kista ovarium

102
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring meningkatnya ilmu pengetahuan di Indonesia, berkembang pula upaya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap wanita yang semakin membaik. Sarana dan prasarana di pelayanan kesehatan menunjang terdeteksinya penyakit wanita yang bermacam – macam, termasuk penyakit ginekologi. Berbagai macam penyakit sistem reproduksi memiliki efek negatif pada kualitas kehidupan wanita dan keluarganya dengan gejala salah satunya gangguan menstruasi seperti menarche yang lebih awal, periode menstruasi yang tidak teratur, siklus menstruasi yang pendek, paritas yang rendah, dan riwayat infertilitas. (Heffner dan Schust, 2005) Gangguan menstruasi yang umum pada wanita biasanya terjadi dismenore atau nyeri saat haid. Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai usia. Selain itu periode menstruasi yang tidak teratur dengan volume pengeluaran darah

Upload: wewenfs

Post on 29-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: kista ovarium

BAB 1PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG

Seiring meningkatnya ilmu pengetahuan di Indonesia, berkembang pula  upaya peningkatan

pelayanan kesehatan terhadap wanita yang semakin membaik. Sarana dan prasarana di pelayanan

kesehatan menunjang terdeteksinya penyakit wanita yang bermacam – macam, termasuk

penyakit ginekologi. Berbagai macam penyakit sistem reproduksi memiliki efek negatif pada

kualitas kehidupan wanita dan keluarganya dengan gejala salah satunya gangguan menstruasi

seperti menarche yang lebih awal, periode menstruasi yang tidak teratur, siklus menstruasi yang

pendek, paritas yang rendah, dan riwayat infertilitas. (Heffner dan Schust, 2005)

Gangguan menstruasi yang umum pada wanita biasanya terjadi dismenore atau nyeri saat haid.

Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah ginekologi

yang paling umum dialami wanita dari berbagai usia. Selain itu periode menstruasi yang tidak

teratur dengan volume pengeluaran darah yang berlebih dapat mengakibatkan anemia. Anemia

menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. (Wiliams, 2001)

1

Nyeri yang berlebih pada saat haid juga dapat terjadi akibat adanya massa pada organ reproduksi seperti kista atau tumor. Kista adalah bentuk gangguan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos yang abnormal. Pertumbuhan otot polos abnormal yang terjadi pada ovarium disebut kista ovarium.  Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005).Insiden kista ovarium yaitu 7% dari populasi wanita dan 85% bersifat jinak (Standar Pelayanan

Medik Obstetri dan Ginekologi 2006). Insiden sebenarnya dari kista ovarium di Indonesia tidak

Page 2: kista ovarium

diketahui secara pasti, diperkirakan prevalensi dari kista ovarium sebesar 60% dari seluruh kasus

gangguan ovarium. (Wiknjosastro, 2007)

Tabel 1 : Rekapitulasi Penyakit Ginekologi di Ruang Dahlia RSUD Kota

Bekasi Pada Bulan Januari – Juni 2011

No. Nama Penyakit Jumlah Persentasi

1 Kista ovarium 8 7,80%

2 Myoma uteri 36 34,95%

3 Menometrorhagia 34 33%

4 Ca. Cervik 7 6,79%

5 Kista bartolin 16 15,53%

6 Tumor vagina 2 1,93%

Jumlah 103 100%

Sumber : Rekam medis RSUD Kota Bekasi

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa di RSUD Kota Bekasi R. Dahlia (maternitas)

telah ditemukan sebanyak 7,8 % atau 8 orang dari 103 klien dengan Kista ovarium pada periode

Januari – Juni 2011. Klien dengan kista ovarium membutuhkan adanya tindakan keperawatan

melalui tindakan kolaboratif dan independen dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan

kista ovarium dan anemia. Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis tertarik membuat

laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan kista

ovarium dan anemia di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi tanggal 21 – 25 Juli 2011”.

B.     Tujuan Penulisan

1.      Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi bio, psiko,

social, dan spiritual pada klien kista ovarium dengan pendekatan proses keperawatan

2.      Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan kista ovarium diharapkan penulis mampu :

Page 3: kista ovarium

a.       Melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien dengan kista ovarium.

b.      Menegakan diagnosa keperawatan pada klien dengan kista ovarium.

c.       Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kista ovarium.

d.      Melakukan tindakan keperawatan pada klien kista ovarium.

e.       Mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium

f.       Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium

g.  Menganalisis kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan

kista ovarium.

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode deskriptif

berbentuk studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan. Teknik-teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1.    Wawancara

Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang didapat secara langsung dari

klien maupun keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan yang sedang dirasakan

klien saat ini.

Page 4: kista ovarium

2.    Observasi

Mengamati keadaan klien dan respon klien untuk memperoleh data objektif

tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan.

3.      Pemeriksaan fisik

Memeriksa keadaan fisik klien secara sistematis dan menyeluruh dengan menggunakan teknik

inspeksi, palpasi,  perkusi,  dan auskultasi

4.      Studi Dokumentasi

Membaca catatan keperawatan dan catatan medis yang berhubungan dengan klien, serta

mendokumentasikan asuhan keperawatan selama klien ada di rumah sakit.

5.      Studi Kepustakaan

Mengumpulkan informasi dari bahan-bahan bacaan sebagai literatur yang relevan dengan kasus

yang diambil sebagai bahan dalam pembuatan karya tulis.

D. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari IV BAB, yaitu : BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang,

tujuan penulisan, metoda penulisan dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan teoritis yang berisi konsep dasar kista ovarium : definisi,  anatomi fisiologi,

patofisiologi, manajemen medik, dampak masalah terhadap perubahan struktur. Konsep dasar

anemia : definisi,  patofisiologi, manajemen medik, dampak masalah terhadap perubahan

struktur, dan konsep dasar asuhan keperawatan pada klien kista ovarium dengan anemia :

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. BAB III Tinjauan

kasus dan pembahasan yang berisi, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,

implementasi, dan evaluasi. BAB IV Penutup yang berisi, kesimpulan, rekomendasi.

Page 5: kista ovarium

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.   KONSEP DASAR

1.      Kista Ovarium

a.       Pengertian

Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh dimana saja dengan  jenis yang bermacam-

macam. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau

ovarium. (Lowdermilk, 2005)

Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista

tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi.

(Yatim, 2005)

Kista ovarium merupakan pertumbuhan sel jinak dari ovarium itu sendiri. (Burner, Suddart,

2003)

Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair

yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. (Kusuma, 2008)

Jadi kista ovarium adalah pertumbuhan sel jinak berupa kantong yang berisi cairan yang tumbuh

pada ovarium.

b.      Anatomi Fisiologi Ovarium

Page 6: kista ovarium

6

Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, dibawah dan di belakang tuba fallopii. Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria. Ukuran dan bentuk setiap ovarium menyerupai sebuah buah almond berukuran besar. Saat ovulasi ukuran ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarke, permukaan ovarium licin.Setelah maturitas seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat

permukaan nodular menjadi kasar.

http://www.google.co.id/imgres?imgurl

Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon (estrogen dan

progesteron). Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial

(primitif). Diantara interval masa usia subur (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur

dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid

(estrogen, progesteron, dan androgen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

perkembangan dan fungsi wanita normal. (Lowdermilk, dkk, 2005)

Ovarium terdiri atas medula dan korteks. Medula merupakan bagian internal yang mengandung

pembuluh limfe dan darah yang disangga oleh jaringan ikat. Korteks merupakan bagian eksternal

mengandung folikel ovarium atau sel – sel telur yang terbenam dalam stroma. Ovarium tidak

Page 7: kista ovarium

dibungkus oleh peritonium sejati. Sebaliknya ovarium mengandung bentuk peritonium yang

sudah mengalami modifikasi, yaitu epitelium germinalis. (Farrer, 2001)

Gambar 2 : This figure shows the ovary, fallopian tube, and follicles (cysts) http://www.google.co.id/imgres?imgurl

c.       Etiologi

Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis,

dan ovarium.

d.      Klasifikasi

Klasifikasi kista ovarium menurut Nugroho, 2010 adalah :

1)      Tipe kista normal

a.    Kista Fungsional

Kista Fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini

berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang

normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk

melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista

fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri

Page 8: kista ovarium

dari: kista folikel dan kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan

gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 – 8 minggu.

2)      Tipe Kista Abnormal

a)      Kistadenoma

Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat jinak, namun

dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.

b)      Kista coklat (endometrioma)

Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena berisi timbunan

darah yang berwarna coklat kehitaman.

c)      Kista dermoid

Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan

lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya berukuran kecil dan

tidak menimbulkan gejala.

d)     Kista endometriosis

Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim. Kista

ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga

menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.

e)      Kista hemorhage

Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu

sisi perut bagian bawah.

f)       Kista lutein

Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya

berasal dari korpus luteum haematoma.

Page 9: kista ovarium

g)      Kista polikistik ovarium

Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara

kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini.

Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk

mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

e.       Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis kista ovarium antara lain :

1)        Sering tanpa gejala.

2)        Nyeri saat menstruasi

3)        Nyeri di perut bagian bawah.

4)        Nyeri pada saat berhubungan badan.

5)        Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.

6)        Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar.

7)        Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.

f.       Patofisiologi

Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia (degenerasi). Pada

wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH tetapi tidak terjadi

ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular daur haid, sementara

kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang

terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar

adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya

ovarium polikistik. (Corwin, 2002)

Page 10: kista ovarium

Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis

dan sel – sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Penyebaran awal kanker

ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.

Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis.

Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa penuh, mual,

tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi

perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan

estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson,

2006)

Gambar 3 : Kista Ovariumhttp://naturallyplusinfo.com/category/penyakit-kista-ovarium/

Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan luteal di

ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian fisiologik. Kelainan

yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur atau pada  folikel yang sudah

pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul

langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-

1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup

banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan

Page 11: kista ovarium

menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring

dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang

– kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut.

(Robbins, 2007)

g.      Penatalaksanaan

1)      Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal

laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.

2)      Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.

3)      Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa

dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan

intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada

distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai

penyangga.

4)      Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan

manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada

abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi

seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. (Lowdermilk.dkk. 2005)

h.      Pemeriksaan penunjang

1)        Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium

atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.

2)        Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari

Page 12: kista ovarium

uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan

antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

3)        Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid

kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

4)        Parasintesis

Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan

tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

(Nugroho, 2010)

i.        Komplikasi

Menurut Sjamsuhidajat, komplikasi yang biasa terjadi pada kista ovarium adalah asites atau

gejala sindrom perut akut akibatnya putaran tangkai tumor atau gangguan peredaran darah

karena penyebab lain.

Menurut Powell, komplikasi pada klien kista ovarium yaitu :

1)        Torsi

Putaran kista yang biasanya searah dengan jarum jam. Dapat berputar sedikit saja atau terjadi

beberapa putaran. Gangguan perdaran darah yang disebabkan oleh torsi mengenai susunan vena

sehingga kista berwarna kebiruan, dalam keadaan ekstrim arteri juga terjepit. Torsi kadang –

kadang disertai rasa nyeri yang hebat dan terus menerus. Tetapi kadang – kadang pula nyeri itu

hanya sebentar.

2)        Ruptur dari kista

Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh karena trauma. Pada keduanya

disertai gejala sakit, enek dan muntah – muntah. Ruptur kista memberikan bahaya seperti

Page 13: kista ovarium

penyebaran isi kista dalam ruang abdomen yang akan segera dibentuk cairan baru oleh sel – sel

di peritonium, sehingga akhirnya menyebabkan kematian.

3)        Suppurasi dari kista

Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi atau dapat pula berdiri sendiri, yaitu secara

hematogen atau limfogen.

4)        Perubahan keganasan

Pada kistadenoma serosum, perbedaan histologis yang benigna dan maligna sukar ditentukan.

Tetapi suatu hal yang nyata, bahwa pada jenis ini lebih sering jadi ganas, yaitu ± 25%.

2.         Anemia

a.      Pengertian

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar

hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002).

Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah

atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen

keseluruh jaringan. (Tarwoto, 2008)

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin

dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006).

Jadi anemia adalah keadaan dimana berkurangnya hemoglobin sel darah merah dalam sirkulasi

darah sehingga tidak mampu membawa O2 keseluruh tubuh.

b.      Klasifikasi

1)      Klasifikasi anemia menurut Tarwoto, 2008 berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokan

menjadi tiga kategori yaitu :

a.       Hilangnya sel darah merah.

Page 14: kista ovarium

b.      Menurunnya produksi sel darah merah.

c.       Meningkatnya destruksi / kerusakan sel darah merah.

2)      Klasifikasi anemia menurut Price, 2006 berdasarkan morfologik dapat dikelompokan menjadi

tiga kategori yaitu :

a)      Normokromik normositik, sel darah merah memiliki ukuran dan bentuk normal serta

mengandung jumlah hemoglobin normal.

b)      Normokromik makrositik, memiliki sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokromik

karena konsentrasi hemoglobin normal.

c)      Hipokromik mikrositik berarti sel kecil dan pewarnaan berkurang karena berasal dari

hemoglobin yang kurang.

c.       Etiologi

Etiologi anemia pada kista ovarium menurut Howard & Pearson, 2008 adalah :

1)      Perdarahan

2)      Kekurangan dari folate atau cobalamin

3)      Anemia dengan inflamasi kronis

4)      Penghasilan erythropoietin rusak

5)      Rusak respon ke erythropoietin

6)      Infiltrasi tumor dari sumsum tulang.

d.      Tanda dan gejala

1)      Cepat lelah/ kelelahan hal ini terjadi karena simpanan oksigen dalam jaringan otot kurang

sehingga metabolisme otot terganggu.

2)      Nyeri kepala dan pusing merupakan kompensasi dimana otak kekurangan oksigen, karena daya

angkut hemoglobin berkurang.

Page 15: kista ovarium

3)      Kesulitan bernafas, terkadang sesak nafas merupakan gejala, dimana tubuh memerlukan lebih

banyak lagi oksigen dengan cara kompensasi pernafasan lebih dipercepat.

4)      Palpitasi, dimana jantung berdenyut lebih cepat diikuti dengan peningkatan denyut nadi.

5)      Pucat pada muka, telapak tangan, kuku, membran mukosa mulut dan konjungtiva.

e.       Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah

merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan

nutrisi, pajanan toksik, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah

merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut

terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah

merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi

sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam sistem

retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang

sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel

darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi

normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl) mengakibatkan ikterik pada sklera.

Perdarahan

Page 16: kista ovarium

 

Sumber : Tarwoto, 2008f.       Manajemen Medis Secara Umum

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang,

seperti :

1)      Transplantasi sel darah merah.

2)      Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3)      Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4)      Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.

5)      Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6)      Diet tinggi zat besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

g.      Dampak anemia terhadap perubahan struktur atau pola fungsi sistem tubuh tertentu terhadap

kebutuhan klien sebagai makhluk holistik.

Jantung berupaya mengompensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini

mementingkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventrikular. Dengan demikian,

Page 17: kista ovarium

anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan gagal

jantung kongestif.

h.      Pemeriksaan diagnostik

Jenis pemeriksaan pada gangguan hematologi diantaranya :

1)      Hitung sel darah yaitu mengukur jumlah sel darah merah permilimeter kubik (mm3) darah. Tes

ini untuk mendiagnostik anemia dan polisitemia. Normalnya tergantung umur dan jenis kelamin.

2)      Hemoglobin untuk menentukan nilai hemoglobin dalam darah per 100 ml darah. Tes ini untuk

mendiagnostik anemia dan polisitemia.

3)      Hematokrit (Hct) untuk menentukan volume darah lengkap (sel darah merah). Tes ini untuk

mendiagnostik anemia, polisitemia, status dehidrasi.

4)      Hitung sel darah putih /leukosit untuk mengukur jumlah sel darah putih dalam mililiter kubik

(mm3) darah. Tes ini menentukan adanya insfeksi atau respon pasien terhadap pemberian

kemoterapi atau terapi radiasi.

5)      Hitung trombosit adalah jumlah trombosit dalam 1 mm3 darah untuk menghitung nilai trombosit,

berperan dalam pembekuan darah.

6)      Hitung retikulosit untuk mengukur respon sumsum tulang terhadap produksi sel darah merah.

7)      Test faktor pembekuan untuk mengetahui faktor penyebab gangguan perdarahan.

B.     Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kista Ovarium Dan Anemia

Proses asuhan keperawatan berdasarkan pada standar praktek keperawatan menurut ANA

(American Nurses Association) yaitu terdapat lima tahap proses keperawatan : (1) tahap

pengkajian (2) tahap diagnosa keperawatan (3) intervensi keperawatan (4) tahap implementasi

(5) tahap evaluasi. Adapun penjelasan proses keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Pengkajian

Page 18: kista ovarium

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang

sistematis dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan

klien. Data yang terkumpul dari pasien, pengkajian terdiri dari pengumpulan, pengelompokan

data, analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan.

a.      Pengumpulan Data

1)      Identitas

a.       Identitas Klien

Identitas klien meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku, status perkawinan,

diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no medrek dan alamat.

b.      Identitas Penanggung jawab

Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku dan alamat.

2)      Riwayat Kesehatan

a)      Keluhan Utama

Keluhan yang diungkapkan saat dilakukan pengkajian dengan menggunakan metode PQRST :

P : Provokatif atau paliatif yang menyebabkan nyeri dirasakan.

Q : Kualitas nyeri yang dirasakan, apakah tertusuk, kram, kaku, terjepit, atau tertekan.

R : Region, nyeri yang dirasakan mempengaruhi system tubuh atau tidak seperti nadi, tekanan

darah, pernafasan, serta apakah mempengaruhi aktifitas selama perubahan posisi atau nyeri

dirasakan menjalar ke area lain.

S : Saverity, nyeri dirasakan hebat. Menengah – sedang, atau sedikit, tentukan dengan

menggunakan skala 0 – 10

T : Time, apakah nyeri secara khas terus – menerus, cepat hilang dan dirasakan menetap.

b)      Riwayat Kesehatan Sekarang

Page 19: kista ovarium

Perjalanan penyakit klien sebelum, selama perjalanan dan sesampainya di rumah sakit hingga

saat dilakukan pengkajian. Tindakan yang dilakukan sebelumnya, dan pengobatan yang didapat

setelah masuk rumah sakit.

c)      Riwayat Menstruasi

Kaji menarche, siklus menstruasi, banyaknya haid yang keluar, keteraturan menstruasi, lamanya,

keluhan yang menyertai.

d)     Riwayat Obstetri

Kaji tanggal partus, umur hamil, jenis partus, tempat penolong, jenis kelamin bayi, berat dan

panjang badan bayi, masalah yang terjadi saat hamil, lahir, nifas dan keadaan bayi yang

dilahirkan.

e)      Riwayat Keluarga Berencana

Kaji penggunaan KB pada klien, jenis kontrasepsi yang digunakan, sejak kapan penggunaan alat

kontrasepsi, adakah masalah yang terjadi dengan alat kontrasepsi.

f)       Riwayat Penyakit Dahulu

Tanyakan penyakit yang pernah dialami dan berhubungan dengan sistem reproduksi, dan riwayat

pengobatan klien.

g)      Riwayat pernikahan

Kaji usia pernikahan, lamanya pernikahan, dan pernikahan yang keberapa.

h)      Riwayat seksual

Kaji usia pertama kali klien melakukan hubungan seksual, frekuensi perminggu, respon pasca

hubungan seksual : Nyeri / perdarahan / tidak ada keluhan.

i)        Riwayat kesehatan Keluarga

Page 20: kista ovarium

Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit yang sama, penyakit keturunan atau

riwayat penyakit menular.

j)        Riwayat kebiasaan sehari – hari

(1)   Personal hygiene

Kaji kebiasaan personal hygiene klien meliputi keadaan kulit, rambut, mulut dan gigi, pakaian,

kuku, vulva hygiene.

(2)   Pola makan

Kaji pola makan klien meliputi kebiasaan makan klien dalam porsi makan, frekuensi makan,

nafsu makan, sumber dan jenis makanan yang di sukai dan makanan yang tidak disukai, alergi

makanan, serta kaji kebiasaan minum klien.

(3)   Pola eliminasi

(a)    BAB

Kaji frekuensi, warna, bau, konsistensi, dan keluhan saat BAB.

(b)   BAK

Kaji frekuensi, warna, bau dan keluhan saat berkemih.

(4)   Pola aktifitas dan latihan

Kaji kegiatan dalam pekerjaan dan kegiatan diwaktu luang sebelum dan selama dirawat di rumah

sakit.

(5)   Pola tidur dan istirahat

Kaji waktu, lama tidur/ hari, kebiasaan pengantar tidur, kebiasaan saat tidur, dan kesulitan dalam

tidur.

k)      Riwayat penggunaan zat

Kaji kebiasaan dan lama penggunaan rokok, minuman alkohol, dan obat – obatan.

Page 21: kista ovarium

l)        Riwayat sosial ekonomi

Kaji pendapatan perbulan, hubungan sosial, dan hubungan dalam keluarga.

m)    Riwayat psiko sosial dan spiritual

(1)   Psikososial

Respon klien terhadap penyakit yang diderita saat ini, dan mekanisme koping klien.

(2)   Spiritual

Kaji kegiatan keagamaan klien yang sering dilakukan di rumah dan di rumah sakit.

3)      Pemeriksaan Fisik

Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda – tanda vital.

a)      Kepala

Kaji adanya keluhan pusing atau sakit kepala, warna rambut, keadaan, distribusi rambut, dan

kebersihan rambut.

b)      Mata

Kaji kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera, kornea, dan fungsi penglihatan.

c)      Hidung

Kaji kesimetrisan, keadaan kehersihan hidung, dan fungsi penciuman.

d)     Mulut

Kaji kelembaban mukosa mulut dan bibir, keadaan gigi, fungsi pengecapan, keadaan mulut dan

fungsi menelan.

e)      Telinga

Kaji adanya kelainan bentuk, keadaan, dan fungsi pendengaran.

f)       Leher

Page 22: kista ovarium

Kaji adakah pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena jugularis, pebesaran kelenjar

getah bening.

g)      Daerah dada

Kaji adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi suara jantung, bunyi jantung,

frekuensi nadi, dan tekanan darah.

h)      Abdomen

Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas luka, nyeri tekan, karakteristik

nyeri, kondisi hepar dan kandung kemih.

i)        Genitalia Eksterna

Kaji adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal dan  kebersihan.

j)        Anus

Kaji adanya keluhan konstipasi, dan inspeksi adanya hemoroid eksterna.

k)      Ektremitas

Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian, refleks - refleks, dan kesulitan

pergerakan.

4)      Pemeriksaan Penunjang

Pre operasi : Kaji hemoglobin, Pembekuan darah dan USG

b.      Analisa Data

Analisa data adalah mengkaitkan data, menghubungkan data dengan konsep, teori dan kenyataan

yang relevan untuk membuat kesimpulan dalarn menentukan masalah keperawatan klien.

2.      Diagnosa Keperawatan

Page 23: kista ovarium

Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu harus spesifik berfokus

pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus dapat

diatasi dengan tindakan keperawatan.

Menurut Doengoes (2000) diagnosa yang mungkin muncul adalah :

1)      Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d adanya massa intra abdomen, perjalanan proses penyakit.

2)      Gangguan rasa aman : cemas b.d krisis situasi, acaman pada konsep diri, transmisi atau kontak

interpersonal kebutuhan tidak terpenuhi.

3)      Resti kekurangan cairan b.d adanya perdarahan intra peritonial.

4)      Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenal /

kurang informasi.

5)      Perubahan eliminasi b.d penekanan jaringan usus.

Menurut Tarwoto, dkk (2008) diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan

Anemia adalah :

1)      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.

2)      Gangguan perfusi jaringan tubuh b.d tidak adekuatnya sirkulasi darah.

3)      Intoleransi aktifitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah.

4)      Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penatalaksanaan anemia.

3.      Rencana keperawatan

Perencanaan  keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang dilaksanakan

untuk menanggulangi masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan

tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.

Menurut Doengoes, alih bahasa Ester (2000) adalah :

Page 24: kista ovarium

1)      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya massa.

Tujuan : rasa nyaman terpenuhi dan tidak terasa nyeri

Kriteria  :

a)      Mengungkapkan berkurangnya nyeri.

b)      Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.

Intervensi Keperawatan

No. Intervensi Rasional

1.

2.

3.

4.

Tentukan riwayat nyeri, mis.,

lokasi nyeri, frekuensi, durasi,

dan intensitas (skala 0-10), dan

tindakan penghilangan yang

digunakan.

Evaluasi/sadari terapi tertentu

mis., pembedahan, radiasi,

kemoterapi, bioterpi. Ajarkan

pasien atau orang terdekat apa

yang diharapkan.

Berikan tindakan kenyamanan

dasar (mis., reposisi, gosokan

punggung) dan aktifitas hiburan

(mis., musik, televisi).

Dorong penggunaan

keterampilan manajemen nyeri

Informasi memberikan data

dassar untuk mengevaluasi

kebutuhan/efektifitas intervensi.

Pada banyak klien, nyeri dapat

menyebabkan gelisah serta dapat

meningkatkan TD dan nadi.

Meningkatkan relaksasi dan

membantu memfokuskan kembali

perhatian.

Memungkinkan pasien untuk

berpartisipasi secara aktif dan

Page 25: kista ovarium

5.

6.

7.

8.

9.

(mis., teknik relaksasi,

visualisasi, bimbingan

imajinasi), tertawa, musik, dan

sentuhan terpeutik.

Evaluasi penghilangan nyeri /

kontrol. Nilai aturan pengobatan

bila perlu.

Kembangkan rencana

manajemen nyeri dengan pasien

dan dokter.

Berikan analgesik sesuai

indikasi.

Anjurkan penggunaan

kontrasepsi oral. (Olds. Selly B.,

dkk, 2004)

Lakukan observasi selama

sebulan atau dua bulan. (Olds.

Selly B., dkk, 2004)

meningkatkan rasa kontrol.

Tujuannya adalah kontrol nyeri

maksimum dengan pengaruh

minimum pada AKS.

Rencana terorganisasi

mengembangkan kesempatan

untuk kontrol nyeri.

Saat perubahan penyakit /

pengobatan terjadi, penilaian

dosis dan pemberian akan

diperlukan.

Kontrasepsi oral dapat

menghambat pertumbuhan sel

kanker.

Kista akan ruptur atas diri mereka

sendiri dan tak berbahaya,

Tindakan laparatomi bertujuan

untuk pengangkatan massa pada

ovarium yang tidak ruptur dan

dengan pertumbuhan cepat.

Page 26: kista ovarium

2)      Gangguan rasa aman : cemas berhubungan dengan ancaman pada konsep diri, kebutuhan tidak

terpenuhi.

Tujuan : Rasa aman klien terpenuhi : cemas hilang

Kriteria :

a)      Mengungkapkan kesadaran akan perasaan

b)      Kelihatan rilek, dapat tidur/istirahat dengan benar

Intervensi dan rasional

No. Intervensi Rasional

1.

2.

3.

4.

Kaji tingkat kecemasan klien

dan sumber masalah.

Dorong klien untuk

mengungkapkan perasaan.

Bantu klien atau pasangan dalam

mengidentifikasi mekanisme

koping yang lazim dan

berkembang strategi koping baru

jika dubutuhkan.

Berikan informasi yang akurat

tentang keadaan klien.

Untuk mengetahui tingkat

kecemasan ringan, sedang atau

berat sehingga memudahkan

untuk menentukan intervensi.

Klien akan merasa lega setelah

mengungkapkan perasaan.

Membantu memfasilitasi

adaptisi yang positip terhadap

peran baru : mengurangi

perasaan ansietas.

Khayalan yang disebabkan oleh

kurangnya informasi atau

kesalah fahaman dapat

Page 27: kista ovarium

meningkatkan tingkat

kecemasan.

3)      Resti kekurangan cairan b.d adanya perdarahan intra peritonial

Tujuan : Kebutuhan cairan klien dapat terpenuhi

Kriteria  : Menunjukan keseimbangan cairan yang dibuktikan dengan TTV klien stabil, mukosa lembab,

dan turgor kulit baik.

Intervensi dan Rasional

No. Intervensi Rasional

1.

2.

3.

4.

Awasi tanda – tanda Vital

Catat respon fisiologis

individual pasien terhadap

perdarahan. Mis., ansietas,

pucat, berkeringat, takipnea,

peningkatan suhu.

Berikan cairan/darah sesuai

indikasi.

Awasi pemeriksaan laboratorium

Perubahan Td dan nadi dapat

digunakan untuk perkiraan kasar

kehilangan darah. Hipotensi

postural menunjukan penurunan

volume sirkulasi.

Memburuknya gejala dapat

menunjukan berlajutnya

perdarahan atau tidak

adekuatnya penggantian cairan.

Penggantian cairan tergantung

pada derajat hipovolemia dan

lamanya perdarahan (akut atau

kronis).

Alat untuk menentukan

Page 28: kista ovarium

mis.,: Hb/Ht, jumlah sel darah

merah (SDM).

kebutuhan penggantian darah

dan mengawassi keefektifan

terapi.

Menurut Tarwoto, dkk (2008) rencana asuhan keperawatan pada klien dengan Anemia adalah :

1)      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.

Tujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi

Kriteria :

a)      Nafsu makan meningkat

b)      Pola makan yang adekuat

c)      Berat badan normal

d)     Hb normal

Intervensi dan rasional

No Intervensi Rasional

1.

2.

3.

4.

Kaji kebiasaan makan pasien.

Kaji kembali penyebab

gangguan kebutuhan nutrisi.

Timbang berat badan setiap 3

hari jika kondisi pasien

memungkinkan.

Identifikasi makanan kesuaan

pasien dan berikan makanan

kesukaannya selama tidak

Kebiasaan makan pasien menentukan

asupan makanan pasien.

Validasi data untuk menentukan

intervensi lebih lanjut.

Berat badan sebagai salah satu

indikator gangguan nutrisi.

Meningkatkan nafsu makan dan

meningkatkan asupan makanan.

Page 29: kista ovarium

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

bertentangan dengan program

diet.

Berikan makanan dalam

keadaan hangat, bersih.

Bantu pasien makan jika tidak

mampu melakukannya sendiri.

Observasi tekanan darah, nadi

setiap 4 jam.

Observasi secara rutin setiap

hari tanda – tanda kekurangan

nutrisi : kojungtiva, sclera,

tonus otot, LLA.

Catat intake makanan pasien.

Monitor Hb Albumin dengan

kolaborasi medis.

Laksanakan program

pengobatan seperti pemberian

vitamin, obat anti emetic, obat

peningkatan nafsu makan.

Lakukan oral hygine.

Kolaborasi dalam pemasangan

NGT.

Berikan pendidikan kesehatan

Meningkatkan nafsu makan.

Memenuhi kebutuhan nutrisi.

Tekanan darah yang rendah salah

satu indikator kekurangan nutrisi.

Menentukan perkembangan status

nutrisi.

Menilai kebutuhan nutrisi pasien.

Menentukan perkembangan status

pasien.

Meningkatkan asupan makanan

pasien.

Meningkatkan nafsu makan.

Meningkatkan intake makanan.

Meningkatkan pengetahuan.

Page 30: kista ovarium

tentang anemia, diet.

2)   Gangguan perfusi jaringan tubuh b.d tidak adekuatnya sirkulasi darah.

Tujuan : menunjukan perfusi jaringan yang adekuat

Kriteria :

a)      Nyeri kepala berkurang atau hilang

b)      Tekanan darah dan nadi normal

c)      Ekstremitas hangat.

Intervensi dan Rasional

No Intervensi Rasional

1.

2.

3.

4.

Kaji kembali tanda – tanda

perfusi jaringan tubuh.

Observasi keadaan kulit :

suhu, turgor, kelembaban

setiap hari.

Catat intake nutrisi.

Ukur tanda vital setiap 8

jam : tekanan darah,

Data dasar untuk menentukan

perkembangan status pasien

Merupakan indiukasi gangguan

perfusi jaringan.

Adekuatnya nutrisi akan

meningkatkan nilai Hb dan

eritrosit.

Gangguan perfusi biasanya

didapatkan penurunan tekanan

Page 31: kista ovarium

5.

6.

7.

8.

9.

10

11.

12.

pernafasan, nadi dan suhu.

Kaji dan observasi jalan nafas

pasien.

Observasi capilary refill

pasien setiap 8 jam.

Atur posisi pasien dengan

semifowler.

Berikan oksigen sesuai

program.

Observasi darah lengkap dan

Hb.

Lakukan latihan ekstremitas

sesuai kemampuan

Kolaborasi dalam pemberian

transfusi darah.

Kaji fungsi pernafasan dan

kardiovaskular dengan

kolaborasi tim medis.

darah, peningkatan pernafasan.

Jalan nafas yang efektif

mempermudah masuknya oksigen

kedalam paru – paru.

Pengisian kapiler menentukan

efektif tidaknya perfusi jaringan.

Meningkatkan keefektifan

pernafasan.

Meningkatkan suplai oksigen.

Hb berfungsi mengangkut oksigen

keseluruh jaringan.

Meningkatkan sirkulasi darah.

Meningkatkan eritrosit dan Hb.

Fungsi pernafasan dan

kardiovaskuler merupakan organ

yang penting dalam pengangkutan

oksigen.

3)        Intoleransi aktivitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah.

Tujuan : Klien mampu melakukan aktivitas

Page 32: kista ovarium

Kriteria :

a)      Sesak nafas berkurang

b)      Ekstremitas kuat

c)      Turgor kulit normal

Intervensi dan Rasional

No. Intervensi Rasional

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Jelaskan tentang intoleransi

aktifitas yang terjadi dan

tanda – tandanya.

Kaji kemampuan aktivitas

pasien, lakukan istirahat

secara berkala.

Ukur tekanan darah

pernafasan dan nadi sebelum

dan sesudah aktifitas.

Berikan diet tinggi kalori,

tinggi protein.

Monitor hemoglobin dan

hemotokrit.

Kolaborasi dalam pemberian

transfusi darah.

Pasien memahami keadaannya

sehingga lebih kooperatif dalam

perawatan.

Istirahat mengurangi beban kerja

jantung.

Memonitor komplikasi selama

aktifitas.

Meningkatkan kadar haemoglobin.

Salah satu indikator sirkulasi darah.

Meningkatkan Hb dan sirkulasi

darah.

4)      Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penatalaksanaan anemia.

Page 33: kista ovarium

Tujuan : Pengetahuan klien meningkat

Kriteria :

a)      Klien mengerti tentang penatalaksanaan anemia.

b)      Pasien kooperatif

Intervensi dan Rasional

No. Intevensi Rasional

1.

2.

3.

4.

5.

Kaji ulang pengetahuan

pasien tentang anemia.

Jelaskan tentang anemia dan

penatalaksanaanya.

Berikan kesempatan pada

pasien untuk menanyakan hal

– hal yang tidak jelas.

Berikan respon positif

terhadap reaksi pasien.

Berikan pujian jika pasien

merespon positif.

Data dasar dalam perencanaan.

Meningkatkan pengetahuan pasien

tentang anemia.

Meningkatkan pemahaman pasien.

Pesien merasa dihargai.

Meningkatkan harga diri pasien.

4.      Implementasi

Pelaksanaan pada klien kista ovarium dilaksanakan sesuai perencanaan perawatan yang meliputi

tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim

kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien.

5.      Evaluasi

Page 34: kista ovarium

Evaluasi dilakukan setelah memberikan tindakan perawatan dengan melihat respon klien,

mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan proses yang menetukan sejauh mana tujuan

telah tercapai.

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A.    Tinjauan Kasus

1.      Pengakajian

a.      Identitas Klien dan Penanggung Jawab

Ny. M (44th) yang beragama islam dengan suku bangsa Danai (Sumatra Barat) berpendidikan

terakhir SD, klien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Klien tinggal di Jl. Pahlawan No. 62

Rt/Rw 10/16 Kel. Duren Jaya Bekasi Timur. Klien dirawat di Ruang Dahlia pada tanggal 20 Juli

2011 sampai 25 Juli 2011, dan dikaji pada tanggal 21 Juli 2011 dengan diagnosa Kista Ovarium

dan Anemia.

Tn. A (51th) adalah suami klien dengan asal suku yang sama dan berpendidikan SD,  klien

bekerja sebagai karyawan swasta. Tn. A tinggal dalam satu rumah di Jl. Pahlawan No. 62 Rt/Rw

10/16 Kel. Duren Jaya Bekasi Timur. Penghasilan suami klien perbulan adalah ± Rp. 500.000,-

b.      Status Kesehatan

1)      Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan nyeri perut dirasakan sekitar 2 minggu yang lalu, sejak itu klien

memeriksakannya ke dokter, dan dianjurkan dirawat di RSUD Kota Bekasi. Pada saat pengkajian

didapatkan data bahwa klien menderita kista ovarium.

2)      Riwayat menstruasi

Page 35: kista ovarium

38

Klien menstruasi pertama berusia 15 tahun, menstruasi klien tidak teratur dan disertai nyeri, banyak haid : klien 3X mengganti pembalut setiap hari.

3)      Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan 1 tahun yang lalu klien pernah mengalami penyakit yang sama yaitu kista

ovarium, dan klien menanganinya dengan operasi laparatomi pada tanggal 28 Januari 2010.

4)      Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien, tidak memiliki

penyakit menular dan keturunan dari pihak keluarga seperti TBC, jantung, hepatitis B, hipertensi

dan diabetes militus.

5)      Riwayat Keluarga Berencana

Klien mengatakan tidak pernah mengikuti program KB.

6)      Riwayat Pernikahan

Klien menikah saat berusia 19 tahun dan suami berusia 26 tahun, klien sudah menikah selama 25

tahun.

7)      Riwayat seksual

Klien melakukan hubungan seksual sejak menikah pada usia 19 tahun. Kehidupan seksual klien

teratur dengan frekuensi 2 x 1 minggu tanpa keluhan yang dirasakan klien.

8)      Riwayat penggunaan zat

Klien tidak pernah merokok, meminum minuman keras dan mengkonsumsi obat – obatan.

9)      Riwayat Obstetri

Page 36: kista ovarium

No

.

Hidup /

Mati

Jenis

Persalinan

Penolon

g Tahun BB

P

B Keadaan

Masala

h

Keadaan

anak

1 Hidup Normal Bidan 1988

240

0 Baik

2 Hidup Normal Bidan 1990

290

0 Baik

3 Hidup Normal Bidan 1994

320

0 Baik

4 Hidup Normal Bidan 1996

350

0 Baik

5 Hidup Normal Bidan 2001 Baik

Data Status Keperawatan Klien Ny. M di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi

10)  Data sosial dan spiritual

a)      Pola fikir dan persepsi

Klien mengatakan BAB-nya berdarah, dan menanyakan “apakah ada hubungan BAB-nya yang

berdarah dengan penyakit kistanya?” Klien tampak bertanya dan ingin tahu tentang penyakitnya,

dengan serius klien memegang tangan perawat dan mengerutkan dahi saat bertanya.

b)      Persepsi diri

Hal yang difikirkan klien saat ini adalah penyakit kistanya yang muncul untuk kedua kalinya,

klien menanyakan juga apa mungkin dapat dioperasi lagi dengan tenggang waktu hanya 1 tahun,

sementara ini klien dalam keadaan anemia dan akan melakukan pemeriksaan kista lebih lanjut

setelah anemianya teratasi.

c)      Konsep diri

-          Body Image : klien tidak malu terhadap perubahan tubuhnya

-          Peran : klien sebagai istri dan ibu dari 5 orang anak

-          Ideal diri : klien ingin menjadi ibu yang sehat untuk anaknya

Page 37: kista ovarium

-          Identitas diri : klien adalah seorang ibu rumah tangga

-          Harga diri : klien merasa cemas dengan penyakitnya

d)     Hubungan / komunikasi

Klien berbicara jelas, berbahasa indonesia, relevan, mampu mengekspresikan, dan mampu

mengerti orang lain. Klien tinggal satu rumah dengan suami dan anak – anaknya. Suami klien

memegang peranan penting dalam keluarga. Motivasi dari suami adalah dukungan moril dan

materi. Tidak ada kesulitan klien dalam keluarga.

e)      Sistem nilai kepercayaan

Klien sering melakukan sholat 5 waktu di rumah, saat ini klien dan keluarga sering berdo’a untuk

kesembuhan Ny. M.

11)  Pola aktifitas sehari – hari

Sebelum masuk RS Selama dirawat di RS

a. Personal Hygiene Klien biasa mandi 2x / hari,

keramas 3x / minggu,

menggosok gigi setiap

mandi, mengganti pakaian

2x / hari dan menggunting

kukunya 1x / minggu.

Selama dirawat di RS,

klien belum pernah

mandi, menggosok gigi,

keramas, dan gunting

kuku.

b. Nutrisi Klien biasa makan nasi 3x /

hari, dengan porsi sedang

karena  tidak memiliki

pantangan makanan. Klien

biasa minum 1500 ml / hari.

Semenjak dirawat, nafsu

makan klien berkurang.

Klien makan nasi 3x /

hari ¼ porsi, klien lebih

menyukai mengemil dari

pada makan nasi, dan

Page 38: kista ovarium

minum ±600ml/hari

c. Pola eliminasi BAB klien biasa 1 x / hari

dengan kontensitas lembek,

Klien BAK 4 – 5 x / hari.

Sejak di RS klien belum

BAB, sering terasa sulit

untuk mengedan karena

mules yang berlebih dan

terkeluar darah secara

menetes.

d.                  Pola istirahat Klien biasa tidur malam

selama 7 – 8 jam / hari dari

jam 21.00 – 05.00 WIB.

Klien mengatakan jarang

tidur siang, minimal ½ - 1

jam / hari karena merasa

sakit di area perutnya.

Selama di RS klien tidak

dapat beristirahat baik

siang maupun malam jika

merasakan nyeri pada

perutnya.

e.       Pemeriksaan (Data Obyektif)

1)      Kesadaran             : Compos Mentis (CM)

2)      TTV           :

-          Nadi     : 84 X / menit

-          Suhu    : 36,20C

-          Pernafasan : 20 X / menit

-          Tensi darah: 140 / 90

3)      Kepala : Kepala tampak simetris, rambut klien bersih, klien mengatakan sering pusing jika

terbangun terlalu cepat.

4)      Mata : konjunctiva anemis, penglihatan klien masih nampak jelas.

Page 39: kista ovarium

5)      Telinga : Telinga klien tampak kotor pada sebelah kiri, pendengaran masih jelas.

6)      Hidung : Hidung klien bersih dan simetris, klien memiliki penciuman yang normal.

7)      Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi terdapat karies & kotor. Ompong pada gigi taring kanan

sebanyak 2 – 3 buah.

8)      Leher : tidak ada pembengkakan & pembesaran kelenjar tiroid.

9)      Thorax : Simetris, suara nafas vesikuler, irama jantung reguler.

10)  Abdomen : Bentuk asimetris, terdapat benjolan di abdomen dekstra, nyeri tekan pada abdomen

kanan bawah, BU 5x / menit. Kandung kemih tidak teraba.

11)  Genital luar : Tidak ada varises, tidak ada odema, tidak ada kista, terdapat pengeluaran

pervaginam dengan warna merah terang seperti ada gumpalan, bau sedikit amis, banyaknya

darah 2 – 3x mengganti celana dalam.

12)  Ekstremitas : Tangan kanan & kiri berkuku panjang karena 1 minggu ini klien tidak memotong

kuku. Terpasang infus (transfusi darah) untuk menambah Hb dengan kolf ke-3.

13)  Kulit : Warna kulit tidak ada kehitaman turgor kulit elastis, seluruh tubuh lengket karena klien

belum mandi.

14)  Data penunjang

a)      Laboratorium Tanggal : 18 Juli 2011

Hematologi Hasil Satuan Rujukan

Leukosit

Hb

Ht

Trombosit

9.6

6.6

19.3

436

ribu / µl

g/ dl

%

ribu / µl

5 ~ 10

12 ~ 14

37 ~ 47

150 ~ 400

b)      Laboratorium Tanggal : 23  – Juli 2011

Page 40: kista ovarium

Hematologi Hasil Satuan Rujukan

Leukosit

Hb

Ht

Trombosit

5.6

8.3

23.4

377

ribu / µl

g/ dl

%

ribu / µl

5 ~ 10

12 ~ 14

37 ~ 47

150 ~ 400

c)      USG sedang direncanakan

15)  Therapy pengobatan

Tramadol 2x1amp via drip, Transfusi Hb darah 3 kolf sejak hari pertama perawatan. Pada hari

jum’at klien mendapatkan transfusi Hb kembali sebanyak 2 kolf.

f.       Analisa Data

No.

Data Fokus

Etiologi

Masalah

1.

Ds : Klien mengatakan nyeri pada area perut bawah, menjalar sampai ke punggung seperti

melilit – lilit, dirasakan selama ±4 jam secara terus – menerus dengan skala 10 (sakit sekali)

klien biasa mengatasinya dengan mengelus – elus bokongnya.

Do :

-          Klien tampak meringis saat nyeri kambuh

-          Klien tampak mengelus – elus bagian bokong

-          Terdapat masa pada perut bagian bawah

-          Terdapat nyeri tekan pada area kanan bawah

-          Bentuk abdomen asimetris (benjolan di area kanan bawah.

Page 41: kista ovarium

Cistoma Ovarii

.

Gg. Rasa nyaman : nyeri

2.

Ds : Klien mengatakan tidak ingin memakan nasi karena klien merasa begah di perutnya. Jika

klien makan hanya mau memakan lauknya dan mengemil makanan.

Do :

-          Porsi makan klien utuh dan hanya habis lauknya saja

-          Klien tampak tidak bersemangat saat makan

-          BU 5X/mnt

Rangsang reseptor nyeri

Nyeri

Page 42: kista ovarium

-          Konjungtiva anemis

-          HB klien 6,6 g/dl

Kista Ovarium

Tidak nafsu makan

Intake tidak adekuat

Massa di rongga pelvis

Perubahan Gastro intestinal

Page 43: kista ovarium

Gg. Kebutuhan nutrisi

Gg. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3.

Ds :

-          Klien mengatakan nyeri saat BAB dan sering berdarah

-          Klien menanyakan “apakah ada hubungannya BAB berdarah dengan kista?”

Do :

-          Klien BAB 1x /hari, berdarah dengan konsistensi lembek

-          BU 5X/mnt

Folikel an ovulasi

Massa pada abdomen

Kesulitan defekasi eliminasi

Gg. Eliminasi

4.

Ds : Klien menanyakan “adakah pengaruh kista terhadap BAB-nya yang berdarah?”

Do :

Rektum & KK tertekan

Page 44: kista ovarium

-          Klien tampak bertanya

-          Klien tampak ingin tahu tentang penyakitnya

-          Klien tampak menatap serius dan memegang tangan perawat saat bertanya

-          Klien tampak mengerutkan dahi

Kurang terpaparnya informasi

Ketidaktahuan pasien tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

Kurang pengetahuan

Kurang Pengetahuan

5.

Ds : Klien mengatakan belum mandi

Do :

-          Klien tampak kotor

-          Badan klien lengket

-          Kuku klien kotor dan panjang

-          Gigi klien kotor

-          Klien terpasang transfusi Hb kolf 3

Kista Ovarium

Page 45: kista ovarium

Penumpukan cairan dalam ovarium

Reseptor nyeri

Nyeri dipersepsikan

Gangguan pemenuhan ADL

Gangguan pemenuhan ADL

6.

Ds :

-          Klien mengatakan Nyeri saat BAB dan berdarah hingga menetes

-          Klien mengatakan terjadi dismenore, dan haidnya tidak teratur.

Do :

-          Terdapat pengeluaran pervaginam dengan warna merah terang seperti ada gumpalan

-          Bau darah sedikit amis, banyaknya darah 2 – 3 x/ hari mengganti celana dalam

-          Tidak ada hemoroid eksterna

-          HB 6,6 g/dl

-          Terpasang transfusi darah

Kista Ovarium

Page 46: kista ovarium

Adanya perdarahan pervaginam

Kehilangan vol cairan tubuh

Gg. Vol. Cairan kurang dari kebutuhan tubuh

Gg. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

2.      Diagnosa Keperawatan :

1.        Gg. Rasa nyaman nyeri b. D adanya masa di perut bawah

2.        Gg. Vol. Cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya perdarahan

3.        Gg. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat

4.        Gg. Pola eliminasi b.d kurangnya asupan serat

5.        Kurang pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi

6.        Gangguan pemenuhan ADL b.d adanya nyeri akibat desakan massa

Page 47: kista ovarium

3.      Rencana asuhan keperawatan

No. Dx. Kep. Tujuan & K. H Intervensi

1. Gg. Rasa

nyaman : nyeri

b.d adanya masa

di perut bawah.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam, diharapkan nyeri klien

berkurang dengan kriteria

hasil :

- Klien mengatakan nyerinya

berkurang

-Skala nyeri (0-2)

        -Klien tampak tenang

        -Tidak ada nyeri tekan

pada perut bagian bawah

        Kaji tingkat dan intensitas nyeri.

        Atur posisi senyaman mungkin.

        Ajarkan dan anjurkan teknik

relaksasi.

        Kolaborasi : Berikan analgetik  :

Tramadol 2x1amp.

        Beritahukan tindakan operasi

jika Hb ± 10 g/dl

        Mengidentifikasi lingkup masalah dan

untuk menindaklanjuti intervensi.

        Menurunkan tingkat ketegangan pada

daerah nyeri.

        Merelaksasi otot – otot

        Analgetik berfungsi untuk

menghilangkan rasa nyeri.

        Tindakan operasi dilakukan untuk

mengangkat kista ovarium dengan

catatan Hb memenuhi standar.

2. Gg. Vol. Cairan

kurang dari

kebutuhan tubuh

b.d adanya

perdarahan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam, diharapkan kebutuhan

cairan klien dapat terpenuhi

dengan kriteria hasil :

        TTV klien stabil

        Membran mukosa lembab

        Turgor kulit baik

        Konjunctiva tidak anemis

        Awasi tanda – tanda Vital

        Catat respon fisiologis

individual pasien terhadap

perdarahan. Mis., ansietas, pucat,

berkeringat, takipnea,

        Perubahan Td dan nadi dapat

digunakan untuk perkiraan kasar

kehilangan darah. Hipotensi postural

menunjukan penurunan volume

sirkulasi.

       

menunjukan berlajutnya perdarahan

atau tidak adekuatnya penggantian

Page 48: kista ovarium

peningkatan suhu.

-        Berikan transfusi darah hingga

mencapai Hb ±10 g/dl

        Awasi pemeriksaan

laboratorium mis.,: Hb/Ht,

jumlah sel darah merah (SDM).

cairan.

        Penggantian cairan tergantung pada

derajat hipovolemia dan lamanya

perdarahan (akut atau kronis).

        Alat untuk menentukan kebutuhan

penggantian darah dan mengawassi

keefektifan terapi.

3. Gg. Nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

b.d intake

tidak

adekuat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam, diharapkan kebutuhan

nutrisi klien dapat terpenuhi

dengan kriteria hasil :

        Klien dapat menghabiskan

porsi makannya

        Klien bertambah nafsu

makannya

        Hb klien normal

Normal Hb : 12-16 g/dl

        Kaji riwayat nutrisi termasuk

makanan yang tidak disukai.

        Observasi dan catat makanan

asupan klien.

        Timbang BB setiap hari.

        Berikan makanan sedikit tapi

sering.

        Observasi adanya mual muntah.

        Berikan dan bantu higiene mulut

yang baik.

        Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk pemberian diit.

        Mengidentifikasi defisiensi,

memudahkan intervensi.

        Mengawasi masukan kalori/ kualitas

kekurangan konsumsi makanan.

       

efektivitas intervensi nutrisi.

        Menurunkan kelemahan

meningkatkan pemasukan dan

mencegah distensi gaster.

        Gejala GI dapat menunjukan efek

anemia (hipoksia) pada organ.

        Meningkatkan nafsu makan dan

pemasukan oral.

        Membantu rencana diit untuk

Page 49: kista ovarium

        Pantau hasil pemeriksaan lab. memenuhi kebutuhan individual.

        Mengetahui peningkatan efektifitas

pengobatan.

4.

Gg. Pola eliminasi

b.d kurangnya

asupan serat.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam, diharapkan pola

eliminasi klien lancar

dengan kriteria hasil :

        Klien mengatakan tidak

nyeri saat BAB

        Tidak ada darah saat BAB

        Observasi warna dan jumlah

feses, frekuensi BAB.

        Auskultasi bising usus.

        Awasi intake output.

        Dorong masukan cairan 2500 –

3000 ml / hari dalam toleransi

jantung.

        Hindari makanan yang

membentuk gas.

        Kolaborasi ahli gizi untuk

pemberian diit seimbang dengan

tinggi serat.

       

faktor pemberat dan interfensi yang

tepat.

        Bunyi usus secara umum meningkat

pada diare dan menurun pada

konstifasi.

        Mengidentifikasi dehidrasi dan

defisiensi diit.

        Membantu memperbaiki konsistensi

feses jika konstifasi.

        Menurunkan distres gastrik & distensi

abdomen.

        Serat menahan enzim pencernaan &

mengabsorpsi air dalam aliran

sepanjang traktus intestinal.

Page 50: kista ovarium

5.

Kurang

pengetahuan b.d

kurang

terpaparnya

informasi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x30

menit, diharapkan

pengetahuan klien

bertambah dengan kriteria

hasil :

-     Klien mampu menyebutkan

kembali pengertian dan cara

perawatan kista ovarium

dan anemia.

-     Klien mampu mengetahui

pengertian dan penyebab

penyakitnya.

        Kaji tingkat pengetahuan klien

tentang penyakitnya.

        Jelaskan tentang penyakit dan

prosedur penatalaksanaan yang

ingin klien ketahui.

        Anjurkan kepada klien untuk

mengungkapkan perasaannya

kepada orang terdekat.

        Mengidentifikasi sejauh mana

pengetahuan klien.

        Menambah pengetahuan klien

sehingga dapat mengurangi rasa takut

dan kecemasan.

        Mengurangi kecemasan.

6.

Gangguan

Pemenuhan ADL

b.d adanya nyeri

akibat desakan

massa.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24

jam, diharapkan aktifitas

klien dapat mandiri dengan

kriteria hasil :

        - Klien dapat melakukan

aktifitas dengan baik

        - Klien tampak rapi

        - Klien dapat mandi dan

merapikan diri sendiri

        Awasi tekanan darah, nadi,

pernafasan selama dan sesudah

aktifitas, catat respon terhadap

tingkat aktifitas.

        Kaji kemampuan klien untuk

melakukan aktifitas.

        Peningkatan aktifitas secara

bertahap, biarkan klien

berpartisipasi dalam perawatan

diri.

        Manifestasi kardiopulmonal dari

upaya jantung dan paru untuk

membawa jumlah O

jaringan.

       

intervensi.

        Ketidakaktifan klien terdapat pada

tonus otot & struktur sendi.

Page 51: kista ovarium

        - TTV normal : Td : 120 /

80

Nd : 80 – 100

S : 36,5 – 37,5

P : 16 – 24

        Bantu klien dalam beraktifitas

yang tidak dapat ia lakukan

sendiri bila perlu. Seperti mandi,

dan mengganti pakaian.

        Membantu memenuhan ADL klien

Page 52: kista ovarium

4.      Implementasi dan catatan perkembangan

a)      Implementasi hari Kamis / 21/7/2011

No Hari / Waktu Implementasi Paraf

1. Kamis /

21/7/2011

08.25

Mengajarkan dan menganjurkan klien

teknik relaksasi tarik nafas dalam.

Rs : klien mengatakan bisa melakukan

teknik relaksasi tarik nafas dalam, dan

sering melakukannya.

Ro : klien dapat melakukan teknik relaksasi

nafas dalam dengan baik.

Ersa

6. 09.15 Memfasilitasi klien alat mandi

Rs : klien mengatakan segar setelah mandi.

Ro : klien tampak bersih dan segar. Ersa

2. 10.05 Mengganti set transfusi dengan RL

500 ml dan tramadol 1amp via drip

Rs : klien mengatakan masih nyeri

Ro : analgetik masuk via drip sedikit

terhambat karena infusan sering macet. Ersa

2. 10.20 Membetulkan set infus

Rs : Klien mengatakan nyeri

Ro : Klien tampak meringis

Infusan tampak menetes lancar 18 tpm Ersa

Catatan Perkembangan hari kamis 21/Juli/2011

No Waktu Evaluasi Paraf

1. 14.05 S : klien mengatakan nyeri sedikit

berkurang

O : klien tampak tenang

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan dengan :

        Anjurkan teknik relaksasi

        Terapi tramadol 2x1amp

Ersa

2. 14.10 S : klien mengatakan lemas

Page 53: kista ovarium

O : klien tampak lemah, konjunctiva

anemis

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi lanjutkan dengan

        Cek pemeriksaan hemoglobin

Ersa

3. S : klien mengatakan tidak nafsu makan

O : makan klien habis ½ porsi

A : masalah belum teratasi

P : intervensi dilanjutkan dengan

        Anjurkan makan dengan porsi sedikit

tapi sering

        Pantau hasil pemeriksaan laboratorium.

Ersa

4. S : klien mengatakan mengedan keras jika

ingin BAB, dan keluar darah.

O : klien tampak meringis

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi dengan

Dorong masukan cairan 2500 – 3000

ml/hari

Ersa

5. S : klien mengatakan ingin mengeteahui

tentang penyakit klien

O : klien tampak bertanya

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi dengan

Jelaskan tentang peyakit dan prosedur

yang ingin klien ketahui.

Ersa

6. S : klien mengatakan kuat untuk

beraktifitas

O : klien tampak bersih dan rapi, kuku

klien belum dipotong (masih panjang).

A : masalah belum teratasi

P : Anjurkan dan fasilitasi klien untuk

memotong kuku.

Ersa

b)     Implementasi keperawatan hari Jum’at / 22/7/2011

Page 54: kista ovarium

No Hari / Waktu Implementasi Paraf

2. Jum’at /

22/7/2011

07.15

Memantau TTV

Rs : klien mengatakan lebih tenang

Ro : Td => 150/100

N => 84 X/menit

S => 37,20C

P => 24 X/menit

Ersa

3. 08.05 Memberi nutrisi pada klien

Rs : klien mengatakan nafsu makan sedikit

bertambah

Ro : klien menghabiskan ¾ porsi makan Ersa

6. 08.20 Menggunting kuku klien

Rs : klien mengatakan nyaman

Ro : klien tampak senang

Kuku klien tampak bersih dan rapi

Ersa

5. 08.35 Memberi penkes tentang kista ovarium

anemia dan cara penangananya

Rs : klien mengatakan tenang sudah

mendapat jawaban dari pertanyaannya

dan faham tentang anemia, yaitu Hb-

nya kurang dari normal

Ro : klien tampak menjawab pertanyaan

dan menjelaskan kembali tentang

anemia, tetapi klien tidak dapat

menyebutkan 3 dari 5 tanda dan gejala

karena klien kesakitan

1. 09.10 Memberikan obat oral asam

mefenamat 500 mg

Rs ; klien mengatakan nyeri berkurang

Ro : klien tampak tenang dan dapat berjalan

– jalan di kamarnya.

Ersa

2. 09.15 Mengambil sample darah untuk

transfusi

Rs : klien mengatakan nyeri pada bekas

Page 55: kista ovarium

tusukan jarum

Ro : ada luka tusukan, darah diambil 2cc,

Hb sebelumnya 8,3.

Ersa

2. 11.25 Memberi infus RL 500 ml

Rs : klien mengatakan nyeri setelah

beberapa kali ditusuk

Ro : klien tampak menunjukan bekas –

bekas tusukan di tangannya.

Infus menetes lancar dengan terapi 18

tpm

Ersa

2. 12.15 Memberikan transfusi darah via IV 18

tpm

Rs : klien mengatakan tenang mendapat

asupan darah kembali

Ro : klien tampak tenang, tetesan transfusi

tampak lancar dengan terapi 18 tpm

Ersa

Catatan perkembangan hari Jum’at / 22/7/2011

No.

Waktu Evaluasi Paraf

1. Jum’at 22/7/2011

14.45

S : klien mengatakan nyeri tidak terlalu sering terasaR : klien tampak tenangA : masalah belum teratasiP : intervensi dilanjutkan dengan

        Anjurkan teknik relaksasi jika nyeri terasa lagi

        Terapi tramadol 2x1amp

Ersa

2. 14.50 S : klien mengatakan masih keluar darah

pervaginam

O : klien tampak pucat, konjunctiva

anemis,

A : masalah belum teratasi

P : Intervensi lanjutkan dengan :

-       Pemberian transfusi lanjut 2 labu

Ersa

Page 56: kista ovarium

hingga Hb ±10 g/dl

-       Cek laboratorium untuk mengetahui

peningkatan Hb setelah transfusi

3. 14.52 S : klien mengatakan nafsu makan sedikit

bertambah

O : klien makan 1/2 porsi

A : masalah teratasi sebagian

P : lajutkan intervensi

Ersa

4. S : klien mengatakan belum BAB

O : klien meringis dan mengelus – elus

bokongnya

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi dengan :

       Anjurkan klien mengkonsumsi

makanan yang tinggi serat.

Ersa

5. S : klien mengatakan tenang setelah

mengetahui tentang penyakitnya,

sehingga klien dapat mempersiapkan

tindakan yang akan diberikan oleh

dokter

O : klien tampak tenang

A : masalah sudah teratasi

P : intervensi dihentikan

Ersa

6. S : klien mengatakan nyaman.

O : klien tampak rapi dan bersih, kuku

klien tampak bersih dan pendek.

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Ersa

Page 57: kista ovarium

c)      Implementasi keperawatan hari Sabtu / 23/7/2011

No Hari Waktu Implementasi Paraf

1. Sabtu /

23/7/2011

07.28

Menganjurkan teknik relaksasi yang

telah diajarkan

Rs : Klien mengatakan masih terasa mules

Ro : Klien tampak meringis dan

memegangi pinggangnya.

Ersa

2. 07.35 Mengambil sample darah

Rs : Klien mengatakan nyeri dan berharap

Hb-nya kali ini sudah membaik

Ro : Hasil Hb 10,8

Ersa

3. 08.05 Memberi nutrisi pada klien

Rs : klien mengatakan nafsu makan

bertambah

Ro : klien menghabiskan 3/4 porsi makan

Ersa

2. 10.40 Mengganti cairan infus kolf II RL

500ml 15 tpm

Rs : klien menanyakan “apakah masih

harus tetap masuk cairan infus?”

Ro : klien tampak bertanya

Klien masih mendapat terapi cairan RL

untuk faso dilatasi.

Ersa

4. 13.25 Menganjurkan klien mengkonsumsi

makanan yang tinggi serat dengan

memberikan buah – buahan.

Rs : Klien mengatakan akan banyak

memakan buah dan sayur.

Ro : Klien tampak senang dan memakan

buah.

Ersa

2. 15.10 Meng – Up infus klien

Rs : klien mengatakan senang infusannya

sudah terlepas Ersa

Page 58: kista ovarium

Ro : klien tampak senang.

Catatan perkembangan hari Sabtu/ 23/7/2011

No

.

Waktu Evaluasi Paraf

1. Sabtu/ 23/7/2011S : klien mengatakan masih mules

O : klien tampak meringis dan

memegangi bokong

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi dengan

Anjurkan klien melakukan teknik

relaksasi nyeri yang telah diajarkan

Ersa

2. S : Klien mengatakan pengeluaran darah

pervaginam sedikit berkurang.

O : Td : 130/80, nadi : 80x /menit, suhu :

36,80C, RR : 24x /menit., konjunctiva

anemis, Hb 10,8 g/dl.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan dengan :

Anjurkan klien mengkonsumsi

penambah darahnya setiap hari.

Ersa

3. S : Klien mengatakan belum ingin makan

O : klien tampak tenang, konjunctiva

anemis

A : masalah belum teratasi

P : intervensi lanjutkan :

        Kolaborasi untuk pemberian diit.

Ersa

4. S : Klien mengatakan belum BAB

O : Klien tampak mengelus - elus area

bokong

A : masalah belum teratasi

P : intervensi lanjutkan dengan :

Anjurkan asupan cairan 2500 –

Ersa

Page 59: kista ovarium

3000ml /hari.

d)     Implementasi keperawatan hari Minggu/ 24/7/2011

No Hari / Waktu Implementasi Paraf

3. Minggu/24/72011

08.10

Memberikan klien makan pagi

Rs : Klien mengatakan makannya saat ini

sedikit dipaksakan

Ro : Klien tampak malas saat makan

Porsi makan klien hanya habis ½ tanpa

memakan nasi.

Ersa

3. 08.15 Menganjurkan klien makan dengan

porsi sedikit tapi sering

Rs : klien mengatakan tidak ingin

memakan nasi

Ro : klien hanya mau memakan lauk dan

buahnya saja.

Ersa

1. 08.25 Memberi klien obat oral tramadol 1x

500 mg

Rs : klien mengatakan nyeri sedikit

berkurang

Ro : klien tampak tenang

Ersa

2. 10.15 Menganjurkan klien mengkonsumsi

penambah darah-nya setiap hari

Rs : Klien mengatakan akan

mengkonsumsinya

Ro : Klien meminumnya setelah makan

siang.

Ersa

Catatan perkembangan hari Minggu/ 24/7/2011

No Hari / Waktu Evaluasi Paraf

1. Minggu/24/7/2011S : Klien mengatakan mulesnya belum

hilang

Page 60: kista ovarium

O : Klien tampak meringis saat mules

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi lanjutkan dengan :

        Lanjutkan terapi obat oral tramadol 2

x 500 mg/hari

Ersa

2. S : Klien mengatakan tidak ada lagi

pengeluaran pervaginam

O : Klien tampak tenang

        Hb 10,8

        Konjunctiva anemis

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan dengan :

Kaji TTV setiap hari

Ersa

3. S : Klien mengatakan sedikit dipaksakan

makan nasi

O : Klien tampak malas makan

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi lanjutkan dengan :

        Berikan makanan yang lebih menarik

untuk meningkatkan nafsu makan

Ersa

4. S : Klien mengatakan sudah BAB, masih

disertai darah, dan mules yang terus –

terusan

O : Klien tampak mengusap – usap

bokongnya

A : Masalah belum teratasi

P  : Intervensi lanjutkan dengan :

Rencanakan tindak lanjut penanganan

kista ovarium

Ersa

e)      Implementasi keperawatan hari Senin/ 26/7/2011

No Hari / Waktu Implementasi Paraf

2. Senin/26/7/2011

08.15

Mengevaluasi TTV klien

Rs : Klien mengatakan nyeri telah

Page 61: kista ovarium

berkurang, tidak ada pengeluaran

darah

Ro : Klien tampak tenang

Td : 150/100

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 36,80C

RR : 24 x/menit

Ersa

1. 11.15 Menganjurkan melanjutkan terapi

analgetik asam mefenamat 500 mg

jika terasa nyeri.

Rs : Klien mengatakan akan memakannya

jika terasa nyeri lagi.

Ro : Klien tampak tenang.

Ersa

3. 11.20 Menganjurkan klien makan dengan

porsi sedikit tapi sering di rumah

Rs : klien mengatakan akan melaksanakan

saran suster

Ro : klien tampak senang

Ersa

4. 11.25 Berkolaborasi dengan dokter dalam

pengarahan klien untuk pemeriksaan

lebih lanjut.

Rs : Klien mengatakan mengerti

Ro : Klien tampak tenang dan

bersemangat.

Ersa

Catatan perkembangan hari Senin 25/7/2011

No. Waktu Evaluasi Paraf

1 Senin

25/7/2011

S : klien mengatakan faham nyeri mulesnya

belum hilang karena belum diangkat kistanya

O : klien selalu meringis jika klien kesakitan

A : masalah belum teratasi

P : Anjurkan klien melakukan teknik relaksasi

Page 62: kista ovarium

dan distraksi yang telah diajarkan untuk

menangani nyeri sementara sebelum klien

operasi.

Ersa

2. S : klien mengatakan tidak ada lagi pengeluaran

darah pervaginam seperti biasa

O : klien tampak tenang, konjunctiva anemis, Hb

10,8 g/dl

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi dengan :

-       Anjurkan klien mengkonsumsi sayuran dan

buah yang banyak mengandung zat besi.

Ersa

3. S : Klien mengatakan bega untuk makan

O : Porsi makan klien utuh, klien tidak mau

makan

A : Masalah belum teratasi

P : Anjurkan klien makan dengan porsi sedikit

tapi sering di rumah. Ersa

4. S : Klien mengatakan mengerti tentang

pengarahan klien untuk pemeriksaan lebih

lanjut.

O : Klien tampak tenang dan bersemangat.

A : Masalah belum teratasi

P : Klien melanjutkan pemeriksaannya ke

rumah sakit rujukan.

Ersa

B.     PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan kista ovarium dan anemia di ruang Dahlia Rumah

Sakit Umum Daerah Bekasi pada tanggal 21 – 25 Juli 2011. Dalam melaksanakan asuhan

keperawatan penulis menemukan beberapa kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan

serta beberapa hal yang sifatnya mendukung dan menghambat kelancaran proses asuhan

Page 63: kista ovarium

keperawatan yang meliputi pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi, dan evaluaasi.

1.      Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses

pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan klien. Pada saat pengumpulan data, penulis tidak

menemukan banyak kendala karena Ny. M dan keluarga sangat kooperatif yang ditunjang

dengan terbinanya kepercayaan antara penulis dengan Ny. M beserta keluarga. Ny. M juga

memberikan informasi yang lengkap dan jelas sesuai dengan pertanyaan yang diajukan

penulis.

Pada saat pengkajian didapatkan data hasil : Nadi : 84x /menit, Suhu : 36,20C, Pernafasan :

20x /menit, Tensi darah: 140 / 90, konjunctiva anemis, klien sering merasa pusing, gigi

terdapat karies & kotor, terdapat pembesaran kelenjar tiroid pada leher, BU 5x /menit,

terdapat pengeluaran darah pervaginam, bentuk abdomen asimetris, terdapat benjolan di

abdomen dekstra, klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri dirasakan klien

seperti melilit – lilit, panas pada bokong selama ±4jam secara terus menerus dengan skala

±10 (sakit sekali), klien mengatasinya dengan mengelus – elus bokongnya.

2.      Diagnosa keperawatan

Menurut Doengoes (2000) diagnosa yang mungkin muncul adalah :

a.       Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d adanya massa intra abdomen.

b.      Gangguan rasa aman : cemas b.d krisis situasi, acaman pada konsep diri, transmisi atau

kontak interpersonal kebutuhan tidak terpenuhi.

c.       Resti kekurangan cairan b.d adanya perdarahan intra peritonial.

d.      Perubahan pola eliminasi b.d penekanan jaringan usus.

Page 64: kista ovarium

e.       Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d tidak

mengenal / kurang informasi.

Menurut Tarwoto, dkk (2008) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien

dengan Anemia adalah :

a.       Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.

b.      Gangguan perfusi jaringan tubuh b.d tidak adekuatnya sirkulasi darah.

c.       Intoleransi aktifitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah.

d.      Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penatalaksanaan anemia.

Sedangkan masalah – masalah keperawatan yang muncul pada klien Ny. M pada saat

melakukan asuhan keperawatan antara lain :

a.       Gg. Rasa nyaman nyeri b. D adanya masa di perut bawah

b.      Gg. Vol. Cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya perdarahan

c.       Gg. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat

d.      Gg. Pola eliminasi b.d metastase jaringan sekitar ke rektum

e.       Kurang pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi

f.       Gangguan pemenuhan ADL b.d adanya nyeri akibat desakan massa.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kesenjangan antara teori dengan asuhan keperawatan

pada Ny. M antara lain :

a.       Gangguan perfusi jaringan yang terjadi pada Ny. M diakibatkan adanya gangguan volume

cairan dan nutrisi yang mengakibatkan tidak adekuatnya sirkulasi darah dalam jaringan

tersebut, maka dari itu penanganan gangguan perfusi jaringan sudah tertangani dalam

diagnosa lain seperti gangguan volume cairan dan gangguan nutrisi, maka dari itu penulis

tidak menggandakan tindakan yang ada untuk menambah diagnosa.

b.      Pada teori terjadi intoleransi aktifitas akibat penurunan kardiak output sekunder penurunan

sirkulasi darah tidak terjadi pada Ny. M disebabkan Ny. M lebih dapat beraktifitas secara

Page 65: kista ovarium

mandiri. Ny. M memiliki diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan ADL karena klien

membutuhkan sedikit motivasi untuk memenuhi ADL-nya yang disebabkan adanya nyeri

akibat desakan massa pada ovariumnya.

c.       Pada teori terdapat resiko tinggi kekurangan volume cairan, tetapi pada Ny. M kekurangan

volume cairan sudah terjadi maka penulis mengangkat diagnosa gangguan volume cairan

karena terdapat tanda – tanda perdarahan pada eliminasi dengan Hb 6,6 g/dl, dinyatakan

dalam materi bahwa manifestasi klinis anemia  tergantung dari kecepatan kehilangan darah

terjadi apabila Hb antara 6 – 10 g/dl diantaranya dyspnea (kesulitan bernafas, nafas pendek),

palpitasi, keringat banyak, keletihan.

d.      Gangguan eliminasi pada teori disebabkan oleh adanya metastase kista ke jaringan sekitar,

tetapi pada Ny. M terjadi gangguan eliminasi yang disebabkan oleh kurangnya asupan serat

dikarenakan klien tidak memiliki data pemeriksaan USG dan didukung dengan kurangnya

asupan nutrisi /serat.

3.      Perencanaan

Pada umumnya rencana tindakan yang ada di landasan teori digunakan untuk intervensi di

dalam kasus.

Tetapi disini penulis sedikit memodifikasi perencanaan dari yang di anjurkan dalam teori.

Penulis menggabungkan beberapa tindakan yang disesuaikan dengan kondisi klien dengan

mengacu kepada beberapa teori. Hal tersebut merupakan salah satu faktor pendukung dalam

pembuatan perencanaan.

Selain itu terdapat faktor pendukung lainya diantaranya penulis mendapat bimbingan selama

pendidikan dengan merencanakan asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi

klien.

Pada tahap ini penulis menyusun rencana yang disesuaikan dengan masalah – masalah yang

muncul, seperti kemampuan klien, situasi, kondisi, serta sarana dan prasarana yang telah

Page 66: kista ovarium

dipersiapkan dari pihak akademik dan ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi. Adapun rencana

tindakan yaitu bimbingan, pemberian informasi dan latihan – latihan yang memandirikan

klien serta perawatan yang sifatnya dependen dan kolaborasi untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya.

Faktor yang ditemukan penulis dalam menyusun intervensi adalah kurangnya buku sumber

yang menjelaskan secara rinci tentang asuhan keperawatan pre op kista ovarium.

4.      Pelaksanaan

Penulis melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit selama 5 hari. Adapun faktor – faktor

pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah :

a)      Ny. M dan keluarga cukup kooperatif dalam melaksanakan tindakan keperawatan.

b)     Adanya dukungan dari rekan – rekan perawat di ruang dahlia dalam melakukan asuhan

keperawatan pada Ny. M.

Adapun hambatan pada saat melakukan tindakan keperawatan pada Ny. M yaitu saat

menginfus dan mengambil darah klien, terjadi karena pembuluh darah klien yang halus dan

pembekuan darah klien yang terlalu cepat, sehingga pelaksanaan tindakan sedikit terhambat.

Maka dari itu penulis mendapat bantuan dari perawat ruangan untuk mengambil sample darah

dan menginfus klien, sehingga pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap klien berjalan

lancar.

5.      Evaluasi

Pada tahap ini penulis menilai sejauh mana keberhasilan dan perkembangan klien secara

formatif setelah dilakukan selama 5 hari sejak tanggal 21 – 25 Juli 2011.

Adapun hasil yang diperoleh adalah :

a.      Gangguan rasa nyaman nyeri klien belum teratasi, klien mengeluh nyeri mulesnya belum

hilang karena belum diangkat kistanya, klien selalu meringis jika klien kesakitan.

Page 67: kista ovarium

b.      Gangguan volume cairan teratasi sebagian klien mengatakan tidak ada lagi pengeluaran

darah pervagina seperti biasa, klien tampak tenang, konjunctiva masih anemia.

c.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi klien mengatakan begah untuk

makan, porsi makan klien utuh, klien tidak mau makan

d.     Gangguan pola eliminasi klien belum teratasi klien mengatakan BAB-nya masih berdarah,

dan mules yang terus – terusan, klien tampak mengusap – usap bokongnya.

e.      Kurang pengetahuan klien teratasi dimana klien mengatakan tenang setelah mengetahui

tentang penyakit dan cara mengatasi nyerinya untuk sementara, sehingga klien dapat

mempersiapkan tindakan yang akan diberikan oleh dokter.

f.       Gangguan pemenuhan ADL klien teratasi, penulis melihat klien sudah mandi, tampak bersih

dan rapi, kuku klien sudah bersih dan pendek, klien tampak nyaman.

BAB IV

Page 68: kista ovarium

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Asuhan keperawatan pada klien Ny. M dengan diagnosa medis kista ovarium dan anemia

dilakukan melalui 5 tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi beradasrkan kriteria hasil yang

diharapkan dan didokumentasikan dengan tepat dan benar sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan klien. Selama melakukan asuhan keperawatan selam 5 hari pada Ny. M maka

penulis menyimpulkan bahwa :

Anemia yang terjadi pada Ny. M diakibatkan dari adanya kista ovarium dan pengeluaran

darah saat BAB dan pervaginam, hal ini dapat menimbulkan kehilangan darah dan penurunan

produksi darah sehingga terjadi penurunan Hb yang menghambat penatalaksanaan kista

ovarium itu sendiri. Penatalaksanaan kista ovarium biasanya adalah melalui tindakan bedah,

misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi yang akan dilaksanakan

pada Ny. M setelah Hb Ny. M 10 g/dl atau lebih.

75

Masalah keperawatan yang timbul berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengamatan langsung melalui pemeriksaan fisik yang menyimpang dari nilai normal diantaranya : nyeri, gangguan nutrisi, gangguan volume cairan, gangguan eliminasi, ansietas, dan gangguan pemenuhan ADL. Masalah yang muncul diprioritaskan berdasarkan keadaan yang mengancam klien, dan dibuat perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien dan dilaksanakan selama 5 hari sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.Secara keseluruhan asuhan keperawatan dapat dievaluasi sesuai dengan tujuan yang

diharapkan dan didokumentasikan secara tepat dan benar dalam status klien sebagai bahan

pertanggungjawaban atas tindakan yang telah dilakukan dan karya tulis untuk perkembangan

ilmu pengetahuan selanjutnya.

Page 69: kista ovarium

B.     REKOMENDASI

1.      Bagi Mahasiswa

Peningkatan kemampuan dan keterampilan sangat diperlukan dalam mencapai kelancaran

pelaksanaan tindakan keperawatan, maka dari itu mahasiswa keperawatan di tuntut untuk

lebih berkompeten dalam pendidikan.

2.      Bagi Institusi

Buku – buku asuhan keperawatan obstetri dan ginekologi sangat mendukung mahasiswa

dalam meningkatkan ilmu pengetahuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan, maka

kelengkapan buku di perpustakaan sangat diharapkan.