klasifikasi seluruh molluska
DESCRIPTION
klasifikasi slrh molluscaTRANSCRIPT
Hasil dan Pembahasan laporan Avertebrata Air kelompok 4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil4.1.1. Klasifikasi Mollusca
a. Gastropoda
1. Klasifikasi Rhinoclavis spKingdom : AnimaliaPhylum : MolluscaKelas : GastropodaOrdo : MesagastropodaFamili : CerithiidaeGenus : RhinoclavisSpesies : Rhinoclavis sp2. Klasifikasi Epitonium spKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : GastropodaOrdo : MesogastropodaFamili : EpitoniidaeGenus : EpitoniumSpesies : Epitonium sp
3. Klasifikasi Cypraea annulusKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : GastropodaOrdo : MesogastropodaFamili : CypraeidaeGenus : CypraeaSpesies : Cypraea annulus4. Klasifikasi Terebra spKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : GastropodaOrdo : MesogastropodaFamili : PotomididaeGenus : TerebraSpesies : Terebra sp5. Klasifikasi Conus saturanusKingdom : AnimaliaFilum : Mollusca
Kelas : GastropodaOrdo : MegagastropodaFamili : ConidaeGenus : ConusSpesies : Conus saturanusb. Pelecypoda (Bivalvia)1. Klasifikasi Trachycardium spKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : BivalviaOrdo : VeneroidaFamily : CrdiidaeGenus : TrachycardiumSpesies : Trachycardium sp2. Klasifikasi Anadara spKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : BivalviaOrdo : ArcoidaFamily : ArcidaeGenus : AnadaraSpesies : Anadara sp3. Klasifikasi Gafrarium tumidumKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : BivalviaOrdo : VeneroidaFamili : VeneridaeGenus : GafrariumSpesies : Gafrarium tumidum4. Klasifikasi Modiolus albicostusKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : BivalveaOrdo : PteriomorphaFamili : MytilidaeGenus : ModiulusSpesies : Modiulus albicostus5. Klasifikasi Chlamys spKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : BivalviaOrdo : SiphonostomatoidaFamili : PandaridaeGenus : ChlamysSpesies : Chlamys spc. Cephalopoda1. Klasifikasi Loligo spKingdom : AnimaliaFilum : Mollusca
Kelas : CephalopodaOrdo : TeuthoideaFamili : LoliginidaeGenus : LoligoSpesies : Loligo sp2. Klasifikasi Sepia spKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : CephalopodaOrdo : SepiidaFamili : SepiidaeGenus : SepiaSpesies : Sepia sp3. Klasifikasi Octopus spKingdom : AnimaliaFilum : MolluscaKelas : CephalopodaOrdo : OctopodaFamili : OctopusdaeGenus : OctopusSpesies : Octopus sp
4.1.2. Klasifikasi Polychaetaa. Erantia1. Klasifikasi : Dovilleidae sp
Kingdom : Animalia
Filum : AnnelidaKelas : PolychaetaOrdo : AciculataFamili : Dovilleidae Genus : DorvillaeSpesies : Dovilleidae sp
2. Klasifikasi Nereidis sp
Kingdom : Animalia
Filum : AnnelidaKelas : PolychaetaOrdo : AqiquidataFamili : NereididaeGenus : NereidisSpesies : Nereidis sp
3. Klasifikasi Phyllodocidis sp
Kingdom : Animalia
Filum : AnnelidaKelas : PolychaetaOrdo : AqiquidataFamili : PhyllodocidaeGenus : PhyllodocidisSpesies : Phyllodocidis sp
4. Klasifikasi Lacydoniis sp
Kingdom : Animalia
Filum : AnnelidaKelas : PolychaetaOrdo : AqiquidataFamili : LacydoniaeGenus : LacydoniisSpesies : Lacydoniis sp
b. Sedentaria1. Klasifikasi Arenicolidae sp
Kingdom : Animalia
Filum : AnnelidaKelas : PolychaetaOrdo : SedentariaFamili : ArenicolidaeGenus : ArenicolidesSpesies : Arenicolidae sp
2. Klasifikasi Arabellis sp
Kingdom : Animalia
Filum : AnnelidaKelas : PolychaetaOrdo : SedentariaFamili : ArabellidaeGenus : ArabellisSpesies : Arabellis sp
3. Klasifikasi Poecilochaetis sp
Kingdom : Animalia
Filum : AnnelidaKelas : PolychaetaOrdo : SedentariaFamili : PoecilochaetisdaeGenus : Poecilochaetis
Spesies : Poecilochaetis sp
4. Klasifikasi Maldanella spKingdom : Animalia
Filum : AnnelidaKelas : PolychaetaOrdo : CapitellidaFamili : MaldanidaeGenus : MaldanellaSpesies : Maldanella sp
4.1.3. Klasifikasi Crustaceaa. Udang1. Udang Windu (Penaeus monodon)Kingdom : AnimaliaFilum : AnthropodaSubfilum : CrustaceaeKelas : MalacostracaOrdo : DecapodaSubordo : NatantiaFamili : PenaidaeGenus : PenaeusSpesies : P. monodon2. Udang Putih (P. merguensis)Kingdom : AnimaliaFilum : AnthropodaSubfilum : CrustaceaeKelas : MalacostracaOrdo : DecapodaSubordo : NatantiaFamili : PenaidaeGenus : PenaeusSpesies : P. merguensis3. Udang Barong (Panulirus versicolor)Kingdom : AnimaliaFilum : AnthropodaSubfilum : CrustaceaeKelas : MalacostracaOrdo : DecapodaSubordo : ReptantiaFamili : PanuluridaeGenus : PanulirusSpesies : P. Versicolor
4. Klasifikasi Macrobrachium rosenbergiiKingdom : AnimaliaFilum : AnthropodaKelas : Crustacea
Ordo : DecapodaFamili : PalaemonidaeGenus : MacrobrahiumSpesies : Macrobrachium rosenbergii5. Klasfikasi Scyllarus spKingdom : AnimaliaFilum : AnthropodaKelas : CrustaceaOrdo : DecapodaFamili : ScyllaridaeGenus : ScyllarusSpesies : Scyllarus sp6. Klasifikasi Panulirus spKingdom : AnimaliaFilum : AnthropodaKelas : CrustaceaOrdo : DecapodaFamili : PanulidaeGenus : PanulirusSpesies : Panulirus sp7. Rajungan (Portunus pelagicus)Kingdom : AnimaliaFilum : AnthropodaKelas : CrustaceaOrdo : DecapodaFamili : PortunidaeGenus : PortunusSpesies : Portunus pelagicus8. Klasifikasi Kepiting (Scylla serrata)Kingdom : AnimaliaFilum : AnthropodaKelas : CrustaceaOrdo : DecapodaFamili : PortunidaeGenus : ScyllaSpesies : Scylla serrate9. Klasifikasi Limulus poliphemusKingdom : AnimaliaFilum : AnthropodaKelas : MerostomaOrdo : XiphosuridaFamili : LimulidaeGenus : LimulusSpesies : Limulus polyphemus4.1.4. Klasifikasi Karanga. Karang Branching1. Klasifikasi Acropora spKingdom : AnimaliaFilum : CoelenterataKelas : Anthozoa
Order : MadreporariaFamili : MadreporaridaeGenus : AcroporaSpecies : Acropora sp2. Klasifikasi karang Pocilloporai sp Kingdom : AnimaliaFilum : AnidariaKelas : AnthozoaOrder : ScleractiniaFamily : PocilloporidaeGenus : PocilloporaSpecies : Pocillopora sp3. Klasifikasi karang Hydnophora spKingdom : animaliaFilum : CoelenterataKelas : anthozoaOrdo : scleractiniaSub ordo : faviinaFamili : Faviidae GregoryGenus : HydnophoraSpesies : Hydnophora spb. Karang Massive
1. Klasifikasi Karang Trachyphyllia sp
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Kelas : anthozoa
Ordo : scleractinia
Sub ordo : faviina
Famili : Trachyphylliidae
Genus : Trachyphyllia
Spesies : Trachyphyllia sp
2. Klasifikasi Karang Merulina spKingdom : AnimaliaFilum : CoelenterataKelas : anthozoaOrdo : scleractiniaSub ordo : faviinaFamili : MerulinidaeGenus : MerulinaSpesies : Merulina sp3. Klasifikasi Karang Echynnophylla sp
Kingdom : Animalia
Filum : cordata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Sub ordo : Faviina
Famili : Pectiniidae
Genus : Echinophyllia
Spesies : Echinnophyllia sp
4. Klasifikasi Karang Galaxea sp
Kingdom : Animalia
Filum : cnidaria
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia Sub ordo : MeandrinaFamili : oculinidae
Genus : galaxea
Spesies : Galaxea sp
5. Klasifikasi Karang Platygyra sp
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Kelas : Anthozoa
Ordo : Scleractinia
Famili : Agariciidaegray
Genus : Platygyra
Spesies : Platygyra sp
4.1.5. Klasifikasi Echinodermataa. Asteroidea1. Klasifikasi Pentagonaster spKingdom : AnimaliaFilum : EchinodermataKelas : AsteroideaOrdo : PlatyesteridaFamili : OphidlasteridaeGenus : PentagonasterSpesies : Pentagonaster sp2. Klasifikasi Linckia leavigataKingdom : AnimaliaFilum : EchinodermataKelas : AsteroideaOrdo : PaxillosidaFamili : OphidlasteridaeGenus : LinckiaSpesies : Linckia leavigata sp3. Klasifikasi Protoreaster nodosusKingdom : AnimaliaFilum : Echinodermata
Kelas : AsteroideaOrdo : PlatyesteridaFamili : OphidlasteridaeGenus : ProtoreasterSpesies : Protoreaster nodosusb. Echinoidea1. Klasifikasi Echinometra mathaeiKingdom : AnimaliaFilum : EchinodermataKelas : EchinoideasOrdo : ArdodantaFamili : EchinometridaeGenus : EchinometraSpesies : Echinometra mathaei2. Klasifikasi Laganum spKingdom : AnimaliaFilum : EchinodermataKelas : EchinoideaOrdo : ClypeasteroideaFamili : LaganidaeGenus : LaganumSpesies : Laganum sp3. Klasifikasi Diadema setosumKingdom : AnimaliaFilum : EchinodermataKelas : EchinoideasOrdo : EchinodeaFamili : DiadematidaeGenus : DiademaSpesies : Diadema Setosum4. Klasifikasi Abracia punculata
Kingdom : AnimaliaFilum : EchinodermataKelas : EchinoideaOrdo : Echinoida
Famili : Abraciatidae
Genus : Abracia
Spesies : Abracia punculata
c. Sand Dollar1. klasifikasi Laganum spKingdom : AnimaliaFilum : EchinodertmataKelas : Echinodea
Famili : Neridae
Genus : neridae
Spesies : Laganum sp
4.2. Pembahasan4.2.1. Molluscaa. Gastropoda Gastropoda adalah bagian dari kelas mollusca yang bagian terbesar dalam kelompoknya. Nama lain untuk gastropoda adalah kaki perut, hal ini berkaitan dengan bentuk badannya. Mempunyai cangkang tunggal yang terletak di bagian punggung untuk merayap pada bebatuan atau daerah pasir, lumpur dengan kaki berbentuk flat yang berisi jaringan muscle.
Gastropoda memiliki anatomi tubuh antara lain : apex, cangkang, siphon, kepala, mata, mulut, tentakel, kaki, dan operculum. Sedangkan bagian utamanya adalah kepala, kaki, isi perut, dan mantel. Pada kepala terdapat dua mata, dua tentatel, sebuah mulut, dan sebuah siphon. Siphon berfungsi untuk menyaring atau menyeleksi bahan-bahan makanan dari perairan yang masuk ke dalam perut yang dibantu oleh tentakel ( Cobb dan Wang, 1985).
Mantel berfungsi sebagai pembentuk struktur serta corak warna dari cangkang. Selain itu mantel akan mengeluarkan sel-sel tertentu untuk kerusakan-kerusakan yang timbul pada cangkang. Bentuk cangkang gastropoda pada p[ertumbuhannya memperlihatkan perputaran spiral dengan sudut 180°C. Ketika cangkang berputar ke kanan atau searah jarum jam, maka cangkang akan berlekuk ke kanan (dextral). Sebaliknya jika arah perputaran ke kiri atau berlawanan arah jarum jam, maka lekuk cangkang akan ke kiri (sinistral),. Sebagian besar spesies gastropoda bercangkang dextral dan hanya sebagian kecil saja yang mempunyai lekuk cangkang keduanya(sinistral dan dextral), dimana perputaran cangkang ini dimulai sejak perekembangan larva gastropoda ( Brotowijoyo, 1995).
Bagian kepala mempunyai dua tentakel yang mempunyai jarak pendek antara keduanya, bentuk kepala tumpul atau memanjang, mata tepat atau dekat dengan dasar permukaan tentakel. Bagian mulut terletak pada permukaan ventral kepala bagian akhir arterior dan digunakan oleh beberapa spesies untuk beradaptasi dengan subtratnya. Gastropoda yang diamati ada beberapa jenis antara lain : Polynices sp, Trochus sp, Lambis sp, Pyrence sp, Bulla sp. Mereka hidup di pantai berkarang dengan makanan berupa sisa bahan organik. Bagian–bagian tubuh Gastropoda yang bisa diamati hanya bagian tubuh luarnya, terutama pada bagian-bagian cangkangnya antara lain : Apek , yang merupakan puncak/atau titik pertemuan cangkang Protoconch Tubercules Suture Anterior canal Posterior canalb. Bivalve Pada praktikum Avertebrata Air kita dapat mengenali beberapa jenis kerang yang berbentuk bundar, pipih, dan tipis dengan lebar dapat mencapai 6 cm. Bivalve yang diamati pada praktikum Avertebrata Air kali ini adalah : Tranchycasdium magnum, Pseudodon sp, Anadara sp, Crassostre sp, Nuculace sp. Pada bagian luar terdapat garis-garis radial yang halus dan memusat ke arah kerucut, serta garis-garis dengan konsentrasi yang jelas. Bagian-bagian tubuh Bivalve yang ditemukan adalah umbo (pusat pertumbuhan bivalve), mantel yaitu lapisan pada bagian sisi dalam dari shell atau cangkang yang berkilauan dan disebut juga sebagai lapisan mutiara (Brotowijoyo, 1995).
Warna dan bentuk kedua belah cangkang tidak sama. Di dekat kerucut terdapat bentuk seperti telinga dan sayap pada waktu muda hewan ini melekatkan diri pada substrat dengan benang byssus. Setelah dewasa berenang zig-zag dengan cara membuka dan menutup kedua cangkangnya secara teratur. Hidup di pantai yang agak dalam, nama daerahnya kipas-kipas. Dagingnya enak dimakan dan umumnya diperdagangkan dalam keadaan kering (Darwin, 1990).c. Cephalopoda Spesies yang kita amati dalam kelas Cephalopoda ini adalah cumi-cumi (Sepia sp) . Preparat yang digunakan dalam pengamatan ini adalah dengan menggunakan preparat basah yang tak beda dengan menggunakan preparat kering yaitu mengamati bagian-bagian morfologinya saja tanpa mengamati bagian anatominya. Cumi-cumi (Sepia sp) merupakan chepalopoda yang modern tubuhnya relatif panjang, langsing dan bagian belakangnya meruncing. Mantel pada cumi-cumi (Sepia sp ) berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu dan diselubungi selaput tipis yang berlendir pada kedua sisi dorsal mantel terdapat sirip lateral berbentuk segitiga. Di sekeliling mulutnya terdapat 8 buah lengan dan 2 tentakel yang panjang. pada permukan lengan bagian dalam dilengkapi dengan batil isap pada bagian tentakelnya yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Alat pergerakan Cumi-cumi (Sepia sp) berupa cerobong dan alat kemudian berupa sirip yang letaknya di ujung dorsal (Darwin, 1990). Pada bagian dorsal Sepia sp terdapat lengan dan tentakel. pada bagian anterior ujung terrdapat mulut yang dikelilingi oleh lengan dan tentakel. Lokasi mata tedapat pada kedua sisu kepala di daerah funnel, dua macam usus terdapat di anterior sekitar mulut, satu lebih pendek dari lengan dan satu lebih panjang dari saker pada tentakel. di dekat mata terdapat integunmen yang tebal disebut olfactory crest, di bawahnya ditemukan olfactory groove. Cumi-cumi (Sepia sp) berbeda dengan bentuk cephalopoda yang lain seperti Loligo ataupun Octopus. Sepia ini sangat mudah didentifikasi karena tubuhnya yang gemuk dengan sirip memanjang pada bagian posteriornya. Sedangkan Loligo mempunyai tubuh lebih ramping dengan sirip berbentuk segitiga (Cobb dan Wang, 1985).
Cumi-cumi merupakan binatang yang bersifat phototaksis positif, mudah tertarik dengan cahaya dan naik ke permukaan air. Ciri khas dari cumi-cumi adalah dapat menyemprotkan cairan hitam dari tentakel yang terletak dimulut. Cairan hitam tersebut berfungsi untuk mengecoh musuhnya dan jari-jari yang mempunyai mangkuk penghisap untuk menangkap mangsanya. Cumi-cumi dapat dijumpai di daerah pantai, perairan laut dangkal, perairan payau dan laut terbuka sampai kedalaman 400 meter (Cobb dan Wang, 1985).
4.2.2. Polychaeta Polychaeta umumnya tubuh berbentuk memanjang, silindris dan tersusun atas bagian anterior.Anterior terdiri dari prostomium dan periostomium yang mempunyai atau tidak mempunyai parapodia, sejumlah segmen pada bagian badan dan pygidium terletak pada ujung anterior. Prostomium dilengkapi 4 buah mata sederhana di sebelah dorsal, 2 tentakel pendek dan 2 palpus. Peristomium dilengkapi dengan 4 tentakel panjang yang disebut parapodia. Tiap parapodia mempunyai setae banyak yang mungkin berguna untuk menggali pasir atau celah-celah batuan. Segmen terakhir mempunyai 2 cirrus panjang
Polychaeta mempunyai segmen-segmen yang dapat putus dan membentuk individu baru. Misalnya apabila putus pada segmen ke 14, maka akan membentuk individu baru. Sedangkan apabila putus pada segmen ke 12 maka akan membentuk kepala dan ekor baru. Warna tubuh polychaeta tidak berwarna atau transparan (Romimohtarto, 2007).
Kelas polychaeta dibagi menjadi dua subkelas, yaitu Errantia yang bergerak bebas dan Sedentaria yang menetap. Errantia adalah jenis cacing yang hidup bergerak dengan cara
merayap pada celah batu dan karang, membuat lubang atau lorong dalam pasir dan lumpur, ada pula yang membentuk selubung. Ciri dari Errantia yaitu terdiri dari banyak ruas tubuh dan bentuknya tidak sama. Sedangkan cirri dari Sedentria yaitu mempunyai parapodia yang mengecil, kepala dilengkapi dengan palp, memiliki ruas tubuh yang berbeda. Sendentaria kebanyakan tinggal dalam liang atau selubung permanen, menetap dalam liang, dan hanya kepalanya saja yang keluar masuk untuk makan (Suwignyo, 1998).
Errantia memiliki ruas tubuh yang sama bentuk dan ukurannya, sedangkan ruas tubuh jenis Sedentaria, badannya cenderung mengalami modifikasi. Perbedaannya disebabkan oleh diameter ruas dan parapodia. Pernapasan berlangsung melalui kulit, terutama di parapodia. Darah mengandung pigmen merah (haemoglobin), mengalir dalam pembuluh kontraktil yang disebut pembuluh-pembuluh longitudinal dorsal, mengalir ke anterior. Darah dalam pembuluh longitudinal ventral mengalir ke posterior. Polychaeta aktif di waktu malam (Suwignyo et al, 2005).
4.2.3. Crustaceaa. Udang windu (Penaeus monodon)
Menurut Romimoharto (2001), udang windu (Penaeus monodon) termasuk ke dalam golongan udang Penaeid. Udang penaeid mempunyai ciri khas, yaitu kaki jalan pertama, kedua, dan ketiga bercapit serta kulit chitin (pleura) pada segmen perut yang pertama tidak tertindih oleh kulit chitin pada segmen berikutnya. Secara anatomis baik cephalothorax maupun abdomen terdiri dari segmen-segmen atau ruas-ruas. Hanya karena cephalothorax tertutup oleh carapace maka segmennya tidak terlihat dari luar, berbeda dengan abdomen yang ruas-ruasnya terlihat jelas.b. Udang putih (Penaeus merguensis)
Sebagaimana udang windu, udang putih (Penaeus merguensis) juga termasuk udang penaeid. Pada udang putih masing-masing ruas badan memiliki anggota badan yang fungsinya bermacam-macam. Pada ruas kepala yang pertama terdapat mata majemuk yang bertangkai. Antena I atau antennules mempunyai dua buah flagella yang pendek dan berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Antenulla mempunyai dua buah cabang pula yaitu cabang pertama (exopodite) yang berbentuk pipih dan tidak beruas dinamakan prosartema, sedangkan yang kedua (endopodhit) berupa cambuk yang panjang dan berfungsi sebagai alat perasa dan peraba.
Yang membedakan antara Penaeus merguiensis dan Penaeus monodon diantaranya yaitu warna kulitnya. Penaeus merguensis mempunyai kulit agak bening (transparant) sedangkan Penaeus monodon mempunyai kulit agak gelap. Selain itu bagian ujung kaki kipas pada Penaeus merguensis berwarna kuning hijau. Penaeus merguensis lebih menyukai dasar perairan lempung liat berpasir, sedangkan Penaeus monodon lebih menyukai tekstur dasar lempung berdebu (lumpur dan pasir). Udang penaeid umumnya bersifat omnivora, juga pemakan detritus dan sisa organisme lain. Makanan Penaeus merguensis pada tingkat post larva selain jasad renik juga memakan phytoplankton dan alga hijau berbentuk benang.c. Udang barong (Panulirus versicolor)
Panulirus versicolor atau sering dikenal sebagai udang barong memiliki duri-duri yang keras, terutama di bagian atas kepala dan antena. Badannya besar dilindungi kulit keras yang mengandung zat kapur. Antena berkembang dengan baik terutama antenna kedua yang panjangnya melebihi panjang badannya. Pada pasangan kaki jalannya tidak mempunyai capit. Habitat hidup udang barong adalah di perairan karang, suatu kawasan laut dimana banyak terdapat karang-karang, terumbu karang, batuan granit atau vulkanis. Pada siang hari umumnya udang barong bersembunyi pada gua-gua karang (Nontji, 1993).
Menurut Cobb dan Wang (1985), telson bukan merupakan anggota badan yang sesungguhnya, bagian tengah dari ekor disebut uropoda yang bentuknya pipih, lebar seperti
kipas dan bagian ini merupakan modifikasi dari pleopoda yang terakhir. Uropoda tersebut berfungsi untuk berenang mundur sebagai respon untuk melarikan diri. Antenna berfungsi sebagai penerima rangsangan kimia, dan mempertahankan diri dari serangan musuh (Nontji, 1993).d. Rajungan (Portunus pelagicus) Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan jenis yang paling terkenal sesudah
kepiting bakau. Rajungan bisa mencapai ukuran 18 cm, sapitnya kokoh, panjang, berduri-
duri. Pada hewan ini terlihat adanya perbedaan yang menyolok antara jantan dan betina.
Jantan mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar, sapitnya pun lebih panjang daripada betina
(Romimohtarto, 2001).
Rajungan hidup pada habitat yang beranekaragam misalnya pantai dengan dasar
yang berpasir, pasir lumpur, dan di laut terbuka. Rajungan hidup dengan berdiam di dasar
laut sampai kedalaman lebih dari 65 m, tetapi sesekali dapat juga terlihat berenang dekat ke
permukaan laut (Romimohtarto, 2007).
Rajungan sering membenamkan diri di dalam pasir, hidup di daerah pasir berlumpur
dan di perairan depan hutan mangrove. Rajungan sering tertangkap dalam jaring tangsi dan
jaring kejer yang dibentangkan di malam hari. Rajungan yang tertangkap di perairan pantai
umumnya mempunyai lebar carapas antara 8-13 cm dengan berat rata-rata ±100 gr.
Sedangkan yang berasal dari perairan lebih dalam dapat mempunyai kisaran lebar carapas 12-
15 cm dengan berat rata-rata ±150 gr (Romimohtarto, 2007).
Di Indonesia terdapat berbagai jenis rajungan yang dapat dimakan. Menurut
Romimohtarto (2007), jenis-jenis rajungan yang terdapat di Indonesia yaitu,
1. Nama daerah : rajungan (Jawa), kepiting bulan terang (Ambon)
Nama ilmiah : Portunus pelagicus
2. Nama daerah : rajungan angin (Jakarta)
Nama ilmiah : Podophtalamus vigil
3. Nama daerah : rajungan karang (Jakarta)
Nama ilmiah : Charybdis feriatus atau Charybdis cruciata
4. Nama daerah : rajungan bintang
Nama ilmiah : Portunus sanguinolentus
5. Nama daerah : rajungan hijau (Jakarta), kepiting batu (Pulau seribu)
Nama ilmiah : Thalamita crenata
6. Nama daerah : rajungan batik (Jakarta)
Nama ilmiah : Charybdis natator
7. Nama daerah : kepiting (Jawa)
Nama ilmiah : Scylla serrata
8. Nama daerah : rajungan hijau (Jakarta), kepiting batu (Pulau Seribu)
Nama ilmiah : Thalamita danae
e. Kepiting (Scylla serrata)
Menurut Suwignyo et al, (2005), kepiting atau kepiting bakau mempunyai nama
latin Scylla serrata. Wilayah penyebaran geografisnya luas di perairan wilayah indopasifik
antara lain wilayah India sampai ke Indonesia. Kepiting bakau hidup di pantai daerah pasang
surut dan rawa-rawa berhutan bakau. Kepiting bakau merupakan salah satu jenis hewan
bercangkang keras yang berukuran paling besar dan dapat dimakan yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Seluruh tubuhnya tertutup oleh cangkang
2. Diantara sepasang matanya mempunyai 6 buah duri, sedang di samping kanan dan kirinya
masing-masing 9 buah duri
3. Mempunyai sepasang capit
4. Mempunyai 3 pasang kaki jalan
5. Mempunyai sepasang kaki renang
6. Berwarna hijau kecoklatan
Menurut Suwignyo (2005), jika dilihat dari jenis kelamin, kepiting bakau dapat
dibedakan :
1. Kepiting jantan dicirikan oleh bagian abdomen yang lancip menyerupai bentuk segitiga sama
kaki, sedang pada betina dewasa agak bundar dan lebar.
2. Pada kepiting jantan dewasa mempunyai ukuran capit yang lebih besar dibandingkan dengan
kepiting betina.
Menurut Suwignyo (2005), tingkat perkembangan kepiting dapat dibagi dalam 3
fase, yaitu :
1. Fase telur (embrionik)
2. Fase larva
3. Fase kepiting
Pada fase larva dikenal Zoea I, II, III, IV, V, dan megalopa. Sedang pada fase kepiting
dikenal dengan fase kepiting muda dan dewasa.
Menurut Nontji (1993), jenis kepiting bakau yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
antara lain :
1. Scylla serrata, jenis ini mempunyai ciri warna keabu-abuan sampai hijau kemerah-merahan
2. Scylla oceanica, berwarna kehijauan dan terdapat garis berwarna coklat pada hampir seluruh
bagian tubuhnya kecuali bagian perut
3. Scylla transquebarica, berwarna kehijauan sampai kehitaman dengan sedikit garis berwarna
coklat pada kaki renangnya.
(Nontji, 1993), secara umum tingkah laku dan kebiasaan kepiting bakau yang dapat
diamati adalah sebagai berikut :
1. Suka berendam dalam lumpur dan membuat lubang pada dinding untuk pematang tambak
pemeliharaan
2. Kanibalisme dan saling menyerang
3. Moulting atau ganti kulit
4. Kepekaan terhadap polutan
4.2.4. KarangTerdapat 8 jenis karang yang diamati dalam praktikum ini, antara lain : Trechyphylla
sp, Acropora sp, Pocillopora sp, Merulina ampliara, Hydnophora sp, Echinophyllia sp,
Galaxea sp, dan Platygyra sp.
Dari pengamatan didapat beberapa jenis bentuk karang antara lain : karang massive
yang tidak bercabang dan karang branching yang bercabang dan ujungnya terdapat tunas.
Karang dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu karang branching dan karang massive.
Karang branching merupakan karang yang mempunyai percabangan, hidup di perairan yang
dangkal. Sedangkan karang massive bentuknya seperti batu (tidak mempunyai percabangan),
hidup pada perairan yang dalam. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum yang kami
lakukan, yang termasuk karang branching adalah Acropora sp, Pocillopora sp, dan
Hydnophora sp. Sedangkan yang termasuk karang massive yaitu Trechyphylla sp, Merulina
ampliara, Echinophyllia sp, Galaxea sp, dan Platygyra sp.
Acropora sp, termasuk karang branching, termasuk genuis Acropora yang sangat
mudah dikenal karena hampir seluruh koloni bercabang dan berbentuk dendroit. Corallite
sangat kecil, diameter hanya mencapai 2 mm. Columella biasanya sangat sukar diamati.
Genus ini mempunyai spesies yang terbanyak di antara genus-genus yang lain.
Pacillopora sp, termasuk karang brancing dan termasuk dalam genus
Pacillopora.Mempunyai tipe koralit Dendroit yaitu bentuk koloni ini hampir menyerupai
pohon dimana dijumpai cabang-cabang dan ujung cabang biasanya dijumpai calce utama.
Hydnophora sp, Bentuk koloni selalu Hydnophoroid dan tak menentu, dapat
berbentuk berbukit-bukit ataupun rata dan juga bercabang-cabang.Septa berjumlah 8-
14.Genus ini sangat mudah dikenal.
Merulina ampliara, bentuk koloni biasanya seperti lempengan horizontal tetapi pada
tempat-tempat tertentu juga dijumpai bentuk yang tidak rata sampai hampir bercabang.
Lembah menyebar secara radial hingga kepinggir lempengan dari koloni. Septa terdiri dari
dua order dan sangat bergerigi.
Trechyphylla sp, pada genus ini central corralites pada umumnya masih dapat
dijumpai. Septa tidak dapat dibedakan ordernya. Kebayakan costae tebal. Columella jelas
kelihatan dan biasanya trabecular.
Echinophyllia sp, termasuk ke dalam famili Pectiniadae. Koloni mempunyai pusat
corralite. Nama genus adalah Echinophyllia.
Platygyra sp, koloni biasanya berbentuk mendroit. Septa terdiri dari dua order dan
biasanya bergerigi. Columella agak kecil dan trabecular.
Galaxea sp, Genus ini mudah dikenal karena bentuk corallites yang bundar dan sama
besar. Septa terdiri dari tiga order yang jelas kelihatan. Collumella sangat kecil dibandingkan
dengan luas calice. (Sya’rani, 1992).
4.2.5. Echinodermata
Kelas Contoh Ciri-ciri
Crinoidea Lilia laut, bulu laut Sessil, menempel menggunakan batang; lengan bercabang; kaki tabung bersilia dipakai untuk makan; beberapa spesies berenang bebas; lebih banyak pada era Paleozoikum
Asteroidea Bintang laut Bergerak bebas dengan kaki tabung; tangan bercabang dari cakram pusat
Ophiuroidea Bintang ular, bintang rapuh, bintang keranjang
Bergerak bebas; lengan luwes yang tipis memancar dari cakram; kaki tabung dipakai sebagai indera dan untuk makan
Echinoidea Dollar pasir; biskuit laut; bulu
Bergerak bebas; badan menyatu dalam lempengan atau cakram lempeng,
babi tanpa sinar bebas, tertutup dengan lempeng kapur; beberapa spesies tertutup dengan duri
Holothuroidea Teripang Bergerak bebas; tubuh luwes dan panjang dengan mulut di satu ujungnya; kadang memiliki tentakel; unsur kerangka kulit sudah mulai lenyap
1. AsteroideaBintang laut adalah wakil yang bagus untuk echinodermata (gambar 1). Seekor bintang
laut memiliki semua ciri nyata echinodermata: simetri radial, kulit duri, kaki tabung yang dikendalikan oleh sistem peredaran air, tidak berkepala, dan tidak pula memiliki sistem pembuangan maupun pernapasan.Papulae keluar dari dinding coelom, dan menyebar antar lempengan kapur ke air laut. Papulae adalah struktur mirip kantung yang berfungsi sebagai organ pernapasan dan pembuangan.
Mulutnya berada di pusat cakram dibawah tubuh.Sisi tubuhnya yang memiliki mulut disebut sisi oral.Sisi yang tidak disebut sisi aboreal.Esofagus pendek dari mulut menuju ke bagian jantung (kardiak) di perut.Sebuah pembatas di dinding perut memisahkan bagian jantung di perut dari bagian lambung (pilorik).Perut kardiak ditarik keluar dan didorong melalui mulut saat bintang laut makan.Perut menelan makanan, yang biasanya moluska atau crustacea, dan mencernanya sebelum menarik kembali perut ke dalam. Usus dan anus bintang laut tidak berfungsi sama sekali.
Di sisi aboreal bintang laut terdapat lempeng berwarna yang disebut madreporit. Air masuk ke tubuh bintang laut lewat bukaan kecil di lempengan ini. Air ditarik oleh silia masuk ke saluran batu (yang keras karena adanya cincin-cincin kapur) menuju saluran cincin yang mengelilingi cakram pusat. Saluran cincin memiliki lima saluran pancar yang menyebar ke tangan-tangan bintang laut. Sisi pendek cabang menghubungkan saluran pancar dengan banyak pasangan kaki tabung, yang mengembang dan mengempis dalam merespon tekanan air di ampulla, sebuah kantung otot di ujung atas kaki tabung.
2. Echinodea
Echinoidea merupakan binatang triploblastik selopmata, tubuh simetris radial yang terbagi menjadi 5 bagian. Bentuk hampir bulat atau gepeng, tidak mempunyai tangan, rangka tersusun dari keping-keping zat kapur yang disebut laminae yang menjadi satu sehingga membentuk semacam mangkok dan umumnya berduri, saluran pencernaan sempurna gerakan lambat dengan kaki pembuluh (ambulakral) yang terjadi dengan mengubah tekanan air yang diatur oleh sistem pembuluh air yang berkembang dari selom.
Pada bagian aboral terdapat anus, madreporit dan lubang genital. Pada oral terdapat mulut yang dikelilingi oleh lima gigi yang kuat dan tajam, gigi tersebut disokong oleh 5 rangka samping di sebelah dalam cangkal yang disebut lentera aristoteles yang berfungsi untuk mengambil makanan.
Sekitar mulut peristom terdapat alat sensoris yang disebut sphaeredia. Tubuh memiliki rongga seperti tabung yang disebut siphon, dilengkapi dengan cillia, dan bernafas
dengan menggunakan insang, sistem syaraf echinoidea nelingkari mulunatau sistem syaraf melengkung.
Jenis kelamin terpisah, larva mempunyai bentuk simetris bilateral yang dapat berenang secara bebas disebut bipinnaria.3. Sand dollar
Sand dollar termasuk kelas Echinoidea yang di amati dalam praktikum avertebrata air. Sand dollar merupakan hewan yang termasuk phylum echinodermata, hewan ini mempunyai bebtuk tubuh yang cukup simple, pada spesies Laganum laganum terdapat motif bunga pada bagian aboral.Laganum depresis tidak memiliki motif.Warna tubuh hewan ini merah muda pucat. Bagian tubuh hewan ini antara lain petal, mouth, ossieless, dan oral surface. Dolar pasir mempunyai kaki tabung seperti bulu babi. Tubuh dolar pasir berbentuk pipih dan seperti cakram (Nontji, 1993).
DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo, Mukayat. 1995. Pengaruh Lingkungan Perairan dan Budidaya Air. Kanisius, Yogyakarta.
Cobb dan Wang. 1985. Living Organism. Oxford University, London.Darwin, Robert. 1990. Organisme: Suatu pendekatan Ekologis (Terjemah).Gramedia, Jakarta. Nontji. 1993. Laut Nusantara. Djambatan. JakartaRomimohtarto, K. 2007. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta.Suwignyo, S. Widigdo, B. dan Wardiatno, Y. 2005. Avertebrata Air. Penebar
Swadaya. Bogor.Suwigyo, 1998. Avertebrata Air ( untuk mahasiswa perikanan ). Bogor: Fakultas
Ilmu Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.Sya’rani, Lachmudin. 1992. Karang : Kunci Determinasi Genus. Undip, Semarang.