kisah lo di sehari kuliah di ipb

2
Hai blogwalker. Inilah cerita lama nan tertunda, manakala waktu tak bepihak. Di tengah-tengah nafas yang kian terengah, ‘paksaan’ mungkin bisa menciptakan tulisan kali ini. Happy Reading and get the positive thing here guys! “Almamater kami...Institut Pertanian Bogor, begitu menggema ketika nama itu terucap dari lisan setiap insan. “ IPB termasuk Universitas ternama di Indonesia. Cukup salut juga ketika tahu bagaimana sejarah awal terbentuknya IPB, ketika diajak oleh rekan perfilm-an membuat sebuah film perjalanan IPB. GREAT! Meski tak terlibat banyak, tapi dari situ “Apa yang tadinya tak tau, menjadi tau.” Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membuat IPB seperti sekarang ini. Terutama kepada Alm. bapak Andi Hakim Nasution, You’re the best lecture, sir! Proud of you. Juga kepada pencipta lagu Hymne IPB yang dengan bangga kita lantunkan di beberapa kegiatan kampus. Beliau masih juga masih sanggup melantunkan lagu ciptaannya, meski di usia senja-nya. Sebuah pengalaman yang berharga kembali hadir. Tepat dalam rangka ulang tahun IPB yang ke-50, terinspirasi oleh FMIPA, IPB mengadakan sebuah kegiatan yang sangat mendapatkan apresiasi tinggi dari pesertanya. Kuliah sehari di IPB. Sebagai LO, ternyata ga mudah ya. Ini kali pertama-nya ngerasain jadi LO dan woow. Menngikutsertakan diri dalam kepanitiaan ini, tadinya terpikir agak salah. Karena, di samping itu, amanah yang dititipkan di hari yang sebagai panitia IPB Agrifuture EXPO di IICC dan IPB Baranang Siang. Tapi, atas izin ketua pelaksana IAE, bisa meluangkan sedikit waktu untuk adik-adik peserta SKI. Karena mereka sangat antusias, datang dari JABODETABEK dan beberapa dari luar jabodetabek, ingin tau “IPB itu seperti apa sih?” Mulai dari baris berbaris, menunggu mereka dengan senyuman selebar-lebarnya di depan Gedung CCR dan membawa sebuah papan nama kelompok mereka. Membagikan plastik makanan dan minuman,

Upload: weni-handayani

Post on 22-Jun-2015

211 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kisah lo di sehari kuliah di ipb

Hai blogwalker.

Inilah cerita lama nan tertunda, manakala waktu tak bepihak. Di tengah-tengah nafas yang kian terengah, ‘paksaan’ mungkin bisa menciptakan tulisan kali ini. Happy Reading and get the positive thing here guys!

“Almamater kami...Institut Pertanian Bogor, begitu menggema ketika nama itu terucap dari lisan setiap insan. “

IPB termasuk Universitas ternama di Indonesia. Cukup salut juga ketika tahu bagaimana sejarah awal terbentuknya IPB, ketika diajak oleh rekan perfilm-an membuat sebuah film perjalanan IPB. GREAT! Meski tak terlibat banyak, tapi dari situ “Apa yang tadinya tak tau, menjadi tau.”

Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membuat IPB seperti sekarang ini. Terutama kepada Alm. bapak Andi Hakim Nasution, You’re the best lecture, sir! Proud of you. Juga kepada pencipta lagu Hymne IPB yang dengan bangga kita lantunkan di beberapa kegiatan kampus. Beliau masih juga masih sanggup melantunkan lagu ciptaannya, meski di usia senja-nya.

Sebuah pengalaman yang berharga kembali hadir. Tepat dalam rangka ulang tahun IPB yang ke-50, terinspirasi oleh FMIPA, IPB mengadakan sebuah kegiatan yang sangat mendapatkan apresiasi tinggi dari pesertanya. Kuliah sehari di IPB.

Sebagai LO, ternyata ga mudah ya. Ini kali pertama-nya ngerasain jadi LO dan woow. Menngikutsertakan diri dalam kepanitiaan ini, tadinya terpikir agak salah. Karena, di samping itu, amanah yang dititipkan di hari yang sebagai panitia IPB Agrifuture EXPO di IICC dan IPB Baranang Siang.

Tapi, atas izin ketua pelaksana IAE, bisa meluangkan sedikit waktu untuk adik-adik peserta SKI. Karena mereka sangat antusias, datang dari JABODETABEK dan beberapa dari luar jabodetabek, ingin tau “IPB itu seperti apa sih?”

Mulai dari baris berbaris, menunggu mereka dengan senyuman selebar-lebarnya di depan Gedung CCR dan membawa sebuah papan nama kelompok mereka. Membagikan plastik makanan dan minuman, mengumpulkan sampah makanan mereka, hingga menyapa mereka, membuat mereka senyaman mungkin.

“Kak, hari ini kita mau ngapain?”

Pertanyaan pertama dari gadis cilik yang baris paling depan. Ya, begitu lah upaya memudarkan tembok “senior” dan “junior”. Karena, kita semua sama. Hanya waktu yang mempersilahkan aku untuk mencicipi kehidupan di IPB lebih dulu dari mereka.

<cont..>