kloro
DESCRIPTION
hhjkiuiTRANSCRIPT
I.1.5 Metode-metode Sterilisasi
A. Sterilisasi Secara Fisika
1. Pemanasan Kering
a. Udara Panas Oven (Scoville’s : 404)
Bahan yang karena karakteristik fisikanya tidak dapat disterilisasi dengan uap destilasi dalam
udara panas-oven. Yang termasuk dalam bahan ini adalah minyaklemak, parafin, petrolatum cair,
gliserin, propilenglikol. Serbuk steril seperti talk, kaolin dan ZnO, dan beberapa obat yang lain.
Sebagai tambahan sterilisasi panas kering adalah metode yang paling efektif untuk alat-alat gelas
dan banyak alat-alat bedah. Ini harus ditekankan bahwa minyak lemak, petrolatum, serbuk kering
dan bahan yang sama tidak dapat disterilisasi dalam autoklaf. Salah satu elemen penting dalam
sterilisasi dengan menggunakan uap aotoklaf. Atau dengan adanya lembab dan penembusannya
ke dalam bahan yang telah disterilkan. Sebagai contoh, organisme pembentuk spora dalam
medium anhidrat tidak dibunuh oleh suhu sampai 121oC (suhu yang biasanya digunakan dalam
autoklaf bahkan setelah pemanasan sampai 45 menit). Untuk alasan ini, autoklaf merupakan
metode yang tidak cocok untuk mensterilkan minyak, produk yang dibuat dengan basis minyak,
atau bahan-bahan lain yang mempunyai sedikit lembab atau tidak sama sekali. Selama
pemanasan kering, mikroorganisme dibunuh oleh proses oksidasi. Ini berlawanan dengan
penyebab kematian oleh koagulasi protein pada sel bakteri yang terjadi dengan sterilisasi uap
panas. Pada umumnya suhu yang lebih tinggi dan waktu pemaparan yang dibutuhkan saat proses
dilakukan dengan uap di bawah tekanan. Saat sterilisasi di bawah uap panas dipaparkan pada
suhu 1210 C selama 12 menit adalah efektif. Sterilisasi panas kering membutuhkan
pemaparan pada suhu 1500 C sampai 1700 C selama 1-4 jam. Suhu yang biasa digunakan pada
sterilisasi panas kering 1600 C paling cepat 1 jam, tapi lebih baik 2 jam. Suhu ini digunakan
secara khusus untuk sterilisasi minyak lemak atau cairan anhidrat lainnya. Bagaimanapun juga
range 1500-1700 C digunakan untuk streilisasi panas kering dan lain-lain, sebagai contoh :
bahan-bahan gelas, dapat disterilkan pada suhu 1700C. Dimana beberapa serbuk seperti
sulfonilamid harus disterilkan pada suhu rendah dan waktu yang lebih lama.
b. Minyak dan penangas lain (Scoville’s : 404)
Bahan kimia yang stabil dalam ampul bersegel dapat disterilisasi dengan mencelupkannya,
dalam penangas yang berisi minyak mineral pada suhu 1620C. larutan jenuh panas dari natrium
atau amonia klorida dapat juga digunakan sebagai pensterilisasi. Ini merupakan metode yang
mensterilisasi alat-alat bedah. Minyak dikatakan bereaksi sebagai lubrikan, untuk menjaga alat
tetap tajam, dan untuk memelihara cat penutup.
c. Pemijaran langsung (Scoville’s : 404)
Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam
bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan
kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Papan salep, lumpang
dan alu dapat disterilisasi dengan metode ini. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20
detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul
kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati.
Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel.
2. Cara Bukan Panas
Sinar ultraviolet (Lachman : 628)
Sinar ultraviolet umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara dan
pemusnahan selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme
(germisida) diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 2537 .
sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan garam
atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabakan penurunan derajat penetrasi dengan
cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan membunuh
mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan. Aksi letal (Lachman : 628)
Ketika sinar UV melewati bahan, energi bebas ke elektron orbital dalam atom-atom dan
mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan tertinggi
atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom
utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamnya, organisme itu
mati atau tidak dapat berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam nukleat sel, yang
diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang
panjang.
Radiasi pengion (Lachman : 628)
Radiasi pengion adalah energi tinggi yang terpancar dari radiasi isotop radioaktif seperti kobalt-
60 (sinar gamma) atau yang dihasilkan oleh percepatan mekanis elektron sampai ke kecepatan
den energi tinggi (sinar katode, sinar beta). Sinar gamma mempunyai keuntungan mutlak karena
tidak menyebabkan kerusakan mekanik, namun demikian, kekurangan sinar ini adalah di
hentikan dari, mekanik electron akselerasi (yang dipercepat) keuntungan elektron yang
dipercepat adalah kemampuannya memberikan output laju doisis yang lebih seragam. Aksi latal
radiasi pengionan menghacurkan mikroorganisme dengan menghentikan rep-roduksi sebagai
hasil mutasi letal. Mutasi ini disebabkan karena tarnsformasi radiasi menjadi molekul penerima
pada sinar x, menurut teorilangsung. Mutasi ini dapat disebabkan oleh tindakan tidak langsung,
dimana molekul-molekul air diubah menjadi kesatuan yang berenergi tinggi seperti hidrogen dan
ion hidroksil.semua ini pada kahirnya, menyebabkan perubahan energi pada asam nukleat dan
molekul lain sehingga hilangnya keberadaannya bagi metabolisme molekul sel bakteri.
Penerapan untuk sterilisasi ini (Lachman : 628)
Elektron dipercepat atau sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan produk-produk
pilahan dengan suatu proses berkesinambungan. Kebanyakan prosedur sterilisasi produk lain
harus diselenggarakan dalam batch setrilisasi dengan proses berkesinambungan memerlukan
pengendalian yang tepat, sehingga tidak ada bagian yang lepas dari keefektifan sterilisasi.
Radiasi Ionisasi (RPS 18 th : 1476)
Radiasi ionisasi digunakan untuk sterilisasi industry untuk alat-alat rumah sakit, vitamin,
antibiotik, steroid hormon dan transplantasi tulang dan jaringan dan alat pengobatan seperti alat
untuk suntik plastik, jarum, alat beda, tube palstik, pemotong, benang bedah dan cawan Petri.
Radiasi ioniasasi dapat menghasilkan perubahan dalam molekul organik yang dapat
mempengaruhi kemujaraban sediaan atau dapat menginduksi toksisitas. Radiasi produk juga
dapat menghasilakn perubahan warna dan kerapuhan beberapa wadah gelas dan bahan plastik.
Sterilisasi radiasi dapat dilakukan baik dengan radiasi elektromagnetil dan radiasi partikel.
Radiasi elektromagnetik dan energi photon, termasuk ultra dari bahan radioaktif seperti kobalt 60
atau sesium 137 adalah yang paling sering digunakan sebagai sumber energi sterilisasi adhesi
elektromagnetik. Radiasi partikel atau molekul termasuk daftar partikel yang steril. Satu-satunya
sekarang yang digunakan untuk sterilisasi radiasi pada obat-obat rumah sakit dan laboratorium.
Bagaimanapun banyak prosedur sterilisasi industri manggunakan radiasi, termasuk penjelasan
singkatnya. Beberapa informasi mengenai efek sterilisasi ultraviolet juga dihadirkan. Prinsip
bermuatan negatif sepeti elektron yang berinteraksi langsung dengan bahan menyebabkan
ionisasi seperti elektron elektromagnetik menyebabkan ionisasi pada mekanisme yang bervariasi
yang menghasilkan perpindahan suatu
orbital elektron dengan mekanisme jumlah tertentu
dari energi yang ditransfer dalam insiden sinar gamma.
Perpindahan elektron ini kemudian bentindak sebagai
partikel beta dalam reduksi. Oleh sebab itu baik
partikel maupun elektromagnetik, dipertimbangkan
sebagai radiasi ionisasi yang berbeda dengan radiasi
sinar ultraviolet.
Kerugian penggunaan germisida radiasi sinar UV
adalah penetrasinya terbatas, pada panjang gelombang
253,7 nm, diserap oleh banyak bahan dan membuat
penggumpalan organisme dan hal tersebut dilindungi
oleh debu dan puing-puing. Untuk menghindari aksi
letal panggunaan radiasi sinar UV sebagai cara sterilisasi tidak direkomendasikan lemak jika
bahan-bahan yang diradiasi sangat bersih dan bebas yang dapat melindungi mikroorganisme.
3. Uap Panas
A. Uap bertekanan
Penggunanaan uap bertekanan atau metode sterilisasi
yang paling umum memuaskan dan efektif yang ada.
Ini adalah metode yang diinginkan untuk sterilisasi
larutan yang ditujukan untuk infeksi pada tubuh,
pembawa pada sediaan mata, bahan-bahan gelas.
Untuk penggunaan darurat, pakaian dan alat kesehatan
dan benda-benda karet. Kerugian yang paling prinsip
dan penggunaan uap ini adalah ketidaksesuaiannya
untuk penggunaan pada bahan sensitiv terhadap panas
dan kelembaban. Metode ini tidak dapat digunakan
untuk sterilisasi misalnya, produk yang dibuat dari
basis minyak dan serbuk. Uap jenih pada 121oC mampu
membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif
mikroorganisme hidup dalam waktu 1 atau 2 menit.
Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora vegetatif
yang tahan terhadap pemanasan tinggi. Keefektifan
sterilisasi uap bertekanan tergantung pada 4 sifat dari
uap jenuh kering yaitu :
1. Suhu
2. Panas tersembunyi yang berlimpah
3. Kemapuan untuk membentuk kondensasi air
4. Kontraksi volume yang timbul selama kondensasi
Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilkan larutan
saat suhu 1210C selama 12 menit, ditambah waktu
tambahan untuk larutan dalam wadah untuk mencapai
121C setelah termometer pensteril menunjukkan suhu
ini. Secara umum larutan dalam botol 100-200 ml akan
membutuhkan kurang 5 menit botol 500 ml antara
10-15 menit.
4 sifat ini tersedia hanya pada level yang optimal.
Ketika uap pada batas fase diantaranya dan kondensasi
pada temperatur yang sama. Hubungan minimum
ditunjukkan pada gambar 7.5. Efek sterilisasi uap
sebagai fase yang berpotongan
Gambar 7.5
Semenjak uap pada tekanan atmosfer tidak pernah
melebihi temperatur 1000C. Jika terbatasi dalam
chamber pada sebuah autoklaf temperatur meningkat
sebagai peningakatan tekanan. Tabel 4.1 menunjukkan
hubungan antara tekanan dan temperatur. Tekanan
hanya mungkin dicapai pada temperatur yang lebih
tinggi. Tidak ada yang dilakukan dan membunuh uap
properti juga penting untuk mengingat bahwa hanya
tekanan digunakan oleh uap adalah efektif. Tekanan
udara tidak efektif untuk alasan ini udara seharusnya
diselesaikan dengan sempurna si autoklaf untuk
memastikan keefektifan sterilisasi uap dibawah
tekanan membunuh bakteri dan spora dengan
mengkoagulasi protein dari badan bakteri. Dalam
kehadiran uap koagulasi mengambil peranan pada
temperatur rendah daripada ketika panas. Udara
kering digunakan untuk metode selanjutnya kematian
bakteri dihasilkan oleh proses oksidasi.
Panas tersembunyi (latent) dibentuk ketika pemanasan
dilanjutkan setelah air dicapai pada temperatur
mendidih. Ini hanya setelah panas total penguapan air
ditingkatkan sekitar 5 kali lipat. Bentuk uap pada fase
boundary (batas) mempunyai temperatur yang sama
dengan air mendidh yang dibentuk, tetapi itu
mengandung sejumlah besar panas tersembunyi tanpa
merendahkan tersedia secara cepat ketika berkontak
dengan permukaan yang lebih sejuk. Contohnya,
sementara chamber menerima penambahan 971 bta
uap latent ke bentuk uapa pada tekanan atmosfer.
Ketersediaannya yang cepat ini relatif besar jumlah
dari panas latent adalah faktor yang penting dalam
efektifitasnya sterilisasi.
Tabel 4.1
TEKANAN TEMPERATUR WAKTU
10 lb 115,50C (2400F) 30 menit
15 lb 121,50C (2500F) 12 menit
30 lb 126,50C (2600F) 9 menit
Ketika uap kontak dengan material untuk disterilisasi,
dia dipekatkan dan secara cepat ditransfer panas latent
ke permukaan bahan. Panas yang sensibel dari uap
dikembalikan oleh kondensasi supaya tidak ada
temperatur rendah local dibawah kondensasi panas
latent dan kondensasi menjadi sangat penting pada
sterilisasi yaitu membunuh mikroorganisme.
B. Uap panas pada 1000 C.
Uap panas pada suhu 1000 C dapat digunakan dalam
bentuk uap mengalir atau air mendidih. Metode ini
mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir
dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk
mensterilkan media kultur. Metode ini jarang
memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-
bahan karena spora sering gagal tumbuh dibawah
kondisi ini, bentuk vegetatif dari kebanyakan bakteri
yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik
mati bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang
bertahan.
Dalam prakteknya, 2 metode uap mengalir digunakan,
suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60
menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri
tapi tidak akan menghancurkan spora. Untuk
meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda
yang juga disebut sterilisasi tidak berlanjut.
Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi digunakan.
Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap
mengalir pada periode waktu bervariasi dari 20-60
menit setiap hari selama 3 menit. Antara pemaparan
bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar
atau pada inkubator pada 370 C. prinsip dari metode
ini adalah pada saat waktu pertama kali pemaparan
pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak
sporanya. Tapi pada saat bahan disimpan pada
inkubator atau pada suhu ruangan selam 24 jam,
banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif
bentuk spora yang telah tumbuh ini akan dimatikan
pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses
ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk
vegetatif selama masa istirahat.
C. Pemanasan dengan bakterisida
Ini menghadirkan aplikasi khusus dari pada uap pans
pada 1000 C. adanya bakterisida sangat meningkatkan
efektifitas metode ini. Metode ini digunakan untuk
larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil pada
temperatur yang biasa diterapkan pada autoklaf.
Larutan yang ditumbuhkan bakterisida ini dpanaskan
dalam wadah bersegel pada suhu 1000 C selama 20
menit dalam pensterilisasi uap atau penangas air.
Bakterisida yang dapat digunakan termasuk 0,5%
fenol, 0,5% klorbutanol, 0,2% kresol atau 0,002% fenil
merkuri nitrat saat larutan dosis tunggal lebih dari 15
ml larutan obat untuk injeksi intratekal atau gastro
intestinal sehingga tidak dibuat dengan metode ini.
D. Air mendidih
Penangas air mendidih mempunyai kegunaan yang
sangat banyak dalam sterilisasi jarum spoit, penutup
karet, penutup dan alat-alat bedah. Bahan-bahan ini
harus benar-benar tertutupi oleh air mendidih dan
harus mendidih paling kurang 20 menit. Setelah
sterilisasi bahan-bahan dipindahkan dan air dengan
pinset yang telah disterilisasi menggunakan pemijaran.
Untuk menigkatkan efisiensi pensterilan dari air, 5 %
fenol, 1-2% Na-carbonat atau 2-3% larutan kresol
tersaponifikasi yang menghambat kondisi bahan-
bahan logam.
RPS 18 th : 1471
Panas lembab merupakan bentuk uap jenuh di bawah
tekanan yang merupakan cara sterilisasi yang paling
banyak digunakan. Penyebab kematian dengan cara
sterilisai panas terhadap lembab berbeda dengan cara
panas kering, kematian mikroorganisme oleh panas
lembab adalah hasil koagulasi protein sel, berbeda
dengan cara panas kering, kematian mikroorganisme
yang paling penting adalah proses oksidasi.
USP menentukan sterilisasi uap sebagai penerapan uap jenuh di baeah teakana paling kurang 15
menit dengan
temperatur minimal 1210 C dalam jaringan tekanan. Bentuk yang paling sederhana dari autoklaf
adalah “
home preasure cooker”.
PTM : 123
Pemanasan Kering
Panas kering pada temperatur lebih 1600 C efektif
menghancurkan mikroorganisme hidup dengan sebuah
proses kehilangan kelembaban secara irreversible.
Proses ini berjalan relatif lambat, mengisyaratkan
sedikitnya 1 jam pada suhu 160oC tetapi lebih cepat
pada temperatur yang tinggi. Panas kering ini sering
merugikan beberapa produk.
Penerapan panas dengan keberadaan lembab lebih
efektif untuk pembunuhan mikroorganisme
diisyaratkan 15 menit pada suhu 121oC.
RPS 18th : 1471
Pemanasan Kering
Beberapa bahan yang tidak dapat disterilkan dengan uap, paling baik disterilkan dengan panas
kering,
misalnya petrolatum jelly, minyak mineral, lilin, wax,
serbuk talk. Karena panas kering kurang efisien
dibanding panas lembab, pemaparan lama dan
temperatur tinggi dibutuhkan. Range luas waktu
inaktivasi dalam temperatur bervariasi telah
diterapkan berdasarkan tipe indikator steril yang
digunakan, kondisi kelembaban dan faktor lain.
Jumlah air dalam sel mikroba diketahui mempengaruhi
resistensinya terhadap destruksi panas kering.
Umumnya, ini diterima bahwa sel mikroba dalam
daerah yang betul-betul kering menunjukkan resistensi
terhadap inaktivasi panas kering. Ini jelas bahwa
perhatian harus diberi untuk mendisain siklus
sterilisasi panas kering untuk produk-produk rumah
sakit dan validasi sistematis sterilisasi dengan metode
sterilisasi standar.
Oven digunakan untuk sterilisasi panas kering
biasanya secara panas dikontrol dan mungkin gas atau
elektrik gas.
Beberapa waktu dan suhu yang umum digunakan pada
oven :
1700C (3400 F) sampai 1 jam
1600C (3200 F) sampai 2 jam
1500C (3000 F) sampai 2,5 jam
1400C (2850 F) sampai 3 jam
B. Sterilisasi Secara Kimia
Parrot ; 280
Sterilisasi gas adalah cara menghilangkan
mikroorganisme dengan menggunakan gas atau uap
yang membunuh mikroorganusme dan sporanya.
Meskipun gas dengan segera berpotensi menyerap
serbuk padat. Streilisasi ini adalah fenomena
permukaan dan mikroorganisme occluded dengan
kristal akan dibunuh. Sterilisasi gas digunakan dalam
bidang farmasi unutk mensterilisasi bahan-bahan
termolabil. Gas bakterisida yang paling sering
digunakan adalah gas Etilen Oksida. Meskipun
sterilisasi uap merusak beberapa bahan dan
dipindahkan dari bahan yang dicobakan melalui jalur
sterilisasi. Gas ini tidak inert dan kereaktivannya
terhadap bahan yang disterilisasi antara lain : Tiamin,
Riboflavin, Streptomisin kehilanngan potensi dengan
adanya etilen oksida.
Etilen oksida bereaksi sebagai bakterisida dengan
alkilasi asam, amin, hidroksil dan gugus sulfhidril dari
protein dan sel enzim. Kelembaban dibutuhkan untuk
etilen oksida berpenetrasi dan merusak sel.
Etilen oksida bersifat eksplosif ketika bercampur
dengan udara. Sifat ini dapat dihilangkan dengan
menggunakan campuran etilen oksida dengan CO2.
Carboxide ® 20 atau campuran etilen oksida dengan
hidrokarbon berfluoresensi.
Sterilisasi dengan gas berjalan lambat, waktu sterilisasi
tergantung pada keberadaan kontaminasi,
kelembaban, temperature dan konsentrasi dari gas
etilen oksida. Konsentrasi minimum adalah 450 mg/l
pada tekanan 27psi.
Cara ini digunakan digunakan untuk mensterilkan obat
serbuk seperti Penisilin, juga telah digunakan unutk
sterilisasi benang, plastik, tube. Penggunaan etilen
oksida juga untuk sterilisasi akhir peralatan parenteral
tertentu seperti kertas kraft dan lapisan tipis
polietilen. Semprot aerosol etilen oksida telah
digunakan untuk mensterilkan daerah sempit dimana
dilakukan teknik aseptik.
C. Sterilisasi Cara Mekanik (Scoville`s : 417)
Larutan dapat dibebaskan dari mikroorganisme
vegetatif dan sporanya melalui filter bakteri. Filter
bakteri tidak dapat membebaskan larutan dari virus
bagaimanapun alat ini tidak mengurangi jumlah virus.
Pada prinsipnya dengan absorbsi ke dalam dinding
filter dan dengan menghilangkan partikel kasar dari
bahan yang mengandung virus.
Sterilisasi dengan filter bakteri digunakan untk larutan
farmasetik atau bahan biologi yang dipengaruhi oleh
pemanasan. Berbeda dengan metode filtrasi lain, filter
bakteri ditujukan untuk fltrat bebas bakteri. Metode
sterilisasi ini membutuhkan penggunaan teknik aseptic
yang benar. Sediaan obat yang disterilkan dengan
metode ini membutuhkan penggunaan bahan
bakteriostatik kecuali diarahkan lain. Larutan yang
ditujukan untuk injeksi intravena atau merupakan
larutan dosis tunggal intravena dengan volume lebih
dari 15 ml tidak boleh ditambahkan bahan bakterisid.
Parafin cair dan minyak lain, tidak disterilkan dengan
metode ini karena dapat meningnkatkan permeabilitas
dari filter terhadap bakteri. Unutk dapat membuat
larutan bebas bakteri dan steril, digunakan filter
dengan berbagai tipe. Tipe ini termasuk filter yang
terbuat dari silicon murni, porselin, asbes, dan glass-
fritted. Karena alat-alat ini mudah dibersihkan, filter
Seitz yang menggunakan lapisan asbes dan fliter fritted
glass mungkin lebih berguna untuk farmasis. Yang
kadang-kadang dubutuhkan untuk menyaring larutan
dalam jumlah kecil.
Mekanisme filtrasi bakteri adalah kompleks. Meskipun
ukuran pori filetr penting, tapi bukan itu saja criteria
untuk keefektifan filtrasi. Fliter dengan pori lebih kecil
menghilangkan bakteri tetapi beberapa filtrasi sangat
lambat umtuk tujuan praktek. Dengan meningkatkan
ketebalan filter lilin memungkinkan untuk mencapai
efisiensi filtrasi, tetapi nkerugiannya adalah bahwa
kebanyakan bahan aktif dari larutan dihilangkan
dengan penyerapan oleh lilin. Bagaimanapun, dengan
mengatur ukuran pori dan ketebalan filter yang
optimum, mungkin diperoleh filter yang efisien dan
baik secara cepat. factor lain dilibatkan dalam filtrasi
bakteri termasuk keseimbangan permukaan antara
bahan filter dan bakteri dan larutan, suhu, tekanan
yang digunakan, waktu filtrasi, muatan listril filter, pH
bahan yang difiltrasi, dan adsorbsi protein dan bahan
lain.
Filter Seitz
Filter ini dibuat dari bahan asbes yang dijepit pada
dasar wadah besi. Keuntungan utama dari filter Seitz
ini adalah lapisan filter dapat dibuang setelah
digunakan dan masalah pembersihannya berkurang.
Efisiensi tergantung pada pengembang serat dari
lapisan filter dari air. Karena larutan alkohol pekat
tidak membuat mengembang, filter ini tidak digunakan
untuk mensterilkan larutan yang mengandung alkohol
dalam jumlah besar.
Filter ini mampu dengan volume dari 30 ml hingga
lebih dari 100 ml. Kerugian pertama dari filter ini
adalah cenderung memberikan komponen magnesium
pada filtrat. Bahan alkali ini dapat menyebabkan
konsentrasi pengendapan alkaloid bebas dari
garamnya dan dapat menginaktifkan seperti insulin,
ekstrak pituari, epinefrin dan apomorfin. Hal ini dapat
diatasi dengan perawatan pertama filter dengan
dibasahkan dengan HCl lalu dibilas dengan air.
Kerugian kedua dari seitz adalah permukaan serat
pada lapisan filter membuat larutan tidak cocok untuk
injeksi. Ini dapat diatasi dengan menempatkan ayakan
dari nilon atau sutra dibawah lapisan filter sebelum
menempatkan lapisan dalam filter, atau sebuah filter
gelas fritted dapat ditempatkan pada saluran keluar
untuk menghilangkan serat. Filter seitz ini juga
cenderung untuk menghilangkan bahan dari filtrat
bahan adsorbsi.
Filter Swinny
Sebuah adaptasi dari filter seitz, filter swinny
mempunyai adat terkhusus yang terdiri dari lapisan
hasbes, bersama dengan screen dan pencuci. Utamanya
untuk digunakan filter swinny dibungkus dengan
kertas dan diotoklaf. Bagian yang dipasang
dihubungkan pada spoit Luer-lola dan cairan
dimasukkan melalui disk asbes dengan menggunakan
tekanan pada saluran spoit.
Filter Fritted-Glass
Filter fritted-glass disusun dari dasar serbuk, tombol
bulat dari gelas digabung bersama dengan penggunaan
panas untuk menentukan sebelumnya ukuran dalam
bentuk disk. Permeabilitas filter barbanding secara
tidak langsung dengan ukuran butiran. Setelah disk
dibentuk, kemudian disegel dengan pemanasan
kedalam corong gelas pyrex dibentuk seperti corong
buchner.
Filter fritted-glass yang baru harus dicuci dengan
penghisap dengan HCl panas dan kemudian dibilas
dengan air sebelum digunakan. Filter dapat
dibersihkan dengan membilasnya dengan air dibawah
tekanan. Jika air tidak dapat membersihkan filter,
suatu konsentrasi larutan asam sulfat mengandung 1 %
sodium nitrat dipanaskan pada suhu 80oC dapat
digunakan. Filter fritted dirancang utamanya untuk
filtrasi vakum. Jika digunakan filtrasi dibawah
tekanan, perbedaan maksimum pada diks harus tidak
boleh dari 15 pouns inci persegi (p.si).
Filter Berkefeld & Mandler
Tes bentuk tube filter pembanding ini, yang
dihubungkan dengan dasar logam dan saluran keluar
tubuh adalah lama pada keduanya. Felter mandler
dibuat dari silikat murni, asbes, dan kalsium sulfat
(gips dari paris); filter berkefeld terdiri dari silika
murni. Kedua filter ini bermuatan negatif. Filter ini
tersedia dalam beberapa tingkatan porositas
berdasarkan pada permeabilitas terhadap air, pada
berkefeld atau pada mandler berdasarkan pada jumlah
tekana air dalam pons yang dibutuhkan untuk
mendorong udara melalui saluran keluar melawan air.
Saluran berkefeld dan mandler dibersihkan dengan
menggunakan air destilasi melalui saluran dari luar
kedalam diikuti dengan menggosok bagian luarnya
menggunakan sikat dalam aliran air. Saluran berkefeld
dan mandler dapat disterilkan dengan autoklaf pada
121oC selama 20 menit. Tabung harus dibungkus
dengan kain atau kertas secara langsung setelah dibilas
dan saat masih basah sebelum ditempatkan di
autoklaf.
Selas Filter
Filter porselen buatan Amerika sekarang tersedia
dengan nama selas filter porselen microporous. Filter
ini secara kimia inert, menjadi tahan terhadap semua
larutan yang tidak menyerang silica.
Saluran gelas filter dapat dibersihkan dengan
menggosoknya dengan sikat, dengan membilas,
pencucian, dengan menggunakan alkali atau detergen
asam atau dengan pemanasan dalam tungku
dilaboratorium pada temperatur maksimum 1200oC
dan dapat disterilkan dengan autoklaf.
Saluran Filter Chamberland Pasteur
Filter ini mempunyai bentuk yang mirip dengan
berkefeld tetapi filter ini terbuat dari porselen
penyerap yang tidak berlapis dengan pori-pori kecil
yang menghasilkan filtrasi yang lambat. Filter ini dapat
dibersihkan dan disterilkan dengan cara yang sama
dengan yang digunakan untuk saluran bekerfield.
Kesimpulan:
Metode Sterilisasi Prinsip Kerja Mekanisme Kerja Alat
& Bahan
Sterilisasi Fisik
Panas Kering
- Panas Oven
- Penangas minyak dan lainnya
- Pemijaran langsung
Panas Lembab
- Uap bertekanan
- Panas lembab pada 1000C
- Pemanasan dengan bakterisid
- Air mendidih
Cara Bukan Panas
Sinar UV
Radiasi Pengionan
Memiliki sumber panas, mengandung pengatur suhu
otomatis dan termometer, udara disirkulasi olehsuatu
penggerak aliran udara, mencapai suhu sterilisasi yang
digunakan 1600C pada paling kurang 1 jam dan
biasanya lebih dipilih 2 jam (scoville;405)
Pada pemanasan dengan panas kering, panas ditransfer
dengan memakai sistem konveksi dan konduksi. Ini
diperlukan agar lingkungan gas dapat berpindah
selama benda disterilisasi (DOM Martin; 605)
Dengan mencelupkan alat dan bahan yang akan
disterilkan ke dalam penangas yang berisi minyak
mineral pada suhu 1620C. Larutan jenuh panas dari
natrium dan amonium klorida dapat digunakan
sebagai pensterilisasi (Scoville;407).
Dalam beberapa kasus bagian yang bercahaya dari api
langsung harus dipaparkan pada tiap bagian paling
tidak 20 detik ( Scoville; 407)
Ketika uap panas memasuki autoklaf, ia mengisi area
bagian atas dari ruangan dan menekan udara pada
bagian bawah dan mendorongnya keluar melalui pipa
atau tempat pembuangan udara. Waktu yang
dibutuhkan kurang lebih 12 menit pada suhu 1210C
(Scoville; 408)
Udara ditarik melalui penyiapan vakum pada 15 mmHg
( tekan absolut). Udara sisa/ residu setelah
pengvakuman penting/ utama telah siap ditampung
(DOM Martin ; 600)
Periode awal pada permukaan untuk uap panas
membunuh sel vegetatif bakteri tetapi tidak sporanya.
Panas lembab pada 1000C dapat menggunakan 2
bentuk aliran uap panas dan air mendidih
(Scoville;412)
Larutan ditambahkan bakterisid dan dipanaskan
dalam wadah bersegel pada suhu 1000C selama 30
menit dalam pensteril uap panas atau waterbath
(Scoville; 413)
Alat dan bahan direndam pada air mendidih dan
mendidih setelah 20 menit, Setelah mendidih diangkat
dengan gunting tang yang telah disterilkan dengan
pemanasan( Scoville; 413)
Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme
(germisida) diproduksi oleh lampu merkuri yang
dipanaskan secara ekslusif pada 2537 (Lachman;628)
Sumber radiasi UV adalah lampu uap merkuri
bertekanan rendah. Kemampuan dari sejumlah kecil
lampu uap merkuri cenderung dapat membuat
sterilisasi UV(DOM Martin; 618)
Sterilisasi produk harus diselenggarakan dalam
sterilisasi batch dengan proses berkesinambungan
memerlukan pengendalian yang tepat, sehingga tidak
ada bagian yang lepas dari keefektifan sterilisasi
(Lachman;628)
Sterilisasi radiasi dapat dilakukan dengan baik radiasi
elektromagnetik dan energi photon, termasuk ultra
dari bahan radioaktif seperti Co-60 atau sesium -137
( RPS 18th;1476)
Sumber radioisotop sinar γ memiliki daya penetrasi
tinggi daripada elektron dan mudah dikontrol (DOM
Martin ; 608)
Mikroorganisme dibunuh melalui proses oksidasi
(Scoville;405)
Panas kering menghancurkan mikroorganisme melalui
mekanisme oksidasi. (DOM Martin; 603)
Minyak bereaksi sebagai lubrikan untuk menjaga alat
tetap tajam dan dan untuk memelihara cat penutup
(Scoville; 407)
Panas uap bertekanan membunuh mikroba dengan
koagulasi protein dari tubuh bakteri (Scoville; 408)
Denaturasi protein pada tubuh mikroba. (DOM Martin;
599)
Ketika benda disimpan pada suhu kamar selama 24
jam, sebagian akan berubah menjadi bentik
vegetatifnya. Ini akan matikan ketika dipanaskan pada
hari ke-2 ( Scoville; 412)
Menggunakan zat-zat bakterisid yang dapat
membunuh bakteri. Biasanya menggunakan 0,5 %
fenol; 0,2 % clorokresol; atau 0,002% fenil merkuri
nitrat (Scoville;413)
Menghambat korosi dari alat-alat logam (Scoville; 414)
Ketika UV melewati bahan, energi bebas ke elektron
orbital dalam atom-atom dan mengubah
kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan
aktivitas asam-asam utama terjadi dalam molekul-
molekul m.o atau itu mati atau tidak dapat
berproduksi. Pengaruh utamanya mungkin pada asam
nukleat sel. (Lachman;628)
Keefektifan dari radiasi UV pada panjang gelombang
2400-2800Å menghancurkan m.o disebabkan oleh
koefisien absopsi tinggi dari beberapa substansi
seperti protein dan asam nukleat untuk energi sinar
ini. (DOM Martin;617)
Menghancurkan m.o dengan menghentikan reproduksi
sebagai hasil mutasi letal. Mutasi ini dapat disebabkan
karena transformasi radiasi menjadi molekul penerima
pada sinar X (lachman; 628)
Elektron yang berinteraksi langsung dengan bahan
menyebabkan ionisasi seperti elektron
elektromagnetik menyebabkan ionisasi pada
mekanisme yang bervariasi yang menghasilkan
perpindahan suatu orbital elektron dengan mekanisme
jumlah tertentu dari energi yang ditransfer dalam
insiden sinar γ (RPS 18th;1476)
Merusak bahan inti atau merusak struktur sitoplasma
(DOM Martin;607)
Minyak lemak, parafin, vaselin kuning, parafin cair,
gliserin, propilen glikol, serbuk stabil seperti talk,
kaolin, dan ZnO. Alat-alat gelas dan alat bedah.
(Scoville;404)
Cawan petri, tube, alat pemotong yang tajam, spoit dan
jarumnya, minyak dan salep, vaselin tipis atau ayakan
(DOM Martin ; 605)
Bahan kimia stabil dalam ampul bersegel, alat-alat
bedah. (scoville; 407)
Spatula logam, filter logam bekerfield, jarum logam
dan kawat, papan salep, lumpang dan alu (Scoville;407)
Lar. Injeksi, pembawa sediaan mata, alat-alat gelas
untuk keadaan darurat pakaian dan alat bedah, benda
dari kertas ( Scoville; 408)
Botol dan kaleng, beberapa tipe kateter dari karet, alat-
alat gelas dan perkakas, popok, sarung tangan karet,
alat-alat bedah, atas panci, sikat, dan spoit dan jarum
(DOM Martin;600)
Larutan yang mengandung bakterisi, jarum dan poit,
ampul, dan botol ( Scoville; 413)
Larutan borat atau suspensi obat yang tidak stabil pada
suhu autoklaf (Scoville; 413)
Spoit dan jarum, tube karet, sumbat penutup, dan alat-
alat bedah (Scoville; 413)
Mengurangi kontaminasi dari udara dan dari
lingkungan (Lachman;628)
Produk makanan, bahan pembungkus, daerah
pengerjaan, dan penghancuran bakteri/organisme
tahan udara (anaerob). (DOM Martin;617)
Alat-alat rumah sakit, vitamin, antibiotik, steroid
hormon, dan transplantasi tulang dan jaringan, alat
pengobatan seperti alat suntik plastik, jarum, alat
bedah, tube plastik, katter, benang bedah, da cawan
petri ( RPS 18th; 1476)
Alat suntik plastik, disposible,jarum suntik, sarung
tangan, lubrikan, kateter, alat penahan darah (DOM
Martin;608)
II.1.6 Keuntungan dan kerugian metode sterilisasi
a. Sterilsasi metode fisika Sterilisasi Panas Kering
Keuntungan :
1. Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnya dari semua mikroorganisme
(Lachman Industri; 1263)
2. Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif disterilkan dengan uap air
panas (Ansel;413)
3. Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadah yang kering seperti pada zat
kimia kering atau larutan bukan air (Ansel; 414).
Kerugian :
1. Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu diatas kira-kira 140oC
(Lachman Industri; 1263)
2. Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap air panas, maka diperlukan
temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang (Ansel; 413)
Sterilisasi Uap Panas
Keuntungan :
1. Adanya uap air dalam sel mikroba menimbulkan kerusakan pada temperatur yang relatif
rendah daripada tidak ada kelembaban (Ansel;412)
2. Metode ini digunakan untuk sediaan farmasi dan bahan-bahan yang dapat tahan terhadap
temperature yang digunakan dan penembusan uap tetapi tidak timbul efek yang tidak
dikehendaki akibat uap air (Ansel :413)
3. Sel bakteri dengan kadar air besar umumnya lebih mudah dibunuh (Ansel : 413)
4. Dipergunakan untuk larutan jumlah besar, alat-alat gelas, pembalut operasi dan instrument
(Ansel :413)
5. Dapat membunuh semua bentuk mikroorganisme vegetatif (Scoville`s:408).
Kerugian :
1. Tidak digunakan untuk mensterilkan minyak- minyak lemak, sediaan berminyak dan sediaan
yang tidak dapat ditembus oleh uap air atau pensterilan serbuk terbuka yang mungkin rusak oleh
uap jenuh (Ansel;413)
2. Spora-spora yang kadar airnya rendah, sukar dihancurkan (Ansel;413)
b. Sterilisasi Gas
Keuntungan :
1. Beberapa senyawa yang tidak tahan terhadap panas dan uap dapat disterilkan dengan baik
dengan memaparkan gas etilen oksida atau propilen oksida bila dibandingkan dengan cara lain
(Ansel :416)
2. Dapat digunakan untuk membunuh mikroorganisme dan spora lain (Parrot : 280).
Kerugian :
1. Gas-gas (etilen dan propilen oksida) mudah terbakar bila tercampur dengan udara (Ansel :417)
2. Tindakan pengemasan yang lebih besar diperlukan untuk sterilisasi dengan cara ini daripada
dengan cara lain karena waktu, suhu, kadar gas dan kelembaban jumlahnya tidak setegas seperti
pada sterilisasi panas kering dan lembab panas (Ansel :417)
3. Gas-gas sulit hilang dan kebanyakan bahan-bahan setelah pemaparan (LachmanIndustri :1283)
4. Iritasi jaringan dapat terjadi jika etilen oksida tidak dihilangkan sama sekali, sifat karsinogenik
dan mutagenik dari etilen oksida dari sisa-sisa pada bahan yang digunakan pada manusia
(Lachman Industri;1285)
5. Waktu siklus untuk sterilisasi dengan etilen oksida agak lama (Lachman :1286).
c. Sterilisasi Dengan Penyaringan
Keuntungan :
1. Penyaringan dapat digunakan untuk memisahkan partikel termasuk mikroorganisme dari
larutan gas tanpa menggunakan panas (Lachman Industri :1285)
2. Saringan tidak harus mengubah larutan/gas segala cara (Lachman Ind;1265)
3. Tidak menghilangkan bahan yang diinginkan atau membawa komponen yang tidak diinginkan
(Lachman Industri :1265)
4. Kecepatan penyaringan sejumlah kecil larutan, kemampuan untuk mensterilkan secara efektif
bahan tahan panas (Ansel :416)
5. Peralatan yang digunakan relatif tidak mahal dan mikroba hidup dan mati serta partikel-
partikel lengkap semua dihilangkan dari larutan (Ansel :416).
Kerugian :
1. Penyaringan cairan dengan volume besar akan memerlukan waktu yang lebih lama terutama
bila cairan kental dibandingkan dengan bila memakai cara sterilisasi lembab panas (Ansel : 414).
2. cara ini diharuskan menjalani pengawasan yang ketat dan memonitoring karena efek hasil
penyaringan dapat diperngaruhi oleh banyaknya mikroba dalam larutan (Ansel : 414).
3. Filter bakteri tidak efektif menghilangkan virus dari larutan (Scoville’s:419).
4. Muatan dalam pH yang sesuai yang bersifat alkali menyebabkan kerusakan filter dan partikel
yang kecil pada filter merupakan masalah yang khusus (Scoville’s:419)
5. Tiap kebocoran yang mungkin terjadi pada sistem ini menyebabkan kerusakan pada bagian
luar tanpa kontaminan filtrat yang steril (Lachman:1282-1283 )
6. Kesulitan mempertahankan kondisi aseptis seperti merupakan masalah besar sehubungan
dengan sterilisasi melalui penyaringan (Lachman Industri:1283 ).
Alasan Penggunaan Pengawet Klorobutanol
b. Scoville’s The Art of Compounding; 237
• Penghambat yang baik untuk organisme gram positif dan gram negative termasuk P.aeruginosa
sebaikbeberapa jamur.
• Mempunyai range yang luas dalam kebercampuran
• Merupakan larutan asam yang stabil dengan pembatasan yang telah disebutkan sebelumnya.
• Sedikit atau tidak mengiritasi
• Tidak mengiritasi ketika dimaukkan ke dalam anterior mata.
Alasan Digunakan Klorbutanol
a. Handbook of Pharmaceutical Excipient e-book
Klorbutanol secara luas digunakan sebagai pengawet pada sediaan farmasetik sebagian besar
pada sediaan mata. Konsentasi yang digunakan sebagai pengawet pada sediaan mata adalah
0,5%. Klorbutanol aktif melawan bakteri gram positif dan gram negatif dan beberapa jamur
seperti Candida albicans,Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus albus.
3. Klorobutanol (Exp;126)
Nama Resmi : Chlorobuthanol
Sinnonim : Klorobutanol
RM / BM C4H7Cl3O / 177,46
Pemerian : M3nguap, sedikit berwarna ataua Kristal putih yang rapuh, bau kamfer.
Kelarutan : Larut bebas dalam kloroform, eter dan minyak menguap, 1 bagian dalam 0,6 ml
etanol (95 %) P
Penyimpanan : Serbuk materiil disimpan pada wadah tertutup baik pada temperature 8 – 15oC
Kegunaan : Pengawet
Incomp : Incomp dengan vial plastik, penutup karet, bentonit, Mg trisilikat, polietilen dan
polihidroksi etil metoksilat.
Kestabilan : Dalam degradasi larutan berair dikatalisis oleh ion hydrogen, stabil pada pH 3 tetapi
berkurang dengan peningkatan pH.
Dalam larutan klorobutanol cair 0,5 %, pada temperature kamar hampir saturasi atau jenuh dan
mengkristal jika temperature dikurangi.
Sterilisasi : Radiasi sinar γ
Konsentrasi : Sampai 0,5 %
Titik lebur : 95 – 97oC