komunikasi antarpribadi guru bimbingan...
TRANSCRIPT
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN
PENYULUHAN DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI
TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA
KANDUNG JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Alamsyah Nugraha
NIM: 109051000033
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2014 M
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN
PENYULUHAN DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI
TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA
KANDUNG JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom.I)
Oleh:
Alamsyah Nugraha
NIM: 109051000033
Di bawah Bimbingan
Rachmat Baihaky M.A.
NIP197611292009121001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU
BIMBINGAN PENYULUHAN DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI
TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG
JAKARTA” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Januari 2014. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Islam (S.Kom.I.) pada Konsentrasi Jurnalistik, Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 15 Januari 2014
Sidang Munaqasyah
Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota,
Rachmat Baihaky, MA
NIP 197611292009121001
Umi Musyarofah, M. AG
NIP 197108161997032002
Anggota,
Penguji I
Nasichah, MA
NIP 196711261996032001
Penguji II
Ade Masturi, MA
NIP 197506062007101001
Pembimbing
Rachmat Baihaky, MA
NIP 197611292009121001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 15 Januari 2014
Alamsyah Nugraha
i
ABSTRAK
Nama : Alamsyah Nugraha
NIM : 109051000033
KOMUNIKIASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN PENYULUHAN
DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN
REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA
Juvenile delinquency atau kenakalan remaja atau pun siswa muncul sebagai masalah
sosial yang semakin meningkat pada zaman ini, baik yang terdapat di negara-negara
dunia ketiga yang baru merdeka maupun di negara berkembang bahkan di negara-
negara yang sudah maju. Kenakalan anak-anak remaja ini teristimewa sekali erat
kaitannya dengan modernisasi, industrialisasi, urbanisasi, taraf kesejahteraan dan
kemakmuran. Usaha adaptasi atau penyesuaian diri terhadap masyarakat modern saat ini
sangat kompleks sehingga menjadi tidak mudah.
Oleh karena itu, proses penyampaian pesan komunikasi antar pribadi antara guru
Bimbingan Penyuluhan dengan siswa sangat diperlukan di setiap sekolah, baik negeri
maupun swasta. Pentingnya komunikasi yang dibangun oleh guru dengan siswa akan
mempengaruhi untuk mengurangi tingkat kenakalan pada remaja. Itulah sebabnya
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang terjalin antara guru bimbingan
penyuluhan dengan siswa berkaitan dengan proses penyampaian pesan komunikasi
antar pribadi guru BP dengan siswa dan Seberapa efektif komunikasi antar pibadi yang
dilakukan oleh guru kepada siswa. teori yang digunakan adalah A-B-X Newcomb
dalam buku Onong Uchana Effendy yang menyangkut antara komunikator dan
komunikan dalam proses komunikasi antar pribadi.
Alat pengumpul data yang penulis gunakan adalah deskriptif kualitatif untuk
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Alat pengumpul data ini juga menggunakan
alat pengumpul data dengan observasi dan wawancara terhadap dua guru bimbingan
penyuluhan dan 10 siswa secara mendalam guna mendapatkan data yang akurat.
Hasil dari penelitian ini adalah proses penyampaian pesan komunikasi antar pribadi
yang dilakukan oleh guru BP terhadap siswa berjalan dengan efektif karena siswa tidak
merasa malu jika dekat dengan guru BP dan tidak segan untuk menceritakan masalah
pribadi. Pemberian motivasi dan hukuman yang diberikan oleh guru dan sekolah
membuahkan hasil yang baik sehingga siswa merasa jera dan tidak mengulangi lagi dan
diterima oleh siswa. Karena siswa mendapatkan manfaat dari adanya bimbingan
penyuluhan, peraturan, dan hukuman yang ada didalam sekolah. Pemberian motivasi
yang dilakukan guru BP secara perlahan dapat merubah sikap, pola pikir dan kenakalan
remaja disekolah. Dengan begitu guru BP mampu mengurangi tingkat kenakalam
remaja atau siswa dari dalam sekolah. setiap siswa merasakan manfaat yang berbeda
dari adanya bimbingan penyuluhan di dalam sekolah dan permasalahan dapat
diselesaikan dengan baik
Keyword: komunikasi antar pribadi, guru BP(bimbingan peyuluhan), kenakalan
remaja.
ii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut kita lantunkan selain puji syukur kehadirat Allah
SWT Tuhan yang Maha Agung yang dengan limpahan anugerah dan nikmat yang
tak terukur kepada kami selaku peneliti, sehingga dapat memulai dan
menyelesaikan penelitian ini. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurah
kepada junjungan baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Amien.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang melekat pada
diri peneliti, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah
dengan keterbatasan dan kekurangan ini akhirnya peneliti bisa menyelesaikan
penelitian ini. Hal ini tidak terwujud sendirinya melainkan karena dukungan dan
bantuan dari banyak pihak baik moril maupun materi, sehingga banyak ucapan
terimakasih peneliti ucapkan kepada:
1. Keluarga tercinta, Ayahanda tercinta Agus Hidayat S. KOM, ibunda
tercinta Sulihati, serta kakak tercinta Zaura Silvyana beserta suaminya
Ahmad Awliya dan adik tersayang Lazuardi Muhammad. Begitupun
keluarga Besar Nenek Mas’ain, sepupu-sepupu, OM-OM dan Tante-
Tante dan juga kekasih tercinta Asih Setya Waryani. Yang telah
memberikan dukungan berupa materi dan motivasi serta do’a yang
tulus dan menjadi motivasi bagi peneliti.
2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Pembantu Dekan Bid. Akademik Drs. Wahidin
Saputra, MA, Pembantu Dekan Bid. Adm. Umum Drs. Mahmud Jalal
MA, Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan Drs. Studi Rijal LK, MA;
iii
3. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Rachmat Baihaky
M.A. yang telah memberikan sarana dan prasarana yang baik selama
peneliti berada di kampus ini;
4. Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Ibu Hj. Umi
Musyarofah, M. AG yang telah membantu peneliti dalam
menyelesaikan nilai akademis di kampus tercinta ini;
5. Bapak Rachmat Baihaky M.A. selaku Pembimbing yang telah
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik;
6. Bapak, Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah
memberikan wawasan ke-ilmuan, mendidik dan mengarahkan peneliti
selama peneliti berada pada masa kuliah;
7. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai
literature yang menunjang untuk skripsi ini;
8. Bapak, Ibu pengawas Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu peneliti dalam mencari berbagai
literature yang menunjang untuk skripsi ini;
9. Sahabat-sahabat KPI A angkatan 2009 yang telah memberikan
dukungan dan ikatan persahabatan serta keluarga kecil selama peneliti
berada di masa kuliah, kebahagiaan serta keakraban yang tidak akan
terlupakan. Khususnya ketua kelas selama perkuliahan saudara
Muhammad Rifai, teman seperjungan dan juga seperjanjian
iv
Muhammad Anwar. Tidak mengurangi rasa hormat kepada seluruh
teman-teman yang tidak saya sebutkan satu persatu namanya.
10. Serta pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi Rasa Hormat dan Ucapan Terima kasih kepada mereka
semua.
Peneliti merasa perlu memberikan ucapan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada mereka yang telah peneliti sebutkan di atas, berkat dukungan,
semangat, serta do’a yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Tentu saja skripsi ini jauh dari nilai kesempurnaan, namun besar harapan peneliti
bahwa skripsi ini dapat memberi manfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya
bagi pembaca. Amien
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah ................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 9
D. Tinjauan Pustaka .................................................................. 10
E. Metodologi Penelitian ........................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ........................................................... 13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Antarpribadi ..................................................... 15
1. Komunikasi Antarpribadi .............................................. 15
2. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi
Antarpribadi. ................................................................. 26
3. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi ........................... 28
4. Teori A-B-X Newcomb ................................................. 33
5. Kenakalan Remaja ........................................................ 35
BAB III GAMBARAN UMUM SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA
A. Profil SMK Bunda Kandung ................................................ 43
vi
B. Visi dan Misi ........................................................................ 47
C. Struktur OrganisasiSekolah .................................................. 49
D. Program Keahlian ................................................................. 52
E. Perusahaan Pendukung ......................................................... 52
F. Gedung Teori ........................................................................ 53
G. Gedung Biro Praktek ............................................................ 54
BAB IV HASIL ANALISIS DATA LAPANGAN SMK BUNDA KANDUNG
A. Identifikasi Informan ............................................................ 56
B. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi Antarpribadi
Guru Bimbingan Dengan Siswa Dalam Mengurangi
Tingkat Kenakalan Remaja ................................................. 61
C. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Guru
Bimbingan Penyuluhan dengan Siswa Dalam Mengurangi
Tingkat Kenakalan Remaja.................................................
66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 79
B. Saran ..................................................................................... 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa lepas dari makhluk
lainnya, oleh karenanya manusia disebut sebagai mahkluk sosial. Sebagai
makhluk sosial tentu saja manusia pun tidak bisa lepas dari proses komunikasi
dalam kehidupan sehari-harinya. Komunikasi merupakan sarana yang utama
dalam kehidupan makhluk sosial. Tak ada seorang pun yang dapat menarik diri
dari proses komunikasi baik dalam fungsinya maupun dalam praktiknya.
Komunikasi terjadi dimana saja seperti di rumah, sekolah, kantor, rumah
sakit serta disemua tempat yang terjadi sosialisasi. Artinya hampir seluruh
kegiatan manusia selalu beriringan dengan komunikasi. Banyak para ahli menilai
bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi
seseorang dalam hidup bermasyarakat.1
Komunikasi merupakan kegiatan menyampaikan informasi. Komunikasi
atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin Communicatio,
dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, sama disini maksudnya
adalah sama makna. Harold Lasswell dalam bukunya The Structure and Function
of Communication in Society mengatakan bahwa cara baik untuk menjelaskan
komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : Who Says What
In Which Channel To Whom With What Effect?.
1 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Utama,
2007), hal.1
2
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu : (1) Komunikator
(siapa yang mengatakan), (2) Pesan (mengatakan apa?), (3) Media (melalui
channel/media apa?), (4) Komunikan (kepada siapa?), (5) Efek (dengan
dampak/efek apa?). Jadi, berdasarkan pendapat Lasswell di atas, komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu.2
Evertt M. Rogers yang dikutip oleh Suranto mendefinisikan komunikasi
sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari
sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah perilakunya. Pendapat
senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa komunikasi
merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan
dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa
tujuan khusus. Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi
yang cukup terkenal yaitu Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit
lebih detil. Menurutnya, komunikasi merupakan tindakan melaksanakan kontak
antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan; pengirim dan penerima
memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan dan simbol
yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.3
Proses penyampaian komunikasi dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Komunikasi langsung dapat dilakukan secara langsung seperti
2 Harold Dwight Lasswell, (1948), The Structure and Function of Communication in
Society, (New York : Institues for Religius and Social Studies Jewish Theological Seminary of
America, 1972), 37. 3 Suranto, Komunikasi Perkantoran, (Yogyakarta : Media Wacana, 2005). Hal. 11
3
berbicara dengan lawan bicara. Komunikasi langsung bersifat efektif untuk
mengetahui tanggapan lawan bicara kita. Selain itu, komunikasi tidak langsung
biasanya dapat berkomunikasi melalui surat menyurat, sms, dan e-mail.
Komunikasi seperti itu bersifat komunikasi tidak langsung. Komunikasi tidak
langsung memang efisien namun ada baiknya jika komunikasi berlangsung secara
langsung akan dapat diketahui secara jelas timbal balik dari lawan bicara,
sehingga resiko salam paham dapat dihindari atau dikurangi.
Seperti telah disebutkan diatas komunikasi pun merupakan proses
penyampaian pesan dari sumber pertama kepada penerima melalui sarana atau
media dengan maksud agar terjadinya perubahan pada diri orang yang menerima
pesan tersbut. Komunikasi terdiri dari beberapa komponen-komponen.
diantaranya ada komunikator, pesan, saluran, komunikan dan efek atau pengaruh.
Selain itu, komponen yang turut mendukung untuk menentukan berhasil tidaknya
suatu komunikasi adalah tanggapan timbal balik dari komunikan serta gangguan
yang terkait di antara keduanya.
Komunikasi interpersonal merupakan salah satu komunikasi yang
berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Karena komunikasi interpersonal
merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan secara tatap muka antara dua
orang atau pun lebih secara terorganisasi, ataupun pada kerumunan orang.4
Kegiatan khusus yang terjadi pada komunikasi interpersonal ini yaitu komunikasi
yang hanya melibatkan dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan
4Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
1993) hal.4
4
masing-masing pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
reaksi secara verbal maupun nonverbal.
Setiap individu memiliki pemahaman dalam bertindak dan memiliki
makna pribadi pada setiap hubungan dimana individu terlibat. Komunikasi antar
pribadi memberikan pemahaman mengenai komunikasi dalam proses psikologis.
Dalam sudut pandang psikologis komunikasi antar pribadi merupakan kegiatan
yang di dalamnya terlibat dua orang atau lebih yang memiliki tingkat kesamaan
tertentu, baik laki-laki maupun perempuan. Masing-masing individu tersebut
sama-sama memperluas diri pribadi ke dalam tindakan komunikasi melalui
perasaan, pemikiran, keyakinan, atau dengan kata lain melalui proses psikologi
mereka.
Selain itu aspek komunikasi jika dipandang dalam sudut psikologis adalah
mengenai asumsi bahwa pada diri pribadi individu terletak dalam diri individu
dan tidak mungkin untuk diamati secara langsung melainkan harus adanya faktor
pendukung lainnya. Artinya dalam proses komunikasi antar pribadi pengamatan
terhadap sesorang individu dilakukan melalui perilakunya dengan mendasarkan
pada persepsi orang lain dalam hal ini pengamat atau orang lain.
Dalam hal aspek psikologi, komunikasi mencakup pengamatan pada dua
dimensi, yaitu internal dan eksternal. Fungsi psikologi dari komunikasi ialah
untuk memberikan arti atau tanda-tanda melalui perilaku atau tindakan yang
nantinya dapat diamati. Proses interpretasi pada masing-masing individu berbeda
dari yang satu terhapad yang lainnya. Karena setiap individu memiliki
5
kepribadian yang berbeda-beda yang terbentuk karena pengalaman yang berbeda
pula.
Komunikasi antar pribadi berfungsi untuk mempengaruhi atau membujuk
orang lain. Karena pada komunikasi ini kita menggunakan kelima alat indera
untuk mempertinggi daya tarik pesan yang kita komunikasikan kepada
komunikan. Fungsi komunikasi antar pribadi tidak saja berbatas pada pertukaran
informasi atau pesan saja, tetapi merupakan kegiatan individu dan kelompok
dalam hal tukar menukar data, fakta dan ide agar komunikasi dapat belangsung
secara efektif fan informasi yang diasampaikan oleh komunikator dapat diterima
dengan baik.
Salah satu tempat dimana pengaplikasian komunikasi antar pribadi dapat
dilaksanakan adalah disekolah. Sekolah merupakan tempat lembaga organisasi
yang bertujuan meningkatkan pengetahuan yang tidak terlepas dari prestasi belajar
seorang individu dalam hal ini siswa. Prestasi belajar pun harus disertai dengan
etika dan moral yang sesuai, yang akhirnya dapat menumbuhkan kedisiplanan
dalam diri siswa.
Kegiatan belajar dan mengajar yang berlangsung di sekolah merupakan
proses transformasi pesan edukatif dari guru sebagai komunikator kepada siswa
sebagai komunikan berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar.
Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan pesan dari
pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat diterima dengan
baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta perubahan tingkah laku. Dengan
6
demikian keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas
proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran tersebut.
Oleh karena itu, sekolah membutuhkan guru yang berkompeten dalam hal
mengajar dan mendidik, yang inovatif, kreatif dan cukup waktu menekuni tugas
profesionalnya, yang dapat menjaga wibawa dihadapan siswanya. Dapat
dikatakan bahwa guru merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di sekolah, artinya segala kebijakan rencana inovasi gagasan
pendidikan yang ditetapkan untuk mewujudkan cita-cita pendidikan Nasional,
yang pada akhirnya mutu pelaksanaan terletak ditangan guru.
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan
dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi
sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan
yang paling nyata terjadi dilapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran
adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas
kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu
saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang pada akhirnya akan
menjadi berupa sumber daya manusia.
Proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah tentunya tidak terlepas
pada proses komunikasi, dimana komunikasi yang penulis angkat adalah
komunikasi antar pribadi antara guru dan murid di sekolah. Pelajar atau siswa
adalah seseorang yang sedang menginjak usia remaja, yang merupakan masa
transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Diusia remaja biasanya timbul gejolak
jiwa dalam diri siswa, keragu-raguan yang dapat menimbulkan kesulitan-kesulitan
7
dalam belajar, dalam kehidupan sosial, dan dalam diri siswa sendiri. Kesulitan-
kesulitan yang menghampiri siswa biasanya akan mengakibatkan siswa merasa
gelisah yang akhirnya akan mengganggu konsentrasi belajar. Permasalahan ini
yang menjadikan tugas tenaga pengajar atau guru menjadi lebih berat, karena guru
harus menghadapi berbagai perbedaan sifat dan sikap secara individual pada diri
siswa.
Siswa yang sedang mengalami pergejolakan di dalam dirinya
membutuhkan tempat untuk berbagi cerita dan tempat untuk bersandar.
Kebanyakan siswa yang tidak terpenuhi kasih sayangnya maka akan mencari
tempat dimana siswa tersebut akan diberikan kasih sayang, tidak jarang malah
siswa tersebut melakukan hal-hal yang melanggar aturan di dalam sekolah karena
tidak mendapat kasih sayang di rumahnya. Komunikasi yang di dalam suatu
keluarga tidak terjalin efektif akan menimbulkan efek yang tidak baik untuk anak
atau siswa. Efek yang berkepanjangan akan membuat anak atau siswa tersebut
mencari perhatian untuk mendapatkan kasih sayang. pada akhirnya siswa
membutuhkan tempat untuk bercerita dan bersandar didalam sekolah.
Syarat utama terjadinya komunikasi adalah adanya interaksi antara
komuniator (guru) dengan komunikan (murid/siswa). Karena komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan atau pemindahan informasi untuk
mencapai tujuan yang diharapkann komunikator. Dengan komunikasi antar
pribadi secara persuasif dan efektif antara guru terhadap siswanya diharapkan
dapat membantu dan memotivasi siswa untuk lebih giat lagi belajar, karena
dengan komunikasi antar pribadi yang berjalan dengan baik, maka akan membuat
8
siswa lebih komunikatif dan mau belajar lebih giat sehingga rencana dan tujuan
dari sekolah akan tercapai yakni menciptakan siswa yang bermutu.
Untuk itu penulis mengangkat dalam bentuk penelitian yang berjudul
“KOMUNIKASI ANTARPRIBADI GURU BIMBINGAN PENYULUHAN
DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN
REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Seiring dengan luasnya latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka
penulis membatasi pada komunikasi antarpribadi yang terjadi antara Guru
Bimbingan Penyuluhan dengan Siswa kelas XII dalam mengurangi tingkat
kenakalan siswa di SMK BUNDA KANDUNG Jakarta Selatan.
Adapun rumusan masalah yang peniliti akan bahas yaitu :
1. Bagaimana bentuk penyampaian pesan Komunikasi Antarpribadi antara
guru bimbingan penyuluhan dengan siswa dalam mengurangi tingkat
kenakalan remaja di SMK BUNDA KANDUNG Jakarta?
2. Bagaimana Efektifitas komunikasi Antarpribadi guru Bimbingan
Penyuluhan dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja di
SMK BUNDA KANDUNG Jakarta?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana bentuk penyampaian pesan komunikasi
Antarpribadi guru bimbingan penyuluhan dengan siswa dalam
mengurangi tingkat kenakalan remaja.
b. Bagaimana efektifitas komunikasi Antarpribadi guru bimbingan
penyuluhan dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja
di SMK BUNDA KANDUNG.
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai usaha untuk memperdalam pengetahuan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan peningkatan profesi sebagai bidang
garapan penulis dan merupakan bahan acuan serta perbandingan bagi
studi dalam usaha mengembangkan keilmuan yang sesuai bidangnya.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi
dan dokumentasi ilmiah, dan dalam rangka meningkatkan sebuah
andil khusus para pengajar dalam memberikan pendidikan. Maka
skripsi ini diharapkan mampu memberikan eveluasi terhadap seluruh
aktifitas pendidikan tentang hal mana yang harus dapat dipertahankan
atau dapat diperbaiki sehingga keberadaan pengajar di SMK BUNDA
KANDUNG Jakarta dapat lebih meningkat lagi dengan baik dan
sempurna.
10
D. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan dengan penemuan sebelumnya penulisn mendapatkan
informasi maupun data yang berdasarkan buku, internet, jurnal, artikel serta hasil
temuan terdahulu diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Rosalina Tahun
2009 dengan Judul Pola Komunikasi Guru dan Murid pada Lembaga Bimbingan
Belajar Bintang Pelajar dan Hari Styioko Tahun 2011 dengan judul Komunikasi
antara guru dan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa di SMA-N 74
Jakarta.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, bentuk penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan
kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif
biasanya tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan
(explanation), mengontrol gejala-gejala, mengemukakan prediksi, atau untuk
menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran
dan/atau pemahaman (understanding), mengenai bagaimana dan mengapa suatu
gejala atau realitas itu terjadi.5 Penelitian kualitatif tidak hanya sekedar
menjelaskan tentang sebuah fenomena saja, tetapi yang terpenting adalah
5 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:PT.LkiS Pelangi Aksara, 2007),
Cet.I, 35.
11
menjelaskan makna dari fenomena yang muncul, bahkan menjelaskan meta-
maknawi yakni makna di balik makna.6
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah observasi dan
wawancara mendalam. Penelitian dengan metode pengamatan atau observasi
(observation research) biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan
langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial,
politis, dan kultural masyarakat.7 Pawito menyebutkan terdapat dua jenis metode
pengamatan atau observasi, yaitu (a) observasi dengan ikut terlibat dalam kegiatan
komunitas yang diteliti (participant observation), dan (b) observasi tidak terlibat
(nonparticipant observation). Penulis menggunakan jenis yang kedua, karena
penulis ikut ambil bagian dalam sampai tingkat tertentu dalam kegiatan atau
proses-proses penting dalam melakukan pengamatan. Teknik selanjutnya
wawancara mendalam, wawancara mendalam adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman wawancara.8 Metode wawancara mendalam sama
halnya seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan
wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan
wawancara pada umumnya. Dalam hal kegiatan mewawancarai peneliti turut
6 Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia, (Depok:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, 2007), 43-56. 7 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:PT.LkiS Pelangi Aksara, 2007),
hal. 111. 8 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan
Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
hal. 108.
12
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang peneliti gunakan
untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan kajian lapangan
menentukan skala sikap dari remaja.9
3. Penentuan Subjek Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel di sekolah SMK BUNDA KANDUNG
Jakarta dengan kriteria Subjek sebagai berikut : (1) Remaja laki-laki 9 siswa dan
remaja perempuan 1 siswi. (2) Bersekolah di tempat penulis melakukan
penelitian. (3) beragama Islam. (4) Remaja laki-laki dan perempuan yang pernah
melakukan tindakan tawuran antar sekolah.
4. Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi dalam penelitian komunikasi antara guru dan siswa
dalam mengurangi tingkat kenakalan siswa, peneliti mengadakan penelitian di
sekolah SMK Bunda Kandung Jakarta. Gedung Teori : Jl. Palapa Raya No. 3
Pasar Minggu, Jakarta Selatan, telp. 7805248 Biro Praktek : Jl. Tanjung Barat
Selatan N0. 1 Lenteng Agung, Jakarta Selatan, telp. 7800725
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data untuk mencapai tujuan analisis data kualitatif tersebut
maka peneliti menggunakan metode studi kasus sebagai metode analisis data
kualitatif. Studi kasus merupakan salah satu metode analisis data kualitatif yang
menekankan pada kasus-kasus khusus yang terjadi pada objek analisis. Dengan
9 Jenis kuesioner dalam hal menentukan sikap ini juga digunakan oleh Gazi Saloom
dalam melakukan penelitian pada jurnal TAZKIYA Journal of psychology Vol.7. No.2, Hubungan
Identitas, Orientasi Keagamaan, dan Kuantitas Kontak Sosial dengan Kualitas Hubungan Sosial
(penelitian di kota Mataram NTB), 2007, 324-336
13
studi kasus diharapkan dapat diperoleh data yang rinci, mendalam, dan
komprehensif mengenai masalah yang akan diteliti. Karena studi kasus
merupakan suatu studi komprehensif, rinci, intens, dan mendalam serta lebih
diupayakan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena-fenomena
yang bersifat kontemporer, kekinian.10
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini antara lain :
Bab I PENDAHULUAN
Membahas latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II LANDASAN TEORI
Membahas tentang landasan teori yang berisi pengertian
komunikasi Antarpribadi, bentuk penyampaian pesan komunikasi
Antarpribadi, Efektifitas komunikasi Antarpribadi, teori Newcomb
A-B-X serta definisi kenakalan Remaja.
Bab III GAMBARAN UMUM SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA
Menjabarkan gambaran umum SMK BUNDA KANDUNG
Jakarta, menjelaskan tentang sejarah, visi dan misi, struktur
10
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan
Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007),
hal. 20.
14
organisasi, kepengurusan, program kerja, serta sarana dan
prasarana SMK Bunda Kandung Jakarta
Bab IV HASIL PENELITIAN
berisi tentang hasil penelitian yang membahas tentang Identifikasi
Informan, bentuk penyampaian pesan komunikasi Antarpribadi
guru bimbingan penyuluhan dengan siswa SMK Bunda Kandung,
Efektifitas komunikasi Antarpribadi guru bimbingan penyuluhan
dengan siswa SMK Bunda Kandung dalam mengurangi tingkat
kenakalan remaja.
Bab V PENUTUP
Yang mengandung kesimpulan dan saran.
15
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Komunikasi Antarpribadi
1. Komunikasi Antarpribadi
Manusia Sebagai Mahluk Sosial tidak pernah lepas dari proses komunikasi
sehari-hari baik berkomunikasi dengan secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengiriman pesan
atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami.1 Setiap hari manusia selalu saling bertukar informasi dan berita, saling
bertukar fikiran agar bisa saling memahami dan mengerti.
Komunikasi berasal dari kata communication yang berpangkal dari
perkataan latin yaitu communis yang artinya membuat kebersamaan. Astrid
Susanto mengemukakan, perkataan komunikasi berasal dari kata communicare
yang dalam bahasa latin mempunyai arti berpartisipasi, memberitahukan,
menyampaikan pesan, informasi, gagasan dan pendapat yng dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain dengan mengharap feedback.2
Pada sisi lain komuikasi merupakan proses penyampaian pesan dari
sumber kepada penerima melalui saluran atau media dengan tujuan agar terjadi
perubahan terhadap orang lain. Komunikasi sebagai suatu proses tersendiri atas
komponen–komponen yakni source yaitu sumber adalah apa-apa yang ada di
dalam benak seseorang, baik berupa ide, pemikiran, gagasan dan lain-lain.
1 Departemen pendidikan nassional, kamus besar bahasa indonesia, hal. 585
2 Phil Astrid Susanto, komunikasi teori dan praktek, (Bandung : Bina cipta, 1980) hal. 29
16
komunikator ialah orang pertama yang menyampaikan pesan. istilah lainnya ialah
encoder. message ialah pesan, baik berupa kata-kata, lambang-lambang, isyarat,
tanda-tanda atau gambar yang disampaikan. Menurut Muhamad Ami yang
dimaksudkan dengan pesan dalam proses komunikasi adalah suatu informasi yang
akan dikirim kepada penerima pesan.3 Komunikan adalah orang yang menerima
pesan. Istilah lainnya ialah decoder. Yaitu usaha komunikan dalam menafsirkan
message atau pesan yang disampaikan oleh komunikator. Menurut Gunadi
komunikan adalah orang yang menjadi sasaran dari kegiatan komunikasi.4
Destination adalah tujuan yang ingin dicapai dari proses komunikasi. Medium
adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Feedback adalah
tanggapan/umpan balik/jawaban atau respon komunikan kepada komunikator. dan
efek adalah perubahan yang terjadi terhadap komunikan akibat dari di terimanya
pesan melalui komunikasi. Efek bisa berarti bersifat pengetahuan, afektif yang
meliputi perasaan emosi atau juga bersifat konatif yang merupakan tindakan.5
Asumsi dasar komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan
kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya.
Kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai
jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan
terisolasi. Pesan itu lewat perilaku manusia seperti berbicara, melambaikan
tangan, tersenyum, bermuka masam, menganggukan kepala, atau memberikan
suatu isyarat. Perilaku manusia dapat disebut pesan apabila perilaku manusia
3 Ami Muhammad, komunikasiOrganisasi (Jakarta : bumi aksara, 1995) hal. 12
4 Y.S. Gunadi, Himpunan istilah Komunikasi (Jakarta : Gramedia, 1980). hal. 7
5 Roudhonah, ilmu komunikasi, (jakarta : UIN perss 2007) hal. 46-47
17
harus dapat di observasi oleh seseorang dan perilaku harus mengandung makna.
Dengan kata lain setiap perilaku yang dapat diartikan adalah sebuah pesan.
Komunikasi adalah hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia.
Dengan komunikasi pertukaran informasi bisa dilakukan. Bisa dikatakan manusia
akan tersesat didalam kehidupannya bila tidak berkomunikasi. Dengan
berkomunikasi seseorang bisa mengenal dirinya sendiri dan lingkungan
sekitarnya. Komunikasi pun bisa merubah sikap dan perilaku seseorang.
Bagaimana komunikasi itu berlangsung tergantung siapa dan apa yang
dibicarakan. Jika komunikasi dilakukan untuk memerintah orang lain contohnya
dari atasan kepada bawahan maka mau tidak mau bawahan tersebut harus
menuruti apa yang diperintahkan oleh atasan.
Komunikasi biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih. Baik
komunikasi verbal maupun non-verbal. Komunikasi verbal dilakukan dengan
langsung berbicara menyampaikan pesan, ide, gagasan sedangkan komunikasi
non-verbal dilakukan dengan bahasa isyarat atau bahasa tubuh yang
mengisyaratkan apakah proses komunikasi yang sedang berlangsung
membosankan atau tidak atau pesan yang disampaikan oleh komunikator bisa
diterima atau tidak oleh komunikan.
Komunikasi yang baik dan benar akan memudahkan komunikan untuk
menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Komunikasi antara
komunikator dan komunikan disebut komunikasi antarpribadi karena komunikasi
antarpribadi adalah suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling
18
berkomunikasi. Terjadi secara tatap muka antara dua individu.6 Komunikasi
antarpribadi juga bisa diartikan sebagai proses pertukaran ide, fikiran, dan
gagasan antar orang-orang yang saling berkomunikasi. Baik pertukaran makna
yang bermanfaat bagi keduanya atau tidak bermanfaat sikap tersebut di sebut
komunikasi antarpribadi.
Fungsi komunikasi antarpribadi tidak sebatas pertukaran informasi atau
pesan saja, tetapi merupakan kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-
menukar data, fakta dan ide-ide agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif
dan informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dengan baik,
maka komunikator perlu menyampaikan pola komunikasi baik pula.7
Komunikator harus pintar mengemas pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan, komunikator harus tahu sedang berbicara kepada siapa dan sedang
membicarakan apa. Jika komunikator memberikan bahasa komunikasi yang
intelek kepada tukang becak dan memberikan bahasa pasar kepada orang intelek
maka keduanya akan saling tidak efektif komunikasinya.
Komunikasi antarpribadi juga proses saling mengenal di antara satu pibadi
dengan pribadi lain, setiap kali terjadi komunikasi antarpribadi maka terjadi pula
perpindahan informasi dari satu orang terhadap orang lain. Sampai tidaknya pesan
yang disampaikan tergantung pengolahan pesan yang diolah oleh komunikator
sehingga sampai dimengerti oleh komunikan. Dan penerimaan pengolahan pesan
6 Nasrullah Rulli, Komunikasi antar budaya di era budaya siber. (Jakarta : Kencana
prenada media grop 2012). hal. 10 7 Asnawir dan basyirudin usman, media pembelajaran (jakarta : ciputat press, 2002)
19
yang diterima dari komunikator. Proses penyampaian pesan tersebut bermaksud
memberikan pengertian atau mempengaruhi sikap atau tindakan orang lain.
Dalam komunikasi antarpribadi memiliki beberapa definisi seperti
pendapat Devito yang menjelaskan komunikasi antarpribadi adalah pengiriman
pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok kecil
orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.8 Dimana pun dan kapanpun
kita sering melihat dan melakukan komunikasi antarpribadi, saling bertukar
informasi, fikiran, dan ide. Baik disadari ataupun tidak disadari hal tersebut adalah
komunkasi antarpribadi. Semakin sering terjadi komunikasi antarpribadi maka
tingkat saling mengenal dan saling memahami akan semakin meningkat.
Sedangkan menurut Sasa Djuarsa menerangkan definisi komunikasi antar
pribadi dalam tiga perspektif, yaitu :
1. Pespektif Komponensial, yaitu melihat komunikasi antarpribadi
menurut komponen-komponennya. Yakni “merupakan proses pengiriman dan
penerimaan pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang,
dengan berbagai efek dan umpan balik” (feed back).9 Komponen-komponen
tersebut harus dijelaskan sebagai bagian-bagian yang terintegrasi dalam tindakan
komunikasi antarpribadi.
Komponen yang pertama yaitu pengirim dan penerima. Komounikasi
antarpribadi paling tidak melibatkan dua orang. Setiap orang yang terlibat dalam
komunikasi antarpribadi menginformasikan dan mengirim pesan (fungsi
8 Riyono Pratikto, Berbagai Aspek Komunikasi (Bandung, Remadja Karya, 1987), hal. 42
9 Riyono Pratikto, Berbagai Aspek Komunikasi, (Bandung, Remadja Karya, 1987), hal.
105
20
pengirim) sekaligus menerima dan memahami pesan (fungsi penerima). istilah
Pengirim dan penerima ini menyatakan bahwa proses komunikasi antarpribadi
tidak dapat dilakukan pada diri sendiri jika dilakukan komunikasi kepada diri
sendiri disebut dengan komunikasi intrapribadi yaitu komunikasi yang
berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator
maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. Dia berdialog
dengan dirinya sendiri. Dia bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya
sendiri.10
Biasanya komunikasi intrapribadi dilakukan di dalam hati atau di
suarakan dengan suara yang kecil, hanya di dengar oleh diri sendiri tidak untuk
didengar oleh orang lain.
Kemudian yang kedua adalah komunikasi antar pribadi berkaitan dengan
manusia bukan pada binatang, mesin, gambar atau lainnya. Karena komunikasi
antarpribadi dilakukan dengan dua pribadi atau dua orang yang saling
berkomunikasi baik bertukar informasi, berita, fikiran, maupun ide. Jika seorang
pribadi berkomunikasi dengan binatang, gambar, atau mesin itu tidak dinamakan
komunikasi antarpribadi karena dia tidak berkomunikasi dengan pribadi atau
manusia yang lain.
Yang terakhir komunikasi antarpribadi dilakukan dua orang atau
sekelompok kecil orang. Tidak seperti komunikasi intrapribadi yang dilakukan
didalam diri sendiri, bertanya sendiri dan di jawab oleh diri sendiri, komunikasi
antar pribadi berlangsung dua orang atau sekelompok kecil yang saling bertatap
muka dan saling bertukar informasi.
10
Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, PT. Citra
Aditya Bakti, cet-3 2003), hal.57.
21
Komponen yang ke dua Encoding dan Decoding. Yaitu tindakan
mengemas dan mengartikan pesan. Yaitu pesan-pesan yang akan di sampaikan
dengan kode atau lambang atau diformulasikan terlebih dahulu dengan
menggunakan kata-kata, symbol dan sebagainya disebut Encoding. Salah satu
berhasilnya komunikasi dengan baik komunikator harus mengemas pesan yang
akan disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh komunikan.
Sebaliknya, tindakan untuk mengintrepetasikan dan memahami pesan-pesan yang
diterima disebut dengan Decoding. Tidak hanya asal mengartikan pesan yang
telah disampaikan komunikator. Komunikan harus bisa mengartikan pesan yang
disampaikan dengan baik dan benar sesuai dengan pola fikir komunikator atau
Encoding.
Komponen ketiga komponen Pesan-pesan. Yakni informasi baik berita,
ide, dan gagasan yang sedang di bicarakan oleh dua orang atau lebih yang sedang
berkomunikasi disebut pesan-pesan. Kualitas informasi sangat ditentukan oleh
pengetahuan, pengalaman, selera, dan iman seseorang yang mengolah stimulus
menjadi informasi. Adapun kualitas pesan sangat ditentukan oleh kemampuan dan
kreatifitas seseorang dalam mengolah informasi menjadi pesan.11
pesan-pesan
dalam komunikasi antar pribadi bisa berbentuk verbal (seperti kata-kata) atau
nonverbal (gerakan dan simbol) atau gabungan antara keduanya.
Komponen selanjutnya adalah Saluran, yakni media yang menghubungkan
antara pengirim dan penerima pesan. Lazimnya para pelaku bertemu secara tatap
11
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
2004) hal.30
22
muka. Saluran saluran adalah alat dimana proses pesan yang disampaikan oleh
komunikator berpindah kepada penerima atau komunikan.
Komponen kelima ialah Gangguan. Yakni seringkali terjadi pesan yang
dikirim berbeda dengan pesan-pesan yang diterima. Hal ini disebabkan adanya
gangguan pada saat terjadinya komunikasi. Gangguan tersebut bisa berupa fisik,
psikologis, atau gangguan semantik atau yang biasa disebut dengan salah
pengertian.
Komponen ke enam Umpan balik Yakni unsur yang sangat penting dalam
proses komunikasi antar pribadi, karena pengirim dan penerima secara terus
menerus dan bergantian memberikan umpan balik dalam berbagai cara, baik
secara verbal maupun non-verbal. Umpan balik biasanya berlangsung saat
kejadian.
Komponen Yang terakhir adalah Akibat. Proses komunikasi selalu
mempunyai berbagai akibat, baik pada salah satu pelaku atau keduanya. Akibat
yang terjadi bisa menjadi akibat positif maupun akibat negatif. Akibat tergantung
pada proses komunikasi yang berlangsung,
2. Perspektif Pengembangan, yakni melihat komunikasi antarpribadi dari
proses pengembangannya. Yakni “suatu proses yang berkembang, yaitu dari yang
bersifat impersonal autau biasa saja meningkat menjadi interpersonal atau lebih
intim. Artinya terjadi peningkatan diantara pelaku komunikasi. Bisa dikatakan
Komunikasi yang sudah menjadi komunikasi interpersonal bila pertama data
psikologis, artinya komunikasi antarpribadi seseorang memprediksikan orang lain
menurut ciri-ciri khas atau hal-hal spesifik dari orang tersebut. Sedangkan dalam
23
interaksi impersonal memandang orang lain menurut data kultural dan sosiologis
kedua, pengetahuan yang dimiliki, dalam situasi antarpribadi, kita tidak hanya
dapat memprediksi bagaimana seseorang akan betindak, tetapi juga dapat
menjelaskan perilaku orang tersebut. Dan ketiga Aturan-aturan yang ditentukan
sendiri oleh para pelaku komunikasi. Dalam situasi interaksi interpersonal norma-
norma sosial tidak lagi berlaku tetapi aturan-aturannya bisa dibuat sendiri dan di
sepakati bersama.
3. Perspektif Rasional, yakni melihat komunikasi antarpribadi dari
hubungannya. Yakni komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang
mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara mereka. Sementara ada yang
berpendapat pengertian tersebut terlalu luas. konsep ini meliputi semua
komunikasi tatap muka, baik yang sudah saling mengenal lama maupun baru
kenal. Tetapi disini mengabaikan komunikasi antara suami dan istri yang sudah
lama saling mengenal.
Menurut Gerald R Miller dan Mark Steinberg (1975), yang dikutip oleh
M. Budiatna, menjelaskan bahwa dalam komunikasi antarpribadi dapat dilakukan
dengan tiga tingkatan analisis yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu :
Tingkat pertama analisis pada tingkat kultural, kultur atau kebudayaan
menurut koentjaraningrat, yaitu keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dan hasil budi dan karya itu.
Inti definisi ini ialah bahwa kebudayaan adalah produk manusia sebagai
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang ada di luar diri individu yang harus
dipelajari. Pada tingkat pertama ini prediksi komunikator harus mengerti kultur
24
orang yang diajak berkomunikasi atau komunikan. Karena baik adat istiadat,
bahasa dan lainnya setiap daerah berbeda-beda. Jadi komunikator harus lebih
memahami dan mengerti. Setelah analisis pada tingkat kultural dilanjutkan pada
tingkat sosiologis.
Tingkat selanjutnya analisis pada tingkat sosiologis, yaitu komunikator
melakukan prediksi mengenai reaksi komunikan terhadap pesan yang ia
sampaikan berdasarkan keanggotan komunikan dalam kelompok sosial tertentu.
Keanggotan suatu kelompok tidak terikat oleh faktor atau batasan-batasan
geografis. Data tingkat sosiologis merupakan generalisasi dari tingkah laku yang
ditemui pada keanggotaan setiap kelompok, yang tidak dapat begitu saja
diterapkan pada setiap anggota kelompok.
Analisis yang terakhir pada tingkat psikologis, yaitu komunikator
melakukan prediksi pada data psikologis pada pihak lain yang berkomunikasi,
yakni karakteristik khas kepribadian pihak lain. Maka komunikasi makin bersifat
pribadi.12
Tiap individu memiliki watak dan kepribadian yang tidak pernah sama
dengan yang lainnya. Dan ini merupakan hasil tempaan dan terbentuk berdasarkan
pengalaman di masa lalu.13
Pada tingkat ini yang diprediksi lebih intim dan lebih
mendalam biasanya sudah terjalin hubungan yang akrab sehingga bisa
mendapatkan data psikologisnya.
Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnnya
memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara
dialogis selalu lebih baik dari pada secara monologis. Monolog menunjukan suatu
12
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antar Pribadi, (Jakarta, Universitas
Terbuka, 1994) hal. 12. 13
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (jakarta : UIN perss 2007) hal. 107-111
25
bentuk komunikasi seseorang berbicara yang lain mendengarkan; jadi tidak
terdapat interaksi. Yang aktif hanya komunikator saja, sedang komunikan bersifat
pasif. Situasi komunikasi seperti ini terjadi misalnya ketika seorang ayah
memberi nasihat kepada anaknya yang nakal lalu anaknya hanya mendengarkan
saja, seorang istri cerewet yang tengah memarahi suaminya dan suaminya
bersabar, seorang instruktur yang memberikan petunjuk tentang cara
mengoperasikan sebuah mesin.
Dialog adalah bentuk komunikasi antar pribadi yang menunjukan terjadi
interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunkasi ini berbentuk ganda, masing-
masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses
komunikasi dialogis nampak adanya upaya dari para pelaku komunikasi untuk
terjadinya pengertian bersama (Mutual understanding) dan Empati. disitu terjadi
rasa saling menghormati bukan disebabkan karena status sosial ekonomi,
melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang
wajib berhak, pantas dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.
Walaupun demikian derajat keakraban dalam komunikasi antarpribadi
dialogis pada situasi tertentu bisa berbeda. Komunikasi secara horizontal selalu
menimbulkan derajat keakraban yang lebih tinggi ketimbang komunikasi secara
vertikal. Yang dimaksudkan horizontal adalah komunikasi antara orang-orang
yang memiliki kesamaan dalam apa yang disebut Wilbur Schramm frame of
reference (bidang pengalaman). Yang kadang-kadang dinamakan juga field of
experience (bidang pengalaman). Para pelaku komunikasi yang mempunyai
kesamaan dalam frame of reference atau field of experience itu adalah mereka
26
yang sama atau hampir sama dalam tingkat pendidikan, jenis profesi, atau
pekerjaan, agama, bangsa atau bangsa, hobi, ideologi, dan lain sebagainya.
Dua orang yang sama-sama mahasiswa atau sama-sama petani atau sama-
sama anggota ABRI, apabila terlibat dalam suatu percakapan akan efektif dan
akrab disebabkan frame of reference-nya sama.14
2. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi Antarpribadi
a. Komunikasi Verbal
Bentuk Pesan komunikasi antar pribadi yang disampaikan oleh pengirim
kepada penerima dapat dikemas secara verbal dengan kata-kata atau nonverbal
tanpa kata-kata. Komunikasi yang pesannya dikemas secara verbal disebut
komunikasi verbal, sedangkan komunikasi yang pesannya dikemas secara
nonverbal disebut komunikasi nonverbal. Jadi, komunikasi verbal adalah
penyampaian makna dengan menggunakan kata-kata. Sedang komunikasi
nonverbal tidak menggunakan kata-kata.
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata, lisan
maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antar
Manusia Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran,
gagasan, atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data, dan informasi serta
14
Onong Uchana Effendy, M.A. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, cet.3, 2003), Hal.60-61
27
menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan
bertengkar. Dalam komunikasi verbal itu bahasa memegang peranan penting.15
Komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan secara langsung bertatap
muka antara komunikator dengan komunikan, seperti berpidato atau ceramah.
Selain itu juga, komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan
menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon.
Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak
langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian informasi
dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar, dan grafik.
b. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam
bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh
lebih banyak dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir
secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi
nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur
mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan.
Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang
sebenarnya dari pesan-pesan verbal dapat dimengerti atau bahkan tidak dapat
dipahami. Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal, kurang dapat beroperasi
secara terpisah, satu sama lain saling membutuhkan guna mencapai komunikasi
yang efektif.
15
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), h. 22
28
Mark L. Knapp dalam Jalaludin 1994 menyebut lima fungsi pesan nonverbal
yang dihubungkan dengan pesan verbal yang pertama Repetisi yaitu mengulang
kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah
mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala. Kemudian Substitusi
yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun
kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan
kepala.
Selanjutnya Kontradiksi adalah menolak pesan verbal atau memberi makna
yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan
mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat, kau memang hebat.” Yang ke empat
Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
Misalnya, air muka anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap
dengan kata-kata. Terakhir Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau
menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda
dengan memukul meja.16
Dengan memahami komunikasi nonverbal kita terhadap
seseorang, dengan mudah kita dapat membentuk persepsi interpersonal kita
terhadap orang lain. Tetapi bila kita tidak cermat dalam memahami komunikasi
nonverbal seseorang maka yang terjadi adalah kegagalan komunikasi.
3. Efektifitas komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi dapat berjalan efektif jika komunikator dapat
dengan jelas menyampaikan pesan, ide, gagasan, kepada komunikan tanpa
mengalami kesalahan dan pengurangan dalam penerimaan pesan. Komunikasi
16
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet ke-23, 2005) hal. 287
29
yang efektif dapat mengubah dan menggugah kepada orang lain sehingga
mendorong dan memotivasi orang lain untuk berubah. Komunikasi antarpribadi
yang efektif Menurut J. S. Bois mengemukakan dalam Riyono Praktikto butir-
butir persyaratan untuk suatu komunikasi yang efektif, antara lain :
1. Terimalah Orang lain sebagaimana adanya, meskipun anda suka atau
tidak, dengan perhitungan bahwa anda tidak dapat mengubah nilai-nilai, tujuan,
pendapat, perasaannya pada saat ini juga. Jika kita menerima keadaan orang lain
suka atau tidak maka komunikasi yang kita sampaikan akan maksimal dan
berjalan efektif. Dengan saliing menerima maka komunikasi bisa berjalan baik.
2. Harapkan dan Undanglah orang lain untuk mengekpresikan
perasaannya, tujuannya, nilai-nilainya, kekuatannya, keraguannya, informasinya
dan penafsirannya dengan bebas dan yang bersangkutan dengan fokus situasi.
Bantulah dia agar mengeluarkan fikirannya menceritakan dari waktu ke waktu
secara mendalam dab jelas. buat orang yang kita ajak komunikasi bisa dan dapat
mengeluarkan apa yang ada di fikirannya buat seakan komunikasi berjalan dengan
baik dan efektif.
3. Ekpresikan Reaksi Semantik (seluruh reaksi total dari badan, pikiran,
emosi dan inteleknya) anda sendiri dalam sikap/tingkah laku yang sama bila anda
menggunakan kata ganti “saya” sebagai subyek dalam pernyataan anda. Rasakan
apa yang dirasakan orang yang sedang kita ajak komunikasi, samakan perasaan
dan fikiran sehingga komunikasi berjalan lancar.
4. Jagalah Hubungan Perasaan masing-masing, buatlah pertukaran
informasi sebagai kegiatan sekunder yang didasarkan atas dasar rasa berkawan
30
dan keramahan. Saling menjaga perasaan membuat komunikasi menjadi lancar
dan pertukaran informasi terus mengalir deras karena rasa yang telah dibangun
oleh keduanya.
5. Jangan menilai secara kritis (Mengkritik) dari segi pandangan orang lain
yang bertentangan dengan segi pandangan anda sebagai standar kebijaksanaan dan
kebenaran. Pandanglah sesuatu dari segi pandang orang yang sedang diajak
komunikasi dan jika tidak sepemahaman coba untuk tidak langsung mengkritik
secara langsung tetapi ubah sudut pandang dia secara perlahan-lahan.
6. Pandanglah keseluruhan proses sebagai kawan kerja sama yang
dinamis, tidak terlalu banyak untuk menemukan beberapa tujuan cara pemecahan
masalah. Dalam memecahkan masalah dan berkomunikasi harus melihat dan
memandang dari sisi yang luas,
7. Biarkan anda masing-masing mengukur keberhasilan dari pengalaman
anda bukan arti kemenangan dari segi pandangan individu, tetapi dalam arti
meningkatkan kepercayaan dan kemauan yang saling mengutungkan.17
Adapun efektifitas dari segi prosesnya adalah : karena,
1. Adanya Arus Balik Langsung.
2. Komunikator dapat melihat seketika tanggapan komunikan.
3. Komunikator dapat mengusahakan ketepatan yang paling tinggi
derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam situasi dan
kondisi.18
17
Riyono Pratikto, Op cit, hal. 49
31
Kriteria paling penting bagi ke efektifan komunikasi antarpribadi adalah
pengaruh yang disampaikan oleh seorang komunikator kepada komunikan. Yang
dimaksud dengan pengaruh bukan berarti pengendalian, tetapi seseorang
komunikator mencapai hasil yang dimaksudkan. Jika komunikator berharap
mendapatkan jawaban yang empatis dan dia memperoleh hal itu sebagai hasil dari
interaksinya, maka Komunikator telah berhasil mempengaruhi orang lain.
Karenanya, efek adalah salah satu elemen komunikasi yang penting untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang di inginkan.19
Berhasil
tidaknya komunikasi terlihat dari efek yang akan ditimbulkan setelah percakapan.
Apakah informasi yang disampaikan diterima dengan baik oleh komunikan atau
tidak. Jika efeknya baik dan sesuai dengan apa yang diinginkan komunikator
maka komunikasi berjalan efektif.
Dalam komunikasi antarpribadi terdapat istilah mencari kesamaan dan
ketidak samaan dalam proses komunikasi, menurut Everett M. Rogers ada istilah :
1. Homophily (berasal dari bahasa yunani hamauios) yaitu sebuah istilah
yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi memiliki
kesamaan dalam sifat (attribute), seperti agama, pendidikan, umur, status sosial,
dan jenis kelamin. Sehingga komunikasi berjalan dengan lancar. Tetapi untuk
memunculkan ide-ide baru biasanya komunikasi dalam homopily kurang efektif
karena biasanya ide-ide baru didapat dari perbedaan baik status sosial, agama
maupun gendre. Tetapi komunikasi ini bisa berjalan efektif karena kesamaan
status sosial.
18
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (jakarta : UIN perss 2007) h.115 19
Dani Verdiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi hal.110-111
32
2. Heterophily, yaitu istilah yang menggambarkan derajat pasangan
orang-orang yang berinteraksi mempunyai perbedaan dalam sifat tertentu, seperti:
agama, pendidikan, jenis kelamin. Biasanya komunikasi ini berjalan kurang
efektif karena perbedaan yang terjadi. Tetapi tidak jarang karena perbedaan
tersebut menjadi bisa memunculkan hal-hal atau ide- ide baru muncul. Tidak
jarang salah satunya diuntungkan dan satunya dirugikan karena pertukaran
informasi yang dikomunikasikan contohnya jika intelek merasa dirugikan jika
berkomunikasi dengan yang tidak memiliki pendidikan. Dan komunikasi akan
berjalan tidak stabil.
3. Empati, yaitu kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya
kepada peranan orang lain. Robert L.Katz dalam bukunya Empathy, mengatakan
apabila kita mengalami suartu empati, maka kita merasakan seolah-olah apa yang
dirasakan orang lain menjadi persaaan kita juga. Jadi kegembiraan seseorang
menjadi kegembiraan kita juga dan kesedihan seseorang menjadi kesedihaan kita
juga. Menurut Robert, empati adalah menempatkan posisi orang lain kedalam diri
kita.20
Dengan adanya istilah di atas maka dapat menggambarkan, bahwa lebih
dekat dengan kesamaannya sejumlah orang dalam komunikasi, maka lebih sering
mereka berinteraksi satu sama lainya. Jadi komunikasi yang dilakukan secara
efektif adalah apabila komunikator dan komunikan berada dalam keadaan
homophily, yakni antara komunikator dan komunikan terdapat persamaan dalam
pengertian, sikap, dan bahasa. Demikian juga apabila adanya kemampuan
penyesauaian diantara keduaanya. Namun bukan berarti orang heterophyli tidak
20
Budyatna dkk, Op, cit, hal.114
33
dapat mengadakan komunikasi, tetapi semakin sering orang heretophyli
mengadakan komunikasi, maka besar kemungkinan untuk menjadi homophyli.21
4. Teori A-B-X Newcomb
Teori ABX adalah Salah satu teori komunikasi antarpribadi Theodore
Newcomb model teori ini adalah merupakan salah satu model yang
memperkenalkan pada bentuk yang sangat mendasar berbeda. Namun model
komunikasi ini memperkenalkan kita pada kenyataan bahwa model ini merupakan
model pertama dalam suatu masyarakat. Dalam bentuk sederhana dari kegiatan
komunikasi seseorang atau seorang komunikator yaitu A yang menyampaikan
informasi kepada B atau komunikam. Mengenai sesuatu yaitu X. model tersebut
menyatakan bahwa orientasi A atau komunikator terhadap B atau komunikan dan
terhadap X adalah saling ketergantungan. Dan ketiganya membentuk suatu sistem
yang meliputi empat Orientasi.
Teori ini menyangkut kasus dua orang yang mempunyai sikap tenang dan
tidak senang terhadap masing-masing dan terhadap objek eksternal yaitu antara
komunikator dengan komunikan. sebagai komunikator harus memiliki wawasan
luas terhadap komunikan yang sedang bermasalah dan harus bisa menyesuaikan
diri dengan komunikan. maka akan timbul hubungan seimbang (jika dua orang
saling menyenangi dan juga menyenangi suatu objek) dan juga terjadi tak
seimbang (kalau dua orang saling menyenangi suatu objek) dan juga terjadi tak
seimbang (kalau dua orang saling menyenangi, tetapi yang satu menyenangi
objek, dan yang lain tidak).
21
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (jakarta : UIN perss 2007) hal. 116-117.
34
Model ini mengandung tiga unsur yaitu A dan B yang mewakili dua orang
anggota kelompok dan X sebagai objek pembicaraan (komunikasi). Menurut
Newcomb, tingkah laku komunikasi terbuka antara A harus berorientasi dengan
B, pada X. Untuk mencari keadaan yang simetris, A atau komunikator harus
berusaha untuk melengkapi diri dengan informasi tentang B yaitu komunikan
pada X yakni masalah dan ini dilakukan melalui interaksi. A atau komunikator
harus bisa mempengaruhi B atau komunikan untuk bisa melakukan perbaikan diri.
Begitupun sebaliknya komunkator bisa menjadi B jika komunikator sedang
memberikan informasi dirinya untuk diketahui oleh komunikator. Maka
komunikator menjadi B dan komunikan menjadi A. X nya tetap masalah dan
informasi yang terus dikumpulkan untuk mengetahui masalah apa dan solusi apa
yang harus diberikan oleh komunikator.
Jika A atau komunikator ingin memberikan motivasi atau dorongan untuk
menjadi lebih baik lagi terhadap B satau komunikan bermasalah maka
komunikator harus mengumpulkan informasi yang lengkap dari berbagai elemen.
Dengan mengumpulkan informasi dari berbagai elemen maka komunikator dapat
memberikan motivasi dan dorongan agar komunikan dapat menemukan hal apa
yang harus dilakukan untuk menjadi lebih baik lagi.
Model Newcomb ini merupakan perluasan dari karya psikolog Heider
(1946) berkenaan dengan keajegan dan ketidakajegan yang mungkin timbul
diantara dua orang dalam hubungannya dengan orang ketiga atau suatu objek.
Teori itu menyangkut kasus dua orang yang mempunyai sikap senang atau tidak
senang terhadap msaing-masing dan terhadap objek eksternal, maka akan timbul
hubungan seimbang (jika dua orang saling menyenangi dan juga menyenangi
35
suatu objek) dan juga terjadi tak seimbang (kalau dua orang saling menyenangi
suatu objek) dan juga terjadi tak seimbang (kalau dua orang saling menyenangi,
tetapi yang satu menyenangi objek, dan yang lain tidak). Selanjutnya apabila
terjadi keseiimbangan, setiap peserta akan menghadang perubahan, dan manakala
terjadi ketidakseimbangan berbagai upaya akan dilakukan untuk memulihkan
keseimbangan Kognitif.22
5. Kenakalan Remaja
Masa remaja adalah transisi dari anak-anak menuju masa remaja dan
melibatkan sejumlah perubahan sosial, biologis, kognitif, dan juga emosionalnya.
Sering kali masa remaja memandang dirinya seolah-olah merasa paling hebat,
merasa paling unik, dan merasa tidak terkalahkan. Keluarga, teman-teman, dan
ligkungan sekolah adalah tempat yang paling berpengaruh untuk karakteristik diri
seorang anak muda atau anak remaja. Kesemuanya saling berpengaruh antara satu
lingkungan dengan lingkungan lain.
Apabila kita ingat pemilihan umum, tampak bahwa seorang baru
dianggap sah sebagai pemilih calon pemilih bila mereka telah berumur 17 tahun,
untuk memperoleh surat izin mengemudi (SIM) seseorang harus berumur paling
sedikit 18 tahun. Dan apabila seseorang melakukan tindak pidana melanggar
hukum, seperti mencuri, merampok, berbuat zina dan sebagainya, sedangkan
usianya msaih di bawah 18 tahun, maka bila dijatuhi hukuman, tidak dikurung
atau dipenjara, akan tetapi dititipkan di tempat yang disediakan untuk menampung
mereka selama menjalani hukuman, dan mereka tetap diberikan kesempatan untuk
22
Onong Uchana Effendy. M.A. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti, cet.3, 2003), Hal.261-262
36
pergi kesekolah. Apabila umur mereka telah 18 tahun, dipandang telah dewasa
dan harus menjalanu hukuman sebagai orang dewasa, dipenjarakan dan
sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa umur Remaja dalam segi
hukum adalah 13-17/18 tahun.23
Kenakalan remaja atau kenakalan siswa atau bisa juga disebut dengan
juvenile delinquency merupakan fenomena yang sering terjadi di dalam sekolah
baik laki-laki ataupun perempuan. Penyimpangan yang terjadi tidak pernah lepas
dari kondisi sosial dan budaya yang berkembang didaerah tersebut. Semakin
daerah atau lingkungan dipenuhi oleh pengangguran semakin tinggi tingkat
kejahatan didaerah tersebut. Anak remaja yang sedang mencari jati diri akan
mengikuti perkembangan didaerahnya, sedikit sekali yang bisa bertahan untuk
tidak mengikuti lingkungan sekitar.
Istilah baku perdana dalam konsep psikologi adalah juvenvile delinquency
secara etimologis dapat dijabarkan bahwa juvenvile berarti anak delinquency
berarti kejahatan. Dengan demikian secara etimologis adalah kejahatan anak.
Menurut Drs. B. Simanjutak. S.H. menegaskan lebih suka menggunakan istilah
tersebut dalam pengertian termasuk juga anak-anak terlantar yang membutuhkan
bantuan, pengemis, dan gelandangan.24
Psikolog Drs. Bimo Walgito merumuskan arti selengkapnya dari juvenvile
delinquency sebagai berikut : tiap perbuatan jika perbuatan tersebut dilakukan
oleh orang dewasa maka perbuatan itu merupakan kejahatan. Jadi merupakan
23
Zakiah Daradjat, Remaja, Harapan Dan Tantangan, (jakarta: CV Ruhama, cet.2,
1995) hal.9-10. 24
Drs. B. Simanjutak. S.H, Latar Belakang kenakalan Anak –Etimologi Juvenvile
Delinquency : hal. 69
37
perbuatan yang melawan hukum, yang dilakukan oleh anak khususnya anak
remaja.25
Sedangkan Dr. Fuad merumuskan juvenvile delinquency sebagai berikut
yaitu perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bilamana
dilakukan orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan.26
Dalam
perumusan arti juvenvile delincuency oleh Dr. Fuad Hasan dan Drs. Bimo Walgito
nampak adanya pergeseran mengenai kualitas subyek. Dari kedua pakar tersebut
subyek bergeser dari kualitas anak menjadi remaja/anak remaja.
Metode untuk mempermudah klasifikasi kenakalan remaja dapat
dilakukan dengan cara melacak rentangan umur dalam kehidupan manusia. Drs,
Andi Mappiare dengan mengutip lengkap Elizabeth B. Hurlock, menulis tentang
adanya sebelas masa rentang kehidupan :
1. Parental ialah saat konsepsi sampai lahir. Pada masa ini masa dimana
orang tua yang saling berkomitmen untuk memiliki seorang anak tetapi hanya
sebatas pengkonsepan dimana kedua orang tua masih merencanakan ingin
memiliki anak sampai terlahirnya anak didunia ini.
2. Masa Neonatal yaitu masa dari lahirnya anak di hari pertama sampai
akhir minggu kedua setelah lahir. Dan orang tua sudah harus menyiapkan nama
untuk anak yang akan dibesarkan sampai dewasa nanti.
3. Masa Bayi ialah akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua. Dimasa
ini bayi sudah berada didalam rumah dan terus diajak berkomunikasi dengan
keluarganya dan orang-orang yang berada disekelilingnya.
25
Bimo Wakgito, Kenakalan Anak (juvenvile delinquency), hal. 2.
26
Drs. B. Simanjutak. S.H, Latar Belakang Kenakalan Anak –Etimologi Juvenvile
Delinquency : hal. 70-71
38
4. Masa Kanak-Kanak Awal ialah dua tahun sampai enam tahun. Disinilah
seorang anak mulai belajar untuk melihat apa yang harus dilakukan dan
melakukan apa saja yang orang tua lakukan dan teman-teman juga mempengaruhi
pola pikir anak tersebut.
5. Masa Kanak-Kanak Akhir ialah enam tahun sampai 10 atau 11 tahun.
Pada masa ini anak sudah di masukan ke sekolah dan menerima pelajaran dari
guru sekolah dan mendapat pengetahuan sosial didalam sekolah, disini guru,
orang tua dan lingkukan teman-teman sangat berperan penting untuk karakter
anak tersebut.
6. Pubertas atau Pra-adolsen yaitu 10 tahun atau 12 tahun sampai 13 tahun
atau 14 tahun. Pengawasan orang tua dan guru harus ketat karena jika pengawasan
orang tua atau guru kurang maka tidak menutup kemungkinan anak yang sedang
pubertas melakukan tindakan yang tidak diingiinkan dan melanggar peraturan.
7. Masa Remaja Awal adalah 13 tahun atau 14 tahun sampai 17 tahun.
Dimasa ini masa yang paling menonjol yaitu karena kepercayaan diri seorang
anak akan memuncak dimasa ini, pada masa ini ego sangat tinggi dan biasanya
lebih mementingkan ego dari pada hal apapun.
8. Masa Remaja Akhir ialah 17 tahun sampai 21 tahun. Setelah lulus
Sekolah Menengah Atas lulus lanjut ketingkat perguruan tinggi. Anak ytang
sudah melewati masa Pubertas dan masa remajanya mulai memikirkan akan
memilih jurusan apa dan akan kemana tujuan hidupnya, pemikiran disini sudah
mulai melebar memikirkan masa depannya yang lebih baik.
39
9. Masa Dewasa Awal ialah 21 tahun sampai 40 tahun. Karakter seserang
sudah terlihat di masa dewasa akhir dan tingkat ego sudah mulai stabil dan
semnagat untuuk bekerja sedang tinggi. Pada masa ini sudah berfikir untuk
membangun keluarga dengan pasangan.
10. Masa Setengah Baya ialah 40 sampai 60 tahun. Pada masa ini sudah
bisa menikmati hasil kerja keras Masa Dewasa Awal dengan keluargannya
semakin rajin dan giat masa dewasa awalnya bekerja semakin banyak pula harta
yang dimiliki. Dan pada masa ini pula tidak banyak yang sudah menikahkan
kembali anaknya untuk membangun keluarganya.
11. Masa Tua ialah enam puluh tahun sampai meninggal dunia.27
Masa tua
adalah masa dimana benar-benar menikmati hasil jerih payah kerja kerasnya
selama hidupnya. Dan tinggal menunggu sampai akhir hayatnya.
Suatu perbuatan itu disebuut delinkuen apabila perbuatan tersebut
bertentangan dengan norma-norma yang ada pada masyarakat dimana dia hidup,
suatu perbuatan yang anti sosial dimana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti
normatif.28
Setiap daerah dan setiap wilayah memiliki norma-norma tersendiri,
jika menurut suatu daerah berpelukan adalah tidak melanggar norma maka itu
tidak di namakan melanggar norma. tidak akan dikatakan melanggar norma-
norma yang berlaku jika tidak melanggar norma yang berada didaerah tersebut.
Juvenvile Delinquency (kenakalan remaja) bukan hanya perbuatan anak-
anak yang melawan hukum semata akan tetapi juga termasuk didalamnya
perbuatan yang melanggar norma masyarakat. Dewasa ini sering terjadi seorang
27
Drs. Andi Mappiane, Psikologi Remaja, hal. 32-33. 28
Drs. Simanjutak, S.H., Pengantar kriminologi patologi sosial, hal.295
40
anak digolongkan kedalam delinkuen jika pada anak tersebut nampak adanya
kecenderungan-kecenderungan anti sosial yang sangat memuncak sehingga
perbuatan-perbuatan tersebut menimbulkan gangguan-gangguan terhadap
keamanan, ketentraman, dan ketertiban masyarakat, misalnya pencurian,
pembunuhan, penganiayaan, pemerasan, penipuan, pengelapan dan gelandangan
serta perbuatan-perbuatan lain yang dilakukan oleh anak remaja yang meresahkan
masyarakat.
Perbuatan anak-anak muda yang nyata-nyata bersifat melawan hukum dan
anti sosial tersebut pada dasarnya tidak disukai oleh masyarakat, disebut juga
problem sosial. Jadi pada dasarnya problema-problema sosial menyangkut nilai-
nilai sosial dan moral, oleh karena menyangkut tata kelakuan yang immoral,
berlawanan dengan hukum dan bersifat merusak. Maka masalah-masalah sosial
akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-ukuran masyarakat
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.29
Keresahan yang ditimbulkan oleh anak-anak remaja sebenrnya menjadi
tanggung jawab seluruh anggota masyarakat. Ditinjau dari segi penyebabnya,
masyarakat terlibat didalamnya dan jika dilihat dari sisi lain masyarakatlah yang
memikul beban kerugian. Suatu hal yang layak jika di dalam menanggulangi
kenakalan remaja masyarakat juga bertanggung jawab secara moral. juvenile
delinquency tidak dipandang sebagai masalah yang timbul dan menimpa
kelompok umur tertentu, akan tetapi dinilai sebagai problema sosial yang muncul
dari kelompok kecil sebagai implikasi dari akselerasi perubahan masyarakat
secara global.
29
Soerjono Soekanto, S.H., MA, sosiologi suatu pengantar, hal.276
41
Keterlibatan masyarakat di dalam menanggulangi anak delinkuen dapat
berupa :
1. Memberi Nasihat secara langsung kepada anak yang bersangkutan agar
anak tersebut meninggalkan kegiatannya yang tidak sesuai dengan seperangkat
norma yang berlaku, yakni norma hukum, sosial, susila dan agama. Jika tidak
sengaja melihat seorang anak atau siswa sedang mencoret tembok sebagai
lingkungan yang ada di dalam sekolah wajib memberi tahu kalau perbuatan itu
salah dan melaporkan kepada guru.
2. Membicarakan dengan wali/orangtua murid yang bersangkutan dan
dicarikan jalan keluarnya untuk menyadarkan anak tersebut. Sekolah dan rumah
adalah tempat paling tepat untuk membimbing anak. Guru dan orang tua sangat
berperan penting atas pertumbuhan anak sampai dewasa, jadi harus terus berupaya
menyadarkan bahwa apa yang dilakukannya adalah melanggar tata norma atau
telah melakukan perbuatan tidak baik.
3. Langkah yang terakhir adalah masyarakat harus berani melaporkan
kepada pejabat yang berwenang tentang adanya perbuatan delinkuen sehingga
segera dilakukan langkah-langkah prevensi secara menyeluruh. Jika masih batas
yang wajar bisa hanya melapor kepada orang tua wali maurid dan jika sudah parah
dan tidak wajar wajib di laporkan kepada pihak berwajib apalagi jika mengenai
barang haram, benda tajam, pembunuhan dan lain-lain.
Laporan tersebut hendaknya harus disertai dengan bukti-bukti nyata
sehingga bukti tersebut dapat dijadikan bukti yang kuat untuk intansi yanbg
42
berwenang didalam menyelesaikan kasus kenakalan remaja (jugenvile
delinquency).30
30
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet.3, 1995) hal.134-135
43
BAB III
SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA
A. Sejarah Berdirinya
STM Bunda Kandung yang sekarang bernama SMK Bunda Kandung,
berawal sejak tahun 1964. Ketika itu masih menempati rumah kontrakan di
samping stasiun kereta api Pasar Minggu. Diawali dari ide dan keinginan Drs. H.
Azmi Facruddin (alm. meninggal pada 14 Agustus 2001) yang mendapat
dukungan sepenuhnya dari sang pendamping sejatinya Ny. Hj. Mardini Azmi,
serta sekumpulan anak-anak muda AUP ( Akademi Usaha Perikanan, Departemen
Pertanian), yang ketika itu masih berstatus mahasiswa, bersepakat untuk
mendirikan sekolah. Sekolah yang pertama kali didirikan dan mulai pendaftaran
murid baru adalah STM dan ST Bunda Kandung.
Bersama dengan berdirinya sekolah maka sambil berjalan diurus pula
kelengkapan yang diperlukan, mulai dari kelengkapan legalitas hukum,
kelengkapan sistem administrasi, kelengkapan pembelajaran sarana lain yang
diperlukan, termasuk usaha-usaha untuk mendapatkan dana melalui para donatur
guna membiayai keperluan operasional dari sekolah. Sekolah ini memang
didirikan hanya dengan tekad dan semangat juang yang membaja dari para
perintisnya, sehingga tidak jarang terjadi honor gurunya terlambat dibayar,
kadang hanya dibayar dengan beras, dan bahkan ada juga yang tidak
mengharapkan bayaran.
44
Meskipun para pendiri tidak memiliki uang yang cukup untuk biaya
operasionalnya, namun sekolah ini tetap dapat berjalan dengan langkah yang
pelan tapi mantap, dalam artian penuh percaya diri.
Bertepatan dengan tanggal 01 Oktober 1965, Akte Pendirian Yayasan
resmi ditanda tangani di depan notaris Syahrim Abdul Manan, No. 1 tanggal 1
Oktober 1965, dan diperbarui melalui notaris Januar Hamid SH, No 16 tanggal 20
November 1987, dengan nama Yayasan Pendidikan Teknologi Bunda Kandung,
berlokasi di Jakarta. Dengan susunan Pengurus :
1. Tn. Azmi Fachruddin, Ketua
2. Tn. Chairul Hamidi, Wakil Ketua
3. Tn. Zainal Rajab, Sekretaris
4. Tn. Basri M.Noer, Bendahara
5. Tn. Syafri Dahlan, Wakil Bendahara
6. Tn. Darman Indris, Anggota
7. Ny. Mardini Azmi, Anggota
8. Tn. Azwar Nakruf, Anggota
9. Tn. Thamrin Habib, Anggota
10. Tn. Sabirin Syahbuddin, Anggota
45
11. Tn. Zulkifli Tahar, Anggota
Pemilihan nama Bunda Kandung, adalah sebagai simbol kasih sayang dan
pendidikan. Ibu Kandung dimanapun juga telah mulai menjaga perlakuannya
semasa sang janin masih dalam kandungan, itu artinya Ibu Kandung adalah
sebagai pendidik yang pertama. Setelah sang bayi dilahirkan lagi-lagi Ibu
Kandung mengambil peran sebagai pendidik yang utama dengan penuh kasih
sayang tanpa membeda-bedakan anaknya. Filofosi itulah yang ingin diabadikan
dalam nama Yayasan Pendidikan Teknologi Bunda Kandung ini. Jadi Bunda
kandung adalah pendidikan yang pertama yang utama terhadap anak-anaknya
dengan penuh kasih sayang.
Yayasan ini merupakan yayasan sosial yang bergerak pada bidang
pendidikan, dan terutama pendidikan teknologi. Ketika itu pendidikan Teknologi
masih sangat jarang, dan STM Bunda Kandung menjadi perintis STM swasta di
Jakarta Selatan. Oleh karena itu kehadiran sekolah ini sangat membantu ketidak-
beradaan pemerintah untuk menampung animo masyarakat memasuki sekolah
negeri. Sebagai Yayasan Pendidikan Teknologi yang menggunakan nama Bunda
Kandung, maka sekolah ini dilarang untuk memilih-milih siswa antara yang pintar
dan kurang, karena kasih sayang seorang ibu selalu pada anak-anaknya yang tidak
dibeda-bedakan.
Secara perlahan para pengurus terus mengupayakan untuk mendapatkan
tempat yang layak, hingga akhirnya pada tahun 1977 YPT Bunda Kandung
mendapat hak pemakaian tanah milik departemen pertanian untuk guna
pembangunan Sekolah Tehnik Menengah Bunda Kandung. Lahan tersebut (yang
46
sekarang beralamat di Jl. Palapa Raya No 3, Komplek pertanian Pasar Minggu),
diserahkan oleh Bp.Drs. Supangkat, sebagai kepala biro perlengkapan
Departemen Pertanian. Selanjutnya lahan tersebut dibangunkan gedung oleh
pemda DKI, pada tahun anggran 1978/79 dan gedung tersebut di serah terimakan
pada Yayasan Pendidikan Tehnologi Bunda Kandung. Hal tersebut dapat terwujud
karena apa yang telah dan sedang diupayakan oleh yayasan ini nyata-nyata sangat
membantu pemerintah yaitu dalam rangka usaha mempercepat peningkatan
kesempatan belajar bagi anak usia sekolah di wilayah DKI Jakarta.
Usaha pengurus tidak berhenti sampai disitu, tetapi terus melakukan upaya
untuk melengkapi sarana untuk praktikum/workshop, hingga saat ini sekolah ini
telah menempati 16 ruang belajar teori, di Jalan Palapa Raya No 3, Pasar Minggu,
dan 10 ruang praktikum/workshop di Jl. Tanjung Barat Selatan - Jagakarsa. SMK
Bunda Kandung telah meluluskan 9138 orang tersebar di berbagai lapangan kerja,
sebagai pegawai pada instansi pemerintah maupun swasta serta pada perusahaan
dan saat ini sedang mengasuh 1127 siswa pada jurusan mesin dan listrik, dengan
memperkerjakan 72 orang guru dan karyawan. Pada saat ini SMK Bunda
Kandung masih menjadi salah satu sekolah kejuruan di Jakarta Selatan, yang
menjadi peminatan masyarakat, karena biaya yang masih relatif murah dan
memiliki sarana yang relatif lengkap di banding SMK lainya, serta adanya
beberapa perusahaan yang setiap tahun sering menawarkan formasi lowongan
kerja untuk para lulusan SMK Bunda Kandung. Pada Tahun 2004 Sekolah ini
mendapat status akreditasi A dari Badan Akreditasi Sekolah Provinsi DKI Jakarta.
47
Kurikulum yang diterapkan oleh STM Bunda Kandung ialah KTSP dan 2004
1. Silabus
2. Alokasi Waktu
3. RPP
4. Modul
5. Referensi
Tata cara prakerin dilaksanakan antara 1 bulan s/d 10 bulan, rata-rata 1 s/d 4 bulan
Perusahaan tempat PKL ± 80 perusahaan
B. VISI dan MISI
VISI
Menjadi pusat pendidikan teknologi yang terpercaya berkualitas Internasional.
MISI
1. Menyiapkan lulusan SMK yang bertaqwa kepada Allah SWT dan
berkualitas sehingga mampu besaing di dunia internasional.
2. Meningkatkan kinerja profesionalisme dengan menggali dan
memanfaatkan segenap potensi sumber daya yang yang ada.
3. Membina sikap mental dan membangkitkan jiwa kompetitif inngin maju
dan kritis atas perkembangan teknologi dan informasi.
48
4. Menjadikan sekolah menjadi pusat menggali potensi bakat, minat, dan
kreatifitas siswa.
5. Membangun suasana kekeluargaan dan Mampu mengaktualisasikan nilai-
nilai kebersamaan.
6. Menumbuhkan jiwa sadar hukum, kepatuhan, dan sikap hormat.
7. Bertaqwa kepada Allah SWT,
8. Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur,
9. Memiliki basik pengetahuan yang dapat berkembang dan atau
dikembangkan.
10. Memiliki kemandirian dan tanggung-jawab yang tinggi.
11. Memiliki sikap mental yang baik.
12. Memiliki kemampuan berinteraksi dan beradaptasi.
13. Memiliki jiwa kewirausahaan.
14. Memiliki kesehatan Jasmani dan Rohani.
15. Memiliki daya analitis yang tinggi.
49
C. Struktur Organisasi Sekolah
Nama : Sutiadi, S.Kom.
Alamat :
Jabatan : Kepala Sekolah
No HP : -
50
Nama : Dirwanto, ST.
Alamat :-
Jabatan : Wakil Kepsek Bid. Kur
Jabatan : No HP : -
Nama :. Drs. Hari Priyono
Alamat :-
Jabatan : Wakil Kepsek Bid.Praktek
No HP :-
Nama : Ir. Mattamin
Alamat :
Jabatan : Wakil Kepsek Bid. Kesiswaan
No HP :
Nama : Drs. Suatri
Alamat :
Jabatan : kesiswaan
No HP :
Nama : Hasmi Susanto, S.Kom.
Alamat :
Jabatan : Guru KKPI
No HP : -
Nama : Munir Rifa'i
Alamat :
Jabatan : Staff Administrasi
No HP :
Nama : Daenuri
Alamat :
51
Jabatan : Ka. Tata Usaha
No HP :
Nama : Prasetyo Wibawanto
Alamat :
Jabatan : Staf Khusus
No HP :
Nama : Dra. Nurbaety
Alamat :
Jabatan : Guru BK 1
No HP :
Nama : Ali Usman, MM
Alamat :
Jabatan : Guru BK 2
No HP :
Nama : Moh.Amin, BA.
Alamat :
Jabatan : Pembina Rohis
No HP :
Nama : Drs. Syukri Syaidin
Alamat :
Jabatan : Pembina Seni Budaya
No HP :
Nama : Mursidi
Alamat :
Jabatan : Pembina olahraga dan kesehatan
No HP :
52
D. Program Keahlian
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bunda Kandung Jakarta adalah
Sekolah Menengah Kejuruan dengan Bidang Studi Keahlian : Teknologi dan
Rekayasa. Kompetensi keahlian yang dikembangkan sekolah ini adalah
Kompetensi Kehalian yang relatif laku dan dibutuhkan oleh pasar kerja.
Jurusan yang dimaksud adalah Teknik Mesin dan Teknik Elektro.
Teknik Mesin : 1. Teknik Pemesinan
2. Teknik Pengelasan
3. Teknik Fabrikasi Logam
Teknik Elektro : 1. Teknik Instalasi Tenaga Listrik
2. Teknik Otomasi Industri
Teknik Otomotif : Teknik Sepeda Motor
Alamat tempat belajar :
Gedung Teori : Jl. Palapa Raya No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan, telp.
7805248
Biro Praktek : Jl. Tanjung Barat Selatan N0. 1 Lenteng Agung, Jakarta Selatan,
telp. 7800725
E. Perusahaan Pendukung
Daftar Perusahaan yang menerima Lulusan STM Bunda Kandung
selama tahun 2012 s/d 2014 :
53
No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan
1. PT. Mentari Metal
Pratama
12. PT. Vinilon Plastic
2. PT. Astra Otopart 13. PT. Mecoindo
3. PT. Aspek Kumbang 14. PLN
4. PT. Pertiwi Agung 15. PT. Multifoon
5. Hotel Mercuri 16. PT. Bela Perkasa
6. PT. Astra Honda Motor 17. PT. Jaya Kencana
7. PT. Sewatama 18. CV Swadaya Enginering
8. PT. Golden Web 19. PT. Trigraha Sealisindo
9. PT. Kabel Visino 20. PT. Puji
10. PT. Fatco 21. PT. Sanjaya Soode Precision
11. PT. Zieac 22. PT. Nassau Sport
F. Gedung Teori
No Nama Gedung Jumlah
1 R. Belajar 15
2 R. Tata Usaha & Keuangan 1
3 R. Tamu 1
4 R. BP 1
5 R. Guru 1
54
No Nama Gedung Jumlah
6 R. Perpustakaan 1
7 Musholah 1
8 Toilet 2
10 Rumah Jaga 1
11 Gudang 1
12 R. Rohis 1
13 Lap. Upacara & OR 1
14 OHP 4
15 LCD Proyektor 2
16 Komputer 11
17 Sumber Air 2
18 KW Listrik terpasang 20
19 Lab. Bahasa 1
20 Koneksi Internet 1
G. Gedung Biro Praktek
No Nama Gedung Jumlah
1 R. Guru 1
55
No Nama Gedung Jumlah
2 Lab. Komputer (38 PC) 1
3 Lab. Komp. AutoCAD & MM (14 PC) 1
4 Mushollah 2
5 R. Yayasan 1
6 R. Unit Produksi 1
7 R. Praktek/Workshop 12
8 Kantin 1
9 Lapangan 1
10 R. Bengkel pemeliharaan 1
11 R. Kajur 1
12 Gudang Logistik 1
13 Toilet 4
14 Sumber air 2
15 Listrik Terpasang (63 KW) 1
16 Sambungan Internet 1
56
BAB IV
HASIL ANALISIS DATA LAPANGAN
SMK BUNDA KANDUNG
A. Identifikasi Informan
1. Identifikasi Guru Bimbingan Penyuluhan
Identifikasi guru bimbingan penyuluhan SMK Bunda Kandung yang
terlibat langsung pada proses penelitian. Terdapat dua guru bimbingan
Penyuluhan yang menjadi guru BP di SMK Bunda Kandung. antara lain :
1. Ibu Nur Baeti, S.Pd, merupakan salah satu guru Bimbingan Penyuluhan di
SMK Bunda Kandung, ibu guru yang biasa di panggil oleh siswa dengan
Ibu Beti adalah guru BP yang murah senyum dan mudah berkomunikasi
dengan siswa sehingga siswa tidak akan merasa malu jika dekat dengan
guru BP. Ibu Beti pun selalu bersikap tegas jika memberikan hukuman dan
memberikan contoh kepada siswa agar menjadi teladan yang baik dan
tidak melanggar peraturan seperti tidak telat datang ke sekolah, berpakaian
rapih, dan baju tidak dikeluarkan. Ibu Beti lebih menonjolkan sebagai
orang tua perempuan yaitu sebagai ibu di dalam sekolah karena pribadinya
yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.1
1 Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti,S.Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 25 Mei 2013
57
2. Bapak Usman Musthafa M.M, adalah guru Bimbingan Penyuluhan yang
lebih menonjolkan sikap tegas dan sangat disiplin. beliau tidak banyak
bicara lebih banyak bertindak. Setiap satu bulan dua kali pak Usman
panggilan sehari-harinya selalu memberikan motivasi kepada siswa di
lapangan sekolah. kegiatan ini dilakukan pak Usman selaku guru BP sejak
beliau menjadi guru BP di sekolah Bunda Kandung. Kegiatan ini
dilakukan rutin untuk memberi rangsangan bagi siswa untuk terus berfikir
maju ke depan dan membuat siswa menjadi termotivasi untuk belajar.2
2. Identifikasi Siswa SMK BUNDA KANDUNG
Identifikasi Siswa SMK Bunda Kandung yang terlibat langsung pada proses
penelitian. Terdapat sembilan Siswa laki-laki dan satu siswa perempuann yang
bersekolah Aktif dan bermsalah SMK Bunda Kandung. yaitu :
1. Fahrul Assysam, adalah siswa SMK Bunda Kandung yang semasa kelas
dua SMK Bunda Kandung sering meakukan tawuran bersama teman-
temannya dan sering bolos sekolah. Fahrul adalah panggilan sehari-
harinya termasuk siswa yang sering di panggil ke ruang BP karena tidak
masuk sekolah dan sering di hukum karena sering terlambat datang ke
sekolah. Fahrul merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya
karena kesibukan orang tua sehingga sering mencari perhatian di sekolah
dengan melanggar peraturan di sekolah seperti pakaian yang ketat, datang
terlambat, dan merokok didalam sekolah.3
2 Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BK SMK BUNDA
KANDUNG, Jakarta 25 Mei 2013 3 Wawancara Pribadi dengan Fahrul Assysam, Siswa SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta
16 Mei 2013
58
2. Bagus Setiawan, merupakan siswa berprestasi ketika kelas satu SMK
Bunda Kandung. tetapi sering bolos ketika kelas dua SMK. Bagus adalah
pribadi yang tidak suka keramaian, biasanya Bagus lebih suka belajar
sendiri. tetapi Bagus sering tidak masuk ke sekolah ketika kelas dua SMK
karena faktor keluarga yang orang tuanya sering berantem di rumah
sehingga Bagus malas dan tidak mendapatkan kasih dan sayang orang
tuanya. Dengan dorongan motivasi yang diberikan guru bp sehingga
Bagus bisa bangkit lagi dan rajin untuk belajar. Di akhir kelas dua Bagus
kembali menjadi siswa yang rajin dan tidak sering bolos sekolah.4
3. Andri Julianto, adalah siswa yang selalu mengganggu teman-temannya
ketika di dalam kelas maupun dilingkungan sekolah hal tersebut menjadi
kebiasaan Andri sejak duduk di kelas satu SMK. Sehingga Andri kurang
disukai oleh teman-temannya dan Andri sering bertengkar disekolah.
Selama kelas dua SMK Andri selalu menjadi pembicaraan guru-gurunya
karena sering bertengkar disekolah. Andri adalah salah satu siswa yang
mencari perhatian dengan berbuat hal yang melanggar peraturan.5
4. Muhammad Samsul, anak bungsu dari tiga bersaudara adalah anak paling
bermasalah di sekolah karena Samsul senang jika tawuran. Keluarganya
yang hancur karena perceraian orang tuanya semenjak duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama membuat hidup Samsul menjadi kacau dan
berantakan. Samsul menjadi anak yang nakal dan sering tawuran,
4 Wawancara Pribadi dengan Bagus Setiawan , Siswa SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta
16 Mei 2013 5 Wawancara Pribadi dengan Bagus Setiawan , Siswa SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta
16 Mei 2013
59
semenjak SMP Samsul sudah sering tawuran hingga duduk di bangku
SMK Bunda Kandung.6
5. Ihsan Thalib, adalah siswa yang sangat pendiam dan pemalu, di dalam
kelas pun Ihsan selalu bengong dan tidak bisa bergaul dengan teman-
teman sebayanya. Ihsan pun sering mengalami kesulitan dalam belajar.
Ihsan mengalami kesulitan dalam konsentrasi sehingga membutuhkan
waktu dibandingkan dengan siswa-siswa yang lainnya, semenjak SMP
Ihsan sering kumpul dengan teman-temannya dan sering pesta dengan
minum-minuman keras, pola tidur di malam hari pun tidak menentu.
Sering tidur malam dan ketika pagi hari datang ke sekolah menjadi
terlambat.7
6. Yusuf Kamil, merupakan siswa yang sering tawuran selain tawuran Yusuf
sering mabuk-mabukan dengan teman-temannya. Pergaulan bebas pun
dilakukannya, dan tidak jarang Yusuf sering mengambil uang orang
tuanya, lingkungan rumah dan pergaulan dengan orang-orang dewasa
membuat Yusuf menjadi nakal.8
7. Ivo Chilvera. Salah satu siswi SMK Bunda Kandung yang sering kumpul
dengan siswa-siswa lainnya, Ivo adalah panggilan sehari-harinya
merupakan siswi bermasalah di sekolah. Ivo yang lahir dari keluarga
kurang mampu dan orang tua yang pendidikannya kurang memebuat Ivo
menjadi kurang mendapat perhatian dan kasih sayang orang tuanya.
6 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Samsul, Siswa SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 16 Mei 2013
7 Wawancara Pribadi dengan Ihsan Thalib, Siswa SMK BUNDA KANDUNG, Jakarta 16
Mei 2013
8 Wawancara Pribadi dengan Yusuf Kamil, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 15 Mei
2013
60
Pelanggaran-pelanggaran yang Ivo sering lakukan adalah menggunakan
pakaian ketat, sering terlambat datang ke sekolah, dan sering tidak masuk
mata pelajaran.9
8. Abdul Aziz, merupakan siswa siswa sering tawuran dan jarang pulang ke
rumah. orang tua Aziz sangat khawatir dengan kebiasaan anaknya. Walau
Aziz termasuk siswa pendiam di sekolah tapi Aziz nakal dan susah diatur
oleh orang tuanya. Aziz termasuk anak yang sering kumpul dengan teman-
temannya dan Aziz adalah siswa paling disegani oleh teman-temannya.10
9. Irsandi Irawan adalah siswa yang sama seperti siswa bermasalah lainya di
sekolah SMK Bunda Kandung. Tidak seperti siswa lainnya Irsandi
merupakan siswa yang penurut jika berada di dalam sekolah dan dekat
dengan guru-guru di sekolah tetapi karena Irsandi mudah terpengaruh
dengan teman-temannya sehingga Irsandi sering terbujuk oleh temannya.
Dan sikap orang tua yang sangat cuek terhadap anaknya membuat Irsandi
dekat dengan guru-guru di sekolah.11
10. Muhammad Faisal merupakan siswa yang sudah beberapa kali mendapat
kartu berwarna merah karena pelanggaran yang berat karena sering
ketahuan ikut tawuran dan ditangkap oleh polisi. Tapi karena Faisal selalu
menuruti hukuman di sekolah Faisal tetap bertahan tidak dikeluarkan dari
sekolah.12
9 Wawancara Pribadi dengan Ivo Chilvera, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 15 Mei
2013 10
Wawancara Pribadi dengan Abdul Aziz, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 15 Mei
2013 11
Wawancara Pribadi dengan Irsandi Irawan, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 16
Mei 2013 12
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Faisal, siswi SMK Bunda Kandung, jakarta
15 Mei 2013
61
B. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan
Penyuluhan Dengan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Remaja
Banyak sekali kasus yang terjadi di sekolah SMK Bunda Kandung sepeti
tidak masuk sekolah dengan sengaja, merokok didalam sekolah, berpakaian tidak
rapih atau baju dikeluarkan. Bahkan sempat terjadi anak siswa SMK Bunda
Kandung menggunakan obat-obatan terlarang didalam sekolah dan hamil diluar
nikah sampai pada akhirnya siswa tersebut dikeluarkan dari sekolah. Hal ini
sangat melanggar peraturan sekolah. Tetapi tidak semua siswa SMK Bunda
Kandung berkelakuan seperti hal tersebut masih banyak juga siswa SMK Bunda
Kandung berperilaku baik.
Guru BP selalu berupaya dalam mengurangi tingkat kenakalan remja
salahs atu cara yang digunakan adalah pendekatan kepada siswa kelas satu yang
baru masuk di SMK Bunda Kandung.
“untuk mendapatkan informasi tentang siswa maka saya harus dekat
dengan siswa maka sejak siswa kelas satu saya sudah mulai mendakatinya hingga
lulus dari sekolah. Banyak juga siswa yang tidak saya panggil keruang BP datang
sendiri dan bercerita masalahnya. Mereka itu yang sudah nyaman bercerita kepada
saya.”13
Siswa yang diberikan motivasi dan tidak diberikan motivasi sungguh
sangat berbeda dalam menghadapi masalah yang akan dialami, dalam melihat
masalah dan memecahkannya pun berbeda. Tidak banyak siswa yang malah lari
dari masalah yang dihadapi baik masalah dari dalam keluarga, teman, dan
sekolah. Mereka malah lari ke minum-minuman keras dan obat-obatan terlarang.
13
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA
KANDUNG, Jakarta 31 Mei 2013
62
“Saya merasakan sekali manfaat setelah bimbingan atau konseling dengan
guru BP di sekolah, setiap saya mempunyai masalah saya selalu menceritakan
kepada guru BP saya, bahkan saya sekarang bisa memecahkan masalah saya
sendiri. Suatu kebahagiaan buat saya karena saya selalu ingin menjadi lebih baik
lagi. Sering saya dateng ke guru BP ketika tidak mempunyai masalah, kadang
ketika saya sedang bingung di dalam suatu pilihan saya menanyakan juga ke guru
BP. Dulu saya sering sekali berantem dengan teman saya, merokok dilingkungan
sekolah bahkan tawuran dengan sekolah lain, dulu saya bangga sekali melakukan
itu karena saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dan mengapa saya hidup,
guru bp selalu memberikan motivasi dan memberikan cerita-cerita orang sukses
baik itu dari lulusan Alumni sekolah kami maupun orang-orang sukses.”14
Ada juga beberapa siswa yang menutup diri sehingga mereka telat untuk
merasakan manfaat berkomunikasi dengan guru BP. Guru BP adalah salah satu
sarana yang ada di sekolah untuk menjadi tempat curhat dan tempat berbagi di
dalam sekolah. Jika tiga tahun bersekolah tetapi tidak pernah berkomunikasi
dengan guru BP sangat disayangkan banyak sekali manfaat yang akan di rasakan
jika berkomunikasi dengan guru BP.
Bentuk penyampaian pesan yang dilakukan guru BP dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi Verbal
Adapun komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menggunakan
kata-kata, baik lisan maupun tulisan. Dalam komunikasi verbal terdapat dua unsur
penting yaitu bahasa dan kata. Komunikasi ini banyak digunakan oleh antar
manusia dan mudah untuk dipahami dan dimengerti. melalui kata-kata dan bahasa
kita bisa saling bertukar pikiran, gagasan dan ide. Begitu juga komunikasi yang
14
Wawancara Pribadi dengan Ivo Chilvera, Siswi SMK Bunda Kandung, jakarta 15 Mei
2013
63
terjadi antara Guru bimbingan penyuluhan dan siswa SMK Bunda Kandung
mereka menggunakan komunikasi verbal agar pesan yang disampaikan bisa saling
diterima dan saling dimengerti.
Pesan yang disampaikan oleh guru yang disampaikan secara komunikasi
verbal dapat diterima dan dimengerti oleh siswa yaitu pesan yang disampaikan
oleh guru BP disesuaikan dengan gaya bahasa yang sesuai dengan siapa yang
sedang diajak bicara yaitu siswa yang bermasalah dan akan di panggil ke ruang
BP oleh guru BP. Guru BP akan mencari data siswa yang akan diajak bicara, baik
data yang di kumpulkan melalui data dari sekolah, teman-teman disekolah, dan
juga orang tuanya. Dengan guru BP menggunakan gaya bahasa yang digunakan
siswa maka guru BP dapat dengan mudah mencari data yang ada di dalam pribadi
siswa dan siswa dapat bercerita masalah apa saja yang dirasakan sehingga
komunikasi antara guru BP dengan siswa dapat berjalan efektif dan efisien.
”Saya selalu menggunakan gaya bahasa yang digunakan oleh siswa,
sebelum saya memanggil siswa yang bermasalah keruang BP, saya selalu
mencari data-data mengenai siswa bermsalah yang akan saya panggil. Dengan
saya memiliki data siswa tersebut saya bisa mengenali siapa dan apa yang di
inginkan siswa tersebut. Dan dengan begitu saya juga dengan mudah
mendapatkan kenapa siswa berbuat hal yang melanggar aturan.”15
Selain gaya bahasa yang digunakan oleh siswa guru BP juga selalu
mengamati cara pergaulan siswa, baik pergaulan siswa yang di dalam sekolah
maupun di luar sekolah dan juga kegiatan siswa di dunia maya yaitu di facebook
dan twitter. Dengan begitu guru BP dapat mengenali karakteristik siswa tersebut.
15
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti,S.Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 30 Mei 2013
64
Dengan melakukan pemantauan seperti itu guru BP mendapat gambaran tentang
anak didiknya.
Guru BP pun selalu berkoordinasi dengan guru lainnya jika ada siswa
yang tidak masuk kelas, terlambat datang ke sekolah, dan tidak masuk pelajaran.
Tidak hanya dengan guru-guru yang ada di sekolah tetapi di dalam sekolah ada
juga polisi siswa yang menjaga ketertiban dan keamanan di dalam sekolah
petugas polisi siswa kurang lebih 20 siswa bertingkat kelas satu, kelas dua, dan
ada juga kelas tiga. dan tugas dari polisi siswa hanya mengamati dan langsung
berkoordinasi dengan guru piket yaitu guru yang mendapat giliran menjaga
gerbang sekolah, dan juga kepada guru BP.
“Di dalam sekolah ini terdapat juga polisi siswa yang menjaga keamanan
dan ketertiban siswa. polisi siswa hanya bertugas memantau keadaan siswa
lainnya, ketika polisi siswa menemukan siswa lainnya melanggar aturan maka
langsung datang ke saya selaku guru BP atau keguru piket di dekat gerbang
sekolah.”16
Guru Bimbingan Penyuluhan siap mendengar dan mencerna masalah apa
saja yang dirasakan siswa. Setelah guru BP mendapat data tentang siswa yang
bermasalah, guru BP dapat membantu siswa memecahkan masalah siswa. Dengan
guru BP mendengar secara langsung atau langsung berinteraksi dengan siswa
tentang semua masalah yang dimiliki siswa, guru BP dapat melihat dan merasakan
secara langsung apa yang dirasakan siswa dalam menyampaikan pesannya.
sebenarnya yang memberikan solusi dari masalah itu sendiri adalah diri siswa itu
sendiri tetapi secara tidak sadar siswa tidak tahu apa yang harus di lakukan untuk
16
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti,S.Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 30 Mei 2013
65
dirinya sendiri. Disinilah gunanya guru BP membantu siswa dalam menuntun
pikiran siswa agar tidak salah dalam menentukan pilihan dan dalam berfikir. Lalu
guru BP menanyakan pertanyaan yang pada akhirnya siswa tahu apa yang harus
dilakukan. Ini adalah salah satu cara untuk mengurangi tingkat kenakalan remaja,
karena remaja adalah masa dimana sangat membutuhkan perhatian lebih baik di
sekolah maupun di rumah dan sedang mencari jati diri. Tidak banyak remaja yang
memiliki masalah yang akhirnya kaburnya dalam obat-obatan terlarang, minum-
minuman keras, dan pergaulan bebas.
“guru BP itu hanya membantu siswa dalam berfikir, sebenernya siswa itu
tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Kadang siswa
tahu kalau melanggar aturan tidak baik dan nantinya akan menyengsarakan diri
siswa tersebut. Tetapi karena mereka yaitu siswa masih labil dan pendirian
mereka masih kurang kuat dan bahkan lebih parahnya jika dia melakukan karena
ingin dilihat dan dibilang keren oleh temannya karena melakukan pelanggaran itu
maka mereka melakukan pelanggaran tersebut. Jika saya langsung ngobrol dengan
siswa tersebut yaitu siswa yang melakukan pekanggaran tersebut dia sadar kalau
itu tidak baik dan merugikan. Saya selalu menanyakan hal tersebut kalau hal
tersebut baik atau tidak. setelah lama saya ajak berkomunikasi antar pribadi secara
langsung akhirnya siswa sadar akan perbuatannya yang tidak baik dan merugikan
dan berjanji tidak akan melakukan hal tersebut lagi.17
Kenakalan remaja bisa tidak selalu datang dari diri pribadi tetapi bisa dari
keluarga, teman dan sekolah.
Biasanya kenakalan remaja berasal dari keluarga seperti pola asuh
keluarga, latar belakang pendidiksn orang tua, perilaku keseharian keluarga.
Tanpa disadari menjadi kebiasaan hidup dari remaja itu sendiri. Seperti kasus
yang biasa saya hadapi banyak orang tua membiarkan anaknya tidak solat subuh,
ketika kita tidak shalat subuh maka biasanya dalam sehari akan malas dan tidak
17
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti,S.Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 30 Mei 2013
66
karuan menjalani hidup. Dan tidur terlalu larut malam sehingga bangun pagi
menjadi telat.18
Komunikasi verbal pun dilakukan kepada wali murid. Sampai saat ini
komunikasi verbal antara guru BP dengan siswa maupun guru BP dengan wali
murid termasuk baik. Hanya sedikit wali murid yang kurang bisa diajak bekerja
sama dengan guru BP. Beberapa wali murid yang tidak bisa diajak kerja sama
biasanya ketika guru BP memanggil wali murid yang bersangkutan wali murid
tersebut selalu mengundur-undur waktu untuk datang kesekolah. Mereka selalu
mencari alasan untuk tidak datang ke sekolah untuk bertemu guru BP. Tidak
banyak wali murid takut ketika mendapat panggilan dari sekolah, mereka selalu
berfikir anaknya bermasalah dan wali murid tersebut takut atau tidak mau jika
dimarahi oleh guru BP.
“Banyak yang saya sudah lakukan untuk mengurangi kenakalan remaja.
Salah satunya dengan Komunikasi yang saya jalin dengan siswa, Saya bisa
bertukar nomor Handphone sehingga saya bisa berkomunikasi dengan siswa, jika
ada siswa bermasalah setiap pagi siswa tersebut wajib lapor dan datang ke
ruangan saya. dan tidak jarang saya menemukan hambatan dengan orang tua
siswa ketika saya memanggil ke sekolah, mereka kadang suka berfikir takut
dimarahi oleh guru BP atau masalah bayaran sekolah. Jika dibandingkan tiga
banding sepuluh untuk orang tua yang tidak mau datang jika dapat panggilan dari
sekolah untuk bertemu Guru BP. padahal kalau masalah keuangan bukan bidang
saya itu bidangnya administrasi. Mereka mengganggap takut jika dapat panggilan
dari sekolah padahal manfaatnya banyak jika komunikasi bisa dilakukan
bersamaan dengan orang tua. Bisa mempermudah mengurangi kenakalan
remaja.”19
18
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA
KANDUNG, Jakarta 31 Mei 2013 19
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti, S,Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 30 Mei 2013
67
Komunikasi yang paling efektif digunakan adalah komunikasi verbal
karena dengan komunikasi verbal mereka bisa saling berinteraksi secara langsung,
saling tanya jawab, dan juga saling mendapatkan emosi komunikasi yang sedang
berlangsung. Komunikasi verbal yang baik pun dapat membuat saling pengertian
diantara guru dan siswa maupun wali murid apa yang di inginkan siswa, wali
murid ataupun guru. Komunikasi yang diberlakukan dengan komunikasi verbal
dilakukan baik formal maupun informal.
Dalam Mengurangi tingkat kenakalan remaja tidak mudah dan tidak sulit
karena dalam berkomunikasi dengan siswa bermasalah harus tahu mengapa dan
bagaimana itu bisa terjadi terhadap remaja. Dan harus mengerti perasaan dan apa
saja yang di inginkan oleh siswa.
“Komunikasi kami dengan siswa berlansung efektif. Seperti yang saya
sudah paparkan mengenai siswa bermasalah saya selalu menyuruh setiap pagi
untuk datang ke ruangan saya dan untuk siswa bermasalah yang tidak terlalu berat
hanya sesi penyuluhan. ketika sedang berkonsultasi saya selalu mendengarkan apa
saja keluhan dan apa yang di inginkan oleh siswa. Saya hanya memberikan arahan
dan solusi siswa sendiri yang memberikannya sebagai contoh kasus jika siswa
bermasalah yang saya hadapi tentang kurangnya motivasi dalam belajar saya
bertanya dulu kepada siswa tentang perasaan sekarang yang sedang dirasakan
apakah nyaman atau tidak, jika tidak saya menghiburnya dulu dengan kisah
sukses kehidupan seseorang dan lain-lain. Setelah mood sedang tinggi saya tanya
apa yang membuat tidak bermotivasi belajar? Dan siapa yang bisa membuat anda
menjadi termotivasi jika sedang belajar. Maka siswa akan menjawab itu semua
dan siswa akan mengetahui jawabannya. Karena semua masalah bisa diatasi oleh
diri sendiri dan saya sebagai guru BP hanya memberi arahan agar tidak salah.”20
20
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti, S,Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 30 Mei 2013
68
2. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal merupakan komunikasi yang pesannya tidak
dengan kata-kata dan bahasa. Dalam kehidupan nyata komunikasi non-verrbal
banyak digunakan oleh manusia. Komunikasi non-verbal biasanya berupa bahasa
tubuh, ekspresi muka, sikap dan tindakan. sekolah SMK Bunda Kandung juga
terdapat komunikasi non-verbal selain dari komunikasi verbal.
Komunikasi non-verbal juga berlaku di dalam sekolah. Komunikasi ini
juga sebagai bukti dari komunikasi verbal. Seperti halnya guru memberikan
informasi kepada siswa jika di dalam sekolah harus berpakaian rapih maka guru-
guru yang ada di dalam sekolah pun berpenampilan rapih seperti halnya salah
satunya baju dimasukan. Maka dengan komunikasi non-verbal ini membuat siswa
menjadi ingin dan melaksanakan peraturan yang terdapat didalam sekolah. Jika
komunikasi verbal dan non-verbal berjalan dengan baik dan lancar maka
komunikasi antara guru dan siswa pun menjadi efektif. Jadi jelas sekali
komunikasi antar guru BP dan siswa sangat penting untuk memberikan pikiran,
gagasan, dan ide. Agar tercapainya mengurangi tingkat kenakalan remaja.
“Saya selalu memberikan contoh terdahulu sebelum saya memberikan
aturan dan memberikan hukuman kepada siswa. Seperti contoh kasus berpakaian
rapih, saya selalu berpakaian rapih dari pagi sampai sore sepulang sekolah. Dan
tidak terlambat datang kesekolah. Contoh-contoh seperti ini patut untuk di berikan
kepada siswa baik yang bermasalah maupun tidak bermasalah. Jika saya
melanggar peraturan saya pun siap untuk mendapatkan hukuman karena contoh
yang baik akan lebih mudah didengar dan dilaksanakan.”21
21
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA
KANDUNG, Jakarta 31 Mei 2013
69
Jika komunikasi verbal tidak berjalan dengan baik dan lancar maka dengan
sendirinya komunikasi non-verbal pun tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.
Apalagi untuk memberikan pikiran, ide, dan gagasan. Lebih parahnya lagi jika
komuikasi antara guru BP dan siswa tidak berjalan baik dan lancar maka siswa
akan berbuat brutal dan tidak menutup kemungkinan siswa sampai membantah
dan berbuat kasar kepada guru.
C. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Penyuluhan Dengan
Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Remaja
Bimbingan penyuluhan sangat penting keberadaannya di dalam lembaga
pendidikan apalagi di dalam Sekolah Menengah Kejuruan Dengan adanya
bimbingan di dalam sekolah memberikan kontribusi yang sangat baik yaitu
membuat anak didiknya menjadi bertanggung jawab, mengerti kekurangan,
kelebihannya, dan membantu menyelesaikan masalah yang dirasakan oleh siswa.
kegiatan bimbingan penyuluhan guru BP dan siswa berjalan dengan baik karena
komunikasi antarpribadi yang dilakukan guru BP dengan siswa dijaga dengan
baik dan juga sarana dan prasarana di dalam sekolah mencukupi standar kualitas
proses bimbingan penyuluhan di dalam sekolah seperti ruang bimbingan
penyuluhan.
Komunikasi yang disampaikan oleh guru BP kepada siswa pada kegiatan
bimbingan penyuluhan diberikan dengan gaya bahasa anak muda dan dengan gaya
bahasa pergaulan anak muda jadi mudah diterima Sehingga pesan yang
disampaikan oleh guru BP kepada siswa mudah dimengerti dan dipahami. Karena
diantara guru BP dan siswa saling mengerti maka timbul keharmonisan di dalam
70
sekolah antara guru BP dan siswa, keharmonisanlah yang membuat antara guru
dan siswa saling pengertian. Dan siswa menghormati guru BP sehingga siswa
tidak melakukan tindak pelanggaran di dalam sekolah ataupun di lingkungan
sekolah.
Sarana dan prasarana pun menjadi faktor penting dalam mengurangi
kenalan remaja, karena dengan sarana dan pra-sarana yang lengkap dan dapat
dimaksimalkan dengan baik di dalam sekolah maka siswa pun dapat melakukan
hal-hal positif, sehingga hal-hal negatif yang membuat kenakalan remaja pun
tidak dilakukan. Begitu pula dalam hal bimbingan penyuluhan jika siswa yang di
didik memiliki keharmonisan dengan guru maka kenakalan remaja dapat
ditanggulangi bersama dengan saling pengertian dan perhatian.
Guru di dalam sekolah baik guru BP atau guru lainnya selalu memberikan
motivasi dan dorongan agar siswa bergairah dan bersemangat, dan selalu
meningkatkan prestasi-prestasi yang ada didalam diri siswa. Dengan begitu siswa
akan bersemangat untuk terus menerus meningkatkan prestasi-prestasinya di
dalam bidang akademik. Minimal dengan adanya motivasi dan dorongan dari guru
secara terus menerus akan membuat siswa menjadi terpacu untuk meningkatkan
tingkat belajar siswa.
Untuk dapat melakukan kegiatan bimbingan penyuluhan yang baik maka
dibutuhkan petugas-petugas atau guru BP yang bertanggung jawab dan
mempunyai keahlian dalam bidang bimbingan penyuluhan. Dan juga mudah
bergaul di mana saja berada karena siswa akan mendengarkan apabila petugas
atau guru BP tidak membosankan dan tidak mengerti perasaan apa yang dirasakan
71
oleh siswa. Dengan adanya dua guru BP di dalam sekolah komunikasi menjadi
efektif karena guru BP pertama adalah laki-laki dan guru BP kedua adalah
perempuan. Sosok guru BP pertama adalah bapak Usman Musthafa yang biasa di
panggil oleh siswa pak Usman, pak Usman adalah sosok guru yang tegas, keras,
dan konsisten layaknya orang tua laki-laki di dalam rumah tangga. dan guru BP
kedua adalah Ibu Nur Baeti. S.Pd yang biasa di panggil Ibu Beti. dan sosok yang
ditampilkan oleh sosok Ibu Beti adalah dengan pendekatan hati, lemah lembut,
penuh senyuman. Seperti seorang ibu didalam rumah. Banyak siswa yang merasa
tidak merasakan kasih sayang dirumah, orang tua yang tidak mengerti dan
memahami problematika anak remaja, karena guru BP berpengalaman
dibidangnya, siswa merasakan komunikasi yang baik dan menganggap Ibu Beti
sebagai ibu dan pak Usman sebagai ayah.
Efektifitas Komunikasi antar pribadi antara guru BP dengan siswa SMK
Bunda Kandung berlangsung efektif karena siswa akhirnya mengetahui apa fungsi
kehidupannya dan apa yang harus dilakukan untuk masa depannya. Keberhasilan
penyuluhan bukan hanya ditentukan ke efektifan komunikasi antarpribadi dengan
yang bermasalah yaitu yang melanggar peraturan di dalam sekolah saja tetapi
juga berkomunikasi antarpribadi dengan siswa yang tidak bermasalah yaitu yang
rajin dan berprestasi didalam sekolah.
Banyak faktor yang menunjang keberhasilan komunikasi antarpribadi,
Faktor-faktor penunjang keberhasilan komunikasi antarpribadi antara guru BP
dengan siswa SMK Bunda Kandung yang efektif terlihat dari keterampilan
komunikasi yang dikuasai guru BP. Efektifitas komunikasi antar pribadi yang
72
dilakukan guru BP dalam menangani kasus kenakalan remaja di sekolah SMK
Bunda Kandung adalah :
1. Perhatian
Perhatian adalah tahap awal dalam berkomunikasi antara guru BP dengan
siswa. bila perhatian dilakukan dengan baik, tidak membuat siswa risih dan tidak
suka. maka guru BP dan siswa akan saling menerima kehadiran seorang disisinya.
Dengan menerima kehadiran seseorang disisinya maka komunikasi yang akan
berlangsung akan berjalan lancar. Biasanya sebelum guru BP mengadakan
penghampiran guru BP sudah mencari data mengenai siswa tersebut. Guru BP
selalu menghampiri siswa yang bermasalah di dalam sekolah dan melakukan
pendekatan-pendekatan kepada siswa. Tetapi guru BP terlalu fokus dengan siswa
yang bermasalah sehingga kurang dekat dengan siswa yang tidak bermasalah.
“Dengan saya mendatangi siswa bermasalah atau melanggar secara
langsung maka siswa akan merasa diperhatikan, merasa penting, merasa dekat,
dan merasa dihargai. Cara saya menyapa siswa pun harus akrab layaknya teman
sebayanya. Sepulang sekolah pun saya kadang suka menelepon siswa bermasalah
apakah sudah sampai di rumah atau belum.”22
keterampilan penghampiran merupakan keterampilan berkomunikasi
melalui isyarat-isyarat verbal dan non-verbal sehingga siswa merasa dihargai dan
dihormati. Bila hal pada tahap ini berhasil maka menjadi awal bagi proses
komunikasi dan menjadi pembuka pintu pertama untuk berkomunikasi dan
memudahkan guru BP untuk mencari data yang lebih dalam lagi mengenai siswa
bermasalah tersebut.
22
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti, S,Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 30 Mei 2013
73
2. Empati
Keterampilan ini sangat baik karena dengan merasakan empati guru BP
bisa merasakan pemikiran dan keinginan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh
siswa yang diajak berkomunikasi. Guru BP selalu mendengar apa yang menjadi
masalah dan apa yang di inginkan siswa. Dengan pendekatan empati ini siswa
bisa merasakan dihargai dan dimengerti oleh guru BP dan pada akhirnya bisa
menceritakan apa masalah dan keinginan seorang siswa. guru BP harus bisa ber-
empati untuk merasakan apa yang dirasakan siswa.
“saya merasa kalau guru BP yaitu bu Beti mengerti apa yang saya rasakan
dan saya inginkan bahkan kadang saya sendiri tidak tahu apa yang saya inginkan.
Biasanya setelah saya datang ke bu Beti dan cerita masalah saya akhirnya saya
tahu apa yang saya inginkan dan saya harus berbuat apa. Dengan perhatian dan
pengertiannya guru BP dan juga motivasi yang sering diberikan kepada saya
membuat saya menjadi mengerti akan pentingnya hidup dan mengajarkan agar
terus berusaha jangan sampai menyerah di tengah jalan.”23
Siswa yang bermasalah adalah siswa yang kurang perhatian dan kasih
sayang dari keluarganya. Dengan rasa kasih sayang yang diberikan oleh guru-guru
membuat siswa tidak berbuat nakal yaitu tidak masuk sekolah, tawuran, dan
merokok. Dengan perhatian yang kami berikan kepada siswa maka siswa akan
patuh dan taat kepada peraturan yang ada didalam sekolah.
“pernah ada dulu siswa sepulang sekolah setelah pulang kerumah datang
lagi kesekolah dengan nangis terengah-engah dan benar-benar sedih sekali,
akhirnya siswa tersebut cerita kepada saya masalah yang siswa tersebut rasakan.
Siswa tersebut melihat secara langsung orang tua ibunya sedang bersetubuh
dengan laki-laki lain yang bukan suaminya, sedangkan bapaknya sedang berada
23
Wawancara Pribadi dengan Fahmi Adam , Siswa BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 20 Mei 2013
74
didalam penjara. Akhirnya saya selaku guru BP selalu memberikan motivasi dan
kasih sayang kepada siswa tersebut sampai siswa tersebut lulus. Dan saya selalu
memberikan kasih sayang kepada seluruh siswa seperti anak saya sendiri, itu
adalah kunci penting dalam berkomunikasi dengan siswa.”24
Dengan rasa empati guru BP bisa menerima dan memahami ungkapan
siswa dan memberikan perhatian mendalam terhadap ungkapan siswa. masukan
yang akan diberikan kepada siswa pun akan mudah dimengerti dan dilaksanakan
oleh siswa. karena siswa merasakan kehangatan kasih sayang yang diberikan oleh
guru BP.
3. Identifikasi Masalah
Dalam berkomunikasi antar pribadi antara guru BP dengan siswa mungkin
akan mengemukakan pesan-pesannya dalam bentuk ungkapan tertentu seperti
sedang menangis atau mungkin dengan ungkapan perasaan secara panjang lebar.
Guru BP mengidentifikassi Masalah semua yang sudah disampaikan oleh siswa
tersebut. untuk mendapatkan rangkuman materi yang sudah disampaikan siswa
guru BP harus mampu menyimak dengan seksama dan dengan teliti seluruh
pembicaraan selama berkomunikasi. Yang kemudian akan disampaikan kepada
siswa sebagai respon dari guru BP.
“Bagian yang tak kalah penting adalah mencari data langsung dari siswa
dan mengeluarkan apa saja yang ada difikiran siswa, biasanya siswa susah untuk
mengeluarkan pemikirannya. dan itu adalah tugas saya untuk membantu
mengeluarkan apa yang siswa tersebut fikirkan dan rasakan. Merangkum dan
memberikan solusi adalah tidak mudah, kita harus mengenal dan mengerti
24
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nur Baeti, S,Pd, Guru BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 30 Mei 2013
75
pemikiran siswa, apakah sanggup dilakukan atau tidak, saya selalu memberikan
masukan atau solusi yang saya yakini bisa dilakukan oleh siswa bersangkutan.”25
Selama berkomunikasi berlangsung hingga selesai guru BP selalu berfikir
tentang solusi yang akan diberikan kepada siswa dan selalu memberikan motivasi
kepada siswa sampai siswa merasa tenang dan termotivasi. Setelah merangkum
permasalahan siswa guru BP berusaha menyampaikan kepada siswa agar siswa
menerima pesan dan masukan yang akan disampaikan guru BP.
4. Dialog
Keterampilan berdialog merupakan proses yang cukup penting karena
menentukan kelancaran proses ke efektifan komunikasi antara guru BP dengan
siswa. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang baik dapat memberikan rangsangan
untuk siswa lebih terbuka dan menceritakan masalahnya lebih detail dan lebih
mendalam. Dengan pertanyaan yang terstruktur dapat membuat siswa dengan
perlahan-lahan memberikan siswa rangsangan untuk menceritakan masalah-
masalah yang dimilikinya. Dan membantu siswa apabila siswa tersebut susah
untuk mengeluarkan pendapatnya.
“Kadang saya suka susah menceritakan apa yang saya rasakan, tapi sering
bu Beti memberikan pertanyaan yang pada akhirnya saya bisa bercerita. Dan
sering saya memiliki masalah dan setelah bercerita kepada guru BP saya
menjawab sendiri masalah saya, saya sudah menganggap bu Beti dan pak Usman
sebagai orang tua saya sendiri, pak Usman sering memberikan motivasi tetapi
biasanya pak Usman memberikan motivasi secara seluruh siswa di kumpulkan
dilapangan.”26
25
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA
KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013 26
Wawancara Pribadi dengan Fahrul Assysam, Siswa BP SMK BUNDA KANDUNG,
Jakarta 20 Mei 2013
76
Pertanyaan yang baik dapat merangsang siswa dan membuat siswa
menjadi lebih terbuka dan membuat siwa berbagi informasi dan pengalaman. Cara
gaya bahasa pun penting untuk dilakukan karena pertanyaan yang guru BP
berikan kepada siswa disesuaikan dengan gaya bahasa siswa tersebut. Dalam
komunikasi penyuluhan pun terapat dua bentuk pertanyaan yaitu pertanyaan
terbuka yang merupakan pertanyaan yang memulai perbincangan, meminta
penjelasan lebih lanjut, dan memberikan contoh. Sedangkan pertanyaan tertutup
adalah pertanyaan yang sudah pasti dan biasanya bersifat faktual.
5. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah proses terakhir di dalam kegiatan bimbingan
konseling, pada pemecahan masalah merupakan proses yang sangat penting
karena siswa sangat membutuhkan bantuan untuk memecahkan masalahnya. Guru
BP harus memberikan solusi terbaik dan bisa diterima oleh siswa.
“ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh guru BP dalam
memecahkan masalah yaitu Pertama saya harus menjajagi masalah dimana
tahapan ini guru BP menetapi masalah yang dihadapi siswa kemudian memahami
masalah yaitu saya memahami dengan betul masalah yang dihadapi siswa melalui
aspek-aspek tertentu seperti latar belakang, alasan, tujuan dan sumber terkait.
Setelah itu membatasi masalah dengan memberikan gambaran masa depan jika
melakukan perbuatan melanggar dan efeknya dilakukan bersama siswa. setelah itu
memberikan masukan agar tidak melakukan hal tersebut lagi. dan memberikan
motivasi-motivasi kehidupan seperti tentang kisah sukses orang-orang besar.”27
27
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA
KANDUNG, Jakarta 31 Mei 2013
77
Masukan yang diberikan guru BP terhadap siswa yang bermasalah
merupakan berhasil tidaknya komunikasi yang dilakukan selama proses konseling
berlangsung. Guru BP terus memantau siswa yang telah diberikan bimbingan. Jika
siswa tidak puas dengan masukan yang diberikan guru BP maka guru BP terus
berusaha mencari jalan keluar untuk siswa tersebut sampai siswa merasa tenang
dan puas dengan masukan yang diberikan guru BP.
Selain komunikasi verbal dan non-verbal sekolah SMK Bunda Kandung
juga memberikan perhatian lebih dengan memberikan beberapa bagian untuk anak
yang melakukan pelanggaran dan memberikan hukuman didalam sekolah.
Sekolah tidak melihat dan berpihak dalam penghukuman jika guru yang
melakukan kesalahan maka guru tersebut pun tetap dihukum. Sekolah SMK
Bunda Kandunng membedakan empat bagian peraturan dalam pelanggaran dan
cara memberikan hukuman di sekolah. Yaitu :
Yang pertama Surat Berwarna Hijau yaitu Siswa akan mendapatkan surat
berwarna hijau jika siswa yang bersangkutan melanggar tidak hadir di hari
kemarin dan tanda tangan wali kelas atau guru piket dan guru yang sedang
mengajar didalam kelasnya. Hukuman yang diberikan adalah membersihkan
sekolah, lari sehat, baca Al-Qur’an, di cukur rambutnya, dan membayar denda.
Kemudian Surat Berwarna Kuning yaitu Siswa akan mendapatkan surat
berwarna kuning jika siswa terlambat datang kesekolah wajib mendapatkan tanda
tangan wali kelas atau guru piket dan guru yang sedang mengajar didalam
kelasnya. Hukuman yang akan diberikan berbagai macam, diantaranya adalah
78
membersihkan sekolah, lari sehat di dalam sekolah sampai keringatan, baca Al-
Qur’an, dicukur rambutnya , dan membayar denda.
Ketiga adalah Surat Berwarna Merah menandakan pelanggaran yang
dilakukan siswa sudah parah contohnya membawa benda tajam, membawa alat
kontrasepsi, membawa pil perangsang, dan tawuran. Hukuman yang akan
diberikan adalah di score selama dua minggu yaitu di minggu pertama tidak boleh
masuk ke sekolah dan minggu kedua mendapatkan bimbingan di dalam sekolah
dan mandapatkan hukuman yaitu siswa memilih hukumannya sendiri
hukumannya adalah membersihkan sekolah, lari sehat didalam sekolah sampai
keringatan, baca Al-Qur’an, dicukur rambutnya, dan membayar denda. Hukuman
yang diberikan tergantung seberapa parah pelanggaran dan kesalahan yang
dilakukan siswa. Jika siswa sudah mendapatkan surat berwarna merah maka siswa
harus meminta tanda tangan untuk tidak melakukan pelanggaran lagi dan di
minggu kedua dalam proses bimbingan di dalam sekolah memilih ingin di hukum
apa. Surat berwarna merah ini digunakan jika siswa sudah melakukan
pelanggaran yang sudah parah. Jika siswa sudah menandatangani perjanjian tidak
akan melakukan pelanggaran lagi dan siswa melakukan pelanggaran lagi maka
siswa akan dikeluarkan oleh pihak sekolah.
Yang terakhir adalah Surat Berwarna Putih surat berwarna putih ini hanya
digunakan jika siswa ada permohonan izin meninggalkan pelajaran dan siswa
tidak dikenakan pelanggaran. Tetapi siswa tetap wajib mendapatkan tanda tangan
dari guru piket, guru yang sedang mengajar dikelasnya.
79
6. Evaluasi
Setelah proses pemecahan pesan yang dilakukan guru BP denggan
penyampaian pesan yang dilakukan guru BP siswa menjalani pembelajaran dan
beajar seperti biasanya masuk sekolah dan dapat mengikuti pembelajaran di dalam
kelas. Guru BP tidak berhenti sampai siswa yang bermasalah lulus dari sekolah.
Guru BP terus menerus memantau kegiatan siswa-siswa yang bermasalah baik di
dalam sekolah maupun di luar sekolah seperi dirumahnya. Setiap akhir bulan guru
BP memanggil wali murid untuk datang ke sekolah untuk mengadakan evaluasi
dan hasil apa saja yang sudah terjadi terhadap siswa tersebut. Kegiatan ini rutin
dilakukan untuk mengurangi tingkat kenakalan remaja.
“Untuk siswa bermasalah kami selalu memantau sampai akhir siswa
tersebut lulis dari sekolah ini. Banyak siswa yang sudah lulus tapi tetap dekat
dengan kami, masih berkomunikasi dengan sosial media ataupun smsan. Kalau
ada siswa yang suka melangar peraturanb sekolah kami selalu memantau baik di
sekolah ataupun di rumahnya, dengan kami tetap berkomunikasi dengan wali
murid kami guru BP bisa memantaunya dan teman-teman dekat maupun teman-
teman yang se kelasnya. setiap akhir bulan kami guru BP dan guru bidang studi di
sekolah selalu melakukan rapat untuk meninjau kembali siswa yang bermasalah
bersama wali murid. Kegiatan ini sangat bagus untuk keberlangsungan
komunikasi antara kami pihak guru BP dengan wali murid.28
Evaluasi yang dilakukan tidak hanya dengan guru BP dengan siswa saja
tetapi juga dengan wali murid dan guru-guru yang mengajar di sekolah Bunda
Kandung. Setiap akhir bulan atau di awal bulan kegiatan ini dilaksanakan. Siswa
merasakan manfaat dengan adanya guru BP di sekolah dan tingkat kenakalan
remaja dapat di tekan sehingga kenakalan remaja dapat teratasi.
28
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman Musthafa M.M, Guru BP SMK BUNDA
KANDUNG, Jakarta 30 Mei 2013
80
BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan
1. Bentuk Penyampaian Pesan Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan
Penyuluhan Dengan Siswa Dalam Mengurangi Tingkat Kenakalan Remaja
di SMK Bunda Kandung
Dalam proses komunikasi antarpribadi antara guru BP dengan siswa SMK
Bunda Kandung terdapat bentuk komunikasi dalam proses Bimbingan penyuluhan
yaitu Proses penyampaian pesan komunikasi verbal dan non-verbal yaitu dengan
guru berinteraksi langsung dengan siswa baik lisan, tulisan, dan simbol maupun
lambang. Komunikasi yang terjalin antara guru BP dengan Siswa SMK Bunda
Kandung terjalin efektif. Guru BP berhak memanggil siswa yang bermasalah
keruang Bimbingan Penyuluhan untuk memberikan penyuluhan kepada siswa
bermasalah dan mengurangi tingkat kenakalan remaja. siswa yang melanggar
wajib setiap pagi selalu datang ke ruang guru BP untuk meminta tanda tangan
guru BP dan diberikan penyuluhan. Dengan cara memanggil siswa yang
melanggar guru BP dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja.
81
2. Efektifitas Komunikasi Antarpribadi Guru Bimbingan Penyuluhan dengan
Siswa Dalam Mengurangi Tingkat kenakalan Remaja di SMK Bunda
Kandung.
Komunikasi yang dilakukan guru BP dengan siswa berjalan efektif karena
dengan adanya guru BP di dalam sekolah dapat mengurangi tingkat kenakalan
remaja. Remaja yang biasanya takut dekat dengan guru BP dan menganggap kalau
guru BP galak dan jahat. guru BP membuktikan kalau guru BP tidak seperti itu
tetapi guru BP dekat dengan siswa dan siswa sudah tidak malu dan takut lagi
dengan guru BP. Tingkat kenakalan remaja pun dapat di atasi dan siswa merasa
puas dengan adanya guru BP di dalam sekolah.
B. Saran
Adapun saran yang penulis berikan kepada Guru BP SMK Bunda
Kandung Jakarta menyangkut bentuk penyampaian pesan dan efektifitas
komunikasi antarpribadi antara guru BP dan siswa harus terus dikaji, diperbaiki
dan dipertahankan dalam pelaksanaannya yaitu Komunikasi yang dilakukan oleh
guru BP dan siswa harus terus ditingkatkan dengan siswa bermasalah dan siswa
tidak bermasalah begitu juga dengan orang tua siswa. Penyampaian pesan
terhadap orang tua siswa harus lebih jelas agar orang tua siswa mengerti dan jelas
mengapa harus menghadap kesekolah. Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh
siswa jangan sampai siswa dikeluarkan dari sekolah karena sekolah adalah
lembaga pendidikan yang akan meentukan arah masa depan bangsa Indonesia.
82
DAFTAR PUSTAKA
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi Interpersonal
Yogyakarta: Kanisius, 2003
Ami, Muhammad, komunikasiOrganisasi Jakarta : bumi aksara, 1995
Asnawir dan Basyirudin Usman, media pembelajaran jakarta : ciputat press, 2002
Bimo Wakgito, Kenakalan Anak (juvenvile delinquency
Budyatna. M dan Nina Mutmainah, komunikasi Antar-Pribadi, (Jakarta,
Universitas Terbuka, 1994
Bungin, Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filosofis dan
Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007
Daradjat, Zakiah. Remaja, Harapan Dan Tantangan, jakarta: CV Ruhama, cet.2,
1995
Departemen pendidikan nassional, kamus besar bahasa indonesia
Effendy, Uchana Onong Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, cet.3, 2003
Gunadi, Y.S. Himpunan istilah Komunikasi Jakarta : Gramedia, 1980
Harold Dwight Lasswell, (1948), The Structure and Function of Communication
in Society, New York : Institues for Religius and Social Studies Jewish
Theological Seminary of America, 1972
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Rajagrafindo Utama,
2007
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet
ke-23, 2005
Jenis kuesioner dalam hal menentukan sikap ini juga digunakan oleh Gazi
Saloom dalam melakukan penelitian pada jurnal TAZKIYA Journal of
psychology Vol.7. No.2, Hubungan Identitas, Orientasi Keagamaan, dan
Kuantitas Kontak Sosial dengan Kualitas Hubungan Sosial (penelitian di
kota Mataram NTB), 2007
Nasrullah, Rulli. Komunikasi antar budaya di era budaya siber. Jakarta : Kencana
prenada media grop 2012
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:PT.LkiS Pelangi Aksara,
2007
83
Phil Astrid Susanto, komunikasi teori dan praktek, Bandung : Bina cipta, 1980 hal. 29
Poerwandari, Kristi. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku Manusia,
Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi, 2007
Riyono Pratikto, berbagai aspek komunikasi Bandung, Remadja Karya, 1987
Roudhonah, Ilmu komunikasi, jakarta : UIN perss 2007
Simanjutak. B. Latar Belakang Kenakalan Anak –Etimologi Juvenvile
Delinquency
Soerjono Soekanto, sosiologi suatu pengantar
Sudarsono, Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet.3, 1995
Suranto, Komunikasi Perkantoran.(Yogyakarta : Media Wacana, 2005
Susanto, Astrid Phil. komunikasi teori dan praktek, Bandung : Bina cipta, 1980
Wiryanto, pengantar ilmu komunikasi, Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2004
PERNYATAAN KESEDIAAN WAWANCARA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Nama : Nur Baeti, S,Pd
Jabatan : Guru BP/BK
Waktuwawancara : kamis, 30 Mei 2013
TempatWawancara : SMK Bunda kandung
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar-benarnya untuk
keperluan pembuatan skripsi dengan judul “KOMUNIKASI ANTARA GURU BIMBINGAN
KONSELING DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN
REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA” yang disusun oleh Alamsyah Nugraha
(Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta).
Adapun data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu hal yang bersifat rahasia
dan semata-mata untuk keperluan Skripsi. Apabila terdapat data yang masih kurang lengkap ,
maka saya bersedia untuk di wawancarai kembali.
Jakarta, 30 Mei 2013
Interviewer
Nur Baeti, S,Pd
PERNYATAAN KESEDIAAN WAWANCARA
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Nama : Usman Musthafa, MM.
Jabatan : Guru BP/BK
Waktuwawancara : Jumat, 31 Mei 2013
TempatWawancara : SMK Bunda kandung
Bersedia untuk diwawancarai dan memberikan keterangan sebenar-benarnya untuk
keperluan pembuatan skripsi dengan judul “KOMUNIKASI ANTARA GURU BIMBINGAN
KONSELING DENGAN SISWA DALAM MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN
REMAJA DI SMK BUNDA KANDUNG JAKARTA” yang disusun oleh Alamsyah Nugraha
(Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta).
Adapun data pribadi dan hasil wawancara ini merupakan suatu hal yang bersifat rahasia
dan semata-mata untuk keperluan Skripsi. Apabila terdapat data yang masih kurang lengkap ,
maka saya bersedia untuk di wawancarai kembali.
Jakarta, 31 Mei 2013
Interviewer
Usman Musthafa, MM.
Interviewer : Nur Baeti, S,Pd
Jabatan : Guru BP 1
Waktu Wawancara : Jum’at, 24 Mei 2013
Tempat Wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Menurut anda, apa arti dari kenakalan remaja atau siswa?
2. Apa yang anda lakukan sebagai guru BP untuk mengurangi tingkat
kenakalan remaja atau siswa ?
3. Bagaimana bentuk penyampaian pesan komunikasi antarpribadi antara
guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja atau
siswa ?
4. Apakah dengan adanya bimbingan penyuluhan di dalam sekolah anda
merasakan dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja didalam sekolah ?
5. Bagaimana efektifitas komunikasi antarpribadi antara guru BP dengan
siswa dalam mengatasi tingkat kenakalan remaja ?
Jawaban
1. Menurut saya kenakalan remaja atau siswa adalah kenakalan yang
dilakukan oleh siswa yang dilakukan secara sadar baik dari dalam diri
sendiri maupun dapat bujukan dari orang lain.
2. Banyak yang saya sudah lakukan untuk mengurangi tingkat kenakalan
remaja. Salah satunya saya selalu bertemu dengan siswa bermasalah di
setiap pagi untuk meminta tanda tangan dan wali kelas masing-masing dan
kami memberikan motivasi di setiap pagi. Secara rutin pun saya
memberikan bimbingan secara menyeluruh di lapangan sekolah minimal
dua minggu sekali.
3. Komunikasi yang kami berikan secara kekeluargaan yaitu dimulai dari
senyuman, dan kami membiarkan mereka bercerita masalah nya masing-
masing, kami mendengarkan sampai selesai dan kami memberikan
masukan sedikit demi sedikit untuk menyelesaikan masalahnya. Kami
mencoba dengan cara kami memberikan solusi hasil dari pemikiran siswa
bersangkutan.
4. Ya. Bimbingan konseling dapat membantu siswa untuk meningkatkan
konsentasi belajar siswa dan meningkatkan kesadaran diri siswa baik
siswa bermasalah ataupun tidak bermasalah.
5. Efektifitas komunikasi antara kami dengan siswa sudah efektif dan efisien
karena kami dengan siswa saling melakukan pendekatan. Sehingga siswa
tidak merasa canggung atau malu untuk datang ke ruang bimbingan
penyuluhan dan kami guru BP sudah dianggap oleh siswa sebagai teman
mereka. Kenakalan remaja pun semakin lama semakin menurun di sekolah
ini. Dibanding tahun-tahun sebelumnya, semakin membaik dan siswa
semakin mudah diajak berdiskusi.
Interviewer : Usman Musthafa, M.M.
Jabatan : Guru BP 2
Waktu Wawancara : Rabu, 20 & 22 Mei 2013
Tempat Wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Menurut anda, Apa arti dari kenakalan remaja atau siswa?
2. Apa yang anda lakukan sebagai guru BP untuk mengurangi tingkat
kenakalan remaja atau siswa?
3. Bagaimana bentuk penyampaian pesan komunikasi antar pribadi antara
guru BP dengan siswa dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja atau
siswa?
4. Apakah dengan adanya bimbingan penyuluhan di dalam sekolah anda
merasakan dapat mengurangi tingkat kenakalan remaja didalam sekolah?
5. Bagaimana efektifitas komunikasi antar pribadi antara guru BP dengan
siswa dalam mengatasi tingkat kenakalan remaja?
Jawaban
1. Kenakalan remaja atau siswa adalah sikap atau respon yang mereka
tunjukan di dalam kehidupannya yang dilakukan melanggar atau tidak
mematuhi peraturan yang berlaku di dalam suatu daerah.
2. Selalu memotivasi dan memberikan dorongan untuk terus belajar dan
memberikan gambaran kehidupan diluar dan gambaran kehidupan di ruang
kerja. Jika ada siswa yang bermasalah maka kami akan memanggilnya
setiap pagi untuk laporan ke ruang BP dan wali kelas masing-masing
untuk diberikan motivasi. Komunikasi kami menggunakan verbal dan non-
verbal dimana kami memberikan contoh juga.
3. Komunikasi yang kami berikan kepada siswa disesuaikan dengan pribadi
siswa masing-masing, kami posisikan diri kami sebagai teman siswa
sehingga siswa mau bercerita masalah yang dialami dan lama kelamaan
akan terbiasa bercerita sehingga siswa tahu apa yang harus dilakukan dan
tidak melakukan hal-hal yang tidak di inginkan.
4. Jelas sekali bimbingan penyuluhan dapat mengurangi tingkat kenakalan
remaja karena dengan adanya guru BP dapat memantau mana siswa
bermasalah dan mana siswa berprestasi dan kami dapat melakukan
tindakan untuk masing-masing siswa.
5. Sangat baik dan efektif karena setiap siswa memiliki masalah yang
berbeda-beda kami dari guru BP selalu memantau siswa yang ada di
sekolah baik yang bermasalah maupun tidak bermasalah. Dan kami
berkoordinasi dengan guru-guru di dalam sekolah untuk memberikan
informasi tentang siswa bermasalah dan siswa berprestasi.
Interviewer : Fahrul Assysam
Kelas : XII Teknik Mesin 1
Waktu Wawancara : Senin, 20 Mei 2013
Tempat wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Ya. Saya merasa nyaman sekolah disini karena di sekolah ini keadaannya
bersih dan nyaman. Proses pembelajaran tidak hanya teori, tapi sering
praktek juga.
2. Ya. Saya pernah dengan sengaja bolos pelajaran dan bolos sekolah. Kadang
suka merasa menyesal tapi kadang suka merasa tidak menyesal tergantung
suasana hati saja.
3. Ya saya pernah ikut tawuran dengan sengaja karena diajak teman, dan saya
merasa harus membela sekolah saya jika sekolah saya di serang oleh sekolah
lain. Jika harus menyerang sekolah lain saya tidak ikut tawuran.
4. Pernah, setiap bertemu dengan guru diluar jam pelajaran guru selalu menegur
dan menayakan apakah ada masalah atau tidak.
5. Guru BP selalu masuk kelas ketika guru yang mengajar tidak masuk kelas
dan selalu memberikan motivasi kehidupan dengan kata-kata yang santai
yang menurut saya tidak terlalu formal, dan menggugah hati saya.
6. Ya. saya merasakan manfaat setelah bimbingan karena kadang saya bingung
mau cerita masalah saya kepada siapa. Dulu saya cerita ke sahabat, tapi ketika
bertengkar dengan sahabat malah cerita saya jadi bahan untuk meledek saya.
7. Menurut saya sudah efektif karena guru BP aktif dalam menanggulangi
masalah yang ada didalam sekolah cepat, tanggap, dan sigap. Biasanya siswa
yang bermasalah selalu dipanggil keruang BP untuk diberikan penyuluhan.
Interviewer : Bagus Setiawan
Kelas : XII Teknik Mesin 2
Waktu Wawancara : Senin, 20 Mei 2013
Tempat wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Ya. Saya merasakan kenyamanan belajar di sekolah SMK Bunda kandung
karena alat-alat prakteknya lengkap dibanding dengan SMK lain. Guru-guru
disekolah ini baik-baik dan mengajarnya dengan sungguh-sungguh.
2. Pernah dulu kelas dua tapi setelah kelas tiga sudah jarang walau sekali-sekali
karena malas dan bosan atau kalau lagi ada masalah dengan orang tua, teman
dan pacar.
3. Pernah ikut tawuran karena penasaran bagaimana rasanya tawuran sekolah,
ternyata tegang dan mengerikan. Apalagi kalau sampai ada yang meninggal
karena tawuran itu membuat semakin takut.
4. Ya guru BP selalu menawarkan diri untuk menceritakan apabila punya
masalah jika sedang memberikan motivasi ditaman sekolah. Kalau secara
langsung belum pernah, karena saya jarang bertemu dengan guru BP.
5. Memotivasi dengan menceritakan alumni-alumni yang sudah sukses.
Memotivasi untuk lebih baik lagi dengan belajar lebih baik lagi dan mencari
kesempatan dan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik mungkin.
6. Ya bermanfaat untuk kehidupan saya dan keluarga saya. Saya jadi tahu apa
yang saya harus lakukan dan tidak saya lakukan.
7. Sudah efektif tetapi lebih dominan mengurus anak-anak bermasalah, daripada
anak-anak tidak bermasalah.
Interviewer : Abdul Aziz
Kelas : XII Teknik Mesin 3
Waktu Wawancara : Senin, 20 Mei 2013
Tempat wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Ya. saya merasa nyaman belajar disekolah ini, tapi sedikit kurang nyaman
karena rumah saya jauh dari sini jadi saya harus datang lebih awal karena
takut terlambat sekolah.
2. Lumayan sering dulu, tapi sekarang tidak terlalu sering, kadang saya suka
merasa malas untuk belajar, dan tidak ingin masuk sekolah. Kalau bolos
pelajaran tidak pernah, karena saya selalu masuk kelas kalau di sekolah.
3. Pernah tawuran kalau lagi pusing dengan pelajaran, lagi sering di marahin
orang tua, dan lagi bosen dengan kehidupan yang gitu-gitu aja seperti gak ada
warna banget, kadang suka bosen dengan kehidupan yang begini aja, gak ada
motivasi dan menjalani kehidupan mengalir seperti air.
4. Ya guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat curhat tetapi tidak pernah
langsung secara pribadi atau langsung biasanya ketika masuk kedalam kelas
atau memberikan bimbingan di lapangan sekolah.
5. Menjelaskan tentang dunia industri dan apa saja yang harus dilakukan dan
tidak dilakukan dalam dunia industri. Menceritakan dunia industri yang baik
dan buruknya. Ya lumayan cukup jelas penjelasannya.
6. Ya saya merasa berbeda dari sebelumnya karena sudah menceritakan masalah
saya. Dan selalu memberikan motivasi dan memberikan gambaran masa
depan harus bagaimana.
7. Cukup efektif dengan banyak anak yang sering di panggil ke ruang BP untuk
penyuluhan dan penyelesaian masalah karena melanggar peraturan disekolah.
Interviewer : Andri Julianto
Kelas : XII Teknik Mesin 4
Waktu Wawancara : Senin, 20 Mei 2013
Tempat wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Nyaman sekali belajar di sekolah ini. Karena gedung teori dengan gedung
praktek berbeda jadi tidak harus teori terus, banyak prakteknya juga.
2. Kalau bolos lumayan sering, bolos sekolah ataupun bolos pelajaran.
Biasanya kalau bolos pelajaran karena gak suka sama guru mata
pelajarannya, dan biasanya ke kamar mandi atau ngumpet dikantin.
3. Pernah beberapa kali, karena saya sedang bareng teman yang suka
tawuran. Jadi ikut-ikutan saja itupun saya selalu dibelakang tidak berani di
bagian depan.
4. Sering sekali guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat curhat. Dan
setiap saya melanggar peraturan saya selalu ditawarkan. Saya sering
dipanggil ke ruang BP karena sering telat datang kesekolah.
5. Memberi nasihat kalau kejadian-kejadian yang sedang terjadi di sekitar
pendidikan dan memberikan dorongan untuk terus semangat dan pantang
menyerah.
6. Ya merasakan manfaatnya dari bimbingan penyuluhan dengan guru BP
walaupun awal-awalnya terpaksa untuk datang ke ruang BP karena
dipanggil oleh guru BP karena pelanggaran.
7. Sudah efektif karena guru BP termasuk aktif dan cepat dalam
menanggulangi siswa bermasalah dan menghukum siswa sesuai dengan
peraturan yang ada disekolah.
Interviewer : Muhammad Faisal
Kelas : XII Teknik Mesin 5
Waktu Wawancara : Senin, 20 Mei 2013
Tempat Wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Ya. saya merasa nyaman dan senang bersekolah disini. Walaupun saya sering
di hukum di sekolah ini karena terlambat datang kesekolah.
2. Bolos pelajaran dan bolos sekolah sering, kalau ditanya bagaimana perasaan
saya, ya kadang menyesal dan kadang tidak menyesal, tapi lebih sering ketika
bolos saya tidak merasakan menyesal.
3. Pernah, hanya beberapa kali saja. Dan saya menikmati tawuran itu dan sangat
menyenangkan, tetapi lama kelamaan saya bosan juga tawuran jadi saya
berhenti untuk tawuran. Tapi jika diajak teman saya tetap ikut tawuran karena
tidak enak untuk menolak permintaan teman.
4. Ya, guru BP menawarkan untuk menjadi tempat curhat. Kalau menanyakan
saya punya masalah atau tidak, saya tidak pernah .
5. Guru BP terus memberikan motivasi-motivasi dengan memberikan masukan-
masukan yang positif yang saya butuhkan dan saya ingin mendengarnya.
Ketika mendengarkan di lapangan sekolah, darah saya seakan terbakar, tetapi
jika tidak diberikan motivasi lagi saya kembali malas lagi.
6. Ya, saya merasakan manfaat yang sangat saya rasakan. Saya jadi lebih
berfikir positif, melihat masalah dengan sisi yang baik, dan saya tahu apa
fungsi saya hidup di dunia ini.
7. Komunikasi antar guru BP dan siswa termasuk efektif tergantung siswanya
kalau siswanya terbuka, maka akan berjalan lancar komunikasi dengan guru,
tapi jika tertutup, maka tidak akan lancar dan lama kelamaan akan merasakan
beban dan kemudian melakukan hal yang tidak baik, dan malas untuk belajar.
Interviewer : Muhammad Samsul
Kelas : XII Teknik kelistrikan 1
Waktu Wawancara : Kamis, 24 Mei 2013
Tempat wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Saya kurang merasa nyaman belajar di sekolah ini, karena saya tidak sengaja
masuk disekolah ini. Saya disuruh oleh orang tua saya dan saya dipaksa untuk
masuk ke sekolah Teknik. Agar setelah lulus bisa langsung kerja dan mendapat
uang.
2. Bolos pelajaran sering, apalagi bolos sekolah sering banget, karena saya tidak
suka dengan Tekhnik. Tapi itu dulu sebelum saya sadar, sebelum kelas tiga
SMK.
3. Ya, saya sering tawuran dan saya merasa bangga jika sedang tawuran dengan
teman-teman yang setia kawan, saya senang dekat dengan teman-teman seperti
itu, suka membantu ketika sedang ada masalah.
4. Sering banget sampai saya bosan ditanya terus. Dulu saya sering dan hampir
setiap pagi datang ke ruang BP untuk penyuluhan.
5. Karena saya termasuk siswa bermasalah, saya setiap pagi selalu datang ke
ruang penyuluhan untuk minta tanda tangan guru BP dan wali kelas.
6. Dulu saya membenci sekali dengan guru BP tetapi saya sekarang berterima
kasih banget dengan guru BP yang dengan sabar memberi motivasi dan kasih
sayang yang tak henti-hentinya
7. Efektif sekali komunikasi antara guru BP dengan siswa apalagi dengan siswa
bermasalah. Banyak sekali kasus yang ditangani oleh guru BP dari kasus
datang terlambat ke sekolah sampai kasus yang berat.
Interviewer : Ihsan Thalib
Kelas : XII Teknik Kelistrikan 2
Waktu Wawancara : Kamis, 24 Mei 2013
Tempat wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Ya saya merasa nyaman belajar di sekolah ini dan saya senang belajar disini.
Guru dan lingkungan disini asik-asik tidak sombong dan mudah bergaul
dengan semua tidak memandang-mandang dan tidak membeda-bedakan.
2. Sering bolos pelajaran yang gurunya saya tidak sukai karena percuma jika
saya masuk juga saya tidak dapat mengerti apa yang dijelasin karena saya
malas dan tidak suka dengan gurunya..
3. Saya ikut tawuran kalau di daerah dekat dengan sekolah saja, kalau jauh saya
tidak mau.
4. Pernah, tapi saya tidak suka bmbingan penyuluhan. Lebih suka bimbingan
penyuluhan dalam forum besar misalnya di dalam kelas atau di lapangan
sekolah.
5. Menurut saya penyampaian guru BP di kelas jika guru pelajaran tidak masuk
untuk mengajar penyampaiannya cukup baik dan jelas. Memberikan
motivasi-motivasi kehidupan dan motivasi-motivasi sukses.
6. Tidak tahu saya, belum pernah bimbingan penyuluhan dengan guru BP. Tapi
saya mersakan motivasi jika guru BP masuk ke dalam kelas saya jika guru
saya tidak msauk untuk mengajar.
7. Cukup efektif karena guru menjadi orang tua di dalam sekolah dan selalu
mengawasi siswa baik di dalam sekolah ataupun diluar sekolah. Siswa jadi
merasa ada yang perhatikan dan beri kasih sayang.
Interviewer : Ivo Chilvera
Kelas : XII Teknik Kelistrikan 3
Waktu Wawancara : Selasa, 15 Mei 2013
Tempat wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Nyaman belajar disini karena lingkungan yang aman dan tentram tidak ribut
dan tidak berisik sehingga belajar jadi santai dan tidak terganggu.
2. Pernah bolos pelajaran beberapa kali dan bolos sekolah biasanya karena
kesiangan jadi tidak masuk sekolah deh.
3. Saya pernah ikut tawuran beberapa kali tapi bukan karena kemauan saya.
Biasanys karena diajak dan bahkan dipaksa teman jadi mau-mau aja dan
tidak enak kalau di tolak soalnya sahabat saya yang sering mengajak.
4. Guru BP selalu menawarkan diri untuk menjadi tempat curhat dan
penyampaian guru BP disampaikan dengan jelas ketika memberi motivasi di
lapangan sekolah dan dengan kata yang ringan dan mudah dimengerti
sehingga saya mudah untuk mengerti apa yang disampaikan.
5. Menceramahi kami semua dengan kata-kata motivasi dan cerita-cerita orang
sukses terlebih alumni kami yang sudah sukses.
6. Berasa sekali manfaatnya karena kalau ingin cerita, guru BP selalu siap
mendengarkan kapanpun waktunya. Dan selalu memberikan motivasi.
7. komunikasi berjalan efektif karena di sekolah komunikasi berjalan dengan
terbuka, tidak membedakan mana murid dan mana guru ketika di luar kelas,
jadi merasa dekat dengan guru.
Interviewer : Yusuf Kamil
Kelas : XII Teknik Kelistrikan 4
Waktu Wawancara : Kamis, 24 Mei 2013
Tempat wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Nyaman dan tidak nyaman semua teergantung hati dan perasaan jika hati
sedang senang, maka belajar menjadi nyaman. Jika sedang gundah atau sedih,
maka tidak nyaman.
2. Bolos biasanya sengaja, karena butuh penyegaaran otak, biasanya saya
kalau bolos saya ngajak teman jadi kalau dihukum tidak sendirian.
3. Pernah karena penasaran saya jadi ikut tawuran. Tapi saya hanya sekedar
penasaran dulu juga pernah sampai ketagihan tetapi hanya di bagian
belakang hanya seru-seruan saya tidak pernah memikirkan apa akibat jika
saya tawuran.
4. Tidak pernah menawarkan menjadi tempat curhat, tidak pernah
menanyakan langsung apa punya masalah atau tidak kepada saya.
5. Biasanya guru BP memberikan bimbingan penyuluhan di lapangan
sekolah secara menyeluruh dan memanggil siswa setiap pagi ke ruangan
BP sebelum masuk ke dalam kelas.
6. Tidak tahu saya, karena saya tidak pernah bimbingan penyuluhan dengan
guru BP secara pribadi. Biasanya saya datang ke ruang BP karena
melakuakan pelanggaran disekolah.
7. Lumayan efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam
mengurangi tingkat kenakalan remaja disekolah. Guru BP selalu berusaha
mendekati siswa yang bermasalah disekolah. Dan guru BP aktif
memanggil siswa bermasalah keruang BP.
Interviewer : Irsandi Irawan
Kelas : XII Teknik Kelistrikan 5
Waktu Wawancara : Kamis, 24 Mei 2013
Tempat wawancara : SMK Bunda Kandung Jakarta
Pertanyaan
1. Apakah anda merasa nyaman belajar di sekolah SMK Bunda Kandung?
2. Apakah anda pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah dan bagaimana
perasaan anda setelah bolos?
3. Apakah anda pernah tawuran, jika pernah seberapa sering dan bagaimana
perasaan anda setelah setelah ikut tawuran?
4. Apakah guru BP menawarkan diri untuk menjadi tempat bercerita masalah
pribadi dan apakah pernah Guru BP menanyakan apakah anda punya masalah
atau tidak secara langsung?
5. Apa yang guru BP lakukan untuk memotivasi anda? dan Bagaimana
penyampaian guru BP jelas atau tidak?
6. Apakah anda merasakan manfaat setelah bimbingan dengan guru BP?
7. Seberapa efektif komunikasi antara guru BP dengan siswa dalam mengurangi
tingkat kenakalan remaja siswa di sekolah ini?
Jawaban :
1. Cukup nyaman belajar di sekolah ini. Antara teori dan praktek sama dan
seimbang. Praktek setiap siswa diberikan satu alat atau mesin jadi
mempermudah kami untuk praktek secara langsung.
2. Ya lumayan seringlah, kadang merasa menyesal jika bolos kadang tidak
menyesal karena kadang saya senang jika bolos sekolah dan jalan-jalan
diwaktu jam sekolah.
3. Udah jarang, karena saya merasa rugi kalo tawuran apalagi kalau saya kena
lemparan batu atau kalau kena sabetan dari pihak lawan dan paling tidak enak
ketika ketangkap polisi, orang tua disuruh datang kekantor polisi.
4. Pernah menawarkan untuk menjadi tempat curhat namun realisasinya belum,
penjelasan guru BP dikelas lumayan jelas, mengisnpirasi, dan memberikan
gambaran kehidupan di dunia industri.
5. Guru BP memberikan motivasi ketika siswa sedang dalam masa
penghukuman. Kalau saya sedang kena hukuman melanggar peraturan setiap
pagi saya harus datang keruang BP dan wali kelas untuk meminta tanda
tangan dan diberikan motivasi.
6. Saya belum pernah melakukan bimbingan penyuluhan langsung datang ke
ruang BP. Kalau karena hukuman saya sering setiap pagi datang ke ruang BP
untuk meminta tanda tangan guru BP dan wali kelas.
7. Cukup efektif untuk menanggulangi siswa yang nakal dan bermasalah,
Walaupun masih ada beberapa siswa yang melakukan kenakalan lagi di
dalam sekolah. Namun dalam pengawasan guru BP.