kimor alkuna.docx

Upload: ashley-chambers

Post on 16-Oct-2015

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jawaban Trigger Part B1. Struktur Umum AlkanaAlkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan suatu ikatan karbon-karbon rangkap tiga dan memiliki sifat rantai yang terbuka. Dengan jumlah atom C yang sama, terlihat bahwa jumlah atom H senyawa alkuna 4 atom lebih sedikit dariGambar 1. Struktur rantai alkunaalkana sehingga rumus umum senyawa alkunaadalah: CnH2n-2

Atom C membentuk ikatan rangkap 3 sehingga ikatan pada senyawa alkuna memenuhi kaidah oktet. Perhatikan ikatan pada senyawa C2H2 dan C4H6 berikut.

C2H2:

C4H6:

2. Tata Nama Senyawa AlkunaTabel 1. Nama dan Rumus Molekul BeberapaSenyawa AlkunaNamaRumus Molekul

EtunaC2H2

PropunaC3H4

ButunaC4H6

PentunaC5H8

HeksunaC6H10

HeptunaC7H12

Cara penamaan atom C pada senyawa alkuna sama halnya dengan penamaan pada senyawa alkena namun akhiran ena diganti dengan una. Berikut adalah beberapa contoh penamaan senyawa alkuna.

Berikut ini merupakan beberapa aturan dalam penamaan senyawa karbon:a. Nama IUPAC terbagi menjadi bagian pertama yaitu nama cabang dan bagian dua yaitu nama rantai induk (rantai karbon terpanjang dalam molekul).b. Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul.c. Posisi cabang ditunjukkan dengan awalan angka. Penomoran dimulai dari salah satu ujung sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.d. Bila terdapat lebih dari 1 cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja misalnya 2 = di, 3 = tri, 4 = tetra, 5 = penta, dst.e. Bila terdapat lebih dari 1 jenis cabang, cabang tersebut ditulis sesuai dengan urutan abjad.3. Sifat Fisik AlkunaSifat fisik alkuna yaitu titik didih mirip dengan alkana. Semakin tinggi suhu alkuna, titik didih semakin besar. Berikut merupakan beberapa sifat fisik alkuna yang berkaitan dengan titik leleh dan titik didih.Tabel 2. Beberapa sifat fisis dari alkunaNama AlkunaRumus MolekulT. Leleh (oC)T. Didih (oC)Kerapatan (g/cm3)Fase pada 250oC

Etuna (asetilena)C2H2-81-75-Gas

PropunaC3H4-103-23-Gas

1-butunaC4H6-1268.1-Gas

1-pentunaC5H8-90270.690Cair

1-heksunaC6H10-132400.716Cair

4. Sifat Kimia AlkunaAdanya ikatan rangkap tiga pada alkuna memungkinkan terjadinya reaksi adisi, polimerisasi,substitusi, dan pembakaran.a. Adisi: reaksi alkuna dengan halogen (halogenisasi)b. Polimerisasi alkunac. Substitusi alkuna: dilakukan dengan menggantikan satu atom H yang terikat pada ikatan rangkap tiga diujung rantai dengan atom lain.d. Pembakaran alkuna: reaksi alkuna dengan oksigen akan menghasilkan CO2 dan H2O apabila pembakaran berlangsung sempurna dan akan emnghasilkan CO dan H2O jika pembakarannya tidak sempurna.5. Proses Untuk Menghasilkan Gas AsetilenaGas asetilena yang dapat digunakan untuk pengelasan dapat diperoleh (dibuat) dengan cara mereaksikan CaC2 (kalsium karbida) dengan air seperti pada reaksi berikut:CaC2 + 2H2O C2H2 + Ca(OH)2 + kalorReaksi pembuatan gas asetilena harus terjadi pada suatu tempat tertentu sehingga gas asetilena yang terbuat dapat ditampung dan dialirkan ke tempat penggunaan.Secara umum, metode produksi asetilena dapat digolongkan ke dalam chemical reaction process (bekerja pada temperatur normal) dan thermal cracking process (bekerja pada temperatur tinggi). Proses produksi asetilen yang akan dibahas ada dua proses, yaitu produksi dan reaksi kalsium karbida-air dan produksi asetilena dari batubara.a. Asetilena dari Reaksi Kalsium Karbida-AirHClDryerNeutralizerAsetilenaReaktor 2Reaktor 1Kalsium karbidaAir

Gambar 2. Diagram blok proses produksi gas asetilena dari kalsium karbidaDua buah reaktor disusun dimana air dan kalsium karbida dicampur dan dialirkan. Reaksi berlangsung dalam fase cair dengan residence time dan reaksi berjalan 60%-90% saat di reaktor pertama. Kalsium hidroksida yang dihasilkan diendapkan dan diposahkan dari bagian bawah reaktor. Air yang tidak bereaksi dipisahkan dari kalsium hidroksida dan direaksikan kembali di reaktor 1.b. Produksi Asetilena dari Batubara (arc coal process)Banyak tes laboratorium koncersi batubara menjadi asetilena dengan menggunakan proses arc atau plasma yang telah dilakukan sejak tahun 1990-an. Baru-baru ini AVCO Corp. di Amerika melakukan pengembangan teknis dari proses. AVCO arc furnace terdiri dari air-cooled tungsten tip katoda dan air-cooled anoda. Batubara kering dan halus disuntikkan melalui aliran gas hydrogen di sekitar katoda. Gas tambahan tanpa batubara dimasukkan sekitar anoda dan katoda sebagai selubung. Saat melewati zona pembakaran, partikel batubara dipanaskan dengan cepat. Volatile dilepaskan dan terpecah-pecah menjadi asetilena dan produk smapingan, meninggalkan residu coke halus yang tertutup jelaga. Setelah waktu tinggal beberapa milidetik, campuran gas-coke dipadamkan. Batubara kering disuntikkan ke dalam jet plasma, dan batubara yang terengkah menjadi asetilena dan produk sampingan. Limbah reaktor dapat di-prequenched dengan hidrokarbon untuk produksi etilena.Proses ini menunjukkan bahwa waktu tinggal optimal, energy density jet plasma, daya spesifik, dan tekanan sangat mempengaruhi hasil asetilena. Parameter lain yang mempengaruhi hasil adalah jumlah volatile di batubara dan ukuran pertikel.

4. Fungsi AsetilenaPemanfaatan alkuna yang paling banyak dan sering digunakan adalah etuna atau asetilena. Fungsi utama penggunaan gas asetilena adalah sebagai berikut.a. Gas asetilena apabila dibakar akan menghasilkan temperatur yang tinggi dan nyala yang terang.b. Gas asetilena dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan karet sintetis.c. Apabila direaksikan dengan ClAsCl2 akan menghasilkan gas beracun (kloro vinil dikloro arsin) yang dibuat oleh Amerika Serikat pada Perang Dunia I.Berdasarkan fungsi (kegunaan) asetilena tersebut, alasan mengapa gas asetilena digunakan untuk mengelas besi dan baja adalah karena dapat menghasilkan temperatur yang tinggi serta munculnya nyala api sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengelas besi dan baja, mengingat sifat alkuna yaitu mudah teroksidasi dan meledak.