komisi ii dpr.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: Komisi II DPR.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081002/563dba2c550346aa9aa356a5/html5/thumbnails/1.jpg)
Komisi II DPR: Angkat Honorer 30 Ribu Honorer Tahun Ini!
Posted: 27 Aug 2015 11:37 PM PDT
asncpns.com - Tak kunjung diangkatnya para honorer, terutama honorer K2 yang
nasibnya masih menggatung hingga saat ini, membuat Komisi II DPR mendesak
Pemerintah untuk segera merealisasikan janjinya untuk mengangkat 30 ribu honorer
kategori dua (K2) menjadi CPNS tahun ini karena kuota tersebut sudah tersedia
anggarannya.
Arteria Dahlan selaku anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDIP dalam audience dengan
honorer K2, menyatakan bahwa, "Pemerintah tidak usah alasan soal anggaran, kan
dananya sudah ada. Angka 30 ribu itu sisa kuota CPNS dari honorer K2 yang belum
direalisasikan semuanya. Terus kenapa prosesnya jadi ribet seperti ini?," ungkapnya di
Senayan, Kamis (27/8).
Menurutnya, pengangkatan CPNS dari honorer K2 tahun ini merupakan tahapan
pertama sebagai langkah penyelesaian permasalahan honorer K2 secara bertahap yang
tidak kunjung selesai dan mulai meresahkan para honorer.
Sedangkan, Bambang Riyanto selaku anggota Komisi II menyatakan bahwa penundaan
pengangkatan honorer K2 ini tidak perlu beralasan dengan diberlakukannya moratorium
CPNS. Apalagi tahun ini pemerintah masih membuka formasi CPNS dari lulusan
perguruan tinggi kedinasan dengan alasan dananya sudah ada.
Menurutnya, pemerintah pilih kasih karena dana untuk mengangkat 30 ribu honorer
tersebut juga sudah ada, dan pemerintah hanya tinggal melakukan pengangkatan saja.
"Dana untuk 30 ribu honorer K2 itukan juga ada, kenapa pemerintah pilih kasih.
Kalaupun diangkat bertahap, setidaknya dimulai sejak tahun ini karen sudah ada
dananya,"ungkapnya.
Ketika bertemu dengan para honorer tersebut, Komisi II DPR RI mengatakn akan
![Page 2: Komisi II DPR.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081002/563dba2c550346aa9aa356a5/html5/thumbnails/2.jpg)
memanggil MenPAN-RB Yuddy Crisnandi untuk membahas masalah K2 di Panja
Aparatur. "Kami ingin yang hadir itu menterinya dan bukan deputinya biar jelas arah
penyelesaiannya," tambah Wakil Ketua Komisi II Lukman Hadi.
DPR Kecewa Masalah Honorer Belum Selesai!
Posted: 27 Aug 2015 07:10 PM PDT
asncpns.com - Tidak kunjung datangnya nasib baik terhadap para honorer, khususnya
honorer kategori I maupun kategori II, membuat Lukman Edy selaku Wakil Ketua Komisi
II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia gerah. Dirnya mengaku bahwa kecewa
terhadap Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yuddy
Chrisnandi.
Lukman mempertanyakan mengenai hal akibat ketidakjelasan realisasi pengangkatan
tenaga, atau pegawai honorer Kategori I dan Kategori II di 2015. "Kami, Komisi II DPR
RI, setiap hari menerima pengaduan dari para tenaga honorer, baik secara perorangan
maupun melalui organisasi mereka," katanya di kompleks Parlemen di Jakarta, Kamis 27
Agustus 2015.
Lukman mengaku sudah ada kesepakatan yang dibuat bersama oleh Menpan Yuddy
untuk segera menuntaskan masalah honorer dalam berkali-kali pertemuan. Pertama,
Kementerian PAN/RB memberikan sikap tegas dan solusi, termasuk panganggarannya di
2015. Kedua, menyelesaikan permasalahan tenaga honorer Kategori II secara
komprehensif paling lambat Desember 2015. Ketiga, tenaga honorer Kategori II yang
tidak lulus tes akan diselesaikan dengan formula khusus.
Menurut Lukman, ketidakjelasan ini membuat keresahan yang luar biasa pada honorer,
bahkan dirinya mengaku telah menerima pengaduan dari Forum Honorer Kategori II
Indonesia yang dipimpin Titi Purwaningsih. "Tidak ada kejelasan dan solusi, sehingga
![Page 3: Komisi II DPR.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081002/563dba2c550346aa9aa356a5/html5/thumbnails/3.jpg)
menimbulkan keresahan yang luar biasa di tengah masyarakat, ditambah beban ekonomi
yang berat sekarang ini," katanya.
"Saya berharap, Menteri Yuddy segera melaksanakan kesepakatan rapat yang berkali-
kali dengan Komisi II. Jangan bolak-balik enggak jelas. Ini bisa jadi bom waktu yang
dahsyat, karena ini menyangkut nasib 439.956 orang honorer. Tinggal dikalikan berapa
anggota keluarga mereka yang menunggu kejelasan pemerintah," pungkasnya.
Menpan: Reformasi Birokrasi Bukan Untuk Tunjangan Kinerja!
Posted: 27 Aug 2015 12:11 AM PDT
asncpns.com - Dalam rangka untuk mengevaluasi reformasi birokrasi dilingkungan
Kemendikbud, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Yuddy Chrisnandi bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies
Baswedan melakukan pertemuan. Alasan dibalik evaluasi adalah karena kementerian ini
dinilai bisa menjadi center of excelent dari kementerian lainnya.
Dalam pertemuan itu, Yuddy mengingatkan kembali road map reformasi birokrasi. Road
map Reformasi Birokrasi ini bisa menentukan outcome yakni semangat untuk melakukan
pelayanan, totalitas pengabdian, tanggungjawab, dan loyalitas yang tinggi terhadap
tugas dan tanggungjawab, baik itu di tingkat kementerian, lembaga maupun pemerintah
daerah"Bukan semata-mata untuk mendapatkan tunjangan kinerja," ungkap Yuddy,
Rabu (26/08)
Pimpinan selaku ujung tombak birokrasi, harus mempunyai niat kuat untuk
melaksanakannya. Jika tidak, road map yang dibuat dengan sangat baik tidak akan
berjalan dengan sempurna bahkan tidak akan berjalan sama sekali. “Tetapi sekecil
apapun konsep yang dibuat, kalau pimpinannya punya niat untuk melakukan perubahan-
perubahan ke arah yang lebih baik maka akan berjalan,"ungkap Yuddy.
Menurut Yuddy, tidak mudah untuk menyamakan persepsi 34 kementerian, 49 lembaga,
102 LNS, 34 provinsi, dan 540 an kab/kota utntuk mempunyai semangat yang sama.
![Page 4: Komisi II DPR.docx](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022081002/563dba2c550346aa9aa356a5/html5/thumbnails/4.jpg)
"Tapi kalau ada road map maka ada panduan ke arah yang sama dan kita bisa jadi
motivator. Oleh karena itu, mari maksimalkan hal-hal baik yang sudah dicapai.
Wujudkan rata kelola berkelas dunia dimulai dari institusi kita," kata Yuddy.
Sementara itu, M, Yusuf Ateh selaku Deputi Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas dan
Pengawasan menyatakan bahwa pertemuan ini untuk melihat di tubuh Kemendikbud
sudah melaksanakan reformasi birokrasi. Dia menambahkan, KemenPAN-RB yang
mempunyai tugas untuk mengawasi hal tersebut bertugas memberikan masukan jika ada
program yang tidak pas dengan reformasi birokrasi. "Intinya sudah reform atau tidak.
Tugas kami yaitu memberikan masukan-masukan kalau ada yang tidak pas, bukan
menyalahkan tapi agar lebih sesuai," ungkap Ateh.
Evaluasi Kementerian/Lembaga akan dibagi beberapa tahap, untuk tahap pertama akan
ada 19 K/L, tahap dua 21 K/L dan sedang berjalan. "Tahap ke tiga di mulai dari
Kemendikbud ini akan ada 20 K/L yang kita evaluasi. Nantinya kita akan memberikan
masukan-masukan dan juga bekerjasama dengan BPS dan KPK untuk melakukan survei
apakah masyarakat puas dengan program-program di kementerian dan lembaga,"
tambah Ateh.
Dalam pertemuan itu, Mendikbud Anies Baswedan mengungkapkan bahwa ditubuh
kementerian yang dipimpinnya ada beberapa terobosan reformasi diantaranya membuka
unit layanan terpadu satu pintu, rintisan ujian nasional dengan metode CAT,
perampingan struktur organisasi, proses seleksi jabatan pimpinan tinggi, unit khusus
pengendalian gratifikasi, program sekolah keluarga TKI, dan program pertumbuhan budi
pekerti. "Kita berharap pertemuan awal ini bisa bersama-sama mereview kerja
Kemendikbud secara objektif dan membantu meningkatkan kinerja kita," ungkap Anies
Baswedan.