kinerja bhabinkamtibmas dalam penerapan polmas …digilib.unila.ac.id/54312/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
KINERJA BHABINKAMTIBMAS DALAM PENERAPAN POLMASPADA POLSEK SUKARAME
(Studi Kasus Pada Kelurahan Sukabumi dan Kelurahan Nusantara Permai)
(SKRIPSI)
Oleh
Novaria Indah Setiarini
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
Kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas pada PolsekSukarame (Studi Kasus di Unit Binmas Polsek Sukarame)
Oleh
Novaria Indah Setiarini
Bandar Lampung merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah tindakkejahatan tertinggi dibandingkan dengan kota lain. Oleh karena itu, Polrimembutuhkan adanya partisipasi atau kerjasama dari masyarakat. Menyadaripentingnya suatu kerjasama Polri dengan masyarakat, maka Polri mulaimenerapkan suatu program yang bernamakan Program Pemolisian Masyarakat(Polmas). Mengacu pada kondisi tersebut dirumuskan masalah apakah yangmenjadi faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Bhabinkamtibmas dalamrangka penerapan Polmas pada Polsek Sukarame (Studi Kasus di Unit BinmasPolsek Sukarame)?
Tujuan Penelitian ini untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yangmempengaruhi kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas padaPolsek Sukarame (Studi Kasus di Unit Binmas Polsek Sukarame). Penelitian inimerupakan penelitian dengan tipe kualitatif. Fokus penelitian ini meliputi KinerjaBhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas pada Polsek Sukarame (StudiKasus di Unit Binmas Polsek Sukarame) terdiri dari : 1) Masukan (Input), 2)Proses (process), 3) Keluaran (Output), 4) Outcome (Keluaran). jenis data yangdigunakan dalam penelitian ini meliputi sumber dari informan dan dokumentasi.Teknik anaisis data yang digunakan terdiri dari reduksi data, penyajian data, danpenarikan kesimpulan.
Ada beberapa hal yang menjadi temuan penelitian terkait belum efektifnya kinerjaBhabinkamtibmas yaitu masih kurangnya sumberdaya dibeberapa bidangnyaterutama di bidang sarana dan prasarana seperti jumlah unit kendaraan, alat tugasuntuk mobilisasi anggota dan minimnya kapasitas ruangan pada Unit binmaspolsek Sukarame. Untuk itu, Perlu adanya penambahan jumlah sarana danprasarana dan juga meningkatkan proram anjau silau untuk mempererat hubunganantara masyarakat dengan aparat.
Kata Kunci: Efektivitas, Kinerja, Keamanan dan Ketertiban Lingkungan
ABSTRACT
Bhabinkamtibmas performance in the context of applying community
policing to Sukarame police station (Study at Sukarame police unit binmas)
By
Novaria Indah Setiarini
Bandar Lampung is one of the cities that has the highest number of crimescompared to other cities. Therefore, the National Police need participation orcooperation from the community. Recognizing the importance of a collaborationbetween the National Police and the community, the National Police beganimplementing a program called the Community Policing Program (Polmas).Referring to the condition, what problems were formulated which were the factorsinfluencing the Bhabinkamtibmas Performance in the context of the application ofCommunity Policing to Sukarame Police Sector (Case Study in the SukaramePolice Sectoral Community Unit)?
The purpose of this study was to obtain an overview of the factors that influencethe performance of Bhabinkamtibmas in the context of the application ofcommunity policing to the Sukarame police station (a case study at the SukarameSector Police Unit). This research is a qualitative type of research. The focus ofthis research includes Bhabinkamtibmas Performance in the context of theapplication of community policing to Sukarame Police Sector (Case Study in theSukarame Sector Police Unit) consisting of: 1) Input, 2) Process, 3 Output, 4Outcome ( Output). the type of data used in this study includes the sources ofinformants and documentation. Data analysis techniques used consist of datareduction, data presentation, and conclusion drawing.
There are several things that become research findings related to theineffectiveness of Bhabinkamtibmas's performance, namely the lack of resourcesin some of its fields, especially in the field of facilities and infrastructure such asthe number of vehicle units, task equipment for member mobilization and the lackof room capacity in the Sukarame police station unit. For this reason, there is aneed to increase the number of facilities and infrastructure and also increase theglare green program to strengthen relations between the community and theauthorities.
Keywords: Effectiveness, Performance, Security and Environmental Order
KINERJA BHABINKAMTIBMAS DALAM PENERAPAN POLMASPADA POLSEK SUKARAME
(Studi Kasus Pada Kelurahan Sukabumi dan Kelurahan Nusantara Permai)
Oleh
Novaria Indah Setiarini
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai GelarSARJANA ADMINISTRASI NEGARA
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi NegaraFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Novaria Indah Setiarini,
lahir pada hari Selasa tanggal 29 November 1994 di
Desa Sukanegara, Kecamatan Tanjung Bintang,
Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Lahir dari
pasangan Bapak Tatok Ardiyanto dan Ibu Soni Dwi
Hartati, S.Pd, dan memiliki dua orang kakak laki-
laki bernama Andika Karunia Widiyanto dan Friska
Dwi Saputra. Penulis memulai pendidikan formal di SD N 3 Sukanegara pada
tahun 2000 dan Lulus pada tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP
N 1 Tanjung Bintang Lampung Selatan pada tahun 2006 dan lulus pada tahun
2009. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA YP UNILA Bandar
Lampung pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Lampung melalui jalur UML. Penulis tergabung
dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (HIMAGARA),
Pada bulan Juli-Agustus 2016 penulis mengikuti kegiatan KKN (Kuliah Kerja
Nyata) di desa Bawang Tirto Mulyo, Kecamatan Banjar baru, Kabupaten Tulang
Bawang.
MOTTO
Keridhaan Allah terletak kepada keridhaan kedua orang tua dan kemarahanAllah terletak pada kemarahan kedua orang tua
(HR.at-Tirmidzy)
Kalau kamu benar-benar ingin sukses, kamu harus berproses. Seorangpemenang menjadi pemenang bukan karena usaha yang setengah-setengah.
Bukan karena iseng, bukan juga karna keberuntungan(Merry Riana)
Jadikanlah Sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allahbeserta orang-orang yang sabar.
(Q.S. Al-Baqarah: 153)
Happiness is not how much money we have, but how much time we can bethankful.
(Novaria Indah Setiarini)
PERSEMBAHAN
Syukurku kepada ALLAH SWT. Atas segala limpahanrahmat, nikmat dan hidayah-Nya Dengan segenap hatikupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang
yang sangat ku sayangi. Terimakasih telah mendidikku
dengan baik, selalu mendukung dan percaya kepadaku,dan menjadi motivasi terbesarku setiap saat
Bapakku, Tatok Ardiyanto
Mamahku, Soni Dwi Hartati, S.Pd
Kakakku, Andika Karunia Widiyanto dan Friska DwiSaputera
serta seluruh keluarga besarku
Seluruh dosen dan guruku, teman-teman sertaalmamaterku tercinta Universitas Lampung
11
SANWACANA
Puji Syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
ramhat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikanskripsi
yang berjudul “Kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas
pada Polsek Sukarame (Studi Kasus di Unit Binmas Polsek Sukarame)”
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara
(SAN) pada Jurusan IlmuAdministrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Lampung.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga penulis membutuhkan
bantuan dari berbagai pihak. Sehingga penulis ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Rahayu Sulistiowati S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing utama
penulis, terimakasih atas bimbingan, nasehat dan waktu yang Ibu berikan.
Terimakasih banyak bu, semoga keikhlasan dan ketulusan Ibu dalam
mendidik mendapatkan keberkahan dari Allah. Dan Semoga Silaturahmi kita
akan terus terjalin ya bu.
2. Bapak Eko Budi Sulistio, S.Sos. M.AP selaku dosen pembahas dan penguji
yang telah memberikan masukan dan saran yang bermanfaat bagi penulis
dalam meperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini.
Semoga Bapak selalu dilimpahkan Keberkahan dari Allah SWT.
12
3. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Ibu Intan Fitri Meutia,. S.A.N.,M.A.,Ph.D selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung.
5. Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos, M.Si selaku dosen Pembimbing
Akademik.
6. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara, terimakasih atas ilmu yang telah
saya peroleh selama proses perkuliahan semoga dapat menjadi bekal yang
berharga dalam kehidupan saya ke depannya. Terimakasih juga atas perhatian
yang bapak dan ibu berikan.
7. Bapak Azhari selaku Staf Administrasi yang banyak membantu kelancaran
skripsi hingga terselesaikan.
8. Bapak dan mamahku tersayang. Terimakasih untuk semua doa, waktu,
perhatian, semangat, kesabaran, dan biaya yang selama ini bapak dan mamah
berikan. Terimakasih sudah mengajarkan banyak hal dalam hidup,
terimakasih sudah selalu percaya meskipun sempat beberapa kali
mengecewakan bapak dan mamah. Terimakasih sudah menyekolahkan kami
anak-anakmu hingga sampai ke tahap gelar sarjana. Yang harus selalu kalian
ingat, setiap langkah yang anakmu ambil semata-mata tidak lepas dari rasa
untuk membahagiakan bapak dan mamah. Semoga ALLAH selalu
melimpahkan kesehatan dan keberkahan rezeki untukmu Bapak dan
Mamahku.
13
9. Kakakku tersayang Andika Karunia Widianto dan Friska Dwi Saputera
terimakasih sudah selalu mendukung serta menjagaku. Terimakasi telah
menjadi penjaga adik perempuan mu yang masih sering mengecewakan.
Untuk kakak iparku mbak Heni, terimaksaih sudah banyak membantu dan
memberikan dukungan kepadaku. Untuk Keponakanku tersayang Abang
Kenzo dan Adik Cello terimakasih sudah menjadi penyokong yayak semoga
Abang Kenzo dan Adik cello menjadi anak yang sholeh, berbakti pada orang
tua dan keluarga, berguna bagi nusa dan bangsa.
10. Untuk Tanteku Tersayang Mayanasari, terimakasih banyak atas bantuannya
selama ini. Terimakasih atas segala pelajaran hidup yang diberikan,
terimakasih sudah bisa menjadi teman bercerita selama ini.
11. Untuk Seluruh Sepupuku Tersayang mbak pipi, chacha, marcel, galuh, dita,
fertin dan yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,
terimakasih sudah menemani dan mendukung saya selama ini, akur-akur dan
kompak selalu ya cucu the murdiman’s.
12. Terimakasih untukmu Heriyadi Eri yang selalu mendampingi, membantu, dan
memberi dukungan dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini. Terimakasih
sudah mendampingi selama 7 tahunnya. Semoga kelak apa yang sama-sama
kita cita-citakan tercapai!!
13. Tim 24/7 ku Ogi saputera, Andre Yulianto, Marshelita, Dewi siska, Makasih
ya kalian udah selalu ada lebih dari saudara. Teman senang susah bareng
selama hampir 19 tahun. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.
Dan semoga kita bisa terus kayak gini sampe tua!
14
14. SS sahabat sejak SMA yang selalu dihati, Aidha Chelsea Rizal dan Mira
Natasya. Yang bisa di telpon tiba-tiba cuma mau curhat. Yang sering nginep.
Yang udah lebih kayak sodara. Terimakasih sudah selalu ada dan selalu
saling menyemangati sampai sekarang. Sesuai jargon ya sist Sahabat
Selamanya!!
15. Mbak Riyan, Kak deni, Aci, Azza, dan Aisyah yang sudah seperti saudara.
Terimakasih untuk bantuannya selama ini, semoga kalian selalu diberikan
keberkahan oleh Allah SWT.
16. Stephani Wulandari, Dian Kharisma Putri, Anisa Rachmawati Sahabat sedari
awal masuk kuliah yang sudah dianggap lebih dari saudara. Terimakasih
sudah menjadi sahabat yang selalu ada. Terimakasih sudah memberikan
warna warni masa selama masa perkuliahan. Tanpa kalian aku bukan apa-apa.
Terlepas dari apa yang sudah kita alami, percayalah saya selalu sayang
kalian. See u on top!
17. Geng Tahu Bulatku, Merita Rahma dan Lena Juniawati. Terimakasih untuk
semangat dan dukungannya. Semoga kalian cepet bikin rumah di Bandar
Lampung biar gampang ketemu. Maafkan ria-mu ini yang suka bandel kalo
dikasih tau. Aku sayang kalian!
18. Sahabatku AMPERA (Angkatan Empat Belas Administrasi Negara): Herlina,
Melisa, Suci, Dwini, Firdalia & Ernawati, Dewi, Rezki, Mamat, Bery,
Ikhwan, ciby, Taufik, Nadiril, Fajar, Eko, Akbar, Ridha, Nopi, Beti, Pii, Ayu
W, Emi, Shela, Tiara, Ayu gembul, Aliza, Silvi, Hanbul, Dilla, Umay, Meri,
Sherli, Yuli, Azizah, Mba Ayu S, Aris, Iyaji, Irlan, Satria, Rifki alias nyum,
15
Guruh, ifan, kiki, lianse, Ageng, Khoi, Ipul, Icup, Ali, Bagus, Putu, Bayu,
Endry, Alan, Yogi, ihsan, Mba mon, Mba pity, Johan, Rani, Yeen, Kirana,
Anggi, Ana, Dara, Pewe, Friska. Terimakasih untuk kebersamaan kita selama
masa perkuliahan.
19. Sidik dan Leo. Terimkasih atas bantuannya selama ini.
20. Teman-Teman KKN: Tati, kak naw, kak adi, dan kak rita terimakasih sudah
saling membantu selama 40 hari masa KKN dan sampai sekarang.
Semoga Allah SWT selalu memberikan balasan yang lebih besar untuk Bapak, Ibu
dan teman-teman semua. Hanya ucapan terima kasih dan doa yang bisa penulis
berikan.
Bandar Lampung, 18 Oktober 2018Penulis
Novaria Indah Setiarini
16
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................. 12C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 12D. Manfaat Penelitian ........................................................................ ........ 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Kinerja ................................................................ 141. Pengertian Kinerja ......................................................................... 152. Pengertian Pengukuran Kinerja ....................................................... 163. Tujuan Pengukuran Kinerja ............................................................. 174. Manfaat Pengukuran Kinerja ........................................................... 185. Indikator Pengukuran Kinerja.......................................................... 19
B. Tinjauan Tentang Bhayangkara Pembina Ketertiban danKeamanan Masyarakat .............................................................................. 22
1. Pengertian Bhabinkamtibmas .......................................................... 222. Fungsi-Fungsi Bhabinkamtibmas .................................................... 223. Tugas Pokok dan Wewenang Bhabinkamtibmas............................. 23
C. Tinjauan Tentang Pemolisian Masyarakat ...................................... 231. Pengertian Polmas............................................................................. 242. Prinsip-Prinsip Polmas..................................................................... 253. Fungsi Polmas.................................................................................. 264. Strategi dan Sasaran Polmas............................................................ 27
D. Kerangka Pikir....................................................................................... 28
17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Tipe Penelitian ............................................................. 30B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 31C. Lokasi Penelitian .................................................................................... 33D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 34E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 37F. Teknik Keabsahan Data ........................................................................ 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kelurahan Sukabumi ...................................... 421. Kelurahan Sukabumi.................................................................... 422. Kondisi penduduk kelurahan sukabumi berdasarkan latar
belakang pendidikan............................................................................ 443. Jumlah Tindak Kriminalitas Kelurahan Sukabumi ...................... 46
B. Gambaran Umum Kelurahan Nusantara Permai ........................ 461. Kelurahan Nusantara Permai berdasarkan latar belakang
perekonomian............................................................................... 472. Kondisi Penduduk Kelurahan Nusantara Permai Permai............. 48
C. Gambaran Umum Unit Binmas Polsek Sukarame........................ 491. Tugas Pokok Unit Binmas Polsek Sukarame................................ 492. Struktur Organisasi........................................................................ 503. Komposi Pegawai.......................................................................... 51
D. Gambaran Umum Bhabinkamtibmas............................................. 52E. Hasil.................................................................................................... 53
1. Kinerja Bhabinkamtibmas dalam Penerapan Polmas diPolsek Sukarame (Studi Kasus Pada Kelurahan Sukabumidan Kelurahan Nusantara Permai)...................................................... 53a. Indikator Input.............................................................................. 54b. Indikator Proses............................................................................ 60c. Indikator Output........................................................................... 67d. Indikator Outcome....................................................................... 70
F. Pembahasan............................................................................................. 731. Kinerja Bhabinkamtibmas dalam Penerapan Polmas di
Polsek Sukarame (Studi Kasus Pada Kelurahan Sukabumidan Kelurahan Nusantara Permai)...................................................... 74a. Indikator Input.............................................................................. 75b. Indikator Proses............................................................................ 80c. Indikator Output........................................................................... 85d. Indikator Outcome....................................................................... 86
18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................... 89B. Saran.................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
19
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Banyaknya Kejahatan Umum yang Terlaporkan di Polresta Kota
Bandar Lampung Tahun 2009-2013 ........................................................... 4
2. Banyaknya Kelurahan Pada Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Sukarame,
dan Kecamatan Way Halim ......................................................................... 7
3. Banyaknya Jumlah Tindak Kejahatan Umum di Kecamatan Sukabumi
Tahun 2014 Sampai Dengan Tahun 2016.................................................... 8
4. Tindak Kejahatan Umum di Kelurahan Sukabumi dan Kelurahan
Nusantara Permai (Kecamatan Sukabumi) Tahun 2016.............................. 9
5. Daftar Nama-Nama Informan ...................................................................... 34
6. Daftar Dokumen-Dokumen yang Berkaitan dengan Penelitian................... 36
7. Kondisi Kelurahan Sukabumi Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan..... 45
8. Jumlah Tindak kriminalitas di Kelurahan Sukabumi................................... 46
9. Kondisi Penduduk Kelurahan Nusantara Permai Berdasarkan Latar
Belakang Perekonomian .............................................................................. 47
10. Jumlah Tindak Kriminalitas di kelurahan Nusantara Permai ...................... 48
11. Komposisi Pegawai Unit Binmas polsek Sukarame.................................... 51
20
12. Klasifikasi Pegawai Unit Binmas Sukarame Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan............................................................................................... 56
13. Sarana dan Prasarana Bhabinkabtibmas di Unit Binmas Polsek
sukarame................................................................................................. 59
14. Indikator Kinerja Utama......................................................................... 62
21
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar Kerangka Pikir Penelitian.......................................................... 29
2. Gambar Struktur organisasi Unit Binmas Sukarame .............................. 50
3. Gambar Fasilitas Kendaraan Untuk Bhabinkamtibmas Unit Binmas Polsek
Sukarame ................................................................................................ 60
4. Gambar Sarana Prasarana Kantor yang Dimiliki Oleh Unit Binmas Polsek
Sukarame ............................................................................................... 60
5. Gambar Kegiatan Binluh Bhabinkamtibmas Sukabumi Terhadap Murid
SMK N.5 Bandara Lampung......................................................................... 66
6. Gambar Kegiatan Anjau Silau Terhadap Tokoh-Tokoh Warga ............. 67
7. Gambar Kegiatan Anjau Silau Terhadap Dewan Guru........................... 67
8. Bhabinkamtibmas dan Bhabins serta Para Ketua RT melakukan door-to-
door bertujuan untuk pendekatan dengan masyarakat................................ 72
9. Bhabinkmtibmas Kelurahan Sukabumi dan SMK Taruna melakukan
Sosialisasi Upaya Pencegahan dan Tindak Kriminalitas..........................72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki Satuan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai
alat negara yang mempunyai peran memelihara keamanan serta ketertiban. Di
dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 (UU No. 2 Tahun 2002), dijelaskan
bahwa Polri bertanggung jawab di dalam mengupayakan, mencegah,
mengelimininasi setiap gejala yang mungkin muncul dapat mengganggu
keamanan dan ketertiban di masyarakat. Polri tentunya memiliki tugas yang
cukup berat dalam pencegahan terjadinya pelanggaran, kejahatan, pelayanan
masyarakat, dan melindungi serta menertibkan masyarakat. Oleh karena itu
kinerja Polri harus berjalan optimal dalam mengatasi tindak kejahatan di
Indonesia.
Dewasa ini, Polri dalam menjalankan tugas pokoknya dihadapkan pada berbagai
kasus kejahatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat
(kamtibmas). Kasus-kasus yang marak terjadi seperti kasus perampokan, aksi bom
bunuh diri yang dilakukan oleh teroris, kasus jaringan narkoba, human trafficking,
cyber crime dan lain-lain. Selain kasus tersebut konflik-konflik kedaerahan juga
merupakan ancaman yang perlu diperhatikan, seperti isu SARA, daerah yang
2
ingin memerdekakan diri, unjuk rasa anarkis, perkelahian antar suku, perusakan
tempat ibadah, dan lain-lain.
Beberapa kasus di atas muncul akibat tidak diketahuinya akar permasalahan yang
muncul pada pranata-pranata sosial di masyarakat. Peningkatan jumlah aparat dan
peningkatan kegiatan Polri, belum menjadi sebuah jaminan akan ketiadaan
ancaman kamtibmas di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, Polri
membutuhkan adanya partisipasi atau kerjasama dari masyarakat. Menyadari
pentingnya suatu kerjasama Polri dengan masyarakat, maka Polri mulai
menerapkan suatu program yang bernamakan Program Pemolisian Masyarakat
(Polmas). Pada tahun 2005, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri)
menerbitkan Surat Keputusan Kapolri No. Pol : SKEP/737/X/2005 pada tanggal
13 Oktober 2005 tentang kebijakan dan strategi penerapan model perpolisian
masyarakat dalam penyelenggaran tugas Polri yang mengalami perubahan terbaru
menjadi Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
(Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015). Harapan dengan diadakannya program Polri
adalah terciptanya suatu kerjasama antara Polri dengan masyarakat dalam hal
pendeteksian dini mengenai tindak kejahatan, mampu menghadapi suatu
permasalahan yang terjadi, dan dapat bersama-sama mengupayakan suatu
penyelesaian yang cepat serta tepat.
Berkaitan dengan pelaksanaan Polmas di tengah-tengah masyarakat, maka
dibentuk suatu unit yang dinamakan Bhayangkara Pembina Kamtibmas
(Bhabinkamtibmas). Berdasarkan Keputusan Kapolri No. Pol : Kep/8/XI/2009
tentang perubahan buku petunjuk lapangan Kapolri No. Pol :
3
Bujuklap/17/VIII/1997 tentang Bintara Polri pembina kamtibmas di
kelurahan/desa dan Surat Kapolri Nomor : B/3377/IX/2011 tanggal 29 september
dijelaskan bahwa Bhabinkantibmas merupakan community officer (Petugas
Polmas) yang berperan sebagai fasilitator beroperasinya Polmas dan sekaligus
penghubung antara keputusan Polri dan komunitas setempat.
Bhabinkamtibmas sendiri merupakan anggota dari Unit Binmas Kepolisian Sektor
(Polsek). Hal tersebut seperti tertulis dalam Keputusan Kapolri Nomor :
Kep/366/VI/2010 tanggal 14 Juni 2010 tentang organisasi dan tata kerja
Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor (Polres). Unit Binmas adalah unsur
pelaksana tugas pokok Polsek yang berada di bawah Kepala Kepolisian Sektor
(Kapolsek). Bhabinkamtibmas ditempatkan pada desa/kelurahan. Per masing
desa/kelurahan, ditempatkan 1 (satu) personil/aparat.
Kota Bandar Lampung merupakan salah satu ibukota provinsi yang berada di
ujung selatan Pulau Sumatera, kota ini merupakan pusat pemerintahan dan
pembangunan bagi masyarakat Provinsi Lampung. Selayaknya pusat
pemerintahan dan pembangunan, aktivitas masyarakat dominan berada di kota ini.
Oleh karena itu, kondisi Kamtibmas di kota ini harus benar-benar terjaga agar
segala jenis aktivitas masyarakat dapat berjalan lancar. Kondisi Kota Bandar
Lampung dalam beberapa tahun terakhir terdapat permasalahan Kamtibmas.
Polisi Resor Kota (Polresta) Bandar Lampung sebagai insitusi kepolisian yang
bertanggung jawab terhadap keamananan di Kota Bandar Lampung, mempunyai
cacatan data tingkat kejahatan umum yang cukup tinggi. Data kejahatan umum
4
yang terlaporkan di Polresta tahun 2009-2013 di Kota Bandar Lampung adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Banyaknya Kejahatan Umum Yang Terlaporkan di Polresta KotaBandar Lampung Tahun 2009-2013
Sumber : Lampung Dalam Angka Tahun 2015 (Badan Pusat Statistika)
Berdasarkan gambaran banyaknya kejahatan umum tersebut, dapat dilihat dalam
pada tahun 2009 sampai dengan 2011 terjadi kenaikan, tetapi dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2013 terjadi penurunan tindak kejahatan umum.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2015 pencurian kendaraan bermotor
(Curanmor) mendominasi di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan kutipan artikel
yang dipublish oleh media massa online, “poskotanews.com” dijelaskan sebagai
berikut :
“Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Hari Nugroho, mengatakanhal itu dalam keterangan pers catatan akhir tahun 2015, Minggu(3/1/2016). “Kasus terbanyak adalah curanmor, ada 557 kasus,”ujarnya. Kasus lainnya adalah pencurian dengan pemberatan 413kasus lalu penipuan 347 kasus, penggelapan ada 336 kasus danperampokan tercatat 110 kasus.”(Sumber : http://poskotanews.com/2016/01/03/2015-pencurian-motor-mendominasi-kejahatan-di-lampung/ diakses pada tanggal 13 Januari2017 Pukul 20.30 W.I.B).
No. Tahun Jumlah Kasus1. 2009 30272. 2010 32623. 2011 34024. 2012 27575. 2013 15466. 20147. 20158. 2016 2189
5
Berdasarkan kutipan tersebut dapat dilihat bahwa tingkat kriminalitas per tahun
2015 di Kota Bandar Lampung cukup tinggi dan didominasi oleh Tindak
Curanmor sebanyak 557 (lima ratus lima puluh tujuh) kasus, serta diikuti oleh
kasus pencurian dengan pemberatan, penipuan, penggelapan dan yang terakhir
adalah perampokan.
Selain masalah tingkat kriminalitas di Kota Bandar Lampung, potensi konflik
sosial juga riskan terjadi di ibukota provinsi ini. Hal ini disebabkan Provinsi
Lampung berdasarkan data yang peneliti peroleh, terdapat 55 (lima puluh lima)
titik potensi konflik sosial. Mengutip dari media massa online,
“antaralampung.com” sebagai berikut :
“Potensi konflik sosial di Provinsi Lampung cukup tinggi, sehinggasemua pihak perlu peduli dan berbuat untuk mengantisipasi agarkonflik dapat ditekan atau dicegah secara dini, kata salah satu pejabatKepolisian Daerah Lampung. "Lampung kini identik dengan daerahbegal dan sering terjadi konflik sosial. Stigma ini harus segeradihilangkan dengan berbagai kegiatan lain yang lebih bermanfaat,"ujar Direktur Intelkam Polda Lampung, Kombes Mochammad RodjakSulaeli, dalam Dialog Publik Implementasi Kebijakan PenangananKonflik Sosial Horizontal di Provinsi Lampung, Senin (12/10).Karena itu, menurut dia, jajaran kepolisian di Lampung diminta selalubersiaga, dan setiap saat harus ditugaskan membantu warga di daerahini. Sulaeli membeberkan potensi konflik sosial di Lampung terdapatpada 55 titik tersebar pada kabupaten dan kota di daerah ini, yaitu 49titik berpotensi terjadi konflik politik, ekonomi, sosial budaya, dan 3titik berpotensi terjadi permasalahan suku, agama, ras danantargolongan.” (Sumber :www.antaralampung.com/berita/285221/waspadai-potensi-konflik-sosial-di-lampung-tinggi diakses tanggal 13 Januari 2017 Pukul17.22 W.I.B).
Berdasarkan permasalahan terkait kamtibmas di Kota Bandar Lampung mengenai
tingkat kriminalitas dan potensi konflik sosial, maka sangat diperlukan upaya
preventif untuk menangani masalah tersebut. Bhabinkamtibmas sebagai salah satu
6
ujung tombak dari Polmas memiliki fungsi dan peranan yang strategis dalam
mewujudkan kemitraan polisi dengan masyarakat. Sehingga kedepannya secara
bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan problematika
pada msyarakat dan juga mampu mendapatkan solusi untuk mengantisipasi
problema serta mampu memelihara kamtibmas. Bhabinkamtibmas berperan pula
menjadi mediator, negosiator, dan fasilitator dalam penyelesaian masalah.
Wilayah Kota Bandar Lampung terdiri atas 20 (dua puluh) kecamatan dan 126
(seratus dua puluh enam) kelurahan. Pemekaran tersebut berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012 (Perda No. 04 Tahun 2012)
tentang penataan dan pembentukan kelurahan dan kecamatan. Dengan
diberlakukan pemekaran wilayah di Kota Bandar Lampung tentunya kamtibmas
disetiap wilayah harapannya lebih terjamin dan Bhabinkamtibmas dapat lebih
berperan sampai titik terendah pada pergaulan masyarakat.
Beberapa kecamatan yang dewasa kini berada di Kota Bandar Lampung adalah
Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Sukarame, dan Kecamatan Way Halim.
Permasalahan Kamtibmas pada ketiga kecamatan tersebut berada pada naungan
Polsek Sukarame. Polsek Sukarame merupakan institusi Polri tingkat kecamatan
yang bertugas menjaga ketertiban dan keamanan. Seperti unit-unit yang terdapat
pada Polsek umumnya, Polsek Sukarame juga terdiri dari Satreskrim (satuan
resersi dan kriminal), Satuan Intelejen (Satintel), Unit Binmas , dan lain-lain.
Berkaitan dengan kondisi Kamtibmas di Kecamatan Sukabumi, Kecamatan
Sukarame, serta Kecamatan Way Halim maka Polsek Sukarame membentuk Unit
Binmas. Unit Binmas terdiri dari anggota-anggota Bhabinkamtibmas yang
7
tersebar pada ke masing-masing kelurahan yang terdapat pada setiap kecamatan.
Berdasarkan Perda No. 04 Tahun 2012, jumlah kelurahan pada Kecamatan
Sukabumi, Kecamatan Sukarame, dan Kecamatan Way Halim adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. Banyaknya Kelurahan Pada Kecamatan Sukabumi, KecamatanSukarame, dan Kecamatan Way Halim
No. Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan1. Sukabumi 7 Kelurahan2. Sukarame 6 Kelurahan3. Way Halim 6 Kelurahan
Total 19 KelurahanSumber : Perda No. 04 Tahun 2012
Pada tabel di atas, dicermati bahwa pada 3 kecamatan yang berada pada naungan
Polsek Sukarame terdapat 19 kelurahan. Berdasarkan jumlah tersebut, maka
jumlah aparat Bhabinkamtibmas yang terdapat pada Unit Binmas Polsek
Sukarame yang tersebar pada setiap kelurahan juga berjumlah 19 anggota Unit
Binmas.
Kecamatan Sukabumi sendiri terdiri atas 7 (tujuh) kelurahan. Nama-nama
kelurahan tersebut antara lain : Kelurahan Sukabumi, Kelurahan Sukabumi Indah,
Kelurahan Nusantara Permai, Kelurahan Campang Raya, Kelurahan Campang
Jaya, Kelurahan Way Laga, dan Kelurahan Way Kubak. Kecamatan Sukabumi
merupakan salah satu kecamatan yang mendominasi dalam jumlah tindak
kejahatan umum di Kota Bandar Lampung, hal ini berdasarkan dari data yang di
dapat peneliti pada Polsek Sukarame. Jumlah tindak kejahatan umum yang terjadi
pada Kecamatan Sukabumi adalah sebagai berikut :
8
Tabel 3. Banyaknya Jumlah Tindak Kejahatan Umum di KecamatanSukabumi Tahun 2014 Sampai Dengan Tahun 2016
No. Tahun Jumlah Kasus1. 2014 49 Kasus2. 2015 64 Kasus3. 2016 93 Kasus
Sumber : Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polsek Sukarame, KotaBandar Lampung
Pada tabel di atas, dapat dilihat jumlah tindak kejahatan umum pada tahun 2014
sampai tahun 2016 mengalami kenaikan. Hal ini tentunya menjadi sebuah
masalah yang cukup serius dalam pelaksanaan Kamtibmas pada Kecamatan
Sukabumi. Kecamatan Sukabumi telah dijelaskan memiliki 7 kelurahan, menurut
Kasi Pemerintahan dan Pelayanan Umum Kelurahan Nusantara Permai dijelaskan
bahwa :
“Kondisi keamanan di Kelurahan Nusantara Permai paling aman diKecamatan Sukabumi. Sedangkan yang paling rawan itu ada diKelurahan Sukabumi. Kasus penipuan banyak terjadi KelurahanSukabumi.” (Hasil Wawancara 20 Februari 2017).
Keterangan beliau juga dibenarkan oleh Aparat Bhabinkamtibmas Polsek
Sukarame untuk Kelurahan Nusantara Permai, yang mengatakan bahwa :
“Banyak pelaporan kejahatan masyarakat dan tingkat kejahatan tinggidi Kecamatan Sukabumi. Kasus-kasus yang terjadi di KelurahanSukabumi, seperti tipu gelap, pencurian dengan alat (Curat),penggelapan, dan lain-lain. Untuk wilayah Kelurahan NusantaraPermai, cuma sekali adanya laporan pada Tahun 2016, yaitu 1 (satu)kali pencurian dengan kekerasan (Curas).” (Hasil wawancara 21Februari 2017).
Berkaitan dengan wawancara kedua informan di atas, dapat diperoleh informasi
bahwa tingkat kejahatan umum yang terjadi Kecamatan Sukabumi mayoritas
terdapat pada Kelurahan Sukabumi dan paling rendah pada Kelurahan Nusantara
Permai (1 kasus Curas). Hal ini dapat lebih jelas dilihat pada tabel di bawah ini :
9
Tabel 4. Tindak Kejahatan Umum di Kelurahan Sukabumi dan KelurahanNusantara Permai (Kecamatan Sukabumi) Tahun 2016
No. JenisKejahatan
Jumlah Kasus diKelurahanSukabumi
Jumlah Kasus diKelurahan
Nusantara Permai1. Curanmor 8 Kasus 0 Kasus2. Penggelapan 4 Kasus 0 Kasus3. Kekerasan
Dalam RumahTangga(KDRT)
2 Kasus 0 Kasus
4. Narkotika danObat-ObatTerlarang(Narkoba)
5 Kasus 0 Kasus
5. Penganiayaan 6 Kasus 0 Kasus6. Pencurian
Dengan Alat(Curat)
9 Kasus 0 Kasus
7. Tipu Gelap 13 Kasus 0 Kasus8. Tindak Asusila 1 Kasus 0 Kasus9. Pengeroyokan 1 Kasus 0 Kasus10. Curas 3 Kasus 1 Kasus11. Pengoplosan
LPG1 Kasus 0 Kasus
12. Penipuan 1 Kasus 0 Kasus13. Perbuatan
TidakMenyenangkan(PTM)
1 Kasus 0 Kasus
Total 55 Kasus 1 KasusSumber : Satreskrim Polsek Sukarame, Kota Bandar Lampung
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa terjadi 55 (lima puluh lima) kasus tindak
kejahatan umum di Kelurahan Sukabumi tahun 2016 atau sekitar 59,2 % dari total
kejahatan di Kecamatan Sukabumi sebesar 93 Kasus terjadi pada tahun 2016.
Tindak kejahatan tipu gelap mendominasi terjadi di Kelurahan Sukabumi.
Berkaitan dengan kondisi keamanan pada Kecamatan yang bernaung dibawah
Unit Binmas Polsek Sukarame yaitu Kecamatan Way Halim, Kecamatan
Sukarame, dan kecamatan Sukabumi. Pada tahun 2016 salah satu kelurahan yang
10
ada pada kecamatan tersebut yaitu Kelurahan Sukarame, menjadi salah satu zona
merah tindak kriminalitas di Kota Bandar Lampung. Mengutip salah satu artikel
yang dikutip dari media massa online “Saibumi.com” berjudul “Masuk Zona
Merah Tindak Kejahatan, Kelurahan Sukarame Bandar Lampung Giatkan Patroli”
yang dipublish pada tanggal 11 Mei 2016 dijelaskan bahwa :
“Maraknya tindak kriminal disertai dengan kejahatan membuatKelurahan Sukarame, Bandar Lampung, masuk zona merah palingrawan dari 120 kelurahan yang ada di Kota Tapis Berseri ini. Terkaithal tersebut, untuk menekan angka kejahatan, pihak KelurahanSukarame, bersama kecamatan, dan Polsek Sukarame membangunPos Keamanan Terpadu atas dasar maraknya tindakan kriminal didaerahnya itu. Lurah Sukarame Bandar Lampung Anwar AR,mengatakan dari data yang dihimpun, kasus kejahatan pada bulanMaret tercatat 19 kasus, April 5 kasus, dan untuk Mei baru terpantau 1kasus.Ini sudah sangat rawan, kebanyakan korbannya adalahmahasiswa IAIN Raden Intan Lampung. Bahkan kemarin siangkejadian lagi, tiga laptop dan uang tunai digondol maling," katanya,kepada Saibumi.com, di ruang kerjanya, Kantor Kelurahan Sukarame,Jalan Pulau Legundi, Rabu, 11 Mei 2016. (Sumber :http://www.saibumi.com/artikel-75836-masuk-zona-merah-tindak-kejahatan-kelurahan-sukarame-bandar-lampung-giatkan-patroli.htmldiakses pada tanggal 04 Maret 2017 Pukul 20.18 W.I.B).
Pada artikel tersebut tergambarkan bahwa Kelurahan Sukarame yang berada di
Kecamatan Sukarame menjadi salah satu zona merah kriminalitas dari 120
kelurahan yang ada di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan data pada bulan Maret
2016 tercatat terdapat 19 kasus, sedangkan April 2016 adalah 5 kasus, dan Mei
2016 baru terpantau 1 kasus. Berdasarkan data tersebut dalam 3 bulan terakhir
periode maret sampai mei 2016 terdapat 25 kasus.
Terkait Kecamatan yang terakhir berada pada naungan Polsek Sukarame adalah
Kecamatan Way Halim. Berdasarkan Perda No. 04 Tahun 2012, pada Kecamatan
Way Halim terdapat 6 kelurahan. Beberapa kelurahan tersebut antara lain :
Kelurahan Perumnas Way Halim, Kelurahan Way Halim Permai, Kelurahan
11
Gunung Sulah, Kelurahan Jagabaya I, Kelurahan Jagabaya II, dan Kelurahan
Jagabaya III. Menurut Aparat Bhabinkamtibmas Polsek Sukarame untuk
Kelurahan Nusantara Permai, yang mengatakan bahwa :
“Kalo dari tiga kecamatan yang ada, Kecamatan Sukarame,Kecamatan Sukabumi, dan Way Halim. Kondisi yang paling aman adadi Kecamatan Way Halim. Selain itu memang ditengah-tengah kotaletak kecamatannya.” (Hasil wawancara 21 Februari 2017).
Pada wawancara di atas, dijelaskan bahwa pada kondisi 3 kecamatan yang berada
pada naungan Polsek Sukarame untuk kondisi Kamtibmas yang paling baik
berada pada Kecamatan Way Halim. Selain itu Kecamatan Way Halim merupakan
salah satu kecamatan yang berada di tengah-tengah Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti jabarkan mengenai kondisi tindak
kejahatan umum yang terdapat pada Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Sukarame,
dan Kecamatan Way Halim maka tentunya Unit Binmas Polsek Sukarame sangat
berperan penting dalam permasalahan Kamtibmas di ketiga kecamatan tersebut.
Setiap aparat yang Bhabinkamtibmas yang bekerja dimasing-masing kelurahan,
harus mampu menunjukkan kinerja yang baik dalam pencegahan serta
pemberantasan tindak kejahatan umum sehingga tercipta suasana Kamtibmas
yang kondusif. Mahsun (2006:25) mengatakan bahwa kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
strategic planning suatu organisasi. Pada Pasal 1 Ayat 2 Perkap Kapolri No. 3
Tahun 2015, dijelaskan bahwa pemolisian masyarakat (Community Policing )
yang selanjutnya disingkat Polmas adalah suatu kegiatan untuk mengajak
masyarakat melalui kemitraan antara anggota Polri dan masyarakat, sehingga
12
mampu mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat (Kamtibmas) di lingkungan serta menemukan pemecahan
masalahnya.
Oleh karena itu, berkaitan dengan berbagai permasalahan yang telah peneliti
jabarkan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk menganalisa kinerja
Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas pada Polsek Sukarame (Studi
Kasus di Unit Binmas Polsek Sukarame).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah peneliti kemukakan pada
point sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yang akan menjadi
pedoman dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas
pada Polsek Sukarame (Studi Kasus di Kelurahan Sukabumi dan
Kelureahan Nusantara Permai)?
2. Apasajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Bhabinkamtibmas
dalam rangka penerapan Polmas pada Polsek Sukarame (Studi Kasus di
Kelurahan Sukabumi dan Kelurahan Nusantara Permai)?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa kinerja Bhabinkamtibmas dalam
rangka penerapan Polmas pada Polsek Sukarame (Studi Kasus di Unit
Binmas Polsek Sukarame).
13
2. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas pada Polsek Sukarame
(Studi Kasus di Unit Binmas Polsek Sukarame).
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat peneliti terbagi atas 2 (dua) aspek, yakni :
1. Aspek Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan kajian keilmuan
administrasi negara, khususnya mengenai kinerja institusi pemerintah
dalam mengatasi permasalahan Kamtibmas.
2. Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada insitusi
Polri, terutama dalam peningkatan kinerja Bhabinkamtibmas dalam
penerapan Polmas.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E. Tinjauan Tentang Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Pengertian kinerja dikemukakan oleh Bastian dalam Tangkilisan (2005:175)
sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu
organisasi, dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut.
Senada dengan pendapat Bastian, Encyclopedia of Public Administration and
Public Policy dalam Keban (2004:193), juga menyebutkan kinerja dapat
memberikan gambaran tentang seberapa jauh organisasi mencapai hasil ketika
dibandingkan dengan pencapaian tujuan dan target yang telah ditetapkan.
Menurut Wibowo (2011:7) kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula
yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja.
Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil
kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Riani (2013:61)
mengatakan bahwa kinerja adalah job performance / kinerja adalah tingkat
produktivitas seorang karyawan, relatif pada rekan kerjanya, pada beberapa hasil
dan perilaku yang terkait dengan tugas. Kinerja dipengaruhi oleh variabel yang
terkait dengan pekerjaan meliputi role stress dan konflik kerja/non kerja.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai kinerja diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa kinerja merupakan bagian dari organisasi untuk mencapai tujuan bersama,
sehingga tujuan dari kinerja akan menghasilkan organisasi yang berprestasi
15
dengan kriteria keberhasilan berupa tujuan-tujuan atau target tertentu yang hendak
di capai dan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan secara efektif.
2. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pasolong (2007:182), mengatakan bahwa pengukuran kinerja pada dasarnya di
gunakan untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan,
program, dan/atau kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.
Pengukuran kinerja mencangkup penetapan indikator kinerja dan penetapan
capaian indikator kinerja.
Gary Dessler dalam pasolong (2007:182), juga menyatakan bahwa penilaian kinerja
adalah merupakan upaya sistematis untuk membandingkan apa yang dicapai
seseorang dibandingkan dengan standar yang ada. Tujuannya, yaitu untuk
mendorong kinerja seseorang agar bisa berada diatas rata-rata. Dari beberapa
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah menilai hasil
kerja organisasi publik sudah tercapai atau belum sehingga tujuan yang di capai
akan berhasil guna sesuai dengan rencana yang telah ditentukan oleh organisasi
publik tersebut.
Menurut Dwiyanto (2012:47), penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang
sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai misinya. Untuk organisasi pelayanan publik, informasi
mengenai kinerja tentu sangat berguna untuk menilai seberapa jauh pelayanan
yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harapan dan memuaskan pengguna
16
jasa. Dengan melakukan penilaian terhadap kinerja, maka upaya untuk
memperbaiki kinerja bisa dilakukan secara lebih terarah dan sistematis. Informasi
mengenai kinerja juga penting untuk menciptakan tekanan bagi para pejabat
penyelenggara pelayanan untuk melakukan perubahan-perubahan dalam
organisasi. Dengan adanya informasi mengenai kinerja, maka benchmarking
dengan mudah bisa dilakukan dan dorongan untuk memperbaiki kinerja bisa
diciptakan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan pengukuran kinerja
dalah kegiatan yang dilakukan suatu orgnisasi untuk menilai kinerja yang telah
dilaksanakan sudah sesuai dan mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan pengukuran kinerja adalah sebagai kontrol dan pengawasan terhadap
kinerja yang dilaksanakan untuk mencapi tujuan yang telah ditentukan.
3. Tujuan Pengukuran Kinerja
Nasucha dalam Pasolong (2011:185), mengatakan bahwa hasil dari pengukuran
kinerja dapat digunakan untuk menentukan beberapa hasil antara lain :
a. Menentukan bahwa keutungan dan pengaruh yang sedang berjalan dapat
dicapai,
b. Memperoleh jaminan bahwa tujuan dapat dan sedang dicapai,
c. Memonitor dan mengontol perkembangan dari rencana yang ditetapkan,
d. Memastikan penggunaan sumber-sumber daya,
e. Menilai efektivitas dari sebuah aktivitas,
17
f. Menyediakan sebuah dasar untuk menghitung penghargaan dan insentif,
dan
g. Menentukan bahwa value for money dapat diperoleh.
Pengukuran kinerja menurut Mardiasmo dalam Sinambela (2012:187) mempunyai
tiga tujuan, yaitu :
a. Membantu memperbaiki kinerja agar kegiatan terfokus pada tujuan dan
sasaran program unit kerja,
b. Pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, dan
c. Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi
kelembagaan.
4. Manfaat Pengukuran Kinerja
Mahsun (2006:33), menyatakan bahwa sektor publik tidak bisa lepas dari
kepentingan umum sehingga pengukuran kinerja mutlak diperlukan untuk
mengetahui seberapa berhasil misi sektor publik tersebut dapat dicapai penyedia
jasa dan barang-barang publik. Pengukuran kinerja sangat bermanfaat untuk
membantu kegiatan menajerial keorganisasian. Manfaat pengukuran kinerja
menurut Mahsun (2006:33), antara lain :
a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan
untuk pencapaian kinerja,
b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati,
c. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan membandingkan
dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk memperbaiki
kinerja,
18
d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi
pelaksana yang telah diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang
telah disepakati,
e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya
memperbaiki kinerja,
f. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi,
g. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah,
h. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif,
i. Menuju peningkatan yang perlu dilakukan, dan
j. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
5. Indikator Pengukuran Kinerja
BPKP dalam Mahsun (2006:71) menerangkan bahwa indikator kinerja adalah
ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Dwiyanto dalam Pasolong
(2011:178) menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja birokrasi publik, yaitu:
a. Produktivitas, yaitu tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga
mengukur efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami
sebagai ratio antar input dan output.
b. Kualitas Layanan, banyak pandangan negatif yang berbentuk mengenai
organisasi publik yang muncul karena ketidakpuasan publik terhadap
kualitas.
19
c. Responsivitas, yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan
mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimaksudkan sebagai
salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung
menggambarkan kemampuan birokrasi publik dalam menjalankan misi
dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
d. Responsibilitas, yaitu menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi
publik itu dilakakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang
benar dengan kebijakan birokrasi, baik yang eksplisit maupun implisit.
e. Akuntabilitas, yaitu menunjuk seberapa besar kebijakan dan kegiatan
birokrasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.
Mahsun (2006:196) mengemukakan bahwa indikator kinerja dapat digunakan
untuk mengukur kinerja organisasi sebagai berikut :
a. Indikator inputs (masukan) meliputi anggaran belanja, SDM, peralatan,
bahan, kebijakan, waktu dll, dipergunakan untuk melaksanakan program
dan kegiatan organisasi. Indikator ini lebih terukur, akan tetapi indikator
ini tidak akan menunjukan data dan informasi yanga akurat, jika dalam
proses pengukuran dilakukan sembarangan.
b. Indikator Proses melaksanakan kegiatan yang didukung oleh sumber daya
yang dibutuhkan, melalui proses manajemen yaitu berfungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasas yang mana masukan-
masukan yang ada diolah menjadi barang dan jasa sebagai kinerja untuk
publik.
20
c. Indikator Outputs (keluaran) menunjukan hasil kerja apakah berupa barang
atau berupa jasa yang sudah dicapai melalui langkah proses.
d. Indikator Outcomes (hasil) menjelaskan seberapa jauh hasil nyata yang
diperoleh dari keluaran suatu kegiatan.
e. Indikator Benefits (manfaat) menggambarkan manfaat yang diperoleh dari
indikator hasil. Manfaat suatu kegiatan baru bisa diketahui dalam jangka
menengah atau jangka panjang, yang mana hasil tersebut dipergunakan
secara tepat waktu dan berfungsi penuh.
f. Indikator Impact (dampak) menggambarkan dampak yang diperoleh dari
indikator manfaat.
Berdasarkan beberapa indikator pengukuran kinerja di atas, dalam penelitian ini
maka peneliti menggunakan indikator kinerja menurut Mahsun. Peneliti akan
menggunakan 4 (empat) indikator yaitu : indikator inputs, indikator proses,
indikator outputs, dan indikator outcomes. Peneliti berpendapat keempat indikator
tersebut telah dapat menggambarkan dan dapat digunakan untuk menganalisa
kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas pada Polsek Sukarame
(Studi Kasus di Unit Binmas). Karena 4 indikator ini mencakup beberapa hal
seperti Anggaran,
21
F. Tinjauan Tentang Bhayangkara Pembina Ketertiban dan KeamananMasyarakat
1. Pengertian Bhabinkamtibmas
Berdasarkan Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
No.Pol.KEP/8/II/2009 tentang perubahan buku petunjuk lapangan Kapolri No.Pol.
:BUJUKLAP/17/VII/1997 tentang sebutan Babinkamtibmas (Bintara Pembina
Kamtibmas) menjadi Bhabinkamtibmas dari Tingkat kepangkatan Brigadir
sampai dengan Inspektur.
Sedangkan menurut Pasal 1 angka 4 Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015 tentang
Pemolisian Masyarakat bahwa yang dimaksud dengan Bhabinkamtibmas adalah
pengemban Polmas di desa/kelurahan.
2. Fungsi-Fungsi Bhabinkamtibmas
Pada Pasal 26 Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015, dijelaskan bahwa fungsi-fungsi
Bhabinkamtibmas adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan kunjungan/sambang kepada masyarakat untuk :
mendengarkan keluhan warga masyarakat tentang permasalahan
Kamtibmas dan memberikan penjelasan serta penyelesaiannya,
memelihara hubungan silaturahmi/persaudaraan.
b. Membimbing dan menyuluh di bidang hukum dan Kamtibmas untuk
meningkatkan kesadaran hukum dan Kamtibmas dengan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia (HAM).
22
c. Menyebarluaskan informasi tentang kebijakan pimpinan Polri berkaitan
dengan Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(Harkamtibmas).
d. Mendorong pelaksanaan siskamling dalam pengamanan lingkungan dan
kegiatan masyarakat.
e. Memberikan pelayanan kepolisian kepada masyarakat yang memerlukan.
f. Menggerakkan kegiatan masyarakat yang bersifat positif.
g. Mengkoordinasikan upaya pembinaan Kamtibmas dengan perangkat
desa/kelurahan dan pihak-pihak terkait lainnya.
h. Melaksanakan konsultasi, mediasi, negosiasi, fasilitasi, motivasi kepada
masyarakat dalam Harkamtibmas dan pemecahan masalah kejahatan dan
sosial.
3. Tugas Pokok dan Wewenang Bhabinkamtibmas
Tugas pokok Bhabinkamtibmas menurut Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015 Pasal
27 adalah melakukan pembinaan masyarakat , deteksi dini dan mediasi/negosiasi
agar tercipta kondisi yang kondusif di desa / kelurahan.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Bhabinkamtibmas melakukan
kegiatan sebagai berikut :
a. Kunjungan dari rumah ke rumah pada seluruh wilayah penugasannya.
b. Melakukan dan membantu pemecahan masalah.
c. Melakukan pengaturan dan pengamanan kegiatan masyarakat.
23
d. Menerima informasi tentang terjadinya tindak pidana.
e. Memberikan perlindungan sementara kepada orang yang tersesat, korban
kejahatan dan pelanggaran.
f. Ikut serta dalam memberikan bantuan kepada korban bencana alam dan
wabah penyakit.
g. Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada masyarakat atau komunitas
berkaitan dengan permasalahan Kamtibmas dan Pelayanan Polri.
Selain tugas pokok tersebut, menurut Pasal 28 Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015
wewenang dari Bhabinkamtibmas adalah sebagai berikut : menyelesaikan
perselisihan warga masyarakat atau komunitas, mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sebagai tindak lanjut kesepakatan FKPM dalam memelihara keamanan
lingkungan, mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan tindakan
pertama di tempat kejadian perkara (TPTKP), dan mengawasi aliran kepercayaan
dalam masyarakat yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa.
G. Tinjauan Tentang Pemolisian Masyarakat
1. Pengertian Polmas
Menurut Pasal 1 Ayat 2 Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015, pemolisian
masyarakat (Community Policing ) yang selanjutnya disingkat Polmas adalah
24
suatu kegiatan untuk mengajak masyarakat melalui kemitraan antara anggota
Polri dan masyarakat, sehingga mampu mendeteksi dan mengidentifikasi
permasalahan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di lingkungan
serta menemukan pemecahan masalahnya.
2. Prinsip-Prinsip Polmas
Menurut Pasal 3 Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015, Polmas dilaksanakan dengan
menganut prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Komunikasi intensif, yaitu komunikasi dua arah yang dilakukan secara
terus-menerus antara pengemban Polmas dengan masyarakat/komunitas
melalui pertemuan langsung maupun tidak langsung dalam rangka
membahas masalah keamanan dan ketertiban,
b. Kesetaraan, yaitu kedudukan yang sama antara pengemban Polmas dan
masyarakat/komunitas, saling menghormati dan menghargai perbedaan
pendapat;
c. Kemitraan, yaitu kerja sama yang konstruktif antara pengemban Polmas
dengan masyarakat/komunitas dalam rangka pemecahan masalah sosial,
pencegahan/penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban,
d. Transparansi, yaitu keterbukaan antara pengemban Polmas dengan
masyarakat/komunitas serta pihak-pihak lain yang terkait dengan upaya
menjamin rasa aman, tertib, dan tenteram agar dapat bersama-sama
memahami permasalahan, tidak saling curiga, dan dapat meningkatkan
kepercayaan satu sama lain,
25
e. Akutanbilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaan Polmas
sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku dengan tolok ukur yang
jelas, seimbang dan objektif,
f. Partisipasi, yaitu kesadaran Polri dan warga masyarakat untuk secara aktif
ikut dalam berbagai kegiatan masyarakat/komunitas dalam upaya
memelihara rasa aman dan tertib, memberi informasi, saran dan masukan,
serta aktif dalam proses pengambilan keputusan guna memecahkan
permasalahan Kamtibmas dan tidak main hakim sendiri,
g. Hubungan personal, yaitu pendekatan Polri kepada komunitas yang lebih
mengutamakan hubungan pribadi daripada hubungan formal/birokratis,
h. Proaktif, yaitu aktif (tidak bersifat menunggu) memantau dan
memecahkan masalah sosial sesuai dengan peraturan perundang-undangan
untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban serta
peningkatan pelayanan kepolisian, dan
i. Orientasi pada pemecahan masalah, yaitu petugas Polri bersama-sama
dengan masyarakat/komunitas melakukan identifikasi dan menganalisis
masalah, menetapkan prioritas dan respons terhadap sumber/akar masalah.
3. Fungsi Polmas
Fungsi Polmas menurut Pasal 5 Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015, antara lain :
a. Mengajak masyarakat melalui kemitraan dalam rangka pemeliharaan
kamtibmas,
b. Membantu masyarakat mengatasi masalah sosial di lingkungannya dalam
rangka mencegah terjadinya gangguan Kamtibmas,
26
c. Mendeteksi, mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan prioritas
masalah, dan merumuskan pemecahan masalah Kamtibmas, dan
d. Bersama masyarakat menerapkan hasil pemecahan masalah Kamtibmas.
4. Strategi dan Sasaran Polmas
Menurut Pasal 6 Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015, strategi Polmas dilaksanakan
melalui:
a. Kemitraan dan kerja sama dengan masyarakat atau komunitas,
b. Pemecahan masalah,
c. Pembinaan keamanan swakarsa,
d. Penitipan eksistensi FKPM ke dalam pranata masyarakat tradisional,
e. Pendekatan pelayanan Polri kepada masyarakat,
f. Bimbingan dan penyuluhan,
g. Patroli dialogis,
h. Intensifikasi hubungan Polri dengan komunitas,
i. Koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis kepolisian, dan
j. Kerja sama bidang Kamtibmas.
Sedangkan Sasaran Polmas, menurut Pasal 7 Perkap Kapolri No. 3 Tahun 2015
meliputi:
a. Kepercayaan masyarakat/komunitas terhadap Polri,
b. Kesadaran dan kepedulian masyarakat/komunitas terhadap potensi
ancaman/gangguan keamanan, ketertiban dan ketenteraman
dilingkungannya,
27
c. Kemampuan masyarakat untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang
terjadi dilingkungannya, bekerja sama dengan Polri untuk melakukan
analisis dan memecahkan masalahnya,
d. Kesadaran hukum masyarakat,
e. Partisipasi masyarakat/komunitas dalam menciptakan kamtibmas di
lingkungannya, dan
f. Gangguan Kamtibmas di lingkungan masyarakat.
H. Kerangka Pikir
Polri merupakan institusi yang bertanggung jawab di dalam mengupayakan,
mencegah, dan mengelimininasi dari setiap gejala yang mungkin muncul dan
dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat. Polri tentunya
memiliki tugas yang cukup berat dalam pencegahan terjadinya pelanggaran,
kejahatan, pelayanan masyarakat, dan melindungi serta menertibkan masyarakat.
Salah satu langkah Polri dalam memberikan suasana Kamtibmas pada masyarakat
adalah memberlakukan Program Polmas. Polmas adalah suatu kegiatan untuk
mengajak masyarakat melalui kemitraan antara anggota Polri dan masyarakat,
sehingga mampu mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan Kamtibmas di
lingkungan serta menemukan pemecahan masalahnya. Pelaksanaan Program
Polmas di tengah-tengah masyarakat dilaksanakan oleh Aparat Bhabinkamtibmas.
Pelaksanaan Polmas oleh Bhabinkamtibmas tidak luput dilaksanakan di Kota
Bandar Lampung. Salah satu institusi Polri yang melaksanakan Polmas adalah
Polsek Sukarame. Seperti Polsek pada umumnya, Polsek Sukarame juga memiliki
28
Unit Binmas. Unit Binmas merupakan salah satu unit kerja yang di dalamnya
merupakan aparat-aparat yang berfungsi sebagai Bhabinkamtibmas.
Beberapa kecamatan di Kota Bandar Lampung yang merupakan dibawah naungan
keamanan Polsek Sukarame adalah Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Sukarame,
dan Kecamatan Way Halim. Dewasa kini kondisi keamanan di beberapa
kecamatan tersebut mengalami permasalahan. Pada Kecamatan Sukabumi
terdapat tindak kejahatan yang terus meningkat dari tahun 2014 sampai dengan
tahun 2016. Sedangkan pada Kelurahan Sukarame yang terdapat pada Kecamatan
Sukarame, juga terdapat tindak kriminalitas yang berdampak menjadi salah zona
merah rawan kriminalitas di Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan permasalahan tingkat kriminalitas pada beberapa kecamatan yang
berada pada naungan keamanan Polsek Sukarame, maka peneliti tertarik
menganalisa mengenai kinerja Bhabinkamtibmas yang terdapat pada Unit Binmas
Polsek Sukarame. Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja
Bhabinkamtibmas dalam penerapan Polmas Pada Polsek Sukarame, peneliti akan
menggunakan 4 (empat) indikator menurut Mahsun yaitu : indikator inputs,
indikator proses, indikator outputs, dan indikator outcomes. Untuk lebih
memahami dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
29
Gambar 1. Gambar Kerangka Pikir Penelitian
Sumber : Diolah oleh Peneliti 2017
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Tipe Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian dengan tipe deskriptif
kualitatif. Moleong (2011:6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.
Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2011:4) mendefinisikan metodologi kualitatif
sebagai :
“Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapatdiamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar danindividu tersebut secara holistik (utuh). Jadi dalam hal ini tidak bolehmengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel ataiuhipotesis, tetapi perlu memangdangnya sebagai bagian dari suatukeutuhan.”
Menurut Bungin (2005: 36), penelitian deskriptif bertujuan untuk menjelaskan,
meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, dan berbagai variabel yang
31
timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang
terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang
kondisi, situasi atau pun variabel tersebut. Berkaitan dengan penelitian ini adalah
bahwasanya penelitian ini menggunakan penelitian dengan tipe deskriptif
kualitatif untuk menggambarkan kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka
penerapan Polmas di Polsek Sukarame (Studi Kasus di Kelurahan Sukabumi dan
Kelurahan Nusantara Permai).
B. Fokus Penelitian
Untuk menciptakan penelitian yang terkonsentrasi, maka peneliti menetapkan
fokus penelitian. Menurut Moeloeng (2007:237) penentuan fokus penelitian
dikarenakan dua tujuan. Tujuan pertama adalah penataan fokus membatasi studi
yang berarti dengan adanya fokus membatasi studi yang berarti bahwa dengan
adanya fokus, penentuan tempat penelitian jadi lebih layak. Sedangkan tujuan
kedua, penentuan fokus secara efektif menetapkan kriteria inklusi-eksklusi untuk
menyaring informasi yang mengalir masuk.
Dari beberapa indikator kinerja yang di kemukakan para ahli tersebut, peneliti
menggunakan indikator kinerja menurut Mahsun dalam menilai kinerja
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Sukabumi dan Kelurahan Nusantara Permai.
Indikator ini menilai kinerja dari berbagai aspek mulai dari masukan, proses,
keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Dengan begitu akan didapat hasil
pengukuran kinerja organisasi yang lebih akurat. Dari enam indikator yang
32
dikemukakan oleh mahsun tersebut, dalam penelitian ini peneliti hanya
menggunakan keempat indikator diantaranya, yakni:
1. Kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas di Polsek
Sukarame (studi kasus di Kelurahan Sukabumi dan Kelurahan Nusantara
Permai). Pada proses analisis kinerja, penelitian ini menggunakan
indikator kinerja menurut Mahsun. Adapun beberapa indikator tersebut,
antara lain :
a. Indikator inputs (masukan). Indikator ini meliputi anggaran belanja,
SDM, peralatan, bahan, kebijakan, waktu dll, dipergunakan untuk
melaksanakan Program Polmas dan Organisasi. Dalam penelitian ini,
instansi tersebut adalah Bhabinkamtibmas Kelurahan Sukabumi dan
Nusantara Permai.
b. Indikator Proses. Indikator yanng menggambarkan pelaksanaan
kegiatan Polmas yang didukung oleh sumber daya yang dibutuhkan,
melalui proses manajemen.
c. Indikator Outputs (keluaran), indikator yang menunjukan hasil kerja
apakah berupa barang atau berupa jasa yang sudah dicapai melalui
langkah proses. Dalam penelitian ini menggambarkan hasil kerja yang
dicapai Bhabinkamtibmas dalam proses Program Polmas.
d. Indikator Outcomes (hasil) menjelaskan seberapa jauh hasil nyata yang
diperoleh dari keluaran suatu kegiatan. Pada indikator ini melihat
apakah hasil yang dicapai pasca pelaksanaan kegiatan-kegiatan Polmas
yang dilaksanakan oleh Bhabinkamtibmas Kelurahan Sukabumi dan
Kelurahan Nusantara Permai.
33
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka
penerapan Polmas di Kelurahan Nusantra Permai (studi kasus di
Kelurahan Sukabumi dan Kelurahan Nusantara Permai).
C. Lokasi Penelitian
Menurut Moleong (2013: 128), lokasi penelitian merupakan tempat di mana
peneliti melakukan penelitian terutama dalam rangka mendaptkan data-data
penelitan yang akurat. Dalam penentuan lokasi penelitian, cara terbaik yang perlu
ditempuh dalam penentuan lokasi penelitian adalah dengan jalan
mempertimbangkan fokus serta rumusan masalah penelitian. Selain itu, perlu
dipertimbangkan keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga,
perlu pertimbangkan dalam penentuan lokasi penelitian.
Lokasi pada penelitian ini dilaksanakan di Kota Bandar Lampung, khususnya di di
Unit Binmas Polsek Sukarame. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan
kondisi tingkat tindak kejahatan umum di beberapa kecamatan yang berada pada
naungan Polsek Sukarame meningkat. Kecamatan Sukabumi terdapat tindak
kejahatan yang terus meningkat dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 dan
pada Kelurahan Sukarame yang terdapat pada Kecamatan Sukarame, juga terdapat
tindak kriminalitas yang berdampak menjadi salah zona merah rawan kriminalitas
di Kota Bandar Lampung. Beberapa kecamatan yang berada pada naungan Polsek
Sukarame adalah Kecamatan Sukabumi, Kecamatan Sukarame, dan Kecamatan
Way Halim.
34
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan pendekatan penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan analisis wawancara, dokumentasi, serta
observasi. Atas dasar dari konsep tersebut, maka dari ketiga teknik data di atas
akan digunakan dalam penelitian ini
a. Wawancara.
Ekana (2008:11) menjelaskan bahwa wawancara merupakan serangkaian
proses bertemu muka antara peneliti dan responden, yang direncanakan
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Hasilnya dicatat,
diadministrasi untuk dapat menjadi materi atau informasi penting dalam
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa
informan, yaitu :
Tabel 6. Daftar Nama-Nama Informan
No. Daftar Informan Substansi Informasi
1. Aipda Hermawan M.ZEN
(Kanit Binmas I)
Memberikan gambaran kinerja dan faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja
Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan
Polmas pada Polsek Sukarame.
2. Aiptu Zuhdi Zaeroni S, Sos
(Panit Binmas II)
Memberikan gambaran kinerja dan faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja Bhabinkamtibmas
dalam rangka penerapan Polmas pada Polsek
Sukarame.
3. Hi. M. Amin.BA
(Lurah Sukabumi)
Memberikan hasil Kinerja dan gambaran penerapan
Polmas di Kelurahan Sukabumi
4. Kazaini.SP
(Lurah Nusantara Permai)
Memberikan hasil Kinerja dan gambaran penerapan
Polmas di Kelurahan Nusantara Permai
35
5. Brigpol Hendra murdani
(Bhabinkamtibmas Kelurahan
Sukabumi)
Memberikan informasi Kondisi Lingkungan dan
penerapan Polmas di Kecamatan Sukabumi
6. Bripka Sutoyo
(Bhabinkamtibmas
KelurahanNusantara Permai)
Memberikan informasi Kondisi Lingkungan dan
penerapan Polmas di Kecamatan Nusantara
Permai
7. Ika Widya
(Warga Kelurahan Sukabumi)
Memberikan kondisi lingkungan dan kinerja
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Sukabumi
8. Lina (Warga Kelurahan Sukabumi)Memberikan kondisi lingkungan dan kinerja
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Sukabumi
9. Deni Marka
(Warga Kelurahan Nusantara
Permai)
Memberikan kondisi lingkungan dan kinerja
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Nusantara
Permai
Sumber : Diolah Oleh Peneliti 2017
b. Dokumentasi.
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulsn data dengan cara mengumpulkan
sumber-sumber data sekunder yang berhubungan dengan masalah
penelitian yang ada di lokasi penelitian. Ekana (2008:11) menjelaskan
bahwa dengan teknik dokumentasi, peneliti dapat memperoleh informasi
bukan dari orang sebagai narasumber tetapi mereka memperoleh
informasi-informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dokumen
yang ada pada responden atau tempat (dimana responden bertempat
tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari). Beberapa dokumen dalam
penelitian ini :
36
Tabel 7. Daftar Dokumen-Dokumen yang Berkaitan dengan Penelitian
NO Dokumentasi Substansi1. PERKAP No. 3 Tahun 2015 Pemolisian Masyarakat2. Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2002Kepolisian Negara RepublikIndonesia
3. Surat Keputusan KAPOLRINo. Pol : SKEP/737/X/2005
Kebijakan dan StrategiPenerapan Model PerpolisianMasyarakat DalamPenyelenggaraan TugasPOLRI
4. Jumlah Kejahatan UmumYang Terlaporkan di PolrestaKota Bandar LampungTahun 2009-2013
Kondisi tingkat kejahatanumum di Kota BandarLampung Tahun 2009-2013
5. Jumlah Tindak KejahatanUmum di KecamatanSukabumi Tahun 2014Sampai Dengan Tahun 2016
Kondisi tingkat kejahatanumum di KecamatanSukabumi Tahun 2014-2016
6. Tindak Kejahatan Umum diKelurahan Sukabumi Tahun2016
Komposisi tindak kejahatanumum di Kelurahan SukabumiTahun 2016
(Sumber: Diolah Oleh Peneliti Tahun 2017)
c. Observasi.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung
atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi
penelitian. Sukardi dalam Ekana (2008:10) menjelaskan bahwa dalam
penelitian kualitatif, observasi merupakan alat pengumpul data utama.
Dalam penelitian ini, observasi yang dilaksanakan adalah mengamati
gambaran kinerja gambaran kinerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka penerapan Polmas pada Polsek
Sukarame (studi di Unit Binmas Polsek Sukarame).
37
E. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2013:246) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Teknik
analisis data yang digunakan terdiri dari tiga komponen berupa:
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan pengertian
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data berlangsung secara terus
menerus selama proses penelitian berlangsung. Selanjutnya membuat
ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugusan-gugusan dan
menulis memo. Pada tahapan ini, penulis memilah-milah mana data yang
berkaitan dan dibutuhkan dalam penelitian mengenai kinerja
Bhabinkamtibmas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam rangka
penerapan Polmas pada Polsek Sukarame (Studi Kasus di Unit Binmas
Polsek Sukarame). Kemudian penulis memisahkan data yang tidak perlu
dan memfokuskan data yang benar-benar berhubungan.
b. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data akan mempermudah apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya yang didasarkan dengan apa yang telah dipahami. Penyajian
data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, dan flowchart. Dengan begitu maka data akan lebih
38
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami. Penyajian data dilakukan dengan cara memaparkan hasil
temuan dalam wawancara terhadap informan yang memahami terkait
kinerja Bhabinkamtibmas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam
rangka penerapan Polmas pada Polsek Sukarame (Studi Kasus di Unit
Binmas Polsek Sukarame).
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan, yaitu merupakan tahap akhir dalam proses analisa
data.Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang
telah diperoleh dari observasi, wawancara,dan dokumentasi. Dengan
adanya kesimpulan penulis akan terasa sempurna kerena data yang
dihasilkan benar-benar maksimal. Kesimpulan akhir dalam penelitian ini
berupa teks naratif yang mendeskripsikan mengenai kinerja
Bhabinkamtibmas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam rangka
penerapan Polmas pada Polsek Sukarame (Studi Kasus di Unit Binmas
Polsek Sukarame).
Dengan melalui langkah langkah-langkah tersebut di atas diharapkan penelitian
ini dapat memberi hasil akhir yang maksimal terhadap penelitian yang nantinya
akan disajikan.
39
F. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan standar validitas dari data yang diperoleh. Menurut
Moleong (2007:324), mengemukakan bahwa untuk menentukan keabsahan data
dalam penelitian kualitatif harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu dalam
pemeriksaan data dan menggunakan kriteria:
a. Teknik Pemeriksaan Kredibilitas Data
Kriteria ini berfungsi : pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehigga
tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Kedua,
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh penulis pada kenyataanya ganda yang sedang diteliti.
Kriteria derajat kepercayaan diperiksa dengan beberapa teknik
pemeriksaan, yaitu:
a) Triangulasi. Moleong (2007:330) menerangkan bahwa triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain. Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan
membandingkan dengan data yang diperoleh dengan sumber lainnya.
Triangulasi terdiri dari triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda. Sedangkan triangulasi metode meliputi pengecekan
beberapa tekhnik pengumpulan data dan sumber data dengan metode
yang sama.
40
b) Kecukupan referensial. Kecukupan referensial adalah mengumpulkan
berbagai bahan-bahan, catatan-catatan, atau rekaman-rekaman yang
dapat digunakan sebagai referensi dan patokan untuk menguji sewaktu
diadakan analisis dan penafsiran data. Kecukupan referensial ini
penulis lakukan dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan
dengan penelitian, baik melalui literatur buku, arsip, catatan lapangan,
foto dan rekaman yang digunakan untuk mendukung analisis data.
b. Teknik Pemeriksaan Keteralihan Data
Teknik ini dilakukan dengan menggunakan “uraian rinci”, yaitu dengan
melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat mungkin yang
menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Derajat
keteralihan dapat dicapai lewat uraian yang cermat, rinci, tebal, atau
mendalam serta adanya kesamaan konteks antara pengirim dan penerima.
Penulis mendeskripsikan atau memaparkan data yang telah diperoleh, baik
berupa hasil wawancara, hasil observasi maupun dokumentasi secara
transparan dan menguraikannya secara rinci.
c. Teknik Pemeriksaan Kebergantungan
Kebergantungan merupakan substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian yang
nonkualitatif. Uji kebergantungan dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi penulis
tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan
data. Penulis seperti ini perlu diuji dependabilitynya, dan untuk mengecek
apakah hasil penelitian ini benar atau tidak maka peneliti
mendiskusikannya dengan pembimbing.
41
d. Kepastian Data
Menguji kepastian (comfirmability) berarti menguji hasil penelitian,
dikaitkan dengan proses yang ada dalam penelitian, jangan sampai proses
tidak ada tetapi hasilnya ada. Derajat ini dapat dicapai melalui audit atau
pemeriksaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses.
penelitian serta hasil penelitiannya.
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas kinerja
bhabinkamtibmas dalam upaya penerpan polmas di kelurahan sukabumi dan
kelurahan nusantara permai menunjukkan bahwa kinerja bhabinkamtibmas
kelurahan sukabumi dan kelurahan nusantara permai belum efektif. Hal ini
ditunjukkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1. Masukan (input), berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti
menemukan bahwa bhabinkamtibmas masih kekurangan sumberdaya
dibeberapa bidangnya terutama di bidanga sarana dan prasarana
seperti jumlah unit kendaraan, alat tugas untuk mobilisasi anggota
dan minimnya kapasitas ruangan pada Unit binmas polsek Sukarame.
2. Keluaran (output) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
peneliti menemukan bahwa masih terdapat beberapa indikator kinerja
yang belum memenuhi target, diketahui dari 4 indikator program
yang ditetapkan masih ada 1 buah indikator yang belum mencapai
sasaran.
3. Hasil (outcome), berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa
outcome yang dihasilkan oleh Bhabinkamtibmas kelurahan Sukabumi
dan kelurahan Nusantara Permai secara keseluruhan belum maksimal
90
dimana secara persuasif melalui kegiatan Bhabinkamtibmas
kelurahan Sukabumi dan kelurahan Nusantara Permai telah berhasil
memberikan kesadaran terhadap masyarakat terhadap penerapan
polmas dan pencegahan tindak kriminalitas. Namun dalam hal bina
kusuma krakatau masih belum memberikan outcome yang baik.
4. Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa
Bhabinkamtibmas kelurahan sukabumi dan kelurahan nusantara
permai belum maksimal dalam pemberian manfaat hal ini tercermin
pada belum tercapainya tujuan kegiatan yang telah dilaksanakan
salah satunya pada kegiatan bina kusuma krakatau 2017.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Bhabinkamtibmas dalam rangka
Penerapan Polmas di Polsek Sukarame (Studi Kasus Pada Kelurahan
Sukabumi dan Kelurahan Nusantara Permai) yaitu:
1. Kurang nya sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh
Bhabinkamtibmas Kelurahan Sukabumi dan Nusantara Permai
sehingga menghambat kinerja Bhabinkamtibmas Kelurahan
Sukabumi dan Nusantara Permai, maka perlu adanya penambahan
sarana dan prasarana untuk menunjang Bhabinkamtibmas Kelurahan
Sukabumi dan Nusantara Permai dalam menjalankan tugas.
2. Bhabinkamtibmas kelurahan Sukabumi sebaikanya menambah
intensitas dalam menjalankan kegiatan dan program kepada
masyarakat khususnya kegiatan Anjau silau dan Binluh.
91
B. Saran
Perlu adanya penambahan jumlah sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
bhabinkamtibma di kelurahan sukabumi dan kelurahan nusantara permai guna
mobilisasi anggota sehingga dalam melaksanakan kegiatan dilapangan seperti
Pam rawan pagi, Piket Strong Point, Ops Bina Kusuma Krakatau 2017,
Melaksanakan kegiatan Anjau silau dan binluh terhadap Tokoh –Tokoh warga dan
perangkat kelurahan dapat dilakukan secara optimal, selain itu perlu adanya
penambahan kapasitas ruangan di unit binmas polsek Sukarame agar kegiatan
yang dilakukan bisa berjalan dengan baik dan dapat memberikan outcome yang
maksimal dalam pelaksanaan program bhabinkamtibmas.
92
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis,dan Metodelogis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Dwiyanto, Agus, dkk. 2012. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Ekana, Yana. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandar Lampung : UniversitasLampung
Keban, T. 2004. Enam Dimensi Strategi Administrasi Publik, Konsep, Strategi,dan Isu. Yogyakarta : Gava Media
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta :Universitas Gadjah Mada
Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP STIMYKPN
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Refisi. Bandung :PT. Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Refisi. Bandung :PT. Rosdakarya
Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Refisi. Bandung :PT. Rosdakarya
93
Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta
Pasolong, Harbani. 2011. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta
Riani. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini. Yogyakarta : IlmuGraha
Sinambela, L.Poltak, dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan,dan Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara
Tresiana, Novita. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandar Lampung :Lembaga Penelitian Universitas Lampung
Wibowo. 2011. Manajemen kinerja. Jakarta : Rajawali Pers
Sumber Lain:
Keputusan KAPOLRI No. Pol : Kep/8/XI/2009
Keputusan KAPOLRI Nomor : Kep/366/VI/2010
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012
Peraturan Kepala Polisi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
Surat KAPOLRI Nomor : B/3377/IX/2011
Surat Keputusan KAPOLRI No. Pol : SKEP/737/X/2005
94
Http://poskotanews.com diakses pada tanggal 13 Januari 2017
Www.antaralampung.com diakses tanggal 13 Januari 2017
Https:/portallampung.co/2017/12/29/angka-kejahatan-kota-bandar-lampung-menurun/