komoditi ikan nila

5
Ikan Nila Profil Ikan Nila (Oreochromis sp) merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat popular di masyarakat. Selain harganya murah, rasanya enak, kandungan proteinnya juga cukup tinggi.Ikan Nila berasal dari benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1969. Ikan tersebut merupakan pemakan segala (omnivora) yang mudah berkembang biak tetapi cenderung sebagai herbivora, karena ikan nila lebih suka memakan fitoplankton dan berbagai jenis tumbuhan air, oleh karena itu ikan nila seringkali dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma air.sangat toleran terhadap lingkungan serta tahan terhadap serangan penyakit. Dengan berbagai kelebihan dibanding jenis-jenis ikan lainnya, ikan nila mudah sekali diterima oleh masyarakat sehingga dalam waktu singkat sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air.Jenis ikan nila yang beredar di Indonesia, antara lain nila hitam (T.69, Citralada, GIFT, Aurea), Nila merah (hibrida), Nila JICA, Nila NIRWANA, dan Nila GESIT. Klasifikasi: Filum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata Kelas : Pisces Sub Kelas : Acathoptergii Suku : Cichildae

Upload: atika-tri-rahmawati

Post on 23-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Komoditi Ikan Nila

Ikan Nila

Profil

Ikan Nila (Oreochromis sp) merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat popular di masyarakat. Selain harganya murah, rasanya enak, kandungan proteinnya juga cukup tinggi.Ikan Nila berasal dari benua Afrika dan pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1969. Ikan tersebut merupakan pemakan segala (omnivora) yang mudah berkembang biak tetapi cenderung sebagai herbivora, karena ikan nila lebih suka memakan fitoplankton dan berbagai jenis tumbuhan air, oleh karena itu ikan nila seringkali dimanfaatkan untuk mengendalikan gulma air.sangat toleran terhadap lingkungan serta tahan terhadap serangan penyakit. Dengan berbagai kelebihan dibanding jenis-jenis ikan lainnya, ikan nila mudah sekali diterima oleh masyarakat sehingga dalam waktu singkat sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air.Jenis ikan nila yang beredar di Indonesia, antara lain nila hitam (T.69, Citralada, GIFT, Aurea), Nila merah (hibrida), Nila JICA, Nila NIRWANA, dan Nila GESIT.

Klasifikasi:

Filum : ChordataSub Phylum : VertebrataKelas : PiscesSub Kelas : AcathoptergiiSuku : CichildaeGenus : OreochromisSpesies : Oreochromis sp

Secara morfologis, ikan Nila memiliki bentuk tubuh pipih, sisik besar dan kasar, kepala relatif kecil, garis linea lateralis terputus dan terbagi dua, yaitu bagian atas dan bawah, mmiliki 5 buah sirip. Banyak ditemukan di perairan tenang seperti dananu, rawa dan waduk. Toleransi terhadap perbedaan lingkungan sangat tinggi, dapat hidup pada salinitas 0-29 ‰; suhu 14-38°C; ph 5-11. Merupakan ikan omnivora dan sangat menyenangi pakan alami berupa Rotifera, Daphnia sp, Benthos, perifiton dan

Page 2: Komoditi Ikan Nila

fitoplankton. pellet, dedak, dll. Ikan nila termasuk ke dalam lima ikan paling penting dalam budidaya ikan, dengan produksi mencapai 1.505.804 metrik ton pada tahun 2000. Karena dapat mencapai ukuran yang besar, pertumbuhannya yang cepat, dan mau memakan pakan buatan, ikan nila termasuk ke dalam fokus utama dari usaha budidaya ikan. Seperti halnya jenis ikan besar lainnya, ikan nila adalah sumber protein yang baik dan populer di kalangan perikanan tradisional dan komersial. Ikan nila adalah ikan konsumsi yang dapat dijadikan sumber protein hewani dalam gizi masyarakat. Meskipun harga jualnya relatif murah, ikan nila banyak dibudidayakan karena mudah dipelihara. Budidaya ikan nila dapat dilakukan di kolam-kolam tanah ataupun tangki-tangki pembesaran buatan. Karena sifatnya yang cukup agresif, pada budidaya nila intensif tidak dianjurkan untuk dicampur dengan jenis ikan lain. Secara nutrisi ikan nila memiliki kekurangan karena kandungan asam lemak omega6–nya yang tinggi, sebaliknya kandungan asam lemak omega3 relatif rendah. Komposisi asam lemak dalam tubuh ikan nila ini kurang baik bagi orang-orang yang memiliki masalah kesehatan yang berkaitan dengan kolesterol.

Pohon Industri

Rendemen

Ikan Nila

Limbah Ikan Bumbu masakan, penyedap

Olahan Industri makanan, cemilan

Sumber Protein Industri makanan, Pestisida nabati, Farmasi

Alternatif Gelatin ikan, MInyak ikan

Page 3: Komoditi Ikan Nila

Rendemen adalah bagian-bagian dari ikan yang dapat dimanfaatkan. Rendemen merupakan bagian dari tubuh ikan yang dapat dimanfaatkan. Rendemen juga berfungsi sebagai salah satu parameter yang paling penting untuk mengetahui nilai ekonomis dan efektivitas produk bahan. Rendemen digunakan untuk mengetahui dan memperkirakan berapa bagian tubuh ikan yang dapat digunakan sebagai bahan olahan makanan (Nurfianti 2007). Rendemen daging ikan sangatlah bervariasi tergantung jenis ikan, bentuk tubuh ikan, dan umur ikan tersebut (Nurfianti 2007).

Rendemen pada daging ikan nila (Oreochromis niloticus) dibagi menjadi dua yaitu, rendemen daging merah dan rendemen daging putih. Berikut adalah rendemen daging, tulang, kepala, ekor, insang, jeroan, dan kulit dari ikan nila. Rendemen ikan nila rendemen daging ikan nila (Oreochromis niloticus) didapat bahwa rendemen daging A sebesar 445 gram, rendemen dari kepala, tulang dan ekor A sebesar 796 gram, rendemen jeroan dan insang sebesar 196 gram, dan rendemen kulit ikan nila sebesar 203 gram.

Rendemen ikan adalah rasio berat antara daging dan berat ikan utuh (Afriwanty 2008). Penghitungan rendemen digunakan untuk memperkirakan berapa banyak dari tubuh ikan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Daging merah pada ikan nila terdapat di sepanjang tubuh bagian samping di bawah kulit, sedangkan daging putih terdapat pada hampir di seluruh tubuh. Otot terang (daging putih) mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dan kadar lemak yang lebh rendah dibandingkan dengan otot gelap (daging merah). Hal inilah yang menyebabkan daging merah tidak dapat digunakan untuk pembuatan surimi (Trisnawati 2007).

Ikan yang berdaging gelap memiliki stroma lebih banyak dibandingkan ikan yang berdaging putih. Stroma atau protein jaringan ikan merupakan komponen penyusun dari kolagen dan elastin. Pada proses pengolahan surimi, protein stroma tidak dihilangkan karena mudah dilarutkan oleh panas dan merupakan komponen netral pada produk akhir (Haetami 2008).

Faktor Kritis

BUDIDAYA NILA KIAN MENINGKAT

Ikan Nila sebagai komoditas budidaya perikanan sampingan, kini sudah berubah. Para pembudidaya ikan di KJA memelihara Ikan Nila sebagai komoditas utama. Data kementerian Kelautan dan Perikananbahwa rentang 2004-2008 produksi Ikan Nila memiliki pertumbuhan tertinggi, sekitar 23,96%.

Produksi di tahun 2004 sekitar 97.116 ton kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi 291.037 ton. Angka ini mampu menyalip angka produksi Ikan Mas yang selama ini menjadi primadona budidaya ikan air tawar.

Page 4: Komoditi Ikan Nila

Volume produksi Ikan Mas di tahun 2008 adalah 242.322 ton. Melihat lonjakan itu, wajar jika kemudian Kementerian Kelautan dan Perikanan mematok peningkatan produksi Ikan Nila cukup tinggi. Target Ikan Nila pada tahun 2014 sebesar 1,25 juta ton.

Geliat produksi Nila yang dipandang positif didorong oleh pasar yang cukup luas. Kebutuhan pasar dalam negeri untuk Ikan Nila umumnya berukuran dibawah 500 gr/ekor. Kisaran harganya antara Rp. 11.000-15.000,- untuk wilayah Jawa dan Sumatera, sedangkan untuk wilayah Timur Indonesia mencapai Rp. 20.000-25.000,- per kg.

Sementara kebutuhan ekspor umumnya dalam bentuk fillet (daging utuh tanpa tulang). Kisaran harga Nila ekspor antara Rp.30.000-Rp. 40.000,- per kg. Negara tujuan ekspor adala Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengahdan Hongkong. Untuk mendapatkan 1 kg fillet nila dibutuhkan 3 ekor ikan Nila segar