klasifikasi ternak potong ruminansia besar

9
KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR “DASAR TERNAK POTONG DAN KERJA” Oleh : FADIL O 121 14 029 PROGRAM STUDI PETERNAKAN JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS TADULAKO 2015

Upload: fadil-hakim

Post on 15-Apr-2017

499 views

Category:

Science


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

“DASAR TERNAK POTONG DAN KERJA”

Oleh :

FADIL

O 121 14 029

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2015

Page 2: KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

1.1. Klasifikasi Ternak Potong Ruminansia Besar

Sejatinya semua jenis ras sapi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-

masing. Yang perlu diperhatikan adalah nilai-nilai praktis dan ekonomis dari jenis

ras tersebut baik dari sisi kekuatan finansial peternak, peruntukannya, dan waktu

tepat penjualannya. Untuk penambahan berat harian jenis sapi limosin mampu

mencapai 1,3 – 2 Kg/hari. Namun, yang terpenting adalah penampakan fisik sapi

terlihat bagus dan sehat. Berikut klasifikasi ternak potong yang dapat diternakan

sebagai penghasil daging.

1. Sapi Ongole dan Peranakan Ongole (PO)

Sapi ongole merupakan keturunan sapi zebu dari India yang mulai

diternakan secara murni di pulau Sumba, sehingga dikenal dengan nama sapi

“Sumba” ongole. Ciri-ciri sapi ongole antara lain berpunuk besar, memiliki

lipatan kulit di bawah leher dan perut, telinga panjang dan menggantung, kepala

relatif pendek dengan posisi melengkung, mata besar menunjukkan ketenangan,

serta bulunya berwarna putih.

Hasil persilangan sapi ongole dengan sapi lokal Indonesia (sapi Jawa)

menghasilkan sapi yang mirip dengan sapi ongole dan dikenal dengan nama sapi

PO (peranakan ongole). Sapi PO murni sudah sulit ditemukan, karena telah

banyak disilangkan dengan sapi brahman. Ukuran tubuh sapi PO lebih kecil

dibandingkan dengan sapi ongole. Punuk dan gelambir juga kelihatan lebih kecil

Page 3: KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

atau sangat sedikit. Warna bulunya bervariasi, tetapi kebanyakan berwarna putih

atau putih keabu-abuan. Sapi PO terkenal sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja,

mampu beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan, dan cepat

bereproduksi.

Tinggi sapi ongole jantan berkisar 150 cm dengan berat badan mencapai

600 Kg. Sementara itu, sapi betina memiliki tinggi badan berkisar 135 cm dan

berat badan 450 Kg. Pertambahan bobot badan sapi ongole dapat mencapai 0,9 Kg

per hari dengan kualitas karkas mencapai 45 – 58%. Rasio daging dengan

tulangnya adalah 1 : 423, sapi ongole termasuk lambat untuk mencapai dewasa,

yaitu sekitar umur 4 – 5 tahun. Untuk sapi PO, bobot badan rataan sekitar 200 –

350 kg dengan pertambahan bobot badan 0,6 – 0,8 Kg per hari jika dipelihara

dengan baik.

2. Sapi Bali

Sapi bali merupakan salah satu jenis sapi asal Indonesia yang mempunyai

potensi untuk dikembangkan. Sapi bali mudah beradaptasi dengan lingkungan

baru sehingga sering disebut sebagai ternak perintis. Sapi ini paling banyak

diminati oleh peternak Indonesia karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu :

efisien dalam memanfaatkan sumper pakan, persentase karkas tinggi, dagingnya

rendah lemak, tingkat kesuburan cukup tinggi (bisa beranak setiap tahun), tipe

pekerja yang baik, dan mudah berdaptasi terhadap lingkungan.

Page 4: KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

Ciri-ciri sapi bali yaitu bulu berwarna merah bata, pada jantan akan menjadi

hitam saat dewasa, ada warna putih mulai dari kaki paling bawah hingga belakang

paha, pinggiran bibir atas, kaki, mempunyai gumba yang bentuknya khas serta

terdapat garis hitam yang jelas di bagian atas punggung.

Kenaikan bobot badan sapi bali per harinya 0,35 – 0,66 Kg. Dengan

manajemen pemeliharaan yang baik, pertambahan berat badan harian sapi bali

bisa lebih besar dari 0,7 Kg/hari. Adapun persentase karkas berkisar 56 – 57%.

Perbandingan daging dengan tulangnya adalah 4.44 : 1 Bobot sapi jantan dewasa

dapat mencapai 375 – 400 Kg, sedangkan sapi betina dewasa berkisar 275 – 300

kg.

3. Sapi Madura

Sapi madura sangat terkenal dengan sebutan sapi karapan. Sapi ini

merupakan hasil persilangan antara sapi jenis Bos indicus (zebu) dengan sapi jenis

Bos sundaicus. Pada tubuh sapi madura masih terdapat tanda-tanda sebagai

warisan dari kedua golongan sapi tersebut. Sapi madura merupakan tipe sapi

penghasil daging dan tenaga kerja. Selain terdapat di Pulau Madura dan Jawa

Timur, sapi ini juga menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Sapi madura merupakan tipe sapi potong yang cukup baik. Hal ini

ditunjukkan dengan badan yang lebar, daging tebal, dan berkaki pendek. Selain

itu, kualitas dagingnya lebih baik dan warnanya pun lebih menarik dibandingkan

dengan daging sapi ongole dan sapi bali. Bobot sapi madura jantan 275 – 300 Kg

Page 5: KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

dan sapi betina dewasa 180 – 250 Kg. Pertambahan bobot badan rata-rata

mencapai 0,25 – 0,6 Kg per hari. Sementara itu, persentase karkas 48 – 63 % dan

perbandingan daging dengan tulang 5,84 : 1

4. Sapi Simmental

Sapi simmental adalah sapi yang berasal dari bangsa Bos taurus. Sapi ini

berasal dari daerah Simme di Switzerland. Namun, sapi ini berkembang lebih

cepat di Benua Eropa dan Amerika. Sapi simmental merupakan tipe sapi perah

dan pedaging. Warna bulunya cokelat kemerahan (merah bata), di bagian wajah

dan lutut ke bawah sampai ujung ekor berwarna putih. Sapi simmental jantan

Page 6: KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

dewasa mampu mencapai berat badan sekitar 1.150 Kg, sedangkan sapi betina

dewasa mampu mencapai berat badan sekitar 800 kg.

Sapi simmental murni sulit ditemukan di Indonesia karena simmental jantan

yang diimpor telah sering mengalami persilangan dengan sapi betina lokal.

Kebanyakan sapi simmental yang ada di Indonesia adalah simmental cross. Salah

satunya persilangan sapi simmental dengan sapi ongole dikenal dengan nama sapi

simmental ongole (simpo). Sapi simpo tidak memiliki gelambir dan bulunya

berwarna merah bata, merah tua atau cokelat muda hingga putih kekuningan dan

doreng. Ciri khas sapi simpo adalah ada warna bulu putih berbentuk segitiga

diantara kedua tanduknya.

5. Sapi Frisian Holstein (FH)

Sapi jeni ini biasa dipelihara dengan tujuan untukk diambil susunya. Sapi ini

merupakan sapi introduksi dari negeri Belanda. Warna belang hitam dan putih.

Page 7: KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

dengan segitiga putih di bagian berpunuk. Pertambahan berat badan sapi ini cukup

tinggi, yakni mencapai 1,1 Kg per hari. Karena itu, sapi jantannya sering

dipelihara untuk digemukkan dan dijadikan sapi potong.

6. Sapi Brahman

Merupakan sapi keturunan zebu atau nellore (Bos Indicus) yang telah

berkembang pesat di Amerika Serikat dengan iklim tropis. Di negara tersebut, sapi

brahman diseleksi dan ditingkatkan mutu genetiknya. Sapi brahman mempunyai

ciri berpunuk besar, kulitnya longgar, gelambir dari bawah leher sampai perut

dengan banyak lipatan, telinga panjang menggantung dengan ujung runcing, serta

bulunya berwarna abu-abu (ada yang berwarna merah kecoklatan).

Sapi brahman termasuk tipe sapi potong terbaik di daerah tropis karena

tahan terhadap panas, serta resisten terhadap demam texas, gigitan caplak, dan

Page 8: KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

nyamuk. Sapi brahman juga tidak terlalu selektif terhadap pakan yang diberikan.

Bobot maksimun sapi brahman jantan dewasa mencapai 800 Kg, sedangkan sapi

betina 550 Kg. Presentase karkas yang dihasilkan sapi ini 48,6 – 54,2%. Dengan

pemeliharaan yang intensif, pertambahan berat badan sapi jantan dan betina

brahman dewasa mencapai 0,83 – 1,5 kg per hari.

7. Sapi Limpo (Limousin PO)

Merupakan sapi bangsa Bos taurus yang dikembangkan pertama kali di

Prancis. Sapi ini merupakan tipe sapi pedaging. Secara genetik, sapi limousin

adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, bertipe besar,

mempunyai volume rumen yang besar, mampu menambah konsumsi lebih tinggi

di luar kebutuhan yang sebenarnya, serta memiliki metabolisme yang cepat

sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan yang lebih teratur.

Page 9: KLASIFIKASI TERNAK POTONG RUMINANSIA BESAR

Sapi limousin murni sulit ditemukan di Indonesia karena telah mengalami

persilangan dengan sapi lokal. Kebanyakan sapi limousin yang ada di Indonesia

adalah limousin cross yang telah disilangkan dengan sapi lokal. Persilangan sapi

limousin dengan sapi ongole dikenal dengan nama sapi limousin ongole (limpo).

Sapi limpo memiliki ciri tidak berpunuk dan tidak bergelambir, serta warna

bulunya hanya cokelat tua kehitaman dan cokelat muda.