kodifikasi peraturan bank indonesia non bank - bi.go.id · 27/ 142/ kep/ dir/ 1995 penyimpanan...
TRANSCRIPT
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Non Bank Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia
Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar
Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul
Tresna Kholilah Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia Telp: 021-3817321 Fax.: 021-3501912 email: [email protected] Hak Cipta © 2012, Bank Indonesia
2012
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Hubungan Non Bank dengan BI
Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
i
DAFTAR ISI
Paragraf Halaman
Daftar Isi
Hal. i
Rekam Jejak Regulasi Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia
Hal. ii
Dasar Hukum
Hal. iii
Regulasi Terkait
Hal. iii
Regulasi Bank Indonesia
Hal. iii
Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia
Ketentuan Umum Pg. 1 – 3 Hal. 1 – 3
Tata Cara Permohonan Titipan Pg. 4 Hal. 3 – 4
Jangka Waktu Penitipan Pg. 5 Hal. 5
Perpanjangan Jangka Waktu Titipan Pg. 6 Hal. 5 – 6
Pengambilan Titipan Pg. 7 Hal. 6 – 8
Pemutusan Hubungan Penitipan oleh Bank Indonesia Pg. 8 Hal. 8 – 9
Penerimaan Titipan Pg. 9 – 11 Hal. 9 – 12
Titipan Kedaluwarsa Pg. 12 – 14 Hal. 13 – 16
Lampiran
Hal 17 – 25
Lampiran 1 : Wilayah Kerja Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam Pelaksanaan Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga
Hal. 17 – 23
Lampiran 2 : Bukti Titipan Sementara
Hal. 24
Lampiran 3 : Bukti Penyerahan Titipan
Hal. 25
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
ii
Rekam Jejak Regulasi Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia
7/16/PBI/2005Penyimpanan Sekuritas, Sekuritas, Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia
27/142/KEP/DIR/1995Penyimpanan Sekuritas, Surat Yang Berharga dan Barang Berharga pada
Bank Indonesia
14/13/PBI/2012Penitipan Sementara Surat yang
Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia
SE 14/29/DPU 2012Tata Cara Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank
Indonesia
SE 11/20/DPM 2009Perubahan SE 7/21/DPM 2005
SE 7/21/DPM 2005Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia
Lampiran 1
Keterangan :
Diubah
Dicabut
PBI/KEP DIRMasih Berlaku
PBI/KEP DIRTidak Berlaku
SE Masih Berlaku
SE Tidak Berlaku
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat / Barang Berharga pada BI
iii
Dasar Hukum : - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia
Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/13/PBI/2012 tentang Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan
Barang Berharga pada Bank Indonesia - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/29/DPU 2012 perihal Tata Cara Penitipan Sementara Surat yang
Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
1
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga
pada Bank Indonesia BAB I Ketentuan Umum
1 Pasal 1 14/13/PBI/2012 SE 14/29/DPU 2012 Romawi I No. 5 – 9
1. Titipan adalah barang milik pihak lain yang dititipkan sementara dan ditatausahakan pada Bank Indonesia.
2. Penitip adalah pihak tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang dapat melakukan penitipan sementara pada Bank Indonesia.
3. Surat yang Berharga adalah dokumen yang mempunyai nilai bagi Penitip yang tidak dapat diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal.
4. Sekuritas adalah surat berharga dalam bentuk fisik (warkat) yang mempunyai nilai uang baik yang diperdagangkan maupun yang tidak dapat diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal.
5. Uang Rupiah Palsu adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, diedarkan, atau digunakan sebagai alat pembayaran secara melawan hukum.
6. Uang Rupiah Tiruan adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, atau diedarkan, tidak digunakan sebagai alat pembayaran dengan merendahkan kehormatan Rupiah sebagai simbol negara.
7. Bukti Titipan Sementara yang selanjutnya disingkat BTS adalah bukti penerimaan Titipan pada Bank Indonesia.
8. Bukti Titipan Sementara Pengganti yang selanjutnya disingkat BTS Pengganti adalah bukti untuk menggantikan BTS yang hilang atau rusak.
9. Bukti Penyerahan Titipan yang selanjutnya disingkat BPT adalah bukti penyerahan Titipan oleh Bank Indonesia.
2 Pasal 2 14/13/PBI/2012
(1) Bank Indonesia dapat menerima Titipan dari Penitip. (2) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Titipan
tertutup. Yang dimaksud dengan “Titipan tertutup” adalah Titipan yang pada waktu penyerahan, petugas Bank Indonesia bersama-sama dengan Penitip melihat isi dan wujudnya sesuai dengan surat permohonan, tanpa harus memastikan kebenaran, kualitas, jumlah, dan/atau keaslian dari Titipan. Titipan selanjutnya dikemas dan disegel oleh Penitip.
(3) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Surat yang Berharga, antara lain sertifikat tanah dan dokumen
perjanjian; b. Sekuritas, antara lain saham dan obligasi; dan/atau c. barang berharga, antara lain, uang baik dalam Rupiah maupun
valuta asing, logam mulia, platina dan batu mulia. Yang termasuk batu mulia antara lain berlian, intan, dan permata.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
2
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
(4) Bank Indonesia dapat menerima Titipan dari Penitip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa uang Rupiah palsu dan uang Rupiah tiruan. Cakupan uang Rupiah palsu dan uang Rupiah tiruan yang dapat dititipkan pada Bank Indonesia merupakan uang Rupiah palsu dan uang Rupiah tiruan yang merupakan barang temuan. Yang dimaksud dengan uang Rupiah palsu adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, diedarkan, atau digunakan sebagai alat pembayaran secara melawan hukum. Yang dimaksud dengan uang Rupiah tiruan adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, atau diedarkan, tidak digunakan sebagai alat pembayaran dengan merendahkan kehormatan Rupiah sebagai simbol negara.
(5) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki kriteria sebagai berikut: a. dalam rangka membantu pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan;
dan/atau b. dalam rangka penyitaan oleh penyidik dan/atau penetapan sita oleh
pengadilan tingkat pertama dalam perkara pidana, perdata atau tata usaha negara dalam rangka penanganan kasus yang berdampak luas. Yang dimaksud dengan “kasus yang berdampak luas” antara lain yang dapat menimbulkan dampak berskala regional atau nasional.
(6) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) bukan merupakan Titipan yang dianggap berbahaya atau dilarang oleh Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan “Titipan yang dianggap berbahaya atau dilarang oleh Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku” antara lain senjata api, peluru, bahan peledak, bahan kimia, senjata tajam, narkotika dan psikotropika.
3 Pasal 3 14/13/PBI/2012
(1) Penitip sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (1) terdiri atas : a. kementerian negara/lembaga pemerintah non kementerian
negara/lembaga negara; b. pengadilan tingkat pertama atau lembaga yang mempunyai
kewenangan penyidikan berdasarkan Undang-Undang; Yang dimaksud dengan lembaga yang mempunyai kewenangan penyidikan berdasarkan Undang-Undang antara lain Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Otoritas Jasa Keuangan.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
3
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
c. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota; dan/atau d. pihak internal Bank Indonesia.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan titipan untuk pihak internal Bank Indonesia diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang bersifat internal.
BAB II Tata Cara Permohonan Titipan 4 Pasal 4
14/13/PBI/2012 SE 14/29/DPU 2012 Romawi III
(1) Bank Indonesia menerima Titipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (1) berdasarkan permohonan secara tertulis dari Penitip.
(2) Bank Indonesia menolak permohonan penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), Paragraf 3 ayat (1), dan/atau apabila terdapat pertimbangan tertentu.
Yang dimaksud dengan “pertimbangan tertentu” antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia. Ruang penyimpanan adalah khazanah yang merupakan ruangan yang dibuat khusus dengan memperhatikan faktor keamanan dan digunakan terutama untuk menyimpan uang Rupiah.
(3) Calon Penitip yang bermaksud melakukan penitipan barang pada Bank Indonesia, terlebih dahulu menyampaikan surat permohonan yang ditandatangani oleh pemimpin instansi Penitip kepada: a. Departemen Pengedaran Uang, Bank Indonesia, JI. M.H. Thamrin
No.2, Jakarta 10350, bagi calon Penitip yang berdomisili di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.
b. Kantor Perwakilan Dalam Negeri Bank Indonesian (KPw DN), bagi calon Penitip yang berdomisili di wilayah kerja KPw DN setempat.
Surat permohonan disampaikan kepada Departemen Pengedaran Uang atau KPw DN sesuai dengan pembagian wilayah kerja sebagaimana pada Lampiran 1 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini.
Surat permohonan memuat: a. jenis, dimensi dan volume barang yang akan dititipkan; b. jangka waktu penitipan; dan c. pernyataan bahwa barang yang akan dititipkan bukan merupakan
barang yang berbahaya atau dilarang oleh Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank Indonesia memastikan kesesuaian jenis barang yang akan dititipkan dalam surat permohonan dengan persyaratan dan kriteria penitipan. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada calon Penitip perihal persetujuan awal atau penolakan permohonan penitipan di Bank Indonesia paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak surat permohonan diterima oleh Bank Indonesia.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
4
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Dalam hal permohonan disetujui, pemimpin instansi dari calon Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia dengan membawa dan menyerahkan asli surat persetujuan Bank Indonesia, fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut dan barang yang akan dititipkan, untuk melakukan penitipan di Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan pemimpin instansi dari calon Penitip, misalnya Kepala Kejaksaan Negeri untuk Kejaksaan Negeri, Direktur Jenderal untuk Direktorat Jenderal, Direktur untuk Direktorat, Kepala Kantor Wilayah untuk Kantor Wilayah, Kepala Kepolisian Resor untuk Kepolisian Resor. Dalam hal pemimpin instansi dari calon Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai instansi calon Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk melakukan penitipan di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. Pejabat/pegawai instansi calon Penitip, membawa dan menyerahkan: a. asli surat persetujuan Bank Indonesia; b. asli surat kuasa khusus; dan c. fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku
yang tercantum dalam surat kuasa khusus.
Calon Penitip memperlihatkan barang yang akan dititipkan kepada petugas Bank Indonesia, untuk mengetahui kesesuaian jenis barang yang akan dititipkan dengan informasi yang tercantum dalam surat permohonan. Apabila barang yang diperlihatkan untuk dititipkan tidak sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat permohonan, Bank Indonesia menolak penitipan dengan menyampaikan surat pemberitahuan penolakan kepada calon Penitip. Apabila barang yang diperlihatkan untuk dititipkan telah sesuai dengan surat permohonan maka Penitip dihadapan petugas Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. melakukan pengemasan terhadap Titipan yang ditempatkan
dalam suatu wadah; b. menyegel kemasan; c. membubuhkan tanda tangan pada kemasan yang telah disegel; dan
d. menandatangani BTS sebagai bukti sah penitipan, sebagaimana terlampir pada Lampiran 2 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini.
Selanjutnya Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. mengisi formulir BTS berdasarkan informasi dari Penitip;
b. menandatangani BTS sebagai bukti sah penerimaan Titipan bersama sama dengan Penitip; dan
c. menyerahkan lembar pertama BTS kepada Penitip.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
5
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
BAB III Jangka Waktu Penitipan 5 Pasal 5
14/13/PBI/2012 (1) Jangka waktu penitipan ditetapkan paling lama 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal penitipan. (2) Penitip dapat menentukan jangka waktu penitipan pada Bank Indonesia
dengan mengacu kepada ketentuan jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Penolakan permohonan perpanjangan jangka waktu penitipan dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia dan/atau Penitip mengajukan permohonan perpanjangan setelah melewati tanggal jatuh waktu Titipan.
(3) Jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat diperpanjang paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh waktu penitipan untuk setiap perpanjangan.
BAB IV Perpanjangan Jangka Waktu Titipan 6
Pasal 6 14/13/PBI/2012 Ayat (1) SE 14/29/DPU 2012 Romawi VI
(1) Perpanjangan jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 ayat (3) dilakukan oleh Penitip dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia. Tata cara perpanjangan jangka waktu Titipan diatur sebagai berikut:
1. Pemimpin dari instansi Penitip menyampaikan surat permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan kepada Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan melampirkan fotokopi lembar pertama BTS.
2. Surat permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan, harus sudah diterima oleh Bank Indonesia paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal jatuh waktu Titipan.
3. Berdasarkan permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan, Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis perihal persetujuan atau penolakan perpanjangan jangka waktu Titipan kepada Penitip paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat permohonan perpanjangan beserta lampirannya.
4. Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan disetujui, pemimpin dari instansi Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia dengan membawa dan menyerahkan:
a. asli surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; dan c. fotokopi identitas pemimpin dari instansi tersebut.
5. Dalam hal pemimpin dari instansi Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai dari instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk mengurus perpanjangan jangka waktu Titipan di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan.
6. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa tersebut membawa dan menyerahkan:
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
6
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 14/29/DPU 2012 Romawi VII No. 2b Pasal 6 14/13/PBI/2012 Ayat (2)
a. asli surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; c. asli surat kuasa khusus; dan d. fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih
berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 7. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk
mengurus perpanjangan jangka waktu Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap:
a. surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS yang dicocokkan dengan
lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; dan
c. identitas pemimpin dari instansi tersebut. 8. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa
yang datang untuk mengurus perpanjangan jangka waktu Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap:
a. surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS yang dicocokkan dengan
lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; c. keabsahan surat kuasa khusus; dan d. identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku
yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 9. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka
Bank Indonesia menerbitkan BTS Perpanjangan. 10. BTS Perpanjangan ditandatangani oleh Bank Indonesia dan
pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS Perpanjangan.
11. Bank Indonesia menyerahkan lembar pertama BTS Perpanjangan kepada Penitip.
12. Dalam hal tanggal jatuh waktu Titipan bukan pada hari kerja maka waktu pelaksanaan penyerahan Titipan dilakukan pada hari kerja sebelumnya.
(2) Bank Indonesia dapat menerima atau menolak permohonan
perpanjangan jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Penolakan permohonan perpanjangan jangka waktu penitipan dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia dan/ atau penitip mengajukan permohonan perpanjangan setelah melewati tanggal jatuh waktu titipan.
BAB V Pengambilan Titipan 7 Pasal 7
14/13/PBI/2012
(1) Titipan yang telah jatuh waktu harus diambil oleh Penitip. Yang dimaksud dengan “Titipan yang telah jatuh waktu” adalah Titipan yang telah melewati tanggal jatuh waktu Titipan.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
7
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 14/29DPU 2012 Romawi IV
(2) Penitip dapat mengambil Titipan sebelum jatuh waktu dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia.
(3) Tata cara pengambilan Titipan baik pada tanggal jatuh waktu maupun sebelum tanggal jatuh waktu diatur sebagai berikut: 1. Penitip dapat mengambil Titipan pada tanggal jatuh waktu atau
sebelum tanggal jatuh waktu, dengan menyampaikan permohonan secara tertulis sebelumnya kepada Bank Indonesia yang menerbitkan BTS paling lambat diterima oleh Bank Indonesia 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal pengambilan Titipan. Penyampaian surat permohonan pengambilan Titipan disertai fotokopi lembar pertama BTS. Contoh:
a. pengambilan Titipan pada tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012 maka permohonan tertulis dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 10 September 2012.
b. pengambilan Titipan sebelum tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012, dan Penitip akan mengambil Titipan pada tanggal 25 September 2012 maka permohonan tertulis dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 5 September 2012.
25 September 2012 maka permohonan tertulis dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 5 September 2012.
2. Dalam hal Penitip menyampaikan permohonan pengambilan Titipan kurang dari batas waktu maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal diterimanya surat permohonan oleh Bank Indonesia. Contoh:
a. pengambilan Titipan pada tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012, tetapi permohonan tertulis dari Penitip baru diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 14 September 2012 maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan kepada Penitip paling lambat pada tanggal 4 Oktober 2012.
b. pengambilan Titipan sebelum tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012, dan Penitip akan mengambil Titipan pada tanggal 25 September 2012, tetapi permohonan tertulis dari Penitip baru diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 10 September 2012 maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan kepada Penitip paling lambat pada tanggal 28 September 2012.
3. Untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia, pemimpin instansi dari Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia dengan membawa dan menyerahkan asli lembar pertama BTS dan fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
8
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
4. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan.
5. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberi kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: a. asli surat kuasa khusus; b. asli lembar pertama BTS; dan c. fotokopi identitas diri pemberi dan penerima kuasa yang
masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 6. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk
melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia, dan pemeriksaan terhadap identitas pemimpin instansi tersebut.
7. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberi kuasa yang datang untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. keabsahan surat kuasa khusus; b. keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar
kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; dan 8. identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang
tercantum dalam surat kuasa khusus. 9. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai
maka Bank Indonesia menyerahkan kemasan yang berisi Titipan dalam kondisi masih tersegel kepada Penitip.
10. Bank Indonesia menerbitkan BPT sebagaimana pada Lampiran 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini, dan ditandatangani oleh Penitip dan Bank Indonesia.
10. Lembar pertama BPT, ditatausahakan oleh Bank Indonesia sebagai bukti sah bahwa Titipan telah diserahkan kepada Penitip.
11. Lembar kedua BPT, diserahkan oleh Bank Indonesia kepada Penitip sebagai bukti sah pengambilan Titipan.
12. Penitip harus mengambil seluruh Titipan secara sekaligus dari Bank Indonesia, sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam BTS.
BAB VI Pemutusan Hubungan Penitipan oleh Bank Indonesia 8
Pasal 8 14/13/PBI/2012
(1) Bank Indonesia dapat memutuskan hubungan penitipan dengan pertimbangan tertentu, antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan. Yang dimaksud dengan “pertimbangan tertentu” antara lain adalah keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia.
(2) Dalam hal Bank Indonesia memutuskan hubungan penitipan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Titipan harus diambil oleh Penitip.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
9
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 14/29/DPU 2012 Romawi IX No. 2
(3) Tata cara pemutusan hubungan penitipan oleh Bank Indonesia diatur sebagai berikut: a. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Penitip
perihal pemutusan hubungan penitipan disertai alasannya paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal pemutusan hubungan penitipan.
b. Penitip harus mengambil Titipan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan pemutusan hubungan penitipan.
c. Terhadap pengambilan Titipan yang telah dilakukan pemutusan hubungan penitipan oleh Bank Indonesia, diberlakukan tata cara pengambilan Titipan.
d. Dalam hal Penitip tidak mengambil Titipan, diberlakukan tata cara penyelesaian terhadap Titipan kedaluwarsa.
BAB VII Penatausahaan Titipan 9
Pasal 9 14/13/PBI/2012 SE 14/29/DPU 2012 Romawi VII No. 1a – b SE 14/29/DPU 2012 Romawi VII No. 2a
(1) Penatausahaan Titipan pada Bank Indonesia mencakup penerimaan, penyimpanan dan penyerahan Titipan.
Yang dimaksud dengan kegiatan penyerahan Titipan termasuk kegiatan penyelesaian Titipan kedaluwarsa.
(2) Dalam rangka penatausahaan Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bank Indonesia menerbitkan: a. Bukti Titipan Sementara sebagai bukti penerimaan Titipan
pada Bank Indonesia. b. Bukti Penyerahan Titipan sebagai bukti penyerahan Titipan
oleh Bank Indonesia. (3) Waktu pelaksanaan:
a. penerimaan Titipan; b. penyerahan Titipan; c. Penggantian BTS yang hilang atau rusak; d. Perpanjangan jangka waktu titipan
dilakukan pada hari kerja kecuali pada hari Jum’at, pada pukul 08.00 waktu setempat sampai dengan pukul 14.00 waktu setempat.
(4) Dalam hal tanggal jatuh waktu Titipan bukan pada hari kerja maka waktu pelaksanaan penyerahan Titipan dilakukan pada hari kerja sebelumnya.
10
Pasal 10 14/13/PBI/2012
(1) Bank Indonesia menerbitkan Bukti Titipan Sementara Pengganti untuk Bukti Titipan Sementara yang hilang atau rusak berdasarkan permohonan secara tertulis dari Penitip sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(2) Bukti Titipan Sementara yang dilaporkan hilang atau rusak dinyatakan tidak berlaku setelah diterbitkannya Bukti Titipan Sementara Pengganti.
(3) Bank Indonesia dapat menolak permohonan untuk menerbitkan Bukti Titipan Sementara Pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan pertimbangan tertentu.
Yang dimaksud dengan “pertimbangan tertentu” antara lain adalah ketidaksesuaian antara data dalam surat permohonan dengan data
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
10
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 14/29/DPU 2012 Romawi V
yang tercantum dalam Bukti Titip Sementara yang ditatausahakan di Bank Indonesia.
(4) Tata cara penggantian BTS yang hilang atau rusak diatur sebagai berikut:
1. Penggantian BTS yang hilang a. Pemimpin dari instansi Penitip menyampaikan surat
permohonan penggantian BTS yang hilang kepada kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan melampirkan fotokopi surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat yang mencantumkan antara lain informasi jenis barang yang dititipkan di Bank Indonesia.
b. Bank Indonesia melakukan verifikasi terhadap dokumen, dengan cara melakukan pencocokan surat permohonan beserta lampirannya dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia.
c. Dalam hal hasil verifikasi dokumen telah sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang hilang kepada Penitip paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang hilang oleh Bank Indonesia.
d. Dalam hal hasil verifikasi dokumen tidak sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan penolakan penggantian BTS yang hilang dan informasi permintaan kepada Penitip untuk melengkapi dokumen, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang hilang oleh Bank Indonesia.
e. Sesuai surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang hilang, pemimpin dari instansi Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan membawa asli surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat dan fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut.
f. Dalam hal pemimpin dari instansi Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai dari instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk mengurus penggantian BTS yang hilang di kantor Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan.
g. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa tersebut membawa dan menyerahkan:
1) asli surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat;
2) asli surat kuasa khusus; dan 3) fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang
masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
11
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
h. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk mengurus penggantian BTS yang hilang di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat dan identitas pemimpin instansi tersebut.
i. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengurus penggantian BTS yang hilang di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap:
1) surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat;
2) keabsahan surat kuasa khusus; dan 3) identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih
berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. j. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai
maka Bank Indonesia menerbitkan BTS Pengganti. k. BTS Pengganti ditandatangani oleh Bank Indonesia dan
pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip, di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS Pengganti.
l. Bank Indonesia menyerahkan lembar pertama BTS Pengganti kepada Penitip.
m. Waktu pelaksanaan penggantian BTS yang hilang dilakukan pada hari kerja kecuali pada hari Jum’at, pada pukul 08.00 waktu setempat sampai dengan pukul 14.00 waktu setempat.
2. Penggantian BTS yang rusak a. Pemimpin dari instansi Penitip menyampaikan surat
permohonan penggantian BTS yang rusak dengan melampirkan fotokopi BTS yang rusak kepada Bank Indonesia.
b. Dalam hal BTS yang rusak tidak lagi terlihat nomor dan informasi dalam BTS yang rusak tersebut maka dalam surat permohonan penggantian BTS yang rusak, dilampirkan surat pernyataan dari pemimpin dari instansi Penitip bahwa lembar pertama BTS yang rusak tersebut adalah milik instansi yang bersangkutan dan penyebab kerusakan lembar pertama BTS.
c. Bank Indonesia melakukan verifikasi terhadap dokumen, dengan cara melakukan pencocokan surat permohonan beserta lampirannya dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia.
d. Dalam hal hasil verifikasi dokumen telah sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang rusak kepada Penitip paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang rusak oleh Bank Indonesia.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
12
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
e. Dalam hal hasil verifikasi dokumen tidak sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan penolakan penggantian BTS yang rusak dan informasi permintaan kepada Penitip untuk melengkapi dokumen, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang rusak oleh Bank Indonesia.
f. Sesuai surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang rusak, pemimpin dari instansi Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan membawa asli BTS yang rusak dan fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut.
g. Dalam hal pemimpin dari instansi Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai dari instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk mengurus penggantian BTS yang rusak di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan.
h. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa tersebut membawa dan menyerahkan:
1) asli BTS yang rusak; 2) asli surat kuasa khusus; dan 3) fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang
masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus.
i. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk melakukan penggantian BTS yang rusak di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap BTS yang rusak dan identitas pemimpin instansi tersebut.
j. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengurus penggantian BTS yang rusak di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap:
1) keaslian BTS yang rusak; 2) keabsahan surat kuasa khusus; dan 3) fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang
masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus.
k. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menerbitkan BTS Pengganti.
l. BTS Pengganti ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip, di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS Pengganti.
m. Bank Indonesia menyerahkan lembar pertama BTS Pengganti kepada Penitip.
11 Pasal 11 14/13/PBI/2012
Bank Indonesia tidak mengenakan biaya atas Titipan yang ditatausahakan pada Bank Indonesia.
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
13
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
BAB VIII Titipan Kedaluwarsa 12 Pasal 12
14/13/PBI/2012 SE 14/29/DPU 2012 Romawi VIII No. 2 dan 18
(1) Bank Indonesia mengkategorikan Titipan menjadi Titipan kedaluwarsa apabila:
a. Titipan telah jatuh waktu dan tidak diambil oleh Penitip; b. permohonan perpanjangan secara tertulis dari Penitip diterima
setelah lewat jatuh waktu Titipan; atau c. Bank Indonesia telah memutuskan hubungan penitipan
sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 8 ayat (1), dan Titipan tidak diambil oleh Penitip.
(2) Dalam hal Titipan dikategorikan sebagai Titipan kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penitip harus mengambil Titipan dimaksud.
(3) Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Penitip mengenai penyelesaian Titipan kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Dalam hal Penitip tidak memberikan tanggapan atas surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam jangka waktu tertentu maka Bank Indonesia:
a. mengembalikan Titipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (3) yang telah kedaluwarsa kepada Penitip atau mengalihkan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau Proses penyelesaian atas Titipan kedaluwarsa yang telah dialihkan selanjutnya merupakan tanggung jawab pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. mengembalikan Titipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (4) yang telah kedaluwarsa kepada Penitip.
(5) Tata cara penyelesaian titipan kadaluwarsa :
1. Penyampaian surat pemberitahuan kepada Penitip dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali, dengan rentang waktu 14 (empat belas) hari kerja untuk masing-masing pemberitahuan.
2. Untuk surat pemberitahuan ketiga, Penitip diharuskan mengambil Titipan kedaluwarsa paling lambat akhir bulan yang bersangkutan sejak tanggal surat pemberitahuan ketiga. Contoh: a. surat pemberitahuan pertama keharusan mengambil
Titipan kedaluwarsa disampaikan pada tanggal 3 September 2012;
b. dalam hal Penitip tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa dalam rentang waktu dalam surat pemberitahuan pertama maka disampaikan surat pemberitahuan kedua keharusan mengambil Titipan kedaluwarsa pada tanggal 20 September 2012; atau
c. dalam hal Penitip tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa dalam rentang waktu dalam surat pemberitahuan kedua maka disampaikan surat pemberitahuan ketiga keharusan mengambil Titipan kedaluwarsa pada tanggal 9
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
14
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Oktober 2012. Penitip diharuskan mengambil Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia paling lambat pada tanggal 31 Oktober 2012.
3. Penitip yang akan mengambil Titipan kedaluwarsa berdasarkan surat pemberitahuan pertama, surat pemberitahuan kedua atau surat pemberitahuan ketiga dari Bank Indonesia, menyampaikan surat permohonan pengambilan Titipan kedaluwarsa kepada Bank Indonesia yang menerbitkan BTS paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum pengambilan Titipan kedaluwarsa, dengan melampirkan: a. fotokopi surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; dan b. fotokopi lembar pertama BTS.
Contoh : Pengambilan Titipan kedaluwarsa pada tanggal 28 September 2012 maka surat permohonan dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 19 September 2012.
4. Dalam hal Penitip menyampaikan surat permohonan pengambilan Titipan kedaluwarsa kurang dari batas waktu maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan kedaluwarsa paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya surat permohonan pengambilan. Contoh: Pengambilan Titipan kedaluwarsa pada tanggal 28 September 2012, tetapi surat permohonan dari Penitip baru diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 21 September 2012 maka Bank Indonesia akan menyerahkan Titipan kedaluwarsa paling lambat pada tanggal 2 Oktober 2012.
5. Pemimpin dari instansi Penitip sesuai dengan surat pemberitahuan dari Bank Indonesia, harus datang ke kantor Bank Indonesia untuk mengambil Titipan kedaluwarsa dengan membawa dan menyerahkan: a. asli surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; dan c. fotokopi identitas pemimpin dari instansi tersebut.
6. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan.
7. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberi kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: a. asli surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; c. asli surat kuasa khusus; dan d. fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih
berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 8. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk
mengambil Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
15
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; dan c. identitas pemimpin dari instansi tersebut.
9. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengambil Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar
kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; c. keabsahan surat kuasa khusus; dan d. identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku
yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 10. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank
Indonesia menyerahkan kemasan yang berisi Titipan kedaluwarsa dalam kondisi masih tersegel kepada Penitip.
11. Bank Indonesia menerbitkan BPT dan ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BPT.
12. Lembar pertama BPT, ditatausahakan oleh Bank Indonesia sebagai bukti sah bahwa Titipan kedaluwarsa telah diserahkan kepada Penitip.
13. Lembar kedua BPT, diserahkan oleh Bank Indonesia kepada Penitip sebagai bukti sah pengambilan Titipan kedaluwarsa.
14. Penitip harus mengambil seluruh Titipan kedaluwarsa secara sekaligus dari Bank Indonesia, sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam BTS.
15. Dalam hal Penitip melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa, dan Titipan kedaluwarsa belum dialihkan kepada pihak yang berwenang, diberlakukan tata cara pengambilan Titipan kedaluwarsa.
16. Dalam hal Penitip tidak memberikan tanggapan atas surat pemberitahuan Titipan kedaluwarsa dari Bank Indonesia dan tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa sampai dengan batas waktu maka Bank Indonesia:
a. mengembalikan Titipan kedaluwarsa secara langsung kepada Penitip; atau
b. mengalihkan Titipan kedaluwarsa kepada pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal Penitip tidak diketahui keberadaannya.
17. Dalam hal Penitip tidak memberikan tanggapan atas surat pemberitahuan Titipan kedaluwarsa dari Bank Indonesia dan tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa sampai dengan batas waktu, maka Bank Indonesia mengembalikan Titipan kedaluwarsa secara langsung kepada Penitip.
13 Pasal 13 14/13/PBI/2012
(1) Penitip bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran, kualitas, jumlah, dan/atau keaslian dari Titipan yang disebutkan dalam Bukti Titipan Sementara sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 9 ayat (2) huruf a.
(2) Bank Indonesia dibebaskan dari tanggung jawab apabila terjadi kehilangan, kerusakan, penyusutan, kedaluwarsa dan/atau hal-hal lain
Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat/ Barang Berharga pada BI
16
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
yang mungkin timbul atas Titipan yang mengakibatkan berkurangnya nilai, kualitas dan/atau fisik Titipan.
14 Pasal 14 14/13/PBI/2012
(1) Titipan yang telah dikategorikan sebagai Titipan kedaluwarsa sebelum berlakunya ketentuan ini, diselesaikan paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya ketentuan ini.
(2) Dalam hal Titipan tidak dapat diselesaikan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia mengembalikan Titipan kepada Penitip atau mengalihkan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR PERWAKILAN
BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENITIPAN SEMENTARA
SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA
No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja
1. Kantor Pusat
Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin
No.2, Jakarta
10350
DKI Jakarta,
Kabupaten/Kota Bekasi,
Kabupaten/Kota Bogor,
Kabupaten Karawang,
Kota Depok, Provinsi
Banten
2. KPw BI
Provinsi Maluku
Jl. Raya Patimura
No.7, Ambon
Provinsi Maluku
3. KPw BI
Balikpapan
Jl. Jend.
Sudirman No.20,
Balikpapan
76111
Kota Balikpapan,
Kabupaten Pasir dan
Kabupaten Penajam Paser
Utara
4. KPw BI
Provinsi Aceh
Jl. Cut Meutia
No.15, Banda
Aceh
Nanggroe Aceh
Darussalam dikurangi
wilayah kerja KPw BI
Lhokseumawe, yaitu
meliputi Kota Banda Aceh,
Kota Sabang, Kabupaten
Aceh Besar, Kabupaten
Pidie, Kabupaten Aceh
Barat, Kabupaten Aceh
Barat Daya, Kabupaten
Aceh Singkil, Kabupaten
Aceh Jaya, Kabupaten
Nagan Raya, Kabupaten
Simeulu, Kabupaten Aceh
Selatan
5. KPw BI Provinsi
Lampung
Jl. Hasanuddin
No.38, Bandar
Lampung
Provinsi Lampung
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012
PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA
SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG
BERHARGA PADA BANK INDONESIA
No. . . .
17
No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja
6. KPw BI
Wilayah VI
Jl. Braga No.108,
Bandung 40111
Provinsi Jawa Barat
dikurangi wilayah kerja
Kantor Pusat, KPw BI
Cirebon, KPw BI
Tasikmalaya, yaitu
meliputi Kabupaten/Kota
Bandung, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten
Garut, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten
Subang, Kabupaten/Kota
Sukabumi, Kabupaten
Sumedang dan Kota
Cimahi
7. KPw BI
Wilayah II
Jl. Lambung
Mangkurat
No.15,
Banjarmasin
70111
Provinsi Kalimantan
Selatan
8. KPw BI Batam Jl. Engku Putri
Batam Center,
Batam 29432
Provinsi Kepulauan Riau
9. KPw BI Provinsi
Bengkulu
Jl. Jend. Ahmad
Yani, Bengkulu
Provinsi Bengkulu
10. KPw BI Cirebon Jl. Yos Sudarso
No.5-7, Cirebon
Kabupaten/Kota Cirebon,
Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Kuningan dan
Kabupaten Majalengka
11. KPw BI
Wilayah III
Jl. Letda Tantular
No.4 Renon,
Denpasar 80234
Provinsi Bali
12. KPw BI
Provinsi Jambi
Jl. Jend. Ahmad
Yani, Telanaipura
Provinsi Jambi
13. KPw BI Provinsi
Papua dan
Papua Barat
Jl. DR. Sam
Ratulangi No.9,
Jayapura
Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat
14. KPw BI Jember Jl. Gajah Mada
No.224, Jember
Kabupaten Banyuwangi,
Kabupaten Bondowoso,
Kabupaten Jember,
Kabupaten Situbondo
2
No. . . .
18
No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja
15. KPw BI Kediri Jl. Brawijaya
No.2, Kediri
Kabupaten/Kota Blitar,
Kabupaten/Kota Kediri,
Kabupaten/Kota Madiun,
Kabupaten Magetan,
Kabupaten Nganjuk,
Kabupaten Ngawi,
Kabupaten Pacitan,
Kabupaten Ponorogo,
Kabupaten Trenggalek,
Kabupaten Tulungagung
16. KPw BI Provinsi
Sulawesi
Tenggara
Jl. Sultan
Hassanudin
No.150, Kendari
93122
Provinsi Sulawesi
Tenggara
17. KPw BI Provinsi
Nusa Tenggara
Timur
Jl. Tom Pelio
No.2, Kupang
Provinsi Nusa Tenggara
Timur
18. KPw BI
Lhokseumawe
Jl. Merdeka No.1,
Lhokseumawe
24312
Kota Lhokseumawe,
Kabupaten Langsa,
Kabupaten Aceh Utara,
Kabupaten Aceh Jeumpa,
Kabupaten Aceh Tengah,
Kabupaten Bener Meriah,
Kabupaten Gayo Luwes,
Kabupaten Aceh
Tenggara, Kabupaten
Aceh Timur dan
Kabupaten Aceh Tamiang
19. KPw BI Malang Jl. Merdeka Utara
No.7, Malang
Kabupaten Lumajang,
Kabupaten/Kota Malang,
Kabupaten/Kota
Pasuruan,
Kabupaten/Kota
Probolinggo dan Kota
Batu
20. KPw BI Provinsi
Nusa Tenggara
Barat
Jl. Pejanggik
No.2, Mataram
83126
Provinsi Nusa Tenggara
Barat (Pulau Lombok dan
Pulau Sumbawa)
3
No. . . .
19
No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja
21. KPw BI
Wilayah IX
Jl. Balai Kota
No.4, Medan
Provinsi Sumatera Utara
dikurangi wilayah kerja
KPw BI Sibolga dan KPw
BI Pematangsiantar, yaitu
meliputi Kabupaten Dairi,
Kabupaten Deliserdang,
Kabupaten Karo,
Kabupaten Langkat,
Kabupaten Pakpak Barat,
Kabupaten Serdang
Bedagai, Kota Binjai, Kota
Medan, dan Kota Tebing
Tinggi
22. KPw BI Provinsi
Sulawesi Utara
Jl. Tujuh Belas
Agustus, Manado
Provinsi Sulawesi Utara,
Provinsi Gorontalo
23. KPw BI Wilayah I Jl. Jend.
Sudirman No.3,
Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan
dan Provinsi Sulawesi
Barat
24. KPw BI
Wilayah VIII
Jl. Jend.
Sudirman No.22,
Padang
Provinsi Sumatera Barat
25. KPw BI Provinsi
Kalimantan
Tengah
Jl. Diponegoro
No.17,
Palangkaraya
73111
Provinsi Kalimantan
Tengah
26. KPw BI
Wilayah VII
Jl. Jend.
Sudirman
No.510,
Palembang
Provinsi Sumatera Selatan
dan Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
27. KPw BI Provinsi
Sulawesi Tengah
Jl. Sam Ratulangi
No.23, Palu
Provinsi Sulawesi Tengah
28. KPw BI
Provinsi Riau
Jl. Jend.
Sudirman
No.464,
Pekanbaru
Provinsi Riau
29. KPw BI
Pematang
Siantar
Jl. H. Adam Malik
No.1, Pematang
Siantar
Kabupaten Asahan,
Kabupaten Batubara,
Kabupaten Labuhan Batu,
Kabupaten Simalungun,
Kota Pematang Siantar,
Kota Tanjungbalai
4
No. . . .
20
No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja
30. KPw BI Provinsi
Kalimantan
Barat
Jl. Jend. A. Yani,
Pontianak
Provinsi Kalimantan Barat
31. KPw BI
Purwokerto
Jl. Jend. Gatot
Subroto No.98,
Purwokerto
53116
Kabupaten Banjarnegara,
Kabupaten Banyumas,
Kabupaten Cilacap,
Kabupaten Purbalingga
32. KPw BI Provinsi
Kalimantan
Timur
Jl. Gajah Mada
No.1, Samarinda
75122
Provinsi Kalimantan
Timur dikurangi wilayah
kerja KPw BI Balikpapan
yaitu meliputi Kota
Samarinda, Kota Tarakan,
Kota Bontang, Kabupaten
Kutai Kartanegara,
Kabupaten Kutai Timur,
Kabupaten Kutai Barat,
Kabupaten Berau,
Kabupaten Bulungan,
Kabupaten Bulungan
Utara (Nunukan) dan
Kabupaten Bulungan
Selatan (Malinau)
33. KPw BI
Wilayah V
Jl. Imam Bardjo
SH No.4,
Semarang
Provinsi Jawa Tengah
dikurangi wilayah kerja
KPw BI Purwokerto, KPw
BI Solo dan KPw BI Tegal,
yaitu meliputi Kabupaten
Blora, Kabupaten Demak,
Kabupaten Grobogan,
Kabupaten Jepara,
Kabupaten Kebumen,
Kabupaten Kendal,
Kabupaten Kudus,
Kabupaten/Kota
Magelang, Kabupaten
Pati, Kabupaten
Purworejo, Kabupaten
Rembang,
Kabupaten/Kota
Semarang, Kabupaten
Temanggung, Kabupaten
Wonosobo, Kota Salatiga
5
No. . . .
21
No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja
34. KPw BI Sibolga Jl. Kapten Maruli
Sitorus No.8,
Sibolga 22513
Kabupaten Humbang
Hasundutan, Kabupaten
Nias, Kabupaten Nias
Barat, Kabupaten Nias
Selatan, Kabupaten Nias
Utara, Kabupaten
Samosir, Kabupaten
Tapanuli Tengah,
Kabupaten Tapanuli
Utara, Kabupaten Toba
Samosir, Kota Sibolga,
Kabupaten Tapanuli
Selatan, Kabupaten
Mandailing Natal,
Kabupaten Padang Lawas,
dan Kabupaten Padang
Lawas Utara, Kota
Gunungsitoli, dan Kota
Padang Sidimpuan
35. KPw BI Solo Jl. Jend.
Sudirman No.4,
Solo
Kabupaten Boyolali,
Kabupaten Karang Anyar,
Kabupaten Klaten,
Kabupaten Sragen,
Kabupaten Sukoharjo,
Kabupaten Wonogiri, Kota
Surakarta
36. KPw BI
Wilayah IV
Jl. Pahlawan
No.105, Surabaya
Provinsi Jawa Timur
dikurangi wilayah kerja
KPw BI Jember, KPw BI
Kediri dan KPw BI
Malang, yaitu meliputi
Kabupaten Bangkalan,
Kabupaten Bojonegoro,
Kabupaten Gresik,
Kabupaten Jombang,
Kabupaten Lamongan,
Kabupaten/Kota
Mojokerto, Kabupaten
Pamekasan, Kabupaten
Sampang, Kabupaten
Sidoarjo, Kabupaten
Sumenep, Kabupaten
Tuban, Kota Surabaya
6
No. . . .
22
No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja
37. KPw BI
Tasikmalaya
Jl. Sutisna
Senjaya No.19,
Tasikmalaya
46112
Kabupaten/Kota
Tasikmalaya, Kabupaten
Ciamis dan Kota Banjar
38. KPw BI Tegal Jl. Dr. Sutomo
No.55, Tegal
Kabupaten Batang,
Kabupaten Brebes,
Kabupaten/Kota
Pekalongan, Kabupaten
Pemalang,
Kabupaten/Kota Tegal
39. KPw BI Provinsi
Maluku Utara
Jl. Jos Sudarso,
Ternate
Provinsi Maluku Utara
40. KPw BI Provinsi
Daerah Istimewa
Yogyakarta
Jl. Panembahan
Senopati No.4-6,
Yogyakarta
55121
Daerah Istimewa
Yogyakarta
KEPALA DEPARTEMEN PENGEDARAN UANG,
GATOT SUGIONO S.
7
23
No. BTS : Tahun Buku/…./BTS/Rubrik Satker
Tanggal :
PENITIP (lembaga/instansi & alamat):
REFERENSI (diisi nomor & tanggal surat permohonan dari Penitip):
TANGGAL JATUH WAKTU:
KASIR I
(Nama Jelas)
Pokok-pokok syarat penitipan:
1.
2. Penitip harus mengambil Titipan yang telah jatuh waktu di Bank Indonesia dengan membawa asli BTS.
3.
4. Bank Indonesia dapat melakukan pemutusan hubungan penitipan dengan pertimbangan tertentu.
5.
6.
7. Syarat penitipan lainnya mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
JENIS TITIPAN
(Nama Jelas)
PENITIP
KETERANGANJUMLAH KEMASAN
(Nama Jelas)
PENGELOLA KHAZANAH
BANK INDONESIA
BUKTI TITIPAN SEMENTARA
Lembar 1 : Penitip
Bukti Titipan Sementara adalah bukti penerimaan Titipan pada Bank Indonesia, yang harus dikembalikan kepada
Bank Indonesia pada saat pengambilan Titipan.
Dalam hal Penitip bermaksud melakukan perpanjangan jangka waktu penitipan, Penitip harus mengajukan surat
permohonan perpanjangan sebelum tanggal jatuh waktu Titipan.
Penitip bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran, kualitas, jumlah, dan/atau keaslian dari Titipan yang
disebutkan dalam BTS.
Bank Indonesia dibebaskan dari tanggung jawab apabila terjadi kehilangan, kerusakan, penyusutan, kedaluwarsa
dan/atau hal-hal lain yang mungkin timbul atas Titipan yang mengakibatkan berkurangnya nilai, kualitas dan/atau
fisik Titipan.
KEPALA KASIR/KABID SP KASIR SENIOR
(Nama Jelas)
Jangka waktu penitipan paling lama 12 (dua belas) bulan, dan dapat diperpanjang paling lama 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal jatuh waktu penitipan untuk setiap perpanjangan.
LAMPIRAN II
SURAT EDARAN BANK INDONESIANO. 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG
BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA
24
No. BPT: Tahun Buku/.../BPT/Rubrik Satker
Tanggal:
PENITIP (lembaga/instansi & alamat):
REFERENSI (diisi nomor & tanggal surat permohonan dari Penitip):
SEBAGAIMANA BUKTI TITIPAN SEMENTARA NO….
TANGGAL PENYERAHAN TITIPAN :
KETERANGAN
PENITIP
Lembar 2 : Penitip
(Nama Jelas)(Nama Jelas)(Nama Jelas)
*) Jumlah kemasan yang diserahkan harus sama dengan jumlah kemasan yang dititipkan yang tercantum
Bukti Penyerahan Titipan adalah bukti penyerahan Titipan dari Bank Indonesia kepada Penitip.
KEPALA KASIR/KABID SP KASIR SENIOR KASIR I
(Nama Jelas)
BANK INDONESIA
PENGELOLA KHAZANAH
BUKTI PENYERAHAN TITIPAN
dalam BTS.
JENIS TITIPAN JUMLAH KEMASAN*)
LAMPIRAN III
SURAT EDARAN BANK INDONESIANO. 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG
BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA
25