klasifikasi jalan

75
Klasifikasi Jalan Sesuai Peruntukannya Jalan Umum Jalan Khusus Jalan umum dikelompokan berdasarkan (ada 5) Sistem: Jaringan Jalan Primer; Jaringan Jalan Sekunder Status: Nasional; Provinsi; Kabupaten/kota; Jalan desa Fungsi: Arteri; Kolektor; Lokal; Lingkungan Kelas (sesuai bidang lalu lintas dan angkutan jalan) : I; II; IIIA; IIIB; IIIC Spesifikasi penyediaan prasarana: 1) jalan bebas hambatan;

Upload: ruggiero-pender

Post on 02-Jan-2016

406 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

Klasifikasi Jalan. Sesuai Peruntukannya Jalan Umum Jalan Khusus Jalan umum dikelompokan berdasarkan (ada 5) Sistem : Jaringan Jalan Primer; Jaringan Jalan Sekunder Status : Nasional; Provinsi; Kabupaten/kota; Jalan desa Fungsi : Arteri; Kolektor; Lokal; Lingkungan - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Klasifikasi Jalan

Klasifikasi Jalan Sesuai Peruntukannya

– Jalan Umum– Jalan Khusus

Jalan umum dikelompokan berdasarkan (ada 5)– Sistem: Jaringan Jalan Primer; Jaringan Jalan

Sekunder– Status: Nasional; Provinsi; Kabupaten/kota; Jalan

desa– Fungsi: Arteri; Kolektor; Lokal; Lingkungan– Kelas (sesuai bidang lalu lintas dan angkutan jalan) : I; II; IIIA; IIIB;

IIIC– Spesifikasi penyediaan prasarana:

1) jalan bebas hambatan; 2) jalan raya; 3) jalan sedang; 4) jalan kecil.

Page 2: Klasifikasi Jalan

Klasifikasi & Spesifikasi Jalan berdasarkan

Penyediaan Prasaran JalanSumber: PP 34/2006 tentang Jalan

Page 3: Klasifikasi Jalan

Klasifikasi penggunaan jalan

Page 4: Klasifikasi Jalan

Klasifikasi Penggunaan Jalan

Page 5: Klasifikasi Jalan

Persyaratan teknis jalan (PP34/2006)

Page 6: Klasifikasi Jalan

Matrik Klasifikasi Jalan (Proposed)

Page 7: Klasifikasi Jalan

Tipikal Ruang JalanSumber: Penjelasan PP 34/2006

Page 8: Klasifikasi Jalan

Ruang JalanSumber: UU 38/2004 & PP 34/2006, tentang Jalan

Page 9: Klasifikasi Jalan

Definisi Tingkat Pelayanan

PerMen Hub No 14/2006

Page 10: Klasifikasi Jalan

Tata Cara Perencanaan

Geometrik Jalan antar Kota

Publikasi Ditjen Bina Marga Versi tahun 1997

(ditanda tangan Dirjen Bina Marga)

Page 11: Klasifikasi Jalan

Rujukan

American Association of State Highways and Authority Offeceses (AASHTO, 1994): A policy design of highways and streets”. Dipublikasikan oleh AASHTO, Washington DC.

AASHTO 2001, ada yang baru! Puslitbang Jalan (1996, 1997, 1998):

“Pengukuran Elemen Geometrik Jalan”. Laporan Litbang, Bandung.

Puslitbang Jalan (1996, 1997, 1998): “Penelitian Faktor K dan VDF”. Laporan Litbang, Bandung.

Page 12: Klasifikasi Jalan

Klasifikasi Medan Jalan

No Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan

2 Datar D < 3%

3 Perbukitan B 3%-25%

4 Pegunungan G > 25%

Page 13: Klasifikasi Jalan

Kriteria Perencanaan

Kendaraan Rencana Equivalent Mobil Penumpang Volume Lalu-lintas Kecepatan Rencana

Page 14: Klasifikasi Jalan

Kendaraan Rencana

Dimensi & Radius putar sbg dasar penyediaan ruang jalan

3 Kategori:– Kendaraan Kecil: mobil penumpang– Kendaraan Sedang: Truk 3 As tandem atau

TBus Besar 2 As– Kendaraan Besar: Truk Tempelan (Semi

Trailer) Ruang manouver kendaraan saat

membelok di tikungan atau persimpangan sbg dasar penyediaan ruang

Page 15: Klasifikasi Jalan
Page 16: Klasifikasi Jalan
Page 17: Klasifikasi Jalan

Lapak Kendaraan (Proyeksi dimensi kendaraan rencana pada saat membelok ke atas perkerasan jalan, untuk menentukan “ruang” jalan yang perlu disediakan)KENDARAAN KECIL

Page 18: Klasifikasi Jalan

Kend. Sedang (Bus) dan Besar (Truk Semi Trailler-Tempelan)

Page 19: Klasifikasi Jalan

Emp (mengacu ke MKJI, 1977)

Page 20: Klasifikasi Jalan

Volume Lalu-lintas Rencana(mengacu ke MKJI, 1977) atau Perencanaan

Lalu-lintas

Page 21: Klasifikasi Jalan

Faktor K dan Faktor F (=LHRT=AADT)

Page 22: Klasifikasi Jalan

Kecepatan Rencana (VR)(agar mengacu ke PP No.34/2006)

Page 23: Klasifikasi Jalan

Damaja, Damija, Dawasja

(ketentuan lama)

Page 24: Klasifikasi Jalan

Rumaja, Rumija, Ruwasja

Page 25: Klasifikasi Jalan

Penampang MelintangJalan Sedang dan

Jalan Kecil ??

Page 26: Klasifikasi Jalan

Jalan ber TROTOAR

Page 27: Klasifikasi Jalan

Tipikal jalan ber MEDIAN(Jalan Raya dan Jalan Bebas

Hambatan)

Page 28: Klasifikasi Jalan

JALUR dan LAJUR Lalu-lintas

Page 29: Klasifikasi Jalan

Tipikal Jalur Jalan

Page 30: Klasifikasi Jalan

Penentuan lebar Jalur & Bahu

Page 31: Klasifikasi Jalan

Ketentuan desain geometrik jalan (proposed)

setelah mempertimbangkan UU38/2004 & PP34/2006

Page 32: Klasifikasi Jalan

Lajur

Page 33: Klasifikasi Jalan

Bahu Jalan

Page 34: Klasifikasi Jalan

Median

Page 35: Klasifikasi Jalan

Fasilitas pejalan kaki

Ngacu ke Tata cara perencanaan geometrik jalan perkotaan

Page 36: Klasifikasi Jalan

JARAK PANDANG

+ Jarak pandang Henti (Stopping sight distance, ssd)

+ Jarak Pandang Mendahului (Overtaking Sight Distance, osd)

+ Jarak kebebasan pandang di tikungan

Page 37: Klasifikasi Jalan
Page 38: Klasifikasi Jalan

Jarak Pandang Henti, JH

VR, Km/Jam 120 100 80 60 50 40 30 20

JH minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16

Jarak pandang Mendahului, JD

VR, Km/Jam 120 100 80 60 50 40 30 20

JD minimum (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

Page 39: Klasifikasi Jalan

Kebebasan pandang di tikungan

Page 40: Klasifikasi Jalan

Alinemen HORIZONTAL

-Bagian Lurus-Bagian Lengkung (Tikungan)

-Tikungan gabungan

Page 41: Klasifikasi Jalan

Panjang Bagian Lurus

Fungsi Panjang Bagian Lurus Maximum (m)

Datar Perbukitan Pegunungan

Arteri 3000 2500 2000

Kolektor 2000 1750 1500

Lokal 1500 1200 750

Page 42: Klasifikasi Jalan

Bagian Tikungan

Mengimbangi gaya sentrifugal Daerah bebas pandang disamping Bentuk:

– Spiral Circle Spiral– Full circle– Spiral-Spiral

Superelevasi, e– eMAX = 10%

Page 43: Klasifikasi Jalan

Panjang jari-jari tikungan minimum, Rmin

Rmin = VR2 / {127 (emax – f )}

– F = 0,14 – 0,24– emax = superelevasi max

VR (Km/Jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

R min (m) 800 670 550 350 250 200 150 100

Page 44: Klasifikasi Jalan

Lengkung peralihan

Sisipan antar bagian lurus dan lengkung

Bentuk Spiral atau Parabola Panjang lengkung peralihan, LS

ditetapkan:– Waktu tempuh max 3 detik– Antisipasi gaya sentrifugal– Tingkat perubahan kelandaian re-max

VR <80 Km/jam, re-max = 0,035 m/m/detik VR ≥ 80 Km/jam, re-max = 0,025 m/m/detik

– Gunakan tabel LS

Page 45: Klasifikasi Jalan

Rumus LS (pilih LS terpanjang dari 3 rumus)

1. LS = (VR /3,60) T2. LS = 0,022 VR

3/(R.C) – 2,727 VR . E / C3. LS = (emax-en) VR / (3,60 re)

• T = waktu tempuh lengkung peralihan• VR =Kecepatan rencana, Km/jam• C = perubahan percepatan, 1 s.d. 3 m/detik3

• R =iari-jari tikungan, m • En = superelevasi normal, 2% s.d. 2,5%• re = tingkat perubahan pencapaian

superelevasi (m/m/detik)

Page 46: Klasifikasi Jalan

LS = f {VR, e}

Page 47: Klasifikasi Jalan

Panjang Jari-jari tikungan tanpa lengkung peralihan, RTLP

VR (Km/Jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

RTLP (m) 2500150

0 900 500350 250 130 60

Page 48: Klasifikasi Jalan

Panjang Jari-jari tikungan tanpa superelevasi, RTSe

VR (Km/Jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

RTSe (m) 5000200

0125

0 700 - - - -

Page 49: Klasifikasi Jalan

Pergeseran lintasan pd tikungan dengan lengkung peralihan, p

P = LS

2/(24RC), RC=jari-jari circle.

P<0,25m tidak perlu lengkung peralihan

Page 50: Klasifikasi Jalan

Metoda pencapaian Superelevasi Pencapaian secara Linear Pada tikungan SCS:

– Dari superelevasi normal pd bagian lurus s.d. TS: dari (2%-2,5%) s.d. (0%)

– dari TS s.d. SC: 0% s.d. superelevasi penuh (e%) Pada tikungan fC:

– 2/3 LS pada bagian lurus – 1/3 LS pada bagian Circle

Pada tikungan SS:– Superelevasi seluruhnya dilakukan pada bagian Spiral

Page 51: Klasifikasi Jalan

Metoda pencapaian superelevasi pada tikungan SCS (Koreksi gbr halaman

32)

Page 52: Klasifikasi Jalan
Page 53: Klasifikasi Jalan

Metoda pencapaian superelevasi pada tikungan fC

Page 54: Klasifikasi Jalan

Pelebaran di tikungan Konsistensi geometrik,

di tikungan sama dgn di bagian lurus

Kendaraan tetap pada lajurnya

Penambahan pelebaran karena gerak melingkar membutuhkan ruang lebih

Mengikuti kendaraan rencana

Pelebaran <0,60m, dapat diabaikan

Page 55: Klasifikasi Jalan

Aplikasi pelebaran di tikungan

Page 56: Klasifikasi Jalan

Pelebaran di tikungan

Page 57: Klasifikasi Jalan

Tikungan Gabungan (TG) Tipe:

– TG searah– TG Balik Arah

R1/R2 ≥ 2/3, TG searah harus dihindari R1/R2 < 2/3, TG harus dilengkapi

bagian lurus (atau clothoide) sepanjang ≥20m

Setiap TG Balik arah HARUS dilengkapi bagian lurus sepanjang ≥30m

Page 58: Klasifikasi Jalan

TG searah

Page 59: Klasifikasi Jalan

TG Balik Arah

Page 60: Klasifikasi Jalan

Alinemen VERTIKAL

Bagian Landai: positif (tanjakan) dan negarif (turunan)Bagian Lengkung vertikal: Cekung dan Cembung

Page 61: Klasifikasi Jalan

Kelandaian maksimum, gmax

Memelihara kecepatan kendaraan (ukurannya) truk bermuatan penuh, Truk semi

Trailler penurunan kecepatan < separuh kecepatan awal

(TCPGJAK’97)

VR (Km/Jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40

gmax (%) 3 3 4 5 8 9 10 10

Page 62: Klasifikasi Jalan

Panjang (landai) Kritis, LKritis

Mempertahan kecepatan dgn penurunan V ≤ 50%VR

penurunan kecepatan < 15 Km/Jam (AASHTO’2001)

Lama perjalanan < SATU menit

VAWAL (Km/Jam)

Kelandaian (%)

4 5 6 7 8 9 10 Cttn

80 630 460 360 270230 230 200

AASHTO’94

60 320 210 160 120110 90 80

40 ?

Page 63: Klasifikasi Jalan

Speed-Distance curves: utk perlambatan Truk berat tipe 120 kg/kW pada tanjakan

Page 64: Klasifikasi Jalan

Speed-Distance curves: utk percepatan Truk berat tipe 120 kg/kW pada turunan

Page 65: Klasifikasi Jalan

Perbedaan hasil hitungan panjang kritis dgn TTPGJAK (AASHTO’1994) versus AASHTO ‘2001

Page 66: Klasifikasi Jalan

Lengkung VERTIKAL

Mengurangi goncangan kendaraan dan menyediakan jarak pandang henti

Bentuk parabola sederhana Penampilan, kenyamanan, dan JH

L Lmin =

Page 67: Klasifikasi Jalan
Page 68: Klasifikasi Jalan

Lajur Pendakian

Memfasilitasi kendaraan yang berjalan lebih lambat dari rata-rata kecepatan kendaraan lain (Truk berat) agar tidak menghalangi.

Utk kelandaian yg besar, menerus, lalu-lintas relatif padat

Pada Jalan arteri atau kolektor dengan VLHR>15000smp/hari dan Truk >15%

Page 69: Klasifikasi Jalan

Lajur pendakian

Page 70: Klasifikasi Jalan

Jarak antara 2 lajur pendakian

Page 71: Klasifikasi Jalan

Koordinasi alinemen

Jangan menyimpan lengkung tajam pada bagian yang besar

Page 72: Klasifikasi Jalan
Page 73: Klasifikasi Jalan
Page 74: Klasifikasi Jalan
Page 75: Klasifikasi Jalan