kodeki

38
Dalam Mukadimah KODEKI Dalam Mukadimah KODEKI Sejak perintisannya, profesi dokter adalah luhur dan Sejak perintisannya, profesi dokter adalah luhur dan mulia dgn 6 sifat dasar mulia dgn 6 sifat dasar 1. 1. Sifat Ketuhanan Sifat Ketuhanan 2. 2. Kemurnian niat Kemurnian niat 3. 3. Keluhuran budi Keluhuran budi 4. 4. Kerendahan hati Kerendahan hati 5. 5. Kesungguhan kerja Kesungguhan kerja 6. 6. Integritas ilmiah Integritas ilmiah dan sosial serta dan sosial serta kesejawatan yang kesejawatan yang tidak diragukan tidak diragukan

Upload: ariph-budiboy

Post on 05-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jajaja

TRANSCRIPT

  • Dalam Mukadimah KODEKISejak perintisannya, profesi dokter adalah luhur dan mulia dgn 6 sifat dasar

    Sifat KetuhananKemurnian niatKeluhuran budiKerendahan hatiKesungguhan kerjaIntegritas ilmiah dan sosial serta kesejawatan yang tidak diragukan

  • KODEKI dengan 4 Kewajibandengan kewajiban etis dokter dilihat pd asas2 etikaI. Kewajiban Umum:Pasal 1. Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter (B.= fidelity, menjalakan perintah & bekerja dgn baik, = follow the rules ).Pasal 2. Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi (kompetensi) = B. menerapkan Golden rule principlesPasal 3. Dlm melakukan pekerjaan kedokteranya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yg mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi (asas otonomi) ,N= tdk memandang pasien hanyak sbg objek.Pasal 4. Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yg bersifat memuji diri (tdk Justice)

  • Pasal 5. Tiap perbuatan atau nasehatmungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan utk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien (veracity, otonom B. manfaat > dp keburukan)pasal 6. Setiap dokter harus senantiasa berhati hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat (Justice) (tdk Veracity)pasal 7. Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya (Truth telling, Jadi tdk lakukan penyalah gunaan.)

  • Pasal 7a. Seorang dokter harus, dalam setiap praktek medisnya,memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia (Beneficence, otonomi dan virtue ethics)Pasal 7b. Seorang dokter harus bersikap jujur dlm berhubungan dg pasien & sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yg dia ketahui memiliki kekurangan dlm karakter atau kompetensi, atau yg melakukan penipuan atau penggelapan dlm menangani pasien (veracity, fidelity dan justice)Pasal 7c. Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak hak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya dan harus menjaga kepercayaan pasien (Otonomi, fidelity = kesetiaan)

  • Pasal 8. Dlm melakukan pekerjaanya seorang dokter hrs memperhatikan kepentingan masy. dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yg sebenar benarnya (Benefcience,otonomi,empati)Pasal 9. Setiap dokter dlm bekerja sama dgn para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati (virtue ethics, Fidelity)

  • II. Kewajiban dokter terhadap pasien:Pasal 10. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilnnya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kpd dokter yg mempunyai keahlian dlm penyakit tsb (Beneficence, Non-maleficence dan otonomi)Pasal 11. Setiap dokter harus memberikan kesempatan pada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dgn keluarga dan penasehatnya dlm beribadat dan atau dlm masalah lainnya (Otonomi, privacy)

  • Pasal 12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yg diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia (konfidensialitas)Pasal 13. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusian, kecuali bila yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.(Beneficence, Non-maleficence, Otonom)

  • III. Kewajiban dokter terhadap teman sejawat:Pasal 14. Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sbgmana ia sendiri ingin diperlakukan (fidelity)Pasal 15. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawatnya, kecuali dgn persetujuan atau berdasarkan prosedur yg etis (fidelity, otonomi).IV. Kewajiban dokter terhadap diri sendiri:Pasal 16. Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dgn baikPasal 17. Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/ kesehatan (belajar sepanjang hayat = kompetensi)

  • SUMPAH DOKTERPernyataan resmi dokter baru dg bersaksi pada Tuhan (ikrar kontrak sosial dokter pd masyarakat), dgn dasar kaidah moral & etika sepanjang hidup Dimulai Hippocrates 23 abad yg lalu dgn substansi asas2 etika tradisional (klasik)Selama abad gelap di Eropah ajaran Hipocrates pernah hilang, muncul lagi setelah Ibnu Sina (Avicenna) dgn buku Qanun Fill-Tibb (980-1037 M) dan diterjemahkan oleh Geraldus dari bhs Arab ke bhs latin pd abad 12, sumpah Hipocrates kembali jadi pedoman etika pradok Barat.

  • Sumpah Hippocrates dgn asas etika medis

  • Asas2 Etika Medis HippocratesBerbuatlah yang baik (beneficence, Amar Maruf)Jangan melakukan hal2 yang dapat menciderai atau merugikan pasien (nonmaleficence, Nahi Mungkar)Hormati hidup manusia: jangan melakukan aborsi dan jangan memberikan racun kepada pasien untuk Euthanasia atau bunuh diriSadari keterbatasan diri, jangan melakukan hal hal diluar kemampuan. Serahkan pelaksanaan tindakan medis tertentu kpd mereka yg memang ahli dlm bidang itu (second opinion)Berakhlak dan berbudi luhur. Secara khusus jangan melakukan hubungan seks dgn pasien atau keluarga dan anggota rumah tangganya dan (akhlak dan berbudi luhur)Jagalah kerahasian pasien (konfidensialitas)

  • Sumpah dokter IndonesiaUntuk Agama Islam: Demi Allah saya bersumpahSaya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusianSaya akan menjalankan tugas saya dgn cara yg terhormat dan bersusila, sesuai dgn martabat pekerjaan saya sbg dokterSaya akan memelihara dgn sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur profesi kedokteranSaya akan merahasiakan segala sesuatu yg saya ketahui karena keprofesian sayaSaya tdk akan mempergunakan pengetahuan dokter saya utk sesuatu yg bertentangan dgn perikemanusian sekalipun diancamSaya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan.Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat

  • Saya akan berikhtiar dgn sungguh sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan,kesukuan, gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dlm menunaikan kewajiban thd pasienSaya akan memberi kepada guru guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih yang selayaknyaSaya akan perlakukan teman sejawat saya seperti saudara sekandungSaya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran IndonesiaSaya ikhrarkan sumpah ini dgn sungguh sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri sayaBagi Agama Kristen Protestan: Saya berjanjiAgama Khatolik : Demi Allah saya bersumpahBagi Agama Budha : Om Atah Parama Wisesa Om Shanti Shanti OmBagi Agama Hindu : Mai Kasm Khanahan

  • Sumpah Sarjana Kesehatan Masyarakat Demi Allah saya bersumpah/ berjanji, bahwa:Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusian, terutama bid.keseh.masyarakat.Saya akan menjalankan tugas`saya dgn se-baik2nya sesuai martabat dan tradisi luhur jabatan keseh.masyarakatSaya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui krn pekerjaan saya dan keilmuan saya sbg sarjana kesehatan masyarakat.

  • Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan keseh. masyarakat saya utk sesuatu yg bertentangan dgn hukum perikemanusianDlm menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dgn sunguh2 supaya saya tdk terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau kedudukan sosialSaya ikhrarkan sumpah/ janji ini dgn sungguh2 dan dengan penuh keinsyafan.

  • Etika klinis (Clinical Ethics)Pasien punya masalah dgn kesehatannya, butuh bantuan dokter dan bersedia (kontrak medik). Ingat hak dan kewajiban, tgg jawab.Rambu2 utk dokter; Etika, Hkm, SPO, SPM, UU Pradok, Kodeki dan Agama.Interaksi pelayanan kesehatan antara dokter pasien, aspek klinis dan aspek etika berkaitan pada tiap kasus. Aspek inilah yang perlu dibahas pada etika klinis

  • Setiap kasus klinis ada aspek etikanyaProgram studi Profesi dokter, calon dokter dilatih dan dibiasakan men.prosedur tetap yg sistematis. Dari keluhan utama, riwayat peny.lalu pemeriksaan fisik, pemerik.penunj. Labor/ radiologi, Sign dan symptom, dll.Setelah dihimpun lalu membuat working diagnosis, lalu rencanakan tindakan medik.Setelah PTM, tindakan medis dilaksanakan.Hasil (outcome) diamati, dievaluasi, kalau perlu tindakan medis lanjutan.

  • Dokter bekerja profesional, aspek etika dlm klinis belum diajarkan, hanya dlm teori2 sajaBaru disadari setelah terjadi masalah etika yang berkaitan dgn klinik.Kuliah secara komprehensif ttg konsep2 ttg moral, falsafah moral, teori2 etika, asas2 etika sdh diberi apakah seorg(calon) dokter dgn sendirinya dpt menerapkan konsep2 tersebut dlm praktik klinis terhadap pasien ?Jawaban belum tentu

  • Memecahkan masalah etika dlm KlinisMen.Jonsen,Siegler dan Winslade, konsep2 ttg teori2 dan asas2 etika perlu dipahami, diaplikasikan para praktisi thd kasus klinik, perlu disiplin/ alat bantu utk digunaka pada realitas klinik dan perlu penalaran etis dalam kasus2 klinis.Setiap klinikus, sadar dan menghayati bahwa etika adalah bgn yg tak terpisahkan dari kedokteran klinis, idealnya tiap klinikus juga sekaligus adalah ahli etika klinis(clinical ethicist)

  • 4 Topik Etika Klinis men.Jonsen dkk.Indikasi MedisPreferensi atau pilihan pasienMutu hidup pasien (quality of life)Faktor2 Kontekstual (contextual features) yaitu faktor2 external berkaitan dan punya pengaruh pd pengobatan/rawatan pasien; spt keluarga, sist.nilai,ekonomi, tak mampu membayar, sosial, budaya, hukum dsb.

  • Indikasi MedisIntervensi medis apa yg terbaik utk atasi masalah klinik pada pasien ?Tujuan intervensi medis = tujuan umum ilmu kedokteran:1. meningk derajat keseh.dan cegah peny.2. me(-) gejala,rasa nyeri & pendritaan3. menyembuhkan penyakit4. mencegah kematian yg belum waktunya5. me+,mempertahankan quality of life6. pendidi & konseling ttg kondisi, prognosis 7. cegah mudharat pd o.s selama proses asuhan

  • Etika tkait dg intervensi medi diidentifikasi bila satu / lebih 7 tujuan interven tdk capaiPeny.sembuh,mk 7 tujuan interv.tercapai, berarti memulihkan quality of lifeKasus: Laki2 muda ngeluh bbrp hri panas, sering urineren,nyeri, tdk ada secret pd orific uretra ext.tdk pernah coitus. Dalam pem.diagnosis cystitis acute biasa, anjuran terapi dg antibiotik(indikasi medis dan intervensi medis men.dr terbaik), pasien setuju. Setelah pengob.pasien sembuh. Berart quality of life pulih kembali. Tdk ada faktor konstektual yg memberatkan.

  • Kasus insufisiensi koronerPd Sp.PD/ Kardiolog, cendrung terapi konservatif dulu, sampai benar2 tdk efektif lagi --- bererarti mutu hidup me(-).Sp.Bedah jantung, cepat intervensi bedah by pass coroner.Men.National Health Institute 1980 di AS, simpulkan 25.000 dari 200.000 (12,5 %) oprsi by pass setiap thn, ternyata tdk perlu, biaya yg dihemat 15.000 sampai 40.000 dolar per-operasi. Disini dicurigai pasti ada isu etiknya.Masalah etik muncul bila ada dilema. Mis. Asas etik diterapkan dlm klinik, bertentangan dg asas etika lain. Dmk juga pd intervensi medis dgn preferensi pasien atau preferensi dgn faktor kontekstual.

  • Kasus: pasien dtg dgn dysurie, sblmnya telah coitus dgn pr lain (faktor kontekstual). Dokter lakukan pem.sistemat & teliti; diagnosis Urethritis Go.; intervensi beri obat AB, sampai sembuh, tapi pasien nolak dg AB (referensi pasien beda dg dr) Hal ini jadi dilema bagi dokter. Asas Beneficence, dr wajib laksanakan, pasien nolak tdk bisa dibujuk, os lari ke alternatif, jadi rugikan diri sendiri, beban moral bagi dokter, beban moral thd istrinya krn asas kerahasian. Hal dampak pd pihak ketiga, dmn preferensi pasien tdk sama dgn intervensi medis

  • Kasus: Indikas medis dpt timbulkan masalah etik; tujuan intervensi medis tak jelas/ tujua itu tercapai timbulkan situasi konflik; mis pasien sekarat, prognosis jelek mati dlm wkt tak lama lagi; atau pasien kead.terminal krn kanker metastase, + os sepsis, beri AB (Benef), tapi os + menderita krn bertentangan dg Non Maleficence. Jadi beri AB tak ada manfaatnya (medical futility). Samping itu mungkn minta mati secepatnya (preferensi pasien). Dmk juga keluarga derita krn sakitnya pasien (fakt.kontekstual.

  • 2. Etika terkait Preferensi pasien.Preferensi os bgndr hak otonom pasien. Tradis Hippocr, os tak punya hak, segalanya paternalistik. Preferensi os = indikasi medis dan intervensi medis, ini PTM.Informed Consent sdh jelas tdk ada masalah lagi. Ada bbrp faktor penghambat / membatasi dr sepenuhnya preferensi os. Faktor tsb Yi;1. kesenjangan pengetahuan dr dan pasien2. memahami informasi yg diungkapkan terbatas3. kondisi mental/ stres yg hadapi os krn sktnya. 4. Kualitas psiko-dinamika hub.dokter pasien.

  • Preferensi os, menolak intervensi medis ok:1. alasan kepercayaan/ agama. Sekte agama menolak transfusi darah2. Ngotot menolak tanpa alasan jelas, dpt ngerti secara rasional, walau diberi pengertian serius, krn dpt timbulkan ke matian.3. pasien menolak krn tak mampu bayar, krn tak mau korban keluarga.4. membuat advance directive /petunjuk dimuka, blm lazim di Indonesia, lain di barat yg buat wasiat dlm kead.sadar, dmn masa depan ia stroke/shock, tdk bisa ambil thd dirinya menyangkut tind.medis = Do Not Resuscitate (DNR). Secara etis dilema bagi dokter, krn msh bisa ditolong asas Benefic.

  • Dari contoh tsb; masalah etika klinis akib:1. Indikasi medis oleh dokter, bertentangan preferensi os, preferensi os bertentangan dgn fakt. kontekstual keluarga2. Asas etika kedokteran bertentangan dgn hak preferensi (hak otonomi) pasien.

  • 3. Etika klinis,terkait mutu hidup pasienMutu hidup sulit di definisikan. Ada 2 pendekatan. 1. kaca mata ybs; kepusan/tdk puas subyektif seorg yg dirasakan/ dinyatakan ttg kondisi fisik, mental dan sosialnya- Guru muda lumpuh akib.cedera tlg punggung berkata Hidup saya tdk begitu buruk spt kelihatannya. Saya dpt menyesuaik diri dg situasi dan kondisi saya, kini pusatkan perhatian pd pekerjaan sbg guru. Guru ini nilai mutu hidupnya cukup baik, walau secara fisik ia lumpuh.- Pemain piano terkenal, derita kekakuan satu jari tangannya akib.kecelakaan. Ia jadi depresif, katakan: Hidup saya pemusik tdk ada artinya lagi

  • - Ex Prof.terkenal, derita Alzheimer berat malahan tidak tahu sama sekali ttg mutu hidupnya.2. Dari kaca mata org lain; kondisi hidup fisik, mental, sosial seorg dinilai secara subyektif oleh org lain ( keluarga,teman, dr, perawat dsb).Kasus: Bgm org tua menilai hidup mental dan sosial anak mereka yg mental terbelakang dan sekarang sdh berumur 25 thn. Atau bgm pengasuh rmh jompo nilai mutu hidup seorg berusia 85 thn yg sdh pikun.

  • Sampai bts terttn, mutu hidup manusia dpt dikuantifikasi dgn pengukuran secara obyektif, dgn kritaria/ skala. Mis; pengukuran kemampuan melakukan kegiatan se-hari2 (Activities of Daily Living, ADL).Mutu hidup rendah/ minimun punya bbrp kemungkinan implikasi al; depresi,ingin bunuh diri, minta euthanasia krn tak tahan sakit. Mutu hidup os rendah merup.suatu indikasi utk akhiri asuhan medis padanya. Hal ini timbulkan masalah etik bagi dokter yg menangani aspek klinis pasien.

  • 4. Etika Klinis terkait dgn faktor KontekstualFaktor2 Kontekstual adalah faktor eksternal yg pengaruhi secara tak langsung Yi;1. peran keluarga, teman dekat, majikan dsb.2. Biaya pengobatan3. Alokasi & distribusi sumberdaya kes.oleh pemerintah.4. Peran dan perkembangan asuransi kes.5. Perkemb.teknologi medis6. Peraturan hukum7. Pendi.dokter & penelit.medis yg ada hub.nya dg pasien8. Kesejahteraan masyarakat9. Keamanan & ketertiban dlm masyarakat

  • RangkumanEtika klinis Yi; disiplin atau alat operasional utk bantu dokter ambil keputusan etis dlm kasus2 klinik.Etika klinis bukan buku masak memuat intruksi rinci ttg bgm mis; membuat nasi goreng. Etika klinis berhub.dg manusia dg latar belakang berbeda s. s. l, jadi setiap kasus etika klinik unik, pemecah.juga unikLangkah yg diambil menerapkan etik-klinis- Identifikasi apa masalah etik sertai kasus- Analisis masalah etik yg ditemukan- Memecahkan masalah etika etika itu.

  • Mengidentifikasi & analisis masalah etika dilakukan 4 kerangka topik;1. Indikasi dan intervensi medis2. preferensi/ pilihan pasien3. mutu hidup pasien4. faktor2 kontekstual yg pengaruhi secara tdk langsung pd aspek klinis pasiencontoh: seorg lk2 berumur 45 thn menikah, punya 2 anak remaja, pekerjaan pegawai biasa suatu perusahan. Suatu hari dpt serangan jantung dan dirawat di ICU suatu RS. Di diagnosa infark jantung akut, akibat tesumbat brt pembuluh koronerMasalah etika klinis pada pasien adalah:1.

  • Masalah etik klinis;1. Indikasi medis; dokter anjurkan kateterisasi cor utk kepastian diagnosis & kmd dilanjutk.operasi lintas coroner.2. Preferensi pasien; Pasien menolak, takut operasi, ok tdk ada biaya. Penolakan ini akib.kan dilema moral & etika bg dokter dan diberikan obat konservatif dan dokter tahu hasilnya tdk memuaska.3. Mutu hidup; mutu hidup os akan mundur, ok itu suatu hari tdk dpt bekerja lagi, konsekwensinya diberhentikan kerja4. Faktor kontekstual; bila os dioperasi, os dpt kerja dan mbiayai 2 anaknya. Bila tak operasi, keluarga menderita, anak2 tdk punya masa depan

  • Diskusi topik etika klinik diatas, dihrpkan hsl keputusan klinis bagi dokter yg dpt di setujui pasien dan keluarga.Keputusan etis yg mungkin dicapai adalah usaha dokter, keluarga dan perusahan bgm mendapatkan dan meringankan biaya operasi. Jika berhasil pasien setuju utk operasi, indikasi dan intervensi medis yg disarank.dokter akan sekali gus memecahkan masalah mutu hidup dan mengatasi masalah2 kontekstual.