pada Urin (Sutedjo.2008)
Negatif (-) : tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit
kehijauan (tidak ada glukosa).
Positif 1 (+) : warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat
0,5 – 1% glukosa).
Positif 2 (++) : warna kuning keruh (terdapat 1 – 1,5%
glukosa).
Positif 3 (+++) : warna jingga, seperti lumpur keruh (2 -3,5%
glukosa).
Positif 4 (++++) : merah keruh (> 3,5% glukosa).
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
D. INTERPRETASI DATA KLINIS
1. Pemeriksaan Mikroskopik (Lefever ,1997)
a. Penurunan Kadar
Penyakit-penyakit ginjal (glomerulonefritis, obstruksi
perkemihan, uremia), ekslampsia, toksisitas timah hitam.
b. Peningkatan Kadar
Gout, leukemia dengan diet tinggi purin, gangguan
neurologi, penyakit manic depresif, ulseratif colitis.
2. Pemeriksaan Bobot jenis Urin (Lefever ,1997)
- Berat Jenis < 1,005 : Diabetes insipidus, banyak minum,
kelebihan cairan, penyakit ginjal,kekurangan dan kelebihan
kalium; berat jenis.
- Berat jenis > 1,026 : kurang minum, diabetes militus,
muntah, diare, dehidrasi, penggunaanzat kontras pada sinar x.
3. Pemeriksaan pH urin (Lefever ,1997)
- < 4,5 : asidosis metabolic, asidosis respiratorik, diare berat,
diet tinggi protein hewani.
- > 8,0 : Bakteriuria, infeksi saluran kencing.
4. Pemeriksaan Glukosa Urin (Lefever ,1997)
> 15 mg/dL atau +4 ; diabetes militus, gangguan system
saraf pusat (stroke), sindrom Cushing’s, anesthesia, infuse
glukosa, stress berat, infeksi.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
5. Pemeriksaan Organoleptik (Lefever, 1997)
- Warna :
a. Tidak Berwarna atau pucat ; banyak minum, diabetes
insipidus, GGK, minum alcohol.
b. Merah atau merah kecoklatan ; hemoglobinuria, porfirin,
kontaminasi dengan menstruasi.
c. Jingga tua ; pembatasan masukan
cairan, urin pekat, urobilin,panas.
d. Biru atau hijau ; toksemia Pseudomonas
e. Coklat atau hitam ; keracunan lisol, melanin, bilirubin,
metemoglobin, porfirin.
- Bau :
a. Amonia ; pecahan urea oleh bakteri
b. Busuk atau tengik ; Bakteria (infeksi saluran kencing)
c. Mousey ; fenilketonuria
d. Manis atau berbau buah ; asidosis diabetic, kelaparan.
E. OBAT-OBAT DAN MAKANAN YANG BERPENGARUH
1. Pemeriksaan Organoleptik
No. Warna Urin Obat atau Makanan yang Berpengaruh
1. Merah - Karena zat makanan tertentu, missal
Biet, senna, Robarber dan pewarna
makanan.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
- obat ; Azogantrisin, Fenitoin (Dilantin),
kaskara, klorpromazin (Therozin), dokusat
kalsium dan fenolftalein (Doxidan)
2. Jingga - Karena obat-obat ; antiseptic saluran
kencing, Pyridium dan obat Fenothiazin
3. Kuning - Banyak makan wortel
- Obat Fenacetin, Kaskara, Nitrofurantoin
4. Hijau Obat preparat vitamin dan obat Psikoaktif
5. Biru Obat Diuretika tertentu
6. Coklat Obat-obat Nitrofurantoin, Levodopa
7. Hitam/hampir
hitam
Obat Levodopa, Kaskara, senyawa besi
dan fenol.
2. Pemeriksaan pH Urin
No. pH Obat atau Makanan yang Berpengaruh
1. < 4,5 Amonium klorida, asam mandelik
2. > 8,0 Antibiotik (neomisin, Kanamisin), Sulfonamid,
Natrium karbonat, Asetazolamid (Diamox),
Kalium sitrat
3. Pemeriksaan Glukosa Urin
No. Nilai Rujukan Obat atau Makanan yang Berpengaruh
1. > 15 mg/dL atau Asam askorbat, aspirin, sefalosporin dan
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
+4 epinefrin
F. FISIOLOGIS
Mekanisme pembentukan urin yaitu dimulai dari mengalirnya
darah kedalam glomerulus yang terletak dibagian luar ginjal
(cortex).Dinding glomerulus ini yang bekerja sebagai saringan halus
yang secara pasif dapat dilintasi air,garam-garam dan glukosa. Ultra
filtrat yang diperoleh dari filtrasi dan berisi banyak air serta elektrolit
akan ditampung diwadah yang mengelilingi setiap glomerulus seperti
kapsul Bowman dan kemudian disalurkan ke pipa kecil (tobuli). Tobuli
ini terdiri dari bagian proksimal (terjadi reabsorbsi garam Na,air,glukosa
dan ureun) dan distal,yang letaknya masing-masing dekat dan jauh dari
glomerulus,kedua bagian ini dihubungkan oleh sebuah lengkungan
(Hellens loop). Disini terjadi penarikan kembali secara aktif air dan
komponen yang sangat penting bagi tubuh,seperti glukosa dan garam-
garam antara lain ion Na+. Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui
kapiler yang mengelilingi tubuli. Sisaya yang tak berguna seperti ampas
perombakan metabolism protein (ureum) untuk sebagian besar tidak
diserap kembali. Sebelum kesaluran pengumpul ditubulus distal terjadi
reabsorbsi aktif Na tanpa air dan ion Na ditukar dengan ion K+ atau
NH4+. Dan akhirnya filtrate dari semua tubuli ditampung disuatu saluran
pengumpul,dimana terutam berlangsung penyerap air kembali.Filtrat
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai urin (Tjay Tan ;
2000).
Pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3,
bentuk ginjal seperti biji kacang jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan.
Ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umunya ginjal laki-laki
lebih panjang dari ginjal wanita. Setiap ginjal memiliki panjang sekitar
12 cm, lebar 7 cm, dan tebal maksimun 2,5 cm yang terletak pada
dindng posterior abdomen, terutama didaerah lumbal, disebelah kanan
dan kiri tulang belakang, dibungkus oleh jaringan lemak pernefrik yang
tebal di belakang (luar rongga) peritoneum (Khidri : 2004).
Berkemih merupakan proses pengosongan vasika urinaria
(kandung kemih). Vasika urinaria dapat menimbulkan rangsangan saraf
bila urinaria berisi kurang lebih 250- 450 cc (pada oranf dewasa) dan
200-250 cc (pada anak-anak). Mekanisme berkemih terjadi karena
vesika urinaria berisi urine yang dapat menimbulkan rangsangan pada
saraf-saraf di dinding vesika urinaria. Kemudian rangsangan tersebut
diteruskan melalui medulla spinalis ke pusat pengontrol berkemih yang
terdapat di korteks serebral. Selanjutnya, otak memberikan implus atau
rangsangan melalui medulla spinalis ke neuromotoris di daerah sacral,
kemudian terjadi koneksasi otot detrusor dan relaksasi otot spincter
internal. Urine dilepaskan dari vesika urinaria, tetapi masih tertahan
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
spincter eksternal. Jika waktu dan tepat memungkinkan dikeluarkan
(berkemih) (Uliyah ; 2008).
Urin memiliki berat jenis 1,005-1,030 dan biasanya asam. Volume
dan konsentrasi akhir urea dan zat terlarut bergantung pada asupan
cairan. Tidur dan aktivitas otot juga menghambat produksi urine. Warna
kuning gading disebabkan oleh urobilin, yaitu pigmen empedu. Urin
memiliki bau khas, yang bila segar tidak terlalu berbau. Bau atau
kekeruhan biasanya menunjukan infeksi (Coad ; 2006).
Kejernihan. Normalnya jernih karena hanya mengandung sedikit
komponen urin. Bila agak keruh (bahkan keruh), berarti komponen yang
ada lebih dari normal. Bisa mengandung satu jenis komponen atau
lebih. Untuk mengetahuinya menggunakan bantuan mikroskop. Nanti
kelihatan komponennya, antara lain sel epitel, Sel darah merah, sel
darah putih, kristal-kristal, jamur, bakteri dll (Uliyah ; 2008).
Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air. Zat-zat sisa nitrogen dari
hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak, dan kreatinnin.
Flektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikorbonat, fosfat dan sulfat. Taksin,
Hormone. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda-beda
sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye
tanpa ada endapan. Baunya tajam. Reaksinya sedikit asam terhadap
lekmus dengan pH rata-rata 6. (Wirawan ; 2010).
Volume urin yang dihasilkan setiap hari bervariasi dari 600 ml
sampai 2.500 ml lebih. Jika volume urin tinggi, zat buangnya
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
diekresikan dalam larutan encer, Hipotonik (hipoosmotik) terhaadap
plasma. Berat jenis urin mendekati berat jenis air (sekitar 1.003). Jika
tubuh perlu menahan air, maka urin yang dihasilkan kental seingga
volume urin yang sedikit tetap mengandung jumlah zat buangan yang
sama yang harus dikeluarkan. Konsentrasi zat terlarut lebih besar, urin
hipotonik (hipoosmotik) terhadap plasma jika berat jenis urin lebih tinggi
di atas (1.030) (Ethel ; 2003).
Komposisi Urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat berlarut
sebagai berikut zat buangan nitrogen meliputi urea dari deaminasi
protein, asam urat dari metabolism asam nukleat, dan keratin dari
proses penguraian keratin fosfat dalam jaringan otot. Asam hipurat
adalah produk sampingan pencernaan sayuran dan buah. Badan keton
yang di hasilkan dalam metabolisme lemak adalah konstituen normal
dalam jumlah kecil. Elektrolit meliputi ion atrium, klor, kalium, amonium,
sulfat, fosfat, kalsium, dan magnesium. Hormone atau metabolism
hormone ada secara normal dalam urine. Sebagai jenis taksin atau zat
kimia asing, pigmen, vitamin, atau enzim,secara normal ditemukan
dalam jumlah kecil.
Konstituen abnormal meliputi albumin, glukosa, sel darah merah,
sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat menggeras
dalam tubulus dan dikeluarkan), dan batu ginjal atau kalkuli. Urin encer
berwarna kuning pucat, dan kuning pekat jia kental, urin segar biasanya
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
jernih dan menjadi keruh juka didiamkan. Urin memiliki bau yang khas
dan cenderung berbau ammonia jika didiamkan. Bau ini dapat berfariasi
sesuai dengan diet ; misalnya, setelah makan asparagus. Pada
diabetes yang tidak terkontrol aseton menghasilkan bau manis pada
urin. Asiditas Atau Alkalinitas. pH urin berfariasi antara 4,8 sampai 7,5
dan biasanya sekitar 6,0. Tetapi juga tergantung pada diet. Ingesti
makanan yang berprotein tinggi akan meningkatkan asiditas, sementara
diet sayuran meningkatkan alkalinitas. Berat Jenis Urin. Berkisar sekitar
1,001 sampai 1,030 bergantung pada konsentrasi urine (Ethel ; 2003).
G. PATOLOGI
Adapun beberapa patologis dari ginjal, yaitu (Pearce.2004) :
a. Infeksi Ginjal
Termasuk pielitis, pielonefritis, dan nefritis supuratif akut
(jelas beda dengan nefritis akut). Dapat ditimbulkan oleh penyakit
tuberkulosa atau penyakit ganas pada ginjal.
b. Batu dalam kandung kencing
Dapat terbentuk di tempat atau berasal dari ginjal, masuk ke
dalam kandung kencing dank arena kandung kencing berkontraksi
untuk mengeluarkan air kencing, maka batu tertekan pada trigonum
yang peka itu, maka menyebabkan sangat sakit. Biasanya terdapat
sedikit hematuria.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
c. Kegagalan ginjal
Kegagalan ginjal yang akut dapat disebabkan nefritis akut
oleh peracunan ginjal atau yang paling umum karena mengurangi
darah.
d. Diabetes Mellitus
Kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan
untuk mengoksidasi karbohidrat, akibat gangguan pada mekanisme
insulin yang normal, menimbulkan hiperglikemia, glkosuria, poliuria,
rasa haus, rasa lapar, badan kurus, kelemahan, asidosis, sering
menyebabkan dispnea,lipemia, ketonuria, dan akhirnya koma.
e. Diabetes Insipidus
Kelainan metabolik yang disebabkan defisiensi hormon
antidiuretik, menyebabkan kegagalan reabsorpsi air pada tubulus
dalam ginjal, menimbulkan pengeluaran urin dfalam jumlah besar,
dan rasa haus yang hebat.
f. Gout
Kelompok gangguan metabolik purin dan pirimidin, ditandai
dengan typhi yang menimbulkan serangan peradangan artfritis akut
sendi paroksismal berulang biasanya mengenai sendi perifer
tunggal, biasanya bereaksi baik dfengan kolkisin, dan biasanya
diikuti dengan penyembuhan total; pada kasus yang lanjut juga
dapat ditemui adanya hiperurisemia dan urolitiasis asa urat.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
g. uremia
keseluruhan kumpulan tanda dan gejala gagal ginjal kronis.
h. Asidosis Metabilok
Gangguan dimana status asam basa bergeser ke sisi asam
akibat kehilangan basa atau retensi asam nonkarbonat, atau asam
tetap (tidak menguap).
i. Asidosis Respiratorik
Asidosis metabolik yang diakibatkan retensi karbon dioksida
berlebihan dalam tubuh.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
BAB III
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan adalah bunsen,tabung reaksi, tabung
sentrifuge, deg glass, objek glass, gelas kimia, piknometer, pipet, pot
plastik, rak tabung, sentrifuge, timbangan analitik.
Bahan yang digunakan adalah aquadest, reagen benedict, kertas
pH universal, urine puasa(A) dan urine tidak puasa(B), kertas timbang,
dan tissue.
B. PENGAMBILAN SPESIMEN (Anonim,2013)
1. Urin Puasa
a. Diambil urin baru, masukkan ke dalam pot plastic yang bersih
dan kering.
b. Pengambilan urin dilakukan saat probandus puasa selama 8
jam sebelum masuk laboratorium.
c. Kemudian dilakukan pemeriksaan (meliputi mikroskopik,
pH, bobot jenis dan glukosa).
2. Urin Sewaktu
a. Diambil urin baru, masukkan ke dalam pot plastic yang bersih
dan kering.
b. Pengambilan urin dilakukan pada probandus yang tidak puasa
dan dapat diambil kapan saja saat dilakukannya pemeriksaan.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
c. Kemudian dilakukan pemeriksaan (meliputi
pemeriksaan mikroskopik, pH, bobot jenis dan glukosa).
C. METODE PENGUJIAN(Anonim,2013)
1. Pemeriksaan Fisika Urin
a. Pemeriksaan Warna Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa )
masing-masing sebanyak 200 ml ke dalam pot plastik dan
diamati warna urin.
b. Pemeriksaan Bau Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa)
masing-masing sebanyak 200 ml kedalam pot pastik kemudian
dicium bau yang ditimbulkan oleh urin.
c. Pemeriksaan pH Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa)
masing-masing sebanyak 200 ml kedalam pot plastik kemudian
dicelupkan kertas pH universal, diamati pH-nya kemudian
dicatat.
d. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
Disiapkan alat dan bahan, ditampung sampel urin A
(probandus puasa) dan urin B urin (probandus tidak puasa)
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
masing-masing sebanyak 200 ml. Ditimbang piknometer
kosong. Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai
mulut piknometer. Didinginkan hingga 250C dalam suhu kamar.
Ditimbang berat piknometer + urin. Dicatat masing-masing
bobotnya dan dihitung bobot jenis urin menggunakan rumus :
Berat pikno dan urin – Berat pikno kosongBJ Urin =
Volume urin
e. Pemeriksaan Sedimen Urin (leukosit, eritrosit, dan kristal
asam urat)
Disiapkan alat dan bahan, sampel urin dimasukkan
kedalam tabung sentrifuge sebanyak 20 ml lalu disentrifuge
selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Supernatannya
dibuang dan diambil endapannya. Diteteskan di atas objek
gelas. Diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x
Digambar (eritrosit, leukosit, dan kristal asam urat).
2. Pemeriksaan Zat Organik (Glukosa) Urin
Dimasukkan 5 ml reagen benedict ke dalam tabung reaksi
kemudian teteskan 8 tetes urin. Lalu dipanaskan di atas api bunsen
selama kurang lebih 2 menit. Angkat dan kocok perlahan-lahan
setelah itu amati warnanya.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
BAB IV
TINJAUAN HASIL PRAKTIKUM
A. PERHITUNGAN DATA KLINIS
Hasil perhitungan Bobot jenis urin :
Berat pikno dan urin – Berat pikno kosongBJ Urin =
Volume urin
Diketahui :Berat pikno kosong (puasa) = 29,6361 gram
Berat pikno + urin (puasa) = 79,5773 gram
Berat pikno kosong (tidak puasa)= 32,3214 gram
Berat pikno + urin (tidak puasa) = 82,0203 gram
Ditanya : Berapa bobot jenis urin puasa dan urin sewaktu ?
Penyelesaian :
BJ Urin A = 79,5773gram−29,6361gram
50ml
= 0,9988 gram/ml
BJ Urin B = 82,0203gram−32,3214 gram
50ml
= 0,9939 gram/ml
Keterangan :
BJ Urin A = BJ urin puasa
BJ Urin B = BJ urin tidak puasa
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
B. PEMBAHASAN
Pemeriksaan urin merupakan pemeriksaan penyaring yang dipakai
untuk mengetahui adanya kelainan di dalam saluran kemih yaitu dari ginjal
dengan salurannya, kelainan yang terjadi di luar ginjal, untuk mendeteksi
adanya metabolit obat seperti zat narkoba dan mendeteksi adanya
kehamilan. Pemeriksaan urin meliputi pemeriksaan makroskopik,
mikroskopik/sedimen dan kimia urin.
Penyakit ginjal dapat diketahui adanya kerusakan ginjal, saluran
kemih seperti infeksi, radang, adanya trauma atau keganasan. Kelainan
yang terjadi di luar ginjal juga dapat dideteksi dengan pemeriksaan urin,
seperti adanya diabetes melitus (DM) dapat diketahui dengan
pemeriksaan glukosa urin, hepatitis dengan memeriksa adanya bilirubin
dalam urin; perdarahan saluran kemih dapat pula diketahui terutama yang
belum terlihat warna merah dalam urin yang disebut mikrohematuria.
Dengan adanya penyalahgunaan obat akhir-akhir ini dapat diketahui hasil
metabolit obat narkotika di dalam urin.
Pemeriksaan urin meliputi pemeriksaan makroskopik,
mikroskopik, dan bobot jenis.
Tujuan dari pemeriksaan warna urine yaitu untuk menentukan
warna yang ada pada urine. Warna dari urine menunjukan keadaan
normal atau tidaknya urine.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
Tujuan dari pemeriksaan bau urine adalah untuk mengetahui
bau dari urine dimana terdiri dari bau amoniak, ketonuria dan bau
busuk.
Tujuan dari pemeriksaan pH urine adalah untuk mengetahui
derajat keasaman urin dalam hal ini menggunakan kertas pH
universal.
Tujuan dari pemeriksaan bobot jenis urine adalah untuk
menentukan kepekatan urin dengan mengukur bobot jenisnya. Makin
kecil atau rendah bobot jenis makin besar diuresis dan sebaliknya.
Pemeriksaan sedimen urine bertujuan untuk mengamati
komponen-komponen yang terdapat dalam urine seperti Kristal asam
urat, leukosit dan eritrosi. Pemeriksaan glukosa yaitu untuk memeriksa
secara kualitatif adanya glukosa dalam urin.
Ciri-ciri dari urine normal adalah jumlahnya rata-rata 1-2 liter
sehari, tetapi berbeda dengan jumlah cairan yang masuk kedalam
tubuh. Banyaknya protein yang dikonsumsi makin banyak juga volume
urine, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk
melarutkan ureanya.
Urine yang normal warnanya bening agak kekuningan tanpa
endapan, terkadang juga terdapat jonjot lendir tipis nampak terapung
didalam urine. Bau dari urine tajam dan reaksinya sedikit asam
terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, serta berat jenis untuk orang
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
dewasa berkisar dari 1,005 g/ml sampai 1,030 g/ml. Komposisi dari
urin normal terdiri atas air, urea dan natrium klorida.
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan urine yang meliputi
pemeriksaan fisik (warna, bau, pH, bobot jenis, serta kandungan
leukosit, eritrosit, dan kristal asam urat) dan pemeriksaan zat organik
yaitu pemeriksaan glukosa pada urin probandus yang puasa dan urin
probandus yang tidak puasa (sewaktu).
Cara kerja dari praktikum ini adalah disiapkan alat dan bahan,
ditampung urine pada pot urine sebanyak 200 ml pada masing-masing
pot urine yaitu urine probandus puasa dan urine probandus tidak
puasa.
Pemeriksaan warna urin, dilakukan dengan cara mengamati
urine yang terdapat dalam masing-masing pot urine yaitu urine
probandus puasa dan urine probandus tidak puasa kemudian dicatat
hasil pengamatan.
Pemeriksaan bau urine dilakukan dengan cara urine yang
terdapat dalam masing-masing pot urine dicium yaitu urine probandus
puasa dan urine probandus tidak puasa.
Sedangkan pada pemeriksaan pH urin dilakukan dengan cara
mencelupkan kertas pH universal ke dalam masing-masing urin dari
probandus yang puasa dan probandus yang tidak puasa yang telah
ditampung pada pot plastik, kemudian dicatat pH-nya.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
Lalu dilakukan pemeriksaan bobot jenis urin dari sampel urin A
(probandus yang puasa) dan sampel urin B (probandus yang tidak
puasa), dimana urin yang digunakan masing-masing sebanyak 200
ml. Dan dilakukan dengan cara ditimbang piknometer kosong. Dipipet
urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer.
Didinginkan hingga 25°C dalam suhu kamar. Ditimbang berat
piknometer + urin.
Setelah itu dilakukan pemeriksaan sedimen urin yang dilakukan
dengan cara sampel urin dari masing-masing urin probandus yang
puasa dan urin probandus yang tidak puasa dimasukkan ke dalam
tabung sentrifuge sebanyak 20 ml lalu disentrifuge selama 10 menit
dengan kecepatan 3000 rpm. Supernatannya dibuang dan diambil
endapannya. Diteteskan di atas objek gelas. Dan diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x, kemudian diamati eritrosit,
leukosit, dan kristal asam urat dari masing-masing urin.
kemudian dilakukan pemeriksaan zat organik yaitu
pemeriksaan glukosa urin, yaitu dimasukkan 5 ml reagen benedict ke
dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 8 tetes urin. Lalu
dipanaskan di atas api bunsen selama kurang lebih 2 menit. Angkat
dan kocok perlahan-lahan setelah itu amati warnanya. Dari masing-
masing pengamatan diperoleh hasil warna untuk urin
sewaktu (tidak puasa) yaitu kuning pekat dan memiliki bau obat urin.
Sedangkan untuk urin puasa memiliki warna kuning jernih dan bau
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
amoniak, dan pH spesimen urin sewaktu dan puasa sama yaitu 6.
Dimana untuk urin sewaktu warna dan bau yang dihasilkan tidak
normal ini disebabkan karena probandus urin sewaktu (tidak puasa)
sebelumnya telah mengkonsumsi obat jadi itulah yang mempengaruhi
warna dan bau urin yang dihasilkan, utnuk pHnya normal. Sedangkan
untuk urin puasa, warna, bau dan pH adalah normal.
Untuk hasil bobot jenis urin yaitu untuk urin puasa diperoleh
0,9988 gram/ml, sedangkan untuk urin sewaktu (tidak puasa) yaitu
0,9939 gram/ml. Dari data ini, dapat dilihat bahwa pada berat jenis
urin puasa dan sewaktu (tidak puasa) berada pada range berat jenis
normal. Adapun interpretasi data untuk berat jenis dibawah 1,005
gram/ml adalah kemungkinan penyakit diabetes insipidus, banyak
minum, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium dan untuk
berat jenis diatas 1,026 gram/ml kemungkinan kurang minum,
diabetes millitus, muntah, diare, dehidrasi. Adanya berat jenis yang
lebih rendah dan lebih tinggi dari range normal dapat disebabkan
adanya perbedaan besarnya diuresis dari setiap individu, dimana
perbadaan diuresis ini dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang
dikonsumsi.
Pada pemeriksaan ada tidaknya eritrosit dan leukosit dalam
urin dengan menggunakan pemeriksaan mikroskop, diketahui bahwa
semua spesimen urin dari probandus yang puasa dan probandus
yang tidak puasa memiliki hasil yang negatif tetapi pada pemeriksaan
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
kristal asam urat, urine sewaktu positif memiliki kristal asam urat lebih
banyak dari pada urine puasa
Dan kemudian pada pemeriksaan glukosa urin mendapatkan
hasil bahwa semua spesimen urin , baik dari spesimen urin dari
probandus yang puasa dan spesimen urin dari probandus yang tidak
puasa, hasilnya negatif.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
1. Warna dan bau dari spesimen urin sewaktu normal karena warna
dan bau yang dihasilkan adalah kuning dan berbau amoniak
dengan pH 6. Sedangkan untuk urin puasa adalah normal karena
warna yang dihasilkan yaitu kuning dengan bau amoniak, dan pH
6.
2. Untuk hasil berat jenis urin yaitu urin puasa 0,9988 gram/ml.
Sedangkan untuk urin sewaktu yaitu 0,9939 gram/ml. Artinya berat
jenis kedua urin tersebut kurang lebih berada dirange nilai normal
untuk orang dewasa.
3. Pemeriksaan ada tidaknya eritrosit dan leukosit dalam urin dengan
menggunakan pemeriksaan mikroskop, diketahui bahwa semua
spesimen urin memiliki hasil yang negatif tetapi pada pemeriksaan
kristal asam urat semua spesimen memiliki kristal asam urat tetepi
dalam jumlah sedikit .
4. Pada pemeriksaan glukosa urin mendapatkan hasil bahwa semua
spesimen urin hasilnya negative
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
B. SARAN
Disarankan agar lebih dilengkapi lagi alat dan bahan dalam
laboratorium demi kelancaran praktikum.
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Tuntunan Praktikum Kimia Klinik. Universitas Muslim Indonesia: Makassar.
Coad,jane. 2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Bidan. Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Kidhri Muh, 2004. Biomedik 1. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Lefever Kee, Joyce. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik dengan Implikasi Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Pearce, Evelyn., 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku Kedokteran.Jakarta.
Sutedjo, 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Amara Books: Jakarta.
Tjay,Tan Hoan. 2000. Obat-Obat Penting. PT Elex media kompotindo.Jakarta
Uliyah, Musrifatul, 2008. Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Salemba Medika. Jakarta.
Wirawan,R. 2010. http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine. Jakarta. Diakses tanggal 15 juli 2011
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
PEMERIKSAAN URINE
LAMPIRAN
Gambar pengamatan
a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin
b. Pemeriksaan pH
c. Pemeriksaan Glukosa Urin
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
Tidak puasapuasa
Tidak puasapuasa Kertas pH
puasa Tidak puasa
PEMERIKSAAN URINE
d. Pemeriksaan Mikroskopik Urin
e. Tabel hasil pengamatan
No Spesimen
Pengamatan Urin
Warna Bau pHbj
gr/dlEritrosit Leukosit Kristal
uratGlukosa
1Urin
puasaKuning
tuaamoniak 6,5 1027,962 - - - Negatif
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182
puasa Tidak puasa
PEMERIKSAAN URINE
2Tidak
puasaKuning muda
amoniak 6,5 1010,936 - - - Negatif
ROBBY PRAMA YUDHA NURUL ILMI AINUN S.Farm, Apt 150 2010 182