kinerja pemerintah desa dalam meningkatkan …repo.apmd.ac.id/554/1/andrian yeimo.pdf ·...
TRANSCRIPT
ii
KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN
PELAYANAN PUBLIK
(Studi Penelitian Kualitatif Deskriptif Di Desa Panggunharjo Kecamatan Sewon
Kabupaten Bantul-DIY)
Skripsi ini Diajukan Sebagai Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Pemerintahan (SIP), Program Studi Ilmu Pemerintahan di Sekolah Tinggi
Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta
Disusun Oleh :
ANDRIAN YEIMO
13520110
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2018
iv
MOTTO
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan anugerah-NYA, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, ada pun
skripsi ini dipersembahkan kepada :
Almamaterku Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta
Kedua orang tua terkasih (Ayah) Pius Yeimo dan (Ibu) Oktopina Mote
Saudara kandung saya (alm) Hans Yeimo, Jhon Deni Yeimo, Andeki Yeimo, Jhon
Deki Yeimo, Alfiriaus E. Yeimo yang selalu mendukung saya dalam menempuh
perkuliahan.
Pacarku, Magdalena Nawipa yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta
menemani dalam keadaan suka maupun duka.
Kakak Donatus Motte, dan bapak ade Petrus Yeimo atas dukungan moril sehingga
membantu saya dalam menempu gelar sarjana
Keluarga besar Yeimo dan Mote, di kampung Iyaidagi dan Wotai
Teman-temanku Terbaik. Samuel Nawipa, Ricky Nawipa, Eliaser Mote, Yohan Gobai
Benny Gobai Akulian Mote Jhon Gobai dan teman-teman lain yang saya tidak bisa
sebutkan satu persatu.
Komunitas ALIE di Enarotali
Teman-teman seangkatan 2013 Kornelis Imen, Ben Pigai, Moses Douw, Makelon
Solepole dan teman-teman seangkatan 2013 lainnya.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmatnya
yang selalu melimpa didalam kehidupan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan skripsi yang berjudul “KINERJA PEMERINTAH DESA DALAM
MENINGKAT PELAYANAN PUBLIK DI DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN
SEWON KABUPATEN BANTUL” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam memperoleh gelar sarjana dari
Progran Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Tampa bantuan dari berbagai pihak, tidak mungkin bagi menulis untuk
menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas petunjuk dan
bimbingan yang telah penulis terima selama malakukan penyusunan skripsi ini kepada :
1. Bapak Habib Muhsin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa”APMD” Yogyakarta;
2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan
Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa”APMD” Yogyakarta yang telah
memberikan izin penelitian untuk penulis;
3. Ibu Dra. Tri Daya Rini M. Si selaku dosen pembimbing penulis, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan ini.
4. Dra. Safitri Endah Winarti M.Si dan Ir. Nelly Tiurmida, MPA selaku dosen penguji dan
sekalian yang memberikan saran dan kritik untuk memperbaiki skripsi penulis
vii
5. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
Desa”APMD” Yogyakarta
6. Pihak Pemerintah Desa Panggungharjo, Kepala Dukuh-Kepala Dukuh serta seluruh
masyarakat Desa Panggungharjo yang tak dapat disebutkan namanya satu per-satu penulis
mengucapkan banyak terimah kasih yang tak terhingga atas kerja samanya sehinga dapat
membantu penulis dalam memberikan data-data yang dibutuhkan.
7. Serta semua pihak yang tak dapat penilis menyebutkan namanya satu per-satu yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan
saran membangun masih penyusun butuhkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta 15 Oktober 2018
Penulis
Andrian Yeimo
viii
INTISARI
Pada saat ini, kinerja pemerintah desa menjadi kasus yang menarik untuk diteliti
lebih lanjut karena hal ini berkaitan dengan layanan pemerintah dalam lingkup terbawah di
Indonesia. Penelitian ini akan membahas tentang kinerja Pemerintah Desa Panggungharjo
dalam meningkatkan pelayanan publik telah menunjukkan kinerja pemerintahan desa yang
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan di Indonesia. Kemudian pelayanan publik
oleh Pemerintah Desa Panggungharjo telah menunjukkan sistem dan metode yang moderen,
dimana obyek layanan yaitu masyarakat di desa ini sebagian besar dapat meraih layanan
dasar, diantaranya pengurusan KTP, Kartu Keluarga, surat nikah dan beberapa pelayanan
lainnya.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Obyek peneltian ini
adalah “kinerja pemerintah desa dalam menignkatkan pelayanan publik”dengan subyek
peneltitian 12 orang yang terdiri dari kepala desa, perangkat desa kepala dusun, BPD dan
masyarakat. Teknik pengumpulan data. Observasi, Wawancara dan Dokumentasi . Analisis
data , pengumpulan data, Observasi dan kesimpulan.
Melalui penelitian dapat diketahui bahwa pelayanan publik Pemerintah Desa
Panggungharjo dalam aspek produktifitas menunjukkan pencapaian yang baik, meskipun
masih diperlukan pembenahan di berbagai bidang karena masalah ini bukan semata-mata
berhubungan dengan lingkup pemerintahan desa, namun juga kewenangan pemerintah yang
lebih tinggi, diantaranya ketersediaan blanko dan lain-lainnya. Dalam aspek akuntabilitas
telah menunjukkan pencapaian yang positif. Hal ini tidak semata-mata berkaitan dengan
berbagai layanan yang diterapkan kepada warga tanpa membeda-bedakan, namun juga
pengawasan dari kalangan dan kepuasan masyarakat itu sendiri sebagai tolok ukurnya.
Berbagai masukan dari pemerintah dan adanya hubungan atas kedekatan budaya dan sosial
kemudian menumbukan tanggung jawab sosial selain tanggung jawab secara administratif..
Sedangkan pelayanan publik Pemerintah Desa Panggungharjo dalam aspek responsibilitas
menunjukkan pencapaian yang cukup baik. Program-program yang yang dimandatkan
pemerintah dapat berjalan dengan tepat sasaran yang ditandai dengan sikap masyarakat
yang cukup puas dengan layanan pemerintah Desa Panggungharjo. Bebebapa pihak, baik
dari kalangan masyarakat ataupun pemerintah yang menyatakan bahwa layanan publik ini
dapat diterima dengan pendekatan kearifan lokal dan lain-lainnya.
ix
DAFTAR ISI
hal
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Perumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...................................................................................6
E. Kerangka Teori........................................................................................6
1. Kinerja Pemerintah Desa..............................................................6
2. Pemerintah Desa.........................................................................11
3. Pelayanan Publik........................................................................14
4. Pelayanan Administrasi..............................................................17
F. Ruang Lingkup Penelitian......................................................................18
G. Metode Penelitian..................................................................................18
1. Jenis Penelitian...........................................................................18
2. Unit Analisis...............................................................................18
3. Teknik Pengumpulan Data.........................................................20
BAB II PROFIL DESA PANGGUNGHARJO
A. Sejarah Desa..........................................................................................24
B. Visi dan Misi.........................................................................................26
1. Visi.............................................................................................26
2. Misi............................................................................................27
C. Wilayah.................................................................................................28
1. Pembagian Wilayah.......................................................................31
2. Kondisi Geografis.........................................................................32
D. Keadaan Demografi................................................................................32
E. Keadaan Ekonomi....................................................,..............................35
1. Pertanian dan Perkebunan..................................,,,,........................36
2. Peternakan..........................................................,,........................37
F. Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Panggungharjo......,,,.......................38
G. Kondisi Sarana dan Prasarana..........................................,,,,.....................40
1. Sarana dan Prasarana Pendidikan....................................................41
2. Sarana dan Prasarana Kesehatan....................................................39
x
3. Sarana Prasarana Olah Raga..........................................................42
4. Sarana Prasarana Peribadataan........................................................42
5. Sarana Prasarana Lembaga Perekonomian Usaha Desa......................43
H. Kondisi Pemerintah Desa........................................................................43
1. Pengertian Umum.........................................................................43
2. Sturuktur Pemerintah Desa............................................................44
3. Prasarana dan Sarana Pemerintahan...............................................46
I. Bentuk Pelayanan Administrasi di Desa Panggungharjo...............................47
BAB III ANALISIS DATA
Analisis Data.................................................................................54
1. Pelayanan Publik Pemerintah Desa Panggungharjo Dalam
Aspek Produktifitas......................................................................54
2. Pelayanan Publik Pemerintah Desa Panggungharjo Dalam
Aspek Akuntabilitas.....................................................................64
3. Pelayanan Publik Pemerintah Desa Panggungharjo Dalam
Aspek Reponsibilitas...................................................................73
4. Pelayanan Publik Pemerintah Desa Panggungharjo Dalam
Aspek Orientasi Kepada Pelanggan...............................................80
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................86
B. Saran......................................................................................................88
xi
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 1.1. Deskripsi Informan Berdasarkan pekerjaan..........................................20
Tabel 1.2. Deskripsi Informan Berdasarkan usian dan jenis kelamin ...................21
Tabel. 2.1. Luas Wilayah Masing – masing Pedukuhan....................................... 29
Tabel 2.2. Kondisi Geografis Desa Panggunharjo.................................................31
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Desa Panggungharjo................................................32
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............................33
Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian...............................34
Tabel 2.6. Mata Pencarian Pertanian dan Perkebunan...........................................35
Tabel 2.7. Komoditas Peternakan Desa Panggungharjo........................................36
Tabel 2.8. Susnan Organisasi Pemerintah Desa Panggungharjo............................37
Tabel 2.9. Sarana Pendidikan Umum.....................................................................39
Tabel 2.10. Sarana Pendidikan Luar Biasa............................................................40
Tabel 2.11. Sarana Prasarana Kesehatan................................................................41
Tabel 2.12. Sarana dan Prasarana Olah Raga........................................................42
Tabel 2.13. Sarana prasarana peribadatan..............................................................43
Tabel 2.14. Sarana prasara Lembaga Perekonomian Usaha Desa.........................45
xii
DAFTAR PUSTAKA
INTERIEW GUIDE
LAMPIRAN
1
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Polemik kewenangan pengelolaan desa akhirnya berakhir dengan
kehadiran Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa telah menjadi
skema baru dalam Panduan dan dasar membangun Indonesia dari desa.
Bergulirnya Undang Undang Desa membawa semangat baru dalam kehidupan
desa. Relasi kehidupan antara negara dan desa yang digariskan membuat desa
menjadi entitas yang cukup kuat. Desa memiliki kewenangan untuk mengatur
dirinya sendiri secara mandiri, bernuansa lokal dan dikerjakan sendiri. Dalam
Aspek kewenangan tersebut terdapat dalam pilar yang disebut adalah asas
rekognisi dan asas subsidiaritas.
Asas rekognisi adalah asas yang terkait soal hak asal usul atas kehadiran
desa. Asas rekognisi memberikan pengakuan dan penghormatan kepada desa
terhadap identitas desa, adat istiadat yang berlaku, kebiasaan pengelolaan desa,
sistem pranata sosial dan kearifan lokal yang berkembang dan tumbuh di desa.
Sebuah jaminan atas keragaman desa, kedudukan dan kewenangan desa dalam
mengatur jalanya pemerintahan desa. Karena itu, asas rekognisi terkait erat
dengan keadilan, kewargaan dan kebangsaan, serta selaras dengan isu
desentralisasi yang telah berkembang.
Desa bukan lagi sebagaimana dikonstruksikan seperti masa orde baru yang
hidup dalam keseragaman dan hidup dalam bayang-bayang patronase politik
negara (Hans Anthlov, 2002). Desa atau yang disebut dengan nama lain berhak
atas kedaulatan dan sejarah mereka masing-masing. Tentunya, asas rekognisi
yang berkembang dan dikembangkan bersifat kontekstual dan konstitusional.
Asas rekognisi juga tak bisa dipisahkan dengan asas subsidiaritas. Asas
subsidiaritas berarti pemberian kewenangan kepada desa untuk mengatur,
mengelola dan memanajemeni permasalahan desa secara lokal. Dengan asas ini
2
desa bisa tentukan arah dan kebijakan pembangunan dengan perencanaan sendiri.
Satu desa, satu rencana, satu anggaran.
Berangkat dari kedua asas tersebut, pembangunan berbasis desa
menemukan momentum yang paling krusial. Desa kini bukan lagi sekedar
kepanjangan tangan negara secara otoriter dalam mengatur pembangunan, bukan
lagi katalisator proyek-proyek pemerintah baik dari Kementerian/Lembaga,
Pemda atau bahkan bantuan asing. Desa ini menjadi entitas yang dapat mengatur
dirinya sendiri. Pilar bagi bangsa untuk bangkit dan berdaya mandiri. Pengakuan
atas desa dan pemberian kewenangan yang sedimikian luas kepada desa menjadi
tonggak penting bagi pembaharuan pembangunan berbasis desa.
Perkembangan masyarakat yang dinamis dengan semakin tingginya
tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan menuntut profesionalitas dari
aparatur pemerintahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat.
Aparatur pemerintah desa merupakan alat pemerintah sebagai pelaksana
pemerintah terendah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus mampu
menunjukkan kualitasnya sebagai abdi masyarakat dan abdi Negara. Sebagai abdi
masyarakat aparatur pemerintah desa adalah wakil dari masyarakat. Dengan,
fungsi gandanya tersebut diharapkan aparatur pemerintah desa mampu mewakili
masyarakat yang dipimpinnya.
Pemerintah Desa di bawah pimpinan Kepala Desa memiliki tugas yaitu: 1)
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan
secara efisien dan akuntabel, 2) melaksanakan urusan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh Bupati. Dengan demikian Pemerintah Desa menjalankan fungsi
administrasi pemerintahan, pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat,
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, pemeliharaan prasarana dan
fasilitas umum, dan pembinaan lembaga masyarakat. Namun demikian yang
terjadi di tingkat pemerintahan terendah yaitu desa atau kelurahan justru banyak
terjadi kejadian-kejadian yang menyangkut rendahnya pelayanan pemerintahan
kepada masyarakat baik. Masyarakat secara umum masih sering mengeluhkan
3
para aparatur pemerintah desa yang kurang pengertian pada kebutuhan warga.
Untuk memperoleh pelayanan yang sederhana saja masyarakat sering dihadapkan
pada kesulitan, misalnya prosedur yang berbelit-belit. Aparat pemerintah desa
kurang merasa terpanggil untuk meningkatkan efisiensi dan memperbaiki
prosedur kerja. Ada kecenderungan aparat pemerintah desa mempertahankan
status quo, sehingga menimbulkan persepsi masyarakat bahwa berhubungan
dengan pemerintah desa (birokrasi) berarti berhadapan dengan proses yang
berbelit-belit disamping itu prosedur yang sulit ditumpangi oleh kepentingan
pribadi dan dijadikan komoditas yang diperdagangkan untuk kepentingan pribadi
atau kelompok.
Kurangnya pengetahuan warga masyarakat tentang peran dan fungsi
Pemerintah Desa, ketidaktahuan tentang program Pemerintah Desa, dan
ketidaktahuan tentang kebutuhan mereka berkaitan dengan Pemerintah telah
menjadikan warga masyarakat tidak memiliki cukup kontrol terhadap tugas-tugas
yang dijalankan oleh Pemerintah Desa.
Berbagai persoalan di atas sedikit banyak telah mempengaruhi masyarakat
untuk menuntut pemerintah agar menciptakan pemerintahan yang baik (good
government) agar aparatur pemerintah desa dapat menjalankan tugas pelayanan
kepada masyarakat dengan lebih baik. Sedangkan pelayanan itu sendiri adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Undang - Undang Nomor 25 tahun 2009.
Efektivitas pelayanan akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu
pelayanan. Semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat, maka semakin tinggi
pula kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Dengan demikian akan semakin
tinggi pula peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayanan.
Isu yang berkembang saat ini sejak reformasi 1998 sampai sekarang bahwa
peranan kepala desa dalam pelayanaan administrasi pada umumnya tidak berjalan
4
sebagai mestinya sesuai dengan harapan masyarakat. Sikap kepala desa dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya masih tetap ingin dilayani oleh masyarakatnya
dan belum secara prima melayani kepentingan masyarakat, sehingga kinerja
kepala desa cenderung menghambat pembangunan desa. Seharusnya kinerja
kepala desa sebagai mesin penggerak utama, dan yang menentukan berhasil
tidaknya pembangunan desa dalam mencapai kesejahteraan rakyat sebagai tujuan
akhir dari pelayanan administrasi. Masalah ini menjadi masalah nasional dalam
penyelenggaraan.
Kinerja Pemerintah desa merupakan satu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen,
yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Sesuai dengan
Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintah Desa adalah
penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang dan jasa dan/atau pelayan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sedangkan
menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Kepmenpan)
Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelayanan Publik, Pelayan
Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik (instansi pemerintah) sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5
Di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, masih
kendala dalam penyediaan Informasi tentang administrasi, seperti papan
informasi, dan juga belum adanya sosialisasi dari pemerintah desa tentang
pentingnya memiliki Kartu Keluarga (KK), KTP, kartu kelahiran, kartu
pernikahan, kematian), akhirnya masyarakat cenderung apatis terhadap
pemerintah sehingga sebagian masyarakat desa belum memiliki.
Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di Desa
Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul, setelah peneliti mewancarai
beberapa warga di desa pangggungharjo bahwa, Pemerintah Desa saat ini kurang
keterbukaan dalam informasi tentang pelayanan publik. Buktinya adalah warga
yang peneliti wawancarai belum memiliki KTP dikarenakan minimnyanya
penyediaan informasi tentang pelayanan administrasi.
Desa Panggungharjo masih belum optimal dalam menyampaikan
inforormasi terkait dengan pengurusan administrasi kependudukan seperti Kartu
Keluarga (KK), KTP, kelahiran, pernikahan, kematian. demikian institusi untuk
sebisa mungkin meningkatkan kinerja Pemerintah Desanya.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul dalam penelitian “Kinerja Pemerintah Desa Dalam
Meningkatkan Pelayanan Publik”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut maka dirumuskan
permasalahan pokok sebagai berikut :
“Bagaimana Kinerja Pemerintah Desa Panggungharjo Dalam
Meningkatkan Pelayanan Publik ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kinerja
Pemerintah Desa Panggungharjo dalam meningkatkan pelayanan publik.
6
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan bagi
pemerintah desa dalam membangun kinerja pelayanan publik pada bidang
administrasi secara efektif.
E. Kerangka Teori
Dalam menjawab rumusan masalah dan menjelaskan permasalahan
tentang kinerja Pemerintah Desa Panggungharjo Dalam Meningkatkan Pelayanan
Publik maka penulis menggunakan beberapa pendekatan (teori/konsep)
diantaranya kinerja pemerintah desa, pemerintahan desa, pelayanan publik dan
pelayanan administrasi. Gambaran menganai pendekatan-pendekatan tersebut
akan diuraikan pada penjelasan sebagai berikut.
1. Kinerja Pemerintah Desa
Bernardin dan Russel (dalam Dwiyanto,2014:15) memberikan pengertian
atau kinerja sebagai berikut : “ Prestasi atau kinerja adalah catatan tentang hasil -
hasil yang diperoleh dari fungsi – fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama
kurun waktu. Menurut Gibson (2003:355), job performance adalah hasil dari
pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, efisiensi dan kinerja kefektifan
kinerja lainnya. Sementara menurut Ivancevich (2006:99), kinerja adalah
penampilan hasil kerja personil maupun dalam suatu organisasi.Penampilan hasil
karya tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun
struktural tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.
Pengertian kinerja lainnya dikemukakan oleh Siagian (1997:19) yang
mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas
tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka
mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan
yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk
kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Menurut Sinungan (2001:11), bahwa kinerja (performance) adalah hasil
kerja yang bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Jika kita mengenal
tiga macam tujuan, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit, dan tujuan pegawai, maka
7
kita juga mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja organisasi, kinerja unit, dan
kinerja pegawai. Dessler dalam Sinungan (2001:18) berpendapat: Kinerja
(prestasi kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan
prestasi yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah
prestasi standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja
karyawan sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang
dibuat.Selain itu dapat juga dilihat kinerja dari karyawan tersebut terhadap
karyawan lainnya.
Berdasarkan beberapa teori tentang kinerja dan prestasi kerja dapat
disimpulkan bahwa pengertian kinerja maupun prestasi kerja mengandung
substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang. Dengan demikian bahwa kinerja
maupun prestasi kerja merupakan cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang. Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang
karyawan diartikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan (Simanjuntak,
2005:29).
Terdapat beberapa metode dalam mengukur prestasi kerja, sebagaimana
diungkapkan oleh Dwiyanto (2002:137-145), yaitu :
a. Metode Tradisional.
Metode ini merupakan metode tertua dan paling sederhana untuk
menilai prestasi kerja dan diterapkan secara tidak sistematis maupun
sistematis. Yang termasuk kedalam metode tradisional adalah : rating
scale, employee comparation, check list, free form essay, dan critical
incident (a) Rating scale. Metode ini merupakan metode penilaian yang
paling tua dan banyak digunakan, dimana penilaian yang dilakukan oleh
atasan atau supervisor untuk mengukur karakteristik, misalnya mengenai
inisitaif, ketergantungan, kematangan, dan kontribusinya terhadap tujuan
kerjanya. (b) Employeecomparation. Metode ini merupakan metode
penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara seorang
pegawai dengan pegawai lainnya. Metode ini terdiri dari: (1) Alternation
ranking : yaitu metode penilaian dengan cara mengurutkan peringkat
8
(ranking) pegawai dimulai dari yang terendah sampai yang tertinggi
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. (2) Paired comparation : yaitu
metode penilaian dengan cara seorang pegawai dibandingkan dengan
seluruh pegawai lainnya, sehingga terdapat berbagai alternatif keputusan
yang akan diambil. Metode ini dapat digunakan untuk jumlah pegawai
yang relatif sedikit. (3) Porced comparation (grading) : metode ini sama
dengan paired comparation, tetapi digunakan untuk jumlah pegawai yang
relative banyak. (c) Check list. Metode ini hanya memberikan
masukan/informasi bagi penilaian yang dilakukan oleh bagian personalia.
(d) Freeform essay. Dengan metode ini seorang penilai diharuskan
membuat karangan yang berkenaan dengan orang/karyawan/pegawai yang
sedang dinilainya. (e) Critical incident Dengan metode ini penilai harus
mencatat semua kejadian mengenai tingkah laku bawahannya sehari-hari
yang kemudian dimasukan kedalam buku catatan khusus yang terdiri dari
berbagai macam kategori tingkah laku bawahannya. Misalnya mengenai
inisiatif, kerjasama, dan keselamatan.
b. Metode Modern.
Metode ini merupakan perkembangan dari metode tradisional dalam
menilai prestasi kerja. Yang termasuk kedalam metode modern ini adalah :
assessment centre, Management By Objective (MBO=MBS), dan human
asset accounting, yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut :
Assessment centre. Metode ini biasanya dilakukan dengan
pembentukan tim penilai khusus. Tim penilai khusus ini bisa dari luar,
dari dalam, maupun kombinasi dari luar dan dari dalam.
Management by objective (MBO = MBS). Dalam metode ini pegawai
langsung diikutsertakan dalam perumusan dan pemutusan persoalan
dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam menentukan
sasarannya masing-masing yang ditekankan pada pencapaian sasaran
perusahaan.
9
Human asset accounting. Dalam metode ini, faktor pekerja dinilai
sebagai individu modal jangka panjang sehingga sumber tenaga kerja
dinilai dengan cara membandingkan terhadap variable-variabel yang
dapat mempengaruhi keberhasilan perusahaan.
Menurut peneliti mengukur Prestasi kerja adalah kegigihan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab karyawan tanpa tujuan dan kepetingan
pribadi/individu. Kumorontomo (Dwiyanto, 2002:50) mengunakan beberapa
kriteria untuk jadikan pedoman dalam penilaian kinerja pelayanan publik antara
lain sebgai berikut :
a. Efisiensi
Efisiensi menyangkut tentang keberhasilan organisasi pelayanan
mendapatkan laba, memanfaatkan factor-faktor produksi serta
pertimbangan tentang berasal dari rasionalitas ekonomis
b. Efektif
Harus di kaitkan dengan tujuan pelayanan publik yakni
memberdayakan masyarakat ( bukan custumer)
c. Keadilan
Kriteria ini berkaitan dengan konsep ketercukupan atau
keterpantasan hal yang sangat mempersoalkan pada tingkat efektifitas
tertentu, apakah kebutuhan dan nilai-nilai dalam masyarakat dapat
terpenuhi yang menyangkut pemerataan dalam peyananan kepada
masyarakat
d. Daya tangkap
Organisasi pelayanan public merupakan bagian dari daya tangkap
pemerintah akan kebutuhan fital masyarakat. Oleh karen itu harus dapat di
pertanggungjawabkan secara tranparan demi memenuhi kriteria daya
tangap ini.
Dalam rangka memberikan pelayanan terhadap kinerja pemerintah desa,
Agus Dwiyanto dalam salah satu penelitiannya menjelaskan bahwa : penelitian
terhadap kinerja sangat berguna untuk menilai kunatitas, kualitas, efisiensi
pelayanan, memotivasi, memonitor para aarat pelaksana, mendorong pemerintah
10
agar leibh memperhatikan kebutuhan masyarakat yang di layani dan menuntuk
perbaikan dalam pelayanan publik (Dwiyanto,2002 : 48-49)
Kemudian dalam aspek ukuran dan indikator kinerja Agus Dwiyanto
(2002:48) mengemukakan ukuran dari tingkat kinerja suatu organisasi publik
secara lengkap sebagai berikut :
a. Produktivitas
Produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi tetapi juga mengukur
efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio
antar input dan output. konsep produktivitas ini kemudian dirasa terlalu
sempit dan General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan
suatu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa
besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang didapatkan yang harapkan
sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan
organisasi publik tunduk pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat.Kinerja
organisasi publik tidak hanya dilihat dari ukuran internal yang
dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah seperti pencapaian
target, tetapi juga harus dinilai dari ukuran eksternal seperti nilai-nilai dan
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Suatu kegiatan organisasi
publik memiliki akuntabilitas tinggi kalu kegiatan itu dianggap benar dan
sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.
c. Responsivitas
Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan
mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas disini
menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan
dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Organisasi yang memiliki
responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.
11
d. Orientasi layanan kepada pelanggan
Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam
menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan
negatif yang terbentuk mengenai organisasi muncul karena ketidakpuasan
masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik.
Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan
indikator kinerja organisasi.
2. Pemerintah Desa
Dalam Undang-Undang Desa No 6 tahun 2014 pasal 1 angka 2 “
Pemerintah desa adalah urusan penyelengara dan urusan pemerintah dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan
Republik Indonesia” sedangkan pasal 1 dan angka 3 berbunyi “ Pemerintah Desa
Adalah Kepala Desa Atau Uang Disebut Dengan Nama Lain dibangtu Perangkat
Desa sebagai unsur penyelengara Pemerintah Desa. Kemudian pemerintah desa
terbagi beberapa unsur meliputi :
a. Kepada Desa
Kepala desa adalah penangung jawab utama dibidang pemerintah,
pemebangunan dan kemasyarakat dalam rangka penyelengaraan urusan
Pemerintah Daerah di Desa, urusan pemerintah umum termasuk
pembinanan ketentraman dan keterlibatan sesuai dengan peraturang
perundang-undangan yang berlaku. Serta Kepala Desa bertugas;
menyelengarakan pemerintah Desa, Melaksakan pembangunan, Desa,
Pembunanaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa. Kepada desa mempunyai wewenang antara lain :
Mempimpin penyelengara pemerintah desa
Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa
Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa
Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja daerah
Membina kehidupan masyarakat desa
12
Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa
Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta
mengiterfensikannya agar mencapai perekonomian skala
produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masayarakt
desa
Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagai kekayaan
negara guna meningkatkan kesejateraan masyarakat desa
Mengembangkan kehidupan sosial budaya masarakat desa
Mengordinasikan pembangunan desa secara persitipatif
Mewakili desa dalam dan luar pengadilan ketentuan
peraturan perundan-undangan dan melaksananan wewenang
lain.
b. Sekertaris Desa
Sekertarus desa adalah seorang yang mambantu Kepala Desa
maupun BPD dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa di Bidang
Administrasi. Yang fungsinya mengurusi bagian surat-menyurat dalam
penyelenggaraan Pemerintah Desa. Sekertaris Desa berkedudukan sebagai
unsur dari staf kepala desa dan unsur pelaksana kepala daerah sekertaris
desa dalam menjalankan kepemimpinannya juga mempunyai tugas sebagai
berikut :
Menjalankan Administrasi Pemerintah Pembangunan dan
kemasyarakatan
Mengoordinasikan tugas-tugas dan membina kepala urusan
Membatu pelayanan ketatausahan kepala desa
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepada desa
Dalam melaksanakan tugasnya sekertaris desa juga mempunyai
tugas sebagai berikut:
Melaksanakan surat-menyurat, kearsipan dan laporan
Melaksanakan koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
perangkat desa
13
Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat
Penyiapan Program Kerja
c. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah Lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintah yang anggotanya merupakan wakit dari
penduduk berdasarkan keterwakilan wilayah ditetapkan secara demokrasi.
Dalam melaksanakan tugas BPD berfungsi :
Membahas menyepakati Rencana Peraturan Desa Bersama
kepala desa
Melakukan pengawasan kinerja kepada desa
Sedangkan untuk perangkat desa lainnya juga mempunyai tugas,
hampir sama dengan Perangkat Desa lainnya, yakti membantu Kepada
Desa dalam menyelengarakan Pemerintah Desa. Dalam penyelengaraan
pelayanan administrasi yang dilakukan pemerintah desa tidak lain hanya
memberikan kepuasaan bagi penguna jasa karena itu penyelengaranya
secara niscaya membutuhkan asas-asas pelayanan. Dengan kala lain,
dalam memberikan pelayanan Adminsistrasi Pemerintah desa selaku
penyedia pelayanan harus memperhatikan asas Pelayanan Administrasi
yaitu :
a. Transparansi;
Bersifat terbuka, dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediahkan secara memadai serta mudah
dimengerti.
b. Akuntabilitas;
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
c. Partisipatif;
Medorong perang serta masyarakat dalam penyelengara
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan
dan harapan masyarakat.
14
d. Kondisional ;
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan memeberi dan
menerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip
efesinsi dan efektifitas
e. Kesamaan hak ;
Tidak diskriminasi dalam arti tidak membedakan suku, ras,
agama, artargolongan, gender, antar golongn dan status sosial.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban;
Pemberi dan penerima pelayanan harus memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik sangat erat kaitannya dengan pemerintah, karena salah
satu tanggung jawab pemerintah adalah untuk memberikan pelayanan kepada
masayarakat. Pelayanan publik diterima masyarakat secara langsun dapat di
jadikan talak ukur dalam penilaian Pemerintah. Pelayanan publik dalam
perkembangannya timbul dari adanya kewajiban sebagai suatu proses
penyelengara kegiatan bersifat individu maupun kelompok. Pelayanan publik
memiliki perang penting dalam kehidupan masyarakat saat ini dikarenankan tidak
semua jasa atau pelayanan oleh pihak swata, oleh karena itu pemerintah memliki
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat yang tidak
disedihakan oleh swasta.
Menurut Sinabula (2011:5) pelayanan publik diartikan sebagai pemberian
pelayanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai
kepentingan pada oraganisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tatacara yang
telah ditetapkan.
Kemudian menurut undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan mendefinisikan bahwa pelayanan adalah kegiatan atau serangkain
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara peduduk atas barang jasa atau
pelayanan administrative yang disediahkan oleh penyelengara pelayanan pubik.
15
Adapun asas-asas Pelayanan publik yang termuat dalam undang-undang tersebut
meliputi :
a. Kepentingan umum
Kepentungan umum merupakan kepentingan pelayanan tidak boleh
mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan.
b. Kepastian hukum
Kepastian hukum merupakan jaminan terwujudnya hak dan
kewajiban dalam penyelengaraan pelayanan
c. Kesamaan hak
Kesamaan hak merupakan pemberian pelayanan tidak dibedahkan
suku, ras, agama, golongan, status sosial.
d. Keseimbangan hak dan kewajiban
Keseimbangan hak dan kewajiban yaitu pemenuhan hak harus
sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi
maupun oleh penerima pelayanan.
Berdasarkan penjabaran mengenai asas-asas pelayanan publik tersebut,
asas pelayanan publik yang meliputi kepentingan umum, kepastian hukum,
kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiaban serta empati dengan customer,
pembatasan prosedur, kejelasan tata cara pelayanan, minimalisasi persyaratan
pelayanan dan kejelasan pelayanan.
Adapun subyek ataupun obyek pelayanan dengan falsafah bahwa
pelayanan adalah awal pemberdayaan (monopoli) maka perlu diketahui alur dari
pelayanan dapat dibagi menjadi:
a. Pelayanan internal yaitu pelayanan yang terjadi didalam organisasi itu
sendiri meliputi:
Pelayanan vertical yaitu pelayanan dari kinerja kepala desa atau
manajemen kepada unit atau anggota organisasi.
Pelayanan horizontal dan diagonal yaitu pelayanan dari unit atau
anggota organisasi kepada unit atau anggota organisasi lainnya.
16
b. Pelayanan eksternal yaitu pelayanan organisasi kepada masyarakat atau di
luar organisasi (pelanggang/klien) dapat dibedakan menjadi:
Pelayanan makro yaitu pelayanan dari organisasi kepada
masyarakat diluar organisasi yang ditampilnya bisa diukur dari
kualitas manajemen organisasi yang bersangkutan seperti
pelayanan dari pemerintah daerah, departemen.
Pelayanan mikro yaitu pelayanan organisasi yang tampil dapat
diukur daru kualitas tampil fisik.
Pelayanan lansung yaitu pelayanan organisasi kepada masyarakat
lansung, dimana pelayanan tampil fisik pelayanan terasa lansung
dalam mengukur pelayanan.
Pelayanan bagi masyarakat merupakan pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah baik dari pusat sampai pada tingkat daerah sebagaimana yang
diungkapkan oleh (Wahyu K dan SubandoAgus M 1999:131) bahwa: “ pelayanan
masyarakat ialah pelayanan yang disediakan oleh apakah disediakan secara umum
ataupun disediakan secara privat. Pada konteks ini pelayanan akan difokuskan
pada tanggung jawab pemerintah, apakah itu secara sentral, regional, ataupun
lokal”.
Pelayanan sering membentuk image masyarakat terhadap suatu pelayanan
administrasi Apabila masyarakat mempunyai image yang baik maka akan tumbuh
keinginan atau respon untuk menggunakan sebagai pemenuhan kebutuhan
pelayanan yang baik tidak cukup apabila image itu sendiri belum terbentuk secara
menyeluruh artinya hanya sebagian maysrakat yang dapat menikmati pelayanan
itu dan pernah mencoba, sedangkan sebagian besar belum menikmati pelayanan
karena belum mengetahui aparatur.
4. Pelayanan Administrasi
Pelayanan (service) dalam arti umum seperti yang diutarakan oleh Moenir
yaitu “kegiatan yang dilakukan seseorang untuk sekelompok orang dengan
landasan faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam
17
rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya”. (Moenir
tahun 2000 : 26). Pelayanan dari pengertian diatas adalah pelayanan yang
diberikan oleh seseorang kepada sekelompok orang yang didalamnya terdapat
prosedur dan metode tertentu, dimana pelayanan ini bertitik berat pada kualitas
atau mutu pelayanan kepada masyarakat.
Administrasi diartikan sebagai bentuk pemberian layanan keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan
aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Menurut Moernir, pelayanan administrasi adalah aspek tugas atau
wewenang atau organisasi publik dalam bentuk pemberian pelayanan kepada
masyarakat. Dalam bentuk pemberian suatu pelayanan kepada masyarakat ini
hendaknya pihak yang memeberikan pelayanan berprinsip bahwa semua warga
memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan
(Moernir,1995:42).
Dalam beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik satu kesimpulan
bahwa pelayanan administrasi adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang melalui sistem, prosedur, dan
metode tertentu dalam rangka usaha untuk memenuhi kepentingan orang lain
sesuai dengan haknya. Berbicara tentang pelayanan publik tidak terlepas dari
masalah kepentingan umum yang menjadi asal-usul timbulnya pelayanan publik,
dengan katalain dengan kepentingan umum berkolerasi dengan peleyanan umum,
meski pun dalam perkembangannya lebih lanjut pelayanan publik juga dapat
timbul karena adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan kegiatan
organisasi secara singkat dapat dinyatakan bahwa kepentingan umum adalah
himpunan dari kepentingan pribadi yang di sublimasikan dan tidak bertentangan
dengan norma masyarakat serta aturan yang berlaku. Apabila kepentingan pribadi
dari sekelompok orang sama, kemudian disatukan maka kepentingan itu beralih
menjadi kepentingan kelompok, dan selanjutnya jika kelompok itu semakin besar
kepentingannya berubah menjadi kepentingan umum. Secara teoritis tujuan
pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat.
18
F. Ruang Lingkup Penelitian
a. Produktivitas dalam pelayanan administrasi
b. Akuntabilitas dalam pelayanan administrasi
c. Responsivitas dalam pelayanan administrasi
d. Orientasi Kepada Pelanggan Dalam Pelayanan Administrasi
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif kualitatif dimana
penelitian yang bersifat kualitatif mengutamakan analisis dan bukan pada data-
data yang bersifat statistik. Menurut Bambang Poerwoto (2001), penelitian
kualitatif adalah : penelitian yang merujuk pada beberapa pendekatan metodologis
yang didasarkan pada prinsip-prinsip teoritis yang berbeda.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah : untuk menggambarkan secara
tepat Kinerja Pemerintah Desa Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik demi
meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Adapun sifat-sifat umum yang
terdapat dalam metode penelitian deskriptif kualitatif adalah :
a. Merumuskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang dan masalah-masalah yang aktual.
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, dan kemudian
dianalisis.
2. Unit Analisis dan Informen
Peneliti mengambil Obyek “Kinerja Pemerintah Desa Dalam
Meningkatkan Pelayanan publik”. Penyusun akan melakukan penelitian di Desa
Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Subyek adalah orang-orang
yang berkaitan dengan Pemerintah Desa. Adapun yang akan menjadi responden
dalam penelitian ini adalah :
1. Pemerintahan Desa yang terdiri dari:
Kepala
Aparatur pemerintah desa
19
Kepala dusun
2. Badan Permusyawaratan Desa
3. Masyarakat
Dalam Penelitian Mengenai Kinerja Pemerintah Desa Dalam
Meningkatkan Pelayanan Publik, maka unit analis ini di Desa
Panggungharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.
a. Deskripsi informan berdasarkan pekerjaan pada penelitian ini
ternyata memiliki sebaran yang heterogen (bermacam-macam).
Secara detail responden yang menjadi sumber informasi dalam
pelaksanaan kegitanan ini dalam di lihat pada tabel berikut ini:
Tabel : 1.1
Nama Informan
No. Nama Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Yuli Trisniati
Yoyon Hermanto
Sumiati
Sumarjo
Sujadi
Sarjiyanto
Purnomo Hadi
Jumino
Nur Arianta
Maroson
Kuat Teguh
Heru Prasetyo
Sekertaris Desa
Pedagangan
Kepala Dusun
Mitra kerja/aparat desa
Wiraswasta
Petani
Kepala Dusun
Petani
Aparat desa/Kasi Pembangunan
Juru Parkir
Aparat desa/Kaur Umum
Kepala Dusun Sumber : Diolah dari data wawancara, Agustus 2018.
Dalam melakukan analisa terhadap data-data yang dikumpulkan dan
didapat dari lapangan, terlebih dahulu akan diuraikan mengenai deskripsi
informan. Informan- informan yang telah di dapat di lapangan akan di
dedskripsikan ke dalam beberapa bagian, yang meliputi umur, Jenis kelamin,
pekerjaan, dan tingkat pendidikan masing-masing.
20
b. Deskripsi informan berdasarkan usia dan jenis kelamin pada penelitian ini
ternyata memiliki sebaran yang heterogen (bermacam-macam). Gambaran
tentang hal ini lihat Tabel 1.2. sebagai berikut :
Tabel 1.2.
Deskripsi Informan Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
No. Nama Usia
(Tahun)
Jenis Kelamin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Yuli Trisniati
Yoyon Hermanto
Sumiati
Sumarjo
Sujadi
Sarjiyanto
Jayeng Widagdo
Jumino
Nur Arianta
Marojon
Kuat Teguh
Heru Prasetyo
43
44
47
48
55
59
49
75
50
47
50
38
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki Sumber : Diolah dari data wawancara, Agustus 2018.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga macam teknik
pengumpulan data yaitu: Interview (wawancara), observasi (pengamatan) dan
dokumentasi.
a. Interview/Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan antara dua orang untuk
bertukur informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat di
kntruksikan makna dalam suatu topik tertentu ( Esterberg, 2002).
Wawancara juga merupakan alat mengecek ulang atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang di peroleh sebelumnya dan juga
merupakan Teknik komunikasi langsung atara peneliti dan responden.
Untuk mendapatkan data-data tersebut, peneliti melakukan wawancara
21
pihak-pihak terkait seperti Pemerintah Desa Panggungharjo Kecamatan
Sewon Kabupaten Bantul.
b. Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item
tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti
berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi
bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan
kemudian mengadakan penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya
memperhatikan reaksi penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi
tersebut, tetapi juga menilai reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau
tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki (Arikunto, 2006: 229).
Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsun
terhadap kinerja Pemerintah Desa dalam meningkatkan pelayanan publik.
Observasi juga dilakukan untuk identifikasi hal-hal yang berkaitan dengan
Pelayanan Publik dibidang administrasi di Desa Panggungharjo
Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.
c. Dokumentasi
Menurut Winarno Surachmad, pengertian dokumentasi adalah
sebagai berikut:
“...laporan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan atau
meneruskan keterangan mengenai sesuatu dengan rumusan kita
dapat memasukan natural rapat keputusan hakin, laporan panitia
kerja, artikel, majala, surat kabar, iklan dan sebagainya dalam
pengertian dokumentasi.”
Dalam penelitian ini Teknik dokumentasi berasal dari dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan Kartu Keluarga (KK), KTP, kelahiran,
22
pernikahan, kematian di Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon
Kabupaten Bantul..
d. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif meliputi
pengumpulan data, penilaian data, penafsiran data, dan penyimpulan data
(Winarno Surachmad, 1990: 113). Berangkat dari pendapat tersebut, maka
penulis menggunakan analisi data melalui empat tahap yaitu :
Pengumpalan pengumpulan data, dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Yang
kesemuanya itu digunakan untuk mengumpulkan data primer dan
sekunder.
Penelitian data, problematika utama menyangkut data dalam
penelitian kualitatif yang pada umumnya menyangkut validitas data
maupun obyektivitas karena penilaian ini menggunakan jenis data
primer dan data sekunder maka untuk tahap penelitian data
dilakukan control atas data yang tersedia. Dalam melakukan
kontrol menyusun menggunakan cara bahwa data yang diperoleh
baik data primer maupun data sekunder saling dicocokkan.
Disamping itu, juga disesuaikan dengan cara kontrol ini diharapkan
akan memperoleh data yang relevan agar memenuhi kriteria
validitas maupun obyektivitas.
Interpretasi data, langkah interpretasi data ini pada dasarnya tidak
berbeda dengan langkah penelitian data akan tetapi satu tingkat
diatasnya. Langkah ketiga ini membuthkan kecermatan yang harus
dibekali seperangkat kerangka konseptual yang disusun.
Penarikan kesimpulan dan generalisasi, pada langkah ini dilakukan
atau diadakan suatu kesimpulan dari serangkaian tahapan dari
pengumpulan data, penilaian data, dan interpretasi data.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa metode analisis
deskriptif berupaya untuk menyederhanakan fenomena-fenomena sosial ke
23
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami. Proses selanjutnya
menyusun data kedalam pola, kategori dan suatu urutan dasar sehingga
akan diperoleh sebuah kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.
24
BAB II
PROFIL DESA PANGGUNGHARJO
A. Sejarah Desa
Desa Panggungharjo merupakan gabungan dari tiga kelurahan yakni
kelurahan Cabeyan, kelurahan Prancak dan kelurahan Krapyak. Keberadaan Desa
panggungharjo tidak bias di pisahkan dari keberadaan “panggung krapyak” atau
masyarakat sekitar disebut sebagai “kandang manjangan” yang berada di
pendukuhan Krapyak Kulon Desa Panggungharjo.
Sebagaimana diketahui bahwa panggung krapyak merupakan salah satu
elemen dari “sumbu imajiner” yang membelah kota Yogyakarta, yaitu garis
gunung Merapi – tugu pal putih -kraton Ngayogyakarto – Hadinigrat - panggung
krapyak dan parangkusumo yang berada di pantai selatan. Desa Panggungharjo
dibentuk bersadarkan Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Yogyakarta Nomor
148/DPem.D/OP tertanggal 21 september 1947 yang dengan keputusan Dewan
Pemerintah tersebut pula, Hardjo Sumarno, diangakt sebagai Lura Desa
Panggungharjo yang pertama. Bersadarkan fakta dan bukti sejarah, akar budaya di
desa Panggungharjo tumbuh dan berkembang berhungan erat dan dipengaruhi
oleh komunitas dan interaksi budaya yang berkembang pada masanya, yaitu :
1. Pada abad ke 9-10 Desa panggungharjo adalah merupakan Kawasan
agraris, hal ini dibuktikan dengan adanya situs Yoni Karang Gede di
pedukuhan Ngireng-Ireng. Sehingga dari budaya agraris ini muncul
budaya seperti : Gejok Lesung, Thek-thek/Kothek-an, Upacara Merti
Dusun, Upacara Wiwitan, tingkap tangdur, budaya-budaya lain yang
sifatnya adalah merupakan penghormatan kepada alam yang telah
menumbuhkan makanan sehingga bermanfaat bagi keberlangsungan
kehidupan umat manusia
2. Pada abad ke 16 di wilayah Krapyak Kulon dan Glugo adalah
merupakan Kawasan wisata berburu (Pangeran sedo Krapyo – 1910),
sedangkan pada abad ke 17 kawasan ini merupakan sebagai tempat
oalhraga memanah kijang/manjangan dan sebagai tempat pertahanan
25
(sultan HB I – Panggung Krapyek 1760). Budaya yang dibawah dari
intervensi keberadaan kraton Mataram sebagai pusat budaya sehingga
menumbuhkan budaya adiluhung seperti : Penembromo, Karawitan,
Mojopat, Wayung, Ketoprak, Kerajinan Tatah Sugging, Kerajinan
Blangkon, Kerajinan Tenun Lurik, Batik Industri, Gamelan, Tari-tarian
Klasik, dan lain-lain
3. Pada tahun 1911 di wilayah Krapyak Kulon didirikan Pondok
Pesantren Al munawir, sehingga berkembang budaya seperti ;
Sholawatan, Dzibaan, Qosidah, Hadroh, Rodad, Marawis, dan juga
budaya-budaya yang melekat pada kegiatan peribadatan seperti :
Syuran (peringatan 1 Murarran), Mauludan, (peringantan maulid Nabi
Muhammad SAW), Rejeban ( Peringatan Isro” Mi”roj),
Ruwuhan/Nyadran (mengirim doa untuk leluhur Menjelang bulan
Ramadan), Selikuran, (Nuzulul Qur”an), dan lain-lain
4. Sekitat tahun 1900-1930 berkembanglah budaya yang tumuh dan
berkembang karena adanya kebutuhan bersosialisasai dimasayrakat,
sehingga berkembanglah bermacam-macam dolanan anak seperti :
Engrang, Gobak, Sodor, Benthik, Neker-an, Umbul, Ulur/layanagan,
Wil-wo, dan lain-lain. Bahkan dikampung Pandes berkebangan sebuah
komunitas “Kampung Dolanan” yang berproduksi Permainan anak
tempo doeloe, seperti : Othok-othok, kitiran, angkrek, Keseran,
Wayang Kertas, dan ain-lain.
5. Pada tahun 1980 di desa panggungharjo yang merupakan wilayah sub-
urban mulai mulai berkemban budaya modern perkotaan yang banyak
mempengaruhi Generasi mudah, sehingga berkembanglah kesenian
band, drumband, Karnaval, Takbiran, Tari-tarian, Modern, Cmpur
Sari, Outbond, Playstation/Game Rental, dan lain-lain
26
B. Visi dan Misi
1. Visi
Visi adalah gambaran/cita-cita Bersama mengenai masa depan berupa
kesepakatan/komitmen murni, visi bergina untuk menentukan perubahan
lingkungan dehingga pemerinah dapat bergerak maju menuju masa depan yang
lebih baik. Visi dari pemerintah Desa Panggungharjo adalah :
“Menyelengarakan Pemerintah yang Bersih, Transparan, dan Bertanggung
jawab untuk mewujudkan Desa Panggungharjo yang Demokratis, Mandiri
dan Sejahtera serta Berkesadaran Lingkungan “
Visi tersebut mangandung pengetian bahwa pemerintah desa panggunharjo
berkeinginan mewujudkan kehidupan mandiri dan berkesejateraan dalam
kehidupan yang demokratis dengan menyelengarakan pemerintah yang bersih,
transparan dan bertangungjawab. Makna dari masing-masing kata yang terdapat
visi tersebut adalah ;
a. Bersih
Dalam arti pemerintah dijalankan dengan niatan yang tulus iklas
dan suci serta dilandasi dengan semangat pengabdian yang tinggi.
b. Transparan
Dalam arti setiap keputusan yang diambil dapat
dipeetanggunjawabkan secara terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat
c. Bertanggungjawab
Dalam arti pemerintah yang wajib menangung segala sesuatunya
dan menerima pembebanan sebagai akibat sikap tindak sendiri atau pihak
lain. Kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, diepersalahkan dan
diperkarakan.
d. Demokrtatis
Dalam arti adanya kebebasan berpendapat, berbeda pendapat dan
menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah di putuskan
harus di laksanakan Bersama-sama dengan penuh rasa tanggunjawab.
27
e. Mandiri
Dalam arti kondisi atau keadaan masyarakat panggungharjo yang
dengan prakarsa dan potensi local mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.
f. Sejahtera
Dalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Desa
Panggungharjo telah terpenuhi secara lahir dan batin. Kebutuhan dadar
tersebut berupa kecukupan dan mutuh pangan, sandang, papan, kesehatan,
Pendidikan, lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar lainnya seperti
lingkungan yang bersih, aman dan nyaman, juga terpenuhinya hak asasi
dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertqwah
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
g. Berkesadaran lingkungan
Dalam t bahwa kelestarian lingkungan dijadikan sebagai ruh atas
segala kegiatan pembangunan
2. Misi
Adaapun menjadi misi pemerintah Desa panggungharjo yang juga
merupakan pernyataan tentang tujuan operasional Pemerintah Desa yang di
wujudkan dalam kegiatan ataupun pelayanan dan merupakan penjabaran dari visi
yang telah di tetapkan. Pernyataan visi merupakan cerminan tentang segala
sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai gambaran kedepan yang
diinginkan. Misi Desa Panggungharjo adalah sebagai berikut :
a. Wujudkan pelayanan yang professional melalui tata kelola Pemerintah
Desa yang reponsif dan transparan
b. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang dinamis dan damai
c. Meningkatkan potensi dan daya dukung lingkungan untuk menciptakan
peluang usaha
d. Menungkatkan kesejahteraan masayarakat melalui pembangunan hijau dan
partisipatif
e. Meningkatkan dan memperluas jaringan kerja sama pemerintah dan non
pemerintah
28
Untuk mencapai misi Desa Panggungharjo maka nilai-nilai yang harus
dijungjung tinggi adalah :
a. Partisipasif (keterlibatan)
Setiap anggota masyarakat Panggungharjo Mempunyai hak untuk
partisipasi dalam konteks pembangunan dengan prinsip dari, oleh dan
untuk masyarakat. Oleh karenanya setiap proses pembangunan masyarakat
harus dilibatkan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai
pada pemeliaraan
b. Transparan (keterbukan)
Adanya sifat keterbukaan pemerintah desa panggunharjo dengan batas-
batas kewajaran dalam rangka meningkatkan kepercayaan masayarakat
c. Demokrtatis
Masyaraat di beri kebebasam dalam mengemukakan pendapat dan
menerima pendapat orang lain
d. Efektif dan Efisien
Mengedepankan hasil yang optimal dengan pengegorbanan yang relatif
sedikit (biaya maupun waktu)sehingga berhasil guna dan berdaya guna
e. Berbudaya
Setiap gerak langka pembangunan selaras dengan adat istiadat dan budaya
yang berkembang dimasyarat , dengan demikina peaksanan pemerintah
desa senantiasa menjungjung tinggi budaya dan budi pekerti dan luhur.
C. Wilayah
Secara administratif desa Panggunghajo terdiri dari 14 pedukuhan yang
terbagi menjadi 118 RT yang mendiami wilayah seluas 560.966,5 Ha. Tabel
berikut ini adalah nama dan luas pedukuhan yang bedah di desa Panggungharjo.
Gambaran mengenai wilayah Desa Panggungharjo lihat peta 2.1. sebagai berikut
ini.
29
Peta 2.1.
Wilayah Desa Panggungharjo
Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2017
30
Tabel. 2.1.
Luas Wilayah Masing – masing Pedukuhan
NAMA LUAS PRESENTASE
No. JUMLAH
RT
PEDUKUHAN WILAYAH(Ha) (%)
1 Krapyak Wetan 12 26,045,0 4,93
2 Krapyak Kulon 12 35,960,0 6,81
3 Dongkelan 10 28,681,5 5,43
4 Glugo 12 41,155,5 7,28
5 Kweni 8 38,431,4 9,03
6 Pelemsewu 10 47,685,0 9,53
7 Sawit 5 50,340,0 5,72
8 Pandes 6 30,206,0 11,13
9 Glondong 8 58,767,5 6,24
10 Jaranan 6 32,955,0 6,78
11 Geneng 7 35,801,0 5,50
12 Nriging-giring 7 29,050,0 7,02
13 Gebeyan 8 37,061,0 6,81
14 Garong 7 35,967,5 6,81
TOTAL 118 560,966,5 100,0
Sumber : Data Monografi Desa Tahun 2017
Desa Panggungharjo merupakan salah satu desa dikabupaten Bantul yang
secara langsung berbatasan dengan kota Yogyakarta yang merupakan ibu kota
D.I.Yogyakarta. secara lebih lengkap batas-batas desa Panggungharjo adalah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kota Yogyakarta
2. Sebeah Timur : Desa bangungharjo, Kecamatan Sewon
3. Sebelah selatan : Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon
31
4. Sebelah Barat : Desa Pendowoharjo dan Desa Tirtonirmolo Kec.
Kasihan
Sebagai Kawasan yang berbatasan langsung dengan Kawasan perkotaan
Yogyakarta, Desa panggungharjo merupakan merupakan Kawasan aglomerasi
perkotaan Yogyakarta yang ini juga berarti merupakan Kawasan strategis
ekonomi. Hal ini salah satunya ditunjukan dengan perkembangan pengunaa lahan
dimana dalam kurung waktu lima tahun terakhir, pola pengunaan lahan didesa
panggungharjo mengalami perubahan cukup signifikan terutama pada lahan jenis
tanah sawah yang mengalami perubahan fingsi menjadi pemukiman dan kegiatan
bisnis dengan laju sekitar 2%per tahun. Ditinjau dari aspek pertanian, tingginya
laju perubahan lahan sawa menjadi tanah kering ini perlu dikendalikan agar luasan
tanah pertanianyang masih ada tetap mampu mengcukupi kebutuhan dan
ketersediaan pangan bagi masyarakat.
1. Pembagian Wilayah
Pembangian wilayah Desa Pangungharjo Berdasarkan sifat atau
karakteristiknya dibagi menajdi :
a. Kawasan Petanian (Kring Selatan)
Peruntukan lahan untuk kegiatan pertanian meliputih pendukuhan
Garon, cabean, Ngireng-ireng, geneng dan jaranan. Kawasan ini
merupakan penyengga prouksi padi untuk desa panggungharjo.
b. Kawasan pusat pemerintah (kring tengah)
Dimana balai desa Panggungharjo berada dan merupakan pusat
pemerintahan desa melipiti pedukuhan pelemsewu, Kweni, Sawit,
Glondong, dan Pendukuhan pandes
c. Kawasan agrologi Perkotaan ( kring utara)
32
Yang sering disebut kring utara (sebelah utara ring road) telah
berkembang menjadi aglomerasi perkotaan yang di sebabkan alhi fingsi
talah persewahan ke pemukiman cukup tinggi meliputi pedukuhan
Krapyak Wetan, Krapyak Kulon, Dongklen dan Pendukuhan Glugo.
2. Kondisi Geografis
Kondisi geografis Desa Panggungharjo Kecamatan Sewon, Kabupaten
Bantul adalah ebagai berikut :
Tabel 2.2
Kondisi Geografis Desa Panggunharjo
NO Ketinggian tanah dari
permukaan
Rata-Rata
1 Laut 45mdpl
2 Curah Hujan 2.233 mm/tahun
3 Topografi Dataran Renda
4 Suhu Udara Rata-Rata 28 c
5 Jarak Dari Pusat Kecamatan 2 km
6 Jarak Dari Ibu Kota Kabupaten 8 km
7 Jarak Dari Ibu Kota Provinsi 7 km
8 Jarak Dari Ibu Kota Negara 500 km
Sumber : Data Desa Panggungharjo Tahun 2017
D. Keadaan Demografi
Di Desa Panggungharjo menurut data Tahun 2016 dengan jumlah
keseluruhan jumlah penduduk sebanyak 28.169 jiwa, yang terdiri dari laki-laki
sebanyak 14.414 Orang dan perempuan sebanyak 13.755 Orang halini dapat
dilihat dari table berikut :
33
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Desa Panggungharjo
NO Jumlah Penduduk Jumlah
Jiwa
Jumlah
Penduduk
(Jiwa)
1. JENIS KELAMIN
1 LAKI-LAKI 14.632 28.515
PEMEMPUAN 13.883
2 Kepala Keluarga 9.257
Kewarganegaraan
1. WNI
3 LAKI-LAKI 14.423 28.167
PEREMPUAN 13.754
2. WNA
LAKI-LAKI 1 2
PEREMPUAN 1
Jumlah 28.515
Sumber : data Desa Panggungharjo Tahun 2017
a. Penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan
Pendidikan menjadi hal penting bagi setiap orang dalam
menignkatkan dan menciptakan sember daya manusia yang berkualitas,
keberadaan masyarakat Desa Panggungharjo sebagian besar di antaranya
telah mengayam Pendidikan bahkan ada yang meiliki tingkat Pendidikan
sarjana sampai doktor berikut ini dapat dijabarkan dalam table
34
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
NO Lulusan Pendidikan Umum Jumlah
Orang
1 TK 3.458
2 SD 4.545
3 SMP 3.993
4 SMA/SMK 9.993
5 AKADEMI (D1-D3) 864
6 SARJANA S1-S3 1.095
Lulusan Pendidikan Khusus
7 Pondok pesantren 332
8 Madrasah 334
9 Pendidikan keagamaan 335
10 Sekolah luar biasa 12
11 Khursus atau keterampilan 173
Sumber : Data Desa Panggungharjo Tahun 2017
b. Penduduk berdasarkan mata percarian
Keberadaan Masyarakar Desa Panggungharjo berdasarkan mata
pencarian sangat bervariasi diantaranya PNS. Petani, Wiraswasta, Bru tani
dan Jasa. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam tabel 2.5 berikut ini :
35
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Mata Pencarian Jumlah
Orang
1 Pegawai Negeri Sipil 653
2 TNI 85
3 POLRI 112
4 Swasta 7.326
5 Wiraswas/Pedangan 747
6 Tani 750
7 Buruh 7.045
8 Buruh Tani 219
9 Pensiunan 264
10 Nelayan -
11 Pemulung -
12 Jasa 298
13 Lain-lain 1.441
Sumber : Data Desa Panggungharjo Tahun 2017
Dari tabel 2.5 Menunjukan bahwa sebagian besar penduduk Desa
Panggungharjo bermata pencarian sebagai swasta dengan jumlah 7.326 orang. Hal
ini dapat memberngaruhi oleh tingat pendidikan yang diperoleh masyarakat desa
panggungharjo.
E. Keadaan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang dimaksud adalah melihat gambaran sektor
pendorong perkebangan ekonomi, kegiatan usaha dan perkembangan pengunaan
tanah dan produktivitas kawasan. Sektor pendorong kegiatan ekonomi pada
Wilayah Desa Panggungharjo dapat dilihat dari perkebngan ekonomi dengan
36
melihat potensi perekonomian kawasan Desa Panggungharjo. Dimana potensi
tersebut dapat dilihat dari usaha yang berkembang tersebut dari grafik data yang
diktahui jumlah penduduk sebagian besar berfrofesi swasta sehingga dapat
disimpulkan usaha dibidang perdagangan dan industri menampakan adanya
perkembangan. Potensi perekonomian yang berklemban dikawasan perencanaan
adalah bergerak dibidang usaha, pertanian, perikanan, peternakan dana jasa.
1. Pertanian dan Perkebunan
Penyekong ekonomi utama di Desa Panggungharjo salah satu adalah
pertanian terutama produk tanaman pangan, selain produk tanaman pangan hasil
pertanian lainnya adalah adanya perkebunan seperti perkebunan kelapa dan
kendodong. Untuk lebih jelas dapat di tabel 2.6 berikut ini :
Tabel 2.6
Mata Pencarian Pertanian dan Perkebunan
NO Usaha Pertanian dan perkebunan Luas
(Ha)
1. Padi 200
2. Jagung 12
3. Ketela pohon 6
4. Kacang tanah 12
5. Ketelah rambat 5
6. Kedelai 8
7. Kubis (kol) -
8. Kentang -
9. Sawi -
10. Tomat 3
11. Wortel -
12. Kacang panjang 1,5
13. Terong 1
14. Buncis -
15. Lombok 3
16. Bawang putih -
17. Bawang merah O,5
18. Ketimung -
19. Pisang 3
20. Pepaya 4
21. Jeruk 1
37
22. Semangka -
23. Mangga 2
24. Durian O,2
25. Duku -
26. Jambu 1
27. Rambutan 2
28. Sirsak -
29. Apel -
30. Anggur -
31. Salak -
32. Belimbing O,2
33. Lengkeng -
34. Melong -
35. Kedondong O,4
36. Alpokat -
37. Kelapa -
38. Kopi -
39. Teh -
40. Coklat -
41. Karet -
42. Cengkeh -
43. Kembakau -
44. Panili -
45. Lada -
46. Lain-lain -
Sumber : Data Desa Panggungharjo Tahun 2017
2. Peternakan
Seperti kebanyakan masyarakat Desa Panggunharjo dimana mempunyai
hewan ternak di anggap sebagai sebuah tabungan untuk masa depan. Beberpa
masayarakat di Desa ini sebagai kepala keluarga ini mempuyai hewan ternak.
Berikut ini gambaran jumlah hewan ternak yang dimiliki oleh Desa
Panggungharjo secara keselutuhan sebagai berikut :
Tabel : 2.7
Komoditas Peternakan Desa Panggungharjo
No Ternak Peliharaan Jumlah Ekor
1. Ayam kampung 5.404
2. Ayamm ras 858
3. Itik 420
38
4. Kambing 716
5. Domba 72
6. Sapi Perah 4
7. Sapi Biasa 378
8. Kerbau 16
9. Kuda 5
10. Babi -
11. Buaya -
12. Lain-lain 5
Sumber : Data Desa Panggungharjo Tahun 2017
Dengan menjadikan hewan ternak sebagai tabungan dimasa depan oleh
masyarakat desa hal tersebut menunjukan semangat untuk memiliki hewan cukup
tinggi hal ini dapat dalam tabel 2.7 diatas dimana secara keseluruhan bahwa
berternak yang paling dipelihara masyarakat ayam kampung dengan jumlah 5.404
ekor. Sedangkan hewan lain sepeti kambing dan sapi biasa 316 dan 370 ekor.
Sedangkan paling sedikit adalah kambing.
F. Susunan Organisasi Pemerintahan Desa Panggungharjo
Susunan organisasi pemerintah Desa Penggungharjo terdiri dari lurah,
carik desa, hingga staf dan dukuh-dukuh. Berikut adalah tabel struktur organisasi
Pemerintah Desa Panggungharjo :
Tabel 2.8
Susunan Organisasi Pemerintah Desa Panggungharjo
NO Nama JK Jabatan
1 Wahyudi Anggoro S.form Apt L Lurah Desa
2 Yuli Tristiati, S.H P Carik Desa
3 Kuat Sejati L Kaur Umum
4 Sunardiono, S.pd L Kaur Program
39
5 Muhammad Ali Yahya, S.H L Kasie Pemerintahan
7 Nurhanyanta, S.H L Kasie pemerintahan
8 Sunarna, S.ag P Kasie pemerintahan
9 Tumunah P Staf
10 Retno Setyowati P Staf
11 Hermanu L Staf
12 Tana Kuswaya L Staf
13 Purnomohadi L Staf
14 Sumini P Staf
15 Muhammad Eko Triadi L Staf
16 Minarsih P Staf
17 Sri Estuningsih P Staf
18 Sri Rejeki, A.md P Staf
19 Rubiyanto L Staf
20 Rosada Rohan Atarik L Duku Garon
21 Sri Hartuti,A.md L Dukuh Cabeyan
22 Haru Prasetyo L Dukuh Ngireng Ireng
23 Kertorejo L Dukuh Geneng
24 Slamet L Dukuh Jaranan
25 Sumiyani P Dukuh Glondong
26 R. Jayeng Widagdo L Dukuh Sawit
27 Setyo Raharjo L Dukuh Pandes
28 Waskito L Dukuh Pelemsewu
29 H. Burhanuddin L Dukuh Kweni
30 Kunaini L Dukuh Krapyak Kulon
31 Subarjo L Dukuh Krapyak Wetan
32 Edi Sarwono L Dukuh Dongkelan
33 Muhammad Damanuri L Dukuh Klugo
Sumber : Data Perangkat Desa Panggungharjo Tahun 2017
40
G. Kondisi Sarana dan Prasarana
1. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Keberadaan sarana dan prasarana Pendidikan menjadi intsturment penting
dalam ikut penentukan mutu Pendidikan serta mencapai sebuah tujuan yang di
kehendaki dalam hal mengejar prestasi. Keberadaan sarana dan prasaran yang di
miliki oleh desa Panggungharjo dapat di lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.9.
Sarana Pendidikan Umum
NEGERI SWASTA
No Jenis Pendikan Gedung
Guru Murid Guru Murid Gur
u
Bauh Orang Orang Orang Orang Oran
g
1 Kelompok Bermain - - - 14 14 425
2 T.K - - - 12 48 416
3 Sekolah Dasar 10 130 2.345 - - -
4 SMTP 10 45 450 - - -
5 SMTA - - - 1 21 90
6 Akademi - - - 2 34 262
7 Institut/Sekolah
Tinggi/Universitas
1
56
1231
-
-
-
Jumlah 12 231 4026 29 117 1193
Sumber : Data Panggungharjo Tahun 2017
Tabel 2.10.
Sarana Pendidikan Luar Biasa
No Jenis Pendidikan Gedung Guru/Pelatih
Orang
Murid
(Orang)
(Buah)
1 Pendidikan Pesantren 3 54 1.679
2 Madrasah 2 57 493
Sekolah Luar Biasa
a. SLB - - -
3 b. SLB B - - -
c. SLB C - - -
Sarana Pendidikan Non
Formal
a. Balai Latihan Kerja - - -
41
(BLK
b. Khursus
Bengkel
-
4 Mobil/Motor - - -
Radio 2
Salon Kecantikan 1 3 9
Stir Mobil 1 - 20
Dan lain-lain 1 2 22
c. Pusat Latihan Kerja - - -
Sumber : Data Desa Panggungharjo Tahun 2017
2. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Penyedia saran dan Prasarana menjadi instrument penting dalam
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setempat. Selain itu juga masyarakat
semakin mudah untuk menjangkau dan mendapatkan pelayanan dalam
meningkatkan dearajat kesehatan masyarakat. Keberadaan sarana dan prasarana
yang di miliki oleh Desa Panggungharjo dapat di lihat dalam table berikut ini :
Tabel : 2.11.
Sarana Prasarana Kesehatan
No Sarana dan Prasarana Jumlah Buah
1 Puskesmas 1
2 Rumah Sakit Umum Swasta 2
3 Rumah Sakit Kusta -
4 Rumah Sakit Mata -
5 Rumah Sakit Jiwa -
6 Balai Kesehatan Ibu dan anak 1
7 Rumah Sakit Jantung -
8 Rumah Sakit Bersaling 9
9 Poliklinik Balai Pelayanan
Masyarakat
1
10 Posyandu 43
42
11 Apotek/Depot Obat 3
12 Jumlah Rumah/Kantor Praktek
Dokter
9
Sumber : Data Desa Panggungharjo 2017
3. Sarana Prasarana Olah Raga
Olah Raga Merupakan salah satu bagian penting yang tidak terlepas dari
aktifitas keseharian masyarakat pada umumnya. Menjaga stamina tubuh agar
selalu sehat dan fit menjadi tujuan utama dalam melakukan rutinitas olah raga.
Selain itu juga melalui olah raga dapat di jadikan sebagai wadah untuk dapat di
jadikan sebagai dapat berkumpul Bersama. Adapaun sarana dan prasarana Olah
Raga yang ada di Desa Panggungharjo dapat di lihat dalam tabel berikut ini :
Tabel : 2.12
Sarana dan Prasarana Olah Raga
No Sarana Jumlah Buah
1 Lapangan Sepak Bola 2
2 Lapangan Bola Basket 1
3 Lapangan Volly 8
4 Lapangan Buluh Tangkis 8
5 Lapangan Tenis 1
6 Lapangan Tenis Meja 14
7 Fitness/Sangar senam 14
Sumber : Data Desa Panggungharjo 2017
4. Sarana Prasarana Peribadataan
Bersasarkan data kependudukan mayoritas masyarakat Desa
Panggungharjo Beragama Islam atau 99 % Dengan memiliki sarana dan prasarana
peribadatan sebagai berikut :
43
Tabel : 2.13.
Sarana prasarana peribadatan
No Prasarana Jumlah Buah
1 Masjid 30
2 Mushola 60
Sumber : Data Desa Panggungharjo 2017
5. Sarana Prasarana Lembaga Perekonomian Usaha Desa
Keberadaan Lembaga perekonomian menjadi wadah yang penting dalam
meningkatkan kesejateraan masyarakat Desa. Adapun Lembaga perekonomian
Desa yang ada di Desa Panggunharjo sebgai berikut :
Tabel : 2.14
Sarana prasara Lembaga Perekonomian Usaha Desa
NO Sarana Jumlah Buah
1 Koperasi Simpan Pinjam 3
2 Badan Usaha Kredit 3
3 Usaha-usaha Ekonomi Desa 1
4 Lain – Lain 2
Sumber : Data Desa Panggungharjo 2017
H. Kondisi Pemerintah Desa
1. Pengertian Umum
Pemerintah desa adalah penyelengarah urusan pemerintahan oleh
pemerintah desa dan BPD dalam mengatur dan mengurus dan mengatur
kepentingan masayarakat setempat bersadarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakuhi dan dihormati sistem pemerintah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Kepala Desa adalah sebagai pemimpin desa yang dipilih langsung oleh
penduduk desa dan berwenang untuk menyelengarakan urusan yang berkaitan
44
dengan pemerintah dan dibantu oleh pembantunya yang terdiri dari unsur staf,
unsur pelaksana dan unsur wilayah.
Badan Permusayawaratan Desa yang selanjutnya di sebut BPD adalah
lembaga yang merupakan perwujutan demokrasi dalam penyelengara
pemerintahan desa sebagai unsur penyelengara pemerintah desa. Disaping itu,
kepala desa sebagai penyelengara dan penaggunjawab dibidang pemerintah,
keuangan, pemangunan dan kemasyarakatan bersadarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku mengembang tumbuhan jiwa gotong-royongan dalam
pelaksaanan hubungan pemerintah desa.
a. Urusan Pemerintahan Desa
Urusan yang menjadi wewenang pemerintah desa meliputi :
1. Bidang Pemerintah dan Umum
2. Bidang Pembangunan
3. Bidang Kesejateraan Masyarakat
4. Bidang Keuangan
b. Lembah Desa dan Lembaga Desa Lainnya
1. LPMD
2. Pakarti
3. Bapel JPS
4. TP, PKK
5. RW
6. RT
7. Lembaga Panggung Bumi
2. Sturuktur Pemerintah Desa
Desa Panggungharjo dipimpin oleh seorang lurah desa yang dibantu oleh
beberapa orang pamong Desa yang bertanggung jawab jalannya Pemerintah di
Desa, secara umum kondisi Sturuktur Pemerintah Desa Panggungharjo dapat
diuraikan sebagai berikut :
45
Skema 2.1.
Struktur Pemerintah Desa Panggungharjo
Sumber : Desa Panggungharjo Tahun 2017
Ketua BPD Lurah Desa
Kaur
Perencanan Staf
Ka Bag.
Pemerintahan
Ka Bag.
Pembangunan
Ka Bag.
Kemasyarakat
an
CARIK
Desa
Ka Bag.
Keuangan Ka bag. Pelayanan
Umum
Staf Staf Staf Staf Staf
14 Dukuh
46
3. Prasarana dan Sarana Pemerintahan
Penyediahan Prasarana dan Sarana Pemerintahan Desa menjadi wadah
yang penting dalam meningkatkan pelayanan di desa panggungharjo. Adapun
prasarana dan sarana di Desa Panggunharjo sebgai berikut
Tabel 2.15.
Prasarana Dan Sarana Pemerintahan/Kelurahan
NO Sarana dan prasaran Jumlah
Gedung Kantor
1 Kondisi Ada
2 Jumlah ruang kerja 1 ruang
3 Balai Desa/Kelurahan/sejenisnya Ada
4 Listrik Ada
5 Air Bersih Ada
6 Telepon Ada
7 Rumah Dinas Kepala Desa/Lurah Tidak
8 Rumah Dinas Perangkat Desa/kelurahan Tidak
9 Lainnya 1 Tidak
10 Lainnya 2 Tidak
Investasi dan alat tulis kantor
11 Jumlah Mesin Ketik 2 Buah
12 Jumlah Meja 20 Buah
13 Jumlah Kursi 35 buah
14 Jumlah almari Arsip 11 Buah
15 Komputer 9 Unit
16 Mesin Fax 0 Unit
17 Kendaraan Dinas 1 Unit
Administrasi Pemerintah Desa/Kelurahan
18 Buku Data Peraturan Desa Ada
19 Buku keputusan kepala desa/lurah -
20 Buku administrasi Kependudukan Ada
21 Buku Data Investaris Ada
22 Buku data aparat Ada
23 Buku Data tanah milik desa/tanah kas desa/milik
kelurahan
Ada
24 Buku Administrasi Pajak dan retribusi Ada
25 Buku data tanah Ada
26 Buku laporan pengaduan masyarakat Ada
27 Buku data expedisi Ada
47
28 Buku Profil desa/kelurahan Ada
29 Buku data induk penduduk Ada
30 Buku buku data mutase penduduk Ada
31 Buku rekapitulasi jumlah penduduk akhir bulan Ada
32 Buku Registrasi Pelayanan Penduduk Ada
33 Buku data penduduk semetara Ada
34 Buku angaran penerimaan Ada
35 Buku angaran pengeluaran pegawai dan
pembangunan
Ada
36 Buku kas umum Ada
37 Buku kas pembantu penerimaan -
38 Buka kas pembantu pengeluaran rutin dan
pembangunan
Ada
39 Buku data Lembaga kemasyarakatan
Sumber data : Desa Panggungharjo 2017
I. Bentuk Pelayanan Administrasi di Desa Panggungharjo
Bentuk pelayanan administrasi di desa panggungharjo dapat di gambarkan
alur pelayanan dengan urutan urutan proses berikut ini :
a. Kartu Keluarga
Persyaratan pengurusan kartu keluarga ditentukan bersadarkan
peraturan dan ketetapan pemerintah desas sebagai berikut :
Surat pengantar dari RT/RW
Kartu keluarga lama dan KTP (bagi yang pisah/KK)
Surat Pindah ( yang baru pindah)
Foto kopy surat nikah, akta perkawinan/perceraian
Foto kopy akta kelahiran
Foto kopy surat keterangan ganti nama bagi memiliki kartu
keluarga (KK) adalah kartu yang membuat daftar nama anggota
48
keluarga secara kemasyarakatan menjadi tanggung jawab kepala
keluarga
b. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Dalam pembuatan KTP masyarakat di Desa Panggungharjo Perlu
melengkapi dokumen kependudukan lainnya seperti : (akta kelahiran, akta
kematian, akta perkawinan ) sehingga meringankan beban masyarakat
serta sekaligus menyukseskan program nasional Kepemilikan KTP
Nasional. Setiap penduduk berumur di atas 17 tahun atau telah/pernah
menikah wajib memiliki KTP.
KTP memiliki fungsi sebagai berikut :
Tanda identitas diri
Dokumen resmi Penduduk masa berlalaku Kartu Tanda Penduduk
(KTP) bagi yang berusia 17 tahun sampai dengan usia di bawah 60 tahun
adalah 5 tahun dan bagi penduduk yang berusia di atas 60 tahun, masa
berlaku Kartu Tanda Penduduk ( KTP) adalah seumur hidup :
Jenis pelayanan KTP :
1. Permohonan KTP baru
2. Pemohonan KTP perpanjang dan perubahan
3. Permohonan KTP hilang/rusak
Peryaratan Pelayanan KTP :
a. Permohonan KTP baru
1) Surat pengantar RT/RW
2) Foto kopy KK
49
3) Menyerahkan KTP lama
4) Menyerahkan akta nikah/akta perkawinan termasuk
bagi penduduk yang belum berumur 17 tahun tapi
sudah menikah.
5) Fotokopy akta kelahiran yang di legalisir pejabat
yang berwenang
6) Bagi pemohon yang mengajukan perubahan biodata
penduduk, melampirkan surat bukti/keterangan atas
peristiwa penting
7) Bagi warga negara asing (WNA) tinggal
tetap,melampirkan fotokopy dokumen imitasi.
b. Permohonan KTP perpanjangan dan perubahan
1. Surat pengantar RT/RW
2. Fotokopy KK
3. Penyerahan KTP lama
4. Bagi WNA tinggal tetap melampirkan fotokopy
dokumen imigasi
5. Bagi pemohon yang mengajukan perubahan biodata
penduduk melampirkan surat bukti/keterangan atas
peristiwa penting.
Permohonan KTP rusak
1. Surat pengantar RT/RW
2. Bagi pemohon, KTP yang sudah rusak, menyerakan
bukti KTP yang rusak.
50
3. Bagi pemohon yang hilang KTP menyerahakn surat
kehilangan KTP dari kepolisian.
4. Melampirkan fotokopy KK
c. Surat Nikah
Persyaratan dalam pengurusan surat nikah sesuai dengan peraturan
yang di tetapkan pemerintah desa adalah sebagai berikut :
Surat keterangan RT/RW
Surat asal-usul
Surat keteragam kedua belah pihak, surat keterangan dari desa
Surat biaya administrasi sebesar Rp. 15.000.-
d. Surat Keterangan Tidak Mampu
Di tentukan berdasarkan peraturan dan ketetapan pemerintah desa
sebagai berikut :
1. Surat pengantar RT/RW
2. Surat Kartu Keluarga
3. Foto kopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
4. Daftar gaji bagi PNS atau berapa jumlah pendapatan tiap bulan
bagi petani atau wirasuasta.
Surat keterangan tidak mampu adalah surat yang di buat untuk bukti
kepada seseorang atau instansi bahwa dirinya tidak mempunyai biaya
untuk membayar dalam arti bahwa seseorang tersebut meminta
51
keringanan di dalam pembayaran sesuai kepentingan yang tidak bisa
membayar. Akan tetapi surat khusus buat orang miskin.
e. Surat Keterangan Kematian
Pengurusan pembuatan surat keterangan kematian dilayani oleh
bagian pemerintahan. Syarat-syarat dalam pembutan surat keterangan
kematian yaitu
Surat pengatar dari RT/RW dan Dukuh
KTP asli yang meninggal
Kartu keluarga dimana yang meniggal terdaftar
Surat keterangan kematian dari dokter, puskesmas, rumah sakit,
atau kepolisian
Foto kopy KTP pemohon
Foto kopy dua orang saksi
Adapun prosedur untuk mebuat surat keterangan kematian adalah
sebagai serikut :
Pemohon datang ke kelurahan dengan membawah persyaratan
Pemohon meminta formulir kepada petugas di ruang
Pemohon mengisi formulir dan menyerahkan kepada petugas
Petugas melakukan ferivikasi dan mengajukan kepada kepala desa
atau petugas yang berwenang menandatangani
52
Petugas membat surat pengatar pemohon akta kematian dan
mengajukan kepada kepala desa ata petugas yang berwenang
menandatangani.