komunikasi bisnis bab iii
DESCRIPTION
Materi Kuliah Kombis Bab IIITRANSCRIPT
MODUL PERKULIAHAN
Komunikas i Bisn is
Komunikasi dalam Organisasi
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis S-1 Akuntansi
0384036 Arief Bowo Prayoga K, SE, MM.
Abstract Kompetensi
Pada modul ini akan mempelajari mengenai komunikasi dalam organisasi
Mahasiswa setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan mampu untuk memahami komunikasi dalam organisasi.
201
4 1Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Latar Belakang
Secara umum, komunikasi memiliki dua fungsi penting dalam organisasi yaitu:
(1) komunikasi memungkinkan pertukaran informasi, dan (2) komunikasi membantu
menghubungkan berbagai orang yang ada dalam sebuah organisasi (Curtis et al.,
1996). Atas dasar itu dapat disimpulkan bahwa organisasi membutuhkan komunikasi
untuk mencapai tujuannya.
Telah diketahui bersama bahwa kegiatan dalam sebuah organisasi bisnis
(perusahaan) sangatlah banyak dan variatif. Berikut ini beberapa contoh kegiatan
dalam organisasi bisnis yang dihubungkan dengan pertukaran informasi.
a. Penetapan Tujuan Bisnis (Perusahaan)
Penetapan tujuan perusahaan biasanya merupakan sebuah proses
yang melibatkan seluruh tim manajemen perusahaan dalam sebuah
diskusi pada sebuah rapat bisnis. Dalam proses ini dapat dipastikan
terjadi banyak pertukaran informasi.
b. Pembuatan dan Pelaksanaan Keputusan
Sebuah keputusan yang dibuat oleh seorang manajer biasanya
didasarkan atas berbagai informasi yang diterimanya. Artinya dalam
membuat sebuah keputusan terjadi pertukaran informasi. Selanjutnya,
setelah keputusan dibuat, keputusan ini perlu disampaikan kepada pihak-
pihak yang berhubungan dengan isi keputusan tersebut untuk
dilaksanakan dan hal ini berarti terjadi lagi pertukaran informasi.
c. Penilaian Kinerja
Berbagai kinerja dalam bisnis (perusahaan) seperti kinerja karyawan,
kinerja keuangan, kinerja produksi, dan tentu saja kinerja perusahaan
secara keseluruhan, perlu dinilai (dievaluasi) dan selanjutnya digunakan
sebagai masukan untuk menyusun berbagai rencana di berbagai unit di
dalam perusahaan tersebut. Dalam kegiatan penilaian (evaluasi) tersebut
diperlukan berbagai informasi. Atas dasar itu dapat disimpulkan bahwa
pertukaran informasi dibutuhkan agar perusahaan dapat melakukan
penilaian terhadap berbagai kinerja.
d. Perekrutan dan Pengembangan Karyawan
Ketika perusahaan membutuhkan karyawan ataupun menambah
karyawan yang telah ada maka perusahaan harus melakukan perekrutan
201
4 2Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
(recruitment) dan kegiatan ini menimbulkan pertukaran informasi antara
calon karyawan dan perusahaan. Selanjutnya, setelah karyawan
diputuskan untuk diterima di perusahaan maka perusahaan biasanya
melakukan berbagai pelatihan agar karyawan dapat menyelesaikan
tugas-tugas yang diamanatkan kepadanya. Pemberian pelatihan dikenal
dengan istilah pengembangan (development) karyawan dan dalam
kegiatan ini sangat banyak terjadi pertukaran informasi.
e. Pelayanan kepada Pelanggan
Dalam era pemasaran yang berorientasi kepada pelanggan, maka
istilah customer service (pelayanan pelanggan) merupakan sesuatu yang
niscaya. Kegiatan yang tercakup dalam ‘pelayanan pelanggan’
sesungguhnya tidak hanya terbatas kepada melayani keluhan dari
pelanggan, tetapi lebih dari itu bahwa perusahaan harus mengidentifikasi
apa kebutuhan dan keinginan pelanggan, melayani kebutuhan dan
keinginan pelanggan tersebut, dan tetap memelihara hubungan baik
(antara lain dengan membantu memecahkan masalah pelanggan yang
berhubungan dengan penggunaan produk perusahaan) dengan
pelanggan pasca pembelian produk perusahaan. Semua aktivitas
tersebut sangat sarat dengan pertukaran informasi.
f. Transaksi dengan Pemasok dan Pemberi Pinjaman
Perusahaan memerlukan bahan baku, modal dan berbagai
sumberdaya lain agar dapat menjalankan kegiatannya untuk mencapai
tujuan perusahaan. Semua kegiatan tersebut memerlukan pertukaran
informasi.
g. Pembayaran Pajak kepada Negara
Setiap perusahaan merupakan wajib pajak yang harus memenuhi
kewajibannya membayar sesuai peraturan yang ada. Kegiatan ini tentu
saja memerlukan pertukaran informasi.
B. POLA KOMUNIKASI ORGANISASI BISNIS
Bagaimana pola komunikasi dalam organisasi bisnis? Secara umum pola
komunikasi dalam organisasi bisnis dapat dikelompokkan ke dalam dua pola yaitu
pola komunikasi formal dan pola komunikasi nonformal. Pengelompokkan ini
201
4 3Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
biasanya didasarkan kepada arah komunikasi yang terjadi dalam organisasi bisnis
tersebut (Curtis et al., 1996).
1. Pola Komunikasi Formal
Dalam pola komunikasi formal ini biasanya dibagi atas empat bentuk,
yaitu (a) komunikasi dari atas ke bawah (top-down commu-nication), (b)
komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up commu-nication), (c) komunikasi ke
samping (horizontal communication), (d) komunikasi silang (diagonal
communication).
a. Komunikasi dari Atas ke Bawah
Secara umum, komunikasi yang diawali oleh pimpinan kepada
karyawan merupakan komunikasi ke bawah atau dari atas ke bawah.
Arus komunikasi yang berawal dari atasan kepada bawahan tersebut
biasanya terkait dengan wewenang dan tanggung-jawab seseorang
dalam sebuah organisasi bisnis (lihat Tampilan 3.1.)
Komunikasi ke bawah memiliki lima tujuan pokok (Katz, 1994), yaitu:
1) Memberi pengarahan ataupun instruksi kerja.
2) Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilak-sanakan.
3) Memberi informasi tentang prosedur dan praktek organisasi.
4) Memberi umpan-balik tentang pelaksanaan kerja kepada para
karyawan.
5) Menyajikan informasi tentang filosofi organisasi bisnis yang dapat
membantu perusahaan untuk memberi pemahaman tentang tujuan
organisasi yang ingin dicapai.
Salah satu kelemahan dari komunikasi ke bawah yaitu adanya
kemungkinan terjadinya penyaringan atau penyensoran informasi penting
sebelum di sampaikan kepada para karyawan. Artinya, informasi yang
sampai ke karyawan bisa tidak selengkap aslinya.
Tampilan 3.1.Komunikasi dari Atas ke Bawah
201
4 4Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Arus
komunikasi
b. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Pada prinsipnya, komunikasi yang diawali oleh karyawan kepada
pimpinan merupakan komunikasi ke atas atau dari bawah ke atas (lihat
Tampilan 3.2.)
Para karyawan harus melaporkan kemajuan mereka dalam
penyelesaian tugas-tugas; memberitahukan tugas-tugas apa yang
menyebabkan masalah bagi mereka (jika ada!); saran-saran bagi
perbaikan produk ataupun perbaikan prosedur kerja; dan perasaan para
karyawan mengenai segala sesuatu yang ada di perusahaan tersebut.
Para manajer memerlukan umpan balik yang akurat mengenai pesan-
pesan mereka apakah telah dipahami atau bagaimana keputusan-
keputusan tersebut diterima serta masalah-masalah apa yang timbul
kemudian.
Salah satu kelemahan dari komunikasi ke atas adalah adanya
kemungkinan karyawan hanya menyampaikan informasi yang baik saja
(dikenal dengan istilah Laporan Asal Bapak Senang/ABS), sedangkan
informasi yang agaknya memberi kesan negatif atau yang mungkin tidak
disenangi oleh pimpinan cenderung tidak disampaikan.
Tampilan 3.2.Komunikasi dari Bawah ke Atas
201
4 5Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Arus
komunikasi
c. Komunikasi ke Samping
Komunikasi ke samping atau disebut juga komunikasi horisontal
adalah komunikasi yang terjadi antara unit-unit yang memiliki posisi
sejajar atau setingkat dalam suatu organisasi (lihat Tampilan 3.3.).
Komunikasi horisontal biasanya digunakan untuk mengko-ordinasikan
kegiatan, memecahkan masalah, menyelesaikan konflik, melakukan
persuasi, memberikan informasi kepada unit yang memiliki kedudukan
sejajar baik dalam satu unit (bagian) maupun antar unit, dan sebagainya.
Tampilan 3.3.Komunikasi ke Samping
Keterangan:
= Arus Komunikasi
d. Komunikasi Silang
201
4 6Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Manajer Umum
Manajer Pemasaran Manajer R & D Manajer SDM
Manajer Pengembangan Manajer Adm.SDMManajer Penjualan Manajer Promosi
KaryawanKaryawanKaryawanKaryawan
Komunikasi Silang atau dinamakan juga Komunikasi Diagonal adalah
antara dua tingkat yang berbeda dalam sebuah organisasi (lihat Tampilan
3.4.).
Komunikasi Silang ini terutama banyak dijumpai pada organisasi yang
berskala besar yang memiliki saling keter-gantungan yang relatif cukup
besar antar unit-unit dalam organisasi tersebut.
Bentuk komunikasi diagonal (silang) ini memiliki beberapa manfaat
antara lain: (1) Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat
dibandingkan bentuk komunikasi lainnya; (2) Memberikan peluang
kepada individu dari berbagai unit dalam organisasi tersebut untuk
menyelesaikan masalah.
Tampilan 3.4.Komunikasi Silang
Keterangan:
= Arus Komunikasi
2. Pola Komunikasi Informal
Bagan organisasi formal dapat menggambarkan bagaimana informasi
ditransformasikan dari satu unit ke unit yang lain sesuai dengan jalur hirarki
yang ada. Namun dalam praktek nampaknya garis dan kotak yang tergambar
dalam struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam suatu
organisasi untuk saling bertukar informasi. Hal ini menyebabkan keberadaan
jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tak dapat dielakkan.
Biasanya jaringan ini digunakan oleh para manajer untuk memantau
karyawannya dalam melakukan tugas pekerjaan.
201
4 7Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Manajer Umum
Manajer Pemasaran Manajer R & D Manajer SDM
Manajer Pengembangan Manajer Adm.SDMManajer Penjualan Manajer Promosi
KaryawanKaryawanKaryawanKaryawan
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam
organisasi tanpa memperdulikan jenjang hirarki, pangkat dan
kedudukan/jabatan, dapat berkomunikasi secara leluasa (lihat Tampilan 3.5.).
Tampilan 3.5.Komunikasi Informal
Keterangan:
= Arus Komunikasi
C. TINGKATAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI BISNIS
Komunikasi di dalam sebuah organisasi bisnis memiliki tingkatan atau
disebut juga tingkatan kedalaman (Powell, 1969, seperti yang dikutip Curtis et
al., 1996) sebagaimana nampak pada Tabel 3.1. berikut ini.
Tabel 3.1.Tingkatan Komunikasi dan Fungsinya
No. Tingkatan Komunikasi Fungsi
01 Komunikasi RutinMenegaskan kepada orang lain
02 Pembicaraan tentang Fakta Memberikan informasi
03Penyampaian Opini, Kepercayaan & Nilai
Memperlihatkan kepercayaan
04 Berbagi Perasaan Ikatan Pribadi
05 Keintiman Penyingkapan Penuh
201
4 8Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
Manajer Umum
Manajer Pemasaran Manajer R & D Manajer SDM
Manajer Pengembangan Manajer Adm.SDMManajer Penjualan Manajer Promosi
KaryawanKaryawanKaryawanKaryawan
Tingkatan pertama komunikasi yaitu tingkat komunikasi yang paling dasar
yang melibatkan rutinitas. Misalnya, sapaan “Bagaimana kabar Anda hari ini?”
atau “Hai, apa kabar?”.
Tingkat yang kedua dalam komunikasi melibatkan ‘percakapan informasi
umum’. Informasi ini tidak bersifat rahasia dan tidak membahayakan seseorang
untuk membagi informasi. Dengan kata lain tidak ada risiko yang ditanggung.
Misalnya, percakapan karyawan satu “Apakah Anda pernah mengoperasikan
komputer untuk mengolah data statistik?”; karyawan dua “Ya, ketika saya
bekerja di perusahaan konsultan”.
Tingkatan yang ketiga melibatkan penyingkapan opini, kepercayaan, dan
nilai. Tingkat ini memulai proses ikatan dalam hubungan dan ini menandakan
bahwa kepercayaan hadir dalam diri pengirim awal pesan. Tingkat ini adalah
awal hubungan persahabatan. Dalam lingkungan bisnis, tingkat kepercayaan
seperti ini merupakan hal yang penting antara penyelia dan karyawan yang
menjadi bawahannya.
Mari kita simak dialog berikut:
MANAJER PENJUALAN : Anda tahu, saya prihatin akan proses peru-bahan rancangan. Saya pikir, penjualan produk kita akan lebih tertolong jika seseorang dari bagian Penelitian dan Pengembangan mendiskusikan rencana perubahan dengan kelompok penjualan kita sebelum produksi dimulai. Apakah pendapat saya ini masuk akal menurut Anda?
BAWAHAN (INSINYUR) : Saya mengerti apa yang Bapak katakan. Akan tetapi, menyelenggarakan rapat dapat meng-habiskan waktu aktivitas perancangan walau-pun hal itu mungkin akan sangat berguna menurut pandangan perusahaan. Apakah kelompok penjualan bersedia menyediakan waktu diskusi dengan pembahasan yang singkat?
Pada dialog tersebut, sang manajer penjualan membagi suatu opini dan
menerima tanggapan yang pantas. Bawahan yang insinyur tersebut mengerti,
tetapi berhati-hati. Sang insinyur, sebagaimana manajer penjualan, membuka
suatu nilai: hal apa yang paling penting dalam perusahaan.
Selanjutnya, pada tingkatan keempat dalam komunikasi, pengekspresian
perasaan dapat dilakukan secara lebih baik, suasana dijernihkan, hubungan
ditegaskan, dan seterusnya. Di sini dilibatkan pembagian perasaan. Gagasan
201
4 9Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
pembagian perasaan pribadi dengan orang lain dapat menjadi suatu ancaman.
Cermatilah dialog berikut:
MANAJER PENJUALAN : Amrita, silahkan masuk. Saya mengundang Anda kemari karena saya ingin Anda tahu betapa senangnya saya atas kerja Anda. Saya ingin memberitahu secara langsung kepada Anda bahwa masa percobaan kerja Anda sekarang tinggal sejarah. Saya sangat senang menerima Anda di perusahaan kami.
AMRITA (karyawati) : Oh, terima kasih Pak. Saya ingin Bapak tahu bahwa semua ini merupakan pengalaman yang berharga dan saya masih harus belajar lebih banyak. Saya sangat menghargai dukungan setiap orang.
Dalam dialog tersebut, sang manajer harus berkomunikasi dengan seorang
karyawati. Adanya perhatian yang besar dari manajer tersebut sehingga ia
perlu membagi perasaan positif kepada bawahannya.
Dan akhirnya, tingkatan kelima dikenal dengan istilah komunikasi intim
atau komunikasi puncak. Pada tingkat ini seseorang dapat diajak berbagi
perasaan secara akrab mengenai berbagai topik. Hubungan seperti ini
biasanya jarang dijumpai dalam lingkungan kerja. Biasanya, tingkat komunikasi
ini digunakan oleh pasangan suami-istri atau anggota keluarga dekat yang lain.
201
4 10Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Adler, Ronald B. and Jeanne M. Elmhorst.(1996), Communicating at Work: Principles and Practices for Business and Professions. Fifth Edition. New York: McGrawH-Hill.
Bovee, Courtland L. and Thill, John V.(2002), Komunikasi Bisnis (Terjemahan), Edisi Enam, Salemba Empat. Buku Satu dan Buku Dua.
Carnegie, Dale.(2000), Cara Cepat dan Mudah Berbicara Efektif,(Terjemahan), PT Pustaka Delaprasta.
Clayton, Peter.(2003), Bahasa Tubuh dalam Pergaulan sehari-hari (Terjemahan), Karisma Publising.
Curtis, Dan B., James J. Floyd and Jerry L. Winsor.(1996), Business and Professional Communication. (Terjemahan). Jakarta: PT. Rosda Jayaputra
Katz, Bernard.(1994), Turning Practical Communication into Business Power. (Terjemahan). Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Luthans, Fred (1973), Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill.
Pace, R. Wayne and Don F. Faules.(1998), Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. (Terjemahan). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pease, Allan.(1996), Bahasa Tubuh: Bagaimana Membaca Pikiran Seseorang Melalui Gerak Isyarat,. (Terjemahan), Penerbit Arcan.
Purwanto, Djoko .(2011), Komunikasi Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga. Edisi Keempat.
Rakhmat, Jalaluddin.(1993), Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Robbins, Stephen P.(1996) Organizational Behavior: Concepts, Controversies, Applications. (Terjemahan). Seventh edition. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Tubbs, Stewart L. and Sylvia Moss.(1996), Human Communication. (Terjemahan). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
201
4 11Komunikasi Bisnis
Pusat Bahan Ajar dan eLearningArief Bowo Prayoga K, SE, MM. http://www.mercubuana.ac.id